operasi dan pemeliharaan akhir talang poncol
Post on 28-Jan-2016
313 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
TALANG PONCOLTALANG PONCOL
1. UMUM
Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota.Dalam operasi dan pemeliharaan bangunan talang poncol tidak terlepas dari pola operasi secara keseluruhan Daerah irigasi Pemali kiri dengan beberapa pola operasi dan pemeliharaan khusus sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan talang poncol.
2. STRUKTUR ORGANISASI TPOP D.I. PEMALI
Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota.
Berdasarkan KEPMEN PU NO. 628/KPTS/M/2008 tentang penetapan pelaksanaan kegiatan bidang sumberdaya air dalam rangka tugas pembantuan tahun 2009 diputuskan bahwa :
Sebagian urusan yang menjadi kewenangan Departemen Pekerjaan Umum di bidang sumberdaya air pada tahun 2009 dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada Pemerintah Propinsi. Lingkup kegiatan bidang sumberdaya air yang ditugas pembantuankan kepada Pemerintah Provinsi pada tahun 2009 meliputi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dan Rawa.
D.I Pemali Kiri mempunyai luas daerah irigasi 17.344 ha dan lintas Kabupaten Tegal dan Brebes.
CV GRACIA ADI CIPTA 1
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
Sesuai KEPMEN PU No. 401/KPTS/M/2009, kegiatan O & P D.I Pemali Kiri dilaksanakan melalui Tugas Pembantuan (TPOP) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, cq. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah.
D.I Pemali Kiri merupakan daerah irigasi strategis nasional dan menjadi wewenang Pemerintah Pusat dan segala sesuatu yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasinya dikoordinasikan melalui Komisi Irigasi Provinsi.Dari informasi yang didapatkan, bahwa Komisi Irigasi Kabupaten Tegal dan Brebes sudah terbentuk. Sedangkan Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah pembentukannya masih dalam proses. Yang berperan selama ini adalah (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pemali Comal (TKPSDA Pemali Comal).
Dalam TPOP ini Kepala Balai Wilayah Sungai Pemali-Comal selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Brebes dan Dinas Pengairan Kabupaten Tegal melalui Kerjasama Operasi (KSO) serta melibatkan peran serta aktif dari masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan dan wakil masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A.
Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 27, persyaratan partisipasi adalah :
1. Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan
jaringan irigasi induk dan sekunder dilaksanakan melalui kelompok petani pada
setiap desa (P3A)
2. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan jaringan
irigasi induk dan sekunder dilaksanakan melaui :
a. P3A/Sub GP3A/GP3A
b. Organisasi adat pengelolaan irigasi
3. Masyarakat petani secara perseorangan dapat
berpartisipasi terhadap hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif dan
bersifat sukarela
4. Hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif
dan bersifat sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa kontribusi
material, dana untuk membantu pelaksanaan pekerjaan pembangunan, dan/atau
peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder.
Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 28, tata laksana partisipasi adalah :
CV GRACIA ADI CIPTA 2
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
1. Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya, wajib memberikan
informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A
sebelum melaksanakan tahapan dalam kegiatan pembangunan, peningkatan atau
rehabilitasi jaringan irigasi
2. P3A/Sub GP3A/GP3A mengirimkan usulan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan
irigasi induk dan sekunder kepada pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah menerima usulan dari P3A/Sub GP3A/GP3A, Pemerintah, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawabnya membentuk dan menugasi tim teknis untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja P3A/Sub GP3A/GP3A
4. Penilaian kinerja tersebut mencakup aspek :
a. Struktur organisasi P3A/Sub GP3A/GP3A
b. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
c. Pelaksanaan terhadap segala kewajiban dan tanggungjawabnya.
5. Berdasarkan penilaian terhadap aspek-aspek
tersebut, Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menyusun nota
kesepahaman pertisipasi dengan P3A/Sub GP3A/GP3A.
Berdasarkan KEPMEN PU NO. 401/KPTS/M/2009 Tentang pengangkatan /pengukuhan
kembali atasan kepala satuan kerja, pembantu atasan kepala satuan kerja, atasan
langsung kepala satuan kerja, kepala satuan kerja perangkat daerah tugas pembantuan
(SKPD-TP) pejabat pembuat komitmen, dst. Diputuskan bahwa untuk Kegiatan Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pemali-Comal :
Atasan Kepala Satuan Kerja dalam hal ini adalah Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
Pembantu Atasan Kepala Satuan Kerja adalah Direktur Irigasi Ditjen SDA.
