pemberdayaan koperasi, kesejahteraan anggota dan ketahanan ekonomi wilayah
Post on 28-Jun-2015
1.765 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN KOPERASIUNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
DALAM MENDUKUNG KETAHANAN EKONOMI WILAYAH(Studi Kasus Di Koperasi Pasar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450)
TesisUntuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat S-2
Program Studi Ketahanan Nasional
Diajukan oleh :
Nama : Edy Santosa
Nomor Mahasiswa : 09/293532/PMU/06287
Kepada
SEKOLAH PASCA SARJANAUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2011
i
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
PEMBERDAYAAN KOPERASIUNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
DALAM MENDUKUNG KETAHANAN EKONOMI WILAYAH(Studi Kasus Di Koperasi Pasar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450)
Diajukan Oleh:
Nama : Edy Santosa
No. Mhs : 09/293532/PMU/06287
Telah disetujui untuk diuji
Pembimbing Utama Tanggal
Prof. Dr. Edhi Martono, M.Sc ……………………….
Pembimbing Pendamping Tanggal
Prof. Drs. Kasto, MA ……………………….
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
INTISARI .............................................................................................................. iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
BAB I. PENGANTAR 1
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat penelitihan ....................................................... 4
D. Keaslian Penelitian ............................................................................ 5
E . Sistimatika Penulisan ........................................................................ 6
BAB II. STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI 7
A. Optimalisasi Pengaruh Internal Koperasi ........................................... 8
B. Optimalisasi Pengaruh Eksternal Koperasi ….................................... 9
C. Upaya Yang Dilakukan…………………………………………....... 13
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………............................... 18
B. Saran ……………………………………………………….……… 20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………........... -1-
iii
INTISARI
Koperasi sejak awal sudah diarahkan untuk mampu mengatasi masalah sosial ekonomi masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang beruntung dalam sistem ekonomi pasar liberal kapitalistik. Koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 ayat 1 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peranKoperasi Pasar Pondok Labu dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Setelah dilakukan kajian, dapat diidentifikasi bahwa Koperasi Pasar Pondok Labu menyimpan potensi ekonomi yang dapat diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. Kondisi ini didukung oleh regulasi dan kebijakan pemerintah yang cukup memadai yaitu regulasi yang mengatur tentang perkoperasian. Namun demikian, hingga saat penelitian ini dilakukan, Koperasi Pasar Pondok Labu, masih belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan anggota maupun dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi wilayah. Hal ini dapat diketahui dari adanya beberapa faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Pengaruh faktor internal yang dominan mempengaruhi kinerja koperasi sehingga menyebabkan belum maksimalnya perolehan Sisa Hasi Usaha (SHU) adalah belum optimalnya partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi dan lemahnya manajemen pengelolaan koperasi serta pengaruh faktor eksternal yaitu masih minimnya pemanfaatan potensi ekonomi di daerah operasional koperasi.
Dalam pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu guna meningkatkan kesejahteraan anggota dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi wilayah, hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan faktor internal dan eksternal koperasi melalui peningkatan pemberdayaan anggota dan perbaikan manajemen pengelolaan koperasi, sedangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan faktor eksternal dapat dilakukan dengan fokus pada pemanfaatan potensi ekonomi wilayah dan kebijakan pemerintah di bidang perkoperasian.
Kata Kunci : Pemberdayaan Koperasi, Kesejahteraan Anggota, Ketahanan Ekonomi Wilayah
iv
ABSTRACT
Cooperative (well known in Indonesia as Koperasi) from the beginning has been directed to overcome the socio-economic problems of the economically weakpeople who are less fortunate in the capitalistic system of liberal market economy. Cooperatives believed to be very appropriate to the culture and governance life of the Indonesian nation, this is in accordance with 33rd Article UUD 1945 1st paragraph,which confirms that the economy is prepared as a collaborative effort based on theprinciple of kinship. The study was conducted to understand how the role of PondokLabu Cooperative Market in improving the welfare of members and in supportingregional economic resilience. This study uses qualitative methods of research thatproduces descriptive data in the form of words or verbal statements from the peopleand their observable behaviors.
The study identified that Pondok Labu Cooperation Market have the economic potential that can be empowered to improve the welfare of the community members. This condition also backed by regulations and government policies which are deemed sufficient in regulating governing cooperatives. However, until the research is done, Pondok Labu Cooperative Market, does not optimally improve the welfare of its members in order to support regional economic resilience. There are several factorsthat influence the cooperative condition originating from either inside (internal) oroutside (external). The dominant influence of internal factors affecting the performance of cooperation so that the cooperative is not maximal in the acquisition of net income (well known in term of cooperation as Sisa Hasil Usaha / SHU). Member participation in cooperative activities is not optimum and the lack of skill in cooperative management; compounded with the influence of external factors are responsible for the lack of utilization of economic potential in the area of cooperative operations.
On Pondok Labu Cooperative Market empowerment in order to improve the welfare of members and order to support regional economic resilience, the actions that needs to be done is to optimize the utilization of internal and external factorsthrough increased empowerment of cooperative members and cooperativemanagement improvement, while optimizing the utilization of external factors can bedone with a focus at exploiting the economic potential of the region and government's policies in cooperative.
