penatalaksanaan fisioterapi pada kasus post ...eprints.ums.ac.id/75512/1/naskah...
Post on 23-Nov-2020
24 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST
OPERASI MEDIAL COLLATERAL LIGAMENT DEKSTRA
DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada
Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
AULIA YUANASTIYANTI
J100 160 069
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI
MEDIAL COLLATERAL LIGAMENT DEKSTRA DENGAN MODALITAS
ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
AULIA YUANASTIYANTI
J100 160 069
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Wahyuni, S.Fis.,M.Kes
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI
MEDIAL COLLATERAL LIGAMENT DEKSTRA DENGAN MODALITAS
ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
OLEH
AULIA YUANASTIYANTI
J100 160 069
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 5 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Wahyuni, S.Fis.,M.Kes ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Siti soekiswati., MH.Kes ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Wahyu Sudaryanto, S.Fis., M.KM ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes
NIK/NIDN : 786/06-1711-7301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 5 Juli 2019
Penulis
AULIA YUANASTIYANTI
J100 160 069
1
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI
MEDIAL COLLATERAL LIGAMENT DEKSTRA DENGAN MODALITAS
ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
Abstrak
Repair Medial Collateral Ligament (MCL) merupakan rekonstruksi lutut setelah
rupture agar menjadi stabil. Rekontruksi atau mengganti MCL ini dapat berasal
dari bagian tubuh sendiri (autograft) atau orang lain yang sudah meninggal
(allograft). Fungsi dari tendon yang diambil tidaklah terganggu karena yang
diambil dari tendon itu hanyalah sebagian kecil. Setelah itu dilakukan program
rehabilitasi maka fungsi lutut akan normal kembali dan berangsur-angsur dapat
melakukan aktifitas seperti biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana manfaat Ultrasound dan Static Contraction pada kasus paska operasi
Medial Collateral Ligament Knee Dextra. Setelah dilakukan terapi sebanyak 4
kali, terdapat adanya perubahan nyeri saat diam T1 : 2 menjadi T4 : 0, nyeri tekan
T1 : 5 menjadi T4 : 1, dan nyeri gerak T1 : 6 menjadi T4 : 3, adanya peningkatan
gerak lingkup gerak sendi knee dekstra T1 : 110º menjadi T4 : 125º dan adanya
peningkatan kekuatan otot fleksor T1 : 3 menjadi T4 : 4. Pemberian modalitas
Ultrasound dan Static Contraction dapat mengurangi nyeri, peningkatan otot dan
peningkatan lingkup gerak sendi sehingga dapat meningkatkan kemampuan
fungsional.
Kata kunci: medial collateral ligament, ultrasound, static contraction
Abstract
Repair Medial Collateral Ligaments (MCL) is a knee reconstruction after a
rupture in order to become stable. Reconstruction or replace the MCL can be
derived from the parts of the body (autograft) or other people who have died
(allograft). The function of the tendon is taken is not interrupted because that is
taken from the tendon that is just a small part. Once that is done then the rehab
program will be back to normal knee function and gradually be able to do usual
activities. The purpose of to know how the benefits of Ultrasound and Static
Contraction on the case under the Medial Collateral Knee Ligaments surgery
Dextra. After 4 treatments, there were changes in pain at rest from T1 : 2 to T4 :
0, tenderness pain from T1 : 5 to T4 : 1, and motion pain from T1 : 6 to T4 : 3,
and the pain of motion T1 : 6 to T4 : 3, an increase in the scope of the motion the
motion of joints knee dekstra T1 : 110 º to T4 : 125 º d an increase of the flexor
muscle power T1 : 3 to T : 4. Ultrasound modality of granting and Static
Contraction can reduce pain, increase in muscle and an increase in the scope of
the motion of the joints so that it can improve functional.