Atasan Langsung dalam hal ini adalah Gubernur Jawa Tengah.
Pembantu Atasan Langsung adalah Kepala Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP) adalah Kepala
Bidang Irigasi dan Air Baku Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.
CV GRACIA ADI CIPTA 3
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
Pejabat Pembuat Komitmen dalam hal ini adalah Kepala BPSDA Pemali – Comal
Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.
Gambar 1.1 Struktur TPOP D.I Pemali Kiri
CV GRACIA ADI CIPTA 4
GP3ARanting Kendawa
Propinsi Jawa Tengah
Atasan Kepala Satuan Kerja Dirjen Sumber Daya Air
Pembantu Atasan Kepala Satuan Kerja Direktur Irigasi Ditjen SDA
Atasan LangsungGubernur Jawa Tengah
Pembantu Atasan LangsungKa. Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah
Ka. Satker Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP)
Kabid Irigasi dan Air Baku Dinas PSDA
Ko. Perwakilan Balai PSDA Pemali – Comal Wil. Comal
UPTD Pemali Hilir
GP3A Ranting Notog
Bendahara Penguji SPM
Ka. Urusan Administrasi
PUMKa. Urusan
Teknik
Pejabat Pembuat Komitmen
Propinsi Jawa TengahKa. BPSDA Pemali – Comal Dinas PSDA
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
Gambar 1.1 Struktur Organisasi TPOP D.I Pemali Kanan
I. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN O & P
Dalam pelaksanaanya kegiatan Operasi & Pemeliharaan sehari – hari di lapangan untuk
saluran induk dilaksanakan oleh :
Koordinator Perwakilan Balai PSDA Pemali – Comal Wilayah Pemali (Bendung Notog
– Hm 57+00).
UPTD pemali Hilir Kabupaten Brebes (Hm 57+00- B P III)
Sedangkan pelaksanaan kegiatan Operasi & Pemeliharaan saluran sekunder dilaksanakan
oleh:
UPTD Pemali Hilir Kabupaten Brebes.
Dalam pelaksanaan kegiatan Operasi & Pemeliharaan telah melibatkan peran serta
Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Ex Ranting Notog dan Ex ranting
Kendawa dan Perkumpulan Petani Pemakai Air antara lain :
P3A Dharma Bakti.
P3A Subur Makmur.
P3A Sumber Pangan .
P3A Tani Makmur.
P3A Tani Mulya
CV GRACIA ADI CIPTA 5
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
Gambar 1.2. Bagan Organisasi UPTD Pengairan Pemali Hilir
CV GRACIA ADI CIPTA 6
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”
CV GRACIA ADI CIPTA 7
Gambar 1.3. Bagan Organisasi Koordinator Perwakilan Balai PSDA Pemali-Comal Wilayah Pemali
CV GRACIA ADHI CIPTA 8
Tabel 1.1 Personil pelaksana Operasi dan Pemeliharaan
Daerah Irigasi Pemali Kanan
A. Koperbal PSDA Pemali Comal Wilayah Pemali
1. Koordinator Wilayah Koordinator Perwakilan Balai Pemali – Comal Wilayah Pemali
(P. Sajiyo)
2. Pengadministrian Teknik - Abdul Rojak
3. Pengadministrasian Umum
- Dulatip
4. Pengelola Jaringan Supadi dibantu oleh:
- Penjaga Bendung : Warso
- Penjaga Pintu Air : Wadiyo
- Pekarya Saluran : Wadrohi
5. Pengelola Sungai Sijad Dibantu Oleh:
- Penjaga Tanggul Sungai : Sudiman dan Drajad
6. Pengelola Waduk R Sujoko dibantu oleh:
- Pengamat Pintu waduk : Sukhad
- Petugas elektonik hidrolis waduk : kamsi
- Penjaga Bendung : Sugeng dan muflikhin
7. Penjaga Pantai -
B. UPTD Pengairan Pemali Hilir
1. Kepala UPTD - Suripto
2. Pelaksana Urusan Irigasi - Tarodi dibantu 5 ( lima ) orang staff
3. Pelaksana Urusan Sungai - Sumarsono dibantu 1 ( satu ) orang staff
4. Pelaksana Urusan ESDM - Muhartoyo SH
dibantu 3 ( tiga ) orang staff
5. Pelaksana Urusan - Tarwidi
CV GRACIA ADHI CIPTA 1
Administrasi dibantu 4 (empat) orang staff
6. Juru/ Mantri - Kemantren Geger Kunci : Sutjipto
- Kemantren Bojong : Mastoha
- Kemantren Tegalwulung: Sugeng
- Kemantren Krasak : Hudi Rusmanto
- Kemantren Wangan dalem: Kardoyo
7. Penjaga Pintu Air - Kemantren Geger Kunci : 12 Orang
- Kemantren Bojong : 9 Orang
- Kemantren Tegalwulung: 9 Orang
- Kemantren Krasak : 11 Orang
- Kemantren Wangan dalem: 12 Orang
II. HUBUNGAN KERJASAMA ANTAR INSTANSI
Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan D.I Pemali Kiri dilakukan dengan Tugas
Pembantuan Operasi Dan Pemeliharaan (TPOP). Pelaksanaan O & P Jaringan Irigasi Pemali
Kiri selama ini dilakukan oleh petugas yang berasal dari :
Dinas Pengairan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Brebes.
