pembelajaran ragam gerak tari piring dua ...digilib.unila.ac.id/32227/3/skripsi tanpa bab...
Post on 02-Jan-2020
66 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS
MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP ISLAM KEBUMEN
(Skripsi)
oleh
Kuat Slamet Widodo
(1413043023)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS
MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP ISLAM KEBUMEN
Oleh
KUAT SLAMET WIDODO
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari
piring dua belas menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di
SMP Islam Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui
pendekatan kualitatif. Teori pembelajaran yang digunakan yaitu teori
behavioristik. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen yang berjumlah
10 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran guru
memberikan materi gerak pada siswa, ragam gerak yang diajarkan yaitu sembah,
ngakhelap, ngahelop, sebatang masuk, sebatang keluar, laga puyuh dan nokokh.
Teknis analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi
data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil pembelajaran ragam gerak tari
piring dua belas menggunakan metode drill menunjukan bahwa siswa mampu
memeragakan setiap ragam gerak tari piring dua belas sesuai dengan yang
diajarkan oleh guru.
Kata kunci: Pembelajaran, Tari Piring, Metode Drill
ABSTRACT
LEARNING DIVERSE MOVEMENT PIRING DUA BELAS DANCE USING
DRILL METHODS ON THE EXTRACURRICULAR ACTIVITIES OF
DANCE ART AT SMP ISLAM KEBUMEN
By
KUAT SLAMET WIDODO
This study aims to describe the learning range of motion piring dua belas dance
using drill method on extracurricular activities dance in SMP Islam Kebumen.
This research uses descriptive method through qualitative approach. Learning
theory used is behavioristic theory. The data sources in this study were teachers
and students who followed the extracurricular activities of dance art in SMP
Islam Kebumen which amounted to 10 students. Data collection techniques in this
study are observation, interview and documentation. The implementation of the
learning activities of teachers to give the material motion on students, the range
of motion is taught that is sembah, ngakhelap, ngahelop, sebatang masuk,
sebatang keluar, laga puyuh and nokokh. Based on the result of learning the
range of motion piring dua belas dance using method drill shows that students are
able to demonstrate the range of motion piring dua belas dance in accordance
with what is taught by the teacher.
Keywords: learning, piring dance, drill method
PEMBELAJARAN RAGAM GERAK TARI PIRING DUA BELAS
MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP ISLAM KEBUMEN
Oleh
KUAT SLAMET WIDODO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pesisir Barat, pada tanggal 16 Februari 1995, yang
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suparno dan Ibu
Dwi Rahayu. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah TK YP Lampung
Barat diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah Dasar (SD) Negeri I Gedung Cahya
Kuningan diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Ngambur diselesaikan pada tahun 2009, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Ngambur diselesaikan pada tahun 2012. Tahun 2014 penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni
Tari.
Tahun 2017 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 3 Sri Mulya, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sri Mulya, Kecamatan
Negara Batin, Kabupaten Way Kanan dan pada tahun 2018 penulis melakukan
penelitian di SMP Islam Kebumen untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
MOTTO
“ Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan”
( Amsal 1:7 )
“Kegigihan adalah kekuatan yang tidak kelihatan, yang bisa menyingkirkan
rintangan-rintangan besar”
( David Herbert Lawrance )
PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugrah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Suparno dan Mamak Dwi Rahayu yang tak pernah berhenti
mendo’akan, memberi semangat dan motivasi, terimakasih atas dukungan
dan semangat serta do’a yang di setiap waktu Bapak dan Mamak ucapkan.
2. Adikku Endang Sri Lestari terimakasih atas semangat, dukungan, dan
keceriaan yang selalu diberikan untuk Mamas.
3. Guru-guruku yang telah mengajarkanku dari TK, SD, SMP, SMK, hingga
di tingkat Universitas. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa berdiri sampai titik
ini.
4. Program Studi Pendidikan Seni Tari Universitas Lampung.
5. Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas rahmat
dan kasih-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1). Skripsi ini
berjudul ”Pembelajaran Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas Menggunakan
Metode Drill Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Islam Kebumen”
sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari Universitas
Lampung.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi tidak terlepas dari
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada:
1. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing I, terimakasih atas
kesabaran, ilmu, motivasi serta waktu yang diberikan dalam membimbing
penulis agar skripsi ini menjadi lebih baik.
2. Hasyimkan, S.Sn., M.A., sebagai Pembimbing II, terimakasih telah berkenan
membimbing dan memberikan ilmu yang tak ternilai harganya.
3. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Tari FKIP Universitas Lampung yang telah berkenan menjadi pembahas,
memberikan ilmu, nasihat, motivasi, pengalaman yang tak ternilai harganya.
4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
6. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung
beserta Ibu yang telah berkenan untuk membantu penulis selama proses
perkuliahan di Universitas Lampung.
7. Riyan Hidayattulah, S.Pd., M.Pd., Dr. Dwiyana Habsari, S.Sn., M.Hum., Fitri
Daryanti, S.Sn., M.Sn., Dr. I Wayan Mustika, M.Hum., dan Indra Bulan,
S.Pd., M.A. terimakasih telah membekali penulis dengan banyak ilmu selama
melaksanakan pendidikan di Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP
Universitas Lampung.
8. Seluruh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah mengajar,
dan membimbing mahasiswa Seni Tari angkatan 2014 dari semester I - VII.
9. Abang Diantori S.Sn. dan Mba Ardelia Vasthi M.Pd. selaku asisten dosen
pada masanya, yang memberikan penulis banyak pelajaran dalam hal menari.
10. Kepala sekolah, guru, dan seluruh staff serta seluruh peserta didik di SMP
Islam Kebumen, terimakasih atas kerjasama dan bantuannya dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
11. Alm. Zulkarnaen, A.Md selaku guru seni budaya dan guru ekstrakurikuler di
SMP Islam Kebumen.
12. Keluarga besar yang menjadi sumber kebahagiaan, terimakasih atas
dukungan yang diberikan.
13. Dirga Harto Pratomo, Wahyudi dan Khalis Cundoko Manik yang sudah
menjadi keluarga sendiri bagi penulis, terimakasih telah menjadi
penyemangat, pemberi masukan, dan menjadi teman setia dalam setiap
kondisi, sudah menjadi teman ngontrak selama kuliah. Terimakasih banyak
atas kebersamaan yang kita lalui dari masa propti sampai masa menyusun
skripsi dan semoga persahabatan ini terus berlanjut sampai kapanpun.
14. Kak Wisnu Nugroho, Kak Agus Wantoro, S.Pd yang sudah menjadi kakak
sendiri bagi penulis selama merantau ke Bandar Lampung. Kak Fery
Adriand, Kak Ahmad Tohirin, S.Pd., Kurnia Dama yanti, S.Pd., Novelly
Mutiara Andini, Ita Ani Rosita, Puguh Nurohim, I Nyoman Tri Dharma,
Rizky Ramadhani, Alan Nugroho, Amri S. Zidane, Nyoman Adi Astanada,
Asep Supriadi, Erfan Septian, Lek Edo, Komang Agus Jaye yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan motivasi bagi penulis .
15. Seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Seni Tari angkatan 2014
Adel, Angun Levina, Anggun Suri, Asmara, Ashari, Atika, Alm. Ariska, Ari,
Delvia, Dewi, Riyan, Ghaluh, Fransiska, Heni, Made, Butet, Lusi, Lena,
Mindayu, Nengah, Kadek, Uyuy, Uul, Alm. Dayat, Puspita, Putri Mei, Rani, Uti,
Icak, Sadita, Santi, Thantia, Vera, Zakia. Terimakasih untuk kebersamaan, suka
duka, dan pengalaman yang tak ternilai dalam proses menyelesaikan masa
studi selama kurun waktu 4 tahun ini.
16. Teman-teman KKN-PPL 2017 Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way
Kanan terimakasih sudah memberi makna persaudaraan.
17. Kakak tingkat Program Studi Pendidikan Seni Tari angkatan 2008-2013 serta
adik tingkat angkatan 2015, 2016 dan 2017 terimakasih atas kebersamaanya.
18. Mas Jaya dan Pak Ono terimakasih selalu ada waktu dan selalu membantu.
19. Staff dan bidang akademis kampus dan semua pihak yang telah mendukung
proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, akan tetapi banyak
harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.
Bandar Lampung, 28 Juni 2018
Penulis
Kuat Slamet Widodo
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 7
2.2. Teori Pembelajaran ............................................................................... 9
2.3. Pendidikan Seni .................................................................................... 10
2.4. Pembelajaran ........................................................................................ 11
2.4.1. Tujuan Pembelajaran ........................................................... 11
2.4.2. Ciri-Ciri Pembelajaran......................................................... 12
2.4.3. Proses Pembelajaran .................................................................. 13
2.5. Metode Pembelajaran Drill .................................................................. 14
2.5.1. Langkah-langkah Metode Drill .................................................. 15
2.5.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill .................................. 16
2.6. Seni Tari ............................................................................................... 17
2.7. Jenis-Jenis Tari ..................................................................................... 18
2.8. Tari Piring Dua Belas .......................................................................... 20
2.8.1. Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas ......................................... 21
2.8.2. Musik Pengiring Tari Piring Dua Belas .................................... 29
2.8.3. Busana Tari Piring Dua Belas ................................................... 31
2.8.4. Properti Tari Piring Dua Belas .................................................. 33
2.8.5. Pola Lantai Tari Piring Dua Belas ............................................. 34
2.9. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian .................................................................................. 40
3.2. Sumber Data ......................................................................................... 41
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42
3.3.1. Observasi .................................................................................... 42
3.3.2. Wawancara ................................................................................. 43
3.3.3. Dokumentasi ............................................................................... 43
3.4. Instrumen Penelitian ............................................................................. 44
3.5. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 44
3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 49
4.1.1. Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ...................................... 49
4.1.2. Pertemuan Pertama ..................................................................... 50
4.1.3. Pertemuan Kedua ....................................................................... 55
4.1.4. Pertemuan Ketiga ....................................................................... 60
4.1.5. Pertemuan Keempat ................................................................... 65
4.1.6. Pertemuan Kelima ...................................................................... 69
4.1.7. Pertemuan Keenam .................................................................... 73
4.2. Temuan ................................................................................................. 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ............................................................................................... 79
5.2. Saran ..................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian........................................................... .................. 6
Tabel 2.1. Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas .............................................. 22
Tabel 2.2. Makna Gerak Tari Piring Dua Belas .............................................. 28
Tabel 2.3. Alat Pengiring Tari Piring Dua Belas ............................................ 30
Tabel 2.4. Busana Tari Piring Dua Belas ........................................................ 31
Tabel 2.5. Bentuk Pola Lantai Tari Piring Dua Belas ..................................... 35
Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ............................................... 44
Tabel 4.1. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 53
Tabel 4.2. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 58
Tabel 4.3. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 63
Tabel 4.4. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 68
Tabel 4.5. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 72
Tabel 4.6. Pengamatan Aktivitas Guru ............................................................ 77
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Siswa Sedang Melakukan Pemanasan......................................... 51
Gambar 4.2. Guru Bersama Siswa Sedang Memeragakan Gerak
Ngakhelap ................................................................................... 52
Gambar 4.3. Siswa Memeragakan Gerak Ngahelop dengan
Menggunakan Piring ................................................................... 57
Gambar 4.4. Siswa Memeragakan Gerak Sebatang Masuk ............................. 61
Gambar 4.5. Siswa Berlatih Ragam Gerak Sebatang Keluar .......................... 66
Gambar 4.6. Siswa Memeragakan Gerak Laga Puyuh .................................... 71
Gambar 4.7. Siswa Memeragakan Gerak Nokokh dengan Berjalan
di Atas Piring .............................................................................. 75
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2011 : 3).
Sedangkan menurut (Irawan, 2017 : 22) mengemukakan bahwa Pendidikan
menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak atau
karakter, dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta pendidikan juga berfungsi sebagai media sosial.
Pendidikan seni difungsikan sebagai media yang menjadi jembatan manusia
dalam mengembangkan karakter di dalam diri, dan mengenal dirinya sebagai
bagian dari kebudayaan yang ada di lingkungannya. Manusia belajar dan
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang terarah pada
kelompok masyarakat yang ada di sekitarnya dan dalam lingkungan budaya yang
terdapat di sekitarnya.
Menurut Rohidi dalam (Hidayat, 2006 : 5) bahan pendidikan seni tari memiliki 3
tujuan, yaitu:
1. Sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sensitivitas dan
kreativitas.
2. Memberi peluang seluas-luasnya pada siswa untuk berekspresi.
2
3. Mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan kepribadian yang utuh dan
menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya.
Pendidikan seni yang penuh muatan apresiasi, kreasi dan ekspresi dapat
digunakan sebagai pembimbing peserta didik dalam mengembangkan sikap, dan
juga pengetahuan. Seni tari sebagai media atau sarana pendidikan berbentuk seni
yang menyalurkan nilai-nilai tertentu pada siswa. Proses tersebut merupakan
sebuah transformasi agar mencapai sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan.
Seni tari juga sebagai media pendidikan yang memiliki sejumlah manfaat, yaitu
pengenalan tubuh, pembentukan tubuh, sosialisasi diri dan lain sebagainya.
Pembelajaran seni tari dapat berlangsung secara efektif, efesien dan akuntebel
perlu adanya strategi guna mengorganisir dan mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalaman seni tari selaras dengan kondisi sekolah serta lingkungan di
sekitarnya. Dalam pembelajaran yang berkualitas membutuhkan strategi yang
ampuh agar dapat membantu siswa belajar (help students learn) serta mambantu
guru mengorganisir pembelajaran (teachinh material) (Jazuli, 2016 : 4).
Pembelajaran seni tari yang berlangsung pada kegiatan ekstrakurikuler tari di
SMP Islam Kebumen sangat baik dan efektif itu terlihat dari dukungan pihak
sekolah yang memfasilitasi dalam aspek sarana dan prasarana dalam semua
kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Menurut kemendikbud No 62 tahun 2014 pasal
1, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh siswa di
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.
3
Tari Piring Dua Belas adalah tari yang kaitannya dengan gawi adat masyarakat
Lampung yang beradat saibatin. Tari Piring Dua Belas di dalam kehidupan
masyarakat Lampung dulu sebagai penyambutan para hulubalang yang baru
datang dari medan perang, dan hingga sekarang tarian ini masih dipakai untuk
penyambutan tamu-tamu agung atau para tetua adat (Mustika, 2012 : 74). Bentuk
penyajian tari Piring Dua Belas tetap mempertahankan bentuk aslinya, hal ini
karna untuk menjaga keasliannya. Tari ini biasa dipentaskan pada acara-acara
pesta adat, seperti pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan
tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.
