penentuan konduktivitas larutan dan titik ekivalen konduktivitas titrasi asam
Post on 26-Dec-2015
183 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENENTUAN KONDUKTIVITAS LARUTAN DAN TITIK EKIVALEN
KONDUKTIVITAS TITRASI ASAM-BASA
I. Tujuan Percobaan
Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
Menentukan ekivalen titrasi
II. Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Alat yang digunakan :
1. Konduktometer 660 1 set
2. Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 1,04
3. Magnetic stirrer 1 buah
4. Gelas kimia 100 ml, 250 ml 1,1 buah
5. Pipet ukur 25 ml 1 buah
6. Labu ukur 50 ml 2 buah
7. Pipet tetes 1 buah
8. Kaca arloji 1 buah
9. Corong gelas 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Hotplate 1 buah
b. Bahan yang digunakan :
1. NaOH 0,1 N
2. HCl 0,1 N
3. KCl 1 M
III. Dasar Teori
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung
pada frekuensi arus yang digunakan, jika arus frekuensi bertambah besar, maka
kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya
hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam
larutan. Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik
(E) yang digunakan, tetapi berbanding terbalik dengan tahan listrik (R).
I= ER
G= IR
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahanan yang mempunyai satuan ohm
atau siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang
elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (L), maka :
G= IR
=K xAL
Dimana :
AL
: tetapan sel
K : daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau S-1cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah :
1. Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah
(maksimum 300 Hz)
2. Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi
Titrasi Konduktometri Frekuensi Arus Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan
volume yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan
terjadi reaksi ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi akan terjadi
perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga dapat diamati reaksi yang
terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi ini terjadi
penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang mempunyai
konduktivitas rendah.
Pada penambahan titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi
ditentukan berdasarkan konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran
diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi dan pengukuran titik akhir
titrasi berdasarkan 2 alur garis yang saling berpotongan, titik potong ini disebut
titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang
dititrasi, kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara
potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara konduktometri dapat dilakukan,
selain itu secara konduktometri kontrol suhu tidak perlu dilakukan.
Titrasi Konduktometri Freakuensi Arus Tinggi
Titrasi ini sesuai dengan sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian
atau dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa MHz, dan tidak
spesifik.
Keuntungan cara ini antara lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak
langsung kontak dengan zat lain, sedangkan kerugiannya respon tidak spesifik
karena tidak tergantung pada hantaran dan tetapan dielektrik dari sistem, selain
itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen sistem.
IV. Prosedur Percobaan
a. Pembuatan larutan dari padatan
1. Menghitung jumlah zat yang diperlukan
2. Menimbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji
3. Memasukkan zat ke dalam gelas kimia, zat yang tertinggal disemprot dan
dibilas dengan air demineral
4. Mengaduk hingga semua zat terlarut dalam air
5. Memindahkan larutan ke dalam labu ukur yang telah dipasang corong
6. Zat yang tertinggal dibilas dengan air demineral
7. Menambahkan air hingga tanda batas
8. Menutup labu ukur dan menghomogenkan larutan
b. Pembuatan larutan dari cairan (pengenceran)
1. Menghitung molaritas zat
2. Menghitung volume zat yang dibutuhkan
3. Mengisi air demineral 1/3 bagian ke dalam labu ukur
4. Mengambil zat menggunakan pipet ukur
5. Memasukkan ke dalam labu ukur melalui dindingnya
6. Menutup labu dan menghomogenkan larutan
c. Titrasi konduktometri
1. Mempipet 10 ml larutan NaOH, memasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml dan
menambahkan aquadest hingga volume mencapai 200 ml (elektroda tenggelam)
2. Meletakkan larutan NaOH diatas hotplate (tidak menghidupkan pemanas)
3. Melakukan pengadukan pada larutan NaOH dengan magnetic stirrer
4. Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1 ml hingga 15 ml (dengan
kenaikan 1 ml), pada saat penambahan HCl posisi tombol pada posisi “kond”
dan membaca konduktivitas pada display setiap penambahan HCl
5. Membuat grafik titrasi secara praktikum dan teoritis
6. Menghitung titik ekivalen secara praktikum dan teoritis
V. Data Pengamatan
T = 25℃
Konstanta cell = 1,04
No. Volume HCl 0,1 N
(ml)
Konduktivitas
(mS/cm)
1. 0 1,18
2. 1 1,17
3. 2 1,13
4. 3 1,11
5. 4 1,06
6. 5 1,03
7. 6 1,01
8. 7 0,94
9. 8 0,92
10. 9 0,91
11. 10 0,88
12. 11 0,79
13. 12 0,82
14. 13 0,84
15. 14 0,82
16. 15 0,76
VI. Perhitungan
a. Pembuatan larutan KCl 0,1 M
Diketahui : Molaritas KCl = 0,1 M
BM = 74,5 gr/mol
Volume = 50 ml
Ditanya : gr KCl ?
