pemberian manitol pada peningkatan tik
Post on 09-Feb-2016
557 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REFERAT:
PENATALAKSANAAN MANITOL PADA TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL
Bayu Aji Mayogya Putra 052011101035Rizqi Daniar Rosandi 072011101054
Pembimbing: dr. Eddy Ario Koentjoro, Sp. S
BAB 1. PENDAHULUAN
OTAK
X-FACTOR
TTIK
MANITOLVS
SALINHIPERTONIS
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL
Otak (80%) Liquor (10%) Darah (10%)
TIK
Monroe Kelli Doctrine
kemampuan regulasi otak yang berdasarkan volume yang tetap
MONROE-KELLIE DOCTRINE
FAAL TIK normal 15
mmHg Tiap-tiap komponen
intrakranial menmpati volume tertentu
Ambang batas volume yang dapat meningkatkan TIK 7 satuan volume
TEKANAN TINGGI INTRAKRANIAL
Dikatakan tekanan tinggi intrakranial jika > 20 mmHg, sedangkan tindakan aktif dilakukan jika tekanan intrakranial > 25 mmHg.
Jika tekanan intrakranial diukur dengan manometer melalui pungsi lumbal, maka digunakan satuan mmH2O dan bila diukur dengan monitor kardiak digunakan satuan mmHg
Cedera otak generalCedera hipoksik-iskemikCedera otak difusCedera osmolar (hipo/hiper-osmolalitas, DKA)EnsefalopatiInfeksiToksin
Lesi intrakranial fokalVaskularLesi traumatik fokalTumorAbses
Gangguan CSF
Batasan Etiologi
PATOFISIOLOGIBrain Injury → Increased ICP, Apoptosis
Disruption :Brain Parencyma
Vascular
NeuronAxon InjuryDendrite
CerebralIschemia
Cerebral Contusion
BreaksBBB
Release-Ca-Glutamate-Free Radikal-Cytokines-K
Vasogenikedema
TissueHyperosmolarity
Edema Cytotoxic
Increase ICP
Autoregulationdisturbance
CBF
Hematoma
Astrocyteedema
Excototoxicity
ApoptosisNecrosis
PATOFISIOLOGI..2
MANIFESTASI KLINIS Nyeri Kepala Muntah Penurunan kesadaran: bingung, gelisah,
koma Sikap tubuh abnormal Pola nafas abnormal: hiper/hipoventilasi Temuan pemeriksaan nervus kranialis yang
abnormal Papiledema Hipertensi dengan bradikardi atau takikardi Fontanela menonjol (pada bayi)
CT of the cranium showing ICP monitoring through ventricular drainage catheter coupled to an external transducer in its tip, in patient with severe CET, multiple head injuries and frontal contusions
CT scan pasien menunjukkan kompresi ventrikel
PENATALAKSANAAN-MANAJEMEN UMUM
menghindari iskemia sekunder dengan jalan menjaga perfusi otak
Posisi penderita (elevasi kepala 30-450)
Intubasi Sedasi
Golongan benzodiazepin, barbiturat, neuroleptik, dan opioid.
Tujuan Umum Manajemen Umum
PENATALAKSANAAN-TERAPI TTIK Hiperventilasi
Terjadi vasokonstriksi PD otak sehingga CBF turun.
BarbituratPhenobarbital
- Loading dose 10-20 mg/KgBB lalu diulangi 5 mg/kg bolus
- Maintenance: 1-4 mg/kg/jam
- Pertahankan selama 24-48 jam
Sedatif- Morfin 2 – 5 mg/iv/jam- Pentanil 25 – 100 mg iv
dilanjutkan dengan 4 mg/25cc NaCl 0,9%
- Propofol iv 10 mg/cc. dosis pemeliharaan 5-50 mg/kg/menit
Steroid- Efektif untuk
mengatasi edema vasogenik karena tumor
Osmoterapi
LEVEL THERAPY TTIK
MONITORING TIK Kriteria:1. GCS </= 82. CT Scan: Massa lesi3. Gejala TTIK
Tipe Monitor1. intraventricular
catheter (IVC)2. Subarachnoid bolt
(Richmond screw)3. Epidural fiber optic
catheter4. Lumbar drain
MANITOL
Manitol (D-mannitol (C6H14O6)), merupakan bubuk kristal putih yang mudah larut air
Bekerja pada komposisi cairan tubuler serta filtrasi glomerulus
Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida terutama pada tubulus proksimal dan ascending loop of Henle
MEKANISME KERJA Melintasi sawar
darah otak Pergerakan air dari
jaringan otak ke intravaskuler
Meningkatkan osmolaritas serum
Mengurangi viskositas darah
Pemberian manitol menyebabkan perubahan volume darah otak dan meningkatkan kecepatan reabsorbsi cairan serebrospinalis
Manitol terutama bekerja pada bagian sawar darah otak yang terganggu.
