pelaksanaan kursus calon pengantin sebelum …repository.uinjambi.ac.id/5797/1/shk 162107...
Post on 30-Mar-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN SEBELUM
PERNIKAHAN DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA
RUMAH TANGGA
(STUDI DI KUA KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Satu (S.I)
Dalam Hukum Keluarga Islam
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
LISA AFRIANTI
SHK.162107
PEMBIMBING:
Dr. H. UMAR YUSUF, M.H.I.
SITI MARLINA, S.Ag., M.H.I.
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1442 H/2020 M
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya : (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu
diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan
bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang
berturut-turut". (Q. S. Al-Anfal : 9) (Al-Qur’an dan Terjemah,
Bandung, PT Sygma Examedia Arkanleema, 2016)
vi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Dalam Mengatasi
Problematika Rumah Tangga (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Jambi Luar Kota)”. Skripsi ini dilatar belakangi dengan banyaknya masalah-
masalah yang terjadi dalam rumah tangga yang tidak dapat diselesaikan dengan
baik sehingga berujung perceraian. Dengan adanya program kursus pra nikah
yang dibuat oleh Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas
Islam) ini bertujuan untuk menciptakan keluarga sakinah dengan cara memberikan
bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam hidup berumah tangga.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut : pertama, pelaksanaan
kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota memang dilakukan
mengikuti peraturan yang dibuat oleh Dirjen Bimas Islam hanya saja
pelaksanaannya tidak maksimal. Kedua faktor pendukung dalam pelaksanaan
kursus pra nikah ini adalah letak KUA yang strategis, adanya tempat untuk
melaksanakan kursus pra nikah, adanya pemateri dan adanya peserta yang
mengikuti pelaksanaan suscatin, dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
kursus pra nikah ini adalah banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui tentang
pentingnya mengikuti kegiatan ini dan banyaknya masyarakat yang bersikap acuh
tak acuh terhadap aturan yang dibuat Dirjen Bimas Islam tentang wajib mengikuti
pelaksanaan kursus pra nikah ini, sehingga banyak sekali masyarakat yang
bermalas-malasan dan sering datang terlambat pada saat pelaksanaan kursus calon
pengantin ini dilakukan. Ketiga dampak dari pelaksanaan kursus calon pengantin
ini adalah peserta dari pelaksanaan kursus calon pengantin mendapatkan ilmu-
ilmu serta pengalaman yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui dan ilmu-
ilmu yang mereka dapat saat pembinaan itu mereka amalkan dalam kehidupan
berumah tangga, sehingga kehidupan berumah tangga yang mereka dapatkan
sekarang menjadi keluarga sakinah mawaddah dan warahmah.
Kata Kunci : Pelaksanaan, Kursus Calon Pengantin
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan guna memenuhi
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Hukum
Keluarga Islam pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya kepada hidup yang penuh cahaya Islam.
Skripsi ini diberi judul “Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Sebelum
Pernikahan Dalam Mengatasi Probelematika Rumah Tangga (Studi Di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota)” merupakan suatu penelitian tentang pelaksanaan
kursus calon pengantin yaitu dari tatacara prosedur sebelum pelaksanaan kusus
calon pengantin hingga bagaimana pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA
tersebut dan apakah berjalan dengan semestinya atau tidak, hal ini lah yang
membuat penulis tertarik untuk menelitinya.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
viii
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi Asy‟ri, MA. Ph.D. sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag, MH. sebagai Dekan Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R.,Ph.D, Bapak Ruslan Abdul Gani, SH, MH,
Bapak Dr. H. Ishaq SH. M. Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik,
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan dan
Wakil Dekan Bidang Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
4. Ibu Mustiah RH, S.Ag, M.Sy. dan Bapak Irsadunas Noveri, SH, MH. Sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Umar Yusuf, M. H,I sebagai Pembimbing I dan Ibu Siti
Marlina, S.Ag., M.HI sebagai Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah dan perpustakaan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak dan Ibu pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
yang banyak meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam penulisan
skripsi ini.
Di samping itu saya sadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
ix
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Dengan selesainya skripsi ini
Kupersembahkan
Untuk Ayahanda tercinta Jamhari dan Ibunda tercinta Rohani
Dan untuk kakak tersayang Yuli Andriani
Terima Kasih
Atas semua pengorbanan, dorongan, do’a
Yang selalu tercurah untukku
Atas semua saran dan semangat yang selalu diberikan.
Buat sahabat-sahabatku Ristiawati, Mila Ahroza, Dewi Patimah, Durotun Nasihah
dan Lilis Dwi Lestari
Yang tetap setia dan banyak memberikan motivasi
Dan inspirasi dalam hidupku
Semoga jerih payah dan dukungan tersebut
Mendapat imbalan dari Allah SWT.
Aamiin.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
LEMBARAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................................ iv
MOTTO ......................................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 11
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 11
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 11
E. Kerangka Teori ........................................................................................... 12
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 22
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 23
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 24
D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 29
F. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 31
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Letak Geografis Lokasi Penelitian ............................................................. 32
B. Visi Misi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota ............................................ 34
C. Susunan Organisasi, Program Kerja dan Uraian Tugas............................. 35
D. Sarana Prasarana ........................................................................................ 45
xii
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kursus Calon Pengantin.............................................................................. 47
B. Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota ............................................................................................................. 51
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Kursus Calon
Pengantin Di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota ....................................... 60
D. Dampak Dari Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin .................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................................... 67
C. Penutup ....................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................................
SURAT KETERANGAN BUKTI RISET ....................................................................
CURRICULUM VITAE ................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN
1. Hal : Halaman
2. H : Hijriah
3. M : Masehi
4. Q.S : Al-Qur‟an Surah
5. KDRT : Kekerasan Dalam Rumah Tangga
6. KUA : Kantor Urusan Agama
7. UIN : Universitas Islam Negeri
8. DIRJEN : Direktur Jendral
9. BIMAS : Bimbingan Masyarakat
10. SUSCATIN : Kursus Calon Pengantin
11. CATIN : Calon Pengantin
12. KMA : Keputusan Menteri Agama
13. NO : Nomor
14. SWT : Subhanahu Wata‟ala
15. SAW : Shollallahu Aalaihi Wasalam
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga tercipta berawal menghubungkan antara dua insan yang
mempunyai niatan dalam menjalin sebuah hubungan yang terikat oleh kedua
belah pihak yang biasanya disebut dengan pernikahan. Kemudian islam sendiri
menganjurkan kepada umatnya untuk menikah dengan berbagai bentuk
motivasi. Terkadang menyebutkan bahwa nikah adalah termasuk sunnah para
Nabi, teladan para Rasul yang wajib diikuti petunjuknya. Dalam perspektif
Islam, salah satu tema yang sangat diapresiasi dan popular dalam kajian hukum
adalah ḥikmah at-tasyri‟ wa falsafatuhu (hikmah dan filosofi pembentukan
hukum Islam). Secara filosofi, hukum Islam mesti dilandaskan pada nilai dan
hikmah. Ringkasnya, sendi-sendi hukum, prinsip-prinsip hukum, pokok-pokok
hukum dan kaidah-kaidah hukum yang dijadikan pondasi bagi hukum Islam,
itulah yang disebut falsafah hukum Islam.1
Pernikahan atau perkawinan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut
dengan dua kata, yaitu nikah ( نكاح ) dan zawaj ( زواج ). Kedua kata ini yang
terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam
Al-Qur’an dan hadis Nabi.2 Perkawinan menurut hukum Islam disebut dengan
istilah nikah dan ziwaaj. Nikah menurut bahasa mempunyai dua arti yaitu
1 T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy,(2002), “Falsafah Hukum Islam”, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra), Hal. 16. 2 Amir Syarifuddin, (2006), “Hukum Perkawinan Islam di Indonesia”, Cet. Ke- 1 (Jakrta
Putra Grafika), Hal. 35
1
2
makna sebenarnya (hakikat) dan makna kiasan (majaz). Arti nikah secara
hakikat adalah zam yang berarti menghimpit, menindih, berkumpul. Arti nikah
secara kiasan adalah wata‟ yang berarti setubuh atau akad.3 Perkawinan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluara rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.4
Agar dapat terbina dan terciptanya suatu rumah tangga yang sakinah,
mawaddah dan warrahmah. Islam telah memberi petunjuk hak dan kewajiban
suami istri, apabila hak dan kewajiban dari suami istri dilaksanakan maka
dambaan suatu rumah tangga yang bahagia sakinah akan terwujud.5
Keluarga yang harmonis adalah dambaan setiap pasangan suami istri.
Untuk meraih dan mewujudkan keluarga dambaan tersebut di perlukan ikhtiar
sungguh-sungguh, teristimewa pada pasangan perempuan dan laki-laki yang
akan dan sedang membangun mahligai rumah tangga. Kerja sama yang baik
harus dimulai sejak kedua pasangan tersebut menikah. Kendala dalam
berkomunikasi dapat menyebabkan pernikahan dan keluarganya tidak
harmonis seperti, adanya percekcokan antara suami istri.6
3 Mawardi Muzamil, 2006, “Hukum Perkawinan Islam”, Cet. 1, Unissula Press,
Semarang, Hal. 1 4 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1
5 Ahmad, Rofiq, 1998, “Hukum Islam di Indonesia”, Jakarta : PT, Raja Grafindo Perada,
Hal.181 6 Avy Andria Kusumadewi, 2019, Jurnal skripsi, Judul Pelaksanaan Program Kursus
Calon Pengantin (Suscatin) Di KUA Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Dalam
Perspektif Manajemen Dakwah , Hal. 2
3
Terjadinya keretakan dalam rumah tangga disebabkan minimnya
pembekalan dan pengetahuan tentang keluarga yang sesungguhnya. Masalah
kecil bisa menjadi masalah besar apabila masing-masing pihak tidak saling
mempercayai dan tidak mau mengalah. Namun ternyata masih banyak kaum
remaja yang belum memiliki keinginan melaksanakan perkawinan disebabkan
oleh faktor diantaranya karena kurangnya kesiapan baik materi maupun mental.
Kualitas sebuah perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan dan
kematangan kedua calon pengantin dalam menyongsong rumah tangga.
Perkawinan sebagai perkawinan yang sakral dalam perjalanan hidup dua
individu. Banyak sekali harapan untuk kelangsungan suatu perkawinan namun
ditengah jalan kandas yang berujung dengan perceraian karena kurangnya
kesiapan kedua belah pihak dalam mengarungi rumah tangga. Ketidaksiapan
pengantin baru bisa dilihat dari bagaimana mereka berprilaku setelah menikah.
Jika mereka masih melakukan kebiasaan seperti belum menikah, hal itu
menandakan bahwa mereka tidak sadar jika dirinya telah berubah fungsi.
Seharusnya mereka telah berfikir tentang bagaimana menyikapi faktor-faktor
yang mungkin timbul saat berumah tangga, seperti ketidak cocokan keluarga,
perbedaan pandangan maupun bagaimana cara menyikapi kebiasaan buruk
pasangan.7
Agar individu-individu memiliki persiapan mental dan fisik atau materil
dalam jenjang pernikahan dan agar rumah tangga memiliki persiapan daya
7 Hasniah Hasan, “Mencegah Perceraian Masalah Sepele Saja Menghancurkan Rumah
Tangga”, artikel di akses pada 26 Agustus 2015 dari http://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/304
lensut4.pdf
4
tahan yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah dari pengaruh internal
maupun eksternal. Maka perlulah bekal sebelum pernikahan agar mengetahui
dan mempersiapkan diri untuk kehidupan rumah tangga nanti, dan kata kunci
itu adalah Bimbingan Pra Nikah.8
Bimbingan Pra Nikah merupakan salah satu program BP-4 yang
dianggap penting. Bimbingan pra nikah merupakan suatu pola bimbingan yang
ditunjukkan untuk membantu, memahami dan menyikapi konsep pernikahan
dan hidup berkeluarga berdasarkan tugas-tugas perkembangan dan nilai-nilai
keagamaan sebagai rujukan dalam mempersiapkan pernikahan yang mereka
harapkan. Diharapkan dengan adanya bimbingan pra nikah ini agar tercapai
kemampuan untuk memahami, menerima dan mengarahkan calon pengantin
secara optimal dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik
lingkungan secara umum maupun lingkungan keluarga untuk membentuk
keluarga sakinah.
Kursus calon pengantin ini telah diatur berdasarkan aturan dari
Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 Tahun 2004,9 pemerintah
mengamanatkan agar sebelum pernikahan dilangsungkan, setiap calon
pengantin harus diberikan wawasan terlebih dahulu tentang arti sebuah rumah
tangga melalui kursus calon pengantin (suscatin). Sarana penyelenggaraan
kursus catin seperti silabus, modul, sertifikat tanda lulus peserta dan sarana
8 Uin Sunan Gunung Djati Bandung, Jurnal Skripsi Ridha, Judul Strategi Petugas BP4
KUA Cimahi Utara Dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Peserta Bimbingan Pra Nikah,
Hal. 5 9 KMA No.477 Tahun 2004
5
prasarana lainnya disediakan oleh Kementerian Agama. Sertifikat tanda lulus
bukti kelulusan mengikuti Suscatin merupakan persyaratan pendaftaran
perkawinan.