Keywords: medial collateral ligaments, ultrasound, static contraction
2
1. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk hidup, salah satu ciri makhluk hidup adalah
bergerak. Manusia bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan melakukan
aktivitas sehari-hari. Dalam melakukan aktivitas hendaknya kita selalu berhati-
hati. Rasullullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya pada dirimu ada dua akhlak yang dicintai Allah, yaitu
alhilm (menahan diri dari marah, tidak tergesa-gesa menyikapi masalah) dan al-
anaah (berhati-hati dalam menghadapi masalah, menahan diri dan tidak terburu-
buru).” [HR. Muslim dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhuma]
Dari hadist diatas dijelaskan bahwa kita harus berhati-hati, misalnya ketika
berjalan tergesa-gesa lalu kita terjatuh maka akan menimbulkan rasa sakit seperti
nyeri dan menyebabkan cidera. Jika terjadi gangguan dari alat gerak, maka
manusia mengalami gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-harinya. Yang
sering mengalami gangguan adalah persendian terutama sendi lutut yang mana
memiliki gerak yang cukup berat dan sebagian besar digunakan manusia dalam
melakukan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidup. Ada beberapa komponen
penunjang sendi seperti Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi
sendi dan dibagian dalamnya terdapat rongga. Ligament (ligamentum) adalah
jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat
tulang satu dengan tulang lain pada sendi. Tulang rawan hialin (kartilago hialin)
adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk
menjaga dari benturan. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Sendi lutut manusia pada dasarnya terdiri dari empat tulang yang
dilekatkan oleh lingkar jaringan besar yang disebut ligament. Struktur kompleks
sendi lutut ini bekerja secara bersamaan untuk memberikan keluwesan dan
dukungan pada tubuh, serta pergerakan yang lebih luas. Ligament pada sendi lutut
juga merupakan bagian tubuh yang terus-menerus mengalami tekanan saat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka jika tidak dirawat serta mendapatkan
nutrisi yang tepat dapat menimbulkan nyeri, rasa tidak nyaman, dan terbatasnya
gerakan.
3
Cedera ligamen di lutut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
memutar lutut dengan kaki yang ditahan, memperluas gerakan lutut terlalu jauh,
melompat dan mendarat lutut tertekuk, menghentikan secara tiba-tiba saat
berjalan, kecelakaan, jatuh, atau pukulan langsung pada lutut bisa menyebabkan
cedera pada ligamen di berbagai lokasi pada bagian atas lutut, bagian luar lutut
atau di dalam lutut itu sendiri. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk
mengangkat permasalahan pada kasus paska operasi medial collateral ligament
knee dextra. Pada umumnya setelah mendapat tindakan medis (operasi) paisen
akan memiliki masalah seperti: lingkup gerak sendi berkurang, nyeri pada lutut,
gangguan berjalan, kekuatan otot menurun. Solusi untuk kasus ini adalah
menggunakan perban elastis, melakukan peregangan atau latihan fisik untuk
penguatan otot, mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan protein.
Apabila dalam kasus ini tidak mendapatkan fisioterapi atau latihan maka Lutut
biasanya menjadi bengkak, sangat sakit, dan sulit untuk di gerakkan sehingga
tidak stabil waktu berjalan.
Dalam hal ini penulis menggunakan ultrasound, terapi latihan dan edukasi
sebagai modalitas dengan harapan dapat meminimalkan impairment, functional
limitation dan disability yang ada pada kasus paska operasi medial collateral
ligament knee dextra.
2. METODE
Pengkajian fisioterapi pada penelitian ini meliputi anamnesis umum, anamnesis
khusus, dan anamnesis sistem. Hasil anamnesis umum menunjukkan bahwa
pasien dengan atas nama Ny. S berumur 38 tahun, jenis kelamin perempuan,
agama islam, pekerjaan 2wwiraswasta, bertempat tinggal di Dusun Ngasem Rt
02/Rw 09, Karangrejo, Kerjo, Karanganyar, Jawa Tengah.
