penerapan media cerita bergambar terhadap …
Post on 06-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS III
SDN 175 KAWARASAN KECAMATAN TOMONI
KABUPATEN LUWU TIMUR
RISKA TABINGKE
1601414201
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
i
i
PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA NYARINGSISWA KELAS III
SDN 175 KAWARASAN KECAMATAN TOMONI
KABUPATEN LUWU TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
RISKA TABINGKE
1601414201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
ii
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap Kemampuan
Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Nama : Riska Tabingke
NIM : 1601414201
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tanggal ujian : 12 November 2020
Menyetujui,
Pembimbing II, Pembimbing I,
Opik Dwi Indah, S.Pd., M.Pd. Dr. Sehe Madeamin, M.Pd.
Mengesahkan,
Plt. Ketua Program Studi Dekan Fakultas,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Erni, S.Pd.SD., M.Pd. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A.
Tanggal: Tanggal:
iii
iii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN NASKAH SKRIPSI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Riska Tabingke
NIM : 1601414201
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa naskah Skripsi Saya dengan
Judul : Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap
Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN
175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu
Timur
Adalah benar merupakan karya asli saya yang dibuat berdasarkan serangkaian
gagasan, rumusan, metode,dan penelitian yang telah saya laksanakan sendiri.
Sumber informasi dalam karya ini telah dituliskan sesuai dengan kaidah
pengutipan yang berlaku dan telah dicantumkan dalam daftar pustaka dan belum
pernah dipublikasikan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebaik-baiknya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun dan apabila dikemudian hari ditemukan keterangan yang tidak
benar maka saya bertanggung jawab atas segala akibat yang ditimbulkan.
Palopo, 12 November 2020
Yang Membuat Pernyataan
Riska Tabingke
1601414201
iv
iv
v
v
ABSTRAK
Riska Tabingke, 2020. Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap
Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur (dibimbing oleh Sehe Madeamin dan Opik Dwi
Indah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah menerapkan media cerita
bergambar terhadap kemampuan membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175
Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur atau tidak. Jenis
penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan mengambil sampel
sebanyak 10 siswa dari 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes membaca nyaring. Berdasarkan hasil penelitian ini,
diperoleh nilai rata-rata hasil prestest adalah 62 (kategori Cukup) dan nilai rata-
rata hasil posttest adalah 83 (Kategori baik). Itu berarti terdapat peningkatan
antara nilai pretest dan posttest sebesar 21. Sementara itu, nilai t-test dari hasil
belajar siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa nilai P (p-value)
lebih rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05. Maka hasil hipotesis dari penelitian ini
adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu berarti bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest siswa setelah diberi perlakuan media
cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa media cerita
bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas III
SDN 175 Kawarasan.
Kata kunci: media cerita bergambar, membaca nyaring.
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
senantiasa memberikan kasih dan karuniaNya sehingga peneliti bisa
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Penerapan Media Cerita Bergambar
terhadap Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur” dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan hingga saat ini akan sangat sulit bagi peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini karena banyaknya tantangan baik dari segi kemampuan
peneliti, bahasa, literatur maupun waktu yang tersedia. Akan tetapi, berkat
petunjuk dan arahan dari pembimbing serta pihak-pihak yang mendukung peneliti,
maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd., Wakil Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Ibu Erni, S.Pd.SD., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.
5. Bapak Dr. Sehe Madeamin, M.Pd. pembimbing 1 yang senantiasa memotivasi,
memberikan petunjuk dan ilmu, serta senantiasa membimbing peneliti selama
menyelesaikan skripsi ini dengn baik.
6. Ibu Opik Dwi Indah, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang selalu dengan sabar
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memotivasi, memberikan
arahan dan saran-saran yang berharga kepada peneliti selama masa
penyusunan skripsi ini.
7. Semua dosen dan staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah
memberikan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan pendidikan
selama ini.
8. Kedua orang tua atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta doa
restunya yang luar biasa buat peneliti selama ini.
vii
vii
9. Keluarga tercinta yang telah memban tu peneliti dengan doa dan dukungan
dalam berbagai hal.
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Cokroaminoto Palopo yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per
satu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi.
11. Kepada semua pihak yang tidak sempat peneliti sebut namanya satu per satu,
terima kasih atas bantuan kalian.
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak, ibu, dan rekan-rekan sehingga memperoleh balasan
yang baik dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Peneliti menyadari bahwa hasil
penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat
bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk
perkembangan pendidikan, khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Palopo, Oktober 2020
Riska Tabingke
viii
viii
RIWAYAT HIDUP
RISKA TABINGKE, lahir di Desa Maleku pada tanggal 18
Oktober 1995, anak ke lima dari enam bersaudara, buah hati
dari pasangan Yon Darman Tabingke dan Oriana Ramakila.
Peneliti mengawali pendidikan formal di TK GKST Baitani
pada tahun 2000. Pada tahun 2002 peneliti memasuki
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 169 Londi dan lulus
pada tahun 2009. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Mori Atas sampai tahun 2012. Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Mori Atas. Dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun
2016 peneliti melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di
Palopo yaitu Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) dan memilih jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .................... iii
SURAT KETERAGAN HASIL SIMILARITY ........................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Batasan Penelitian .................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.6 Defenisi Operasional ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ............................................................................. 5
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 14
2.3 Kerangka Berfikir..................................................................... 15
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................... 16
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 16
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 16
3.4 Instrumen Penelitian................................................................. 17
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 17
x
x
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 20
4.2 Pembahasan ............................................................................... 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 26
5.2 Saran .......................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27
LAMPIRAN ............................................................................................... 30
xi
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Desain Penelitian ......................................................................... 16
Tabel 2. Klafikasi Nilai Siswa ................................................................... 19
Tabel 3. Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring saat Pretest ............... 20
Tabel 4. Penilaian Kemampuan Membaca Nyaring saat Posttest .............. 20
Tabel 5. Klafikasi Skor Pretest dan Posttest .............................................. 21
Tabel 6. Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Pretest dan Posttest ........... 21
Tabel 7. Uji Signifikansi (Uji T) dan Hipotesis ......................................... 22
Tabel 8 Normalitas Pretest dan Posttest ................................................... 22
Tabel 9 Uji Homogenitas Nilai Pretest ..................................................... 23
Tabel 10 Uji Homogenitas Nilai Posttest .................................................. 23
Tabel 11 Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Posttest ............................... 23
Tabel 12 Uji Signifikansi (uji-T) dan Hipotesis ......................................... 24
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir.......................................................................... 15
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kemapuan Membaca Nyaring ........................ 31
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 33
Lampiran 3. Pretest ...................................................................................... 45
Lampiran 4. Posttest..................................................................................... 46
Lampiran 5. Dokumentasi ............................................................................ 80
Lampiran 6. Surat-Surat ............................................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
disajikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia selain keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis, dan ini merupakan salah satu
dari empat keterampilan pokok yang harus dibina dan dikembangkan dalam
pendidikan bahasa. Kegiatan membaca begitu penting karena memengaruhi pola
pikir, tingkah laku, serta sangat berpengaruh terhadap masa depan. Lebih jauh
lagi, kegiatan membaca sangat penting bagi pemeliharaan dan pengembangan
kehidupan masyarakat baik perseorangan maupun sebagai bangsa (Rusyana,
1984:190).
Menurut Puji Sentosa (2009: 11) bahasa merupakan alat komunikasi antar
anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota
masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna
(isi).
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana demi mewujudkan
kondisi belajar dan proses pembelajaran agar siswa siswi aktif mengembangkan
potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini telah ditetapkan dalam Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan
bahwa: Tujuan Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang be iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab, dengan adanya pendidikan maka seseorang
dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan membacanya.
