penegakan etika pariwara terhadap iklan pada media …
Post on 17-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
18
PENEGAKAN ETIKA PARIWARA TERHADAP IKLAN
PADA MEDIA MASSA
Oleh:
SEPTIAN BAGUS WIDYANTO1
Abstrak Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan
kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Iklan bukanlah barang baru dalam sejarah perekonomian Indonesia. Namun iklan-iklan pada waktu itu memang belum banyak menggunakan gambar / ilustrasi. Tanda-tanda berkembangnya jasa periklanan didalam negeri juga terlihat pada penggunaan tenaga kerja asing yang bekerja pada perusahaan jasa periklanan. Media yang muncul membawa perkembangan bagi dunia periklanan.Perusahaan-perusahaan dibidang media adalah mitra utama bagi biro iklan. Jenis media yang diproduksi biasanya dikelompokan menjadi dua kelompok besar, yaitu media cetak dan elektronik. Selanjutnya menurut pendapat Agus S Madjadikara media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan sering kali disertai gambar sehingga data dilihat dan dibaca.2 Berbeda dengan informasi di media radio, informasi di media cetak bisa menampilkan gambar dan informasinya lebih rinci. Selain itu, informasi di media cetak lebih mudah disimpan atau didokumentasikan. Inilah salah satu kelebihan media cetak dilihat dari segi keefektifan komunikasi, khususnya komunikasi pemasaran atau periklanan. Kata Kunci: Media Cetak dan Media Elektronik
Abstract
Advertising is any message about a product which is delivered through the media, addressed to some or all of the community. Ads are not new in the history of the Indonesian economy. But the ads at that time is not yet widely used drawing / illustration. Signs advertising the development of services in the country is also seen in the use of foreign workers who worked on the company's advertising services. Emerging media to bring development to the world of advertising. Companies in the field of media is a major partner for advertising agencies. Media types are produced usually grouped into two major groups, namely print and electronic media. Further in the opinion of the print media Madjadikara Agus S is a collection of media information that is made (produced) and delivered to the target audience (readers) through writing (printing) and is often accompanied by pictures so that the data seen and read. Unlike the information in the radio media, print media information can display images and more detailed information. In addition, information on the print media is more easily stored or documented. This is one of the advantages of print media in terms of the effectiveness of communication, marketing communication or advertising in particular. Keywords: Print Media and Electronic Media
1 Staf Imigrasi Kabupaten Banyuwangi
2 Agus S Madjadikara. 2004. Bagaimana biro iklan memproduksi iklan. PT Gramedia. Jakarta.
19
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklan cetak digemari pengiklan dan
produsen. Tetapi, seiring dengan majunya
teknologi media, peranan para ilmuwan
telah banyak membuktikan bahwa
konsumen dapat dibujuk untuk membeli
sesuatu. Semunya dilibatkan untuk
mencaru titik lemah konsumen. Keadaan
yang tidak berimbang seperti ini
mengakibatkan timbulnya kesadaran
dikalangan konsumen bahwa mereka
harus bersatu menentang tindakan
semena-mena dari produsen dan
pemasang iklan. Kebingungan akan
informasi dalam iklan membuat
Pemerintah Indonesia mengusahakan
menyusun kode etik periklanan yang
melibatkan berbagai pihak. Kode etik ini
merupakan tuntunan bagi terbinanya
perilaku masyarakat periklanan yang
tertib, sehat, dan bertanggung jawab.
Kode etik tersebut juga merupakan
landasan untuk masyarakat periklanan dan
berfungsi mengatur kehidupan periklanan
yang dilaksanakan oleh masyarakat
periklanan indonesia. Namun, adanya
kode etik periklanan ini belum menjamin
sepenuhnya bahwa iklan semakin
bertanggung jawab. Iklan merupakan
salah satu media bagi produsen untuk
mengkomunikasikan produknya (barang
atau jasa) kepada masyarakat konsumen.
Hadirnya iklan sebagai bagian kehidupan
kita tidak akan menjadi persoalan ketika
iklan tersebut mampu memerankan peran
esensial (mengenalkan barang atau jasa)
yang diembankannya serta tidak
menimbulkan dampak negatif masyarakat,
baik secara ekonomi, politik, sosial
budaya dan keagamaan. Hal ini bukan
tidak mungkin terjadi, karena iklan
mempunyai kharisma tersendiri yang
cukup mampu memikat khayalan yang
kemudian larut di dalam rub yang di set-
up designernya.
Banyak media yang menjalankan
kehidupannya dari hasil penerimaan iklan.
Suatu media cetak dengan oplah 40.000
eksemplar yang dijual Rp,- 3.000 per
eksemplar hanya menerima Rp,-
120.000.000 dari sirkulasinya. Dan itu
belum dipotong pajak (PPN) komisi agen
atau penyalur ( 30 % ), biaya cetak (60
%), serta sejumlah biaya lainnya. Sulit
sekali menutup biaya tersebut hanya
penerimaan sirkulasi. Dari iklanlah pihak
media dapat menyambung hidupnya. Jika
ada 30 iklan yang masuk pada setiap edisi
dan masing-masing membayar Rp,-
4.000.000, maka pihak media dapat
mensubsidi pembacanya tanpa menaikan
harga jual.
20
Pada abad reformasi ini, para
jurnalis dan pemilik media kembali diuji
oleh suatu pertanyaan, sampai seberapa
jauh kepentingan bisnis mampu menutupi
kepentingan masyarakat banyak? Apakah
kepentingan hati nurani dapat dikubur
begitu saja oleh kepentingan bisnis
semata? Mereka yang terjun dalam bisnis
media massa dan yang telah membaca
bagaimana menjual ruang dan waktunya,
hendaknya dapat bertindak lebih
bijaksana, lebih berhati-hati dan lebih
mengutamakan perjuangan hati nurani :
kejujuran, kebebasan dan kebenaran.
Berbagai bentuk pelanggaran kode
etik yang kerap dilakukan produsen
terhadap konsumen melalui iklan dapat
dilihat dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. Pernyataan yang salah
2. Pernyataan yang menyesatkan
3. Iklan yang berlebihan dan
4. Serta pemakaian tiruan.3
Iklan dan pesan iklan mengandung
dua unsur penting dalam promosi.
Pertama, memberi informasi produk.
Kedua, meningkatkan penjualan.
Umumnya, semua pesan yang
disampaikan harus benar (truthful) dan
dalam zaman global inipun manusia tidak
luput dari tuntutan untuk tetap
3 Dita verolina, 2007, Analisis isi iklan sari ayu.Bengkulu
berpedoman kebenaran dalam hidupnya.
Memang terdapat indikasi bahwa hidup
manusia sudah tercemar dengan banyak
kebohongan.
Sengitnya kompetisi antar
pengiklan di indonesia, membuat harapan
akan kebenaran informasi yang
dipesankan semakin sulit terwujud.
Tanggung jawab akan kebenaran
informasi mungkin tidak dirasakan oleh
pengiklan, apapun alasannya, karena itu
perusahaan pengiklan harus membantu
memberi pengertian terhadap pengiklan
dan tidak boleh”cuci tangan” terhadap
dampak produk iklannya.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Bagaimanakah pengaturan Iklan
atau Pariwara pada media massa?
II. KERANGKA TEORI
2.1 Pengaturan Iklan atau Pariwara
pada media massa
Dalam dunia Periklanan, etika
periklanan sangatlah diperlukan karena
etika periklanan diperlukan dalam
21
mengatur perilaku individu agar lebih
mengutamakan kepentingan orang
banyak, sedangkan aktifitas periklanan
ialah suatu dampak sosial budaya dan
ekonomi tertentu bagi khalayaknya. Sebab
itu agar dampaknya tidak negatif, maka
diperlukan pengaturan membuat iklan itu
tidak semena-mena baik berita dan
gambarnya harus mengacu nilai moralitas
yang berlaku pada kalangan masyarakat.
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian kode Etika
Periklanan adalah tata krama yang dibuat
oleh asosiasi yang berwenang, Kode Etika
Periklanan merupakan perilaku yang
menjunjung nilai – nilai positif dengan
mempertimbangkan pendapat umum
secara nasional dan internasional.
