penerapan value engineer
Post on 14-Feb-2018
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 1/184
UNIVERSITAS INDONESIA
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI
BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERKONSEP
GREEN BUILDING
(STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGMENTERI)
SKRIPSI
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 2/184
SKRIPSI
NO. SKRIPSI: /021/FT.01/SKRIP/07/20011
UNIVERSITAS INDONESIA
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI BIAYA
PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERKONSEP GREEN
BUILDING
(STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI)
SKRIPSI
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 3/184
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah karya saya sendiri,
dan semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Sri Puji Lestari
NPM : 0706163501
Tanda tangan :
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 4/184
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Sri Puji Lestari NPM : 0706163501
Program Studi : Teknik Sipil
Judul Skripsi : Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi BiayaPada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green
Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung
Menteri)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi
dalam mencapai GelarSarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI :
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 5/184
VALIDATION SHEET
This thesis has been submitted by:
Name : Sri Puji Lestari
Student Number : 0706163501
Study Program : Civil EngineeringTitle : Application of Value Engineering for Cost
Efficiency on Green Building Construction Project(case study : Building of Ministry Construction
Project)
It has been successfully defended before the Council of Examiners and was
accepted as part of the requirements necessary to obtain a Bachelor of
Engineering degree in Civil Engineering Program, Faculty of Engineering,
University of Indonesia.
BOARD OF EXAMINERS
Adviser : M. Ali Berawi, M. Eng.Sc, Ph.D ( )
Examiner : Ir. Bambang Setiadi ( )
E i I S t S i di M Si ( )
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 6/184
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Bapak M. Ali Berawi,M.Eng.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini.
(2) Ir Bambang Setiadi dan Ir. Setyo Supriyadi, M.Si selaku dosen penguji.
(3) Bapak dan Ibu Dosen Teknik Sipil Universitas Indonesia atas berbagai
arahan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 7/184
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Sri Puji Lestari
NPM : 0706163501Program Stu : Teknik Sipil
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis karya : Skripsi
demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusif Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi Biaya Pada Proyek Bangunan
Gedung Berkonsep Green Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung
Menteri)
b t k t d (jik i l k ) D H k B b R lti
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 8/184
ABSTRAK
Nama : Sri Puji LestariProgram Studi : Teknik Sipil
Judul : Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi BiayaPada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green
Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung
Menteri)
Green building adalah konsep bangunan ramah lingkungan yang merupakan salah
satu bentuk respon dunia mengenai kondisi lingkungan saat ini. Meskipun
demikian, masih banyak anggapan bahwa konsep bangunan ramah lingkungan ini
mahal sehingga masih sedikit owner yang menerapkan konsep ini pada bangunanmereka. Pada penelitian ini dilakukan studi value engineering (VE) untuk
mendapatkan biaya yang optimal pada bangun green building. VE pada penelitian
ini dilakukan pada system pengkondisian udara dengan fokus penelitian adalah pada pemilihan refrigerant ramah lingkungan untuk menggantikan refrigerant
r134a yang tidak ramah lingkungan karena dapat menyebabkan pemanasan global.
Hasil dari penelitian adalah sistem pengkondisian udara yang lebih ramah
lingkungan dan efisien terhadap biaya.
K t k i
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 9/184
ABSTRACT
Name : Sri Puji LestariStudy Programe : Teknik Sipil
Title : Application of Value Engineering For Cost Efficiencyon Green Building Concept Project (case study: Ministry
Building Construction Project)
Green building is the concept of environmentally friendly building, which is
one form of response the world about the current enviromental conditions.
Nevertheless, there are many assuming that enviromentally friendly building
concept is still expensive so only many owners who apply this concept in their
building. In this study, Value Engineering (VE) was used to obtain the optimalcost for green building. VE in this study was conducted on air conditioning
system. Focus in this reasearch is the selection of environmentally friendly
rerigerants to replace refrigerant R134a which less sustainable for enviroment because it can cause global warming. The result are air conditioning system that
enviromentally friendly and efficient of cost.
Keyword :
Value Engineering, Green Building, Refrigerant
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 10/184
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1
1.2 Perumusan Permasalahan ................................................ 4
1.2.1 Deskripsi Permasalahan ....................................... 4
1 2 2 Si ifik i M l h 5
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 11/184
2.3 Green Building Konsep Gedung
Berwawasan Lingkungan .................................................. 16
2.3.1 Sejarah Green Building ............................................ 17
2.3.2 Definisi Green Building ............................................ 18
2.3.3 Prinsip Green Building ............................................. 20
2.3.4 LEED ....................................................................... 22
2.3.5 Greenship Rating Tools ............................................. 23
2.3.6 Perkembangan Green Building Di Indonesia ............. 24
2.4 Value Engineering ............................................................. 25
2.4.1 Sejarah Dan Filosofi VE ........................................... 25
2.4.2 Definisi Dan Konsep Nilai (Value) ........................... 26
2.4.3 Definisi VE .............................................................. 29
2.4.4 Alasan – Alasan Untuk Unnecessary Cost................. 32
2.4.5 Elemen – Elemen Penting Dalam VE........................ 34
2.4.6 Metodelogi Value Engineering .................................. 35
2.4.6.1 Metodologi Baku Value Engineering ............ 35
2 4 7 P k b V l E i i Di I d i 48
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 12/184
3.5.4 Tahap Evaluasi ........................................................... 59
3.5.5 Tahap Pengembangan ................................................. 62
3.5.6 Tahap Presentasi......................................................... 63
3.6 Alur Penelitian .................................................................... 64
3.7 Kesimpulan ......................................................................... 65
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1 Tahap Informasi ................................................................ 66
4.1.1 Mengumpulkan Informasi ......................................... 66
4.1.2 Gambaran Umum Proyek ......................................... 66
4.1.3 Biaya Keseluruhan Proyek ........................................ 70
4.1.4 Pengujian Hukum Pareto .......................................... 70
4.1.5 Pemilihan Pekerjaan ................................................. 74
4.2 Tahap Analisis Fungsi ....................................................... 75
4.2.1 Analisis Fungsi ......................................................... 75
4.2.2 FAST Diagraming .................................................. 77
4 3 T h K i 79
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 13/184
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Strategi pemilihan metode ...................................................... 52
Tabel 3.2 Contoh Pembagian Poin ......................................................... 60
Tabel 3.3 Point Sharing Matrix .............................................................. 61
Tabel 3.4 Contoh Tabel Untuk Analisis Decision Matrix ....................... 62
Tabel 4.1 Rekapitulasi Biaya ................................................................. 76
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Pareto Keseluruhan Biaya Proyek ................. 71
Tabel 4.3 Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Menteri ................. 72
Tabel 4.4 Pareto Pekerjaan M/E Gedung Menteri................................... 73
Tabel 4.5 Tabel Identifikasi Fungsi Dasar Pekerjaan MVAC ................. 75
Tabel 4.6 Fungsi Pendukung .................................................................. 76
Tabel 4.7 Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant
Hidrokarbon ........................................................................... 81
Tabel 4.8 Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Amonia ........ 82
Tabel 4.9 Analisis Keuntungan dan KerugianRefrigerant Air ................. 82
T b l 4 10 Al k i P i H il W 84
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 14/184
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Tingkat distribusi CO2 per kapita di dunia .............................. 13
Gambar 2.2. Digram Impor Energi dari Tahun 1993 – 2004 ........................ 13
Gambar 2.3. Diagram Konsumsi Energi oleh Bangunan .............................. 15
Gambar 2.4. Diagram Konsumsi Air oleh Bangunan ................................... 15
Gambar 2.5. Diagram Konsumsi Kayu oleh Bangunan ................................ 16
Gambar 2.6. Diagram Flow Proses Studi nilai ............................................ 35
Gambar 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 64
Gambar 4.1. Grafik Pareto Keseluruhan Biaya Proyek ................................. 71
Gambar 4.2. Diagram Biaya Tiap-Tiap Pekerjaan ........................................ 72
Gambar 4.3 Grafik Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Menteri ........ 73
Gambar 4.4 Grafik Hasil Pareto Pekerjaan M/E Gedung Menteri................. 74
Gambar 4.5 FAST Diagram Untuk sistem Pengkondisian Udara ................. 77
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 15/184
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil Wawancara
Lampiran 2 Analisa Biaya
Lampiran 3 Rencana Anggaran Biaya Proyek
Lampiran 4 Hasil Wawancara untuk Validasi Hasil
Lampiran 5 Form Revisi
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 16/184
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Green building atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan
bangunan yang dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber
daya. Dimana efisiensi ini melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle)
mulai dari desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan pembongkaran
(Fincher,2010). Penerapan Konsep Green building pada sebuah bangunan
bertujuan untuk mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan. Hal
ini disebabkan bangunan tersebut menggunakan lahan, mengkonsumsi energi dan
air, serta merubah udara dan atmosfer dalam jumlah yang besar. Selain itu,
menurut press release yang dikeluarkan oleh GBCI (Green Building Counsil
Indonesia) pada tanggal 30 September 2010, bangunan gedung, baik dalam proses
pembangunan dan pengoperasiannya menimbulkan dampak terhadap lingkungan
l i D k d i b d l k 30% i i CO2
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 17/184
2
Saat ini negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, Kanada, dan
Jepang memiliki konstribusi yang sangat besar dalam emisi gas rumah kaca.
Situasi tersebut akan berubah secara drastis dalam waktu dekat. Pertumbuhan
penduduk di China, India, sebagian Asia, Brazil, dan Rusia menyebabkan
pertumbuhan emisi CO2 bertambah dengan cepat. Hal inilah yang membuatnya
sangat penting bahwa seluruh dunia berpartisipasi dalam mengurangi “carbon
footprint ” (dampak terhadap lingkungan yang berhubungan dengan jumlah
produksi gas rumah kaca, ukuran dalam unit karbon dioksida) peradaban kota
lebih dari 30 tahun ke depan (Yudelson, 2007). Jika kita tidak fokus pada green
building, maka kita tidak akan memiliki kesempatan untuk mencegah terjadinya
perubahan iklim global.
Konsep green building didorong menjadi trend dunia bagi pengembang
properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi keharusan di dunia properti
saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan mempunyai konstribusi
menahan laju pemasanan global dengan membenahi iklim mikro (Feriadi, 2008).
Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta
b d b k B “hij ” d ki j b
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 18/184
3
Konsep green building juga mulai diterapkan di Indonesia. Namun
demikian, di Indonesia masih membutuhkan edukasi panjang mengenai konsep
ini. Di Indonesia bahkan muncul anggapan bahwa proyek bangunan ramah
lingkungan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis ( Bangunan, 2008).
Untuk menanggapi hal ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus
direncanakan dengan efisien dan optimal.
Dalam manajemen konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil
yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu
tersebut dikenal dengan nama value engineering/ rekayasa nilai. Value
engineering pertama kali muncul pada saat Perang Dunia tahun 1939-1945 (Elias,
1998). Pada masa ini, terjadi peningkatan kebutuhan yang tidak diimbangi dengan
persediaan sumber daya yang cukup, baik sumber daya alam maupun sumber daya
manusia (Elias, 1998). Di Indonesia, value engineering merupakan ilmu baru
dalam dunia MK, karena masuk mulai tahun 1980-an. Ilmu ini baru digunakan di
Indonesia pada tahun 1990-an dan baru digunakan pada proyek-proyek tertentu
saja (Ustoyo, 2007).
V l E i i (VE) k b h k if d k
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 19/184
4
digunakan selama perencanaan konseptual, desain, dan konstruksi untuk
mengevaluasi pilihan-pilihan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
Meskipun demikian melakukan VE dan menggunakan Life-Cycle Cost Analysis
selama perencanaan konseptual bukanlah yang biasa dilakukan. Bagaimanapun,
selama fase awal dari sebuah proyek, keputusan memiliki dampak yang sangat
besar pada biaya dan keberlanjutan dari sebuah fasilitas yang dibuat, meliputi
keputusan yang mempengaruhi operasi, perawatan, dan pembuangan. Penerapan
VE ini akan memiliki potensi yang sangat besar dalam perkembangan
berkelanjutan dan penghematan biaya proyek.
Analisis VE dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara
bangunan konvensional dengan bangunan green building. Setelah melakukan
analisis diharapkan dapat mengetahui bahwa penerapan VE pada bangunan green
building akan memberikan evalusi yang tepat mengenai pilihan-pilihan berkaitan
dengan green building.
1.2 PERUMUSAN PERMASALAHAN
P h l h k i i d i li i D i i l
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 20/184
5
demikian, masih banyak orang yang menganggap bangunan ramah lingkungan
lebih mahal jika dibandingan dengan bangunan konvensional. Berdasarkan
deskripsi masalah ini, akan dilakukan identifikasi mengenai komponen-komponen
biaya proyek yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode VE.
1.2.2 Signifikansi Masalah
Bangunan memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap lingkungan
misalnya penipisan ozon, pemanasan global, menghasilkan sampah, penipisan air,
konsumsi energi dan lain-lain. Untuk merespon kondisi ini, muncullah konsep
green building. Tetapi banyak pihak yang menganggap bahwa bangunan
berkonsep green building lebih mahal jika dibandingkan dengan bangunan
konvensional menyebabkan banyaknya owner yang masih enggan menerapkan
konsep ini pada bangunan mereka. Oleh karena itu, akan dilakukan studi VE
untuk mengetahui komponen biaya apa yang dapat dioptimalkan dari komponen
biaya green building sehingga diperoleh bangunan yang lebih ramah lingkungan
dengan biaya yang optimal.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 21/184
6
2. Mengetahui sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan pada proyek gedung
berkonsep green building.
1.4 BATASAN PENELITIAN
Mengingat luasnya cakupan VE dan untuk tujuan penelitian ini, maka
masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat bangunan
menjadi lebih ramah lingkungan dengan biaya yang seefisien mungkin. Dimana
peninjauan biaya dilakukan menggunaka Life Cycle Cost (LCC). Peninjauan pada
bangunan green building ini dilakukan karena masih jarang ditemui bangunan
berkonsep green building. Padahal jika dilihat kondisi lingkungan saat, penerapan
konsep green building akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pembangunan gedung.
1.5 MANFAAT DAN KONSTRIBUSI
Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat
b ik f d k ib i l i
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 22/184
7
Pondasi “. Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk menggunakan
metode VE dalam menentukan jenis pondasi dengan menggunakan tabel
perbandingan alternatif yang telah diberi bobot berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya dan meletakkan alternatif pilihan sesuai
dengan urutan rangking.
2. Zakki Waston Nusantara, dalam skripsinya untuk mencapai gelar sarjana
S-1 Teknik Sipil Universitas Indonesia tahun 2000, dengan judul “ Optimasi
Biaya Struktur Pelat Lantai Dengan Metode Value Engineering (Studi
Kasus: Proyek Asrama Mahasiswa)”. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa
optimasi biaya berdasarkan studi kasus pada proyek Asrama Mahasiswa UI
adalah dengan menggunakan metode value engineering dengan tujuan
untuk memberikan rekomendasi jenis struktur pelat lantai mana yang
memberikan nilai terbaik antara cast in situ (pelat beton bertulang) dengan
Hollow Core Slab ( HCS ) untuk digunakan pada proyek ini.
3. Harry S. Tambunan dalam tesisnya untuk mencapai gelar Master pada
Universitas Indonesia tahun 2002, dengan judul “Pengaruh Penerapan
d l l h h k k h d
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 23/184
8
biaya tersebut, proyek konstruksi bangunan gedung Bank BNI, tidak
sepenuhnya sesuai dengan hukum pareto, dimana biaya kumulatif dari 20%
aktifitas termahal tidak menunjukkan 80% biaya total proyek, melainkan
hanya berkisar 43% - 59% saja.
5. I Wayan Soasti Mantra Yasa dalam skripsi berjudul untuk memperoleh
gelar sarjana pada Universitas Indonesia tahun 2006, dengan judul
“Penghematan biaya pada pekerjaan struktur proyek konstruksi bangunan
bertingkat tinggi dengan metode value engineering. (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Gedung Telekomunikasi Telkomsel)”. Dari penelitian ini
diperoleh kesimpulan bahwa kostruksi beton proyek gedung
Telekomunikasi Telkomsel merupakan item pada pekerjaan struktur yang
berpotensi dilakukan penghematan karena memiliki bobot 74,82% dari total
pekerjaan struktur. Biaya yang berpotensi dihemat adalah sekurang-
kurangnya 18,52% dari desain awal pekerjaan konstruksi beton.
Penghematan biaya tersebut masih berpotensi bertambah karena masih
terdapat biaya-biaya di luar usulan pengganti material, seperti meredesain
k k d i l di lk
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 24/184
9
menggumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder dengan
metode pengumpulan data kuesioner, wawancara, pengamatan di lapangan,
dan studi literatur dengan respondennya adalah pengguna jasa (Kepala
Satker, Kepala Balai, PPK) yang melakukan kegiatan fisik di lingkungan
Departemen PU yang tersebar diseluruh Indonesia, yang diambil secara
sampling. Hasil penelitian ini adalah penerapan VE di Lingkungan
Departemen PU masih mengalami beberapa kendala, antara lain
ketersediaan regulasi penerapan VE, jumlah personil yang berkompeten
tentang teknik dan manajemen VE, serta tingkat pendidikan dan komposisi
personil satuan kerja ditinjau dari sebaran disiplin ilmu di bidang jasa
konstruksi, yaitu memenuhi bidang arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal,
dan tata lingkungan.
8. Diaz Aszwita, dalam skripsinya untuk mencapai gelar Sarjana S- 1 Teknik
Sipil Universitas Indonesia tahun 2009, dengan judul ´Penerapan Value
Engineering Pada Tahap Desain Arsitektur”. Dalam skripsi ini dilakukan
penelitian besar penghematan yang terjadi, bila VE diterapkan pada awal
d i i k li i i i k b d k
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 25/184
10
kumulatif dari 20% aktifitas termahal menunjukkan 56%-60%. Alternatif
pengganti pekerjaan dinding adalah pekerjaan dinding bata+plesteran dan
aci adukan 1:4 dengan tetap mempertahankan fungsi dasar. Pekerjaan ini
dapat digunakan pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk maupun pada
proyek Gedung Telkomsel Buaran. Alternatif pengganti pekerjaan lantai
adalah lantai keramik dengan tetap mempertahankan fungsi dasar dapat
digunakan pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk maupun proyek
Gedung Telkomsel Buaran. Persentase penghematan akibat perubahan
desain pekerjaan arsitektur pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk
adalah 5,58% dan penghematan pada proyek Gedung Telkomsel Buaran
14,51% dari total biaya pekerjaan arsitektur.