Adapun kendala yang sering dialami dalam membaca nyaring yaitu
kurangnya minat belajar siswa untuk membaca yang dikarenakan media bacaan
kurang menarik sehingga siswa merasa bosan serta kurang antusias dalam
2
membaca nyaring, yang di mana kita ketahui sendiri bahwa keterampilan
membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran
membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif agar dapat meningkatkan
keterampilan membaca. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan guru
yang ada di SD Negeri 175 Kawarasan faktor yang menyebabkan kemampuan
membaca siswa sangat rendah adalah: (a) siswa kesulitan dalam menyerap materi
pelajaran Bahasa Indonesia; (b) guru menggunakan metode ceramah sehingga
pembelajaran hanya berpusat pada guru dan teknik pemberian tugas kurang
memperhatikan materi yang disampaikan; (c) siswa enggan bertanya ketika
menemukan kesulitan dalam mengerjakan latihan atau belum mengerti dengan
materi yang sedang dipelajari; (d) dalam mengerjakan tugas siswa tidak
bersungguh-sungguh masih ada yang bermain; (e) kemampuan membaca siswa
masih sangat rendah, hal ini terlihat dari kesulitan membaca suku kata, kata,
apalagi kalimat sederhana dengan lancar.
Dalam penelitian ini peneliti hendak menyampaikan salah satu alternatif
tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring menggunakan media
gambar untuk siswa kelas III pada Sekolah Dasar Negeri 175 Kawarasan. Metode
pengajaran dengan menggunakan media gambar adalah salah satu siasat dalam
proses pembelajaran, dengan menggunakan media gambar ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca nyaring bagi siswa. Penggunaan media
gambar dalam proses pembelajaran perlu dijalankan mengingat sebagian besar
siswa kelas III di Sekolah Dasar Negeri 175 Kawarasan masih rendah
kemampuannya dalam membaca nyaring.
Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini berupa cerita
bergambar cetak sesuai tema dalam bacaan. Sedangkan gambar yang
dipergunakan meliputi gambar: orang, peristiwa, dan alam sekitar yang telah di
ketahui oleh siswa.
Asyhar (2012:41) menjelaskan manfaat dari media pembelajaran salah
satunya adalah media pembelajaran dapat merangsang siswa agar berpikir kritis,
menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih baik,
sehingga menghasilkan kreativitas dan karya cipta yang inovatif.
3
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan
pembelajaran membaca nyaring melalui media cerita bergambar dengan judul
“Penerapan Media Cerita Bergambar terhadap Kemampuan Membaca Nyaring
Siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu
Timur”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah menerapkan media cerita
bergambar terhadap kemampuan membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175
Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
dan posttest setelah menerapkan media cerita bergambar terhadap kemampuan
membaca nyaring siswa Kelas III SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur atau tidak.
1.4 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis teks yang peneliti gunakan adalah teks
deskriptif dengan menerapkan media bergambar terhadap kemampuan membaca
nyaring siswa kelas III di SDN 175 Kawarasan Kecamatan Tomoni Kabupaten
Luwu Timur.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi akademis/lembaga pendidikan
Hasil penelitian ini bisa dijadikan informasi untuk lembaga pendidikan
tentang pentingnya media cerita bergambar untuk mendukung proses
pembelajaran khususnya dalam membaca nyaring.
b. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan menggunakan
4
media cerita bergambar sebagai bahan kajian untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam membaca nyaring.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru
dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam
pembelajaran membaca nyaring sehingga diharapkan hal ini akan berdampak
terhadap minat mereka dalam belajar sekaligus akan dapat meningkatkan
hasil belajarnya.
b. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya
pengembangan mutu dan hasil pembelajaran yang berindikasi pada besarnya
motivasi serta meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6 Defenisi Operasional
1. Membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan
secara penuh perhatian untuk memahami makna sesuatu keterangan yang
disajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda
lainnya. Membaca nyaring yaitu membaca yang dilakukan dengan bersuara
dan dilakukan dengan membaca keras di depan umum, yang harus
diperhatikan ialah pelafalan vokal ataupun konsonan, nada maupun lagu
ucapan, dan penguasaan tanda-tanda baca.
2. Media cerita bergambar adalah suatu media yang isinya terdapat ide, pesan,
gambar dan sebuah cerita dimana gambar dan cerita tersebut bisa saling
bergantung agar menjadi kepaduan cerita yang memukau.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KajianTeori
2.1.1 Kemampuan membaca
1. Pengertian Kemampuan
Menurut Milman (2010:10) bahwa kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Selain itu, Sardiman
(2009:73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pendapat di atas peneliti berpendapat bahwa kemampuan adalah
kesanggupan atau kecakapan seseorang individu dalam menguasai suatu keahlian
dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
2. Kemampuan membaca
a. Pengertian kemampuan membaca
Tri (2014: 11) mendefenisikan kemampuan membaca adalah kesanggupan
dan kecakapan serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan
lambang atau bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan
dengan maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi
yang diinginkan. Membaca memerlukan pemahaman yang baik agar dapat
memahami teks bacaan memaknai isi bacaan dengan baik. Menurut Yupita
(2014: 1) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan)
merupakan tenaga (gaya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.
Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir.
Berdasarkan gagasan di atas, peneliti mendefenisikan kemampuan
membaca merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf dan kata,
kemudian menghubungkan degan bunyi serta memahami makna dari tulisan yang
dibaca diawali dengan kemampuan mendengarkan huruf dengan benar dan tepat
yang dimana kemampuan ini merupakan bawaan sejak lahir.
3. Defenisi membaca
Belajar tidak dapat terlepas dari membaca. Membaca tidak sekedar melihat
dengan mata serangkaian kalimat yang tercantum di suatu bahan bacaan.
6
Membaca asal membaca memang tidak sulit selama sudah mengenal huruf. Gie
(1998:61) mengemukakan membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran
seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami makna
sesuatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk
lambang huruf dan tanda lainnya. Membaca bukanlah kegiatan mata memandang
serangkaian kalimat dalam bahan bacaan, melainkan kegiatan pikiran memahami
suatu keterampilan melalui indera penglihatan.
Abdurahman (1999:200) mengemukakan membaca adalah aktivitas
kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan
membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental
mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara
lincah, mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran
yang cukup untuk memahami bacaan.
Berdasarkan gagasan di atas, peneliti mendefenisikan membaca sebagai
suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan mental seseorang. Melalui kegiatan
membaca, kita dapat mengerti, mengamati, serta mengingat apa yang kita telah
baca. Namun tingkat kemampuan membaca siswa tentu berbeda, khususnya murid
kelas III masih dituntut kemampuan membaca permulaan, suatu kemampuan pada
tahap memahami dan menyuarakan tulisan atau bacaan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut atau lebih lancar.
a. Tujuan membaca
Tarigan (1979: 9) berpendapat bahwa tujuan utama dalam membaca ialah
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami isi
bacaan. Berikut ini dikemukakan beberapa yang penting:
1. membaca untuk memperoleh fakta-fakta, yaitu membaca untuk mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para ahli.
2. membaca untuk memperoleh ide-ide utama yaitu, membaca untuk mengetahui
masalah apa yang dialami oleh tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan
oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
7
3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita, yaitu
membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita. Dengan membaca dapat
diketahui apa yang terjadi pada awal cerita sampai selesai.
4. membaca untuk menyimpulkan, yaitu membaca untuk mengetahui mengapa
para tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksud pengarang dengan cerita atau
bacaan itu, dan mengapa terjadi perubahan pada tokoh.
5. membaca untuk mengelompokkan, yaitu membaca untuk mengemukan atau
mengetahui hal-hal yang wajar dan tidak wajar, apa yang lucu dalam bacaan,
dan apakah bacaaan itu benar atau tidak.
6. membaca untuk menilai, mengevaluasi yaitu membaca untuk mengetahui
apakah suatu buku atau bacaan itu cocok untuk kita baca. Apakah kita dapat
berbuat seperti halnya tokoh yang ada dalam cerita apabila hal itu kita nilai
baik.
7. membaca untuk memperbadingkan, yaitu membaca untuk mengetahui
bagaimana caranya kehidupan tokoh mengalami perubahan, bagaimana
hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal.
