pedoman pelaksanaan apbd - lebak – kab · 2019. 9. 13. · pedoman pelaksanaan apbd 58. barang...
Post on 29-Aug-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
| - 1 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN
PERATURAN BUPATI LEBAK
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LEBAK,
Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
harus dikelola sesuai dengan azas-azas pengelolaan
keuangan daerah, sehingga perlu diatur
pelaksanaannya secara komprehensif;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
S A L I N A N
| - 2 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun
2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
serta Penyampaiannya;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 547;
| - 3 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
9. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun
2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun
2006 Nomor 15);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah kabupaten Lebak (Lembaran Daerah
Kabupaten Lebak Tahun 2016 Nomor 8);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun
2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah
Kabupaten Lebak Tahun 2016 Nomor 15)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Lebak.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Lebak.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Pejabat Negara adalah Bupati dan Wakil Bupati.
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
| - 4 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
7. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Lebak, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan
DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
9. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
DPRD dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
10. Unit Kerja adalah bagian dari Perangkat Daerah yang
melaksanakan satu atau beberapa program.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya
disingkat SKPKD adalah Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah selanjutnya disingkat BPKAD selaku
pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
12. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD selanjutnya
disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana
belanja, program dan kegiatan SKPD serta rencana
pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD
13. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah kepala daerah yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan menyelenggarakan
keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
14. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya
disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan
kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara
Umum Daerah.
15. Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat BUD
adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai
Bendahara Umum Daerah.
| - 5 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
16. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Perangkat Daerah yang dipimpinnya .
17. Kuasa Bendahara Umum Daerah selanjutnya disingkat
Kuasa BUD adalah Pejabat yang diberi Kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas BUD.
18. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi Perangkat Daerah.
19. Pejabat Penatausahaan Keuangan Perangkat Daerah
selanjutnya disingkat PPK Perangkat Daerah adalah
pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan Perangkat Daerah.
20. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selanjutnya
disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja
Perangkat Daerah yang melaksanakan 1 (satu) atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
21. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPKD selanjutnya
disingkat PPK-SKPKD adalah pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan SKPKD.
22. Pembantu Pejabat Penatausahaan Keuangan
selanjutnya disingkat Pembantu PPK adalah pejabat
yang membantu melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan yang dilakukan oleh PPK Perangkat Daerah
atau SKPKD.
23. Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah adalah
pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
mengusulkan pembayaran atas kelebihan penerimaan
pendapatan pada tahun berjalan, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan asli
daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
Perangkat Daerah.
| - 6 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
24. Bendahara Penerimaan PPKD adalah pejabat fungsional
yang ditunjuk untuk menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah
dalam rangka penerimaan uang yang bersumber dari
transaksi PPKD.
25. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada Perangkat Daerah dan SKPKD.
26. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat
fungsional yang ditunjuk untuk membantu Bendahara
Penerimaan menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan asli daerah dalam rangka pelaksanaan
APBD pada unit Perangkat Daerah.
27. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat
fungsional yang ditunjuk untuk membantu Bendahara
Pengeluaran dalam menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
unit Perangkat Daerah.
28. Verifikatur adalah pejabat fungsional Umum yang
diberi tugas untuk melakukan verifikasi, meneliti
kelengkapan dan kesesuaian dokumen, pengujian
kebenaran perhitungan rincian objek belanja serta
pengenaan pajak.
29. Pengurus Barang Milik Daerah adalah pegawai yang
diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam
proses pemakaian yang ada disetiap Perangkat Daerah.
30. Pembantu Pengurus Barang Milik Daerah adalah
pegawai yang diserahi tugas untuk membantu
mengurus barang milik daerah dalam proses
pemakaian yang ada disetiap Perangkat Daerah.
| - 7 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
31. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan
digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah.
32. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat
penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala
daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah
dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah pada Bank yang ditetapkan.
33. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas
daerah.
34. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas
daerah.
35. Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
36. Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
37. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara
pendapatan daerah dan belanja daerah.
38. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara
pendapatan daerah dan belanja daerah.
39. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
40. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya
disingkat SILPA adalah selisih lebih realisasi
penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
41. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang
mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau
menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain
sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar
kembali.
| - 8 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, dan
organisasi masyarakat, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah.
43. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar
kepada pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundangan atau akibat lainnya yang sah.
44. Dana Cadangan Daerah adalah dana yang disisihkan
guna mendanai kegiatan yang memerlukan dana relatif
besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
45. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh
manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalti,
manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
46. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar
pemerintah daerah dan/atau kewajiban pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan
peraturan perundangan, perjanjian, atau berdasarkan
sebab lainnya yang sah.
47. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan barang milik daerah.
48. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
49. Pejabat/Panitia/Pokja Pengadaan Barang/Jasa adalah
personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan
barang/jasa yang melaksanakan pengadaan
barang/jasa.
| - 9 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
50. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
51. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat
PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
52. Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
53. Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
54. Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan.
55. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU
adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan
antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
56. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK
adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
57. Belanja tidak terduga adalah belanja daerah yang
digunakan untuk keperluan penanganan bencana
alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga
lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah.
| - 10 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
58. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
59. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Lebak.
60. Surat Penyediaan Dana Anggaran yang selanjutnya
disingkat SPD-Anggaran adalah dokumen yang
menyatakan ketersediaan dana/anggaran untuk
melaksanakan kegiatan pada SKPD per kegiatan per
triwulan sebagai dasar pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP)/Surat Perintah Membayar (SPM).
61. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD
adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dalam rangka pelaksanaan Perjalanan
Dinas.
62. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BLUD adalah Perangkat Daerah atau unit
kerja pada Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah
daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
63. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya
disingkat FKTP atau dapat disebut Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas kesehatan
yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,
diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayan
kesehatan lainnya.
64. Bendahara FKTP adalah Pejabat Fungsional yang
ditunjuk untuk menjalankan fungsi menerima,
menyimpan, membayar, menatausahakan, dan
mepertanggungjawabkan dana kapitasi program
Jaminan Kesehatan.
| - 11 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Pedoman Pelaksanaan APBD dimaksudkan sebagai
acuan bagi Perangkat Daerah dan SKPKD/PPKD dalam
pelaksanaan APBD.
(2) Pedoman Pelaksanaan APBD bertujuan agar APBD
Kabupaten Lebak dikelola secara tertib berdasarkan
azas-azas pengelolaan keuangan daerah.
Pasal 3
Pedoman Pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
Bagian Kedua
Azas Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 4
(1) Keuangan Daerah dikelola berdasarkan azas ketertiban,
ketaatan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
(2) Asas efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan
terendah untuk mencapai keluaran tertentu atau
penggunaan masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
(3) Asas ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan perolehan masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
| - 12 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
(4) Asas efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pencapaian hasil program dengan target
yang telah di tetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil.
(5) Asas transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
(6) Asas bertanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan perwujudan kewajiban seseorang
atau satuan kerja untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(7) Asas keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya.
(8) Asas kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan
dengan wajar dan proporsional.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati
Lebak Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lebak
(Berita Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2015 Nomor 36)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Lebak
| - 13 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
Ditetapkan di Rangkasbitung
pada tanggal 3 Januari 2017
BUPATI LEBAK,
Cap/ttd
ITI OCTAVIA JAYABAYA
Diundangkan di Rangkasbitung
pada tanggal 3 Januari 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,
Cap/ttd
DEDE JAELANI
BERITA DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2017 NOMOR 1
SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LEBAK
KEPALA BAGIAN HUKUM,
LINA BUDIARTI, SH.
NIP. 19810228 200502 2 005
| - 14 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI
LEBAK NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH
10000 PENDAHULUAN
11000 LATAR BELAKANG
11010 APBD merupakan rencana keuangan tahunan yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. Selain sebagai rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah, APBD merupakan instrumen dalam
rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
11020 APBD Kabupaten Lebak harus dikelola berdasarkan azas ketertiban,
ketaatan pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efektif,
efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk
masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu pedoman guna
terselenggaranya tata kelola Pemerintahan yang baik (good
governance) dan terciptanya Pemerintah yang bersih (clean
government) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak.
12000 MAKSUD DAN TUJUAN
12010 Maksud Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Lebak sebagai
acuan bagi pejabat pengelola keuangan daerah, pengguna
anggaran/pengguna barang, pejabat kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang, PPK-PD, PPTK, Bendahara dan
pejabat lainnya dalam melaksanakan APBD.
12020 Tujuan Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Lebak yaitu :
1. Tertib pelaksanaan fungsi-fungsi pengurusan keuangan daerah;
2. Tertib pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pengelolaan
keuangan;
3. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan APBD;
4. Meningkatkan kinerja Perangkat Daerah/PPKD dalam
pengelolaan APBD; dan
5. Mewujudkan keterpaduan, keserasian, tepat waktu, tepat mutu,
tepat sasaran, tertib administrasi, disiplin anggaran dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
| - 15 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
20000 PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
21000 RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH
21001 Ruang Lingkup keuangan daerah meliputi :
1. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi
daerah serta melakukan pinjaman;
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah dan membayar tagihan kepada pihak
ketiga;
3. Penerimaan daerah;
4. Pengeluaran daerah;
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah
dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah
dan/atau kepentingan umum.
22000 AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
22001 Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
1. Secara tertib adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara
tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti
administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan;
2. Taat pada peraturan perundang-undangan adalah bahwa
pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada
peraturan perundang-undangan;
3. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target
yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran dengan hasil;
4. Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum
dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah
untuk mencapai keluaran tertentu;
5. Ekonomis merupakan perolehan masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah;
6. Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang
keuangan daerah;
7. Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban
seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan;
| - 16 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
8. Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan
kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif;
9. Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan
dengan wajar dan proporsional;
10. Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa keuangan daerah
diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
23000 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
23100 Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
23101 Bupati Lebak selaku kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;
23102 Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai
kewenangan :
1. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD meliputi:
a. Bersama DPRD menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Bersama DPRD menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah;
c. Bersama DPRD menetapkan Peraturan Daerah tentang
Retribusi Daerah;
d. Bersama DPRD menetapkan Peraturan Daerah tentang
APBD dan Perubahannya;
e. Bersama DPRD menetapkan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;
f. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah;
g. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD;
h. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD
dan Perubahannya;
i. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;
j. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Pajak Daerah;
k. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Retribusi Daerah;
l. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial;
m. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;
n. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Belanja Tidak Terduga;
o. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Standar Satuan
Harga;
p. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Analisa Standar
Belanja;
| - 17 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
q. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Penerima Hibah
dan Bantuan Sosial;
r. Menetapkan Keputusan Bupati tentang penunjukan Kuasa
BUD;
s. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Kuasa Pengguna
Anggaran;
t. Menetapkan Keputusan Bupati tentang pelimpahan
kewenangan sebagian tugas Pengguna Anggaran kepada
Kuasa Pengguna Anggaran;
u. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Bendahara
Penerimaan dan/atau Bendahara Pengeluaran;
v. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Bendahara
Penerimaan Pembantu dan/atau Bendahara Pengeluaran
Pembantu;
w. Menetapkan Keputusan Bupati tentang pejabat yang
bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;
x. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Bendahara FKTP;
y. Menetapkan Keputusan Bupati tentang pejabat yang
bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang
daerah;
z. dan lain-lain terkait pelaksanaan APBD.
2. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik
daerah meliputi:
a. Bersama DPRD membentuk Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
b. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
c. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Status
Penggunaan Barang Milik Daerah;
d. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Persetujuan
Pemindahtanganan Barang Milik Daerah;
e. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Persetujuan
Pemanfaatan Barang Milik Daerah;
f. Menetapkan Keputusan Bupati tentang Penghapusan
Barang Milik Daerah;
g. dan lain-lain terkait dengan pengelolaan Barang Milik
Daerah.
3. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang pada Sekretariat Daerah dan BPKAD serta Perangkat
Daerah lainnya apabila dipandang perlu;
4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan daerah meliputi pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, dana perimbangan, dan lain-
lain pendapatan yang sah serta penerimaan pembiayaan
daerah;
| - 18 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
5. Menetapkan pejabat pada Perangkat Daerah dan PPKD yang
bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
dan
6. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
barang milik daerah baik sebagai pengguna barang (Kepala
Perangkat Daerah), Pejabat Penatausahaan Barang (Kepala
BPKAD) maupun sebagai pengelola barang (Sekretaris Daerah).
23103 Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
1. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan
daerah;
2. Kepala BPKAD selaku PPKD; dan
3. Kepala Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang.
23104 Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada paragraf 23103
ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan prinsip
pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan
yang menerima atau mengeluarkan uang.
23105 Untuk pelaksanaan APBD, Bupati menetapkan :
1. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD-Anggaran;
2. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM;
3. Pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ;
4. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D;
5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran;
6. Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja
subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan
keuangan, belanja tidak terduga, dan pengeluaran pembiayaan
pada SKPKD;
7. Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu Perangkat Daerah; dan
8. Pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD.
23200 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
23201 Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
daerah berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu
Bupati menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk
pengelolaan keuangan daerah.
23202 Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang :
1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD
meliputi:
a. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak
Daerah;
| - 19 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
c. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Retribusi Daerah;
d. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD;
e. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Pajak Daerah;
f. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Retribusi Daerah;
g. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial;
h. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Belanja Tidak Terduga;
i. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang Target
Pendapatan Daerah untuk setiap tahun;
j. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang Standar
Satuan Harga;
k. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang Analisa
Standar Belanja;
l. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang
Penerima Hibah dan Bantuan Sosial;
m. dan lain-lain terkait pelaksanaan APBD.
2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang
milik daerah meliputi:
a. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
b. Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Barang Milik Daerah;
c. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang
Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah;
d. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang
Pemindahtanganan Barang Milik Daerah;
e. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati Lebak tentang
Persetujuan Pemanfaatan Barang Milik Daerah;
f. Penyusunan Rancangan Keputusan Bupati tentang
Penghapusan Barang Milik Daerah;
g. dan lain-lain terkait dengan pengelolaan Barang Milik
Daerah.
3. Penyusunan Raperda APBD dan perubahannya, serta
Raperbup Penjabaran APBD dan perubahannya;
4. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
5. Penyusunan Raperda Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD; dan
6. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat
pengawas keuangan daerah.
| - 20 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
23203 Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah mempunyai
tugas:
1. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD);
2. Menyiapkan Pedoman Pelaksanaan APBD;
3. Menyiapkan Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;
4. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD dan DPPA-
SKPD;
5. Memberikan persetujuan perubahan/pergeseran anggaran
DPA-SKPD/PPKD atau DPPA-SKPD/PPKD; dan
6. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
Bupati.
23204 Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Bupati.
23300 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
23301 Kepala BPKAD selaku PPKD mempunyai tugas:
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah yang meliputi:
a. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Menyusun Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD;
c. Menyusun Rancangan Peraturan Bupati Bupati tentang
Tata Cara Pengelolaan Pajak Daerah;
d. Menyusun Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Retribusi Daerah;
e. Menyusun Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial;
f. Menyusun Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pengelolaan Belanja Tidak Terduga;
g. Menyusun Rancangan Keputusan Bupati tentang Analisa
Standar Belanja;
h. Menyusun Rancangan Keputusan Bupati tentang Penerima
Hibah dan Bantuan Sosial;
i. dan lain-lain terkait pelaksanaan APBD.
2. Menyusun RKA-PPKD, RKPA-PPKD, DPA-PPKD dan DPPA-
PPKD;
3. Menyusun Raperda APBD dan perubahannya serta Raperbup
Penjabaran APBD dan perubahannya;
4. Menyusun Raperda Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD;
5. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan peraturan daerah meliputi pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah (kecuali untuk penerimaan: denda retribusi,
| - 21 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
penerimaan hasil kerjasama pengelolaan aset yang tidak
dipisahkan), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang
sah serta penerimaan pembiayaan daerah;
6. Melaksanakan fungsi BUD;
7. Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
8. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Bupati.
23302 PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:
1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD
meliputi:
a. Menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Menyiapkan Surat Edaran Bupati tentang Pedoman
Penyusunan RKA-Perangkat Daerah ;
c. Menyiapkan Rancangan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD;
d. Menyiapkan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial;
e. Menyiapkan Rancangan Peraturan Bupati tentang Tata
Cara Pengelolaan Belanja Tidak Terduga;
f. Menyiapkan Rancangan Keputusan Bupati tentang Analisa
Standar Belanja;
g. Menyiapkan Rancangan Keputusan Bupati tentang
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;
h. dan lain-lain terkait pelaksanaan APBD.
2. Mengesahkan DPA-SKPD/PPKD dan DPPA-SKPD/PPKD;
3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD terdiri dari:
a. Penyusunan Anggaran Kas;
b. Laporan posisi kas harian;
c. Laporan Evaluasi Realisasi APBD Bulanan;
d. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah;
e. Penerbitan Surat Penyediaan Dana Anggaran (SPD-
Anggaran);
f. Register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
g. Penyusunan Surat Edaran Bupati mengenai pencairan
dana menjelang berakhirnya tahun anggaran dan persiapan
pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.
4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan
dan pengeluaran kas daerah;
5. Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
6. Menetapkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah;
7. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
| - 22 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
8. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah;
9. Menyajikan informasi keuangan daerah berupa laporan
keuangan yang terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
c. Neraca;
d. Laporan Operasional;
e. Laporan Arus Kas;
f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan.
23303 PPKD selaku BUD menunjuk Kabid Perbendaharaan BPKAD selaku
Kuasa BUD.
23304 PPKD selaku BUD menunjuk Kasubid di bidang Akuntansi dan
Pelaporan BPKAD selaku PPK PPKD.
23305 PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
23306 Penunjukan Kuasa BUD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
23307 Kuasa BUD mempunyai tugas:
1. Melakukan pengujian terhadap anggaran kas;
2. Melakukan pengujian terhadap SPD-Anggaran;
3. Menerbitkan SP2D;
4. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD
oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk
berupa laporan hasil rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran
kas daerah secara harian;
5. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan APBD, berupa melakukan tagihan penerimaan
daerah dan penerbitan SPD-Anggaran;
6. Menyimpan uang daerah;
7. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/
menatausahakan investasi daerah;
8. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Umum Daerah;
9. Melaksanakan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
pemerintah daerah;
10. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
11. Melakukan penagihan piutang daerah.
23308 Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
BUD dalam bentuk penyampaian laporan bulanan.
23309 PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat di lingkungan BPKAD
untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
1. Menyiapkan SPD-Anggaran;
2. Menyiapkan Anggaran Kas;
3. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
| - 23 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
5. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan
atas nama pemerintah daerah;
6. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah;
7. Menyajikan informasi keuangan daerah.
23400 Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
23401 Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lebak selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
mempunyai tugas:
1. Menyusun RKA-SKPD dan RKPA-SKPD;
2. Menyusun DPA-SKPD dan DPPA-SKPD;
3. Menyusun Rancangan Anggaran Kas Perangkat Daerah;
4. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja;
5. Melaksanakan anggaran Perangkat Daerah yang dipimpinnya;
6. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
7. Melakukan pemungutan pajak dan retribusi bagi Perangkat
Daerah pengelola pajak dan retribusi;
8. Melakukan pemungutan penerimaan bukan pajak;
9. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
10. Menandatangani SPM;
11. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab
Perangkat Daerah yang dipimpinnya;
12. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawab Perangkat Daerah yang dipimpinnya dengan
berpedoman pada Peraturan Pengelolaan Barang Milik Daerah
yang berlaku;
13. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Perangkat
Daerah yang dipimpinnya, terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan Operasional;
d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
14. Mengawasi pelaksanaan anggaran Perangkat Daerah yang
dipimpinnya berupa pengecekan kas (cash opname) minimal
3 (tiga) bulan sekali, melaksanakan rapat evaluasi pelaksanaan
anggaran Perangkat Daerah, dan pengecekan langsung
terhadap pelaksanaan kegiatan;
15. Melaksanakan tugas-tugas Pengguna Anggaran lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati;
16. Bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen, apabila tidak
melimpahkan kewenangannya kepada KPA dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
| - 24 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
17. Melaksanakan Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi
berpedoman kepada Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis
yang diterbitkan oleh Kementerian/Lembaga;
18. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai peraturan
perundang-undangan;
19. Dalam hal pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, dengan
pertimbangan rentang kendali Penguna Anggaran dapat
melimpahkan sebagian kewenangan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat
Daerah/PA; dan
20. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
23500 Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
23501 Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam
melaksanakan tugasnya dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada Sekretaris dan/atau Kepala
Bagian/Bidang pada Perangkat Daerah selaku kuasa pengguna
anggaran. Pelimpahan kewenangan berdasarkan pertimbangan:
1. Besaran Perangkat Daerah;
2. Besaran jumlah uang yang dikelola;
3. Beban kerja;
4. Lokasi;
5. Kompetensi dan/atau rentang kendali; dan
6. Pertimbangan obyektif lainnya.
23502 Pelimpahan sebagian kewenangan dari Pengguna
Angaran/Pengguna Barang kepada Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Barang di Perangkat Daerah yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati meliputi:
1. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja;
2. Melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
3. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran;
4. Menandatangani SPM-TU dan SPM-LS khusus pada Perangkat
Daerah BPKAD dan SETDA;
5. Melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi bagi Perangkat
Daerah pengelola pajak dan retribusi;
6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain
dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
8. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi
tanggung jawab unit kerja yang dipimpinnya;
9. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit kerja
yang dipimpinnya;
10. Mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
| - 25 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
11. Melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan
oleh pejabat Pengguna Anggaran;
12. Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, Kuasa Pengguna
Anggaran dapat bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
dan
13. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.
23503 Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh Bupati atas
usulan kepala Perangkat Daerah.
23504 Kepala Perangkat Daerah dapat mengusulkan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang pada unit kerja yang
dipimpinnya sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.
23600 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
Perangkat Daerah
23601 Bupati atas usul PPKD menetapkan Keputusan Bupati tentang
penetapan bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran,
bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu untuk melaksanakan tugas kebendaharaan pada
perangkat daerah sebelum dimulainya tahun anggaran.
23602 Bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, bendahara
penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu
adalah Pelaksana yang diberi tugas tambahan melakukan fungsi
kebendaharaan sesuai peraturan perundang-undangan.
23603 Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, bendahara
penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan
kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa
atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/
penjualan, serta dilarang membuka rekening tabungan/
giro/deposito untuk menyimpan uang yang dikelola pada suatu
bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
23604 Dalam hal Pengguna Anggaran melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran, Bupati dapat
menetapkan bendahara penerimaan pembantu dan bendahara
pengeluaran pembantu pada unit kerja terkait.
23605 Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara
fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
PPKD selaku BUD.
| - 26 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
23606 Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah mempunyai tugas:
1. Menerima penyetoran penerimaan pendapatan daerah serta
menyetorkan seluruh penerimaan ke rekening kas daerah
dengan menggunakan formulir STS paling lambat 1 hari kerja
kecuali hari libur disetorkan pada saat hari kerja pertama
setelah hari libur;
2. Atas pertimbangan kondisi geografis yang sulit dijangkau
dengan komunikasi dan transportasi atau tidak terdapat
layanan perbankan, batas waktu penyetoran paling lama
7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya atau pada akhir
bulan yang bersangkutan yang ditetapkan dengan keputusan
kepala perangkat daerah;
3. Menghitung jumlah uang yang diterima dan mencocokan
dengan jumlah yang tercantum dalam SKP-Daerah dan/atau
SKRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SKP/SKR dari WP dan/atau WR, dan/atau pihak ketiga yang
berada dalam pengurusannya;
4. Membuat surat tanda bukti pembayaran atau bukti lain yang
sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib retribusi/pihak
ketiga;
5. Mencatat dalam buku penerimaan dan penyetoran, register
STS, dan rincian objek penerimaan;
6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban administratif
secara bulanan berupa bukti setor, rekapitulasi penerimaan
dan penyetoran kepada pengguna anggaran/pengguna barang
melalui PPK-Perangkat Daerah;
7. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban fungsional
dengan dilampiri buku penerimaan dan penyetoran, register
STS dan buku pembantu rincian obyek kepada PPKD melalui
Pejabat yang menangani verifikasi penerimaan pendapatan
secara bulanan; dan
8. Dalam hal Bendahara Penerimaan dibantu oleh Bendahara
Penerimaan Pembantu, Bendahara Penerimaan menghimpun
seluruh pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
Pembantu.
23607 Bendahara Penerimaan Pembantu Perangkat Daerah mempunyai
tugas:
1. Menerima penyetoran penerimaan pendapatan daerah serta
menyetorkan seluruh penerimaan ke rekening kas daerah
dengan menggunakan formulir STS paling lambat 1 hari kerja
kecuali hari libur disetorkan pada saat hari kerja pertama
setelah hari libur;
2. Atas pertimbangan kondisi geografis yang sulit dijangkau
dengan komunikasi dan transportasi atau tidak terdapat
layanan perbankan, batas waktu penyetoran paling lama
7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya atau pada akhir
bulan yang bersangkutan yang ditetapkan dengan keputusan
kepala perangkat daerah;
| - 27 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3. Menghitung jumlah uang yang diterima dan mencocokan
dengan jumlah yang tercantum dalam SKP-Daerah dan/atau
SKRD dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SKP/SKR dari WP dan/atau WR, dan/atau pihak ketiga yang
berada dalam pengurusannya;
4. Membuat surat tanda bukti pembayaran atau bukti lain yang
sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib retribusi/pihak
ketiga;
5. Mencatat dalam buku penerimaan dan penyetoran, register
STS, dan rincian objek penerimaan;
6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
bendahara penerimaan secara bulanan paling lambat tanggal
5 bulan berikutnya berupa buku penerimaan dan penyetoran
yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan, register STS,
bukti penerimaan yang sah dan lengkap, serta
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
23608 Bendahara Pengeluaran Perangkat Daerah mempunyai tugas dan
wewenang:
1. Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka
pelaksanaan APBD pada Perangkat Daerah;
2. Menyiapkan dan menyusun kelengkapan SPP-UP, SPP-TU,
SPP-GU dan SPP-LS;
3. Mengajukan SPP-UP, SPP-TU, SPP-GU dan SPP-LS kepada
pengguna anggaran/pengguna barang melalui PPK Perangkat
Daerah (khusus SPP-LS pengadan barang dan jasa yang telah
disetujui PPTK);
4. Membuat register SPP, SPM dan SP2D yang telah diterima;
5. Melaksanakan pembukuan bendahara;
6. Membuat laporan penutupan kas Perangkat Daerah ;
7. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban administratif
berupa BKU, Buku Pembantu BKU, Laporan Penutupan Kas,
SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Bukti transaksi
kepada Pengguna Anggaran/Pengguna Barang melalui PPK
Perangkat Daerah ;
8. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban fungsional
kepada PPKD secara bulanan;
9. Memungut dan menyetorkan pajak-pajak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan serta melaporkan ke Kantor
Pelayanan Pajak setiap bulan;
10. Dalam hal Bendahara Pengeluaran dibantu oleh Bendahara
Pengeluaran Pembantu, Bendahara Pengeluaran menghimpun
seluruh pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
Pembantu;
11. Melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan lainnya.
| - 28 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
23609 Bendahara Pengeluaran Pembantu Perangkat Daerah mempunyai
tugas dan wewenang:
1. Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka
pelaksanaan APBD pada Perangkat Daerah ;
2. Menyiapkan dan menyusun kelengkapan SPP-TU dan SPP-LS;
3. Mengajukan SPP-TU dan SPP-LS kepada Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang melalui PPK Perangkat Daerah
(yang telah disetujui PPTK);
4. Membuat register SPP, SPM dan SP2D yang telah diterima;
5. Melaksanakan pembukuan bendahara;
6. Membuat laporan penutupan kas Perangkat Daerah berupa
Laporan Penutupan Kas Bulanan;
7. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban fungsional
kepada bendahara pengeluaran;
8. Melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan lainnya.
23610 Penetapan bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran,
bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran
pembantu dilaksanakan sebelum dimulainya tahun anggaran
berkenaan.