Keluhan utama adalah apa yang dikeluhkan oleh pasien yang
menyebabkan dia datang ke fisioterapi (Herawati & Wahyuni, 2017). Informasi
yang didapat dari kasus ini pasien mengeluhkan nyeri pada sekitar incisi dan kaku
pada bagian lutut kanan bagian dalam saat digerakan menekuk. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
4
Riwayat penyakit sekarang yang di alami oleh pasien menurut informasi
yang didapat dari kasus ini, tentang riwayat penyakit sekarang pasien adalah:
tanggal 10 september 2018 pada pagi hari pasien mengalami kecelakaan yakni
terpeleset remot TV di rumah dengan posisi kaki kanan bagian dalam membentur
lantai dengan keras. Setelah itu dibawa ke sangkal putung setelah 3 hari tidak ada
perubahan pada rasa sakitnya, akhirnya dibawa ke rumah sakit Karima Utama.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dan dilakukan operasi. Kemudian ± 2 bulan
setelah operasi di rujuk ke PKU Muhammadiyah Karanganyar untuk menjalani
terapi.
Riwayat penyakit dahulu adalah penyakit yang pernah diderita oleh pasien
yang dapat mempengaruhi penyakit saat ini (Herawati & Wahyuni, 2017).
Informasi yang didapat dari kasus ini, pasien tidak pernah memiliki riwayat
penyakit yang berkorelasi dengan penyakit yang dialami sekarang. Pasien juga
tidak memiliki riwayat penyakit penyerta.
Pada tahap pemeriksaan fisisik, peneliti memeriksa secara langsung
keadaan pasien. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital,
inspeksi statis, inspeksi dinamis, palpasi, gerakan dasar (gerakan aktif dan
gerakan pasif). Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan kognitif,
intra personal, dan inter personal guna melihat bagaimana kronologi kejadian
awal mula penyakit, melihat semangat pasien untuk sembuh dari penyakit dan
kemampuan berkomunikasi pasien dengan terapis dan orang lain.
Kemampuan fungsional dan lingkup aktivitas digunakan untuk melihat
kemampuan pasien dalam beraktivitas sehari-hari, dengan alat bantu maupun
mandiri. Pemeriksaan khusus dalam penelitian ini menggunakan alat ukur VAS
(Visual Analogue Scale) untuk mengukur rasa nyeri, dan penggunaan MMT
(Manual Muscle Testing) untuk mengukur kemampuan otot dalam menopang
gerak. Pemeriksaan LGS digunakan untuk mengetahui luas lingkup gerak sendi
yang mampu dicapai oleh suatu sendi (Herawati & Wahyuni, 2017).
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Laporan status klinis pasien atas nama Ny. S, berusia 38 tahun, dengan diagnosa
medis Medial Collateral Ligament yang memiliki beberapa keluhan yaitu nyeri
pada lutut kanan bagian dalam dan kaku saat digerakkan untuk menekuk. Lalu
diberika modalitas berupa Ultrasound dan Static Contraction di PKU
Muhammadiyah Karanganyar. Setelah menjalani terapi sebanyak 4 kali terapi,
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
3.1.1 Hasil Evaluasi Nyeri dengan VAS
Grafik 1.Evaulasi nyeri dengan VAS
Berdasarkan grafik pemeriksaan nyeri dengan VAS diatas, setelah dilakukan
terapis sebanyak 4 kali pada terapi pertama sapai terapi ke 4 terjadi penurunan
nyeri, baik rasa nyeri diam, nyeri tekan maupun nyeri gerak. Namun dibandingkan
dengan penurunan nyeri diam dan nyeri tekan yang relative significan, penurunan
nyeri gerak relative lebih lama.
3.1.2 Hasil evaluasi lingkup gerak sendi knee dengan goniometer
Grafik 2. Evaluasi lingkup gerak sendi (LGS) dengan goniometer
0
5
10
T1 T2 T3 T4
Evaluasi Nyeri
Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak
0
50
100
150
T1 T2 T3 T4
Eevaluasi Lingkup Gerak Sendi
Fleksi Ekstensi
6
Berdasarkan grafik pemeriksaan lingkup gerak sendi, setelah dilakuan terapis
sebanyak 4 kali didapatkan hasil peningkatan gerak lingkup gerak sendi knee
dekstra. Khususnya pada gerakan fleksi dari T1:110º sampai T4 menjadi 125º.
