pedoman teknis irigasi partisipatif
Post on 05-Dec-2014
666 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 i
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN PENGELOLAAN
IRIGASI PARTISIPATIF
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
DEPARTEMEN PERTANIAN
2007
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 ii
KATA PENGANTAR
Prinsip utama pengelolaan irigasi dalam Reformasi Kebijakan
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi adalah pengelolaan irigasi
yang melibatkan seluruh stakeholder (Pemerintah, petani, LSM dan
lainnya) yang terkait mulai dari perencanaan, pendanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dengan tujuan akhir untuk
mengoptimalkan penggunaan air irigasi, sehingga dapat
meningkatkan satu hasil usahatani.
Reformasi tersebut dituangkan didalam Undang-Undang Nomor 7
tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah
Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi yang didalamnya dengan
jelas ditegaskan bahwa pengembangan sistem irigasi tersier
menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air.
Sebagai tindaklanjutnya peranan perkumpulan petani pemakai air
perlu dikedepankan melalui kegiatan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif.
Untuk memberi arahan dan acuan dalam pelaksanaannya, maka
diperlukan Pedoman Teknis “Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif”. Dengan adanya acuan atau Pedoman Teknis ini
diharapkan petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas
dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.
Dalam upaya penerapan yang lebih optimal di tingkat lapangan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 iii
agar Dinas Pertanian Propinsi menjabarkan Pedoman
Teknis ini dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota menjabarkan dalam bentuk
Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan spesifikasi lokasi.
Disamping itu, yang diperlukan cukup desain sederhana yang
disusun bersama kelompok P3A bersama dengan Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota setempat.
Semoga buku Pedoman Teknis ini dapat bermanfaat bagi para
petugas pengelola irigasi dan kami sangat berterimakasih atas
saran untuk penyempurnaan Pedoman Teknis ini di kemudian hari.
Jakarta, Januari 2007
Direktur Pengelolaan Air
Dr.Ir. Sumardjo Gatot Irianto
NIP. 080.085.357
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................i DAFTAR ISI ................................................................ iv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... vi
I. PENDAHULUAN .....................................................1 A. Latar Belakang .................................................1 B. Tujuan.............................................................3 C. Sasaran ...........................................................3 D. Pengertian .......................................................4
II. PELAKSANAAN ......................................................9 A. Persyaratan Lokasi dan Petani ...........................9
1. Persyaratan Lokasi ...................................9 2. Persyaratan Kelompok ............................ 10
B. Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi ........11 C. Penyusunan Rencana Kegiatan........................11 D. Partisipatif......................................................13 E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik..............................14 F. Pembiayaan ...................................................14 G. Pengawasan...................................................15
III. INDIKATOR KINERJA. ..........................................16 A. Keluaran ........................................................16 B. Hasil ..............................................................16 C. Manfaat .........................................................16 D. Dampak .........................................................17
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 v
IV. MONEV DAN PELAPORAN....................................18 A. Monitoring dan Evaluasi ..................................18 B. Pelaporan ......................................................18
1. Laporan Perkembangan Bulanan ................19 2. Laporan Akhir............................................19
V. PENUTUP............................................................21
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA.
2007
Lampiran 2. Form Laporan Bulanan Perkembangan Kegiatan
Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA.
2007
Lampiran 3. Out Line Laporan Akhir
Lampiran 4 Lokasi Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif TA. 2007
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pengelolaan irigasi yang hanya ditangani pemerintah
pada awalnya dapat memberikan dampak yang cukup baik,
seperti tercapainya swasembada pangan pada tahun 1984.
Namun keberhasilan tersebut tidak berkelanjutan mengingat
dukungan prasarana irigasi banyak yang menurun kuantitas,
kualitas maupun fungsinya, apalagi setelah Indonesia
mengalami krisis moneter pada tahun 1997.
Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut antara lain
disebabkan bahwa selama ini anggapan pengembangan irigasi
menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga sebagian
petani berpendapat bahwa mereka tidak turut bertanggung
jawab.
Dengan semakin kompleksnya permasalahan pengelolaan
irigasi, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
Inpres Nomor 3 tahun 1999 tentang Pembaharuan Kebijakan
Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang kemudian dilanjutkan dengan
Reformasi Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi
yang akhirnya dengan diterbitkannya Undang - Undang Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai pengganti
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 2
Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 77
Tahun 2001.
Sejalan dengan pemberlakuan Undang – Undang Nomor 7
Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006,
maka Kebijakan Pengelolaan Irigasi akan dilakukan melalui
pendekatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif, yang secara
substansial sebenarnya sudah lama dikenal melalui pola
swadaya atau gotong royong.
Melalui kebijakan tersebut, pengembangan
(pembangunan/rehabilitasi) irigasi tidak hanya menjadi
wewenang dan tanggung jawab pemerintah maupun
pemerintah daerah, tetapi juga merupakan tanggungjawab
petani. Pada dasarnya, pengelolaan irigasi partisipatif adalah
suatu pendekatan strategis dalam pengelolaan infrastruktur
irigasi melalui keikutsertaan petani dalam semua aspek
penyelenggaraan irigasi, termasuk perencanaan, desain,
pelaksanaan, pengembangan (pembangunan / rehabilitasi),
pembiayaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O&P),
pemantauan dan evaluasi serta penyempurnaan sistem dari
waktu ke waktu secara berkelanjutan. Dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan tersebut, kedepan kegiatan
Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif merupakan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 3
suatu kegiatan atau pola pembangunan yang menjadi salah
satu prioritas untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
B. Tujuan
Tujuan pengelolaan irigasi partisipatif adalah :
1. Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa
tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi antara
pemerintah; pemerintah daerah dan P3A/GP3A sejak dari
pemikiran awal sampai dengan pengambilan keputusan.
2. Terpenuhinya pelayanan irigasi yang memenuhi harapan
petani melalui upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan irigasi yang berkelanjutan.
C. Sasaran
Sasaran Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif adalah
wilayah kerja kelembagaan perkumpulan petani pemakai air
(P3A) atau Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A)
yang pengelolaan irigasinya (sistim irigasi) belum optimal, baik
dari kondisi fisik jaringan, operasional, pemeliharaan dan
pemanfaatan air irigasinya di tingkat usaha tani.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 4
D. Pengertian
Pedoman Teknis : adalah acuan yang bersifat umum yang
harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat di sesuaikan dengan
karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
Irigasi : adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Sistem Irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya
manusia.
Jaringan Irigasi : adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan
untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuangan air irigasi.
Jaringan Irigasi Tersier/Tingkat Usaha Tani (JITUT) : adalah
jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air
irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier,
saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks
kuarter serta bangunan pelengkapnya pada jaringan irigasi
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 5
pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2006 tentang Irigasi, pembangunan dan pengelolaan
JITUT menjadi wewenang dan tanggungjawab petani pemakai
air.
Jaringan Irigasi Pemerintah : adalah jaringan irigasi yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah atau jaringan irigasi
yang dibangun oleh pemerintah tetapi pengelolaannya telah
diserahkan pada masyarakat tani.
Jaringan Irigasi Desa (JIDES) : adalah jaringan irigasi berskala
kecil yang terdiri dari bangunan penangkap air (bendung,
bangunan pengambilan), saluran dan bangunan pelengkap
lainnya. JIDES dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa
atau pemerintah desa baik dengan atau tanpa bantuan
pemerintah.