10. Herry Priyatno dalam tesisnya untuk mencapai gelar master pada
Universitas Indonesia tahun 2010, dengan judul “Pengoptimalan Penerapan
Value Engineering pada Tahap Desain Bangunan Gedung di Indonesia”
Dari penelitian ini diketahuai bahwa penerapan VE pada tahap desain
bangunan gedung di Indonesia masih belum optimal diman VE belum
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 26/184
11
kendaraan umum berupa busway. Berdasarkan analisa lebih lanjut dengan
VE direkomendasikan bahwa skenario perubahan geometri jalan merupakan
alternatif yang lebih baik.
1.7 KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan sebuah proyek, masalah yang berkaitan dengan biaya
sering kali ditemui, apalagi untuk proyek berkonsep green building yang memang
memerlukan biaya yang lebih besar daripada pekerjaan proyek konvensional.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek, peningkatan biaya selama pelaksanaan pekerjaan dapat
diminimalisir. Salah satu caranya ialah dengan mengidentifikasi komponen-
komponen yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya proyek sehingga dapat
dihasilkan penghematan anggaran proyek.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 27/184
BAB 2
LANDASAN TEORI MENGENAI BIAYA BANGUNAN GREEN
BUILDING MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING
2.1 ISU LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup didefenisikan oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Isral, 2008,
p.7). Menurut V. Darsono (1995), lingkungan hidup dibagi menjadi tiga yaitu
(Irsal, 2008, p.8):
1. Lingkungan alami, yaitu segala sesuatu yang berada disekitar manusia baik
yang hidup (flora, fauna) maupun yang tidak hidup.
2. Lingkungan buatan, yaitu segala sesuatu yang dibuat dan dibangun oleh
manusia untuk menunjang kehidupannya (misalnya gedung,
bendungan/irigasi, dan sebagainya)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 28/184
13
dan menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi. Berikut ini gambar
distribusi gas karbondioksida:
Gambar 2.1 :Tingkat distribusi CO2 per kapita di dunia
Sumber : Prof. Dr. Michael Bauer,Peter Mösle, dan Dr. Michael Schwarz. (2007). Green
Building – Guidebook for Sustainable Architecture (p.13)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 29/184
14
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa impor energi dari tahun ke tahun
terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi energi dari tahun ke tahun
pun terus meningkat.
Selain pemanasan global dan konsumsi energi, isu lingkungan lainnya yang
menjadi fokus dalam green building adalah konsumsi air dan menipisnya sumber
daya alam akibat penggunaan yang berlebihan.
2.2 PERAN KONSTRUKSI BANGUNAN DALAM ISU LINGKUNGAN
(BANGUNAN DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN)
Bangunan adalah struktur yang modern dunia. Mereka menggambarkan
kecerdikan masyarakat dan kemampuan kita dalam memanipulasi lingkungan,
dalam bentuk menyajikan tujuan kita. Dalam beberapa cara, bentuk bangunan dan
fungsinya adalah cerminan dari kebudayaan manusia yang lebih besar. William
Mcdonough menggambarkan sebuah bangunan maju yang modern sebagai kapal
uap/api, mengotori, mencemari, dan menghabiskan lingkungan sekeliling, dan
mengandalkan cahaya alam dan udara segara yang jumlahnya sedikit. Orang pada
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 30/184
15
Gabungan dari konsumsi energi, air, kayu pada sebuah bangunan inilah yang
menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di planet ini (Lenssen N. and
D.M. Roodman, 1995). Berikut ini adalah peran bangunan dalam isu lingkungan :
1. Persentase konsumsi energi
Gambar 2.3. Diagram Konsumsi Energi oleh Bangunan
Sumber : Roodman, D. and N. Lenssen. " A Building Evolution: How Ecology and Health
Concerns Are Transforming Construction". World Watch Paper #124, March 1995.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 31/184
16
3. Presentase konsumsi kayu oleh bangunan
Gambar 2.5. Diagram Konsumsi Kayu oleh Bangunan
Sumber : Roodman, D. and N. Lenssen. "A Building Evolution: How Ecology and Health
Concerns Are Transforming Construction". World Watch Paper #124, March 1995.
Pada pergantian milenium, ada 81 juta bangunan yang sedang beroperasi di
Amerika dan akan meningkat sebanyak 38 juta bangunan pada tahun 2010 . Ini
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 32/184
17
Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey (2007), sebuah
perusahaan konsultan internasional, menunjukkan bahwa perubahan dalam desain
bangunan dan konstruksi dapat mengurangi hingga enam milyar ton emisi karbon
tiap tahunnya “melalui pengukuran dengan nol atau negatif net life cycle cost ”
(Yudelson, 2008). Jumlah ini diperlukan untuk menjaga agar emisi karbon
dibawah 450 bagian per milyar pada tahun 2030. Dengan kata lain, green building
menghemat emisi karbon dan uang pada saat bersamaan, melalui isolasi yang
efektif, air- conditioning (AC), pencahayaan dan ukuran efisiensi energi lainnya
(Yudelson, 2008).
Revolusi green building adalah bagian dari sebuah paradigma kearah
ketahanan, sebuah realisasi pertumbuhan bahwa cara hidup saat ini, yang sebagian
besar karena murah dan berlimpahnya bahan bakar fosil, tidak menyokong
kehidupan untuk kurun waktu jangka panjang. Revolusi green building bekerja
untuk semua industri, dalam semua kelompok pendapatan, dan dalam semua
kelompok tingkat sosial (Yudelson, 2008).
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 33/184
18
versi dari LEED versi 2.0 yang asli dimana sejak versi 2.0 sudah ada banyak
perubahan besar (Yuldeson, 2007). Versi terbaru dari LEED adalah versi 3.0 yang
diluncurkan pada tanggal 27 April 2009 (US Green Building Counsil, 2009).
USGBC tumbuh dengan cepat sejak tahun 1998 dimana pada saat itu hanya
memiliki 100 anggota dan pada awal tahun 2007, jumlah anggotanya lebih dari
7700 badan hukum, institusi, organisasi pemerintah dan lembaga (tidak termasuk
anggota individual) (Yuldeson, 2007). Kemudian pada tahun 2004 didirikan
Canada Green Building Council (CaGBC), yang saat ini telah memiliki angota
lebih dari 1.300 anggota dengan cabang dibeberapa provinsi. CaGBC
menggunakan sistem evaluasi LEED tetapi telah mengalami penyesuaian dengan
kondisi di Kanada. Pada tahun 2007, 225 proyek mendaftar untuk sertifikasi
standar LEED Kanada (Yuldeson,2007). Green building di Kanada tumbuh
dengan cepat, dengan spesial fokusnya pada efisiensi energi dan kualitas udara
dalam ruangan yang cocok untuk Kanada bagian utara dan iklim yang lebih
dingin.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 34/184
19
lebih dari sekedar model efisiensi sumberdaya dari konstruksi, renovasi,
operasi, pemeliharaan, dan perobohan (Aziz, 2005, p.60).
4. Menurut International Initiative for a Sustainable Built Environment
(ITSBE), green building adalah kesatuan bangunan yang utuh yang
mempunyai perfoma sempurna dengan parameter kunci yang mencakup
konsumsi energi, emisi, dampak ekologis dan lingkungan dalam ruangan.
Bangunan berkelanjutan adalah suatu bangunan “hijau” (green building)
yang juga mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi (Aziz, 2005, p.61).
5. Menurut Green Building Program Austin Energy, dari Kota Austin, Texas
menyatakan bahwa green building adalah suatu bangunan utuh dengan
pendekatan sistem untuk disain dan teknik konstruksi yang memperkecil
dampak lingkungan dan mengurangi konsumsi energi dari bangunan yang
berkonstribusi pada kesehatan dan produktivitas penghuninya (Aziz, 2005,
p.61).
6. Menurut Building Services Research and Information Association (BSRIA),
sebuah badan industri konstruksi tendensi, mendefinisikan konstruksi
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 35/184
20
- Pencegahan polusi
- Efisiensi energi
- Integrasi sistem
- Life cycle costing
Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa green building
adalah bangunan yang berwawasan lingkungan, sehingga definisi green building
menurut peneliti adalah sebuah konsep penilainan atas bangunan gedung yang
berkelanjutan (sustainable building) yang ramah terhadap lingkungan, menghemat
penggunaan bahan bakar, mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi serta
berkonstribusi dalam peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuninya.
Bangunan yang berkelanjutan mempertimbangkan penggunaan upaya
penghematan dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan. Konsep bangunan
berkelanjutan ini mempertimbangkan penggunaan sumber daya secara bijaksana
agar bermanfaat untuk generasi sekarang dan generasi berikutnya.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 36/184
21
hijau dan eko-sistem merupakan hal yang vital untuk mendukung
kehidupan.
b. Konservasi dan kualitas air (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob
Harison, 1997;MoU,2006; Fischer,2010; kats,2003;
Untuk menjaga konservasi dan kualitas air dapat dilakukan dengan
mempertahankan siklus air alami yang sudah ada. Selain itu, juga dapat
dilakukan dengan meminimalkan penggunaan yang tidak perlu dan tidak
efisien dari air minum. Sementara itu memaksimalkan daur ulang dan
penggunaan kembali air, termasuk penggunaan air hujan, storm water , dan
gray water (air bekas kamar mandi, tidak termasuk air dari toilet).
c. Lingkungan dan energi (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob Harison,
1997;MoU,2006; Fischer,2010;
Kunci dari prinsip ini adalah:
- Meminimalkan dampak yang merugikan pada lingkungan (udara, air,
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 37/184
22
e. Sumber daya dan material (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob
Harison, 1997; Fischer, 2010; kats,2003;
Kunci dari prinsip ini adalah meminimalkan penggunaan material
konstruksi yang tidak dapat diperbaharui dan sumberdaya lainnya seperti
energi dan air melalui teknik, desain, perencanaan, dan konstruksi yang
efisien dan daur ulang yang efektif dari robohan konstruksi. Selain itu juga
memaksimalkan penggunaan material daur ulang, material modern yang
efisien, dan sumberdaya komposit yang efisien terhadap bentuk struktur.
2.3.4 LEED
Menurut USBGC, LEED (Leadership in Energy and Enviromental Design)
Green Building Rating System adalah sebuah volunter, standar nasional
berdasarkan konsensus untuk mengembangkan prestasi yang tinggi untuk
bangunan berkelanjutan (MAPEI, 2006, p.4). LEED memberikan pemilik
bangunan dan operator alat yang mereka perlukan untuk merasakan dampak
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 38/184
23
Ada beberapa hal yang meliputi luasnya sebagian besar proyek LEED,
adalah sebagai berikut (Galzone, 2006):
LEED untuk konstruksi baru, atau LEED – NC
LEED untuk Core dan Shell (bangunan spekulatif), atau LEED- CS
LEED Untuk interior komersial (memperbaiki sewa dan mengubah bentuk),
atau LEED – CI
LEED untuk bangunan eksiting (meningkatkan, pengoperasian dan
perawatan), atau LEED EB
LEED untuk perumahan, LEED – H
LEED Neigborhood development , LEED – ND
LEED Aplication Guides (Retail, komplek bangunan/ kampus, sekolah,
pusat kesehatan, laboratorium, penginapan)
Setiap sistem pemilihan LEED memiliki bilangan yang berbeda dari total
point, sehingga penilaian dapat dibandingkan hanya dalam setiap sistem,
meskipun metode untuk memberi penghargaan prestasi adalah identik. Sertifikasi
LEED yang diberikan adalah sebagai berikut [22]:
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 39/184
24
tahap penilaian rating terlebih dahulu dilakukan kajian bangunan untuk
pemenuhan persyaratan awal penilaian (eligibilitas). Berikut ini aspek-aspek
penilainan dalam Greenship (Green Building Counsil Indonesia, n.d):
Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development/ASD)
Pemilihan dan pembangunan tapak yang mempertimbangkan prinsip-prinsip
ekologi serta mengikuti ilmu guna lahan dan bangunan, dapat mengurangi
dampak negatif pada lingkungan lahan dan bangunan, meningkatkan
kenyamanan manusia, serta memberikan kemudahan dalam aktivitas sehari-
hari. Dengan demikian, pembangunan yang terjadi diharapkan tidak
membebani daya dukung tapak melebihi dari daya dukung maksimum.
Efisiensi Energi & Refrigeran ( Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
Melakukan konservasi energi dengan menyadari dampaknya terhadap
lingkungan dan menggunakan refrigeran ramah lingkungan.
Konservasi Air (Water Conservation/WAC )
Melakukan upaya penghematan air dalam mewujudkan kesinambungan
penyediaan air bersih untuk masa depan misalnya dengan cara lansekap
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 40/184
25
mendirikan bangunan dengan konsep ramah lingkungan. Konsep green building
di Indonesia masih tahap awal dan memerlukan banyak sosialisasi.
Salah satu bentuk komitmen Indonesia terhadap konsep bangunan ramah
lingkungan adalah dengan didirikannya Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau
Green Building Council Indonesia (GBCI) pada tahun 2009. GBCI melakukan
berbagai kegiatan pendidikan masyarakat secara luas serta menyelenggarakan
Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian yang
dikenal dengan nama Greenship.
2.4 VALUE ENGINEERING
Bagian ini terdiri dari sejarah munculnya value engineering (VE) , definisi
tentang VE, definisi nilai, tahapan – tahapan dalam melalukan VE, serta
perkembangan VE di Indonesia.
2.4.1 Sejarah dan filosofi VE
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 41/184
26
menarik para pengembang dan praktisi dari tools, teknik, dan proses lain menjadi
anggota SAVE, maka pada tahun 1996, nama asosiasi ini diubah menjadi ‘SAVE
International (Priyanto, 2010).
Dalam uraian singkat mengenai perkembangan VE yang dimuat dalam buku
standar SAVE International (2007), tersirat adanya filosofi VE yang memberi
kemudahan bagi upaya memahami konsep VE. Filosofi VE tersebut adalah
menyediakan cara pengelolaan nilai (value) dan upaya peningkatan inovasi yang
sistematik guna memberikan keunggulan daya saing bagi sebuah produk yang
akan dirakit, karena produk-produk dibeli untuk apa yang dapat mereka lakukan
(fungsi dari produk), baik melalui pekerjaan yang mereka dapat lakukan atau
kualitas estetika yang mereka sediakan (Priyanto, 2010). Untuk dapat fokus pada
pemahaman fungsi, maka fungsi di definisikan dengan menggunakan gabungan
kata aktif (active verb) dan kata benda yang diukur (measure noun) yang dapat
memberikan karakteristik manfaat dari fungsi yang dimaksud. Oleh karena itu,
metode ini menempatkan analisis fungsi sebagai pondasi kunci. Analisis fungsi
terus dikembangkan dan menjadi tool untuk membantu individu dan tim
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 42/184
27
Nilai (Value) ≈Fungsi / Sumber Daya
Dimana fungsi diukur dalam kinerja yang dipersyaratkan oleh pelanggan.
Sedangkan sumber daya diukur dalam jumlah material, tenaga kerja, harga,
waktu, dan nilai – nilai yang diperlukan untuk menyelesaikan fungsi tersebut.
Sementara itu, menurut Dell Isola (1997) ada 3 elemen dasar yang
diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi (function), kualitas
(quality), dan biaya (cost) (Dell’ Isola). Tiga elemen ini dapat diinterprestasikan
melalui hubungan dibawah ini :
Value=Function+Quality
Cost
Dimana ;
Function = pekerjaan tertentu yang sebuah desain/ item harus lakukan
Quality = kebutuhan, keinginan, dan harapan pemilik atau pengguna
Cost = biaya siklus hidup dari sebuah produk/ proyek
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 43/184
28
dalam sebuah kelompok, yang dibuat eksplisit untuk maksud membuat pilihan
diantara berbagai pilihan yang cocok secara fungsi (Priyanto, 2010). Oleh karena
itu, sistem nilai yang dibuat eksplisit merupakan gambaran pada waktu tertentu
dari berbagai variabel terhadap semua keputusan yang mempengaruhi bisnis inti
atau proyek, sehingga dapat diaudit.
Berdasarkan definisi nilai diatas, Kellly et.al.,(2004) menjelaskan bahwa nilai
desain bangunan gedung dapat diuraikan dan diukur melalui beberapa komponen
berikut ini (Priyanto, 2010):
- Time, dari saat ini hingga selesainya proyek, titik ketika poryek berakhir
dan masuk kembali ke bisnis pelanggan inti.
- Capital Cost (CAPEX) adalah semua biaya yang diasosiasikan dengan
semua biaya modal dari proyek.
- Operating Cost (OPEX) mengacu pada semua biaya yang dikeluarkan
terkait dengan aktivitas operasional dan pemeliharaan.
- Environment mengacu pada sejauh mana proyek-proyek tersebut
menghasilkan sebuah pendekatan simpatik terhadap lingkungan, yang
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 44/184
29
Berdasarkan definis-definisi nilai diatas, maka defini oleh Kelly et. El., yang
paling cocok digunakan pada definisi VE dalam penerapan VE untuk efisiensi
biaya bangunan berkonsep green building.
2.4.3 Definisi VE
Definisi VE perlu dipahami untuk memberiakan gambaran yang jelas
mengenai VE. Definisi VE tersebut antara lain sebagai berikut (Priyanto, 2010):
1. Value Engineering (VE) adalah aplikasi metodologi nilai (value
methodology) pada sebuah proyek atau layanan yang telah direncanakan
atau dikonsepkan untuk mencapai peningkatan nilai (value). Metodologi
nilai adalah sebuah proses sistematis yang digunakan oleh disiplin untuk
meningkatkan nilai (value) dari sebuah pryek melalui analisa terhadap
fungsi-fungsinya. (standar SAVE, 2007).