23611 Dalam melaksanakan fungsinya, bendahara penerimaan/
bendahara penerimaan pembantu dan bendahara
pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu dapat dibantu oleh
pembantu bendahara penerimaan dan pembantu bendahara
pengeluaran. Pembantu bendahara penerimaan dan pembantu
bendahara pengeluaran ditetapkan oleh Pengguna Anggaran
Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi sebagai kasir,
pembuat dokumen, pencatat pembukuan dan penyusun laporan,
serta pengurusan gaji pegawai.
1. Berfungsi sebagai kasir, mempunyai tugas:
a. Membantu bendahara berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam rangka
penyelesaian pembayaran baik kepada pihak ketiga maupun
pihak lain sesuai dengan nilai besaran yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Menerima dan menyimpan bukti penerimaan dan
pengeluaran uang; dan
c. Membuat buku catatan bukti penerimaan dan pengeluaran
uang.
2. Berfungsi sebagai pembuat dokumen, mempunyai tugas:
a. Menyiapkan SPP Unit/Satuan Kerja/Kegiatan beserta
kelengkapannya (selain Gaji Pegawai);
b. Menyiapkan dokumen-dokumen penatausahaan keuangan
Pelaksanaan APBD;
c. Menyiapkan alokasi dana untuk kegiatan-kegiatan pada
Unit/Satuan Kerja;
| - 29 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
d. Mencatat, mengarsipkan/menyimpan dokumen seperti DPA-
SKPD, SK penetapan pejabat yang terkait dengan
pengelolaan anggaran Perangkat Daerah serta dokumen
lainnya; dan
e. Menyiapkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran (Realisasi
Keuangan) secara Periodik (Bulanan, Triwulanan,
Semesteran dan Tahunan).
3. Berfungsi sebagai pencatat pembukuan dan pelaporan,
mempunyai tugas :
a. Meregister SPD-Anggaran, SPP dan SPM;
b. Mengarsipkan/menyimpan dokumen seperti SPD-Anggaran,
SPP, SPM dan SPJ;
c. Mencatat Penerimaan pada Buku Kas Pembantu Khusus
Penerimaan dan Buku Pembantu per Obyek dan Rincian
Obyek berdasarkan Tanda Bukti Penerimaan (TBP) dan
Surat Tanda Setoran (STS);
d. Mengarsipkan SKRD/TBP dan STS;
e. Mencatat penerimaan Unit/Satuan Kerja berdasarkan SPM
dan bukti-bukti pengeluaran Kas ke dalam Buku Kas
Pembantu Pengeluaran dan Buku Pembantu Pengeluaran
per kegiatan;
f. Mencatat penyimpanan dan pengambilan uang ke/dari bank
pada Buku Bank;
g. Mencatat Pengeluaran Panjar pada Buku Panjar;
h. Mencatat Penerimaan dan Penyetoran PPN/PPh/Pajak
Daerah pada Buku Pajak;
i. Menyiapkan SPJ Unit/Satuan Kerja;
j. Menghimpun bukti-bukti pengeluaran ke dalam daftar
pengumpul pengeluaran sebagai lampiran SPJ; dan
k. Mengkoordinir laporan Bendahara Pembantu.
4. Berfungsi sebagai Pengurusan Gaji Pegawai, mempunyai tugas:
a. Meneliti dan mengoreksi Daftar Gaji;
b. Menyiapkan SPP Gaji berdasarkan Daftar Gaji;
c. Menyiapkan SPP Rapel/Kekurangan Gaji dan lain-lain yang
sah;
d. Membayarkan Gaji kepada Pegawai;
e. Mencatat Penerimaan dan Pengeluaran Gaji pada Buku Kas;
f. Memungut, membukukan dan menyetorkan PPh;
g. Menyiapkan SPJ Gaji; dan
h. Membantu menyelesaikan kewajiban Pegawai yang berkaitan
dengan gaji.
23700 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran PPKD
23701 Bupati atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan pelaksanaan anggaran pada PPKD.
| - 30 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
23702 Penerimaan yang dikelola PPKD berupa Pendapatan Dana
Perimbangan, Pendapatan Lain-lain yang Sah dan Penerimaan
Pembiayaan.
23703 Penerimaan diterima langsung di rekening Kas Umum Daerah.
23704 Bendahara Penerimaan PPKD mempunyai tugas:
1. Menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan seluruh
penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka pelaksanaan
APBD.
2. Mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan, mencatat
nilai transaksi pada buku penerimaan PPKD.
3. Mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya dengan menyampaikan buku penerimaan
PPKD yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan bukti
penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
4. Bendahara Penerimaan PPKD wajib mendapatkan Nota Kredit
yang dibuat oleh Bank yang memuat informasi tentang
penerimaan PPKD, baik informasi penerimaan, jumlah rupiah
maupun kode rekening yang terkait.
23705 Bendahara Pengeluaran PPKD mempunyai tugas:
1. Menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan seluruh
pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.
2. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS PPKD.
3. Mengajukan dokumen SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan
dana atas belanja-belanja PPKD seperti belanja bunga, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja
tidak terduga, dan pengeluaran pembiayaan.
4. Melaksanakan pencatatan pengeluaran PPKD ke dalam BKU
pengeluaran dan buku pembantu rincian obyek belanja.
5. Membuat register SPP, SPM yang diajukan dan SP2D yang
sudah diterima.
6. Menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi
kebendaharaan yang berada dalam tanggungjawabnya setiap
tanggal 10 bulan berikutnya, dilampiri dengan BKU, dan
ringkasan pengeluaran perincian obyek disertai dengan bukti-
bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap
rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran
per rincian obyek dimaksud.
24000 PEJABAT PENGELOLA KEGIATAN
24100 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
24101 Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam melaksanakan
program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja Perangkat
Daerah selaku PPTK dengan persyaratan, diutamakan pejabat
struktural atau Pelaksana Golongan II/c ke atas yang memiliki
kemampuan teknis sesuai bidang kegiatannya;
| - 31 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
24102 Penunjukan pejabat berdasarkan pertimbangan kompetensi
jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang
kendali dan pertimbangan objektif lainnya;
24103 PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
PA/KPA;
24104 PPTK mempunyai tugas mencakup:
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam
bentuk laporan realisasi fisik dan keuangan; dan
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.
24105 Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada Paragraf 24104
angka 3 mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun
dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
24106 Penetapan pejabat tersebut di atas sebagaimana dimaksud dapat
dilaksanakan sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.
24107 Penunjukan PPTK oleh Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
dengan ketentuan:
1. Untuk mengelola 1 (satu) atau beberapa kegiatan;
2. Dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) orang PPTK dalam 1
(satu) kegiatan yang menjalankan lebih dari 3 (tiga) paket
pekerjaan.
24200 Staf Teknis dan Staf Administrasi
24201 Dalam pelaksanaan kegiatan, PPTK dapat dibantu oleh unsur
pelaksana yang melaksanakan fungsi teknis dan administrasi.
24202 Unsur pelaksana sebagaimana dimaksud pada paragraf 24201
ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna
Anggaran.
24203 Penetapan pejabat sebagaimana dimaksud dapat dilaksanakan
sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.
24300 Pejabat Penatausahaan Keuangan Perangkat Daerah (PPK-
Perangkat Daerah)
24301 Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA/DPPA-
SKPD, kepala Perangkat Daerah menetapkan pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada Perangkat Daerah
sebagai PPK-Perangkat Daerah;
| - 32 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
24302 PPK-Perangkat Daerah mempunyai tugas:
1. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang
disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/
disetujui oleh PPTK;
2. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji
dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan
oleh bendahara pengeluaran;
3. Melakukan verifikasi SPP;
4. Menyiapkan SPM;
5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
6. Melaksanakan akuntansi Perangkat Daerah; dan
7. Menyiapkan laporan keuangan Perangkat Daerah.
24303 PPK-Perangkat Daerah tidak boleh merangkap sebagai pejabat
yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah,
bendahara, dan/atau PPTK.
24304 Penetapan pejabat sebagaimana dimaksud dilaksanakan sebelum
dimulainya tahun anggaran berkenaan atau paling lambat awal
tahun anggaran berkenaan.
24400 Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
24401 Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA/DPPA
PPKD, Kepala BPKAD menetapkan pejabat yang melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan PPKD.
24403 PPK-PPKD mempunyai tugas:
1. Meneliti kelengkapan SPP-LS Belanja Hibah, Bantuan Sosial,
Bagi Hasil Pajak Daerah (BHPD), Bantuan Keuangan, Belanja
Tidak Terduga (BTT) dan Pengeluaran Pembiayaan yang
disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran;
2. Melakukan verifikasi SPP;
3. Menyiapkan SPM;
4. Melaksanakan akuntansi PPKD (Hibah dan Bantuan Sosial,
BHPD, Bantuan Keuangan, BTT dan Pembiayaan); dan
5. Menyiapkan laporan keuangan PPKD (Hibah dan Bantuan
Sosial, BHPD, Bantuan Keuangan, BTT dan Pembiayaan).
24404 Dalam melaksanakan tugasnya, PPK-PPKD dapat dibantu oleh
pembantu PPK-PPKD yang terdiri dari:
1. Verifikator 1 untuk belanja Hibah dan Bantuan Sosial,
bertugas membantu meneliti kelengkapan SPP-LS Belanja
Hibah dan Bantuan Sosial yang disampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran PPKD.
2. Verifikator 2 untuk belanja BHPD, Bantuan Keuangan, Belanja
Tidak Terduga, dan Pengeluaran Pembiayaan, bertugas
membantu meneliti kelengkapan SPP-LS BHPD, Bantuan
Keuangan, Belanja Tidak Terduga, dan Pengeluaran
Pembiayaan yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran
PPKD.
| - 33 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3. Pembuat SPM PPKD yang mempunyai tugas:
a. Membantu melakukan verifikasi kelengkapan SPP-LS
Hibah, Bantuan Sosial, BHPD, Bantuan Keuangan, Belanja
Tidak Terduga, dan Pengeluaran Pembiayaan; dan
b. Menyiapkan SPM.
4. Penyusun Laporan Akuntansi BTL PPKD yang mempunyai
tugas:
a. Membantu melaksanakan akuntansi PPKD untuk belanja
Hibah, Bantuan Sosial, BHPD, Bantuan Keuangan, Belanja
Tidak Terduga, dan Pengeluaran Pembiayaan; dan
b. Membantu menyiapkan Laporan Keuangan belanja Hibah,
Bantuan Sosial, BHPD, Bantuan Keuangan, Belanja Tidak
Terduga, dan Pengeluaran Pembiayaan.
30000 PERSIAPAN PELAKSANAAN APBD
31000 ANGGARAN KAS
31001 Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber
dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan
guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode,
adapun mekanisme penyusunan dan penetapan anggaran kas
adalah sebagai berikut:
1. Kepala Perangkat Daerah berdasarkan rancangan DPA-SKPD
menyusun rancangan anggaran kas perangkat daerah.
2. Rancangan anggaran kas perangkat daerah disampaikan
kepada PPKD selaku BUD bersamaan dengan rancangan DPA-
SKPD.
3. Pembahasan rancangan anggaran kas perangkat daerah
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan verifikasi DPA-
SKPD.
4. PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintah daerah
guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk
mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana
penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah
disahkan.
5. Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang
bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar
yang digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam
setiap periode.
6. Anggaran kas pemerintah daerah ditetapkan oleh Kepala
SKPKD selaku PPKD.
| - 34 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
32000 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SKPD DAN PPKD
32001 PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah
tentang APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala
Perangkat Daerah agar menyusun rancangan DPA-SKPD.
32002 Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai,
program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai
sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap Perangkat
Daerah serta pendapatan yang diperkirakan.
32003 Kepala Perangkat Daerah menyerahkan rancangan DPA-SKPD
kepada PPKD paling lama 6 (enam) hari kerja setelah
pemberitahuan.
32004 Pada BPKAD disusun 2 jenis DPA yaitu:
1. DPA-SKPD yang digunakan untuk melaksanakan:
a. Belanja Pegawai pada BTL Perangkat Daerah BPKAD;
b. Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKAD.
2. DPA-PPKD yang digunakan untuk melaksanakan:
a. Pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah;
b. Belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja
tidak terduga;
c. Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah.
32005 TAPD melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama
dengan kepala Perangkat Daerah paling lama 15 (lima belas) hari
kerja sejak ditetapkannya Peraturan Bupati tentang Penjabaran
APBD.
32006 Berdasarkan hasil verifikasi, PPKD mengesahkan rancangan DPA-
SKPD dengan persetujuan Sekretaris Daerah.
32007 DPA-SKPD yang telah disahkan disampaikan kepada kepala
Perangkat Daerah, Inspektorat, dan Badan Pemeriksa Keuangan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan.
32008 DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
kepala perangkat daerah selaku pengguna anggaran/pengguna
barang.
33000 SURAT PENYEDIAAN DANA ANGGARAN (SPD-ANGGARAN)
33001 Setelah penetapan anggaran kas dan dengan memperhatikan
ketersediaan dana, PPKD dalam rangka manajemen kas
menerbitkan Surat Penyediaan Dana Anggaran (SPD-Anggaran).
33002 SPD-Anggaran dihitung berdasarkan estimasi alokasi pengeluaran
triwulan pada anggaran kas berdasarkan data rincian objek
belanja pengeluaran.
| - 35 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
33003 SPD-Anggaran disiapkan oleh Kuasa BUD untuk ditandatangani
oleh PPKD.
33004 Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD-
Anggaran atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD-
Anggaran.
33005 Penerbitan SPD-Anggaran dilakukan tiap triwulan sesuai dengan
ketersediaan dana.
40000 PELAKSANAAN APBD
41000 PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH
41100 Kebijakan Pendapatan
41101 Rencana pendapatan daerah dalam APBD merupakan perkiraan
yang terukur, rasional, serta memiliki kepastian dasar hukum
penerimaannya.
41102 Semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas
umum daerah yang dicatat sebagai pendapatan daerah dan
didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
41103 Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, pemerintah
daerah dapat memberikan insentif dan kemudahan berusaha bagi
pelaku ekonomi dan tidak membuat kebijakan yang memberatkan
dunia usaha dan masyarakat.
41104 Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik
secara langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar,
hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari
hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya
merupakan pendapatan daerah.
41105 Penerimaan PAD secara tunai oleh Bendahara Penerimaan paling
tinggi Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).
41106 Pengembalian atas kelebihan pendapatan dilakukan dengan
membebankan pada pendapatan yang bersangkutan untuk
pengembalian pendapatan yang terjadi dalam tahun yang sama.
41107 Untuk pengembalian kelebihan pendapatan yang terjadi pada
tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada belanja tidak terduga.
41108
Pengembalian sebagaimana dimaksud pada paragraf 41106 dan
41107 harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
41109 Penerimaan Retribusi Perijinan Tertentu yang dikelola oleh
Pelayanan Terpadu Kecamatan (PATEN) dilakukan oleh petugas
yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Bapenda.
| - 36 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
41110 Dalam hal bendahara penerimaan dan/atau bendahara
penerimaan pembantu berhalangan, maka :
1. Apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)
bulan, bendahara penerimaan dan/atau bendahara
penerimaan pembantu tersebut wajib memberikan surat kuasa
kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan penyetoran
dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas tanggung jawab
bendahara penerimaan yang bersangkutan dengan diketahui
kepala Perangkat Daerah;
2. Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)
bulan, harus ditunjuk pejabat bendahara penerimaan
dan/atau bendahara penerimaan pembantu dan diadakan
berita acara serah terima dengan diketahui kepala Perangkat
Daerah;
3. Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga) bulan belum
juga dapat melaksanakan tugas, maka dianggap yang
bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari
jabatan sebagai bendahara penerimaan dan/atau bendahara
penerimaan pembantu dan selanjutnya segera diusulkan
penggantinya oleh kepala Perangkat Daerah kepada Bupati
melalui PPKD;
4. Apabila bendahara penerimaan dan/atau bendahara
penerimaan pembantu Perangkat Daerah lalai dalam
melaksanakan tugas kebendaharaan, maka Pengguna
Anggaran memberikan teguran dan/atau peringatan sebanyak
3 (tiga) kali dengan jeda waktu masing-masing 7 (tujuh) hari;
5. Apabila teguran dan/atau peringatan tidak diindahkan, maka
Pengguna Anggaran mengganti bendahara penerimaan
dan/atau bendahara penerimaan pembantu. Dalam masa
pengganti bendahara penerimaan dan/atau bendahara
penerimaan pembantu belum ditetapkan, tugas
kebendaharaannya diambil alih oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Anggaran.
41111 Dalam hal bendahara penerimaan PPKD berhalangan, maka:
1. Apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)
bulan, bendahara penerimaan tersebut wajib memberikan
surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
penyetoran dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas
tanggung jawab bendahara penerimaan yang bersangkutan
dengan diketahui PPKD;
2. Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)
bulan, harus ditunjuk pejabat bendahara penerimaan dan
diadakan berita acara serah terima dengan diketahui PPKD;
3. Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga ) bulan belum
juga dapat melaksanakan tugas, maka dianggap yang
bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari
jabatan sebagai bendahara penerimaan dan selanjutnya segera
diusulkan penggantinya oleh PPKD kepada Bupati.
| - 37 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
41112 BUD berwenang mengakses seluruh rekening koran bendahara
Perangkat Daerah. Setiap pembukaan dan penutupan Rekening
Perangkat Daerah harus diketahui oleh BUD dengan membuat
Surat Permohonan Pembukaan atau Penutupan Rekening.
41200 Penatausahaan Penerimaan Pendapatan Perangkat Daerah
41201 Prosedur penerimaan Pendapatan Perangkat Daerah dapat
dilaksanakan dalam 3 (tiga) cara, yaitu:
1. Penerimaan atas pendapatan yang dibayar tunai;
a. Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah menerima
pembayaran sejumlah uang yang tertera dalam SKP-Daerah
dan/atau SKR-Daerah dan/atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SKP/SKR-Daerah dari wajib pajak
dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang
berada dalam pengurusannya.
b. Bendahara penerimaan Perangkat Daerah mempunyai
kewajiban untuk melakukan pemeriksaaan kesesuaian
antara jumlah uang yang diterima dengan jumlah yang
telah ditetapkan.
c. Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah kemudian
membuat Surat Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang
sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib retribusi.
d. Bendahara Penerimaan selanjutnya menyetorkan seluruh
penerimaan ke Kas Umum daerah dengan menggunakan
formulir STS atau bukti lain yang dipersamakan paling
lambat 1 hari berikutnya, kecuali hari libur disetorkan pada
saat hari kerja pertama setelah hari libur.
2. Penerimaan atas pendapatan yang dibayar melalui rekening
bendahara penerimaan;
Bank penerima uang membuat Bukti Setoran dan Nota Kredit.
(Bukti setoran diserahkan kepada Wajib Pajak/Retribusi
sedangkan Nota Kredit diserahkan kepada Bendahara
Penerimaan):
a. Bendahara Penerimaan akan menerima Slip Setoran/Bukti
Lain yang sah dari Wajib Pajak/Retribusi atau
mendapatkan salinannya dari Bank;
b. Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah menyetorkan
seluruh penerimaan ke Kas Umum Daerah paling lambat
1 hari berikutnya dengan menggunakan STS, kecuali hari
libur disetorkan pada saat hari kerja pertama setelah hari
libur;
c. Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah menyetorkan
seluruh penerimaan yang dialih kelolakan kepada pihak
ketiga yang berada dalam pengurusannya setiap tanggal 5
bulan berikutnya.
| - 38 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3. Penerimaan atas pendapatan yang dibayar melalui Kas Umum
Daerah.
a. Bank Kas Umum Daerah penerima uang membuat Bukti
Setoran dan Nota Kredit. (Bukti Setoran diserahkan kepada
Wajib Pajak/Retribusi sedangkan Nota Kredit diserahkan
kepada BUD);
b. Bendahara Penerimaan akan menerima Slip Setoran/Bukti
Lain yang Sah dari Wajib Pajak/Retribusi atau
mendapatkan salinannya dari Bank.
41202 Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan
menggunakan Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan.
Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan
menggunakan dokumen-dokumen sebagai dasar pencatatan yaitu:
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran;
2. Nota Kredit dari bank;
3. Bukti Penerimaan Yang Sah; dan
4. Surat Tanda Setoran.
Daftar STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan
didokumentasikan dalam Register STS.
41203 Pada saat menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke rekening
Kas Umum Daerah. Langkah-langkah pembukuan pada saat
penyetoran adalah sebagai berikut:
1. Membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang
diterimanya ke rekening Kas Umum Daerah.
2. Mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan penyetoran
pada bagian penyetoran kolom Tanggal, Nomor STS dan
Jumlah Penyetoran.
3. Mengisi register STS.
41204 Prosedur pembukuan:
1. Pembukuan atas pendapatan yang diterima Tunai
Proses pencatatan sebagai berikut :
a. Pada saat menerima pembayaran tunai dari Wajib Pajak
atau Wajib Retribusi.
Apabila pembayaran menggunakan cek/giro, maka
pencatatan dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan
pada saat cek tersebut diterima.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai
berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain yang sah adalah
sebagai berikut:
1) Mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian
penerimaan kolom tanggal, kolom nomor bukti, dan
kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai.
2) Mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan,
dan mengisi kolom kode rekening.
3) Mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.
| - 39 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
b. Pada saat menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke
rekening Kas Umum Daerah.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran adalah
sebagai berikut:
1) Membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan
yang diterimanya ke rekening Kas Umum Daerah.
2) Mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan
penyetoran pada bagian penyetoran kolom Tanggal,
Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.
3) Mengisi register STS.
2. Pembukuan atas pendapatan yang ditransfer ke rekening
Bendahara Penerimaan
Wajib Pajak/Wajib Retribusi dapat melakukan pembayaran
melalui rekening bendahara penerimaan.
Proses pencatatan:
a. Pada saat menerima informasi dari Bank.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang
diterima di rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut:
1) Menerima pemberitahuan dari Bank dan atau dari
WP/WR (berupa slip setoran atau bukti lain yang sah);
2) Melakukan verifikasi dan rekonsiliasi atas penerimaan
tersebut (untuk mengetahui asal penerimaan);
3) Mencatat penerimaan di Buku Penerimaan dan
Penyetoran pada bagian penerimaan kolom Nomor
Bukti, kolom tanggal dan kolom cara pembayaran. (pada
kolom cara pembayaran diisi dengan pembayaran
melalui rekening bendahara penerimaan);
4) Mengisi kolom kode rekening sesuai dengan jenis
pendapatan yang diterima, dan mengisi kolom jumlah
sesuai dengan jumlah penerimaan yang didapat.
b. Pada saat menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke
rekening Kas Umum Daerah.
Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke
rekening Kas Umum Daerah atas penerimaan pendapatan
melalui rekening bendahara penerimaan adalah sebagai
berikut:
1) Membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan
yang diterimanya dengan cara transfer melalui rekening
bank bendahara penerimaan ke rekening Kas Umum
Daerah;
2) Mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan
penyetoran untuk bagian penyetoran pada kolom
Tanggal, Nomor STS dan Jumlah Penyetoran;
3) Mengisi register STS.
| - 40 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3. Pembukuan atas pendapatan yang ditransfer ke rekening Kas
Umum Daerah.
Wajib Pajak/Wajib Retribusi dapat melakukan pembayaran
secara langsung melalui Rekening Kas Umum Daerah.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang
diterima langsung di rekening Bank Kas Umum Daerah adalah
sebagai berikut:
a. Menerima slip setoran/bukti lain yang sah dari wajib
pajak/retribusi atas pembayaran yang mereka lakukan ke
Kas Umum Daerah.
b. Mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran pada bagian penerimaan.
c. Mencatat penyetoran pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran pada bagian penyetoran.
41205 Bendahara Penerimaan Pembantu Perangkat Daerah menerima
pembayaran sejumlah uang yang tertera pada dalam SKP Daerah
dan/atau SKR dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SKP/SKR-Daerah dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi
dan/atau pihak ketiga yang berada dalam pengurusannya.
41206 Bendahara penerimaan pembantu Perangkat Daerah mempunyai
kewajiban untuk melakukan pemeriksaaan kesesuaian antara
jumlah uang yang diterima dengan jumlah yang telah ditetapkan.
41207 Bendahara Penerimaan Pembantu Perangkat Daerah kemudian
membuat Surat Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang sah
untuk diberikan kepada Wajib Pajak/Wajib Retribusi.
41208 Bendahara Penerimaan Pembantu selanjutnya menyetorkan
seluruh penerimaan ke Kas Umum daerah dengan menggunakan
formulir STS atau bukti lain yang dipersamakan.
41209 Pembukuan penerimaan pendapatan oleh bendahara penerimaan
pembantu menggunakan Buku Penerimaan dan Penyetoran
Bendahara Penerimaan Pembantu.
41210 Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan
pembantu menggunakan dokumen-dokumen sebagai dasar
pencatatan yaitu:
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran;
2. Bukti Penerimaan Yang Sah; dan
3. Surat Tanda Setoran (STS).
STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan pembantu
didokumentasikan dalam Register STS.
41211 Prosedur pembukuan penerimaan dan cara pembayaran untuk
bendahara penerimaan pembantu yaitu pembukuan atas
pendapatan yang dilakukan secara tunai.
41212 Apabila pembayaran menggunakan cek/giro, maka pencatatan
dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat cek
tersebut diterima.
| - 41 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
41213 Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai
berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain yang sah adalah
sebagai berikut:
1. Mengisi buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian
penerimaan kolom tanggal, kolom nomor bukti, dan kolom cara
pembayaran dengan pembayaran tunai;
2. Mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan, dan
mengisi kolom kode rekening;
3. Mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah;
4. Pada saat menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke
rekening Kas Umum Daerah.
41214 Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran adalah
sebagai berikut:
1. Membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang
diterimanya ke rekening Kas Umum Daerah;
2. Mencatat penyetoran pada buku penerimaan dan penyetoran
pada bagian penyetoran kolom Tanggal, No. STS dan Jumlah
Penyetoran;
3. Mengisi register STS.
41300 Pertanggungjawaban Penerimaan Pendapatan Perangkat
Daerah
41301
Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah wajib mempertanggung
jawabkan pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya baik
secara Administratif maupun Fungsional.
41302 Bendahara Penerimaan Perangkat Daerah wajib
mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya secara administratif kepada Pengguna Anggaran
melalui PPK Perangkat Daerah paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya.
41303 Laporan pertanggungjawaban (LPJ) bendahara penerimaan
merupakan penggabungan dengan LPJ bendahara penerimaan
pembantu dan memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan,
penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara. LPJ tersebut
dilampiri dengan:
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada
akhir bulan berkenaan;
2. Register STS;
3. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap;
4. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
41304 Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan Perangkat Daerah
secara administratif adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang
dibuat oleh bendahara penerimaan pembantu paling lambat
tanggal 5 (lima) bulan berikutnya;
| - 42 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
2. Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis kebenaran pertanggungjawaban yang disampaikan
oleh bendahara penerimaan pembantu;
3. Bendahara penerimaan menggunakan data
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu yang
telah diverifikasi dalam proses pembuatan laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan yang merupakan
gabungan laporan pertanggungjawaban bendahara pembantu;
4. Bendahara penerimaan memberikan Laporan
Pertanggungjawaban kepada PA/KPA melalui PPK Perangkat
Daerah ;
5. Atas pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara
penerimaan, maka PPK Perangkat Daerah akan melakukan
verifikasi kebenaran terhadap Laporan Pertanggungjawaban
tersebut;
6. Apabila disetujui, maka Pengguna Anggaran akan
menandatangani Laporan Pertanggungjawaban (administratif)
sebagai bentuk pengesahan.