Menurut Farida (2008: 11) ada beberapa tujuan membaca yang mencakup:
a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c) menggunakan strategi
tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e) mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f) memperoleh
informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan atau menolak
prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari tentang struktur
teks, j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
b. Manfaat membaca
Menurut Gray dan Rogers (dalam Zaif: 2011) menyebutkan beberapa
manfaat membaca, antara lain:
1. Meningkatkan pengembangan diri siswa
Dengan membaca siswa mampu meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga
daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi
dirinya maupun orang lain.
8
2. Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat
kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah
dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir
sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh
pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang.
2.1.2 Pengertian membaca nyaring
a. Pengertiaan membaca nyaring
Membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan. Keterampilan yang
dimaksudkan adalah lafal dan intonasi ( Tarigan, 2008 : 25 ). Lafal adalah suatu
cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Bunyi
bahasa Indonesia meliputi Vokal, Konsonan, Diftone, Gabungan konsonan.
Dalam tuntunan bahasa, ada sejumlah vonem yang dilafalkan tidak sesuai dengan
lafal yang tepat sehingga lafal tersebut tidak baku (Ali, 1996 : 13). Intonasi
merupakan naik turunnya nada kalimat. Intonasi bertujuan sebagai pembentuk arti
kalimat contoh pergi (memberi kabar), pergi (mengusir).
Menurut Yeti (2007: 4), “Membaca Nyaring merupakan kegiatan membaca
yang dilakukan dengan cara melafalkan setiap kata, kelompok kata, dan kalimat
dari bacaan yang kita hadapi”.
Terkait pendapat para ahli diatas, peneliti berpendapat bahwa membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembacanya dapat
menangkap informasi yang di sampaikan peneliti. Sesunggunya apabila kita
berpegang pada batasan-batasan mengenai membaca, semua tindakan membaca
dapat didengar oleh orang lain. Ketidaksamaan terletak persoalan seberapa jauh
suara bacaan bisa didengar orang lain. Istilah membaca keras merupakan
membaca dengan suara nyaring. Oleh karena itu adalah istilah, "membaca
nyaring".
9
b. Manfaat membaca nyaring
Rubin (1993) memaparkan bahwa kegiatan yang paling penting untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan bahasa siswa memerlukan membaca
nyaring. Program membaca nyaring dibutuhkan untuk semua siswa karena
membantu siswa memperoleh fasilitas menyimak, memerhatikan sesuatu secara
lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus-menerus
pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata baru muncul dalam konteks
lain. Membaca nyaring suatu cerita memudahkan siswa menambah kosa katanya,
meskipun guru tidak menjelaskan arti kata yang terdapat didalam cerita tersebut.
Untuk anak-anak kecil kegiatan ini adalah sesuatu yang produktif dan bisa
menjadi pengalaman interaktif yang paling bagus bila dilaksanakan dengan tepat.
Harris dan Sipay (1980) mengatakan bahwa membaca bersuara
mengontribusikan seluruh perkembangan anak dalam banyak cara, diantaranya
sebagai berikut.
1. Membaca nyaring memudahkan guru dalam mengevaluasi kemajuan
keterampilan membaca siswa.
2. Membaca nyaring memberikan kemudahan untuk berkomunikasi lisan antara
pembaca dan pendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya.
3. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk memerankan pelaku yang
terdapat dalam cerita.
4. Membaca nyaring menyediakan suatu media untuk meningkatkan kemampuan
menyesuikan diri, terutama bagi anak yang pemalu.
Rothlein dan Meinbach (1993) berpendapat bahwa membaca nyaring untuk
anak-anak adalah kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan
menyimak, menulis, dan membantu perkembangan anak untuk mencintai buku
dan membaca cerita sepanjang hidup mereka.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti berpendapat bahwa
membaca nyaring sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena seperti
yang kita ketahui bahwa proses membaca nyaring sangat berperan penting bagi
siswa dalam membantu siswa dalam memahami pelajaran yang sedang
berlangsung ataupun membaca bersama orang lain, untuk menangkap serta
10
memahami informasi, dan pikiran. sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan
dalam memahami suatu pembelajaran.
2.1.3 Media cerita bergambar
a. Pengertian media
Media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara, yaitu perantara
sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Gagne dalam Karti
Soeharto (2003:98) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Oemar Hamalik dalam Syukur (2005: 125) mendefinisikan media sebagai
teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara
guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Selain itu,
Sadiman (2006: 6) mengatakan, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa
media berarti perantara yang berisi sumber pesan yang boleh diartikan sebagai
penyampaian segala isi dari sebuah materi untuk dapat membangun sebuah
kondisi dimana peserta didik dapat mendapatkan pengetahuan dari media atau isi
dari materi yang diberikan sehingga proses belajar membawa pengaruh kepada
siswa dan membangkitkan minat belajar kepada siswa.
b. Pengertian cerita bergambar
Media cerita bergambar adalah media yang didalamya mempunyai unsur
gambar dan sebuah cerita yang terstruktur. Menurut Damayanti (2016:14) cerita
bergambar yaitu buku yang isinya memiliki unsur gambar dan kata-kata, di mana
gambar dan kata-kata tersebut tidak berdiri secara individu namun memiliki
keterkaitan satu sama lain supaya menjadi sebuah kesatuan cerita. Selain itu, dia
juga menambahkan bahwa media cerita bergambar yaitu perantara yang bisa
mengkomunikasikan kenyataan serta ide secara kuat dan jelas dengan kombinasi
antara pengungkapan kata-kata dan gambar.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka peneliti berpendapat bahwa
media cerita bergambar yaitu suatu media yang didalamnya terdapat ide, pesan,
gambar dan sebuah cerita yang di mana gambar dan cerita tersebut dapat saling
bergantung agar menjadi kesatuan cerita yang menarik.
11
c. Manfaat cerita bergambar
Manfaat Cerita Bergambar Sari ( 2010: 30) mengemukakan manfaat cerita
bergambar yaitu untuk: menimbulkan daya tarik bagi anak didik, mempermudah
pengertian anak didik, memperjelas bagian-bagian yang penting dengan cara
memperkecil atau memperbesar gambar, menyingkat suatu uraian panjang dengan
menunjukkan gambar sederhana saja.
Gonen dan Guler (2011:3634) menyatakan bahwa gambar memainkan
peran besar dalam kehidupan anak-anak dan berfungsi untuk memperkuat
pengetahuan anak tentang lingkungan, menciptakan rasa percaya diri.
Nurgiyantoro (2005: 152), dengan gambar-gambar cerita menarik yang
dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh kesungguhan mengikuti dan
mencoba memahami alur gambar aksi yang dilihatnya, dan itu mungkin sekali
dilakukan berkali-kali. Gambar cerita merupakan salah satu daya gerak untuk
mengembangkan fantasi lewat imajinasi dan logika.
Prasetyono (2008: 82-83 ) menyatakan maksud dari buku-buku bergambar
ini adalah sebagai berikut:
1. Menarik perhatian siswa
2. Menimbulkan motivasi atau merangsang siswa
3. Merangsang percakapan (ekspresi dan diskusi)
4. Mendidik sifat kritis pada siswa
5. Memperkenalkan kata-kata baru
6. Menyajikan pola-pola kalimat
2.1.4 Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkatan kecerdasaan seseorang yang
mencakup beberapa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di dalam
purwanto, (2008: 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
12
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif merupakan perubahan sikap yang terjadi dalam lingkungan
kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi mencakup kegiatan
sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak
membuat informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan
untuk menyelesaikan masalah. Menurut Bloom, secara hirarki tingkat hasil belajar
kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang
paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan itu adalah pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi
(C6).
1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan lain-lain, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui
penjelasan dari kata-katanya sendiri.
3) Penerapan (application) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
ide-ide, tata cara atau metode-metode.
4) Analisis (analysis) adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilih sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya
dan ditafsirkan maknanya.
5) Sintesis (synthesis) adalah tulisan utuh dan baru mengenai rangkuman dari
berbagai sumber rujukan mengenai pengertian atau pendapat yang disusun
menjadi sesuatu tulisan baru yang mengandung satu kesatuan yang sesuai
dengan kebutuhan.