Keywords: Empowering Cooperative (Koperasi), Membership Welfare, Regional Economic Resilience
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kondisi koperasi di Indonesia
jika dibandingkan dengan praktik-praktik koperasi di berbagai negara industri maju,
dinilai oleh banyak kalangan masih jauh tertinggal, bahkan cenderung bergantung
pada bantuan pemerintah, sedangkan organisasi koperasi di sejumlah negara maju
baik di Eropa, Amerika, Canada dan beberapa negara Asia lainnya mampu tumbuh
dan berkembang seiring dengan perubahan pola perdagangan yang mensyaratkan
kompetisi tinggi di era globalisai saat ini. Dorongan global menuntut koperasi
melakukan reorientasi dan restrukturisasi agar mampu berperan dan berfungsi sebagai
tulang punggung perekonomian bangsa (Swasono, 1992:3).
Koperasi sejak awal diperkenalkan baik di negara-negara Eropa Barat maupun di
Indonesia sudah diarahkan untuk mampu mengatasi masalah sosial ekonomi
masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang beruntung dalam sistem ekonomi
pasar liberal kapitalistik. Koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata
kehidupan bangsa Indonesia dengan nilai-nilai kerja sama (gotong royong), menolong
diri sendiri, solidaritas, kejujuran, keterbukaan, mengutamakan kebersamaan dan
keadilan serta beberapa esensi moral positif lainnya. Hal ini dapat dilihat pada UUD
1945, dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang.
1
2
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, Pasal. 4 Ayat (1)
menyebutkan bahwa fungsi dan peran Koperasi adalah: Membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya; Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat; Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya; dan
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Keberadaan Koperasi di Indonesia menurut data Kementerian Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM), menyebutkan dari sisi jumlah, koperasi di
Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Namun demikian, dari sisi kualitas
berdasarkan Penetapan Peringkat Koperasi yang dilakukan oleh Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2007, hanya terdapat 4 koperasi yang sangat berkualitas di
seluruh Indonesia atau hanya 0,04%, sedangkan yang berkualitas 2,573 atau 25,58%
dan cukup berkualitas sebanyak 5,321 koperasi atau 52,90%, sementara yang dinilai
tidak berkualitas sebesar 2,160 atau 21,48% dari 10,058 koperasi yang disurvey.
Jumlah koperasi di Indonesia sampai dengan Maret 2010 mencapai 175.102 unit
dengan jumlah koperasi yang aktif sebanyak 123.807 unit. Jumlah anggota sebanyak
29.124.067 orang, dengan volume usaha mencapai nilai Rp. 77.514.341.360.000,-.
(77,514 triliun). Bila di bandingkan dengan tahun 2008, maka terdapat peningkatan
jumlah koperasi sebesar 13%, peningkatan jumlah anggota sebesar 6,61%,
peningkatan volume usaha 13,25% dan peningkatan jumlah modal sendiri meningkat
3
35,88%. Ini menunjukkan bahwa gerakan koperasi telah dapat memberikan kontribusi
yang baik bagi perekonomian nasional Indonesia, selain itu koperasi secara
keseluruhan telah menyerap 351.504 orang tenaga kerja yang terdiri dari manajer dan
karyawan.
Untuk mendorong koperasi agar mampu mewujudkan dirinya sebagai badan usaha
yang sehat, maju dan berdaya saing tinggi, diperlukan langkah pemberdayaan secara
terencana, terpadu dan terkoordinasikan dengan berbagai pihak baik di pusat maupun
di daerah, seperti upaya keberpihakan, penumbuhan iklim usaha yang kondusif dan
kerjasama yang sinergis. Namun demikian, untuk mewujudkan koperasi agar lebih
memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendukung
ketahanan ekonomi wilayah, masih dihadapkan pada berberapa permasalahan baik
yang menyangkut faktor internal maupun eksternal koperasi.
Pemberdayaan koperasi untuk peningkatan kesejahteraan anggota dalam
mendukung ketahanan ekonomi wilayah sangat dipengaruhi oleh bagaimana koperasi
dapat menghasilkan keuntungan dalam hal ini Sisa Hasil Usaha (SHU) secara
maksimal. Untuk menghasilkan SHU secara maksimal sangat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal dari koperasi itu sendiri yaitu: Faktor internal yang terdiri dari
partisipasi anggota dan manajemen pengelolaan; Faktor eksternal yang terkait dengan
kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, dimana keberadaan koperasi sangat
potensial untuk mendukung perekonomian nasional, maka pada penelitian ini dipilih
4
objek satu koperasi yang berada ditengah-tengah aktivitas kegiatan ekonomi
masyarakat yaitu: “Koperasi Pasar Pondok Labu” dengan alamat Lantai I Unit No.
12A, Pasar Pondok Labu, Jl. Margasatwa No. 1 Pondok Labu, Kecamatan Cilandak,
Kota Jakarta Selatan 12450.
