pemerintah kabupaten kotawaringin barat peraturan...
Post on 05-Nov-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 9 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah(PAD) guna menunjang pelaksanaan pembangunan sertapeningkatan pelayanan kepada masyarakat penggunajasa pada Rumah Potong Hewan dalam rangkamemberikan jaminan kesehatan terhadap hewan yangakan dipotong/disembelih yang dagingnya dikonsumsioleh masyarakat, perlu diatur Retribusi Rumah PotongHewan di Kabupaten Kotawaringin Barat;
b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin BaratNomor 15 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah PotongHewan, Pemeriksaan Hewan Potong dan Dagingsebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor13 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas PeraturanDaerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 15 Tahun2001 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan,Pemeriksaan Hewan Potong dan Daging tidak sesuai lagidengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga perludiganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentukPeraturan Daerah tentang Retribusi Rumah PotongHewan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 27 tahun 1959 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II diKalimantan ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1820);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang HukumAcara Pidana (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesai Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentangPeternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentangKesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);
- 3 -
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang Pembentuk Produk Hukum Daerah (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 694);
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003tentang Pedoman Pembinaan Penyidikan Pegawai NegeriSipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi DaerahNomor 7 tahun 2003 tentang Operasional PenyidikPegawai Negeri Sipil Daerah dalam Penegakan PeraturanDaerah;
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di BidangRetribusi Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin BaratNomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan PemerintahanDaerah yang menjadi Kewenangan KabupatenKotawaringin Barat (Lembaran Daerah KabupatenKotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); dan
18. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja DinasDaerah Kabupaten Kotawaringin Barat (LembaranDaerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008Nomor 3).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
dan
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
MEMUTUSKAN :
Menerangkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI RUMAHPOTONG HEWAN.
- 4 -
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi danTugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Repblik Indonesia Tahun1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerahsebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah;
4. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnyadisingkat DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyatdaerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintah Daerah;
6. Dinas Pertanian dan Peternakan adalah Dinas Pertaniandan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat;
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentudibidang Retribusi Daerah sesuai dengan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku.
8. Rumah Potong Hewan adalah Sebuah bangunan yangdisediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukanpemotongan hewan;
9. Hewan adalah Hewan potong/sembelihan yaitu Sapi,Kambing, Domba dan Babi;
10. Daging adalah seluruh bagian dari hewan yangdipotong/disembelih kecuali kulit, tanduk, kuku dantulang dengan tidak mengalami proses pengawetan;
11. Pemotongan Darurat adalah Pemotongan hewan yangdilaksanakan karena mengalami kecelakaan, penyakityang langsung mengancam nyawanya dan merupakanbahaya langsung bagi penularan hewan lainnya,kesehatan masyarakat dan atau keamanan manusia ataubenda;
12. Pemotongan Hewan adalah kegiatan untuk menghasilkandaging baik untuk dimanfaatkan atau diperdagangkanyang terdiri atas kegiatan pemeriksaan kesehatan hewansebelum hewan dipotong/disembelih, penyembelihan,penyelesaian penyembelihan, pemeriksaan daging danbagian-bagiannya;
- 5 -
13. Dokter Hewan adalah dokter hewan yang mempunyaitugas pada bidang kesehatan hewan/kesehatanmasyarakat veteriner pada Dinas Pertanian danPeternakan Kabupaten Kotawaringin Barat;
14. Juru Periksa atau Keeurmaster adalah Petugas yangdilatih sebagai Juru Periksa/Keeurmaster pada DinasPertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Baratyang ditunjuk untuk melakukan tugas pemeriksaanhewan potong /sembelihan dan pemeriksaan dagingdibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang;
15. Tukang Potong Hewan/Penyembelih Hewan adalahPetugas yang dilatih pada Dinas Pertanian dan PeternakanKabupaten Kotawaringin Barat yang ditunjuk untukmelakukan tugas penyembelihan hewan hidup di RumahPotong Hewan;