Operasi Jaringan Irigasi : adalah upaya pengaturan air irigasi
dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup
pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data,
memantau dan mengevaluasi.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 6
Pemeliharaan Jaringan Irigasi : adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
Pengembangan Jaringan Irigasi : adalah pembangunan
jaringan irigasi baru dan atau peningkatan jaringan irigasi yang
sudah ada.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) / Tingkat Usaha Tani
(JITUT) : adalah kegiatan perbaikan / penyempurnaan
jaringan irigasi desa / tingkat usaha tani guna mengembalikan
/ meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula
atau menambah luas areal pelayanan.
Pengelolaan Jaringan Irigasi : adalah kegiatan yang meliputi
operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di
daerah irigasi.
Petani Pemakai Air : adalah semua petani yang mendapat
nikmat dan manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan
jaringan irigasi yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap
sawah, penggarap/penyakap, yang mendapat air dari jaringan
irigasi/reklamasi rawa , dan pemakai air irigasi lainnya.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 7
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) : adalah kelembagaan
pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air
dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh
petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk
lembagaan lokal pengelola air irigasi.
Dibeberapa daerah Kelembagaan P3A menggunakan nama
atau istilah yang berbeda, seperti di Jawa Timur dengan
HIPPA, di Bali dengan Subak, di Jawa Barat dengan Mitra Cai
dan sebagainya.
Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A): adalah kelembagaan
dari sejumlah P3A yang memanfaatkan fasilitas
irigasi/reklamasi rawa yang bersepakat bekerjasama dalam
pengelolaan suatu daerah pelayanan irigasi.
Partisipatif : adalah peran serta petani dan pemerintah atas
prinsip kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak tahap
perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi serta pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan.
Pengelolaan Irigasi Partisipatif : adalah penyelenggaraan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 8
pengelolaan irigasi yang berbasis peran serta petani dalam
proses penyelenggaraan sejak pemikiran awal, pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kegiatan pada tahap perencanaan,
rehabilitasi, pembangunan, peningkatan, operasi,
pemeliharaan, pengamanan dan konservasi.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 9
II. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif dengan memperhatikan kondisi setempat dan
dilakukan secara bertahap, yaitu :
A. Persyaratan Lokasi dan Petani
1. Persyaratan Lokasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan
penetapan calon lokasi antara lain sebagai berikut :
• Lokasi kegiatan tidak berada dalam satu kecamatan
dengan kegiatan lain yang dilakukan melalui pola padat
karya, seperti JITUT/JIDES.
• Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani/Jaringan Irigasi
Desa pada umumnya kurang berfungsi dengan baik.
• Jaringan irigasi tersier/desa belum terbangun
seluruhnya.
• Berdampak meningkatkan produktivitas, produksi dan
perluasan areal tanam.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 10
• Peruntukan lahannya adalah lahan untuk pertanian
tanaman pangan dan tidak ada rencana perubahan
peruntukan.lahan tersebut.
• Air tersedia secara berkelanjutan
2. Persyaratan Kelompok
• Organisasi kelembagaan petani pemakai air (P3A) telah
terbentuk minimal 2 (dua) tahun
• Petani mau berpartisipasi secara aktif dalam
pengelolaan irigasi melalui kelembagaan petani pemakai
air (P3A).
• Petani mau dan mampu mengoperasikan, memelihara
jaringan irigasi secara kelompok dan menanggung biaya
operasional dan pemeliharaan (O & P ) yang dinyatakan
dengan surat pernyataan kesanggupan petani
• Anggota kelompok aktif berpartisipasi dalam
pelaksanaan kegiatan antara lain penyediaan material,
tenaga kerja, material dan lainnya untuk keberhasilan
kegiatan dalam bentuk sharing.
• Kelompok telah mempunyai rencana kegiatan yang
dibutuhkan.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 11
B. Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi mengacu terhadap
persyaratan yang telah ditentukan sebagaimana dijelaskan
pada butir A diatas. Sebelum ditetapkan calon lokasi dan calon
petani ada baiknya dipilih beberapa calon alternatif. Setelah
ditentukan lokasi dan kelompok, maka dilakukan sosialisasi
baik terhadap aparat setempat maupun calon penerima
manfaat. Kemudian dilakukan penetapan calon kelompok yang
dipilih dari beberapa alternatif yang selanjutnya dikukuhkan
melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota.
Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat koordinat
geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi
dari permukaan laut (dpl) dengan menggunakan alat Global
Positioning System (GPS) atau dengan menggunakan peralatan
lainnya.
C. Penyusunan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan disusun oleh kelompok P3A dengan
bimbingan dari petugas pertanian. Rencana kegiatan memuat
secara rinci tentang jenis dan volume, rancangan teknis dan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan baik
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 12
kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik beserta rencana biaya
yang diperlukan.
1. Jenis dan volume kegiatan.
Dalam menyusun rencana kegiatan, memuat secara jelas
rincian, jenis dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
baik fisik maupun non fisik misalnya kegiatan
pengembangan jaringan irigasi tingkat usaha tani atau
jaringan irigasi desa, bagian yang akan diperbaiki dan
volumenya dan sebagainya. Disamping itu juga diuraikan
secara singkat dan jelas tahap pelaksanaan dan
penanggungjawabnya.
2. Rancangan Teknis (Desain Sederhana).
Karena kegiatan sifatnya sederhana dan pada umumnya
dalam bentuk perbaikan jaringan di tingkat usahatani atau
jaringan irigasi desa (JITUT/JIDES), maka sebagai acuan
pelaksanaan di lapangan hanya diperlukan desain
sederhana saja, dan desain sederhana dimaksud
disusun Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
kelompok P3A.
3. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan disusun secara lengkap dan jelas sejak
dari tahap persiapan, penyusunan rencana, pengesahan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 13
rencana kegiatan, penyusunan desain sederhana
penyediaan bahan bangunan, pelaksanaan konstruksi,
pengawasan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan.
Untuk lengkapnya jadwal pelaksanaan kegiatan mulai dari
persiapan sampai dengan pelaporan akhir sebagaimana
pada Lampiran 1.
D. Partisipatif
Kegiatan ini melibatkan peran serta petani dan kelompok P3A
sejak persiapan awal sampai dengan pengambilan keputusan
dan pelaksanaan kegiatan. Keterlibatan tersebut tercermin
dari mulai penyusunan rencana kegiatan, penyusunan rencana
biaya , pembagian kewajiban dalam pembiayaan (sharing),
pengesahan rencana kegiatan/proposal, dan pelaksanaan
kegiatan fisik di lapangan serta pengawasan. Partisipasi
kelompok P3A dapat diwujudkan dalam bentuk penyediaan
bahan material/bangunan, tenaga kerja, dalam bentuk dana
dan sebagainya.
Partisipasi kelompok dapat dikonversikan ke dalam rupiah,
sehingga dapat dilihat berapa besar nilai partisipasi (sharing)
dari kelompok dalam penyelesaian kegiatan.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 14
E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik
Cara pelaksanaan dilakukan dengan swakelola dan sebagai
acuan pedoman pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan adalah
dengan menggunakan Ketentuan Teknis pada lampiran
Pedoman Teknis Rehabilitasi / Perbaikan Jaringan Irigasi Desa
(JIDES) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) yang
diterbitkan Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Direktorat
Pengelolaan Air Tahun 2007.
Pengadaan bahan atau material dilakukan langsung oleh
kelompok P3A, dan pelaksana kegiatan konstruksi di
lapangan tidak untuk dikontrakkan kepada pihak lain,
tetapi pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh kelompok P3A
secara swakelola.
F. Pembiayaan
Dana yang disediakan untuk kegiatan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif pada dana tugas pembantuan yang dialokasikan
pada Mata Anggaran Kegiatan (MAK) 573119 dengan Jenis
Belanja Lembaga Sosial lainnya, dengan jumlah dana sebesar
Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) per unit. Disamping
itu sumber pembiayaan lainnya berasal dari partisipasi P3A.
