penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif...
Post on 09-Aug-2019
260 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR
SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Norbertus Dony Triyustiko NIM. 041334091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati, kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus Sang penyelenggara hidup, terima kasih atas kasih dan pengorbananMu di kayu salib.
Bapak dan Ibuku terkasih, terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sampai sekarang. Pengorbanan kalian akan selalu terpatri dalam hatiku.
Kakak dan adikku tersayang, terimakasih atas dorongan yang telah kalian berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).
Hidup itu seperti musik, yang harus dikomposisi oleh telinga,
perasaan dan insting, bukan oleh peraturan (Samuel Butler).
Sukses adalah keberhasilan yang Anda capai di dalam menggunakan
talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada Anda (Rick Devos).
Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan
(Thomas A. Kempis).
“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam
bab sejumlah enam, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima,
orangtua, calon istri, dan calon mertua pun bahagia”.
“Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya
menang!”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih karena skripsi ini telah
selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat
berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Cornelio Purwantini S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Rita Eny Purwanti. S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
9. Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi masukan selama
proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerjasama
yang baik selama ini.
10. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu
kelancaran proses belajar selama ini.
11. SMA SANTA MARIA, Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.
12. Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan
kelas ini.
13. Siswa-siswa kelas X-E sebagai subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR
SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Norbertus Dony Triyustiko Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-E, SMA SANTA MARIA, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam dua siklus yaitu : siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa, observasi terhadap kelas, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi: (1) memperbaiki keaktifan dalam mengajukan pertanyaan (target = 25%, siklus I = 42.86%, dan siklus II = 50%); (2) memperbaiki keaktifan dalam menjawab pertanyaan (target = 25%, siklus I = 28,57%, dan siklus II = 30%); (3) memperbaiki keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas (target 50%, siklus I = 85.71%, dan siklus II = 80%); (4) memperbaiki keaktifan dalam diskusi (target = 50%, siklus I = 66,67%, dan siklus II = 75%); (5) memperbaiki keaktifan dalam mengemukakan/ menanggapi pendapat (target = 25 %, siklus I = 42,86%, dan siklus II = 55% ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF JIGSAW TYPE TO INCREASE STUDENT’S LEARNING ACTIVITY OF
THE TENTH CLASS STUDENTS IN THE SUBJECT OF ECONOMICS OF SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
Norbertus Dony Triyustiko Sanata Dharma University
2009
This research aims to know the effect of increasing the student’s activity by applying cooperative learning method of jigsaw type on the subject of economics by discussing the government policy on economy domain, as the topic. This research is an explorative action class research.
This research was carried out in Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The subject of the research was the tenth grade students who belong to E class of Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The implementation of this action class research was divided into two cycles, they are: the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of four steps, they are planning, action, observation, and reflection. Collecting data was done by using teacher’s observation instrument, student’s observation, observation of the class, and interview. The data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
The result of this research shows that the application of cooperative learning method of jigsaw type on economic course with the topic government policy on economy field: (1) improving an activity in asking questions (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 50%); (2) improving an activity in answering questions (target is 25%, the first cycle is 28,57%, and the second cycle is 30%); (3) improving an activity in finishing works (target is 50%, the first cycle is 85,71%, and the second cycle is 80%); (4) improving an activity in responding opinion (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 55%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
MOTTO .................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. .. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………… vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
ABSTRAK ... ............................................................................................. xi
ABSTRACT . ............................................................................................... xii
DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Batasan Masalah.................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................. 6
D. Tujuan ................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 8
A. Proses Belajar Mengajar .................................................... 8
B. Pembelajaran Kooperatif…………………………………… 10
C. Tipe Pembelajaran Kooperatif……………………………... 13
D. Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw……………………… 14
E. Keaktifan………………………………………….….…….. 18
F. Mata Pelajaran Ekonomi…………………………….……… 23
G. Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. . 32
A. Jenis Penelitian..................................................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 32
C. Subjek dan Obyek Penelitian................................................. 32
D. Prosedur Penelitian............................................................... . 33
E. Instrumen Penelitian............................................................... 37
F. Pengumpulan dan Analisis Data .......................................... . 41
1.Teknik pengumpulan Data ............................................... . 41
2.Analisis Data .................................................................... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................. 44
A. Sejarah SMA SANTA MARIA............................................... 44
B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta………………….. ..... 47
C. Visi Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ............................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ................ ... 51
E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta ............................ ... 51
F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta............... ... 52
G. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria Yogyakarta ........ ... 52
H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta.................................... ... 57
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria .................... 58
J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria ...................... 59
K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan……………………………... 61
L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah……………. 63
M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan
Instansi Lain............................................................................. 64
N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan……..………….. 65
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .......................... ... 67
A. Deskripsi Penelitian .............................................................. ... 67
1. Observasi pendahuluan ................................................... ... 67
2. Siklus Pertama.................................................................... 80
a. Perencanaan..................................................................... 81
b. Tindakan.......................................................................... 84
c. Observasi......................................................................... 88
d. Refleksi............................................................................ 96
3. Siklus Kedua ..................................................................... ... 103
a. Perencanaan..................................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
b. Tindakan.......................................................................... 107
c. Observasi......................................................................... 111
d. Refleksi............................................................................ 119
B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan................................... 126
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.............. 131
A. Kesimpulan.............................................................................. 131
B. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 132
C. Saran....................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133
LAMPIRAN .............................................................................................. ... 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran……………………… 70
Tabel 4 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................…… 73
Tabel 5 Keadaan Kelas Selama Proses Pembelajaran……………….…… 75
Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Siklus I……………………………….…..... 89
Tabel 7 Keterlibatan Siswa Pada Siklus I................................................... 91
Tabel 8 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus I…………………..….. 93
Tabel 9 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus I.… 96
Tabel 10 Refleksi Siswa pada Siklus I…………………………….….…... 98
Tabel 11 Aktivitas Guru pada Siklus II………………………….…….….. 113
Tabel 12 Keterlibatan Siswa pada Siklus II……………………….….…... 115
Tabel 13 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus II.................................. 117
Tabel 14 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus II.... 120
Tabel 15 Refleksi Siswa pada Siklus II………………………………...… 122
Tabel 16 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa
dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan SiklusII………... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…………. 28
Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi ………………………… 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 2a Materi Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2b Materi Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 3b Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 4 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal)
Lampiran 4a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Observasi
Pendahuluan
Lampiran 4b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Siklus I
Lampiran 4c Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anecdotal) pada Siklus II
Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal)
Lampiran 5a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Observasi
Pendahuluan
Lampiran 5b Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus I
Lampiran 5c Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal)
Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Observasi
Pendahuluan
Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus II
Lampiran 7 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
Lampiran 7a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I
Lampiran 7b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Kelas
Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus I
Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa
Lampiran 9a Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Observasi Pendahuluan
Lampiran 9b Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Siklus I
Lampiran 9c Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada
Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok
Lampiran 10a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada
Siklus I
Lampiran 10b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada
Siklus II
Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru
Lampiran 11a Instrumen Refleksi Guru pada Siklus I
Lampiran 11b Instrumen Refleksi Guru pada Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa
Lampiran 12a Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus I
Lampiran 12b Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru
dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut guru sebagai pendidik tidak hanya
mentransfer ilmu yang dia miliki kepada para siswanya, namun juga harus mampu
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi yang diberikan kepada
siswanya. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara memberikan inovasi
yang lain dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswa. Guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar
terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Aktivitas
siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, hingga saat ini
penerapan metode mengajar guru di kelas masih dirasa sangat monoton dan kurang
bervariasi. Banyak guru yang menerapkan teknik mengajar yang sama meskipun
materi pelajarannya berbeda. Guru sebagai pengajar umumnya menyampaikan
materi dari buku pelajaran kepada siswa. Umumnya guru kurang kreatif dan
pandai berinovasi dalam menciptakan suatu proses pembelajaran agar menjadi
proses yang menyenangkan. Padahal dengan proses pembelajaran yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menyenangkan, maka diharapkan akan membuat siswa untuk terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Paradigma lama dalam pembelajaran adalah guru memberikan
pengetahuan kepada siswa secara searah. Seorang guru memberikan pengetahuan
kepada siswa, sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan dari gurunya. Jika
diandaikan, pengetahuan siswa dianggap seperti botol kosong dan guru akan
mengisi kekosongan botol tersebut. Berbeda dengan paradigma baru dimana
pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Siswa
membangun pengetahuan secara aktif dengan interaksi pribadi di antara para siswa
dan interaksi antar guru dan siswa.
Metode yang biasa dipakai oleh guru dalam mengajar yaitu metode
ceramah dan diskusi. Ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah,
ada kemungkinan siswa tidak mendengarkan, ngobrol dengan teman yang lain,
acuh tak acuh dengan penjelasan guru, mencari kesibukan lain, bahkan tidak
memperhatikan dikarenakan siswa merasa bosan. Sementara jika guru mengajar
dengan metode diskusi, sekilas di dalamnya siswa tampak terlibat aktif dalam
kelompok. Namun jika dilihat lebih mendalam mungkin akan tampak bahwa hanya
beberapa siswa yang aktif di dalam kelompok diskusi tersebut. Sementara
beberapa siswa terlibat aktif di dalam kelompok, ada juga beberapa siswa yang
tidak aktif terlibat mungkin karena malu mengemukakan pendapat, malu bertanya,
bahkan bosan sehingga lebih memilih untuk mencari kesibukan sendiri. Akibatnya,
siswa yang aktif akan dapat lebih mengerti dibandingkan dengan siswa yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
aktif. Dari uraian tersebut tampak bahwa metode ceramah dan diskusi kadang
kurang efektif dalam proses belajar mengajar sehingga akan berdampak negatif
pada kemauan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
nantinya juga memungkinkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti selama duduk di
bangku SMA, ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah, pada
awalnya siswa masih dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyimak
penjelasan dari guru. Namun lama kelamaan siswa mulai kurang memperhatikan
materi yang diberikan oleh guru, ada yang ribut ngobrol dengan teman, ada yang
sibuk sendiri, intinya banyak siswa yang cenderung tidak merespon lagi
pembelajaran dari guru. Kemudian ketika guru mengajar dengan menerapkan
metode diskusi kurang lebih kondisinya sama dengan ketika guru menerapkan
metode ceramah. Sekilas siswa memang tampak aktif di dalam kelompoknya,
namun jika dilihat lebih dalam ternyata hanya beberapa siswa yang benar-benar
aktif sedangkan yang lain cenderung pasif. Siswa yang pasif kebanyakan hanya
menggantungkan diri pada jawaban teman yang aktif yaitu dengan menyalin
jawaban teman ke dalam lembar tugasnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa
penerapan metode ceramah dan diskusi kurang begitu efektif dalam proses
pembelajaran sehingga hal ini menyebabkan kurangnya keaktifan siswa di dalam
proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan menggunakan metode pembelajaran
tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti
pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Metode mengajar yang tepat hendaknya dapat dilakukan oleh semua pihak
khususnya yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama guru atau guru sebagai
seorang pengajar. Metode mengajar yang tepat adalah yang dapat melibatkan
seluruh siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok. Keterlibatan
siswa secara individual dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik diri siswa. Sedangkan keterlibatan siswa di
dalam kelompok akan berhubungan dengan proses pemerolehan pengetahuan
melalui siswa dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru.
Dalam kenyataannya sebenarnya ada berbagai model pembelajaran yang
dapat diterapkan dan dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran
kooperatif. Sebenarnya inti dari model pembelajaran ini adalah mengajak siswa
untuk belajar dengan saling bekerja sama dalam kelompok kecil dengan
kemampuan yang bervariasi (tinggi, sedang, rendah). Bahkan tidak sebatas pada
kemampuan melainkan dapat diterapkan pada keberagaman anggota kelompok
baik itu jenis kelamin, suku, ras, agama, dan sebagainya. Sedangkan dalam
menyelesaikan tugas kelompok, maka setiap kelompok saling bekerja sama dalam
memahami suatu pelajaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur
yang harus diterapkan yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung jawab
perseorangan; (3) tatap muka; (4) komunikasi antar anggota; (5) evaluasi proses
kelompok.
Dalam metode kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran yang
terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Dalam metode ini para siswa tidak hanya berinteraksi dengan
sesama anggota kelompok tetapi juga berinteraksi dengan anggota kelompok yang
lain. Jika metode ini dapat diterapkan dengan baik, maka para siswa terdorong
untuk ikut terlibat dalam diskusi kelompok. Dengan kondisi pembelajaran seperti
ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar,
meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran guru-guru di SMA masih cenderung menerapkan
metode ceramah dan diskusi pada hampir di setiap pertemuan. Metode tersebut
dirasa kurang efektif dan bervariasi guna meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X SMA Santa Maria
Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.
B. Batasan Masalah
Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif bisa dilihat dari
berbagai tipe, namun dalam penelitian ini hanya dimaksudkan untuk menerapkan
metode kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki pengaruhnya terhadap peningkatan
kaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan merupakan suatu sikap
berani berpendapat, keberanian bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kemampuan dalam mengerjakan lembar kerja atau tugas baik individu maupun
kelompok.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan
permasalahan yaitu: bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran ekonomi ?
D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak peningkatan
keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata
pelajaran ekonomi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk
meningkatkan keaktifan belajar dalam mata pelajaran Ekonomi.
2. Bagi peneliti
Sebagai calon seorang pendidik, penelitian ini sangat bermanfaat dalam
pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
3. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi terutama
guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan
sumber-sumber belajar.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di
lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Belajar Mengajar
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern
diartikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan dan pengalaman (Sumantri, 2001:13). Definisi yang kedua ini
memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan
tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau
pengalaman.
Sedangkan Winkel (1996:59) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu
aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan yang dimaksud bersifat relative
konstan dan tetap melekat. Seperti halnya yang dikemukakan Hamalik (1983:21),
belajar yaitu suatu bentuk pertumbuhan/ perubahan di dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara- cara tingkah laku yang baru melalui pengalaman dan
latihan.
Menurut Syah (1995:237), proses belajar mengajar secara singkat dapat
disebut juga sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kegiatan yang utuh terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar
dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar, dimana tekanan kegiatan
adalah pada siswa yang belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu
hubungan antara guru dengan siswa yang bersifat suatu pengajaran. Suasana yang
bersifat pengajaran ini siswa melakukan suatu aktivitas belajar melalui interaksi
dengan kegiatan tahapan mangajar yang dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar
mengajar, selain guru menggunakan suasana yang bersifat pengajaran, dianjurkan
memanfaatkan komunikasi banyak arah agar siswa dapat belajar secara aktif.
Artinya, selain siswa berkomunikasi dengan guru tetapi siswa juga berkomunikasi
dengan siswa yang lain.
Lain halnya dengan pendapat Burner (1984:9), proses belajar dibedakan
ke dalam tiga fase, yakni: (1) informasi, baik yang menambah atau memperluas
pengetahuan maupun yang bertentangan dengan yang telah kita ketahui
sebelumnya; (2) transformasi, pengubahan informasi dalam bentuk yang lebih
abstrak atau konsepstual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas; dan
(3) evaluasi yang berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah
transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Berdasarkan uraian diatas maka belajar yaitu suatu usaha dan latihan yang
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Proses belajar diartikan sebagai tahap
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu usaha yang membantu memudahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kegiatan belajar dimana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan
para siswa agar siswa terlibat dalam aktifitas belajar.
B. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil untuk saling membantu
dalam mempelajari materi pelajaran. Sulihatin (2005:5), berpendapat bahwa pada
dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu
struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota
kelompok.
Sedangkan menurut Lie (2002:12), sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong
atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai
fasilitator. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi
dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir
kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan
kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sendiri maupun teman lain. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa
semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.
Heterogen merupakan salah satu ciri pengelompokan siswa dalam
pembelajaran kooperatif dimana dalam satu kelompok tersebut terdiri atas dua
sampai lima siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda, jenis kelamin
berbeda, bahkan jika dimungkinkan berasal dari suku yang berbeda pula. Menurut
Roger dan Johnson tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative
learning. Lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan untuk
mencapai hasil yang maksimal yaitu (Lie, 2002:32) :
1. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Dalam metode Jigsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini berkumpul dan bertukar informasi yang kemudian pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.
2. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung sari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilakukan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan dibagi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan mudah dan jelas. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya.
3. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
4. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ketrampilan berkomnikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.
Jadi pada dasarnya pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk belajar
bersama-sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan
tugas atau masalah kelompok. Di dalamnya anggota kelompok saling bekerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan saling membantu untuk memahami pelajaran dan keberhasilan individu
diorientasikan dalam keberhasilan kelompok.
C. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang
diantaranya adalah:
1. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja kedalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
2. Teams Games Tournaments ( TGT) Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4 -5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam STAD diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
3. Jigsaw Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.
4. Teams Accelerate Instruction (TAI) Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu atau kelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan belajarnya sehingga siswa yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus menyelesaikan setiap unit mereka masing-masing. Setiap akan berpindah unit, maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes untuk akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit yang terkumpul dari masing-masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah dari unit setiap kelompok yang memenuhi criteria mendapat sertifikat atau penghargaan.
5. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Dalam model CIRC, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat kecepatan membacanya. Dalam kelompok tersebut, mereka saling bertukar informasi mengenai bacaan yang mereka baca, memprediksi bagaimana akhir dari suatu cerita naratif, menuliskan respon mengenai bacaan dan sebagainya. Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan yang mereka baca.
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Teknik menajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al (Lie, 2002:69)
sebagai metode cooperative learning. Teknik ini bisaa digunakan dalam
pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.
Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan. Dalam teknik ini, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
ketrampilan berkomunikasi.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari
tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli)
saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan
kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,
yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik
yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para
anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di
kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling
memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran,
siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim
yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat
mengerjakan kuis dengan baik.
Ada delapan langkah dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw (Lie, 2002:69), yaitu:
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian. 2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing. 6. Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masing-
masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
1. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang
memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapkan bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-
ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan
kelompok akan macet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif
dalam diskusi
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh.
Variasi dalam metode ini yaitu sebagai berikut: jika tugas yang dikerjakan
cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan
siswa yang lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka
bekerja sama mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-
masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah
dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
E. Keaktifan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:17) aktivitas diartikan
sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris
dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998:13). Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata
kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-
sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Aktivitas peserta didik dalam
menjalani proses belajar mengajar adalah salah satu kunci keberhasilan pencapaian
peranan pendidikan. Aktivitas merupakan asas penting dalam asas didaktik karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga
aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta
didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi
dalam rangka pengajaran (Ahmad Rohani, 2004:6).
Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman pribadi
yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan merupakan
pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Sedangkan
mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh
pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut
Piaget (Pardjono, 2001:2006), ada 4 prinsip belajar aktif, yaitu: (1) siswa harus
membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna, (2) cara belajar yang
paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi dengan objek yang konkrit,
(3) belajar harus berpusat pada siswa dan bersifat pribadi. Jadi dalam proses
belajar mengajar, siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri.
Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan
mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa (peserta didik)
harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata. Jadi belajar
harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerjasama dan interaksi antar
berbagai komponen yang terbaik. Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada
aktivitas sejati, dimana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri pengetahuan
yang dia pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan
pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.
Beberapa aktivitas siswa pendidikan saat ini menghendaki peranan aktivitas siswa
dalam kegiatan interaksi dalam pembelajaran. Hal ini tidak berarti guru pasif atau
tidak aktif dalam pembelajaran berlangsung, tetapi guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar.
Herman Handoyo (Rias, 1988:121-123) mengklasifikasikan aktivitas
belajar atau yang menurutnya disebut aktivitas intelektual siswa, seperti pada
uraian di bawah :
1. Menguji. Pada waktu guru memberikan materi, guru hendaknya melibatkan intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraksi dan menemukan. Mengabstraksi berarti mengidentifikasi esensi dari bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru dengan menggunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.
2. Mengungkapkan. Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata, kalimat, bagan atau tabel dengan menggunakan simbol yang sesuai dengan situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk mengkonstruksi model-model dari situasi masalah yang dihadapi.
3. Membuktikan. Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu membuktikan berdasarkan argument atau alasan yang terstruktur.
4. Mengaplikasikan masalah. Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Menyelesaikan masalah. Dari suatu masalah komplek yang dihadapai namun belum pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.
6. Mengkomunikasikan. Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing – masing dengan menggunakan simbol yang sama. Para siswa harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara verbal dan tertulis, mengkomprehensikan dan menginterpretasikan gagasan – gagasan yang nyatakan siswa lain.
Klasifikasi aktivitas belajar dari Herman Hudoyo di atas menunjukkan
bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas
disini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung
diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya suatu aktivitas, sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi
kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya
aktivitas merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,
tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapanpun, dimanapun agar mendapat
prestasi yang baik. Bisaa melakukan, seperti halnya aktif mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap waktu tanpa ada harus menunggu
disuruh, rajin membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan oleh guru, rajin mencoba mengerjakan soal-soal yang terdapat di
dalam buku, dan juga melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Kecenderungan dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang
aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan
aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya
mungkin terjadi apabila anak aktif sendiri. Bruner (Erizal Gani,2003)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap
(episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi.
Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan
proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh
pembelajar dan pengajar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif
sendiri, tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Jadi
jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subyek haruslah aktif
berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,
tanpa aktvitas, belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik.
Ada beberapa hal untuk mengetahui keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran, meliputi beberapa hal :
1. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
2. Interaksi siswa dalam kelompok kooperatif.
3. Keberanian siswa dalam bertanya.
4. Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Sejalan dengan hal di atas, menurut Sriyono (Http://learning-
withme.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html) aktivitas adalah segala kegiatan
yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama
dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa
lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab
pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku
tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi
hasil.
F. Mata Pelajaran Ekonomi
Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada
melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Ruang lingkup
mata pelajaran ekonomi dimulai dari masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam
kehidupan. Adapun ruang lingkupnya adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan,
mencakup aspek-aspek ekonomi, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian
kerja, perkoperasian, kewirausahaan dan pengelolaan keuangan perusahaan.
Sedangkan menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan, ekonomi merupakan
ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
G. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom
action research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada
tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterangkan (Arikunto, 2006:3) :
1. Penelitian Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan Tindakan berhubungan dengan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Sedangkan menurut Wibawa (Susento, 2007:1), PTK adalah kajian yang
dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran. Sejalan dengan itu, Kemmis dan McTaggart
(Wibawa, 2003) berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk
refleksi diri secara kolektif dan dilakukan oleh anggota-anggota komunitas dalam
situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktek-praktek sosial.
Sementara itu menurut Rustam (2004:1), PTK merupakan sebuah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Gwynn Mettetal (2001:7) juga menyebutkan classroom
action research is a method of finding out what works best in your own classroom
so that you can improve student learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menurut Wibawa (Susento,2007:3), pelaksanaan PTK oleh guru akan
meningkatkan mutu hasil pengajaran, mengembangkan ketrampilan guru,
meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran, dan
menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Dalam website PPPG Tertulis
Bandung menjelaskan manfaat PTK sebagai berikut:
1. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya sendiri, kemudian menghasilkan solusi terhadap persoalan tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. Hal ini terjadi karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut secara empiric, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.
3. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian merefleksikan , dan lalu memperbaiki, guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.
Di dalam PTK, ada beberapa tahap perencanaan yang terdiri atas
mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta
merencanakan perbaikan (Rustam, 2004:4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah baik yang bersifat pengelolaan kelas maupun instruksional. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri melihat pembelajaran yang dikelolanya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah itu perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi.
3. Merencanakan tindakan perbaikan Berdasarkan rumusan masalah, guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini guru merancang tindakan perbaikan, rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.
Dalam pelaksanaan PTK terdapat beberapa siklus di dalamnya, tiap-tiap
siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Susento, 2007:4)
a. Perencanaan Merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan perubahan yang diinginkan.
b. Tindakan Melaksanakan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran.
c. Observasi Mengamati hasil tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa
d. Refleksi Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil tindakan dari pelbagai kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.1
Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan Gambar 2.1 :
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal
teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah
diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian
yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk diterapkan di dalam
kelas.
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observa
Refleksi
Perencanaan Tindakan
Siklus 1
Siklus ke-n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Pelaksanaan tindakan
Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan
dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual
menggunakan metode jigsaw sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau
tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi
sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan
dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.
3. Observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan
secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan
untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam
pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan
prosedur observasi yang mudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti
mengobservasi guru, siswa, dan kelas. Adapun salah satu bentuk
observasi yang digunakan adalah catatan anekdotal. Suatu
observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa
yang terjadi di dalam kelas
b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas
c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif
4. Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi
yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan
bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai
akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Komponen-
komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar 2.2 berikut
ini:
Gambar 2.2
Komponen-komponen Refleksi
Keterangan Gambar 2.2 :
Penyimpulan
Pemaknaanan
Penjelasan Tindak Lanjut
Analisis
Siklus Berikutnya
Pemanfaatan
Pemantapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai,
dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan
pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian
yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang
dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya
dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang
diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan
pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus
selanjutnya perlu dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan
kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin
inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat
dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993 :44). Penelitian ini
merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan
nyata dan proses pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Santa Maria, Jalan Ireda No. 19 A Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan bulan Januari 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
A. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Obyek penelitian
Obyek penelitiannya adalah pelaksanaan pembelajaran ekonomi dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
D. Prosedur Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali
dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di
kelas sebelum menggunakan metode jigsaw. Kegiatan yang dilakukan yaitu
mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup
observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain
dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga
mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan
pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah
menggunakan metode jigsaw.
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri dari empat langkah :
1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode
penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan
keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap
kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
a. Siklus pertama.
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan atau
tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang meliputi:
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi
siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam
tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan materi presentasi.
b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
(1) Lembar observasi guru dalam proses pembelajaran.
(2) Lembar observasi kegiatan guru di kelas
(3) Instrumen pengamatan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(4) Lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.
(5) Instrumen refleksi.
2) Tindakan
Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a) Guru bidang studi ekonomi bertindak sebagai guru yang membimbing
dan mengarahkan siswa.
b) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing
kelompok terdiri dari 4-6 anggota/siswa yang memiliki karakteristik
yang heterogen.
c) Setiap kelompok mendapatkan topik dari materi yang akan dibahas
dalam bentuk teks.
d) Setiap siswa dalam anggota kelompok bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian dari topik tersebut dan mereka menjadi ahli
pada topik yang menjadi bagiannya.
e) Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang
menjadi ahli pada bagian topik yang sama dan mereka mendiskusikan
topik yang menjadi bagiannya tersebut dalam batas waktu tertentu.
f) Setelah setiap kelompok ahli selesai berdiskusi dan sudah menguasai
materi secara individu tentang bagian yang mereka diskusikan, mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kembali ke kelompok asalnya dan kemudian memaparkan atau
mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman yang lainnya.
g) Kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi.
h) Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari seluruh
rangkaian pembelajaran
3) Observasi
Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam
tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari
pelaksanaan tindakan, yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa tampak dari keberanian mengemukakan pendapat,
bertanya dan menjawab pertanyaan, partisipasi siswa dalam kelompok,
dan kemampuan mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Pengamatan
juga direkam dengan menggunakan video camcorder .
4) Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil
observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Ada dua macam refleksi
yang dilakukan, yaitu :
a) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui
apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan
tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection
dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan
masing- masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama
guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.
b. Siklus kedua
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama
dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada
siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1. Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam RPP ini guru dan peneliti menetapkan langkah-langkah apa saja
yang akan dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja
yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan
perbaikan yang direncanakan. Hal-hal yang terkandung di dalam RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan,
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan strategi/
prosedur pembelajaran.
b. Grouping
Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini, siswa
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Adapun
pembagian kelompok di sini telah ditentukan terlebih dahulu oleh guru
mitra sebagai pihak yang lebih mengerti tentang siswa yang heterogen.
2. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
yang telah direncanakan. Instrumen yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat
keaktifan siswa dipilah menjadi tiga bagian, yaitu secara menyeluruh (kelas),
kelompok, dan secara individu. Dalam mengukur keaktifan kelas digunakan
lembar observasi keaktifan dan keterlibatan belajar siswa, sedangkan untuk
mengukur keaktifan siswa di dalam kelompok instrumen yang diperlukan
yaitu lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.
3. Observasi
Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:139). Pengumpulan data melalui
observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel
untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman,
1992 dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok yaitu:
instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk
mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk
mengobservasi perilaku siswa (observing student).
a. Observasi pendahuluan
1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal
(lampiran 4). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat
lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama
pembelajaran.
2) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan kelas dalam proses
belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal
(lampiran 6). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat
lebih spesifik mengenai aktivitas yang terjadi di kelas selama
pembelajaran.
3) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).
Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal
(lampiran 5) dan lembar observasi keaktifan dan keterlibatan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(lampiran 9). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang
bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.
b. Observasi saat PTK dilaksanakan
1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal
(lampiran 4) dan dalam bentuk lembar observasi kegiatan guru
(lampiran 7). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat
lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama
pembelajaran.
2) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).
Dalam penelitian ini, observasi terhadap perilaku siswa dilakukan
peneliti dengan membuat lembar observasi kegiatan siswa (lampiran
9) untuk mengetahui tingkat keaktifan dan keterlibatan siswa selama
proses belajar mengajar. Di samping itu, peneliti juga membuat
catatan anekdotal (lampiran 5). Catatan anekdotal di sini berisi tentang
jabaran yang bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama
pembelajaran.
3) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)
Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas kelas dalam proses
belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal
(lampiran 6) dan dalam bentuk instrumen pengamatan kelas (lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
8). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang bersifat lebih
spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.
4. Refleksi
Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan
kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang diperlukan adalah lembar refleksi
guru (lampiran 11) dan lembar refleksi siswa (lampiran 12)
F. Pengumpulan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang
dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan
dengan:
1) Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik ini
diginakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar
siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode jigsaw yang
diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.
2) Observasi
Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang
dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan
belajar siswa dikelas.
3) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang perencanaan
pembelajaran ekonomi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai jumlah siswa dan latar belakang siswa sebagai dasar
menentukan jumlah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Selanjutnya, audio-visual digunakan untuk mendukung 3 teknik terdahulu
dan penguat hasil penelitian.
2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk
mengetahui perkembangan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.
a) Analisis Deskriptif
Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala
yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe jigsaw
sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b) Analisis Komparatif
Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan
belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian,
siklus pertama, dan siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. SEJARAH SMA SANTA MARIA
SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu sekolah di bawah
naungan Yayasan Marsudirini. Sekolah bertaman asri ini berlokasi di tengah
kampung, persisnya di Jalan Ireda 19A. Sebelum menempati gedung ini,
SMA Santa Maria berlokasi di Jalan Brigjen. Katamso 2 sekompleks
dengan TK, SD dan SMP. Sekolah khusus putri ini mempunyai visi
memadukan humaniora, intelektual dan nilai-nilai kepribadian untuk
menumbuhkembangkan potensi putri-putrinya menjadi manusia yang utuh
siap memasuki perguruan tinggi maupun berkarya dalam hidup
bermasyarakat. Sejak berdiri pada 16 Januari 1967 yang saat itu dipimpin
oleh H.J. Sunarjo Hadiwiyoto, SMA Santa Maria dilaksanakan pada sore hari,
mulai 1 Januari 1970 SMA Santa Maria masuk pagi dan dipimpin oleh Dra.
Sr. M. Leonarda OSF dan menyandang status disamakan pada 20 Januari
1990. Sedangkan Nilai Akreditasi yang baru saja diterima dari badan
Akreditasi Sekolah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :
PERINGKAT AKREDITASI : A
NILAI AKREDITASI : 90,13
NOMOR : 9.1./BAS-DIY/III/2005 Tanggal 9 Maret 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Sesuai dengan visi dan misi, SMA Santa Maria tidak hanya
membekali para siswinya dengan kemampuan intelektual melalui pemberian
kurikulum seperti SMA negeri, tetapi juga pendampingan kepribadian seperti
week end, rekoleksi, retret, outbound, dsb. Salah satu tujuan pendidikan SMA
Santa Maria adalah menciptakan wanita mandiri dan memiliki budi pekerti
yang luhur. Hal itu diwujudkan dengan kegiatan bakti sosial. Bakti sosial
dilaksanakan hampir setiap tahun. Dengan kegiatan tersebut para siswi
dibimbing untuk menggalang dana secara mandiri seperti mengamen, menjual
surat kabar, jagung bakar atau produk buatan sendiri maupun orang lain. Dana
yang terkumpul sebagian digunakan untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan. Seperti tahun lalu, dana yang ada disumbangkan kepada
posyandu se Kelurahan Prawirodirjan berupa fasilitas yang dibutuhkan.
Sebagian lagi digunakan untuk pasar super murah dengan sasaran pembeli
masyarakat sekitar sekolah.
Fasilitas belajar yang dimiliki SMA Santa Maria cukup lengkap.
Selain laboratorium Komputer, IPA dan Bahasa juga terdapat green house,
ruang tata boga, musik, museum mini dan asrama. Asrama terdiri dari 6 unit
yang ditempati oleh para siswi asal luar Jogjakarta khususnya siswi luar pulau
Jawa. Prestasi yang diperoleh oleh Stama, nama keren SMA Santa Maria
sangat banyak, terbukti dari tropy yang berjajar di almari kaca, khususnya
kegiatan ekstrakurikuler. Dua tahun terakhir berturut-turut menyabet
juara I invitasi bola basket tingkat provinsi, yang diselenggarakan Liga Hexos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sedangkan tingkat nasional menduduki peringkat IV. Ekstrakurikuler lain
yang berpotensi lainnya adalah Cheer Leader (CL). CL hampir selalu juara
setiap kali mengikuti kompetisi, sehingga sering diundang pada acara
perkenalan suatu produk. Bahkan sebuah surat kabar pernah menulis judul
“Cheer Leader SMA Santa Maria Langganan Juara” dalam artikelnya.
Ekstrakurikuler suatu kegiatan pendukung dilaksanakan setelah kegiatan intra.
Ekstra wajib terdiri dari komputer dan tataboga, sedangkan ekstra pilihan
meliputi bidang seni, yaitu band, teater, paduan suara, Cheer Leader, seni tari
dan orgen. Bidang olah raga ada basket, volli, dan tae kwon do untuk
ketrampilan wanita ada tata boga dan modelling, dan teknologi terapan terdiri
dari KIR dan Jurnalistik. SMA Santa Maria menjalin kerja sama dengan
perguruan-perguruan tinggi di Jogjakarta guna mengantarkan anak didiknya
ke jenjang sekolah lebih tinggi, antara lain Universitas Atmajaya, Sanata
Dharma, AA YKPN, AMP, ASMI Santa Maria, dll. Kegiatan-kegiatan juga
sering diselenggarakan dalam rangka peringatan hari-hari besar atau hari jadi,
yang terakhir dilaksanakan yaitu acara Dies Natalis XXXVII SMA Santa
Maria mengadakan berbagai kegiatan mulai tanggal 18 sampai 29 Februari
2004, ada invitasi Bola Basket, Lomba Modern Dance, Jumpa artis, Parade
band serta mengundang bintang-bintang tamu dari kelompok Band yang
sudah punya nama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu karya Yayasan
Marsudirini di Yogyakarta. Sesuai namanya, SMA Santa Maria Yogyakarta
bernaung pada Bunda Maria. Oleh karena itu, ketika kita pertama kali masuk
ke dalam kompleks SMA Santa Maria akan terlihat jelas ada patung Bunda
Maria (lantai 1) dan patung Santo Fransiskus Asisi (lantai 2).
Logo SMA Santa Maria terkandung makna sebagai berikut :
1. Bangun datar segi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara
2. Bunga bakung, bunga kesayangan Bunda Maria melambangkan
perlindungan pada Bunda Maria
3. Salib melambangkan nilai-nilai Kristiani yang mendasari seluruh aspek
kehidupan SMA Santa Maria Yogyakarta
4. Latar belakang warna biru melambangkan harapan yaitu kedamaian dan
kesederhanaan
Sesuai dengan perkembangan zaman, SMA Santa Maria Yogyakarta
menegaskan kembali Visi dan Misi yang dijiwai oleh semangat Santo
Fransiskus Asisi dan semangat pendiri Tarekat Suster-Suster OSF.
B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta
1. Melaksanakan kurikulum nasional, lokal dan pilihan (pendidikan
kemarsudirinian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu dan
menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal
3. Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk
menghasilkan lulusan yang kompetitif
4. Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang
akademik dan non akademik
5. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan
6. Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni dan olahraga
sehingga terampil dalam berbagai lomba
7. Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar
yang optimal
8. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan
berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan
hati nurani
9. Terciptanya suatu lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif
10. Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga
terbentuk pribadi yang utuh
11. Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu
dikembangkan untuk masa depannya
12. Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan ketrampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
13. Mendampingi peserta didik yang pada waktunya mampu menjadi wanita
mandiri, berkarier yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa,
negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai kristiani
14. Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan
pendidikan
15. Melaksanakan manajemen mutu dari sistem administrasi sesuai standar
nasional
C. VISI MISI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
1. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta
Terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora
dan ketrampilan berdasarkan nilai - nilai kristiani untuk siap bersaing
dalam era globalisasi. Indikatornya, antara lain :
a. Intelektual
1) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Mengembangkan sikap ilmiah (kritis, analitis, kreatif, dan inovatif)
3) Meningkatkan kecakapan dalam menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi
b. Humaniora
1) Menanamkan nilai-nilai kristianitas dan nilai-nilai kepribadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2) Mengembangkan sikap disiplin, bertanggung jawab,tangguh,
tanggap, dan tenggang rasa.
3) Membudayakan nilai-nilai kepribadian dalam hidup sehari – hari
c. Ketrampilan
1) Menguasai dasar-dasar ketrampilan (tata boga, komputer, bahasa
Inggris, tata rias )
2) Menerapkan ketrampilan yang dimiliki.