3.1.3 Hasil Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT
Grafik 3. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT
Berdasarkan grafik pemeriksaan kekuatan otot, setelah dilakukan terapis sebanyak
4 kali pada T1 dan T2 belum terdapat perubahan pada kekuatan otot fleksor,
namun pada T3 dan T4 sudah ada peningkatan kekuatan otot pada fleksor.
3.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini, penulis akan menyampaikan maanfaat dari pemberian
modalitas Ultrasound dan Static Contraction terhadap problematika yang timbul
pada kasus Medial Collateral Ligament. Apakah tujuan fisioterapi tercapai dengan
menggunakan ultrasound dan static contraction .
3.2.1 Ultrasound dalam mengurangi nyeri
Nyeri terjadi karena adanya luka incisi sehingga terjadi kerusakan jaringan lunak
di bawah kulit maupun pembuluh darah yang akan diikuti keluarnya cairan limphe
dan darah kemudian akan terjadi reaksi radang sehingga menimbulkan nyeri.
Pada proses pemberian Ultrasound yang ditujukan untuk mengurangi
nyeri, dilakukan pemberian terapi ultrasound dengan pemberian dosis sesuai
Kondisi aktualitas rendah dengan frekuensi 3 Mhz, intensitas 1,80 Mhz secara
continuous dalam waktu 5 menit, maka panas yang dihasilkan oleh ultrasound
dapat merangsang serabut saraf bermyelin dengan diameter besar sehingga
0
1
2
3
4
5
T1 T2 T3 T4
Evaluasi Kekuatan Otot
Fleksor Ekstensor
7
mengurangi nyeri melalui mekanisme gatecontrol theory, maka pemberian terapi
ultrasound dapat mengurangi nyeri. Selain itu ultrasound juga dapat meningkatkan
kecepatan konduksi saraf bermyelin tebal sehingga menciptakan efek counter
iritan melalui mekanisme thermal (Levine & Watson, 2013).
3.2.2 Terapi latihan dalam meningkatkan Lingkup Gerak Sendi
Keterbatasan lingkup gerak sendi terjadi karena pasien enggan bergerak karena
nyeri. Jika kondisi ini dibiarkan dapat menimbulkan spasme yang akan
menyebabkan gerakan sendi menjadi terbatas.
Modalitas dengan Static Contraction dengan menekankan lututnya ke bed
kuat-kuat sampai menekan tangan terapis yang berada di bawah lutut dan
dipertahankan selama 6 detik kemudian diikuti fase rilaksasi dengan gerakan
tersebut dan dilakukan dua kali sehari dengan pengulangan tiap sesinya 10 kali
pengulangan dan didapatkan hasil peningkatan gerak lingkup sendi knee dekstra.
Khususnya pada gerakan fleksi dari T1:110º sampai T4 menjadi 125º. Dapat
disimpulkan bahwa terapi latihan dengan Static Contraction yang dilakukan
secara benar dan rutin dapat meningkatkan LGS.
3.2.3 Kekuatan Otot
Apabila otot tidak digunakan dalam waktu yang lama maka akan terjadi
penurunan kekuatan otot (disused muscle weakness). Problematik yang muncul
pada functional limitation adalah keterbatasan pasien untuk melakukan aktifitas
fungsional dengan tungkai, misalnya: berjalan. Sehingga akan mempengaruhi
dalam kehidupan sosialnya juga karena akan kesullitan dalam bekerja atau
membantu orang lain.
Pada kasus ini, setelah dilakukan latihan dengan Static Contraction dapat
meningkatan gerak lingkup sensi, mengurangi nyeri, memperlancar aliran darah
serta dapat menjaga kekuatan otot agar tidak terjadi atrofi dan kontraksi otot yang
dapat menekan pembuluh darah vena akan mengaliran darah dengan lancar dan
eksudat akan dapat dialirkan ke bagian yang lebih proksimal (Kisner, 2007).
8
3.2.4 Aktivitas Fungsional
Peningkatan kemampuan fungsional pasien dapat meningkat dikarenakan kondisi
nyeri berkurang, meningkatnya lingkup gerak sendi dan meningkatnya kekuatan
otot.