Balai PSDA Pemali – Comal
Kondisi tersebut merupakan implikasi dari pelaksanaan PP N0.25 Tahun 2000 mengenai
pembagian kewenangan.
Dalam TPOP ini Kepala Balai Wilayah Sungai Pemali-Comal selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) menggalang kerjasama dengan Dinas Pengairan Energi Sumber Daya
Mineral (ESDM) Kabupaten Brebes melalui Kesepakatan Kerjasama O & P.
III. PERAN SERTA P3A
Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 tentang Pedoman & Pengelolaan Sistem Irigasi
Partisipatif Bab II mengenai Prinsip Partisipatif, diterangkan bahwa ”Pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi yang bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air dalam bidang
pertanian diselenggarakan secara partsipatif dan pelaksanaannya dilakukan dengan berbasis
pada peran serta masyarakat petani / P3A / GP3A / IP3A”.
Dalam pelaksanaannya berdasarkan prinsip-prinsip :
CV GRACIA ADHI CIPTA 2
1.1. Sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat
2.2. Kebutuhan, kemampuann dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat petani /
P3A / GP3A / IP3A di daerah irigasi yang bersangkutan
3.3. Bukan bertujuan untuk mencari keuntungan
Partisipasi masyarakat petani / P3A / GP3A / IP3A tersebut dimaksudkan untuk tujuan
meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggungjawab, serta meningkatkan kemampuan
masyarakat petani dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan sistem
irigasi.
Sedangkan sesuai PERMEN PU No. 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi,
dalam rangka mengikutsertakan masyarakat petani pemakai air / P3A / GP3A / IP3A, maka
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari P3A / GP3A /
IP3A.
Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 27, persyaratan partisipasi adalah :
1. Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan jaringan irigasi induk dan sekunder
dilaksanakan melalui kelompok petani pada setiap desa (P3A).
2. Partisipasi masyarakat dala peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder
dilaksanakan melaui :
P3A/Sub GP3A/GP3A
Organisasi adat pengelolaan irigasi
Masyarakat petani secara perseorangan dapat berpartisipasi terhadap hal yang tidak
mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela.
Hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat berupa kontribusi material, dana untuk membantu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan, dan/atau peningkatan jaringan irigasi induk dan
sekunder.
Selanjutnya Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 28 yang juga mengenai
persyaratan partisipasi menyebutkan bahwa :
1. Masyarakat petani dapat berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi
jaringan irigasi primer (induk) dan sekunder melalui P3A/Sub GP3A/GP3A di wilayah
kerja masing-masing.
2. Partisipasi P3A/Sub GP3A/GP3A dapat dilakukan setelah P3A/Sub P3A/GP3A
melaksanakan tanggungjawabnya dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier.
CV GRACIA ADHI CIPTA 3
3. Masyarakat petani secara perseorangan dapat berpartisipasi dalam pemeliharaan dan
rehabilitasi jaringan irigasi primer (induk) dan sekunder terhadap hal yang tidak
mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela.
Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 29, tata laksana partisipasi adalah :
1. Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang
dan tanggungjawabnya, wajib memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A sebelum melaksanakan tahapan dalam
kegiatan pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan irigasi.
2. P3A/Sub GP3A/GP3A mengirimkan usulan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan irigasi induk dan sekunder kepada
pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang
dan tanggungjawabnya.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima usulan dari P3A/Sub
GP3A/GP3A, Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan
wewenang dan tanggungjawabnya membentuk dan menugasi tim teknis untuk
melakukan penilaian terhadap kinerja P3A/Sub GP3A/GP3A.
4. Penilaian kinerja tersebut mencakup aspek :
a. Struktur organisasi P3A/Sub GP3A/GP3A.
b. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
c. Pelaksanaan terhadap segala kewajiban dan tanggungjawabnya.
5. Berdasarkan penilaian terhadap aspek-aspek tersebut, Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten menyusun nota kesepahaman pertisipasi dengan P3A/Sub
GP3A/GP3A.
Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 22
1. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasi jaringan irigasi, P3A/Sub GP3A/GP3A
mengajukan usulan RTT beserta Kebutuhan Air kepada Bupati/Gubernur secara
berjenjang melalui pengamat dan dinas
2. Dalam Pelaksnaan kegiatan operasi jaringan irigasi P3A/Sub GP3A/GP3A dapat
berpartisipasi dalam :
a. Pengajuan usulan Rencana Tata Tanam (RTT)
b. Pengajuan Kebutuhan Air
c. Pemberian masukan mengenai perubahan rencana tata tanam, perubahan pola
tanam, perubahan jadwa tanam dan perubahan jadwal pemberian/pembagian air
dalam hal terjadi perubahan ketersediaan air pada sumber air.
CV GRACIA ADHI CIPTA 4
Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 23
1. P3A/Sub GP3A/GP3A di daerah yang bersangkutan dapat berpartisipasi dalam kegiatan
penelusuran jaringan irigasi, penyusunan kebutuhan biaya, dan pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan jaringan irigasi induk dan sekunder
2. Partisipasi dalam penelusuran jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi penyampaian usulan prioritas pekerjaan dan cara pelaksanaan pekerjaan
3. Dalam penyusunan kebutuhan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat
petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dapat memberikan usulan kontribusi berupa material atau
dana untuk membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cara
swakelola.
Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 15
1. Pelaksanaan pekerjaan dengan cara swakelola dilaksanakan oleh penanggungjawab
kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dapat berpartisipasi berdasarkan nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan dan wakil
masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A.
3. Nota Kesepahaman paling sedikit memuat tentang :
a. Rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penanggungjawab kegiatan
b. Bentuk partisipasi masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dalam pekerjaan
pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder yang akan
dilaksanakan.
IV. KOMISI IRIGASI
Komisi Irigasi Provinsi
Komisi Irigasi Provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil pemerintah
provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, wakil pengguna
jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.
Wilayah kerja Komisi Irigasi Provinsi :
a. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab pemerintah
provinsi yang meliputi daerah irigasi yang luasnya 1000 ha sampai dengan 3000 ha atau
pada daerah irigasi yang bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Daerah irigasi strategis nasional dan daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha yang
bersifat lintas kabupaten/kota, baik yang sudah ditugas-pembantuankan maupun yang
belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah kepada pemerintah provinsi.
CV GRACIA ADHI CIPTA 5
Keanggotaan Komisi Irigasi Provinsi terdiri atas :
a. Wakil Pemerintah Provinsi.
b. Wakil Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) pada Daerah Irigasi lintas kabupaten.
c. Wakil kelompok pengguna jaringan irigasi lain.
d. Wakil Komisi Irigasi Kabupaten yang mempunyai Daerah Irigasi lintas Kabupaten.
Tata Kerja Komisi Irigasi Provinsi adalah :
a. Komisi Irigasi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada
waktu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau yang dihadiri oleh seluruh
anggota Komisi Irigasi dan dipimpin oleh Ketua Komisi Irigasi
b. Tata tertib persidangan dan tata cara pengambilan keputusan ditetapkan oleh ketua
Komisi Irigasi
c. Dalam persidangan, Ketua Komisi Irigasi dapat mengundang narasumber tertentu dari
instansi Pemerintah, unsur perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan unsur
masyarakat terkait.