16. Pemilik Hewan Potong adalah Orang yang memiliki suratijin potong hewan tertulis dari Kepala Daerah, Up. KepalaDinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten KotawaringinBarat untuk melakukan pemotongan hewan danpenjualan daging sebagai mata pencahariannya;
17. Pemeriksaan Hewan Potong/Sembelihan adalahPemeriksaan terhadap hewan potong/sembelihan olehJuru periksa atau Keeurmaster sebelum hewandisembelih;
18. Pemeriksaan Daging adalah Pemeriksaan daging darihewan potong/sembelihan oleh Juru periksa atauKeeurmaster sesudah hewan disembelih;
19. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yangmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usahamaupun yang tidak melakukan usaha yang meliputiperseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroanlainya, badan usaha milik Negara (BUMN), atau badanusaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalambentuk apa pun, firma,kongsi, koperasi,dana pension,persekutuan,perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosal politik, atau organisasi lainnya, lembagadan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasikolektif dan bentuk usaha tetap;
20. Pemungutan adalah suatu rangkaian mulai daripenghipunan data objek retribusi, penentuan besarnyapajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatanpenangihan pajak atau retribusi kepada Wajib Retribusiserta pengawasan penyetorannya;
- 6 -
21. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yangdilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data daninformasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah hargaperolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutupdengan menyususn laporan keuangan berupa neraca danlaporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut;
22. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi,adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasayang khusus disediakan dan/atau diberikan olehPemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atauBadan;
23. Jasa adalah kegiatan Pemerintah daerah berupa usahadan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, ataukemanfatan lainnya yang dapat dinikmatioleh orangpribadi atau Badan;
24. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh PemerintahDaerah dengan menganut prinsip-prinsip kemersialkarena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sectorswasta;
25. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenurut peraturan perundang-undangan retribusidiwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,termasuk pemungutan atau pemotongan retribusitertentu;
26. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yangmerupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untukmemanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dariPemerintah daerah yang bersangkutan;
27. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SSRD, adalah bukti pembayaran ataupenyetoran retribusi yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukan dengan caralain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yangditunjuk oleh Kepala Daerah;
28. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadisingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yangmenentukan besarnya jumlah pokok retribusi yangterutang;
29. Surat Keterangan daerah lebih Bayar, yang selanjutnyadisingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yangmenentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusikarena jumlah kredit retribusi lebih besar dari padaretribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang;
- 7 -
30. Surat Tagihan Retribusi Daearh, yang selanjutnyadisingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihanretribusi dan/atau sanksi adminitratif berupa bungadan/atau denda;
31. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghipun danmengolah data, keterangan, dan/atau bukti yangdilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkansuatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhanpemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusidan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah dan retribusi daerah;
32. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukanoleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti,yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidanadibidang Retribusi yang terjadi guna menemukantersangkanya.
BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Rumah Potong Hewan dipungutRetribusi sebagai pembayaran atas setiap pelayanan rumahpotong hewan beserta fasilitasnya.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayananpenyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan,pemeriksaan hewan potong dan daging ternak termasukpelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dansesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan/ataudikelola oleh Pemerintah Daerah;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumahpemotongan hewan ternak yang disediakan, dimiliki,dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta;
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yangmenggunakan/ menikmati pelayanan jasa rumah potonghewan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan Wajib Retribusi, termasuk pemungut ataupemotong Retribusi Rumah Potong Hewan.
- 8 -
BAB IIIGOLONGAN, DAN WILAYAH PEMUNGUTAN DAN MASA RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Rumah Potong Hewan adalah termasuk golonganRetribusi Jasa Usaha.