Dengan keluarnya Peraturan Direktur Dirjen Bimas Islam Nomor
Dj.II/491 Tahun 2009 dan sekarang menjadi Peraturan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018
tentang bimbingan pra nikah atau kursus calon pengantin, merupakan respon
atas tingginyaangka penceraian dan kasus KDRT diIndonesia. Dengan
mengikuti kursus calon pengantin pasangan calon pengantin yang mau
melakukan kejenjang pernikahan akan dibekali materi dasar pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan berumah tangga. Sebagai ujung tombak dari
kementerian Agama, KUA memasukkan program kursus calon pengantinini
sebagai salah satu persyaratan proses pendaftaran pernikahan. Surat edaran
dirjen bimas islam dari Kementerian Agama, KUA memasukkan program
kursus calon pengantin ini sebagai salah satu persyaratan proses pendaftaran
pernikahan. Program kursus calon pengantin akan terlihat jelas, apalagi kursus
calon pengantin bertujuan meningkatkan kualitas keluarga melalui pembinaan
dan pembekalan dalam pasangan suami istri.10
Dari Kursus pra nikah yang dibuat pemerintah tersebut dapat digali nilai-
nilai yang menjadi tujuan dari lahirnya peraturan terkait. Tentu, nilai-nilai
10
Alwiansyah Batubara, Jurnal Skripsi, Judul Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Di
Kua Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Menurut Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018, Hal. 3-4
6
tersebut tidak otomatis secara kasat mata muncul dan dapat diketahui oleh
seseorang. Diperlukan kajian mendalam yang dalam hal ini dapat dicapai
dengan maqasid asy-syari‟ah.11
Salah satu bunyi pasal dalam peraturan kursus pra nikah berbunyi:
Pasal 2 Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018
Peraturan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan
keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah serta mengurangi angka
perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.12
Dari bunyi Pasal 2 di atas dapat digali tujuan dibuatnya peraturan kursus
pra nikah, yaitu mewujudkan keluarga bahagia dan tentram. Semua tujuan yang
tertera dalam bunyi Pasal tersebut tidak lepas dari upaya menggapai
kemaslahatan masyarakat secara umum. Upaya tersebut bisa berupa penjagaan
terhadap kebutuhan primer (ad-darūriyyāt), sekunder (al-ḥājiyyāt) dan tersier
(at-taḥsīniyyāt). Oleh karena itu, pemikiran hukum secara filsafat memang
harus diusahakan, dengan maksud mencari hukum yang terbaik dan bagaimana
hukum itu diterapkan agar bisa mewujudkan kemaslahatan manusia
seluruhnya.
Asy-Syāṭibī dalam pernyataannya menyebutkan bahwa sesungguhnya
syari‟at itu bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan
akhirat. Pernyataan asy-Syāṭibī tersebut memberikan pemahaman bahwa
kandungan maqāṣid asy-syarī‟ah atau tujuan hukum adalah kemaslahatan
umat manusia. Pemahaman maqāṣid asy-syarī‟ah mengambil porsi yang
11
Zulfahmi, Jurnal Tesis, Judul Urgensi Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Dan
Relevansinya Dengan Esensi Perkawinan (Perspektif MaqāṢid Asy-Syarī‟ah), Yogyakarta, Hal. 5 12
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 379 Tahun 2018
7
cukup besar dalam karya asy-Syāṭibī, al-Muwāfaqāt. Asy-Syāṭibī juga
membagi tujuan hukum kepada dua orientasi, ad-dunyawiyah dan
alukhrawiyah. Pembagian ini tidak dimaksudkan untuk menarik garis pemisah
antara dua orientasi kandungan hukum Islam itu. Sebab, kedua aspek itu secara
nyata tidak dapat dipisahkan dalam hukum Islam. Di samping itu, dengan
pembagian tersebut kita bisa menarik garis yang jelas antara ranah hukum yang
boleh dikembangkan melalui ijtihad dan ranah hukum yang tidak boleh
dilakukan ijtihad.13
Dari penjelasan di atas, setidaknya menjadi titik tolak untuk memahami
bahwa kursus pra nikah yang dijadikan sarana dalam mempersiapkan
pernikahan dan menanggulangi kasus-kasus kekerasan serta perceraian dapat
masuk dalam dua orientasi yang telah disebutkan oleh asy-Syāṭibī. Sebab,
pernikahan tidak bisa dilepaskan dari aspek dunia dan akhirat.
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan bagian dari lembaga dakwah
yang bertanggung jawab untuk membina keluarga sakinah, supaya
mewujudkan keluarga sakinah. KUA sebagai penyelenggara memasukkan
kursus calon pengantin (suscatin) sebagai salah satu syarat prosedur
pendaftaran pernikahan. Diharapkan dengan dimasukkannya suscatin sebagai
salah satu syarat prosedur pernikahan maka pasangan calon pengantin sudah
memiliki wawasan dan bekal ilmu seputar kehidupan rumah tangga yang pada
gilirannya akan mampu secara bertahap untuk mengurangi atau meminimalisir
angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia.
13
Asafri Jaya Bakri, (1996), “Konsep Maqasid Syari‟ah Menurut Al-Syatibi”, (Jakarta:
Raja Grafindo Perkasa), Hal. 64.
8
Lahirnya peraturan tentang kursus calon pengantin ini, merupakan bentuk
kepedulian pemerintah terhadap problematika yang sering terjadi dalam rumah
tangga. Peraturan ini mengamankan bahwa pengetahuan tentang perkawinan
haruslah diberikan sedini mungkin, sejak seebelum berlangsungnya
perkawinan, yaitu melalui kursus calon pengantin (suscatin). Kursus calon
pengantin menjadi sangat penting dan vital sebagai bekal bagi kedua calon
pengantin untuk memahami substansi tentang seluk beluk rumah tangga. Agar
para calon pengantin memiliki kesiapan mental maupun spiritual dalam
menghadapi segala kemungkinan problematika rumah tangga.
Kursus calon pengantin ini dilakukan dengan metode ceramah, dialog,
simulasi dan studi kasus. Narasumber terdiri dari konsultan perkawinan dan
keluarga sesuai keahlian yang dimiliki. Penyelenggara kursus calon pengantin
adalah Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) atau
Badan dan lembaga lain yang telah mendapat Akreditasi dari Kementerian
Agama.14
Maksud dan tujuan Peraturan ini adalah untuk memberikan informasi
kepada calon pengantin agar mengetahui tentang tujuan perkawinan,
mengetahui hak dan kewajiban suami istri dalam berkeluarga, bertetangga dan
bernegara, menanamkan rasa keimanan dn berakhlakul karimah, memahami
cara bersuci, mandi junub, adab ketika haid, atau adab jimak dan doa-doa yang
harus dibaca. Juga bertujuan untuk meminimalisirkan terjadinya perceraian,
karena penyebab perceraian biasanya dari masalah sepele menjadi besar. Ujung
14
Indra Gunawan, Jurnal Tesis , Judul Efektifitas Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Di
Kua Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Membentuk Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah, Hal.3-5
9
tujuan suscatin adalah terbinanya keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah
sehingga bisa melewati permasalahan dalam rumah tangga dan untuk
mensosialisasikan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Suscatin ini membantu para pasangan suami istri untuk membangun
keluarganya menjadi bahagia dan sesuai dengan ajaran agama dan suscatin ini
membantu untuk mengurangi angka perceraian yang terjadi karena adanya
perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga sesuai dengan tujuan yang ada
dalam pernikahan yaitu untuk membangun keluarga yang sakinah mawaddah
warrahmah.15
Suscatin akan sangat membantu jika peserta kursus calon
pengantin menjalani kursus dengan benar dan bersungguh-sungguh saat
pelaksanaan suscatin berlangsung.
Tabel I
Data nikah tahun 2018-2019
Kua kecamtan jambi luar kota16
No Bulan Tahun
2018 2019
1 Januari 55 pasangan 42 pasangan
2 Februari 47 pasangan 43 pasangan
3 Maret 46 pasangan 59 pasangan
4 April 47 pasangan 57 pasangan
5 Mei 18 pasangan 11 pasangan
6 Juni 4 pasangan 19 pasangan
7 Juli 40 pasangan 43 pasangan
8 Agustus 48 pasangan 51 pasangan
9 September 54 pasangan 34 pasangan
10 Oktober 31 pasangan 37 pasangan
11 November 54 pasangan 47 pasangan
12 Desember 58 pasangan 60 pasangan
Keterangan Jumlah 502 pasangan 503 pasangan
15
Rizem Aizid, 2018, Fiqh Keluarga Terlengkap, Banguntapan Yogyakarta : Laksana,
Hal. 59 16
Dokumntasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
10
Dari data diatas terlihat jumlah peserta suscatin dari tahun 2018-2019,
mengalami perubahan atau tambahan walaupun tidak banyak. Tapi dari yang
kita lihat kurang lebihnya banyak masyarakat yang mengikuti pelaksanaan
yang diselenggarakan oleh KUA tersebut, sehingga dengan begitu pelaksanaan
kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota tetap terlaksana.17
Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota yang penulis lihat setelah melakukan penelitian disana, pelaksanaan nya
memang mengikuti anjuran yang ditetapkan oleh Peraturan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379Tahun 2018
tentang kursus calon pengantin hanya saja pelaksanaannya yang dilakukan
tidak optimal. Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi
Luar Kota dilakukan setiap hari selasa dan dilakukan sekitar 3-4 jam. Dan
dalam pelaksanaannya materi-materi yang diberikan tidak disampaikan secara
detail dan lengkap. Hal ini terjadi karena kurangnya waktu dalam pelaksanaan
dan pemahaman masyarakat tentang kursus calon pengantin ini serta karena
minim nya dana sehingga pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota tidak bisa dilakukan secara maksimal seperti
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama
Nomor 379 Tahun 2018 yang ditetapkan.
Setelah penulis mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam pelaksanaan kursus calon pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Jambi Luar Kota, maka penulis menuangkan dalam skripsi yang
17
Sumber data dari KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
11
berjudul “Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin Dalam Mengatasi Problematika
Rumah Tangga (Studi Di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jambi
Luar Kota)”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka muncul pokok permasalahan
yang akan di kemukakan dalam proposal skripsi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan kursus calon pengantin (suscatin) di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota dalam mengatasi problematika rumah tangga?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota?
3. Apa dampak dari pelaksanaan kursus calon pengantin?
C. Batasan Masalah
Agar memudahkan pembahasan serta tidak menyalahi sistematika
penulisan skripsi ini, sehingga membawa hasil yang di harapkan, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan di bahas, sehingga tidak keluar dari topik
pembahasan tentang pelaksanaan kursus calon pengantin (suscatin) di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota Tahun 2018-2019 dan apa saja yang menjadi
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan suscatin dari tersebut.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota dalam mengatasi problematika rumah
tangga
12
b. Ingin mengatahui faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota
c. Ingin mengetahui dampak dari pelaksanaan kursus calon pengantin
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang penting nya mengikuti pelaksanaan kursus
calon pengantin yang di selenggarakan KUA.
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna kepentingan ilmu
pengetahuan khususnya studi hukum islam.
b. Kegunaan praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat berguna bagi
banyak pihak terutama bagi calon pengantin dan masyarakat pada
umumnya.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori yang akan dijadikan landasan dalam suatu penelitian
tersebut, adalah teori-teori hukum yang telah dikembangkan oleh para ahli
hukum dalam berbagai kajian dan temuan antara lain sebagai berikut:
13
1. Teori Maqasid al-Syari’ah
Pada dasarnya bimbingan pra nikah atau kursus calon pengantin tidak
diatur didalam Al-Qur’an dan Hadis. Dalam proses bimbingan, sebenarnya
materi yang diberikan oleh pemateri kepada para pasangan calon pengantin
sangatlah bagus dan kesemuanta mencakup kelima aspek maqasid syariah,
yaitu memelihara agama, jiwa, akal, memelihara kehormatan dan keturunan,
serta memelihara harta. Seperti adanya materi pernikahan menurut agama,
kebutuhan keluarga, kesehatan keluarga, generasi berkualitas dan tantangan
kekinian. Dan materi-materi yang disampaikan tersebut sudah memenuhi
persyaratan dalam metode maqasid syariah seperti yang telah dirumuskan
oleh Al-Syatibi.18
Secara etimologi, Maqasid al-Syari‟ah merupakan istilah gabungan dari
dua kata: Maqasid al-Syari‟ah. Maqasid adalah bentuk plural dari maqsud,
qasud, maqṣud atau qusud yang merupakan derivasi dari kata kerja qasada
yaqṣudu, dengan beragam makna seperti menuju suatu arah, tujuan, tengah-
tengah, adil dan tidak melampaui batas, jalan lurus, tengah-tengah antara
berlebih-lebihan dan kekurangan. Syari’ah, secara etimologi bermakna jalan
menuju mata air, jalan menuju mata air ini dapat pula dikatakan sebagai jalan
kearah sumber pokok kehidupan. Syari’ah secara terminologi adalah al-
18
Abdur Ro’uf Hasbullah, Jurnal Hukum Keluarga Islam “Sertifikat Perkawinan
Analisis MaqāṢid Al-Syari„Ah Dan Maslahah Mursalah Terhadap Peraturan Dirjen Bimas Islam
No 379 Tahun 2018, Vol. 4 No.1, Hal. 37
14
nushūsh almuqaddasah (teks-teks suci) dari al-Quran dan al-Sunnah yang
mutawātir yang sama sekali belum dicampuri oleh pemikiran manusia.19
Secara terminologi, maqāṣid al-syarῑ‟ah dapat diartikan sebagai nilai
dan makna yang dijadikan tujuan dan hendak direalisasikan oleh pembuat
Syariah (Allah Swt) dibalik pembuatan Syariat dan hukum, yang diteliti oleh
para ulama mujtahid dari teks-teks syariah.20
2. Teori Maslahah Mursalah
Menggunakan teori Maslahah mursalah, penulis berpendapat
seharusnya adanya pelaksanaan bimbingan perkawinan tersebut mampu
menolak bahaya yang lebih besar. Karena hal ini sejalan dengan kaidah fikih :
الضر ر يد فع بقدر الامكان
Artinya : “Bahaya harus ditolak semampu mungkin”
Kaidah ini berlaku dalam setiap permasalahan dimana sisi dampak
negatifnya belum atau akan terjadi. Dalam permasalahan ini, meskipun
dampak negatif dengan tidak menerapkan peraturan tersebut, akan tetapi
melihat beberapa kejadian banyaknya kasus perceraian dan kekerasan dalam
rumah tangga sudah sangat jelas bahwa hal ini memerlukan solusi dan
penanganan serius oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas rumah
tangga dengan baik dan signifikan.21
19
Asafri Jaya Bakrie, 1996, “ Konsep Maqashid Syari‟ah menurut al- Syatibi”, (Jakarta:
Pt. Raja Grafindo Persada), Hal. 61 20
Sujiantoro Khoirul Islam, 2018, Jurnal Skripsi, “Analisis MaqāṢid Al-SyarῙah
Terhadap Kebijakan Kemeterian Agama Tentang Persyaratan Sertifikat Bimbingan Perkawinan
Bagi Pencatatan Pernikahan”, (UIN Sunan Ampel, Surabaya), Hal. 17-18 21
Ibid. Hal. 45
15
Sedangkan apabila melihat banyaknya perceraian di Indonesia, maka
salah satu solusi untuk mencegah meminimalisirnya dengan diterapkannya
peraturan tersebut, karena bimbingan perkawinan ini merupakan suatu jalan
untuk calon pengantin membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah,
warahmah dan untuk menutup jalan yang berdampak negatif dari calon
pengantin. Oleh karena itu kebijakan ini sangat baik dan perlu mendapatkan
apresiasi yang tinggi apabila memang tujuannya adalan baik karena
harapannya berhasil dan efektif dalam membentuk keluarga yang sakinah,
mawaddah warahmah.