Untuk D.I Pemali Kanan, selama Komisi Irigasi Provinsi belum terbentuk maka koordinasi
yang terkait dengan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan dalam forum Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pemali Comal (TKPSDA) Pemali Comal.
Komisi Irigasi Kabupaten
Komisi Irigasi Kabupaten merupakan lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah kabupaten, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, wakil
pengguna jaringan irigasi pada kabupaten. Komisi Irigasi Kabupaten berkedudukan di
ibukota kabupaten. Komisi ini dibentuk dengan Keputusan Bupati dan berada di bawah serta
bertanggungjawab langsung kepada Bupati. Wilayah kerja Komisi Irigasi Kabupaten :
a. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab
kabupaten yang meliputi daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha.
b. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab
pemerintah provinsi yang meliputi daerah irigasi yang luasnya 1000 ha sampai dengan
3000 ha yang berada dalam satu Kabupaten yang sudah ditugas-pembantuankan
maupun yang belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah Provinsi kepada
Pemerintah Kabupaten.
c. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab
pemerintah yang meliputi daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha dan daerah
irigasi strategis nasional yang berada dalam satu Kabupaten yang sudah
ditugaspembantuankan maupun yang belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah
kepada Pemerintah Kabupaten.
CV GRACIA ADHI CIPTA 6
d. Daerah Irigasi Desa.
Keanggotaan Komisi Irigasi Kabupaten terdiri atas :
a. Wakil Pemerintah Kabupaten.
b. Wakil Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) pada Daerah Irigasi kabupaten.
c. Wakil kelompok pengguna jaringan irigasi lain.
Tata Kerja Komisi Irigasi Kabupaten adalah :
a. Komisi Irigasi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada
waktu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau yang dihadiri oleh
seluruh anggota Komisi Irigasi dan dipimpin oleh Ketua Komisi Irigasi.
b. Tata tertib persidangan dan tata cara pengambilan keputusan ditetapkan oleh ketua
Komisi Irigasi.
c. Dalam persidangan, Ketua Komisi Irigasi dapat mengundang narasumber tertentu
dari instansi Pemerintah, unsur perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan
unsur masyarakat terkait.
Untuk D.I Pemali Kanan, Komisi Irigasi Kabupaten yang ada adalah :
a. Komisi Irigasi Kabupaten Tegal.
b. Komisi Irigasi Kabupaten Brebes.
CV GRACIA ADHI CIPTA 7
3. RENCANA OPERASI3.1. Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
Penyediaan air tahunan direncanakan dengan membandingkan antara Ketersediaan Air
dengan Kebutuhan Air dalam kurun waktu 1 (satu) tahun tanam. Ketersediaan air
didapatkan dari debit andalan (Q80) bendung Notog dan debit dari Bendung-bendung
suplesi. Sedangkan kebutuhan air didapatkan dari perhitungan kebutuhan air di lahan
ditambah dengan faktor kehilangan air di saluran. Dari perbandingan inilah diperoleh nilai
Faktor K yang akan digunakan sebagai acuan pemberian air melalui intake bendung
Notog.
Perencanaan ini dibuat oleh instansi teknis tingkat Kabupaten (UPTD)/Provinsi (Dinas
PSDA Pemali-Comal) sesuai dengan kewenangannya.
3.2. Rencana Tata Tanam Detail
Penyusunan RTT (Rencana Tata Tanam) tahunan dilakukan dengan melibatkan peran
aktif masyarakat petani. Secara aktif masyarakat petani melalui wadah P3A/Sub
GP3A/GP3A mendiskusikan komoditas yang akan ditanam. Sementara pemerintah/dinas
dalam hal ini bertindak dan berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang
memberikan masukan dan pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air.
Mengingat jika suatu saat terjadi kekurangan ketersediaan air atau dengan kata lain
ketersediaan air tidak konstan sepanjang tahun, maka rencana tata tanam dapat
diatur/disiasati dengan sistem golongan. Sesuai analisa yang telah dilakukan, D.I Pemali
Hilir terbagi atas 3 golongan yaitu :
a. Gol. I : 7.799 ha
b. Gol. II : 12.213 ha
c. Gol. III : 5.230 ha
Sedangkan jenisnya adalah Golongan Tersebar.