Pasal 6
Retribusi dipungut di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat
Pasal 7
Masa retribusi adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender
BAB IVTATA CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI
Pasal 8
(1) Besarnya Retribusi yang terutang dihitung berdasarkanperkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarifRetribusi;
(2) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pasal ini ditetapkan sebagai berikut :No. Jenis Jasa Usaha Jenis Hewan
PotongTarif
1. PemeriksaanKesehatan HewanSebelum Dipotong
SapiKambing/DombaBabi
Rp.12.500,-/EkorRp.10.000,-/EkorRp.10.000,-/Ekor
2. Penyewaan kandang SapiKambing/DombaBabi
Rp.7.500,-/Ekor/HariRp.5.000,-/Ekor/HariRp.5.000,-/Ekor/Hari
3. Pemakaian RumahPemotongan Hewan
SapiKambing/DombaBabi
Rp.15.000,-/EkorRp.5.000,-/EkorRp.12.000,-/Ekor
4. Pemeriksaan Daging SapiKambing/DombaBabi
Rp.15.000,-/EkorRp.10.000,-/EkorRp.10.000,-/Ekor
5. Pemeriksaan HewanPotong Betina
Sapi Rp.50.000,-/Ekor
(3) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenispelayanan, jenis hewan yang akan dipotong dan/ataudiperiksa, frekwensi penggunaan layanan, serta saranadan prasarana yang digunakan dalam memberikanpelayanan.
- 9 -
BAB VPRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarifRetribusi didasarkan pada tujuan untuk memperolehkeuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayananrumah potong hewan tersebut dilakukan secara efisiendan berorientasi pada harga pasar.
Pasal 10
(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahunsekali
(2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks hargadan perkembangan perekonomian;
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (2) Pasal ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati;
(4) Penetapan Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud padaayat (3) pasal ini terlebih dahulu dikoordinasikan denganDPRD Kabupaten Kotawaringin Barat.
BAB VITATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 11
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan;
(2) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepatpada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksiadminitratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setipabulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurangdibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD;
(3) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksudpada ayat (3) didahului dengan Surat Teguran;
(4) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi dandokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksudayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
- 10 -
BAB VIIPEMBAYARAN RETRIBUSI
Bagian KesatuTata Cara Pembayaran dan Tempat Pembayaran
Pasal 12
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan tunai / lunas.
(2) Retribusi dibayar dengan menggunakan Surat KetetapanRetribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yangdipersamakan.
(3) Retribusi terutang dilunasi paling lambat 15 (lima belas)hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan dan STRD.
(4) Hasil pembayaran Retribusi disetorkan ke Kas daerah.
(5) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaranretribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian KeduaAngsuran dan Penundaan Pembayaran
Pasal 13
(1) Bupati atas permohonan wajib retribusi setelahmemenuhi persyaratan yang ditentukan dapatmemberikan persetujuan kepada wajib retribusi untukmengangsur atau menunda pembayaran retribusi dengandikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan.
(2) Pembayaran secara angsuran dan/atau penundaanpembayaran dapat diberikan dengan melihat kemampuanWajib Retribusi.
(3) Tata cara pembayaran angsuran dan penundaanpembayaran Retribusi diatur lebih lanjut denganPeraturan Bupati.
BAB VIIIPENAGIHAN
Pasal 14
(1) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurangmembayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 ayat (2), Bupati atau Pejabat yangditunjuk dapat melaksanakan penagihan atas retribusiyang terutang dengan menggunakan STRD atau surat lainyang sejenis.
- 11 -
(2) Penagihan Retribusi Terutang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) STRD atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakanpelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segerasetelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo.
(4) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah STRD atau surat lainyang sejenis dikeluarkan, wajib retribusi harus melunasiretribusi yang terutang.
(5) Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebihlanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB IXTATACARA PENGAJUAN KEBERATAN
Pasal 15
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatanhanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atasSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;
(2) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan,kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukanbahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karenakeadaan di luar kekuasaannya;
(3) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayarRetribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 16
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulansejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberikeputusan atas keberatan yang diajukan denganmenerbitkan Surat Keputusan Keberatan;
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerimaseluruhnya atau sebagaian, menolak atau menambahbesarnya Retribusi yang terutang;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pasal ini telah lewat dan Bupati tidak memberikeputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggapdikabulkan.