Menurut bahasa, kata maslahah berasal dari Bahasa Arab dan telah
dibakukan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kata maslahah, yang berarti
mendatangkan kebaikan atau yang membawa kemanfaatan dan menolak
kerusakan. Menurut bahasa aslinya kata maslahah berasal dari kata salahu,
yasluhu, salahan, صلاحا , يصلح , صلح artinya sesuatu yang baik, patut, dan
bermanfaat.22
Sedang kata mursalah artinya terlepas bebas, tidak terikat
dengan dalil agama (al-Qur’an dan al-Hadits) yang membolehkan atau yang
melarangnya.
Menurut Abdul Wahab Khallaf, maslahah mursalah adalah maslahah
dimana syari’ tidak mensyari’atkan hukum untuk mewujudkan maslahah,
22
Muhammad Yunus, 1973, “ Kamus Arab Indonesia”, Jakarta: Yayasan
Penyelenggaraan Penerjemah dan Penafsir al-Qur’an, Hal. 219.
16
juga tidak terdapat dalil yang menunjukkan atas pengakuannya atau
pembatalannya.23
Sedangkan menurut Muhammad Abu Zahra, definisi maslahah
mursalah adalah segala kemaslahatan yang sejalan dengan tujuan-tujuan
syari’ (dalam mensyari’atkan hukum Islam) dan kepadanya tidak ada dalil
khusus yang menunjukkan tentang diakuinya atau tidaknya.
Dengan definisi tentang maslahah mursalah di atas, jika dilihat dari
segi redaksi nampak adanya perbedaan, tetapi dilihat dari segi isi pada
hakikatnya ada satu kesamaan yang mendasar, yaitu menetapkan hukum
dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam al-Qur-an maupun al-
Sunnah, dengan pertimbangan untuk kemaslahatan atau kepentingan hidup
manusia yang bersendikan pada asas menarik manfaat dan menghindari
kerusakan.
F. Tinjauan Pustaka
Diantara langkah penting peneliti dalam memulai aktivitas penelitiannya
adalah melalukan tinjauan atau penelusuran penelitian terdahulu yang memiliki
kaitan langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitian yang
diangkat.
Dalam tinjauan pustaka yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa
permasalahan yang berkaiatan dengan kursus calon pengantin, seperti
penelitian yang dilakukan oleh :
23 Abdullah Wahab Khallaf, 2002, “ Ilmu Ushulul Fiqh”, terjemahan. Noer Iskandar al-
Bansany, “Kaidah-kaidah Hukum Islam”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet-8, Hal. 123.
17
Pertama Ayu Liza24
dalam skripsinya yang berjudul Pelaksanaan Kursus
Calon Pengantin (Suscatin) Dalam Upaya Membentuk Keluarga Sakinah
(Studi di KUA Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi). Karya ilmiah ini
mengkaji tentang pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA dalam
pembentukan keluarga yang sakinah dan upaya dalam pembentukan keluarga
yang sakinah menurut Islam.
Kedua adalah skripsi Eka Putra Bin Rosli25
yang berjudul Urgensi
Kursus Perkawinan Dalam Membentuk Keluarga Harmoni (Studi Analisis di
Jabatan Agama Islam Pahang, Malaysia). Karya ilmiah ini mengkaji tentang
pengertian kursus perkawinan dalam membentuk sebuah keluaga harmonis dan
apakah kursus perkawinan dapat dijadikan atau menunjang dalam membentuk
keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah.
Ketiga peneliti juga menggunakan Peraturan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018
tentang Kursus Calon Pengantin,26
yang mana didalamnya memuat penjelasan-
penjelasan, peraturan serta lampiran-lampiran penting yang berkaitan dengan
Kursus Calon Pengantin.
Keempat jurnal skripsi Rizki Ananda Aprilia27
yang berjudul Kursus
Calon pengantin (Suscatin) Dalam Perspektif Fiqh Munakahat (Studi kegiatan
24 Ayu Liza, Skripsi Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah,
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018 25 Eka Putra Bin Rosli, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah,
Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, 2016 26
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor
379 Tahun 2018 tentang Kursus Calon Pengantin 27
Rizki Ananda Aprilia, Mahasiswa Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018
18
suscatin di KUA Bukit Kecil Palembang). Karya ilmiah ini mengkaji tentang
perspektif fiqh munakahat dalam materi kursus calon pengantin dan
pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Bukit Kecil Palembang.
Kelima jurnal skripsi Aris Budiman Zulkifli28
yang berjudul Efektivitas
Calon Pengantin Dalam Memberi Pemahaman Konsep Kleuarga Sakinah
(Studi di KUA Kecamatan Duampanau Kabupaten Pinrang). Karya ilmiah ini
mengkaji tentang Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin dan Faktor Pendukung
dan Penghambat Terlaksananya Kursus Calon Pengantin di KUA Kecamatan
Duampanau.
Keenam jurnal tesis Indra Gunawan29
yang berjudul Efektivitas Kursus
Calon Pengantin (Suscatin) di KUA Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu
Utara Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warrahmah. Karya
ilmiah ini mengkaji tentang bagaiamana kontruksi pelaksanaan kursus calon
pengantin di KUA Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara dalam
mewujuddkan keluarga sakinah mawaddah warrahmah dan bagaimana titik
temu antara kursus calon pengantin dan perwujudan keluarga sakinah
mawaddah warrahmah bagi masyarakat di Kecamatan Ketahun Kabupaten
Bengkulu Utara.
Ketujuh jurnal skripsi Eka Purnamasari30
yang berjudul Penyelenggaraan
Kursus Calon Pengantin Di KUA Pamulang Tangerang Selatan. Karya ilmiah
28
Aris Budiman Zulkifli, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan
Hukum, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pare-pare, 2017 29
Indra Gunawan, Mahawiswa Pasca Sarjana Jurusan Akhwalusy Syaksiyyah, Institut
Agama Islam Negeri (Iain) Bengklu, 2019 30
Eka Purnamasari, Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sulthan Syrif Hidayatullah, 2016
19
ini mengkaji tentang Bagaimana pelaksanaan dan efektifitas kursus calon
pengantin (suscatin) oleh KUA Pamulang Tangerang Selatan dan apa faktor
penghambat dan pendukung terlaksananya kursus calon pengantin (suscatin) di
KUA Pamulang Tangerang Selatan.
Kedelapan jurnal skripsi Selvi Jayanti31
yang berjudul Implementasi
Bimbingan dan Konseling Pada Kursus Calon Pengantin di KUA Baradatu.
Karya ilmiah ini mengkaji tentang Bagaimana implementasi bimbingan dan
konseling pada kursus calon pengantin (suscatin) di KUA Baradatu dan adakah
faktor penghambat implementasi bimbingan dan konseling pada kursus calon
pengantin (suscatin) di KUA Baradatu Kabupaten Waykanan.
Kesembilan jurnal skripsi Nurhidayah32
yang berjudul Eksistensi
Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Dalam Mewujudkan
Keluarga Sakinah Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Karya ilmiah ini mengkaji tentang Bagaimana realitas
kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Somba Opu, Bagaimana Upaya
pelaksanaan kursus calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah di
KUA Kecamatan Somba Opu dan Bagaimana faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan kursus calon pengantin dalam mewujudkan keluarga
sakinah di KUA Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
31
Selvi Jayanti, Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017 32
Nurhidayah, Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017
20
Kesepuluh Sujiantoro Khoirul Islam33
dalam skripsinya yang berjudul
Analisis MaqāṢid Al-SyarῙah Terhadap Kebijakan Kemeterian Agama Tentang
Persyaratan Sertifikat Bimbingan Perkawinan Bagi Pencatatan Pernikahan.
Karya ilmiah ini mengkaji tentang Kebijakan Kementerrian Agama mengenai
sertifikat bimbingan pra nikah sebagai syarat dalam pencatatan pernikahan
dengan menggunakan analisis maqasid syariah.
Kesebelas Dwi Amri Fahrurozi34
dalam skripsinya yang berjudul Kursus
Pra Nikah Dalam Perspektif Maslahah Mursalah Studi Atas Peraturan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: Dj.II/542 Tahun
2013. Karya ilmiah ini mengkaji tentang peraturan pemerintah mengenai
kursus pra nikah dalam perspektif Maslahah mursalah.
Keduabelas Zulfahmi35
dalam tesisnya yang berjudul Urgensi
Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah Dan Relevansinya Dengan Esensi
Perkawinan (Perspektif MaqāṢid Asy-Syarī‟ah). Karya ilmiah ini mengkaji
tentang penyelenggaraan kursus pra nikah dengan esensi perkawinan dalam
perspektif maqasid syariah.
Sedangkan peneliti sendiri membahas tentang Pelaksanaan Kursus
Calon Pengantin Sebelum Pernikahan Dalam Mengatasi Problematika Rumah
Tangga (Studi di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota). Karya ilmiah ini
mengkaji tentang pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan
33
Sujiantoro Khoirul Islam, Mahasiswa Jurusan Hukum Perdata Prodi Hukum Keluarga,
Fakultas Sayariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Suanan Ampel Surabaya, 2018 34
Dwi Amri Fahrurozi, , Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah,
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2020 35
Zulfahmi, Mahasiswa Pascasarjana, Jurusan Magister Hukum Keluarga, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2017
21
Jambi Luar Kota dan Faktor penghambat dan pendukung dalam
pelaksanaannya serta dampak dari mengikuti pelaksanaan tersebut.
Jadi antara peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang terdapat
perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah peneliti Ayu Liza membahas
tentang pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA dalam pembentukan
keluarga yang sakinah dan peneliti Ayu Liza lebih menjelaskan atau
memaparkan masalah tentang teori dari pada lapangan. Peneliti kedua, Eka
Putra Bin Rosli dalam skripsinya membahas tentang Urgensi kursus calon
pengantin dalam membentuk keluarga yang harmonis. Peneliti ketiga, Rizki
Ananda Aprilia dalam skripsinya membahas tentang Kursus calon pengantin
dalam perspektif fiqh munakahat di KUA Bukit Kecil Palembang dan peneliti
sendiri membahas tentang pelaksanaan kursus calon pengantin dalam
mengatasi problematika rumah tangga di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
dan peneliti lebih menggunakan hasil dari penelitian di lapangan dibandingkan
teori. Persamaan antara peneliti terdahulu dan peneliti sekarang adalah sama-
sama membahas tentang kursus calon pengantin.
22
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan
dalampengumpulan dan analisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metodediartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian.Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuanuntuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-
hati dansistematis untuk mewujudkan kebenaran.36
Penelitian ini sebuah karya ilmiah, tentunya merupakan sebuah penelitian
yang harus dipertanggung jawabkan dengan baik dan benar, maka dalampenulisan
menggunakan metodologi sebagai berikut:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan langsung di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Jambi Luar Kota yang bertempat di Jl. Jambi-Muara Bulian, Pijoan, Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi 36657. Dengan pertimbangan
bahwa tempat danlokasi tersebut dapat memperoleh data yang diperlukan untuk
menyusun sertamenyelesaikan skripsi ini.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Juli tahun
2020.
36
Mardelis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 24.
22
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang
berlokasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten
Muaro Jambi dalam penulisan ini. Permasalahan utama yang ingin diteliti
dalam penelitian ini adalah “pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA
Kecaman Jambi Luar Kota.”
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif tipe
pendekatan yuridis-empiris yaitu pendekatan dengan melihat sesuatu kenyataan
hukum di dalam masyarakat.37
Penelitian ini bersifat deskriptif dan analisis.38 Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mengkaji, mendiskripsikan dan menganalisis lebih dalam
mengenai permasalahan apa yang bisa menghambat dalam pelaksanaan kursus
calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota dan faktor pendukung
pelaksanaannya.
37
Z, Ali. (2014). Metode Penelitian Hukum.(Jakarta: Sinar Grafiika). hlm. 105 38
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skiripsi. (Jambi: Syari'ah Press dan Fakultas Syari'ah
UIN STS Jambi, 2014). hlm 31-32
34
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian,
atau keseluruhan data hasil oenelitian yang diperoleh dilapangan.39
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan studi
lapangan, dengan cara melakukan wawancara terstruktur dengan berpedoman
kepada daftar pertanyaan yang telah disiapkan kepada sejumlah responden
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Atau data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari sumber pertama.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara dengan
pihak-pihak yang bersangkutan di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota mengenai
permasalahan yang diteliti.
Narasumber yang membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini
adalah
1) Bapak Zainal Arasy selaku Ketua KUA Kecamatan Jambi Luar Kota,
2) Bapak Musaddik selaku Penghulu di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota,
3) Ibu Devi Harmita selaku Penyusun Administrasi Kepenghuluan di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota,
4) Saudari Nita Yolanda Sari selaku Peserta Kursus Calon Pengantin
5) Saudara Dilan Aryudana Yumansyah selaku Peserta Kursus Calon
Pengantin
6) Ibu Yuhana selaku orangtua peserta suscatin
39Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Ibid, Hal. 34
35
7) Ibu Ningsih selaku masyarakat setempat
8) Bapak Syafruddin selaku masyarakat setempat
9) Ibu Khairiyah selaku masyarakat setempat
10) Saudari Mila selaku masyarakat setempat
11) Ibu Hayatun Nufus selaku peserta suscatin
12) Bapak Yudi Syahputra selaku peserta suscatin
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan melakukan studi
kepustakaan atau data yang diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain.