Biaya belanja lembaga sosial lainnya diberikan kepada
kelompok P3A, setelah P3A menyerahkan rencana kegiatan /
proposal kepada Dinas Pertanian Kabupaten / Kota. Rencana
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 15
kegiatan / proposal tersebut harus mendapat persetujuan dari
Kepala Desa, Camat dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten /
Kota.
Pencairan dana ke kelompok P3A langsung ditransfer ke
rekening kelompok P3A. Prosedur pelaksanaanya sebagaimana
diatur dalam Pedoman Pengelolaan Anggaran yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Pengelolaaan Lahan dan Air Tahun
2007. Bila rekening kelompok P3A belum ada, agar segera
dibuka di Bank terdekat.
Dana tersebut tidak dibenarkan digunakan untuk
gaji/upah/honor, perjalanan/pembinaan, tetapi hanya
digunakan untuk pembelian/pengadaan bahan atau material
bangunan (semen, pasir, batu, kerikil, besi beton dan lain-
lain).
G. Pengawasan
Pengawasan dilakukan mulai dari tahap pemikiran awal,
penyusunan rencana kegiatan sampai dengan pelaksanaan
fisik di lapangan secara bersama-sama oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, Kelompok P3A, Aparat Desa/Kecamatan serta
masyarakat setempat.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 16
III. INDIKATOR KINERJA.
Indikator kinerja digunakan sebagai salah satu ukuran untuk
menilai kinerja kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif, indikator dimaksud adalah sebagai berikut :
A. Keluaran
• Meningkatnya rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa
tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi dari kelompok
petani pengelola air (P3A)
• Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani
B. Hasil
• Terehabilitasinya jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT)/
jaringan irigasi desa (JIDES)
C. Manfaat
• Meningkatnya fungsi layanan JIDES/JITUT
• Meningkatnya produktivitas dan produksi
• Meningkatnya IP dan perluasan areal tanam (PAT)
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 17
D. Dampak
• Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani
dengan dilaksanakannya Kegiatan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 18
IV. MONEV DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Dinas Pertanian
Propinsi dan Kabupaten/Kota. Evaluasi dilakukan pada tahap
proses konstruksi dan pada akhir tahun 2007, yang dievaluasi
adalah dengan membandingkan antara rencana kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan.
Didalam evaluasi diuraikan permasalahan yang dihadapi dan
upaya pemecahan masalah, serta tindak lanjut kedepan.
Demikian halnya dampak kegiatan, keluaran, hasil, manfaat
dan dampak.
B. Pelaporan
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku pelaksana kegiatan
diharuskan menyusun dan mengirimkan laporan secara berkala
ke Dinas Pertanian Propinsi dan Pusat. Laporan yang dimaksud
adalah laporan perkembangan bulanan dan laporan akhir.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 19
1. Laporan Perkembangan Bulanan
Laporan perkembangan bulanan berisikan perkembangan
pelaksanaan fisik dan keuangan yang telah dilaksanakan
berdasarkan tahapan pelaksanaan kegiatan. Laporan
dimaksud secara rutin dikirimkan melalui pos atau melalui
faksimili. Format laporan perkembangan bulanan
sebagaimana pada Lampiran 2.
2. Laporan Akhir
Laporan akhir diperlukan untuk mengetahui secara lengkap
rencana yang telah disiapkan, pelaksanaan di lapangan,
permasalahan dan pemecahan masalah yang telah
dilakukan serta tindak lanjutnya, dan yang paling penting
adalah apa hasil dan manfaat kegiatan tersebut.
Dalam laporan akhir diuraikan secara sistematis dan
dilengkapi dengan foto dokumentasi mulai sebelum
pelaksanaan fisik dilakukan ( 0% ), tahap pelaksanaan (
50% ) dan selesai pelaksanaan kegiatan ( 100% ). Out line
laporan sebagaimana pada Lampiran 3.