Jawaban :
gr KCl=BM xV xM
gr KCl=74,5grmol
x 50ml x1l
1000mlx 0,1
moll
gr KCl=0,3725 gr
b. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Diketahui : Normalitas NaOH = 0,1 N
BE = 40 gr/ek
Volume = 50 ml
Ditanya : gr NaOH ?
Jawaban :
gr NaOH=BEx V x M
gr NaOH=40grek
x50ml x1 l
1000 mlx 0,1
ekl
gr KCl=0,2 gr
c. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
Diketahui : Normalitas HCl = 2 N
Ditanya : volume HCl yang dipipet ?
Jawaban :
N1 xV 1=N2 xV 2
2 N x V 1=0,1N x50ml
V 1=2,5ml
d. Penentuan konsentrasi secara praktek
1. Larutan KCl
gr yang ditimbang = 0,3728 gr
M= grbm
x1v
M=0,3728 gr
74,5grmol
x1
50mlx
1000ml1l
M=0,10008 M
2. Larutan NaOH
gr yang ditimbang = 0,205 gr
M= grbm
x1v
M=0,205 gr
40grmol
x1
50mlx
1000ml1l
M=0,1025 M
e. Penentuan konduktivitas secara teoritis
1. 0 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=0ml x0,1mol /l
1000mll
=0mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=10,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=10,25 x10−4mol(0,2+0,000 ) l
=5,125 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (5,125 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,2567mscm
OH=198,3 scm2mol−1(5,125 x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿1,0162mscm
LNaOH=0,2567mscm
+1,0162mscm
¿1,2729mscm
2. 1 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=1ml x 0,1mol/ l
1000mll
=1x 10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=9,25 x 10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=9,25 x10−4mol(0,2+0,001 ) l
=4,6019 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (4,6019 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,2305mscm
OH=198,3 scm2mol−1(4,6019 x10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,9125mscm
LNaOH=0,2305mscm
+0,9125mscm
¿1,143mscm
3. 2 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=2ml x 0,1mol/ l
1000mll
=2 x10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=8,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=8,25 x10−4mol(0,2+0,002 ) l
=4,084 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (4,084 x 10−3 mol
l )1000
cm 3
l
¿
¿0,2046mscm
OH=198,3 scm2mol−1(4,084 x10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,8098mscm
LNaOH=0,2046mscm
+0,8098mscm
¿1,0144mscm
4. 3 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=3ml x 0,1mol /l
1000mll
=3 x10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=7,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=7,25 x10−4mol(0,2+0,003 ) l
=3,5714 x 10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (3,5714 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,1789mscm
OH=198,3 scm2mol−1(3,5714 x10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,7082mscm
LNaOH=0,1789mscm
+0,7082mscm
¿0,8871mscm
5. 4 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=4ml x 0,1mol/ l
1000mll
=4 x10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=6,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=6,25 x10−4mol(0,2+0,004 ) l
=3,0637 x 10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (3,0637 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,1534mscm
OH=198,3 scm2mol−1(3,0637 x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,6075mscm
LNaOH=0,1534mscm
+0,6075mscm
¿0,7609mscm
6. 5 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=5ml x 0,1mol /l
1000mll
=5 x10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=5,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=5,25 x10−4mol(0,2+0,005 ) l
=2,5609 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (2,5609 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,1283mscm
OH=198,3 scm2mol−1(2,5609 x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,5078mscm
LNaOH=0,1283mscm
+0,5078mscm
¿0,6361mscm
7. 6 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=6 ml x0,1mol /l
1000mll
=6 x 10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=4,25x 10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=4,25 x 10−4mol(0,2+0,006 ) l
=2,0631x 10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (2,0631 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,1033mscm
OH=198,3 scm2mol−1(2,0631 x10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,4091mscm
LNaOH=0,1033mscm
+0,4091mscm
¿0,5124mscm
8. 7 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=7 ml x0,1mol /l
1000mll