Baik data yang diperoleh dari Al-qur’an dan Hadis atau buku-buku, jurnal,
undang-undang dan artikel yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.
Data pendukung yang diperoleh dari sumber informasi yang
dikumpulkan selama proses penelitian yaitu berupa dokumentasi yang
berkaitan dengan kursus calon pengantin di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Jambi Luar Kota :
1) Letak geografis lokasi penelitian
2) Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
3) Susunan organisasi, program kerja, rencana strategis dan uraian tugas
Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
4) Sarana dan Prasarana
36
2. Sumber Data
Sumber data adalah tempat diperolehnya data. Sumber data yang
digunakan terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.40
a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan
melalui penjelasan dari hasil wawancara dan observasi dari orang-orang
yang mengetahui, terlibat, ikut serta, mengalami dan melihat tentang
proses pelaksanaan penelitian mengenai kursus calon pengantin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota tersebut.
b. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui membaca buku-
buku, jurnal, undang-undang dan artikel yang terkait mengenai
permasalahan penelitian yang dilakukan.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis diartikan
sebagai sesuatu yang berkaitan dengan fokus/komponen yang diteliti.41
Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu,kelompok, organsasi,
benda, wilayah, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi unit analisis dalam
penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota.
Informan atau Narasumber yang membantu peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini ada 12 orang, yaitu
40
Ibid, Hal. 100 41
www.referensimakalah.com.pengertian-unit-analisis-dalam-penelitian
37
1) Bapak Zainal Arasy selaku Ketua KUA Kecamatan Jambi Luar Kota,
2) Bapak Musaddik selaku Penghulu di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota,
3) Ibu Devi Harmita selaku Penyusun Administrasi Kepenghuluan di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota,
4) Saudari Nita Yolanda Sari selaku Peserta Kursus Calon Pengantin
5) Dilan Aryudana Yumansyah selaku Peserta Kursus Calon Pengantin
6) Ibu Yuhana selaku orangtua peserta suscatin
7) Ibu Ningsih selaku masyarakat setempat
8) Bapak Syafruddin selaku masyarakat setempat
9) Ibu Khairiyah selaku masyarakat setempat
10) Saudari Mila selaku masyarakat setempat
11) Ibu Hayatun Nufus selaku peserta suscatin
12) Bapak Yudi Syahputra selaku peserta suscatin
Teknik pengambilan resposden atau informan adalah menggunakan teknik
non random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan tidak
semua unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
anggota sampel. Menurut Tatanf M. Amirin teknik ini ada 3 yaitu : a) sampling
secara asal nemu (accindental sampling), b) sampling menurut kuota (quota
sampling), c) sampling secara bertujuan (purposive sampling). Dan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling secara bertujuan (purposive
sampling) yaitu pengambilan sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan
penelitiannya. Misalnya peneliti ingin meneliti tentang kursus calon pengantin,
maka orang yang diambil atau digunakan adalah orang yang mengikuti kursus
calon pengantin dan orang yang menyelenggarakan kursus calon pengantin.42
42
Ishaq, 2017, Metode Penelitian Hukum dan penulisan skripsi, tesis dan disertasi,
(Bandung : Alfabeta), Hal. 113-114
38
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.43
Untuk penelitian kualitatif, alat yang digunakan adalah penelitian itu
sendiri (human instrument). Dalam penelitian jenis ini (field research) peneliti
menggunakan tiga instrumen data, yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati,
dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatutujuan
tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapatdigunakan
untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.44
Observasi yang digunakan dalam peneltian ini adalah observasi
sistematis atau disebut juga observasi berstruktur atau berkerangka. Yaitu
observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Yang mana
kerangka itu memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut
kategorinya. Observasi ini dibantu dengan alat-alat mencatat mekanis, seperti
43
Sugiono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, dan P&D, (Bandung :
Alfabeta), Hal. 308 44
Haris Herdiansyah, Wawancara,Observasi, dan Focus Groups, (Jakarta:
RajawaliPers,2015), hal. 131-132.
39
kamera, foto dan alat perekam. Selain itu observasi sistematis ini dalam
melaksanakan pencatatan sering juga dipergunakan alat-alat praktis seperti
daftar cek (check list) dan skala penilaian (rating scale). Yang mana didalam
daftar cek (check list) berisi semua aspek yang sudah direncanakan akan
diamati.45
b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara adalah bentuk
komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu.46
Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya
dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara
kepada narasumber.47
Wawancara ini peneliti lakukan agar dapat mengetahui tentang
pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota.
Adapun wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu
peneliti bertanya berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Dan juga wawancara tidak terstruktur yaitu pertanyaan yang
45
Ibid, Hal. 120 46
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2008), hal. 180. 47
Http://id.m.wikipedia.org/wiki/Wawancara. diakses 20 Agustus 2016
40
tidak terdapat di dalam daftar, namun timbul secara spontan selama proses
wawancara.48
Wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan antar peneliti
dan narasumber secara langsung tentang informasi-informasi atau data-data
mengenai permasalahan yang diteliti.
Dengan demikian, peneliti atau pewawancara diharapkan dapat
menyampaikan semua pertanyaan dengan jelas, agar narasumber atau
responden dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar, dan mencatat
semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini ddokumentasi diperoleh melalui
dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti.49
Yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat atau majalah.50
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif kemudian
menggunakan analisis deskriptif (descriptive analysis). Analisis ini
menggunakan pendekatan induktif yaitu peneliti mengalisis berangkat dari
48
Ibid, Hal. 14 49
Nasution, 2003, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta : Bumi Aksara), Hal. 143 50
Ibid, Hal.14
41
kasus bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata (ucapan atau perilaku
obyek penelitian atau situasi di lapangan).51
Analisis data dilakukan bertujuan untuk menyederhanakan hasil olahan
data, sehingga mudah atau di interpretasi. Jenis analisa data yang sering
dipergunakan adalah kualitatif dan analisa kuantitatif, dan analisa mengalir.
Disamping itu ada juga analisa data univariate, bevariate dan ultivariate.52
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul selanjutnya penulis akan
mengalisis data-data tersebut dan menyusun dengan menggunakan metode
sebagai berikut :
a. Metode Induktif, yaitu membahas dan menyusun fakta-fakta yang
bersifat umum, kemudian diambil satu kesimpulan yang bersifat khusus.
Metode ini digunakan untuk memperkuat pendapat penulis yang bersifat
umum dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli.
b. Metode Deduktif, yaitu menganalisa data yang bersifat khusus, kemudian
dibahas kepada permasalahan yang bersifat umum. Metode ini digunakan
untuk mengutip pendapat para ahli untuk lebih luas lagi.
c. Metode Komperatif, yaitu dengan cara membandingkan dua data yang
berlainan untuk mengambil suatu pendapat yang logis, tepat dan akurat
untuk dijadikan bahan rujukan dan pedoman dalam menetapkan masalah
yang dibahas.53
51
Ibid, Hal. 11-12 52
Seokidjo Notoatmodjo, Op-Cit, Hal. 188 53
Ayu Liza, 2018, Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Dalam Upaya
Membentuk Keluarga Sakinah (Studi di KUA Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi), Hal. 15-16
42
G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka
menyusun jadwal sebagai berikut:
Tabel II
JadwalPenelitian
No Kegiatan
Tahun2019-2020
Novem
ber
Dese
mb
er
Jan
uari
Feb
ru
ari
Maret
Ap
ril
Mei
Ju
ni
Ju
li
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Ok
tob
er
Novem
ber
1. PengajuanJudul Proposal √
2. Pembuatan Proposal √
3. PenunjukanDosenPembimb
ing
√
4. KeluarJadwal Seminar √
5. Ujian Seminar Proposal √
6. PengesahanJudul √
7. SuratIzinRiset √
8. Pengumpulan Data √ √ √ √ √
9. PengolaandanAnalisis Data √ √ √
10. BimbingandanPerbaikan √ √
11. Agenda danUjianSkripsi √
12. PerbaikandanPenjilidan √ √
43
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Letak Geografis Lokasi Penelitian
1. Letak Wilayah dan Batas-batas Kecamatan Jambi Luar Kota
Kecamatan Jambi Luar Kota merupakan salah satu Kecamatan yang
berada di Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 1 Kelurahan dan 19 Desa54
,
meliputi :
a. Kelurahan Pijoan k. Senaung
b. Muaro Pijoan l. Sembubuk
c. Simpang Sungai Duren m. Mendalo Laut
d. Sungai Duren n. Sarang Burung
e. Pematang Jering o. Kedemangan
f. Mendalo Darat q. Rengas Bandung
g. Muhajirin r. Simpang Limo
h. Maro Sebo s. Danau Sarang Elang
i. Sungai Bertam t. Mendalo Indah
j. Penyengat Olak u. Pematang Gajah
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota meliputi
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pemayung
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mestong
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura
54
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota, Letak Geografis
KUA Kecamatan Jambi Luar Kota, Tahun 2020
43
44
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pemayung
2. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Jambi Luar Kota
Kecamatan Jambi Luar Kota yang memiliki luas wilayah 20,21
km, yang terletak kurang lebih 15 M dari permukaan laut (Sungai Batang
Hari) dengan jumlah penduduk sebanyak 65,764 jiwa yang sebagian besar
bermata pencaharian disektor buruh. Untuk lebih jelasnya dirinci sebagai
berikut :
Tabel III
Jumlah Penduduk Setiap Kelurah/Desa di Kecamatan Jambi
Luar Kota Berdasarkan Jenis Kelamin55
No
Kelurahan/Desa
Jumlah
Penduduk
Laki-laki
Perempuan
1 Pijoan 5.315 2.650 2.665
2 Muaro Pijoan 2.215 1.116 1.099
3 Simpang Sungai Duren 3.654 1.766 1.888
4 Sungai Duren 3.560 1.794 1.766
5 Pematang Jering 1.233 625 608
6 Sarang Burung 2.557 1.334 1.223
7 Rengas Bandung 2.361 1.164 1.197
8 Kedemangan 3.331 1.510 1.821
9 Mendalo Laut 1.013 419 594
10 Simpang Limo 2.513 1.265 1.248
11 Sembubuk 1.890 1.003 887
55
Jumlah Penduduk Setiap Kelurah/Desa di Kecamatan Jambi Luar Kota Berdasarkan
Jenis Kelamin
45
12 Senaung 2.458 1.261 1.224
13 Penyengat Olak 3.393 1.691 1.702
14 Mendalo Darat 13.240 6.716 6.524
15 Mendalo Indah 3.535 1.789 1.744
16 Pematang Gajah 3.798 2.022 1.776
17 Sungai Bertam 3.561 1.764 1.797
18 Muhajirin 3.503 1.720 1.783
19 Maro Sebo 1.620 738 882
20 Danau Srang Elang 987 353 634
Jumlah 65.764 32.700 33.062
B. Visi dan Misi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
Dalam upaya melaksanakan sebagian tugas Pokok Pemerintah khusus
dalam bidang keagamaan, maka Kantor Urusan Agama ( KUA ) Kecamatan
Jambi Luar Kota telah merumuskan Visi dan Misi sebagai berikut 56
:
VISI : “Terciptanya Pelayanan Prima di Bidang Keagamaan”
MISI : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama melalui
pelayanan prima dalam pencatatan Pernikahan, Pengembangan
Keluarga Sakinah, Produk Halal, Pembinaan Pelayanan Ibsos,
dan Kemitraan Umat.
2. Meningkatkan kualitas Pelayanan Ibadah Haji / Umrah
3. Memperkokoh Kerukunan Umat Beragama
4. Meningkatkan penghayatan moral dan etika keagamaan
56
Dokumntasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota, VISI MISI KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota, Tahun 2020
46
C. Susunan Organisasi, Program Kerja dan Uraian Tugas
1. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
KUA Kecamatan Jambi Luar Kota dari sejak berdirinya dari tahun 1972
sampai 2020 ini, telah berkali-kali mengalami pergantian Kepala KUA57
.
Urutan pergantian Kepala KUA Jambi Luar Kota ini dapat diliat sebagai
berikut :
Tabel IV
Daftar Nama Kepala KUA Sejak Tahun 1972-2020
No Nama Tahun
1 Umar Faruk MO Bafadhal 1972-1976
2 Sayyid Husin 1977-1980
3 Shaleh Gafar 1980-1983
4 Drs. Mahally Mas’ud 1983-1990
5 Rafi’I BA 1991-1992
6 Drs. Kholidi 1992-2000
7 Drs. Aminullah 2000-2003
8 Drs. Kholidi 2003-2008
9 Slamet, S.Ag 2008-2009
10 DR. H. Husin Bafadhal, Lc. MA 2009-2015
11 Drs. Zainal Arasy 2015-Sekarang
57
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota, Struktur
Organisasi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota, Tahun 2020
47
Berdasarkan PMA No. 34 Tahun 201658
, mengenai Peraturan Menteri
Agama tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan.