Laporan perkembangan bulanan dan laporan akhir dikirimkan ke
pusat dengan alamat :
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 20
Direktorat Pengelolaan Air
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
Jl. Taman Margasatwa Nomor 3
Ragunan – Pasar Minggu
JAKARTA SELATAN 12550
Telp : 021 – 7805268
021 – 7823975
Fax : 021 – 7823975
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007 21
V. PENUTUP
Pedoman Teknis kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan. Pedoman Teknis ini merupakan penyempurnaan dari
pedoman yang telah diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Air
pada TA. 2006, dengan mempertimbangkan masukan pada
Pertemuan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan
Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2006 di Pekanbaru
tanggal 13 – 15 Desember 2006.
Diharapkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pengelolaan
Irigasi Partisipatif dilapangan dapat terlaksana dengan baik.
Selanjutnya untuk lebih optimalnya pelaksanaan di tingkat lapang
agar Dinas Pertanian Propinsi menjabarkan Pedoman
Teknis ini dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota menjabarkan lebih lanjut
menjadi Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan faktor
teknis dan spesifik lokasi.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
Lampiran - 1
Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA.
2007
No Tahap Pelaksanaan B u l a n
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. 10.
Petunjuk Pelaksanaan oleh Dinas Pertanian Propinsi
Petunjuk Teknis oleh Dinas Pertanian Kab/Kota
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja/TOR
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi
Sosialisasi : a. Aparat lapangan/petugas b. Kelompok Penerima
Manfaat
Penyusunan rencana/proposal a. Penetapan CP/CL b. Rencana Kegiatan dan RAB c. Desain Sederhana d. Pengesahan Rencana
Kegiatan / Proposal e. Penyiapan Administrasi
untuk transfer dana ke rekening kelompok P3A
f. Pembukaan Rekening Kelompok P3A
g. Transfer Dana ke Rekening Kelompok untuk belanja lembaga sosial lainnya
Pelaksanaan Konstruksi / Kegiatan Fisik : a. Pengadaan bahan/material b. Pekerjaan konstruksi/fisik
lapangan
Monitoring dan Evaluasi
Penyusunan Laporan Bulanan
Pelaporan Akhir
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
Lampiran – 2
Form Laporan Perkembangan Bulanan Kegiatan
Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA. 2007
Propinsi : Kabupaten/Kota :
No Tahap Pelaksanaan Lokasi Kegiatan 1) Lokasi…
Kegiatan Bobot (%) dst
Fisik Keuangan
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
Petunjuk Pelaksanaan oleh Dinas Pertanian Propinsi
Petunjuk Teknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja / TOR Penentuan Calon Petani & Calon Lokasi
Sosialisasi : a. Aparat lapangan/petugas b. Kelompok Penerima Manfaat
Penyusunan rencana/proposal a. Penetapan CP/CL b. Rencana Kegiatan dan RAB c. Desain Sederhana d. Pengesahan Rencana Kegiatan /
Proposal oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
e. Penyiapan Administrasi untuk transfer dana ke rekening kelompok P3A
f. Pembukaan Rekening Kelompok P3A g. Transfer Dana ke Rekening
Kelompok untuk belanja lembaga sosial lainnya
Pelaksanaan Konstruksi/Kegiatan Fisik : a. Pengadaan bahan/material b. Pekerjaan konstruksi/fisik lapangan
Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Akhir
Sudah/Belum2)
Sudah/Belum
Sudah/Belum
Sudah/Belum Sudah/Belum
Sudah/Belum Sudah/Belum Sudah/Belum Sudah/Belum
Sudah/Belum
Sudah/Belum Sudah/Belum
25 75
Sudah/Belum Sudah/Belum
-
-
-
- -
- - - - - -
100
- -
- -
Jumlah 100 100