Kode Etika Periklanan bersifat
sukarela dan bertanggung jawab
dijanjikan sendiri untuk dipenuhi. Tata
krama atau kode Etika Periklanan yang
akan dijadikan asas-asas umum oleh
pelaku periklanan adalah :
1. Jujur, benar dan bertanggung jawab
2. Bersaing secara sehat
3. Melindungi dan menghargai khalayak,
tidak merendahkan agama, budaya,
Negara, dan golongan, serta tidak
bertentangan dengan hokum yang
berlaku.4
Dalam pengaturan Iklan atau
Pariwara pada media massa penulis
menjelaskan hal-hal yang yang diatur
dalam Etika Pariwara yaitu adalah dalam
Etika tata karma periklanan, berikut
penjelasannya :
Tata Krama
A. Isi iklan
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam isi iklan, yaitu :
1. Hak cipta
Penggunaan, penyebaran,
penggandaan, penyiaran atau pemanfaatan
lain materi atau bagian dari materi
periklanan yang bukan milik sendiri,
harus atas ijin tertulis dari pemilik atau
pemegang merek yang sah.
2. Bahasa
a. Iklan harus disajikan dalam bahasa
yang bisa dipahami oleh khalayak
sasarannya, dan tidak menggunakan
persandian (enkripsi) yang dapat
menimbulkan penafsiran selain dari
yang dimaksudkan oleh perancang
pesan iklan tersebut.
b. Iklan tidak boleh menggunakan
kata-kata superlatif seperti 4 Dewan Periklanan Indonesia, 2007, Etika Periwara Indonesia, Jakarta
22
“paling”, “nomor satu”, “top”, atau
kata-kata yang berawalan “ter”, dan
atau yang bermakna sama, tanpa
secara khas menjelaskan
keunggulan tersebut yang harus
dapat dibuktikan dengan pernyataan
tertulis dari otoritas terkait atau
sumber yang otentik.
c. Penggunaan kata-kata tertentu
harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Penggunaan kata “100%”,
“murni”, “asli” untuk
menyatakan suatu kandungan,
kadar, bobot, tingkat mutu, dan
sebagainya, harus dapat
dibuktikan dengan pernyataan
tertulis dari otoritas terkait atau
sumber yang otentik.
2. Penggunaan kata “halal” dalam
iklan hanya dapat dilakukan
oleh produk-produk yang sudah
memperoleh sertifikat resmi
dari Majelis Ulama Indonesia,
atau lembaga yang berwenang.
3. Pada prinsipnya kata halal tidak
dapat untuk diiklankan.
Penggunaan kata ”halal” dalam
iklan pangan hanya dapat
ditampilkan berupa label
pangan yang mencantumkan
logo halal untuk produk yang
sudah memperoleh sertifikat
resmi dari Majelis Ulama
Indonesia atau lembaga yang
berwenang.
4. Kata-kata “presiden”, “raja”,
“ratu” dan sejenisnya tidak
boleh digunakan dalam kaitan
atau konotasi yang negatif.
3. Tanda Astersis (*)
a. Tanda astersis pada iklan pada
media cetak tidak boleh digunakan
untuk menyembunyikan,
menyesatkan, membingungkan
atau membohongi khalayak
tentang kualitas, kinerja, atau
harga sebenarnya dari produk yang
diiklankan, ataupun tentang
ketertidaksediaan sesuatu produk.
b. Tanda astersis pada iklan di media
cetak hanya boleh digunakan
untuk memberi penjelasan lebih
rinci atau sumber dari sesuatu
pernyataan yang bertanda tersebut.
4. Penggunaan kata “satu-satunya”
Iklan tidak boleh menggunakan
kata-kata “satu-satunya” atau yang
bermakna sama, tanpa secara khas
menyebutkan dalam hal apa produk
tersebut menjadi yang satu-satunya dan
hal tersebut harus dapat dibuktikan dan
dipertanggungjawabkan.
5. Pemakaian kata “gratis”
23
Kata “gratis” atau kata lain yang
bermakna sama tidak boleh dicantumkan
dalam iklan, bila ternyata konsumen harus
membayar biaya lain. Biaya pengiriman
yang dikenakan kepada konsumen juga
harus dicantumkan dengan jelas.
6. Pencantuman harga
Jika harga sesuatu produk
dicantumkan dalam iklan, maka ia harus
ditampakan dengan jelas, sehingga
konsumen mengetahui apa yang akan
diperolehnya dengan harga tersebut.
7. Garansi
Jika siklan mencantumkan garansi
atau jaminan atas mutu suatu produk,
maka dasar-dasar jaminannya harus dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Janji pengembalian uang
Jika suatu iklan menjanjikan
pengembalian uang ganti rugi atas
pembelian suatu produk yang ternyata
mengecewakan konsumen, maka:
a. Syarat-syarat pengembalian uang
tersebut harus dinyatakan secara
lengkap dan jelas, antara lain jenis
kerusakan atau kekurangan yang
dijamin, dan jangka waktu jangka
waktu berlakunya pengembalian
uang.
b. Pengiklan wajib mengembalikan
uang konsumen sesuai janji yang
telah diiklankannya.
9. Rasa takut dan takhayul
Iklan tidak boleh menimbulkan atau
mempermainkan rasa takut, maupun
memanfaatkan kepercayaan orang
terhadap takhayul, kecuali untuk tujuan
positif.
10. Kekerasan
Iklan tidak boleh - langsung
maupun tidak langsung – menampilkan
adegan kekerasan yang merangsang atau
memberi kesan membenarkan terjadinya
tindakan kekerasan.
11. Keselamatan
Iklan tidak boleh menampilkan
adegan yang mengabaikan segi-segi
keselamatan, utamanya jika ia tidak
berkaitan denga produk yang diiklankan.
12. Perlindungan hak-hak pribadi
Iklan tidak boleh menampilkan atau
melibatkan seseorang tanpa terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari yang
bersangkutan, kecuali dalm penampilan
yang berisfat massal, atau sekedar sebagai
latar, sepanjang penampilan tersebut tidak
merugikan yang bersangkutan.
13. Hiperbolisasi
Boleh dilakukan sepanjang ia
semata-mata dimaksudkan sebagai
penarik perhatian atau humor yang secara
sangat jelas berlebihan atau tidak masuk
24
akal, sehingga tidak menimbulkan salah
persepsi dari khalayak yang disasarnya.
Maksud lain dari hiperbolisasi di
atas adalah menampilkan pesan periklanan
dengan sengaja melebih - lebihkan secara
amat sangat, sehingga membuat sesuatu
pesan atau adegan pesan periklanan tampil
jauh melampaui ambang penalaran atau
akal sehat. Teknik ini kadang digunakan
untuk menciptakan keunikan, humor, atau
sekadar sebagai unsur penarik perhatian.
14. Waktu tenggang (elapse time)
Iklan yang menampilkan hasil atau
efek dari penggunaan produk dalam
jangka waktu tertentu, harus jelas
mengungkapkan memadainya rentang
waktu tersebut.
15. Penampilan pangan
Iklan tidak menampilkan adegan
penyia-nyiaan, pemborosan, atau
perlakuan yang tidak pantas lain terhadap
makanan atau minuman.
16. Penampilan uang
a. Penampilan dan perlakuan
terhadap uang dalam iklan
haruslah sesuai dengan norma-
norma kepatutan, dalam pengertian
tidak mengesankan pemujaan
ataupun pelecehan yang
berlebihan.
b. Iklan tidak boleh menampilkan
uang sedemikian rupa sehingga
merangsang orang untuk
memperolehnya dengan cara-cara
yang tidak sah.
c. Iklan pada media cetak tidak boleh
menampilkan uang dalam format
frontal dan skala 1:1, berwaarna
ataupun hitam-putih.
d. Penampilan uang pada media
visual harus disertai dengan tanda
“specimen” yang dapat terlihat
jelas.
17. Kesaksian konsumen (testimony).
a. Pemberian kesaksian hanya dapat
dilakukan atas nama perorangan,
bukan mewakili lembaga,
kelompok, golongan, atau
masyarakat luas.
b. Kesaksian konsumen harus
merupakan kejadian yang benar-
benar dialami, tanpa maksud untuk
melebih-lebihkannya.
c. Untuk produk-produk yang hanya
dapat memberi manfaat atau bukti
kepada konsumennya dengan
penggunaan yang teratur dan atau
dalam jangka waktu tertentu, maka
pengalaman sebagaimana
dimaksud dalam butir 2.18.2 diatas
juga harus telah memenuhi syarat-
syarat keteraturan dan jangka
waktu tersebut.