=7 x 10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=3,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=3,25 x10−4mol(0,2+0,007 ) l
=1,5700 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (1,5700 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,0786mscm
OH=198,3 scm2mol−1(1,5700 x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,3113mscm
LNaOH=0,0786mscm
+0,3113mscm
¿0,3899mscm
9. 8 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=8ml x0,1mol /l
1000mll
=8 x 10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=2,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=2,25 x10−4mol(0,2+0,008 ) l
=1,0817 x 10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (1,0817 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,0541mscm
OH=198,3 scm2mol−1(1,0817 x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,2145mscm
LNaOH=0,0541mscm
+0,2145mscm
¿0,2686mscm
10. 9 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=9ml x0,1mol /l
1000mll
=9x 10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=1,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=1,25 x10−4mol(0,2+0,009 ) l
=0,5986 x 10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (0,5986 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,0299mscm
OH=198,3 scm2mol−1(0,5986x 10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,1187mscm
LNaOH=0,0299mscm
+0,1187mscm
¿0,1486mscm
11. 10 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=10ml x 0,1mol /l
1000mll
=10 x10−4mol
___________________________________________________________
mol NaOH berlebih=0,25 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=0,25 x10−4mol(0,2+0,010 ) l
=0,1190 x10−3 moll
Na
+¿=50,1 scm2mol−1 (0,1190 x 10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿5,9619 x10−3 mscm
OH=198,3 scm2mol−1(0,1190 x10−3 mol
l)
1000cm3
l
¿0,0235mscm
LNaOH=5,9619x 10−3 mscm
+0,0235mscm
¿0,0294mscm
12. 11 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=11ml x0,1mol /l
1000mll
=11 x 10−4mol
___________________________________________________________
mol HCl berlebih=0,75 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=0,75 x10−4mol(0,2+0,011 ) l
=0,3554 x10−3 moll
H
+¿=349,8 scm2mol−1 (0,3554 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,1243mscm
Cl
−¿=76,3 scm2mol−1 (0,3554 x10−3 mol
l)
1000 cm3
l
¿
¿0,0271mscm
LHCl=0,1243mscm
+0,0271mscm
¿0,1514mscm
13. 12 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=12ml x 0,1mol/ l
1000mll
=12x 10−4mol
___________________________________________________________
mol HCl berlebih=1,75 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=1,75 x10−4mol(0,2+0,012 ) l
=0,8254 x10−3 moll
H
+¿=349,8 scm2mol−1 (0,8254 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,2887mscm
Cl
−¿=76,3 scm2mol−1 (0,8254 x10−3 mol
l)
1000 cm3
l
¿
¿0,0180mscm
LHCl=0,2887mscm
+0,0180mscm
¿0,3516mscm
14. 13 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=13ml x 0,1mol /l
1000mll
=13 x10−4mol
___________________________________________________________
mol HCl berlebih=2,75 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=2,75 x10−4mol(0,2+0,012 ) l
=1,2910 x 10−3 moll
H
+¿=349,8 scm2mol−1 (1,2910 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,4515mscm
Cl
−¿=76,3 scm2mol−1 (1,2910 x 10−3 mol
l)
1000 cm3
l
¿
¿0,0985mscm
LHCl=0,4515mscm
+0,0985mscm
¿0,5500mscm
15. 14 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=14ml x0,1mol / l
1000mll
=14 x10−4mol
___________________________________________________________
mol HCl berlebih=3,75 x10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=3,75 x10−4mol(0,2+0,014 ) l
=1,7523 x10−3 moll
H
+¿=349,8 scm2mol−1 (1,7523 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,6129mscm
Cl
−¿=76,3 scm2mol−1 (1,7523 x 10−3 mol
l)
1000 cm3
l
¿
¿0,1337mscm
LHCl=0,6129mscm
+0,1337mscm
¿0,7466mscm
16. 15 ml HCl 0,1 N + 10 ml NaOH 0,1025 N
mol NaOH=10ml x0,1025
moll
1000mll
=10,25 x10−4mol
mol HCl=15ml x 0,1mol /l
1000mll
=15 x10−4mol
___________________________________________________________
mol HCl berlebih=4,75x 10−4mol
Maka,
konsentrasi larutanmenjadi=4,75 x 10−4mol(0,2+0,015 ) l
=2,2093 x10−3 moll
H
+¿=349,8 scm2mol−1 (2,2093 x10−3 mol
l )1000
cm3
l
¿
¿0,7728mscm
Cl
−¿=76,3 scm2mol−1 (2,2093 x 10−3 mol
l)
1000 cm3
l
¿
¿0,1685mscm
LHCl=0,7728mscm
+0,1685mscm
¿0,9413mscm
f. Penentuan konsentrasi NaOH
Diketahui : N1 = 0,1 N V1 = 11 ml
V2 = 10 ml
Ditanya : N2 ?