Metode pembelajaran menurut Suyono (2012 : 19) metode adalah seluruh pere
ncanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk
pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode merupakan cara untuk
mencapai tujuan. Ada beberapa metode dalam proses pembelajaran, diantaranya
adalah metode drill (latihan). Metode drill (latihan) disebut juga metode training,
yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta
sebagai sarana untuk memelihara kebisaan-kebiasaan yang baik (Hamdayama,
2016 : 103). Metode ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh
ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
Memilih SMP Islam Kebumen karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah
yang sangat mendukung dan memfasilitasi kegiatan seni tari. Pada kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, selain mengikuti mata pelajaran seni budaya siswa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari yang secara langsung diajarkan oleh guru
mata pelajaran seni budaya. Selain itu yang menjadi pertimbangan peneliti dalam
4
memilihan tempat di SMP Islam Kebumen adalah salah satu sekolah unggulan
dan berprestasi dalam bidang seni.
Pembelajaran tari tidak dapat lepas dari gerak karena tari adalah sesuatu yang
bergerak dan suatu gerak yang memiliki makna serta keindahan, dalam
pembelajarannya juga tidak mudah dan sedikit membutuhkan waktu yang lebih
panjang untuk mempelajari setiap gerakan demi gerakan. Fakta yang didapat dari
narasumber yaitu guru seni budaya SMP Islam Kebumen menurut Bapak
Zulkarnaen, bahwa dalam mempelajari gerak tari tidak mudah maupun tari
tradisional atau tari modern kebanyakan siswa lemah di bagian menghafal gerak
dan membutuhkan waktu yang panjang dan siswa hanya bersemangat latihan
apabila akan adanya perlombaan atau pementasan tari saja. Untuk menambah
referensi mengenai penelitian tari Piring Dua Belas, maka peneliti mengkaji lebih
dalam mengenai pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua Belas menggunakan
metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah; Bagaimana pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua Belas
menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam
Kebumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua
Belas menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam
Kebumen.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi pengajar atau pelatih tari, yaitu dapat mengetahui kemampuan
ragam gerak tari Piring Dua Belas yang dipelajari siswa dalam
ekstrakurikuler tari.
2. Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat memberikan informasi baru untuk
mengembangkan pelaksanaan pembelajaran seni tari menggunakan metode
drill.
3. Manfaat bagi peneliti, yaitu menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman tentang pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua Belas
menggunakan metode drill.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian meliputi tentang objek, subjek, lokasi serta waktu
penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua Belas
menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam
Kebumen.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari
dan guru seni tari di SMP Islam Kebumen.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Kebumen.
6
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2018, yaitu pada semester
genap tahun pelajaran 2017/2018.
Tabel 1.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi
Masalah
c. Pengajuan Judul
d.Penyusunan
Proposal
2 Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan data
3 Penyusunan Laporan
4 Analisis Data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Sucia Aprillia (2016), penelitian berjudul kemampuan siswa menari Piring
12 pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa menari Piring
12 melalui tahapan persiapan, pelaksanaan dan penilaian pada kegiatan
ekstrakurikuler di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Hasil proses
pembelajaran tari Piring 12 pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri
22 Bandar Lampung berjalan dengan baik, namun untuk materi geraknya
ada beberapa ragam gerak yang sulit dan harus dilakukan berulang-ulang
sehingga siswa mampu melakukan gerak dengan benar. Dalam penelitian
ini menekankan pada tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan
penilaian pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 22 Bandar
Lampung.
2. Sally Febrina (2016), penelitian berjudul penggunaan metode drill dalam
pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2
Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimanakah
proses pembelajaran tari bedana menggunakan metode drill pada siswa
8
SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Hasil dari penelitian ini dengan
menggunakan metode drill pada pembelajaran berjalan dengan baik sesuai
dengan rencana kegiatan harian yang telah dibuat oleh guru bidang studi
sebelum proses pembelajaran berlangsung dan sesuai dengan langkah-
langkah pengunaan metode drill.
Penelitian terdahulu memberikan gambaran bagi peneliti dalam melakukan
penelitian mengenai pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas
menggunakan metode drill. Pada penelitian tersebut materi yang disampaikan
terkait juga dengan penggunaan metode drill pada kegiatan pembelajaran. Dalam
pelaksanaan pembelajarannya, guru melakukan langkah-langkah pembelajaran
sesuai dengan aspek yang ada pada metode drill seperti menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu, dan mengadakan latihan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, peneliti menemui bahwa
kemampuan siswa menari piring 12 dapat dilakukan dengan menggunakan
metode drill pada proses pembelajaran. Namun, perbedaan dengan penelitian saat
ini yaitu, pada penelitian saat ini lebih difokuskan pada penggunaan metode drill
dalam proses pembelajaran tari piring dua belas pada kegiatan ekstrakurikuler.
Tujuannya adalah agar penelitian ini untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam
gerak tari piring dua belas menggunakan metode drill pada kegiatan
ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen.
9
2.2 Teori Belajar
Teori belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behavioristik,
menurut teori belajar atau aliran tingkah laku belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut Thorndike dalam Hamdayama (2016 : 36) mengemukakan bahwa belajar
adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau
gerakan). Berdasarkan pengertian ini wujud tingkah laku tersebut, bisa saja
diamati dan tidak dapat diamati. Menurut Thorndike belajar dapat dilakukan
dengan mencoba-coba (trial and error). Mencoba-coba bisa dilakukan bila
seorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respons atau sesuatu,
kemungkinan akan ditemukan respons yang tepat berkaitan dengan masalah yang
akan dihadapinya. Sedangkan menurut Sagala (2013 : 42) mengemukakan bahwa
belajar demikian sifatnya mekanis, seperti mesin, dan akhirnya akan berbentuk
kebiasaan-kebiasaan, dan setumpukan ilmu pengetahuan. Beberapa ciri dari
rumpun teori behavioristik yaitu: (1) selalu mengutamakan unsur-unsur atau
bagian kecil; (2) bersifat mekanistis; (3) menekankan peran lingkungan; (4)
meningkatkan pembentukan reaksi atau respon; dan (5) menekankan pentingnya
latihan. Penggunaan teori ini berhubungan dengan penggunaan metode drill
(latihan) yang memiliki kesamaan memerlukan peran lingkungan, respons antara
guru dan murid, dan latihan. Pembelajaran tari tidak dituntut untuk langsung bisa
menari pada saat itu juga, akan tetapi setidaknya siswa sudah berusaha walaupun
awalnya menemukan kegagalan.
10
2.3 Pendidikan Seni
Pendidikan seni adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Deddy Irawan, 2017 : 22). Pendidikan menjadi
sarana untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak atau karakter, dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta pendidikan juga berfungsi sebagai media sosialisasi. Pendidikan seni
telah ada sebelum manusia mengenal peradaban modern, yang tujuannya selalu
mengalami perubahan, hal inilah yang menyulitkan seorang guru mempersepsi
pendidikan seni yang selalu berubah dan berkembang.
Setiap orang memiliki pemahaman yang kreatif. Seni menyediakan suasana dan
latihan, yang memberi peluang kepada peserta didik untuk aktif terlibat dalam
proses, pengalaman, dan pengembangan aktifitas (Deddy Irawan, 2017 : 69).
