pelatihan tukang bekisting dan...
Post on 01-May-2019
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pelatihan Tukang Bekisting dan
Perancah
Nomor Modul
SBW – 07
Judul Modul
TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN
BEKISTING DAN PERANCAH
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
No. Kode Judul Modul
1. SBW – 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja
2. SBW – 02 K3, RKL dan RPL
3. SBW – 03 Bahan Bangunan Bekisting dan Perancah
4. SBW – 04 Konstruksi Bekisting dan Perancah
5. SBW – 05 Peralatan Bekisting dan Perancah
6. SBW– 06 Membaca Gambar Kerja Bekisting dan Perancah
7. SBW – 07 Teknik Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting
Dan Perancah
8. SBW – 08Daftar Simak (check list) Pemasangan dan
Pembongkaran Bekisting dan Perancah
DAFTAR MODUL
Lembar Tujuan
A. Tujuan Pelatihan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :
Menyiapkan dan membuat bekisting dan perancah pada lokasi pekerjaan
B. Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Menguasai rencana pembuatan bekisting
dan perancah sesuai dengan gambar kerja
dan instruksi kerja
2. Melakukan pekerjaan persiapan pembuatan bekisting
dan perancah
3. Melaksanakan pembuatan bekisting dan perancah
4. Melakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja
5. Melaksanakan pembongkaran bekisting dan perancah
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah selesai mengikuti modul
ini peserta mampu : melakukan
pemasangan dan pembongkaran
bekisting dan perancah dilokasi
pekerjaan secara tepat sesuai
dengan gambar kerja yang
ditentukan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah modul ini diajarkan peserta mampu:
1. Menyebutkan fungsi bekisting dan perancah
2. Melaksanakan pekerjaan persiapan serta
memasang bouw plank/papan duga untuk
bekisting dan perancah.
3. Melaksanakan penyambungan pekerjaan kayu
untuk pekerjaan bekisting dan perancah
4. Membuat dan memasang bekisting dan
perancah
5. Melaksanakan pembongkaran bekisting dan
perancah
6. Melakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja
Bab I Bekisting1.1 Fungsi sebuah Bekisting
Menjalani tiga (3) fungsi :
a. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat
b. Harus dapat menyerap dengan aman, beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran
c. Harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas dan dipindahkan
Berdasarkan fungsi, sebuah konstruksi bekisting dapat
dibagi dalam:
a. Bekisting kontak
b. Konstruksi penopang
c. Penanggulangan : angin, tekukan dan penjaga kestabilan
OHT. 1
1.2 Beban – beban Vertikal
a. Bekisting tradisional
- Kayu papan 150 N/m2
- Balok – balok anak 150 N/m2
- Penyangga 150 N/m2
Total sekitar 300 – 450 N/m2
b. Bekisting sistem
Permukaan kontak yang terbuat
dari triplex, balok dari kayu dan
penyangga dari baja dengan
batasan 20 % OHT. 1 -1
Bab II Melaksanakan Pekerjaan Persiapan serta
Memasang Bouw Plank (Papan duga) untuk
Bekisting dan Perancah
2.1 Guna mendukung pembuatan dan pemasangan bekisting dan perancah diperlukan pekerjaan tambahan
1. Pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan (Land Clearing)
2. Pekerjaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan (acces road)
3. Pekerjaan pengeringan (drainage)
Kemudian dapat dilaksanakan pemasangan bouw plank (papan duga)
OHT. 2
2.2 Pembersihan lokasi pekerjaan dari rerumputan, akar – akaran, cabut tunggul, pengupasan permukaan, penimbunan dan meratakan
Pemasangan bouw plank ( papan duga), dimana sebelumnya dilakukan pengukuran titik ikat/patok tetap TBM dari titik Bench Mark (B.M) yang paling dekat dengan lokasi pekerjaan yang menunjukan ketinggian elevasi
OHT. 2 - 1
2.3 Pekerjaan jalan masuk
Dalam perencanaan jalan masuk dari jaringan jalan yang telah ada perlu dipertimbangkan dengan cermat, ekonomis dan aman
2.4 Pengeringan (Drainage)
Perlu dijaga saluran pembuangan yang lancar dan dapat mengalirkan menerus sepanjang tahun sampai pembuangan akhir, sungai.
Adanya perbaikan, pemeliharaan antara lain : pengerukan, pelebaran, meninggikan tanggul.
