pemutahiran tabel komposisi pangan …gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/dkpi...penyajian,...
Post on 30-Mar-2019
261 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. LATAR BELAKANG
PENTINGNYA TKPI
KONDISI TKPI INDONESIA
2. KETERBATASAN TKPI 2009
3. RENCANA KERJA
4. PROSES PEMUTAHIRAN
BORROWING
PEMETAAN KONSUMSI PANGAN
ANALISIS ZAT GIZI
5. SUSTAINAILITAS PEMUTAHIRAN FCDB DI NEGARA
LAIN
6. KESIMPULAN
OUTLINE
Tim Pokja DKPI 2
Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2009) dahulu disebut
Daftar Komposisi Bahan Makanan
Tabel Komposisi Pangan Indonesia, merupakan kumpulan
data mengenai berbagai macam jenis pangan yang ada di
Indonesia disertai komponen (zat gizi) yang dimilikinya.
LATAR BELAKANG
Tim Pokja DKPI 3
1967 – 1996 2001
1990 1992
2009
1995
Lanjutan
2017
KONDISI TKPI di INDONESIA
Tim Pokja DKPI 5
Dimulai sejak 1930 oleh Institut Voor Volksvooding
Bentuk stensil sejak tahun 1950 oleh Lembaga Makanan
Rakyat
Dikembangkan sejak tahun 1967
Up date terakhir tahun 2001
Belum ada updated maupun analisis zat gizi pangan
sejak tahun 2001
Dikompilasi ulang Tahun 2009 (data 1964 s.d. 2001)
Berisi 1116 jenis pangan dgn 20 jenis zat gizi + energi
• Indonesia menjadi anggota working group regional ASEANFOODs (Association of Southeast Asian Networks of Food Data systems)
• Hasil penilaian terhadap TKPI 2009 oleh Tim ASEAN FOODs menunjukkan :
Perlu dilakukan pembaruan dan pengembangan TKPI
dalam hal metode sampling, metode analisis, cara
penyajian, akses, tambahan jenis zat gizi, tambahan jenis
pangan.
• Hasil Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014 menunjukkan jumlah jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat 2104 jenis. Sebanyak 70.48% jenis pangan belum tercantum kandungan zat gizinya dalam TKPI.
Tim Pokja DKPI 6
KETERBATASAN TKPI 2009
Tim Pokja DKPI 7
VITAMIN: 1. D 2. E 3. K 4. B5 5. B6 6. Folat 7. B12 8. Biotin 9. Kolin
MINERAL: 1. Mg 4. I2
2. Mn 5. Se 3. Cr 6. F
Idealnya
sesuai
dengan
Permen-
kes No.
75 tahun
2013 ttg
AKG
Diperlukan Komposisi: 1. Asam Amino 4. Pangan olahan 2. Asam Lemak (industri & RT) 3. Kolesterol 5. gula tambahan
KETERBATASAN TKPI, 2009
Tim Pokja DKPI 8
MISSING
NUTRIENTS
VALUE
Single Food II
2754 (59.7%)
composite Food
II 1861 (40.3%)
1.Serat 8. Zn 2.Ca 9.retinol 3.P 10.β-karoten 4.Fe 11.Thiamin 5.Na 12.Riboflavin 6.K 13.Niasin 7.Cu 14.Vit. C
TKPI dibandingkan dengan Negara Tetangga: Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand
Tim Pokja DKPI 9
Sangat tertinggal 1. Jumlah jenis
pangan yang dianalisis
3.Networking Pemutahiran
2. Jumlah jenis zat gizi Yg dianalisis
5. Pemutahiran yang reguler
4. Mudah diakses (Web)
KEKURANGAN/
KETERBATASAN TKPI
Tim Pokja DKPI 10
PEMUTAHIRAN TKPI
BORROWING ANALISIS ZAT GIZI
PANGAN
PEMETAAN KONSUMSI PANGAN
1. Surat Keputusan Direktur Bina Gizi – Dirjen Bina Gizi & KIA Nomor HK.02.04.BII/0064/2015 tanggal 7 Januari 2015 (Penyusunan ROADMAP Pembaharuan DKPI)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor H.K. 02.02/Kenkes/526/2016 tanggal 6 Oktober 2016 tentang Pokja Standar Mutu dan Kecukupan Gizi
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Inonesia Nomor HK.01.07/Menkes/124/2017 tanggal 10 Maret 2017
Tim Pokja DKPI 11
RENCANA KERJA POKJA
Tim Pokja DKPI 13
JANGKA PENDEK: 1. Penyusunan Pedoman
Borrowing 2. Penyusunan Pedoman
Analisis zat Gizi Pangan 3. Penyusunan Peta
Konsumsi Pangan