4. PENUTUP
Setelah dilakukan Fisioterapi sebanyak 4 kali (T1-T4) pada pasien atas nama Ny.
S berusia 38 tahun dengan diagnose Medial Collateral Ligament Dekstra di PKU
Muhammadiyah Karanganyar dengan modalitas Ultrasound dan Static
Contraction. Didapatkan kesimpulan bahwa pemberian modalitas Ultrasound
(US) dan terapi latihan Static Contraction dapat mengurangi nyeri yang
ditimbulkan post operasi Medial Collateral Ligament Dekstra. Pemberian
modalitas Ultrasound (US) dan terapi latihan Staitc Contraction dapat
meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS) dan meningkatkan kekuatan otot pada
kasus Medial Collateral Ligament Dekstra.
Pada akhir dari penulisan Karya Tulis ilimah ini, penulis akan
menyampaikan beberapa saran demi tercapainya tujuan terapi secara optimal,
terutama pada fisioterapi sebagai penyedia layanan jasa kesehatan, pasien, dan
keluarga pasien.
Dengan ditulisnya Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan agar pemberian
modalitas Ultrasound dan Static Contraction dapat diterapkan kepada pasein
dengan kasus Medial Collateral Ligament.
Pasien diharapkan dapat memahami dan menerapkan latihan yang telah
diberikan oleh Fisioterapis secara rutin dan edukasi yang telah diberikan berupa
pemberian kompres air hangat selama 10 menit. Latihan Static Contraction
dilakukan dengan penahanan 6-10 detik, fase istirahat 3-5 detik, kekuatan
kontraksi min 40% dari kekutan kontraksi maksimal dengan 12 kali pengulangan,
dilakukan 3-5 kali per hari dan 3 kali per minggu. Yang boleh dilakukan aktivitas
ringan dan berjalan menggunakan alat bantu sedangkan yang tidak boleh
dilakukan aktivitas berat misalnya berlari.
9
Penulis mengharapkan adanya kontribusi penuh dari pihak keluarga pasein
dalam pemberian motivasi dan pengawasan pada pasien terhadap program terapi
yang telah diberikan oleh Fisioterapis agar dapat mengoptimalkan proses terapi
pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Amrod, J & Hayes, S.C. (2014). ACT for The Incarcerated. Dalam Tafrate, R.C
dan Mitchell, D (Editor).. 2014. Forensic CBT. A Handbook for Clinical
Practice. New Jersey: John Wiley & Sons
Ballinger, Philip W. (2007).Merril’s Atlas of Radiographic Positioning and
Procedure, ninth editition. Mosby year Book, Inc New York.
Chavan, S K., Wabale, R N. (2016). Reviewing Morphology of Quadriceps
Femoris Muscle. Journal Morphol. Sci. Vol. 33, No. 2, Hal. 112 – 117
Conaghan, P., & Nelson, A. (2012).Osteoarthritis. Abingdon: Health Press.
Cristina, C. (2015). Muscle at Dominican University California.
https://www.studyblue.com/notes/note/n/lab-practical-1-
muscles/deck/15576573.
Dhananjaya, Javan Arya. (2012). Muskuloskeletal: Membahas Materi Tentang
Asuhan Keperawatan Pada Sistem Muskuloskeletal.
http://ayoncrayon5.blogspot.co.id/2012_11_05_archive.html.
Dian, Rismawati. (2013). Osteoarthritis (Radang Sendi).
http://aretnasih.blogspot.co.id/2013/11/osteoarthritis-radang-sendi.html.
Dwikora N dan Damayanti T. (2010). Cedera Ligament Lutut Sudah Bukan
Masalah Lagi. Surabaya : Sakkata Press.
Fandrian, Ganang. (2014). Origo dan Insersio Extremitas Inferior.
http://fandriang.blogspot.co.id/2014/03/origo-dan-insersio-
extremitasinferior.html.
Flandry, F., & Hommel, G. (2011). Normal Anatomy and Biomechanics of the
Knee, 19(2), 82–92.