25
d. Kesaksian konsumen harus dapat
dibuktikan dengan pernyataan
tertulis yang ditanda tangani oleh
konsumen tersebut.
e. Identitas dan alamat pemberi
kesaksian jika diminta oleh
lembaga penegak etika, harus
dapat diberikan secara lengkap.
Pemberi kesaksian pun harus dapat
dihubungi pada hari dan jam
kantor biasa.
18. Anjuran (endorsement)
a. Pernyataan, klaim atau janji yang
diberikan harus terkait dengan
kompetensi yang dimiliki oleh
penganjur.
b. Pemberian anjuran hanya dapat
dilakukan oleh individu, tidak
diperbolehkan mewakili lembaga,
kelompok, golongan, atau
masyarakat luas.
19. Perbandingan
a. perbandingan langsung dapat
dilakukan, namun hanya terhadap
aspek-aspek teknis produk, dan
dengan kriteria yang tepat sama.
b. Jika perbandingan langsung
menampilkan data riset, maka
metodologi, sumber dan waktu
penelitiannya harus diungkapkan
secara jelas. Penggunaan data riset
tersebut harus sudah memperoleh
persetujuan atau verifikasi dari
organisasi dari penyelenggara riset
tersebut.
c. Perbandingan tak langsung harus
didasarkan pada kriteria yang tidak
menyesatkan khalayak.
20. Perbandingan harga
Hanya dapat dilakukan terhadap
efisiensi dan kemanfaatan penggunaan
produk, dan harus disertai dengan
penjelasan atau penalaran yang memadai.
21. Merendahkan
Iklan tidak boleh merendahkan
produk pesaing secara langsung maupun
tidak langsung.
22. Peniruan
a. Iklan tidak boleh dengan sengaja
meniru iklan produk pesaing
sedemikian rupa sehingga dapat
merendahkan produk pesaing,
ataupun menyesatkan atau
membingungkan khalayak.
Peniruan tersebut meliputi baik ide
dasar, konsep atau alur cerita,
setting, komposisi musik maupun
eksekusi. Dalam pengertian
eksekusi termasuk model,
kemasan, bentuk, merek, logo,
judul atau subjudul, slogan,
komposisi huruf dan gambar,
komposisi musik baik melodi
26
maupun lirik, ikon atau atribut
khas lain, dan properti.
b. Iklan tidak boleh meniru ikon atau
atribut khas yang telah lebih dulu
digunakan oleh sesuatu iklan
produk pesaing dan masih
digunakan hingga kurun dua tahun
terakhir.
23. Istilah Ilmiah dan Statistik
Iklan tidak boleh menyalah-
gunakan Istilah-istilah ilmiah dan statistik
untuk menyesatkan khalayak, atau
menciptakan kesan yang berlebihan.
24. Ketiadaan Produk
Iklan hanya boleh dimediakan jika
telah ada kepastian tentang tersedianya
produk yang diiklankan tersebut.
25. Ketersediaan Hadiah
Iklan tidak boleh menyatakan
“selama persediaan masih ada” atau kata-
kata lain yang bermakna sama.
26. Pornografi dan pornoaksi
Iklan tidak boleh mengeksploitasi
erotisme atau seksualitas dengan cara
apapun, dan untuk tujuan atau alasan
apapun.
27. Khalayak Anak-anak
a. Iklan yang ditujukan kepada
khalayak anak-anak tidak boleh
menampilkan hal-hal yang dapat
mengganggu atau merusak jasmani
dan rohani mereka, memanfaatkan
kemudahpercayaan,
kekurangpengalaman, atau
kepolosan mereka.
Jadi intinya adalah iklan yang
ditujukan kepada anak-anak
dianjurkan untuk ikut mendukung
pertumbuhan dan pengembangan
optimum atas kesejahteraan umum
mereka, khususnya dalam aspek-
aspek pendidikan dan kesehatan.
b. Film iklan yang ditujukan kepada,
atau tampil pada segmen waktu
siaran khalyak anak-anak dan
menampilkan adegan kekerasan,
aktivitas seksual, bahasa yang
tidak pantas, dan atau dialog yang
sulit wajib mencantumkan kata-
kata “Bimbingan Orangtua”
atau simbol yang bermakna sama.5
B. Ragam iklan
Berikut ragam iklan beserta
pengaturannya :
1. Minuman keras
Iklan minuman keras maupun
gerainya hanya boleh disiarkan di media
non massa dan wajib memenuhi ketentuan
berikut :
5 Dewan Periklanan Indonesia, 2007, Etika
Periwara Indonesia, Jakarta hlm. 58.
27
a. Tidak mempengaruhi atau
merangsang khalayak untuk
memulai meminum minuman
keras.
b. Tidak menyarankan bahwa tidak
meminum minuman keras adalah
hal yang tidak wajar.
c. Tidak menggambarkan
penggunaan minuman keras dalam
kegiatan-kegiatan yang dapat
membahayakan keselamatan.
d. Tidak menampilkan ataupun
ditujukan terhadap anak-anak
dibawah usia 17 tahun dan atau
wanita hamil.
2. Rokok dan produk tembakau
a. Iklan rokok tidak boleh dimuat
pada media periklanan yang
sasaran utama khalayaknya berusia
dibawah usia 17 tahun.
b. Penyiaran iklan rokok dan produk
tembakau wajib memenuhi
ketentuan berikut :
1. Tidak merangsang atau
meyarankan orang untuk
merokok
2. Tidak menggambarkan atau
meyarankan bahwa merokok
memberikan manfaat bagi
kesehatan
3. Tidak memperagakan atau
menggambarkan dalam bentuk
gambar, tulisan, atau gabungan
keduanya, bungkus rokok,
rokok, atau orang sedang
merokok
4. Tidak ditujukan terhadap atau
menampilkan dalam bentuk
gambar atau tulisan, atau
gabungan keduanya, anak,
remaja, atau wanita hamil
5. Tidak mencantumkan nama
produk yang bersangkutan
adalah rokok
6. Tidak bertentangan dengan
norma yang berlaku dalam
masyarakat
3. Obat-obatan
a. Iklan tidak boleh secara langsung
maupun tersamar menganjurkan
penggunaan obat yang tidak sesuai
dengan ijin indikasinya
b. Iklan tidak boleh menganjurkan
pemakaian suatu obat yang
berlebihan
c. Iklan tidak boleh menggunakan
kata, ungkapan, penggambaran
atau pencitraan yang menjajikan
penyembuhan, melainkan hanya
untuk membantu menghilangkan
gejala dari suatu penyakit
d. Iklan tidak boleh menggambarkan
atau menimbulkan kesan
pemberian anjuran, rekomendasi,
28
atau keterangan tentang
penggunaan obat tertentu oleh
profesi kesehatan seperti dokter,
perawat, farmasis, laboratoris, dan
pihak-pihak yang mewakili profesi
kesehatan, beserta segala atribut,
maupun yang berkonotasi profesi
kesehatan
e. Iklan tidak boleh menganjurkan
bahwa suatu obat merupakan
syarat mutlak untuk
mempertahankan kesehatan tubuh
f. Iklan tidak boleh memanipulasi
atau mengeksploitasi rasa takut
orang terhadap suatu penyakit
karena tidak menggunakan obat
yang diiklankan
g. Iklan tidak boleh menggunakan
kata-kata yang berlebihan seperti
“aman”, “tidak berbahaya”, “bebas
efek samping”, “bebas risiko”, dan
ungkapan lain yang bermakna
sama tanpa disertai keterangan
yang memadai
h. Iklan tidak boleh menwarkan
diagnosa pengobatan atau
perawatan melalui surat-menyurat
i. Iklan tidak boleh menawarkan
jaminan pengembalian uang
(warranty)
j. Iklan tidak boleh menyebutkan
adanya kemampuan untuk
menyembuhkan penyakit dalam
kapasitas yang melampaui batas
atau tidak terbatas
4. Produk Pangan
a. Iklan tidak boleh menampilkan
pemeran balita untuk produk yang
bukan untuk diperuntukan bagi
balita
b. Iklan tentang pangan olahan yang
mengandung bahan yang berkadar
tinggi sehingga dapat
menbahayakan dan atau
mengganggu pertumbuhan dan
atau perkembangan anak-anak,
dilarang dimuat dalam media yang
secara khusus ditujukan kepada
anak-anak
c. Iklan tentang pangan yang
diperuntukan bagi bayi, dilarang
dimuat dalam media masa,
pemuatan dalam media nonmassa,
harus sudah mendapat persetujuan
dari menteri kesehatan dan atau
lembaga lain yang mempunyai
kewenangan serta mencantumkan
bahwa ia bukan pengganti ASI.