6) Evaluasi (evaluation) adalah proses menentukan nilai suatu hal atau objek
yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan
tertentu.
13
2. Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Ranah
afektif menurut Kratwohl (dalam purwanto 2008:51) dibagi menjadi lima tingkat,
yaitu penerimaan, partisipasi atau merespon, penilaian, organisasi, dan
internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization). Hasil belajar disusun
secara berurutan mulai dari tingkat yang paling rendah hingga paling tinggi.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Simpson (dalam Purwanto 2008 : 51) menjelaskan hasil belajar
psikomotorik menjadi enam yaitu, persepsi (membedakan gejala), kesiapan
(menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru
model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model
sehingga mencapai kebiasaan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan
kombinasi gerakan baru yang orisinil dan asli). Ketiga ranah di atas menjadi
obyek penilaian hasil belajar.
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku dari belum
mampu menjadi mampu dan dari yang belum mengerti menjadi mengerti. Hasil
belajar pada penelitian ini berfokus pada hasil belajar yang berupa kognitif. Hasil
belajar kognitif bisa diukur dengan tes dan juga dilihat dari nilai yang didapatkan,
hasil belajar penelitian ini diutamakan pada tingkat pengetahuan (C1) sampai
tingkat analisis (C4).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berpendapat bahwa hasil
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku siswa setelah menerima
pengalaman belajar dari belum bisa menjadi bisa.
14
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Sari (2014), dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring
Melalui Media Cerita Bergambar Siswa Kelas IIB SD Negeri Panggang,
Bantul”, yang di mana Proses pembelajaran membaca nyaring siswa kelas
IIB SD Negeri Panggang, Bantul Tahun ajaran 2013/2014 menggunakan
media cerita bergambar mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan dalam merespon guru saat melakukan tanya jawab
tentang isi cerita yaitu sebesar 50% dan peningkatan dalam menyimpulkan isi
cerita yang dibacanya yaitu sebesar 41.67%.
2. Nasriyah (2014), dengan judul “Media Cerita Bergambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini Kelompok B
Raudlatul Athfal Masyithah Madugondo Kajoran Kabupaten Magelang Jawa
Timur”, yang di mana hasil penelitian ini meningkatkan jumlah siswa yang
telah mampu mengeja kata, dari 11 siswa atau 50% pada pratindakan menjadi
15 siswa atau 68.18 pada siklus 1. Jadi peningkatan yang terjadi pada siklus 1
adalah sebesar 4 siswa atau 36.4%.
3. Ningsi (2009), dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
Dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa
Kelas 1 SD Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang”, yang dimana
hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bercerita
siswa kelas I SD Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang yang lebih
baik setelah dilakukan pembelajaran keterampilan membaca nyaring dengan
teknik balainang melalui media buku bergambar. Hal tersebut dapat diketahui
dari hasil tes membaca nyaring dan tes tertulis pada siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya peningkatan sebesar 14.3%. Pada
siklus I hasil tes keterampilan membaca nyaring dan tes tertulis siswa
mencapai nilai rata-rata 69.39 yang termasuk dalam kategori cukup. Pada
siklus II terjadi peningkatan keterampilan membaca nyaring dan tes tertulis
siswa dengan nilai rata-rata 79.3 yang termasuk dalam kategori baik,
sehingga dapat dikatakan hasil penelitian atau pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 14.3%.
15
Dengan ini menujukkan bahwa persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan media cerita bergambar. Adapun
perbedaanya adalah pada jenis penelitian dimana pada penelitian ini peneliti
menggunakan desain penelitian pre-experimental, sementara penelitian
sebelumnya menggunakan PTK.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat ditunjukan pada skema di bawah
ini.
Gambar 1. Kerangka pikir
Gambar diatas menujukkan tahap-tahap dalam melaksanakan penelitian ini.
Tahap pertama dimulai dengan memberikan pretest dengan model bacaan berupa
teks tanpa gambar. Setelah memberikan pretest, langkah selanjutnya adalah
dengan memberikan treatment. Pada tahap ini, peneliti memberikan perlakuan
kepada siswa dengan mengajar menggunakan media cetak bergambar sebanyak 4
kali. Tahap terakhir peneliti memberikan media cerita bergambar pada fase
posttest tiap-tiap siswa diberi kesempatan membaca di depan kelas untuk dinilai
kemampuannya yang dimana ada beberapa aspek penilaian yaitu ketepatan tanda
baca, ketepatan pelafalan, ketepatan intonasi, kelancaran dan kenyaringan suara.
2.4 Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah
memberikan treatment/ perlakuan.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest setelah
memberikan perlakuan.
Berdasarkan hipotesis di atas, Penelitian menyimpulkan bahwa:
Jika p-Value>α (0.05), maka (H0) diterima dan (H1) ditolak.
Jika p-Value<α (0.05), maka (H0) ditolak dan (H1) diterima.
Pretest Treatment Posttest
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah pre-
experimental dengan desain penelitian yaitu one grup pretest dan posttest.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan
antara membaca nyaring siswa sebelum dan setelah perlakuan/treatment
menggunakan media cerita bergambar. Berikut ini adalah merupakan desain
penelitian:
Tabel 1. Desain Penelitian
Pretest Treatment Posttest
01 X 02
(Sugiyono, 2011:111)
Keterangan:
01:Pretest
X:Treatment
02:Posttest
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus Tahun Ajaran
2019/2020 di SDN 175 Kawarasan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
1.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah merupakan siswa kelas III SDN 175
Kawarasan, jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 30 orang yang terdiri
dari 1 kelas.
1.3.2. Sampel
Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling untuk memilih sampel. Dari 30 siswa, peneliti hanya
mengambil 10 siswa dengan alasan situasi dan kondisi sekarang yang tidak
memungkinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah. Peneliti melakukan
penelitian di sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan dimana maksimal
17
siswa yang dapat diajar adalah 10 orang saja sesuai arahan dari kepala sekolah
SDN 175 Kawarasan. Dalam memilih 10 siswa tersebut, peneliti mengambil siswa
yang kurang aktif dan hasil belajarnya belum maksimal. Pemilihan siswa yang
kurang aktif tersebut, berdasarkan koordinasi dengan guru kelas III yang ada di
sekolah tersebut, dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti minat belajar
serta keaktifan siswa.
3.4 Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan adalah tes berupa bacaan yang dimana pada saat
pretest dan posttest model cerita telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
pada saat pretest siswa hanya menggunakan teks cerita tanpa menggunakan
gambar dan pada saat posttest teks cerita yang digunakan adalah media cerita
bergambar yang telah disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan pada saat
treatment.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan prosedur pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Pretest
Pretest diberikan sebelum treatment. Tes ini bertujuan agar mengetahui
kemampuan awal siswa terhadap membaca nyaring sebelum memberikan
treatment dengan media cerita bergambar.
2. Treatment
Peneliti memberikan treatment sebanyak 4 kali pertemuan dengan
menggunakan media cerita bergambar.
Treatment yang dilakukan pada penelitian ini mencakup beberapa tahapan,
diantaranya:
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan pembelajaran membaca
nyaring dengan membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Rencana
pembelajaran ini merupakan program kerja dalam melaksanakan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Selain itu, peneliti
menyiapkan materi yang akan diujikan melalui teks bacaan media cerita
18
bergambar.
2) Tindakan
Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Secara garis besar tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
melaksanakan proses pembelajaran membaca nyaring.
Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
a) Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan ini, peneliti mengkondisikan untuk siap
melaksanakan proses pembelajaran dengan menyapa, dan menanyakan kehadiran,
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk memancing, dan
mengarahkan pikiran dalam pembelajaran. Menjelaskan kepada siswa tentang
tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dan
memberikan motivasi sesuai dengan tujuan pembelajaran hari itu. Peneliti juga
memberikan pretest
b) Inti pembelajaran
Tindakan yang dilakukan peneliti memberikan penjelasan mengenai
langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran
membaca nyaring. Dalam proses pembelajaran ini, peneliti meminta siswa untuk
membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar yang telah disediakan.
c) Penutup
setelah proses pembelajaran selesai, peneliti mengadakan refleksi dengan
berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran membaca nyaring sebagai tolak ukur pembelajaran yang dilakukan.