Jawaban :
N1 xV 1=N2 xV 2
0,1 N x 11ml=N2 x 10ml
N1=0,11N
M=0,11M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 160.7
0.75
0.8
0.85
0.9
0.95
1
1.05
1.1
1.15
1.2
Grafik Titrasi Konduktivitas Secara Praktikum
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 160
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Grafik Titrasi Konduktometri Secara Teoritis
VII. Analisa Data
Dalam titrasi konduktometri ini penentuan daya hantar listrik sangat
berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan
daya hantar listriknya. Maka dari itu, praktikan harus menjaga temperatur dari
larutan yang akan ditentukan daya hantar listriknya agar berada dalam keadaan
konstan.
Pada grafik hubungan konsentrasi terhadap daya hantar listrik, terlihat bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan maka nilai hantar listriknya akan semakin
besar. Namun, masih ada juga nilai-nilai yang menyimpang. Hal ini dapat
dimungkinkan karena adanya zat-zat dari luar yang masuk ke larutan. hasil grafik
hampir sesuai dengan teori, yakni semakin besar jumlah ion dari suatu larutan
maka akan semakin tinggi daya hantar listriknya.
Titrasi konduktometri yang dilakukan memiliki prinsip kerja, yakni elektroda
dimasukkan ke dalam larutan akan menyentuh permukaan konduktor, maka akan
diproses dan sebagai outputnya berupa angka konduktansi. Semakin banyak
konsentrasi ion dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena
semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor.
Pada kurva titrasi konduktometri terlihat konduktivitas larutan semakin
menurun. Hal ini terjadi karena pada penambahan HCl, terjadi reaksi antara H+
dengan OH- membentuk H2O, sehingga jumlah OH- didalam larutan berkurang
sedangkan jumlah HCl bertambah. Cl- mempunyai harga konduktivitas molar
76,3 scm2mol−1 yang jauh lebih kecil dari OH- sehingga harga konduktivitas total
dari larutan turun. Pada titik akhir titrasi, OH- dalam larutan telah bereaksi
seluruhnya dengan H+, sehingga penambahan lebih lanjut akan menaikkan harga
konduktivitas larutan, karena terdapat H+ dengan konduktivitas molar
349,8 scm2mol−1.
Dari hasil praktikum, titik akhir titrasi terjadi pada volume titran sebanyak 11
ml dan konduktivitas larutan sebesar 0,79ms/cm, sehingga diperoleh konsentrasi
NaOH sebesar 0,11 M dari hasil perhitungan.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin tinggi konsentrasi campuran dari suatu larutan maka akan semakin
tinggi konduktivitasnya.
2. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai
konduktivitasnya.
3. Titik ekivalen berada pada volume titran 11 ml
4. Dari hasil titrasi diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,11 M
Daftar Pustaka
Buku Panduan Praktikum Instrumentasi dan Teknik Pengukuran
“Konduktometri” Politeknik Negeri Sriwijaya 2014
Gambar Alat
Gelas Kimia Spatula
Magnetic stirrer Pipet ukur
Labu ukur Pipet tetes
Kaca arloji Hotplate
Corong gelas Konduktometer
LAPORAN TETAP INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
AFRIANSYAH 061340411502
BEBEN SYAPUTRA 061340411507
DAYA WULANDARI 061340411508
ICHSAN SANDYPRATAMA 061340411511
LUSIANA APRIDAYANI 061340411516
R.A. NURUL MOULITA 061340411518
SYAMSU TAJRI NOZA H. 061340411520
VIVIN RIZKY HANDAYANI 061340411523
KELAS 3 EGA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG 2014
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN
Nama :
Afriansyah 061340411502
Beben Syaputra 061340411507
Daya Wulandari 061340411508
Ichsan Sandypratama 061340411511
Lusiana Apridayani 061340411516
R.A. Nurul Moulita 061340411518
Syamsu Tajri Noza Hibatullah 061340411520
Vivin Rizky Handayani 061340411523
Jurusan : Teknik Kimia Program Studi Teknik
Energi
No. Percobaan : 02
Tanggal Percobaan : 17 September 2014
Tanggal Penyerahan : 22 Oktober 2014
Instruktur : Zurohaina, S.T, M.T
top related