5. Vitamin, Mineral, dan Suplemen
a. Iklan harus sesuai dengan indikasi
jenis produk yang disetujui oleh
29
Departemen Kesehatan RI atau
badan yang berwenang untuk itu
b. Iklan tidak boleh menyatakan atau
memberi kesan bahwa vitamin,
mineral, atau suplemen selalu
dibutuhkan untuk melengkapi
makanan yang sudah sempurna
nilai gizinya
c. Iklan tidak boleh menyatakan atau
memberi kesan bahwa vitamin,
mineral, atau suplemen adalah
syarat mutlak bagi semua orang,
dam memberi kesan sebagai obat
d. Iklan tidak boleh menyatakan
bahwa kesehatan, kegairahan dan
kecantikan akan dapat diperoleh
hanya dari penggunaan vitamin,
mineral atau suplemen
e. Iklan tidak boleh mengandung
pernyataan tentang peningkatan
tentang kemampuan secara
langsung ataupun tidak langsung
6. Produk Peningkat Kemampuan
Seksual
a. Iklan produk peningkat
kemampuan seks hanya boleh
disiarkan dalam media dan waktu
penyiaran yang khusus orang
dewasa
b. Produk obat-obatan, vitamin,
jamu, pangan, jasa manipulasi,
mantra dan sebagainya, tidak
boleh secara langsung, berlebihan,
dan atau tidak pantas, menjanjikan
peningkatan kemampuan seks
7. Kosmetika
a. Iklan harus sesuai dengan indikasi
jenis produk yang disetujui oleh
Departemen Kesehatan RI, dan
atau lembaga yang berwenang
untuk itu
b. Iklan tidak boleh menjanjikan
hasil mutlak seketika, jika ternyata
penggunaannya harus dilakukan
secara teratur dan terus menerus
c. Iklan tidak boleh menawarkan
hasil yang sebenarnya berada
diluar kemampuan produk
kosmetika
8. Alat kesehatan
a. Iklan harus sesuai denga jenis
produk yang disetujui Departemen
Kesehatan RI, atau badan yang
berwenag untuk itu
b. Iklan kondom, pembalut wanita,
pewangi atau deodoran khusus dan
produk-produk yang bersifat intim
lainnya harus ditampilkan dengan
selera yang pantas, dan pada
waktu penyiaran yang khusus
untuk orang dewasa
9. Alat dan Fasilitas Kebugaran atau
Perampingan
30
Iklan yang menawarkan alat atau
fasilitas kebugaran atau perampingan,
tidak boleh memberikan janji yang tidak
dapat dibuktikan ataupun mengabaikan
efek samping yang mungkin timbul akibat
penggunaan alat atau fasilitas tersebut.
10. Klinik, Poliklinik, dan Rumah Sakit
a. Iklan klinik, poliklinik, atau rumah
sakit diperbolehkan hanya jika ia
ditampilkan sebagai entitas bisnis
yang menawarkan jenis jasa dan
atau fasilitas yang tersedia.
Hal ini sesuai penjelasan dalam
Kode Etik Rumah Sakit Indonesia
(tahun 2000), promosi sebagi alat
pemasaran rumah sakit dapat
dilakukan, meskipun ia lebih
merupakan penyuluhan yang
bersifat informatif, edukatif,
preskriptif, dan preparatif bagi
khalayak dan pasien.
Informatif: dengan memberi
pengetahuan mengenai segala
yang terkait dengan layanan dan
atau program rumah sakit yang
efektif
Edukatif: dengan memeperluas
wawasan khalayak tentang
berbagai fungsi dan program
rumah sakit, serta penyelengaraan
upaya kesehatan dan perbekalan
kesehatan
Preskriptif: dengan pemberian
petunjuk-petunjuk tentang peran
pencari layanan kesehatan dalam
proses dianosis atau terapi
Preparatif: dengan membantu
pasien dan atau keluargannya
dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Iklan klinik, poliklinik, atau rumah
sakit tidak boleh menampilkan
tenaga profesional medis apa pun,
ataupun segala atributnya, secara
jelas ataupun tersamar
c. Klinik, poliklinik, atau rumah sakit
tidak boleh mengiklankan promosi
penjualan dalam bentuk apa pun.
11. Jasa Penyembuhan Alternatif
a. Iklan penyembuhan alternatif
hanya diperbolehkan beriklan bila
telah memiliki ijin yang diperlukan
b. Iklan penyembuhan alternatif tidak
boleh menyalahgunakan simbol,
ayat atau ritual keagamaan sebagai
prasyarat penyembuhannya
12. Organ Tubuh Transplantasi dan Darah
Organ tubuh transplantasi seperti;
ginjal, jantung, kornea dan lain-lain,
maupun darah manusia tidak boleh
diiklankan, baik untuk tujuan mencari
pembeli maupun penjual.
13. Produk Terbatas
31
a. Iklan produk terbatas tidak boleh
menyamarkan atau
mengimplikasikan produk dan atau
pesan iklannya sedemikian rupa,
sehingga menihilkan maksud atau
tujuan dari peraturan tersebut
b. Iklan produk terbatas tidak boleh
dipublikasikan melalui media dan
atau waktu penyiaran yang bukan
untuk khalayak dewasa
14. Jasa Profesi
Jasa-jasa profesi seperti dokter,
pengacara, notaris, akuntan, dll hanya
dapat mengiklankan tentang jam praktik
atau jam kerja, dan pindah alamat, sesuai
dengan kode etik profesi masing-masing.
15. Properti
a. Iklan properti hanya dapat
dimediakan jika pihak pengiklan
telah memperoleh hak yang sah
atas kepemilikan, maupun seluruh
ijin yang diperlukan dari yang
berwenang, serta bebas dari
tuntutan oleh pihak lain manapun
b. Jika iklan, atau katalog yang
dirujuknya mencantumkan
ketentuan tentang jual-beli, maka
syarat-syaratnya harus jelas dan
lengkap
16. Peluang Usaha dan Investasi
Iklan produk investasi yang
menawarkan kesempatan berusaha, janji
pengembalian modal, pinjam-meminjam
atau pembagian keuntungan, wajib secara
jelas dan lengkap menyebutkan sifat dan
bentuk penawaran serta secara seimbang
menyebutkan resiko yang mungkin
dihadapi khalayak jika menjadi investor.
17. Penghimpunan Modal
Iklan yang menawarkan
penghimpunan modal harus secara jelas
mencantumkan bahwa penghimpunan
modal harus secara jelas mencantumkan
bahwa penghimpunan modal dimaksud
hanya dilakukan melalui pasar modal.
18. Dana Sosial dan Dana Amal
a. Iklan yang menyatakan sebagai
sumbangan untuk dana amal harus
mencantumkan tujuan untuk
menyerahkan sekurang-kurangnya
2/3 bagian dari hasil bersih yang
dihimpunnya kepada badan sosial
atau kepada pihak yang akan
menerima sumbangan
b. Iklan dana sosial atau dana amal
harus mencantumkan badan sosial
/amal, atau pihak yang akan
menerima dana tersebut
c. Setelah penyelenggaraan iklan
dana sosial atau dana amal, harus
diikuti dengan iklan laporan
kepada publik yang merinci
perolehan dan peruntukan dari
dana sosial atau dana amal
32
tersebut, serta tempat dan waktu
dilakukannya penyerahan.
19. Kursus dan Lowongan Kerja
a. Iklan kursus tidak boleh
mengandung janji untuk
memperoleh pekerjaan atau
penghasilan tertentu
b. Iklan lowongan kerja tidak boleh
secara berlebihan menjanjikan gaji
dan atau tunjangan yang akan
diperoleh
c. Iklan lowongan kerja tidak boleh
memberi indikasi adanya
diskriminasi atas suku, agama atau
ras tertentu.