Untuk memudahkan analisa dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti
adalah Bagaimana gambaran umum Koperasi dan kinerja Koperasi Pasar Pondok
Labu?; Bagaimana strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota?; dan Bagaimana kesejahteraan anggota dapat
memberikan kontribusi dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Gambaran umum dan kinerja Koperasi
Pasar Pondok Labu; Strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota; dan Kontribusi kesejahteraan anggota dalam
mendukung ketahanan ekonomi wilayah. Manfaat dari penelitian ini untuk:
Mengetahui prospek pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu; Menyusun
rekomendasi tentang strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
peningkatan kesejahteraan anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah;
Menjadi bahan referensi atau sumber data sekunder untuk peneliti lain yang
melakukan penelitian terhadap koperasi sipan pinjam atau yang memiliki kegiatan
usaha sejenis dengan Koperasi Pasar Pondok Labu.
5
D. Keaslian Penelitian
Untuk mengetahui pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah,
perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap kondisi obyektif di lapangan
sehingga akan dihasilkan suatu kajian yang berkualitas.
Sudah banyak penelitian mengenai koperasi yang dilakukan oleh peneliti lain,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Any Meilani dan Sri Ismulyaty dari Lembaga
Penelitian dari Universitas Terbuka tahun 2002 dengan judul Hubungan Antar Faktor
Anggota dan Partisipasi Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi di Kabupaten Bogor,
yang kesimpulan penelitiannya menyebutkan banyak sedikitnya anggota belum tentu
menjamin keberhasilan koperasi, tetapi aktifitas anggotalah yang dominan dalam
keberhasilan koperasi terutama dalam hal meningkatkan SHU Koperasi.
Terdapat juga penelitian yang mengkaitkan antara SHU dengan kesejahteraan
anggota seperti yang pernah dilakukan oleh Suyanto dari Universitas Negeri
Semarang pada tahun 2007 dengan judul Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Dan Berbagai Hambatannya, dimana hasil
simpulannya antara lain Kurangnya modal; Letak wilayah yang kurang strategis; dan
Masih rendahnya partisipasi angota.
Dua penelitian diatas merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
penulis lakukan, namun demikian sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang
mengkaitkan antara pemberdayaan koperasi untuk peningkatan kesejahteraan anggota
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap ketahanan ekonomi wilayah.
6
E. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini disusun secara sistematis bab per bab dan adanya keterkaitan
antar bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bab I menjelaskan hal-hal yang bersifat umum yang melandasi latar belakang
pemilihan judul, selanjutnya dilengkapi dengan rumusan masalah, maksud dan
tujuan penelitian, keabsahan penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II memuat strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
peningkatan kesejahteraan anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi
wilayah.
3. Bab III menguraikan analisis pembahasan secara keseluruhan dapat bentuk
kesimpulan yang diakhiri dengan pemberian saran terkait dengan upaya
memberdayakan Koperasi Pasar Pondok Labu.
7
BAB II
STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI PASAR PONDOK LABU
Strategi pemberdayaan koperasi adalah upaya yang berkelanjutan terhadap
koperasi untuk terus maju dan berfungsi dengan baik melalui aplikasi strategi, yang
disertai kemampuan melakukan upaya yang maksimal. Sesuai dengan pemikiran
dasar terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi sehingga belum
dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan belum mampu mendukung ketahanan
ekonomi wilayah, maka strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
peningkatan kesejahteraan anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah,
akan difokuskan pada upaya mengoptimalkan berbagai pengaruh tersebut agar dapat
mendukung kinerja koperasi secara optimal, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota dan ketahanan ekonomi wilayah, yang
diilustrasikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Ilustrasi strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu
MAMPU MENDUKUNGKETAHANAN
EKONOMIWILAYAH
KONDISI WILAYAH DAN KIBIJAKAN PEMERINTAH
DIOPTIMALKAN
FAKTOR EKSTERNAL
• PARTISIPASI ANGGOTA
• PENGELOLAAN KOPERASIDIOPTIMALKAN
FAKTOR INTERNAL
KINERJA KOPERASIOPTIMAL
SISA HASIL USAHA
MENINGKAT
KESEJAHTERAAN ANGGOTA
MENINGKAT
7
8
A. Optimalisasi Faktor Internal Koperasi
Pada pembahasan sebelumnya telah disampaikan bahwa faktor internal koperasi
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja suatu koperasi, oleh
karena itu faktor internal tersebut perlu dioptimalkan, yaitu dari sisi anggota dan
dari sisi pengelolaan koperasi. Dengan demikian pemberdayaan Koperasi Pasar
Pondok Labu akan difokuskan pada optimalisasi pemberdayaan anggota dan
pengelolaan koperasi.
1. Pemberdayaan Anggota
Keberadaan Koperasi Pasar Pondok Labu sangat dibutuhkan oleh para
pedagang kecil di wilayah ini dan memiliki potensi besar dibidang
perekonomian, oleh karena itu keberadaan anggota Koperasi Pasar Pondok
Labu perlu diberdayakan secara maksimal.