41305 Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun
anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan
tersebut.
41306 Bendahara penerimaan Perangkat Daerah juga menyampaikan
pertanggungjawaban secara fungsional kepada PPKD melalui PPK-
PPKD dan ditembuskan ke Bapenda paling lambat pada tanggal
10 (sepuluh) bulan berikutnya menggunakan format LPJ yang
sama dengan pertanggungjawaban administratif.
41307 LPJ fungsional bendahara penerimaan Perangkat Daerah dilampiri
dengan:
1. Buku penerimaan dan penyetoran yang telah ditutup pada
akhir bulan berkenaan;
2. Register STS;
3. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
41308 Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan Perangkat Daerah
secara fungsional adalah sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang
dibuat oleh bendahara penerimaan pembantu paling lambat
tanggal 5 (lima) bulan berikutnya;
2. Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis kebenaran pertanggungjawaban yang disampaikan
oleh bendahara penerimaan pembantu;
3. Bendahara penerimaan menggunakan data
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu yang
telah diverifikasi dalam proses pembuatan laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan yang merupakan
gabungan laporan pertanggungjawaban bendahara pembantu;
| - 43 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. Bendahara dapat menyempurnakan laporannya apabila
terdapat masukan dari PPK Perangkat Daerah ketika
melakukan verifikasi atas pertanggungjawaban administratif;
5. PPK-PPKD kemudian melakukan verifikasi, evaluasi dan
analisis dalam rangka rekonsiliasi pendapatan.
41309 Pertanggungjawaban fungsional bendahara penerimaan Perangkat
Daerah pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling
lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.
41310 Bendahara Penerimaan Pembantu Perangkat Daerah
menyampaikan pertanggungjawaban kepada bendahara
penerimaan paling lambat pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban ini berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran
yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri
dengan:
1. Register STS;
2. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
41311 Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu pada bulan
terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat pada hari
kerja terakhir bulan tersebut.
41312 Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu adalah
sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan pembantu melakukan penutupan Buku
Penerimaan dan Penyetoran, melakukan perhitungan total
penerimaan, total penyetoran dan sisa kas yang dipegang
olehnya;
2. Bendahara penerimaan pembantu menyiapkan register STS
dan bukti-bukti penerimaan yang sah dan lengkap;
3. Bendahara penerimaan pembantu menyampaikan Buku
Penerimaan dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan
dilampiri dengan Register STS dan bukti penerimaan yang sah
dan lengkap kepada bendahara penerimaan Perangkat Daerah,
paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
41400 Penatausahaan Penerimaan PPKD
41401 Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah serta penerimaan
pembiayaan daerah. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima
secara langsung di Kas Umum Daerah.
41402 Berdasarkan penerimaan tersebut, Bank membuat Nota Kredit
atau memvalidasi dokumen pembayaran pajak/bukti lain yang sah
yang memuat informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa
informasi pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang
terkait. Bendahara penerimaan wajib mendapatkan Nota Kredit
tersebut melalui mekanisme yang telah ditetapkan.
| - 44 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
41403 Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD
menggunakan Buku Penerimaan Pendapatan PPKD.
41404 Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan
PPKD menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar
pencatatan, yaitu:
1. Nota Kredit dari Bank;
2. Bukti penerimaan lainnya yang sah yang telah divalidasi oleh
bank.
41405 Pembukuan Pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara
penerimaan PPKD menerima informasi dari Kas Daerah mengenai
adanya penerimaan di rekening Kas Umum Daerah. Langkah-
langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Nota Kredit, dokumen pembayaran pajak atau
bukti penerimaan lainnya yang sah, bendahara penerimaan
PPKD membukukan/mencatat pada Buku Penerimaan PPKD
pada bagian penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor
bukti;
2. Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi jenis
dan kode rekening pendapatan. Apabila dari dokumen berupa
nota kredit atau bukti penerimaan lainnya yang sah tidak
dapat diidentifikasi secara jelas jenis pendapatannya maka
Bendahara Penerimaan PPKD mencatatnya sebagai
penerimaan lain-lain dalam jenis penerimaan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah;
3. Bendahara Penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada
kolom jumlah.
41500 Pertanggungjawaban Penerimaan PPKD
41501 Bendahara Penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada PPKD
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
41502 Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD
yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri
dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.
41503 Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD adalah sebagai
berikut:
1. Bendahara penerimaan PPKD melakukan penutupan Buku
Penerimaan PPKD dan melakukan rekapitulasi perhitungan.
2. Bendahara penerimaan PPKD menghimpun bukti-bukti
penerimaan yang sah dan lengkap.
Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan buku penerimaan
PPKD yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan bukti
penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
| - 45 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
41600 Pertanggungjawaban Penerimaan Bendahara Umum Daerah
41601 Bendahara Umum Daerah membuat laporan atas Kas Umum
Daerah yang berada dalam pengelolaannya dan menyusun
pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk Laporan Posisi
Kas Harian.
41602 Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk:
1. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan
2. Rekonsiliasi Bank Bulanan.
Laporan Posisi Kas Harian (LPKH) dibuat setiap hari dan
diserahkan kepada Bupati paling lambat hari ketiga minggu
berikutnya.
Berita Acara Rekonsiliasi Data Kas Daerah dengan Data Bank
dibuat setiap bulan dan diserahkan kepada Bupati pada minggu
pertama bulan berikutnya.
41603 Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan
Posisi Kas Harian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya
yang sah), setiap hari BUD menyusun laporan posisi kas
harian.
2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk
transaksi satu hari sebelumnya.
3. Berdasarkan rekening koran dan laporan posisi kas harian
BUD menyusun rekonsiliasi bank
4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo
kas di Bank menurut Rekening Koran dengan saldo kas di
Bank menurut laporan posisi kas harian.
41604 Disamping laporan-laporan di atas Bendahara Umum Daerah
membuat Register SP2D yang telah diterbitkan.
42000 PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAERAH
42100 Kebijakan Belanja
42101 Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas
tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.
42102 Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam APBD.
42103 Pelampauan Pengeluaran dapat dilakukan jika dalam keadaan
darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan
APBD dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.
42104 Pengeluaran yang bersifat darurat dan mendesak yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah untuk kepentingan publik
menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga.
| - 46 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42105 Setiap Perangkat Daerah dilarang melakukan pengeluaran atas
beban anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah
ditetapkan dalam APBD.
42106 Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak
mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
42107 Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
42108 Bukti sebagaimana dimaksud pada paragraf 42107 harus
mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.
42109 Proses pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan sejak
persetujuan APBD antara DPRD dengan Bupati namun
penandatanganan kontrak/SPK setelah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) disahkan.
42110 Dilarang melakukan ikatan perjanjian yang mengakibatkan
pembebanan pada APBD sebelum tersedia anggaran.
42111 Pengeluaran yang bersifat darurat dan mendesak kepada
individu/perorangan yang diakibatkan bencana alam, tekanan
ekonomi, kebakaran dan sejenisnya dapat diberikan berupa
belanja bantuan sosial yang tidak direncanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
42112 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukan
uang persediaan dan/atau tambahan uang persediaan yang
dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
42113 Besaran uang tunai yang diperkenankan sebagai persediaan yang
ada dalam kas Bendahara Pengeluaran maksimal Rp.20.000.000,-
(Dua Puluh Juta Rupiah) untuk kantor/kecamatan, dan
Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) untuk Perangkat Daerah
selain kantor/kecamatan, kecuali untuk gaji sesuai kebutuhan dan
untuk Bendahara Pengeluaran PPKD maksimal Rp.50.000.000,-
(Lima Puluh Juta Rupiah) dan disimpan dalam brankas perangkat
daerah.
42114 Bendahara Pengeluaran Wajib menolak perintah bayar dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila
persyaratan pembayaran dari Uang Persediaan:
1. Dokumen perintah pembayaran tidak lengkap;
2. Ketepatan perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah
pembayaran tidak tepat;
3. Tidak cukup tersedia dananya;
4. Untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan APBD.
| - 47 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42115 Bendahara Pengeluaran Sebagai wajib pungut pajak, wajib
menyetorkan seluruh penerimaan potongan pajak pusat yang
dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi dalam jangka waktu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setiap bulan secara online
serta menyetorkan pajak daerah yang dipungutnya ke rekening kas
daerah pada bank yang telah ditunjuk oleh Bupati dalam jangka
waktu sesuai ketentuan.
42116 Penyetoran pajak pusat dengan menggunakan bukti setoran
elektronik (e-billing) dan e-faktur untuk mendapatkan NTPN.
42117 Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya berlaku bagi
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
42118 Penyetoran pajak daerah dengan menggunakan blanko Surat
Tanda Setoran (STS) yang terdiri dari 5 (lembar), terdiri dari :
1. Lembar 1, untuk wajib pajak daerah;
2. Lembar 2, untuk BUD;
3. Lembar 3, untuk Bendahara Penerimaan Badan Pendapatan
Daerah (Bapenda);
4. Lembar 4, untuk Bank;
5. Lembar 5, untuk Arsip Wajib Pungut atau pihak lain.
42119 Dalam hal bendahara pengeluaran dan/atau bendahara
pengeluaran pembantu Perangkat Daerah, maupun bendahara
pengeluaran PPKD berhalangan, maka :
1) Apabila melebihi 3 (tiga) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)
bulan, bendahara pengeluaran Perangkat Daerah dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu Perangkat Daerah tersebut
wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan pembayaran dan tugas-tugas bendahara
pengeluaran Perangkat Daerah dan/atau bendahara
pengeluaran pembantu Perangkat Daerah atas tanggung
jawab bendahara pengeluaran Perangkat Daerah dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu Perangkat Daerah yang
bersangkutan dengan diketahui Kepala Perangkat Daerah;
2) Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)
bulan, harus ditunjuk pejabat bendahara pengeluaran
Perangkat Daerah dan/atau bendahara pengeluaran
pembantu Perangkat Daerah dan diadakan berita acara serah
terima;
3) Apabila bendahara pengeluaran Perangkat Daerah dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu Perangkat Daerah sesudah
3 (tiga) bulan belum juga dapat melaksanakan tugas, maka
dianggap yang bersangkutan telah mengundurkan diri atau
berhenti dari jabatan sebagai bendahara pengeluaran dan/atau
bendahara pengeluaran pembantu dan oleh karena itu segera
diusulkan penggantinya.
| - 48 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4) Apabila bendahara pengeluaran pembantu Perangkat Daerah
lalai dalam melaksanakan tugas kebendaharaan,maka Kuasa
Pengguna Anggaran memberikan teguran dan/atau peringatan
sebanyak 3 (tiga) kali dengan jeda waktu masing-masing
7 (tujuh) hari;
5) Apabila teguran dan/atau peringatan tidak di indahkan, maka
Kuasa Pengguna Anggaran mengusulkan kepada Pengguna
Anggaran untuk mengganti Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Dalam jangka waktu BPP pengganti belum ditetapkan tugas
kebendaharaan BPP diambil alih oleh BP atas perintah PA.
42120 Pelaksanaan belanja sewa gedung/bangunan dan tanah serta
belanja asuransi diperkenankan melewati tahun berkenaan dan
dibayar dimuka.
42121 Belanja sewa gedung/bangunan dan tanah serta belanja asuransi
jangka waktu tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan.
42122 Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil diusulkan setiap bulan
dan diajukan untuk realisasi pencairan keuangannya mulai
tanggal 5 bulan berikutnya. Khusus untuk pembayaran bulan
Desember diajukan setelah tanggal 20 Desember atau disesuaikan
dengan Surat Edaran Bupati tentang batas akhir pencairan
SPP/SPM.
42123 Proses pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan sejak
persetujuan APBD antara DPRD dengan Bupati namun
penandatanganan kontrak/SPK setelah Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) disahkan.
42124 Perangkat Daerah berstatus BLUD menggunakan penerimaan
Pendapatannya secara langsung untuk mendanai belanja
operasional dan belanja modal.
42125 Perangkat Daerah berstatus BLUD membuka rekening BLUD
untuk menampung seluruh Pendapatan BLUD yang digunakan
untuk membayar pengeluaran-pengeluaran belanja baik belanja
operasional dan belanja modal.
42126 Pencatatan atas laporan pendapatan diajukan pimpinan BLUD
dalam bentuk Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja
(SP3B) untuk mendapatkan pengesahan BUD dalam bentuk Surat
Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B).
42127
Pelaporan keuangan atas pelaksanaan kegiatan BLUD wajib
disampaikan kepada Pemerintah Daerah setiap semester dan
tahunan melalui BUD yang terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan Operasional;
d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
| - 49 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42128 Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) yang
menerima dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pencatatan
atas laporan pendapatan dan belanja diajukan pimpinan FKTP
dalam bentuk laporan pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas
Kesehatan. Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan menerbitkan
SP3B untuk mendapatkan pengesahan BUD dalam bentuk SP2B.
42129 Bagi satuan pendidikan negeri yang menerima dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), pencatatan atas laporan realisasi
pendapatan dan belanja disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan laporan tersebut Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyusun dan menerbitkan
SP3B untuk mendapatkan pengesahan BUD dalam bentuk SP2B.
42130 Dalam mendukung kegiatan Operasional di Unit Pelaksana Teknis
Perangkat Daerah, dapat dilakukan melalui mekanisme pemberian
barang atau uang oleh perangkat daerah induknya. Dalam hal
dukungan kegiatan Operasional diberikan dalam bentuk uang
maka:
1. Kepala UPT PD mengajukan permohonan anggaran operasional
kepada Kepala PD.
2. Kasubag TU bertindak sebagai Pembantu Bendahara
Pengeluaran, dalam hal tidak terdapat Kasubag TU
pertanggungjawaban atas belanja anggaran operasional
dilakukan oleh Kepala UPT PD
3. Bukti pertanggungjawaban disampaikan kepada Bendahara
Pengeluaran
42131
42132
42133
42134
Pemeliharaan kendaraan dinas dan perlengkapan kantor lainnya
harus dilengkapi dengan kartu pemeliharaan. Format kartu
pemeliharaan terlampir.
Mekanisme Pengadaan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
Sipil berpedoman kepada Peraturan tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Instansi Pemerintah.
Pembayaran Honor bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
Sipil dibayarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Honor dibayarkan sejumlah yang telah disepakati dalam
perjanjian kerja.
b. Honor diberikan setelah pegawai melaksanakan tugas dalam
jangka waktu satu bulan dan dibayarkan pada minggu pertama
bulan berikutnya.
c. Honor untuk bulan Desember dibayarkan 2 (dua) kali, minggu
pertama untuk pembayaran honor bulan Nopember dan minggu
keempat untuk bulan Desember.
Perjanjian kerja terhadap Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
Sipil harus memuat klausul tentang iuran jaminan kesehatan
(BPJS Kesehatan), jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kematian (BPJS Ketenagakerjaan).
| - 50 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42200 Penatausahaan Belanja Perangkat Daerah
42201 Bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) dalam rangka melaksanakan belanja. Dalam hal
ini bendahara pengeluaran menyusun dokumen SPP yang dapat
berupa:
1. SPP Uang Persediaan (UP)
a. Bendahara Pengeluaran dapat mengajukan SPP-UP
kepada PA-Perangkat Daerah setelah menyelesaikan
kewajiban pertanggungjawaban penggunaan anggaran
tahun sebelumnya.
b. PA-Perangkat Daerah mengajukan SPM Uang Persediaan
ke BPKAD melalui Bidang Anggaran dan selanjutnya ke
Bidang Perbendaharaan selaku Kuasa BUD setelah
mendapat persetujuan BUD. SPP-UP diajukan setiap awal
tahun anggaran berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Lebak tentang Penetapan Besaran Uang Persediaan (UP)
Perangkat Daerah dalam Pelaksanaan APBD,
dipergunakan untuk mengisi uang persediaan Perangkat
Daerah dan pengeluaran yang tidak dapat dilakukan
melalui mekanisme Pembayaran LS;
c. Uang Persediaan yang diajukan Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang Perangkat Daerah akan
direalisasikan oleh PPKD setelah Perangkat Daerah
menyelesaikan seluruh kewajiban atas
pertanggungjawaban tahun sebelumnya.
d. UP merupakan uang muka kerja dari BUD kepada
Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan
penggantiannya (revolving);
e. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
1) Belanja Pegawai;
2) Belanja Barang & Jasa; dan
3) Belanja Modal;
f. Bendaharan Pengeluaran melakukan penggantian
(revolving) UP yang telah digunakan setiap saat sepanjang
SPD-Anggaran masih tersedia dan pertanggungjawaban
penggunaan UP telah dipenuhi;
g. Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada huruf e
dapat dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling
sedikit 65% (enam puluh lima persen).
h. Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-UP,
selain dari dokumen SPP-UP itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain:
1) Salinan SPD-Anggaran;
2) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran;
3) Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan;
4) Bukti setor sisa UP tahun sebelumnya;
| - 51 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
5) Proses akuntansi manual (worksheet) yang telah
direkonsiliasi dengan Bidang Akuntansi dan
Pelaporan BPKAD Kabupaten Lebak;
6) Salinan Keputusan Bupati Lebak tentang Penetapan
Besaran Uang Persediaan (UP) Perangkat Daerah
dalam Pelaksanaan APBD.
i. Bendahara Pengeluaran Perangkat Daerah dapat
menyerahkan sebagian uang persediaan yang dikelolanya
kepada bendahara pengeluaran pembantu Perangkat
Daerah untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Penyerahan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan
pengguna anggaran dengan menggunakan Nota Pencairan
Dana (NPD) dan dibuatkan tanda serah terima uang.
(khusus untuk BPKAD dan Setda persetujuannya oleh
Kuasa Pengguna Anggaran).
j. Uang Panjar harus dipertanggungjawabkan paling lambat
dalam waktu 2 Minggu setelah diterimanya uang panjar.
k. Uang Panjar yang belum dapat di pertanggungjawabkan
wajib dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran, dan
dibuatkan tanda serah terima pengembalian.
2. SPP Ganti Uang (GU)
a. Pada saat uang persediaan telah terpakai sebesar 65 %
dari Uang persediaan yang diterima, maka bendahara
pengeluaran dapat mengajukan SPP Ganti Uang
Persediaan (GU) dengan besaran sejumlah SPJ
penggunaan uang persediaan yang telah disahkan pada
periode waktu tertentu. Misal, Perangkat Daerah
mendapatkan alokasi Uang Persediaan pada tanggal
17 Januari sebesar Rp.100.000.000,-. Pada tanggal
25 Januari telah terealisasi belanja yang menghabiskan
uang UP sebesar Rp.65.000.000,-, maka SPP-UP yang
akan diajukan adalah sebesar Rp.65.000.000,- dengan
pembebanan pada kode rekening belanja terkait pada
kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Bendahara pengeluaran dapat mengajukan SPP-GU setiap
saat sepanjang pagu Surat Penyediaan Dana Anggaran
(SPD-Anggaran) masih mencukupi.
c. Bendahara pengeluaran mempersiapkan dokumen-
dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam
pengajuan SPP-GU, selain dari dokumen SPP-GU itu
sendiri. Kelengkapan dokumen tersebut mencakup :
1) Surat pernyataan pengajuan SPP-GU oleh pengguna
anggaran;
2) Ringkasan pengeluaran per rincian objek yang
disertai dengan Surat Pertanggungjawaban Belanja
(SPTB).
| - 52 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3) Salinan SPD-Anggaran (lembar pertama, lembar yang
terdapat kegiatan yang diajukan dan lembar
terakhir);
4) Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan;
5) Surat Pernyataan Tanggungjawab PA atas kebenaran
Belanja GU;
6) Laporan Realisasi Anggaran;
7) Laporan Keuangan Bulanan Perangkat Daerah
dengan lampiran proses akuntansi manual
(worksheet) yang telah direkonsiliasi dengan Bidang
Akuntansi dan Pelaporan BPKAD Kabupaten Lebak;
8) Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan hasil cetak
Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) yang
sudah di verifikasi;
9) Khusus untuk Perangkat Daerah Kecamatan dalam
pengajuan SPP-GU wajib melampirkan Surat
rekomendasi dari Inspektorat.
3. SPP Tambah Uang (TU)
a. Apabila terdapat kebutuhan belanja atas kegiatan tertentu
yang sifatnya mendesak, yang harus dikelola oleh
bendahara pengeluaran, dan uang persediaan tidak
mencukupi maka bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP-TU. Batas jumlah pengajuan SPP-TU
harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan
memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu
penggunaan. Jumlah dana yang diajukan dalam SPP-TU
ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri, terpisah dari
pertanggungjawaban UP/GU selambat-lambatnya 1 bulan
sejak tanggal diterbitkannya SP2D.
b. Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan
dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke
rekening kas umum daerah. Ketentuan batas waktu
penyetoran sisa tambahan uang dikecualikan untuk:
1) Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;
2) Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang
telah ditetapkan yang diakibatkan oleh peristiwa di
luar kendali PA/KPA.
c. Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-TU,
selain dari dokumen SPP-TU itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain:
1) Salinan SPD-Anggaran;
2) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran;
3) Surat keterangan penjelasan keperluan pengisian TU;
4) Persetujuan dari PPKD.
| - 53 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. SPP Langsung (LS)
a. SPP Langsung (SPP-LS) dipergunakan untuk pembayaran
langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah
ditetapkan.
b. SPP-LS dapat melalui Bendahara Pengeluaran untuk
dibayarkan kepada pihak yang berhak atas dasar SPM-LS
dan dilengkapi dengan bukti pengeluaran yang sah dan
lengkap diajukan oleh Pengguna Anggaran, yaitu SPP-LS
untuk Belanja Tidak Langsung, dan Belanja Langsung
khusus Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi
Teknis Perkantoran, Jasa Layanan Medis, Upah kegiatan
yang diswakelolakan, pengadaan tanah, pembuatan
sertifikat tanah, Belanja Pegawai serta untuk pembayaran
kegiatan yang dilaksanakan melalui Kerjasama
Operasional (KSO).
c. SPP-LS dapat dikelompokkan menjadi :
1) SPP-LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan;
2) SPP-LS untuk pembayaran Barang dan Jasa.
d. Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP -LS,
selain dari dokumen SPP-LS itu sendiri. Lampiran tersebut
antara lain:
1) Untuk SPP-LS Gaji dan Tunjangan
a) Salinan SPD-Anggaran;
b) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran;
c) Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji yang
terdiri atas:
(1) Rekapitulasi pembayaran gaji induk;
(2) Rekapitulasi pembayaran gaji
(3) Gaji susulan;
(4) Kekurangan gaji;
(5) Gaji terusan;
(6) Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi
dengan daftar gaji induk/gaji susulan/
kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas
(khusus DPRD);
d) Kelengkapan dokumen tersebut di atas digunakan
sebagai syarat pengajuan SPM-LS disimpan dan di
arsipkan di Perangkat Daerah masing-masing.
2) SPP-LS untuk belanja pegawai pada Belanja Langsung
diajukan oleh Bendahara Pengeluaran langsung
kepada Pengguna Anggaran Perangkat Daerah.
Dokumen untuk SPP-LS pegawai terdiri dari :
a) Salinan SPD-Anggaran;
b) Keputusan Bupati/Kepala Perangkat Daerah/
Kepala ULP tentang Penetapan Tim/
Panitia/Pejabat/Pokja/PPK/Pengelola Kegiatan dan
sejenisnya;
| - 54 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
c) Daftar penerima yang sudah ditandatangani;
d) Surat Setoran Pajak.
3) SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa yang
terikat perjanjian kontrak dengan pihak ketiga
diajukan Bendahara Pengeluaran langsung kepada
Pengguna Anggaran Perangkat Daerah. Dokumen
untuk SPP-LS Barang dan Jasa terdiri dari:
a) Salinan SPD-Anggaran;
b) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran;
c) Salinan surat rekomendasi dari Perangkat Daerah
teknis terkait;
d) Resume kontrak pengadaan barang/jasa.
e) Dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan
oleh PPTK) yang terdiri atas:
(1) Berita Acara Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh pihak Penyedia Barang/
Jasa dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan berikut lampiran daftar
barang/jasa yang diperiksa;
(2) Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa yang
ditandatangani oleh pihak Penyedia
Barang/Jasa dan Pejabat/Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan;
(3) Berita Acara Pembayaran yang
ditandatangani oleh pihak Penyedia
Barang/Jasa dan Pejabat Pembuat
Komitmen;
(4) Tanda Bukti Perjanjian terdiri atas :
• Bukti pembelian (nota/faktur) yang
dilengkapi dengan Surat Pesanan untuk
pengadaan yang bernilai sampai dengan
Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)
yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa;
• Kwitansi bermaterai cukup dan
dilengkapi dengan Surat Pesanan untuk
pengadaan yang bernilai lebih dari
Rp.10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)
sampai dengan Rp.50.000.000 (Lima
Puluh Juta Rupiah) yang ditandatangani
pihak Penyedia Barang/Jasa dan PPK
serta disetujui oleh PA/KPA;
• Surat Perintah Kerja untuk pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya bernilai lebih dari
Rp.50.000.000 (Lima Puluh juta Rupiah)
sampai dengan Rp.200.000.000 (Dua
Ratus Juta Rupiah) dan untuk jasa
konsultansi dengan nilai sampai dengan
| - 55 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah)
yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
• Surat Perjanjian untuk pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya diatas Rp.200.000.000 (Dua
Ratus Juta Rupiah) dan untuk jasa
konsultansi dengan nilai diatas
Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah)
yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK.
(5) Surat Setoran Pajak (SSP) disertai faktur
pajak (PPN, PPh dan Pajak Daerah) yang
telah ditandatangani wajib pajak atau wajib
pungut;
(6) Foto dan/atau buku dan/atau laporan
dan/atau dokumentasi kemajuan/
penyelesaian pekerjaan;
(7) Surat keterangan yang mencantumkan
nomor rekening bank pihak rekanan;
(8) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk
kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari penerusan
pinjaman/hibah luar negeri;
(9) Surat angkutan atau konosemen apabila
pengadaan barang dilaksanakan di luar
wilayah kerja;
(10) Surat pemberitahuan potongan denda
keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan;
(11) Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/
penyelesaian pekerjaan;
(12) Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan
Barang kepada pengurus barang sebagai
bahan pencatatan dalam Buku Inventaris
Barang;
(13) Potongan Jamsostek (potongan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku/surat
pemberitahuan Jamsostek); dan
(14) Khusus untuk pekerjaan konsultan yang
perhitungan harganya menggunakan biaya
personil (billing rate), berita acara prestasi
kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai
pentahapan waktu pekerjaan dan bukti
penyewaan/pembelian alat penunjang serta
bukti pengeluaran lainnya berdasarkan
rincian dalam surat penawaran.
| - 56 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
f) Kelengkapan dokumen tersebut di atas
diperlihatkan dan digunakan sebagai syarat
pengajuan SPM-LS kepada BUD, kemudian
disimpan dan diarsipkan di Perangkat Daerah
masing-masing.