20. Gelar Akademis
Iklan tidak boleh menawarkan
perolehan gelar akademis dengan cara
membeli atau dengan imbalan materi
apapun, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
21. Berita Keluarga
a. Iklan tidak boleh memberi
pernyataan pemutusan hubungan
keluarga dari ataupun terhadap
orang yang berusia kurang dari 17
tahun
b. Iklan tentang perceraian wajib
mencantumkan rujukan dari
keputusan lembaga pemerintah
terkait. Iklan perceraian secara
islam wajib mencantumkan tingkat
talak atau rujukan dari keputusan
pengadilan agam terkait.
22. Gerai Pabrik (factory outlet)
Iklan gerai pabrik hanya boleh
disiarkan untuk dan atas nama pabrik yang
bersangkutan atau pihak yang ditunjuk
secara resmi oleh pabrik tersebut.
23. Penjualan Darurat dan Lelang
Likuidasi
Iklan tidak boleh digunakan untuk
mengiklankan sesuatu produk karena
alasan kebangkrutan dengan tujuan untuk
menyesatkan atau mengelabui konsumen.
24. Kebijakan Publik
Iklan kebijakan publik (iklan
pamong, iklan politik, dan iklan
Pemilu/Pilkada), harus memenuhi
ketentuan berikut:
a. Tampil jelas sebagai suatu iklan
b. Tidak menimbulkan keraguan atau
ketidaktahuan atas identitas
pengiklannya. Identitas pengiklan
yang belum dikenal secara umum,
wajib mencantumkan nama dan
alamat lengkapnya
c. Tidak bernada mengganti atau
berbeda dari suatu tatanan atau
perlakuan yang diyakini
masyarakat umum sebagai
kebenaran atau keniscayaan
d. Tidak mendorong atau memicu
timbulnya rasa cemas atau takut
33
yang berlebihan terhadap
masyarakat
e. Setiap pesan iklan yang
mengandung hanya pendapat
sepihak, wajib mencantumkan
kata-kata “menurut kami”,”kami
berpendapat” atau sejenisnya
f. Jika menyajikan atau mengajukan
suatu permasalahan atau pendapat
yang bersifat kontroversi atau
menimbulkan perdebatan publik,
maka harus dapat – jika diminta –
memberikan bukti pendukung dan
atau penalaran yang dapat diterima
oleh lembaga penegak etika, atas
kebenaran permasalahan atau
pendapat tersebut.
g. Terkait dengan butir 6 di atas,
iklan kebijakan publik dinyatakan
melanggar etika periklanan, jika
pengiklannya tidak dapat atau
tidak bersedia memberikan bukti
pendukung yang diminta lembag
penegak etika periklanan
h. Jika suatu pernyataan memberi
rujukan faktual atas temuan
sesuatu riset, maka pencantuman
data-data dari temuan tersebut
harus telah dibenarkan dan
disetujui oleh pihak penanggung
jawab riset dimaksud
i. Tidak boleh merupakan, atau
dikaitkan dengan promosi
penjualan dalam bentuk apapun.
25. Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
a. Penyelenggaraan ILM yang
sepenuhnya oleh pamong atau
lembaga nirlaba dapat memuat
identitas penyelenggara dan atau
logo maupun slogan
b. Kesertaan lembaga komersial
dalam penyelenggaraan ILM
hanya dapat memuat nama
korporatnya.
26. Judi dan Taruhan
Segala bentuk perjudian dan
pertaruhan tidak boleh diiklankan baik
secara jelas maupun tersamar.
27. Senjata, Amunisi dan Bahan Peledak
Senjata api dan segala alat yang
dibuat untuk mencelakakan atau
menganiaya orang, maupun amunisi dan
bahan peledak tidak boleh diiklankan.
28. Agama
Agama dan kepercayaan tidak
boleh diiklankan dalam bentuk apapun.
29. Iklan Multi Produk
Jika sesuatu iklan tampil secara
multi produk atau multimerek, maka
setiap ketentuan etika periklanan yang
berlaku bagi masing-masing produk atau
merek tersebut berlaku pula bagi
34
keseluruhan gabungan produk atau merek
tersebut.
C. Pemeran Iklan
Mengenai tentang pengaturan
pemeran iklan disebutkan macam-macam
pemeran iklan. berikut penjelasannya :
1. Anak-anak
a. Anak-anak tidak boleh digunakan
untuk mengiklankan produk yang
tidak layak dikonsumsi oleh anak-
anak, tanpa didampingi orang
dewasa
b. Iklan tidak boleh memperlihatkan
anak-anak dalam adegan - adegan
berbahaya, menyesatkan atau tidak
pantas dilakukan oleh anak-anak
c. Iklan tidak boleh menampilkan
anak-anak sebagai penganjur bagi
penggunaan suatu produk yang
bukan untuk anak-anak
d. Iklan tidak boleh menampilkan
adegan yang mengeksploitasi daya
rengek (pester power) anak-anak
dengan maksud memaksa para
orang tua untuk mengabulkan
permintaan anak-anak mereka
akan produk terkait.
2. Perempuan
Iklan tidak boleh melecehkan,
mengeksploitasi, mengobyekkan, atau
mengornamenkan perempuan sehingga
memberi kesan menurunkan kodrat,
harkat, dan martabat mereka.
3. Jender
Iklan tidak boleh
mempertentangkan atau membiaskan
kesetaraan hak jender dalam segala aspek
kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup:
a. Kewenangan; bahwa pria dan
wanita memiliki kewenangan yang
setara
b. Pengambilan keputusan; bahwa
pria dan wanita memiliki
kemampuan yang setara dalam
mengambil keputusan
c. Seksualitas; bahwa baik pria
maupun wanita tidak boleh
dieksploitasi secara seksual
d. Kekerasan dan pengendalian;
bahwa tidak boleh terdapat
penggambaran kekerasan dan atau
pengendalian oleh pria terhadap
wanita ataupun sebaliknya, oleh
wanita terhadap pria
e. Perbedaan; bahwa pria dan wanita
disegala tingkat usia memiliki
kesempatan yang sama dalam
berperan atau berprestasi
f. Bahasa bias gender; bahwa tidak
boleh terdapat kesan penggunaan
istilah atau ungkapan yang dapat
disalahartikan atau yang dapat
menyinggung perasaan sesuatu
35
jender, maupun yang
mengecualikan pria atau wanita.
4. Penyandang cacat
Iklan tidak boleh memberi kesan
yang merendahkan atau mengejek
penyandang cacat.
5. Tenaga profesional
a. Iklan produk obat-obatan (baik
obat-obatan bebas maupun
tradisional), alat-alat kesehatan,
kosmetika, perbekalan kesehatan
rumah-tangga serta makanan dan
minuman tidak boleh
menggunakan tenaga profesional,
identitas, atau segala atribut
profesi, baik secara jelas ataupun
tersamar
b. Iklan yang mengandung atau
berkaitan dengan profesi tertentu
harus mematuhi kode etik profesi
tersebut.
6. Tokoh animasi
a. Penggunaan toko animasi sebagai
peniruan seorang tokoh atau
sesuatu karakter yang populer,
harus atas ijin dari yang
bersangkutan atau pemilik hak atas
karakter tersebut
b. Suatu tokoh animasi tidak boleh
ditampilkan secara menakutkan
atau menjijikan secara berlebihan
c. Penokohan sosok animasi harus
tetap sesuai dengan nilai-nilai
sosial dan budaya bangsa.
7. Hewan
Iklan tidak boleh menampilkan
perlakuan yang tidak pantas terhadap
hewan, utamanya dari spesies yang
dilindungi dan hewan peliharaan.
D. Wahana Iklan
Di dalam pengaturan Wahana
Iklan dalam penelitian ini disebutkan
macam-macam hal yang termasuk dalam
wahana iklan pada media massa, berikut
penjelasannya;
1. Media Cetak
a. Ukuran huruf pada iklan mini,
baris, kecik dan sejenisnya, tidak
boleh kurang dari 5,5 point.
b. Iklan dengan tampilan menyerupai
redaksional wajib mencantumkan
kata-kata ‘’Iklan No. …’’ dengan
ukuran sekurang-kurangnya 10
point di tempat yang jelas terbaca,
dan tanpa bermaksud
menyembunyikannya.
c. Iklan informative, termasuk
sisipan dan suplemen, harus
ditandai sesuai dengan jenis iklan
informative tersebut, di tempat
yang jelas terbaca, dan tanpa
bermaksud menyembunyikannya.