Pemberdayaan anggota dilakukan dengan strategi:
a. Meningkatkan partisipasi anggota pada setiap kegiatan koperasi.
b. Meningkatkan mutu layanan kepada anggota
c. Meningkatkan insentif anggota
d. Meningkatkan pengetahuan anggota tentang perkoperasian.
Tujuan yang ingin dicapai dari strategi ini adalah membangun kesadaran
anggota koperasi untuk berpartisipasi secara aktif, sasaran dari strategi ini
adalah meningkatnya partisipasi anggota pada berbagai kegiatan koperasi.
Metode atau cara yang dipilih untuk melaksanakan strategi ini adalah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada.
9
2. Pengelolaan Koperasi
Pemberdayaan koperasi dari sisi pengelolaan akan dilakukan sesuai prinsip-
prinsip manajemen dalam pengelolaan koperasi dengan strategi sebagai berikut:
a. Menerapkan pengelolaan keanggotaan secara sukarela dan terbuka
b. Menerapkan pengelolaan secara demokratis
c. Membagikan sisa hasil usaha secara proporsional
d. Memberikan balas jasa terhadap modal secara proporsional
e. Menerapkan prinsip kemandirian secara proporsional
f. Meningkatkan pengetahuan perkoperasian kepada pengelola
g. Melakukan kerjasama antar koperasi
Tujuan yang ingin dicapai dari strategi ini adalah meningkatkan
kesejahteraan anggota secara optimal dengan sasaran meningkatnya kinerja
pengelola Koperasi Pasar Pondok Labu. Metode atau cara yang dipilih untuk
melaksanakan strategi ini adalah dengan meningkatkan kemampuan manajemen
pengelolaan koperasi.
B. Optimalisasi Faktor Eksternal Koperasi
Secara kelembagaan, sebuah koperasi merupakan suatu organisasi resmi yang
didirikan dan dijalankan oleh anggota sebagai sebuah unit operasi yang sering
disebut sebagai perusahaan koperasi. Fungsi koperasi seperti unit-unit ekonomi
resmi lainnya adalah memberikan jasa-jasa komersial dan keuangan, memasarkan
produk-produk industri dan lain-lain. Demikian halnya dengan keberadaan
Koperasi Pasar Pondok Labu yang telah dijadikan wadah berhimpunnya pedagang
10
kecil dan menengah yang berada di wilayah tersebut dalam rangka meningkatkan
posisi tawar mereka, oleh karena itu diantara anggota saling menjalin hubungan
agar koperasi mereka semakin kuat dan memiliki daya tahan terhadap berbagai
pengaruh baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari luar organisasi demi
menjaga kepentingan anggota-anggotanya.
Salah satu pembahasan mengenai koperasi dilihat dari perspektif teori baru
kelembagaan tersebut dapat dilihat dari apa yang pernah ditulis oleh Conry dkk,
(1986). Mereka memfokuskan pembahasan pada faktor-faktor kelembagaan yang
mempengaruhi perkembangan suatu organisasi usaha yang beroperasi di pasar-
pasar pertanian, yakni koperasi pertanian. Konsep yang dituliskan Conry yaitu
koperasi pertanian dapat berkembang dan beroperasi dalam konteks-konteks
kelembagaan ekonomi, budaya dan dalam sistem yang legal. Konsep dari Conry
dkk, menjelaskan bahwa kelembagaan-kelembagaan informal, formal dan pasar
tidak beroperasi secara terisolasi, melainkan saling mempengaruhi satu dengan
lainnya yang dapat positif maupun negatif, sebagaimana digambarkan pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2: Integrasi operasional kelembagaan koperasi, dikutip dari Conry dkk. (1986)
11
Salah satu aspek yang perlu untuk diperhatikan dalam penguatan kelembagaan
dan daya tahan koperasi adalah adanya faktor perekat dalam koperasi. Dalam
penelitian ini, adanya perekat antara kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah
harus saling mendukung terhadap operasional koperasi, sehingga keberhasilan
koperasi selain berorientasi kepada kepentingan ekonomi anggota juga dapat
mendukung kepentingan ekonomi wilayah dan kepentingan ekonomi nasional.
Dengan demikian, strategi yang diperlukan untuk penguatan kelembagaan dan
peningkatan daya tahan koperasi adalah adanya komitmen yang kuat dan sekaligus
upaya nyata dari pihak-pihak terkait khususnya lembaga koperasi dan pemerintah.
Dalam optimalisasi pengaruh faktor eksternal, konsep pemberdayaan koperasi
difokuskan pada pengaruh faktor kondisi wilayah dan faktor kebijakan pemerintah
yang digambarkan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Optimalisasi pengaruh faktor eksternal dalam pemberdayaan koperasi
Gambar diatas menunjukkan area dimana terdapat faktor-faktor berpengaruh
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
12
- Area Ab, Operasional Koperasi hanya berorientasi pada kondisi wilayah tanpa
memperhatikan kebijakan pemerintah.
- Area Ac, Operasional Koperasi yang disetujui pemerintah atau didukung oleh
kebijakan pemerintah tanpa memperhatikan kondisi wilayah.