4) SPP-LS Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum
pembayaranannya dilaksanakan melalui mekanisme
pembayaran langsung (LS). Apabila tidak mungkin
dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat dilakukan
melalui UP/TUP, dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Persetujuan Panitia Pelaksana Pengadaan Tanah
untuk tanah yang luasnya lebih dari 5 (lima)
hektar dan SK Kepala BPN tentang Pembentukan
Panitia Pelaksana Pengadaan Tanah;
b) Persetujuan Tim Pelaksana Pengadaan Tanah
untuk tanah yang luasnya kurang dari 5 (lima)
hektar dan SK Bupati tentang Pembentukan Tim
Pelaksana Pengadaan Tanah;
c) Berita Acara Kesepakatan;
d) Berita Acara Pelepasan Hak;
e) Foto copy bukti kepemilikan tanah;
f) Kuitansi;
g) Daftar Nominatif pemilik tanah dan besaran harga
tanah yang ditandatangani oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan
Bendahara Pengeluaran apabila objek tanah dan
pemilik tanah lebih dari 1 (satu) orang dalam
1 (satu) hamparan.
h) SSP PPh final atas pelepasan hak bagi objek tanah
yang dikenakan pajak;
i) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan);
j) Surat Keterangan waris/Surat Kuasa Waris apabila
pemilik tanah telah meninggal dunia yang
diketahui oleh camat setempat.
k) Surat Kuasa Penerimaan Pembayaran apabila
pembayaran diberikan bukan kepada Pemilik
Tanah.
5) Untuk SPP-LS pembayaran lembur dilengkapi dengan
daftar pembayaran perhitungan lembur yang
ditandatangani oleh Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk
dan Bendahara Pengeluaran Perangkat Daerah yang
bersangkutan, surat perintah kerja lembur, daftar
hadir lembur dan SSP PPh Pasal 21.
6) Untuk SPP-LS jasa penyediaan listrik,
telepon/komunikasi dan air PDAM diajukan langsung
ke BPKAD.
a) Pembayaran Biaya Langganan Daya Jasa Listrik,
Telepon/komunikasi dan Air PDAM dengan
melampirkan :
| - 57 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
• Bukti tagihan daya dan jasa;
• Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT. PLN, PT.
Telkom, PDAM, dll);
b) Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa
belum dapat dilakukan secara langsung, Perangkat
Daerah yang bersangkutan dapat melakukan
pembayaran dengan UP/GU.
c) Tunggakan langganan daya dan jasa tahun
anggaran sebelumnya dapat dibayarkan oleh
Perangkat Daerah setelah mendapat
dispensasi/persetujuan terlebih dahulu dari
BPKAD sepanjang dananya tersedia dalam DPA-
SKPD berkenaan.
42202 Pembayaran tunai yang dapat dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran kepada satu rekanan/pihak ketiga tidak boleh
melebihi Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) kecuali
untuk pembayaran honor.
42203 Ketentuan pembayaran kekurangan gaji dan tunjangan diajukan
pada bulan April dan Oktober.
42204 Bukti pembayaran belanja yang sah terdiri dari:
1. Nota (yang ditandatangani dan distempel oleh
penyedia)/Faktur/Struk Belanja yang dikeluarkan oleh
penyedia.
2. Kwitansi, dapat berupa kwitansi pasar atau kwitansi Perangkat
Daerah. Ketentuan penggunaan materai pada kwitansi sebagai
berikut:
a. Materai Rp.3.000,- dipergunakan untuk belanja
Rp.250.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,-
b. Materai Rp.6.000,- dipergunakan untuk belanja di atas
Rp.1.000.000,-
42300 Pertanggungjawaban Belanja Perangkat Daerah
42301 Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara
pengeluaran dan disampaikan kepada Pejabat Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran paling lambat tanggal
10 (sepuluh) bulan berikutnya.
42302 Pertanggungjawaban administratif tersebut berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran,
realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif maupun
per kegiatan. SPJ ini merupakan penggabungan/rekapitulasi
dengan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
42303 Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan:
1. Buku Kas Umum (BKU);
2. Laporan Penutupan Kas; dan
3. SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
| - 58 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42304 Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun
anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan
tersebut yang dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.
42305 Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ
bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut :
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan Laporan Register
Penutupan Kas;
2. Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-
jumlah belanja dan item terkait lainnya berdasarkan Buku
Kas Umum (BKU) dan buku pembantu BKU lainnya,
khususnya Buku Pembantu Rincian Obyek untuk
mendapatkan nilai belanja per rincian obyek;
3. Bendahara pengeluaran menggabungkan hasil rekapitulasi
tersebut dengan hasil yang ada di Surat Pertanggung
Jawaban (SPJ) Bendahara Pengeluaran Pembantu;
4. Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara
pengeluaran membuat SPJ atas pengelolaan uang yang
menjadi tanggung jawabnya;
5. Dokumen SPJ beserta BKU, laporan penutupan kas dan SPJ
bendahara pengeluaran pembantu kemudian disampaikan ke
PPK Perangkat Daerah untuk dilakukan verifikasi;
6. Setelah mendapatkan verifikasi, Pengguna Anggaran
menandatangani sebagai bentuk pengesahan;
7. Bendahara pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti belanja
yang sah atas penggunaan tambahan uang persediaan;
8. Apabila terdapat TU yang tidak digunakan harus disetorkan
ke Kas Umum Daerah. Surat Tanda Setoran atas penyetoran
itu dilampirkan sebagai lampiran laporan
pertanggungjawaban TU;
9. Berdasarkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap
tersebut dan bukti penyetoran sisa tambahan uang
persediaan, bendahara pengeluaran pembantu merekapitulasi
belanja ke dalam Laporan Pertanggungjawaban Tambahan
Uang Persediaan sesuai dengan program dan kegiatannya
yang dicantumkan pada awal pengajuan TU;
10. Pengisian Surat Tanda Setoran (STS) atas pengembalian TUP
mencantumkan nilai nominal, nama Perangkat Daerah, nama
kegiatan dan nama lengkap penyetor;
11. Surat Tanda Setoran (STS) sebagaimana yang tersebut dalam
angka 10 harus mendapat validasi dari pihak bank persepsi;
12. Laporan pertanggungjawaban tersebut kemudian
disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran melalui PPK Perangkat Daerah ;
13. PPK Perangkat Daerah kemudian melakukan verifikasi atas
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran;
| - 59 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
14. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kemudian
menandatangani laporan pertanggungjawaban TU sebagai
bentuk pengesahan.
42306 Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara
pengeluaran dan disampaikan kepada PPKD selaku BUD melalui
PPK SKPKD paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang dilampiri dengan:
1. Laporan Penutupan Kas;
2. SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
42306 Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun
anggaran disampaikan pada hari kerja terakhir bulan tersebut
yang dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.
42307 Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, Bendahara Pengeluaran
Pembantu dapat mengajukan pelimpahan sebagian UP dari
Bendahara Pengeluaran dengan persetujuan PA/KPA
menggunakan Nota Pencairan Dana (NPD), baik melalui Panjar
maupun tidak melalui panjar. (Uang Panjar harus
dipertanggungjawabkan paling lambat dalam waktu 2 Minggu).
42308 Pembukuan Belanja oleh bendahara pengeluaran pembantu
menggunakan:
1. Buku Kas Umum (BKU)
2. Buku Pembantu BKU yang terdiri dari:
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;
c. Buku Pembantu Pajak;
d. Buku Pembantu Panjar;
e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan
digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi
keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran pembantu.
42309 Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan pembukuan adalah:
1. SP2D TU/LS;
2. Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang menjadi
kelengkapan masing-masing SP2D.
42310 Pembukuan penerimaan SP2D TU merupakan proses pencatatan
transaksi penerimaan SP2D TU ke dalam BKU dan Buku
pembantu yang terkait. Proses pembukuan dilakukan ketika
bendahara pengeluaran menerima SP2D TU dari BUD/Kuasa BUD.
Pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang tercantum di SP2D
sebagai "penerimaan SP2D" di:
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan.
| - 60 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42311 Atas persetujuan Pengguna Anggaran, bendahara pengeluaran
melakukan pelimpahan uang persediaan ke bendahara
pengeluaran pembantu. Atas dasar "pelimpahan UP" tersebut,
maka bendahara pengeluaran pembantu mencatat sebesar jumlah
yang dilimpahkan di:
1) BKU pada kolom penerimaan
2) Buku Pembantu simpanan/bank pada kolom penerimaan
Langkah Mencatat pada
Buku
Mencatat Pada Kolom
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 BP Simpanan/Bank √
42312 Pembukuan pembayaran belanja tanpa melalui uang panjar, proses
pembukuannya dimulai ketika bendahara pengeluaran pembantu
membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah dilakukan.
42313 Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,
bendahara pengeluaran pembantu melakukan pembayaran. Atas
pembayaran tersebut, bendahara pengeluaran pembantu
melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai
"belanja" pada:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU atau TU.
42314 Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank,
bendahara pengeluaran pembantu melakukan pembukuan sebesar
nilai belanja bruto sebagai "belanja" pada:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU.
42315 Apabila bendahara pengeluaran pembantu melakukan pungutan
pajak atas transaksi belanja di atas, bendahara pengeluaran
pembantu melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang
dipotong sebagai "pemotongan PPh/PPN" pada:
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.
42316 Ketika penyetoran atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran
pembantu melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang
disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN" pada:
1. Buku pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.
42317 Pembukuan pembayaran belanja melalui panjar terlebih dahulu
kepada PPTK merupakan proses pencatatan pemberian uang
panjar ke PPTK termasuk didalamnya pencatatan atas
pertanggungjawaban yang diberikan oleh PPTK untuk uang panjar
yang diterimanya.
| - 61 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42318 Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran
Pembantu memberikan uang panjar kepada PPTK untuk
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan
PA/KPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah,
Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pemberian uang
panjar sebesar uang yang diberikan di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran.
42319 Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari rekening
bank, Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pemberian
uang panjar sebesar uang yang diberikan pada:
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran.
42320 Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang
panjar adalah sebagai berikut:
1. Bendahara Pengeluaran Pembantu menerima bukti
belanja/bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari
PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban tersebut diterima, Bendahara Pengeluaran
Pembantu mencatat pengembalian panjar pada :
a) BKU pada kolom penerimaan
b) Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan. Jumlah
yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah
diberikan.
2. Bendahara Pengeluaran Pembantu kemudian mencatat belanja
yang sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggung-jawaban
yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat pada:
a) BKU pada kolom pengeluaran
b) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
3. Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar daripada
belanja yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan
tersebut. Atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran
Pembantu mencatat pada Buku Pembantu Kas Tunai atau
Buku Pembantu Bank/Simpanan pada kolom penerimaan
sebesar jumlah yang dikembalikan.
4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada
belanja yang dilakukan, Bendahara Pengeluaran Pembantu
membayar kekurangannya kepada PPTK. Atas pembayaran itu
bendahara mencatat pada Buku Pembantu Kas Tunai atau
Buku Pembantu Bank/Simpanan pada kolom pengeluaran
sebesar jumlah yang dibayarkan.
| - 62 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42321 Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang dan
jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran pembantu menerima
SP2D-LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD melalui
Pengguna Anggaran.
42322 Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum
dikurangi potongan) sebagai "belanja pengadaan barang/jasa"
pada:
1) BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal
yang sama.
2) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada
kolom belanja LS.
42323 Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan
barang dan jasa, bendahara pengeluaran pembantu melakukan
pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai
"pemotongan PPh/PPN" pada:
1) BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada
tanggal yang sama.
2) Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom
pengeluaran pada tanggal yang sama.
42324 Pertanggungjawaban pengeluaran merupakan proses
pertanggungjawaban seluruh pengeluaran belanja yang dilakukan
oleh bendahara pengeluaran pembantu dalam rangka pelaksanaan
APBD. Proses ini merupakan proses lanjutan dari proses
pembukuan pengeluaran.
42325 Pertanggungjawaban penggunaan tambahan uang persediaan.
Bendahara pengeluaran pembantu melakukan
pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya
telah habis/selesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan
atau telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.
42326 Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut dokumen yang
disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan. Dokumen ini dilampirkan dengan bukti-bukti belanja
yang sah dan lengkap.
42327 Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban TU adalah
sebagai berikut:
1. Bendahara pengeluaran pembantu mengumpulkan bukti-
bukti belanja yang sah atas penggunaan tambahan uang
persediaan;
2. Apabila terdapat TU yang tidak digunakan bendahara
pengeluaran pembantu melakukan setoran ke Kas Umum
Daerah. Surat Tanda Setoran atas penyetoran itu dilampirkan
sebagai lampiran laporan pertanggungjawaban TU;
3. Berdasarkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap
tersebut dan bukti penyetoran sisa tambahan uang
persediaan (apabila tambahan uang persediaan melebihi
belanja yang dilakukan) bendahara pengeluaran pembantu
| - 63 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
merekapitulasi belanja kedalam Laporan Pertanggungjawaban
Tambahan Uang Persediaan sesuai dengan program dan
kegiatannya yang dicantumkan pada awal pengajuan TU;
4. Pengisian Surat Tanda Setoran (STS) atas pengembalian TU
mencantumkan nilai nominal, nama Perangkat Daerah, nama
kegiatan dan nama lengkap penyetor;
5. Surat Tanda Setoran (STS) sebagaimana yang tersebut dalam
angka 4 harus mendapat validasi dari pihak bank persepsi;
6. Laporan pertanggungjawaban tersebut kemudian
disampaikan kepada Pengguna Anggaran melalui PPK
Perangkat Daerah ;
7. PPK Perangkat Daerah kemudian melakukan verifikasi atas
pertanggungjawaban yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran pembantu;
8. Kuasa Pengguna Anggaran kemudian menandatangani
laporan pertanggungjawaban TU sebagai bentuk pengesahan.
42328 Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara
pengeluaran pembantu dan disampaikan kepada bendahara
pengeluaran paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) dengan dilampiri dengan :
1. Buku Kas Umum;
2. Laporan Penutupan Kas.
42329 Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun
anggaran disampaikan paling lambat pada hari kerja terakhir
bulan tersebut yang dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan
dan/atau sisa tambahan uang persediaan
42400 Penatausahaan Belanja PPKD
42401 Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan
bendahara pengeluaran PPKD adalah untuk melakukan
pengeluaran/belanja PPKD dan pengeluaran pembiayaan. Dalam
proses ini bendahara pengeluaran PPKD menyusun dokumen SPP-
LS PPKD.
42402 SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan dana atas belanja-belanja
PPKD seperti belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
belanja bagi hasil, belanja tak terduga dan belanja lainnya. SPP-LS
PPKD ini disusun oleh bendahara pengeluaran PPKD.
42403 Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS, selain dari dokumen
SPP-LS itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
1. Salinan SPD-Anggaran;
2. Salinan DPA;
3. Lampiran lain yang diperlukan yaitu :
a. Lampiran untuk Belanja Hibah dan Bantuan Sosial agar
berpedoman pada Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial.
| - 64 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
b. Lampiran untuk belanja Bagi Hasil kepada Pemerintahan
Desa:
1) Salinan Peraturan Bupati tentang penetapan besaran
Bagi Hasil kepada Pemerintahan Desa;
2) Rekomendasi dari Badan Pendapatan Daerah;
3) Nomor rekening Desa;
4) Usulan dari Perangkat Daerah yang membidangi
Pemerintahan Desa;
5) Pertangungjawaban belanja periode sebelumnya;
6) Pernyataan tanggung jawab dari Kepala Desa.
42404 Lampiran bantuan keuangan kepada Pemerintahan Desa:
1. Salinan Peraturan Bupati tentang Bantuan Keuangan;
2. Rekapitulasi Alokasi Dana Desa yang ditandatangani Kepala
Perangkat Daerah yang membidangi Pemerintahan Desa;
3. Nomor Rekening Desa;
4. Laporan Pertangungjawaban belanja periode sebelumnya yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Desa;
5. Pernyataan tanggung jawab dari Kepala Desa.
42405 Lampiran untuk belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik:
1. Proposal dari Partai politik untuk Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik;
2. Keputusan Bupati tentang besaran bantuan kepada Partai
Politik;
3. Nomor Rekening Partai Politik untuk Bantuan Keuangan
kepada Partai Politik;
4. Laporan Pertangungjawaban belanja periode sebelumnya;
5. Pernyataan tanggung jawab dari Ketua Dewan Pimpinan
Cabang Partai.
42406 Lampiran untuk Belanja Tidak Terduga :
1. RKA dan DPA kegiatan Belanja Tidak Terduga;
2. Surat keterangan/pernyataan tanggap darurat/keadaan
darurat yang ditandatangani oleh Bupati;
3. Persetujuan Bupati atas penggunaan dana Belanja Tidak
Terduga;
4. Kwitansi pembayaran bermaterai.
42407 Lampiran belanja Pengeluaran Pembiayaan :
1. Penyertaan Modal/Penambahan Modal disetor:
a. Keputusan Bupati tentang Penyertaan Modal/
Penambahan Modal disetor;
b. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BUMD;
c. Rencana Anggaran Biaya dari BUMD;
d. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
e. Surat Permohonan pencairan dari Perangkat Daerah
yang membidangi;
f. Kwitansi yang ditandatangani oleh pimpinan BUMD.
| - 65 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
2. Dana Cadangan :
a. Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan;
b. Kwitansi rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup yang
ditandatangani oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau
Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD).
42408 Setelah itu bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP-LS
PPKD yang telah disiapkan. Disamping membuat SPP, bendahara
pengeluaran PPKD juga membuat register untuk SPP yang
diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.
42409 Dalam hal belanja Hibah dan Bantuan Sosial berupa uang dengan
nilai sampai dengan Rp.5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
pencairannya dapat dilakukan melalui mekanisme SPM-LS melalui
Bendahara Pengeluaran PPKD dan/atau Tambahan Uang (TU).
42410 Penyaluran dana Hibah dan Bantuan Sosial kepada penerima
bantuan dapat diberikan secara tunai yang dibayarkan langsung
oleh Bendahara Pengeluaran Perangkat Daerah pengusul.
42411 Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses
pencatatan SP2D-LS PPKD ke dalam BKU Pengeluaran dan Buku
Pembantu yang terkait.
42412 Pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran PPKD
menerima SP2D-LS PPKD dari BUD/Kuasa BUD. Dokumen-
dokumen yang digunakan dalam pembukuan bendahara
pengeluaran PPKD adalah:
1. Buku Kas Umum (BKU) Bendahara Pengeluaran PPKD;
2. Buku Pembantu BKU Bendahara Pengeluaran PPKD yang
terdiri dari Buku Rekapitulasi Pengeluaran per Rincian Obyek
Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD.
42413 Langkah-langkah dalam membukukan SP2D-LS PPKD yang
diterima adalah sebagai berikut:
1. Terhadap SP2D-LS PPKD yang diterima oleh bendahara
pengeluaran PPKD, transaksi tersebut di catat di BKU
Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom penerimaan. Nilai
yang dicatat sebesar jumlah kotor (gross). Kemudian bendahara
pengeluaran PPKD mencatat di BKU bendahara pengeluaran
PPKD pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dicatat
sebelumnya di kolom penerimaan.
2. Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran PPKD selain dicatat pada BKU- bendahara
pengeluaran PPKD, belanja-belanja tersebut juga perlu dicatat
di Buku Pembantu rincian per obyek.
Langkah Mencatat pada
Buku
Mencatat Pada Kolom
Penerimaan Pengeluaran
1 BKU √
2 BKU √
3 BP Rincian Obyek (LS)
| - 66 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42500 Pertanggungjawaban Belanja PPKD
42501 Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban
atas pengelolaan fungsi kebendaharaan yang berada dalam
tanggung jawabnya setiap tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Pertangungjawaban disampaikan kepada PPKD dalam bentuk
dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
42502 Dokumen SPJ tersebut dilampiri dengan :
1. Buku Kas Umum (BKU)-bendahara pengeluaran PPKD;
2. Ringkasan pengeluaran per rincian obyek-bendahara
pengeluaran PPKD yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian
obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per
rincian obyek dimaksud.
42503 Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ
bendahara PPKD adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan BKU-bendahara PPKD dan buku pembantu BKU
lainnya, Bendahara pengeluaran PPKD membuat SPJ atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Dokumen SPJ bendahara pengeluaran PPKD dan
kelengkapannya tersebut kemudian di berikan ke PPK SKPKD
untuk dilakukan verifikasi.
3. Setelah mendapatkan verifikasi dokumen SPJ bendahara
pengeluaran PPKD dan kelengkapannya tersebut kemudian
diberikan ke PPKD untuk kemudian mendapatkan
pengesahan.
4. Apabila disetujui, PPKD mengesahkan SPJ bendahara
pengeluaran PPKD dan kemudian memberikan dokumen SPJ
yang sudah ditandatangani tersebut kepada bendahara
pengeluaran PPKD.
42504 Disamping laporan pertanggungjawaban di atas, Bendahara
Pengeluaran PPKD membuat Register untuk SPP yang diajukan
serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
42505 Format Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
PPKD sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati
ini.
42506 Format Register SPP/SPM/SP2D Bendahara Pengeluaran PPKD
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
42507 Bendahara pengeluaran PPKD dapat dibantu oleh seorang
bendahara pengeluaran pembantu PPKD yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
| - 67 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42600 Proses Penerbitan SP2D di BUD
42601 Bidang Anggaran memeriksa ketersediaan anggaran sesuai dengan
SPD-Anggaran per triwulan agar pengeluaran yang diajukan tidak
melampaui pagu. Bidang Perbendaharaan meneliti kelengkapan
pengajuan SPM agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan untuk kemudian Kuasa
BUD mengeluarkan SP2D berdasarkan SPM yang diajukan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
42602 Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah :
1. Salinan SPD-Anggaran;
2. Surat pernyataan tanggungjawab Pengguna Anggaran (PA);
3. Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan tahun anggaran
sebelumnya;
4. Bukti setor sisa UP tahun sebelumnya;
5. Worksheet Laporan Keuangan Akhir Tahun Perangkat Daerah
yang telah direkonsiliasi dengan Bidang Akuntansi dan
Pelaporan BPKAD Kabupaten Lebak;
6. Salinan Keputusan Bupati Lebak tentang Penetapan Besaran
Uang Persediaan Perangkat Daerah dalam Pelaksanaan APBD.
42603 Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D
mencakup:
1. Salinan SPD-Anggaran;
2. Surat Pernyataan Tanggungjawab PA atas kebenaran belanja;
3. Laporan Realisasi Anggaran;
4. Worksheet Laporan Keuangan Bulanan Perangkat Daerah
yang telah direkonsiliasi dengan Bidang Akuntansi dan
Pelaporan BPKAD;
5. Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan;
6. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan hasil cetak Sistem
Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) yang sudah di verifikasi;
7. Khusus untuk Perangkat Daerah Kecamatan, wajib
melampirkan Surat rekomendasi dari Inspektorat.
42604 Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah:
1. Salinan SPD-Anggaran;
2. Surat Pernyataan Tanggungjawab PA/KPA;
3. Surat keterangan penjelasan keperluan pengisian TU;
4. Persetujuan dari PPKD.
42605 Kelengkapan dokumen SPM-LS barang dan jasa untuk penerbitan
SP2D mencakup:
1. Salinan SPD-Anggaran;
2. Surat Pernyataan Tanggungjawab Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran bahwa seluruh rangkaian tahapan
kegiatan mulai dari proses pengadaan barang dan jasa,
pelaksanaan kegiatan, kelengkapan pembuatan dokumen-
dokumen pendukung dibuat sesuai dengan aturan dan
ketentuan perundang-undangan, dan telah diarsipkan serta
dapat dipertanggungjawabkan.
| - 68 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3. SSP disertai faktur pajak;
4. Kwitansi bermaterai cukup.
42606 Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada paragraf
42605 dinyatakan lengkap, Kuasa BUD menerbitkan SP2D.
42607 Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada paragraf
42605 dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah dan/atau
pengeluaran tersebut melampaui pagu anggaran, Kuasa BUD
menolak menerbitkan SP2D.
42608 Dalam hal Kuasa BUD berhalangan tetap, SP2D ditandatangani
oleh BUD.
42700 Kelompok Belanja Tidak Langsung
42701 Belanja pegawai pada Kelompok Belanja Tidak Langsung
merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan,
serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
42702 Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (TPPNS) yang
merupakan obyek belanja dalam jenis belanja pegawai pada
belanja tidak langsung diberikan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja, prestasi kerja,
dan/atau pertimbangan obyektif lainnya.
42703 Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah diartikan sebagai bentuk pemberian insentif sejalan dengan
kinerja organisasi dalam pencapaian target yang ditetapkan.
42704 Insentif diberikan atas dasar kebutuhan riil bagi aparat yang
terkait dengan proses pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah, yang besaran insentifnya didasarkan pada pertimbangan
azaz kepatutan, peran, beban kerja, prestasi, dan lokasi kerja yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
42705 Instansi pelaksana pemungut pajak dan retribusi dapat diberi
insentif apabila mencapai kinerja tertentu. Pemberian insentif
sebagaimana dimaksud dibayarkan setiap triwulan pada awal
triwulan berikutnya. Ketentuan lebih lanjut tentang pengaturan
besaran insentif diatur dengan Keputusan Bupati.
42706 Belanja Hibah, Pemberian hibah harus dilakukan secara selektif,
akuntabel, transparan dan berkeadilan sesuai dengan urgensi dan
kepentingan daerah serta mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu penyelengaraan
urusan wajib dan tugas-tugas pemerintahan daerah lainnya dalam
meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada
masyarakat.
| - 69 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42707 Hibah diberikan tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus
menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan dan memenuhi persyaratan
penerima hibah. Artinya pemberian hibah tersebut tergantung
pada kemampuan keuangan daerah dengan terlebih dahulu
dievaluasi dan diverifikasi oleh Perangkat Daerah terkait.
42708 Tata Cara Pemberian Hibah berpedoman pada Peraturan Bupati
tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial.
42709 Tata Cara Pemberian Bantuan Sosial berpedoman pada Peraturan
Bupati tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial.
42710 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2009 tentang Bantuan
Keuangan Kepada Partai Politik, serta mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman
Tata Cara Perhitungan Penganggaran dalam APBD, Pengajuan,
Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan
Partai Politik dikelompokan dalam jenis belanja bantuan keuangan.
42711 Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
42712 Dalam keadaan darurat pemerintah daerah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, salah satu
pembiayaan keadaan darurat dapat berasal dari Pos Belanja Tidak
Terduga.
42713 Keadaan darurat dimaksud agar memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
2. Tidak diharapkan terjadi secara berulang;
3. Berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan
4. Memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam
rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.
42714 Pengeluaran dalam keadaan darurat termasuk belanja untuk
keperluan mendesak yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Program dan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan;
dan
2. Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah
daerah dan masyarakat.
| - 70 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42715 Tata Cara Pengeluaran Belanja Tidak Terduga
1. Adanya pernyataan keadaan darurat oleh pemerintah daerah;
2. Pendanaan keadaan darurat terlebih dahulu diformulasikan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Perangkat Daerah
atau RKA-PPKD;
3. RKA-SKPD maupun RKA-PPKD sebagai dasar penyusunan
DPA-SKPD maupun DPA-PPKD oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) setelah mendapat persetujuan
Sekretaris Daerah;
4. DPA-SKPD maupun DPA-PPKD sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan keadaan darurat atau mendesak lainnya;
5. Selanjutnya pengeluaran dimaksud dimuat dalam Perubahan
APBD;
6. Dalam hal keadaan darurat atau pengeluaran yang bersifat
mendesak terjadi setelah ditetapkannya Perubahan APBD
pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum
tersedia anggarannya dan pengeluaran tersebut disampaikan
dalam laporan realisasi anggaran;
7. Pengeluaran keadaan darurat dan mendesak terlebih dahulu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
8. Khusus untuk pengembalian kelebihan penerimaan tahun
anggaran sebelumnya dibebankan pada pos belanja tidak
terduga dengan didukung bukti yang lengkap dan sah;
9. Pemberitahuan kepada DPRD paling lambat 1 (satu) bulan
terhitung sejak Keputusan Bupati dimaksud ditetapkan.
