pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka
Post on 21-Jan-2016
141 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB 3. PEMBAHASAN
Telinga tengah pada umumnya steril dari mikroorganisme, sebaliknya
faring (termasuk nasofaring) mengandung mikroorganisme baik yang bersifat
konmensal maupun patogen. Apabila karena suatu kondisi (penyakit atau
kelainan) sehingga menyebabkan gangguan pada elemen pertahanan telinga
tengah yang terdiri dari sillia mukosa tuba Eustachius, enzim, serta antibodi yang
terdapat di sepanjang mukosa rongga telinga tengah, maka mikroorganisme yang
berasal dari nasofaring dapat masuk kedalam rongga telinga tengah.
Mikroorganisme (virus maupun bakteri) yang tumbuh didalam telinga tengah
akan mengakibatkan proses inflamasi mukosa.
Proses peradangan pada otitis media sesungguhnya dicetuskan oleh
gangguan fungsi tuba yang disebabkan oleh diantaranya adanya infeksi di saluran
napas bagian atas, alergi, sumbatan tuba karena adanya massa tumor di
nasofaring, tampon posterior yang terpasang di nasofaring, serta adanya sekret
yang mengental di daerah nasofaring. Gangguan tuba menyebabkan gangguan
ventilasi udara dan gangguan drainase sekret dari rongga telinga tengah.
24
Gambar : Skema Patogenesis Terjadinya Otitis Media
Sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok FKUI, 2000
Proses oklusi ini menyebabkan gangguan ventilasi rongga telinga tengah,
sehingga terjadilah akumulasi udara di rongga telinga tengah yang menyebabkan
tekanan positif sementara pada auris media. Lama-kelamaan udara akan
terabsorbsi oleh epitel kavum timpani, dan berangsur-angsur tekanan dalam
rongga telinga tengah menjadi negatif. Tekanan negatif ini memicu transudasi
kapiler pada mukosa rongga telinga tengah, sehingga menjadi produksi sekret
yang serous dalam telinga tengah, hal ini disebut dsebagai proses efusi.
Keadaan efusi dalam rongga telinga tengah dapat berlanjut menjadi 3
kemungkinan kondisi :
1) Sembuh atau normal kembali
Hal ini akan terjadi bila sumbatan tuba sebagai penyebab utamanya segera
dihilangkan, serta tidak ada mikroorganisme yang menumpangi (oportunis) dalam
Gangguan fungsi tuba
OMA
OMESembuh OMK
Efusi OMETekanan negatif
auris media
25
Sembuh
Oklusi tuba
keadaan efusi ini sehingga tidak terjadi proses inflamasi. Sumbatan dapat
diketahui dengan mengetahui apa penyebab sumbatan.
Apabila disebabkan oleh sumbatan karena tampon posterior, tampon dapat
segera dilepas. Bila disebabkan oleh sekret kental akibat infeksi saluran napas
bagian atas, maka infeksi segera diobati. Apabila penyebabnya adalah barotrauma,
maka segera diatasi dengan pemberian vasokonstriktor lokal dan perasat Valsalva
berulang. Bila diakibatkan keadaan alergi, maka dapat diatasi dengan obat-obatan
antihistamin.
Ketika fungsi tuba sudah kembali normal, maka sisa cairan efusi dapat
dialirkan keluar menuju nasofaring melalui tuba Eustachius. Sedangkan tekanan
negatif berangsur-angsur akan kembali menjadi normal karena fungsi ventilasi
tuba telah kembali bagus.
2) Otitis media efusi
Adanya kumpulan cairan sekret dalam rongga telinga tengah yang tidak
diikuti dengan pengembalian fungsi tuba kearah normal (artinya fungsi tuba tetap
terganggu) disertai sekresi aktif dari kelenjar dalam mukosa telinga tengah maka
menyebabkan keadaan efusi yang menetap. Namun bedanya dengan OMA, disini
tidak terjadi proses infeksi oleh kuman sehingga tidak didapatkan inflamasi.
Meski tidak terjadi proses infeksi keadaan OME tetap harus diatasi karena
disamping menimbulkan gejala yang mengganggu (seperti kurang pendengaran,
rasa penuh dalam telinga, tinitus), keadaan ini merupakan faktor predisposisi
terjadinya infeksi telinga tengah akut sebab kumpulan sekret efusi merupakan
media pertumbuhan yang baik bagi mikroba patogen.
3) Otitis media akut
Sekret hasil efusi merupakan media pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme. Dengan adanya infeksi saluran napas bagian atas, maka hal ini
akan mempermudah pemasukan kuman dari saluran napas atas menuju telinga
tengah. Pertumbuhan yang cepat dari bakteri maupun virus patogen akan
menimbulkan inflamasi pada lapisan mukoperiosteum rongga telinga tengah.