2. Value Engineering (VE) adalah sebuah upaya terorganisir diarahkan pada
analisa fungsi-fungsi dari sistem, perlengkapan, fasilitas, jasa layanan dan
jasa penyediaan untuk mencapai tujuan yang signifikan pada siklus hidup
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 45/184
30
5. Value Engineering adalah sebuah prosedur ketat yang diarahkan pada
pencapaian fungsi yang dibutuhkan dengan biaya minimum tanpa
mengurangi mutu, tingkat kepercayaan, kinerja dan waktu penyerahan
(delivery) (Short et al.,2007).
6. Value Engineering (VE) adalah pendekatan tim yang berorientasi fungsi
yang terorganisir dan terarah untuk menganalis fungsi-fungsi dari produk,
sistem, atau proses penyediaan, untuk tujuan meningkatkan nilainya (value)
dengan mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak
diperlukan dan mencapai kinerja yang dibutuhkan pada biaya siklus hidup
proyek paling rendah (Fong, 1998).
7. Value Enginnering (VE) adalah sebuah upaya terorganisir yang diarahkan
pada analisis fungsi dari barang-barang dan jasa-jasa layanan dengan
maksud untuk mencapai fungsi-fungsi dasar biaya total paling kecil,
konsistensi dengan pencapaian karakteristik yang diperlukan. VE adalah
sebuah proses dengan menggunakan tim dari berbagai disiplin ilmu untuk
mengkaji proyek dan menggunakan standar untuk mengidentifikasi fungsi-
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 46/184
31
Berdasarkan uraian mengenai definisi VE diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa VE adalah sistem penyelesaian masalah dengan berorientasi
pada nilai (value) dan dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, kreatif dan
terorganisir dengan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor penting, dan
bertujuan untuk meminimalkan biaya tanpa mengurangi mutu, kegunaan, umur,
dan penampilan produk.
Menurut Leuuw (2010), dalam praktek VE, pemahaman yang kurang tepat
tentang konsep VE banyak terjadi dikalangan praktisi industri konstruksi, seperti
VE dianggap sebagai review desain, atau upaya pemotongan biaya (cost cutting),
atau sebagai upaya standarisasi (Priyanto, 2010).Berbagai pendapat para pakar
mengenai VE adalah sebagai berikut (Priyanto, 2010):
1. VE bukan apa yang selama ini dilakukan secara rutin oleh para perencana
dan perancang denga reputasi yang bagus. VE bukan bagian dari proses
pengambangan rencana. Upaya VE dilakukan lebih serius dibandingkan
dengan sebuah upaya review proyek/ desain.
2. VE bukan upaya pendekatan untuk pengurangan biaya (cost reduction).
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 47/184
32
yang dimaksudkan untuk memasukkan beberapa perbaikan kedalam
pekerjaan yang sudah dilakukan dengan sangat baik.
5. Banyak dari para perencana profesional dan kontraktor menganggap VE
sama dengan review desain (design review) dan perencana biaya (cost
planning). Beberapa kelemahan dari review desain (desain review) dan
perencanaan biaya (cost planning) (Mohd. Mazlan Haji Che Mat, 2002),
yaitu :
a) Tidak berorinetasi pada fungsi.
b) Tidak melibatkan tim multidisiplin.
c) Tidak memiliki berbagai tool dan teknik untuk membuat keputusan
d) Jarang memanfaatkan “ sudut pandang lain” dari profesiaonal yang
sangat berpengalaman.
e) Jarang mempertimbangkan LCC dalam mengambil keputusan.
f) Jarang melibatkan pelanggan atau yang mewakilinya.
g) Tidak menghasilkan banyak solusi alternatif.
6. Beberapa profesional jasa konstruksi menganggap VE terhadap “ apa yang
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 48/184
33
Dell’ Isola (1997) menguraikan mengenai alasan-alasan biaya yang tidak perlu
antara lain (p.xxii):
1. Kurangnya Informasi,
Data yang tidak cukup mengenai fungsi owner/ pengguna
inginkan/butuhkan dan informasi material baru, produk, yang dapat
mempertemukan kebutuhan ini
2. Kekurangan ide.
Kegagalan untuk mengembangkan solusi alternatif, di beberapa kasus,
pembuat keputusan menerima solusi pertama yang terlintas dipikirannya.
Kecenderungn ini selalu mendatangkan unnecessery cost , yang dapat
dieliminasi dengan menuntut pengembangan ide alternatif tambahan dan
kemudian membuat keputusan yang didasarkan pada ekonomi dan prestasi.
3. Keadaan sementar
Desain, jadwal dan pengiriman yang mendesak dapat memaksa pembuat
keputusan mencapai kesimpulan cepat untuk memenuhi persyaratan waktu
tanpa memperhatikan nilai yang baik.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 49/184
34
6. Perubahan kebutuhan owner
Sering, kebutuhan baru owner memaksa perubahan selama desain atau
konstruksi yang meningkatkan biaya dan merubah jadwal. Pada banyak
kasus ower tidak mempertimbangkan dampak dari perubahan ini.
7. Kurangnya komunikasi dan koordinasi
Kurangnya komunikasi dan informasi adalah alasan utama untuk
unnecesery cost. VE membuka saluran komunikasi bahwa alat diskusi
persoalan dan mengijinkan mengepresikan pendapat.
8. Standar dan spesifikasi yang Kuno. Beberapa standar dan spesifikasi yang
digunakan dalam konstruksi berumur kurang dari sepuluh tahu. Sebagai
teknologi yang baru, pembaharuan berkelanjutan terhadap data diperlukan,
tetapi ini sering kali tidak sempurna. VE membantu untuk mengisolasi dan
fokus pada teknologi dan standar baru dimana biaya tinggi dan nilai jelek
mungkin terjadi.
Setiap alasan untuk nilai yang jelek ini menyediakan sebuah kesempatan
untuk memperbaiki keputusan yang dibuat dan sebuah area dimana upaya value
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 50/184
35
10. Pengaturan hubungan antara pemilik, perancang, dan konsultan VE
Setiap elemen tersebut diatas harus digunakan dalan studi VE untuk sebuah
proyek.
2.4.6 Metodelogi Value Engineering
Pada bagian ini akan dibahas mengenai metodologi Value engineering dan
tools yang digunakan untuk studi VE.
2.4.6.1 Metodologi Baku Value Engineering
Metodologi baku untuk melalukan kajian VE menurut SAVE 2007 dibagi
menjadi 3 tingkat yaitu:
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 51/184
36
1. Pre-Workshop Activities
Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan mangatur Value Study.
Pertanyaan dasar yang digunakan pada tahap ini adalah “ apa yang harus
dilakukan untuk menyiapkan Value Study?”
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:
- Mendapatkan persetujuan dari manajemen senior dan dukungan yang
berhubungan dengan job plan, peraturan-peraturan dan tanggung jawab.
- Mengembangkan scope dan sasaran value study.
- Mendapatkan data dan informasi proyek.
- Mendapatkan dokumen kunci seperti lingkup definisi pekerjaan, gambar,
laporan spesifikasi, dan perkiraan proyek.
- Mengidentifikasi dan memprioritaskan strategi masalah yang sedang
diperhatikan.
- Menentukan scope dan sasaran penyelidikan.
- Mengembangkan jadwal penyelidikan.
- Melakukan analisis benchmarking yang kompetitif.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 52/184
37
a. Tahap Informasi
Menurut Zimmerman(1982) sesuai dengan yang dikutip saudara
Afandi, tahap informasi dalam VE ditunjukkan untuk mendapatkan
informasi seoptimal mungkin dari tahap desain suatu proyek (Afandi,
2010). Informasi tersebut antara lain berupa latar belakang yang
memberikan informasi yang membawa kepada desain proyek, asumsi-
asumsi yang digunakan, dan sensitivitas dari biaya yang diperlukan dalam
bangunan green building. Menurut standar SAVE 2007, aktifitas-aktifitas
yang umum dilaksanakan pada tahap ini adalah:
1. Mendapatkan data proyek dan informasi dan dokumen kunci seperti
scope definisi pekerjaan, gambar-gambar, laporan
spesifikasi,informasi detail biaya proyek, data kualitas, inforamsi
pemasaran, flow charts proses, dan lain-lain. Tool yang digunakan
antara lain: Quality Function Deployment, Voice of Customer.
2. Mengidentifikasi dan memprioritaskan pada masalah yang sedang
diamati. Selanjutnya mendefinisikan scope dan sasaran studi. Tool
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 53/184
38
11. Mengkonfirmasi parameter kesuksesan.
Menurut Dell’ Isola (1982), beberapa pertanyaan yang bisa diajukan
dalam tahap pengumpulan informasi antara lain:
a. Apakah ini ?
b. Apa yang dikerjakannya?
c. Apa yang harus dikerjakannnya?
d. Berapa biayanya?
e. Berapa nilainya?
Dengan mengajukan informasi tersebut bisa diperoleh informasi dasar
dan mendapatkan lingkup bagian yang dikaji secara lebih terperinci.
Pertanyaan tersebut dapat memberikan alur pemikiran sebagai berikut
(Afandi, 2010):
a. Apakah ini?, akan membawa kepada pengertian fitrah atau nature dari
proyek beserta bagian-bagian dan komponen-komponennya.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 54/184
39
Pemahaman mengenai fungsi merupakan dasar untuk mengidentifikasi dan
alternatif bencmark dan mismatches dan mengatur agenda untuk inovasi.
Pada fase ini konsultan perencana mempresentasikan proyek kepada
tim VE, setelah ketua tim VE membuka acara workshop. Anggota tim VE
akan mengajukan pertanyaan yang muncul selama pengkajian dokumen
proyek selama tahap persiapan.
Jika dianggap perlu dilakukan survey lapangna oleh anggota tim VE
yang ditunjuk. Survey ini dilakukan setelah presentasi oleh konsultan
perencana. Tujuan dilakukan survey adalah untuk membuat rekonstruksi
proyek. dengandilakukan survey lapangan dapat diperoleh beberapa catatan
yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara atau didapat dari
dukumen tetapi sangat penting artinya bagi sebuah pemahaman yang
lengkap dari sebuah masalah nilai.
b. Tahap Analisis Fungsi
Setelah mengumpulkan informasi kemudian dilakukan analisis fungsi.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 55/184
40
Fungsi suatu barang dan jasa merupakan jawaban atas “dapat melakukan
apa benda, barang, jasa tersebut”. Dimana fungsi dalam VE ada dua yaitu
(Dell’ Isola, 1974):
1. Fungsi primer, fungsi yang mendasi dasar diadakannya barang atau
jasa tersebut, fungsi ini untuk menjawab pertanyaan “ apa yang harus
dilakukan” oleh barang atau jasa tersebut.
2. Fungsi sekunder yaitu fungsi yang sangat situasional serta kondisional
dan bergantung pada pembeli dan pemanfaatannya. Sehingga bisa
berbagai macamnya.
Bagian yang paling sulit pada analisis fungsi adalah memperkirakan
nilai kegunaan (worth) setiap subsistem atau komponen untuk
membandingkannya dengan biaya yang diperkirakan. Nilai keguanaan
(worth) memberikan identifikasi value artinya biaya terendah yang
diperlukan untuk terlaksananya suatu fungsi tertentu. Untuk itu tidak perlu
ketelitian yang sangat besar. Nilai kegunaan (worth) hanya digunakan
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 56/184
41
Standar SAVE (2007) mengenal 4 model diagram FAST, yaitu :
1. Classical FAST Model : fungsi yang menggambarkan kesaling
terhubungan antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lain didalam
logika HOW – WHY. Model ini dikembangkan oleh Charles
Bytheway.
2. Hierarchy Function Model : sebuah grafik hirarki dari fungsi-fungsi
yang disusun secara vertikal. Model ini menempatkan fungsi dasar
dipuncak grafik. Fungsi dari masing-masing sistem utama ditetapkan
dibawah fungsi dasar. Kemudian fungsi pendukung ditempatkan pada
garis bawah fungsi utama. Fugsi ini dilakukan hingga tingkat detail
tertentu diana tim VE merasa cukup mencapai maksu dari
dilakukannya studi.
3. Technical FAST Model : sebuah bentuk lain dari Classical FAST yang
menambahkan “all the item” function, “one time” function dan “same
time” function atau “caused by” function.
4. Customer-Oriented FAST Model : jenis diagram FAST ini
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 57/184
42
- Satisfy User : semua fungsi yang membuatnya nyaman untuk
ditinggali atau digunakan (seperti dengan memasang sebuah air
konditioner)
- Attract User : semua fungsi yang memenuhi semua harapan estetika
dari pemilik/ pengguna.
c. Tahap Kreatif
Fase ini merupakan fase untuk mengembangkan sebuah kuantiti ide-
ide yang berhubungan dengan cara lain untuk kinerja fungsi. Menurut
Hutabarat (1995), tahap kreatif adalah tahap mengembangkan sebanyak
mungkin alternatif yang bisa memenuhi fungsi primer atau pokoknya
(Ustoyo, 2007). Untuk itu diperlukan adanya permunculan ide-ide guna
memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih. Alternatif tersebut
dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu pelaksanaa, metode pelaksanaan,
dan lain-lain. sebagai bahan pertimbangan dalam mengusulkan alternatif
dapat disebutkan keuntungan dan kerugiannya. Sebagai dasar
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 58/184
43
d. Tahap Evaluasi
Fase evaluasi merupakan tahap mengurangi kuantiti ide-ide yang
harus diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi yang besar
untuk meningkatkan proyek. Ide-ide yang ingin dihasilkan pada tahap ini
adalah ide-ide yang terkait dengan berbagai alternatif lain untuk
menjalankan fungsi tertentu, fungsi yang berpotensi bagi peningkatan nilai
proyek. banyak tool yang dapat digunakan untuk memunculkan ide kreatif.
Pada umumnya, memunculakan ide kreatif bagi para engineer bukanlah hal
yang mudah karena mereka cenderung untuk menemukan solusi dengan
cepat. Untuk mengendalikan hal ini, maka engineer harus mengikuti seluruh
tahapan yang ada dalam job plan dan menaaati semua aturan dalam fase ini.
Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan padatahap ini adalah (SAVE,
2007):
1. Menjelaskan dan mengkategorikan setiap ide untuk mengembangkan
sebuah pemahaman.
2. Mendiskusikan bagaimana ide-ide berdampak pada biaya proyek, dan
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 59/184
44
2. Analisis paired comparison dan decision matrix
Paired comparison adalah untuk menentukan tingkat kepentingan
(bobot) masing-masing parameter. Pada analisis paired comparison,
parameter-parameter yang digunakan saling dibandingkan satu sama
lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui bobot masing-masing
parameter. Setelah analisis analisis paired comparison, dilakukan
analisis dengan decision matrix. Decision matrix bertujuan untuk
mengevaluasi ide menurut beberapa faktor atau kriteria.
3. Biaya Siklus Hidup Proyek
Setelah diketahui keuntungan dan kerugiaanya, ide tersebut dianalisi
biaya siklus hidupnya.
Ide yang terpilih ini kemudian dianalis pada tahap perikutnya yaitu
tahap pengembangan.
e. Tahap Pengembangan
Fase ini merupakan fase analisis lanjutan dan mengembangkan daftar
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 60/184
45
Pada tahap ini ide-ide terpilih akan dikembangkan menjadi berbagai
alternatif perubahan sesuai dengan fase pengembangan proyek. masing-
masing alternatif ini akan ditentukan kelayakannya. Alternatif- alternatif
yang tidak layak, tidak bekerja, akan dibuang. Setelah diperoleh alternatif,
selanjutnya bihitung biayanya dan biaya siklus hidup bagi masing-masing
alternatif terbaik. Alternatif terbaik ini perlu didukung sebanyak mungkin
informasi-informasi teknis. Bentuk dukungan informasi teknis dapat
meliputi (Priyanto, 2010, p.116):
- Uraian tertulis tentang konsep asli dan alternatif yang diajukan.
- Backup teknis, tapi tidak dibatasi pada, seperti perhitungan, catalogue
cut, informasi vendor.
- Keuntungan dan kerugian alternatif.
- Pembahasan tentang berbagai alternatif untuk mengkomunikasikan ide
secara jelas kepada para pengkaji, termasuk informasi berkaitan
dengan pelaksanaan seperti biaya, jadwal, potensi konflik.
- Informasi biaya meliputi biaya awal dan biaya siklus-hidup (life-cycle
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 61/184
46
b. Membandingkan kesimpulan pembelajaran persyaratan keberhasilan
yang ditetapkan selama informasi dan fase analisis fungsi.
c. Menawarkan kepada manajemen skenarion inovasi “ risk-reward”
untuk memilih nilai alternatif yang akan diterapkan.
d. Bertukar informasi dengan tim proyek.
e. Meyakinkan manajemen sehingga mereka dapat membuat keputusan.
f. Bagan rencana pelaksanaan antisipasi.
g. Menyiapkan format laporan.
Presentasi dilakukan dihadapan para perencana, pengguna/pemilik,
atau kelompok atau individu lainnya yang terlibat dalam memberikan
pemahaman terhadap maksud dari masing-masing alternatif sebelum mereka
mengevaluasi lebih lanjut untuk menentukan implementasi dari berbagai
alternatif tersebut. Pada kesempatan ini juga disampaikan laporan awal
tertulis sehingga penerapan/implementasi alternatif tidak terlambat. Laporan
dimaksud memuat informasi minimal, sebagai berikut:
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 62/184
47
mengaturnya?”. Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan pada fase ini
antara lain:
1) Mereview laporan premilinary.
2) Melakukan pertemuan pelaksanaan untuk menentukan disposisi dari
setiap alternatif nilai.
3) Menentukan tindakan rencana untuk alternatif yang diterima dan
dokumen yang rasional untuk alternatif yang ditolak.
4) Mendapatkan komitmen untuk implementasi.
5) Mengatur sebuah kerangka waktu untuk mereviw dan melaksanakan
setiap alternatif nilai.
6) Menghargai prestasi sebagai hasil dari alternatif yang diterapkan.
7) Mengakhiri deliverable.
8) Memvalidasi keuntungan dari implementasi perubahan.