Pemahaman calon guru atau pendidik terhadap pendidikan seni dapat menghindari
beberapa kekeliruan yang fatal dalam pembelajaran seni di sekolah, seperti cara
memotivasi kegiatan seni, cara membimbing dan memberikan sugesti dalam
kegiatan seni. Berbagai kajian telah menunjukan bahwa dengan mengenalkan
peserta didik pada proses artistik, dan memasukan unsur budayanya dalam
pendidikan, akan menumbuh dan kembangkan individu menjadi manusia yang
memiliki ciri kreatif dan penuh inisiatif. Pendidikan yang melibatkan kesenian
juga merangsang perkembangan kognitif dan mampu menjadikan objek dan
11
proses pendidikan menjadi lebih relevan bagi kebutuhan masyarakat modern di
lingkungan mereka tinggal.
2.4 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (Racmawati dan Daryanto, 2015 : 38).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Atau pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terjadi kegiatan siswa yang
di dalamnya guru memahami proses belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Sedangkan Hamalik (2011, 2011 : 57) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
belajar.
2.4.1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa
telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa
(Hamalik, 2011: 73). Sebagaimana Hamalik (2011 : 83) mengemukakan bahwa
“Tujuan pembelajaran merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran,
12
merupakan suatu diskripsi tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa, dan
oleh karenanya perlu dipelajari oleh setiap guru”. Tujuan pembelajaran hendaknya
memenuhi keriteria kondisi untuk belajar, merumuskan tingkah laku, dan ukuran
minimal tingkah laku yang diinginkan. Tujuan penting untuk nilai hasil
pembelajaran, membimbing siswa belajar, merancang sistem pembelajaran.
2.4.2 Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, dan prosedur untuk mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan guru terhadap peserta didik. Hal tersebut dapat dipahami dari beberapa
ciri-ciri pembelajaran yang dikemukakan Gagne dalam Sutikno (2014 : 14) bahwa
ciri-ciri pembelajaran yaitu:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suatu
perkembangan tertentu.
2. Terdapat mekanisme, langkah-langkah, metode dan teknik yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
4. Tindakan guru yang cermat dan tepat.
5. Adanya aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan peserta didik dalam proporsi
masing-masing.
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan.
8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk atau hasil.
13
2.4.3 Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah kegiatan inti dalam belajar mengajar. Semua yang
diprogramkan akan dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar
akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
(Djamarah dan Zain, 2014 : 44).
Setiap proses pembelajaran mengandung unsur-unsur yang sifatnya dinamis.
Unsur-unsur tersebut dapat dikatakan dinamis karena dapat berubah-ubah dalam
arti dapat menjadi baik atau tidak baik. Menurut (Hamalik, 2011 : 50) unsur-unsur
yang terkait dalam proses belajar yaitu:
1. Motivasi Siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau
tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar. Motivasi
tersebut dapat timbul dari diri peserta didik itu sendiri maupun dari luar.
2. Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan itu para siswa dapat mempelajari hal-
hal yang yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Karena itu
penentuan bahan belajar mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai,
dalam hal ini adalah hasil-hasil yang diharapkan, misalnya mengenai
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya.
14
3. Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu
siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi
lebih efisien dan efektif. Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran
akan menjadi lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat
waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna.
4. Suasana Belajar
Suasana belajar penting artinya bagi belajar, suasana yang menyenangkan
dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana kacau, ramai,
tidak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang kegiatan
belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut agar
menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan,
menantang dan menggairahkan.
5. Kondisi Subjek Belajar
Kondisi peserta didik turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar.
Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat,
memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan
belajar, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian dengan
pelajaran serta memiliki minat untuk belajar.
2.5 Metode Pembelajaran Drill (Latihan)
Metode Drill (latihan) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta sebagai sarana untuk
sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik (Hamdayama, 2016 :
15
103). Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan, kesempatan dan keterampilan dari apa yang telah
dipelajari. Sebagai sebuah metode, drill adalah cara membelajarkan siswa untuk
mengembangkan keahlian dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap
dan kebiasaan diri agar mampu melaksanakan sesuatu. Sedangkan menurut Majid
(2016 : 214) mengemukakan bahwa metode latihan pada umumnya digunakan
untuk memperoleh sesuatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah
dipelajari. Drill secara denotatif merupakan tindakan untuk meningkatkan
keterampilan dan kemahiran.
2.5.1 Langkah-Langkah Metode Drill (Latihan)
Langkah-langkah metode drill menurut Roestiyah (Sari, Noviyana, and Maryatun,
2016) sebagai berikut:
1. Gunakan latihan ini hanya untuk mata pelajaran yang dilakukan secara
otomatis, tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks. Misal, menghafal,
menghitung dan sebagainya.
2. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas yang dapat memberikan
pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka
melakukan. Sehingga latihan mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi
kehidupannya saat sekarang ataupun masa yang akan mendatang.
3. Guru harus menekankan diagnosa, karena latihan permulaan belum bisa
mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan
16
berikutnya guru meneliti hambatan yang timbul dan dialami peseta didik,
sehingga dapat memilih atau menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki.
4. Perlu mengutamakan ketepatan, dan memperhatikan kecepatan agar peserta
didik melakukan kecepatan dan keterampilan menurut waktu yang telah
ditentukan.
5. Guru memperhatikan waktu ketika latihan agar tidak terlalu lama dan tidak
terlalu singkat, karena jika terlalu lama akan membosankan. Masa latihan itu
harus menyenangkan dan menarik sehingga menimbulkan optimisme dan
menimbulkan rasa gembira yang bisa menghasilkan keterampilan yang baik.
6. Guru dan siswa mengutamakan proses-proses yang esensial/yang pokok dan
tidak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
7. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan
dan kebutuhan masing-masing siswa dapat berkembang.
8. Guru dan siswa menyimpulkan dari hasil latihan.
2.5.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill (Latihan)
a. Kelebihan Metode Drill (Latihan)
Menurut Hamdayama (2016 : 104) metode drill (latihan) mempunyai kelebihan-
kelebihan yaitu:
1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,
menghafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
17
2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan tanda/simbol.
3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan, serta kecepatan
pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Drill (Latihan)
Adapun kekurangan metode ini antara lain:
1. Menghambat bakat dan inisiatif anak anak didik karena anak didik lebih
banyak dibawa pada penyesuaian, serta diarahkan jauh.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4. Dapat menimbulkan verbalisme.
2.6 Seni Tari
Tari sebagai salah satu cabang kesenian yang merupakan ekspresi manusia yang
paling mendasar. Manusia dengan tubuhnya merasakan tegangan dan ritme alam
sekitarnya kemudian mengekspresikan respon-respon perasaan kepada alam
sekitarnya. Tari adalah suatu bentuk pernyataan imajinatif yang tertuang melalui
medium kesatuan simbol-simbol gerak, ruang dan waktu (Jazuli, 2016 : 34).
Keterpaduan antara pernyataan imajinatif dan pernyataan bentuknya yang kasat
mata merupakan ekspresi jiwa, ilusi, dan rasional dari manusia. Setiap bentuk tari
akan selalu terkait dengan tata nilai budaya yang membentuknya.
18
Jazuli (2016 : 34) juga menjelaskan definisi tari oleh para ahli, diantaranya
sebagai berikut:
1. Tari adalah gerak-gerak yang diberi gerak dan ritmis dari badan di dalam
ruang. Definisi tersebut dikemukakan oleh seorang Belanda bernama
Corrie Hartong dalam buku Danskust.
