paparan raker 2015 4 februari.ppt
Post on 11-Nov-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jakarta, 5 Februari 2015DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA INDUSTRI INTERNASIONAL
Topik
1. Pengantar Tentang Perkembangan Kerjasama Internasional Bidang Industri
2. Tantangan Mendesak Kerjasama Industri Internasional
3. Peran Ditjen KII dalam UU no.3 Tahun 2014
4. Peran Ditjen KII dalam Pencapaian Trisakti dan Nawa Cita
5. Peran Pengembangan Kerjasama Internasional di Bidang Industri dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015 – 2019
6. Matriks Sasaran Strategis (Renstra) Ditjen KII Tahun 2015-2019
7. Program Aksi Pencapaian Quick Wins KII pada RPJMN 2015-2019 (on top)
8. Rencana Aksi Pencapaian RIPIN tahun 2015
9. Program Kerja 2015 Ditjen KII 2015
2
1. Pengantar Tentang Perkembangan Kerjasama Internasional Bidang Industri
Kegagalan DOHA Round 2001
Negara Maju adalah yang teraktif meliberalkan perdagangan baik barang maupun jasa
• Di sisi lain, Negara Majumenerapkan berbagai instrumen untuk menahan laju impor, sedangkan Indonesia masih jauh tertinggal;
• Misalnya : REACH, Carbon Foot Print, Anti Dumping, dsb
Sejak itu, jumlah Regional Trade Agreements meningkat tajam hingga pada 2014 mencapai 391
URAIANTAHUN
2010 2011 2012 2013 Jun-14
Oleh Indonesia
Safeguard - 7 2 1 5
Antidumping 4 3 2 6 2
Terhadap Indonesia
Safeguard 2 7 6 2 1
Antidumping 8 4 12 15 4
Pengenaan Safeguard & Antidumping terhadap Indonesia oleh Negara Mitra lebih banyak daripada oleh Indonesia terhadap negara mitra
3
1. Pengantar ... (lanjutan)
Pasar Indonesia sudah sangat terbuka atau setara dengan Negara Maju dibandingkan PDBnya yang masih kecil
Neraca Perdagangan Produk Industri dengan Negara Mitra semakin defisit
Peranan Sektor Industri terhadap PDB meluncur tajam
Kontribusi Produk Industri Terhadap Ekspor belum mengalami peningkatan signifikan dan Impor Produk
Industri lebih tinggi porsinya4
5
A. Kondisi Daya Saing Industri Saat Ini
1) Berdasarkan RCA
Catatan: Diukur pada tahun 2012
6
SITC Rev. 3
INDONESIA
A B C D E F G H I J K L M N
Jumlah Produk Unggul
Indonesia Terhadap Negara
ASEANRank of Current Index Indonesia
36 29 16 31 45 11 64 54 32 47 40 14 45 8
Brunei 152 115 105 - 84 - 92 68 51 98 93 112 80 24 9
Malaysia 65 14 11 14 29 50 42 37 1 15 39 28 7 3 4
Thailand 19 10 21 6 13 4 43 34 14 28 11 23 14 55 2
Phillipines 88 60 66 73 70 84 72 62 33 12 47 35 32 88 12
Singapore 34 11 39 26 4 18 34 17 3 9 16 30 4 38 5
Vietnam 13 83 57 42 59 3 48 63 10 65 43 6 37 91 9
Cambodia 154 123 132 124 133 48 134 123 - - 69 32 85 - 11
Myanmar 66 141 68 131 153 95 149 150 130 132 142 51 132 125 14
Laos 120 152 85 - 143 88 110 134 - 118 121 44 108 113 12
Indonesia Unggul Atas Negara ASEAN
6 5 7 5 6 6 5 6 2 4 5 7 6 8
A= Fresh foodB= Processed foodC= Wood productsD= TextilesE= ChemicalsF= Leather productsG= Basic manufactures
H= Non-electronic machineryI= IT & Consumer electronicsJ= Electronic componentsK= Transport equipmentL= ClothingM= Miscellaneous manufacturingN= Minerals
Merah = menangHitam = kalah
Sumber: International Trace Center
2) Berdasarkan Trade Performance Negara-Negara ASEAN Vs. Indonesia 2013
-20000,0
-15000,0
-10000,0
-5000,0
0,0
5000,0
10000,0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nila
i (US
D Ju
ta)
IATD MAR IET MS IMDL KIMDAS KIMHIL ITA IHHP Mak Mintem
7
1. Pengantar ... (lanjutan)
Industri dalam negeri membutuhkan 5 M dan Investasi dari Luar Negeri disamping pembukaan Akses Pasar
Jumlah Produk Industri pada BTKI 2012 mencapai 9065 dari 10028 Kode HS, atau 90 %
LN DNImpor
8
Industri90,40% BIM 52%
IA 13%IUBTT 35%
Ekspor
1. Pengantar ... (lanjutan)
9
10
2. Tantangan Mendesak Kerjasama Industri Internasional
NO
Forum / Kegiatan Permasalahan Tindak Lanjut
1 ASEAN Economic Community (AEC/MEA)
● Free of Trade;
● Free of Services;
● Free of Labour;
Ditjen KII akan mengkoordinasikan kesiapan sektorIndustri dengan Direktorat pembina.
Ditjen KII akan terus melakukan sosialisasi dankonsultasi publik terkait persiapan impelementasi MEA2016.
2 RCEP Terjadi perbedaan yang cukup tajamdiantara negara-negara pesertaperundingan terkait dengan modalitasdan level liberalisasi. ASEANmenyepakati secara internal 65%tingkat liberalisasi sebagai Early harvest,dengan catatan kaki bahwa Indonesiadan Vietnam masih keberatan ataskesepakatan tersebut.