3. Posttest
Setelah memberikan treatment, tahap selanjutnya adalah memberikan
posttest. Naska cerita yang diberikan telah dimodifikasi dengan menyesuaikan
materi yang telah diajarkan. Tes ini bertujuan untuk dapat mengukur kemampuan
membaca nyaring siswa dalam menggunakan media cerita bergambar.
19
3.6.1. Teknik Analisis Data
Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data
penelitian ini:
1. Untuk menghitung skor membaca nyaring siswa, peneliti menggunakan
rumus berikut:
2. Untuk mengetahui kategori nilai siswa, peneliti menggunakan klasifikasi
sebagai berikut:
Tabel 2. Klafikasi nilai siswa
No Klafikasi Skor
1 Luar biasa 96 – 100
2 Baik sekali 86 – 95
3 Baik 76 – 85
4 Cukup baik 66 – 75
5 Cukup 56 – 65
6 Kurang 46 – 55
7 Sangat kurang 0 – 45
Sumber: (Depdikbud, 1996:38)
3. Menghitung persentase nilai siswa dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: P = Presentase dari jawaban siswa
Fq = Frekuensi skor jawaban siswa
N = Jumlah total siswa
4. Menghitung nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan uji signifikansi (T-test)
dianalisis dengan menggunakan program SPPS untuk windows versi 20.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Nilai siswa pada pretest dan posttest
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, proses pembelajaran
membaca nyaring menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan membaca nyaring siswa hal ini dapat kita lihat adanya perbedaan
antara pretest dan posttest. Berikut adalah penilaian kemampuan membaca
nyaring siswa pada saat pretest dan posttest:
Tabel 3. Penilaian kemampuan membaca nyaring pada saat pretest
Tabel 4. Penilaian kemampuan membaca nyaring pada saat posttest
Dari tabel di atas bisa kita lihat adanya perbedaan antara pretest dan posttest
yang dimana kenaikan dari kemampuan membaca nyaring siswa meningkat
dengan begitu drastis dari perolehan nilai terendah pada saat pretest yaitu 55
21
(kategori kurang) menjadi 75 (kategori cukup baik) setelah posttest, semetara itu
nilai tertinggi pada saat pretest yaitu 85 (kategori baik) menjadi 100 (kategori
luar biasa). Dari hasil tersebut terdapat peningkatan sebelum dan sesudah
treatment yang dapat kita lihat.
2. Klafikasi nilai membaca nyaring siswa pada saat pretest dan posttest
Berikut adalah hasil membaca nayaring siswa pada saat pretest dan posttest
dan klasifikasinya:
Tabel 5. Klafikasi nilai membaca nyaring siswa pada saat pretest dan posttest
No Nama siswa Pretest Kategori Posttest Kategori
1 Siswa 1 55 Kurang 85 Baik
2 Siswa 2 65 Cukup 80 Baik
3 Siswa 3 60 Cukup 75 Cukup baik
4 Siswa 4 85 Baik 100 Luar biasa
5 Siswa 5 65 Cukup 90 Baik sekali
6 Siswa 6 70 Cukup baik 90 Baik sekali
7 Siswa 7 50 Kurang 75 Cukup baik
8 Siswa 8 55 Kurang 75 Cukup baik
9 Siswa 9 55 Kurang 80 Baik
10 Siswa 10 60 Cukup 80 Baik
Nilai rata-rata 62 Cukup 83 Baik
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai terendah pada pretest yaitu 55
(kategori kurang). Sedangkan pada posttest yaitu 75 (kategori cukup baik).
Sementara itu, nilai tertinggi siswa pada pretest adalah 85 (kategori baik) dan
posttest adalah 100 (kategori luar biasa). Dari hasil tersebut terdapat peningkatan
sebelum dan sesudah treatment dimana nilai tertinggi siswa adalah dari 75
menjadi 100 (kategori baik menjadi luar biasa). Untuk nilai rata-rata pada pretest
yaitu 62 dimana masuk dalam kategori cukup, sedangkan pada posttest yaitu 83
dan masuk kategori baik.
3. Persentase nilai siswa pada pretest dan posttest
Tabel 6. Persentase nilai siswa pada pretest dan posttest
No Klafikasi Skor Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1 Luar biasa 96-100 0 0% 1 10%
2 Baik sekali 86-90 0 0% 2 20%
3 Baik 76-85 1 10% 4 40%
4 Cukup baik 66-75 1 10% 3 30%
5 Cukup 56-65 4 40% 0 0%
6 Kurang 36-55 4 40% 0 0%
7 Sangat kurang 0,0-35 0 0% 0 0%
Total 10 100% 10 100%
22
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pretest terdapat 1 siswa
(10%) tergolong dalam kategori baik, 1 siswa (10%) tergolong cukup baik, 4
siswa (40%) tergolong cukup, dan 4 siswa (40%) tergolong kurang. Sedangkan
pada posttest terdapat 1 siswa (10%) kategori luar biasa, 2 siswa (20%) yang
mendapat kategori baik sekali, 4 siswa (40%) yang mendapat kategori baik dan 3
siswa(30%) masuk dalam katagori cukup baik. Pada bagian ini tidak ada siswa
yang mendapat nilai cukup, kurang dan sangat kurang.
4. Nilai rata-rata dan standar deviasi pretest dan posttest
Tabel 7. Nilai rata-rata dan standar deviasi pretest dan posttest
Variabel N Rata-rata Std Deviasi
Pretest 10 62 10.05
Posttest 10 83 8.23
Pada tabel 4 diatas, nilai rata-rata prestest adalah 62 dan diklasifikasikan
kedalam kategori cukup baik, sementara standar deviasinya adalah 10.05.
Kemudian, nilai rata-rata posttest adalah 83 dan masuk dalam kategori baik,
sementara standar deviasi posstest adalah 8.23. Dari data diatas, nilai rata-rata
antara pretest dan posstest meningkat sebesar 21 setelah mendapatkan
treatment/perlakuan menggunakan media cerita bergambar.
5. Uji normalitas
Untuk mengetahui apakah data pretest dan posttest normal atau tidak,
peneliti menggunakan uji normalitas. Peneliti menggunakan program SPSS untuk
menganalisis uji normalitas.
Hipotesis:
H0 : Data mengikuti distribusi normal
H1 : Data tidak mengikuti distribusi normal
Tabel 8. Uji normalitas pretest dan posttest
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai Pretest .183 10 .200* .885 10 .151
Nilai Posttest .242 10 .099 .875 10 .115
Kriteria :
Tolak H0 apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel tidak
normal.
23
Terima H0 apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0.05 berarti distribusi sampel
normal.
Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa untuk pretest, nilai signifikansi 0.200 > 0.05, maka distribusi
data variabel pretest berdistribusi normal, sedangkan untuk posttest, nilai
signifikansi 0.099 > 0.05, maka distribusi data variabel posttest juga berdistribusi
normal.
Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa untuk pretest, nilai signifikansi 0.151 > 0.05, maka distribusi
data variabel pretest berdistribusi normal, sedangkan untuk posttest, nilai
signifikansi 0.115 > 0.05, maka distribusi data variabel posttest juga berdistribusi
normal.
6. Uji Homogenitas
Hipotesis:
H0 : Data memiliki varian yang sama (homogen)
H1 : Data tidak memiliki varian yang sama (heterogen)
Uji homogenitas untuk tiap variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Uji homogenitas nilai pretest
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
.078 2 5 .926
Tabel 10. Uji homogenitas nilai posttest
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
.786 2 4 .515
Kriteria:
- Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak
Dari tabel 9 dan 10 diperoleh:
1. Untuk pretest, diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.926 > 0.05 sehingga
data nilai pretest bervarian homogen.