Keterangan : 1) Lokasi disebutkan Desa/Kecamatan dan bila lebih dari satu lokasi buat kolom baru di sebelah kanan
2) Pilih salah satu berdasarkan perkembangan pelaksanaan kegiatan 3) - berarti tidak perlu di isi
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
Lampiran - 3
OUT LINE LAPORAN AKHIR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
C. Kondisi Pertanian Kelompok
D. Permasalahan yang Dihadapi
II. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang ditetapkan bersama
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Rencana Dibandingkan dengan Realisasi
B. Permasalahan
C. Pemecahan Masalah
D. Tindak Lanjut
IV. HASIL
V. MANFAAT
VI. DAMPAK
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
•••• Foto Dokumentasi Pembangunan Fisik di Lapangan
dan Dokumen Lainnya
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
Lampiran - 4
Dinas Pertanian JumlahPropinsi/Kabupaten Unit
1 2 3
1 Dinas Pertanian Prop. Jabar 61. Dinas Pertanian Kab.Cianjur 1
2. Dinas Pertanian & Peternakan Kab.Indramayu 13. Dinas Pertanian Kab. Majalengka 14. Dinas Pertanian Tan. Pangan Kab.Subang 15. Dinas Pertanian Tan. Pangan Tasikmalaya 16. Dinas Pertanian & Perkebunan Cirebon 1
2 Dinas Pertanian Tan. Pangan Prop. Jateng 9
1. Dinas Pertanian Kab. Banjarnegara 12. Dinas Pertanian Kab. Sukoharjo 13. Dinas Pertanian Kab. Kebumen 14. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Klaten 25. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Boyolali 16. Dinas Pertanian Kab. Blora 17. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Cilacap 1
8. Dinas Pertanian Kab. Pemalang 1
3 Dinas Pertanian Prop. D.I.Y 161. Dinas Pertanian dan Kelautan Kab. Sleman 42. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Bantul 43. Dinas Pertanian Tan. Pangan dan Peternakan Kab. Gunung Kidul 44. Dinas Pertanian dan Kelautan Kab. Kulon Progo 4
4 Dinas Pertanian Prop. Jatim 61. Dinas Pertanian Kab. Gresik 12. Dinas Pertanian Tan. Pangan Kab. Kediri 13. Dinas Pertanian & Kehutanan Kab. Lamongan 14. Dinas Pertanian Kab. Magetan 1
5. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan 2 Kab. Probolinggo
5 Dinas Pertanian Prop. Sumut 61. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Asahan 12. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab.Dairi 13. Dinas Pertanian TPH Kab. Deli Serdang 1
4. Dinas Pertanian TPH Kab. Simalungun 15. Dinas Pertanian Kab. Humbang Hasundutan 16. Dinas Pertanian & Peternakan Kab. Serdang Bedagai 1
LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
TAHUN ANGGARAN 2007
PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF
No
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
1 2 3
6 Dinas Pertanian TPH Prop. Sumbar 81. Dinas Pertanian Tan. Pangan Kab. Lima Puluh Kota 12. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pd. Pariaman 13. Dinas TPH Kab. Pasaman 14. Dinas Pertanian dan Tan. Pangan Kab. Pesisir Selatan 15. Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Solok 1
6. Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 3 Kab. Payakumbuh
7 Dinas Pertanian Tan. Pangan Prop. Riau 21. Dinas Pertanian Tan Pangan dan Hortikultura Kab. Indragiri Hilir 12. Dinas Pertanian Tan. Pangan, Hortikultura Kab. Indragiri Hulu 1
8 Dinas Pertanian Tan. Pangan Prop. Jambi 51. Dinas Pertanian, Peternakan & Perikanan Kab. Bungo 12. Dinas Pertanian, Perikanan & Peternakan Kab.Muaro Jambi 13. Dinas Pertanian & Peternakan Kab. Tanjab Barat 14. Dinas Pertanian, TPH dan Peternakan Kab. Tanjab Timur 15. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Tebo 1
9 Dinas TPH Prop. Sumsel 51. Dinas Pertanian Pertanian dan Peternakan Kab. Musi Banyuasin 12. Dinas Pertanian Kab. Musi Rawas 13. Dinas Pertanian TP Kab. Ogan Komering Ulu 14. Dinas Pertanian Kab. OKU Timur 15. Dinas Pertanian Kab. OKU Selatan 1