Maka Struktur Organisasi di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari :
1) Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
2) Petugas Tata Usaha dan Rumah Tangga
3) Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu
4) Dan Kelompok Jabatan Umum
58
Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2016
48
Struktur Organisasi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota59
59
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota, Struktur
Organisasi KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
KEPALA
DRS. ZAINAL ARASY
NIP: 19680817199401 1 001
TATA USAHA DAN RT
H. Desrizal, S.Pd.I
NIP : 19700308199303 1 003
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU
KELOMPOK JABATAN UMUM
PENYUSUN BAHAN PEMBINAAN
PEMBUAT AKTA IKRAR WAKAF
Bedriah, S.Ag
NIP : 19730202200312 2 002
PENYULUH
Solman, S.Ag
NIP : 19730617200003 1 004
Hj. Hasibiah, S.Ag
NIP : 19720403200614 2 018
PENGHULU
Musaddik, S.Pd.I
NIP : 19800904200605 1 020
M. Ridwan, S.HI
NIP : 19750404200801 1 013
PENYUSUN ADMINISTRASI
KEPENGHULUAN
Devi Harmita, S.Pd.I
NIP : 19800325200112 2 001
PENATA KEARSIPAN
H. Desrizal, S.Pd.I
NIP : 19700308199303 1 003
PENGADMINISTRASI KEMASJIDAN
Mira Novita
NIP : 19791025200901 2 007
49
b. Struktur BP 4 (Badan Penasehatan Pelestarian Pernikahan)
Untuk meningkatkan pembinaan dan pelestarian perkawinan serta
pencegahan perceraian dalam keluarga sakinah maka telah dibentuk
kepengurusan BP 4 masa bakti 2015-2020 yang akan dikeluarkan oleh Kepala
KUA Kecamatan Jambi Luar Kota.60
2. Jumlah dan Nama Pegawai KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
Sampai awal tahun 2019, pegawai KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
berjumlah 11, satu orang kepala, dua orang Penghulu Fungsional, dua orang
Penyuluh Agama Fungsional, empat orang JFU dan dua orang tenaga
honorer, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel V
Daftar Nama Pegawai KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
No Nama/NIP Pangkat/Gol Tempat Tanggal
Lahir
Jabatan
1 Drs. Zainal Arasy
NIP:19680817199401 1 001
PENATA TK.I
III/D
Inhil, 17 Agustus
1968
KEPALA
2 Musaddik, S.Pd.I
NIP:19800904200604 1 020
PEMBINA
IV/A
Tl. Rendah, 04
September 1980
PENGHULU
MADYA
3 M. Ridwan, S.HI
NIP:19750404200801 1 013
PENATA III/C Muara Sabak, 04
April 1975
PENGHULU
MUDA
4 Hj. Hasibiah, S.Ag
NIP:19720403200614 2 018
PENATA
TK.1 II/C
Pulau Temiang, 03
April 1972
PENYULUH
AHLI MUDA
5 Solman, S.Ag
NIP:19730617200003 1 004
PEMBINA
IV/A
Tungkal Ilir, 17
April 1972
PENULUH
AHLI MADYA
60
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
50
6 H. Desrizal, S.Pd.I
NIP:19700308199303 1 003
PENATA III/C Siulak Panjang, 08
Maret 1970
PEGAWAI
7 Devi Harmita, S.Pd.I
NIP:19800325001112 2 001
PENATA III/C Tanjung Pauh Ilir,
25 Maret 1980
JFU
8 Bedriah, S.Ag
NIP:19730202200312 2 002
PENATA III/C Sungai Manau, 02
Februari 1973
JFU
9 Mira Novita
NIP:19791025200901 2 007
PENGATUR
MUDA II/A
Jambi, 25 November
1979
JFU
10 Sri Rahayu Ningsih, S.Pd Selat, 21 Desember
1991
OPERATOR
11 Sriyani Sungai Duren, 25
Agustus 1974
HONORER
3. Program Kerja
a. Pembinaan
i. Pembinaan Staf
ii. Pembinaan Penghulu
iii. Pembinaan Pengamalan Agama
iv. Pembinaan BP.4
v. Pembinaan Keluarga Sakinah61
b. Pelayanan
i. Pendaftaran Nikah dan Rujuk
ii. Pemeriksaan Catin dan Wali Nikah
iii. Bimbingan Perkawinan ( Bimwin )
iv. Pendaftaran Akta Wakaf
61
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
51
v. Informasi Haji
vi. Informasi Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
vii. Insidentil harian
viii. Penasehatan Keluarga Sakinah
ix. Pelayan Rujuk62
4. Uraian Tugas Kua Kecamatan Jambi Luar Kota
1. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
a. Memimpin pelaksanaan tugas di lingkungan Kantor Urusan Agama
Kecamatan Jambi Luar Kota
b. Menyusun Visi, Misi, program dan rencana kerja Kantor Urusan
Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
c. Membagi tugas dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
d. Memantau, menggerakkan, membimbing dan mengarahkan
pelaksanaan tugas bawahan.
e. Memberikan bimbingan dan pelayanan dibidang kepenghuluan
f. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang pengembangan
keluarga sakinah.
g. Memberikan bimbingan dan pelayanan dibidang Kemasjidan, Zakat,
Wakaf, Ibadah Sosial, Pangan Halal dan Kemitraan Umat.
h. Melaksanakan dan mengembangkan kerjasama lintas sektoral dengan
instansi terkait dan lembaga-lembaga keagamaan di bidang
pelaksanaan tugas KUA kecamatan Jambi Luar Kota.
62
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
52
i. Menanggapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul
dibidang pelaksanaan tugas KUA Kecamatan Jambi Luar Kota.
j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jambi63
2. Petugas Tata Usaha
a. Menyiapkan Bahan dan Peralatan Kerja
b. Menerima dan mencatat surat masuk dan keluar
c. Mendistribusikan surat sesuai dengan disposisi atasan
d. Menata Arsip KUA
e. Mengetik Konsep Surat
f. Menata buku-buku perpustakaan kerja
g. Menata File Pegawai
h. Mencatat Kegiatan Kepala KUA
i. Mengatur dan menyalurkan tamu-tamu KUA
j. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
k. Melaporkan pelaksanaan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
l. Membuat laporan triwulan dan tahunan kepada KUA
3. Petugas Bimbingan dan Pelayanan Nikah dan Rujuk
a. Menyiapkan bahan dan peralatan kerja
b. Mempelajari dan meneliti berkas permohonan nikah (N1, N2, N3, dan
N4)
63
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
53
c. Melaksanakan pemeriksaan Catin dan mengisi formulir NB
d. Menyusun jadwal pelaksanaan Nikah
e. Menyiapkan konsep pengumuman Nikah
f. Menyiapkan Buku Kutipan Akta Nikah
g. Menyiapkan bahan bimbingan calon pengantin
h. Menyiapkan Rekomendasi Pindah Nikah diluar KUA Jambi Luar Kota
i. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
j. Melaporkan pelaksanaan tugas khusus yang diberikan oleh atasan.64
4. Petugas Bimbingan Kemasjidan
a. Menyiapkan Bahan dan Peralatan Kerja
b. Menyiapkan bahan bimbingan kemasjidan
c. Mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan tempat ibadah
dan penyiaran agama.
d. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
e. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Ka. KUA Kec. Jambi Luar
Kota
5. Petugas Pembinaan Zakat Wakaf dan Ibadah Sosial
a. Menyiapkan Bahan dan Peralatan Kerja
b. Menginventaris tanah wakaf, wakif dan nadzir serta data kegiatan
Ibsos
c. Menyiapkan bimbingan zakat, wakaf dan Ibsos
64
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
54
d. Membantu KUA memberikan bimbingan dan penyuluhan dan
pelaksanaan Zawaibsos
e. Meneliti kelengkapan berkas/fisik usulan persertifikatan tanah wakaf
f. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
g. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Ka. KUA Kec. Jambi Luar
Kota65
6. Petugas Pengembangan Keluarga Sakinah dan Kependudukan
a. Menyiapkan Bahan dan Peralatan Kerja
b. Mendata Keluarga Sakinah
c. Memberikan bimbingan dan penasehatan kepada CATIN
d. Memberikan nasihat dan bimbingan kepada keluarga yang mengalami
permasalah rumah tangga
e. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
f. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Ka. KUA Kec. Jambi Luar
Kota.
7. Petugas Pelayanan Ibadah Haji
a. Menyiapkan Bahan dan Peralatan Kerja
b. Melakukan Registrasi terhadap jama’ah calon haji asal kec. Jambi Luar
Kota
c. Memberikan informasi seputar haji bagi jama’ah calon haji
d. Menyelenggarakan manasik haji
e. Membuat laporan penyelenggaraan manasik haji
65
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
55
f. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh atasan
g. Melaporkan pelaksanaan tugas khusus yang diberikan oleh atasan66
8. 10 (Sepuluh) Etos Kerja Unggulan KUA Kec. Jambi Luar Kota
1. Kerja itu suci
Kerja adalah penggilanku, aku sanggup bekerja benar
2. Kerja itu sehat
Kerja itu aktualisasi, aku sanggup
3. Kerja itu amanah
Kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas
4. Kerja itu seni
Kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif
5. Kerja itu ibadah
Kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja ikhlas
6. Kerja itu mulia
Kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna
7. Kerja itu anugrah
Kerja adalah kehidupanku, aku sanggup bekerja hebat
8. Kerja itu kehormatanku
Kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul
9. Kerja itu rahmat
Kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja giat
10. Kerja itu investasi
Kerja adalah masa depanku, aku sanggup bekerja serius.67
66
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
56
D. Sarana Prasarana
1. Ruangan
a. Ruangan Kepala
b. Ruangan Penghulu
c. Ruangan Penyuluh dan Staf
d. Ruangan Balai Nikah dan BP 4
e. Ruangan Komputer dan Arsip
f. Ruangan Dapur
g. Ruangan Kamar Mandi
h. Ruangan WC
2. Administrasi dan Pelayanan
a. Lemari : 4 Buah
b. Meja Satu Giro : 2 Buah
c. Meja Setegah Giro : 7 Buah
d. Meja Operator : 1 Buah
e. Kursi Sice : 1 Buah
f. Kursi Pegawai : 14 Buah
g. Filling Kabinet Besi : 2 Buah
h. Filling Kabinet Kayu : 1 Buah
i. Sepeda Motor : 4 Buah
j. Komputer Komplit : 2 Unit
k. Laktop : 1 Unit
67
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
57
l. Print Canon : 2 Unit
m. Print PLQ : 1 Unit
n. Kursi Komputer : 1 Buah
o. Papan Data : 12 Buah
p. Kipas Angin : 2 Buah
q. Kursi Plastik / Piber : 19 Buah
r. Kursi Tamu : 1 Set
3. Personalia
a. 1 Orang Kepala
b. 1 Orang Penghulu Madya
c. 1 Orang Penghulu Muda
d. 1 Orang Penyuluh Ahli Madya
e. 1 Orang Penyuluh Ahli Muda
f. 4 Orang JFU
g. 1 Orang Tenaga Operator
h. 1 Orang Tenaga Pramu Bakti
i. 9 Orang Penyuluh Agama Honorer ( PAH )68
68
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
58
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
1. Pengertian Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
Kursus calon pengantin (suscatin) adalah pemberian bekal pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan, dalam waktu singkat kepada catin tentang
kehidupan rumah tangga/keluarga.69
Suscatin adalah kursus calon pengantin
yang diberikan kepada calon pengantin berupa pembinaan mengenai cara-cara
dalam menanggapi dan menghadapi permasalahan atau hal-hal yang akan
terjadi sebelum pernikahan.70
Pada dasarnya suscatin merupakan upaya yang dilakukan dalam
menyongsong mahligai rumah tangga agar dalam praktek rumah tangga nanti
keduanya atau pasangan suami istri memiliki dan mampu menerapkan bekal
psikis dan ketrampilan dalam menghadapi setiap problematika rumah
tangga/keluarga. Dengan demikian, cita-cita terbentuknya keluarga yang
sakinah, mawaddah dan warrahmah akan lebih mudah tercapai dan sekaligus
terwujud pula masyarakat yang harmonis, serta terhindar dari konflik dan
perceraian.71
69
Peraturan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/491 Tahun 2009. Pasal 1 70
Menurut Pak Zainal Arasy, Ketua Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota 71
Rizki Ananda Aprilia, 2018, Jurnal Skripsi, Judul : Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
Dalam Perspektif Fiqh Munakahat (Studi Kegiatan Suscatin Di KUA Bukit Kecil Palembang),
Hal. 47
58
59
2. Dasar Hukum Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
a. GBHN Tahun 1999
b. Sasaran repelita VI
c. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
d. UU Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan Keluarga Sejahtera
e. KMA Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan keluarga sakinah
f. KMA Nomor 477 Tahun 2004 tentang pemberian wawasan tentang
perkawinan dan rumah tangga kepada pengantin melalui kursus calon
pengantin
g. Surat edaran Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/PW/01/1997/2009 tentang
kursus calon pengantin
h. Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/542 Tahun 2013
i. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama
Nomor 379 Tahun 2018 tentang bimbingan pra nikah atau kursus calon
pengantin.
j. QS. At-Tahrim ayat 6
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
60
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.72
Ayat diatas menerangkan bahwa manusia terutama umat Islam senantiasa
harus menjaga diri dan keluarga dari kehancuran, karena kehancuran dala
keluarga dapat myebabkan kehancuran bangsa. Upaya untuk menjaga diri dan
keluarga dari kehancuran tersebut dapat diperoleh dengan cara mempersiapkan
diri sedini mungkin sebelum memasuki jenjang perkawinan yang diwujudkan
melalui bimbingan pra nikah atau kursrs calon pengantin.73
Peraturan mengenai bimbingan pra nikah ini juga diatur oleh pemerintah
dengan aturan dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018 tentang bimbingan pra nikah atau
kursus calon pengantin.
Jadi bimbingan pra nikah atau kusus calon pengantin ini memiliki dasar
hukum yang jelas dalam Al-Qur’an,Hadis dan Peraturan Pemerintah untuk
pelaksanaanya. Dan bimbingan pra nikah ini bertujuan agar membantu konseli
mencengah timbulnya problem-problem pernikahan dan problem kehidupan
tangga sesuai dengan agama islam.