Pengaturan jadwal waktu mulai pengolahan tanah tiap golongan diberi jarak antara 10 hari
s/d 15 hari.
Gambar 3.1. Pengaturan Jadwal Waktu Mulai Pengolahan Tanah Tiap Golongan
CV GRACIA ADHI CIPTA 8
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
GOLONGAN I 7.799.00 Ha
GOLONGAN II 12.213.00 Ha
GOLONGAN III 5.230.00 Ha
MEI JUN JUL AGS SEPBULAN
URAIAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR
Pertumbuhan PadiMT II
Pertumbuhan Palawija MT I
Pertumbuhan Bawang MT IPL PL
Pertumbuhan Palawija MT III
Pertumbuhan Bawang MT IIIPL
Pertumbuhan PadiMT II
Pertumbuhan Palawija MT I
Pertumbuhan Bawang MT IPL PL
Pertumbuhan Palawija MT III
Pertumbuhan Bawang MT IIIPLK
K
K
K
Pertumbuhan PadiMT II
Pertumbuhan Palawija MT I
Pertumbuhan Bawang MT IPL PL
Pertumbuhan Bawang MT IIIPL
K K
Pertumbuhan Palawija MT III
Pertumbuhan Palawija MT III
3.3. Rapat Komisi Irigasi Untuk Menyusun Rencana Tata Tanam
Menurut Permen PU No. 31/PRT/M/2007 Bab III Pasal 4, salah satu tugas Komisi Irigasi
adalah merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh dinas instansi terkait
dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap daerah irigasi,
pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, rencana pembagian dan
pemberian air. Dari keterangan tersebut diusulkan agar dalam pembahasan rencana
pemberian air agar benar-benar mengakomodir aspirasi dari P3A. Selain itu, kepada
Komisi Irigasi dan Petugas Pengairan yang berwenang, untuk memantau dan
mengoptimalkan pengisian Blangko Operasi (01-O s/d 12-O) agar kondisi sebenarnya
yang terdapat di lapangan dapat diketahui. Untuk implementasinya dapat dilakukan
dengan menjaga fungsi dari bangunan alat ukur yang ada, selain itu dapat pula diakukan
penyuluhan ataupun pembuatan pedoman pelaksanaan di lapangan serta petunjuk cara
pengisian masing-masing blangko operasi tersebut. Sedangkan untuk P3A agar lebih
menghimbau kepada anggotanya untuk tidak melakukan sadapan liar dan mengikuti
sistem pembagian air yang telah ditetapkan/disepakati bersama.
3.4. S.K. Bupati/Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam
Setelah ada kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun penetapan melalui SK
Bupati atau Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT) Tahunan. SK ini sebagai dasar
dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan. SK ini
harus diterbitkan sebelum dimulainya MT.I.
Dari analisa yang telah dilakukan (pada Laporan System Planning D.I Pemali Kanan)
dengan membandingkan antara Ketersediaan air (debit andalan dan suplesi) dengan
Kebutuhan air tanaman serta faktor K, maka disimpulkan bahwa Masa Tanam I (MT. I)
yang optimal adalah dimulai pada 1 Oktober.
.3.5. Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disusun oleh Komisi Irigasi
Provinsi, yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana
tahunan penyediaan air irigasi dan pemakaian air untuk keperluan lainnya.
Rencana ini digulirkan setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Irigasi Kabupaten
maupun Provinsi dan ditetapkan melalui Keputusan Bupati atau Gubernur sesuai
kewenangannya dan atau penyelenggara wewenang yang dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
CV GRACIA ADHI CIPTA 9
3.6. Mekanisme dan Proses Penyusunan Kegiatan Operasi
Mekanisme dan proses penyusunan kegiatan Operasi adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan P3A tingkat Desa untuk menetukan usulan rencana tata tanam yang
diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak guna air yang
diberikan. Dari tingkat ini dibawa ke pertemuan Sub Gabungan P3A untuk ditindaklajuti
dan bermusyawarah dalam pengisian blanko 01-O. Untuk selanjutnya akan diteruskan
ke tingkat GP3A selambat-lambatnya 2 bulan sebelum MT.1.
2. GP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat lengkap untuk membahas
Rencana tata Tanam (RTT) di masing wilayah kerjanya.