3) Mengembangkan ketrampilan yang dimiliki untuk bekal masa
depan.
2. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta
a. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai kristiani.
b. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif,
kreatif, bermutu dan, menyenangkan sehingga dapat berkembang
secara optimal.
c. Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
d. Menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan
lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan
persaudaraan.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di
bidang ketrampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta
Sistem pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dirancang untuk
diselesaikan dalam waktu tiga tahun, yaitu : kelas X, XI, XII. Saat menginjak
kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih penjurusan bidang
studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Penjurusan bidang studi
yang ditawarkan di SMA Santa Maria Yogyakarta, yaitu : Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa (BHS). Jurusn yang
telah dipilih di kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik ke kelas XII.
E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta
Kurikulum yang digunakan SMA Santa Maria Yogyakarta adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak Tahun
2006/ 2007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan
silabus.
Penerapan KTSP dalam program regular SMA Santa Maria
Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP
merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh
pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sesuai visi, misi dan potensinya masing-masing dengan mengacu kepada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru dan komite sekolah dapat terlibat
langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi serta hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta
Struktur organisasi sekolah bertujuan agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan setiap bagian wajib menjalankan
tugas masing-masing dan dilaporkan secara bersama-sama agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Struktur organisasi SMA Santa Maria dapat dilihat pada
lampiran.
G. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria Yogyakarta
1. Personalia dan Pembagian Tugas
a. Kepala Sekolah
Pada tanggal 16 Juli 2007, SMA Santa Maria dikepalai oleh Sr. M.
Cornelia, OSF, S.Ag. Pada umumnya, kepala sekolah berfungsi
sebagai :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1) Edukator, yaitu melaksanakan proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien
2) Manajemen, yaitu menyusun perencanaan, mengorganisasikan
kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan,
melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan,
menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan
3) Administrasi, yaitu menyelenggarakan kegiatan administrasi
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, dan sebagainya)
4) Supervisor, yaitu menyelenggarakan proses KBM, kegiatan BK,
kegiatan Ekstrakurikuler, kegiatan Ketatausahaan, kegiatan
Kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana
prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7 K
5) Pemimpin (leader), yaitu dapat dipecaya, memahami kondisi
lingkungan (guru, karyawan, siswa), memiliki visi dan memahami
misi sekolah, mengambil keputusan urusan intern dan ekstern
sekolah, mencari gagasan baru.
6) Inovator, yaitu melakukan pembaruan (KBM, BK, Ekstra
kurikuler), melaksanakan pembinaan guru dan karyawan,
melakukan Pembaharuan dalam menggali sumber daya di Komite
sekolah dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
7) Motivator, yaitu mengatur ruang kantor yang kondusif untuk
bekerja, mengatur ruang kantor yang kondusif untuk BK, mengatur
ruang kelas yang kondusif untuk KBM, mengatur ruang
laboratorium yang kondusif untuk praktik, mengatur ruang
perpustakaan yang kondusif untuk belajar
b. Wakil Kepala Sekolah
Dalam melaksanakan tugas kedinasan, kepala sekolah tidak bekerja
sendiri melainkan dibantu oleh wakil kepala sekolah. Di SMA Santa
Maria memiliki 5 (lima) wakil kepala sekolah, antara lain :
1) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum (Dra. Elin Ermawanti)
Bertugas menyusun kalender pendidikan, jadwal pelajaran,
program pengajaran, mengatur kegiatan intra kurikuler dan ekstra
kurikuler.
2) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan (Y. Inggar Irwanto,
S.Pd)
Bertugas mengatur program BK, mengatur program 7 K, mengatur
dan membina program Kegiatan OSIS.
3) Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasana (FX. Witarso, S.Pd)
Bertugas merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk
KBM, merencanakan program pengaduan, mengatur pemanfaatan
sarana prasarana.
4) Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas (Th. Heni Subekti, S.Pd.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Bertugas mengatur dan mengembangkan hubungan masyarakjat
dan peran komite sekolah, menyelenggarakan bakti social,
menyelenggarakan hasil pendidikan di sekolah.
5) Wakil Kepala Sekolah Bagian Penelitian dan Pengembangan
(Andreas Suprono, S.Pd)
c. Dewan Guru
Dewan guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga
merangkap sebagai :
1) Guru bidang studi, yaitu mengatur segala hal yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar di dalam kelas
2) Guru wali kelas, yaitu mengatur administrasi kelas
3) Guru piket, yaitu mengisi daftar presensi guru dan mengisi jam
kosong
4) Guru bimbingan konseling, yaiu memberikan bimbingan baik
bimbingan karir, personal terhadap siswa dan guru
d. Wali Kelas
Wali Kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan
sebagai berikut : pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi
kelas, pengisian daftar kumpulan nilai siswa ( Legger )
e. Karyawan
Karyawan SMA Santa Maria, dapat digolongkan menjadi:
1) Bagian Tata Usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan
mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi
kegiatan - kegiatan sebagai berikut : menyusun program tata usaha
sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi
ketenagaan dan siswa, membina dan pegembangan karir pegawai
tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah,
menyusun dan penyajian data/ statistik sekolah,
mengkoordinasikan dan melaksanakan 6 K
2) Bagian Perpustakaan
Bagian perpustakaan bertugas : merencanakan pengadaan buku,
mengurus pelayanan perpustakaan, merencanakan pengembangan
perpustakaan, memelihara dan perbaikan buku cetak
3) Bagian Ekstra Kurikuler
Bertugas membuat angket pilihan ekstrakurikuler, membuat jadwal
ekstrakurikuler, mengkoordinasi kegiatan ekstra dengan guru
pengampu ekstra, membuat presensi kehadiran guru pengampu
ekstra dan siswi peserta ekstra.
4) Bagian Kebersihan
5) Jaga Malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta
Siswa adalah warganegara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat
menjadi warga negara yang baik dan memiliki sikap hidup; takwa, jujur,
bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. untuk itu perlu peraturan
tata tertib siswa.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMA Santa Maria untuk kelas
X, XI, XII menggunakan KTSP. Pembagian penjurusan dilakukan di kelas XI
pada saat penerimaan siswa baru. Adapun program keahlian yang terdapat di
SMA Santa Maria, yaitu:
1. Program IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
2. Program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
3. Program BHS (Bahasa)
Jumlah siswa SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2008/ 2009. Perincian
menurut masing-masing kelas sebagi berikut:
KELAS
X JUMLAH XI JUMLAH XII JUMLAH
A 22 Bhs 14 BHS 8
B 22 IPA 13 IPA 19
C 21 S 1 23 S 1 27
D 21 S 2 23 S 2 27
E 21 S 3 23
107 96 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta
SMA Santa Maria memiliki lingkungan sekolah yang baik dan ideal
untuk kegiatan belajar mengajar. Lokasi SMA Santa Maria berada dekat dari
kota yang berlokasi kurang lebih 50 meter dari jalan raya. SMA Santa Maria
dikelilingi oleh rumah penduduk dan ada jalan kecil yang menghubungkan
dengan jalan raya besar.
SMA Santa Maria dikelilingi tembok pagar tinggi sehingga menjamin
keamanan sekolah. Gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar
berada pada lantai dua dan lantai tiga. Tepat di tengah-tengah gedung terdapat
sebuah taman bunga dan kolam ikan yang memberikan kesejukan di
sekitarnya. Ruang kelas yang digunakan memiliki ukuran kurang lebih 7 x 8
meter yang mampu menampung 20 – 30 siswi.
SMA Santa Maria memiliki halaman yang sangat luas dan sebagian
digunakan untuk lapangan bola basket dan bola voli. Sekolah ini juga
memiliki dua buah aula yaitu : aula besar dan aula kecil. Pada aula besar
terdapat podium (pangung) yang sering digunakan untuk pentas seni.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA Santa Maria
memiliki beberapa laboraturium, ruang multimedia dan perpusatakaan.
Mengenai letaknya : laboraturium fisika terletak di lantai dua, laboraturium
kimia, computer dan biologi berada di lantai tiga, laboraturium bahasa,
multimedia dan perpustakaan terletak di lantai satu. Untuk kantor kepala
sekolah, guru, BP dan tata usaha memiliki ruang tersendiri. Kantor kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sekolah, BK dan tata usaha terletak di lantai satu sedangkan kantor guru
berada di lantai dua.
SMA Santa Maria memiliki satu kantin yang berada dekat dengan
ruang perpustakaan. Kantin menyediakan berbagai macam makanan dan
minuman.
SMA Santa Maria memiliki fasilitas kesehatan berupa UKS yang
terletak di depan ruangan salah satu guru BP. Ruang UKS cukup luas dengan
empat tempat tidur yang tertata rapid an bersih. Obat-obatan yang tersedia
cukup lengkap dan memadai untuk pertolongan pertama.
Kamar kecil di SMA Santa Maria bersifat permanen dengan kondisi
air yang bersih dan mencukupi. Kamar kecil untuk guru berada di lantai satu
(dekat perpustakaan) sedangkan kamar kecil khusus siswa berada di semua
lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3) dan terdiri dari banyak ruangan sehingga
sangat mencukupi untuk siswa.
J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria Yogyakarta
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMA Santa Maria Yogyakarta
diadakan 6 hari seminggu dari Senin hingga Sabtu. Sebelum proses KBM
berlangsung diawali dengan doa bersama. KBM umumnya dimulai pukul
07.00. Pada hari Senin – Jumat, KBM berakhir pada pukul 13.30 sedangkan
hari Sabtu berakhir pukul 11.45. Pada hari Senin – Jumat terdapat dua kali
waktu istirahat, yaitu : Istirahat I (15 menit) di sela-sela jam ke -3 dan ke -4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dan istirahat II (15 menit) di sela-sela jam ke -6 dan ke -7. Sedangkan waktu
KBM hari Sabtu lebih singkat dari hari lainnya, pada hari tersebut hanya ada
satu kali jam istirahat (15 menit). Tepat pada pukul 12.00, kegiatan belajar
mengajar dihentikan sementara untuk melakukan doa bersama yaitu Doa
Malaikat Tuhan. Satu jam pelajaran terdiri dari 45 menit yang dimanfaatkan
semaksimal mungkin dengan asas ketercapaian tujuan. Seandainya ada guru
yang berhalangan untuk mengajar, guru tersebut akan menitipkan tugas pada
guru piket untuk dikerjakan siswa dan kemudian dikumpulkan lagi pada guru
piket.
Selain mata pelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), di SMA Santa Maria Yogyakarta juga terdapat beberapa
program tambahan yang dilaksaakan setelah pulang sekolah. Program
Conversation diberikan kepada siswi Kelas X dan XI. Kelas dibagi menjadi
tiga level, yaitu : Elementary, Pre – Intermediate dan Intermediate. Untuk
Kelas XI juga diberikan tambahan pelajaran yang disebut Martikulasi.
Kemudian untuk Kelas XII, dilaksanakan program tambahan pelajaran untuk
menghadapi Ujian Akhir. Selain itu, ada pula program tourist hunting di
Kawasan Kraton yang dilaksanakan oleh siswi-siswi Kelas X pada hari
Minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan
Salah satu bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas lulusan,
SMA Santa Maria berusaha meningkatkan berbagai macam fasilitas
pendidikan dan latihan bagi para siswi-siswinya. Fasilitas belajar yang
dimiliki SMA Santa Maria, antara lain :
1. Ruang kelas
Memiliki 14 kelas yang berukuran 7 x 8 meter dengan sirkulasi udara dan
cahaya yang cukup. Tiap ruang kelas terdapat 20 meja dan 40 kursi. Tiap
kelas dilengkapi dengan 2 papan tulis white bord dan penghapus yang
selalu tersedia. Tiap kelas memiliki hiasan yang beragam sesuai dengan
kreativitas siswa dari masing-masing kelas.
2. Perpusatakaan
Perpusatakaan merupakan sarana yang menyediakan buku penunjang
kegiatan belajar mengajar. Koleksi buku perpustakaan SMA Santa Maria
cukup banyak, yaitu sekitar 2.042 buku fiksi dan 13.194 buku non fiksi.
3. Laboraturium
a. Laboraturium Fisika
b. Laboraturium Kimia
c. Laboraturium Biologi
d. Laboraturium Bahasa
4. Green House (Rumah Kaca)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Rumah kaca ini sangat menunjang pelajaran biologi karena berisi berbagai
macam jenis tanaman untuk diteliti dan dikembang biakan.
5. Ruang Tata Boga
6. Ruang Musik
Ruangan ini dipakai pada saat pelajaran seni musik. Fasilitas yang
tersedia, antara lain : 1 keyboard, 1 amplified, 1 set drum, papan tulis
white board, 2 buah gitar listrik, 1 bass
7. Ruang Komputer
SMA Santa Maria memiliki 45 unit komputer. Ruang komputer ini
digunakan oleh siswa dalam pelajaran TI dan kegiatan ekstra kurikuler.
8. Ruang Multimedia
Ruang multimedia ini menyediakan satu unit komputer dan viewer dalam
ruangan yang nyaman dan ber-AC.
9. Museum Mini
Museum ini berisi benda-benda sejarah dari berbagai macam suku di
Indonesia. Benda-benda tersebut digunakan sebagai alat peraga pada saat
pelajaran ilmu sosial, khususnya pelajaran antropologi.
10. Asrama
Asrama terdiri dari 6 unit yang ditempati oleh para siswi asal luar
Jogjakarta khususnya siswi luar pulau Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah
Komite sekolah adalah lembaga independent yang berfungsi sebagai
mitra sekolah dan bertugas memberikan sumbangan pemikiran terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah adalah kumpulan
para orang tua/ wali murid, guru, tokoh sesepuh dan perwakilan instansi-
instani yang dinilai kompeten daalm menangani urusan-urusan intern maupun
pihak sekolah yang dipilih dalam musyawarah seluruh orang tua/ wali siswa
dan kemudiah disahkan pihak sekolah.
Pertemuan komite sekolah dengan pihak lain bisaanya membahas hal-
hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah. SMA Santa Maria
adalah sekolah yang berdiri di bawah Yayasan Marsudirini, maka system
sekolah ini adalah sentralisasi dari Yayasan. Dengan demikian, tugas komite
sekolah sangatlah terbatas. Komite sekolah di SMA Santa Maria hanya
sebatas mengetahui mengenai apa yang terjadi dalam penyelenggaraan
sekolah dan memberikan masukan atau ide-ide akan situasi yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan Instansi Lain
SMA Santa Maria menjalin kerja sama dengan berbagai macam instansi,
antara lain :
1. Komite sekolah
Kerjasama ini di bidang kepanitian pencarian dana tetapi tidak sebagai
penyandang dana.
2. Universitas
a. Sanata Dharma
Sanata Dharma menawarkan kerjasama di bidang akademik dengan
menawarkan penerimaan mahasiswa baru jalur prestasi dan jalur
kerjasama. Selain itu, SMA Santa Maria juga menerima mahasiswa
PPL USD untuk praktik mengajar di sekolah.
b. Atmajaya
Atmajaya menawarkan kerjasama di bidang akademik dengan
menawarkan penerimaan mahasiswa baru jalur unggulan.
c. STIM YKPN
STIM YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes
potensi akademik.
d. AA YKPN
AA YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes
potensi akademik.
e. AMP YKPN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
AMP YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes
potensi akademik.
f. ASMI Santa Maria
N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan
1. Martikulasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memutuskan nilai siswi yang belum tunta
menurut standar sekolah terutama untuk Kelas X dan XI. Untuk kelas XII,
lebih difokuskan pada tambahan mata pelajaran untuk mempersiapkan
UAN. Kegiatan ini dilaksanakan sepulang sekolah.
2. Conversation
Kegiatan ini dilakasanakan untuk meningkatkan kemampuan aktif
berbahasa inggris. Jadi, siswi tidak hanya belajar teori tetapi juga
mempraktekkan kemampuan mereka berbahasa inggris.
3. Tourist Hunting
Kegiatan ini bertempat di Keraton Yogyakarta oleh siswi kelas X pada
setiap hari Minggu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan oral siswi dalam berbahasa inggris terutama dihadapan native
speaker.
4. In Group
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswi kelas X untuk semakin
mengenal dirinya sendiri dan teman-temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5. Retret
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswi Kelas XII untuk semakin
memiliki iman dan mental yang kuat dan mendekatkan diri dengan Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada pokok bahasan ekonomi makro dan mikro ini telah dilaksanakan
pada siswa kelas X-E, SMA SANTA MARIA. Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus, yaitu Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Januari 2009 dan siklus II
dilaksanakan pada hari Kamis 29 Januari 2009. Sebelum penelitian tersebut
dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan (pra
penelitian) dan diskusi dengan guru mitra yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas X-E. Dalam pelaksanaannya, baik
siklus I dan siklus II masing-masing membutuhkan waktu 2x45 menit atau 2 jam
pelajaran, sedangkan untuk observasi pendahuluan dilakukan 1 jam pelajaran atau
45 menit. Adapun hasil observasi pendahuluan dan diskusi dengan guru mitra
serta penerapan model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi pendahuluan
Observasi pendahuluan dilaksanakan pada Selasa, 13 Januari 2009
yaitu pada pukul 13.00-13.45 WIB. Guru mitra dalam penelitian ini adalah
Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd sebagai guru bidang studi ekonomi. Jumlah
siswa kelas X-E pada tahun ajaran 2008-2009 adalah 21 siswa yang semuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berjenis kelamin perempuan. Adapun materi yang dipelajari pada siklus
pertama ini adalah pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dengan standar
kompetensi memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi,
kompetensi dasar mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan
ekonomi makro, sub pokok bahasan pengertian ekonomi mikro dan makro,
perbedaan antara ekonomi mikro dan makro, dan contoh di masyarakat
tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro. Dalam observasi pendahuluan
ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, perilaku siswa, dan kelas.
Berikut dapat diuraikan hasil dari observasi pendahuluan :
a. Observasi guru (observing teacher)
Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan
anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 4a). Guru membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa, guru memeriksa
kesiapan siswa dan dilanjutkan dengan mempresensi siswa. Setelah itu,
guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang telah diberikan
sebelumnya dengan memberikan uraian tentang materi yang sebelumnya.