9) Meyakinkan bahwa praktek baru menjadi embedded dengan
menentukan dan mengatur sebuah rencana implementasi.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 63/184
48
3) Mengidentifikasi roadblocks untuk inovasi dan mengetahui mengapa
mereka ada.
4) Mengadakan wawancara dan merekam pelajaran yang dipelajari.
5) Mengintegrasi hasil Value Study dalam laporan program.
6) Mencerminkan pada Value Study dan menentukan bagaimana
pengalaman mengembangkan kapasitas baru.
Outcome dari fase ini adalah individu menjadi pencipta nilai yang
lebih baik dengan dicerminkan pada teori yang mereka pegang sebelum
Value Study.
2.4.7 Perkembangan Value Engineering di Indonesia
Value engineering (VE) mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1986
oleh bapak Dr. Ir. Suriana Chandra melalui seminar-seminar di berbagai kota
(Fauzan, 2008). Pada tahun itu juga, metode ini digunakan pada Proyek
Pembangunan Jalan Layang Cawang. Selanjutnya, pada tahun 1987, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Departemen Keuangan, dan
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 64/184
49
dengan penyusunan regulasi yang lebih tinggi tingkatan hukumnya, karena tidak
ada satu klausaul pada regulasi periode tersebut yang menyinggung mengenai
penerapan VE. Beberapa paraktisi memperkirakan bahwa perkembangan VE
pada periode ini telah terhenti.
Pada beriode berikunya mulai tahun 2003 sejak dikeluarkannya Keppres 80
tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah sampai awal
tahun 2007, VE di Indonesia masih belum menunjukan tanda-tanda
perkembangan yang berarti (Fauzan, 2008). Pada periode ini kewajiban
menerapkan Keppres 80 dianggap menghambat perkemangan penerapan VE
khususnya pada proyek-proyek yang dibiayai oleh pemerintah. Keppes 80, disatu
sisi menyatakan bahwa pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyedian
jasa dan barang harus menghindari terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan, disisi lain tidak menyediakan ruang bagi penyedia jasa untuk berkreasi
mengupayakan penghematan dengan metode-metode dan inovasi-inovasi baru
yang lebih baik.
Value egineering yang dalam aplikasinya memerlukan keleluasaan untuk
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 65/184
50
Hal ini berlawanan dengan pernyataan yang dibuat oleh Alexia Nalewaik,
CCE MRICS, and Valerie Venters, CCC dalam the AACE international Journal of
Cost Estimation, Cost/ Schedule Control, and Project Managemet yang terbit
bulan Februari 2009 yang menyatakan bahwa konsep bangunan berkelanjutan
menghemat life cycle cost pada biaya utilitas dan biaya perawatan yang menarik
para owner untuk menerapkan konsep ini. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa
konsep bangunan berkelanjutan mencerminkan value engineering. Berikut ini
potensi besar penghematan biaya yang samar-samar dikaitan dengan konsep
desain “hijau” dan VE (Nalewaik and Venters, 2009):
Desain yang fleksibel dan perencanaan lokasi yang hati-hati mengurangi
footprint dari bangunan, ukuran yang benar dari fasilitas selagi memuaskan
kebutuhan pemilik.
Efisiensi dalam infrasutruktur misalnya penghematan area paving.
Mengurangi peralatan mekanikal dan elektrikal, melalui penggunaan cahaya
matahari, ventilasi alami, dan lain-lain. Serupa dengan sistem efisiensi
tinggi dan perletakan bangunan yang tepat.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 66/184
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 PENDAHULUAN
Objek pada penelitian ini adalah bangunan gedung berkonsep green
building. Hal ini karena masih banyaknya anggapan bahwa proyek bangunan
dengan konsep green building mahal. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan
diketahui komponen-komponen biaya yang potensi untuk dihemat sehingga bisa
menghapus anggapan bahwa bangunan berkonsep ini mahal.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan
untuk mengetahui bahwa penerapan value engineering pada bangunan berkonsep
green building dapat mengefisiensikan biaya proyek berkonsep ini yang dianggap
memiliki biaya lebih mahal dibandingkan dengan bangunan konvensional. Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maka pada bab ini dijelaskan mengenai
metode penelitian yang akan dipakai pada penelitian ini. Rumusan masalah dan
strategis pemilihan metode diuraikan pada sub bab 3.2 dan lokasi penelitian sub
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 67/184
52
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
1. Apa saja komponen-komponen biaya pada berpontensi dihemat/
diefisiensikan dengan menggunakan metode value engineering pada
proyek berkonsep green building sehingga diperoleh biaya yang paling
efisien.
2. Sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan pada proyek gedung berkonsep
green building.
Dari rumusan masalah tersebut, maka diperoleh hipotesis dalam penelitian
ini adalah : “Dengan Diterapkannya Value Engineering pada Proyek Bangunan
Berkonsep Green Building Maka akan Efisiensi Biaya.”
3.2.2 Strategi Pemilihan Metode
Dalam penelitian digunakan suatu strategi yang disarankan oleh Yin (1996)
dengan tujuan agar dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian tersebut. Ada
tiga faktor yang mempengaruhi jenis strategis penelitian, yaitu (Afandi, 2010):
1. Tipe pertanyaan yang diajukan
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 68/184
53
Strategi Bentuk pertanyaan
peneliti
Kontrol dari
peneliti dengantindakan dari
penelitian yang
aktual
Tingkat fokus
dari kesamaanpenelitian yang
lalu
Analisis Siapa, apa, dimana,
berapa banyak
Tidak Tidak
Historis Bagaimana, mengapa Tidak Tidak
Studi
Kasus
Bagaimana, mengapa Tidak Ya
Sumber : Prof. Robert K. Yin, “Studi Kasus Desain dan Metode” Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2002 hal 8
Dalam penelitian ini digunakan rumusan masalah “apa” dan “berapa yaitu :
1. Apa saja komponen biaya yang dapat dihemat pada proyek gedung
berkonsep Green Building
2. Sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan proyek gedung berkonsep green
building. (rumusan masalah yang kedua ini lebih menekankan pada berapa
Tebel 3.1 Strategi Pemilihan Metode Penelitin (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 69/184
54
diperlukan juga instrumen pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis. Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua
jenis yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang secara langsung diambil dari objek penelitian.
Data primer ini merupakan data pokok yang digunakan untuk analisis value
engineering. Data primer pada penelitian ini dapat berupa data teknis
proyek, seperti gambar kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana
Kerja dan Syarat (RKS).
b. Data Sekunder, yaitu yang diperoleh tidak secara langsung dari objek
penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder berupa data pendukung yang
dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder
terdiri dari daftar harga satuan atau analisa pekerjaan, data bahan, material,
dan peralatan bangunan yang digunakan, data tenaga kerja, peraturan-
peraturan mengenai green building yang dapat dijadikan referensi dalam
melakukan analisis VE.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 70/184
55
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan
penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
dilakukan jika peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai
subjek penelitian. Pada penelitian ini digunakan wawancara bebas terpimpin
yaitu perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam
pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan
garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Penelitian ini akan
dilakukan wawancara dengan ahli value engineering dan green building.
c. Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 71/184
56
3.5 ANALISIS
Analisis yang digunakan untuk menjawab kedua rumusan masalah pada
penelitian ini adalah analisis VE. Berikut metodologi VE yang digunakan pada
penelitian ini:
3.5.1 Tahap Informasi
Tahap ini merupakan tahap awal dalam studi VE. Aktifitas VE pada
tahap ini adalah:
a. Memahami konsep desain asli
b. Mengedentifikasi masalah dan kendala-kendala
c. Mengkonfirmasi konsep proyek paling baru.
d. Mengunjungi lokasi
e. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya berkaitan dengan
proyek.
f. Mengkonfirmasi parameter kesuksesan.
Masalah Green Building yang dibahas pada tahap ini:
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 72/184
57
- Lokasi proyek
- Pemilik proyek
- Nilai proyek
Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap informasi ini antara lain:
1) Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek studi.
Adalah mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan objek
studi. informasi ini dapat berupa:
- Gambar-gambar perencanaan
- Spesifikasi biaya
- Perkiraan biaya
- Pedekatan desain
- Jadwal kegiatan, dan lain-lain.
2) Penentuan sasaran studi
Untuk menetukan sasaran studi, dilakukan analisis pareto terhadap
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 73/184
58
c. Menentukan komponen item pekerjaan, mengklasifikasikan fungsi
tersebut ke dalam fungsi basic untuk komponen-komponen yang
berfungsi sama dengan item pekerjaan. untuk mengembangkan
fungsi ini dapat digunakan tools FAST.
d. Mentukan rasio cost/worth yang merupakan indeks nilai biaya
dibanding nilai manfaat.
e. Kemudian menentukan item pekerjaan yang akan dianalisis pada
tahap selanjutnya.
Masalah Green Building yang dibahas pada tahap ini:
a. Mendefinisikan fungsi dari masalah Green Building yang
didefinisikan pada tahap Informasi.
b. Mendimensikan model fungsi dengan biaya dan atribut kinerja
Green Building.
c. Memilih fungsi yang berhubungan dengan Green Building sebagai
fokusnya selama tahap kreatif.
9
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 74/184
59
f. Meningkatkan kualitas kehidupan dan menawarkan kepuasan bagi
konsumen.
g. Menghasilkan dan mendukung kebutuhan alam dan lingungan sosial
h. Memaksimalkan efisiensi penggunaan sumberdaya
i. Mengurangi penggunaan energi dan metarial mentah.
j. Memaksimalkan konsumsi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui.
k. Mengurangi jumlah emisi dan sampah berbahaya.
l. Meningkatkan kualitas lingkungan dalan ruangan.
3.5.4 Tahap Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap masukan-masukan ide dan
alternatif.
1) Pertama, melakukan analisis keuntungan dan kerugian terhadap
masing-masing alternatif. Pada tahap ini, jika ada ide yang tidak layak
untuk dianalisis lebih lanjut, maka ide/ alternatif tersebut harus
dihilangkan.
60
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 75/184
60
Tabel 3.2. Contoh Pembagian Poin
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100
Biaya Operasional dan perawatan D 100
Keselamatan E 100Efisiensi Energi F 100
TOTAL 600
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Setelah diketahui pembagian nilai (allocation points) masing-masing
parameter, dilanjutkan dengan menghitung jumlah total dari
perbandingan berpasang (paired comparison) dan menghitung
maksimum poin yang dialokasikan untuk masing-masing bagian
dengan menggunakan rumus :
Jumlah total paired comparison = n(n-1)/2.
61
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 76/184
61
Tabel 3.3. Point Sharing Matrix
- Decision Matrix
62
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 77/184
62
Tabel 3.4. Contoh Tabel Untuk Analisis Decision Matrix
Kriteria Alternatif
Alternatif 1 Alternatif 2
Kriteria Bobot Rating score Rating Score
1 Biaya Awal
2 Potensi Penipisan Ozon (ODP)
3 Potensi Pemanasan Global (GWP)
4 Biaya Operasional dan perawatan5 Keselamatan
6 Efisiensi Energi
TOTAL
RANKING
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
3) Tahap ketiga adalah analisis tehadap siklus hidup biaya (life cycle
cost) sehingga diperoleh alternatif dengan biaya terendah.
Persoalan Green Building yang dapat didiskusikan pada tahap ini:
a. Memaksimalkan efisiensi penggunaan sumberdaya.
63
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 78/184
63
ide yang dipilih, dan juga dapat mengidentifikasi faktor negatif dari
alternatif tersebut. Proposal ini biasanya terdiri dari teks, diagram, sketsa,
hitungan pendukung, perbandingan biaya, risiko pekerjaan, dan informasi
lain yang diperlukan. Pada tahap ini juga harus dipertimbangkan mengenai
reliability, customer convenience, quality control, capital cost, O&M cost,
life cycle cost, schedule, risk, availability, political ramifications, and
perception dari ide yang dipilih.
3.5.6 Tahap Presentasi
Tahap ini merupakan tahap presentasi hasil studi VE kepada owner
dan pihak-pihak pengambil keputusan lainnya. Lembar kerja VE dan hasil
dari VE diberikan kepada Owner dan pihak-pihak yang berperan dalam
mengambil keputusan.
64
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 79/184
64
3.6 ALUR PENELITIAN
Alur penelitian menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
penelitian.
65
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 80/184
65
Dari alur penelitian dapat dilihat tahapan-tahapan dalam penelitian ini.
Dimulai dengan adanya isu lingkungan global yang terdiri dari menipisnya
jumlah sumber daya, kelangkaan energi, kelangkaan air, terjadinya pencemaran
lingkungan oleh bangunan, maka timbul pemikiran untuk membuat bangunan
yang berkonsep ramah lingkungan yang dikenal dengan nama green building.
Kemudian timbul permasalahan bahwa bangunan berkonsep ini mahal sehingga
masih sedikit sekali penerapan konsep ini. Dari masalah ini kemudian di
kumpulkan literatur mengenai green building dan metode penghematan value
engineering sehingga menghasilkan hipotesis yang nantinya akan diuji
kebenarannya. Untuk menguji kebenaran ini dipilih metode penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian dan dikumpulkan data yang diperlukan. Data tersebut
kemudian dianalisis sehingga diperoleh rating bangunan tersebut dan
direkomendasikan hasil penghematan dengan menggunakan VE. Tahapan akhir
dalam penelitian ini adalah pembuatan kesimpulan untuk menjawab hipotesis.
3.7 KESIMPULAN
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 81/184
66
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 TAHAP INFORMASI
Berdasarkan rencana kerja (job plan) dalam value engineering, tahap
pertama yang harus dilalui dalam studi VE adalah mengumpulkan informasi
sebanyak mungkin mengenai desain perencanaan proyek mulai data umum hingga
batasan desain yang diinginkan dalam proyek tersebut. Kemudian dilanjutkan
dengan mengidentifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi.
4.1.1 MENGUMPULKAN INFORMASI
Data proyek diperlukan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai
suatu proyek. Data-data proyek berisi informasi umum proyek, fungsi gedung
proyek, dan batasan desain perencanaan proyek. Informasi mengenai proyek
diperoleh dengan meminta langsung data proyek ke pihak kontraktor. Sedangkan
untuk mendapatkan informasi yang tidak terdapat di data proyek, dilakukan
melalui wawancara kepada pihak terkait.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 82/184
67
2. Karakteristik Proyek adalah sebagai berikut:
a. Gedung kantor dan Gedung Parkir
- Gedung Kantor: 17 lantai dan 1 lantai semi basement
- Gedung Parkir : 12 Lapis dan 1 lantai semi basement
b. Lingkup pekarjaan :
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Interior
- Pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal
- Pekerjaan Landscape
Pada penelitian ini, pekerjaan yang akan dianalisis adalah pekerjaan yang
yang memiliki bobot biaya besar dan menjadi salah satu poin dalam tercapainya
konsep green building pada sebuah bangunan sesuai dengan cheklist green
building yang rencananya akan diterapkan pada proyek ini.
4.1.2.2 Penerapan Green Building Pada Proyek Studi Kasus
Pada bangunan berkonsep green building, sejak dimulai dalam tahap
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 83/184
68
c. Bukaan di arah timur lebih baik daripada arah barat.
d. Menurut hasil penelitian, cahaya matahari sore hari (barat) lebih
bersifat menyengat dan menyilaukan.
3. Teknologi tambahan pada arsitektural
Teknolologi tambahan pada arsitektural berupa Sun Shading dan Heat
Insulation. Shading berfungsi memantulkan sinar matahari sehingga tidak
menjadi silau. Selain sun shading, bangunan ini juga dilengkapi dengan
reflektor yang berfungsi untuk memantulkan sinar matahari sehingga bisa
masuk ke dalam ruangan sebagai pencahayaan alami.
4. Seleksi Vendor dan material bersertifikast Green
a. Disyaratkan material maupun management vendor memenuhi
persyaratan untuk Greenship GBCI, diutamakan material yang
bersertifikasi “Green”.
b. Disyaratkan semua peralatan dan sistem terkalibrasi dan tervalidasi
dengan baik. Untuk setiap instalasi yang diwajibkan untuk mamasang
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 84/184
69
2) Zonasi pencahayaan dalam ruang kerja yang dikaitkan dengan
sensor gerak (motion sensor)
3) Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat
buka pintu dan menyediakan lampu meja di tempat kerja (task
lamp).
d. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami dalah dengan menggunakan lux sensor untuk
optimasi pencahayaan buatan sebagai pengganti intensitas cahaya alami
kurang dari 300 lux, mendapatkan tambahan
e. Sistem Lift
Lift pada proyek ini menggunakan sistem Variable Voltage Variable
Frequency (VWF) yang putaran motornya lebih halus dan Inrush current
lebih kecil sehingga ebih hemat energi listrik. Lift juga menggunakan
Car light/ Fan Shut Off sehingga lampu dan kipas akan mati secara
otomatis ketika elevator tidak digunakan. Selain itu, lift juga dilengkapi
dengan regenerative converter yang akan menghasilkan listrik ketika
lift bergerak turun sehingga menghemat energi listrik lebih dari 35%
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 85/184
70
4.1.3 Biaya Total Keseluruhan Proyek
Biaya total keseluruhan proyek dapat dilihat dalam tabel 4.1. Sedangkan
untuk rincian biaya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya Proyek
No. Pekerjaan Biaya
1 Pekerjaan Persiapan Rp7.865.104.367,52
2 Pekerjaan Struktur GK Rp79.028.209.502,513 Pekerjaan Arsitektur GK Rp78.390.880.386,05
4 Pekerjaan M/E GK Rp76.559.848.878,00
5 Pekerjaan Interior Lepas GK Rp21.037.186.683,00
6 Pekerjaan IT jaringan data GK Rp5.633.682.023,00
7 Pekerjaan Landscape GK Rp1.930.048.320,25
8 Pekerjaan Struktur GP Rp39.221.047.706,15
9 Pekerjaan Arsitektur GP Rp11.986.126.342,28
10 Pekerjaan M/E GP Rp4.438.957.411,00
TOTAL Rp326.091.091.619,76
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 86/184
71
Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengujian Pareto
No. Pekerjaan BiayaPresentase
Harga
Presentase
Kumulatif
1 Pekerjaan Struktur GK 79.028.209.503 24% 24%
2 Pekerjaan Arsitektur GK 78.390.880.386 24% 48%
3 Pekerjaan M/E GK 76.559.848.878 23% 72%
4 Pekerjaan Struktur GP 39.221.047.706 12% 84%
5 Pekerjaan Interior Lepas GK 21.037.186.683 6% 90%
6 Pekerjaan Arsitektur GP 11.986.126.342 4% 94%7 Pekerjaan Persiapan 7.865.104.368 2% 96%
8 Pekerjaan IT jaringan data GK 5.633.682.023 2% 98%
9 Pekerjaan M/E GP 4.438.957.411 1% 99%
10 Pekerjaan Landscape GK 1.930.048.320 1% 100%
TOTAL 326.091.091.620Sumber : Hasil Olahan Sendiri
80%
100%
120%
m u l a t i f
Grafik Pareto
2
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 87/184
72
Gambar 4.2. Diagram Biaya Tiap-Tiap Pekerjaan
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari hasil pareto keseluruhan biaya proyek dapat dilihat bahwa pada
proyek ini pekerjaan yang berbobot besar adalah pekerjaan struktur gedung
kantor, pekerjaan arsitektur gedung kantor, dan pekerjaan mekanikal/elektrikal
gedung kantor. Dari ketiga komponen pekerjaan tersebut, ada dua pekerjaan yang
73
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 88/184
73
Gambar 4.3. Grafik Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung
Kantor
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Tabel 4.4. Pareto Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Gedung Kantor
No. Uraian Pekerjaan BiayaPersentase
Biaya
Persetase
Kumulatif
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%120,00%
0 1 2 3 4 5 6 7 P e r s e n t a s e K u m u l a t i f B i a y a
Pekerjaan
Analisa Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Kantor
74
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 89/184
74
Gambar 4.4. Grafik Hasil Pareto Pekerjaan M/E Gedung Kantor
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari hasil analisa Pareto pekerjaan arsitektur diperoleh pekerjaan berbobot
besar yaitu pekerjaan pintu & jendela dan pekerjaan dinding & plesteran.