2. Untuk posttest, diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.515 > 0.05 sehingga
data nilai posttest bervarian homogen.
24
Uji homogenitas untuk keseluruhan data adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Uji homogenitas nilai pretest dan posttest
Levene
Statistic
df1 df2 Sig
.786 1 18 .747
Kriteria:
- Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak
Dari tabel 11 diatas diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0.747 > 0.05 sehingga
data sampel bervarian homogen.
7. Uji – T dan hipotesis
Tabel 12. Uji signifikansi (uji-T)
Variabel P-value (α) Keterangan
Pretest dan Posttest 0.00 0.05 Secara signifikan berbeda
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel diatas, nilai t-test dari hasil belajar
siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa nilai P (P-value) lebih
rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05. Maka hasil hipotesis dari penelitian ini
adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu berarti bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest siswa setelah diberi perlakuan
menggunakan media cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa penerapan media cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan membaca nyaring siswa kelas III pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di SDN 175 Kawarasan.
4.2 Pembahasan
Setelah menghitung dan menganalisis data, peneliti mempresentasikan
hasil diskusi berdasarkan pertemuan. Bagian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
hasil skor siswa sebelum dan sesudah menerapkan model cerita bergambar mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti menemukan bahwa metode ini yang tepat
dalam pengajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat mengetahui materi
dari apa yang mereka lihat dan baca, dan membuat siswa lebih bersemangat dalam
membaca dikarenakan terdapat gambar-gambar yang menarik dalam bacaan.
25
Sebelum mereka diberikan treatment, media pembelajaran yang digunakan
sangatlah berbeda. Yang membuat para siswa merasa bosan serta acuh terhadap
bacaannya. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa pada saat pretest menunjukkan
bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah (kategori kurang).
Adapun seorang siswa yang sudah mampu dalam membaca pada saat pretest
tetapi masih kurang dalam membaca nyaring tergolong dalam kategori baik
sekali. Setelah melakukan treatment mengalami peningkatan yang signifikan baik
dalam pretest maupun dalam kemampuan membaca nyaring yang dimana skor
mereka meningkat dengan signifikan dari kategori baik sekali menjadi luar biasa.
Dan tidak ada lagi siswa yang masuk dalam kategori kurang. Berdasarkan hasil
tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan mereka dalam
membaca nyaring mengalami peningkatan.
Dengan menggunakan media cerita bergambar untuk meningkatkan
kemampuan membaca nyaring, mampu membuat siswa lebih memahami isi
bacaan yang mereka baca. Selain itu dapat menghindari rasa bosan pada siswa.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa penggunaan media cerita bergambar mampu
meningkatkan wawasan siswa terhadap bacaan serta dapat membuat siswa tidak
merasa bosan dalam membaca. Media pembelajaran yang dapat menjadi alternatif
agar siswa dapat memahami isi cerita adalah media cerita bergambar. Cerita
bergambar merupakan salah satu kesatuan cerita yang disertai dengan gambar-
gambar yang berfungsi untuk penghias dan pendukung cerita yang dapat
membantu memahami isi cerita tersebut, (Mitchel dalam Nuraeni, 2015)
Berdasarkan temuan dari penelitian ini, media cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa dalam kelompok kecil yang
telah dibagi kelompok secara heterogen dan kemampuan akademiknya siswa.
Pengunaan media cerita bergambar dapat membuat siswa lebih cepat memahami
isi bacaan serta dapat membuat siswa lebih antusias untuk membaca hal ini
dikarenakan media bacaan yang digunakan sangat menarik bagi siswa.
26
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, menggunakan media cerita
bergambar ditemukan banyak siswa yang antusias dan lebih bersemangat dalam
membaca. Walaupu beberapa kendala yang dihadapi peneliti namun hal tersebut
tetap dapat membuat siswa menikmati dan nyaman dalam membaca nyaring,
karena peneliti berusaha untuk menyajikan pembelajaran dengan semenarik
mungkin yang membuat siswa lebih antusias dan bersemangat. Berdasarkan
pembahasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media cerita bergambar
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca nyaring. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest adalah
62, sedangkan posttest adalah 83. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
memiliki perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perlakuan jadi kemampuan
membaca nyaring siswa dari yang kurang menjadi meningkat dalam kategori
cukup baik, dan dari kategori baik sekali menjadi luar biasa.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata hasil prestest
adalah 62 (kategori cukup) dan nilai rata-rata hasil posttest adalah 83 (kategori
baik). Itu berarti terdapat peningkatan antara nilai pretest dan posttest sebesar 21.
Sementara itu, nilai t-test dari hasil belajar siswa (P-value) adalah 0.00. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai P (P-value) lebih rendah dari alfa (α), atau 0.00 < 0.05.
Maka, hasil hipotesis dari penelitian ini adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Itu
berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest
siswa setelah diberi perlakuan media cerita bergambar. Dari hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa media cerita bergambar dapat meningkatkan
kemampuan membaca nyaring siswa kelas III SDN 175 Kawarasan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, adapaun saran-
saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru sebagai pendidik untuk senantiasa kreatif dalam
menyajikan materi pembelajaran secara unik sehingga siswa dapat lebih
bersemangat dan lebih cepat memahami materi yang diberikan.
2. Sekolah hendaknya selalu menambah wawasan para guru agar dapat
menerapkan pembelajaran yang dapat memberikan proses belajar yang efektif
dan menyenangkan.
3. Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam
belajar. Pemberian kesempatan kepada siswa dapat menumbuhkan perasaan
nyaman sehingga tercipta pembelajaran yang efektif.
4. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah peluang bagi
peneliti lain untuk dapat mempraktekan teori-teori serta mengembangkan
model pembelajaran media cerita bergambar sebagai upaya memecahkan
masalah pembelajaran.
28
DAFTAR PUSTAKA
Amir, U. M. (2018). Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar
Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II
SD Inppres Bontoala II Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Program
Studi PGSD. Tidak Terbitkan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:BgZHMZLVmBgJh
olar.google.com/+Abdurahman+M+(1999:200)+mengemukakan+memb+aa
h+aktivitas+kpleks+yang+mencakup+fisik+dan+mental.&hl=id&as_sdt=0,5
Anonim. (2016). Pengertian Membaca Nyaring. Diakses pada 15 Desember 2020
dari http://mangihot.blogspot.com/2016/10/pengertian-membaca-nyaring.ht
ml.
Arzani, S. O. (2014). Hakikat Tujuan dan Jenis Membaca. Diakses pada 15
Desember 2020. https://arowzanies.blogspot.com/2014/03/hakikat-tujuan-
dan-jenis-membaca.html
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta.
Damayanti, Lely. (2016). Pengaruh Media Cerita Bergambar terhadap
Kehidupan Sosial Anak Didik Kelompok B TK Desa Ngepeh Sarandan
Madiun. Madiun: PG PAUD IKIP PGRI Madiun. Vol. 3, No. 2. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/543 15 Desember 2020.
Depdikbud. (1995/1996). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Dasar. Jakarta:Depdikbud.
Devi, A. A. K. (2017). Kontribusi Kebiasaan Membaca dan Penguasaan Makna
Kata terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA
NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Tidak
Terbitkan, Program Magister-Unifersitas Bandar Lampung 2017.
http://digilib.unila.ac.id/29637/2/TESIS%20TANPA%20BAB%20PEMBA
HASAN.pdf
Dharma, M. R. P. (2015). Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda
Salatiga. Tidak Terbitkan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang https://scholar.googleusercontent.com /scholar?q =cache:Oo53qt
BGvzkJ:scholar.google.com/+Cerita+Bergambar+Sari+(+2010:+30)+menya
takan+manfaat+gambar+sebagai+media+visual,&hl=id&as_sdt=0,5.
Dwi, S. P. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini.
Yogyakarta: Diva Press.
Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
29
Fatkhan, A. H. (2017). Pengertian Tentang Kemampuan Membaca. Diakses pada
11 Desember 2020 dari http://fatkhan.web.id/kemampuan-merupakan-
sesuatu-yang-telah-tertanam-didalam-diri-seseorang-kemampuan-yang-
dimiliki-seseorang-dapat/.
