penetapan raperda menjadi perda

Post on 24-Jul-2015

235 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Prinsip penetapan Raperda menjadi Perda

1. Kepala daerah menetapkan Perda dengan persetujuan DPRD

2. Perda dibentuk dalam rangka menyelenggarakan otonomi daerah, tugas pembantuan, dan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

3. Perda dapat memuat ketentuan beban biaya paksaan penegakan hukum, atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima puluh juta rupiah

4. Peraturan daerah dapat menunjuk pejabat tertentu sebagai pejabat penyidik pelanggaran Perda (PPNS Perda dan Keputusan Kepala Daerah)

Dasar Pertimbangan Penyusunan Rancangan Perda

1. Naskah akademis Peraturan Zonasi

2. Aturan perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berada pada hirarki di atasnya

3. Aturan yang mengatur tentang penyusunan Perda dan pembentukkan aturan lainnya

Tahapan Persiapan Penyusunan Rancangan Perda tentang

Peraturan Zonasi

Tahap Persiapan

Pembentukan

Rancangan Perda

Tahap Pembahasa

n dan Pengesahan Rancangan Peraturan

Daerah

Tahap Pengundang

an

Tahap Penyebarlua

san

1. Tahap Persiapan Pembentukan Rancangan

Peraturan Daeraha) Menyusun naskah akademis peraturan

zonasi

b) Menyusun rancangan peraturan daerah

c) Penyampaian rancangan peraturan daerah kepada DPRD

d) Penyebarluasan rancangan peraturan daerah

a. Menyusun naskah akademis peraturan zonasi

Penelitian dan pengkajian Ketentuan Zonasi,

Pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan

Arahan penelitian dan pengkajian mencakup:

- identifikasi persoalan penataan ruang

- mengetahui keberadaan dan urgensi penerapan ketentuan

zonasi dalam penataan ruang

- urgensi permasalahan yang di angkat

- kondisi permasalahan dalam Ketentuan Zonasi

- keuntungan dan kerugian penerapan PERDA

- tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan

penataan ruang

b. Menyusun rancangan peraturan daerah

Lingkup pengaturan : penataan wewenang bagi lembaga pelaksana dan penataan perilaku bagi masyarakat yang harus mematuhinya

Anatomi Raperda , berdasarkan UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, kerangka atau anatomi rancangan Peraturan Daerah mencakup judul, pembukaan, muatan batang tubuh, penutup, dsb.

c. Penyampaian rancangan peraturan daerah kepada

DPRDWalikota atau Bupati menyampaikan, dengan surat pengantar Rancangan Peraturan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada Bidang Legislasi

d. Penyebarluasan rancangan peraturan daerah

Sosialisasi kepada masyarakat mengenai adanya rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas DPRD

Penyebarluasan dilakukan oleh Sekretariat daerah Kota/Kabupaten

Dapat dilakukan melalu tv, radio, internet, maupun media cetak

2. Tahap Pembahasan dan Pengesahan Rancangan

Peraturan Daeraha. Pembahasan Rancangan Peraturan

Daerah

b. Persetujuan Rancangan Peraturan Daerah

c. Penyampaian Raperda yang disetujui oleh DPRD kepada walikota/bupati

d. Penetapan Rancangan Peraturan daerah menjadi Peraturan Daerah

a. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

Pembahasan oleh DPRD dengan pemda melalui rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPRD yang menangani bidang legislasi

Pembicaraan Tahap Ipenyampaian dan penjelasan rancangan peraturan zonasi yang diajukan oleh eksekutif (walikota/bupati dan jajarannya)Pembicaraan Tahap IIpenyampaian pendapat pihak lain mengenai rancangan peraturan zonasi yang dibahasPembicaraan Tahap IIIpembahasan mengenai arahan peraturan zonasi yang akan disetujui bersama. Mengundang ahli pakar yang terkait

b. Persetujuan rancangan peraturan daerah

Dilakukan dalam Rapat Paripurna, disertai persetujuan rancangan Peraturan Zonasi untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah

c. Penyampaian raperda yang disetujui oleh DPRD kepada

walikota/bupatiRancangan peraturan daerah tentang peraturan zonasi yang disetujui oleh DPRD dan walikota/bupati, disampaikan untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah

Penyampaian rancangan dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama

d. Penetapan rancangan peraturan daerah menjadi

peraturan daerahDilakukan dengan penandatangan naslah oleh Bupati/walikota paling lambat 30 hari sejak rancangan disetujui sehingga memiliki kekuatan hukum materiil terhadap pihak yang menyetujuinya

Jika dalam waktu 30 hari belum ditandatangani, maka rancangan dianggap sah menjadi Perda yang wajib diundangkan

3. Tahap Pengundangan

Tujuan: agar Raperda mempunyai kekuatan hukum formal yang mengikat kepada publik

Dilakukan dengan cara mencatatkan dalam Lembaran Daerah dan Berita Daerah

4. Tahap PenyebarluasanTujuan: agar terjadi komunikasi hukum antara perda dengan masyarakat yang harus patuh;agar terjadi internalisasi nilai atau norma yang diatur dalam perda sehingga terdapat tahap pemahaman dan kesadaran untuk mematuhinyaPelaksana: Pemerintah Kota/Kabupaten melalui Sekretariat Daerah

Dapat dilakukan menggunakan media elektronik dan media cetak, tidak cukup hanya melalui Lembaran Daerah dan Berita Daerah saja

Tahapan Persiapan Penyusunan Rancangan Perda tentang Peraturan

Zonasi

Partisipasi Masyarakat

Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penetapan maupun pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah

Hak peran serta masyarakat dilaksanakan sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD

top related