Sedangkan dari dari hasil Pareto pekerjaan M/E gedung kantor, diketahui bahwa
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
K u m u l a t i f P e r s e n t a s e B i a y a
Pekerjaan
Grafik Pareto Biaya M/E Gedung Kantor
75
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 90/184
75
dengan refrigerant alami. Pada penelitian ini, analisa VE lebih lanjut akan
dilakukan pada pemilihan bahan refrigerant yang ramah lingkungan yaitu
refrigerant alami yang tidak menyebabkan pemanasan global dan tidak
menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon.
4.2 TAHAP ANALISIS FUNGSI
4.2.1 Analisis Fungsi
Tahap berikutnya dalam value engineering adalah tahap analisa fungsi.
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi fungsi yang terdiri dari kata kerja aktif
(active verb) dan kata benda (measurable noun). Identifikasi fungsi dilakukan
secara acak dan selanjutnya dikelompokkan serta diidentifikasi masing-masing
jenisnya.
Tabel 4.5. Tabel Identifikasi Fungsi Dasar Pekerjaan MVAC
Pekerjaan Kata Kerja Kata Benda Fungsi
Pekerjaan
Mengatur suhu udara Primer
Mensirkulasi Udara Primer
M j kk Ud Sekunder
76
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 91/184
76
Tabel 4.6 Fungsi Pendukung
-Assure
Convenience
-Assure Convenience
Mudah pemasangan
Mudah Perawatan
Mudah Pengoperasiannya
-Assure
Dependability
-AssureDependability Hemat energi mengurangi biaya listrik
-Satisfy Green
Building Standart
-Satisfy Green
Building Standart
Mengurangi kerusakan
lapisan ozon
Mengurangi emisi CO2
-Attract User
-Attract User Meningkatkan estetika hasil pekerjaan MVAC rapi
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
77
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 92/184
Universitas Indonesia
4.2.2. FAST Diagraming
Selanjutnya fungsi-fungsi tersebut disusun dalam suatu diagram Customer FAST Diagram.
Gambar 4.5 FAST Diagram Untuk Sistem Pengkondisian Udara
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
78
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 93/184
78
Berdasarkan analisis fungsi tersebut, maka hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pekerjaan pengkondisian udara untuk proyek gedung green building antara
lain:
a. Pemenuhan persyaratan green building
Pada pekerjaan pengkondisian udara, hal yang harus diperhatikan
berkaitan dengan efek sistem pengkondisian udara terhadap lingkungan
adalah konstribusi terhadap penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
Pada bangunan berkonsep green building, sistem pengkondisiaan udara
harus bebas dari bahan yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon.
Selain itu, bangunan green building harus mengurangi produksi CO2.
Dimana pekerjaan pengkondisian udara pada suatu bangunan
berkonstribuksi menghasilkan CO2 baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Pekerjaan pengkondisian udara berkonstribusi
menghasilkan CO2 secara langsung melalui refrigeran yang digunakan
dalam sistem pengkondisian udara tersebut. Sedangkan secara tidak
langsung melalui energi listrik yang digunakan untuk mengoperasikan
sistem pengkondisian udara. Sistem pengkondisisn udara yang hemat
79
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 94/184
79
- Biaya Perawatan
Biaya perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan peralatan sistem pengkondisian udara.
Pada umumnya, owner menginginkan sistem pengkondisian udara dengan
biaya yang optimal dan memiliki dampak terhadap lingkungan yag
minimum.
4.3 TAHAP KREASI
Setelah mengetahui fungsi dasar dan fungsi pendukung dari pekerjaan
MVAC, tahap berikutnya adalah tahap kreatif. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam memberikan alternatif untuk sistem pengkondisian udara
adalah:
1. Biaya Awal
Merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan
pemasangan sistem pengkondisian udara.
2. Biaya operasional dan perawatan
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem
80
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 95/184
80
bagus kinerja suatu sistem maka semakin kecil energi yang dibutuhkan.
Kinerja dari sistem inilah yang nantinya akan mempengaruhi efisiensi
energi dari suatu sistem.
Beberapa alternatif dari pekerjaa Motor Vehicle Air Conditioning (MVAC)
sebagai berikut:
1. Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refigerant Amonia (R 717)
2. Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refrigerant Hidokarbon (R290)
3. Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refrigerant Air
Masing-masing refrigerant tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
sehingga pemilihan refrigerant harus dilakukan secara cermat.
4.4 TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan tahap menganalisis masing-masing alternatif
yang diperoleh dari tahap kreasif. Tahap ini adalah tahap mengurangi kuantiti ide-
ide yang harus diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi yang
besar untuk meningkatkan proyek. Pada tahap evaluasi akan dilakukan analisa
81
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 96/184
81
Tabel 4.7 Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Hydrocarbon
REFRIGERANT HYDROCARBON
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Biaya awal murah karena refrigernat
hydrokarbon dapat digunakan pada
komponen-komponen AC dengan
refrigerant R134a
1. Hydrocarbon mudah terbakar
2. Tidak menyebabkan penipisan ozon
3.
Tidak menyebabkan pemanasan
global
4. Biaya operasi dan perawatan murah,
karena dari segi operasional dan
perawatan hampir sama dengan AC
refrigerant R134a
5. dengan menggunakan refrigeran
hidrokarbon kerja compressor
menjadi ringan sehingga dapat
82
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 97/184
82
Tabel 4.8. Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Amonia
REFRIGERANT AMONIA
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Tidak menyebabkan penipisan ozon 1. Biaya awalnya mahal, karena
refrigerant hydrocarbon tidak
cocok dengan sistem AC yang
menggunakan R134a
2. Tidak menyebabkan pemanasan
global
2. Amonia beracun dan mudah
terbakar
3. Biaya operasi dan perawatan murah,
karena dari segi operasional dan
perawatan hampir sama dengan AC
refrigerant R134a
4. Menghemat penggunaan listrik
Sumber : Hasil Olahan Sendiri (wawancara dan literatur)
Tabel 4.9. Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant air
83
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 98/184
83
4.4.2 Analisis Paired Comparison dan Decision Matrix
4.4.2.1 Analisis Paired Comparison
Pada analisis paired comparison, berbagai parameter didaftar. Setiap
parameter dibandingkan dengan parameter lainnya. Hasilnya dihitung dan
parameter dengan nilai tertinggi memiliki tingkat kepentingan yang besar.
Pada paired comparison dilakukan pembagian point (allocation points)
dan matrik pembagian poin ( point sharing matrix) untuk masing-masing
parameter. Penentuan alokasi masing-masing parameter pada penelitian ini
dilakukan dengan wawancara. Hasil wawancara pembagian poin
(allocation points) dapat dilihat pada tabel berikut:
84
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 99/184
Universitas Indonesia
Tabel 4.10. Alokasi Poin Hasil Wawancara
PARAMETER KEY
LETTER
MAX
POINT
MIN POINTS (PREDETERMINED POINTS)
Jmlh
Rata-
rata
NARASUMBER
1 2 3 4 5 6 7 8 91. Biaya Awal A 100 82 75 50 90 95 75 80 70 70 687 76,33
2. Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 90 95 75 75 100 90 100 60 772 85,78
3. Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 95 85 70 70 100 90 100 60 755 83,89
4. Biaya Operasional dan Perawatan D 100 98 80 60 95 90 70 70 80 70 713 79,22
5. Keselamatan E 100 100 85 100 80 80 90 95 70 70 770 85,56
6. Efisiensi Energi F 100 96 100 70 85 85 80 100 100 100 816 90,67Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Tabel 4.11 Remaing points
PARAMETER
KEY
LETTER
MAX
POINT
REMAINING POINTS
Jmlh
Rata-
rata
NARASUMBER
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Biaya Awal A 100 18 25 50 10 5 25 20 30 30 213 23,67
2. Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 13 10 5 25 25 0 10 0 40 128 14,22
3. Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 15 5 15 30 30 0 10 0 40 145 16,11
4. Biaya Operasional dan Perawatan D 100 2 20 40 5 10 30 30 20 30 187 20,78
5. Keselamatan E 100 0 15 0 20 20 10 5 30 30 130 14,446. Efisiensi Energi F 100 4 0 30 15 15 20 0 0 0 84 9,33
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
85
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 100/184
Dari masing-masing hasil allocation point hasil wawancara tersebut,
kemudian ditentukan nilai maksimum untuk setiap setiap parameter. berikut ini contoh penentuan allocation points dan point sharing matrix :
a. Pembagian Nilai (Allocation Points)
Tabel 4.12. Pembagian Nilai (Allocation Points)
PAREMETER KeyLetter
MaxPoint
MinPoints
Remainingpoints
Biaya Awal A 100 82 18
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 13
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15
Biaya Operasional dan perawatan D 100 98 2
Keselamatan E 100 100 0
Efisiensi Energi F 100 96 4
TOTAL 600 548 52Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Jumlah total dari perbandingan berpasangan ( paired comparson)
( 1)/2
86
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 101/184
Universitas Indonesia
Points Sharing Matrix hasil wawancara sebagai berikut:
Tabel 4.13. Point Sharing Matrix
B C D E F
A A 40% A 40% A 25% A 25% A 40%
B 60% C 60% D 75% E 75% F 60%
B B 50% B 25% B 25% A 25%
C 50% D 75% E 75% F 75%
C C 25% C 25% C 25%
D 75% E 75% F 75%
D D 40% D 40%
E 60% F 60%
E E 75%
F 25%
FSumber : Hasil Olahan Sendiri (hasil wawancara)
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
87
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 102/184
Universitas Indonesia
Dengan nilai maksimum poin 3,4667 maka point sharing yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Point Sharing
B C D E F SCORE
WEIGHTED
SCOREA A 1,387 A 1,387 A 0,867 A 0,867 A 1,387 5,893 87,893
B 2,080 C 2,080 D 2,600 E 2,600 F 2,080
B B 1,733 B 0,867 B 0,867 B 0,867 6,413 93,413
C 1,733 D 2,600 E 2,600 F 2,600
C C 0,867 C 0,867 C 0,867 6,413 91,413
D 2,600 E 2,600 F 2,600
D D 1,387 D 1,387 10,573 108,573
E 2,080 F 2,080
E E 2,600 12,480 112,480
F 0,867
F 10,227 106,227
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Setiap hasil wawancara dihitung hingga diperoleh bobot nilai (weighted score). Analisa paired comparison untuk hasil
wawncara lainnya dapat dilihat di lampiran. Bobot nilai ini kemudian dijumlahkan dan dicari nilai rata-ratanya.
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
88
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 103/184
Universitas Indonesia
Tabel 4.15. Bobot Nilai (Weighted Score) Rata-Rata
NO KODE WEIGHTED SCORE
Nara-
sumber 1
Nara-
sumber 2
Nara-
sumber 3
Nara-
sumber 4
Nara-
sumber 5
Nara-
sumber 6
Nara-
sumber 7
Nara-
sumber 8
Nara-
sumber 9
Rata-
Rata
1. A 87,89 81,25 63,07 111,70 119,15 84,92 92,00 78,80 93,23 90,222. B 93,41 102,50 125,33 88,30 88,30 118,98 103,25 117,33 84,37 102,42
3. C 91,41 106,25 106,93 80,85 80,85 118,98 103,25 117,33 84,37 98,91
4. D 108,57 95,00 76,33 119,15 111,70 78,78 77,00 90,40 97,77 94,97
5. E 112,48 100,00 139,67 95,75 96,80 106,43 110,50 78,80 97,77 104,24
6. F 106,23 115,00 88,67 104,25 103,20 91,90 114,00 117,33 142,50 109,23
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
89
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 104/184
4.4.2.2 Decision Matrix
Hasil analisis paired comparison adalah diperoleh bobot untukmasing-masing paramater. Setelah diperoleh bobot dari masing-masing
parameter, selanjutnya dilakukan analisis decision matrix. Decision matrix
adalah sebuah metode yang memungkinkan sebuah tim atau individu
untuk secara sistematis mengidentifikasi, menganalisis, dan menaksir
kekuatan hubungan antara informasi. Matriks ini sangat berguna untukmengambil putusan yang dipengaruhi oleh beberapa parameter. Penentuan
rangking untuk analisis decision matrix dilakukan dengan wawancara dan
litertur. Berikut rangking tersebut:
Tabel 4.16. Rangking Paremeter untuk Masing-Masing Alternatif
Kriteria Bobot
Alternatif
R290 R718
Rating Rating
1 Biaya Awal 90,22 5 1
2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 102,42 5 5
3 P t i P Gl b l (GWP) 98 91 5 5
90
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 105/184
4.4.3 Analisis Life Cycle Cost (LCC)
Biaya Siklus Hidup atau disebut dengan Life Cycle Cost adalahsuatu teknik untuk mengevaluasi secara ekonomi dengan menghitung
seluruh biaya yang relevan selama jangka waktu investasi melalui
penyesuaian terhadap nilai waktu dari uang (time value of money). Biaya
siklus hidup terdiri dari biaya awal, biaya operasional, biaya perawatan,
biaya sisa.1. Biaya awal
Biaya awal merupakan biaya yang dikeluarkan untk pemasangan
komponen-komponen peralatan pengkondisisn udara.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya listrik yang diperlukan untuk
mengoperasikan sistem pendingin udara.
3. Biaya Perawatan
Biaya perawatan diambil sebesar 10% dari biaya operasional.
4. Biaya Sisa
Bi i t l h k i Di k i
91
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 106/184
Universitas Indonesia
Berikut hasil analisis siklus hidup biaya untuk pengkondisisan udara:
Tabel 4.18. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara dengan Refrigerant R134a
ORIGINALLife cycle 20 tahun
Suku Bunga 12%
Inflasi 8% PW
1. Capital Cost
A) Initial Costs Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)
Total initial Cost Rp (16.459.325.600,00)
2. Annual Cost
A) Operasi Rp (25.730.987.734,52)
B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45)
Total Biaya operasional dan perawatan Rp (28.304.086.507,98)
3. Salvage Costs year faktor
A) Peralatan 20 0,1037 Rp 1.645.932.560,00 Rp 300.711.878,71
Total salvage PW costs Rp 300.711.878,71
TOTAL PRESENT WORTH
COST Rp (44.462.700.229,26)
Life Cycle Present Worth Saving
Saving 0%
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
92
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 107/184
Universitas Indonesia
Tabel 4.19. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara Refrigerant Hidrokarbon
ALTERNATIF 1 (SISTEM PENGKONDISIAN
UDARA REFRIGERANT HYDROCARBON)Life cycle 20 tahun
Suku Bunga 12%
Inflasi 8% PW
1. Capital Cost
A) Initial Costs Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)
Other initial cost
A) Redesign Rp (270.000.000,00) Rp (270.000.000,00)
B) Pergantian refrigerant Rp (30.000.000,00) Rp (30.000.000,00)
Total initial Cost Rp (16.759.325.600,00)
2. Annual Cost
A) Operasi Rp (21.871.339.574,34)
B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45)
Total Biaya operasional dan perawatan Rp (24.444.438.347,80)
3. Salvage Costs year faktor
A) Peralatan 20 0,1037 Rp .645.932.560,00 Rp 170.683.206,47
Total salvage PW costs Rp 170.683.206,47
TOTAL PRESENT WORTH
COST Rp 41.033.080.741,32)
Life Cycle Present Worth Saving Rp 3.429.619.487,94
Saving 7,71%Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
93
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 108/184
Universitas Indonesia
Tabel 4.20. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara Refrigerant Air
ALTERNATIF 2 (SISTEM PENGKONDISIAN UDARA
REFRIGERANT AIR)Life cycle 20 tahun
Suku Bunga 12%
Inflasi 8% PW
1. Capital Cost
A) Initial Costs Rp (113.275.935.000,00) Rp (113.275.935.000,00)
Total initial Cost Rp (13.275.935.000,00)
2. Annual Cost
A) Operasi
B) Perawatan Rp (5.146.197.546,90)
Total Biaya operasional dan perawatan Rp (5.146.197.546,90)
3. Salvage Costs Year faktor
A) Peralatan 20 0,1037 Rp 11.327.593.500,00 Rp 1.174.671.445.95
Total salvage PW costs Rp 1.174.671.445.95
TOTAL PRESENT WORTH
COST Rp (11.7.247.461.100,96)
Life Cycle Present Worth Saving Rp (72.784.760.871,69)
Saving -164%Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
94
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 109/184
Dari hasil analisis decision matrix dan analisis life cycle cost , maka
alternatif terpilih adalah alternatif 1 yaitu sistem pengkondisian udara dengan
refrigeran hidrokarbon. Sistem pengkondisian udara dengan refrigeran
hidrokarbon lebih ramah lingkungan dibangkan sistem pengkondisian udara
dengan refrigeran R134a karena refrigeran hidrokarbon memiliki potensi
pemanasan global yang sangat kecil yaitu mendekati nol. Selain itu, sistem
pengkondisian udara dengan refrigeran hidrokarbon memiliki siklus hidup biaya
yang paling kecil. Hal ini dikarenakan hidrokarbon sebagai refrigeran memiliki
kinerja yang sangat baik sehingga menghemat penggunaan listrik untuk
pengkondisian udara.