• Indonesia hanya mampu memberikan offer sebesar30% pada Early harvest di tahun 2016, dan 50%pada tahun 2025 sesuai simulasi yang dilakukanbersama direktorat pembina sektor. Pada Sidang 7th
RCEP-TNC 9 – 13 Februari 2015, sektor industrihanya akan memberikan offer sebanyak 21.7%mengingat beberapa direktorat menarik kembali offermereka yang sudah disimulasikan.
3 Review KesepakatanIJ-EPA
Secara nasional, implementasi IJEPAtidak meningkatkan level/kualitaskemitraan ekonomi Indonesia-Jepang.
Untuk itu, kami merekomendasikan 3(tiga) opsi sebagaiberikut :
1) Pada tataran tim perunding General Reviewdiusulkan agar Indonesia menghentikankesepakatan IJEPA. Pada tingkat Menteri,Indonesia meminta agar Jepang memberi komitmenkonsesi ekspor produk prioritas.
2) Modifikasi perjanjian melalui renegosiasi padatingkat perunding.
3) Menghentikan kesepakatan bilateral IJEPA.Kesepakatan bilateral Indonesia – Jepang diadopsimelalui kerja sama regional (AJCEP).
11
NO
Forum / Kegiatan
Permasalahan Tindak Lanjut
4 ASEAN –China FTA
• Terdapat wacana upgrading ACFTA. • Kemenperin masih bertahan untuk menolakmeningkatkan komitmen pada ACFTA.
5 ASEAN –Korea FTA
• Masih terdapat masalah transposisi HS2007 ke 2012. Pihak Koreamenyampaikan 55 HS transpotision error,
• Korea mengusulkan further liberalizationuntuk AKFTA dengan opsi +X% atau +2%.
• Korea meminta penjelasan terkaitrencana Indonesia menaikan tarif MFNkhususnya 223 produk baja.
• Posisi Kemenperin adalah hanya akan membahas 4 HSyang sepenuhnya merupakan transposisi HS 2007 ke2012, sementara 51 HS lainnya dianggap tidak layakdidiskusikan kembali hasil transposisinya karena terkaitdengan transposisi HS 2002 ke 2007 yang sudah terlalulampau.
• Kemenperin tidak sepakat mengingat pos tarif untuk SLdan HSL yang tersisa merupakan produk yang sensitifbagi sektor industri.
• Kemenperin bertahan bahwa kenaikan MFN adalah hakpreogratif selama masih dalam koridor apa yang sudahdisepakati di WTO.
6 ASEAN –Jepang FTA
• Indonesia belum mengimplementasikanperjanjian AJCEP mengingat masihterdapat 105 pos tarif industri yang masihbermasalah terkait transposisinya.
• Kemenperin membuat justifikasi mengapa Pos-pos tariftersebut belum bisa mengikuti salahsatu dari opsi WTO.
Tantangan Mendesak (lanjutan..)
12
NO
Forum / Kegiatan
Permasalahan Tindak Lanjut
7 ASEAN (intra-ASEAN)
● Pengeluaran produk minuman beralkohol dari GeneralExclusion List (GEL) dalam ATIGA.
● Transposisi dari PSR produk ITA dari HS 2007 ke2012, terdapat 8 (delapan) pos tarif yang belumdisepakati hasil transposisinya.
● Terdapat usulan dari Singapura untuk menghapuskannilai FOB dari ROO RVC 40%.
● Masih terdapat beberapa sektor jasa yaitu: (a)Maintenance and repair of road transport equipment(CPC 6112+8867) dan (b) Maintenance and repair ofequipment (not including maritime vessels, aircraft orother transport equipment (CPC 33+8861-8866) belumlulus FEP 70% (baru di offer 49%).
● Masih bertahan dengan alasan moral hazard (sesuaidengan article mengenai general exception dalamATIGA).
● Kemenperin menganggap 8 pos tarif tersebut tidakberhubungan dengan teknologi informasi.
● Mengingat nilai FOB masih dibutuhkan untukmenghitung TKDN ketika produk tersebut gihunakanuntuk produksi lebih lanjut.
● Direktorat pembina perlu untuk menimbang kembaliposisi tersebut.
8 County ProgramUNIDO
• Pada tahun 2009 – 2014 telah dilaksanakan 4proyek country program UNIDO dan Kemenperindan pihak Kemenperin akan mengusulkan countryprogram UNIDO tahun anggaran 2015 – 2019.
• Permasalahan yang dihadapi adalah sulitnyamendapatkan bantuan dana pendukung dari negara– negara anggota UNIDO, untuk melaksanakanproyek tahun 2015 – 2019.
• Kemenperin terlibat dalam proses identifikasi danperumusan usulan proyek country program UNIDO.
• Ditjen KII akan mengkoordinasikan dengan pihakUNIDO terkait masalah bantuan dana tersebut
9 D-8/WGIC • Pertemuan 3rd Meeting of the SupervisoryCommitte of Preferential Agreement among D8Turki (Ankara) telah membahas komitmenpenurunan tarif sesuai kesepakatan pembentukanPTA. Namun dalam perjalanannya anggota D8belum mengganggap prioritas programpembentukan PTA D-8 ini, yang terlihat darirendahnya impelementasi kesepatan D-8 yangtelah disusun.