3. Tujuan Kursus Calon Pengantin (Suscatin)
Tujuan diadakannya kursus alon pengantin ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada calon pengantin tentang
72
Al-qur’an dan terjemah surah At-Tahrim: 6 73
Mukhlas Hanafi, 2017, Jurnal skripsi, Judul Bimbingan Pra Nikah Dalam
Membangun Keluarga Sakinah Di BP4 KUA Gedungtengen Yogyakarta, Hal. 21
61
kehidupan rumah tangga/keluarga serta dapat meminimalisirkan angka
perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).74
Dan tujuan suscatin secara umum adalah untuk memberikan informasi
kepada calon pengantin agar mengetahui tentang tujuan perkawinan,
mengetahui hak dan kewajiban suami istri dalam berkeluarga, bertetangga dan
bernegara, menanamkan rasa keimanan dn berakhlakul karimah, memahami
cara bersuci, mandi junub, adab ketika haid, atau adab jimak dan doa-doa yang
harus dibaca. Juga bertujuan untuk meminimalisirkan terjadinya perceraian,
karena penyebab perceraian biasanya dari masalah sepele menjadi besar. Ujung
tujuan suscatin adalah terbinanya keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah
sehingga bisa melewati permasalahan dalam rumah tangga dan untuk
mensosialisasikan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
B. Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin (Suscatin) di KUA Kecamatan
Jambi Luar Kota
Kursus calon pengantin merupakan suatu kegiatan yang diprogramkan
oleh Kementrian Agama yang diamanahkan kepada Kantor Urusan Agama
disetiap Kecamatan untuk menciptakan keluarga yang sakinah dan bahagia dan
diharapkan mampu menekan angka perceraian.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018 tentang bimbingan pra nikah atau
74
Selvi Jayanti, 2017, Jurnal skripsi : Judul Implementasi Bimbingan dan Konseling
pada Kursus Calon Pengantin di KUA Baradatu, Hal. 66
62
kursus calon pengantin mengintruksikan agar para calon pengantin sebelum
melakukan perkawinan terlebih dahulu mengikuti kursus calon pengantin.75
“Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota yang mana diselenggarakan seminggu sebelum mereka
melangsungkan pernikahan, mereka akan melaksanakan suscatin ini. Yang
mana suscatin ini dilakukan setiap hari selasa, selama kurang lebih 3-4
jam, dimulai dari pukul 09.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB. Metode
yang digunakan dalam kursus calon pengantin adalah metode ceramah,
tanya jawab dan disertai dengan latihan ijab kabul perkawinan.”76
“Tata cara pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan
Jambi Luar Kota, yang pertama calon pengantin harus mendaftar
pernikahan di KUA minimal 2 minggu sebelum acara pernikahan
dilangsungkan, tetapi akan lebih baik jika mendaftar sebulan sebelum
acara pernikahan dilaksanakan. Bagi calon pengantin yang tidak
mengetahui syarat-syarat yang harus dipersiapkan saat akan mendaftar
pernikahan maka petugas di KUA akan memberitahukan syarat-syarat
administrasi yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin.”77
Persyaratan yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin pada saat ingin
mendaftar pernikahan di KUA, yaitu :
1. Fotocopy KTP
2. Fotocopy Kartu Keluarga
3. Fotocopy Akta Kelahiran dan Ijazah Terakhir
4. Lampirkan pengantar dari Lurah/ Kepala Desa
a. Surat keterangan menikah (formulir model N1)
b. Surat keterangan asal-usul (formulir model N2)
c. Surat keterangan tentang orangtua (formulir model N4)
d. Surat izin dari orangtua jika kedua mempelai berusia kurang dari 21
tahun (model N5)
e. Surat persetujuan mempelai (model N3)
75
Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/491/2009 76
Wawancara pribadi dengan Bapak Zainal Arasy, Ketua KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota, 7 Juli 2020 77
Wawancara pribadi dengan Ibu Devi Harmita, Penyusun Administrasi Kepenghuluan
di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota, Juli 2020
63
f. Surat pernyataan jejaka/gadis atau duda/janda bermaterai Rp.6000
5. Pas foto background biru 4x6 = 1 lembar dan 2x3 = 4 lembar untuk
masing-masing mempelai
6. Surat dispensasi dari pengadilan bagi calon suami yang berusia kurang dari
19 tahun dan calon istri yang belum mencapai usia 16 tahun
7. Akta cerai/ akta kematian yang berstatus duda/janda
8. Jika pernikahan di Kecamatan lain harus ada rekomendasi dari KUA
Kecamatan Asal
9. Biaya nikah di KUA Rp. 0 ; dan Rp. 600.000 diluar KUA dan disetorkan
langsung ke Bank78
Syarat khusus/ Tambahan bagi calon pengantin PNS, Polri, TNI :
1. Surat ganti nama untuk mempelai yang pernah ganti nama
2. Fotocopy passport, visa dan surat keterangan lapor diri dari kepolisian
(bagi WNA)
3. Surat izin dari kedutaan yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah resmi (bagi WNA)
4. Surat izin nikah dari kesatuan bagi TNI/ Polri
5. Surat izin poligami dari Pengadilan Agama untuk pernikahan poligami
Jika semua syarat-syarat sudah lengkap dan sudah terdaftar pernikahannya
di KUA, maka calon pengantin akan diberikan undangan untuk mengikuti
pelaksanaan kursus calon pengantin. Dan pada saat hari pelaksanaan para peserta
akan diberi selembaran kertas untuk mengisi data diri dan menjawab beberapa
pertanyaan mengenai pernikahan.
Materi yang disampaikan dalam kursus calon pengantin ini sebagian besar
mengikuti modul dari Pembinaan Keluarga Sakinah dan materi-materi lain yang
sudah disiapkan dari KUA itu sendiri, yang mana bahasan nya mengenai
78
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
64
Tatacara pelaksanaan pernikahan, peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, psikologi keluarga atau
kesehatan dan tentang bagaimana mengatasi problematika masalah
perekonomian dalam rumah tangga. Dalam pelaksanaan kursus calon pengantin
ini pemberian materi dilakukan oleh kepala KUA, Penyuluh Agama Fungsional,
Penghulu, Penyuluh Agama Non PNS yang ada di KUA ini.79
Menurut bapak Musaddik, “Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota, untuk para calon pengantin diwajibkan
mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin. Bahkan KUA menekankan
untuk peserta kursus calon pengantin harus datang tepat waktu pada saat
pelaksanaan kursus calon pengantin ini dilakukan. Bahkan KUA bertindak
seperti memaksa kepada calon pengantin yang tidak mau ikut serta dalam
pelaksanaan kursus calon pengantin ini. Para peserta sebelum mengikuti
kursus calon pengantin ini akan diberikan undangan keharusan mengikuti
kusus calon pengantin yang mana di dalam undangan tersebut
mengatakan jika calon pengantin tidak hadir atau tidak mengikuti
pelaksanaan kursus calon pengantin ini buku nikah nya akan ditahan.
Tindakan yang dilakukan oleh KUA ini adalah untuk memberitahukan
kepada calon pengantin tentang pentingnya mengikuti kursus calon
pengantin ini. Bagi mereka yang tidak bisa mengikuti pelaksanaan kursus
calon pengantin ini, mereka wajib memberitahukan kepada pegawai KUA
jika mereka ada kegiatan atau halangan saat pelaksanaan kursus calon
pengantin itu dilaksanakan agar mereka bisa mengikuti kursus calon
pengantin dihari lain.”80
Tanggapan bapak Zainal Arasy, “Pada masa sebelumnya peserta kursus
calon pengantin yang mengikuti suscatin akan mendapatkan sertifikat
sebagai bukti mereka telah mengikuti pelaksanakan kursus calon
pengantin. Akan tetapi pada masa sekarang peserta yang mengikuti kursus
calon pengantin ini tidak mendapatkan sertifikat lagi dan biasanya para
peserta kursus calon pengantin akan diberikan modul atau buku panduan
pada saat pelaksanaan kursus calon pengantin berlangsung, akan tetapi
dikarenakan minimnya dana di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota ini,
para peserta kursus calon pengantin tidak diberikan sertifikat dan buku
panduan lagi tetapi KUA tetap memberikan beberapa kertas fotocopyan
mareri mengenai pernikahan,ujar Pak Zainal dan Pak Musaddik selaku
79
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota 80
Wawancara pribadi dengan Bapak Musaddik, Penghulu di KUA Kecamatan Jambi
Luar Kota, Juli 2020
65
Ketua Kantor Urusan Agama dan Penghulu di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Jambi Luar kota.”81
Dalam pelaksanaan kursus calon pengantin ini, KUA sangat
mengharapkan dengan adanya pembinaan untuk calon pengantin sebelum
pernikahan bisa membantu untuk membantu meminimalisirkan angka
perceraian, karena dalam pelaksanaan kursus calon pengantin para calon
pengantin ini para calon pengantin sudah diberikan pengetahuan atau wawasan
tentang apa itu pernikahan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana
seharusnya menyikapi permasalahan-permasalahan yang akan timbul dalam
pernikahan. Dalam pelaksanaan kursus calon pengantin materi-materi itu
diberikan agar para calon pengantin tahu bagaimana kelak kehidupan saat
berumah tangga dan bagaimana cara mengatasi jika terjadi pertengkaran dan
perselisihan pada saat berumah tangga dengan baik agar tidak terjadi perceraian,
karena mereka akan berpikir baik-baik secara matang apa yang akan terjadi jika
rumah tangganya hancur. Dengan begini suscatin memiliki peran penting dalam
kehidupan berumah tangga. Penting nya suscatin dalam berumah tangga ialah
karena pembinaan yang diberikan pada saat pelaksanaan kursus calon pengantin
membantu para calon pengantin dengan banyaknya mendapat pengetahuan dan
wawasan mengenai pernikahan. Suscatin ini mengajarkan untuk para suami pada
saat akan melangsungkan pernikahan yaitu tentang pengucapan lafaz ijab kabul
dan pengetahuan agama lain nya dan suscatin ini juga mengajarkan untuk para
istri tentang bagaimana menjadi istri yang baik, sholehah sehingga kehidupan
81
Wawancara pribadi bersama Bapak Zainal dan Bapak Musaddik, selaku Ketua dan
Penghulu di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota, Juli 2020
66
berumah tangga akan damai dan sejahtera sesuai yang dianjurkan oleh Nabi
yaitu kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warrahmah.82
Tanggapan peserta kursus calon pengantin dan masyarakat tentang adanya
peraturan yang mengharuskan calon pengantin untuk mengikuti bimbingan pra
nikah yang diselenggarakan oleh KUA adalah positif karena menurut mereka
dengan mengikuti bimbingan pra nikah ini sedikit banyak nya mereka
mendapatkan ilmu atau bekal untuk memulai kehidupan berumah tangga.
Menurut saudari Nita Yolanda Sari dan saudara Dilan Aryudana
Yumansyah, mereka sangat senang dengan mengikuti bimbingan pra nikah
yang diselenggarakan KUA, karena sedikit banyak nya kami mendapatkan
bekal sebelum kami memulai kehidupan berumah tangga, dan dalam
pelaksanaannya pemateri memberikan materi yang awalnya kami tidak
mengetahui sama sekali menjadi tahu dan materi-materi yang mereka
sampaikan benar-benar membantu kami dalam menjawab hal-hal yang
tidak kami ketahui. Mereka memberikan materi seputar keagamaan,
kehidupan berumah tangga, kesehatan dan cara melakukan ijab kabul.
Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
naik dan lacar dan cara penyampaiannya bagus, mereka tidak monoton ke
materi saja, mereka menjelaskan dengan menggunakan sedikit candaan
dan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami, sehingga kami
merasa nyaman saat mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah
tersebut. Kami merasa dengan adanya bimbingan pra nikah ini dapat
membantu kami dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan
timbul dalam kehidupan berumah tangga. bimbingan pra nikah ini sangat
penting untuk diikuti karena dari sanalah kita bisa mengetahui hal-hal
yang tidak pernah kita bayangkan akan terjadi dan disanalah kita
mendapatkan bekal sebelum memulai kehidupan berumah tangga.83
Tanggapan ibu Yuhana, saya merasa senang dengan adanya peraturan
dari pemerintah mengenai diwajibkan mengikuti bimbingan pra nikah ini,
Karena pada masa saya tidak ada peraturan ini, pada masa saya dulu
kalau mau menikah cukup adanya rukun dan syarat saja itu sudah bisa
menikah tanpa harus mengikuti bimbingan pra nikah terlebih t=dahulu.