OHT. 2 - 2
Bab III Melaksanakan Penyambungan Kayu
Untuk Pekerjaan Bekisting dan Perancah
3.1 Umum
Memasang sebuah bekisting adalah menyatukan elemen – elemen
Membedakan sambungan yang bersifat konstruktif
a. Terlebih dahulu dilaksanakan di tempat kerja
b. Dibuat setempat ditempat pembangunan
Dalam membuat sambungan, hendaknya kita
memperhatikan hal – hal berikut :
- Biasanya batang yang akan disambung akan mengalami pelemahan
- Penentuan letak sambungan harus dilakukan dengan cermat
- Sebuah sambungan dapat bergeser oleh pembebanan
- Batasilah banyaknya sambungan oleh suatu pendetailan yang baik
- Semua sambungan bisa menjadi mahal, jika pengerjaan menghabiskan banyak waktu
OHT. 3
3.2 Alat Sambung Kayu
3.2.1 Sambungan gigi
- Sambungan gigi tunggal
- Sambungan gigi tunggal yang
diperkuat :
a. Dengan baut
b. Dengan papan pengapit
c. Dengan pelana
- Sambungan gigi rangkap
OHT. 3 - 1
3.2.2 Paku
3.2.3 Baut
- Baut Biasa
- Baut kunci
- Sekrup kunci
- Baut perentang
3.2.4 Baut Pasak khusus
3.2.5 Pasak Cincin dan Bulldog Connector
- Pasak cincin
- Bulldog Connector
3.2.6 Pelat Paku
3.2.7 Perekat OHT. 3 - 2
Pada gambar 3.1 Sambungan Gigi Tunggal
Kependekan masing – masing berarti :
P = Gaya tekan pada kuda penopang
H = Gaya tarik pada balok loteng sebesar H = P. Cos
OHT. 3 - 3
4.1Bekisting dan Pekerjaan penyelesaian Pemasangan :
❖ Bekisting harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan beton, guna memperoleh bentuk permukaan yang diinginkan
❖ Bekisting harus dipasang dengan sempurna sesuai dengan bentuk – bentuk dan ukuran dalam gambar kerja
❖ Bekisting terbuat dari kayu, besi atau bahan material yang memadai
❖ Bentuk bekisting harus memiliki penguat dan penopang agar dapat menahan tekanan yang timbul akibat beban konstruksi, pengecoran dan pengerasan beton, angin dan
gaya lainnya tanpa terjadi deformasi/melendut
Bab IV Membuat Pemasangan dan Pembongkaran
Bekisting dan Perancah
OHT. 4
Teknik pemasangan bekisting
Setelah mempertimbangkan :
❖ Bahan bentuk, ukuran sudah terpenuhi
sesuai syarat yang ditentukan
❖ Kekuatan, kerapatan dan sambungan
memenuhi syarat
❖ Kelurusan, ketegakan, kebersihan
memenuhi syarat
❖ Tenaga kerja, peralatan, material
tersedia cukupOHT. 4 - 1
Pembongkaran bekisting :
1. Tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan
direksi paling tidak setelah tiga (3) hari
waktunya berlalu
2. Metode yang dipakai benar, misalnya beton
tidak boleh bergerak
3. Paku dicabut dahulu, sehingga cetakan dengan
mudah dapat dibongkar
4. Cara membongkar cetakan, arah congkelan
harus keluar sehingga tidak merusak beton
OHT. 4 - 2
Pemasangan Perancah :
1. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong kearah samping
2. Bambu boleh digunakan untuk tiang perancah asalkan
dipikirkan terhadap stabilitas terutama terhadap : berat
sendiri, beban – beban lain yang timbul selama
pengecoran, serta akibat getaran alat penggetar, beban
alat, pekerja
Pembongkaran Perancah :
Menyesuaikan pembongkaran bekisting, dimana
pekerjaan beton dinyatakan secara teknis selesai
OHT. 4 - 3
4.2 Penggunaan sebuah bekisting
1. Keamanan
Keamanan tidak hanya bergantung dari
perencanaan yang baik, melainkan juga
dari keadaan dimana konstruksi
ini dilaksanakan.
Peraturan keamanan dimaksudkan antara lain untuk menghindari serta mengurangi terjadinya bahaya kecelakaan.
OHT. 4 - 4
2. Penggunaan sebuah Bekisting
Dalam kaitan dengan bekisting ditetapkan upaya –
upaya pengamanan sebagai berikut antara lain :
- Pemasangan sandaran yang memadai
- Pemakaian alat pelindung diri
- Pengontrolan dan pemeliharaan mutu semua
peralatan dan material
- Pembatasan keberadaan orang yang
tidak berkepentingan ditempat pembangunan
- Penopangan bekisting yang baik
- Menghindari beban lebih terhadap bekisting
maupun beton yang belum mengeras
- Mesin angkat hanya dimaksudkan untuk mengangkat dan memindahkan sesuatu, membantu dalam membuka bekisting dapat merugikan (beton bisa tertarik hingga lepas)
OHT. 4 - 5
4.3 Bekisting setelah Pengecoran Beton
4.3.1 Penanganan susulan, isolasi dan penghangatan bekisting
4.3.2 Umum
4.3.3 Cara Melepaskan Bekisting :
Pada saat melepas bekisting, beban harus dipindahkan secara beraturan serta tanpa hentakan pada konstruksi beton bersangkutan.