• Ditjen KII akan mengkoordinasikan internalKemenperin untuk menyusun request/offer produk –produk yang akan diliberalisasikan dalam forum PTAD8. Koordinasi juga akan dilakukan untuk menyusunusulan program kerjasama dalam rangka peningkatankapasitas industri antar negara anggota D-8(terutama sub-sektor industri semen, IKM, tekstil dll) .
Tantangan Mendesak (lanjutan..)
13
NO Forum / Kegiatan
Permasalahan Tindak Lanjut
10 Ind-EFTA CEPA
• Perundingan ke-9 Indonesia - EFTAComprehensive Economic PartnershipAgreement (IE-CEPA) tanggal 12-14 Mei 2014mempunyai agenda utama untuk memfinalisasidokumen Joint Consolidated Record (JCR)yang akan diserahkan kepada pemerintahanbaru sebagai rekomendasi untuk memutuskanlangkah selanjutnya dalam perundingan.
• Perundingan selanjutnya belum dapatditentukan, menunggu kebijakan pemerintahanyang baru.
• Kementerian Perindustrian diharapkan dapatrenew its position dalam Working Group on Tradein Goods (WG TIG) dan juga terkait “Duty FreeScheme for Investment” .
13 Indonesia –Chili CEPA
• Indonesia dan Chile telah memulai perundinganke-1 Trade in Goods (TIGs) dalam kerangkaPersetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensifatau Comprehensive Economic PartnershipAgreement (CEPA) pada 26-27 Mei 2014.Perundingan ke-1 ini telah menyepakati bahwapendekatan pembahasan TIGs kedepan akanbersifat simple, flexible, dan mengacu padaketentuan WTO serta tidak merundingkan isuyang terkait dengan perundang-undangan dinegara masing – masing.
• Kementerian Perindustrian perlu menindaklanjutidan memberikan masukan atas hasilperundingan pertama tersebut, khususnya padaWGTIG dan WG on Cooperation.
Tantangan Mendesak (lanjutan..)
UUD 1945
UU No. 3 Tahun 2014Tentang Perindustrian
2. Kebijakan Industri Nasional (KIN)
3. Perwilayahan Industri
4. Pembangunan Sumber Daya Industri5. Pembangunan Sarana dan Prasarana
Industri6. Pemberdayaan Industri7. Tindakan pengamanan dan
penyelamatan Industri8. Perizinan, penanaman modal bidang
industri, dan fasilitasi9. Komite Industri Nasional
10. Peran serta masyarakat
11. Pengawasan dan Pengendalian
Sekjend
Itjend
Ditjen Sektoral(BIM, IUBTT, Agro, IKM)
Ditjen KII
Ditjen PPI
BPKIM
1. Rencana Induk Pembangunan IndustriNasional (RIPIN)
Keterangan :
Koordinator
KII Berkontribusi Besar
3. Peran Ditjen KII dalam UU no.3 Tahun 2014
1
2
3
1
2
3
Membuka akses untuk capacity building dalam kerangka Cooperation G to G
UU no.3 th 2014, psl 91-100
Membuka akses investor asing
14
A. Dalam mewujudkan Nawa Cita yang telahdicanangkan Bapak Presiden R.I, kontribusi Ditjen KII sesuai Tupoksi, adalah membangun KerjasamaInternasional sektor Industri dengan landasanbahwa : • Kerjasama saling menguntungkan (tidak
menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar);• Kerjasama bertujuan meningkatkan produktivitas
Industri Dalam Negeri;• Kerjasama bertujuan peningkatan daya saing
Industri Dalam Negeri
4. Peran Ditjen KII dalam Pencapaian Trisakti dan Nawa Cita
Quick Wins Kemenperin
Ditjen KII berkontribusi
Meningkatkanpenguasaan
pasar DN+LN
Meningkatkaninvestasi sektor
Industri
Meningkatkanakses thd
Sumber Daya Industri
15
16
No Sasaran Target
1 Penambahan jumlah negara sebagai pasar utama / main countries produkindustri (negara)
2
2 Meningkatnya akses industri nasional untuk memanfaatkan sumber dayateknologi industri melalui kerjasama teknik (kerjasama)
5
3 Meningkatnya pemanfaatan jaringan rantai suplai global (rantai suplai) 5
4 Terselenggaranya Forum Investasi Industri (FII) diluar negeri 15
5. Peran Pengembangan Kerjasama Internasional di Bidang Industri dalamRencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015 – 2019
Kerjasama internasional bidang industri bertujuan untuk :
Membuka akses dan mengembangkan pasar internasional;
Membuka akses sumber daya industri yang mendukung peningkatan produktivitas dan daya
saing industri dalam negeri;
Meningkatkan integrasi industri dalam negeri kedalam jaringan rantai suplai global, dan;
Meningkatkan investasi untuk mendukung pengembangan industri di dalam negeri.
NoSASARAN STRATEGIS
PROGRAM (Es. I)INDIKATOR KINERJA
PROGRAMPENJELASAN
1 MeningkatnyaPenguasaan Industridalam negeri terhadappasar domestik daninternasional
Jumlah kesepakatankerjasama internasionalbidang industri
Kesepakatan kerjasamainternasional di bidang industri yang dilakukan antara Indonesia dan MitraKerjasama Luar Negeri
2 Meningkatnya akses padasumber daya industri (5M)
Jumlah kerjasama teknikpeningkatan aksessumberdaya industri
Implementasi Project-project kerjasama teknik yang ditujukanuntuk memanfaatkan akses thdsumberdaya industri (bhn baku, teknologi,skilledexpert,dana,management)
3 Meningkatnya peluanginvestasi sektor industri
Jumlah Minat kerjasamainvestasi asing
Minat Kerjasama Investasi antaraIndonesia dengan Mitra baik didalam maupun di luar negeri.