Sistem pengkondisian udara dengan menggunakan refrigeran air juga
ramah terhadap lingkungan. Tetapi sistem pengkondisian udara dengan
refrigeran air memiliki siklus hidup biaya yang sangat besar. Hal ini dikarenakan
sistem pengkondisian udara dengan refrigeran air memerlukan komponen yang
komplek dan harga komponen-omponen ini masih sangat mahal.
95
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 110/184
Proposal Value Engineering Pekerjaan Motor Vehicle Air Conditioning
(MVAC).
I. Umum
Prinsip dasar studi Value Engineering pada bangunan berkonsep green
building adalah membuat bangunan tersebut menjadi semakin ramah
lingkungan dengan biaya yang optimal. Studi Value Engineering dilakukan
pada pekerjaan Motor Vehicle Air Conditioning (MVAC) dengan tujuan
memberikan alternatif sistem pengkondisian udara yang tidak memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan yaitu sistem pengkondisian udara yang tidak
menyebabkan penipisan lapisan ozon dan tidak menyebabkan pemanasan global.
VE pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan MVAC karena sistem MVAC
yang digunakan pada proyek ini menggunakan refrigeran HFC 134a dimana
refrigeran jenis ini berkonstribusi dalam pemanasan global sehingga refrigeran
jenis ini tidak ramah lingkungan.
96
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 111/184
Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, analisis paired comparison dan
decision matrix serta analisis life cycle cost maka terpilihlah alternatif 1 yaitu
refrigeran hidrokarbon sebagai pengganti refrigeran HFC R134a.
Keuntungan penggunaan refrigeran hidrokarbon dalam sistem pengkondisian
udara jika dibandingkan dengan refrigeran R134a adalah:
a. Lebih ramah lingkungan karena tidak menyebabkan pemanasan global.
b. Menghemat penggunaan listrik untuk pengkondisian udara. Refrigeran
hidrokarbon memiliki kinerja yang baik dan masa jenis yang lebih ringan
jika dibandingkan dengan refrigerant HFC R134a sehingga dapat
mengurangi kerja kompressor. Karena kerja kompressor menjadi ringan,
maka energi listrik yang digunakan berkurang.
Kekurangan refrigeran hidrokarbon adalah mudah terbakar. Untuk
menutupi kekurangan ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai refrigeran
hidrokarbon. Pada prinsipnya, hidrokarbon akan terbakar jika terdapat 3 unsur
97
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 112/184
Universitas Indonesia
Tabel 4.21. Life Cycle Cost sistem pengkondisian udara dengan Refrigeran HFC R134a dan Refrigerant Hidrokarbon
ORIGINALALTERNATIF 1 (SISTEM PENGKONDISIAN
UDARA REFRIGERANT HYDROCARBON)Life cycle 20 tahun
Suku Bunga 12%
Inflasi 8% PW PW
1. Capital Cost
A) Initial Costs Rp.(16.459.325.600,00) Rp.(16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)
Other initial cost
A) Redesign Rp (270.000.000,00) Rp (270.000.000,00)
B) Pergantian refrigerant Rp (30.000.000,00) Rp (30.000.000,00)
Total initial Cost Rp(16.459.325.600,00) Rp (16.759.325.600,00)
2. Annual CostA) Operasi Rp(25.730.987.734,52) Rp (21.871.339.574,34)
B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45) Rp (2.573.098.773,45)
Total Biaya operasional dan
perawatan Rp(28.304.086.507,98) Rp (24.444.438.347,80)
3. Salvage Costs year faktor
A) Peralatan 20 0,1037 Rp 1.645.932.560,00 Rp 300.711.878,71 Rp 1.645.932.560,00 Rp 170.683.206,47
Total salvage PW cost Rp 300.711.878,71 Rp 170.683.206,47
TOTAL PRESENT WORTH COST Rp(44.462.700.229,26) Rp (41.033.080.741,32)
Life Cycle Present Worth Savin Rp 3.429.619.487,94
Saving 0% 7,71%Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
98
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 113/184
Dari tabel 4.21, dapat dilihat bahwa penggunaan refrigeran hidrokarbon
pada sistem pengkondisian udara, dapat mengefisiensi biaya operasional sebesarRp. 3.429.619.487,94 atau sebesar 7,71% jika dibandingkan dengan siklus hidup
biaya dengan refrigeran HFC 134a.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 114/184
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan berdasarkan tahapan kerja value
engineering, dapat disimpulkan bahwa:
- Komponen pekerjaan yang dapat dioptimal dengan metode value
engineering pada proyek ini adalah pekerjaan Motor Vehicle Air
Conditioning (MVAC). Dimana sistem MVAC yang digunakan memiliki
potensi pemanasan global sehingga tidak ramah terhadap lingkungan.
- Dengan melakukan analisis VE lebih lanjut pada pekerjaan MVAC
diperoleh alternatif pengkondisian udara dengan menggunakan refrigeran
hidrokarbon sebagai sebagai pengganti sistem pengkondisian udara
refrigeran HFC R134a.
- Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran yang ramah lingkungan
karena tidak menyebabkan penipisan ozon dan potensi pemanasan
l b l t d h R f i hid k b j di t k h
100
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 115/184
sehingga biaya proyek bangunan berkonsep green building menjadi lebih efisien
dan bangunan tersebut juga menjadi lebih ramah lingkungan.
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 116/184
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Ari Ahmad, Optimasi pemanfaatan jalan Margonda Raya Depok dengan
metode value engineering. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Alexia Nalewaik, CCE MRICS, and Valerie Venters, CCC. (2009). Cost benefits
of building green” cost engineering : the AACE international journal of cost
estimation, cost/ schedule control, and project managemet. (Vol. 51/ No.1
February 2009).
Aziz, Muhammad Hasbi. (2005). Penerapan Konsep Eco Building di Indonesia.
Tesis Universitas Indonesia.
Bangunan Ramah Lingkungan Sudah Menjadi Kebutuhan. (2008, May 08). Suara
Merdeka.
B ildi d th i i t ( d) N b 21 2010
102
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 117/184
Cryer, B., Felder, J., Matthews, R.., Pettigrew M.,&Okrent, J. (2005). Evaluating
the Diffusion of Green Building Practices. UCLA Anderson: Management
Research Project.
Dell, Isola, Alphonse. (1974). Value engineering in the construction industry.
New York: Construction Publishing Corp., Inc.
Dell, Isola, Alphonse. (2008). Value engoneering: practical applicationfor design
construction maintenance & operations. Kingston: RS Means Company.
Elias, Samy E. G. (1998). Value Engineering, A Power Productivity Tool. Great
Britain : Elsevier Science.
Fauzan, Mohammad. (2008). Kesiapan penerapan value engineering pada
pembangunan infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis Institut
Teknologi Bandung.
F d l L d hi I Hi h P f A d S t i bl B ildi
103
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 118/184
Heerwagen, Judith H. (2000). Green Building, Organizational Success, and
Occupant Productivity. Building Research and Information vol 28 (5), 353-
367, London.
Introduction. July 20,2010. Congressional Research Service.www.crs.gov
Irsal, Ridho Masruri. (2008). Perangcangan bangunan dengan
mempertimbangkan aspek energi dan lingkungann studi kasus:
pengamatan beberapa bangunan di jakarta dan surabaya dengan
menggunakan LEED-NC 21. Skripsi Universitas Indonesia.
Juan, Y-K., Gao P.,& Wang J. (2010). A hibrid decision support system for
sustainable office building renovation and energy perfomance improvement.
Journal of energy and building, 42, 290-297.
K t G (2003) Th C t d Fi i l B fit f G B ildi O t b
104
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 119/184
Landmark International Green Building Study Finds Benefits of Building
GreenOutweigh Cost Premium. (n.d). 14 April 2011.
http://www.goodenergies.com/news/-
LEED® Green Associate Study Guide. (2011). Green Building.
LEED Rating System diakses melalui <http://www.usgbc.org/ >
LEED Version 3 diakses dari http://www.usgbc.org/
Lenssen N. and D.M. Roodman. Worldwatch Paper 124. A Building Revolution:
How Ecology and Health Concerns are Transforming Construction.
WorldWatch Institute, 1995.
Miller, Norm G., Pogoe D., Gough, Quiana D.. Davis, Susan M. (2009). Green
Building and Productivity. Forthcoming in the Journal of Sustainable Real
E t t V l 1 N F ll 2009 J
105
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 120/184
The cost & benefit of achieving Green Building. (n.d) 14 Januari 2011)
http://www.davislangdon.com/upload/StaticFiles/AUSNZ%20Publications/I
nfo%20Data/InfoData_Green_Buildings.pdf
Tom Woolley, Sam Kimmins, Paul Harrison, and Rob Harrison. (1997) Green
Building Handbook . New York : E & FN Spon, an imprint of Thomson
Science &Professional
Turcotte, D., Villareal J.,& Bermingham, C. (2006). The Benefit of Building
Green: Recomendations for green program and incetives for the City of
Lowell. Lowell:University of Massachusetts Lowell.
Untoro, Kurniawan Vincetus. (2009). Penerapan Value Engineering dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Ke – PU-an di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum Dalam Usaha Meningkatkan Efektifitas
Penggunaan Anggaran. Tesis Universitas Indonesia
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 121/184
LAMPIRAN 1
DATA HASIL WAWANCARA
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 122/184
DATA NARASUMBER
No. Nara Sumber Jabatan Pengalaman Pendidikan
1 Narasumber 1 Kontraktor 6 tahun S1
2 Narasumber 2 Kontraktor 3 tahun S1
3 Narasumber 3 Pengusaha 7 tahun S1
4 Narasumber 4 Konsultan ME 20 tahun S1
5 Narasumber 5 Dosen 32 tahun S3
6 Narasumber 6 Dosen 16 tahun S3
7 Narasumber 9 Dosen 33 tahun S3
8 Narasumber 8 Dosen 10 tahun S3
9 Narasumber 9 Dosen 7 tahun S2
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 123/184
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 1
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)
C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETER KeyLetter
MaxPoint
MinPoints
Remainingpoints
Biaya Awal A 100 82 18
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 13
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15
Biaya Operasional dan perawatan D 100 98 2
Keselamatan E 100 100 0
Efisiensi Energi F 100 96 4
TOTAL 600 548 52
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6
Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 52/15
= 3,4667
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 124/184
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 40% A 40% A 25% A 25% A 40%
B 60% C 60% D 75% E 75% F 60%
B B 50% B 25% B 25% A 25%
C 50% D 75% E 75% F 75%
C C 25% C 25% C 25%
Skala kepentingan D 75% E 75% F 75%
Major Besar 100%,0% D D 40% D 40%
Medium Sedang 75%,25% E 60% F 60%
Minor Kecil 60%, 40% E E 75%
Equal Sama 50%,50% F 25%
F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 1,387 A 1,387 A 0,867 A 0,867 A 1,387 5,893 87,893
B 2,080 C 2,080 D 2,600 E 2,600 F 2,080
B B 1,733 B 0,867 B 0,867 B 0,867 6,413 93,413
C 1,733 D 2,600 E 2,600 F 2,600
C C 0,867 C 0,867 C 0,867 6,413 91,413
D 2,600 E 2,600 F 2,600
Skala kepentingan D D 1,387 D 1,387 10,573 108,573
Major Besar 100%,0% E 2,080 F 2,080Medium Sedang 75%,25% E E 2,600 12,480 112,480
Minor Kecil 60%, 40% F 0,867
Equal Sama 50%,50% F 10,227 106,227
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 125/184
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 2
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)
C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETER KeyLetter
MaxPoint
MinPoints
Remainingpoints
Biaya Awal A 100 75 25
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 90 10
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 95 5
Biaya Operasional dan perawatan D 100 80 20
Keselamatan E 100 85 15
Efisiensi Energi F 100 100 0
TOTAL 600 525 75
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6
Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 75/15
= 5
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 126/184
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 0% A 0% A 50% A 50% A 25%
B 100% C 100% D 50% E 50% F 75%
B B 50% B 25% B 50% A 25%
C 50% D 75% E 50% F 75%
C C 0% C 50% C 25%
Skala kepentingan D 100% E 50% F 75%
Major Besar 100%,0% D D 25% D 50%
Medium Sedang 75%,25% E 75% F 50%
Minor Kecil 60%, 40% E E 75%
Equal Sama 50%,50% F 25%
F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 0,000 A 0,000 A 2,500 A 2,500 A 1,250 6,250 81,250
B 5,000 C 5,000 D 2,500 E 2,500 F 3,750
B B 2,500 B 1,250 B 2,500 B 1,250 12,500 102,500
C 2,500 D 3,750 E 2,500 F 3,750
C C 0,000 C 2,500 C 1,250 11,250 106,250
D 5,000 E 2,500 F 3,750
Skala kepentingan D D 1,250 D 2,500 15,000 95,000
Major Besar 100%,0% E 3,750 F 2,500Medium Sedang 75%,25% E E 3,750 15,000 100,000
Minor Kecil 60%, 40% F 1,250
Equal Sama 50%,50% F 15,000 115,000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 3
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 127/184
Nama : Narasumber 3
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 50 50
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 95 5
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15
Biaya Operasional dan perawatan D 100 60 40
Keselamatan E 100 100 0
Efisiensi Energi F 100 70 30
TOTAL 600 460 140
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 140/15
= 9,333
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 128/184
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 25% A 25% A 50% A 0% A 40%
B 75% C 75% D 50% E 100% F 60%
B B 100% B 75% B 0% B 75%
C 0% D 25% E 100% F 25%
C C 75% C 25% C 60%
D 25% E 75% F 40%
Skala kepentingan D D 25% D 50%
Major Besar 100%,0% E 75% F 50%
Medium Sedang 75%,25% E E 75%
Minor Kecil 60%, 40% F 25%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 2,333 A 2,333 A 4,667 A 0,000 A 3,733 13,067 63,067
B 7,000 C 7,000 D 4,667 E 9,333 F 5,600
B B 9,333 B 7,000 B 0,000 B 7,000 30,333 125,333
C 0,000 D 2,333 E 9,333 F 2,333
C C 7,000 C 2,333 C 5,600 21,933 106,933
D 2,333 E 7,000 F 3,733
Skala kepentingan D D 2,333 D 4,667 16,333 76,333
Major Besar 100%,0% E 7,000 F 4,667Medium Sedang 75%,25% E E 7,000 39,667 139,667
Minor Kecil 60%, 40% F 2,333
Equal Sama 50%,50% F 18,667 88,667
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 4
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 129/184
Nama : Narasumber 4
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 90 10
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 75 25
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 70 30
Biaya Operasional dan perawatan D 100 95 5
Keselamatan E 100 80 20
Efisiensi Energi F 100 85 15
TOTAL 600 495 105
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6
Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 105/15
= 7
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 130/184
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 75% A 75% A 40% A 60% A 60%
B 25% C 25% D 60% E 40% F 40%
B B 60% B 25% B 40% B 40%
C 40% D 75% E 60% F 60%
C C 25% C 40% C 25%
D 75% E 60% F 75%
Skala kepentingan D D 75% D 60%
Major Besar 100%,0% E 25% F 40%
Medium Sedang 75%,25% E E 40%
Minor Kecil 60%, 40% F 60%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 5,250 A 5,250 A 2,800 A 4,200 A 4,200 21,700 111,700
B 1,750 C 1,750 D 4,200 E 2,800 F 2,800
B B 4,200 B 1,750 B 2,800 B 2,800 13,300 88,300
C 2,800 D 5,250 E 4,200 F 4,200
C C 1,750 C 2,800 C 1,750 10,850 80,850
D 5,250 E 4,200 F 5,250
Skala kepentingan D D 5,250 D 4,200 24,150 119,150
Major Besar 100%,0% E 1,750 F 2,800Medium Sedang 75%,25% E E 2,800 15,750 95,750
Minor Kecil 60%, 40% F 4,200
Equal Sama 50%,50% F 19,250 104,250
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 5
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 131/184
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 95 5
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 75 25
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 70 30
Biaya Operasional dan perawatan D 100 90 10
Keselamatan E 100 80 20
Efisiensi Energi F 100 85 15
TOTAL 600 495 105
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 105/15
= 75
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 132/184
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 75% A 75% A 60% A 60% A 75%
B 25% C 25% D 40% E 40% F 25%
B B 60% B 25% B 40% B 40%
C 40% D 75% E 60% F 60%
C C 25% C 40% C 25%
D 75% E 60% F 75%
Skala kepentingan D D 60% D 60%
Major Besar 100%,0% E 40% F 40%
Medium Sedang 75%,25% E E 40%
Minor Kecil 60%, 40% F 60%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 5,250 A 5,250 A 4,200 A 4,200 A 5,250 24,150 119,150
B 1,750 C 1,750 D 2,800 E 2,800 F 1,750
B B 4,200 B 1,750 B 2,800 B 2,800 13,300 88,300
C 2,800 D 5,250 E 4,200 F 4,200
C C 1,750 C 2,800 C 1,750 10,850 80,850
D 5,250 E 4,200 F 5,250
Skala kepentingan D D 4,200 D 4,200 21,700 111,700
Major Besar 100%,0% E 2,800 F 2,800Medium Sedang 75%,25% E E 2,800 16,800 96,800
Minor Kecil 60%, 40% F 4,200
Equal Sama 50%,50% F 18,200 103,200
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 6
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 133/184
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 75 25
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 100 0
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 100 0
Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30
Keselamatan E 100 90 10
Efisiensi Energi F 100 80 20
TOTAL 600 515 85
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 85/15
= 5,667
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 134/184
A A 25% A 25% A 60% A 25% A 40%
B 75% C 75% D 40% E 75% F 60%
B B 50% B 75% B 60% B 75%
C 50% D 25% E 40% F 25%
C C 75% C 60% C 75%
D 25% E 40% F 25%
Skala kepentingan D D 25% D 40%
Major Besar 100%,0% E 75% F 60%
Medium Sedang 75%,25% E E 60%
Minor Kecil 60%, 40% F 40%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 1,417 A 1,417 A 3,400 A 1,417 A 2,267 9,917 84,917
B 4,250 C 4,250 D 2,267 E 4,250 F 3,400
B B 2,833 B 4,250 B 3,400 B 4,250 18,983 118,983
C 2,833 D 1,417 E 2,267 F 1,417
C C 4,250 C 3,400 C 4,250 18,983 118,983
D 1,417 E 2,267 F 1,417
Skala kepentingan D D 1,417 D 2,267 8,783 78,783
Major Besar 100%,0% E 4,250 F 3,400Medium Sedang 75%,25% E E 3,400 16,433 106,433
Minor Kecil 60%, 40% F 2,267
Equal Sama 50%,50% F 11,900 91,900
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 7
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 135/184
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 80 20
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 90 10
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 90 10
Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30
Keselamatan E 100 95 5
Efisiensi Energi F 100 100 0
TOTAL 600 525 75
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6
Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 75/15
= 3,4667
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 136/184
A A 40% A 40% A 60% A 25% A 75%
B 60% C 60% D 40% E 75% F 25%
B B 50% B 75% B 40% B 40%
C 50% D 25% E 60% F 60%
C C 75% C 40% C 40%
D 25% E 60% F 60%
Skala kepentingan D D 25% D 25%
Major Besar 100%,0% E 75% F 75%
Medium Sedang 75%,25% E E 40%
Minor Kecil 60%, 40% F 60%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 2,000 A 2,000 A 3,000 A 1,250 A 3,750 12,000 92,000
B 3,000 C 3,000 D 2,000 E 3,750 F 1,250
B B 2,500 B 3,750 B 2,000 B 2,000 13,250 103,250
C 2,500 D 1,250 E 3,000 F 3,000
C C 3,750 C 2,000 C 2,000 13,250 103,250
D 1,250 E 3,000 F 3,000
Skala kepentingan D D 1,250 D 1,250 7,000 77,000
Major Besar 100%,0% E 3,750 F 3,750Medium Sedang 75%,25% E E 2,000 15,500 110,500
Minor Kecil 60%, 40% F 3,000
Equal Sama 50%,50% F 14,000 114,000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 8
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 137/184
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 70 30
Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 100 0
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 100 0
Biaya Operasional dan perawatan D 100 80 20
Keselamatan E 100 70 30
Efisiensi Energi F 100 100 0
TOTAL 600 520 80
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 80/15
= 5,333
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 138/184
A A 25% A 25% A 40% A 50% A 25%
B 75% C 75% D 60% E 50% F 75%
B B 50% B 75% B 75% B 50%
C 50% D 25% E 25% F 50%
C C 75% C 75% C 50%
D 25% E 25% F 50%
Skala kepentingan D D 60% D 25%
Major Besar 100%,0% E 40% F 75%
Medium Sedang 75%,25% E E 25%
Minor Kecil 60%, 40% F 75%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 1,333 A 1,333 A 2,133 A 2,667 A 1,333 8,800 78,800
B 4,000 C 4,000 D 3,200 E 2,667 F 4,000
B B 2,667 B 4,000 B 4,000 B 2,667 17,333 117,333
C 2,667 D 1,333 E 1,333 F 2,667
C C 4,000 C 4,000 C 2,667 17,333 117,333
D 1,333 E 1,333 F 2,667
Skala kepentingan D D 3,200 D 1,333 10,400 90,400
Major Besar 100%,0% E 2,133 F 4,000Medium Sedang 75%,25% E E 1,333 8,800 78,800
Minor Kecil 60%, 40% F 4,000
Equal Sama 50%,50% F 17,333 117,333
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
HASIL WAWANCARA
Nama : Narasumber 9
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 139/184
MENENTUKAN PARAMETER
KODE PARAMETER
A BIAYA AWAL
B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)
D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN
E KESELAMATAN
F EFISIENSI ENERGI
ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.