36
Unsur-unsur yang harus
diperhatikan pada iklan media
cetak adalah:
1. Headline/judul
Headline harus dibuat
menarik karena headline adalah
hal pertama yang diperhatikan oleh
konsumen.
2. Visual
Gambar, ilustrasi, atau foto
orang (model) atau apapun yang
akan menjadi nilai lebih dari
sebuah iklan.
3. Bodycopy
Iklan haruslah
mencantumkan bodycopy karena
bodycopy memberikan informasi
yang jelas tentang produk atau jasa
yang diperdagangkan
4. Product shot
Gambar dari produk itu
sendiri haruslah di perlihatkan agar
konsumen tahu seperti apa produk
yang akan diterima bila dia
membeli produk
5. Baseline
Baseline adalah kata
tambahan penunjang dari headline,
visual, bodycopy ataupun
produkshot. Baseline haruslah
mencantumkan nama dan alamat
pengiklan.
2. Media Televisi
a. Iklan-iklan rokok dan produk
khusus dewasa (intimate nature)
hanya boleh disiarkan mulai pukul
21.30 hingga pukul 05.00 waktu
setempat
b. Materi iklan yang tepat sama tidak
boleh ditampilkan secara sambung
ulang (back to back) lebih dari dua
kali
c. Dramatisasi, adegan berbahaya,
dan bimbingan orangtua:
1. Iklan yang menampilkan
dramatisasi wajib
mencantumkan kata-kata
“Adegan Ini Didramatisasi”
2. Iklan yang menampilkan
adegan berbahaya wajib
mencantumkan peringatan
“Adegan Berbahaya. Jangan
Ditiru”
3. Adegan yang tidak sepenuhnya
layak dikonsumsi oleh balita
dan anak-anak, harus
mencantumkan kata-kata
“Bimbingan Orangtua” atau
lambang yang bermakna sama
4. Visualisasi tulisan harus
memenuhi syarat-syarat
kontras dan kejelasan.
37
3. Media Radio
a. Iklan-iklan rokok dan produk
khusus dewasa (intimate nature)
hanya boleh disiarkan mulai pukul
21.30 hingga pukul 05.00 waktu
setempat
b. Materi iklan yang tepat sama tidak
boleh ditampilkan secara
sambung-ulang (back to back)
lebih dari dua kali
c. Iklan radio yang menggunakan
suara atau efek bunyi yang
menimbulkan imajinasi amat
mengerikan atau amat menjijikan,
hanya boleh disiarkan kepada
khalayak dan pada waktu yang
sesuai.
4. Media Luar-Griya (out-of-home
media)
a. Hanya dapat dipasang pada lokasi
atau tempat yang telah
memperoleh ijin dari pihak yang
berwenang
b. Wajib menghormati dan menjaga
bangunan atau lingkungan yang
dipelihara, dilindungi atau
dilestarikan oleh pamong atau
masyarakat, seperti bangunan atau
monumen bersejarah, taman
nasional, atau panorama alam,
termasuk segala fasilitas dan akses
langsungnya
c. Iklan luar griya tidak boleh
ditempatkan sedemikian rupa
sehingga menutupi sebagian atau
seluruh iklan luar griya lain yang
sudah lebih dulu ada ditempat itu
d. Tidak boleh ditempatkan
bersebelahan atau amat berdekatan
dengan iklan produk pesaing
e. Fondasi, konstruksi dan panel pada
iklan luar griya yang berbentuk
papan iklan harus didirikan sesuai
dengan standar perhitungan sipil,
dan mekanika yang menjamin
keselamatan dan ketentraman
masyarakat di sekitarnya
f. Konstruksi maupun bidang iklan
harus tampil harmonis secara
maupun estetika, terhadap
bangunan, lingkungan, atau kota,
sesuai dengan peraturan daerah
yang berlaku
g. Iklan luar griya yang berbentuk
papan iklan tidak boleh didirikan
di median, separator atau pulau
jalan
h. Iklan luar griya tidak boleh
menutupi pandangan pelalulintas,
baik terhadap rambu dan marka
lalulintas, maupun terhadap
persimpangan jalan, lampu lalu
lintas, perlintasan kereta api,
38
maupun segala jenis perangkat
pengatur lalulintas lainnya
i. Penataan pencahayaan media luar
griya tidak boleh menyilaukan
mata pelalulintas
j. Iklan media luar griya tentang
minuman keras hanya boleh
dipasang pada lokasi atau tempat
dengan khalayak khusus dewasa.
5. Media Baru (new media)
Pesan periklanan pada media baru
harus dapat dibedakan antara inti pesan,
dengan unsur satir atau parody, karikatur,
atau fiksi.
a. Iklan pada media internet :
1. Tidak boleh ditampilkan
sedemikian rupa sehingga
mengganggu kebiasaan atau
keleluasaan khalayak untuk
merambah (to browse) dan
nerinteraksi dengan situs
terkait, kecuali telah diberi
peringatan sebelumnya.
2. Wajib mencamtumkan secara
jelas hal – hal berikut:
a) Alasan mengapa penerima
pesan dikirimi iklan
tersebut
b) Petunjuk yang jelas dan
mudah tentang cara untuk
tidak lagi menerima
kiriman iklan dari alamat
dan atau pihak yang sama.
c) Alamat lengkap dari
pengirim iklan.
d) Jaminan atas hak – hak dan
kerahasiaan pribadi
penerima pesan iklan
tersebut.
b. Iklan daring (on line) atau
interaktif. Iklan yang menawarkan
suatu produk melalui sesuatu
media secara daring atau interaktif,
wajib mematuhi hal – hal sebagai
berikut :
1. Tidak mensyaratkan perlunya
menyampaikan informasi
tentang khalayak tersebut yang
lebih dari kebutuhan
bertransaksi atas produk
terkait.
2. Tidak menggunakan informasi
tentang khalayak tersebut
untuk hal – hal yang tidak ada
hubungannya dengan suatu
transaksi normal.
3. Menjamin, bahwa metode
pembayaran yang diberlakukan
kepada pihak pembeli adalah
aman dari penyadapan atau
penyalahgunaan oleh pihak
manapun.
39
6. Layanan Pesan Ringkas (SMS – Short
Message Service)
a. Iklan atau promosi melalui layana
pesan ringkas tidak boleh
menggunakan data atau nomor
ponsel illegal, atau yang tidak
dapat dihubungi kembali.
b. Iklan atau promosi melalui layanan
pesan ringkas hanya boleh
dilakukan kepada mereka yang
sudah menyetujui untuk
menerimanya. Kecuali jika
penerimaan pesan – pesan tersebut
semata – mata merupakan bagian
atau konsekuensi dari keterikatan
mereka kepada atau atas sesuatu,
seperti keagenan, komunitas,
keanggotaan, dan sebagainya.
c. Iklan untuk berlangganan apapun
melalui SMS harus juga
mencantumkan cara untuk berhenti
berlangganan secara jelas, mudah
dan cepat.
7. Promosi Penjualan
a. Semua produk yang tidak boleh
diiklankan, juga tidak boleh
dipromosikan dengan metode ini.
b. Iklan mengenai undian,
sayembara, maupun hadiah
langsung yang mengundang
kesertaan konsumen, harus secara
jelas dan lengkap menyebut syarat
– syarat kesertaan, masa berlaku,
dan tanggal penarikan undian,
serat jenis dan jumlah hadiah yang
ditawarkan, maupun cara – cara
penyerahannya.
c. Iklan undian dan sayembara pada
media cetak, wajib mencantumkan
ijin yang berlaku.
d. Jika iklan promosi penjualan
mencantumkan penawaran rabat,
potongan, atau discon harga, maka
ia harus benar – benar lebih rendah
dari harga sebelumnya, bukan
karena telah didahului dengan
menaikkan harga.
e. Iklan hadiah langsung tidak boleh
masyaratkan “selama persediaan
masih ada” atau ungkapan lain
yang bermakna sama.
f. Iklan tentang hadiah/bonus tidak
boleh menyatakan “…dan masih
banyak lagi” atau ungkapan yang
bermakna sama, kecuali secara
jelas menyebutkan jumlah yang
dimaksud.
g. Nilai rupiah atas sesuatu hadiah
barang jika dicantumkan, haruslah
benar – benar sesuai harga pasar
yang berlaku.
h. Uang, produk, atau fasilitas yang
dijadikan sebagai hadiah haruslah
40
yang sudah dimiliki secara syah
oleh pengiklan yang berpromosi.
i. Rentang waktu antara pemuatan
iklan pertama promosi denag
pengumuman pemenangnya paling
lama adalah enam bulan.
j. Iklan pengumuman pemenang
harus dimuat dimedia – media
yang tepat sama dengan iklan
ajakan mengikuti promosi
penjualan tersebut. Kecuali jika
pada iklan ajakan juga
dicantumkan nama media dan
jadwal siar iklan pengumuman
tersebut.