Tetapi jika dimasa sekarang masih mengikuti cara menikah seperti saya
dulu pasti banyak sekali orang akan bercerai, sedangkan dengan adanya
peraturan ini saja masih banyak orang-orang ingin bercerai apalagi jika
82
Menurut Bapak Musaddik, Penghulu di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota, Juli 2020 83
Wawancara bersama peserta suscatin (saudari Nita Yolanda Sari dan saudara Dilan
Aryudana Yumansyah), Agustus 2020
67
tidak ada peraturan ini bisa-bisa di Inodesia banyak orang-orang yang
menjadi janda dan duda.84
Tanggapan ibu Ningsih, saya juga setuju dengan adanya peraturan
tentang bimbingan pra nikah ini,karena menurut saya banyak sekali para
calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan tidak mengetahui
hal-hal apa saja yang harus mereka siapkan untuk membina kehidupan
berumah tangga,selain kesiapan mental. Jadi dengan adanya peraturan
bimbingan pra nikah ini para calon pengantin akan mendapatkan bekal-
bekal ilmu dan pengalaman serta pengetahuan sebelum mereka menjalani
kehidupan berumah tangga. karena kehidupan berumah tangga itu
tidaklah mudah. Jadi saya sangat menyokong dengan peraturan
pemerintah mengenai diwajibkannya calon pengantin untuk mengikuti
bimbingan pra nikah yang diselenggarakan oleh KUA.85
Menurut ibu Khairiyah dan saudari Mila, pelaksanaan suscatin di KUA
ini bisa berjalan dengan semestinya jika pelaksanaannya teratur dan
tersusun, dan jika ada yang terlambat diharapkan mereka diberikan sanksi
karena hal tersebut dapat mengganggu kegiatan dalam pelaksanaan
kursus calon pengantin yang sedang berjalan. Dan diharapkan dengan
adanya peraturan pemerintah tentang wajib mengikuti pelaksanaan kursus
calon pengantin ini bisa membantu kami serta anak,adik,kakak dan
keluarga kami untuk mengatasi hal-hal yang akan terjadi dalam
kehidupan berumah tangga kelak. Dan kami sangat berharap agar
pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
ini bisa terlaksana sebagaimana mestinya, agar kami atau masyarakat
yang lain benar-benar bisa mendapatkan ilmu-ilmu, pengalaman yang
akan membantu jika terjadi sesuatu dalam rumah tangga nantinya.86
Menurut ibu Hayatun Nufus, pelaksanaan bimbingan pra nikah di KUA
sangatlah bagus, saya sangat setuju dengan adanya peraturan pemerintah
yang mengharuskan para catin untuk mengikuti bimbingan pra nikah,
karena dengan mengikuti bimbingan pra nikah kita akan mendapatkan
bekal dan ilmu pengetahuan serta pengalaman untuk menjalani kehidupan
berumah tangga. dan dalam pelaksanaan nya di KUA sangat lah bagus,
kami diajarkan tentang banyak hal, baik itu tentang keagamaan,undang-
undang dan tentang kehidupan berumah tangga, dan cara penyampaian
materi juga sangat baik, pemateri nya menjelaskan dengan baik dan jelas
sehingga kami bisa memahami apa yang disampaikan oleh pemateri. jadi
saya sangat setuju dengan adanya aturan untuk mengikuti bimbingan pra
nikah ini.87
84
Wawancara bersama orangtua peserta suscatin (Ibu Yuhana), Agustus 2020 85 Wawancara bersama masyarakat (Ibu Ningsih), Agustus 2020 86
Wawancara bersama masyarakat (Ibu Khairiyah dan saudari Mila) Agustus 2020 87
Wawancara bersama peserta suscatin (Ibu Hayatun Nufus), Oktober 2020
68
Tabel
Data nikah tahun 2018-2019
KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
No Bulan Tahun
2018 2019
1 Januari 55 pasangan 42 pasangan
2 Februari 47 pasangan 43 pasangan
3 Maret 46 pasangan 59 pasangan
4 April 47 pasangan 57 pasangan
5 Mei 18 pasangan 11 pasangan
6 Juni 4 pasangan 19 pasangan
7 Juli 40 pasangan 43 pasangan
8 Agustus 48 pasangan 51 pasangan
9 September 54 pasangan 34 pasangan
10 Oktober 31 pasangan 37 pasangan
11 November 54 pasangan 47 pasangan
12 Desember 58 pasangan 60 pasangan
Keterangan Jumlah 502 pasangan 503 pasangan
Dari data diatas terlihat jumlah peserta suscatin dari tahun 2018-2019,
mengalami perubahan atau tambahan walaupun tidak banyak. Tapi dari yang
kita lihat kurang lebihnya banyak masyarakat yang mengikuti pelaksanaan yang
diselenggarakan oleh KUA tersebut, sehingga dengan begitu pelaksanaan kursus
calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota tetap terlaksana.88
Dengan adanya bimbingan pra nikah atau kursus calon pengantin yang
diselenggarakan oleh KUA ini bisa membantu masyarakat untuk memperoleh
ilmu-ilmu atau pengetahuan serta pengalaman yang sebelumnya tidak pernah
mereka ketahui, walaupun tidak banyak tetapi dengan mengikuti bimbingan pra
nikah ini mereka akan mengetahui hal-hal yang patut untuk diketahui. Dan
kursus calon pengantin atau bimbingan pra nikah yang diselenggarakan KUA ini
88
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
69
mendapat respon yang baik atau positif dari para peserta suscatin dan
masyarakat, sehingga sangat membantu terlaksananya kursus calon pengantin
atau bimbingan pra nikah ini.
Pelaksanaan kursus calon pengantin atau bimbingan pra nikah ini
menggunakan teori maqasid syariah dan maslahah mursalah, karena dengan
menggunakan teori maqasid syariah pelaksanaan kursus calon pengantin ini
dilaksanakan untuk kemaslahatan umat manusia, yang mana artinya dengan
mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau bimbingan pra nikah ini
manusia atau catin akan mendapatkan pengajaran untuk kehidupan berumah
tangga sehingga akan membawa dalam kehidupan berumah tangga yang sakinah
mawaddah dan warahmah sesuai ajaran islam. Dan dalam pelaksanaan
bimbingan pra nikah ini juga menggunakan teori maslahah mursalah karena
dalam teori maslahah mursalah ini dapat membantu para pasangan catin untuk
menolak bahaya berumah tangga, maksudnya adalah dengan menggunakan teori
maslahah mursalah ini dalam mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin
atau bimbingan ra nikah akan membantu para catin untuk menolak terjadinya
perceraian atau kdrt karena dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah itu
diberikan pelajaran tentang keagamaan,tentang kehidupan berumah tangga dan
bagaimana cara mengatasi problematika berumah tangga sehingga mengikuti
bimbingan pra nikah ini sangatlah dianjurkan.
Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
yang penulis lihat setelah melakukan penelitian disana, pelaksanaan nya
memang mengikuti anjuran yang ditetapkan oleh Peraturan Direktur Jenderal
70
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379 Tahun 2018,
seperti dalam pemberian materi, di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota pada saat
pelaksanaan kursus calon pengantin itu pemateri memang memberikan materi
sesuai dengan anjuran yaitu tentang pengetahuan agama, perundang-undangan
perkawinanan, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan dan manajemen
ekonomi dalam rumah tangga, hanya saja pelaksanaannya yang dilakukan tidak
optimal. Hal ini terjadi karena kurangnya waktu dan pemahaman masyarakat
tentang harusnya mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah ini, serta minim
nya dana sehingga pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan
Jambi Luar Kota tidak bisa dilakukan secara maksimal seperti Peraturan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor 379
Tahun 2018 yang ditetapkan.89
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan
Suscatin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
faktor diartikan sebagai penunjukan keadaan, hal atau peristiwa yang ikut
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatu. Kata pendukung
diartikan adalah sesuatu yang sifatnya menyokong, menunjang, membantu
dan sebagainya. Jadi faktor pendukung adalah sesuatu yang membantu
terjadinya sesuatu.90
89
Hasil penelitian penulis di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota 90
Https://brainly.co.id/tugas/903260/Kamus Besar Bahasa Indonesia
71
Faktor pendukung yang membantu terjadinya pelaksanaan kursus calon
pengantin atau pembinaan pra nikah di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
adalah :
a. Letak KUA ini sangat membantu dan memudahkan untuk terjadinya
pelaksanaan kursus calon pengantin karena letaknya dekat pinggir jalan
sehingga memudahkan karena aksesnya mudah dijangkau.
b. Karena di KUA ini memiliki tempat atau ruang untuk melaksanakan
kursus calon pengantin.
c. Adanya pemateri untuk memberikan materi kepada calon pengantin yang
akan mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA ini.
d. Adanya peserta calon pengantin. Dalam pelaksanaan kursus ini, calon
peserta kursus calon pengantin ini bisa mencapai 10-12 pasang calon
pengantin, sehingga memberi semangat KUA untuk melakukan
pelaksanaan kursus calon pengantin.
Faktor pendukung yang dikemukakan diatas, senada dengan penjelasan
yang dikemukakan oleh Bapak Zainal Arasy bahwa :
Pelaksanaan kursus calon pengantin ini terlaksana karena pertama
letak kantor yang strategis yang memudahkan masyarakat untuk
mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin ini, selain letaknya yang
strategis di KUA ini juga terdapat tempat yang memungkinkan untuk
melaksanakan kursus calon pengantin dan di KUA juga memiliki
pemateri-pemateri yang membantu untuk memberikan materi dalam
pelaksanaan kursus calon pengantin tersebut dan karena memiliki
peserta yang akan mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin ini
sehingga membantu terlaksananya bimbingan pra nikah ini.91
Menurut ibu Hayatun Nufus dan Nita Yolanda Sari faktor pendukung
dalam pelaksanaan kursus calon pengantin ini adalah penyampaian
materi yang bagus dan jelas dari pemateri sehingga sangat membantu
pelaksanaan ini berjalan dengan baik serta adanya tempat yang layak
untuk mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin ini terlaksana.
91
Wawancara bersama bapak Zainal Arasy selaku Ketua KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota
72
2. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sesuatu yang hal nya bisa mengganggu terlaksananya sesuatu, atau tidak
berjalan sesuai dengan yang inginkan.92
Dalam pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi
Luar Kota, faktor-faltor yang menghambat nya adalah :
a. Karena kondisi masyarakat yang kurang disiplin atau sering datang
terlambat saat pelaksanaan kursus calon pengantin
b. Karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kursus
calon pengantin ini, sehingga masyakarat sering menyepelekan kegiatan
kursus calon pengantin ini
c. Karena terhalang oleh pekerjaan sehingga tidak hadir saat kegiatan
suscatin dilaksanakan
d. Karena rumah calon pengantin jauh dari KUA
e. Karena minimnya dana dalam pelaksanaan kursus calon pengantin ini.93
Hal ini sesuai dengan yang diketakan oleh Bapak Zainal Arasy, bahwa :
Faktor penghambat terlaksananya kursus calon pengantin di KUA ini
adalah pertama karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang
pentingnya mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin ini, mereka
hanya menganggap mengikuti kursus calon pengantin ini hanya
membuang waktu mereka saja, padahal dengan mengikuti kursus calon
pengantin ini setidaknya sedikit banyaknya mereka mendapatkan ilmu
serta pengalaman sebelum melanjutkan ke prosesi pernikahan, lalu hal
lain yang menghambat terlaksananya kursus calon pengantin ini
adalah karena minimnya dana yang diberikan pemerintah sehingga
kami di KUA tidak bisa melaksanakan kursus calon pengantin ini
dengan maksimal, karena kami tidak bisa memberikan fasilitas yang
92
Https://brsinly.co.id/tugas/903260/Kamus Besar Bahasa Indonesia 93
Sumber Data KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
73
baik dalam pelaksanaan ini sehingga pelaksanaan kursus calon
pengantin ini hanya dilakukan hanya beberapa jam saja yaitu sekitar 3-
4 jam saja.94
Tanggapan bapak syafrudin, faktor penghambat dalam pelaksanaan
kursus calon pengantin ini adalah karena banyaknya masyarakat yang
menganggap bahwa pelaksanaan kursus calon pengantin ini berguna
untuk mereka dan anak cucu mereka, mereka hanya menggap dengan
mengikuti kursus calon pengantin ini akan membuang waktu mereka
untuk bekerja, mereka menyepelekan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah, hal inilah yang membuat pelaksanaan kursus calon
pengantin ini tidak berjalan efektif, karena hal inilah mereka sering
datang terlambat dan banyak acuh tak acuh saja.95
Tanggapan bapak Yudi Syahputra, faktor penghambat dalam
pelaksanaan bimbingan pra nikah ini adalah banyaknya para catin
yang datang terlambat sehingga mengganggu sekali saat pelaksanaan
bimbingan pra nikah ini berlangsusng, dan waktu pelaksanaan
bimbingan pra nikah tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,
karena kebiasaan mengulur waktu untuk memulai pelaksanaan
bimbingan pra nikah serta tidak ada ketegasan dalam memberi sanksi
untuk mereka yang datang terlambat saat pelaksanaan bimbingan pra
nikah tersebut sehingga banyak sekali yang seenaknya saja.
Walaupun banyak nya faktor penghambat dalam pelaksanaan kursus calon
pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota ini, pelaksanaan kursus ini tetap
terlaksanakan tiap minggunya. Pelaksanaan kursus calon pengantin ini dilakukan
seminggu sekali pada hari selasa untuk mereka calon pengantin sebelum
menikah. Dengan menggunakan dana yang minim, KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota tetap melaksanakan kursus calon pengantin ini, mereka tetap
mengupayakan terlaksananya kursus calon pengantin dan memberikan materi-
materi yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam No. DJ/491
tahun 2009. Dan Pada saat penyampaian materi, pemateri memberikan
penjelasan mteri mengunakan bahasa yang mudah dipahami untuk semua calon
94
Wawancara bersama bapak Zainal Arasy, Ketua KUA Kecamatan Jambi Luar Kota 95
Wawancara bersama bapak Syafruddin selaku masyarakat setempat, Agustus 2020
74
pengantin dan pemateri kadang-kadang memberi sedikit candaan dalam
pemberian materi agar peserta kursus calon pengantin ini tidak merasa bosan dan
agar calon pengantin bisa memahami dan mencerna apa yang disampaikan oleh
pemateri.96
D. Dampak Dari Adanya Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin
Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif
maupun negatif). Dampak adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan yang
berarti dalam kehidupan manusia.97
Dampak dari adanya kursus calon pengantin atau bimbingan pra nikah
yaitu membantu catin untuk dapat menjalani kehidupan berumah tangga dengan
baik, karena dalam bimbingan pra nikah ini para catin diberikan pemahaman
serta tanggung jawab untuk hidup berumah tangga dengan baik yaitu yang
sakinah mawaddah dan warahmah.
Dampak dari mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau
bimbingan pra nikah ini adalah para catin mendapatkan pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya mereka belum ketahui, sehingga dengan
mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau bimbingan pra nikah ini
mereka bisa menjalani kehidupan berumah tangga yang lebih baik lagi karena
mereka sudah mendapatkan bekal serta pengalaman untuk menjalani kehidupan
berumah tangga.
96
Dokumentasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota 97
Https://kbbi.web.id/dampak.html
75
Menurut saudari Nita Yolanda Sari, dampak yang saya terima dari
mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah ini adalah, saya menjadi lebih
mengerti bagaimana cara menjadi istri yang baik yang sesuai dengan
ajaran islam dan saya merasa ilmu serta pengalaman yang saya dapatkan
saat mengikuti bimbingan pra nikah bisa saya amalkan dengan baik saat
saya menjalani kehidupan berumah tangga, karena dalam bimbingan pra
nikah itu kami para catin diberikan ilmu tentang keagamaan dan tentang
kehidupan berumah tangga, hak dan kewajiban sebagai suami istri, dari
sanalah saya mendapatkan ilmu untuk berumah tangga, yang sebelumnya
belum pernah saya ketahui. Jadi dengan mengikuti pelaksanaan bimbingan
pra nikah ini saya merasa sangat terbantu untuk saya dan suami dalam
menjalani kehidupan berumah tangga.98
Tanggapan ibu Hayatun Nufus, dampak yang saya terima dari mengikuti
bimbingan pra nikah ini adalah dampak yang psositif, karena saya dan
suami sekarang menajadi lebih saling mengerti, pengertian. Jika ada
sesuatu yang salah kami menbicarakannya ,tidak memendam sendiri, dan
kehidupan rumah tangga kami selalu merasa senang dan selalu mengingat
Allah karena kami sudah menikah dan sudah melakukan ibadah. Dalam
pelaksanaan bimbingan pra nikah kami diberikan pengetahuan tentang
keagamaan dan menikah itu adalah ibadah jadi setelah menikah kami
melakukan segala sesuatu selalu mengingat Allah, dan Alhamdulillah
sampai saat ini kehidupan rumah tangga kami baik-baik saja. Jadi
mengikuti bimbingan pra nikah ini sangat memberikan pengaruh yang baik
kepada para pasangan yang akan menjalani kehidupan berumah tangga.99
Jadi dampak dari mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau
bimbingan pra nikah adalah catin akan sangat terbantu, karena banyak sekali
para catin yang tidak memiliki bekal untuk hidup berumah tangga, dengan
mengikuti bimbingan pra nikah para catin akan mendapatkan bekal untuk
menjalani kehidupan berumah tangga.