Inflamasi yang terus-menerus terjadi menyebabkan terjadinya iskemia baik pada
sel epitel maupun dinding kapiler yang melingkupi rongga telinga tengah, hal ini
26
menyebabkan nekrosis pada sel-sel epitel serta tromboflebitis kapiler yang akan
menyebabkan kerusakan sel epitel pada akhirnya. Kerusakan lapisan epitel terjadi
baik sebagian maupun secara keseluruhan dari rongga telinga tengah. Kerusakan
yang terjadi pada membran timpani memicu terjadinya perforasi, sehingga bila
tidak diatasi dengan segera akan sampai pada tahap yang disebut dengan otitis
media perforasi.
Keadaan OMA dapat berlanjut menjadi OMK (Otitis Media Kronik) yang
memiliki prognosis lebih buruk. OMA yang terlambat diterapi, diterapi secara
inadequat, virulensi kuman terlalu tinggi, imunitas pasien rendah (seperti pada
keadaan gizi buruk), serta higiene yang buruk akan menyebabkan proses inflamasi
terus-menerus atau kronik. Apabila proses infeksi terus terjadi sampai lebih dari 2
bulan disertai lubang perforasi yang menetap, maka keadaan ini disebut dengan
otitis media kronik. OMK sendiri terdiri atas episode supurasi (yang dinamakan
dengan Otitis Media Supuratif Kronik atau OMSK) dan episode kering (biasa
diistilahkan dengan ”dry ear”).
Saat episode kering, mukosa telinga tengah tidak mengalami peradangan.
Saat episode supuratif, mukosa telinga tengah kembali mengalami peradangan
sehingga dihasilkan sekret hasil peradangan. Peradangan yang berulang lama-
kelamaan akan memicu perubahan secara histologis dari sel epitel mukosa telinga
tengah.
Hubungan OMA, OME, OMK
OME
OMA OMK
27
Hubungan OMA, OME, OMK
- Gggntuba -Perforasi telah
- Infeksi (+) menutup
-Gggn tuba(+)
-Tx terlambat, inadekuat
- Virulensi kuman tinggi- Imun buruk
OME
OMKOMA
Hubungan OMA, OME, OMK
- Gxsisa -OME persisten
- Sembuhtdk -kontaminasi bakterisempurna -infeksi kronis
- Infeksi mereda -perforasi- Gggn tuba (+)
-Perforasi telah menutup- Gggn tuba & infeksi (+) lagi
OME
OMA OMK
Sebenarnya komplikasi dari OMSK akan terjadi bila sawar atau barrier
pertahanan telinga tengah mampu dilalui oleh proses inflamasi yang masif. Sawar
pertahanan tersebut meliputi mukosa kavum timpani, dinding tulang kavum
timpani, dan sel mastoid. Bila ketiga sawar tadi telah ditembus, maka menyusul
28
jaringan granulasi akan terbentuk sebagai respon tubuh kita terhadap proses
peradangan (yang sebenarnya berfungsi untuk melokalisir area peradangan).
Namun, jaringan granulasi ini mampu menembus dan mengerosi struktur anatomi
sekitar telinga tengah yang berdampak pada kerusakan struktur tersebut, hingga
jaringan ini pada akhirnya diistilahkan jaringan patologis.
Seperti yang telah dijabarkan dalam tinjauan pustaka bahwa banyak sekali
komplikasi dari OMSK, tetapi diantara sekian banyak komplikasi yang paling
sering terjadi adalah mastoiditis. Hal ini dikarenakan antrum mastoid (sebagai
bagian dari os mastoid) memiliki hubungan langsung dengan kavum timpani
melalui pintu ”aditus ad anthrum”. Peradangan pada antrum mastoid dapat dengan
mudah dan cepat menjalar keseluruh os mastoid (baik itu sel mukoperiosteum
maupun selulae mastoidnya).
Keadaan ini ditandai dengan gejala yaitu :
1. Otore yang lamanya sudah lebih dari 3 minggu.
Hal ini menunjukkan bahwa infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ
mastoid.
2. Gejala demam biasanya hilang timbul.
Hal ini disebabkan karena infeksi telinga tengah sebelumnya dan
pemberian antibiotik pada awal perjalanan penyakit.
3. Demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik selama proses terapi
yang ideal (7 sampai 10 hari).
4. Rasa nyeri pada daerah retroaurikuler.
5. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak tergantung pada besarnya
kompleks mastoid akibat infeksi.
Sedangkan tanda mastoiditis yang diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah :
1. Nyeri tekan di daerah retroaurikuler.
2. Terdapatnya massa ataupun bisul (abses) di daerah mastoid sehingga
daerah tersebut tampak bengkak, bahkan mampu mendorong auris
eksterna lebih ke anterior.
29
3. Ditemukannya jaringan patologis (polip atau granuloma) dalam canalis
auditorius eksternus yang akarnya ternyata berasal dari telinga tengah.