PAREMETERKey
Letter
Max
Point
Min
Points
Remaining
points
Biaya Awal A 100 70 30Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 60 40
Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 60 40
Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30
Keselamatan E 100 70 30
Efisiensi Energi F 100 100 0
TOTAL 600 430 170
Total no o comparison = n(n-1)/2
“n” adalah jumlah dari parameter = 6
Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2
= 15
Maksimum point untuk satu bagian = 170/15
= 11,3333
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
POINT SHARING MATRIX
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 140/184
A A 40% A 40% A 50% A 50% A 25%
B 60% C 60% D 50% E 50% F 75%
B B 50% B 40% B 40% B 25%
C 50% D 60% E 60% F 75%
C C 40% C 40% C 25%
D 60% E 60% F 75%
Skala kepentingan D D 50% D 25%
Major Besar 100%,0% E 50% F 75%
Medium Sedang 75%,25% E E 25%
Minor Kecil 60%, 40% F 75%
Equal Sama 50%,50% F
B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE
A A 4,533 A 4,533 A 5,667 A 5,667 A 2,833 23,233 93,233
B 6,800 C 6,800 D 5,667 E 5,667 F 8,500
B B 5,667 B 4,533 B 4,533 B 2,833 24,367 84,367
C 5,667 D 6,800 E 6,800 F 8,500
C C 4,533 C 4,533 C 2,833 24,367 84,367
D 6,800 E 6,800 F 8,500
Skala kepentingan D D 5,667 D 2,833 27,767 97,767
Major Besar 100%,0% E 5,667 F 8,500
Medium Sedang 75%,25% E E 2,833 27,767 97,767
Minor Kecil 60%, 40% F 8,500
Equal Sama 50%,50% F 42,500 142,500
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 141/184
WEIGHTED SCORE RATA-RATA
NO. KODE WEIGHTED SCORENara-
sumber 1
Nara-
sumber 2
Nara-
sumber 3
Nara-
sumber 4
Nara-
sumber 5
Nara-
sumber 6
Nara-
sumber 7
Nara-
sumber 8
Nara-
sumber 9
Rata-
Rata
1. A 87,89 81,25 63,07 111,70 119,15 84,92 92,00 78,80 93,23 90,22
2. B 93,41 102,50 125,33 88,30 88,30 118,98 103,25 117,33 84,37 102,42
3. C 91,41 106,25 106,93 80,85 80,85 118,98 103,25 117,33 84,37 98,91
4. D 108,57 95,00 76,33 119,15 111,70 78,78 77,00 90,40 97,77 94,97
5. E 112,48 100,00 139,67 95,75 96,80 106,43 110,50 78,80 97,77 104,24
6. F 106,23 115,00 88,67 104,25 103,20 91,90 114,00 117,33 142,50 109,23
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 142/184
RANKING MASING-MASING PARAMETER UNTUK REFRIGERNT
HYDROCARBON DAN REFRIGERANT AIR
Narasumber 5
Kriteria
Alternatif
Refrigerant
Hidrokarbon
Refrigerant
Air
Rating Rating
1 Biaya Awal 5 1
2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 5 5
3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 5 5
4 Biaya Operasional dan perawatan 5 3
5 Keselamatan 1 5
6 Efisiensi Energi (Kinerja) 5 2
Narasumber 6
Kriteria
Alternatif
Refrigerant
Hidrokarbon
Refrigerant
Air
Rating Rating
1 Biaya Awal 5 1
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 143/184
Narasumber 8
Kriteria
Alternatif
RefrigerantHidrokarbon
RefrigerantAir
Rating Rating
1 Biaya Awal 5 1
2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 5 5
3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 5 5
4 Biaya Operasional dan perawatan 5 3
5 Keselamatan 1 5
6 Efisiensi Energi (Kinerja) 5 2
Narasumber 9
Kriteria
Alternatif
Refrigerant
Hidrokarbon
Refrigerant
Air
Rating Rating
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
L i 1 H il W U t k M t k Ti k t K ti D R ki (l j t )
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 144/184
HASIL ANALISIS DECISION MATRIX
Kriteria
Bobot
Alternatif
Refrigerant
Hidrokarbon
Refrigerant Air
Kriteria Bobot Rating score Rating score
1 Biaya Awal 90,22 5 451,12 1 90,22
2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 102,42 5 512,10 5 512,10
3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 98,91 5 494,57 5 494,57
4 Biaya Operasional dan perawatan 94,97 5 474,84 3 284,90
5 Keselamatan 104,24 1 104,24 5 521,22
6 Efisiensi Energi (kinerja) 109,23 5 546,15 2 218,46
TOTAL 2583,02 2121,48
RANKING I II
Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 145/184
LAMPIRAN 2
ANALISA BIAYA
KAPASITAS AC
Konversi
Lampiran 2 : Analisis Biaya
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 146/184
1 TR = 12000
BTU (British Thermal
Unit)/hr
1 PK = 9000 BTU/hr
1 PK = 745 watt
1000 watt = 1 KWH1KWH = Rp 750 (harga menurut Penpres No. 8 th 2011)
Perhitungan Kebutuhan AC Proyek Gedung Menteri
Asumsi
Lama pemakaian AC per hari = 10 jam
Lama pemakaian AC per bln = 25 hari
Menghitung biaya listrik untuk kebutuhan AC
Kapasitas AC yang ada = 3 x 300 TR = 900 TR
= 10.800.000 BTU/hr
= 1200 PKKebutuhan listrik untuk 1200
PK
1 PK = 745 watt
1200 PK = 894.000 watt
1.000 watt = 1 KWH
894.000 watt = 894 KWH
KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN REFRIGERANT
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
R134a
● Biaya Awal
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 147/184
● Biaya Awal
Biaya awal merupakan semua biaya yang komponen-komponen/ peralatan untuk sietem pengkondisisn udara di gedung.
Biaya awal sesuai dengan rencana anggara biaya (RAB) proyek yaitu Rp. 16.459.325.600,00
●
Nilai Sisa
Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.
Nilai sisa = Rp 1.645.932.560
● Biaya Operasional AC dengan Refrigerant R134a
Biaya operasional merupakan biaya pemakaian listrik untuk AC dengan refrigerant HFC R 134a.
Biaya listrik untuk AC per jam
1 KWH = Rp 750
894 KWH = Rp 670.500
Biaya listrik untuk AC per hari dengan asumsi pemakaian selama 10 jam adalah
1 jam = Rp 670.500
10 jam = Rp 6.705.000
Biaya listrik untuk AC per bulan dengan asumsi pemakaian 1 bulan 25 hari adalah
1 hari = Rp 6.705.000
25 hari = Rp 167.625.000
Biaya listrik untuk AC selama setahun adalah
1 bulan = Rp 167.625.000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
12 bulan = Rp 2.011.500.000
Biaya litrik untuk AC ini merupakan biaya operasional pemakaian AC
Jadi, biaya operasional AC per tahun adalah Rp. 2.011.500.000
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 148/184
● Biaya Perawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan konsultan ME proyek ini, rencana biaya perawatan AC adalah 10% dari biaya operasional
AC.
Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah
= Rp 201.150.000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN REFRIGERANT
HYDROCARBON
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 149/184
HYDROCARBON
● Biaya AwalBiaya awal merupakan semua biaya yang komponen-komponen/ peralatan untuk sietem pengkondisisn udara di gedung.
Biaya awal sesuai dengan rencana anggara biaya (RAB) proyek yaitu Rp. 16.459.325.600,00Biaya awal untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigeran hidrokarbon sama dengan sistem pengkondisian udara dengan
refrigeran HFC R134a, karena pergantian dari refrigeran HFC R134a dengan refrigeran hidrokarbon tidak mengubah komponen-
komponen utama sistem pengkondisian udara yang digunakan.
● Biaya Awal Lainnya
Biaya awal lainnya merupakan biaya yang digunakan untuk mengganti refrigerant HFC R134a dengan refrigerant hydrocarbon.
Biaya penggantian per TR adalah Rp 300.000,00
Biaya penggantian 900 TR adalah Rp 270.000.000,00
Biaya Redesign Rp 30.000.000,00
Total Rp. 300.000.000,00
● Nilai Sisa
Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.
Nilai sisa = Rp 1.645.932.560
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
● Operasional AC dengan Refrigerant Hidrokarbon
Biaya operasional merupakan biaya pemakaian listrik untuk AC dengan refrigeran hidrokarbon
Biaya listrik untuk AC per jam
1 KWH = Rp 750
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 150/184
p
894 KWH = Rp 670.500
Biaya listrik untuk AC per hari dengan asumsi pemakaian selama 10 jam adalah
1 jam = Rp 670.500
10 jam = Rp 6.705.000
Biaya listrik untuk AC per bulan dengan asumsi pemakaian 1 bulan 25 har i adalah
1 hari = Rp 6.705.000
25 hari = Rp 167.625.000
Biaya listrik untuk AC selama setahun adalah
1 bulan = Rp 167.625.000
12 bulan = Rp 2.011.500.000
Berdasarkan hasil wawancara dan literature diketahui bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran dapat menghemat biayalistrik sebesar 15%-25%
Asumsi penghematan listrik karena penggunaan refrigeran hidrokarbon adalah sebesar 15%
Pengehematan biaya = Rp 301.725.000
Biaya listrik per tahun = Rp 1.709.775.000
● Biaya Perawatan
Biaya perawatan untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigerant R134a dan refrigeran hidrokarbon diasumsikan sama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan konsultan ME proyek ini, rencana biaya perawatan AC adalah 10% dari biaya operasional.Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah
= Rp 201.150.000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN
REFRIGERANt AIR
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 151/184
● Biaya Awal
Kapasitas AC = 3 x 300 TR = 900 TR
= 10.800.000 BTU/hr
AC dengan refrigerant air kapasitas /unit = 10200 BTU/hrMaka untuk kebutuhan AC sebesar 10.800.000 BTU/hr = 1058,824 unit = 1.059 unit
Harga satu unit AC dengan refrigerant air = Rp 106.965.000,00
Harga 900 unit AC dengan refrigerant air = Rp.113.275.935.000,00
Jadi, biaya awal untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigerant air
adalah Rp 113.275.935.000,00
● Nilai Sisa
Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.
Nilai sisa = Rp 11.327.593.500
● Biaya Operasional AC dengan Refrigeran Air
Air-Condicioner dengan refrigeran air dapat dioperasionalkan dengan menggunakan energi matahari. Sehingga diasumsikan
biaya operasionalnya nol (atau tidak memerlukan biaya operasional).
● Biaya Perawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber, biaya perawatan AC jenis ini lebih maha jika dibandingkan dengan biaya perawatan AC dengan refrigerant R290 dan R134a.