10 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prop Lampung 31. Dinas Pertanian TPH Kab. Lampung Selatan 12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lampung Tengah 13. Dinas Pertanian Kab. Lampung Timur 1
11 Dinas Pertanian Prop. Kalbar 6
1. Dinas Pertanian Landak 12. Dinas Pertanian Kab. Pontianak 13. Dinas Pertanian Kab. Sanggau 14. Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak 25. Dinas Pertanian dan Peternakan, Perikanan Kab. Malawi 1
12 Dinas Pertanian Prop. Kalteng 3
1. Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Waringin Barat 12. Dinas Pertanian Kota Waringin Timur 13. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Barito Timur 1
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
1 2 3
13 Dinas Pertanian Prop. Kalsel 21. Dinas Pertanian Tan. Pangan Kab. Banjar 12. Dinas TPH Hulu Sungai Selatan 1
14 Dinas Pertanian Tan. Pangan Prop. Kaltim 31. Dinas Pertanian Kab. Bulungan 1
2. Dinas Pertanian Tan. Pangan Kab. Pasir 13. Dinas Pertanian Kab. Penajam Paser Utara 1
15 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Sulut 41. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bolaang Mangondow 12. Dinas Pertanian TPH Kab. Minahasa 13. Dinas Pertanian Kota Tomohon 1
4. Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Kehewanan 1 Kab. Minahasa Selatan
16 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternaan Prop. Sulteng 11. Dinas Pertanian Tan. Pangan & Peternaan Kab. Donggala 1
17 Dinas Pertanian TPH Prop. Sulsel 10
1. Dinas Pertanian Kab. Bantaeng 12. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Barru 13. Dinas Pertanian Daerah Kab. Jeneponto 14. Dinas Pertanian TPH Kab. Maros 25. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Pinrang 16. Dinas Pertanian TPH Kab. Sinjai 1
7. Dinas Tan. Pangan dan Perikanan Kab. Soppeng 3
18 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Sultra 31. Dinas Pertanian Kab. Konawe Selatan 12. Dinas Pertanian, Peternakan & Perkebunan Kota Kendari 2
19 Dinas Pertanian Prop. Maluku 4
1. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Seram Bagian Barat 12. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Seram Bagian Timur 13. Dinas Pertanian Kab. Maluku Tengah 14. Dinas Pertanian Kab. Maluku Tenggara 1
20 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Bali 51. Dinas Pertanian Perkebunan dan Perhutanan Kab. Bangli 2
2. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng 13. Dinas Pertanian Kab. Gianyar 14. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Klungkung 1
Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007Pedoman Teknis PIP Tahun 2007
1 2 321 Dinas Pertanian TPH Prop. NTT 6
1. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kupang 12. Dinas Pertanian Kab. Manggarai Barat 33. Dinas Pertanian Kab. Ngada 14. Dinas Pertanian TPH Kab. Flores Timur 1
22 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prop. Bengkulu 51. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bengkulu Utara 12. Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kab. Rejang Lebong 23. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Transmigrasi Kab. Seluma 14. Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kab. Muko-Muko 1
23 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Banten 101. Dinas Pertanian Kab. Lebak 22. Dinas Pertanian dan Peternakan Pandeglang 23. Dinas Pertanian Kab. Serang 44. Dinas Pertanian Kab. Tangerang 2
24 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prop. Gorontalo 3
1. Dinas Pertanian Kab. Pohuwato 22. Dinas Pertanian dan Perkebunan Bone Bolango 1
JUMLAH 131
top related