4 Meningkatnya KetahananIndustri Dalam Negeri
Jumlah IDN yang memperoleh manfaat daridatabase Kebijakan, regulasidan Iklim usaha danadvokasi/pendampingandalam penanganan kasus
Advokasi penanganan kasus IDN, baik unfair trade (tuduhandumping/subsidy), maupunpengaruh konjungtur ekonomi dunia(safeguard), serta sosialisasidatabase kebijakan/regulasi LN yang merugikan IDN
6. Matriks Sasaran Strategis (Renstra) Ditjen KII Tahun 2015-2019
17
18
No Kontribusi KII Isu Program Aksi Penanggungjawab
1 Meningkatkanpenguasaan pasarDalam dan LuarNegeri
PemantauanPerjanjianInternasionalyang sudahditandatangani
Penyusunan kajian dampak perjanjianinternasional (IJEPA, ACFTA, IKCEPA, AKFTA, AANZFTA, AIFTA, AJCEP, RCEP, IICECA, IACEPA)
Dit Ketahanan Industri
2Penurunan RezimImpor
Penyusunan Rekomendasi Pemberdayaan Produk dan Jasa Industri
Dit Ketahanan Industri
3
Meningkatkan aksesterhadap Sumber Daya Industri
Pemanfaatan Rantai Suplai Global (RSG)
• Identifikasi RSG dan produk industripotensial
• Fasilitasi rantai supply global melaluiExport Coaching Program bagisektor industri seperti Export Coaching Program di bidang Home Desain
Dit KII Wilayah I dan Multilateral
4Meningkatkaninvestasi sektorIndustri
Peningkatan Nilai Ekspor Produk Industri
Penambahan kegiatan promosiInvestasi.
Dit KII Wilayah II dan Regional
7. Program Aksi Pencapaian Quick Wins KII pada RPJMN 2015-2019 (on top)
19
8. Rencana Aksi Pencapaian RIPIN tahun 2015
NO RIPIN RENCANA AKSI PENANGGUNGJAWAB
KETERANGAN
1 Penambahan jumlahnegara sebagai pasarutama / main countriesproduk industri (negara)
Identifikasi kriteria dan target pasarutama/main countries;
• Dit. KII Wilayah I dan Multilateral;
• Dit. KII Wilayah II dan Regional.
Pada tahun 2015 tidakdianggarkan kegiatan khusus
2 Meningkatnya aksesindustri nasional untukmemanfaatkan sumberdaya teknologi industrimelalui kerjasama teknik(kerjasama)
• Mencari inisiasi kerjasama teknikbaru bagi sektor industri;
• Implementasi kerjasama teknik;
• Dit. KII Wilayah I dan Multilateral;
• Dit. KII Wilayah II dan Regional.
-
3 Meningkatnyapemanfaatan jaringanrantai suplai global (rantaisuplai)
Fasilitasi pemanfaatan rantai suplai global melalui capacitybuilding bagi sektor industri seperti kerjasama dengan Centrum tot Bevordering van de Import uit Ontwikkelingslanden (CBI )dibidang Food Ingredient dan Enginering Sector/Metalworking
• Dit. KII Wilayah I dan Multilateral;
• Dit. KII Wilayah II dan Regional.
-
4 Terselenggaranya ForumInvestasi Industri (FII)diluar negeri
• Menyusun kajian promosi produkke negara target pasar;
• Menyelenggarakan PromosiProduk dan Investasi di luarnegeri.
• Dit. KII Wilayah I dan Multilateral;
• Dit. KII Wilayah II dan Regional.
Mulai tahun 2016, KementerianPerindustrian melalui Ditjen KIIakan menyelenggarakan(menjadi Host) Forum InvestasiIndustri di luar negeri
NO. SASARAN KEGIATAN Program Kerja 1 Meningkatnya Penguatan
Industri Dalam Negeri terhadap pasar internasional
• Perundingan kerjasama bilateral Regional dan Multilateral, joint Study Group dan Commercial Dialogue;
• Joint Coimmission Meeting (JCM) bilateral dengan berbagai negara;• Penguatan posisi runding di forum Regional dan Multilateral seperti WTO-
NAMA,TBT, RCEP, dll;• Pameran produk industri di luar negeri;
2 Meningkatnya pemanfaatan jaringan rantai supply global
• Peningkatan pemanfaatan rantai suplai global bagi industri dalam negeri melalui export coaching program seperti CBI Belanda dan Kemenperin, SIPRO, dll
3 Meningkatnya akses padasumber daya industri (5M)
• Implementasi kerjasama seperti GEF – Bank Dunia dan Kemenperin (bidang efisiensi energi), kerjasama dengan Italia (bidang tekstil, kulit, mesin) dan penjajakan kerjasama skema Trade Cooperation Facility-EU (bidang penguatan kapasitas dan kompetensi balai – balai industri);
• Peningkatan Capacity building sektor industri;
4 Meningkatnya peluang investasi sektor industri
• Peningkatan investasi di sektor industri nasional melalui penyelenggaraan promosi/temu bisnis di Amerika (New York) dan Timur Tengah (Qatar) dalam mendukung program hilirasi industri hasil tambang sertapembangunan Kawasan Industri
5 Meningkatkan KemampuanDeteksi Dini Ancamanterhadap Industri
Pemutakhiran data pada Sistem Informasi Ketahanan Industri (SIKI / IRIS)
6 Pemberdayaan KetahananIndustri terhadap Globalisasi
Penyusunan Usulan NSPK peningkatan Ketahanan Industri
7 Fasilitasi Industri dariDampak negatif Globalisasidi dalam dan di luar Negeri
Pendampingan dan pengamanan IDN dari dampak persaingan global.