EFEK MANITOL PADA KURVE VOLUME-TEKANAN
PENGGUNAAN
Manitol 20% dengan dosis 0,5 – 1 gr/kgBB setiap 4-6 jam diberikan cepat dalam 10 menit
Efek terhadap tekanan intrakranial berlangsung 10-20 menit dan mencapai puncak 20-60 menit, berakhir 3-6 jam
Pada kasus TTIK akut (lebih dari 25-30 mmHg)
Herniasi atau impending herniasi
Tekanan intrakranial yang tinggi
Bila terjadi kegagalan hiperventilasi dan drainase LCS
Menurunkan tekanan intrakranial dari titik kritis yang biasanya diikuti tindakan operasi untuk menghilangkan penyebabnya seperti pada: hematom, tumor, shunting
Dosis Indikasi
PENGGUNAAN..2
Penyakit paru kongestif
Gagal jantung kongestif
Gagal ginjal Kondisi dalam
keadaan syok
Batas waktu tertentu untuk menurunkan tekanan intrakranial
Kemungkinan terjadi efek rebound
Pada perdarahan akut atau kronis perlu dipertimbangkan terjadinya rebleeding
Pada atrofi otak (misalnya ventikolomegali) penurunan volume yang ditimbulkan manitol sangat kecil
Kontraindikasi Pertimbangan Lain
DOSIS
0,25 – 0,5 g/kgBB selama 20 menit dan diulang setiap 4 jam
Dosis maksimal 2 g/kgBB diberikan untuk kurang dari 5 hari
Furosemid 10 mg tiap 2 – 8 jam diberikan bersama-sama
osmolaritas serum harus diperiksa 2 kali sehari dengan target ≤ 310 mOsm/L
25-50 gr tiap 3-6 jam
Literatur lain: 1 – 1,5 mg/kg/kgBB
Pemberian dosis berulang diberikan lagi jika tekanan intrakranial dapat dimonitor dengan nilai > 20 mmHg
American Heart Association (AHA)
European Stroke Initiative (EUSI)
Pemberian dosis berulang harus hati-hati karena manitol dapat berakumulasi pada white matter sehingga cairan intrasel jadi hiperosmolar dan cairan ekstrasel akan kembali tertarik ke dalam sel dan menyebabkan
tekanan intrakranial akan meningkat (rebound phenomene)
EFEK SAMPING Jika digunakan terlalu
lama, efektivitas menjadi menurun dan manitol akan melintasi sawar darah otak yang rusak dan akan menumpuk di otak sehingga cenderung terjadi hipertensi intrakranial
Gangguan keseimbangan elektrolit
hipersensitivitas, dehidrasi dengan segala konsekuensinya
mual, muntah, Febris Haus Pusing Takikardi urtikaria bila terjadi
ekstravasasi dan tromboflebitis
SALIN HIPERTONIS
HYPERTONIC LACTAT SOLUTION Komposisi: Natrium 504 mEq/L, Kalium 4
mEq/L, Kalsium 1,36 mEq/L, Klorida 6,7 mEq/L, exogenous lactate 504 mEq/L, osmolaritas 1020 mOsm/L.