8. Pemasaran/Penjualan Langsung
(direct marketing/selling)
a. Produk – produk tertentu, karena
alasan keselamatan atau yang
memang sudah terkena
pembatasan oleh pamong, tidak
boleh menggunakan periklanan
pemasaran. Produk – produk ini
antara lain, zat kimia, berbahaya,
senjata atau amunisi, obat resep,
minuman keras maupun bir, dan
rokok.
b. Pengiklanan wajib mencantumkan
secara lengkap dan jelas; nama,
alamat, dan masa berlaku
penawaran.
c. Pelayanan kepada konsumen harus
tersedia pada setiap hari dan jam
kerja normal.
d. Jika kondisi fisik produk yang
diiklankan dapat amat
mempengarui keputusan
konsumen, maka kondisi tersebut
harus dinyatakan seara benar,
jelas, dan lengkap. Termasuk
rincian tentang dimensi, volume,
berat, atau durasinya, sesuai
dengan jenis produk yang
diiklankan.
e. Produk yang harus digunakan atau
lebih berfungsi efektif dengan
perlengkapan tambahan atau
peripheral, harus dinyatakan
bersamaan dengan penyebutan
harga dan atau kondisi produk.
f. Jika member rujukan kepada suatu
catalog, maka catalog tersebut
harus mencantumkan syarat –
syarat pembayaran, penukaran,
atau pengembalian barang secara
lengkap dan jelas.
g. Apabila penawaran memberikan
janji pemberian produk contoh,
maka ia harus sudah dapat
diserahkan dalam waktu paling
lambat 28 hari.
h. Jika mencantumkan jaminan
pengembalian produk atau
41
penggantian uang, maka harus
jelas besarnya penggantian atau
pengembalian tersebut, beserta
cara dan jangka waktu
pelaksanaannya.
i. Pengiklan wajib melayani setiap
komunikasi dari konsumen melalui
telephone, faksimili, SMS,
internet, dan sebagainya; sesuai
dengan yang dinyatakan pada iklan
pemasaran atau penjualan
langsung ini.
9. Perusahaan Basis Data (data base)
a. Pencarian dan penghimpuan basis
data wajib dilakukan secara jujur,
serta menghormati privasi dan hak
– hak pribadi orang.
b. Basis data yang sudah dimiliki
agar disimpan secara aman, dan
terjaga dari kemungkinan dan
penggunaan, pengungkapan,
perubahan, atau pengrusakan oleh
pihak – pihak yang tidak
bertanggung jawab.
c. Basis data yang ditawarkan
kepada, atau untuk digunakan bagi
keperluan pemesan, wajib dijaga
tetap akurat dan actual.
d. Perusahan basis data harus dapat
mengidentifikasi orang–orang
yang menolak informasi mereka
digunakan untuk pihak ketiga,
maupun orang–orang yang belum
dimintakan persetujuannya.
e. Perusahan basis data harus
bersedia untuk segera
menghentikan pemanfaatan
informasi dari orang – orang yang
menolak penggunaan informasi
mereka untuk pihak ketiga.
f. Perusahan basis data harus
menghormati permintaan
seseorang untuk tidak lagi
memperoleh kiriman dari sesuatu
produk, perusahaan, atau pihak
tertentu.
10. Penajaan (sponsorship)
a. Iklan yang tampil pada ruang atau
waktu penajaan tidak boleh
dirancang sedemikian rupa,
sehingga sama atau amat
menyerupai isi atau program yang
ditajanya.
b. Identitas dari penaja sesuatu ruang
atau waktu media harus
ditampilkan secara jelas.
c. Tajuk (editorial) sesuatu media
tidak boleh ditaja.
11. Gelar Wicara (talk show)
a. Pemandu gelar wicara harus
mampu memisahkan dengan
antara materi pokok bahasan,
dengan materi promosi suatu
produk.
42
b. Jika gelar wicara menampilkan
tenaga profesional , maka dia tidak
boleh mengesankan member
kesaksian(testimony) atau anjuran,
baik secara langsung atau tidak
langsung.
12 Periklanan Informatif (informatif
advertising)
a. Iklan advertorial, infutorial/info-
mersial, editorial atau edumersial,
inspitorial/inspimersial, dsb di
media harus secara jelas memuat
jenis iklan informative tersebut,
tanpa bermaksud menyem-
bunyikannya.
b. Iklan informative wajib mencan-
tumkan secaar jelas nama produk
atau produsennya.
c. Iklan informative tidak boleh
mempromosikan secara sepihak
sesuatu kasus persengketaan yang
belum memiliki kekuatan hukum
tetap.
13. Pemaduan Produk (produk placement/
integration)
Segala ketentuan pada bagian–
bagian isi, ragam, pemeran, dan wahana
iklan, juga berlaku periklanan penempatan
produk.
14. Penggunaan Data Riset
a. Data riset tidak boleh diolah atau
dimanipulasi sedemikian rupa
sehingga tampilannya dalam iklan
dapat menyesatkan khalayak.
b. Data riset yang ditampilkan dalam
sesuatu iklan harus sudah disetujui
oleh penyelenggara riset terkait.
c. Iklan yang mencantumkan sesuatu
hasil riset harus menyebutkan hasil
datanya.
15. Subliminal
Iklan tidak boleh ditampilkan
sebagai subliminal.
16. Subvertensi (Subvertising)
Iklan tidak boleh ditampilkan
sebagai Subvertensi.
2 Tata Cara
a. Penerapan Umum
1. Individu atau organisasi usaha
periklanan harus merupakan
entitas yang didirikan secara sah,
dan beridentitas jelas.
2. Semua pelaku dan usaha
periklanan wajib mengindahkan
hak cipta.
3. Penawaran harga produksi atau
penyiaran materi periklanan, harus
diajukan berdasarkan permintaan
dan taklimat (brief) resmi dari
pemesan yang dilampiri naskah,
serta segala hal yang terkait
dengan kebutuhan pesanannya.
43
4. Izin produksi dan beban pajak
yang timbul dalam proses produksi
atau penyiaran materi periklanan,
menjadi tanggung jawab pelaksana
pesanan dan menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari keseluruhan
penawaran harga yang dianjurkan
kepada pemesan.
5. Ikatan kerja antara pemesan dan
pelaksana pesanan harus dikukuh-
kan dengan suatu perjanjian, yang
sekurang – kurangnya mencakup
hal – hal sebagai berikut :
a. Kesanggupan pelaksana untuk
melaksanakan dan menyele-
saikan pesanan tersebut.
b. Spesifikasi, kualitas dan atau
jumlah pesanan.
c. Syarat – syarat pemesanan dan
jangka waktu penyelesaiannya.
d. Harga, cara, dan waktu
pelunasan yang disepakati.
6. Pemesan wajib membayar pesa-
nanya kepada pelaksana pesanan
sesuai jumlah, cara, dan batas
waktu yang sudah disepakati.
7. Komisi dan rabat harus diteri-
makan hanya kepada pemesan
sebagai suatu badan usaha, bukan
sebagai pribadi.
8. Setiap usaha periklanan wajib
melindungi dan hanya mengguna-
kannya untuk keperluan, atau atas
seijin pemilik yang sah, barang-
barang hak milik pihak lain yang
diproduksi, diserahkan atau
dipinjamkan untuk keperluan
sesuatu pesanan.
9. Setiap usaha periklanan wajib
memegang teguh dan bertanggung
jawab atas kerahasiaan segala
informasi dan kegiatan periklanan
dari klien, produk, atau materi
iklan yang ditanganinya.