42716 Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban belanja tidak
terduga dalam hal penyediaan dana untuk penanggulangan
bencana alam/bencana sosial dan/atau memberikan bantuan
kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan bencana
alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang
tersedia dalam sisa lebih perhitungan APBD Tahun Anggaran
sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja
Tidak Terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas
program dan kegiatan yang kurang mendesak, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyediaan kredit anggaran untuk bantuan keuangan yang
akan disalurkan kepada provinsi/kabupaten/kota lain yang
dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan dalam
Belanja Bantuan Keuangan pada RKA-PPKD;
2. Penyediaan kredit anggaran untuk mobilisasi tenaga medis
dan obat-obatan, logistik/sandang dan pangan supaya
diformulasikan kedalam RKA-SKPD yang secara fungsional
terkait dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud;
3. Penyediaan kredit anggaran untuk sarana dan prasarana
dasar supaya diformulasikan kedalam RKA-SKPD yang secara
fungsional terkait dengan pelaksanaan kegiatan dimaksud;
| - 71 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. Sambil menunggu perubahan APBD tahun anggaran
berkenaan, kegiatan atau pemberian bantuan keuangan
tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan cara melakukan
perubahan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD untuk
selanjutnya ditampung dalam rancangan Peraturan Daerah
tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran berkenaan.
Apabila penyediaan kredit anggaran untuk kegiatan atau
bantuan keuangan dilakukan setelah perubahan APBD agar
dicantumkan dalam laporan realisasi anggaran;
5. Pimpinan Perangkat Daerah yang secara fungsional terkait
dengan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari belanja tidak
terduga wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan
kepada Bupati.
42717 Penatausahaan Belanja Tidak Terduga
1. Untuk pengeluaran yang bersifat tanggap darurat dan
mendesak terlebih dahulu dilakukan pergeseran anggaran ke
dalam RKA-PPKD yang selanjutnya disahkan oleh PPKD setelah
mendapat persetujuan Sekretaris Daerah menjadi DPA-PPKD;
2. Pergeseran dimaksud pada angka 1 dengan cara mengubah
Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD, untuk selanjutnya
dianggarkan dalam rancangan Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD;
3. DPA-PPKD sebagaimana dimaksud pada angka 1 sebagai dasar
pembebanan SPP, SPM dan SP2D;
4. Selanjutnya pada Perubahan APBD, Belanja Tidak Terduga
berkurang sebesar yang telah diformulasikan ke dalam DPA-
PPKD dan didefinitifkan dalam DPA-SKPD.
42800 Kelompok Belanja Langsung
42801 Belanja pegawai pada Kelompok Belanja Langsung merupakan
belanja honorarium yang diberikan kepada PNS terkait
kepanitiaan/tim, kinerja pengelola kegiatan dan uang lembur yang
dibayarkan dalam pelaksanaan tugas di satu Perangkat Daerah,
sedangkan kepada non PNS diberikan sebagai imbalan
jasa/prestasi kinerja yang telah dilaksanakannya.
42802
Honorarium yang dibayarkan kepada PNS dalam pelaksanaan
tugas di satu Perangkat Daerah sebagai unsur Tim/Kepanitiaan
dibatasi seluruhnya sebagai berikut :
1. Eselon II a 12 kali per bulan;
2. Eselon II b 9 kali per bulan;
3. Eselon III a dan b 8 kali per bulan;
4. Eselon IV a,b dan Pelaksana 7 kali per bulan.
5. Kecuali Pejabat/Pokja ULP dan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan, kegiatan yang waktu penyelenggaraannya telah
ditentukan.
| - 72 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42803 Dalam rangka meningkatkan efesiensi penganggaran belanja
pegawai pada belanja langsung, penganggaran honorarium bagi
Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) maupun Calon Pegawai Negeri
Sipil Daerah (CPNSD) memperhatikan asas kepatutan, kewajaran
dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan.
42804
Belanja Honorarium PNS terbagi dalam 3 (tiga) jenis rincian objek
belanja, yaitu :
1. Panitia Pelaksana Kegiatan yang terbagi dalam 2 (dua) kategori,
yaitu :
a. Tim/panitia internal atau tim/panitia pelaksana
kegiatan yang ditetapkan dengan keputusan Kepala
Perangkat Daerah/Penguna Anggara yang keanggotaan Tim
tersebut tidak melibatkan unsur Perangkat Daerah lain;
dan
b. Tim/panitia terkoordinasi yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati, dimana keanggotaan Tim/panitia
tersebut melibatkan unsur Perangkat Daerah lain yang
terkait.
2. Tim Pengadaan Barang/Jasa yang terbagi dalam 4 (empat)
kategori, yaitu :
a. Honorarium Pejabat Pembuat Komitmen;
b. Honorarium Pejabat atau Pokja Pengadaan Barang/Jasa;
c. Honorarium Pejabat atau Panitia/Tim Pemeriksa Hasil
Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa; dan
d. Honorarium Panitia Peneliti Kontrak.
3. Honorarium Kinerja Pengelola Kegiatan
42805 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran Honorarium Panitia
Pelaksana Kegiatan adalah:
1. Keputusan Bupati atau Keputusan Kepala Perangkat Daerah/
Pengguna Anggaran tentang Pembentukan Panitia/Tim;
2. Daftar hadir rapat;
3. Daftar Penerima Honor yang ditandatangani oleh anggota
tim/panitia sebagai penerima honor;
4. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan;
5. Notulensi Rapat;
6. Surat Undangan Rapat; dan
7. Laporan hasil kegiatan.
42806 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran Honorarium Pejabat
Pembuat Komitmen dalam Pengadaan Barang/Jasa adalah :
1. Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen, kecuali untuk
Pengguna Anggaran yang merangkap sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen;
2. Daftar Penerima Honor yang ditandatangani; dan
3. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan.
| - 73 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42807 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran Honorarium Pejabat
atau Pokja Pengadaan Barang/Jasa adalah :
1. Keputusan PA/KPA/Kepala ULP tentang Penunjukan
Pejabat/Pokja Pengadaan Barang/Jasa;
2. Daftar Penerima Honor yang ditandatangani; dan
3. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan.
42808 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran Honorarium Pejabat
atau Panitia/Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa adalah :
1. Keputusan Pengguna Anggaran tentang Penunjukan Pejabat
atau Panitia/Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa;
2. Daftar Penerima Honor yang ditandatangani; dan
3. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan.
42809 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran Honorarium Kinerja
Pengelola Kegiatan adalah :
1. Keputusan Bupati atau Keputusan Kepala Perangkat
Daerah/Pengguna Anggaran tentang penunjukan sebagai
pengelola kegiatan;
2. Daftar Penerima Honor yang ditandatangani; dan
3. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan.
42810 Uang Lembur PNS. Bukti Pertanggungjawaban/SPJ pembayaran
Uang Lembur PNS adalah:
1. Surat Perintah Tugas yang ditandatangani oleh PA/KPA
dilampiri Jadwal Pelaksanaan Lembur;
2. Daftar Hadir Lembur;
3. Daftar penerima Lembur berupa :
a. Uang Lembur dihitung per jam;
b. Uang Makan Lembur;
4. Bukti Surat Setoran Pajak Penghasilan; dan
5. Laporan Pelaksanaan Lembur.
42811 Belanja barang dan jasa pada Kelompok Belanja Langsung
meliputi:
1. Belanja Barang Pakai Habis;
2. Belanja Bahan/Material;
3. Belanja Jasa Kantor;
4. Belanja Premi Asuransi;
5. Belanja Pemeliharaan Kendaraan Bermotor;
6. Belanja Cetak dan Penggandaan;
7. Belanja Jasa Pelayanan Kesehatan (Jasa Layanan Medis);
8. Belanja Penghargaan/Prestasi;
9. Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir;
10. Belanja Sewa Sarana Mobilitas;
11. Belanja Sewa Alat Berat;
12. Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor;
13. Belanja Makanan dan Minuman;
14. Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya;
| - 74 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
15. Belanja Pakaian Kerja;
16. Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu;
17. Belanja Perjalanan Dinas;
18. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS;
19. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis;
20. Belanja Uang Saku Rapat/Sosialisasi/Diseminasi
21. Belanja Pemeliharaan;
22. Belanja Jasa Konsultansi;
23. Belanja Barang yang akan Diserahkan pada Masyarakat/Pihak
Ketiga;
24. Belanja Jasa Narasumber/Instruktur/Tenaga Ahli/Moderator
dalam Sosialisasi/Workshop/Lokakarya/Bimtek/Diklat/
Pelatihan/Seminar;
25. Belanja Jasa Narasumber/Instruktur/Tenaga Ahli;
26. Belanja Jasa Non PNS/Pegawai;
27. Belanja Jasa LBH/Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin;
28. Belanja Jasa Non PNS Guru Maghrib Mengaji; dan
29. Belanja Jasa Imam, Khotib, Bilal, petugas penyelenggara
pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji dan petugas
penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).
42812 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Barang Habis Pakai,
Bahan/Material, Jasa Kantor, Premi Asuransi, Perawatan
Kendaraan Bermotor, Cetak dan Penggandaan adalah :
1. Untuk yang bernilai sampai dengan Rp.10.000.000,- (Sepuluh
Juta Rupiah):
a. Nota/faktur/kwitansi yang ditandatangani pihak Penjual/
Penyedia Barang/Jasa;
b. Bukti Surat Setoran Pajak (untuk nilai tertentu apabila
terkena pajak).
2. Untuk yang bernilai lebih dari Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta
Rupiah);
a. Kwitansi bermaterai cukup yang ditandatangani pihak
Penyedia Barang/Jasa oleh Bendahara, PPTK dan disetujui
oleh PA/KPA;
b. Surat Pesanan; dan
c. Bukti Surat Setoran Pajak.
3. Untuk barang/jasa yang bernilai lebih dari
Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sampai dengan
Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) dan untuk jasa
konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp.50.000.000,- (Lima
Puluh Juta Rupiah);
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada Peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perintah Kerja yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
c. Bukti Surat Setoran Pajak.
| - 75 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. Untuk pengadaan barang/jasa diatas Rp.200.000.000,- (Dua
Ratus Juta Rupiah) dan untuk jasa konsultansi dengan nilai
diatas Rp.50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah):
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perjanjian yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK; dan
c. Bukti Surat Setoran Pajak.
42813 Hasil pengadaan barang pakai habis diserahkan kepada Pengurus
Barang dengan bukti Berita Acara Serah Terima untuk dicatat
dalam Buku Persediaan. Pengamanan administrasi barang
persediaan dilakukan, antara lain:
1. Buku Persediaan;
2. Kartu Barang;
3. Berita Acara Serah Terima (BAST);
4. Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang;
5. Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB);
6. Laporan Persediaan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
baik semesteran/tahunan;
7. Dokumen pendukung terkait lainnya yang diperlukan.
42814 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ jasa pelayanan kesehatan :
1. Daftar penerima berdasarkan kelompok layanan
kesehatan; dan
2. Rekapitulasi pendapatan pada bulan berjalan.
42815 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Penghargaan/Prestasi :
1. Penetapan Penerima Penghargaan dan/atau prestasi oleh
Panitia/Pejabat yang berwenang;
2. Tanda terima atau Daftar Penerima Penghargaan dan/atau
prestasi;
3. Bukti Surat Setoran Pajak (untuk nilai tertentu apabila terkena
pajak).
42816 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Sewa Rumah/Gedung/
Gudang/Parkir, Sarana Mobilitas, Alat Berat, Perlengkapan dan
Peralatan Kantor adalah :
1. Nota/faktur/kwitansi, untuk sewa yang bernilai sampai dengan
Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) per transaksi yang
ditandatangani pihak yang menyewakan;
2. Surat Perjanjian Sewa Menyewa yang ditandatangani pihak
yang menyewakan dengan Pengguna/Kuasa Pengguna
Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen, untuk sewa yang
bernilai lebih tinggi dari Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah) per transaksi;
3. Bukti Surat Setoran Pajak (untuk nilai tertentu apabila terkena
pajak).
| - 76 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42817 Belanja Sewa Sarana Mobilitas dapat diberikan dengan ketentuan:
1. Kendaraan dinas yang tersedia tidak mencukupi untuk
kebutuhan operasional kegiatan saat itu;
2. Harga sewa sudah termasuk komponen bahan bakar minyak,
sopir, tol, dan parkir pergi pulang.
42818 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Makanan dan Minuman,
Pakaian Dinas dan Atributnya, Pakaian Kerja serta Pakaian
Khusus dan Hari-hari Tertentu adalah:
1. Untuk yang bernilai sampai dengan Rp.10.000.000,- (Sepuluh
Juta Rupiah):
a. Nota/faktur/kwitansi yang ditandatangani pihak
Penjual/Penyedia Barang/Jasa;
b. Bukti Surat Setoran Pajak (untuk nilai tertentu apabila
terkena pajak).
2. Untuk yang bernilai lebih dari Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta
Rupiah):
a. Kwitansi bermaterai cukup yang ditandatangani pihak
Penyedia Barang/Jasa dan PPK serta disetujui oleh
PA/KPA;
b. Bukti Surat Setoran Pajak.
3. Untuk yang bernilai lebih dari Rp.50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) sampai dengan Rp.200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah):
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada Peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perintah Kerja yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
c. Bukti Surat Setoran Pajak.
4. Untuk yang bernilai lebih Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta
Rupiah);
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perjanjian yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
c. Bukti Surat Setoran Pajak.
42819 Setiap penyelenggaraan rapat agar dilengkapi dengan daftar hadir
dan notulensi.
42820 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Perjalanan Dinas adalah :
1. Perjalanan Dinas menggunakan kendaraan operasional dinas :
a. Undangan (bila ada undangan);
b. Surat Tugas;
c. Visum yang ditandatangani oleh pejabat dari tempat yang
dituju atau penyelenggara atau petugas tempat
penyelenggaraan atau personal yang dituju;
d. Bukti pembelian Bahan Bakar Minyak;
| - 77 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
e. Bukti tiket tol;
f. Bukti karcis parkir;
g. Laporan Hasil Perjalanan Dinas;
h. Kwitansi atau tanda penerima biaya perjalanan dinas yang
ditandatangani oleh setiap pegawai yang diperintahkan;
i. Kwitansi sewa penginapan;
j. Surat pernyataan pengeluaran rill yang ditandatangani
oleh pelaksana perjalanan dinas yang diketahui/disetujui
oleh PA/KPA, apabila tidak dapat menunjukan bukti-bukti
pengeluaran dan disertai alasan yang jelas serta dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Perjalanan Dinas menggunakan moda transportasi umum
pesawat, kapal laut, kereta api, dan bus/minibus
menggunakan at cost (termasuk tiket, airport tax, boarding
pass dan biaya kelebihan bagasi dalam rangka keperluan
dinas).
3. Perjalanan dinas dalam daerah yang menggunakan
transportasi umum ojek, angkutan kota/desa, bus/minibus
dibuktikan dengan Surat Pernyataan Riil (SPR).
42821 Perjalanan dinas jabatan merupakan perjalanan dinas dari tempat
kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke tempat
kedudukan semula.
42822 Perjalanan dinas yang menggunakan kendaraan diluar kendaraan
dinas diberikan biaya transportasi tetapi tidak dibayar sewa
kendaraannya.
42823 Dalam melaksanakan perjalanan dinas, dilarang menggunakan
belanja sewa sarana mobilitas, kecuali perjalanan dinas yang
dilaksanakan oleh Bupati/Wakil Bupati yang dibayarkan sesuai
dengan biaya riil berdasarkan standar satuan harga.
42824 Apabila perjalanan dinas harus segera dilaksanakan, sementara
biaya perjalanan belum dapat dibayarkan, maka dapat dibayarkan
biaya penggantian setelah perjalanan dinas dilaksanakan.
42825 Pegawai Honorer/Tidak Tetap dapat melakukan perjalanan dinas
dengan ketentuan setingkat sarjana/sarjana muda dan diberikan
biaya perjalanan dinas setara dengan PNS Golongan II, sedangkan
setingkat SLTA ke bawah diberikan biaya perjalanan dinas setara
PNS Golongan I.
42826 Pejabat Negara, PNS dan Pegawai Non PNS dilarang menerima
biaya perjalanan dinas rangkap (dua kali atau lebih) untuk
perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama.
42827 Lamanya perjalanan dinas :
1. Paling lama 5 (lima) hari kerja; atau
2. Disesuaikan dengan rencana kerja/kegiatan yang akan di
laksanakan di daerah tujuan; atau
3. Sesuai dengan undangan yang diterima.
| - 78 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42828 Perjalanan dinas dapat dilakukan pada hari libur dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Ada Surat Tugas;
2. Perintah Pimpinan untuk melaksanakan kegiatan pengawasan
atau monitoring yang bersifat khusus.
42829 Penandatanganan Visum Surat Perjalanan Dinas (SPD) dilakukan
oleh pejabat struktural/Aparatur Desa/pejabat (pegawai) tempat
pelaksanaan kegiatan.
42830 Sekretaris Daerah (Pengguna Anggaran) atau Kuasa Pengguna
Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen menandatangani
Surat Perjalanan Dinas (SPD) bagi Bupati/Wakil Bupati;
42831 Pejabat yang menandatangani Surat Tugas (ST) bagi Bupati dan
Wakil Bupati adalah Bupati.
42832 Pengguna Anggaran/Kuasa Penguna Anggaran selaku Pejabat
Pembuat Komitmen menandatangani Surat Perjalanan Dinas (SPD)
bagi PNS/CPNS, Pegawai Non PNS dan pihak lain.
42833 Pejabat yang menandatangani Surat Tugas bagi PNS/CPNS,
Pegawai Non PNS dan Pihak Lain adalah sebagai berikut :
1. Bupati/Wakil Bupati menandatangani Surat Tugas untuk
Sekretaris Daerah;
2. Sekretaris Daerah menandatangani Surat Tugas untuk Asisten
Sekretaris Daerah, Staf Ahli Bupati, Sekretaris DPRD, Kepala
Perangkat Daerah, Sekretaris KORPRI, Sekretaris KPU, dan
Camat yang khusus melaksanakan perjalanan dinas luar
daerah Kabupaten;
3. Asisten Sekretaris Daerah menandatangani Surat Tugas untuk
Pejabat Eselon III di lingkungan SETDA dibawah koordinasi
Asisten Sekretaris Daerah yang bersangkutan;
4. Eselon III di lingkungan SETDA menandatangani Surat Tugas
untuk Eselon IV dan Pelaksana/Tertentu di lingkungan bagian
yang bersangkutan;
5. Kepala Perangkat Daerah (Eselon II) menandatangani Surat
Tugas untuk Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV dan
Pelaksana/Tertentu di lingkungan Perangkat Daerah yang
bersangkutan. Kepala Perangkat Daerah dapat mendelegasikan
kewenangan untuk menandatangani surat tugas kepada
pejabat setingkat lebih rendah.
6. Camat menandatangani Surat Tugas untuk Camat, Sekretaris
Kecamatan, Pejabat Eselon IV dan Pelaksana/Tertentu di
lingkungan kecamatan.
7. Kepala Perangkat Daerah Eselon IIIa menandatangani Surat
Tugas untuk Pejabat Eselon IV dan Pelaksana/Tertentu;
8. Surat Tugas Pegawai Non PNS ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Anggaran;
9. Bagi pihak lain yang tidak mempunyai atasan langsung,
undangan berlaku sebagai Surat Tugas.
| - 79 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42834 Sekretaris DPRD atau Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan
Sekretariat DPRD selaku Pejabat Pembuat Komitmen
menandatangani Surat Perjalanan Dinas (SPD) untuk Pimpinan
dan Anggota DPRD.
42835 Pejabat yang menandatangani Surat Tugas untuk Pimpinan dan
Anggota DPRD adalah Ketua DPRD.
42836 Uang representasi dapat diberikan bagi pejabat eselon II yang
melakukan perjalanan dinas.
42837 Pembayaran biaya perjalanan dinas bagi PNS diperkenankan paling
lama 108 (seratus delapan) hari dalam 1 (satu) tahun, kecuali :
1. Kepala Perangkat Daerah dan/atau pejabat setingkat eselon II;
2. Pejabat eselon III yang mewakili Kepala Perangkat Daerah/
pejabat setingkat eselon II (dengan melampirkan surat
undangan dari instansi terkait);
3. Aparat pengawasan Inspektorat, petugas monitoring Bagian
Administrasi Perkonomian dan Sumber Daya Alam, Bagian
Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah, petugas
monitoring aset pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, Dinas Ketahanan Pangan, petugas monitoring Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, petugas teknis, petugas
pengawas fisik, petugas yang melaksanakan pungutan Pajak
atau Retribusi pada Badan Pendapatan Daerah, petugas
Protokol dan Liputan Setda, pengemudi/ajudan/patwal dan
pendamping Bupati/Wabup/Pimpinan DPRD/Sekretaris
Daerah, serta staf Alat Kelengkapan DPRD dan persidangan.
42838 Biaya perjalanan dinas meliputi :
1. Biaya transportasi pegawai (at cost);
2. Uang harian (lumpsum, termasuk biaya makan, biaya
transport lokal dan uang saku); serta
3. Biaya penginapan (at cost).
42839 Biaya penginapan adalah biaya yang diperlukan untuk menginap
di hotel atau tempat menginap lainnya, dengan ketentuan Biaya
penginapan sebagai berikut :
a. Biaya penginapan dapat diberikan untuk perjalanan dinas
dengan jarak tempuh minimal 85 km yang dilaksanakan
selama 2 (dua) hari atau lebih dan/atau perjalanan dinas
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang waktu
penyelenggaraannya dilaksanakan pagi hari sehingga
menyulitkan untuk hadir tepat waktu apabila berangkat
langsung dari tempat asal ke tempat penyelenggaraan.
b. Biaya penginapan untuk perjalanan dinas dalam daerah atau
luar daerah dibayarkan sesuai dengan biaya riil; dan
c. Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan
fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang
bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga
puluh persen) dari tarif hotel di tempat tujuan sesuai dengan
| - 80 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara
lumpsum, dengan tingkatan acuan tarif maksimal hotel atau
tempat penginapan lainnya per malam sesuai yang tercantum
dalam standar satuan harga.
Ketentuan pada huruf b dan c berlaku untuk semua jenis
perjalanan dinas.
42840 Surat Perjalanan Dinas dibuat untuk masing-masing pegawai yang
melaksanakan perjalanan dinas. Bukti penerimaan uang harian
ditandatangani oleh masing-masing penerima. Bukti penginapan
atas nama pengisi masing-masing kamar.
42841 Uang harian untuk kegiatan kursus/sosialisasi/bimtek/diklat/
workshop dapat diberikan dalam bentuk uang saku pada Belanja
Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis atau uang
harian pada Belanja Perjalanan Dinas.
42842 Biaya perjalanan dinas untuk PNS/CPNS yang mengikuti Diklat/
Sosialisasi/Workshop/Bimtek/Undangan yang dilaksanakan di
dalam wilayah Kabupaten Lebak diberikan biaya perjalanan dinas
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Diberikan uang transport pulang dan pergi;
2. Diberikan uang harian disesuaikan dengan jumlah hari
penyelenggaraan apabila pihak penyelenggara tidak
memberikan uang saku/uang harian;
3. Apabila penyelenggara memberikan uang saku/harian maka,
uang harian yang diberikan oleh PA/KPA Perangkat Daerah
pengirim hanya sebesar 2 hari pada saat kedatangan dan
kepulangan.
42843 Biaya perjalanan dinas untuk PNS/CPNS yang mengikuti
Diklat/Sosialisasi/Workshop/Bintek/Undangan yang dilaksanakan
di luar wilayah Kabupaten Lebak diberikan biaya perjalanan dinas
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Diberikan uang transport pulang dan pergi;
2) Diberikan uang harian disesuaikan dengan jumlah hari
penyelenggaraan, apabila pihak penyelenggara tidak
memberikan uang saku/uang harian, dengan ketentuan
maksimal 5 hari;
3) Apabila penyelenggara memberikan uang saku/harian maka,
uang harian yang diberikan oleh PA/KPA Perangkat Daerah
pengirim hanya sebesar 2 hari pada saat kedatangan dan
kepulangan;
4) Diberikan biaya penginapan apabila penyelenggara tidak
menyediakan akomodasi penginapan.
42844 Komponen uang harian belanja perjalanan dinas luar daerah yang
tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perangkat
Daerah dan komponen biaya penginapan pertangunggjawabannya
diberlakukan secara terpisah;
| - 81 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42845 Format SPD dan laporan hasil perjalanan dinas tercantum dalam
lampiran Peraturan Bupati ini.
42846 Pengisian bahan bakar minyak dalam rangka perjalanan dinas
dapat dilakukan pada H-1 dan/atau H+1 perjalanan dinas.
42847 Perjalanan dinas yang menggunakan moda transportasi pesawat,
kapal laut dan kereta api, dapat diberikan biaya perjalanan dinas
kepada pengemudi sebagai tambahan dalam rangka mengantar
dan menjemput.
42848 Uang transport perjalanan dinas dalam daerah diberikan apabila
pelaksanaan perjalanan dinas lebih dari 5 (lima) Km, terhitung
dari tempat asal ke tempat tujuan.
42849 Perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja/studi banding
dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang
dirumuskan yang hasilnya dilaporkan secara transparan dan
akuntabel.
42850 Mekanisme pelaksanaan kunjungan kerja/studi banding ataupun
sebutan lain :
1. Sebelum melaksanakan kegiatan studi banding Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan
permohonan ijin secara tertulis;
2. Surat permohonan ijin sekurang-kurangnya berisi tujuan/
lokasi studi banding, waktu studi banding, jumlah biaya yang
dibutuhkan, nama pejabat dan pelaksana, out put dan manfaat
studi banding yang dapat diterapkan.
42851 Ijin tertulis dari pejabat yang berwenang, diatur sebagai berikut :
1. Bupati atau Wakil Bupati, untuk fasilitasi pelayanan
kegiatan/pelayanan kerumahtanggaan kepala daerah/wakil
kepala daerah;
2. Ketua/Wakil Ketua DPRD, untuk fasilitasi belanja penunjang
kegiatan DPRD;
3. Sekretaris Daerah, untuk kegiatan yang melibatkan kepala
Perangkat Daerah yang bersangkutan;
4. PNS yang akan melaksanakan suatu kegiatan studi
banding/kunjungan kerja ataupun sebutan lain ke suatu
daerah/negara harus terlebih dahulu mendapat ijin tertulis
dari kepala Perangkat Daerah;
5. Khusus studi banding ke luar provinsi banten, DKI jakarta dan
Jawa Barat harus mendapat persetujuan Bupati.
42852 Setelah melaksanakan kegiatan studi banding, wajib membuat
laporan hasil studi banding kepada pejabat yang memberikan ijin.
42853 Laporan hasil studi banding sekurang-kurangnya berisi
tujuan/lokasi studi banding, waktu studi banding, jumlah biaya
yang dibutuhkan, nama pejabat dan pelaksana, output dan
manfaat studi banding yang dapat diterapkan.
| - 82 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42854 Bukti pertanggungjawaban pelaksanaan studi banding mengikuti
ketentuan perjalanan dinas.
42855 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Beasiswa Pendidikan PNS :
1. Keputusan Bupati tentang Tugas Belajar atau Keputusan
Sekretaris Daerah tentang Izin Belajar;
2. Daftar tanda terima;
3. Bukti Surat Setoran Pajak.
42856 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Penyelenggara atas pemberian
Uang Harian/Uang Saku peserta sosialisasi, kediklatan dan rapat
adalah:
1) Laporan Hasil Penyelenggaraan;
2) Tanda Terima Uang Harian/Uang Saku;
3) Daftar Hadir.
42857 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Pemeliharaan adalah :
1) Surat Perjanjian Kerjasama/Kontrak antara Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen dengan pihak Penyedia Barang/Jasa;
2) Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak
Penyedia Barang/Jasa dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan berikut lampiran daftar barang/jasa yang diperiksa;
3) Berita Acara Serah Terima Barang/Jasa yang ditandatangani
oleh pihak Penyedia Barang/Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan;
4) Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh pihak
Penyedia Barang/Jasa dan Pejabat Pembuat Komitmen;
5) Bukti Surat Setoran Pajak;
6) Foto visualisasi.