Gie, The Liang. (1998). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pubib.
Gonen, M. & Tulin, G. (2011). The Environment and Its Place In Children’s
Picture Story Books. Turkey: Procedia Social and Behavioral
Sciences1536333639. (online) .https://www.sciencedirect.com/ science/
article/pii/ S187704281100893713 Diakses tanggal 15 Desember 2020.
Lukman, Ali. Dkk. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alvabeta
Milman, Yusdi. (2010). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Nasriyah, Siti. (2014). Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini Kelompok B Raudlatul Athfal
Masyithah Madugondo Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Timur online
http://digilib.uin-suka.ac.id/14131/ tanggal 18 November 2019.
Ningsi, Lestari. (2009). Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan
Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD
Negeri Karangduren 3 Tanggerang Semarang.(online) https://lib.unnes.a
c.id/2531/ tanggal 18 November 2019.
Nuraeni, I. (2015). Pengaruh Media Cerita Bergambar terhadap Keterampilan.
Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Puji, Sentosa. (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Purwanto, (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rothlein, L. M. and Meinback, A. M. 1993. Literature Connection. London: Scott
and Foresman Company.
Sadiman, Arief S. dkk. (2005). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
30
Soeharto, Karti. (2003). Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Sistem, Konsepsi,
dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media). Surabaya: Surabaya
Intellectual Clup.
Syukur, Fatah. (2005). Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL.
Tarigan. (2008). Membaca Nyaring dan Membaca Dalam Hati. 15 Desember
2020. http://deniyuniardimd.blogspotcom/2011/12/membaca-nyaring-
danmembaca -dalam-hati.html
Sari, Yeni Anindya. (2014). Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui
Media Cerita Bergambar Siswa Kelas IIB SD Negeri Panggang, Bantul
online https://eprints.uny.ac.id/13975/ tanggal 18 November 2019
Yeti, Mulyati. (2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zaif. (2011). Keterampilan Membaca dan Menulis. Bandung: Alfabeta.
31
LAMPIRAN
32
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENILAIAN
INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING
NO ASPEK KRITERIA SKOR KATEGORI
1. Ketepatan
pungtuasi (tanda
baca) dalam
membaca
Siswa sangat tepat
pungtuasi (tanda baca)
dalam membaca
20 Sangat baik
Siswa tepat pungtuasi
(tanda baca) dalam
membaca
15 Baik
Siswa cukup tepat
pungtuasi (tanda baca)
dalam membaca
10 Cukup
Siswa sangat kurang
tepat pungtasi (tanda
baca) dalam membaca
5 Kurang
2. Ketepatan
pelafalan
membaca tulian
Siswa membaca tulisan
dengan lafal yang
sangat tepat
20 Sangat baik
Siswa membaca tulisan
dengan lafal yang tepat
15 Baik
Siswa membaca tulisan
dengan lafal cukup tepat
10 Cukup
Siswa membaca tulisan
dengan lafal sangat
kurang tepat
5 Kurang
3. Ketepatan
intonasi dalam
membaca
nyaring
Siswa membaca tulisan
dengan intonasi yang
sangat tepat
20 Sangat baik
Siswa membaca tulisan
dengan intonasi yang
tepat
15 Baik
Siswa membaca tulisan
dengan intonasi yang
cukup tepat
10 Cukup
Siswa membaca tulisan
dengan intonasi yang
sangat kurang tepat
5 Kurang
33
4. Kelancaran
dalam membaca
tulisan
Siswa sangat lancar
dalam membaca tulisan
20 Sangat baik
Siswa lancar dalam
membaca tulisan
15 Baik
Siswa cukup lancar
dalam membaca tulisan
10 Cukup
Siswa sangat kurang
dalam membaca tulisan
5 Kurang
5. Kenyaringan
suara
Siswa membaca dengan
suara sangat nyaring
20 Sangat baik
Siswa membaca dengan
suara nyaring
15 Baik
Siswa membaca dengan
suara cukup nyaring
10 Cukup
Siswa membaca dengan
suara sangat kurang
nyaring
5 Kurang
Skor maksimal 100
N0 Unsur yang di nilai Skor
1 Ketepantan pungtuasi (tanda baca) dalam membaca nyaring 20
2 Ketepatan pelafalan membaca nyaring 20
3 Ketepatan intonasi dalam membaca nyaring 20
4 Kelancaran dalam membaca nyaring 20
5 Kenyaringan suara 20
Jumlah 100
34
LAMPIRAN 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN
Mata pelajaran :Bahasa indonesia
Kelas /semester :III / 3 (Tiga)
Alokasi waktu : 2 x 35
Pertemuan : I
A. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat
C. Indikator
Afektif
1. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar
Psikomotorik
1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca
nyaring
D. Tujuan pembelajaran
Afektif
1. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar.
Psikomotorik
1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam
membaca nyaring
E. Materi Pembelajaran
Materi kebahasaan: bacaan atau cerita
35
F. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi
b. Pendekatan : Kontestual
G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran
a. Cerita bergambar
b. Alat pembelajaran : media cerita gambar
H. Sumber Belajar
Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.
I. KegiatanPembelajaran
1. Kegiatan Awal : 7 menit
a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan
digunakan.
b. Guru mengucapkan salam
c. Guru mengajak siswa berdoa
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi
a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah
membaca cerita?
b. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang
berjudul “ HEMAT “
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan bernyanyi.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu
sebelumnya.
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan
gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.
c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang
tepat, melalui media cerita bergambar.
d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita
bergambar
e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.
f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat
secara klasikal.
g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita
bergambar.
h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.
i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.
j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.
k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang
36
telah dipelajari.
Konfirmasi (10 menit)
- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.
- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipsi aktif selama pembelajaran
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
3. Kegiatan Akhir : 5 menit
- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan
manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang
dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran.
- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa
saja dirumah.
- Doa
- Salam penutup
I. Penilaian
a. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses
b. Penilaian
1. Teknik : Tes
2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Teks bacaan
4. Instrument :Terlampir
5. Rubrik penilaian : Terlampir
6. Pedoman penilaian
c. Penilaian tes tertulis
Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.
Kawarasan, November 2020
Guru pamong Peneliti,
FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE
NIP NIM 1601414201
37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN
Mata pelajaran :Bahasa indonesia
Kelas /semester :III / 3 (Tiga)
Alokasi waktu : 2 x 35
Pertemuan : 2
B. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat
C. Indikator
Afektif
2. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar
Psikomotorik
2. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca
nyaring
D. Tujuan pembelajaran
Afektif
2. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar.
Psikomotorik
1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam
membaca nyaring
E. Materi Pembelajaran
Materi kebahasaan: bacaan atau cerita
38
F. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi
b. Pendekatan : Kontestual
G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran
a. Cerita bergambar
b. Alat pembelajaran : media cerita gambar
H. Sumber Belajar
Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.
I. KegiatanPembelajaran
4. Kegiatan Awal : 7 menit
a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan
digunakan.
b. Guru mengucapkan salam
c. Guru mengajak siswa berdoa
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi
c. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah
membaca cerita?
d. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang
berjudul “ ANAK BERBUDI PEKERTI “
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan bernyanyi.
5. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu
sebelumnya.
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan
gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.
c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang
tepat, melalui media cerita bergambar.
d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita
bergambar
e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.
f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat
secara klasikal.
g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita
bergambar.
h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.
i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.
j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.
39
k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang
telah dipelajari.
Konfirmasi (10 menit)
- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.
- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipsi aktif selama pembelajaran
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
6. Kegiatan Akhir : 5 menit
- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan
manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang
dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran.
- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa
saja dirumah.
- Doa
- Salam penutup
I. Penilaian
d. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses
e. Penilaian
7. Teknik : Tes
8. Jenis : Lisan
9. Bentuk : Teks bacaan
10. Instrument :Terlampir
11. Rubrik penilaian : Terlampir
12. Pedoman penilaian
f. Penilaian tes tertulis
Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.