Hal ini guna merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang
akan dipelajari. Selanjutnya guru mulai masuk ke dalam materi
pembelajaran. Selama menjelaskan materi guru cenderung menggunakan
metode ceramah sehingga peran guru dirasa lebih dominan dibandingkan
dengan peran siswanya, hal ini dikarenakan dari waktu yang tersedia
sebagian besar dimanfaatkan guru untuk berceramah dibandingkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
untuk siswa mengolah pengetahuan yang telah disampaikan kepada
mereka. Selama pembelajaran guru tidak memanfaatkan media yang
tersedia, guru hanya menyampaikan materi secara lisan. Guru juga
memberikan contoh terkait dengan materi yang sedang dipelajari, namun
terkadang pembicaraan justru keluar dari pokok permasalahan sehingga
dapat mengalihkan perhatian siswa. Guru juga menegur siswa yang
membuat kegaduhan di kelas. Interaksi antara guru dan siswa juga dirasa
kurang, hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga
suasana kelas tampak menjadi kaku. Selama proses pembelajaran guru
lebih sering berada di depan sehingga kurang dapat memantau kegiatan
seluruh siswa. Jika ada kesulitan guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya agar siswa tidak merasa bingung dengan kesulitan yang
dihadapi. Di samping itu, di pertengahan pelajaran ketika ada kesulitan
yang dihadapi guru menyuruh siswa untuk berdiskusi terlebih dahulu
dengan teman sebangku. Selama diskusi berlangsung guru tidak
mengobservasi kegiatan siswa selama diskusi, guru hanya sekedar melihat
kegiatan siswa dari depan kelas. Karena adanya kebingungan maka guru
memberikan rangsangan pemikiran kepada siswa guna lebih
mempermudah dalam memecahkan masalah, namun guru tidak
memberikan dorongan kepada semua siswa agar dapat bekerja sama
dengan baik. Interaksi guru dengan siswa hanya sebatas untuk
memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
untuk meningkatkan semangat kerja siswa. Setelah diskusi dirasa cukup,
guru menawarkan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat dari hasil
diskusi mereka. Pada akhir pembelajaran, guru tidak menarik kesimpulan
dari pembelajaran yang telah berlangsung, guru hanya memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari materi yang berikutnya. Karena
merupakan jam terakhir maka guru berdoa bersama-sama dengan siswa
kemudian mengucapkan salam. Dari seluruh rangkaian kegiatan guru
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru membuka pelajaran √ Guru
mengucapkan salam
2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ Guru mengabsen siswa √ 3 Guru mengulas materi yang lalu
dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari
√
4 Selama KBM peran guru lebih dominan
√
5 Guru memanfaatkan media √ 6 Guru memberikan contoh konkrit
terkait dengan materi pelajaran √
7 Guru berinteraksi dengan seluruh siswa dengan baik
√ Interaksi baik hanya dengan beberapa siswa
8 Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi
√ Siswa berdiskusi dengan teman sebangku.
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada siswa.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
10 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja.
√
11 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
√
12 Guru hanya memperhatikan beberapa siswa tertentu saja.
√
13 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
√
14 Guru membicarakan sesuatu di luar materi sehingga memicu kegaduhan kelas.
√
15 Guru menegur siswa ketika siswa melakukan kelalaian
√
16 guru membimbing siswa membuat rangkuman
√
17 Guru memberikan tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya
√
18 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
√
b. Observasi perilaku siswa (observing student)
Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan
anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 5a) dan lembar
observasi keaktifan dan keterlibatan belajar siswa (lampiran 9a). Sebelum
memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran. Siswa cukup berantusias pada awal mengikuti
pelajaran, siswa mempersiapkan segala materi dan perlengkapan yang
akan digunakan. Setelah siswa mempersiapkan diri, guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
materi pelajaran. Sebagian besar perhatian siswa tertuju pada penjelasan
guru, namun ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri
seperti ngobrol dengan teman yang lain, melamun, memainkan benda-
benda yang ada di dekat mereka. Peneliti menduga siswa merasa jenuh
mendengarkan ceramah dari guru. Siswa menjadi lebih ribut lagi ketika
guru memberikan contoh-contoh konkrit yang terkadang keluar dari topik
pembicaraan. Hal ini dikarenakan pembicaraan cenderung mengacu ke
arah “guyonan” dimana hal ini lebih dapat menarik perhatian siswa jika
dibandingkan dengan membahas pelajaran, hal semacam ini sudah umum
terjadi dari dulu hingga sekarang. Ketika ada kesulitan atau kebingungan
siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk memecahkan
masalah namun tidak semua siswa berdiskusi dengan serius. Ada 8 siswa
yang berdiskusi dengan serius. Setelah berdiskusi ada 2 siswa yang
mencoba mengemukakan pendapat atau jawaban dari permasalahan yang
masih dibingungkan tadi. Ketika waktu sudah habis, siswa diberi tugas
untuk mempelajari materi yang berikutnya. Dikarenakan jam terakhir
maka sebelum pulang siswa berdoa dan menjawab salam dari guru.
Selama proses pembelajaran tercacat ada 2 siswa yang mengajukan
pertanyaan, 3 siswa yang menjawab pertanyaan, dan ada 7 siswa yang
mengerjakan tugas. Dari seluruh rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4
Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti pelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan
guru √
3 Siswa membuat kegaduhan di kelas
√ Ketika pertengahan pelajaran ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dikarenakan merasa bosan
4 Siswa mengajukan pertanyaan
√ Ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan.
5 Siswa menjawab pertanyaan √ Ada 3 siswa yang menjawab pertanyaan
6 Siswa aktif mengerjakan tugas √ Ada 7 siswa yang mengerjakan tugas
7 Siswa aktif dalam diskusi √ Ada 8 siswa yang aktif berdiskusi
8 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat
√ Ada 2 siswa yang berpendapat
9 Siswa diberikan tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya
√ Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi berikutnya
c. Observasi kelas (observing classroom)
Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk
melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat
2 white board, 1 papan pengumuman/ absensi siswa, 1 meja guru, meja
dan kursi yang dapat digunakan untuk 24 orang, ventilasi yang memadai,
pencahayaan yang cukup, serta suasana yang tenang dan nyaman untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Saat itu, seluruh siswa hadir sehingga
jumlah seluruhnya ada 21 siswa. Suasana serta aktivitas kelas selama
proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi
kegiatan kelas (lampiran 6a). Suasana kelas ketika pergantian jam
pelajaran awalnya kurang kondusif. Hal ini dikarenakan ketika pergantian
jam pelajaran siswa harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan pada pelajaran yang berbeda. Saat guru masuk ke kelas dan
meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran,
mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-
keributan kecil dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol
dengan temannya. Suasana kelas mulai terkendali ketika guru
menerangkan materi karena siswa harus memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru. Tetapi suasana mulai kurang kondusif ketika guru
memberikan contoh konkrit dan terkadang keluar dari pokok
permasalahan dikarenakan siswa terpancing membicarakan sesuatu di luar
materi pembelajaran yang bisa dikatakan sebagai “guyonan”, peneliti
menduga siswa merasa bosan dengan ceramah dari guru sehingga mereka
merasa terhibur dengan hal tersebut. Ketika ada kesulitan siswa diminta
untuk berdiskusi dengan teman sebangku. Selama berdiskusi kerjasama
antar siswa kurang begitu baik, sebagian besar cenderung lebih berfikir
sendiri-sendiri bahkan sibuk dengan aktivitasnya sendiri ditambah lagi
lemahnya pengawasan dari guru sehingga suasana kelas kurang begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
terkendali. Usai berdiskusi ada beberapa siswa yang berpendapat atau
menjawab pertanyaan yang masih dirasa sulit tadi. Ketika waktu sudah
habis, siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang berikutnya.
Dikarenakan jam terakhir maka sebelum pulang siswa dan guru berdoa
dilanjutkan menjawab salam dari guru. Dari seluruh rangkaian keadaan
kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Keadaan Kelas Selama Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kondisi kelas mendukung untuk
pelaksanaan KBM √
2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)
√
5 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat jalannya proses pembelajaran.
√
6 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
7 Kelas terorganisir dengan baik. √ Cukup terorganisir dengan baik
8 Selama berdiskusi siswa saling memberikan pendapat atau masukan.
√
Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana
kelas serta wawancara dengan siswa berikut ini disajikan analisis situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran
berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode
ceramah merupakan suatu metode dimana guru mentransfer materi
pembelajaran kepada siswa secara lisan. Guru menggunakan metode ceramah
ketika menyampaikan materi pembelajaran serta memberikan penjelasan
kepada siswa. peneliti menduga guru menggunakan metode ceramah karena
disamping memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran juga
lebih menghemat waktu. Dengan metode ceramah pada mulanya siswa masih
antusias dalam mendengarkan penjelasan dari guru, namun lama-kelamaan
siswa cenderung menjadi bosan sehingga akan mencari kesibukan sendiri
seperti berbincang dengan siswa yang lain, memainkan benda-benda di sekitar
mereka sehingga perhatian mereka terpecah. Sedangkan bagi kelas dengan
penerapan metode ceramah pada awal-awal pelajaran berlangsung perhatian
kelas memang tertuju pada penjelasan guru namun selanjutnya ketika siswa
merasa bosan dan perhatian mereka terpecah maka akan memicu suasana
kelas yang kurang kondusif sehingga dapat menghambat proses pembelajaran.
Ketika ada siswa yang merasa bingung atau ragu-ragu terhadap suatu jawaban
atau pertanyaan maka guru meminta agar siswa berdiskusi dengan teman
sebangku. Hal ini mungkin bertujuan untuk mendorong siswa agar
memikirkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga akan
mempermudah dalam menyelesaikannya. Ketika diskusi berlangsung tidak
semua siswa berdiskusi dengan baik, sebagian cenderung bekerja secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
individu dan kurang serius, serta sebagian lagi berdiskusi dengan sungguh-
sungguh. Peneliti menduga hal ini dikarenakan guru hanya sebatas
memberikan rangsangan peminkiran saja, guru tidak mengawasi secara
mendalam jalannya diskusi dan tidak memberikan dorongan kepada siswa
untuk saling bekerja sama. Suasana kelas selama jalannya diskusi juga kurang
begitu terkendali karena lemahnya pengawasan serta motivasi dari guru.
Secara keseluruhan, peranan siswa dalam pembelajaran dirasa kurang karena
guru berperan lebih dominan di dalam pembelajaran. Saat ini idealnya di
dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa yang
berusaha untuk menemukan atau memahami pengetahuan dengan kemampuan
yang dimilikinya baik dengan membaca, berdiskusi, bertanya, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa
permasalahan pembelajaran diantaranya rendahnya partisipasi aktif dari siswa
selama proses pembelajaran. Hal ini tampak dari kemauan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung baik untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, dan interaksi dalam diskusi
dirasa masih tergolong rendah. Peneliti menduga akar dari permasalahan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya interaksi antara guru
dan siswa yang dirasa kurang terjalin dengan baik, kebosanan siswa terhadap
metode yang dipergunakan guru selama ini yang dirasa monoton dan tidak
bervariasi, serta mental siswa yang kurang terdidik untuk berani berpendapat
atau mengemukakan pendapat serta rasa percaya diri yang rendah. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu
perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih
memberdayakan kemampuan siswa, melatih mental siswa untuk lebih berani
mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab, dan
tentunya yang mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang harmonis
baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Untuk itu guru harus
mampu menerapkan suatu metode yang berbeda dan variatif. Ada berbagai
model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing
model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.
Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra
bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif di samping
metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab yaitu metode kooperatif tipe
jigsaw. Dalam metode ini tugas guru sebagai fasilitator terutama ketika
jalannya diskusi, jadi guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran melainkan
siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Guru tidak perlu berceramah panjang
lebar seperti ceramah pada umumnya. Siswa juga tidak merasa jenuh
mendengarkan ceramah dari guru karena dalam metode jigsaw siswa bekerja
sama dengan siswa yang lain di dalam kelompok. Selama jalannya diskusi
juga berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika diskusi pada umumnya siswa
hanya membahas suatu masalah di dalam kelompok kemudian mencatat hasil
diskusi dan jika perlu dilanjutkan dengan presentasi. Sekilas siswa memang
terlibat aktif di dalam diskusi, namun jika dilihat lebih mendalam hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
beberapa siswa yang aktif dan sungguh-sungguh dalam diskusi sedangkan
siswa yang lain sibuk sendiri bahkan bergantung pada jawaban temannya.
Berbeda dengan diskusi dalam metode jigsaw, dalam metode ini siswa
berdiskusi dalam 2 kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli). Semula
siswa bergabung dengan kelompok asal dimana di dalamnya terdiri dari
beberapa siswa yang mempunyai pertanyaan atau permasalahan yang
berbeda-beda. Selanjutnya siswa bergabung dengan kelompok ahli dimana
terdiri dari beberapa siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Di dalam
kelompok ahli siswa mendiskusikan permasalahan yang didapatkannya.
Dengan menerapkan metode ini siswa lebih merdeka dalam mengungkapkan
pendapat, pertanyaan, dan kesulitan mereka. Berbeda dengan diskusi pada
umumnya, di sini selain berdiskusi siswa juga memiliki kewajiban untuk
menjelaskan hasil diskusinya kepada siswa yang lain di dalam kelompok asal
sehingga siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi yang
didapatnya kepada siswa yang lain dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian
secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk dapat memahami materi
yang didapatnya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator bagi siswa jika siswa
menemui kesulitan baik ketika berdiskusi dalam kelompok maupun ketika
presentasi. Dengan menerapkan metode ini tidak menutup kemungkinan akan
timbul banyak pertanyaan serta perdebatan dikarenakan perbedaan pendapat
antara siswa satu dengan yang lainnya maka diharapkan suasana akan menjadi
lebih hidup dan bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Siklus Pertama
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut maka peneliti
menerapkan metode pembelajaran tipe jigsaw siklus I pada hari Kamis, 22
Januari 2009 pada jam kedua sampai dengan keempat yaitu pukul 07.45 WIB
sampai dengan pukul 09.15 WIB. Adapun materi yang dipelajari pada siklus
pertama ini adalah pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dengan standar
kompetensi memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi,
kompetensi dasar mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan
ekonomi makro, sub pokok bahasan pengertian ekonomi mikro dan makro,
perbedaan antara ekonomi mikro dan makro, dan contoh di masyarakat
tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro. Guru mitra yang mengajar dalam
penelitian ini adalah Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd sebagai guru bidang
studi ekonomi. Jumlah siswa kelas X-E pada tahun ajaran 2008-2009 yang
hadir sebanyak 21 siswa yang semuanya berjenis kelamin perempuan.
Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada siklus
pertama:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan
yang diterapkan pada siklus I :
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi
presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut ini
disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran :
(a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat RPP. RPP dibuat
untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat secara
rinci dan sistematis (lampiran 1a).
(b) Materi presentasi
Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat hand out dengan
pokok bahasan ekonomi mikro dan makro. Hand out akan
dibagikan kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup
materi tentang ekonomi mikro dan makro yang akan digunakan
pada saat pembelajaran (lampiran2a).
(c) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat LKS yang
meliputi daftar pertanyaan yang harus didiskusikan siswa di dalam
kelompok ahli kemudian dijelaskan di dalam kelompok asal, dan
selanjutnya dipresentasikan di kelas (lampiran 3a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2) Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang
dilakukan yaitu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.
Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Siswa dengan
prestasi atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada ranking
tinggi, siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada ranking
sedang, dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada
ranking bawah. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru mitra
mengklasifikasikan siswa ke dalam 5 kelompok asal dan 4 kelompok
ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, D, dan E.
Kelompok asal dibentuk dengan cara menempatkan lima siswa dengan
ranking teratas ke dalam masing-masing kelompok (kelompok A 1
orang, kelompok B 1 orang, dan seterusnya), selanjutnya dipilih 5
orang siswa dengan ranking terbawah dan ditemptkan kembali pada
masing-masing kelompok (kelompok A 1 orang, kelompok B 1 orang,
dan seterusnya), selanjutnya dipilih kembali 5 siswa dari atas di
samping kelima siswa yang telah dipilih sebelumnya dan ditempatkan
pada masing-masing kelompok, begitu seterusnya hingga semua siswa
masuk ke dalam kelompok asal. Kemudian dalam pembentukan
kelompok ahli, peneliti mengambil data dari kelompok asal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Selanjutnya setiap anggota kelompok asal masing-masing diberi
nomor urut dari atas ke bawah, untuk kelompok selanjutnya diberi
nomor urut dari bawah ke atas, begitu seterusnya. Dengan demikian
siswa yang mendapatkan nomor 1 maka akan menjadi anggota
kelompok ahli 1, siswa yang mendapatkan nomor 2 akan menjadi
anggota kelompok ahli 2, begitu seterusnya sehingga diperoleh 4
kelompok ahli (kelompok ahli 1, 2, 3, dan 4).
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data meliputi:
(a) lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain:
keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keterampilan guru dalam
mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru
memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan
belajar mandiri (lampiran 7).
(b) lembar observasi keterlibatan belajar siswa di kelas. Cakupan isi
lembar observasi partisipasi siswa antara lain: keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam diskusi kelas serta frekuensi keaktifan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. (lampiran 9).
(c) lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok
kooperatif. Cakupan isi lembar observasi kegiatan belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dalam kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti
kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal : berbagi
tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai
saran dan pendapat teman satu kelompok. (lampiran 10).
(d) lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar
pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar,
dan kedisiplinan (lampiran 8).
b. Tindakan
Pada tahap tindakan, guru mitra dan peneliti mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.
Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1) Penyampaian prosedur pelaksanaan
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan
prosedur pelaksanaan pembelajaran. Namun, guru tidak secara
terbuka menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Guru membagi siswa dalam kelas ke dalam
sejumlah kelompok (kelompok asal), dan di dalam kelompok asal
masing-masing siswa akan mendapatkan lembar pertanyaan yang
berbeda-beda dimana di dalam lembar pertanyaan tersebut telah
diberi kode yang nantinya akan digunakan dalam penentuan
kelompok ahli. Setelah bergabung di dalam kelompok asal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
selanjutnya siswa diminta bergabung dengan siswa yang lain yang
memiliki pertanyaan dan nomor yang sama yang selanjutnya disebut
sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli siswa
diminta untuk berdiskusi membahas masalah yang diberikan.
Selanjutnya siswa akan kembali ke dalam kelompok asal dan
menjelaskan hasil diskusi tadi kepada siswa yang lain di dalam
kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan,
suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa
masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaannya.
2) Membagi siswa ke dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam
kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan
kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap
awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk
adalah lima kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap
ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut
anggota-anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana
sedikit kurang kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh
mungkin dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota
kelompoknya atau bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam
kelompok asal kemudian guru mempersilahkan masing-masing
siswa untuk berkumpul dengan kelompok ahli, suasana semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kurang kondusif dikarenakan siswa masih bingung mencari
kelompok ahlinya.
3) Diskusi
Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru
meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang telah
didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok mendapatkan
pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli 1 mendapatkan
pertanyaan tentang definisi ekonomi makro dan mikro, kelompok
ahli 2 mendapatkan pertanyaan perbedaan dari ekonomi makro dan
mikro, kelompok ahli 3 mendapatkan tugas untuk memberikan
contoh tentang ekonomi mikro di Indonesia, dan kelompok ahli 4
mendapatkan tugas untuk memberikan contoh tentang ekonomi
makro di Indonesia. Selama berdiskusi di dalam kelompok ahli
suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai hal ini
dikarenakan setiap siswa di dalam diskusi kelompok saling bertukar
pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat
kegaduhan kecil dan berbicara di luar materi diskusi. Selama diskusi,
aktivitas guru adalah mendampingi, memotivasi, dan memantau
siswa. Jika ada yang mengalami kesulitan, guru membantu siswa
guna memecahkan kesulitan tersebut. Setelah berdiskusi di dalam
kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan
mengutarakan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
anggota kelompok asal. Dengan demikian masing-masing siswa
akan menerima dan memberikan informasi siswa yang lain.