9. Program Kerja 2015 Ditjen KII 2015
20
Tujuan : Membangun Industri Nasional melalui peningkatan penguatan dan penguasaan akses pasar SumberDaya Industri (5M), Investasi, serta mempertahankan dan menyelamatkan industri dari dampaknegatif globalisasi.
5. Peta Strategis Ditjen KII Tahun 2015-2019
Kuatnya Dukungan TerhadapPeningkatan Daya Saing: Akses
Pasar, Akses Sumber Daya Industri(SDI) dan Investasi
Kuatnya Dukungan TerhadapPeningkatan Daya Saing: Akses
Pasar, Akses Sumber Daya Industri(SDI) dan Investasi
Meningkatnya Penguatan Industri
Dalam Negeri terhadap akses
pasar domestik dan pasar internasional
Meningkatnya Penguatan Industri
Dalam Negeri terhadap akses
pasar domestik dan pasar internasional
Meningkatnya akses pada sumber daya industri (5 M)
Meningkatnya akses pada sumber daya industri (5 M)
Meningkatnya Ketahanan Industri
Dalam Negeri
Meningkatnya Ketahanan Industri
Dalam Negeri
Perspektif Stakeholders/Customer
Perspektif ProsesInternal
Perspektif Pembelajaran Organisasi
Pengawasan, Pengendalian dan EvaluasiPerumusan Kebijakan
1. Merumuskan dan menetapkan peraturan perundangan dan pengaturan/kebijakankerjasama internasional bidang industri (posisi DELRI dalam perundingan, dll)
2. Tersusunnya bahan pertimbangan kepentingannasional (NSPK)
Pelayanan dan Fasilitasi
1. Memberikan fasilitasi di bidang kerjasama industriinternasional untuk mempercepat pembangunan Industri
2. Memfasilitasi pelaku usaha industri dalam rangkapengamanan, penyelamatan dan pengembangan industrimenghadapi persainganglobal
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan kerjasama internasional bidang industri oleh stakeholder
SDMOrganisasi &
KetatalaksanaanTeknologi Informasi &
KomunikasiPerencanaan
Membangun kapasitas SDM industri dalam penanganan kerjasama internasional bidang industri
Membangun tatalaksana organisasi yang efektif dan efisien
Membangun sistem informasi bidang kerjasama industri internasional.
Meningkatkan kualitas sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan
Meningkatnya peluang
investasi sektor industri
Meningkatnya peluang
investasi sektor industri
Akuntabilitas
1. Sistem tata kelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel
2. Sistem pengendalian internal yang efektif3. Sistem pelaporan yang handal4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan pembangunan industri23
NOSASARAN STRATEGIS KEGIATAN (Es. II) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET 2015‐2019
TARGET 2015 OUTPUT
1 Meningkatnya PenguatanIndustri Dalam Negeriterhadap pasar domestik danpasar internasional
• jumlah produk dan jasa industri hasil promosi yang masuk ke pasar internasional *
25 5 Jumlah Produk
• Jumlah bahan posisi sektor industri dalam perundingan internasional
30 6 Posisi runding sektor industri
2 Meningkatnya pemanfaatan jjaringan rantai supply global
• Jumlah fasilitasi rantai suplai global di Wil I
5 1 Fasilitasi pemanfaatan rantai supply global
3 Meningkatnya akses padasumber daya industri (5M)
Jumlah kerjasama teknik inisiatif baru
10 2 Penjajakan kerjasama teknik inisiatif baru
Jumlah implementasi kerjasama teknik (kedalam dan keluar)
10 2 Implementasi Kerjasama teknik
4 Meningkatnya peluang investasi sektor industri
Jumlah minat kerjasama investasi asing dari mitra
25 5 Minat investasi dari perusahaan/industri/negara mitra
24
6.1. Matrik Sasaran Strategis 2015 – 2019 Dit. KII Wilayah I dan Multilateral
*) Pada tahun 2016, Sesuai Permen 109 Tahun 2010 tentang Koordinasi Promosi Produk di Luar Negeri, Ditjen KII akan berperan sebagai Koordinator Promosi Produk di Luar Negeri dan akan menyediakan booth informasi/help desk.
NOSASARAN STRATEGIS KEGIATAN (Es. II) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET 2015‐2019
TARGET 2015 OUTPUT
1 Meningkatnya Penguatan industri dalam negeri terhadap Akses pasarDomestik dan internasional
• jumlah produk dan jasa industri hasil promosi yang masuk ke pasar internasional *
30 6 Jumlah Produk
• Jumlah bahan posisi sektor industri dalam perundingan internasional
150 30 Posisi runding sektor industri
2 Meningkatnya pemanfaatan jaringan rantai supply global
• Jumlah fasilitasi rantai suplai global di Wil II
5 1 Fasilitasi pemanfaatan rantai supply global
3 Meningkatnya akses padasumber daya industri (5M)
• Jumlah kerjasama teknik inisiatif baru 5 1 Penjajakan kerjasama teknik inisiatif baru
Jumlah implementasi kerjasama teknik (kedalam dan keluar)
10 2 Implementasi Kerjasama teknik
4 Meningkatnya peluang investasi sektor industri
Jumlah minat kerjasama investasi asing dari mitra
25 5 Minat investasi dari perusahaan/industri/negara mitra
25
6.2. Matrik Sasaran Strategis 2015 – 2019 Dit. KII Wilayah II Dan Regional
*) Pada tahun 2016, Sesuai Permen 109 Tahun 2010 tentang Koordinasi Promosi Produk di Luar Negeri, Ditjen KII akan berperan sebagai Koordinator Promosi Produk di Luar Negeri dan akan menyediakan booth informasi/help desk.