Frank, C B. (2004). Ligament Structure, Physiology, and Function. Journal
Musculosceletal Neuron Interact. Vol. 4, No. 2, Hal. 199 – 201
Hadi, Abdul., Puji, Rizki. (2015). Pengertian, Fungsi, Struktur, dan Macam –
Macam Ligament. http://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-
FungsiStruktur-Macam-Macam-Mekanisme-Kerja-Ligamen-
Adalah.html.
10
Hartono, Juni. (2015). Jaringan Tulang Rawan (Kartilago), Hialin, Elastis,
Fibrosa. http://www.biomagz.com/2015/10/jaringan-tulangrawan
kartilago - hialin.html.
Herawati, I., & Wahyuni. (2017). Pemeriksaan Fisioterapi. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Houglum, Peggy A., Bertoti, Delores B. (2012). Brunnstrom’s Clinical
Kinesiology Sixth Edition. Philadepphia: F.A Davis Company
Jupardi, Iskandar. (2002). Peroneal Neuropathy. Tesis: Universitas Sumatera
Utara
Kelsey, S. (2014). Muscle Origin/Insersion Action. https://www.studyblue.com
/notes/note/n/muscle-s-origin-insertionaction/deck/10121521.
Kisner, Carolyn., Colby, Lynn Allen. (2007). Therapeutic Exercise 5th Edition.
Philadelphia: F.A Davis Company
Kristal, A. (2012). Muscle Appendix. https://www.studyblue.com/notes/note/n
/muscle-appendix/deck/3291473.
Kuprian, W,et all.(1984). Sport Physioterapy Explained. De tjidstroo, Lochem, hal
95-97.
Lowe, Tristan., Balint, Richard., Shearer, Tom. (2016). Optimal Contrast Agent
Staining of Ligaments and Tendon X-Ray Computed Tomography.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4831740/
Lumongga, Fitriani. (2004). Sendi Lutut. Skripsi: Universitas Sumatra Utara
Makris, Eleftherios A., Hadidi, Pasha., Athanasiou, Kyriacos A. (2011). The Knee
Meniscus: Structure-Function, Pathophysiology, Current Repair
Techniques., and Prospects for Regeneration. Journal Biomaterials. Vol.
32, No. 30, Hal. 7411 – 7431
Mulyadi, Tedi. (2014). Struktur dan Fungsi Membran Sinovial.
http://budisma.net/2014/12/struktur-dan-fungsi-membran-sinovial.html.
Nwamaka. (2009). Manfaat Cartilage Untuk Stabilitas Sendi Lutut.
Oatis, Carol A. (2009). Kinesiology: The Mechanics and Pathomechanics of
Human Movements. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins
Quinn, Elizabet. (2016). What is a Ligament: Learn about igaments and How to
Treat Ligament Injuries. https://www.verywell.com/what-is-a-
ligament3120393.
11
Razii, Nima. (2012). Anatomy Revision of The Upper Limb, Lower Limb, and
Back. http://www.slideshare.net/meducationdotnet/anatomy-revision-of-
theupper-limb-lower-limb-back.
Schmidler, Cindy. (2016). Knee Joint Anatomy, Function and Problems.
http://www.healthpages.org/anatomy-function/knee-joint-structure
functionproblems/.
Souza, Peter de., Hurley, Jack. (2015). Anatomy Zone: Rectus Femoris.
http://anatomyzone.com/anatomy-feed/rectus-femoris/.
Spalteholz, Warner. (2014). Anatomi Kedokteran Latin Nomenclature.
Tangerang: Binarupa Aksara.
Speck, James. (2013). How The Soleus Muscle Extends And Protects the Knee.
http://www.somastruct.com/soleus-muscle-extends-protects-knee/.
Wedmore, LS., Charlette, J. (2000). Emergency department evaluation and
Treatment of ankle and foot injuries. 18 (1): 85-113. North Amerika.
Wheeless, Clifford R. (2011). Obturator Nerve. http://www.wheelessonline.com/
ortho/obturator_nerve.
top related