2. B.P.A Soerjodiningrat, seorang ahli tari Jawa dalam Babad lan mekaring
Djoget Djawi mengatakan, bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh
anggota tubuh/badan yang selaras dengan bunyi musik (gamelan), diatur
oleh irama yang sesui dengan maksud dan tujuan di dalam tari.
3. Bagong Kussudiardjo seorang tokoh tari kreasi dijawa, bahwa tari adalah
keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama,
dan berjiwa harmonis.
4. Buku Djawa dan Bali: dua pusat perkembangan Drama dan Tari
Tradisional di Indonesia. Soedarsono mengemukakan bahwa tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang
indah.
Dari beberapa definisi tari tersebut ditemukan satu kesamaan yang mendasar,
yakni ekspresi gerak ritmis, di dalamnya mencakupi bentuk gerak yang indah,
lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa (ekspresi) sesuai dengan
maksud dan tujuan tari.
2.7 Jenis-Jenis tari
Soedarsono (1978: 11) berpendapat bahwa jenis-jenis tari dapat dibedakan atas
dasar pola garapannya dan fungsinya; sedangkan Hidajat (2005 : 60-67)
19
berpendapat bahwa jenis-jenis tari dapat dibedakan menurut perkembangan dan
bentuk penyajiannya. Pemaparan jenis-jenis tari tari tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Jenis-Jenis Tari Atas Dasar Pola Garapannya
Menurut dasar pola garapannya di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu
tari tradisional dan tari kreasi baru. Tari tradisional ialah tarian yang
mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama dan bertumpu pada aturan
tradisi. Sedangkan tari kreasi baru tarian yang mengarah pada kebebasan dalam
pengungkapannya dan tidak menyangkut pada tradisi lagi.
2. Jenis-Jenis Tari Menurut Fungsinya
Secara garis besar menurut fungsinya tari di Indonesia dibagi menjadi tiga
kelompok yaiu tari upacara keagamaan dan adat, tari bergembira atau tari
pergaulan yang juga disebut tari sosial dan tari tontonan. Tari keagamaan atau
adat adalah tari yang difungsikan dalam acara adat dan agama, contohnya
upacara pernikahan, upacara pemakaman dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tari bergembira atau tari pergaulan memiliki fungsi sebagai sarana
pengungkapan rasa bahagia yang biasanya dilakukan oleh kaum muda. Tari
tontonan adalah tari yang sengaja dalam penciptaannya ditujukan sebagai
tontonan untuk orang lain dan biasanya dipertunjukan di gedung ataupun
tempat terbuka.
3. Jenis-Jenis Tari Menurut Perkembangannya
Jenis-jenis tari yang berkembang di masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
20
a. Tari kerakyatan tradisional, adalah tari yang tumbuh secara turun-temurun
di tradisi masyarakat desa.
b. Tari tradisional kebangsawanan, adalah yang tumbuh secara turun-
temurun di kehidupan bangsawan.
c. Tari modern, adalah jenis tari yang muncul karena reaksi terhadap ikatan-
ikatan yang ketat dari tari klasik dan bersifat kekinian.
4. Jenis-Jenis Tari Menurut Bentuk Penyajiannya
Jenis tari menurut jumlah jenis tari dibedakan menjadi enam yaitu sebagai
berikut: (1) tari tunggal adalah tari yang ditampilkan oleh satu orang. (2) tari
duet (berpasangan) tari yang disuguhkan oleh dua orang penari atau
berpasangan. 3) tari trio adalah tari yang ditampilkan oleh tiga penari. (4) tari
kwartet adalah jenis tari yang ditampilkan oleh empat orang penari. (5) tari
massal adalah tari yang disajikan oleh kelompok atau massal. (6) tari kolosal
adalah tari yang ditampilkan oleh banyak orang
2.8 Tari Piring Dua Belas
Tari Piring Dua Belas adalah salah satu jenis tari tradisional Lampung yang
mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung, merupakan perwujudan
simbolis dari adat istiadat dan agama yang telah menyatu bersama pola
masyarakat Lampung (Nazori : 2018). Tari Piring Dua Belas merupakan tari
tunggal. Tari tunggal adalah tari dengan bentuk struktur yang disusun secara
khusus untuk ditarikan oleh satu orang penari. Tari Piring Dua Belas merupakan
tari pergaulan masyarakat Lampung Pesisir yang beradat saibatin. Tarian ini
menggambarkan tatacara dan kewajiban serta hak yang harus dipenuhi masyarakat
21
Lampung pesisir, yaitu sebambangan atau kawin jujukh (yaitu bujang melarikan
gadis untuk dipersunting), tarian ini juga menggambarkan betapa terampil dan
cerianya putri Lampung membawa, menyusun, dan membenahi piring (Mustika,
2012 : 73). Bentuk penyajian tari Piring Dua Belas tetap mempertahankan pada
bentuk aslinya, hal ini dikarenakan untuk menjaga kelestariannya. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak Nazori (01 April 2018) Tari Piring Dua Belas
biasa dipentaskan acara-acara pesta adat, seperti pesta perkawinan, pesta
penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar
nasional. Dahulu tari piring dua belas ditarikan oleh sang ratu dalam menyambut
hulubalang yang pulang dari medan perang, sang ratu menyuguhkan tari piring
dua belas sebagai ungkapan rasa gembira. Tari piring dua belas adalah tari
tunggal yang dahulu ditarikan oleh ratu dengan menari di atas piring yang
berjumlah 12 karena terdapat dua belas bandar pada paksi marga Benawang.
2.8.1 Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas
Ragam gerak tari Piring Dua Belas terdiri dari:
1. Mejong Sembah
2. Ngakhelap
3. Ngahelop
4. Sebatang :
a. Sebatang masuk, sebatang masuk
b. Sebatang keluar, sebatang keluar
5. Laga puyuh
6. Nokokh
22
Tabel 2.1 Ragam Gerak tari Piring Dua Belas
No
Nama Gerak Hit Diskripsi
1. Ngakhakelap
1.
2.
1
2
Kedua telapak tangan disilang
menghadap ke depan, dan
telapak tangan menghadap ke
samping kiri dan kanan.
Kedua telapak tangan dipisahkan
atau dibuka ke arah yang
berhadapan, dengan posisi jari
tengah dan ibu jari menyatu.
2. Sebatang Masuk
1.
2.
1
2
Kedua tangan berada di samping
pinggang sambil membawa
piring.
Memutar piring di samping
pinggang.
23
3.
4.
3
4
Gerakan memutar piring seperti
membentuk angka delapan.
Kedua tangan digerakkan
kembali ke posisi awal sebatang
masuk.
3. Sebatang Keluar
1.
2.
1
2
Kedua tangan memutar membuat
setengah lingkaran
Gerakan dimulai dari atas
24
3.
4.
3
4
menuju ke samping pinggang.
Kedua tangan dibuka di samping
pinggang.
Gerakkan kembali ke posisi
awal.
4. Ngahelok
1.
1
Tangan kiri berada di tempat,
tangan kanan memutar kedalam
25
2.
3.
4.
2
3
4
dari samping.
Gerakan selanjutnya tangan kiri
di samping pinggang, tangan
kanan di atas.
Kedua tangan disilang di depan
pinggang.
Kembali ketempat semula, hal ini
dilakukan secara bergantian.
26
5. Laga Puyu
1.
2.
3.
1
2
3
Pergelangan tangan kanan
diputar di depan tangan kiri.