- Area Aa merupakan kondisi yang ideal untuk pemberdayaan koperasi yakni
mencakup faktor kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah yang saling
mendukung operasional koperasi.
- Area d, berada diluar wilayah operasional koperasi.
Strategi untuk optimalisasi faktor eksternal tersebut adalah optimalisasi faktor
kondisi wilayah dan faktor kebijakan pemerintah, strategi ini dipilih dengan tujuan
untuk memperkuat organisasi koperasi dalam upaya mendukung ketahanan
ekonomi wilayah. Sasaran strategi ini adalah meningkatnya posisi atau kedudukan
koperasi baik dari sisi legalitas maupun dari sisi keberadaan organisasinya. Metode
yang digunakan untuk melaksanakan strategi ini adalah dengan mengkaji
keberadaan koperasi, melakukan sosialisasi terhadap perkembangan koperasi dan
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam kegiatan koperasi.
Dengan menerapkan konsep diatas, diharapkan koperasi akan dapat
diberdayakan secara optimal, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
anggota dan ketahanan ekonomi wilayah.
13
C. Upaya Yang Perlu Dilakukan
1. Untuk melaksanakan strategi optimalisasi faktor internal koperasi
Upaya yang dilakukan dengan pemberdayaan anggota dan peningkatan
pengelolaan koperasi sebagai berikut:
a. Pemberdayaan Anggota, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Meningkatkan partisipasi anggota. Agar partisipasi dapat meningkat,
maka pengurus koperasi harus mampu menunjukkan kinerja yang baik,
dengan kinerja yang baik akan dapat memberikan nilai tambah kepada
anggota.
2) Meningkatkan mutu layanan kepada anggota. Dengan demikian
setiap segala gerak langkah koperasi harus selalu ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya. Perhatian terhadap kepentingan
anggota dengan cara melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan
menjadi faktor kunci untuk keberhasilan usaha di tengah-tengah iklim
persaingan yang semakin ketat saat ini.
3) Memberikan insentif yang menarik kepada anggota. Di dalam
pemasaran atau penjualan, manfaat harga berupa selisih harga antara
harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota. Dalam koperasi
simpan pinjam maka insentif yang dapat diberikan kepada anggota
diantaranya adalah bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada
koperasi lebih rendah dari bunga kredit yang berlaku di luar koperasi, hal
ini biasa disebut manfaat efisiensi penarikan kredit dan manfaat lain
misalnya dalam bentuk biaya transaksi kredit yang murah, persyaratan
14
kredit yang ringan dan lain-lain. Dengan demikian, kinerja pengelola
koperasi harus mampu ditingkatkan untuk menjaga dan mengamankan
kekayaan para anggotanya yang sudah tertanam dalam koperasi sehingga
kepercayaaan anggota akan terbentuk dan pada akhirnya anggota akan
bersedia menanamkan modalnya lebih besar di koperasi.
4) Melakukan pendidikan perkoperasian kepada anggota. Dengan
pemahaman anggota terhadap koperasi yang semakin meningkat, akan
mempermudah terjalinnya komunikasi yang harmonis antara pengelola
koperasi dengan para anggotanya, sehingga dapat menghindari segala
bentuk kesalahpahaman dan perselisihan yang mungkin saja terjadi.
b. Pengelolaan Koperasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengurus koperasi membuat database keanggotaan dan melakukan
evaluasi terhadap persyaratan untuk menjadi anggota serta
mengkonsultasikan pada rapat anggota tahunan.
2) Pengurus koperasi membuat laporan kondisi koperasi secara berkala
setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan penyajian yang lebih transparan dan
mudah dimengerti oleh seluruh anggota.
3) Pengurus koperasi sebelum membagikan sisa hasil usaha perlu
mengkonsultasikan pada rapat anggota.
4) Pengurus koperasi melakukan evaluasi pemberian balas jasa
terhadap modal yang dapat menjadi beban biaya operasional koperasi,
dan segera melakukan penyelesaian terhadap sisa pinjaman bank yang
mensyaratka jasa cukup tinggi.
15
5) Pengurus koperasi tenaga pemasaran yang memiliki kemampuan
dibidang pemasaran produk koperasi, disertai persyaratan lain yaitu
mengenal kondisi wilayah operasional Koperasi Pasar Pondok Labu
6) Pengurus koperasi meningkatkan pengetahuan perkoperasian kepada
pengelola koperasi melaui pendidikan, pelatihan dan seminar-seminar.
7) Pengurus koperasi meningkatkan kerjasama dengan lembaga
keuangan baik lembaga keuangan pemerintah maupun swasta dalam
rangka menambah permodalan koperasi, disertai syarat-syarat yang
menguntungkan kedua belah pihak.
8) Pengurus koperasi meningkatkan kerjasama dengan institusi yang
memiliki usaha sejenis dengan Koperasi Pasar Pondok Labu dalam
rangka menciptakan persaingan usaha yang sehat dalam suasana yang
kondusif.
9) Pengurus koperasi meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah
Daerah dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana
pembangunan serta potensi sumberdaya daerah lainnya.