10. Ketidaksempurnaan hasil pesanan,
tampilan iklan, atau pelaksanaan
kesepakatan akibat kelalaian
pelaksanaan pesanan, wajib diganti
tanpa dipungut pembayaran, atau
sesuai perjanjian antara para pihak.
B. Produksi Periklanan
1. Pengiklan
a. Pengiklan wajib memberi taklimat
periklanan (advertising brief) atau
keterangan yang benar dan mema-
dai mengenai produk yang akan
diiklan.
b. Pengiklan wajib menghormati
standart usaha yang berlaku pada
pelaku usaha periklanan.
2. Perusahaan Periklanan
a. Perusahaan periklanan wajib
memiliki akses terhadap informasi.
44
Prasarana, dan sarana yang sesuai
dengan bidang usahanya.
b. Perusahaan periklanan wajib
menghormati dan mematuhi
Standar Usaha Periklanan
Indonesia (SUPI).
c. Perusahaan periklanan tidak boleh
menangani produk sejenis, kecuali
dengan persetujuan tertulis dari
para pengiklan terkait.
d. Pencantuman nomor kunci (key
number) yang mengandung
identitas perusahaan periklanan
pada materi periklanan, harus atas
seijin pihak pengiklan.
3. Mitra Usaha
a. Percetakan
Izin produksi dan beban pajak
yang timbul dalam proses produksi
barang cetakan menjadi tanggung-
jawab perusahaan percetakan, dan
menjadi bagian tak terpisahkan
dari keseluruhan penawaran harga
yang diajukan.
b. Griya Produksi Film
Ikatan kerja antara griya produksi
film dengan pemesan harus
mencakup juga hak atas
kepemilikan, dan tanggungjawab
atas penyimpangan hasil produksi,
serta persyaratan atas pesanan Bulk
copies
c. Griya Swara
Ikatan kerja antara griya rekaman
suara dengan pemesan harus
mencakup juga hak atas
kepemilikan, dan tanggungjawab
atas penyimpanagn hasil produksi,
serta persyaratan atas pesanan bulk
copies.
d. Pelaksanaan Ajang (event orga-
nizer)
Pelaksanaan ajang wajib mempu-
nyai organisasi, kompetisi dan
sarana yang memadai untuk
menyelenggarakan ajang, sesuai
dengan profil dan jumlah
khalayaknya. Kompetisi dimaksud
termasuk :
1. Memilki sendiri, atau akses
pada pengarah lantai (floor
director) dan pengarah
panggung (stage floor).
2. Kemampuan merancang run
down acara.
4. Media Periklanan
a. Data Perusahaan
Profil dan jumlah khalayak media
wajib dinyatakan secara benar,
lengkap, dan jelas. Berdasarkan
sumber data terbaik yang dimiliki
media yang bersangkutan.
45
b. Cakupan Khalayak
Pernyataan tentang cakupan
distribusi atau siaran media
haruslah yang sesuai dengan data
pada jangkauan efektif dan stabil.
c. Pemesan
Pembelian ruang dan waktu iklan
di media yang beroperasi secara
sah di Indonesia.
d. Pesanan
Program, jadwal atau frekuensi
penempatan iklan harus dipegang
teguh. Dalam hal terjadi force
mayeur. Media yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada pe-
mesan pada kesempatan pertama.
e. Iklan Nirpesanan
Penyiaran iklan diluar pesanan
resmi, harus mendapat persetujuan
dari pengiklan atau perusahaan
periklanan yang terkait.
f. Penempatan Iklan
Media wajib memisahakan sejauh
mungkin penempatan iklan –iklan
dari produk yang sejenis atau
bersaing. Kecuali pada program,
ruang, atau rubric khusus yang
memang dibuat untuk itu.
g. Monopoli
Monopoli waktu/ruang/lokasi iklan
untuk tujan apapun yang meru-
gikan pihak lain tidak dibenarkan.
h. Tarif
Tarif iklan yang berlaku harus
ditaaati oleh pemesan.
i. Informasi Dasar
Segala informasi dasar yang
menyangkut tarif iklan, program,
ruang, waktu atau lokasi iklan, dan
segala bentuk rabat harus
diumumkan secara terbuka, jujur,
dan benar, dan diberlakukan
seragam kepada semua pemesan.
j. Perubahan Tarif Iklan
Perubahan tarif iklan dan segala
ketentuan penyiaran wajib diberi-
tahukan secara tertulis dan dalam
tenggang waktu yang layak.
k. Komisi dan Rabat
Komisi dan rabat optimal hanya
diberikan kepada perusahan peri-
klanan yang menjadi anggota aso-
siasi penandatanganan EPI. Komi-
si dan rabat harus diperuntukkan
hanya kepada pemesan sebagai
badan usaha, bukan sebagai
pribadi.
l. Bukti Siar
Dokumen bukti penyiaran iklan
wajib diserahkan media kepada
pemesan sesuai jadwal yang telah
disepakati.
46
m. Pemantauan
Pemantauan atas penyiaran iklan
wajib dilakukan perusahaan
periklanan sebagai bagian dari
layanan usahanya.
n. Penggantian
Penggantian iklan yang tidak
memenuhi mutu reproduksi atau
siaran, ataupun tidak sesuai
dengan jadwal akibat kelalaian
media, wajib diulang siar tanpa
biaya, atau diselesaikan menurut
kesepakatan sebelumnya antara
para pihak.
o. Pembayaran
Pembayaran iklan wajib dilakukan
pemesan sesuai dengan jumlah,
syarat – syarat, dan jadwal yang
sudah disepakati.
p. Ancaman
Media tidak boleh memaksakan
sesuatu pemesanan iklan dari
pengiklanan atau perusahaan peri-
klanan dengan ancaman apapun.
q. Ketentuan Lain
Pelaku periklanan wajib meng-
hormati dan mematuhi segala
ketentuan lain yang berlaku bagi
media periklanan yang tercantum
sebagai kode etik profesi atau
usaha media, dari asosiasi
pengemban EPI.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengaturan Iklan atau Pariwara
pada media massa telah diatur dalam
peraturan perundang–undangan seperti
dalam KUH PERDATA/BW, KUH
PIDANA, UU RI No. 8/1999 tentang
Perlindungan Konsumen, UU RI No.
40/1999 tentang Pers, UU RI No.
32/2002 tentang Penyiaran, UU RI No.
7/1996 tentang Pangan, PP RI No.
69/1999 tentang Label dan Iklan
Pangan, PP RI No. 19/2003 tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan,
SK Menteri Kesehatan RI No.
368/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang
Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosme-
tika, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga, Makanan-Minuman.
3.2. Saran
Penegakan Etika pariwara terhadap
iklan yang melanggar Etika Pariwara pada
iklan media massa dilakukan oleh Badan
Pengawas Periklanan dengan sistem
pengawasan terhadap iklan yang beredar
di masyarakat secara reaktif maupun
proaktif. Iklan yang telah melanggar Etika
Pariwara akan diberikan surat peringatan
kepada pihak pelanggar dengan harapan
47
pihak pelanggar untuk segera memberikan
penjelasan serta tindakan untuk
mengurangi ataupun meminimalisir
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi,
bilamana surat peringatan tidak ada
tanggapan maka Badan Pengawas
Periklanan (BPP) akan memberikan surat
peringatan kedua dengan harapan yang
sama dengan surat peringatan pertama
bilamana belum juga ada tanggapan maka
Badan Pengawas Periklanan (BPP)
meneruskan masalah ini kepada Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia dan
diteruskan kembali kepada Dewan
Periklanan Indonesia dengan
merekomendasikan sejumlah sanksi.
DAFTAR PUSTAKA
Agus S Madjadikara. 2004. Bagaimana biro iklan memproduksi iklan. PT Gramedia. Jakarta.
Bambang sunggono, 2003, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Grafindo Persada.
Dewan Periklanan Indonesia, 2007, Etika Pariwara Indonesia, Jakarta.
Dita verolina, 2007, Analisis isi iklan sari ayu.Bengkulu
http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/pengertian-etika.html
http://fikom7umb.goodforum.net/kelas-f2/etika-periklanan-t32.html
Rhenald Kasali. 1995. Manajemen periklanan. Grafiti. Jakarta
Sumaryono. 1995. Etika Profesi Hukum. Kanisius. Yogyakarta.
Sutisna. 2001. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Remaja Rosda Karya. Bandung
top related