Tangan kiri berada di samping
pinggang, tangan kanan berada di
atas dan kemudian kembali ke
posisi awal.
Kemudian diikuti dengan
27
4.
4
menggerakkan pergelangan
tangan kiri memutar keluar
Kembali ke posisi semula.
6. Nokokh
1
Sambil membawa piring, kedua
tangan dinaikkan ke atas sedikit
diulang sebanyak dua kali dan
bersiap-siap menukar piring.
Melempar atau menukar piring
secara bergantian yaitu piring
dari tangan kanan dipindahkan ke
tangan kiri begitu juga
sebaliknya
(Sumber, I Wayan Mustika 2012 : 75-85)
(Dokumentasi, Kuat : 2018)
28
Tabel 2.2 Makna Gerak Tari Piring Dua Belas
No Nama Gerak Makna Gerak
1. Ngakhakelap Gerak tari yang berarti memanggil.
Posisi duduk simpuh, badan sedikit condong ke depan
kemudian pada hitungan ke-dua badan tegak lurus.
2. Sebatang Masuk Gerak tari yang diartikan sebagai sungai batang hari,
maksud dari gerak ini adalah walau datang dari segala
arah tapi tetap satu muara. Pada gerakan ini posisi
tangan berada sejajar di depan dan telapak tangan
menghadap ke atas sambil memegang piring.
3. Sebatang Keluar Makna dari ragam gerak ini sama dengan makna
gerak sebatang masuk. Pada gerakan ini posisi tangan
berada sejajar di depan dan telapak tangan menghadap
ke atas sambil memegang piring.
4. Ngahelok Makna dari ragam gerak ini berarti berjalan biasa,
sebab ratu dan raja tidak pernah mau melihat rakyat-
rakyatnya berjalan jongkok atau menunduk. Pada
gerakan ini posisi tangan berada sejajar di depan dan
telapak tangan menghadap keatas sambil membawa
piring.
5. Laga Puyu Ragam gerak ini mengibaratkan burung puyuh
bertengkar maka diharapkan burung tersebut berhenti
sendiri tanpa sesuatu atau menyatakan bahwa di
daerah Lampung hidup semboyan Sang Bumi Ruwa
Jurai.
6. Nokokh Nokokh yang berarti menukar, dimana untuk dapat
melakukan gerakan ini diperlukan keterampilan dan
keberanian.
(Sumber, Nazori : 01 April 2018)
29
2.8.2 Musik Pengiring Tari Piring Dua Belas
Musik sangat dekat dengan kehidupan, namun belum secara khusus menggali apa
saja yang didapat dalam elemen musik tersebut. Bagi seorang mahasiswa seni
baik itu musik maupun teater dan tari sangat penting untuk mengetahui elemen
dasar yang ada dalam musik. Seorang penari misalnya, tidak akan bisa untuk
memaksimalkan unsur wirama yang menjadi bagian penting dalam tari jika ia
tidak memahami musik. Mengetahui bagaimana memadukan antara bunyi dan
gerak-gerakan yang sudah tersusun dalam komposisi tarinya (Hidayatullah dan
Hasyimkan, 2016 : 2).
Alat musik pengiring tari Piring Dua Belas yang dipakai adalah :
1. Rebana
Yaitu sebuah alat musik yang terbuat dari kayu berbentuk cincin dengan kulit
lembu, kambing atau kerbau di satu sisinya alat musik ini sering digunakan
untuk hadrah dan arak-arakan.
2. Gambus Lunik
Gambus adalah alat musik tradisional Lampung yang terbuat dari kayu nangka
yang dimainkan dengan cara dipetik. Dawai gambus sendiri berjumlah empat
helai.
3. Tamborin
Yaitu alat perkusi yang dimainkan dengan cara ditabuh atau dipukul dan
digoyangkan. Alat musik ini menghasilkan suara gemercing yang dapat
dipadukan dengan suara tabuhan dari bagian membrannya.
30
Tabel 2.3 Alat Musik Pengiring Tari Piring Dua Belas
No Nama Gambar
1. Gambus
2. Rebana
3. Tamborin
(Sumber, Taman Budaya Lampung : 2016)
(Dokumentasi, Sucia : 2016)
31
2.8.3 Busana Tari Piring Dua Belas
Tabel 2.4 Busana Tari Piring Dua Belas
No Nama Gambar
1. Gelang Kano
2. Papan Jajar
3. Kain Tapis
4. Kalung Buah Jukum
32
5. Pending Babiting Budug
6. Kembang Melur atau
kembang melati
7. Sanggul Tebak Malang
8. Siger
9. Subang
33
10. Selendang Kuning
11. Selendang Handuk (Putih)
12. Kalung Gajah Minung
13. Baju Kurung
(Sumber, Taman Budaya Lampung : 2016)
(Dokumentasi, Sucia : 2016)
2.8.4 Properti Tari
Properti atau perlengkapan ada dua jenis yang secara langsung berhubungan
dengan penampilan tari yakni dance property dan stage property. Dance property
adalah segala perlengkapan atau peralatan yang terkail langsung dengan penari,
34
seperti berbagai bentuk senjata, assesoris yang digunakan dalam menari. Stage
property adalah segala perlengkapan atau peralatan yang terkait langsung dengan
pentas/pemanggungan dengan mendukung suatu pertunjukan tari, seperti bentuk-
bentuk hiasan, pepohonan, bingkai, gambar-gambar yang berada pada latar
belakang (back drop) dan lainnya (Jazuli, 2016 : 62).
Pada pelaksanaan penelitian ini, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
properti piring yang terbuat dari melamin. Untuk penari pemula akan sangat
membahayakan apabila langsung menggunakan properti piring yang terbuat dari
kaca atau damar. Properti piring menggunakan bahan melamin bertujuan agar
pada saat pembelajaran tidak banyak menanggung resiko seperti piring terjatuh
atau pecah terinjak, namun tetap menyiapkan piring asli untuk melatih
ketangkasan dalam menggunakan properti.
Properti yang digunakan pada tari piring dua belas, yaitu:
1. 12 piring besar
2. 2 piring kecil
3. Kain untuk alas piring penari
2.8.5 Pola Lantai Tari Piring Dua Belas
Pola lantai atau desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui atau dibuat oleh
penari, bisa berupa garis lurus atau garis lengkung. Dari kedua garis tersebut dapat
dibuat berbagai macam bentuk garis dalam area pentas, seperti zig-zag, diagonal,
lingkaran, lengkung, dan sebagainya (Jazuli, 2016 : 58). Desain lantai apabila
35
dipadukan dengan desain gerak atau desain lainnya dapat menimbulkan kesan
artistik dan merangsang emosi/perasaan penonton.
Tabel 2.5 Bentuk Pola Lantai Tari Piring Dua Belas
No Keterangan Gerak Hit Pola Lantai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Duduk di tahta
Berdiri lapah
(menuju arena
menari)
Proses sembah
Sembah
Nunduk sembah
Ngakhakelap tengah
Ngakhakelap simpuh
kanan
Ngakhakelap simpuh
kiri
Ngakhakelap simpuh
tengah
Ngakhakelap simpuh
kanan
Ngakhakelap simpuh
kiri
Ngakhakelap simpuh
tengah
Ambil properti
piring
Ngahilok
Sebatang
Laga puyu set.
Berdiri
1 x 8
2 x 8
1 x 8
3 x 8
3 x 8 +
4
hitungan
1 x 8
1 x 8
2 x 8
1 x 8
2 x 8
2 x 8 +
4
hitungan
2 x 8
2 x 8
1 x 8
36
10.
