pajak pasal 4 ayat 2.doc
Post on 30-Oct-2015
671 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pajak pasal 4 ayat 2
Pajak pasal 4 ayat 2Dear All,
Mau minta pencerahannya.
Misalkan suatu perusahaan menyewakan gedung ke customer sebesar Rp 10 juta dan
diterbitkan PPN sebesar Rp 1 juta. Oleh customer transaksi ini dipotong pajak pasal
4 ayat 2 (final tax) sebesar Rp 1 juta.
Jurnal :
Db. Bank 10 juta
Db. ??? 1 juta
Cr. Revenue 10 juta
Cr. VAT out 1juta
Untuk debet sebesar Rp 1 juta harus dijurnal sebagai apa ? Diatur dalam PSAK nomor
berapa ?
Terima kasih
Brgds,
Lim
Oleh karena PPh pasal 4 ayat 2 adalah final maka kita tidak punya hak untuk
mengklaim pajak ini sehingga jumlah ini diperlakukan sebagai pengurang revenue.
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:
Db. Bank 10,000,000
Cr. Revenue 9,000,000
Cr. VAT out 1,000,000
Semoga membantu
BR,
GiantoMenurut saya Ayat jurnal untuk yang *Menyewakan* untuk mencatat
transaksi ini adalah sbb:
Db. Bank 10,000,000
Db. Pajak dibyr dimuka(Pph psl 4 ayat 2) 1.000.000
Cr. Revenue 10,000,000
Cr. VAT out 1,000,000
Karena kita sebagai yg menyewakan harus mencatat pph psl 4(2) yang
dipotong penyewa sebesar juta sementara penyewa hanya mentransfer
uangnya sebesar juta
*Jurnal Penyewa :
*Db. By Sewa 10,000,000
Db. PPn Masukan 1.000.000
Cr. Bank 10,000,000
Cr. Hutang Pph psl 4(2) 1,000,000
sementara u/ pelunasan hutang pph psl 4(2) bagi yg penyewa
dibayar/disetor ke kas negara paling lambat tgl 10 setelah berahirnya
bulan transaksi
dng jurnal :
Db. Pembyr Hutang pph psl 4(2) 1.000.000
Cr. Kas/Bank 1.000.000
lebih jelasnya perhitungannnya :
By Sewa 10.000.000
Vat 1.000.000 ( + ) dipungut yg menyewakan
total _11.000.000_
pph psl 4(2) 1.000.000 ( - ) dipotong penyewa atas
penghasilan yg menyewakan
Amout to be paid _ 10.000.000 _dibayarkan ke yg meyewakana
Semoga membantu
Salam,
ReslianaIkutan nimbrung neeh pak,
misal:
Pendapatan kita atas jasa sewa gedung 10.000.000
PPN 1.000.000
PPh Pasal 4 (2) 10%
menurut saya,
1. Menanggapi pendapat sebelumnya, bahwa: "penghasilan atas
sewa tanah/bangunan bersifat final", itu benar. Namun sifat final
tersebut hanya diperlakukan untuk kepentingan pelaporan perpajakan
saja (fiskal) dan biasanya dilakukan pada saat pembuatan rekonsiliasi fiskal.
Artinya dalam hal pencatatan akuntansi yang rutin kita lakukan (komersial)
seluruh pendapatan dan beban yang bersifat final harus tetap diakui pada
periode yang bersangkutan.
2. Menurut saya pencatatan transaksinya adl sbb:
a. Pada saat pengakuan (apabila digunakan sistem akrual)
Dr. Piutang usaha - sewa gedung 11.000.000
Cr. Pendapatan usaha - sewa gedung 10.000.000
Cr. PPN keluaran 1.000.000
b. Pada saat pembayaran (apabila digunakan sistem akrual)
Dr. Bank 10.000.000
Dr. UM PPh pasal 4 (2) 1.000.000
Cr. Piutang usaha - sewa gedung 11.000.000
3. Apabila digunakan sistem cash basis maka pencatatan transaksinya adl sbb:
Dr. Bank 10.000.000
Dr. UM PPh pasal 4 (2) 1.000.000
Cr. PPN keluaran 1.000.000
Cr. Pendapatan usaha - sewa gedung 10.000.000
Itu saja yang dapat sy sampaikan. Semoga informasi yang sy sampaikan benar
dan bisa ikut membantu bapak2!