Diasumsikan biaya perawatan AC ini dua kali biaya perawatan AC dengan refrigeran hidrokarbon dan R134a
Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah= Rp 402.300.000
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT R134A
Suku Bunga 12%
Inflasi 7,87%
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 152/184
,
1. Biaya Awal Rp. 16.459.325.600
2. Nilai Sisa Rp1.645.932.560
3. Rincian Biaya operasional dan Biaya Perawatan
TAHUN KE-
TOTAL1 2 3 4 5
Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354
Biaya Operasional Rp2.011.500.000 Rp2.169.805.050 Rp2.340.568.707 Rp 2.524.771.465 Rp 2.723.470.979
Biaya perawatan Rp 201.150.000 Rp 216.980.505 Rp 234.056.871 Rp 252.477.146 Rp 272.347.098
Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674
PW BiayaOperasional Rp1.796.068.350 Rp1.729.768.586 Rp1.666.016.806 Rp 1.604.492.266 Rp 1.545.297.433 Rp 8.341.643.441
PW Biaya perawatan Rp 179.606.835 Rp 172.976.859 Rp 166.601.681 Rp 160.449.227 Rp 154.529.743 Rp 834.164.344
TAHUN KE-
TOTAL6 7 8 9 10
Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977
Biaya Operasional Rp2.937.808.145 Rp3.169.013.646 Rp3.418.415.020 Rp 3.687.444.282 Rp 3.977.646.147
Biaya perawatan Rp 293.780.815 Rp 316.901.365 Rp 341.841.502 Rp 368.744.428 Rp 397.764.615
Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220
PW BiayaOperasional Rp1.488.293.606 Rp1.433.344.872 Rp1.380.697.827 Rp 1.329.692.408 Rp 1.280.802.059 Rp 6.912.830.772
PW Biaya perawatan Rp 148.829.361 Rp 143.334.487 Rp 138.069.783 Rp 132.969.241 Rp 128.080.206 Rp 691.283.077
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
TAHUN KE-
TOTAL11 12 13 14 15
Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 153/184
, , , , ,
Biaya Operasional Rp4.290.686.899 Rp4.628.363.958 Rp4.992.616.201 Rp 5.385.535.096 Rp 5.809.376.708
Biaya perawatan Rp 429.068.690 Rp 462.836.396 Rp 499.261.620 Rp 538.553.510 Rp 580.937.671
Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827
PW BiayaOperasional Rp1.233.572.483 Rp1.188.101.028 Rp1.144.307.633 Rp 1.101.880.481 Rp 1.061.373.125 Rp 5.729.234.750
PW Biaya perawatan Rp 123.357.248 Rp 118.810.103 Rp 114.430.763 Rp 110.188.048 Rp 106.137.312 Rp 572.923.475
TAHUN KE-
TOTAL16 17 18 19 20
Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218
Biaya Operasional Rp6.266.574.655 Rp6.759.754.081 Rp7.291.746.727 Rp 7.865.607.194 Rp 8.484.630.480
Biaya perawatan Rp 626.657.466 Rp 675.975.408 Rp 729.174.673 Rp 786.560.719 Rp 848.463.048
Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037
PW BiayaOperasional Rp1.022.078.326 Rp 984.220.194 Rp 947.927.074 Rp 913.196.995 Rp 879.856.181 Rp 4.747.278.771
PW Biaya perawatan Rp 102.207.833 Rp 98.422.019 Rp 94.792.707 Rp 91.319.700 Rp 87.985.618 Rp 474.727.877
TOTAL PW Biaya Opersional Rp 25.730.987.735
TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 2.573.098.773
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT HYDROCARBON
Suku Bunga 12%
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 154/184
Suku Bunga 12%
Inflasi 7,87%
1. Biaya Awal Rp. 16.459.325.600
2. Biaya Awal lainnya Rp 300.000.0003. Nilai Sisa Rp 1.645.932.560
4. Rincian biaya operasional dan biaya perawatan
TAHUN KE-
TOTAL1 2 3 4 5
Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354
Biaya Operasional Rp 1.709.775.000 Rp 1.844.334.293 Rp1.989.483.401 Rp 2.146.055.745 Rp 2.314.950.332
Biaya perawatan Rp 201.150.000 Rp 216.980.505 Rp 234.056.871 Rp 252.477.146 Rp 272.347.098
Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674
PW Biaya Operasional Rp 1.526.658.098 Rp 1.470.303.298 Rp1.416.114.285 Rp 1.363.818.426 Rp 1.313.502.818 Rp7.090.396.925
PW Biaya perawatan Rp 179.606.835 Rp 172.976.859 Rp 166.601.681 Rp 160.449.227 Rp 154.529.743 Rp 834.164.344
TAHUN KE-
TOTAL6 7 8 9 10
Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977
Biaya Operasional Rp 2.497.136.923 Rp 2.693.661.599 Rp2.905.652.767 Rp 3.134.327.640 Rp 3.380.999.225
Biaya perawatan Rp 293.780.815 Rp 316.901.365 Rp 341.841.502 Rp 368.744.428 Rp 397.764.615
Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220
PW Biaya Operasional Rp 1.265.049.565 Rp 1.218.343.141 Rp1.173.593.153 Rp 1.130.238.547 Rp 1.088.681.750 Rp5.875.906.157
PW Biaya perawatan Rp 148.829.361 Rp 143.334.487 Rp 138.069.783 Rp 132.969.241 Rp 128.080.206 Rp 691.283.077
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
4. Rincian Biaya perawatan dan biaya operasional (lanjutan)
TAHUN KE-
TOTAL11 12 13 14 15
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 155/184
Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888
Biaya Operasional Rp 3.647.083.864 Rp 3.934.109.364 Rp4.243.723.771 Rp 4.577.704.832 Rp 4.937.970.202
Biaya perawatan Rp 429.068.690 Rp 462.836.396 Rp 499.261.620 Rp 538.553.510 Rp 580.937.671
Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827
PW Biaya Operasional Rp 1.048.536.611 Rp 1.009.885.874 Rp 972.661.488 Rp 936.598.409 Rp 902.167.156 Rp4.869.849.538
PW Biaya perawatan Rp 123.357.248 Rp 118.810.103 Rp 114.430.763 Rp 110.188.048 Rp 106.137.312 Rp 572.923.475
TAHUN KE-
TOTAL16 17 18 19 20
Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218
Biaya Operasional Rp 5.326.588.457 Rp 5.745.790.969 Rp6.197.984.718 Rp 6.685.766.115 Rp 7.211.935.908
Biaya perawatan Rp 626.657.466 Rp 675.975.408 Rp 729.174.673 Rp 786.560.719 Rp 848.463.048
Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037
PW Biaya Operasional Rp 868.766.577 Rp 836.587.165 Rp 805.738.013 Rp 776.217.446 Rp 747.877.754 Rp4.035.186.955PW Biaya perawatan Rp 102.207.833 Rp 98.422.019 Rp 94.792.707 Rp 91.319.700 Rp 87.985.618 Rp 474.727.877
TOTAL PW Biaya Opersional Rp 21.871.339.574
TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 2.573.098.773
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT AIR
Suku Bunga 12%
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 156/184
g
Inflasi 7,87%
1. Biaya Awal Rp 113.275.935.000,00
2. Nilai Sisa Rp 11.327.593.5003. Rincian Biaya Perawatan
TAHUN KE-
TOTAL1 2 3 4 5
Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354
Biaya perawatan Rp 402.300.000 Rp 433.961.010 Rp 468.113.741 Rp 504.954.293 Rp 544.694.196
Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674
PW Biaya perawatan Rp 359.213.670 Rp 345.953.717 Rp 333.203.361 Rp 320.898.453 Rp 309.059.487 Rp 1.668.328.688
TAHUN KE-TOTAL6 7 8 9 10
Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977
Biaya perawatan Rp 587.561.629 Rp 633.802.729 Rp 683.683.004 Rp 737.488.856 Rp 795.529.229
Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220
PW Biaya perawatan Rp 297.658.721 Rp 286.668.974 Rp 276.139.565 Rp 265.938.482 Rp 256.160.412 Rp 1.382.566.154
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
3. Rincian Biaya perawatan (lanjutan)
TAHUN KE-
TOTAL11 12 13 14 15
Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 157/184
Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888
Biaya perawatan Rp 858.137.380 Rp 925.672.792 Rp 998.523.240 Rp1.077.107.019 Rp 1.161.875.342
Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827
PW Biaya perawatan Rp 246.714.497 Rp 237.620.206 Rp 228.861.527 Rp 220.376.096 Rp 212.274.625 Rp 1.145.846.950
TAHUN KE-
TOTAL16 17 18 19 20
Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218
Biaya perawatan Rp. 1.253.314.931 Rp 1.351.950.816 Rp. 1.458.349.345 Rp1.573.121.439 Rp 1.696.926.096
Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037
PW Biaya perawatan Rp 204.415.665 Rp 196.844.039 Rp 189.585.415 Rp 182.639.399 Rp 175.971.236 Rp 949.455.754
TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 5.146.197.547
Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 158/184
LAMPIRAN 3
RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 159/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
No. Uraian PekerjaanJumlah Harga
(Rp)
Sub Total Harga
(Rp)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
7.865.104.367,52II. GEDUNG MENTERI
II.1. PEKERJAAN STRUKTUR 79.028.209.502,51
II.2. PEKERJAAN ARSITEKTUR 78.390.880.386,05
II.3. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL 76.559.848.878,00
II.4. PEKERJAAN INTERIOR LEPAS 21.037.186.683,00
II.5. PEKERJAAN IT DAN JARINGAN DATA 5.633.682.023,00
II.6. PEKERJAAN LANSCAPE 1.930.048.320,25
SUB TOTAL PEKERJAAN GEDUNG MENTERI262.579.855.792,81
DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 160/184
DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
Harga Satuan (RP.)Jumlah Harga
(RP.)No Uraian Pekerjaan Sat Vol
I Pekerjaan Persiapan :
1Mobilisasi danDemobilisasi ls 1,00 Rp.243.250.000,00 Rp. 243.250.000,00
2
Direksi Keet &
perlengkapannya m2 125,00 Rp. 300.000,00 Rp. 37.500.000,00
3 Pembuatan Jalan Sementara m2 600,00 Rp. 169.000,00 Rp. 101.400.000,00
4 Sewa TC (2 unit) bl 12,00 Rp. 100.000.000,00 Rp. 1.200.000.000,00
5 Sewa genset bl 18,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 270.000.000,00
6 Air kerja bl 18,00 Rp. 6.000.000,00 Rp. 108.000.000,00
7 Listrik kerja bl 18,00 Rp. 40.000.000,00 Rp. 720.000.000,00
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 161/184
20 Gambar Kerja ls 1,00 Rp. 4.600.000,00 Rp. 4.600.000,00
21 Contoh Bahan ls 1,00 Rp. 3.750.000,00 Rp. 3.750.000,00
22
Pertanggungan
Biaya ls 1,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
23
P3K, Pemadam Kebakaran dan
Peralatan Keselamatan Kerja ls 1,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 20.000.000,00
24
Peralatan dan Perlengkapan
Kerja ls 1,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 50.000.000,00
25 Fasilitas Komunikasi (HT) ls 1,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
26
Asuransi
(Jamsostek) ls 1,00 Rp. 420.500.000,00 Rp. 420.500.000,00
27
Biaya Perizinan Lisensi-
lisensi
Pekerjaan Kontraktor yangdilaksanakan oleh Badan
Pemerintahan. ls 1,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 25.000.000,00
28 Testing Commisioning ls 1,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
29 Biaya Identifikasi
Termasuk plat, label, peta,
tanda-tanda berwarna ls 1,00 Rp. 7.515.157,00 Rp. 7.515.157,00
Soldier Pile (Pekerjaan
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 162/184
MENTERI
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga
(RP.)
GEDUNG MENTERI
I.a Pekerjaan Pondasi Bored pile dia 100 cm 236 titik Rp. 12.673.141.180,25
I.b Pekerjaan Tanah Rp. 128.037.124,80
I.c Pekerjaan Lantai Separasi Rp. 782.447.739,00
II Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp. 11.734.718.880,51
III Pekerjaan Lantai Satu Rp. 3.497.762.572,53
IV Pekerjaan Lantai Dua Rp. 3.205.061.129,98
V Pekerjaan Lantai Tiga Rp. 3.706.342.897,88VI Pekerjaan Lantai Empat Rp. 2.857.165.199,59
VII Pekerjaan Lantai Lima Rp. 2.999.258.307,06
VIII Pekerjaan Lantai Enam Rp. 2.509.471.037,59
IX Pekerjaan Lantai Tujuh Rp. 2.516.529.473,90
X Pekerjaan Lantai Delapan Rp. 2.490.438.233,79
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 163/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Sub Total Harga
(RP.) (RP.)
I.a
Pekerjaan Pondasi Bored pile dia 80 cm
187 ttk Rp 6.838.105.402,30
I.b Pekerjaan Tanah Rp 228.566.865,73
I.c Pekerjaan Lantai Separasi Rp 1.002.120.248,00
II Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp 6.261.086.487,99
III Pekerjaan Lantai P-1 Rp 1.914.436.655,71
IV Pekerjaan Lantai P - 1A Rp 1.054.938.432,63
V Pekerjaan Lantai P - 2 Rp 1.099.503.352,51
VI Pekerjaan Lantai P - 2 A Rp 1.017.624.434,71
VII Pekerjaan Lantai P - 3 Rp 1.095.086.021,44
VIII Pekerjaan Lantai P - 3A Rp 1.017.624.434,71
IX Pekerjaan Lantai P - 4 Rp 1.035.507.640,79
X Pekerjaan Lantai P - 4 A Rp 970 120 252 31
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 164/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN ARSITEKTUR GEDUNG
MENTERI
PROYEK :
PEMBANGUNAN GEDUNG
MENTERI
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga
(Rp)
Sub Total Harga
(Rp)
II.2 GEDUNG MENTERI
A. Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp. 2.717.685.310,58
B. Pekerjaan Lantai Satu Rp. 6.524.222.536,29
C. Pekerjaan Lantai Dua Rp. 4.538.254.914,85
D. Pekerjaan Lantai Tiga Rp. 4.845.121.988,55
E. Pekerjaan Lantai Empat Rp. 4.746.936.768,87
F. Pekerjaan Lantai Lima Rp. 3.968.457.374,96
G. Pekerjaan Lantai Enam Rp. 3.957.067.146,25
H. Pekerjaan Lantai Tujuh Rp. 3.804.114.394,04
I Pekerjaan Lantai Delapan Rp 3 749 810 010 54
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 165/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS ARSITEKTUR GEDUNG PARKIR
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
No. Uraian PekerjaanJumlah Harga
(Rp)
Sub Total Harga
(Rp)
GEDUNG PARKIR
A.Pekerjaan Lantai Semibasement
dan KantinRp. 1.678.071.011,61
B. Pekerjaan Lantai P1 - P1A Rp. 1.152.513.431,13
C. Pekerjaan Lantai P2 - P2A Rp. 787.598.793,25
D. Pekerjaan Lantai P3 - P3A Rp. 787.598.793,25
E. Pekerjaan Lantai P4 - P4A Rp. 787.598.793,25F. Pekerjaan Lantai P5 - P5A Rp. 787.598.793,25
G. Pekerjaan Lantai P6 - P6A Rp. 787.598.793,25
H. Pekerjaan Lantai P7 - P7A Rp. 787.598.793,25
I. Pekerjaan Lantai P8 - P8A Rp. 787.598.793,25
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 166/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PROYEK :PEMBANGUNAN GEDUNGMENTERI
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
No. Uraian PekerjaanJumlah Harga
(Rp)
Sub Total Harga
(Rp)
1. GEDUNG MENTERI
I Pekerjaan Listrik Rp. 21.047.641.921,00
II Pekerjaan Telepon Rp. 2.838.814.341,00
III Pekerjaan Tata Suara Rp. 454.630.513,00
IV Pekerjaan Conference System Rp. 2.529.378.000,00
V Pekerjaan Sound Reinforcement System Rp. 5.085.423.000,00
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 167/184
2. PEKERJAAN IT DAN JARINGAN
DATA RP 5.633.682.023,00
SUB TOTAL PEKERJAAN IT
DAN JARINGAN DATA5.633.682.023,00
3. GEDUNG PARKIR
I Pekerjaan Listrik Rp. 666.464.186,00
II Pekerjaan Tata Suara Rp. 80.135.256,00
III Pekerjaan CCTV Rp. 10.314.440,00
IV Pekerjaan Lift / Elevator Rp. 1.376.157.560,00
V Pekerjaan Pemadam Kebakaran Rp. 1.855.957.532,00
VI Pekerjaan Fire Alarm Rp. 449.928.437,00
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 168/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN INTERIOR LEPAS
PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
NO. URAIANTOTAL HARGA
I LANTAI 1 Rp. 275.632.875,00
II LANTAI 2 RP 1.206.186.635,00
III LANTAI 3 Rp. 1.677.939.457,00IV LANTAI 4 Rp. 1.498.426.580,00
V LANTAI 5 , 6 Rp. 1.416.819.091,00
VI LANTAI 6, 7 Rp. 1.668.212.715,00
VII LANTAI 8 Rp. 1.256.469.464,00
VIII LANTAI 9, 10 Rp. 1.142.175.086,00
IX LANTAI 10 Rp. 478.788.427,00
X LANTAI 11 Rp. 1.289.358.837,00XI LANTAI 12 Rp. 1.183.439.525,00
XII LANTAI 13 Rp. 1.317.287.807,00
XIII LANTAI 14 Rp. 1.670.971.777,00
XIV LANTAI 15 Rp. 2.599.097.616,00
XV LANTAI 16 Rp. 1.299.548.808,00
XVI LANTAI 17 Rp. 1.056.831.983,00
Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 169/184
REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN LANSEKAPPROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (RP.)Sub Total Harga
(Rp)
A. PEKERJAAN HARDSCAPE
I AREA PLAZA UPACARA Rp. 312.261.588,50
II AREA PLAZA BENDERA Rp. 394.996.387,50
III AREA DROPOFF Rp. 125.863.875,00
IV AREA PLAZA INTERAKTIF Rp. 109.688.528,05
V AREA ROOF GARDEN Lt. 4 Rp. 318.629.013,75
VI AREA ROOF GARDEN Lt. 17 Rp. 160.213.649,04
JUMLAH PEKERJAAN HARDSCAP Rp.1.421.653.041,84
B. PEKERJAAN SOFTSCAPE
I PEKERJAAN TANAH R 240 116 388 25
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 170/184
LAMPIRAN 4
HASIL WAWANCARA UNTUK VALIDASI
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 171/184
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI
BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN BERKONSEP GREEN
BUILDING
WAWANCARA TERSTUKTUR
PENDAHULUAN
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 172/184
Green building atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan bangunan yang
dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber daya. Dimana efisiensi ini
melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle) mulai dari desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan pembongkaran. Green building bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif bangunan terhadap lingkungan. Konsep green building didorong menjadi trend dunia bagi
pengembang properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi keharusan di dunia properti
saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan mempunyai konstribusi menahan laju
pemasanan global dengan membenahi iklim mikro.
Meskipun demikian masih banyak pihak yang menganggap bahwa penerapan konsep green
building pada bangunan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis. Untuk menanggapi hal
ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus direncanakan dengan efisien dan
optimal. Salah satu cara untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya adalah dengan
menerapkan value engineering (VE). Prinsip dasar VE pada proyek Igreen building adalah
membuat bangunan menjadi ramah lingkungan dengan biaya yang efisien dan optimal.
VE pada pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan Motor Vehicle Air Conditioning
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 176/184
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 177/184
PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI
BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN BERKONSEP GREEN
BUILDING
WAWANCARA TERSTUKTUR
PENDAHULUAN
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 178/184
Green building atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan bangunan
yang dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber daya. Dimana efisiensi
ini melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle) mulai dari desain, konstruksi,
operasi, perawatan, renovasi, dan pembongkaran. Green building bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan. Konsep green building didorong
menjadi trend dunia bagi pengembang properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi
keharusan di dunia properti saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan
mempunyai konstribusi menahan laju pemasanan global dengan membenahi iklim mikro.
Meskipun demikian masih banyak pihak yang menganggap bahwa penerapan konsep green
building pada bangunan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis. Untuk menanggapi
hal ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus direncanakan dengan efisien
dan optimal. Salah satu cara untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya adalah dengan
menerapkan value engineering (VE). Prinsip dasar VE pada proyek Igreen building adalah
membuat bangunan menjadi ramah lingkungan dengan biaya yang efisien dan optimal.
VE pada pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan Motor Vehicle Air Conditioning
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 183/184
LAMPIRAN 5
FORM REVISI
REVISI SKRIPSI
PENGUJI KOMENTAR RESPON
7/23/2019 Penerapan Value Engineer
http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 184/184
Ir. Setyo Supriyadi, M.Si Tambahkan intro aspek green building yang lain selain
batasan AC pada tesis ini
Telah direvisi dan ditambahkan pada
halaman 24
Depok, 24 Juni 2011
Mengetahui
Pembimbing,
(M. Ali Berawi, M.Eng. Sc, Ph.D)
Penguji,
(Ir. Bambang Setiadi)
Penguji,
(Ir. Setyo Supriyadi, M.Si)
top related