4) Pembahasan
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan
siswa membahas semua masalah yang telah didiskusikan oleh siswa
di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu
kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap
kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,
kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi
tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil
diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias
mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi
dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan
jawaban. Namun secara keseluruhan dalam siklus I ini presentasi
berjalan lancar terkendali.
5) Penyimpulan
Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban
mereka, selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik
kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam
penyimpulan ini, guru mengutarakan inti–inti dari materi yang telah
dibahas dalam diskusi. Guru juga mengutarakan pertanyaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pertanyaan singkat kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka.
Dalam siklus I ini secara umum telah dapat ditarik kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari, namun dikarenakan
terkendala waktu yang tidak memungkinkan lagi sehinnga penarikan
kesimpulan dirasakan kurang optimal.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dipaparkan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama
proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 6
Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor Siklus I1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Ya
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.
Ya
3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.
Ya
4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.
Ya
5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.
Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
Ya
7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.
Ya
8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
Ya
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.
Ya
10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.
Ya
11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
Ya
12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.
Ya
13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
Ya
14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
Ya
15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.
Tidak
16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.
Ya
17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Tidak
18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.
Tidak
19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.
Tidak
20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.
Tidak
21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
kelas menjadi kaku. 22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di
dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan. Tidak
Catatan : lihat lampiran 7a
Tabel 6 menunjukkan aktivitas guru selama proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung pada siklus I. Guru
telah menjelaskan metode pembelajaran tipe jigsaw secara teknis, guru
mengorganisasikan pokok bahasan ekonomi makro dan mikro yang
bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga
lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, guru juga ikut
berperan dalam pembentukan kelompok kooperatif mulai dari
pengklasifikasian data awal, pembentukan kelompok asal hingga
akhirnya terbentuk kelompok ahli. Selain itu guru juga mendorong
siswa agar dapat terlibat dalam diskusi kelompok, selain dorongan
guru juga memberikan kesempatan siswa berdiskusi untuk
memaparkan pendapat dan pemikirannya serta mendorang agar siswa
mampu bekerja sama di dalam kelompok diskusinya. Kemudian untuk
memantau jalannya diskusi kelompok guru juga mengamati jalannya
diskusi sehingga jika ada kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka
guru dapat membantu memberikan solusi. Guru mengamati diskusi
kelompok tidak hanya pada beberapa kelompok saja melainkan pada
seluruh kelompok, tidak hanya jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan saja, dari sini maka terjalin sebuah interaksi antara guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dengan siswa atau kelompok. Selama berinteraksi dengan siswa aatu
kelompok, guru juga menumbuhkan semangat kerja para siswa untuk
bekerja sama memecahkan masalah dan mencapai tujuan dari
pembelajaran. Dalam siklus I ini masih banyak siswa yang masih
bingung dengan prosedur pelaksanaannya sehingga guru harus
menjelaskan lagi prosedurnya di dalam kelompok. Di sini waktu yang
dimiliki oleh guru cukup longgar dikarenakan seluruh media telah
dibagikan kepada siswa sehingga konsentrasi guru tertuju dalam
mengamati jalannya diskusi kelompok, namun guru kurang dapat
mengorganisasikan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga waktu
untuk berdiskusi di dalam kelompok ahli dirasa terlalu lama sehingga
waktu untuk pemaparan di kelompok asal, presentasi kelompok, dan
penarikan kesimpulan kurang maksimal.
2) Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan peneliti dimulai dari awal
sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Keterlibatan Siswa Pada Siklus Pertama
No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase (%)
1 Siswa mengajukan pertanyaan 9 42,86
2 Siswa menjawab pertanyaan 6 28,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3 Siswa aktif mengerjakan tugas
18 85,71
4 Siswa aktif dalam diskusi 14 66,67
5 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat
9 42,86
Catatan : lihat lampiran 9b; jumlah siswa = 21 orang
Tabel 7 menunjukkan tingkat keterlibatan siswa selama proses
pembelajaran. Pada siklus I ini seluruh siswa hadir sehingga jumlah
siswa saat itu adalah 21 orang. Dari data tersebut tampak bahwa skor
tertinggi terletak pada keterlibatan mengerjakan tugas, hal ini
disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab dalam
memahami materi yang didapatnya. Dengan mengerjakan tugas maka
setidaknya siswa telah berusaha untuk mengetahui apa yang telah
dikerjakannya, selanjutnya dengan didiskusikan kembali dengan
kelompok maka siswa berusaha untuk lebih memahami materi yang
didapatnya. Dengan memahami materi maka akan mempermudah
siswa untuk menjelaskan kembali materi yang didapatnya kepada
anggota kelompok asal. Sedangkan jenis keterlibatan dengan skor
terendah adalah menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan karena
siswa yang menjawab pertanyaan hanya perwakilan dari kelompok
ahli ketika mereka harus mempresentasikan hasil diskusinya kepada
kelas, sedangkan siswa yang lain hanya mendampingi atau melengkapi
serta menanggapi. Pada keterlibatan mengajukan pertanyaan, di
samping siswa mengajukan pertanyaan dalam forum presentasi kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
siswa juga mengajukan pertanyaan ketika mereka berdiskusi di dalam
kelompok dikarenakan adanya hal yang kurang jelas atau belum
dipahami. Pada keterlibatan siswa dalam diskusi guru memberikan
waktu kepada siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka
dapatkan, selama diskusi secara keseluruhan berjalan dengan lancar
hanya saja sesekali ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas di
luar materi diskusi. Sedangkan pada keterlibatan mengemukakan atau
menanggapi pendapat siswa juga turut aktif mengambil bagian
terutama ketika presentasi jawaban.
3) Pengamatan terhadap kelas
Tabel 8
Pengamatan Terhadap Kelas
No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan
Siklus I
Nilai Kategori
A Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 4 Amat baik 2. kepuasan 3 Baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 2 Cukup 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 3 Baik 7. persaingan 3 Baik 8. motivasi tinggi 3 Baik
B Lingkungan kelas : 1.perangkat pembelajaran tersedia
lengkap 4 Amat Baik
2.terorganisir dengan baik dan efisien
3 Baik
3. aktif dan produktif 3 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C Tata Tertib : 1. ada sanksi/teguran 3 Baik
2. pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,07
Nilai Kategori Amat baik Keterangan :
Skor Nilai Mutu 3.00 - 4 Amat Baik 2.00 - 2.99 Baik 1.00 - 1.99 Cukup 0.00 - 0.99 Kurang
Catatan : lihat lampiran 8a
Tabel 8 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif
dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus I dipandang
mendukung proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari capaian skor
rata-rata 3,07 yang masuk pada kategori amat baik. Berdasarkan
observasi dari peneliti, aspek pembauran mendapatkan skor 4
dikarenakan setiap hari siswa diberikan kebebasan untuk membaur
dengan siapa saja. Hal ini tampak dari posisi tempat duduk yang bisa
berubah setiap harinya. Dengan demikian siswa tidak hanya duduk
dengan satu orang saja melainkan bisa bergantian dengan teman yang
lain juga sehingga siswa akan lebih saling mengenal dengan semua
siswa . Hal ini dapat menciptakan adanya hubungan yang positif antar
siswa sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Aspek kepuasan diberi skor 3 karena sebagian besar dari siswa merasa
senang dan berminat jika metode jigsaw diterapkan kembali. Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
demokrasi diberikan skor 3 karena siswa diberikan kebebasan untuk
berpendapat dan hampir semua siswa memberikan kontribusi bagi
kelompoknya. Aspek kepekaan diberi skor 2 karena belum sebagian
besar siswa yang peka dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek
kepedulian diberi skor 3 karena setiap siswa memiliki kepedulian untuk
saling membantu terutama ketika menghadapi kesulitan. Aspek
kekompakan diberi skor 3 karena sebagian besar siswa ketika berdiskusi
dalam kelompok tidak ada ketegangan atau kli-klik tertentu. Aspek
persaingan diberi skor 3 karena setiap siswa bersaing secara sehat untuk
memberikan hasil yang terbaik terutama ketika presentasi. Aspek
motivasi diberi skor 3 karena sebagian besar mempunyai motivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek perangkat
pembelajaran diberi skor 4 karena sarana dan prasarana seperti meja,
kursi, papan tulis, penggaris, papan pengumuman, penerangan, dan
sebagainya telah tersedia dan dalam kondisi yang layak. Kelas juga
terorganisir dengan baik, aktif dan produktif karena semua siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama sehingga masing-
masing diberi skor 3. Sedangkan aspek tata tertib masing-masing diberi
skor 3 karena adanya teguran dari guru jika ada siswa yang mengganggu
jalannya pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
d. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi
yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir
sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Berikut ini
dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:
1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Tabel 9
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I
No Uraian Komentar 1
Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.
Terlalu sedikit untuk ukuran waktu 2 JP
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.
Cukup aktif, sulit berpendapat
3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.
Siswa ada yang berminat dengan diskusi dan ada yang tidak
4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan
Mencari topik yang dapat membangkitkan minat siswa
5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
Minat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Siswa belajar berpendapat dan menemukan inti pelajaran sendiri
7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan
Materi yang akan digunakan harus materi yang cocok untuk didiskusikan.
Catatan : lihat lampiran 11a
Tabel 9 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah
melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru dalam hal komponen,
materi dan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan yaitu masih
terkendala dalam alokasi waktu serta pemilihan topik yang tepat. Hal
ini dikarenakan dalam pelaksanaan materi yang diberikan memang
cukup sedikit, namun ketika jalannya diskusi alokasi waktu yang
tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga terjadi
ketimpangan dimana materi yang diberikan sedikit dan waktu yang
tersedia cukup longgar namun dalam pelaksanaannya yang seharusnya
waktu yang tersedia cukup untuk membahas materi menjadi kurang
dikarenakan alokasinya yang belum maksimal. Hal ini mungkin antara
guru dan siswa masing-masing masih beradaptasi dengan metode
kooperatif tipe jigsaw yang baru pertama kali dilaksanakan. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dalam kaitannya dengan siswa, dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw cukup dapat meningkatkan keaktifan serta minat
belajar siswa dimana bisaanya hanya guru yang menjadi pusat
pembelajaran di sini siswa belajar untuk menjadi pusat atau pelaksana
pembelajaran dan guru hanya menjadi motivator. Keuntungan dari
metode ini siswa menjadi tidak bosan mendengarkan ceramah dari
guru dan berusaha untuk belajar menemukan sesuatu dengan
kemampuan mereka sendiri.
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat pada refleksi siswa
terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
(lampiran 12a).
Tabel 10
Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Aspek yang diamati Komentar 1 Bagaimanakah pendapat
Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)
Dari 21 siswa, ada beberapa komentar terhadap komponen KBM: sebanyak 5,88% siswa berpendapat suasana kelas kurang mendukung, 82.35% siswa berpendapat PBM menyenangkan dan menarik, 11.76% siswa berpendapat PBM tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
membosankan, dan 11.76% siswa berpendapat materinya kurang jelas.
Komentar 2 Kegiatan Anda selama
kerja kelompok (mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)
Dari 21 siswa, ada beberapa komentar mengenai kegiatan mereka selama kerja kelompok: sebanyak 64.71% siswa berani mengemukakan pendapat, 29.41% siswa terlibat dalam diskusi, 23.53% siswa berani mengajukan pertanyaan, 5.88% siswa mengobrol sendiri, dan 11.76% siswa berani menjawab pertanyaan.
Komentar 3 Apakah Anda berminat
untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
Dari 21 siswa, sebanyak 70.59% siswa berminat dan 29.41% siswa tidak berminat mengikuti KBM.
Komentar 4 Hambatan yang saya temui,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.
Dari 21 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada beberapa hambatan yang dihadapi: sebanyak 35.29% siswa merasa ada beberapa yang tidak ikut berdiskusi, 23.53% siswa merasa kurang mengerti/ masih bingung, 17.65% siswa merasa kurang bisa memahami materi, 5.88% siswa malu berpendapat, 23.53% siswa merasa tidak ada hambatan, 5.88% siswa merasa susah dalam mengambil kesimpulan, dan 5.88% siswa bila berbeda pendapat.
Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh
dalam pembelajaran dengan Dari 21 siswa, ada beberapa komentar mengenai manfaat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
diperoleh: sebanyak 17.65% siswa bisa berbaur dengan teman, 5.88% siswa menyatakan suasana KBM tidak monoton, 5.88% siswa lebih kreatif, 17.65% siswa bisa berdiskusi, 41.18% siswa berani mengemukakan pendapat, 23.53% siswa bisa lebih menghargai teman, 17.65% siswa bisa lebih aktif, 5.88% siswa bisa bertanya, 11.76% siswa lebih percaya diri, dan 11.76% siswa lebih paham.
Dari data tersebut, dalam hal pendapat siswa terhadap
komponen kegiatan belajar mengajar tampak bahwa sebanyak 5,88%
siswa menyatakan bahwa suasana kelas kurang mendukung, 82.35%
siswa menyatakan bahwa PBM menyenangkan dan menarik, 11.76%
siswa menyatakan tidak membosankan, dan 11.76% siswa menyatakan
bahwa materinya kurang jelas. Sementara untuk kegiatan siswa selama
kerja kelompok sebanyak 64.71% siswa menyatakan telah
mengemukakan pendapat, 29.41% siswa menyatakan berdiskusi,
23.53% siswa menyatakan telah mengajukan pertanyaan, 5.88% siswa
memilih mengobrol sendiri, dan 11.76% siswa menyatakan menjawab
pertanyaan. Untuk minat siswa dalam mengikuti KBM berikutnya
sebanyak 70.59% siswa berminat dan 29.41% siswa merasa tidak
berminat mengikuti KBM selanjutnya dengan menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw. Dari persentase tersebut tampak bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik terhadap metode
jigsaw. Selanjutnya hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe
jigsaw sebanyak 35.29% siswa menyatakan bahwa ada beberapa yang
tidak ikut berdiskusi, 23.53% siswa menyatakan kurang mengerti/
masih bingung, 17.65% siswa menyatakan kurang bisa memahami
materi, 5.88% siswa menyatakan malu berpendapat, 23.53% siswa
merasa tidak ada hambatan, 5.88% siswa menyatakan susah dalam
mengambil kesimpulan, dan 5.88% siswa menemui hambatan bila ada
perbedaan pendapat. Sementara untuk manfaat yang diperoleh siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebanyak 17.65% siswa
menyatakan bisa berbaur dengan teman, 5.88% siswa menyatakan
suasana kelas tidak monoton, 5.88% siswa merasa lebih kreatif,
17.65% siswa menyatakan bisa berdiskusi, 41.18% siswa menyatakan
bisa mengemukakan pendapat, 23.53% siswa menyatakan bisa lebih
menghargai teman, 17.65% siswa merasa bisa lebih aktif, 5.88% siswa
merasa bisa lebih berani bertanya, 11.76% siswa menyatakan lebih
percaya diri, dan 11.76% siswa menyatakan lebih paham.
Dari data tersebut tampak bahwa kesan mereka terhadap
komponen kegiatan belajar (topik yang dipelajari, suasana kelas,
penampilan guru, dan sebagainya) sebagian besar siswa merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
tertarik dan menikmati karena adanya sesuatu hal yang berbeda.
Kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa yaitu berdiskusi,
berpendapat, dan bertanya. Kemudian tanggapan siswa terhadap minat
mereka untuk mengikuti KBM berikutnya dengan metode yang sama
sebagian besar dari siswa berminat untuk mengikuti dengan alasan
karena pelajarannya tidak membosankan, menyenangkan, bisa
bersosialisasi. Hal ini menunjukkan adanya indikator bahwa selama ini
siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan selama ini, ada
yang takut terhadap guru sehingga suasana kelas menjadi tegang.
Sementara beberapa hambatan dari siswa terkait penerapan metode
kooperatif tipe jigsaw yaitu ketika ada anggota kelompok yang tidak
ikut ambil bagian, ketika ada perbedaan pendapat dan masing-masing
berdiri pada pendiriannya masing-masing sehingga sulit dalam
mengambil keputusan, jika ada anggota kelompok yang tidak
memahami materi sehingga ketika menjelaskan kepada kelompok asal
anggota kelompok belum dapat memahami materi yang
disampaikannya.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, ada beberapa hal
yang perlu diperbaiki pada siklus pertama yaitu alokasi waktu yang tidak
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang, pemilihan materi
yang terlalu sedikit untuk ukuran 2 JP, diskusi kelompok yang terlalu lama
sehingga waktu untuk presentasi dan pembahasan/ penarikan kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
menjadi terbatas dan terburu-buru. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan
guru mitra, maka pada siklus selanjutnya (siklus II) guru bersepakat untuk
lebih memperhatikan manajemen waktu pembelajaran sehingga dalam
pelaksanaan pada masing-masing tahapan dapat berjalan dengan optimal.
3. Siklus Kedua
Berdasarkan hasil analisis dan permasalahan serta diskusi dengan
guru terkait dengan pemecahan masalah dalam siklus I, maka pada hari
Kamis, 29 Januari 2009 pada jam kedua sampai dengan keempat yaitu pukul
07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB dilaksanakan siklus kedua.
Adapun materi yang dipelajari pada siklus kedua ini adalah pokok bahasan
ekonomi mikro dan makro dengan standar kompetensi memahami kebijakan
pemerintah dalam bidang ekonomi, kompetensi dasar mendeskripsikan
masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi, tujuan
pembelajaran dapat menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah
dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan), dan dapat mencari
pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi. Guru mitra
yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd
sebagai guru bidang studi ekonomi. Jumlah siswa kelas X-E pada tahun ajaran
2008-2009 yang hadir sebanyak 20 siswa yang semuanya berjenis kelamin
perempuan. Pada tahap ini siswa yang tidak hadir sebanyak 1 orang. Berikut
ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan
yang diterapkan pada siklus II :
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
mencakup : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi
presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut ini
disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran :
(a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,
skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat
secara rinci dan sistematis (lampiran 1b).
(b) Materi presentasi
Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat hand out dengan
pokok bahasan ekonomi mikro dan makro. Hand out akan
dibagikan kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup
materi tentang masalah-masalah yang dihadapi pemerintah
dibidang ekonomi yang akan digunakan pada saat pembelajaran
(lampiran 2b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(c) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat LKS yang
meliputi daftar pertanyaan yang harus didiskusikan siswa di dalam
kelompok ahli kemudian dijelaskan di dalam kelompok asal, dan
selanjutnya dipresentasikan di kelas (lampiran 3b).
2) Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang
dilakukan yaitu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.
Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa
dalam kelompok-kelompok yang heterogen. Siswa dengan prestasi
atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada ranking tinggi,
siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada ranking sedang,
dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada ranking
bawah. Pada tahap ini peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada guru
mitra dengan alasan sebagai pihak yang paling mengerti tentang
keadaan siswa. Selanjutnya guru mitra dengan masukan dari peneliti
mengklasifikasikan kembali data tersebut sehingga diperoleh lima
kelompok yang selanjutnya diberi nama kelompok asal. Kriteria dalam
pembentukan kelompok asal tersebut yaitu memilih 5 siswa dengan
ranking tertinggi kemudian ditempatkan pada tiap-tiap kelompok
(kelompok asal A, B, C, D, dan E), selanjutnya dipilih lagi 5 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
dengan ranking terendah dan ditempatkan pada tiap-tiap kelompok,
begitu seterusnya. Kemudian karena jumlah siswa 21 orang sehingga
ada sisa 1 orang, selanjutnya sisanya tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok asal E. Kemudian dalam pembentukan kelompok ahli,
peneliti mengambil data dari kelompok asal. Selanjutnya setiap
anggota kelompok asal masing-masing diberi nomor urut dari atas ke
bawah, untuk kelompok selanjutnya diberi nomor urut dari bawah ke
atas, begitu seterusnya sehingga diperoleh 4 kelompok ahli (kelompok
ahli 1, 2, 3, dan 4).
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data meliputi:
(a) lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain:
keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keterampilan guru dalam
mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru
memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan
belajar mandiri (lampiran 7).
(b) lembar observasi keterlibatan belajar siswa di kelas. Cakupan isi
lembar observasi partisipasi siswa antara lain: keaktifan dan
keterlibatan siswa dalam diskusi kelas serta frekuensi keaktifan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (lampiran 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
(c) lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok
kooperatif. Cakupan isi lembar observasi kegiatan belajar siswa
dalam kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti
kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal : berbagi
tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai
saran dan pendapat teman satu kelompok (lampiran 10).
(d) lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar
pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar,
dan kedisiplinan (lampiran 8).
b. Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah
pada tahap ini sebagai berikut:
1) Penyampaian prosedur pelaksanaan
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan
prosedur pelaksanaan pembelajaran. Dibandingkan dengan silkus I,
pada siklus II guru menyampaikan prosedur dengan lebih singkat
sehingga dapat mempersingkat waktu. Guru membagi siswa dalam
kelas ke dalam sejumlah kelompok (kelompok asal), dan di dalam
kelompok asal masing-masing siswa akan mendapatkan lembar
pertanyaan yang berbeda-beda dimana di dalam lembar pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
tersebut telah diberi kode yang nantinya akan digunakan dalam
penentuan kelompok ahli. Setelah bergabung di dalam kelompok
asal, selanjutnya siswa diminta bergabung dengan siswa yang lain
yang memiliki pertanyaan dan nomor yang sama yang selanjutnya
disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli
siswa diminta untuk berdiskusi membahas masalah yang diberikan.
Selanjutnya siswa akan kembali ke dalam kelompok asal dan
menjelaskan hasil diskusi tadi kepada siswa yang lain di dalam
kelompoknya. Jika dibandingkan dengan siklus I, dalam siklus II
siswa lebih cepat menangkap maksud penjelasan dari guru sehingga
mereka dapat menyiapkan diri mereka dengan lebih cepat.
2) Membagi siswa ke dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam
kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan
kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap
awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk
adalah lima kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap
ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut
anggota-anggotanya. Pada siklus II siswa lebih sigap untuk
bergabung dengan kelompok asalnya dibandingkan dengan siklus I.
Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian guru
mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
kelompok ahli, suasana kurang kondusif dikarenakan ada beberapa
siswa yang membuat kegaduhan.
3) Diskusi
Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru
meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang telah
didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok mendapatkan
pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli 1 mendapatkan
tugas untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang
masalah kemiskinan dan keterbelakangan, kelompok ahli 2
mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh
tentang masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi serta masalah
pengangguran dan kesempatan kerja, kelompok ahli 3 mendapatkan
perintah untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang
masalah inflasi, dan kelompok ahli 4 mendapatkan perintah untuk
mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang ketidakmerataan
dan masalah kegagalan pasar. Selama berdiskusi di dalam kelompok
ahli suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai hal ini
dikarenakan setiap siswa di dalam diskusi kelompok saling bertukar
pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat
kegaduhan kecil dan berbicara di luar materi diskusi, hal ini
dikaranakan ada kelompok yang telah selesai terlebih dahulu
dibandingkan dengan kelompok lain. Selama diskusi, aktivitas guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
adalah mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. jika ada
yang mengalami kesulitan, guru membantu siswa guna memecahkan
kesulitan tersebut. Namun ketika suasana sedikit gaduh sikap guru
kurang tegas untuk mengatasi situasi. Setelah berdiskusi di dalam
kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan
mengutarakan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada
anggota kelompok asal. Dengan demikian masing-masing siswa
akan menerima dan memberikan informasi. Jalannya diskusi baik
dalm kelompok asal maupun kelompok ahli pada siklus II lebih
cepat dibandingkan dengan siklus I, hal ini siswa mulai terbisa
dengan metode jigsaw.
4) Pembahasan
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan
siswa membahas semua masalah yang telah didiskusikan oleh siswa
di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu
kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap
kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,
kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi
tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil
diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias
mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan
jawaban. Secara teknis presentasi siklus II lebih leluasa
dibandingkan dengan siklus I, hal ini disebabkan karena alokasi
waktu yang tersedia cukup leluasa.
5) Penyimpulan
Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban
mereka, selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik
kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam
penyimpulan ini, guru mengutarakan inti–inti dari materi yang telah
dibahas dalam diskusi. Guru juga mengutarakan pertanyaan-
pertanyaan singkat kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dipaparkan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama
proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut
ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 11
Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Deskriptor Siklus II1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Ya
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.
Ya
3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.
Ya
4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.
Ya
5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.
Ya
6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
Ya
7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.
Ya
8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
Ya
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.
Ya
10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.
Ya
11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
Ya
12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.
Ya
13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
Ya
14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
Ya
15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.
16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.
Ya
17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
Tidak
18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.
Tidak
19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.
Tidak
20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.
Tidak
21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
Tidak
22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
Tidak
Catatan : lihat lampiran 7b
Tabel 11 menunjukkan aktivitas guru selama proses
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung pada siklus II. Dalam
tabel tampak bahwa guru menjelaskan metode pembelajaran tipe
jigsaw namun tidak secara mendetail hal ini karena guru telah
menjelaskannya pada siklus I sehingga guru hanya sekedar
memberitahukan kembali saja. Guru mengorganisasikan pokok
bahasan permasalahan yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, guru juga
ikut berperan dalam pembentukan kelompok kooperatif mulai dari
pengklasifikasian data awal, pembentukan kelompok asal hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
akhirnya terbentuk kelompok ahli. Selain itu guru juga mendorong
siswa agar dapat terlibat dalam diskusi kelompok, selain dorongan
guru juga memberikan kesempatan siswa berdiskusi untuk
memaparkan pendapat dan pemikirannya serta mendorong agar siswa
mampu bekerja sama di dalam kelompok diskusinya. Kemudian untuk
memantau jalannya diskusi kelompok guru juga mengamati jalannya
diskusi sehingga jika ada kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka
guru dapat membantu memberikan solusi. Guru mengamati diskusi
kelompok tidak hanya pada beberapa kelompok saja melainkan pada
seluruh kelompok, tidak hanya jika ada kelompok yang mengalami
kesulitan saja, dari sini maka terjalin sebuah interaksi antara guru
dengan siswa atau kelompok. Selama berinteraksi dengan siswa atau
kelompok, guru juga menumbuhkan semangat kerja para siswa untuk
bekerja sama memecahkan masalah dan mencapai tujuan dari
pembelajaran. Berbeda dengan siklus I, dalam siklus II ini sebagian
besar siswa telah mengerti dengan prosedur pelaksanaannya sehingga
guru tidak harus menjelaskan kembali prosedurnya di dalam
kelompok. Di sini waktu yang dimiliki oleh guru cukup longgar
dikarenakan seluruh media telah dibagikan kepada siswa sehingga
konsentrasi guru tertuju dalam mengamati jalannya diskusi kelompok,
dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II manajemen waktu guru
lebih baik terutama ketika jalannya diskusi baik dalam kelompok ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
maupun kelompok asal serta ketika presentasi. Namun ketika dalam
penarikan kesimpulan, guru kehabisan waktu dikarenakan ketika
presentasi ada perdebatan yang cukup lama sehingga menyita waktu.
2) Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan peneliti dimulai dari awal
sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Kedua
No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase (%)
1 Siswa mengajukan pertanyaan 10 50
2 Siswa menjawab pertanyaan 6 30
3 Siswa aktif mengerjakan tugas
16 80
4 Siswa aktif dalam diskusi 15 75
5 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat
11 55
Catatan : lihat lampiran 9c; jumlah siswa = 20 orang
Tabel 12 menunjukkan tingkat keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran. Pada siklus II ini ada 1 siswa yang tidak hadir
sehingga jumlah siswa saat itu adalah 20 orang. Dari data tersebut
tampak bahwa skor tertinggi terletak pada keterlibatan mengerjakan
tugas, hal ini disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung
jawab dalam memahami materi yang didapatnya. Dengan mengerjakan
tugas maka setidaknya siswa telah berusaha untuk mengetahui apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
yang telah dikerjakannya, selanjutnya dengan didiskusikan kembali
dengan kelompok maka siswa berusaha untuk lebih memahami materi
yang didapatnya. Dengan memahami materi maka akan
mempermudah siswa untuk menjelaskan kembali materi yang
didapatnya kepada anggota kelompok asal. Sedangkan jenis
keterlibatan dengan skor terendah adalah menjawab pertanyaan. Hal
ini disebabkan karena siswa yang menjawab pertanyaan hanya
perwakilan dari kelompok ahli ketika mereka harus mempresentasikan
hasil diskusinya kepada kelas, sedangkan siswa yang lain hanya
mendampingi atau melengkapi serta menanggapi. Pada keterlibatan
mengajukan pertanyaan, di samping siswa mengajukan pertanyaan
dalam forum presentasi kelas siswa juga mengajukan pertanyaan
ketika mereka berdiskusi di dalam kelompok dikarenakan adanya hal
yang kurang jelas atau belum dipahami. Pada keterlibatan siswa dalam
diskusi guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan
materi yang mereka dapatkan, selama diskusi secara keseluruhan
berjalan dengan lancar hanya saja sesekali ada beberapa siswa yang
melakukan aktivitas di luar materi diskusi. Sedangkan pada
keterlibatan mengemukakan atau menanggapi pendapat siswa juga
turut aktif mengambil bagian terutama ketika presentasi jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
3) Pengamatan terhadap kelas
Tabel 13
Pengamatan terhadap Kelas
No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan
Siklus I
Nilai Kategori
A Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 4 Amat baik 2. kepuasan 4 Amat baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 2 Cukup 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 3 Baik 7. persaingan 4 Amat baik 8. motivasi tinggi 3 Baik
B Lingkungan kelas : 1.perangkat pembelajaran tersedia
lengkap 4 Amat Baik
2.terorganisir dengan baik dan efisien
3 Cukup
3. aktif dan produktif 3 Baik C Tata Tertib : 1. ada sanksi/teguran 3 Baik
2. pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,31
Nilai Kategori Amat baik Keterangan :
Skor Nilai Mutu 3.00 - 4 Amat Baik 2.00 - 2.99 Baik 1.00 - 1.99 Cukup 0.00 - 0.99 Kurang
Catatan : lihat lampiran 8b
Tabel 13 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif
dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus II dipandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mendukung proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari capaian skor
rata-rata 3,31 yang masuk pada kategori amat baik. Berdasarkan
observasi dari peneliti, aspek pembauran mendapatkan skor 4
dikarenakan setiap hari siswa diberikan kebebasan untuk membaur
dengan siapa saja. Hal ini tampak dari posisi tempat duduk yang bisa
berubah setiap harinya. Dengan demikian siswa tidak hanya duduk
dengan satu orang saja melainkan bisa bergantian dengan teman yang
lain juga sehingga siswa akan lebih saling mengenal dengan semua
siswa . Hal ini dapat menciptakan adanya hubungan yang positif antar
siswa sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Aspek kepuasan diberi skor 4 karena sebagian besar dari siswa merasa
senang dan berminat jika metode jigsaw diterapkan kembali. Aspek
demokrasi diberikan skor 3 karena siswa diberikan kebebasan untuk
berpendapat dan hampir semua siswa memberikan kontribusi bagi
kelompoknya. Aspek kepekaan diberi skor 2 karena belum sebagian
besar siswa yang peka dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek
kepedulian diberi skor 3 karena setiap siswa memiliki kepedulian untuk
saling membantu terutama ketika menghadapi kesulitan. Aspek
kekompakan diberi skor 3 karena sebagian besar siswa ketika berdiskusi
dalam kelompok tidak ada ketegangan atau kli-klik tertentu. Aspek
persaingan diberi skor 4 karena setiap siswa bersaing secara sehat untuk
memberikan hasil yang terbaik terutama ketika presentasi. Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
motivasi diberi skor 3 karena sebagian besar mempunyai motivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek perangkat
pembelajaran diberi skor 4 karena sarana dan prasarana seperti meja,
kursi, papan tulis, penggaris, papan pengumuman, penerangan, dan
sebagainya telah tersedia dan dalam kondisi yang layak. Kelas juga
terorganisir dengan baik, aktif dan produktif karena semua siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama sehingga masing-
masing diberi skor 3. Sedangkan aspek tata tertib masing-masing diberi
skor 3 karena adanya teguran dari guru jika ada siswa yang mengganggu
jalannya pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib.
d. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi
yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir
sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Berikut ini
dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:
1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 14
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
No Uraian Komentar 1
Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.
Kurang variasi dan siswa kurang memahami materi
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.
Bagus, meskipu terkesan kurang serius
3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.
Bagus, siswa mulai berani berpendapat
4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan
Keseriusan siswa dalam berdiskusi kurang
5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
Materi yang sesuai untuk bahan diskusi
6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Siswa aktif dan guru tidak monoton berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan
Bahan diskusi yang mendukung pemahaman siswa pada materi
Catatan : lihat lampiran 11b
Tabel 14 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah
melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru dalam hal komponen,
materi dan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan yaitu kurang
variasi dan siswa kurang memahami materi. Hal ini dikarenakan
prosedur pelaksanaan dan instrumen yang diberikan sama namun
dengan materi yang berbeda. Kemudian dalam kaitannya dengan siswa,
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan serta minat belajar siswa dimana bisaanya
hanya guru yang menjadi pusat pembelajaran di sini siswa belajar untuk
menjadi pusat atau pelaksana pembelajaran dan guru hanya menjadi
motivator. Hambatan serta hal-hal yang masih perlu diperbaiki masih
sekitar pada pemilihan materi yang tepat. Dalam siklus II, secara
keseluruhan guru memberikan tanggapan positif terhadap jalannya
proses pembelajaran meskipun masih ada hal-hal yang masih perlu
diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat pada refleksi siswa
terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15
Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
No Aspek yang diamati Komentar 1 Bagaimanakah pendapat
Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)
Dari 20 siswa, ada beberapa komentar terhadap komponen KBM: sebanyak 68.75% siswa menyatakan suasana kelas menyenangkan dan asyik, 6.25% siswa berpendapat PBM tidak membosankan, 12.5% siswa menganggap penampilan guru lebih baik dan tidak monoton, 31.25% siswa berpendapat PBM mendukung untuk bertanya, berpendapat dan berkomentar, serta 12.5% siswa menganggap materinya sulit.
Komentar 2 Kegiatan Anda selama kerja
kelompok (mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)
Dari 20 siswa, ada beberapa komentar mengenai kegiatan mereka selama kerja kelompok: sebanyak 6.25% siswa bisa sharing, 68.75% siswa berani berpendapat, 25% siswa berani bertanya, 18.75% siswa berani menjawab pertanyaan, dan 6.25% siswa membacakan jawaban.
Komentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3 Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
Dari 20 siswa, sebanyak 93.75% siswa merasa berminat dan 6.25% siswa tidak berminat untuk mengikuti KBM dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berikutnya.
Komentar 4 Hambatan yang saya temui,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.
Dari 20 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada beberapa hambatan yang dihadapi: sebanyak 12.5% siswa tidak jelas/ bingung, 25% siswa jika tidak semua berpartisipasi, 12.5% siswa merasa hanya paham 1 pokok bahasan, 18,75% siswa merasa tidak ada hambatan, 12.5% siswa tidak konsentrasi, 6.25% siswa jika berbeda pendapat, dan 18.75% siswa berpendapat suasana menjadi ramai.
Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh
dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Dari 20 siswa, ada beberapa komentar mengenai manfaat yang diperoleh: sebanyak 12.5% siswa menyatakn bisa lebih aktif, 12.5% siswa dapat belajar lebih percaya diri, 50% siswa dapat belajar berpendapat dan menghargai pendapat, 25% siswa dapat mengenal karakter siswa yang lain, 12.5% siswa bisa menambah wawasan, 12.5% siswa bisa berbaur, 6.25% siswa lebih bersemangat, dan 18.75% siswa melatih kekompakan dan kerjasama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Dari data tersebut, dalam hal pendapat siswa terhadap
komponen kegiatan belajar mengajar tampak bahwa sebanyak 68.75%
siswa menyatakan suasana kelas menyenangkan dan asyik, 6.25%
siswa menyatakan tidak membosankan, 12.5% siswa menganggap
guru lebih baik dan tidak monoton, 31.25% siswa menyatakan bahwa
suasana mendukung untuk bertanya, berpendapat dan berkomentar,
dan 6.25% siswa menyatakan merasa bersemangat. Sementara untuk
kegiatan siswa selama kerja kelompok sebanyak 6.25% siswa sharing
dengan kelompok mereka, 68.75% siswa menyatakan telah
berpendapat, 25% siswa menyatakan telah bertanya, 18.75% siswa
menyatakan telah menjawab pertanyaan, dan 6.25% siswa menyatakan
telah membacakan jawaban. Untuk minat siswa dalam mengikuti
KBM berikutnya dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw
sebanyak 93.75% siswa merasa berminat dan 6.25% siswa tidak
berminat, dari persentase tersebut tampak bahwa sebagian besar siswa
merasa senang dan tertarik terhadap metode jigsaw. Sementara
hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran, sebanyak 12.5% siswa merasa tidak jelas/ bingung,
25% siswa menyatakan jika tidak semua berpartisipasi, 12.5% siswa
menyatakan merasa hanya paham 1 pokok bahasan, 18,75% siswa
menyatakan tidak ada hambatan, 12.5% siswa menyatakan tidak
konsentrasi, 6.25% siswa menyatakan jika ada perbedaan pendapat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
dan 18.75% siswa menyatakan suasana kelas yang ramai. Sedangkan
untuk manfaat yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sebanyak 12.5% siswa menyatakan bisa lebih aktif, 12.5% siswa
menyatakan bisa belajar lebih percaya diri, 50% siswa menyatakan
bisa belajar berpendapat dan menghargai pendapat, 25% siswa
menyatakan dapat mengenal karakter siswa yang lain, 12.5% siswa
menyatakan bisa menambah wawasan, 12.5% siswa menyatakan bisa
berbaur, 6.25% siswa menyatakan lebih bersemangat, 18.75% siswa
menyatakan dapat melatih kekompakan dan kerjasama.