NOSASARAN STRATEGIS KEGIATAN (Es. II) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET 2015‐2019
TARGET 2015
OUTPUT
1. MeningkatkanKemampuan Deteksi DiniAncaman terhadapIndustri.
• Jumlah modul SIKI yang dimutakhirkan/di update
30 6 Modul SIKI yang Update
• Jumlah IDN yang memanfaatkan SIKI 100 20 Jumlah IDN yang menerimamanfaat SIKI dan terinformasi
2. PemberdayaanKetahanan Industriterhadap Globalisasi
• Jumlah Database Kebijakan/Regulasi Teknis Negara Mitra
5 1 Database kebijakan/regulasi internasional yang merugikan IDN
3. Fasilitasi Industri dariDampak negatifGlobalisasi di dalam dandi luar Negeri
• Jumlah IDN yang didampingi dari dampak kasus
26 4 IDN yang ditangani dari kasus internasional (tuduhan dumping, subsidy, dll)
• Jumlah IDN yang melaksanakan Penyesuaian Struktural
4 ‐ IDN yang terkena dampakkonjungtur ekonomi melakukanpenyesuaian structural
26
6.3. Matrik Sasaran Strategis 2015 – 2019 Dit. Ketahanan Industri
NOSASARAN STRATEGIS KEGIATAN (Es. II) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET 2015‐2019
TARGET 2015
OUTPUT
1 Meningkatnya dukunganprogram dan anggarankerjasama industriinternasional danketahanan Industri
Tingkat kesesuaian sasaran dengankegiatan Ditjen KII
Persentase tingkat pencapaian target kinerja Ditjen KII (%)
85 %
90%
60 %
65 %
Terwujudnya perencanaandan pelaporan Ditjen KIIsesuai dengan peraturanyang berlaku
2 Meningkatnya dukungan sumber daya kerja Ditjen KII
% jumlah sarana dan prasarana kerja dengan jumlah pegawai
%meningkatnya kapasitas aparatur Ditjen KII
90 %
80 %
60 %
35%
Terpenuhinya sumber daya kerja dalam mendukung beban kerja Ditjen KII
3 Meningkatnya efektifitas pengelolaan anggaran dan administrasi BMN yang akurat
Persentase tingkat keberhasilan dankeakuratan pertanggungjawabankeuangan sesuai ketentuan (%)
100 % 100 % Terwujudnya efektivitas pengelolaan anggaran dan administrasi BMN yang akurat
4 Meningkatnya ketersediaan informasi kerjasama internasional yang terintegrasi
Jumlah paket informasi kerjasama industri internasional yang diterbitkan
30 6 Tersedianya informasi kerjasama internasional yang terintegrasi
5 Meningkatnya koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kerjasama teknik dan monev promosi industri di LN
Persentase usulan kerjasama teknik yang terfasilitasi (%)
Persentase jumlah pelaksanaan promosi LN sesuai dengan ketentuan (%)
90 %
50 %
50 %
20 %
Terintegrasinya koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan dan kerjasama teknik dan monev promosi di luar negeri
27
6.4. Matrik Sasaran Strategis 2015 – 2019 Sekretariat Ditjen KII
NO. SASARAN KEGIATAN Program Kerja 1 Meningkatnya Penguatan Industri
Dalam Negeri terhadap pasar internasional
• Perundingan kerjasama bilateral (EU-Indonesia CEPA, EFTA –Indonesia CEPA dan Chili – Indonesia CEPA ), joint Study Group Indonesia – Peru PTA dan Commercial Dialogue Indonesia –Amerika Serikat;
• Joint Coimmission Meeting (JCM) bilateral dengan berbagai negara;
• Penguatan posisi runding di forum WTO terutama untuk sektor industri dalam perundingan NAMA dan TBT;
• Penguatan posisi runding di forum D-8 melalui Trade Cooperation Facility dan WGIC (Working Group on Industrial Cooperation);
• Pameran produk industri di Wilayah Eropa (Jerman/Italia), Amerika (Amerika Serikat) dan Timur Tengah (United Emirates Arab);
2 Meningkatnya pemanfaatan jaringan rantai supply global
• Peningkatan pemanfaatan rantai suplai global bagi industri dalam negeri melalui export coaching program antara CBI Belanda dan Kemenperin
3 Meningkatnya akses pada sumber daya industri (5)
• Implementasi kerjasama GEF – Bank Dunia dan Kemenperin (bidang efisiensi energi), kerjasama dengan Italia (bidang tekstil, kulit, mesin) dan penjajakan kerjasama skema Trade Cooperation Facility-EU (bidang penguatan kapasitas dan kompetensi balai –balai industri);
• Peningkatan Capacity building sektor industri melalui kerjasama dengan UNIDO
4 Meningkatnya peluang investasi sektor industri
• Peningkatan investasi di sektor industri nasional melalui penyelenggaraan promosi/temu bisnis di Amerika (New York) dan Timur Tengah (Qatar) dalam mendukung program hilirasi industri hasil tambang serta pembangunan Kawasan Industri
6.5. Program Kerja 2015 Dit. KII Wilayah I dan Multilateral
28
NO. SASARAN KEGIATAN Program Kerja 1 Meningkatnya Penguatan industri
dalam negeri terhadap Akses pasarDomestik dan internasional
• Penyusunan posisi runding untuk menghadapi perundingan bilateral dan regional
• Partisipasi dalam sidang-sidang/pertemuan di luar negeri bilateral (Indo-Korea, Indo-Jepang), Regional (ASEAN, ASEAN, Mitra, RCEP, APEC dan regional lainnya
• Tindak lanjut hasil-hasil perundingan bilateral dan regkonal.
