partisipasi buruh dalam kebijakan pabrik dan publik

Post on 05-Jul-2018

217 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Partisipasi Buruh Dalam Kebijakan Pabrik Dan Publik

    1/5

    6. Partisipasi buruh dalam kebijakan pabrik dan publik

    Partisipasi buruh di dalam kebijakan pabrik memang sudah diatur di dalam undang-undang perburuhan (nanti dilengkapi), namun partisipasi tersebut masih dalam level yang semu dimanaseringkali buruh tidak dilibatkan di dalam kebijakan pabrik bahkan di level yang terendahsekalipun yaitu pembuatan kontrak maupun peraturan perusahaan. Seringkali buruh yang tidak memiliki kesadaran maupun pendidikan yang tinggi melewatkan momen-momen penting dimana

    buruh dapat untuk berpartisipasi di dalam pembuatan kebijakan pabrik. Hal ini terjadi akibatselain karena buruh belum memiliki kesadaran maupun pendidikan yang tinggi, pengusaha jugamelakukan manuver-manuver tertentu agar buruh tidak bisa menentukan kebijakan pabrik karenamereka takut seakan-akan buruh hanya memikirkan diri mereka sendiri dan tidak memiliki

    pemikiran yang baik mengenai masa depan perekonomian baik di perusahaan maupun di levelyang lebih luas.

    etika buruh tidak dilibatkan di dalam pembuatan kebijakan pabrik maka tentunya kebijakan pabrik hanya akan menjadi legitimasi untuk menjadikan buruh sebagai sapi perahan pengusahanya. !ika buruh sudah dijadikan sebagai sapi perahan tentunya akan sangat merugikankesejahteraan baik buruh maupun keluarganya, dan tentunya salah satu tujuan dari adanya negara"epublik #ndonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum. !ika buruh tidak dilibatkandalam kebijakan di level pabrik maka buruh sama sekali tidak akan memahami apa sajakebijakan di level pabrik mulai dari kebijakan strategis sampai kepada kebijakan teknis. Selainkesejahteraan buruh berkurang akibat adanya kontrol yang terlalu ketat oleh pihak pengusaha,kesejahteraan buruh juga berkurang akibat buruh tidak memiliki hak suara apapun di dalamkebijakan perusahaan yang juga dampaknya dirasa juga oleh buruh.

    Selain itu buruh juga harus dilibatkan di dalam pembuatan kebijakan-kebijakan publik olehnegara terutama yang berkaitan dengan buruh. ita tentunya sadar bahwa realitas para birokratdan politisi berbeda dengan realitas kaum buruh. Para birokrat dan politisi memahami realitas

    politik dan $ara geraknya birokrasi seperti apa, namun tidak halnya dengan realitas kaum buruhmaupun masyarakat se$ara umum. Permasalahannya adalah seringkali para oknum birokrat dan

    politisi yang sok tau ini hanya mengandalkan survey-survey yang dilaksanakan oleh orang-orangyang tidak memahami realitas buruh sehari-hari seperti apa dan menganggap survey yangtemporal dan jangka waktunya pendek merupakan representasi dari realitas buruh selama periodeyang panjang. Selain itu juga para surveyornya bukanlah orang yang memahami realitas praksisdari kaum buruh itu sendiri sehari-harinya.

    ami menyatakan dengan tegas, bahwa kaum buruhlah yang paling memahami realitas perburuhan, sebagaimana kaum petani memahami realitas pertanian, kaum pengemudi angkutanumum memahami realitasnya dan sebagainya. Sehingga mereka yang benar-benar memahamirealitas dimana peraturan tersebut akan diterapkan, seharusnya dilibatkan se$ara sepenuhnya didalam membuatnya. Salah satunya adalah kaum buruh yang memahami realitas perburuhan.Peraturan perundang-undangan dan kebijakan publik lainnya mengenai buruh harus dibuat

    bersama oleh para pihak yang berwenang dan buruh. %uruh tidak hanya dilibatkan di dalam

  • 8/16/2019 Partisipasi Buruh Dalam Kebijakan Pabrik Dan Publik

    2/5

    sosialisasi saja, namun pembuatan desain awal maupun rapat-rapat pembuatan materi, koreksi,maupun evaluasi dari kebijakan publik tersebut.

    Sehingga kebijakan publik mengenai buruh tersebut akan sesuai dengan realitas para buruh, akanmendapatkan e&ek positi& yang diinginkan mengenai kaum buruh yang mendapatkan e&eknya.

    Sama halnya dengan kaum-kaum lain selain kaum buruh, juga harus diberikan partisipasiutuhnya di dalam pembuatan kebijakan publik. aum buruh siap untuk bersolidaritas dengankaum-kaum lainnya untuk mengambil kembali hak membentuk kebijakan publik bagi rakyat.