Dari data tersebut tampak bahwa kesan mereka terhadap
komponen kegiatan belajar (topik yang dipelajari, suasana kelas,
penampilan guru, dan sebagainya) sebagian besar siswa merasa
tertarik dan menikmati karena adanya sesuatu hal yang berbeda.
Kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa yaitu berdiskusi,
berpendapat, dan bertanya. Kemudian tanggapan siswa terhadap minat
mereka untuk mengikuti KBM berikutnya dengan metode yang sama
sebagian besar dari siswa berminat untuk mengikuti dengan alasan
karena pelajarannya tidak membosankan, menyenangkan, bisa
bersosialisasi. Hal ini menunjukkan adanya indikator bahwa selama ini
siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan selama ini, ada
yang takut terhadap guru sehingga suasana kelas menjadi tegang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Sementara beberapa hambatan dari siswa terkait penerapan metode
koopertif tipe jigsaw yaitu ketika ada anggota kelompok yang tidak
ikut ambil bagian, ketika ada perbedaan pendapat dan masing-masing
berdiri pada pendiriannya masing-masing sehingga sulit dalam
mengambil keputusan, jika ada anggota kelompok yang tidak
memahami materi sehingga ketika menjelaskan kepada kelompok asal
anggota kelompok belum dapat memahami materi yang
disampaikannya.
B. Komparasi Keaktifan Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode
Kooperatif Tipe Jigsaw
Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja
sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan belajar
siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus
pertama, dan siklus kedua. Adapun tingkat keberhasilan penerapan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat keaktifan belajar siswa
mulai pra penelitian, siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 16
Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Target
(%) Indikator
Keberhasilan No Komponen
keaktifan Siklus I
(%) Siklus II
(%)
Deskriptor
1
Mengajukan pertanyaan
25
42,86 50
Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide dibagi jumlah seluruh siswa
2
Menjawab pertanyaan
25 28,57 30 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dibagi jumlah seluruh siswa
3
Mengemukakan dan atau menanggapi pendapat
25
42,86 55
Jumlah siswa yang berpendapat/ menanggapi pendapat dibagi jumlah seluruh siswa
4
Mengerjakan tugas-tugas
50 85.71 80
Jumlah siswa yang mengerjakan lembar kerja dibagi jumlah semua siswa
5
Interaksi dalam diskusi kelompok
50 66,67 75 Jumlah siswa yang berperan serta dalam diskusi dibagi jumlah semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
siswa
Sumber : Data hasil penelitian diolah
Tabel 16 menunjukkan hasil komparasi tingkat keaktifan dan
keterlibatan siswa pada masing-masing siklus. Berdasarkan rekapan di atas,
tampak bahwa pada komponen siswa mengajukan pertanyaan semakin
meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan
pada siklus I sebesar 42,86% dan siklus II 50 %. Capaian pada siklus tersebut
melebihi target yang ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini dimungkinkan
ketika siswa berkumpul dengan temannya di dalam kelompok, mereka lebih
leluasa untuk bertanya baik kepada temannya maupun kepada guru. Di
samping itu, dikarenakan siswa memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan
kepada siswa yang lain maka ketika menghadapi kesulitan mereka terdorong
untuk bertanya. Pada komponen siswa menjawab pertanyaan semakin
meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan
pada siklus I sebesar 28,57% dan siklus II 30 %. Capaian tersebut melebihi
target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini dikarenakan
ketika dalam KBM seperti biasanya, siswa menjawab pertanyaan ketika diberi
pertanyaan oleh guru sedangkan ketika menerapkan metode jigsaw di
samping menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga harus menjawab
pertanyaan dari teman satu kelompok dan seluruh siswa yang mengajukan
pertanyaan. Pada komponen mengemukakan atau menanggapi pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
semakin meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang
menunjukkan pada siklus I sebesar 42,86% dan siklus II 55%. Capaian
tersebut melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini
dikarenakan ada perdebatan diantara siswa yang memiliki pendapat yang
berbeda sehingga dapat memicu siswa untuk memberikan pendapat atau
menanggapi pendapat dari siswa yang lain. Pada komponen mengerjakan
tugas-tugas semakin meningkat namun terjadi penurunan yang tidak
signifikan pada siklus II. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang
menunjukkan pada siklus I sebesar 85.71% dan siklus II 80 %. Capaian
tersebut melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 50%.
Meskipun pada siklus II mengalami penurunan yang tidak berarti, namun
pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw dapat memperbaiki
keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas. Hal ini dikarenakan setiap
siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan suatu materi kepada
siswa yang lain sehingga mereka mau tidak mau harus mengerjakan tugas
yang telah diberikan sehingga mereka mempunyai dasar untuk memberikan
penjelasan kepada siswa yang lain. Peneliti berpendapat penurunan tersebut
terjadi dikarenakan materi pembelajaran pada siklus II lebih sulit jika
dibandingkan dengan siklus I, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah
siswa yang bertanya sebagai indikasi adanya siswa yang mengalami kesulitan.
Pada komponen interaksi pada diskusi kelompok semakin meningkat. Hal ini
tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan pada siklus I sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
66.67%, dan siklus II 75 %. Capaian tersebut melebihi target yang telah
ditentukan sebelumnya yaitu 50%. Hal ini dikarenakan setiap siswa harus
berdiskusi dengan kelompok ahli dalam membahas materi yang telah
didapatkannya dan menyampaikannya kembali kepada anggota kelompok asal
sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam memberikan dan menerima
informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa dalam hal
siswa mengajukan pertanyaan mengalami perbaikan (target sebesar 25%, siklus I
sebesar 42.86%, dan siklus II sebesar 50%); dalam hal siswa menjawab
pertanyaan mengalami perbaikan (target sebesar 25%, siklus I sebesar 28,57%,
dan siklus II sebesar 30%); dalam hal siswa aktif mengerjakan tugas mengalami
perbaikan (target sebesar 50%, siklus I sebesar 85.71%, dan siklus II sebesar
80%); dalam hal siswa aktif dalam diskusi mengalami perbaikan (target sebesar
50%, siklus I sebesar 66,67%, dan siklus II sebesar 75%); dan dalam hal siswa
mengemukakan/ menanggapi pendapat juga mengalami perbaikan (target sebesar
25%, siklus I sebesar 42,86%, dan siklus II sebesar 55%). Berdasarkan capaian
skor pada kelima komponen keaktifan yang melebihi target yang telah ditentukan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berdampak terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa kelas X-E SMA
SANTA MARIA Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti yang
mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan
sehingga tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran.
2. Manajemen waktu yang kurang optimal berdampak adanya pemadatan waktu
di suatu sesi yang mempengaruhi sesi yang lain, seperti pemadatan waktu
ketika diskusi sehingga waktu untuk presentasi dan penyimpulan menjadi
kurang optimal.
C. Saran
Adapun saran bagi SMA SANTA MARIA khususnya dan penelitian berikutnya
pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara guru mitra dan peneliti dalam
mempersiapkan komponen pembelajaran serta skenario dalam pembelajaran
untuk menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan
tindakan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan.
2. Pentingnya alokasi waktu yang efektif dan efisien untuk menghindari adanya
penggunaan waktu yang berlebihan maupun pemadatan waktu yang tidak
seharusnya dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengelolaan
atau manajemen kelas yang baik oleh guru merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Fajar, A. 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja
Reksadana. Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research (2nd
ed.). Buckingham: Open University Press.
Http://learning-withme.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html Http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=26 Kagan, S. 2005. Cooperatif Learning. Sajuan Capistrano, CA : Kagan Cooperatif
Learning Keaktifan hemow.wordpress.com/2007/06/27 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Mettetal, Gwynn. 2001. The What, Why and How of Classroom Action Research. The Journal of Scholarship of The Teaching and Learning. Indiana : Indiana Universiti
Mundikarto, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas. Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT Grasindo Sanjaya, Wina.M. Pd. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi KBK. Bandung:
Kencana
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sumantri, Mulyani. M.Ed. 2001. Strategi Belajar Mengajar. CV Maulana Bandung.
Susento. 2007. Konsep Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Seminar Pendidikan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.
www.google.com (model pembelajaran dengan pendekatan kooperatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Siklus I
Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/ Semester : X/ I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi
4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 2. Mendeskripsikan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro 3. Memberikan contoh dimasyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi
makro
D. Tujuan Pembelajaran.
1. Dapat mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 2. Dapat menjelaskan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro 3. Dapat memberikan contoh dimasyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi
makro E. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
F. Strategi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Media
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan tugas yang akan
dibagikan kepada siswa. 2. Guru memberikan gambaran pada
siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran.
3. Guru membagi siswa ke dalam
10 menit
Daftar kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
kelompok secara heterogen. 4. Guru meminta siswa untuk
menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan selama pembelajaran baik alat tulis, buku catatan, dan buku paket pada materi yang akan dibahas.
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus
pembelajaran. 2. Guru membagikan tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok. 3. Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan siswa bekerjasama dalam kelompok belajar.
4. Siswa bekerja sesuai tugas yang didapatnya dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas yang sama.
5. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya tadi.
6. Guru membimbing kerjasama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar agar setiap siswa dapat bekerjasama dan mengemukakan pendapat dalam kelompok.
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2. Guru melakukan evaluasi secara lisan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan.
3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan sumbangan bagi kelompoknya.
4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model
60 menit 20 menit
Lembar kerja siswa, handout, artikel Lembar refleksi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 5. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam penutup. G. Materi pokok:
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu
ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama
sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan
ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini
disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang
belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi
kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di
bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka
panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya
cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi
dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan
sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang
optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
CABANG EKONOMI
Produksi Harga endapatan Tenaga kerja
Ekonomi mikro
Produksi/hasil dari bisnis individu
Harga dari barang dan jasa individu
Distribusi pendapatan dan kekayaan
Tenaga kerja dalam bisnis individu
Ekonomi makro
Hasil/ produksi nasional
Tingkat harga agregat
Pendapatan nasional
Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian
H. Sumber Bahan
Gilarso, T. 2002. Pengantar ilmu ekonomi makro. Yogyakarta: Kanisius Sariono, Endro dkk. 2007. Manusia dan perilaku Ekonomi. Jakarta: Ganeca Sukwiaty,dkk. 2006. Ekonomi SMA kelas X. Bandung: Yudistira. Wahyu aji, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 2a
Materi ekonomi makro-mikro
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu
ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
3. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama
sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan
ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini
disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang
belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi
kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di
bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka
panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya
cenderung memburuk.
4. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam
lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan
sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang
optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
CABANG EKONOMI
Produksi Harga endapatan Tenaga kerja
Ekonomi mikro
Produksi/hasil dari bisnis individu
Harga dari barang dan jasa individu
Distribusi pendapatan dan kekayaan
Tenaga kerja dalam bisnis individu
Ekonomi makro
Hasil/ produksi nasional
Tingkat harga agregat
Pendapatan nasional
Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 3a
A-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
A-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
A-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
A-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
B-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
B-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
B-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
B-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
C-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
C-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
C-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
C-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
D-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
D-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
D-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
D-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
E-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
E-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
E-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
E-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Keterangan : A: Kelompok Asal A 1: Kelompok Ahli 1 B: Kelompok Asal B 2: Kelompok Ahli 2 C: Kelompok Asal C 3: Kelompok Ahli 3 D: Kelompok Asal D 4: Kelompok Ahli 4 E: Kelompok Asal E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Pertamina Endus SPBU Kurangi Stok Jumat, 2 Januari 2009 | 20:04 WIB JAKARTA, JUMAT - Seretnya pasokan Bahan bakar Minyak (BBM) ke sejumlah SPBU di Jabodetabek diendus oleh Pertamina sebagai gelagat tidak baik dari pemilik SPBU. Menurut Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor, dengan kondisi stok BBM yang cukup untuk 20 hari ke depan seharusnya tidak terjadi kelangkaan di SPBU.
"Yang terjadi adalah ada beberapa SPBU yang mengurangi stok karena berspekulasi harga Premium turun. Sekarang ini armada sedang mengisi SPBU-SPBU, mudah-mudahan dalam beberapa jam ke depan sudah normal kembali," kata Anang.
Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal, kondisi ini berulang sama ketika pemerintah menurunkan harga Premium dan Solar pada 1 Desember 2008 dan 15 Desember 2008 yang lalu. Saat itu, banyak pemilik SPBU yang memutuskan untuk tidak menebus BBM karena takut rugi akibat harga jual yang lebih rendah ketimbang harga beli. "Mereka ragu menebus dan tidak mau ambil BBM," kata Faisal.
Namun Mohammad Nur Adib, Ketua Umum Hiswana Migas secara tegas menolak tudingan tersebut. Menurutnya, kelangkaan Premium yang terjadi sekarang ini murni karena tidak berfungsinya sistem on line pemesanan BBM yang baru digunakan Pertamina. (KONTAN)
Dari artikel tersebut, masalah-masalah ekonomi makro apa saja yang dapat kamu temukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Tahun ini Permintaan Kue Keranjang Anjlok..! Tanggal Update : 2008-02-04 01:16:19 Memang, sepekan menjelang Tahun Baru Imlek 2559 ini, hujan deras sering mengguyur sebagian besar wilayah Bandung. Namun, tidak demikian halnya dengan usaha yang dilakukan oleh Ny. Santi.
Dengan pegawai berjumlah 4 orang, dalam sehari Santi bisa memproduksi satu kuintal kue keranjang. Dalam setiap proses memasak, perempuan asal Yogya itu menghasilkan setengah kuintal. Pembuatan kue keranjang berbahan dasar tepung ketan dan gula pasir ini membutuhkan waktu 11 jam. Proses pengadonan dan pencetakan membutuhkan waktu 3 jam, dan untuk pengukusan dilakukan selama 8 jam. Setelah pengukusan selesai, kue yang berbentuk seperti dodol ini didiamkan hingga dingin agar dapat dibungkus. Pesanan untuk membuat kue keranjang kebanyakan datang dari kerabat dan tetangga. Biasanya, pesanan tersebut melonjak sejak dua minggu sebelum Imlek. "Tiga hari terakhir ini, tanggal 1, 2, dan 3 Februari merupakan hari tersibuk saya, karena pesanan kue keranjang meningkat drastis, " ucap Santi. Sayangnya, sejak beberapa tahun terakhir, Santi hanya melayani pesanan membuat kue keranjang pada saat menjelang Imlek. "Soalnya kalo nggak ada Imlek, kue buatan saya nggak ada yang beli," kata Santi. Menurut Santi, tahun ini pembuatan kue keranjang baru mencapai satu ton, padahal tahun lalu jauh melebihi angka tersebut. Dibandingkan dengan tahun lalu, Santi mengakui omzet permintaan tahun ini menurun drastis hingga 60%. "Mungkin karena generasi sekarang tidak lagi suka kue keranjang," tambah Santi. Soal keuntungan, perempuan berusia 60 tahun ini mengatakan bahwa tahun ini jumlah uang yang diterimanya otomatis jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut dia, saat ini semakin banyak produk kue keranjang yang beredar di pasaran, Kenaikan harga beberapa bahan pokok pun turut andil dalam mengurangi omzetnya tersebut. Walaupun begitu, usaha ini tetap ia jalani mengingat masih banyak pelanggan tetap yang memesan kuenya untuk perayaan Imlek. Selain karena perbedaan selera antargenerasi, menurut Santi, anjloknya permintaan kue keranjang dari tahun ke tahun juga disebabkan oleh banyaknya kue lain yang digunakan kaum Tionghoa untuk menjamu kerabat yang datang pada perayaan Imlek. "Kini kue keranjang hanya digunakan untuk ritual sembahyang," ucap Santi. (Birny Birdieni)
Dari artikel tersebut, masalah-masalah ekonimi mikro apa saja yang dapat kamu temukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 1b
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/ Semester : X/ I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi
4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi B. Kompetensi Dasar
4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)
2. Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi
D. Tujuan Pembelajaran.
1. Dapat menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)
2. Dapat mencari pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi
E. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
F. Strategi Pembelajaran
Tujuan Khusus
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Siswa mampu : 1. Mengidentifikasi
masalah-masalah yang
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan tugas yang akan
dibagikan kepada siswa.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)
2. Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi
2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran.
3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen.
4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan selama pembelajaran baik alat tulis, buku catatan, dan buku paket pada materi yang akan dibahas.
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus
pembelajaran. 2. Guru membagikan tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok. 3. Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan siswa bekerjasama dalam kelompok belajar.
4. Siswa bekerja sesuai tugas yang didapatnya dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas yang sama.
5. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya tadi.
6. Siswa bersama-sama di dalam kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2. Guru melakukan evaluasi secara lisan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan.
3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan sumbangan bagi kelompoknya.
4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model
60 menit 20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 5. Guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam penutup. G. Materi pokok:
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi :
1. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan
Pendapatan riil per kapita yang rendah merupakan cermin adanya kemiskinan, apabila di sebuah Negara terdapat tingkat kemiskinan yang besar, maka perlu diselidiki apa yang menjadi penyebabnya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sebab-sebab kemiskinan dan keterbelakangan : a) Rendahnya Produktivitas
Produktivitas sektor pertanian rendah disebabkan karena sempitnya luas lahan pertanian, teknologi produksi yang masih sederhana/ rendahnya keterampilan petani penggarapnya.
b) Kurangnya Sarana dan Prasarana Ekonomi
Disebabkan karena pasar nasional tidak dapat berkembang secara optimal, sehingga pendapatan warga juga akan rendah.
c) Sektor Moneter yang Belum maju
Disebabkan karena terhambatnya upaya pembentukan modal dan juga terhambatnya perkembangan usaha produktif.
d) Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Disebabkan karena kekurangan dana untuk mngembangkan system pendidikan dan pelatihan.
e) Rendahnya Tabungan
Disebabkan karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi.
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi menjadi rendah.
3. Masalah Pengangguran dan Kesempatan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan tingkat pemberdayaan sumber daya ekonomi yang belum optimal, akibatnya produksi potensial tidak dapat terwujud sehingga pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan menjadi rendah.
4. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum/ turunnya nilai mata uang. Pengaruh inflasi masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur perekonomian Negara yang satu dengan Negara lainnya. Pada Negara yang perekonomiannya tergantung pada perdagangan internasional, inflasi akan berpengaruh besar tehhadap produksi maupun ekspor impor
5. Masalah Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar disebabkan karena adanya monopoli yang hanya menguntungkan sedikit orang. Kegagalan pasar juga dapat memberi dampak buruk pada lingkungan karena produsen tidak dapat memperhitungkan biaya sosial timbulnya polusi.
6. Ketidakmerataan
Masalah ketidakmerataan menyebabkan menurunnya pendapatan perkapita, inflasi, rendahnya mobolitas sosial, memburuknya nilai tukar.
