pemeriksaan radiologis ileus obstruktif

Post on 22-Jul-2016

218 Views

Category:

Documents

15 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ILEUS OBSTRUKTIFREFERAT

Oleh:Bagoes Ario Bimo (2071210011)Umi Kulsum (207.121.0052)

Pembimbing : dr. Bernard S, Sp.Rad

Dr. Fitri Purbasari, Sp. Rad KEPANITERAAN KLINIK MADYA

LAB. ILMU RADIOLOGI FK UNISMA - RSD MARDI WALUYO BLITAR2014

HISTOLOGI USUS

Definisi

• Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya

Etiologi

• Adhesi (perlekatan usus halus)• Hernia• Neoplasma• Intususepsi• Volvulus• Batu empedu yang masuk ke ileus• Striktur yang sekunder• Penekanan eksternal• Benda asing• Divertikulum Meckel• Fibrosis kistik

PATOFISIOLOGI

Klasifikasi• Lokasi Obstruksi (Sjamsuhidajat,

2013)– Letak Tinggi: Duodenum-Jejunum. – Letak Tengah: Ileum Terminal. – Letak Rendah: Colon-Sigmoid-rectum.

• Stadium (Sjamsuhidajat, 2013)– Parsial: menyumbat lumen sebagian. – Simple/komplit: menyumbat lumen total. – Strangulasi: simple dengan jepitan vasa.

Diagnosa

• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan radiologi • Pemeriksaan laboratorium

Gejala Klinis

• 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif

• 1. Nyeri abdomen• 2. Muntah• 3. Distensi• 4. Kegagalan buang air besar

atau gas(konstipasi).

Pemeriksaan fisik• Inspeksi• tanda-tanda generalisata dehidrasi• Distensi, parut abdomen, hernia dan

massa abdomen. • Gerakan peristaltik usus yang bisa

bekorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.

• Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik

Pemeriksaan fisik• Palpasi

Tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.

Pemeriksaan fisik• Auskultasi

– Rush– Peristaltik (sehingga juga bising usus)

bisa tidak ada atau menurun parah.

Pemeriksaan fisikRectal Toucher• Isi rektum menyemprot: Hirschprung

disease • Adanya darah dapat menyokong adanya

strangulasi, neoplasma • Feses yang mengeras: skibala • Feses negatif: obstruksi usus letak tinggi • Ampula rekti kolaps: curiga obstruksi • Nyeri tekan: lokal atau general peritonitis

Pemeriksaan laboratoriumPada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium

yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya

hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.

Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau

strangulasi, Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan

alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

Teknik Pemeriksaan Radiologi• Pemeriksaan 3 Posisi• Barium Enema• Barium Follow Through • Pemeriksaan Colon In Loop• CT Scan Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi• Pemeriksaan 3 Posisi

– Supine: proyeksi antero-posterior (AP).

– Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), sinar horizontal proyeksi AP

– Left lateral decubitus dengan arah horizontal, proyeksi AP.

Teknik Pemeriksaan RadiologiBarium enema • Pemeriksaan radiologi dengan

menggunakan kontras positif barium sulfat (BaSO4).

• Suspensi tersebut diminum oleh pasien pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).

• Setelah pasien meminum suspensi barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto – foto dalam posisi yang di perlukan.

Teknik Pemeriksaan Radiologi• Barium Follow Through

Prosedur Pemeriksaan,  Metode Oral

– Dibuat foto pendahuluan Abdomen posisi AP.

– Pasien minum BaSO₄ kira-kira 400 mL.

– Pasien diposisikan supine, foto-foto radiografi dibuat dengan interval waktu 15 menit dengan dikontrol fluoroscopy sebelum pembuatan foto.

Teknik Pemeriksaan Radiologi• Barium Follow Through

15 menit 30 menit 60 menit

Teknik Pemeriksaan Radiologi• Pemeriksaan Colon In Loop• Pemeriksaan radiografi dari

usus besar dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan per anal.

• Tujuan pemeriksaan adalah untuk menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mukosanya maupun yang tedapat pada lumen usus.

Teknik Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan Colon In Loop• Pemeriksaan radiografi dari

usus besar dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan per anal.

• Tujuan pemeriksaan adalah untuk menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mukosanya maupun yang tedapat pada lumen usus.

Teknik Pemeriksaan Radiologi• CT Scan Abdomen

– CT–Scan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum.

– CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras ke dalam pembuluh darah.

– Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif

• ILEUS LETAK TINGGI

Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif

• ILEUS LETAK TINGGI

Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif• ILEUS LETAK RENDAH

Differential DiagnosaGambaran Radiologis

• ILEUS PARALITIK

dilatasi usus keseluruhan

Differential DiagnosaGambaran Radiologis

• INVAGINASI

Differential DiagnosaGambaran Radiologis

• INVAGINASI

Differential DiagnosaGambaran Radiologis

PNEUMOPERITONIUM

Semilunar shadow

Differential DiagnosaGambaran Radiologis

VOLVULUS

Foto dengan kontras barium enema dengan gambaran mirip paruh burung (bird beak).

Penatalaksanaan• Penanganan Awal

– Tatalaksana dehidrasi, – Perbaikan keseimbangan elektrolit dan – Dekompresi pipa lambung

Penatalaksanaan• Bedah

dilakukan apabila terdapat strangulasi, obstruksi lengkap, hernia inkarserata dan tidak ada perbaikan pada pengobatan konservatif.

Komplikasi• Nekrosis usus. • Perforasi usus. • Sepsis. • Syok-dehidrasi. • Abses. • Sindrom usus pendek dengan

malabsorpsi dan malnutrisi. • Pneumonia aspirasi dari proses

muntah. • Gangguan elektrolit.

Prognosis• Mortalitas obstruksi tanpa strangulata

adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.

• Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.3

• Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.

TERIMA KASIH

top related