98
Wawancara Bersama Saudari Nita Yolanda Sari selaku Peserta suscatin 99
Wawancara Bersama Ibu Hayatun Nufus selaku Peserta suscatin
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang penulis laksanakan di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Jambi Luar Kota yang disertai dengan wawancara
dengan Kepala KUA, mengenai Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota. Maka dapat disimpulkan sebagi berikut :
1. Kursus calon pengantin (suscatin) adalah pemberian bekal pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan, dalam waktu singkat kepada catin tentang
kehidupan rumah tangga/keluarga. Suscatin adalah kursus calon pengantin
yang diberikan kepada calon pengantin berupa pembinaan mengenai cara-
cara dalam menanggapi dan menghadapi permasalahan atau hal-hal yang
akan terjadi sebelum pernikahan.
2. Pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
dilaksanakan setiap hari Selasa dari jam 09.00-12.00. Materi-materi yang
diberikan mengenai Tatacara pelaksanaan pernikahan, peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang pernikahan, hak dan
kewajiban suami istri, psikologi keluarga atau kesehatan dan tentang
bagaimana mengatasi problematika masalah perekonomian dalam rumah
tangga dan cara pelaksanaan ijab kabul.
3. Faktor pendukung pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan
Jambi Luar Kota adalah karena Letak kantor yang sangat strategis, karena
adanya pemateri dan karena adanya peserta yang mengikuti kursus calon
pengantin ini. Faktor penghambat dalam pelaksanaan kursus calon
76
77
pengantin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota adalah Karena minimnya
dana yang diperoleh oleh KUA dan karena banyaknya masyarakat yang
tidak mengetahui tentang pentingnya mengikuti kursus calon pengantin
atau bimbingan pra nikah ini.
4. Dampak dari mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau
bimbingan pra nikah ini adalah para catin mendapatkan pengalaman dan
ilmu pengetahuan yang sebelumnya mereka belum ketahui, sehingga
dengan mengikuti pelaksanaan kursus calon pengantin atau bimbingan pra
nikah ini mereka bisa menjalani kehidupan berumah tangga yang lebih
baik lagi karena mereka sudah mendapatkan bekal serta pengalaman untuk
menjalani kehidupan berumah tangga
B. Saran-saran
1. Disarankan kepada seluruh peserta Kursus Calon Pengantin untuk dapat
mengamalkan materi-materi yang telah diberikan pada saat mengikuti
Kursus Calon Pengantin.
2. Disarankan kepada pihak-pihak yang terkait seperti pemerintah, Dirjen
Bimas Islam, Kanwil Kementerian Agama dan Kementerian Agama Kota
Jambi dapat memberikan sarana prasarana terutama dana untuk
mendukung terlaksananya kursus calon pengantin ini menjadi lebih
optimal di masa yang akan datang.
3. Disarankan juga kepada peserta kursus calon pengantin pada saat
pelaksanaan kursus calon pengantin hendaknya berperan aktif dan tidak
78
malu untuk bertanya dan sangat diharapkan untuk semua peserta kursus
calon pengantin ini mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah dengan
baik karena dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah atau kursus calon
pengantin ini diberikan materi-materi yang sangat penting untuk diketahui
oleh peserta, sehingga dapat membantu para peserta dalam menyelesaikan
permasalahan yang akan timbul saat kehidupan berumah tangga.
C. Penutup
Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan
semesta alam, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-Nya kepada
penulis dan kita semua, atas Ridho dan izin-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1). Shalawat
beserta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat, dan kita para pengikut sunnahnya sampai akhir zaman.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan , karena penulis menyadari masih kurangnya pengetahuan
mengenai masalah ini serta keterbatasan kadar dan kemampuan dan kelemahan
penulis. Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak sesuai dengan pembaca. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca untuk karya ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak
terimakasih.
79
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung : PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2016
Abdul Aziz Muhammad Azam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh
Munakahat, (Jakarta: Bumi Aksara), 2009
Abdullah Hayim, dkk, Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Reproduksi
Dalam Pandangan Islam , BKKBN, 2008
Abd. Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta Timur; Prenada Media),
2013
Ahmad, Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta : PT, Raja Grafindo
Perada, 1998
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Cet. Ke- 1
(Jakarta Putra Grafika), 2006
Cahyadi Takariawan, Pernak-pernik Rumah Tangga Islam Tatanan dan
Pedomannya dalam Kehidupan Masyarakat (Cet, VII; Solo : PT, Elita
Edicitra Intermedia), 2011
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008
Departemen Agama, Petunjuk Teknis Pembimbingan Gerakan Keluarga
Sakinah (Jakarta: Proyek Peningkatan Kehidupan Sakinah Ditjen Bimas
Islam Dan Penyelenggaraan Haji), 2004
Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementerian Agama, Buku
Pegangan Calon Pengantin, Jakarta, 2003
Haris Hardiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups, Jakarta:
Rajawali Pers, 2015
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penelitian Skripsi, Tesis, serta
DisertasiI, Bandung: Alfabeta, 2017
Mawardi Muzamil, Hukum Perkawinan Islam, Cet. 1, Unissula Press,
Semarang, 2006
Rizem Aizid, Fiqh Keluarga Terlengkap, (Banguntapan Yogyakarta :
Laksana), 2018
Satria Efendi, M. Zein, Ushul Fiqh (Jakarta : Kencana, 2008)
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press dan Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, 2014
Sobri Mersi Al-Faqy, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern (Cet, 1 ;
Bekasi : Sukses Publishing), 2010
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Peraturan Dirjen Bimas Islam No. DJ.II/491 Tahun 2009
Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/542 Tahun 2013
Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor 373 Tahun 2017
80
Kepdirjen Bimas Islam Nomor 881 tahun 2017
Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor 379 Tahun 2018
GBHN Tahun 1999.
Sasaran Repelita VI.
UU Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan
Keluarga Sakinah
Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 tahun 2004 tentang pemberian
wawasan tentang perkawinan dan rumah tangga kepada calon pengantin
melalui kursus calon pengantin
Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 34 Tahun 2016
C. Karya Ilmiah, Skripsi dan Jurnal
Aris Budiman Zulkifli, “Efektifitas Kursus Calon Pengantin Dalam Memberi
Pemahaman Konsep Keluarga Sakinah (Studi di KUA Kecamatan
Duampanau Kabupaten Pinrang)”. Jurnal Syariah dan Hukum Diktum,
Vol. 15 No.2, 2017
Avy Andria Kusumadewi, Jurnal skripsi, Judul Pelaksanaan Program Kursus
Calon Pengantin (Suscatin) Di KUA Kecamatan Comal Kabupaten
Pemalang Dalam Perspektif Manajemen Dakwah, 2019
Dwi Amri Fahrurozi, Jurnal skripsi, Judul Kursus Pra Nikah Dalam
Perspektif Maslahah Mursalah Studi Atas Peraturan Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: Dj.Ii/542 Tahun 2013, 2020
Eka Punamasari, Judul skripsi, Penyelenggaraan Kursus Calon Pengantin Di
KUA Pamulang Tanggerang Selatan, 2016
Indra Gunawan, Jurnal Tesis , Judul Efektifitas Kursus Calon Pengantin
(Suscatin) Di Kua Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah, 2019
Jalil Latif, Judul : “Eksistensi Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Sebagai
Upaya Mengurangi Angka Perceraian di Kabupaten Bone Perspektif
Hukum Islam.” (Tesis UIN Alauddin Makasar), 2013
Lili Purnamasari, Iwannudin, Jurnal skripsi, Judul Kursus Calon Pengantin
(SUSCATIN) Dalam Membina Keharmonisan Rumah Tangga Di
Kecamatan Metro Timur, (IAIM NU: Mrto Lampung), 2018
Lutfiyah, Jurnal Hukum Islam (JHI) Judul Relasi Budaya dan Agama dalam
Pernikahan, Volume 12, Nomor 1, 2014
Nurhidayah, Jurnal Skripsi, “Eksistensi Pelaksanaan Kursus Calon
Pengantin (Suscatin) dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di KUA
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”, 2017
Ridha, Jurnal Skripsi, Judul Strategi Petugas BP4 KUA Cimahi Utara Dalam
Upaya Meningkatkan Partisipasi Peserta Bimbingan Pra Nikah (Uin
Sunan Gunung Djati Bandung),
81
Rizki Ananda Aprilia, Jurnal Skripsi, Judul : Kursus Calon Pengantin
(Suscatin) Dalam Perspektif Fiqh Munakahat (Studi Kegiatan Suscatin
Di KUA Bukit Kecil Palembang), 2018
Selvi Jayanti, Jurnal skripsi, Implementasi Bimbingan dan Konseling Pada
Kursus Calon Pengantin Di KUA Baradatu, 2017
Siti Rugaya, Jurnal Skripsi, Judul Efektifitas Pelaksanaan Kursus Calon
Pengantin (Studi Kantor Urusan Agama Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar), 2016
Sujiantoro Khoirul Islam, Jurnal skripsi, Judul Analisis MaqāṢid Al-SyarῙah
Terhadap Kebijakan Kemeterian Agama Tentang Persyaratan Sertifikat
Bimbingan Perkawinan Bagi Pencatatan Pernikahan, 2018
Zulfahmi, Jurnal Tesisnya yang berjudul Urgensi Penyelenggaraan Kursus
Pra Nikah Dan Relevansinya Dengan Esensi Perkawinan (Perspektif
MaqāṢid Asy-Syarī‟ah, 2017
D. Website/ Webbtansi
Https://brainly.co.id/tugas/903260/Kamus Besar Bahasa Indonesia
Https://jatim1.kemenag.go.id/file/dokumen/304 lensut4.pdf
Https://kbbi.web.id/dampak.html
DAFTAR INFORMAN
NO
NAMA
JABATAN
KETERANGAN
1
Drs. Zainal Arasy
Kepala KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
7 Juli 2020
2
Musaddik, S.Pd.I
Penghulu di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota
21 Juli 2020
3
Devi Harmita, S.Pd.I
Penyusun Administrasi Kepenghuluan di
KUA Kecamatan Jambi Luar Kota
21 Juli 2020
4
Dilan Aryudana
Yumansyah
Peserta Suscatin di KUA Kecamatan Jambi
Luar Kota
20 Agustus 2020
5
Nita Yolanda Sari
Peserta Suscatin di KUA Kecamatan Jambi
Luar Kota
20 Agustus 2020
6
Yuhana
Orangtua peserta Suscatin
20 Agustus 2020
7
Ningsih
Masyarakat Setempat
20 Agustus 2020
8
Mila
Masyarakat Setempat
29 Agustus 2020
9
Khairiyah
Masyarakat Setempat
29 Agustus 2020
10
Syafrudin
Masyarakat Setempat
29 Agustus 2020
11
Hayatun Nufus
Peserta Suscatin
20 Oktober 2020
12
Yudi Syahputra
Peserta Suscatin
20 Oktober 2020
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa itu suscatin?
2. Bagaimana pelaksanaan suscatin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota?
3. Siapa pemateri dalam pelaksanaan suscatin di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota?
4. Berapa lama waktu pelaksanaan suscatin di KUA Kecamatan Jambi Luar
Kota?
5. Apa faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan suscatin di KUA
Kecamatan Jambi Luar Kota?
6. Apakah dengan adanya pelaksanaan suscatin ini dapat membantu calon
pengantin dalam penyelesaian masalah dalam rumah tangga?
7. Apa peran pelaksanaan suscatin dalam rumah tangga?
8. Seberapa pentingkah suscatin ini bagi calon pengantin?
9. Apakah pelaksanaan suscatin di KUA Kecamatan Jambi Luar Kota ini sudah
maksimal sesuai dengan anjuran Dirjen Bimas Islam Nomor 379 Tahun
2018?
10. Bagaimana tatacara/ prosedur catin untuk bisa mengikuti pelaksanaan
suscatin ?
11. Apa tanggapan mengenai peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suscatin
yang dilakukan oleh KUA?
12. Bagaimana peran KUA dalam menerapkan bimbingan pra nikah dalam
membantu catin untuk menjadi pasangan yang sakinah ?
13. Apakah ada dampak dari mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah?
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Gambar
Wawancara bersama Bapak Zainal Arasy, Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Jambi Luar Kota
Wawancara bersama Bapak Musaddik, selaku Penghulu di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Jambi Luar Kota
Prosesi pelaksanaan kursus calon pengantin (suscatin) di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Jambi Luar Kota
Wawancara bersama peserta suscatin ( Saudari Nita Yolanda Sari dan Saudara
Dilan Aryudana Yumansyah)
Wawancara bersama orangtua peserta suscatin dan masyarakat setempat (Ibu
Yuhana, Ibu Ningsih, Saudari Mila, Ibu Khairiyah dan Bapak Syafruddin)
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Lisa Afrianti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Tembilahan, 21 April 1998
Alamat Asal : Jalan Sungai Beringin Gg. Kalimantan,
Kec. Tembilahan, Kab. Indragiri Hilir
Alamat Sekarang : Perumahan Kota Wijaya, Mendalo Valley,
Blok O, 04
No. Telp/Hp : 082385258644
Nama Ayah : Jamhari
Nama Ibu : Rohani
B. Riwayat Pendidikan
SD/MI, Tahun Lulus : SDN 010 Sungai Beringin,
Tembilahan/2010
SMP/MTs, Tahun Lulus : MTsN 094 Tembilahan/2013
SMA/MA, Tahun Lulus : MAN 039 Tembilahan/2016
C. Pengalaman Organisasi
1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Tahun
2017-2018
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Tahun
2018-2019
top related