    '. %erikan ebebasan %erserikat dan %erorganisasi bagi %uruh

    Selama ini buruh masih belum diberikan kebebasan berserikat dan berorganisasi yang layak.alaupun di dalam ndang- ndang perburuhan (nanti dilengkapi) sudah diberikan kebebasan

    berserikat dan berorganisasi, namun kebebasan itu masih berupa kebebasan yang semu.Seringkali perusahaan-perusahaan tertentu tidak memberikan kebebasan berserikat dan

    berorganisasi bagi pekerjanya. *ereka takut apabila buruh berorganisasi akan mengganggu pekerjaan ataupun membuat buruh melawan pengusahanya. Sebenarnya bukanlah itu yang akandidapatkan ketika memperbolehkan buruh berorganisasi. etika buruh berorganisasi maka buruhakan mampu untuk bersatu memperjuangkan kesejahteraannya, meningkatkan harkatmartabatnya serta mampu untuk menyolidkan hubungan antar-buruh. Selain itu juga buruh yang

    berorganisasi mampu untuk membuat kegiatan-kegiatan yang semakin meningkatkankesejahteraan buruh melalui penguatan-penguatan kapabilitas buruh dari sisi mental maupun&isik. Penguatan ini bisa berupa kegiatan-kegiatan pelatihan mulai dari keilmuan sampaiketerampilan bagi buruh, maupun kegiatan-kegiatan &ilantropik dan+atau kegiatan advokati& yangmampu untuk menolong buruh yang kesusahan. engan adanya penguatan-penguatan ini

    otomatis buruh sebagai manusia akan mampu untuk meningkatkan kualitasnya, mampu untuk memperjuangkan kesejahteraannya, dan mampu untuk meningkatkan harkat martabatnyasehingga tidak hanya menjadi sapi perahan para oknum-oknum pengusaha maupun penguasayang serakah.

    %uruh yang berorganisasi juga akan menjadi buruh yang relati& lebih terdidik dan terpelajar dibandingkan buruh yang tidak berorganisasi. Program-program pendidikan maupun keilmuanyang dilaksanakan oleh buruh kepada buruh melalui program-program organisasi tentunya akanmampu untuk meningkatkan tingkat keilmuan maupun ke$erdasan kaum buruh. %ukannya dalamhari pendidikan nasional, seharusnya tidak hanya berkaitan mengenai pendidikan &ormal yangdilakukan melalui institusi-institusi pendidikan &ormal milik negara maupun swasta. Pendidikan-

    pendidikan in&ormal seperti pelatihan, kelas memba$a, kelas bahasa inggris maupunsema$amnya bagi buruh merupakan pendidikan yang benar-benar dibutuhkan oleh buruh demimeningkatkan ke$erdasannya sebagaimana diamanatkan oleh preambule "# /01 yaitu

    pendidikan yang men$erdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak dari buruh yang tidak mampu untuk mengakses pendidikan &ormal akibat ketiadaan biaya, maka pendidikan melalui organisasi buruh adalah salah satu jawaban untuk meningkatkan ke$erdasandan pengetahuan buruh.

  • 8/16/2019 Partisipasi Buruh Dalam Kebijakan Pabrik Dan Publik

    3/5

    2erkadang ada perusahaan yang memberikan kebebasan semu, yaitu memaksa buruhnya untuk mengikuti organisasi bentukan perusahaan. 2entunya kebebasan semu ini akan bere&ek buruk

    bagi buruh maupun perusahaan maupun negara itu sendiri. 3rganisasi buruh yang dibentuk oleh perusahaan akan $enderung mengikuti perintah dari perusahaan dan sehingga tidak memahami permasalahan otentik yang ada pada buruh. Padahal organisasi buruh salah satunya adalah untuk

    memahami dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan perburuhan di #ndonesia. Salahsatunya adalah permasalahan pendidikan bagi kaum buruh. 3rganisasi buruh yang dibentuk oleh

    perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan tentunya akan bermindset seperti pemilik maupun manajemen perusahaannya yang tidak memahami realitas otentik dari permasalahan

    buruh baik dari bidang pendidikan maupun bidang lainnya. Sehingga kebebasan sepenuhnyauntuk membentuk organisasi dari buruh untuk buruh maupun mengikuti organisasi lain yangdibentuk oleh buruh untuk buruh sendiri sangatlah penting.

    4. %erikan jaminan pendidikan dan kesehatan yang layak bagi buruh

    Hari-hari ini, banyak terjadi kasus-kasus jaminan pendidikan maupun jaminan kesehatan yangtidak layak bagi kaum buruh maupun masyarakat se$ara umum. ebanyakan jaminan-jaminan

    pendidikan maupun kesehatan tersebut tidak mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan kaum buruh dan masyarakat se$ara umum. Sistem yang ada sekarang adalah penarikan dana dari kaum buruh dan masyarakat se$ara umum untuk dikembalikan kepada kaum buruh dan masyarakatketika mereka mendapatkan musibah-musibah tertentu.