Mendatangkan Pakar FCDB dari ASEAN
JANGKA PANJANG: 1. Analisis zat gizi pangan terus-
menerus/berkelanjutan 2. Mengusulkan pembentukan
sekretariat UPDATING TKPI
1. Borrowing 2. Analisis zat gizi Pangan
Pangan yang dianalisis: 1. tunggal/single 2. Campuran/komposit
MENTAH DIMASAK
Tim Pokja DKPI 14
PROSES PEMUTAHIRAN YANG SUDAH DILAKUKAN
1. MENDATANGKAN PAKAR FCDB dari
MALAYSIA & THAILAND
1. Pemutahiran Missing Nutrients Value paling banyak
dilakukan terhadap pangan tunggal yakni sekitar 90%
2. Pemutahiran dilakukan terhadap 12 jenis zat gizi dari 14
jenis zat gizi (kecuali vitamin C dan Retinol)
3. BDD yang sulit ditentukan sebesar 10%
4. Penambahan 29 jenis Pangan dari data Badan
Ketahanan Pangan (semula 1116 menjadi 1145)
5. Pangan yang tidak ditentukan padanannya sebanyak
7% (51/718)
6. Pangan yang sulit ditentukan taksonominya sebanyak
5.2% (38/718)
BORROWING
Tim Pokja DKPI 16
3. MENYUSUN FOOD MAP
Tim Pokja DKPI 17
DIGUNAKAN UNTUK MEMILIH PANGAN
YANG AKAN DIANALISIS ZAT GIZINYA
DIPEROLEH: 1. Potret jenis pangan yg
dikonsumsi di tiap provinsi 2. Potret jumlah pangan yg
dikonsumsi di tiap provinsi
4. MENYUSUN PEDOMAN SAMPLING DAN ANALIS
Tim Pokja DKPI 18
DIGUNAKAN UNTUK
SAMPLING PANGAN DAN ANALISIS ZAT
GIZI
Saat ini Litbangkes sudah melakukan pengumpulan & penanganan sampel pangan di 3 Provinsi (SUMUT, JABAR dan JATIM) & Rencana
Analisis (2018) bekerjasama dgn BATAN (mineral)
Lanjutan
2017
5. TERSUSUN TKPI 2017 (KOMPILASI) & WEB DKPI
Tim Pokja DKPI 19
BARU
Kompilasi ulang
tahun 2017 (dari
TKPI 2009 dengan
Imputted&borrowed
value (20 zat gizi +
energi
Berisi 1169 jenis
pangan dengan
penambahan KODE
BARU & BDD
SUSTAINABILITAS PEMUTAHIRAN FCDB DI NEGARA LAIN
Tim Pokja DKPI 20
2.FASILITASI NETWORKING
PEMUTAHIRAN REGULER
Nutrition Research
Priority Areas
1. Harmonisasi & standardisasi sampling & metode Analisis 2.Penetapan Website 3.Melakukan analisis zat gizi yang TERUS- MENERUS
ADA DUKUNGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
1.MENYEDIAKAN ANGGARAN
SANGAT DIBUTUHKAN DUKUNGAN PEMERINTAH
Tim Pokja DKPI 21
1. Kebijakan pemutahiran DKPI yg berkelanjutan Penganggaran di Kementerian terkait (RUTIN)
2. Mengkoordinasikan kegiatan UPDATING melalui Sekretariat Nasional
1.Luasnya wilayah Indonesia
2.Beragamnya konsumsi pangan
3.Keterting- galan TKPI (Indonesia)
JEJARING INSTITUSI
Tim Pokja DKPI 22
KEMKES
D K
P I
PEM
UTA
HIR
AN
KEMEN KP
B K P
LIPI
INSTITUSI LAINNYA
KEMENTAN
BPOM
PERG. TINGGI
BATAN
MENG-COVER WILAYAH INDONESIA YG SANGAT LUAS
1. Pemutakhiran imputasi nilai gizi masih harus terus dilakukan karena imputasi yang dilakukan hanya untuk pangan tunggal, belum mencakup pangan komposit seperti pangan olahan dan masakan.
2. Imputasi masih harus terus dilakukan karena penduduk Indonesia memiliki pola makan yang sangat beragam pada setiap wilayahnya, sehingga pangan yang dikonsumsi beragam.
3. Imputasi dapat lakukan terutama untuk pangan yang dikonsumsi tiga puluh persen penduduk Indonesia, dengan tujuan untuk penghematan biaya analisis zat gizi yang mahal.
KESIMPULAN
Tim Pokja DKPI 23
4. Analisis zat gizi untuk melengkapi dan updating TKPI
perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
bekerja sama dengan kementerian dan institusi terkait yang
mempunyai sumber daya dan kemampuan analisis.
5. Dukungan Pemerintah sangat menentukan keberhasilan
pemutahiran/updating DKPI yang berkelanjutan
KESIMPULAN
Tim Pokja DKPI 24
top related