42858 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Jasa Konsultansi adalah
Pertangungjawaban Jasa Konsultansi disesuaikan dengan proses
pengadaan barang/jasa dengan berpedoman pada Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
42859 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Barang yang akan
diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga, terlebih dahulu
memenuhi ketentuan Tata Cara Pemberian Hibah yang diatur
dalam Peraturan Bupati :
1. Untuk nilai transaksi sampai dengan Rp.10.000.000,- (Sepuluh
Juta Rupiah):
a. Nota/faktur/kwitansi yang ditandatangani pihak
Penjual/Penyedia Barang/Jasa;
b. Bukti Surat Setoran Pajak (untuk nilai tertentu apabila
terkena pajak);
c. Keputusan Bupati tentang penetapan calon penerima
hibah;
| - 83 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
d. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan Berita Acara
Penyerahan kepada pihak ketiga yang disesuaikan dengan
Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial.
2. Untuk yang bernilai lebih dari Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta
Rupiah):
a. Kwitansi bermaterai cukup yang ditandatangani pihak
Penyedia Barang/Jasa dan PPK serta disetujui oleh
PA/KPA;
b. Bukti Surat Setoran Pajak;
c. Keputusan Bupati tentang penetapan calon penerima
hibah;
d. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan Berita Acara
Penyerahan kepada pihak ketiga yang disesuaikan dengan
Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial.
3. Untuk yang bernilai lebih dari Rp.50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) sampai dengan Rp.200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah):
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada Peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perintah Kerja yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
c. Keputusan Bupati tentang penetapan calon penerima
hibah;
d. Bukti Surat Setoran Pajak;
e. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan Berita Acara
Penyerahan kepada pihak ketiga.
4. Untuk yang bernilai lebih Rp.200.000.000,- (Dua Ratus Juta
Rupiah):
a. Proses pengadaan barang/jasa disesuaikan dan
berpedoman pada Peraturan perundang-undangan yang
mengatur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Surat Perjanjian yang ditandatangani pihak Penyedia
Barang/Jasa dan PPK;
c. Keputusan Bupati tentang penetapan calon penerima
hibah;
d. Bukti Surat Setoran Pajak;
e. Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan Berita Acara
Penyerahan kepada pihak ketiga yang disesuaikan dengan
Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial.
| - 84 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
42860 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ jasa narasumber/instruktur/
tenaga ahli/moderator dalam Sosialisasi/workshop/lokakarya/
bimtek/diklat/pelatihan/seminar :
1) Biodata Narasumber/instruktur/moderator;
2) Daftar Penerima honor/Kwitansi yang sudah ditandatangani;
3) Bukti Surat Setoran Pajak;
4) Foto copy materi;
5) Daftar hadir;
6) Surat permohonan Narasumber/instruktur/moderator.
42861 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja jasa non PNS/pegawai:
1) Kontrak kerja antara masing-masing pegawai non PNS dengan
PA atau KPA;
2) Tanda terima honor;
3) Daftar hadir/kehadiran;
4) Laporan Catatan harian kerja per bulan;
5) Bukti pembayaran iuran BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan;
6) Bagi Non PNS yang masih menjadi tertanggung, bukti
pembayaran iuran BPJS Kesehatan diganti dengan fotokopi
kartu BPJS penanggung disertai keterangan hubungan
tertanggung dengan penanggung (kartu keluarga)
Apabila menggunakan mekanisme pembayaran melalui SPM-LS,
maka pembayaran honor langsung masuk kepada rekening
penerima dan dapat dibuat secara kumulatif.
42862 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja jasa LBH/Bantuan
Hukum bagi Masyarakat Miskin:
1) Permohonan dari Lembaga Bantuan Hukum yang menangani
perkara/bantuan hukum bagi masyarakat miskin;
2) Laporan penanganan perkara;
3) Petikan putusan;
4) Bukti akreditasi LBH yang menangani perkara dengan
Keputusan Menteri Hukum dan HAM.
42863 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Jasa Non PNS Guru
Maghrib Mengaji:
1) Keputusan Bupati tentang penetapan guru Maghrib Mengaji;
2) Daftar penerimaan honorarium.
Sementara bukti pertanggungjawaban/SPJ Belanja Jasa Imam,
Khotib, Bilal, petugas penyelenggara pemberangkatan dan
pemulangan jemaah haji dan petugas penyelenggaraan Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI) adalah daftar penerima honor.
42864 Bukti Pertanggungjawaban/SPJ Belanja Modal adalah :
Pertangungjawaban Belanja Modal disesuaikan dengan proses
pengadaan barang/jasa dengan berpedoman pada Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, kecuali
Belanja Modal pengadaan Tanah.
| - 85 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
43000 PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
43100 Kebijakan Pembiayaan
43101 Penganggaran SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya dihitung
berdasarkan perkiraan yang rasional;
43102 Penerimaan pembiayaan dari pencairan dana cadangan waktu
penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Peraturan Daerah
Pembentukan Dana Cadangan. Penerimaan Hasil Bunga/Deviden
Dana Cadangan dianggarkan pada lain-lain PAD yang sah;
43103 Untuk menutup defisit anggaran, Pemerintah Daerah dapat
melakukan pinjaman daerah (jangka menengah/panjang) yang
proses prosedurnya mengacu Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2005;
43104 Pinjaman daerah dilakukan secara selektif dengan memperhatikan
waktu pelaksanaan dan memperhitungkan jangka waktu
pengembalian pinjaman tidak melebihi sisa masa jabatan Kepala
Daerah;
43105 Penyertaaan modal pemerintah daerah dianggarkan dalam APBD
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran
berkenaan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang
penyertaan modal;
43106 Untuk menganggarkan dana cadangan, Pemerintah Daerah harus
menetapkan terlebih dahulu Peraturan Daerah tentang
Pembentukan Dana Cadangan (yang mengatur tujuan
pembentukan, program kegiatan yang akan dibiayai, besaran dan
rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan, sumber
dan tahun pelaksanaan;
43107 Dalam hal masih terdapat program dan kegiatan yang dibutuhkan
serta target atau sasaran yang belum terpenuhi, pemerintah
daerah agar menghindari terjadinya dana yang menganggur (idle
money) dalam bentuk sisa lebih pembiayaan tahun berjalan dalam
APBD.
43108 Investasi dapat dilakukan setelah ada pertimbangan dari
penasehat investasi.
43200 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Sebelumnya
43201 Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya
merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:
1. Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih
kecil daripada realisasi belanja;
2. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja
langsung;
3. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun
anggaran belum diselesaikan;
| - 86 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
4. Membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah
yang melampaui anggaran yang tersedia mendahului
perubahan APBD;
5. Melunasi seluruh kewajiban bunga dan pokok utang;
6. Mendanai kenaikan gaji dan tunjangan PNS akibat adanya
kebijakan pemerintah;
7. Mendanai program dan kegiatan baru dengan kriteria harus
diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian
pembayaran dalam tahun anggaran berjalan; dan
8. Mendanai kegiatan kegiatan yang capaian target kinerjanya
ditingkatkan dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-
SKPD tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sampai
dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berjalan.
42302 Pekerjaan yang tidak selesai di Tahun Anggaran berkenaan
(Pekerjaan Lanjutan) diatur sebagai berikut :
1. Pekerjaan dari suatu kontrak dalam tahun berkenaan, harus
diselesaikan pada tahun anggaran berkenaan;
2. Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada akhir tahun
berkenaan, maka DAPAT diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan melewati tahun
anggaran berkenaan dengan batas waktu paling lama 50 (lima
puluh) hari kalender terhitung sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan dan diberlakukan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
3. Pemberlakuan sanksi tersebut dikecualikan sepanjang
penyebabnya bukan diakibatkan oleh kelalaian penyedia
barang/jasa;
4. Penyelesaian pekerjaan tersebut tidak termasuk pekerjaan
kontrak Tahun Jamak (multiyear contract).
5. Kesempatan menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut,
berdasarkan atas penelitian dan penilaian Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan disetujui oleh Pengguna Anggaran (PA);
6. Pelaksanaan kegiatan lanjutan didasarkan pada DPA-SKPD
tahun sebelumnya yang telah disahkan kembali oleh PPKD
menjadi DPA Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) tahun anggaran
berikutnya;
7. Untuk mengesahkan kembali DPA-SKPD menjadi DPAL-SKPD,
Kepala Perangkat Daerah menyampaikan laporan akhir
realisasi pelaksanan kegiatan fisik dan non-fisik maupun
keuangan kepada PPKD paling lambat minggu ketiga bulan
Desember tahun angaran berjalan.
| - 87 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
8. Jumlah anggaran yang disahkan dalam DPAL-SKPD setelah
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap :
a. Sisa DPA-SKPD yang belum diterbitkan SPD-Anggaran
dan/atau belum diterbitkan SP2D atas kegiatan yang
bersangkutan;
b. Sisa SPD-Anggaran yang belum diterbitkan SP2D; dan
c. SP2D yang belum diuangkan.
9. DPAL-SKPD yang telah disahkan dapat dijadikan dasar
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian
pembayaran.
10. Pekerjaan yang dapat dilanjutkan dalam bentuk DPAL-SKPD
memenuhi kriteria :
a. Pekerjaan yang telah ada ikatan perjanjian kontrak pada
tahun anggaran berkenaan; dan
b. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakibatkan bukan
karena kelalaian pengguna anggaran/pengguna barang
atau rekanan, namun karena akibat dari force major.
11. Jenis Pekerjaan yang dapat diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan pekerjaan melewati tahun anggaran berkenaan
dengan mempertimbangkan :
a) Pekerjaan yang merupakan kegiatan pelayanan dasar
masyarakat seperti infrastruktur (jalan, jembatan, irigasi
dan sejenisnya), pendidikan serta kesehatan;
b) Pekerjaan pengadaan impor;
c) Pekerjaan yang berkaitan dengan dan/atau dilaksanakan
oleh instansi lain (Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
dan/atau swasta); dan
d) Pekerjaan lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi masyarakat.
12. Kegiatan yang telah diusulkan dan di akomodir dalam DPAL-
SKPD pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
anggaran berikutnya serta telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah tidak dapat dibayarkan sebelum tahun anggaran
berkenaan berakhir.
13. DPAL-SKPD tersebut akan didefinitifkan pada Perubahan
APBD tahun berikutnya. (contoh : kegiatan tahun 2016 yang
dilanjutkan pada DPAL-SKPD tahun 2017 akan didefinitifkan
pada Perubahan APBD Tahun 2017).
14. Tata cara penyelesaian sisa pekerjaan mengacu kepada
Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2015.
| - 88 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
43300 Penyertaan Modal (investasi) Daerah
43301 Penyertaan modal daerah dilakukan dengan maksud untuk
memperkuat struktur permodalan guna mendorong pertumbuhan
perekonomian daerah.
43302 Penyertaan modal daerah dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah guna menunjang
pembangunan daerah.
43303 Fasilitasi realisasi pelaksanaan penyertaan modal dilaksanakan
oleh Perangkat Daerah yang membidangi dan selanjutnya diajukan
kepada Bupati melalui PPKD dengan dilampiri:
1. Perda tentang penyertaan modal;
2. Keputusan Bupati mengenai penyertaan modal;
3. MoU dan/atau perjanjian kerjasama;
4. Kajian akademis;
5. Kuitansi tanda penerimaan; dan
6. Nomor rekening bank.
43304 Investasi awal dan penambahan investasi dicatat pada rekening
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.
43305 Pengurangan, penjualan, dan/atau pengalihan investasi dicatat
pada rekening penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
(divestasi modal).
43306 Tatacara pelaksanaan investasi diatur tersendiri dengan Peraturan
Bupati.
44000 PERGESERAN ANGGARAN
44100 Pergeseran Anggaran pada DPA Perangkat Daerah /PPKD
44101 Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja
berkenaan dan revisi uraian, volume, harga satuan dilakukan atas
persetujuan PPKD.
44102 Pergeseran antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan
dilakukan atas persetujuan Sekretaris Daerah selaku Koordinator
Pengelolaan Keuangan Daerah.
44103 Pergeseran anggaran tidak diperkenankan antar jenis belanja
dalam kegiatan yang berkenaan, pergeseran anggaran antar jenis
belanja dapat dilakukan pada saat Perubahan APBD.
44104 Tidak diperkenankan dilakukan pergeseran dengan mengurangi
atau menghilangkan tolok ukur dan target kinerja.
44105 Pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan
antar jenis belanja serta pergeseran antar obyek belanja dalam
jenis belanja dan antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja
diformulasikan dalam DPPA-SKPD.
| - 89 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
44106 Pergeseran antar rincian obyek belanja dalam obyek belanja
berkenaan dan antar obyek belanja dalam jenis belanja berkenaan
dilakukan dengan cara mengubah Peraturan Bupati tentang
penjabaran APBD sebagai dasar pelaksanaan untuk selanjutnya
ditampung dalam rancangan Peraturan Bupati tentang Perubahan
APBD bersamaan pada saat Perubahan APBD.
44107 Pergeseran belanja antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah Peraturan
Daerah tentang APBD.
44108 Anggaran yang mengalami perubahan baik berupa penambahan
dan/atau pengurangan akibat pergeseran pergeseran belanja
tersebut diatas, harus dijelaskan dalam kolom keterangan
Peraturan Bupati tentang Penjabaran Perubahan APBD.
44109 Ketentuan mengenai pergeseran belanja tidak terduga diatur
dalam tata cara pengeluaran belanja tidak terduga pada Peraturan
Bupati ini.
44110 Usulan permohonan pergeseran anggaran antar obyek belanja
ditujukan kepada Tim Pergeseran Anggaran atau kepada
Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan
Daerah, tembusannya disampaikan kepada:
a. Kepala BPKAD;
b. Kepala BAPPEDA;
c. Inspektorat;
d. Sekretaris Banggar;
e. Kepala bagian Administrasi Pembangunan.
44111 Usulan permohonan pergeseran anggaran antar rincian obyek
belanja ditujukan kepada Kepala BPKAD selaku PPKD,
tembusannya disampaikan kepada:
a. Kepala BAPPEDA;
b. Inspektorat;
c. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan.
44112 Batas waktu usulan permohonan pergeseran anggaran paling
lambat disampaikan pada akhir bulan Mei sebelum penetapan
perubahan APBD Tahun berkenaan.
44113 Pergeseran anggaran setelah perubahan APBD tidak
diperkenankan kecuali keadaan darurat.
44200 Pergeseran Alokasi Anggaran pada Surat Penyediaan Dana
Anggaran (SPD-Anggaran)
44201 Pergeseran anggaran pada Surat Penyediaan Dana Anggaran (SPD-
Anggaran) per triwulanan oleh Perangkat Daerah dapat dilakukan
apabila kebutuhan belanja pada triwulan yang berkenaan tidak
dapat mencukupi penyediaan anggarannya.
| - 90 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
44202 Pergeseran alokasi anggaran pada SPD-Anggaran dilakukan
dengan mempertimbangkan kemampuan kas daerah pada waktu
tertentu.
44203 Usulan Permohonan pergeseran alokasi anggaran pada SPD-
Anggaran Perangkat Daerah/PPKD ditandatangani oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran disampaikan kepada Kepala
BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
44204 Permohonan tersebut setelah ditelaah dari aspek ketersediaan
dana dan waktu pelaksanaan kegiatan maka disampaikan kepada
Kepala BPKAD untuk mendapatkan persetujuan.
44205 Berdasarkan disposisi persetujuan pergeseran alokasi anggaran
tersebut maka diterbitkan SPD-Anggaran.
50000 PELAKSANAAN PERUBAHAN APBD
51000 DASAR PERUBAHAN APBD
51001 Seperti yang diamanatkan dalam ketentuan Pasal 154 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 bahwa perubahan APBD (APBD) dapat dilakukan
apabila Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan
Umum Anggaran (KUA), keadaan yang menyebabkan harus
dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar
kegiatan dan antar jenis belanja, keadaan yang menyebabkan saldo
anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan
dalam tahun berjalan, keadaan darurat dan keadaan luar biasa.
Selanjutnya Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun anggaran kecuali dalam keadaan luar biasa.
51100 Penyusunan RKA-SKPD/PPKD
51101 Setelah disepakatinya Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan
Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara Perubahan APBD antara
Bupati dengan Pimpinan DPRD yang dituangkan dalam Nota
Kesepakatan yang ditandatangani dalam waktu yang bersamaan,
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menyiapkan rancangan
Surat Edaran Bupati perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria DPA-
SKPD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam Perubahan
APBD sebagai dasar bagi Kepala Perangkat Daerah menyusun RKA
maupun Rancangan DPPA-SKPD.
51002 Surat Edaran Bupati dimaksud berisi tentang:
a. PPAS Perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru
dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap
Perangkat Daerah;
| - 91 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
b. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan atau DPA-SKPD
yang telah diubah kepada PPKD; dan
c. Dokumen sebagai lampiran meliputi kebijakan umum
Perubahan APBD, PPAS Perubahan APBD, Standar Analisa
Belanja dan Standar Satuan Harga.
51003 Penyusunan RKA-SKPD berlaku ketentuan sebagaimana
penyusunan RKA pada APBD Murni/Induk.
51004 DPA-SKPD maupun DPA-PPKD yang dapat diubah dalam
Perubahan APBD juga harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Pergeseran anggaran, baik berupa pergeseran dalam rincian
obyek belanja maupun antar obyek belanja dalam satu jenis
belanja berkenaan;
2) Pelaksanaan anggaran yang telah direalisasikan, baik berupa
SP2D-UP, SP2D-GU, SP2D-LS dan memperhitungkan SP2D-TU
yang sedang dalam proses realisasi;
3) RKA-SKPD maupun RKA-PPKD yang telah disahkan oleh PPKD
menjadi DPA-SKPD maupun DPA-PPKD sebagai akibat
penggunaan Belanja Tidak Terduga yang harus diformulasikan
kembali dalam Perubahan APBD.
51200 Pelaksanaan Perubahan APBD
51201 Pelaksanaan Perubahan APBD menunggu ditetapkannya Peraturan
Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun
Anggaran sebelumnya dan paling lambat akhir bulan September.
51202 Setelah ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) paling lama 3 (tiga)
hari kerja memberitahukan kepada semua Kepala Perangkat
Daerah agar menyusun Rancangan Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-
SKPD) terhadap Program dan Kegiatan yang dianggarkan dalam
Perubahan APBD. DPA-SKPD yang mengalami perubahan dalam
tahun anggaran berjalan seluruhnya harus disalin kembali ke
dalam DPPA-SKPD. Terhadap rincian obyek pendapatan, belanja,
atau pembiayaan yang mengalami perubahan atau pergeseran
harus disertai dengan penjelasan latar belakang perbedaan jumlah
anggaran baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah
dilakukan perubahan.
51203 DPPA-SKPD maupun DPPA-PPKD sebelum disahkan oleh PPKD
dengan persetujuan Sekretaris Daerah terlebih dahulu diverifikasi
dan dibahas oleh TAPD yang dibantu oleh Tim Verifikasi dan
Asistensi RKA dan DPPA-SKPD/PPKD.
| - 92 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
60000 PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AKHIR DAN
AWAL TAHUN ANGGARAN
61000 PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN
61001 Pelaksanaan anggaran pada akhir tahun anggaran akan diatur
dalam Surat Edaran Bupati.
61002 Surat Edaran Bupati tersebut mengatur batas akhir penyampaian
Surat Perintah Membayar (SPM):
a. SPM Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU);
b. SPM Ganti Uang (SPM-GU) ;
c. SPM Belanja Langsung (SPM-LS) yang terdiri dari belanja
barang dan jasa serta belanja modal diatur sebagai berikut:
1) Batas akhir penyampaian SPM Belanja Langsung (SPM-
LS);
2) Batas akhir penyampaian SPM Belanja Langsung (SPM-LS)
yang dasar perhitungannya bersumber dari penerimaan;
3) Batas akhir penyampaian SPM Gaji Induk bulan Januari
tahun yang akan datang ;
4) Batas akhir penyampaian SPM gaji susulan/kekurangan
gaji untuk tahun berkenaan.
61003 Surat Edaran Bupati tersebut mengatur penerimaan anggaran:
a. Batas akhir penyetoran seluruh penerimaan dari sektor PAD
dan penerimaan lainnya ke rekening Kas Umum Daerah
Kabupaten Lebak akhir bulan Desember. Penyetoran seluruh
penerimaan dari sektor PAD dan penerimaan lainnya agar
mencantumkan Kode Rekening Rincian Obyek Penerimaan
pada Surat Tanda Setoran;
b. Batas akhir pengembalian Sisa Uang Persediaan (UP) dan/atau
TU (Tambahan Uang Persediaan) tahun anggaran berkenaan
akhir bulan Desember.
61004 Inspektorat melaksanakan cash opname dan stock opname pada
akhir bulan Desember.
61005 Pertanggungjawaban Uang Persediaan dan Laporan
Pertanggungjawaban Administratif serta Fungsional disampaikan
paling lambat tanggal 31 Desember.
61006 Pemindahbukuan Saldo Rekening Bendahara Perangkat Daerah
ke rekening Kas BUD per tanggal 31 Desember.
62000 PELAKSANAAN ANGGARAN PADA AWAL TAHUN ANGGARAN
62001 Pelaksanaan anggaran pada awal tahun pelaksanaannya akan
diatur dalam Surat Edaran Bupati.
62002 Surat Edaran Bupati meliputi batas penyampaian Laporan
Perangkat Daerah kepada Bupati melalui PPKD yang terdiri dari:
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
2) Neraca;
| - 93 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
3) Laporan Operasional;
4) Laporan Perubahan Ekuitas;
5) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
6) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
7) Laporan Fungsional Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran; dan
8) Laporan Pengadaan Barang.
62003 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) menyusun laporan
keuangan pemerintah daerah dengan cara menggabungkan
laporan keuangan Perangkat Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran berkenaan, terdiri dari :
1) Laporan Realisasi Anggaran;
2) Laporan Operasional;
3) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
4) Neraca;
5) Laporan Arus Kas;
6) Laporan Perubahan Ekuitas; dan
7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
62004 Inspektorat Kabupaten Lebak melaksanakan reviu LKPD paling
lambat pada akhir bulan Pebruari.
62005 Laporan keuangan sebagaimana tersebut di atas setelah direviu
oleh Inspektorat selanjutnya disampaikan oleh Bupati kepada
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) untuk
dilakukan pemeriksaan.
70000 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
71000
71001
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah:
a. Pejabat pengelola barang milik daerah;
b. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
c. Pengadaan;
d. Penggunaan;
e. Pemanfaatan;
f. Pengamanan dan pemeliharaan;
g. Penilaian;
h. Pemindahtanganan;
i. Pemusnahan;
j. Penghapusan;
k. Penatausahaan;
l. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
m. Pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang
menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah:
n. Barang milik daerah berupa rumah negara; dan
o. Ganti rugi dan sanksi.
| - 94 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72000
72001
72002
72003
72004
72005
72006
72007
PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah adalah
Bupati.
Pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah berwenang
dan bertanggung jawab:
a. Menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. Menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau
pemindahtanganan barang milik daerah;
c. Menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang
milik daerah;
d. Menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang
milik daerah;
e. Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan DPRD;
f. Menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan, dan
penghapusan barang milik daerah sesuai batas
kewenangannya;
g. Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah
dan/atau bangunan; dan
h. Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah dalam
bentuk kerjasama penyediaan infrastruktur.
Pengelola Barang Milik Daerah
Pengelola Barang adalah Sekretaris Daerah, berwenang dan
bertanggung jawab:
a. Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik
daerah;
b. Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/
perawatan barang milik daerah;
c. Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang
milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;
d. Mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;
e. Mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah
yang telah disetujui oleh Bupati atau DPRD;
f. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang
milik daerah; dan
g. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
barang milik daerah.
Pejabat Penatausahaan Barang Milik Daerah
Pejabat Penatausahaan Barang adalah Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah yang mempunyai fungsi pengelolaan
barang milik daerah.
| - 95 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72008
72009
72010
Pejabat Penatausahaan Barang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati dan mempunyai wewenang serta tanggungjawab sebagai
berikut:
a. Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang
milik daerah kepada Pengelola Barang;
b. Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada
Pengelola Barang;
c. Memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas
pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang
milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;
d. Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk
mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;
e. Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas
pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang
telah disetujui oleh Bupati atau DPRD;
f. Membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi
inventarisasi barang milik daerah;
g. Melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna
Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola
Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola
Barang;
h. Mengamankan dan memelihara barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada huruf g;
i. Membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan
pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; dan
j. Menyusun laporan barang milik daerah.
Pengguna Barang Milik Daerah
Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Barang adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati, berwenang dan bertanggung
jawab:
a. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang
milik daerah bagi Perangkat Daerah yang dipimpinnya;
b. Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan
barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya
yang sah;
c. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah
yang berada dalam penguasaannya;
| - 96 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72011
72012
72013
72014
72015
72016
72017
d. Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi Perangkat Daerah yang dipimpinnya;
e. Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
f. Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang
milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain
tanah dan/atau bangunan;
g. Menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang
dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain,
kepada Bupati melalui Pengelola Barang;
h. Mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik
daerah;
i. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam
penguasaannya; dan
j. Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna
semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang
berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.
Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah
Pengguna Barang dapat melimpahkan sebagian kewenangan dan
tanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Barang yang ditetapkan
oleh Bupati atas usul Pengguna Barang.
Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah selanjutnya disebut sebagai
Kuasa Pengguna Barang adalah kepala unit kerja atau pejabat
yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang
milik daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-
baiknya.
Penetapan Kuasa Pengguna Barang sebagaimana dimaksud
tersebut di atas, berdasarkan pertimbangan jumlah barang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, dan/atau rentang
kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang Milik Daerah
Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang adalah Pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha barang milik daerah pada
Pengguna Barang yang ditetapkan oleh Bupati atas usul Pengguna
Barang.
Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang sebagaimana dimaksud
tersebut di atas adalah Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian pada Perangkat Daerah.
| - 97 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72018
72019
72020
72021
Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang berwenang dan
bertanggung jawab:
a. Menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang
milik daerah pada Pengguna Barang;
b. Meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan
barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya
yang sah;
c. Meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah
yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus
Barang Pembantu;
d. Menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan;
e. Mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna
Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain;
f. Menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah;
g. Meneliti laporan barang semesteran dan tahunan yang
dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus
Barang Pembantu;
h. Memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB)
dengan menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB)
untuk mengeluarkan barang milik daerah dari gudang
penyimpanan;
i. Meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
setiap semester dan setiap tahun;
j. Melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan
atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah; dan
k. Meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan
oleh Pengurus Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang
Pembantu.
Pengurus Barang Pengelola
Pengurus Barang Pengelola adalah pejabat yang membidangi
fungsi pengelolaan barang milik daerah pada Pejabat
Penatausahaan Barang yang ditetapkan oleh Bupati atas usul
Pejabat Penatausahaan Barang.
Pengurus Barang Pengelola sebagaimana dimaksud tersebut di
atas, adalah Kepala Bidang Aset Daerah pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, berwenang dan bertanggungjawab:
a. Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang
milik daerah kepada Pejabat Penatausahaan Barang;
| - 98 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72022
72023
72024
72025
72026
72027
b. Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan
persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan
pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pejabat
Penatausahaan Barang;
c. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan
persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;
d. Meneliti dokumen usulan penggunaan, pemanfaatan,
pemusnahan, dan penghapusan dari Pengguna Barang,
sebagai bahan pertimbangan oleh Pejabat Penatausahaan
Barang dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik
daerah;
e. Menyiapkan bahan pencatatan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari
Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada Gubernur/Bupati/Walikota
melalui Pengelola Barang;
f. Menyimpan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah;
g. Menyimpan salinan dokumen Laporan Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang;
h. Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang milik daerah; dan
i. Merekapitulasi dan menghimpun Laporan Barang Pengguna
semesteran dan tahunan serta Laporan Barang Pengelola
sebagai bahan penyusunan Laporan barang milik daerah.