4. Didapatkan ”reservoir sign” pada telinga ialah suatu tanda dimana ketika
liang telinga penuh dengan sekret, lalu di suction sampai bersih, tidak
lama kemudian (kurang dari 5 menit) tampak liang telinga sudah penuh
terisis oleh cairan lagi. Hal ini dapat diasumsikan bahwa tampungan cairan
yang terakhir adalah turun dari ruang antrum mastoid yang sedang
meradang dan penuh dengan sekret peradangan.
5. Keluar cairan (otorrhea) baik purulent atau mukopurulent tergantung
bakteri penyebabnya.
6. Kemerahan pada kompleks mastoid.
7. Matinya jaringan keras (tulang dan tulang rawan).
Sedangkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan diantaranya :
1. Kultur mikrobiologi sekret telinga.
2. Darah Lengkap (untuk mengetahui adanya proses infeksi).
3. Pemeriksaan CT Scan kepala, foto polos kepala, atau MRI kepala.
Untuk memastikan seberapa jauh penyebaran dari jaringan patologis yang
sudah terjadi.
Bila seseorang telah jatuh pada keadaan OMK, sebenarnya tetap ada
harapan untuk OMK ini tidak berlanjut menjadi komplikasi, yaitu dengan
menjaga higiene agar telinga yang telah terdapat lubang permanen tidak
kemasukan air, disamping itu juga harus menjaga keadaan umum tubuh agar tidak
mudah tercetus infeksi ulangan.
30
BAB 4. KESIMPULAN
Proses peradangan pada telinga tengah disebabkan oleh sumbatan tuba
yang berdampak pada gangguan fungsi tuba (ventilasi dan drainase). Penyebab
sumbatan tuba diantaranya ISPA, alergi, massa atau tumor di nasofaring, sekret
mengental dari hasil infeksi, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan tekanan
negatif pada telinga tengah dan akan diikuti oleh efusi sekret dalam rongga telinga
tengah.
Efusi yang diikuti oleh kembalinya fungsi tuba yang normal akan berakhir
pada kesembuhan. Efusi yang tidak diikuti kembalinya fungsi tuba yang normal,
tanpa adanya infeksi disebut OME. Efusi yang ditumpangi proses infeksi disebut
OMA.
OMA yang tidak diterapi dengan baik, terlambat diterapi, keadaan higiene
buruk, serta virulensi kuman terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya OMK, suatu
radang berulang pada mukosa telinga tengah yang dapat memicu terbentuknya
jaringan patologis. Jaringan patologis mampu merusak struktur anatomi sekitar
rongga telinga tengah yang akan mencetuskan berbagai komplikasi.
31
Mastoiditis merupakan komplikasi dari OMSK yang paling sering terjadi.
Kecurigaan pada adanya mastoiditis bila didapatkan gejala otore lama (lebih dari
3 minggu), otore yang tidak kunjung sembuh setelah terapi yang ideal, nteri
retroaurikuler. Sedangkan tanda yang mengarahkan kecurigaan pada adanya
mastoiditis yaitu kemerahan, nyeri tekan, bengkak (abses) pada daerah
retroaurikuler, ”reservoir sign”, jaringan patologis tampak di liang telinga dan
asalnya dari telinga tengah. Pemeriksaan lebih lanjut dengan MRI, CT Scan perlu
dilakukan, tindakan operatif dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi, Efiati Arsyad, Dr. Sp. THT & Prof. Dr. H. Nurbaiti Iskandar,
Sp. THT. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
2. Boies, Lawrence R., MD & George L. Adams, MD. 2003. Buku Ajar
Ilmu Penyakit THT. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. Bambang, Prof. Dr., 1991. Pelajaran Ilmu Penyakit Telinga Hidung
dan Tenggorok. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
4. Tim Dokter THT RSD dr. Soebandi. 2003. Pedoman Diagnosis dan
Terapi SMF THT. RSD dr. Soebandi. Jember.
5. Tim Dokter THT RSU dr. Soetomo. 2003. Pedoman Diagnosis dan
Terapi SMF THT. RSU dr. Soetomo. Surabaya.
6. http://healthstate.university.com/pages/1111/otitis_media.html
7. http://www.etnet.org/otorrhea.html
8. http://www.emedicine.com/emerg/topic 393.html
32
9. http://www.emedicine.com/emerg/topic 153.html
10. http://www.intelhealth.com/IH/ihtIH/WSIH/9339.html
11. http://www.upm.com/healthmanagement/refference.html
12. http://www.tchain.com/otoneurology/disorders/unilat/otitis.html
13. http://www.evmsent.org.perforation_of_eardrum.asp.html
14. http://F:otorrhea/telinga/welcome&joining_otolaringology.4.html
15. http://www.etnet.org.index2.cfm
16. http://resullivan.com/www.ears.html
17. http://www.IJMS/10years/follow_up.2006.com
18. http://astaqauliyah.otitis/net .
19. http://www.otoHN/default.asp.id14160.html
20. http://www.earsite.com/tumours/procedure_one.html
33
top related