10) Pengurus koperasi meningkatkan meningkatkan kerjasama dengan
pelaku-pelaku ekonomi di wilayah sekitar dalam rangka mengembangkan
potensi sumberdaya lokal.
11) Pengurus koperasi meningkatkan kegiatan sosial untuk masyarakat
sekitar dengan melibatkan secara aktif jajaran birokrasi maupun tokoh
masyarakat setempat.
16
3. Upaya yang dilakukan untuk optimalisasi faktor eksternal koperasi.
Upaya ini dilakukan melalui strategi penguatan kelembagaan dan daya tahan
koperasi yang dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)Pengurus dan pembina koperasi melakukan sosialisasi atau promosi kegiatan
koperasi melalui media yang tepat, terarah dan terencana serta
berkesinambungan.
2)Pengurus dan pengelola koperasi dalam melaksanakan kegiatan koperasi
hanya atas dasar perencanaan dan kelayakan bisnis bukan karena adanya suatu
program yang diciptakan oleh pemerintah (sektoral di tingkat pusat).
3)Pengurus dan pengelola koperasi membangun jaringan antara koperasi
dengan lembaga usaha lainnya baik dalam keperluan pengadaan bahan baku
dan teknologi maupun pemasaran hasil produksi.
4)Pengurus dan pengelola koperasi merancang sekaligus melaksanakan model
pendidikan dan latihan teknis usaha yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan usaha anggota koperasi.
5) Pemerintah dalam hal ini Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan bekerjasama
dengan koperasi di wilayah Jakarta Selatan menyusun standar dan metoda yang
tepat untuk materi ajaran koperasi yang dapat mendukung kaderisasi koperasi
di wilayahnya.
6)Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan mengkaji secara cermat bidang usaha
yang mempunyai keunggulan komparatif yang tepat untuk diusahakan oleh
koperasi dan sesuai dengan usaha anggotanya sebagai fokus pengembangan
usaha koperasi.
17
7)Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan bekerjasama dengan Koperasi Pasar
Pondok Labu melakukan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan kepada
pengurus dan pembina koperasi dengan materi dan metoda yang disesuaikan
dengan kebutuhan dalam pengelolaan Koperasi Pasar Pondok Labu, agar
mereka benar-benar memahami koperasi secara utuh.
8)Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan menyerahkan sebagian besar tugas dan
tanggung jawab pembinaan dan pengembangan koperasi kepada gerakan
koperasi itu sendiri.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk peningkatan kesejahteraan
anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah, dipengaruhi oleh faktor
internal yaitu pemberdayaan anggota dan pengelolaan koperasi serta faktor eksternal
yaitu kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah. Hasil kajian terhadap kinerja
Koperasi Pasar Pondok Labu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Upaya Pemberdayaan Koperasi
Upaya pemberdayaan koperasi masih dihadapkan pada permasalahan sebagai
berikut:
a. Pemberdayaan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi
masih kurang maksimal.
b. Pengelolaan koperasi, masih belum optimal pada beberapa hal yaitu:
penerapan prinsip demokratis, penerapan prinsip pemberian balas jasa
terhadap modal, penerapan prinsip kemandirian dan penerapan prinsip
pendidikan perkoperasian serta prinsip kerjasama antar koperasi.
c. Pengaruh faktor eksternal koperasi, kondisi wilayah dan kebijakan
pemerintah dalam mendukung pemberdayaan koperasi, sangat memungkinkan
Koperasi Pasar Pondok Labu menjadi lebih berdayaguna dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota maupun dalam mendukung ketahanan ekonomi
wilayah, namun hingga saat ini masih belum dimanfaatkan secara optimal.
18
19
2. Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, hingga saat ini masih
dihadapkan pada permasalahan pemberdayaan anggota dan pengelolaan koperasi
yang belum optimal, sehingga SHU yang diperolehnya juga tidak optimal,
akibatnya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota menjadi tidak
optimal.
3. Upaya Mendukung Ketahanan Ekonomi Wilayah
Pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu dalam rangka mendukung
ketahanan ekonomi wilayah saat ini masih dipengaruhi oleh kondisi wilayah
operasional Koperasi Pasar Pondok Labu dan kebijakan pemerintah dibidang
koperasi. Koperasi Pasar Pondok Labu dalam memanfaatkan kondisi wilayah
operasionalnya sampai saat ini belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari masih
banyaknya potensi ekonomi di wilayah ini yang belum mampu dimanfaatkan
secara maksimal oleh koperasi, salah satunya adalah kebutuhan modal usaha bagi
para pedagang yang jumlahnya cukup banyak di wilayah operasional koperasi
masih belum bisa dilayani oleh koperasi. Sementara itu, pengaruh Kebijakan
Pemerintah terhadap kinerja koperasi, dari hasil kajian memperlihatkan bahwa
regulasi pemerintah dalam mendukung pemberdayaan cukup besar, namun
implementasi dari kebijakan pemerintah untuk pembinaan dan pengembangan
koperasi serta kebijakan terhadp akses potensi ekonomi daerah masih sangat
kurang.