11.
12.
13.
14.
Laga puyu berdiri
Ngahelok (lapah
menuju posisi
ujung)
Sebatang
Laga puyu
Melangkahi piring
dengan gerak
ngehelok
Sebatang
Laga puyu
Melangkahi piring
dengan garak
sebatang
Ngahelok
Sebatang keluar
Laga puyu
Berjalan di atas
piring dengan gerak
ngahelok
Turun dari piring
Ngahelok
Sebatang
Laga puyu
Laga puyu jalan di
atas piring dengan
gerak sebatang
1 x 8 +
4
hitungan
4 x 8
2 x 8
3 x 8 +
4
hitungan
13 x 8
2 x 8
3 x 8 +
4
hitungan
14 x 8
2 x 8
2 x 8
2 x 8 +
hitungan
1 x 8
belum
naik
kepiring
2 x 8
4 x 8
2 x 8 +
4
hitungan
8 x 8
37
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Turun dari piring
Ngahelok
Diam
Melangkahi piring
dengan nokokh
Ngahelok
Sebatang
Laga puyu
Berjalan di atas
piring dengan gerak
nokokh
Kembali arah, posisi
tidak turun dari
piring
Kembali ke posisi
nokokh
Setengah berdiri
Duduk
Posisi jong simpuh
Ngahelok
Sebatang
Laga puyu
Nokokh
Meletakan piring
Ngakhakelap
Simpuh tengah
Ngakhakelap simpuh
kanan
Ngakhakelap simpuh
kiri
Ngakhakelap
simpunh tengah
Sembah
Nunduk
Meletakan piring
3 x 8
1 x 8
18 x 8 +
4
hitungan
2 x 8
2 x 8
2 x 8 +
4
hitungan
7 x 8
6 x 8
4 x 8
1 x 8
1 x8
2 x 8
2 x 8
1 x 8
1 x 8
1 x 8
1 x 8
2 x 8
2 x 8
1 x 8
1 x 8
4
hitungan
(Sumber, Taman Budaya Lampung : 2016)
38
2.9 Kerangka Pikir Penelitian
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2016 : 60) mengemukakan bahwa, kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka akan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek
permasalahan. Kerangka pikir dalam penelitian ini seperti bagan di bawah ini:
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Pembelajaran
Metode Drill Teori Behavioristik
Tari Piring Dua Belas
1. Pengumpulan data
a. Observasi
b. Wawancara
c. Dokumentasi
2. Analisis Data
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
c. Kesimpulan
Guru Siswa
Hasil
39
Kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen sangat memperhatikan
proses pembelajarannya. Pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan
ekstrakurikuler disesuaikan dengan proses pembelajaran di kelas, seperti adanya
perencanaan tujuan pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran. Tari
piring dua belas yang menjadi salah satu tarian yang diajarkan pada kegiatan
ekstrakurikuler tari dengan menggunakan metode drill yaitu mengajar untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang baik yang digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan. Pembelajaran ini mengacu pada
teori behavioristik yaitu belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi dan respon.
Kegiatan ekstrakurikuler tari diikuti oleh 10 siswa, guru dan siswa melakukan
proses-proses yang pokok dan mengutamakan ketepatan dan memperhatikan
kecepatan serta keterampilan dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan agar nantinya
kesulitan belajar yang dialami siswa pada ekstrakurikuler tari tidak dialami siswa
dalam pembelajaran. Tahapan tersebut antara lain pengumpulan data diataranya
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, analisis data di antaranya reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan. Proses pembelajaran ragam gerak tari piring
dua belas menggunakan metode drill tersebut yang menjadi hasil penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menghasilkan data
kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran ragam gerak tari piring
dua belas menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP
Islam Kebumen. Sujarweni (2014 : 11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel
atau yang bersifat independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan
dengan variabel lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik
dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian deskriptif
tidak dimaksudkan tidak untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi menggambarkan
”apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Metode penelitian
kualitatif adalah digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kulitatif lebih menekankan
makna dan pada generalisasi. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitinya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(Sugiyono, 2016: 9).
41
Desain penelitian dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan praobservasi, dengan melakukan persiapan
observasi ke sekolah. Observasi ke sekolah dilakukan untuk mendapatkan
informasi dengan mengamati pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas
dengan menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP
Islam Kebumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pengolahan data yang telah didapat pada
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir yaitu menyimpulkan dari pembelajaran ragam gerak tari piring dua
belas menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari.
3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan (Arikunto, 2013
: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah Zulkarnaen sebagai guru
pembimbing ekstrakurikuler tari di SMP Islam kebumen serta 10 siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam barbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi di jalan-jalan dan lain-
lain. Jika dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016
:137). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data
yang berkaitan dengan pembelajaran ragam gerak tari Piring Dua Belas, yaitu:
3.3.1 Observasi
Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2016:145) mengatakan bahwa, observasi
merupakan suatu yang kompleks, suatu tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Teknik pengumpulan data digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Bertindak sebagai pengamat pada proses
pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas pada ekstrakurikuler tari di SMP
Islam Kebumen guna mendapatkan data dan informasi untuk menunjang proses
penelitian. Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
informasi dengan mengamati pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas
43
menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam
Kebumen.
3.3.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data
ini berdasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016:138).
Peneliti menggunakan teknik wawancara yang ditujukan kepada guru
pembimbing ekstrakurikuler dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari di
SMP Islam Kebumen dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan data dari
pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas.
3.3.3 Dokumentasi
Teknik pengumpulan dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data tertulis
maupun data yang lainya, seperti foto atau video siswa pada saat pembelajaran
ragam gerak tari piring dua belas dalam kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP
Islam Kebumen. Alat dokumentasi berupa handphone, handycam,dan juga
catatan-catatan tertulis.
44
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam atau sosial yang diamati (Sugiyono, 2016 : 102). Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena pada setiap tahap
observasi, wawancara dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti sendiri serta
dibantu oleh beberapa panduan lainnya.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Peneliti menggunakan instrumen observasi, wawancara dan
dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data, penjelasannya sebagai berikut:
1. Instrumen Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelatih memberikan materi ragam
gerak tari piring dua belas, agar dapat memperoleh data yang valid, maka
dilakukan pencatatan atas apa yang dilihat dan didengar secara langsung pada saat
pengamatan penelitian. Peneliti menggunakan lembar aktivitas guru, sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
No Instrument Kegiatan P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6
1. Menyediakan peralatan yang
diperlukan/ mempersiapkan kelas
2.
Menciptakan kondisi anak untuk
belajar/ melakukan pemanasan
sebelum latihan
45
3. Memberikan penjelasan sebelum
latihan dimulai/ memberitahukan
tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan materi
5. Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran
6. Memberi siswa kesempatan
mengadakan latihan
7. Guru bertanya kepada siswa/
menyimpulkan hasil belajar
Keterangan:
P.1 = Pertemuan Pertama P.4 = Pertemuan Keempat
P.2 = Pertemuan Kedua P.5 = Pertemuan Kelima
P.3 = Pertemuan Ketiga P.6 = Pertemuan Keenam
Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat
awal pembelajaran berlangsung hingga pembelajaran selesai pada setiap
pertemuannya, dengan cara memberi tanda chek list () pada kolom-kolom yang
telah disediakan sebagai penanda.
2. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan peneliti pada saat melakukan wawancara. Alat
yang digunakan adalah handphone sebagai media rekam, dilakukan pada saat
peneliti bertanya kepada guru atau pelatih mengenai pembelajaran tari Piring
Dua Belas dan peneliti juga telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan
dibahas. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 5.
46
3. Instrumen Dokumentasi
Instrumen dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data
berupa foto, dan video yang berkaitan dengan data penelitian. Instrumen atau alat
yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data berupa dokumentasi adalah
buku tulis, camera, handphone. Dilakukan pada saat awal observasi sampai
penelitian selesai. Dokumentasi dapat dilihat pada lampiran 6.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam pereode tertentu. Pada
saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan mengajukan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data
yang dianggap credible. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2016 : 246)
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi data)
Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang pokok, dicari pola dan temanya. Denga demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti dalam peneliti untuk melakukan pengumpulan data
dapat dibantu dengan peralatan peralatan elektronik seperti komputer mini,
47
dengan memberikan kode-kode tertentu (Sugiyono, 2016 : 247). Data yang
direduksi peneliti adalah semua yang berhubungan dengan pembelajaran ragam
gerak tari piring dua belas pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam
Kebumen, yaitu data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Data Display (Penyajian Data)
Dengan men display data, maka akan memudahkan peneliti dalam penyajian
data dengan menggunakan uraian singkat, bagan, hubugan antar kategori.
Penyajian data berupa tabel dan gambar. Penyajian data berupa berupa tabel
berisi tentang penjelasan dan pengamatan mengenai ragam gerak tari piring
dua belas. Penyajian data berupa gambar berupa keseluruhan selama kegiatan
penelitian.
c. Conslusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
penelitian kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Kesimpulan ini sebagai hipotesis,
dan bila didukung oleh data pada industri lain yang luas, maka akan dapat
menjadi teori (Sugiyono, 2016 : 152).
Peninjauan ulang penelitian ini berdasarkan hasil akhir pengamatan
pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas di SMP Islam Kebumen dalam
kegiatan ekstrakurikuler tari. Peninjauan ulang akan dilakukan berdasarkan
48
hasil gambar dan rekaman yang telah terkumpul secara keseluruhan pada saat
penelitian berlangsung dan mengenai tentang pembelajaran ragam gerak tari
piring dua belas pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan selama enam kali
pertemuan menggunakan metode drill pada pembelajaran ragam gerak tari piring
dua belas pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Islam Kebumen berjalan
dengan baik, dilihat dari guru telah melakukan kegiatan pembelajaran ragam
gerak tari piring dua belas dengan langkah-langkah penggunaan metode drill.
Pertama, guru mempersiapkan kelas yang akan dipakai sebagai tempat latihan.
Kedua, mempersiapkan kondisi siswa untuk melakukan pemanasan sebelum
latihan dimulai. Ketiga, menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
sebelum memulai pembelajaran dimulai. Keempat, menyampaikan materi
pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas yang terdiri dari sembah,
ngakhelap, ngahelop, sebatang masuk, sebatang keluar, laga puyuh dan nokokh.
Kelima, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Keenam, memberikan
siswa kesempatan untuk belatih. Ketujuh, guru bertanya dan menyimpulkan
materi, yaitu dengan saling melakukan respon antara guru dan siswa.
Tahap pelaksanaan pembelajaran ragam gerak tari piring dua belas dari
pertemuan pertama hingga keenam mengalami peningkatan dan penurunan. Hal
tersebut dipengaruhi oleh tingkat kerumitan dari masing-masing ragam gerak serta
80
daya tangkap dari setiap siswa. Ragam gerak dengan tingkat kerumitan paling
tinggi adalah ragam gerak nokokh jika dibandingkan dengan ragam gerak lainnya.
Terlihat dari seringnya piring terjatuh pada saat siswa melakukan gerak penukaran
piring.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan penelitian ini terdapat beberapa saran
yang dapat digunakan untuk peningkatan proses pembelajaran maupun penelitian
yang berhubungan dengan materi ini, diantaranya :
1. Pada tahap kegiatan awal, sebaiknya guru memandu siswa saat pemanasan
dan bukan diserahkan kepada ketua kelompok, hal tersebut akan membuat
siswa tidak sungguh-sungguh melakukan pemanasan karena pemanasan
baik untuk meningkatkan suhu tubuh dan otot agar pada saat menari
mencegah terjadinya cidera dan meminimalisir kelelahan fisik.
2. Pada tahap kegiatan inti, sebaiknya guru benar-benar memberikan cara
penggunaan piring. Hal ini terlihat dari seluruh ragam gerak tari piring dua
belas sebagian besar siswa mengalami kesulitan pada saat melakukan
gerakan menggunakan piring, terutama pada gerak nokokh pada tahapan
ini guru disarankan agar benar-benar memberikan cara menukar piring
serta guru harus melakukan secara berulang-ulang sehingga dapat
meminimalisir terjadinya piring terjatuh pada saat siswa menari.
3. Disarankan sebaiknya siswa dan guru menggunakan pakaian praktik atau
pakaian olah raga pada setiap pembelajaran sehingga pada saat melakukan
pembelajaran akan lebih nyaman dan leluasa.
81
4. Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan fasilitas ruangan praktik
khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler tari seperti ruang studio menari agar
pembelajaran lebih nyaman dan tertata.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aprilia, Sucia. 2016. Kemampuan Siswa Menari Piring 12 Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Skripsi Strata 1 Pada
FKIP UNILA Lampung: Tidak diterbitkan.
Febriana, Sally. 2016. Penggunaan Metode Drill Dalam Pembelajaran Tari
Bedana Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
Skripsi Strata 1 Pada FKIP UNILA Lampug: Tidak diterbitkan.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksa.
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hidayatullah dan Hasyimkan. 2016. Dasar-dasar Musik. Yogyakarta: Arttex.
Irawan, Dessy. 2017. Paradigma Pendidikan Seni. Yogyakarta: Thafa Media
Offset.
Jazuli. 2016. Peta Dunia Seni Tari. Semarang: CV. Farishma Indonesia.
Juniati, Erlyn. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Drill
dan Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas VI SD. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 7 (3), 283-291.
Majid, Abdul. 2016. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja (AURA).
Nurhayati Agus, Titik. 2016. Diskripsi Tari Pirngi Dua Belas. Bandar Lampung:
UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung.
Rachamawati dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Menggunakan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2016. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D. Bandung:
Alvabeta cv.
Sutikno, Sobri. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Lombok:
Holistica.
Suyono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
DAFTAR ISTILAH
Benawang : Nama salah satu hulubalang dari daerah Lampung
Gambus : Merupakan salah satu instrument musik tradisional
Lampung bentuk berdawai
Gawi : Perhelatan Adat
Hulubalang : Pejuang atau prajurit perang
Laga Puyu : Ragam gerak tari piring dua belas yang mempunyai arti
burung puyuh sedang bertengkar
Lapah : Berjalan
Ngakhakelap : Salah satu ragam gerak tari piring dua belas yang
mempunyai arti memanggil
Nokokh : Salah satu ragam gerak tari piring dua belas yang
memiliki arti menukar
Sebatang : Nama salah satu sungai yang berada di Tanggamus
Saibatin : Istilah dari salah satu suku di Lampung
Sebambangan : Istilah kawin lari dalam bahasa Lampung
Tari Piring Dua Belas:Tari tradisi Lampung yang ditarikan oleh satu orang penari
putri dengan menggunakan 12 piring
top related