Pengurus Barang Pengelola secara administratif dan secara
fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan Barang.
Pembantu Pengurus Barang Pengelola
Pembantu Pengurus Barang Pengelola adalah pengurus barang
yang membantu dalam penyiapan administrasi maupun teknis
penatausahaan barang milik daerah pada Pengelola Barang.
Kepala Sub Bidang pada Bidang Aset Daerah di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dapat ditunjuk sebagai Pembantu
Pengurus Barang Pengelola dalam rangka membantu
melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus Barang
Pengelola yang ditetapkan oleh Pejabat Penatausahaan Barang.
Pengurus Barang Pengguna
Pengurus Barang Pengguna adalah Jabatan Fungsional Umum
yang diserahi tugas menerima, menyimpan, mengeluarkan,
menatausahakan barang milik daerah pada Pengguna Barang.
| - 99 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72028
Pengurus Barang Pengguna ditetapkan oleh Bupati atas usul
Pengguna Barang, berwenang dan bertanggungjawab:
a. Membantu menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan
penganggaran barang milik daerah;
b. Menyiapkan usulan permohonan penetapan status
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban
APBD dan perolehan lainnya yang sah;
c. Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik
daerah;
d. Membantu mengamankan barang milik daerah yang berada
pada Pengguna Barang;
e. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan;
f. Menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna
Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;
g. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah;
h. Menyusun laporan barang semesteran dan tahunan;
i. Menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota
permintaan barang;
j. Mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Pejabat
Penatausahaan Barang Pengguna;
k. Menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran
Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan
barang;
l. Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan
tahunan;
m. Memberi label barang milik daerah;
n. Mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik
barang milik daerah berdasarkan pengecekan fisik barang;
o. Melakukan stock opname barang persediaan;
p. Menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen
kepemilikan barang milik daerah dan menyimpan
asli/fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;
q. Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah;
dan
r. Membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang
disampaikan kepada Pengelola Barang melalui Pengguna
Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang.
| - 100 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
72029
72030
72031
72032
72033
72034
72035
Pengurus Barang Pengguna sebagaimana dimaksud tersebut di
atas secara administratif bertanggung jawab kepada Pengguna
Barang dan secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada Pengelola Barang melalui Pejabat Penatausahaan
Barang.
Dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi Pengurus
Barang Pengguna dapat dibantu oleh Pembantu Pengurus Barang
Pengguna yang ditetapkan oleh Pengguna Barang.
Pembantu Pengurus Barang Pengguna adalah pengurus barang
yang membantu dalam penyiapan administrasi maupun teknis
penatausahaan barang milik daerah pada Pengguna Barang.
Pengurus Barang Pembantu
Pengurus Barang Pembantu adalah fungsional umum yang
diserahi tugas menerima, menyimpan, mengeluarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan barang milik
daerah pada Kuasa Pengguna Barang, ditetapkan oleh Bupati atas
usul Kuasa Pengguna Barang melalui Pengguna Barang.
Penunjukan Pengurus Barang Pembantu sebagaimana dimaksud
tersebut di atas dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah
barang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau
rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
Wewenang dan tanggungjawab Pengurus Barang Pembantu adalah:
a. Menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran
barang milik daerah;
b. Menyiapkan usulan permohonan penetapan status
penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban
APBD dan perolehan lainnya yang sah;
c. Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik
daerah;
d. Membantu mengamankan barang milik daerah yang berada
pada Kuasa Pengguna Barang;
e. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan
DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan;
f. Menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kuasa
Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain;
g. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah;
h. Menyusun laporan barang semesteran dan tahunan;
i. Menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota
permintaan barang;
| - 101 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
j. Mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Kuasa
Pengguna Barang;
k. Menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran
Barang (SPPB) yang dituangkan dalam berita acara penyerahan
barang;
l. Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan
tahunan;
m. Memberi label barang milik daerah;
n. Mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna
Barang atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah
pengecekan fisik barang;
o. Melakukan stock opname barang persediaan;
p. Menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen
kepemilikan barang milik daerah dan menyimpan asli/
fotokopi/salinan dokumen penatausahaan;
q. Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan
barang Kuasa Pengguna Barang dan laporan barang milik
daerah; dan
r. Membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang
disampaikan pada Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna
Barang setelah diteliti oleh Pejabat Penatausahaan Pengguna
Barang dan Pengurus Barang Pengguna.
80000 PENUTUP
80001
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Lebak ini untuk
digunakan sebagai acuan bagi Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lebak dalam pelaksanaan APBD,
pelaporan dan pertanggungjawaban APBD agar terwujud tertib
administrasi dalam pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
azas ketertiban, ketaatan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat.
80002 Keberhasilan dalam pelaksanaan tata kelola APBD akan sulit
terwujud jika tidak disertai dukungan dari seluruh Aparatur pada
Perangkat Daerah, oleh karenanya sukses perencanaan, sukses
pelaksanaan dan sukses pertangungjawaban APBD Kabupaten
Lebak sangat dipengaruhi oleh keterpaduan dan koordinasi secara
bersama-sama mewujudkan tata kelola kearah yang lebih baik.
BUPATI LEBAK,
Cap/ttd
ITI OCTAVIA JAYABAYA
| - 102 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
III.1. ANGGARAN KAS SKPD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
ANGGARAN KAS
TAHUN ANGGARAN XXXX
Unit Organisasi :
Program :
Kegiatan :
Kode
Rekening Uraian
Anggaran
Tahun Ini
(Rp)
Triwulan I (Rp) Triwulan II (Rp) Triwulan III (Rp) Triwulan IV (Rp)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem
ber
Okto
ber November Desember
Jumlah Belanja per Bulan
Jumlah Belanja Langsung
per Triwulan
| - 103 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
III.2. FORMAT DPA-SKPD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA - SKPD)
.....................................................................
TAHUN ANGGARAN XXXX
Kode Nama Formulir
DPA - SKPD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak
Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.2
Rekapitulasi Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
DPA - SKPD 2.2.1
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja
Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan
Kerja Perangkat Daerah
| - 104 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tahun Anggaran …. Formulir
DPA - SKPD Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Urusan Pemerintahan : x.xx ……………………………
Organisasi : x.xx.xx ……………………………
Kode
Rekening Uraian
Jumlah
1 2 3
Surplus/ (Defisit)
Pembiayaan netto
Rencana Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah per triwulan
No Uraian Triwulan
I II III IV Jumlah
1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6
1 Pendapatan
2.1 Belanja tidak langsung
2.2 Belanja langsung
……..,tanggal………..
Menyetujui
Sekretaris Daerah,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 105 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA - SKPD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PENDAPATAN
NO DPA SKPD : x.xx xx 00 00 4
URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ………………………………………………….
ORGANISASI : x.xx.x
x ………………………………………………….
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
:
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 106 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
NOMOR DPA-SKPD Formulir
DPA - SKPD 1 x.xx xx 00 00 4
Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx
Urusan Pemerintahan : x.xx …………………
Organisasi : x.xx.xx …………………
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode Rekening Uraian
Rincian Penghitungan Jumlah
Volume Satuan Tarif/
Harga
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Pendapatan per Triwulan
Triwulan I Rp ………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp …………
Jumlah Rp ………… (tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 107 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA - SKPD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
BELANJA TIDAK LANGSUNG
NO DPA SKPD : x.xx xx 00 00 4
URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ………………………………………………….
ORGANISASI : x.xx.x
x ………………………………………………….
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
:
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 108 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
NOMOR DPA-SKPD Formulir
DPA - SKPD
2.1 x.xx xx 00 00 5 1
Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Urusan Pemerintahan : x.xx ………………….
Organisasi : x.xx.xx ………………….
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rekening Uraian
Rincian Penghitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Harga
satuan
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
Triwulan I Rp ……………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ……………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ……………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp ………………
Jumlah Rp ………………
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 109 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
DPA - SKPD 2.2 Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Urusan Pemerintahan : x.xx ………………….
Organisasi : x.xx.xx ………………….
Rekapitulasi Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan
Kode Program/
Kegiatan
Uraian Lokasi
Kegiatan
Target
Kinerja
(Kuantita
tif)
Sumber
dana
Triwulan
Jumlah I II III IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11=7+8+9+10
xx Program ….
xx Kegiatan ….
xx Kegiatan ….
xx dst ….
xx Program ….
xx Kegiatan ….
xx Kegiatan ….
xx dst ….
xx Program ….
xx Kegiatan ….
xx Kegiatan ….
xx dst ….
xx dst ….
Jumlah
……..,tanggal………..
Mengesahkan,
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 110 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (DPA - SKPD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
BELANJA LANGSUNG
NO DPA SKPD : x.xx xx 00 00 4
URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ……………………………………………
ORGANISASI : x.xx.xx ……………………………………………
PROGRAM : x.xx.xx.xx ……………………………………………
KEGIATAN : x.xx,xx,xx,xx ……………………………………………
LOKASI KEGIATAN : ……..……………………………………………………………….
SUMBER DANA : ……..……………………………………………………………….
JUMLAH ANGGARAN : Rp. …………………………………………………………….
TERBILANG : (…………………………………………………………………….)
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN : ……………………………………………………………………...
NAMA : ……………………………………………………………………..
NIP : ……………………………………………………………………..
JABATAN : ……………………………………………………………………..
| - 111 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
NOMOR DPA-SKPD FORMULIR
DPA -SKPD
2.2.1 x.xx xx xx xx 5 2
Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx
Urusan Pemerintahan : x.xx ………………….………………….………………….…………
Organisasi : x.xx .xx ………………….………………….………………….…………
Program : x.xx .xx .xx ………………….………………….………………….…………
Kegiatan : x.xx .xx .xx.xx ………………….………………….………………….…………
Waktu pelaksanaan : ....................... ....................... ....................... .......................
Lokasi kegiatan : ....................... ....................... ....................... .......................
Sumber dana : ....................... ....................... ....................... .......................
Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan : ……………
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kode
Rekening Uraian
Rincian Penghitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Harga
satuan
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
……..,tanggal………..
Triwulan I Rp ……………… Mengesahkan,
Triwulan II Rp ……………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan III Rp ………………
Triwulan IV Rp ……………… (tanda tangan)
Jumlah Rp ………………
(nama lengkap)
NIP.
| - 112 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
III.3. FORMAT DPA-PPKD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (DPA - PPKD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
Kode Nama Formulir
DPA - PPKD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah
DPA - PPKD 1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
DPA - PPKD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak
Langsung Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
DPA - PPKD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
DPA - PPKD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
| - 113 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Tahun Anggaran …. Formulir
DPA - PPKD Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Kode
Rekening Uraian
Jumlah
1 2 3
Surplus/ (Defisit)
Pembiayaan netto
Rencana Pelaksanaan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah per triwulan
No Uraian Triwulan
I II III IV Jumlah
1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6
1 Pendapatan
2.1 Belanja Tidak Langsung
3.1 Penerimaan Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
……..,tanggal………..
Menyetujui
Sekretaris Daerah,
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 114 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (DPA - PPKD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PENDAPATAN
NO DPA PPKD : x.xx xx 00 00 4
PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH
: ………………………………………………………………
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 115 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
NOMOR DPA-PPKD Formulir
DPA - PPKD 1 x.xx xx 00 00 4
Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Kode Rekening Uraian
Rincian Penghitungan Jumlah
Volume Satuan Tarif/
Harga
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Pendapatan per Triwulan
Triwulan I Rp ………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp …………
Jumlah Rp ………… (tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 116 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (DPA - PPKD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
BELANJA TIDAK LANGSUNG
NO DPA PPKD : x.xx xx 00 5 1
PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH
: ………………………………………………………………
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 117 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
NOMOR DPA-PPKD Formulir
DPA - PPKD 2.1 x.xx xx 00 00 5 1
Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Belanja Tidak Langsung Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Kode
Rekening Uraian
Rincian Penghitungan Jumlah
(Rp) Volume Satuan Harga
satuan
1 2 3 4 5 6 = 3 x 5
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah
Rencana Penarikan Dana per Triwulan
Triwulan I Rp ……………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ……………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ……………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp ………………
Jumlah Rp ………………
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 118 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (DPA - PPKD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
NO DPA PPKD : x.xx xx 00 6 1
PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH
: ………………………………………………………………
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 119 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
NOMOR DPA-PPKD Formulir
DPA - PPKD
3.1 x.xx xx 00 6 1
Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Penerimaan Pembiayaan
Kode Rekening Uraian Jumlah
1 2 3
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah Penerimaan
Rencana Penerimaan per Triwulan
Triwulan I Rp ………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp …………
Jumlah Rp ………… (tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 120 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
KABUPATEN LEBAK
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (DPA - PPKD)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
NO DPA PPKD : x.xx xx 00 6 2
PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH
: ………………………………………………………………
NAMA : ………………………………………………………………
NIP : ………………………………………………………………
JABATAN : ………………………………………………………………
| - 121 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
NOMOR DPA-PPKD Formulir
DPA - PPKD
3.2 x.xx xx 00 6 2
Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran xxxx
Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pengeluaran Pembiayaan
Kode Rekening Uraian Jumlah
1 2 3
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx
Jumlah Pengeluaran
Rencana Penerimaan per Triwulan
Triwulan I Rp ………… ……..,tanggal………..
Triwulan II Rp ………… Mengesahkan,
Triwulan III Rp ………… Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Triwulan IV Rp …………
Jumlah Rp ………… (tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP.
| - 122 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
III.3. FORMAT SPD-ANGGARAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH SELAKU BENDAHARA UMUM DAERAH
NOMOR : ……………………………….
TENTANG SURAT PENYEDIAAN DANA ANGGARAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN XXXX PPKD SELAKU BUD
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Tahun
Anggaran xxxx berdasarkan Anggaran Kas yang telah ditetapkan, perlu disediakan pendanaan
dengan menerbitkan Surat Penyediaan Dana Anggaran (SPD-Anggaran);
Mengingat : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor xx Tahun xxxx tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx;
2. Peraturan Bupati Lebak Nomor xx Tahun xxxx tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx;
3. Peraturan Bupati Lebak Nomor xx Tahun xxxx tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lebak;
4. DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD:x.xx.xx.–……………………………………….
(Daftar nomor terlampir)
MEMUTUSKAN :
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor xx Tahun xxxx Tanggal …………………………. Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lebak Tahun Anggaran xxxx menetapkan/menyediakan kredit anggaran sebagai berikut :
1. Ditujukan kepada SKPD : x.xx.xx. ………………………………………………………...
2. Nama Bendahara Pengeluaran :........…………………………………………………………………
3. Jumlah Penyediaan Dana :Rp. ………………………………………………………………....
(……………………………………..………………………………)
4. Untuk Kebutuhan :Bulan ………………………. s.d. ………………………….
5. Ikhtisar penyediaan dana :
a. Jumlah dana DPA-SKPD/ :Rp. ……………………………………………………………..
DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
b. Akumulasi SPD sebelumnya :Rp. ……………………………………………………………..
c. Sisa dana yang belum di SPD-kan :Rp. ……………………………………………………………..
d. Jumlah dana yang di SPD-kan saat ini:Rp. ……………………………………………………………..
e. Sisa jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/:Rp.……………………………………………………………..
DPAL-SKPD yang belum di SPD-kan .………………………………………………………………………..)
6. Ketentuan-ketentuan lain :
Ditetapkan di Rangkasbitung
Pada tanggal ………………………………….
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
SELAKU
BENDAHARA UMUM DAERAH
…………………………………….
NIP. …………………………….
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
Jalan R.T. Hardiwinangun Nomor 07 Telp. (0252) 201621 Fax. (0252) 209858
RANGKASBITUNG
| - 123 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
TAHUN ANGGARAN XXXX
LAMPIRAN SPD-ANGGARAN NOMOR :
BELANJA TIDAK LANGSUNG :
PERIODE BULAN :
TAHUN ANGGARAN :
Nomor DPA/DPPA-SKPD Uraian Anggaran
Akumulasi
pada SPD-Anggaran
Sebelumnya
Jumlah
pada SPD-Anggaran
Periode Ini
Sisa Anggaran
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
JUMLAH
Jumlah Dana Belanja Tidak Langsung Rp. ………………………………....
Terbilang : (……………………………………………………………………………………………………..)
Ditetapkan di Rangkasbitung
Pada tanggal
………………………………….
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
SELAKU
BENDAHARA UMUM DAERAH
…………………………………….
NIP. …………………………….
| - 124 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK TAHUN ANGGARAN XXXX
LAMPIRAN SPD-ANGGARAN NOMOR : BELANJA LANGSUNG :
PERIODE BULAN :
TAHUN ANGGARAN :
Nomor DPA/DPPA-SKPD Uraian Anggaran
Akumulasi
pada SPD-
Anggaran
Sebelumnya
Jumlah
pada SPD-
Anggaran
Periode Ini
Sisa
Anggaran
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
x.xx.x.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x
x.xx.x.xx.xx.xx.xx.x.x.x.xx.xx
JUMLAH
Jumlah Dana Belanja Langsung Rp. ………………………………...................
Terbilang : (……………………………………………………………………………………………………..)
Ditetapkan di Rangkasbitung
Pada tanggal
………………………………….
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
SELAKU
BENDAHARA UMUM DAERAH
…………………………………….
NIP. …………………………….
| - 125 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.1. FORMAT SKP-DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH (SKP-DAERAH)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BADAN PENDAPATAN DAERAH JL. RT. HARDIWINANGUN NO. 1
TELP. (0252) 201821 Fax (0252) 206858 RANGKASBITUNG
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH
(SKP – DAERAH)
NO. URUT
MASA :
TAHUN : NAMA : ALAMAT : NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWPD) : TANGGAL JATUH TEMPO :
NO KODE REKENING URAIAN PAJAK DAERAH JUMLAH
(Rp)
JUMLAH KETETAPAN POKOK PAJAK JUMLAH SANKSI : BUNGA / DENDA : KENAIKAN JUMLAH KESELURUHAN :
Dengan Huruf PERHATIAN
1. Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerima
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan
A.n. Kepala BAPENDA Kabupaten Lebak
………………………………………. NIP.
TANDA TERIMA NO. URUT :
NAMA ALAMAT yang menerima
NPWPD
JUMLAH
( )
Catatan :
Penetapan SKP-Daerah didasarkan pada nota perhitungan sebagai dasar penetapan pajak daerah
| - 126 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.2. FORMAT SKR-DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH (SKR-DAERAH)
TAHUN ANGGARAN XXXX
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
PERANGKAT DAERAH JL. RT. HARDIWINANGUN NO. 1
TELP. (0252) 201821 Fax (0252) 206858 RANGKASBITUNG
SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH
(SKR – DAERAH)
NO. URUT
MASA :
TAHUN : NAMA : ALAMAT : NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWPD) : TANGGAL JATUH TEMPO :
NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI DAERAH JUMLAH
(Rp)
JUMLAH KETETAPAN POKOK RETRIBUSI JUMLAH SANKSI : BUNGA / DENDA : KENAIKAN JUMLAH KESELURUHAN :
Dengan Huruf PERHATIAN 1. Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerima
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan
A.n. Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Lebak
………………………………………….
NIP.
TANDA TERIMA NO. URUT :
NAMA ALAMAT yang menerima
NPWPD
JUMLAH
( )
Catatan :
Penetapan SKR-Daerah didasarkan pada nota perhitungan sebagai dasar penetapan retribusi
daerah
| - 127 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.3. FORMAT STS
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
SURAT TANDA SETORAN (STS)
STS No. …………………… Bank : ……………
No. Rekening : ……………
Harap diterima uang sebesar …………………………………………………..
(dengan huruf) ( ……………………………………………………………. ………………………………………………………………)
Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :
No Kode Rekening Uraian Rincian
Objek Jumlah (Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah
Uang tersebut diterima pada tanggal ……………………………………………..
Pengguna Anggaran/ Bendahara Penerima Kuasa Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) ( Nama Lengkap)
NIP. NIP
(Catatan : STS dilampiri Setoran Bank)
Cara Pengisian :
1. Kolom Kode Rekening di isi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan 2. Kolom uraian rincian obyek di isi uraian nama rincian obyek pendapatan
3. Kolom jumlah diisi jumlah nilai nomimal penerimaan setiap rincian pendapatan
Catatan :
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi daerah dan
penerimaan daerah lainnya)
| - 128 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.4. FORMAT TBP
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
TANDA BUKTI PENYETORAN
TBP No. …………………… Bank : …………… No. Rekening : ……………
Harap diterima uang sebesar …………………………………………………..
(dengan huruf) ( ……………………………………………………………. ………………………………………………………………)
Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :
No Kode Rekening Uraian Rincian
Objek Jumlah (Rp)
1
2
3
4
5
Jumlah
Uang tersebut diterima pada tanggal ……………………………………………..
Pengguna Anggaran/ Bendahara Penerima Kuasa Pengguna Anggaran
(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)
(Nama Lengkap) ( Nama Lengkap) NIP. NIP
(Catatan : STS dilampiri Setoran Bank)
Cara Pengisian :
1. Kolom Kode Rekening di isi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan 2. Kolom uraian rincian obyek di isi uraian nama rincian obyek pendapatan
3. Kolom jumlah diisi jumlah nilai nomimal penerimaan setiap rincian pendapatan
Catatan :
Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi daerah dan
penerimaan daerah lainnya)
| - 129 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.5. FORMAT REGISTER STS
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
REGISTER STS SKPD ……………………….. TAHUN ANGGARAN XXXX
Bendahara Penerimaan
No No. STS Tanggal Kode Rekening Uraian Jumlah Penyetor Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Cara Pengisian
1. Judul diisi dengan nama KABUPAEN LEBAK, nama SKPD yang bersangktan, tahun anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan nomor STS 4. Kolom 3 diisi dengan tanggal STS
5. Kolom 4 diisi kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.
Dalam satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan
6. Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan 7. Kolom 6 diisi dengan nama penyetor
8. Kolom 7 diisi dengan nama penyetor
9. Kolom 8 diisi dengan keterangan jika diperlukan 10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas
• Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan
| - 130 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.6. FORMAT BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : ……………………… Periode : ………………………
No
Penerimaan Penyetoran
Ket Tgl
No.
Bukti
Cara
Pembayaran
Kode
Rekening Uraian Jumlah Tgl
No.
STS Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah Penerimaan : ………………………………..
Jumlah yang disetorkan : ………………………………..
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan : ………………………………..
Terdiri atas
a. Tunai sebesar ………………………..
b. Bank sebesat ………………………..
c. Lainnya ………………………..
Mengetahui/Menyetujui
Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Mengetahui/Menyetujui
Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Cara Pengisian 2. Judul diisi nama KABUPATEN LEBAK, nama SKPD yang bersangkutan dan Periode
3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
4. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan 5. Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan
6. Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau
melalui kas umum daerah
7. Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah 8. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening
9. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah
10. Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran 11. Kolom 9 diisi dengan nomor STS
12. Kolom 10 diisi dengan jumlah uang yang disetor
13. Kolom 11 diisi dengan keterangan jika diperlukan 14. Jumlah penerimaan diisi dengan total jumlah pendapatan selama 1 bulan
15. Jumlah disetorkan adalah jumlah total penyetoran pendapatan selama 1 bulan
16. Saldo kas di Bendahara Penerimaan diisi dengan sis akas yang masih dipegang oleh Bendahara Penerimaan baik dalam bentuk kas tunai, simpanan di bank, ataupun lainnya
17. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas
• Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.
| - 131 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.7. FORMAT LPJ ADMINISTRATIF
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ADMINISTRATIF
BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD : ……………………………….. PERIODE : ………………………………..
A. Penerimaan Rp.…………… 1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp…………….
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………….
3. Melalui ke rekening bendahara penerimaan Rp……………. 4. Melalui ke rekening kas umum daerah Rp…………….
B. Jumlah Penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp.……………
C. Jumlah Penyetoran Rp.…………… D. Saldo Kas di Bendahara
1. Bendahara Penerimaan Rp………………. 2. Bendahara Penerimaan Pembantu Rp……………….
3. Bendahara Penerimaan Pembantu Rp……………….
4. Dst…. Rp……………….
Mengetahui/Menyetujui
Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Mengetahui/Menyetujui
Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
| - 132 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.8. FORMAT LPJ FUNGSIONAL
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN FUNGSIONAL
BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD : …………………………….. PERIODE : ……………………………..
A. Penerimaan Rp.……………
1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp……………. 2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp…………….
3. Melalui ke rekening bendahara penerimaan Rp……………
4. Melalui ke rekening kas umum daerah Rp…………….
B. Jumlah Penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp.…………… C. Jumlah Penyetoran Rp.……………
D. Saldo Kas di Bendahara 1. Bendahara Penerimaan Rp……………….
2. Bendahara Penerimaan Pembantu Rp………………. 3. Bendahara Penerimaan Pembantu Rp……………….
4. Dst…. Rp……………….
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas) NIP.
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas) NIP.
| - 133 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.9. FORMAT BUKU PENERIMAAN PPKD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU PENERIMAAN PPKD
BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
Nomor Tanggal Kode
Kredit
Buku
Lain
Kode
Rekening Uraian Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah bulan ini
Jumlah s.d bulan lalu
Jumlah akhir
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas) NIP.
Mengetahui/Menyetujui Pengguna Anggaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas) NIP.
Cara Pengisian
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
4. Kolom 3 diisi dengan nomor nota kredit penerimaan 5. Kolom 4 diisi dengan nomor bukti lain apabila tidak menggunakan nota kredit
6. Kolom 5 diisi dengan kode rekening pendapatan
7. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan 8. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan
9. Kolom 8 diisi dengan keterangan jika diperlukan
10. Jumlah bulan ini adalah total penerimaan selama satu bulan 11. Jumlah sampai dengan bulan lalu adalah saldo pendapatan sampai dengan bulan lalu
12. Jumlah akhir adalah jumlah antara jumlah bulan ini ditambaj jumlah sampai dengan
bulan lalu
13. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh bendahara penerimaan PPKD dan PPKD disertai nama jelas
• Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerima
| - 134 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.10. FORMAT LAPORAN POSISI KAS HARIAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
LAPORAN POSISI KAS HARIAN
HARI : ………………………………..
TANGGAL : ……………………………….. PERIODE : ………………………………..
Nomor
Transaksi
Uraian Penerimaan Pengeluaran SP2D STS
Lain-Lain
Jumlah
Perubahan posisi kas hari ini
Posisi Kas ( H-1)
Posisi Kas (H)
Rekapitulasi Posisi Kas di BUD Saldo di Bank 1 Rp Saldo di Bank 2 Rp. _______________
Total saldo Kas* Rp.
………..tanggal……….
Bendahara Umum Daerah
( Nama Jelas )
• Total saldo kas harus sama dengan Posisi Kas (H)
Cara Pengisian
1. Judul diisi dengan Hari, Tanggal dan Periode diisi dengan Hari, Tanggal dan Bulan Laporan Posisi Kas Harian
2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut transaksi
3. Kolom 2 diisi dengan nomor salah satu bukti transaksi apakah SP2D/STS/Bukti lain yang sah
4. Kolom 3 diisi dengan uraian sesuai dengan bukti transaksi
5. Kolom 4 diisi dengan jumlah (Rp) penerimaan yang masuk ke Kas Umum Daerah
6. Kolom 5 diisi dengan jumlah (Rp) pengeluaran yang keluar dari Kas Umum Daerah 7. Jumlah diisi jumlah dari kolom penerimaan dan pengeluaran
8. Perubahan Posisi Kas hari ini diisi dengan jumlah selisih antara jumlah kolom
penerimaan dengan jumlah pengeluaran. Apabila lebih besar jumlah kolim penerimaan maka selisih di rulis pada kolom pengeluaran. Apabila lebih besar jumlah kolom
pengeluaran maka selisih di tulis pada kolom penerimaan
9. Posisi Kas (h-1) diisi Posisi kas satu hari sebelumnya 10. Posisi kas (h) diisi dengan penjumlahan antara posisi kas (h-1) dengan perubahan posisi
kas hari ini
| - 135 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.11. FORMAT REKONSILIASI BANK
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
REKONSILIASI BANK
PERIODE : ………………….. 1. Saldo Kas Umum Daerah Menurut Buku Rp.