Cara-cara untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi
1. Mengatasi pengangguran, dengan cara :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi
c. Melarang investor dalam negeri melakukan investasi ke luar
negeri
d. Untuk Indonesia sendiri, sektor pertanian bisa menjadi sektor
primadona pembangunan ekonomi
e. Membersihkan berbagai inefesiensi ekonomi
f. Mengirim TKW ke luar negeri
g. Menyusun modul usaha mandiri
h. Membantu modal untuk pengembangan usaha kecil mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
dan pemasaran
2. Mengatasi kemiskinan, dengan cara :
a. Pembangunan pertanian
b. Pembangunan sumber daya manusia
c. Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
3. Mengatasi Inflasi
a. Dengan kebijakan moneter
Dengan menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral maupun Bank-Bank lainnya. Dengan penyampitan/pengurangan kredit tersebut, dapat dilakukan dengan 3 cara :
1) Menaikkan Cash Ratio
Cash Ratio perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah demand deposit pada bank sentral terhadap demand deposit daripada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
2) Politik pasar terbuka
Suatu kebijakan bank sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi Negara kepada masyarakat
3) Menaikkan tingkat bunga
b. Kebijakan fiskal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 2b
Materi permasalahan yang dihadapi pemerintah di bidang
ekonomi
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi :
1. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan
Pendapatan riil per kapita yang rendah merupakan cermin adanya kemiskinan, apabila di sebuah Negara terdapat tingkat kemiskinan yang besar, maka perlu diselidiki apa yang menjadi penyebabnya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sebab-sebab kemiskinan dan keterbelakangan : a) Rendahnya Produktivitas
Produktivitas sektor pertanian rendah disebabkan karena sempitnya luas lahan pertanian, teknologi produksi yang masih sederhana/ rendahnya keterampilan petani penggarapnya.
b) Kurangnya Sarana dan Prasarana Ekonomi
Disebabkan karena pasar nasional tidak dapat berkembang secara optimal, sehingga pendapatan warga juga akan rendah.
c) Sektor Moneter yang Belum maju
Disebabkan karena terhambatnya upaya pembentukan modal dan juga terhambatnya perkembangan usaha produktif.
d) Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Disebabkan karena kekurangan dana untuk mngembangkan system pendidikan dan pelatihan.
e) Rendahnya Tabungan
Disebabkan karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi.
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi menjadi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
3. Masalah Pengangguran dan Kesempatan kerja
Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan tingkat pemberdayaan sumber daya ekonomi yang belum optimal, akibatnya produksi potensial tidak dapat terwujud sehingga pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan menjadi rendah.
4. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum/ turunnya nilai mata uang. Pengaruh inflasi masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur perekonomian Negara yang satu dengan Negara lainnya. Pada Negara yang perekonomiannya tergantung pada perdagangan internasional, inflasi akan berpengaruh besar tehhadap produksi maupun ekspor impor
5. Masalah Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar disebabkan karena adanya monopoli yang hanya menguntungkan sedikit orang. Kegagalan pasar juga dapat memberi dampak buruk pada lingkungan karena produsen tidak dapat memperhitungkan biaya sosial timbulnya polusi.
6. Ketidakmerataan
Masalah ketidakmerataan menyebabkan menurunnya pendapatan perkapita, inflasi, rendahnya mobolitas sosial, memburuknya nilai tukar.
Cara-cara untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi
1. Mengatasi pengangguran, dengan cara :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi
c. Melarang investor dalam negeri melakukan investasi ke luar negeri
d. Untuk Indonesia sendiri, sektor pertanian bisa menjadi sektor primadona
pembangunan ekonomi
e. Membersihkan berbagai inefesiensi ekonomi
f. Mengirim TKW ke luar negeri
g. Menyusun modul usaha mandiri
h. Membantu modal untuk pengembangan usaha kecil mandiri dan pemasaran
2. Mengatasi kemiskinan, dengan cara :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
a. Pembangunan pertanian
b. Pembangunan sumber daya manusia
c. Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
3. Mengatasi Inflasi
a. Dengan kebijakan moneter
Dengan menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral maupun Bank-Bank lainnya. Dengan penyampitan/pengurangan kredit tersebut, dapat dilakukan dengan 3 cara : 1) Menaikkan Cash Ratio
Cash Ratio perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah demand deposit pada bank sentral terhadap demand deposit daripada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
2) Politik pasar terbuka
Suatu kebijakan bank sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi Negara kepada masyarakat
3) Menaikkan tingkat bunga
b. Kebijakan fiskal
3 aspek dari kebijakan fiskal : 1) Penurunan pengeluaran pemerintah
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan
ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 3a
A-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
A-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
A-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
A-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
B-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
B-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
B-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
B-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
C-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
C-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
C-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
C-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
D-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
D-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
D-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
D-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
E-1 • Apa yang dimaksud
dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?
E-2 • Jelaskan letak
perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!
E-3 • Berikan contoh
tentang ekonomi mikro di Indonesia!
E-4 • Berikan contoh
tentang ekonomi makro di Indonesia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.
3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.
4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.
5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.
6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.
8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.
10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.
11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.
13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.
16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.
17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.
19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.
20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.
21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 8
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Obyek yang diamati : Kelas : Tujuan observasi :
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki
kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda.
2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)
5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.
6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).
7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.
8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.
10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.
11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
16 Tujuan dari kelas ini tidak dapat dipahami dengan jelas.
17 Kelas ini terdiri dari individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.
18 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan mudah.
19 Kelas terorganisir dengan baik. 20 Selama berdiskusi siswa saling memberikan
pendapat atau masukan buat kelompok.
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 10
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok
Pokok bahasan :
Hari/tanggal :
Keterangan Ya Tidak Catatan
1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi
2. Saling bertukar pendapat
3. Berbagi tugas dalam pengerjaan
tugas
4. Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran
5. Menjawab pertanyaan sesuai dengan
maksud dan tujuan pertanyaan
6. Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 9
Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa
Hari/tanggal : Waktu : Kelas :
No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase Hasil pengamatan di kelas 1 Siswa mengajukan pertanyaan
2 Siswa menjawab pertanyaan
3 Siswa aktif mengerjakan tugas
4 Siswa aktif dalam diskusi
5 Siswa menanggapi pendapat dari temannya
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 11
Instrumen Refleksi
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
No Uraian Komentar 1
Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.
3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.
4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan
5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan
Yogyakarta, ……….2009
Guru Observer
(………………………) (……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 12
Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Nama : _____________________________ Kegiatan Kelompok : _____________________________ Pokok Bahasan : _____________________________ Hari/Tanggal : _____________________________ Kelas : _____________________________
Komentar No Aspek yang diamati
1 Bagaimanakah pendapat Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)
Komentar 2 Kegiatan Anda selama kerja kelompok
(mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)
Komentar 3 Apakah Anda berminat untuk
mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
Komentar 4 Hambatan yang saya temui, selama
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.
Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh dalam
pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 4a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa,
guru memeriksa kesiapan siswa dan dilanjutkan dengan mempresensi siswa. Setelah
itu, guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang telah diberikan sebelumnya
dengan memberikan uraian tentang materi yang sebelumnya. Hal ini guna
merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya guru mulai masuk ke dalam materi pembelajaran. Selama menjelaskan
materi guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peran guru dirasa
lebih dominan dibandingkan dengan peran siswanya, hal ini dikarenakan dari waktu
yang tersedia sebagian besar dimanfaatkan guru untuk berceramah dibandingkan
waktu untuk siswa mengolah pengetahuan yang telah disampaikan kepada mereka.
Selama pembelajaran guru tidak memanfaatkan media yang tersedia, guru hanya
menyampaikan materi secara lisan. Guru juga memberikan contoh terkait dengan
materi yang sedang dipelajari, namun terkadang pembicaraan justru keluar dari pokok
permasalahan sehingga dapat mengalihkan perhatian siswa. Guru juga menegur siswa
yang membuat kegaduhan di kelas. Interaksi antara guru dan siswa juga dirasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
kurang, hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 5a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa Kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam
KBM
Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran. Siswa memberitahukan kepada guru siapa saja yang tidak
masuk dan dilanjutkan menjawab salam dari guru. Siswa cukup berantusias pada
awal mengikuti pelajaran, siswa mempersiapkan segala materi dan perlengkapan
yang akan digunakan termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa
yang tidak membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Di sini siswa sedikit
ribut sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Setelah siswa mempersiapkan
diri, guru menjelaskan materi pelajaran. Sebagian besar perhatian siswa tertuju pada
penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri
seperti ngobrol dengan teman yang lain, melamun, memainkan benda-benda yang ada
di dekat mereka. Peneliti menduga siswa merasa jenuh mendengarkan ceramah dari
guru. Siswa menjadi lebih ribut lagi ketika guru memberikan contoh-contoh konkrit
yang terkadang keluar dari topik pembicaraan. Hal ini dikarenakan pembicaraan
cenderung mengacu ke arah “guyonan” dimana hal ini lebih dapat menarik perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
siswa jika dibandingkan dengan membahas pelajaran, hal semacam ini sudah umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 6a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa Kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas
Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk
melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white
board, 1 papan pengumuman/ absensi siswa, 1 meja guru, meja dan kursi yang dapat
digunakan untuk 24 orang, ventilasi yang memadai, pencahayaan yang cukup, serta
suasana yang tenang dan nyaman untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Saat itu,
seluruh siswa hadir sehingga jumlah seluruhnya ada 21 siswa. Suasana serta aktivitas
kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi
kegiatan kelas (lampiran 4a). Suasana kelas ketika pergantian jam pelajaran awalnya
kurang kondusif. Hal ini dikarenakan ketika pergantian jam pelajaran siswa harus
mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan pada pelajaran yang berbeda.
Saat guru masuk ke kelas dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti
pelajaran, mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-
keributan kecil dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol dengan
temannya. Suasana kelas mulai terkendali ketika guru menerangkan materi karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
siswa harus memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Tetapi suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 4b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Guru mitra dalam KBM Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru Guru memasuki ruangan kelas, menyapa siswa dan memeriksa kesiapan
siswa. Setelah itu, guru mengabsen siswa dengan bertanya kepada siswa tentang siapa
saja yang tidak hadir pada hari itu. Sebelum memasuki materi yang akan
diajarkanguru menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan, kemudian guru membagi
siswa dalam kelompok dilanjutkan membagikan handout tentang materi yang akan
dipelajar. Pembagian kelompok dilakukan 2 kali yaitu kelompok asal lalu kelompok
ahli. Sesudah membagi kelompok guru meminta kelompok asal menyebar ke dalam
kelompok ahli. Pada saat diskusi, guru selalu mendampingi siswa di dalam kelompok
serta menjelaskan materi jika ada siswa yang belum paham dengan materi tersebut.
Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dalam kelompok dapat
saling berdiskusi/bertukar pendapat dengan baik satu sama lain. Setelah diskusi
berakhir, guru menginstrusikan/meminta kelompok ahli untuk kembali bergabung
dengan kelompok asal. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada siswa yang
mengalami kesulitan. Kemudian guru meminta siswa dalam kelompok untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada saat presentasi, guru cenderung diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 5b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Siswa Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam
KBM
Ketika pergantian jam pelajaran beberapa siswa masih asyik ngobrol dengan
siswa yang lain. Ketika guru memasuki kelas, siswa mulai mempersiapkan diri untuk
mengikuti pelajaran dan menanggapi sapaan guru. Ketika akan memasuki pelajaran,
siswa mulai tenang dan menyimak pembicaraan dari guru terkait prosedur
pelaksanaan pembelajaran.. Pada saat pembagian kelompok, para siswa sedikit ribut
karena reaksi mereka terhadap kelompok yang diperolehnya. Disamping itu terdapat
siswa yang bertanya tentang prosedur jigsaw karena siswa belum mengerti dengan
prosedur tersebut. Siswa menerima materi yang dibagikan oleh guru, kemudian siswa
dalam kelompok berdiskusi. Di dalam diskusi, masih ada saja siswa yang asyik
mengobrol dengan temannya. Namun ketika diskusi juga ada siswa yang bertanya
kepada guru tentang materi yang belum mereka mengerti. Dalam kelompok diskusi
terdapat siswa yang berdebat ketika pendapatnya berbeda dengan yang lainnya.
Setelah diskusi selesai, kelompok ahli kembali bergabung dengan kelompok asal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
menjelaskan pendapat yang mereka peroleh pada saat diskusi dalam kelompok ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 6b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Aktivitas kelas Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas
Ketika pergantian jam pelajaran suasana kelas awalnya sedikit gaduh. Hal ini
dikarenakan siswa masih berbincang-bincang dengan siswa yang lain. Saat guru
masuk ke kelas dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran,
mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-keributan kecil
dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol dengan temannya. Suasana
kelas mulai terkendali ketika guru akan memulai pelajaran dikarenakan siswa mulai
menyimak penjelasan dari guru dalam hal prosedur pelaksanaan pembelajaran.
Terjadi keributan kembali ketika guru membagi siswa ke dalam kelompok, hal ini
dikarenakan reaksi dari siswa terhadap kelompok yang diperolehnya. Ketika akan
memasuki diskusi masih ada beberapa siswa yang membuat keributan kecil karena
masih merasa bingung sehingga kelas sedikit rebut. Ketika berdiskusi guru
mengawasi jalannya diskusi dan ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang masih dibingungkan. Selama berdiskusi, siswa saling bertukar
pendapat sehingga suasana sedikit ramai namun tetap terkendali. Ketika kembali ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
kelompok asal dimana siswa harus menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 7a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Kamis, 22 Januari 2009 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : X-E Observer : Norbertus Dony Triyustiko
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. √
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.
√
3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.
√
4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.
√
5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.
√
6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
√
7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.
√
8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
√
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.
√
10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik.
√
11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
√
12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.
√
13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
√
14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
√
15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 8a
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22 Januari 2009 (07.45-09.15 WIB) Peristiwa yang diamati : Aktivitas kelas Kelas : X-E Tujuan observasi : Mengetahui kondisi kelas
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki
kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda. √
2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)
√
5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.
√
6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).
√
7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.
√
8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
√
9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.
√
10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.
√
11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
√
13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. √ 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang
sama. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Lampiran 11a
Instrumen Refleksi
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
No Uraian Komentar 1
Kesan guru terhadap komponen
pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran dengan metode
jigsaw.
Terlalu sedikit untuk ukuran waktu 2 JP
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.
Cukup aktif, sulit berpendapat
3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.
Siswa ada yang berminat dengan diskusi dan ada yang tidak
4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan
Mencari topik yang dapat membangkitkan minat siswa
5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
Minat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 4c
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 29/01/2009, 07.45-09.15 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Guru mitra Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru Guru memasuki ruangan kelas, menyapa siswa dan memeriksa kesiapan
siswa. Setelah itu, guru mengabsen siswa dengan bertanya kepada siswa tentang siapa
saja yang tidak hadir pada hari itu. Sebelum memasuki materi yang akan diajarkan,
terlebih dulu guru membagi siswa dalam kelompok seperti yang telah terjadi pada
siklus I. Karena pada siklus I guru sudah menjelaskan prosedur pembelajaran maka
guru hanya memberitahukan kepada siswa bahwa prosedurnya sama dengan yang
pembelajaran sebelumnya. Karena materi yang digunakan telah dibagikan
sebelumnya, maka guru langsung meminta kelompok asal menyebar ke dalam
kelompok ahli. Pada saat diskusi, guru selalu mendampingi siswa serta menjelaskan
materi jika ada siswa yang belum paham dengan materi tersebut. Setelah diskusi
berakhir, guru menginstrusikan/meminta kelompok ahli untuk kembali bergabung
dengan kelompok asal. Guru meminta siswa dalam kelompok asal untuk saling
berdiskusi tentang sesuatu hal yang diperoleh setelah berdiskusi dengan kelompok
ahli. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada siswa yang mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Ketika ada siswa yang membuat gaduh, guru langsung menegur siswa tersebut agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Lampiran 5c
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 29/01/2009, 07.45-09.15 Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Siswa Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E
Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam KBM
Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran. Siswa memberi salam
kepada guru. Siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan
pembagian kelompok pada siklus I. karena materi telah dibagikan sebelumnya maka
siswa langsung berdiskusi di dalam kelompok ahli. Di dalam diskusi, masih ada saja
siswa yang asyik mengobrol dengan temannya dan sesekali membicarakan topik di
luar permasalahan. Namun ketika diskusi juga ada siswa yang bertanya kepada guru
tentang materi yang belum mereka mengerti. Setelah diskusi selesai, kelompok ahli
kembali bergabung dengan kelompok asal dan menjelaskan pendapat yang mereka
peroleh pada saat diskusi dalam kelompok ahli. Pada saat berkumpul dalam
kelompok asal, perdebatan kembali terjadi ketika siswa dalam kelompok berbeda
pendapat dan ada siswa yang belum paham dengan penjelasan masing-masing siswa,
tetapi masalah tersebut dapat teratasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Setelah berdiskusi dengan kelompok asal, satu per satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Ketika kelompok pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 6c
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 07.45-09.15 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kelas Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas Ketika pergantian jam pelajaran suasana kelas awalnya sedikit gaduh. Hal ini
dikarenakan siswa masih berbincang-bincang dengan siswa yang lain. Siswa cukup
berantusias saat guru masuk ke kelas, mengucapkan salam dan meminta siswa untuk
mempersiapkan diri mengikuti pelajaran, dan mempresensi siswa, Suasana kelas
terkendali ketika guru akan memulai pelajaran dikarenakan siswa menyimak
penjelasan dari guru dalam hal prosedur pelaksanaan pembelajaran. Terjadi keributan
kembali ketika guru meminta siswa bergabung ke dalam kelompok, hal ini
dikarenakan ada beberapa siswa yang berbincang-bincang dengan siswa yang lain.
Ketika berdiskusi guru mengawasi jalannya diskusi dan ada beberapa siswa yang
bertanya kepada guru tentang hal-hal yang masih dibingungkan. Selama berdiskusi,
siswa saling bertukar pendapat sehingga suasana sedikit ramai namun tetap
terkendali. Menjelang diskusi dengan kelompok ahli usai, ada beberapa siswa yang
membuat keributan. Hal ini siswa di dalam kelompok tersebut telah selesai
berdiskusi. Ketika kembali ke kelompok asal dimana siswa harus menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya suasana juga sedikit ramai, ditambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 7b LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Kamis, 29 Januari 2009 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : X-E Observer : Norbertus Dony Triyustiko
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. √
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.
√
3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.
√
4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.
√
5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.
√
6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.
√
7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.
√
8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.
√
9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.
√
10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik.
√
11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
√
12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.
√
13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa
√
14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 8b
Instrumen Pengamatan Kelas
Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : 29 Januari 2009, 07.45-09.15 WIB Obyek yang diamati : Aktivitas kelas Kelas : X-E Tujuan observasi : Mengetahui kondisi kelas
No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki
kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda. √
2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)
√
5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.
√
6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).
√
7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.
√
8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
√
9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.
√
10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.
√
11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
√
13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. √ 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang
sama. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Lampiran 11b
Instrumen Refleksi
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
No Uraian Komentar 1
Kesan guru terhadap komponen
pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran dengan metode
jigsaw.
Kurang variasi dan siswa kurang memahami materi
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.
Bagus, meskipu terkesan kurang serius
3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.
Bagus, siswa mulai berani berpendapat
4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan
Keseriusan siswa dalm berdiskusi kurang
5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
Materi yang sesuai untuk bahan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related