Salam,
Joko Riadi
Pak Joko,
Menurut saya PPh pasal 4 ayat 2 sebesar 1 jt kurang tepat apabila dicatat ke account
Uang Muka PPh (balance sheet account) mengingat kita tidak mempunyai hak untuk
mengklaim pajak ini (karena sifatnya sudah final.
Secara umum pajak yang kita bayar dapat dicatat sebagai:
- Assets: apabila pembayaran pajak ini memberikan manfaat di yad (bisa dikreditkan/
direstitusi), atau
- Expenses: apabila pembayaran pajak ini tidak memberikan manfaat di yad (tidak bisa
di kreditkan/ tidak bisa direstitusi).
Dengan demikian PPh ini seharusnya masuk ke profit and loss account, dimana ini bisa
dicatat sebagai expenses atau mengurangi revenue.
Pendapat lain dipersilahkan.
BR,
Gianto
Bisa juga begitu Pak Youngky, akan tapi bukan hanya Tax Exp yang harus dikoreksi
tapi revenue juga harus dikoreksi karena atas revenue ini sudah dikenakan pajak
secara final.
Dalam praktek biasa kami lakukan, misalnya untuk jasa giro yang sudah dikenakan
pajak final, maka tax yang dipotong oleh bank didebet ke account revenue sehingga
account jasa giro ini menunjukkan angka neto.
Pada waktu menghitung PPh badan saldo account ini akan dikoreksi semuanya, menurut
kami ini lebih memudahkan.
Pendapat lain dipersilahkan.
BR,
Gianto
----- Original Message -----
From: Youngky Ge
To: kasusakuntansi@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 03, 2007 8:00 AM
Subject: Re: [Spam] Re: [kasusakuntansi] Pajak pasal 4 ayat 2
Secara akuntansi jurnalnya :
Dr. Bank 10 juta
Dr. Tax Exp 1 juta
Cr. Revenue 10 juta
Cr. VAT out 1 juta
Pada waktu membuat laporan SPT, biaya pajak dikoreksi fiskal positif.
Brgds.
Youngky Ge
Saya ikut nimbrung nih
Menurut saya jurnalnya itu
Db Kas 10.000.000
Db Biaya Pajak (4 ayat 2) 1.000.000 (yang ini ntar di NDE-kan)
Cr Pendapatan Sewa
10.000.000(yang ini ntar di NDE-kan)
Cr PPN Keluaran 1.000.000
atau Pendapatan Sewa Mau Dinet Off dengan biaya pajak (4 ayat 2) 9 Juta juga
Boleh
(kan sama2 di NDE Kan)
Thx
Wira
Mba Resliana,
PPh pasal 4 ayat 2 itukan final, kenapa dicatat sebagai " Pajak dibyr dimuka " ya
?, toh pajak tersebutkan tidak bisa dikreditkan !.
Dan untuk Pak Gianto, apabila langsung dicatat sebagai pengurang reveneu seperti
yang bapak ilustrasikan , tentunya hal ini akan menyebabkan perbedaan post
pendapatan pada Laba Rugi dengan SPT, kalau menurut saya mungkin dicatat sebagai
biaya pajak pasal 4 ayat 2 , dimana kemudian diakhir tahun pos ini dikoreksi
fiskal !
Menurut saya seperti itu Mba Resli & Pak Gianto, mohon koreksi kalau saya salah.
Thx,
Adi W
top related