2. Saldo Kas Umum Daerah Menurut Bank Rp. ………………….. Selisih Rp. …………………..
Keterangan selisih
A. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
belum dicatat oleh Bank a. STS No…………. Rp.
b. Bukti lain yang sah Rp. c. Dst Rp. ____________ Rp. ___________
Rp.
B. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku, belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No…………. Rp. b. Nota Kredit No…… Rp.
b. Bukti lain yang sah Rp. c. Dst Rp. ____________ Rp. ___________
Rp. C. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,
belum dicatat oleh Bank
a. STS No…………. Rp. b. Nota Kredit No…… Rp.
b. Bukti lain yang sah Rp. c. Dst Rp. ____________ Rp. ___________
Rp. D. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,
belum dicatat oleh Bank
a. SP2D No…………. Rp. b. Nota Kredit No…… Rp.
b. Bukti lain yang sah Rp. c. Dst Rp. ____________ Rp. ___________
Rp.
……………tanggal…………… Bendahara Umum Daerah
( Nama Jelas ) NIP. …………………………..
Cara Pengisian
1. Judul diisi dengan Periode diisi dengn tanggal rekonsiliasi 2. Saldo Kas Umum Daerah menurut Buku diisi jumlah saldo akhir kas di pada rekening bank menurut
catatan buku pada tanggal rekonsiliasi
3. Saldo kas umum daerah menurut Bank diisi jumlah saldo akhir kas di Bank menurut catatan Bank
pada tanggal rekonsiliasi
4. Selisih diisi dengan jumlah selisih antara kas menurut catata buku dan menurut catatan Bank 5. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku, belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat dibuku tetapi belum dicatat di Bank
6. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku, belum dicatat oleh Bank diisi dengan jumlah (Rp)
STS/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat dibuku tetapi belum dicatat di Bank
7. Penerimaan yang telah dicatat oleh Bank, belum diatat oleh Biku diisi dengan jumlah (Rp) STS/Bukti
lain yang sah yang sudah dicatat oleh Bank tetapi ekum dicatat dibuku 8. Pengeluaran yang telah dicatat oleh bank, Belum dicatat oleh buku diisi dengan jumlah (Rp)
SP2D/Bukti lain yang sah yang sudah dicatat dibank tetapi belum dicatat dibuku
| - 136 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.12. FORMAT SPP
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) Nomor : …………………………………………
Uang Persediaan
(1) SPP-UP
(1)
Ganti Uang Persediaan (2) SPP-
GU
Tambahan Uang Persediaan
SPP-TU
(2)
Pembayaran Langsung (4) SPP-LS
Kode Kode
1. SKPD : ………………….(……) 7. Urusan Pemerintahan : ………………….(……)
2. Unit Kerja : ………………….(……) 8. Nama Program : ………………… (……)
3. Alamat : …………………. 9. Nama Kegiatan : ………………… (……)
4. No. DPA-SKPD/DPPA-
SKPD/DPAL-SKPD Tanggal DPA-SKPD/DPPA
SKPD/DPAL-SKPD : ………………….(……)
5. Tahun Anggaran :
6. Bulan :
Kepada Yth Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD ……………………
Di
Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Lebak Nomor …… Tahun …… tentang Penjabaran
APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran sebagai berikut :
a. Jumlah Pembayaran yang diminya : Rp. ……………………………………
(terbilang ……………………………….) b. Untuk keperluan : …………………………………………
c. Nama Bendahara Pengeluaran/Pihak ketiga : …………………………………………
d. Alamat : ………………………………………… e. No. Rekening Bank : …………………………………………
: …………………………………………
Mengetahui/Menyetujui
Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
Mengetahui/Menyetujui
Bendahara Pengeluaran
( Tanda Tangan )
( Nama Jelas)
NIP.
| - 137 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.13. FORMAT SPM
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
SURAT PERINTAH MEMBAYAR TAHUN ANGGARAN XXXX
UP/GU/TU/LS
Nomor SPM : ………………
(diisi oleh PPK –SKPD)
KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH
KABUPATEN LEBAK
Supaya menerbitkan SP2D kepada :
Potongan - potongan
SKPD …………………………………………………..
Bendahara Pengeluaran/Pihak Ketiga : ……….
……………………………………………………………
Nomor Rekening Bank …………………………….. ……………………………………………………………
NPWP : …………………………………………………
Dasar Pembayaran/No dan Tanggal SPD :…….
No Uraian
(No. Rekening) Jumlah Keterangan
1 Iuran Wajib
Pegawai Negeri
2 Tabungan
Perumahan Pegawai
3
Jumlah Potongan Rp.
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)’
No
Uraian
Jumlah Keterangan
1 PPN
2 PPh
3
Jumlah Rp…….
Jumlah Potongan Rp. Rp………..
Uang sejumlah …………………………………….
………….tanggal…….
Kepala SKPD
( …………………)
Untuk keperluan : ………………………………….
………………………………………………………….. 1. Belanja Tidak Langsung**)
2. Belanja Langsung**)
Pembebasan pada Kode Rekening
(Kode Rekening) : ……………………. Rp……….. (Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp……….. (Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp……….. (Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp……….. (Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
(Kode Rekening) : ……………………. Rp………..
Jumlah SPP yang diminta Rp……………………
(…………………..)
Nomor dan Tanggal SPP : ……. dan ……..
* Coret yang tidak perlu
**) pilih yang sesuai
SPM ini sah apabila telah ditandatangani dan distempel oleh Kepala SKPD
| - 138 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.14. FORMAT SP2D
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA
(SP2D) Nomor SPM :
Tanggal : SKPD :
Dari : Kuasa BUD
Tahun Anggaran :
Bank/Pos : ...............................................................
Hendaklah mencairkan/memindahkan dari baki rekening nomor .................................. Uang sebesar Rp.............. ( terbilang .....................)
Kepada :
NPWP : No. Rekening Bank :
Bank/Pos :
Keperluan untuk :
NO KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp)
Jumlah Potongan - Potongan
No Uraian ( No. Rekening) Jumlah
(Rp) Keterangan
1 Iuran Wajib Pegawai Negeri
2 Tabungan Perumahan Pegawai
3
Jumlah Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)
No Uraian ( No. Rekening) Jumlah
(Rp) Keterangan
1 PPN
2 PPH
Jumlah
SP2D yang dibayarkan
Jumlah yang diminta Rp. ..............................
Jumlah potongan Rp. ..............................
Jumlah yang dibayarkan Rp. ..............................
Uang sejumlah
............................................................................................................................. ..
Lembar 1 : Bank yang ditunjuk
Lembar 2 : Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran
Lembar 3 : Arsip Kuasa BUD Lembar 4 : Pihak Ketiga
.......................................
Kuasa Bendahara Umum Daerah
( .....................................)
NIP. ................................
| - 139 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.15. FORMAT REGISTER SPP/SPM/SP2D BUD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK REGISTER SPP/SPM/SP2D
SKPD ……………………………….
No Jenis
UP/GU/TU/LS
SPP SPM SP2D
Uraian Jumlah Ket Tgl Nomor Tgl Nomor
Tgl
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
……………tanggal……………
Bendahara Pengeluaran
( Nama Jelas )
NIP. ………….
Cara Pengisian :
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
2. Kolom 2 diisi dengan jenis pengeluaran dengan UP/GU/TU/LS 3. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
4. Kolom 4 diisi dengan nomor SPP yang diajukan 5. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom
sebelumnya. 6. Kolom 6 diisi dengan nomor SPM yang diterbitkan
7. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM
pada kolom sebelumnya 8. Kolom 8 diisi dengan nomor SP2Dk yang diterbitkan
9. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan 10. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairanb
11. Kolom 11 diisid engan keterangan yang diperlukan 12. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran disertai nama
jelas.
| - 140 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.16. FORMAT REGISTER SPP/SPM/SP2D SKPD
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK REGISTER SPP/SPM/SP2D
SKPD ……………………………….
No Jenis
UP/GU/TU/LS
SPP SPM SP2D
Uraian Jumlah Ket Tgl Nomor Tgl Nomor
Tgl
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
……………tanggal……………
Bendahara Pengeluaran
( Nama Jelas )
NIP. ……………
Cara Pengisian :
1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut 2. Kolom 2 diisi dengan jenis pengeluaran dengan UP/GU/TU/LS
3. Kolom 3 diisi dengan tanggal pengajuan SPP
4. Kolom 4 diisi dengan nomor SPP yang diajukan 5. Kolom 5 diisi dengan tanggal penerbitan SPM terkait pengajuan SPP pada kolom
sebelumnya. 6. Kolom 6 diisi dengan nomor SPM yang diterbitkan
7. Kolom 7 diisi dengan tanggal penerbitan SP2D terkait dengan penerbitan SPM pada kolom sebelumnya
8. Kolom 8 diisi dengan nomor SP2Dk yang diterbitkan 9. Kolom 9 diisi dengan Uraian Pengajuan
10. Kolom 10 diisi dengan jumlah pencairanb
11. Kolom 11 diisid engan keterangan yang diperlukan 12. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran disertai nama
jelas.
| - 141 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.17. FORMAT SURAT PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA
KOP SKPD
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Nomor : ..................
1. Nama SKPD : ..............
2. Kode Satuan Kerja : ..............
3. Tanggal/Nomor DPA : .............. 4. Kegiatan : ..............
5. Jenis Belanja : ..............
Yang bertanda tangan dibawah ini Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD.....................menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang dibayarkan kepada yang berhak menerima dengan perincian sebagai
berikut :
No. No. Rincian
Objek Penerima Uraian
Pengesahan SPJ Jumlah
Tanggal Nomor
Bukti – bukti pengeluaran yang sah dan lengkap tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan
yang berlaku pada ..........(SKPD)................ untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Rangkasbitung, .......................
Pengguna Anggaran /
Kuasa Pangguna Anggaran
(Nama Lengkap)
NIP.............
| - 142 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.18. FORMAT SURAT REKOMENDASI INSPEKTORAT
KOP INSPEKTORAT
REKOMENDASI Nomor : ..................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ........................................
Jabatan : ........................................
Berdasarkan surat permohonan rekomendasi Pengajuan................................................
Kecamatan................................. Nomor ........................................., dengan ini memberikan rekomendasi kepada Camat .............................. untuk melakukan pengajuan .................................... sebesar
Rp...........................................
Surat Rekomendasi ini diberikan setelah meneliti kelengkapan ......................... sebelumnya. Surat Rekomendasi ini tidak berkaitan dengan
hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Lebak dan lembaga pengawasan lainnya.
Demikian rekomendasi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
......................,............................
INSPEKTORAT KABUPATEN LEBAK
.................................................... NIP.............................................
| - 143 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.19. FORMAT LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN (SIMONEV)
LAPORAN BULANAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN APBD
NAMA SKPD 2016
NO PEKERJAAN/KEGIATAN VOLUME PAGU KONTRAK PELAKSANAAN LOKASI FISIKKEUANGAN
(Rp)KEUANGAN (%) KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PROGRAM …………
1 Kegiatan …………..
BL Belanja Pegawai
Belanja Pegawai
BL Belanja Barang Jasa
Belanja Barang/Jasa
BL Belanja Modal
Belanja Modal
………………………………….. 2016
Kepala SKPD
____________________________
CTT : Laporan Bulanan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan
merupakan output dari aplikasi Simaru yang harus di entry dari alamat
website http : // limas.lebakkab.go.id/simonev
| - 144 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.20. FORMAT RESUME PENGADAAN BARANG/JASA
RINGKASAN TANDA BUKTI PERJANJIAN
Nama SKPD : Diisi dengan Nama SKPD
Kode Rekening Kegiatan : Diisi dengan Kode Rekening Kegiatan
Nama Pekerjaan : Diisi dengan nama pekerjaan
Nomor dan Tanggal Bukti Perjanjian (Bukti Pembelian / Kwitansi / SPK /
Surat Perjanjian / Surat Pesanan)
: Diisi Nomor dan Tanggal Bukti
Perjanjian
Nilai Kontrak Pekerjaan : Diisi dengan nilai kontrak
Uraian dan Volume Pekerjaan : Diisi dengan uraian dan volume pekerjaan sesuai dengan kontrak
pekerjaan / tanda bukti perjanjian
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Diisi dengan jumlah hari
pelaksanaan sesuai yang tercantum
dalam tanda bukti perjanjian
(misalnya 30 hari kalender)
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : Diisi dengan tanggal harus diserahkannya barang/jasa sesuai
dengan tanda bukti perjanjian
Nama Penyedia Barang/jasa Diisi dengan penyedia barang/jasa
Alamat Penyedia Barang/jasa : Diisi dengan alamat jelas penyedia
barang/jasa
Cara Pembayaran : Diisi dengan cara pembayaran yang
diatur dalam tanda bukti perjanjian
Jangka Waktu Pemeliharaan : Diisi dengan lamanya pemeliharaan
barang/jasa (apabila ada masa
pemeliharaan)
Ketentuan Sanksi : Diisi dengan sanksi yang akan dikenakan apabila terjadi wan
prestasi dalam pelaksanaan
pekerjaan
Pejabat Pembuat Komitmen,
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas) NIP.
Catatan: - Tanda Bukti Perjanjian adalah bukti
secara tertulis atas terjadinya perjanjian
antara PPK dengan Penyedia Barang /
Jasa untuk melaksanakan kewajiban
masing-masing yang tertera dalam
perjanjiannya, berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
- Apabila terjadi addendum kontrak, data
agar disesuaikan dengan perubahannya
| - 145 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.21. FORMAT BUKU KAS UMUM
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU KAS UMUM
SKPD : .................
No Tanggal Uraian Kode
Rekening Penerimaan Pengeluaran Saldo
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. .................... ( .................................... ( dengan huruf)
Terdiri dari a. Tunai Rp. ...................
b. Saldo Bank Rp. ................... c. Surat Berharga Rp. ...................
Mengetahui
Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas )
NIP.........................
....................Tanggal .............
Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas )
NIP.....................
Cara Pengisian 1. Kolom No. Diisi dengan nomor urut transaksi BKU Bendahara Pengeluaran
(dimulai dari nomor 1 dan seterusnya). Nomor urut yang digunakan adalah nomor nurut per transaksi bukan per pencatatan. Maksudnya apabila satu transaksi n
menghasilkan dua atau lebih pencatatan, maka terhadap pencatatan kedua dan seterusnya cukup menggunakan nomor urut transaksi yang pertama kali dicatat.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi
3. Kolom uraian diisi dengan uraian transaksi 4. Kolom kode rekening diisi dengan nomor kode rekening, kolom ini diisi hanya
untuk transaksi belanja 5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah transaksi pengeluaran 7. Kolom saldo diisi dengan jumlah atau saldo akumulasi
8. Kas di bendahara pengeluaran diisi nilai yang tercantum pada kolom saldo pada saat penutupan akhir bulan. Kas di bendahara pengeluaran dapat berupa kas
tunai atau simpanan di Bank
9. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran disertai nama jelas
| - 146 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.22. FORMAT BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
SKPD : .................
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Mengetahui Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.........................
....................Tanggal ............. Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.....................
Cara Pengisian
1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran tunai bendahara pengeluaran.
2. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran tunai pada BKU
3. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran tunai
4. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan tunai 5. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran tunai
6. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo kas tunai 7. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna
Anggaran disertai nama jelas
| - 147 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.23. FORMAT BUKU PEMBANTU SIMPANAN/BANK
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU PEMBANTU SIMPANAN /BANK BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : .................
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Mengetahui
Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas )
NIP.........................
....................Tanggal .............
Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas )
NIP.....................
Cara Pengisian
1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran melalui rekening
bank bendahara pengeluaran 2. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran melalui
bank pada BKU 3. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran melalui Bank
4. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan melalui Bank 5. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran melalui Bank
6. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo bank
7. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran disertai nama jelas
| - 148 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.24. FORMAT BUKU PEMBANTU PANJAR
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
BUKU PEMBANTU PANJAR
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : .................
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Mengetahui Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.........................
....................Tanggal ............. Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.....................
Cara Pengisian 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pertanggungjawaban panjar
2. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pertanggungjawaban panjar pada BKU
3. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pertanggungjawaban panjar 4. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah SPJ Panjar
5. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pemberian panjar
6. Kolom saldo diisi dengan jumlah rupiah pemberian panjar 7. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna
Anggaran disertai nama jelas
| - 149 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.25. FORMAT BUKU PEMBANTU PAJAK
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK BUKU PEMBANTU PAJAK
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : .................
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Mengetahui Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.........................
....................Tanggal ............. Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.....................
Cara Pengisian
1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak
2. Kolom No. BKU diisi dengan nomor pemotongan atau penyetoran pajak pada BKU 3. Kolom uraian diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak
4. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah pemotongan pajak 5. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah penyetoran pajak
6. Kolom saldo diisi dengan jumlah pemotongan atau penyetoran pajak 7. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna
Anggaran disertai nama jelas
| - 150 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
V.26. FORMAT BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD :
Kode Rekening : Nama Rekening : Jumlah Anggaran (DPA) : Rp. .............................
Jumlah Anggaran (DPPA) : Rp. .............................
Tgl No.
BKU Uraian
Belanja
LS
Belanja
TU
Belanja
UP/GU Jumlah
Mengetahui Pengguna Anggaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.........................
....................Tanggal ............. Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas ) NIP.....................
Cara Pengisian 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi pengeluaran
2. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut BKU Bendahara Pengeluaran 3. Kolom uraian diisi dengan uraian belanja
4. Kolom belanja LS diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP LS 5. Kolom belanja TU diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP TU
6. Kolom belanja UP/GU diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP
UP/GU 7. Kolom jumlah diisi akumulasi dari setiap transaksi belanja UP/GU, TU dan LS
8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran disertai nama jelas
| - 151 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.27. FORMAT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : .......................................... Tahun Anggaran : ..........................................
Kode Rekening Uraian Jumlah
Total
Uang persediaan awal periode
Uang persediaan akhir periode
Sisa uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal...... bukti terlampir
....................Tanggal .............
Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan \
( Nama Jelas ) NIP.....................
Catatan:
• Untuk Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan (UP) pada akhir tahun
anggaran agar :
- Mencantumkan keterangan * Sisa uang persediaan telah disetor ke Kas Umum
Daerah pada tanggal .........., bukti terlampir dan
- Diketahui oleh Pengguna Anggaran (PA) dengan mencantumkan tanda tangan
Cara Pengisian
1. Kolom kode rekening diisi dengan kode rekening mulai dari kode rekening
kegiatan, belanja sampai dengan rincian obyek 2. Kolom uraian diisi dengan uraian nama kegiatan dan belanja sampai dengan
rincian obyek 3. Kolom belanja diisi dengan jumlah rupiah belanja untuk kode rekening setiap
rincian obyek belanja 4. Kolom tanda tangan diisi dengan tanda tangan bendaha pengeluaran disertai
dengan nama jelas
| - 152 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.28. FORMAT LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN
Bulan .................. Tahun .........................
Kepada Yth ................................
................................ Di
Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Bupati Lebak Nomor ... Tahun ... tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami
sampaikan Laporan Penutupan Kas Bulanan yang terdapat di Bendahara Pengeluaran SKPD .......................................... adalah sejumlah Rp..................................... dengan perincian sebagai berikut :
A. Kas di Bendahara Pengeluaran
A.1. Saldo Awal bulan tanggal Rp. A.2. Jumlah Penerimaan Rp.
A.3. Jumlah Pengeluaran Rp._______________ A.4 Saldo Akhir Bulan tanggal Rp.
Saldo akhir bulan tanggal ................ terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp............................ dan saldo di bank sebesar
Rp........................................
B. Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu B.1. Saldo Awal bulan tanggal Rp. B.2. Jumlah Penerimaan Rp.
B.3. Jumlah Pengeluaran Rp.________________ B.4 Saldo Akhir Bulan tanggal Rp.
Saldo akhir bulan tanggal ................ terdiri dari saldo di kas tunai sebesar
Rp............................ dan saldo di bank sebesar Rp........................................
C. Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1 Saldo di Kas Tunai Rp. C.2 Saldo di Bank Rp.
C.3 Saldo Total Rp.
....................Tanggal .............
Bendahara Pengeluaran
Tanda Tangan
( Nama Jelas )
NIP.....................
| - 153 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.29. FORMAT SPJ BELANJA ADMINISTRATIF
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
( SPJ BELANJA - ADMINISTRASI )SKPD :
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran:
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan :
s.d Bulan
laluBulan ini
s.d
bulan
ini
s.d
Bulan
lalu
Bulan
ini
s.d
bulan
ini
s.d Bulan
laluBulan ini
s.d
bulan
ini
1 2 3 4 5 6 (4+5) 7 8 9 (7+8) 10 11 12 (10+11) 13 (6+9+12) 14 (3-13)
JUMLAH
Penerimaan
Potongan Pajak
a. PPN
b. PPH-21
c. PPH-22
d. PPH-23
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
Potongan Pajak
a. PPN
b. PPH-21
c. PPH-22
d. PPH-23
Restoran
Jumlah Pengeluaran
Sisa Kas
………………………………………..
Bendahara Pengeluaran
…………………………………….
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/
TU s.d
Bulan ini
SISA PAGU
ANGGARAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
NO URAIANJUMLAH
ANGGARAN
SPJ -LS GAJI SPJ -LS Barang & Jasa SPJ UP/GU/TU
| - 154 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.30. FORMAT SPJ BELANJA FUNGSIONAL
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
( SPJ BELANJA - FUNGSIONAL )SKPD :
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran:
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan :
s.d Bulan
laluBulan ini
s.d
bulan
ini
s.d
Bulan
lalu
Bulan
ini
s.d
bulan
ini
s.d Bulan
laluBulan ini
s.d
bulan
ini
1 2 3 4 5 6 (4+5) 7 8 9 (7+8) 10 11 12 (10+11) 13 (6+9+12) 14 (3-13)
JUMLAH
Penerimaan
Potongan Pajak
a. PPN
b. PPH-21
c. PPH-22
d. PPH-23
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
Potongan Pajak
a. PPN
b. PPH-21
c. PPH-22
d. PPH-23
Restoran
Jumlah Pengeluaran
Sisa Kas
………………………………………..
Bendahara Pengeluaran
…………………………………….
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/
TU s.d
Bulan ini
SISA PAGU
ANGGARAN
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
NO URAIANJUMLAH
ANGGARAN
SPJ -LS GAJI SPJ -LS Barang & Jasa SPJ UP/GU/TU
| - 155 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.31. FORMAT NOTA PENCAIRAN DANA
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
NOTA PENCAIRAN DANA (NPD)
NOMOR : ............. TAHUN ........................
| - 156 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 157 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.32. FORMAT SURAT TUGAS
SURAT TUGAS
Nomor : .......................................
............................................................................................................................................................................................................ :
NAMA : .......................................................
NIP : .......................................................
Untuk : .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
Rangkasbitung, .........................................
(Pejabat yang berwenang menandatangani Surat Tugas)
........................................................
NIP. ...............................................
| - 158 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.33. FORMAT SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)
PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
Lembar Ke : NAMA PERANGKAT DAERAH
Kode No :
Nomor : 090/..
SURAT PERJALANAN DINAS ( SPD )
(HALAMAN DEPAN)
1. Pejabat Pembuat Komitmen : ________________________
2. Nama dan NIP Pegawai yang Melaksana kan Perjalanan Dinas
: _______________________
: _______________________
3. a. Pangkat dan Golongan
a.
_________________________
b. Jabatan/Instansi
b.
_________________________
c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas
c.
_________________________
4. Maksud Perjalanan Dinas
:
5. Alat Angkut yang dipergunakan
:
6. a. Tempat berangkat
a.
_________________________
b. Tempat Tujuan
b.
_________________________
7. a. Lama Perjalanan Dinas
a.
_________________________
b. Tanggal Berangkat
b.
_________________________
c. Tanggal harus kembali
c.
_________________________
8. Pengikut :
Nama
Tempat dan Tgl Lahir Keterangan
1.
2
3
- DIISI KHUSUS UNTUK PERJALANAN DINAS PINDAH TUGAS
- UNTUK PERJALANAN DINAS JABATAN, SETIAP PEGAWAI MENGGUNAKAN SATU SURAT PERJALANAN DINAS
| - 159 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
9. Pembebanan Anggaran
a. Instansi
a.
_____________________________
b. Mata Anggaran
b.
_____________________________
10.
Keterangan lain-lain
:
Dikeluarkan di : _________________________
Tanggal
: _________________________
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,
NAMA LENGKAP
NIP
Dikeluarkan di :
Pada Tanggal :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
………………………………… NIP.
| - 160 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
HALAMAN BELAKANG
LOGO PEMDA PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK
NAMA PERANGKAT DAERAH
I. I. Berangkat dari : Ke : Pada tanggal : ATASAN LANGSUNG
NAMA NIP.
II. Tiba di : Berangkat dari : Pada Tanggal : Ke :
Tanggal :
III. Tiba di : Berangkat dari : Pada Tanggal : Ke :
Tanggal :
IV. Tiba di : Berangkat dari : Pada Tanggal : Ke :
Tanggal :
V. Tiba kembali di : (Tempat Kedudukan) Tanggal :
Telah diperiksa dengan keterangan bahwa perjalanan dinas tersebut atas perintahnya dan semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
NAMA NIP.
NAMA NIP.
VI. Catatan Lain-lain
VII. PERHATIAN : PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang
mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggungjawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaan
| - 161 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.34. FORMAT LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
(LHPD)
1. NAMA :
NIP :
JABATAN :
PENGIKUT
:
2. DASAR : Surat Tugas Kepala …………………………
NOMOR :
TANGGAL :
3. TUJUAN :
4. WAKTU :
- BERANGKAT TANGGAL :
JAM
- KEMBALI TANGGAL :
JAM
5. SASARAN :
6. HASIL-HASIL YANG DICAPAI : -
-
7. KUMPULAN PELAPORAN : -
8. SARAN-SARAN UNTUK PIMPINAN :
Tempat dan Tanggal Laporan
PELAPOR
NAMA
NIP……………………………………………….
| - 162 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
IV.35. FORMAT SURAT PERNYATAAN RIIL
KOP SKPD
SURAT PERYATAAN PENGELUARAN RIIL
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : …………………………………………………………
NIP : …………………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………………
Berdasarkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Nomor : ………….tanggal ……., dengan
ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Biaya transport pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :
No Uraian Jumlah
Jumlah
2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas
pembayaran, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Daerah.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………………, tanggal, bulan, tahun
Mengetahui/Menyetujui
Pengguna Anggaran/Kuasa Pelaksana Perjalanan Dinas,
Pengguna Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen,
……………………………………. …………………………………..
NIP. ……………………………. NIP. …………………..……….
| - 163 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 164 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 165 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 166 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 167 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 168 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 169 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 170 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 171 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 172 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 173 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 174 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 175 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 176 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 177 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 178 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 179 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 180 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 181 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 182 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 183 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 184 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 185 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 186 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 187 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 188 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 189 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 190 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 191 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 192 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 193 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 194 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 195 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 196 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 197 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 198 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 199 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 200 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 201 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 202 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 203 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 204 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 205 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 206 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 207 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 208 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 209 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 210 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 211 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 212 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 213 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 214 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 215 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 216 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 217 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 218 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 219 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 220 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 221 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 222 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
| - 223 -
Pedoman Pelaksanaan APBD
top related