2 Meningkatnya pemanfaatan jaringan rantai supply global
• Pengumpulan dan analisa data akses pasar dengan negara mitra;• Fasilitasi Pertemuan pelaku usaha dalam negeri dengan mitra yang
potensial
3 Meningkatnya akses pada sumberdaya industri (5)
• identifikasi kebutuhan sumber daya industri yang diperlukan olehindustri nasional
• Identifikasi calon negara mitra yang memiliki sumber daya industridan berpotensi untuk diajak bekerjasama
• Pertemuan penjajakan kerjasama dan tindak lanjut• Persiapan administrasi pelaksana Capacity Building• Koordinasi dengan pihak LN mengenai pelaksanaan Capacity
Building4 Meningkatnya peluang investasi
sektor industri • Identifikasi kebutuhan investasi bagi pengembangan industri nasional• Pengumpulan dan analisa data potensi investasi asing dari negara -
negara mitra• Penjajakan kerjasama promosi investasi dengan perwakilan negara
mitra di Indonesia• Persiapan koordinasi pelaksanaan promosi investasi industri• Pelaksanaan promosi investasi di luar negeri• Tindak lanjut hasil pelaksanaan promosi investasi
6.6. Program Kerja 2015 Dit. KII Wilayah II dan Regional
29
NO. Sasaran Kegiatan Program Kerja 1 Meningkatkan Kemampuan Deteksi
Dini Ancaman terhadap IndustriPemutakhiran data pada Sistem Informasi Ketahanan Industri (SIKI / IRIS)
• Monitoring bulanan ekspor-impor• Kajian pengamanan IDN• Jumlah modul SIKI yang dimutakhirkan/di-update• Jumlah IDN yang memanfaatkan SIKI
2 Pemberdayaan Ketahanan Industriterhadap Globalisasi
Usulan NSPK peningkatan Ketahanan Industri• Jumlah database Kebijakan/Regulasi Teknis negara mitra• Analisa Kepentingan Nasional• Forum komunikasi harmonisasi industri hulu dan hilir• Bahan Perumusan Kebijakan Pemberdayaan Produk dan Jasa
Industri
3 Fasilitasi Industri dari Dampak negatifGlobalisasi di dalam dan di luarNegeri
Pendampingan dan pengamanan IDN dari dampak persaingan global.• Jumlah IDN (industri besar dan IKM) yang didampingi dari dampak
persaingan global• Jumlah IDN yang melakukan penyesuaian struktur
6.7. Program Kerja 2015 Dit. Ketahanan Industri
30
NO Sasaran Kegiatan Capaian
1 Meningkatnya dukunganprogram dan anggarankerjasama industriinternasional danketahanan Industri
• Penyusunan Renstra 2015-2019 dan Blueprint Rencana Jangka PanjangKerjasama Internasional di Bidang Industri tahun 2015-2035.
• Koordinasi Penyusunan Program dan Rencana Kerja Ditjen KII Tahun2016
• Penyusunan dan Sosialisasi RPP Kerjasama Internasional bidang Industri• Penyusunan Evaluasi Pencapaian Kinerja Ditjen KII
2 Meningkatnya dukungansumber daya kerja DitjenKII
• Penyusunan Pedoman Operasional Kegiatan (SOP), ImplementasiBudaya Kerja 5K
• Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Melalui Keikutsertaan DalamDiklat Teknis Dan Generik
• Koordinasi Dan Fasilitasi Penyusunan Bahan Publikasi Ditjen KerjasamaIndustri Internasional
• Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
3 Meningkatnya efektifitaspengelolaan anggarandan administrasi BMN yang akurat
• Pengelolaan Administrasi Keuangan dan BMN, Pengelolaan Administrasi Barang Milik Negara (BMN), Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Ditjen KII Tahun 2013 dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan (SPIP
4 Meningkatnyaketersediaan informasikerjasama internasionalyang terintegrasi
• Penyusunan Bahan Publikasi Ditjen Kerjasama Industri Internasional, • Penyusunan dan Pengelolaan database Ditjen KII, • Koordinasi Dan Fasilitasi Penyusunan data dan informasi terkait
kerjasama internasional bidang industri.