Kawarasan, November 2020
Guru pamong Peneliti,
FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE
NIP NIM 1601414201
40
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN
Mata pelajaran :Bahasa indonesia
Kelas /semester :III / 3 (Tiga)
Alokasi waktu : 2 x 35
Pertemuan : 3
C. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat
C. Indikator
Afektif
3. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar
Psikomotorik
3. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca
nyaring
D. Tujuan pembelajaran
Afektif
3. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar.
Psikomotorik
1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam
membaca nyaring
E. Materi Pembelajaran
Materi kebahasaan: bacaan atau cerita
41
F. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi
b. Pendekatan : Kontestual
G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran
a. Cerita bergambar
b. Alat pembelajaran : media cerita gambar
H. Sumber Belajar
Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.
I. KegiatanPembelajaran
7. Kegiatan Awal : 7 menit
a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan
digunakan.
b. Guru mengucapkan salam
c. Guru mengajak siswa berdoa
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi
e. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah
membaca cerita?
f. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang
berjudul “ ASIKNYA BERBAGI “
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan bernyanyi.
8. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu
sebelumnya.
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan
gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.
c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang
tepat, melalui media cerita bergambar.
d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita
bergambar
e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.
f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat
secara klasikal.
g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita
bergambar.
h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.
i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.
j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.
k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang
42
telah dipelajari.
Konfirmasi (10 menit)
- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.
- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipsi aktif selama pembelajaran
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
9. Kegiatan Akhir : 5 menit
- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan
manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang
dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran.
- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa
saja dirumah.
- Doa
- Salam penutup
I. Penilaian
g. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses
h. Penilaian
13. Teknik : Tes
14. Jenis : Lisan
15. Bentuk : Teks bacaan
16. Instrument :Terlampir
17. Rubrik penilaian : Terlampir
18. Pedoman penilaian
i. Penilaian tes tertulis
Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.
Kawarasan, November 2020
Guru pamong Peneliti,
FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE
NIP NIM 1601414201
43
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan tingkatan pendidikan : SDN 175 KAWARASAN
Mata pelajaran :Bahasa indonesia
Kelas /semester :III / 3 (Tiga)
Alokasi waktu : 2 x 35
Pertemuan : 4
D. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulisan dengan membaca nyaring dan membaca
dalam hati
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks (15-20) kalimat dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat
C. Indikator
Afektif
4. Siswa mampu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar
Psikomotorik
4. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam membaca
nyaring
D. Tujuan pembelajaran
Afektif
4. Siswa mampu menunjukkan sikap berani dalam
membaca nyaring cerita bergambar.
Psikomotorik
1. Siswa mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam
membaca nyaring
E. Materi Pembelajaran
Materi kebahasaan: bacaan atau cerita
44
F. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Metode pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi
b. Pendekatan : Kontestual
G. Media, alat/bahan dan Sumber pembelajaran
a. Cerita bergambar
b. Alat pembelajaran : media cerita gambar
H. Sumber Belajar
Indriyani Umi. 2008. Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.
I. KegiatanPembelajaran
10. Kegiatan Awal : 7 menit
a. Guru mengkondisikan siswa dan menyiapkan media yang akan
digunakan.
b. Guru mengucapkan salam
c. Guru mengajak siswa berdoa
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi
g. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, misalnya:“Anak-anak, siapakah yang sudah pernah
membaca cerita?
h. Guru membagikan dan menunjukan media cerita bergambar yang
berjudul “SEHAT KUAT DAN PINTAR “
Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan bernyanyi.
11. Kegiatan Inti Eksplorasi (10menit)
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran pada minggu
sebelumnya.
Elaborasi (20 menit)
a. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
b. Guru memberikan pretest berbentuk media cerita tanpa menggunakan
gambar untuk mengetahui kemampuan membaca nyaring siswa.
c. Guru menjelaskan materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang
tepat, melalui media cerita bergambar.
d. Guru memberikan contoh cara membaca nyaring melalui media cerita
bergambar
e. Siswa menyimak guru saat membaca nyaring cerita bergambar.
f. Siswa membaca nyaring cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat
secara klasikal.
g. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai isi teks cerita
bergambar.
h. Siswa membaca nyaring cerita secara bergiliran di depan kelas.
i. Siswa lain memperhatikan temannya yang mendapat giliran membaca.
j. Guru memberikan posttest berupa media cerita bergambar.
k. Guru memberikan penegasan kembali mengenai materi pelajaran yang
45
telah dipelajari.
Konfirmasi (10 menit)
- Memberikan umpan balik positif atas keberhasilan siswa.
- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipsi aktif selama pembelajaran
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
12. Kegiatan Akhir : 5 menit
- Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan belajar dan mendiskusikan
manfaat dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
- Guru mengajak siswa merefleksikan kembali materi-materi yang
dibahas pada pertemuan ini dan refleksi tentang kegiatan yang
dilakukan selama pembelajaran.
- Sebagai tindak lanjut siswa diberikan tugas untuk membaca cerita apa
saja dirumah.
- Doa
- Salam penutup
I. Penilaian
j. Jenis/Teknik Penilaian : Penilaian Proses
k. Penilaian
19. Teknik : Tes
20. Jenis : Lisan
21. Bentuk : Teks bacaan
22. Instrument :Terlampir
23. Rubrik penilaian : Terlampir
24. Pedoman penilaian
l. Penilaian tes tertulis
Penilaian terhadap proses membaca nyaring tes dilakukan secara lisan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.
Kawarasan, November 2020
Guru pamong Peneliti,
FATMAWATI, S.Pd RISKA TABINGKE
NIP NIM 1601414201
46
LAMPIRAN 3 : Instrumen Pretest
PRETEST
HEMAT
Pada pagi hari Asya ikut pergi bersama Bundanya untuk berbelanja ke pasar.
Sesampainya di pasar Asya melihat begitu banyak mainan-mainan bagus, baju-
baju yang indah dan sepatu-sepatu yang begitu menarik, yang membuat Asya
begitu menginginkan benda-banda itu.
Kemudian Asya pun meminta kepada ibunya untuk membelikan mainan baru,
baju baru, serta sepatu baru yang sangat menarik untuknya dengan wajah
ceria.tetapi sang ibu menjelaskan kepada Asya tidak membutukan itu semua
karena Asya masih memiliki mainan yang bagus, serta masih mempunyai baju
yang cukup banyak di rumah. Ibu Asya menjelaskan bahwa lebih baik untuk
menabung uangnya dan jangan boros.
Asya pun pulang kerumah dengan rasa agak kecewa, sesampainya dirumah Asya
bertemu dengan teman-temannya yang pandai berhemat. Teman-teman Asya pun
memberikan contoh kepada Asya untuk berhemat dan tidak memboroskan
uangnya untuk hal-hal yang tidak penting. Sehingga Asya menjadi anak yang
pandai berhemat. Asya pun mulai rajin berhemat dan menabungkan uangnya
untuk membeli baju di kemudian hari. Dan Asya selalu ingat kata bundanya untuk
berhemat agar tabungannya menjadi banyak. ”Budaya hidup hemat dapat
menjamin masa depan”. Kata Bunda dan Asya.
47
LAMPIRAN 4 : Instrumen Posttest
POSTTEST
HEMAT
48
49
50
51
52
53
LAMPIRAN 5. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
54
55
56
57
58
59
60
Pertemuan Kedua
61
62
63
64
65
66
67
Pertemuan Ketiga
68
69
70
71
72
73
74
Pertemuan keempat
75
76
77
78
79
80
81
LAMPIRAN 6 : Dokumentasi
Gambar 1. Pada saat pemberian pretest
82
Gambar 2.Pemberian treatment
83
Gambar 3. Pemberian posttest
84
LAMPIRAN 7. SURAT-SURAT
SURAT KETERANGAN MENELITI
85
SURAT PENGESAHAN HASIL VALIDASI ANALISI DATA
86
87
88
SURAT KETERANGAN SELESAI MENELITI
top related