Pasal 17
(1) Jika pengajuan dikabulkan sebagian atau seluruhnya,kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan denganditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulanuntuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
- 12 -
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung sejak bulan penulusuran sampai denganditerbitkannya SKRDLB.
BAB XPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 18
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusidapat mengajukan permohonan pengembalian kepadaBupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan,sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihanpembayaran Retribusi Sebagaimana dimaksud pada ayat(1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatukeputusan, permohonan pengembalian pembayaranRetribusi dianggap dikabulkan SKRDLB harus diterbitkandalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib retribusi mempuyai utang retribusi lainya,kelebihan pembayaran pajak atau retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untukmelunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusidilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,Bupati memberikanimbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atasketerlaambatan pembayaran kelebihan Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Bupati..
BAB XIKEDALUARSA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadikedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahunterhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jikaWajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidangRetribusi.
- 13 -
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tertangguh jika:a. diterbitkan Surat Teguran; ataub. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi,
baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihandihitung sejak tanggal diterimanya Surat Tegurantersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusidengan kesadarannya menyatakan masih mempunyaiutang Retribusi dan belum melunasinya kepadaPemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapatdiketahui dari pengajuan permohonan angsuran ataupenundaan pembayaran dan permohonan keberatan olehWajib Retribusi.
Pasal 20
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karenahak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsadapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan PiutangRetribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimanadimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudahkedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XIIPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 21
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam rangkamelaksanakan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib :a. Memperlihatkan dan/atau memijamkan buku catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lainyang berhubungan dengan objek Pajak atau Retribusiyang terutang.
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atauruangan yang dianggap perlu dan memberikanbantuan guna kelancaran pemeriksaan.
- 14 -
c. Memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut menenai tata cara pemeriksaanPajak dan Retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XIIIKETENTUAN KHUSUS
Pasal 22
(1) Setiap pejabat dilarang meberikan kepada pihak lainsegala sesuatu yang diketahui atau diberitahukankepadanya untuk menjalankan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakujuga terhadap ahli yang ditunjuk oleh Bupati untukmembantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaiman dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) adalah :
a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksiatau saksi ahli dalam sidang pengadilan.
b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan olehBupati untuk memberikan keterangan kepada pejabatlembaga Negara atau instansi pemerintah yangberwenang melakukan pemeriksaan dalam bidangkeuangan daerah.
(4) Untuk kepentingan daerah, Bupati berwenang member ijintertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2),agar memberikan keterangan, memperlihatkan buktitertulis dari atau tentang Wajib retribusi kepada pihakyang ditunjuk.
(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan perkarapidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuaidengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,Bupati dapat memberikan izin tertulis kepada pejabatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dan tenagaahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untukmemberikan dan memperlihatkan bukti tertulis danketerangan Wajib Retribusi yang ada padanya.
(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5)harus menyebutkan nama tersangka atau nama tergugat,keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara atauperdata yang bersangkutan dengan keterangan yangdiminta,
- 15 -
(7) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihaklain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukankepadanya oleh Wajib Retribusi dalam rangka jabatanatau pekerjaanya untuk menjalankan ketentuanperaturan perundang – perundangan Retribusi Daerah.
(8) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlakujuga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupatiuntuk membantu dalam pelaksanaan ketentuanperaturan perundang-undangan Retribusi Daerah.
BAB XIVPELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 23
(1) Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh DinasPertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat.
(2) Bupati menetapkan dan menunjuk Pejabat tertentu untukmelakukan pengawasan terhadap pelaksanaan PeraturanDaerah ini.
BAB XVKETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 24
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagaiPenyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana pada ayat (1) adalah Pejabat PegawaiNegeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yangdiangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana dibidang retribusi agar keterangan atau laporantersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaranperbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang ataubadan sehubungan dengan tindak pidana dibidangretribusi daerah;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaandengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahanbukti dari pembukuan, pencatatan, dan dokumen lainserta melakukan penyitaan terhadap bahan buktitersebut;
- 16 -
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaantugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusidaerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana dibidang retribusi daerah;
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukandimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikankepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat PolisiNegara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yangdiatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVIKETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib retribusi yang tidak dapat melaksanakankewajibannya sehingga merugikan keuangan daerahdiancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan ataudenda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yangterutang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalahpelanggaran.