5 Meningkatnya koordinasidan fasilitasipelaksanaan kerjasamateknik dan monevpromosi industri di LN
• Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Kerjasama Teknik;• Fasilitasi Penyusunan MoU Kerjasama internasional bidang industri. • Koordinasi kegiatan Pameran Luar Negeri sesuai Permen
6.8. Program Kerja 2015 Sekretariat Ditjen KII
31
32
Rencana Aksi sasaran Pengembangan Kerjasama Internasional di Bidang Industri antara lain:
Program Rencana Aksi
Tahun 2015 :
a. Penyusunan blueprint rencana jangka panjang kerjasamainternasional di bidang industrib. Penyusunan posisi runding sektor industri dalamKerjasama internasionalc. Pengkoordinasian rencana dan pelaksanaan pameran produk industri LN terpadu di lingkungan KementerianPerindustriand. Evaluasi utilisasi /pemanfaatan kerjasama internasionalyang telah berjalan, kajian permasalahan industri dalammemanfaatkan kerjasama internasional dan rekomendasikebijakan Tahun 2016 :a. Penyusunan posisi runding sektor industri dalamkerjasama internasionalb. Pengkoordinasian rencana dan pelaksanaan pameran produk industri LN terpadu di lingkungan KementerianPerindustrianc. Evaluasi utilisasi /pemanfaatan kerjasama internasionalyang telah berjalan, kajian permasalahan industri dalammemanfaatkan kerjasama internasional dan rekomendasikebijakan
1. Perlindungan dan peningkat-an akses pasar internasional produk industri
33
Program Rencana Aksi
Tahun 2017 :
a. Penyusunan posisi runding sektor industridalamkerjasama internasionalb. Pengkoordinasian rencana dan pelaksanaan pameran produk industri LN terpadu di lingkungan KementerianPerindustrianc. Evaluasi utilisasi /pemanfaatan kerjasama internasionalyang telah berjalan, kajian permasalahan industri dalammemanfaatkan kerjasama internasional dan rekomendasikebijakan
Tahun 2018 :
a. Penyusunan posisi runding sektor industri dalamerjasama internasionalb. Pengkoordinasian rencana dan pelaksanaan pameran produk industri LN terpadu di lingkungan KementerianPerindustrianc. Evaluasi utilisasi /pemanfaatan kerjasama internasionalyang telah berjalan, kajian permasalahan industri dalammemanfaatkan kerjasama internasional dan rekomendasikebijakan
Tahun 2019 :
a. Penyusunan posisi runding sektor industri dalamkerjasama internasionalb. Pengkoordinasian rencana dan pelaksanaan pameran produk industri LN terpadu di lingkungan KementerianPerindustrianc. Evaluasi utilisasi /pemanfaatan kerjasama internasionalyang telah berjalan, kajian permasalahan industri dalammemanfaatkan kerjasama internasional dan rekomendasikebijakan
34
Program Rencana Aksi Tahun 2015 :
a. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan sumber dayaindustri domestik (man, money, machine, method, material)
b. Fasilitasi pertemuan/kerjasama dalam rangkapemenuhan sumber daya industri (prioritas utama)c. Penjajakan kerjasama teknik dan negara sumber bahanbaku industri barud. Evaluasi pelaksanaan kerjasama teknik yang sudahberjalan dan rekomendasi perbaikan Tahun 2016 :a. Identifikasi negara potensial untuk kerjasama teknologiyang dibutuhkan oleh industri dalam negeri
b. Fasilitasi pertemuan/kerjasama dalam rangkapemenuhan sumber daya industri (prioritas utama)
c. Penjajakan kerjasama teknik dan negara sumber bahanbaku industri barud. Evaluasi pelaksanaan kerjasama teknik yang sudahberjalan dan rekomendasi perbaikan
2. Peningkatan Akses Sumber Daya Industri yang
dibutuh-kan dalam mendukung peningkatan
produktivitas Industri Dalam Negeri
35
a. Identifikasi negara potensial untuk kerjasama teknologiyang dibutuhkan oleh industri dalam negeri
c. Fasilitasi pertemuan/kerjasama dalam rangkapemenuhan sumber daya industri (prioritas utama)
d. Penjajakan kerjasama teknik baru dan negara sumberbahan baku industri barue. Evaluasi pelaksanaan kerjasama teknik existing yangsudah berjalan dan rekomendasi perbaikan
Program Rencana Aksi Tahun 2017 :a. Fasilitasi pertemuan/kerjasama dalam rangkapemenuhan sumber daya industri (prioritas utama)b. Penjajakan kerjasama teknik dan negara sumber bahanbaku industri baruc. Evaluasi pelaksanaan kerjasama teknik yang sudahberjalan dan rekomendasi perbaikan Tahun 2018 :
36
Program Rencana Aksi
Tahun 2015 :a. Identifikasi rantai suplai global, peluang dantantanganb. Identifikasi produk industri potensialc. Kajian pemanfaatan rantai suplai globald. Penjajakan kerjasama dengan lembaga export coaching Tahun 2016 :a. Penjajakan rantai suplai global produk industriunggulan (IT, Electronic)b. Export coaching programc. Rencana Pembentukan Business SupportOrganization (BSO) Tahun 2017 :a. Fasilitasi rantai suplai global (one-on-onebusiness meeting)b. Export coaching programc. Pembentukan Business Support Organization(BSO) Tahun 2018 :a. Evaluasi program rantai suplai global (kegiatan,BSO)b. Fasilitasi rantai suplai global (one-on-onebusiness meeting)c. Export coaching program Tahun 2019 :a. Fasilitasi rantai suplai global (one-on-onebusiness meeting)b. Export coaching program
c. Evaluasi dan rekomendasi program RSG ke depan
3. Pengembangan jaringan rantai suplai global
37
Program Rencana Aksi Tahun 2015 :
a. Identifikasi kebutuhan investasi sektor industri
b. Pelaksanaan Promosi Investasi sektor industric. Fasilitasi tindak lanjut hasil Promosi investasi industri Tahun 2016 :a. Pelaksanaan Promosi Investasi sektor industrib. Fasilitasi tindak lanjut hasil Promosi investasi industri Tahun 2017 :a. Pelaksanaan Promosi Investasi sektor industrib. Fasilitasi tindak lanjut hasil Promosi investasi industri
Tahun 2018 :a. Pelaksanaan Promosi Investasi sektor industrib. Fasilitasi tindak lanjut hasil Promosi investasi industri Tahun 2019 :a. Pelaksanaan Promosi Investasi sektor industrib. Fasilitasi tindak lanjut hasil Promosi investasi industri
4. Peningkatan kerja sama investasi di sektor
industri
top related