MEKANISME KERJA Dehidrasi jaringan
otak Mengurangi
viskositas Meningkatkan
tonisitas plasma Meningkatkan
perfusi jaringan otak regional
Meningkatkan cardiac output dan MAP
Hilangnya respon inflamasi pada otak
Restorasi potensial membran normal
Reduksi volume ekstravaskuler paru-paru
PENGGUNAAN
Hipervolemia Hipernatremia (Na
plasma > 155 mmol/L)
Gagal ginjal berat Alkalosis
HSL mengandung ion Ca++ dapat terjadi endapan jika diberikan bersama larutan lain yang mengandung fosfat anorganik, hidrogen karbonat/oksalat
Kontra indikasi Interaksi Obat
Sebagai cairan resusitasi untuk memperbaiki volume sirkulasi atau hemodinamik dengan volume kecil dan dalam waktu singkat,
mencegah dan koreksi hiponatremia, mengurangi tekanan intrakranial pada cedera otak traumatik
PERINGATAN DAN PERHATIAN Monitor keseimbangan cairan, elektrolit, &
asam basa Jangan diberikan bersama dengan darah
dalam peralatan infus yang sama Keadaan-keadaan di mana pemberian
natrium & kalium dapat mempengaruhi kondisi pasien
Gunakan larutan yang jernih dalam kemasan yang utuh
DOSIS diberikan secara intravena Secara umum dosis HSL adalah: 1
mL/kgBB/jam infus IV Pada cedera otak traumatik, diberikan 1,5 – 2
ml/KgBB/dlm 15 menit iv Bila dosis maksimal tercapai dan pasien masih memerlukan cairan boleh ditambahkan cairan lain misalnya HES 6%
EFEK SAMPING
Rebound edema Gangguan swar darah
otak Kemungkinan ekses
kematian neuronal (belum pernah dibuktikan)
Perubahan tingkat kesadaran
Myelinolisis pontin sentral
Gagal jantung kongestif
Hipotensi transien Penurunan agregasi
platelet dan pemanjangan waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial
Asidosis metabolik hipokalemia dan hiperkloremia
Flebitis Gagal ginjal
Komplikasi Intrakranial Komplikasi Sistemik
MANITOL VS SALIN HIPERTONIK
VERSUS
secara rutin digunakan intra-operatif
mengurangi pembengkakan otak dan tekanan intrakranial dan untuk meningkatkan konsisi otak selama operasi
Efek sekunder: diuresis
cedera otak memiliki keefektifan
seperti manitol dalam mengurangi peningkatan TIK
tidak menyebabkan diuresis
Manitol 20% Hipertonik Salin 7,5%
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan mana yang lebih efektif antara manitol dengan salin hipertonis
PERBANDINGAN PENURUNAN TIK ANTARA MANITOL – SALIN HIPERTONIS
(cmH2O)
ICP
P‹ 0,05
15’ 1 h 2 h 3 h 4 h 5 h 6 h 7 h 8 h
Time
DESAIN KONSEP PENGGUNAAN MANITOL – SALIN HIPERTONIS
BAB III. KESIMPULAN
Tekanan intrakranial dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu jaringan otak (sekitar 80% dari volume total), cairan serebrospinal (sekitar 10%) dan darah (sekitar 10%). Menurut doktrin dari Monro-Kellie disebutkan bahwa peningkatan volume salah satu faktor harus diikuti kompensasi dengan penurunan faktor lainnya supaya volume tetap konstan..Tekanan intrakranial bervariasi sesuai dengan usia dan nilai normal dari anak-anak tidak diketahui dengan baik. Pada dewasa dan anak-anak yang lebih tua memiliki nilai normal kurang dari 10-15 mmHg, anak-anak muda TIK adalah sekitar 3-7 mmHg dan TIK normal pada infant adalah sekitar 1,5 sampai 6 mmHg. Dikatakan tekanan tinggi intrakranial jika > 20 mmHg, sedangkan tindakan aktif dilakukan jika tekanan intrakranial > 25 mmHg. Nilai TIK lebih besar dari 20-25 mmHg membutuhkan pengobatan pada banyak keadaan. Nilai TIK yang lebih besar dari 40 mmHg mengindikasikan hal yang parah dan mengancam hidup.