20
B. Saran
Agar pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk peningkatan
kesejahteraan anggota dalam mendukung ketahanan ekonomi wilayah dapat berhasil
secara maksimal disarankan beberapa hal berikut :
1. Manajemen keanggotaan koperasi perlu dilakukan dengan manajemen
tersendiri yang mencakup aktivitas rekrutasi anggota, pengembangan anggota,
pemberian manfaat, pemeliharaan anggota, dan pemutusan hubungan keanggotaan.
Jika manajemen keanggotaan berjalan secara efektif dan efesien maka partisipasi
dan insentif akan meningkat.
2. Persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi Pasar Pondok Labu yang selama
ini terkesan memberatkan calon anggota (khususnya pedagang), perlu direvisi
dengan mempertimbangkan perilaku atau track record calon anggota, sehingga
persyaratan yang mengharuskan calon anggota memiliki kios selayaknya
dipertimbangkan kembali.
3. Prinsip penerapan pendidikan perkoperasian baik kepada anggota maupun
pengurus, perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari pengelola,
pendidikan perkoperasian perlu dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.
4. Pengurus perlu membuat inovasi jenis usaha selain simpan pinjam, salah
satunya memenuhi kebutuhan anggota terhadap barang dagangan, mengingat
sebagian besar anggota adalah pedagang.
5. Pengurus perlu berupaya meningkatkan permodalan dalam rangka
mengembangkan usaha koperasi, mengingat masih banyak potensi usaha yang
21
dapat dikembangkan oleh Koperasi Pasar Pondok Labu di wilayah Pondok Labu
dan sekitarnya.
6. Pengurus perlu untuk bertindak proaktif mencari informasi mengenai program
pemerintah tentang perkoperasian yang dapat diikuti dan bermanfaat bagi
Koperasi Pasar Pondok Labu, meskipun pemerintah mempunyai kewajiban untuk
membina dan mengembangkan koperasi.
7. Pengurus perlu lebih meningkatkan kerjasama dengan koperasi lain maupun
dengan Suku Dinas Koperasi Kota Jakarta Selatan.
8. Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan perlu meningkatkan pembinaan terhadap
Koperasi Pasar Pondok Labu, sehingga peran Koperasi Pasar Pondok Labu dalam
memberikan kontribusi terhadap perekonomian wilayah dapat lebih maksimal.
- 1 -
DAFTAR PUSTAKA
------------, 1992, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
-------------, 2004, Pedoman Pengembangan Koperasi Khusus Koperasi Sekunder di DKI Jakarta Tahun 2004. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Propinsi DKI Jakarta. Jakarta.
------------, 2007, Pendukung Pemberdayaan KUKM, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Jakarta.
Baswir, Revrisond. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Pustaka Pelajar. Yogjakarta.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1983. Rencana Usaha Badan Jaminan Kredit (Lembaga Usaha Perkreditan) Induk Koperasi Pegawai Negeri. Jakarta.
Hanel, Alfred. 1989. “Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijaksanaan Pengembangannya di Negara-Negera Berkembang”. UNPAD.Bandung.
Hanel, Gary & C.K. Prahalad. 1995. Kompetisi Masa Depan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hatta, Mohammad. 1947. Penundjuk Bagi Rakjat Dalam Hal Ekonomi: “Teori dan Praktek”. Penerbit Kebangsaan Pustaka Rakjat. Jakarta.
Hendrojogi. 2000. “Koperasi Asas-Asas, Teori dan Praktek”. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Hikmat, Herry. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora. Bandung
ICA. 1995. Farmer Organizations and Rural Cooperatives. International Cooperative Aliance (ICA) Communication. (www.gopher.adp.wisc.edu:70)
Ismangil, W, Priono. 2006. “Menumbuhkan Kewirausahaan Koperasi Melalui Pengembangan Unit Usaha yang Fleksibel dan Independen”. Infokop. 29-XXII.Jakarta. Hal:72-76.
Jauhari, Hasan. 2006. “Mewujudkan 70.000 Koperasi Berkualitas”. Infokop. No 28-XXII. Jakarta. Hal:1-9.
Khusaini, Mohammad. 2006. Ekonomi Publik. “Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Daerah”. BPFE, Unibraw. Malang.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran I dan II Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
- 2 -
Krisnamurthi, Bayu. 1988. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Kusnadi & Hendar. 2000. Ekonomi Koperasi. UI Press. Jakarta.
Loekman, Soetrisno. 1995. Substansi Permasalahan Kemiskinan dan Kesenjangan. ICMI dan PSKK-UGM. Yogjakarta.
Marzuki, Usman. 1987. Efisiensi Koperasi dalam Memobilisasi Dana Masyarakat.Infokop, No. 6. Jakarta
Masngudi. 1990. Penelitian tentang Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia. Badan Penelitian Pengembangan Koperasi. Departemen Koperasi. Jakarta.
Michael, P, Todaro. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Mubyarto. 2002. “Ekonomi Kerakyatan dalam era globalisasi”. Jurnal Ekonomi RakyatTahun I No, 7, September, 2002. Yogyakarta. Hal:13-14.