    5antas apa bedanya dengan asuransi milik swasta *alah seringkali asuransi milik swasta yangmemiliki sistem yang sama, memiliki administrasi dan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan milik negara. Seringkali 7jaminan sosial8 milik negara justru

    mengesampingkan masyarakat umum yang membayar lebih rendah dibandingkan orang-orangtertentu yang memiliki kemampuan ekonomi lebih. Proses pengurusan dan proses mendapatkan jaminan sosial tersebut sangatlah berbelit-belit dan memakan waktu lama. egara justru yangmerupakan pengelola sistem asuransi tersebut bergerak se$ara tidak e&ekti& dibandingkan swastakarena ruang lingkup sistem asuransi tersebut jauh lebih luas dibandingkan asuransi swasta.

    ami tidak menuntut agar masyarakat beralih kepada asuransi swasta, tentu tidak9 amimenginginkan bahwa negara mengganti sistem jaminan sosial yang sama halnya dengan asuransitersebut dengan jaminan sosial yang sejati. !aminan pendidikan dan kesehatan yang sejatitentunya adalah jaminan yang diberikan oleh negara sepenuhnya untuk masyarakat, bukan hanyamemutar uang masyarakat dengan paksa dan dikembalikan pada saat ada kejadian-kejadian

    tertentu. %ahkan negara dalam hal ini sangatlah memaksa, dibandingkan swasta yangmemberikan kebebasan jika dan hanya jika orang tertarik dengan produknya saja. 2entunyasistem jaminan sosial baik pendidikan maupun kesehatan yang sebenarnya adalah dimana negaramemberikan alokasi dananya untuk meringankan beban kaum buruh maupun masyarakat ketikaada kejadian-kejadian tertentu. engan hal ini masyarakat justru terbantu dengan adanya alokasi-alokasi dana yang demikian, bukan adanya penarikan paksa yang nanti akan dikembalikan ketikaada kejadian-kejadian tertentu. !ika jaminan pendidikan dan kesehatan hanyalah penarikan

  • 8/16/2019 Partisipasi Buruh Dalam Kebijakan Pabrik Dan Publik

    4/5

    paksa, lantas de&inisi jaminan sebenarnya apa !ustru orang yang ditariklah dari gajinya yangmenjamin dirinya sendiri, bukan negara dalam sistem ini. ita dapat menyatakan bahwa jaminansosial sekarang adalah jaminan yang separuh &ikti&.

    *akadari itu kami menuntut kepada negara, agar memberikan jaminan sosial yang sejati tanpa

    harus menarik dana lagi dari masyarakat se$ara langsung.

    /. %erikan uota minimal :;< bagi anak-anak buruh dan petani di dalam pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi

    Sebagaimana kita ketahui, bahwa hari ini merupakan hari pendidikan. alam hari pendidikantahun ini kami menuntut suatu hal yang benar-benar konkrit. Selama ini pendidikan tidaklah

    berpihak kepada buruh, petani dan kaum miskin se$ara keseluruhan. Pendidikan selaludigaungkan kepada perbaikan &asilitas-&asilitas serta optimalisasi pembangunan sebanyak mungkin untuk menjaring sebanyak mungkin orang yang mampu membayar demi pendidikan.

    =khirnya pendidikan menjadi begitu mahal akibat pembangunan-pembangunan &asilitas ini,sehingga masyarakat yang kurang mampu justru tidak bisa mengaksesnya. Pembangunan-

    pembangunan &asilitas ini sebenarnya bukan untuk mengakomodir sebanyak mungkin orang agar bisa terdidik. namun lebih kepada pembangunan &asilitas agar orang yang bisa membayar mahalmerasa puas dengan jasa pendidikan yang mereka dapatkan.

    Seharusnya pendidikan nasional kita ini, diarahkan untuk mengakomodasi orang-orang yangtidak mampu untuk mengakses pendidikan akibat kurangnya biaya, yaitu kaum buruh, petani dankaum miskin lainnya. !ika kita mengarahkan kepada &asilitas agar kaum yang mampu tersebutmerasa puas, maka kita akan melupakan pendidikan kaum yang tidak mampu yang merupakanmasyarakat mayoritas di negara kita ini. 2entunya perekonomian dan sektor-sektor lain akantidak bisa optimal jika masyarakatnya sendiri mayoritas tidak terdidik dan hanya mendidik

    beberapa kaum elit yang sudah lebih terdidik dari awal sebelum masa pendidikan &ormaltersebut.

    ntuk menyelesaikan permasalahan ini tentunya, kita harus memberikan kuota kepada kaum buruh, petani dan kaum miskin lainnya sesedikit-sedikitnya :;

  • 8/16/2019 Partisipasi Buruh Dalam Kebijakan Pabrik Dan Publik

    5/5

    maksimum tersebut naik, maka orang-orang yang mendapatkan kuota tersebut jumlahnya akannaik juga. 2erutama bagi kaum buruh dan petani yang benar-benar membutuhkannya.

top related