Pasal 26
Denda sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (1) PeraturanDaerah ini merupakan penerimaan Negara.
BAB XVIIINSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 27
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan RetribusiDaerah dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerjatertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.
- 17 -
BAB XVIIIKETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka PeraturanDaerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 15 Tahun2001 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan, PemeriksaanHewan Potong dan Daging (Lembaran Daerah KabupatenKotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 15) sebagaimanadiubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah KabupatenKotawaringin Barat Nomor 15 Tahun 2001 tentang RetribusiRumah Potong Hewan, Pemeriksaan Hewan Potong danDaging (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin BaratTahun 2007 Nomor 15) bersama peraturan pelaksananyadicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB XIXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Pebruari2012.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
Ditetapkan di Pangkalan Bunpada tanggal 25 Januari 2012
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
UJANG ISKANDAR
Diundangkan di Pangkalan Bunpada tanggal 25 Januari 2012
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATENKOTAWARINGIN BARAT,
MASRADIN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2012NOMOR :
PENJELASANATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 9 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN
I. UMUMbahwa dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Rumah PotongHewan yang termasuk jenis retribusi Jasa Usaha sebagaimanatercantum pada Pasal 127 merupakan salah satu jenis retribusi yangdiserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten, dalam upayameningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna menunjangpelaksanaan pembangunan serta peningkatan pelayanan kepadamasyarakat pengguna jasa pada Rumah Potong Hewan dalam rangkamemberikan jaminan kesehatan terhadap hewan yang akandipotong/disembelih yang dagingnya dikonsumsi oleh masyarakat,perlu diatur Retribusi Rumah Potong Hewan di KabupatenKotawaringin Barat.
bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor15 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan, PemeriksaanHewan Potong dan Daging sebagaimana diubah dengan PeraturanDaerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas PeraturanDaerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 15 Tahun 2001 tentangRetribusi Rumah Potong Hewan, Pemeriksaan Hewan Potong danDaging tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga perludiganti;
Retribusi Rumah Potong Hewan sebagai jasa pelayananpelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan,pemeriksaan hewan potong dan daging ternak termasuk pelayananpemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yangdisediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah,sehingga perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi RumahPotong Hewan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1Cukup Jelas
Pasal 2Cukup Jelas
Pasal 3Cukup JelasAyat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
- 2 -Pasal 4
Ayat (1)Cukup Jelas
Ayat (2)Cukup Jelas
Pasal 5Cukup Jelas
Pasal 6Cukup Jelas
Pasal 7Cukup Jelas
Pasal 8Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup Jelas
Pasal 9Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Pasal 10Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup Jelas
Pasal 11Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup Jelas
Pasal 12Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup JelasAyat (5)
Cukup Jelas
- 3 -
Pasal 13Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup Jelas
Pasal 14Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup JelasAyat (5)
Cukup Jelas
Pasal 15Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup Jelas
Pasal 16Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup Jelas
Pasal 17Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Pasal 18Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup JelasAyat (5)
Cukup JelasAyat (6)
Cukup JelasAyat (7)
Cukup Jelas
- 4 -
Pasal 19Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup JelasAyat (5)
Cukup Jelas
Pasal 20Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup Jelas
Pasal 21Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Pasal 22Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup JelasAyat (5)
Cukup JelasAyat (6)
Cukup JelasAyat (7)
Cukup JelasAyat (8)
Cukup Jelas
Pasal 23Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Pasal 24Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasAyat (4)
Cukup Jelas
- 5 -
Pasal 25Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup Jelas
Pasal 26Cukup Jelas
Pasal 27Ayat (1)
Cukup JelasAyat (2)
Cukup JelasAyat (3)
Cukup JelasPasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARATNOMOR : 14.
top related