Mubyarto. 2003. “Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu Berkoperasi”. Jurnal Ekonomi RakyatTh. II.No, 4, Juli, 2003. Yogyakarta.
Mulawarman, Aji, Dedi. 1989. Mengembangkan Kemandirian Bisnis Koperasi Indonesia. Jakarta.
Nasution, Muslimin. 1990. Keragaan Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Ekonomi Pedesaan. Disertasi. IPB, Bogor.
Nasution, Muslimin. 2001. Mengevaluasi Kinerja Koperasi. IPB. Bogor.
Nasution, Muslimin. 2008. Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional. PIP & LEPK. Jakarta.
Noer, Soetrisno. 2002. “Koperasi Indonesia: Potret dan Tantangan”. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th II No. 5 Agustus 2002. Yoyakarta.
Noer, Soetrisno. 2003. “Pasang Surut Perkembangan Koperasi di Dunia dan Indonesia”.Jurnal Ekonomi Rakyat. Yoyakarta.
Noer, Soetrisno. 2009. “Koperasi Indonesia: Potret Dan Tantangan”. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI.Jakarta.
Partomo, S.T, & Abdul, Rahman, S. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
- 3 -
Ramudi, Ariffin. 2001. Pengaruh Skala Ekonomi dan Biaya Organisasi Terhadap Dampak Koperasi (Survey pada KUD Pangan di Pantai Utara Jawa Barat).Disertasi. UNPAD. Bandung.
Ropke. 1995. Manajemen Strategi Untuk Koperasi dan Organisasi. Swadaya Bandung.
Sahabuddin, Mustapa. 1995. Analisis Dampak Koperasi Terhadap Anggota (Suatu Kasus Unit Usaha Coklat pada Koperasi Unit Desa Mandiri di Kabupaten Donggala).Tesis Pascasarjana. UNPAD. Bandung.
Sjamsuri, SA. 1986. Daya Hidup Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan Jawa Barat). Disertasi. IKIP. Bandung.
Soejono, Ibnoe. 1993. “Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah Sebagai Pengaman UU No.25/1992 dan Pengaman Peraturan lainnya yang Mendukung Pengembangan Koperasi dan Pengusaha Kecil”. Makalah. IKIP. Bandung.
Soekotjo, Wahyu. 1992. “Otonomi Pembinaan Koperasi: Tinjauan dari Konsep dan Mazhab Koperasi Disertai Bentuk-bentuk Peranan Pemerintah Dalam Pembinaan Koperasi”. Infokop No 10. Januari 1992.
Sritua, Arief. 1995. Dialektika Hubungan Ekonomi Indonesia dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.KELOLA. Jakarta.
Sritua, Arief. 1998, “Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia: Pemberdayaan Rakyat dalam Arus Globalisasi”. Penerbit Zaman. Bandung.
Stiglitz, Joseph. 2003. Globalization and Its Discontents. W, W, Norton & Company. New York.
Sularso. 2003. Koperasi Simpan Pinjam, Pemantapan Melalui Penyempurnaan Aturan. Jakarta.
Sularso. 2006. “Membangun Koperasi Berkualitas, Pendekatan Substansial”. Infokop,Nomor 28-XXII. Jakarta. Hal:10-18.
Sunardi, R,M. 2004. Konsepsi Ketahanan Nasional. Lemhannas RI. Jakarta.
Suryana. 1992. Daya Dukung Usaha Koperasi dan Implikasinya Terhadap Posisi Pendanaan dan Keberhasilan Usaha KoperasiUnit Desa. Tesis, Pascasarjana.UNPAD. Bandung.
Sutaryo, Salim. 1991. Manajemen Permodalan yang Berdasarkan Sendi-Sendi Dasar Koperasi serta Hubungannya dengan Peranan Pemerintah. “Partisipasi Anggota dan Lingkungan Pasar”. Disertasi. UNPAD. Bandung.
- 4 -
Suwandi, Ima. 1986. “Koperasi : Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial”. Bhratara.Jakarta.
Suwandi, Ima. 2005. Revitalisasi Koperasi Sekunder Nasional. Infokop, No:26, Tahun,XX. Jakarta.
Syahnan, S, Phalipi. 2002. Pengelolaan Bisnis Simpan Pinjam dan LKM dalam Era Otonomi Daerah dan Persaingan Global. Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2007. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia Dalam Tekanan Globalisasi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia. Penelitian Kerjasama Kadin Indonesia dan Pusat Studi Industri & UKM Universitas Trisakti. Jakarta.
Wirasasmita, Yuyun. 1992. Aspek-Aspek Teoritis Tentang Pasar Internal dalam Koperasi dan Implikasinya dalam Penentuan Kebijakan Harga. Jurnal Koperasi Indonesia, Tahun VIII, Nomor : 1. Jakarta.
Yulhendri. 2006. Peran Koperasi Dalam Meningkatkan Pendapatan Daerah (Sebuah Solusi Terhadap Penanganan Dan Pemberdayaan Tanah Ulayat di Sumbar).Padang.
top related