Tekanan tinggi intrakranial (TTIK) merupakan kegawatdaruratan di bidang neurologi. Oleh karena itu, harus dilakukan tindakan segera untuk mencegah herniasi otak. Tujuan utama manajemen TTIK adalah menghindari iskemia sekunder dengan jalan menjaga perfusi otak. Manajemen TTIK ada 2 yaitu manajemen umum dan manajemen khusus.
Manitol merupakan suatu diuretik osmotik yang sering digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial melalui efek dehidrasi serebral. Manitol 20% dengan dosis 0,5 – 1 gr/kgBB setiap 4-6 jam diberikan cepat dalam 10 menit. Efek terhadap tekanan intrakranial berlangsung 10-20 menit dan mencapai puncak 20-60 menit, berakhir 3-6 jam.
Hipertonik salin adalah cairan resusitasi untuk memperbaiki volume sirkulasi atau hemodinamik dengan volume kecil dan dalam waktu singkat, mencegah dan koreksi hiponatremia, mengurangi tekanan intrakranial pada cedera otak traumatik. Secara umum dosis HSL adalah:1 mL/kgBB/jam infus IV. Pada cedera otak traumatik, diberikan 1,5 – 2 ml/KgBB/dlm 15 menit iv.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan mana yang lebih efektif antara manitol dengan salin hipertonis, beberapa isu diantaranya mengenai ke-ekuimolaritas-an dari kedua cairan hiperosmora yang dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan Cedera Kepala Akut. Medan: FK USU Little, R.D. 2008. Increased Intracranial Pressure. Clin Ped Emerg Med 9:83-87. Sunardi. 2008. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial, Valsava Maneuver & Pengikatan. Wahyuhadi, J. & Faris, M. 2010. Simposium preceeding - Post Traumatic Brain Edema: The Role
of Mannitol and Hypertonic Saline. Surabaya: Division of Neurotrauma-Neuroemergency Department of Neurosurgery Faculty of Medicine Airlangga University - Dr. Soetomo Hospital
Turner, John M. 2000. Textbook of Neuroanesthesia and Intensive Care: Intracranial Pressure. http://assets.cambridge.org/190015/1731/sample/1900151731ws.pdf
Tonam, et.al. 2004. Neurona Vol. 21 No. 2: Penggunaan Manitol pada Tekanan Tinggi Intrakranial. Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ibsen, Laura.1998. Cerebral Resusitation and Increased Intracranial Pressure. http://pedsccm.org/FILE-CABINET/Practical/Akron_pdfs/9INTRACR.PDF
Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan Cedera Kepala Akut. Medan: FK USU Bahrudin. Posisi Kepala dalam Stabilisasi Tekanan Intrakranial. Sharma, Anil. 1999. Raised Int r a c r ani a l Pr e s sur e and its Management. Unit of
Neurosurgery, Depa r tment of Surgery, Govt. Medical College, J ammu ( J&K) . Huang, S. J., et al. 2005. Efficacy and safety of hypertonic saline solutions in the treatment of
severe head injury. Surgical Neurology 65 (2006) 539 – 546 Craen, R. A. 2007. Comparison of Equiosmolar Doses of Mannitol 20% Versus Hypertonic
Saline 7.5% Infusion in the Reduction of Brain Bulk During Elective Craniotomies for Supratentorial Brain Tumor Resection. Kanada: Lawson Health Research Institute
DAFTAR PUSTAKA..2 Turner, John M. 2000. Textbook of Neuroanesthesia
and Intensive Care: Intracranial Pressure.
http://assets.cambridge.org/190015/1731/sample/1900151731ws.pdf
Tonam, et.al. 2004. Neurona Vol. 21 No. 2: Penggunaan Manitol pada Tekanan Tinggi Intrakranial. Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ibsen, Laura.1998. Cerebral Resusitation and Increased Intracranial Pressure. http://pedsccm.org/FILE-CABINET/Practical/Akron_pdfs/9INTRACR.PDF
Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan Cedera Kepala Akut. Medan: FK USU
TERIMA KASIH..
top related