Tidak dibenarkan penggunaan linggis dan alat penolong lainnya yang dapat memberikan gaya tarik yang besar.
Alat – alat ini dapat menimbulkan kerusakan pada kulit beton, lebih baik menggunakan pasak – pasak lebar dari kayu. Merupakan hal yang penting, bukan hanya beton saja yang dilindungi, melainkan bekisting sedapat mungkin harus dilindungi pula lewat penanganan yang dilaksanakan secara hati –hati.
OHT. 4 - 6
4.3. 4 Urutan membuka bekisting
Waktu untuk melepas papan berbeda untuk
masing – masing bidang.
Konstruksi yang menahan beban, harus lebih
lama dibiarkan.
4.3.5 Urutan pelepasan bekisting
Dua (2) cara pelepasan bekisting :
a. Dari tahap kekuatan beton
b. Dari jangka waktu pengerasan beton
Tahap kekuatan beton yang akan ditentukan dengan bantuan :
- Uji coba pengerasan
- Uji coba pukul (sedikitnya 30 nilai)
- Pengukuran ultra sonik (± 30 pengamatan)
- Palu pukul – balok dari pengukuran ultra sonik (± 30 pengamatan yang dikombinasikan )
Ditentukan dari jangka waktu pengerasan beton, lihat tabel
OHT. 4 - 7
4.4 Pelepasan Bekisting dari
konstruksi beton yang dipasang
lebih dulu
- Dengan memperhatikan adanya lenturan
dan perpendekan elastis.
Perpendekan yang akan menimpa konstruksi
beton sebagai akibat dari pemasangan yang
dilakukan lebih dulu adalah sekitar 15 %
dari seluruh perpendekan, turut juga
pengaruh penyusutan dan temperatur.
OHT. 4– 8
4.5 Menangani bagian – bagian dari bekisting.
Bagaimana menciptakan suasana kerja yang lebih baik, jika lahan pembangunan, tempat pembangunan, los kerja, gudang diurus secara teratur, keamanan pun akan lebih terjamin, hingga tercipta suasana aman.
Pada waktu melepas bekisting
➢ Semua mur, pasak pen pusat dan komponen – komponen kecil lainnya segera dikumpulkan secara terpisah dalam peti atau keranjang
➢ Ulir sekrup dari baut dan pen pusat bersihkan dari sisa spesi, baut berguna lagi dan komponen – komponen yang ulir sekrupnya sudah aus dibuang.
➢ Pada waktu mengangkut dengan mesin – mesin angkat (kran) harap diperhatikan, agar satuan – satuan bekisting waktu terjadinya penguluran tidak dirusak oleh perangkat steger atau benda – benda lain yang mencuat ke luar.
➢ Bebaskan kayu dari semua paku.OHT. 4 - 9
4.6 Berbagai persiapan pada
teknik pelaksanaan yang bersifat khusus
4.6.1 Bekisting untuk beton yang dipasang
terlebih dahulu.
Ada pertimbangan, akibat dari
momen lentur atau kekuatan aksial
Dianjurkan untuk melakukan berbagai upaya, sehingga memungkinkan bekisting melakukan gerakan vertikal dan horisontal
OHT. 4 - 10
4.6.2 Beton suntik
Penggunaan beton suntik adalah terutama
pada konstruksi, beton yang bersifat massal.
Yang terlebih dahulu dimasukan ke dalam
bekisting bukanlah spesi beton, melainkan
bahan – bahan pencampurnya.
Dengan penekanan, mortel suntik, yang
mengisi lubang – lubang dan alur – alur di
sela – sela kerikil dan setelah
mengeras menyatukan massa kerikil ini.
Tekanan bekisting dalam arah
horizontal diperoleh dari tekanan
material pencampuran dan dari tekanan hidrostatik oleh mortel
OHT. 4 - 11
Bab V Melakukan Pemeriksaan Kualitas
Hasil Kerja
5.1 Setelah pembongkaran bekisting dilakukan
berarti umur teknis dipenuhi, pengecoran dan
pengerasan berjalan lancar, sesuai prosedur maka
baru pemeriksaan kualitas hasil kerja.
Pemeriksaan kualitas hasil kerja mencakup :
5.1.1 Teknis pekerjaan
5.1.2 Fisik
OHT. 5
5.1.1 Teknis pekerjaan mencakup antara lain :
- Mampu menyerap gaya yang timbul akibat proses pengecoran beton, perawatan, pengerasan, getaran , angin, stabilitas terpenuhi
- Tidak terjadi penurunan, menunjukan daya dukung tanah terpenuhi (bearing capacity)
5.1.2 Fisik pekerjaan bekisting meliputi :
- Kualitas bahan, memenuhi syarat
- Ukuran papan, balok, sambungan kayu, baut
- Kokoh dan kuat konstruksi
OHT. 5 - 1
top related