3. Setelah adanya kesepakatan di tingkat GP3A, hasil usulan akan diteruskan ke kantor
pembantu Balai PSDA Pemali Comal yang rekap dalam Blanko 02-O dan 03-O
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum MT.I. Selanjutnya akan diteruskan ke Balai PSDA
Pemali Comal.
4. Balai PSDA Pemali Comal akan membawa usulan tersebut ke tingkat Dinas PSDA
Provinsi Jawa Tengah untuk dievaluasi dan dikoordinasikan.
5. Selanjutnya Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah akan membawa usulan ke tingkat
Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah untuk dievaluasi dan dikoordinasikan untuk
menentukan Rencana Tata Tanam (RTT) Tahunan.
6. Setelah adanya kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah, maka
disusun penetapan melalui SK Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT). SK
tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta
waktu pengeringan, dan sebelum MT.1, SK ini sudah harus terbit.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan membandingkan antara Ketersediaan air
(debit andalan dan suplesi) dengan kebutuhan air tanaman serta faktor K, D.I Pemali Hilir
mempunyai debit ketersediaan air lebih dari 70% debit rencana kebutuhan irigasi. Sehingga
sesuai PERMEN PU No. 32/PRT/M/2007, air dapat dialirkan secara terus (continous flow)
ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier.
CV GRACIA ADHI CIPTA 10
4. PELAKSANAAN OPERASI
4.1. Laporan Keadaan Air dan Tanaman (Blanko 04 - O)
Diisi oleh Mantri/Juru tiap 2 (dua) mingguan untuk menetahui realisasi keadaan air dan
tanaman. Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di
masing-masing UPT.
4.2. Penentuan Rencana Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan (Blanko 05 - O)
Berdasarkan Laporan pada Blangko 04 – O, maka dietapkan kebutuhan air di tiap pintu
pengambilan sesuai realisasi pada periode 2 (dua) mingguan. Pada blangko ini terdapat
isian kebutuhan air di saluran tersier. Kebanyakan yang terjadi adalah pencatatan hanya
debit per saluran sekunder. Untuk debit di saluran tersier tidak diamati. Blangko ini diisi
oleh Petugas UPT.
4.3. Pencatatan Debit Saluran (Blanko 06 - O)
Pencatatan debit dilakukan oleh Petugas Operasi Bendung (POB)/Petugas Pintu Air (PPA)
pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder dan bangunan sadap tersier yang
dilakukan 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detail yang dialirkan setiap luas
saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian air. Blangko ini telah jelas dan
sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di masing-masing UPT.
4.4. Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder & Primer (Blanko 07 - O)
Sistem yang diterapkan selama ini dalam pengukuran air adalah dengan pencatatan debit
menggunakan alat ukur antara lain Ambang Lebar, Chipoletti. Pencatatan/perhitungan
kebutuhan air dan pemberian air dituangkan dalam Blangko 07-O, dilaksanakan tiap
periode setengah bulanan (15 harian).
Penetapan pembagian air pada jaringan primer dan sekunder adalah jumlah kebutuhan air
di masing-masing petak tersier ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% - 20%.
Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Petugas UPT.
4.5. Pencatatan Debit Sungai / Bangunan Pengambilan (Blanko 08 - O)
Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 (dua) kali
setiap hari (pagi dan sore). Pencatatan ini harus konstan, misal : tiap pagi jam 07.00 dan
tiap sore jam 16.00. Blangko diisi oleh Petugas Pintu Air (PPA), baik yang dialirkan ke
Saluran induk maupun yang limpas bendung.
CV GRACIA ADHI CIPTA 11
Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di masing-
masing UPT. Hanya saja pelaksanaannya di lapangan selama ini, ada sistem pembagian
tugas. Juru/ Penjaga Bendung hanya mencatat tinggi muka air saja, sedangkan untuk
perhitungan debit dilakukan oleh petugas UPT.
4.6. Perhitungan Faktor K / Faktor Palawija Relatif FPR (Blanko 09 - O)
Dari hasil pencatatan debit sungai pada intake kadang terjadi kekurangan air (pada tanggal
tertentu), maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan
faktor K.
Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan menggunakan Blangko 09 – O ini.
Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Petugas UPT di masing-
masing UPT dan telah diserahkan kepada Balai PSDA Pemali-Comal secara teratur.
4.7. Laporan Produktifitas & Neraca Pembagian Air
Per Daerah Irigasi (Blanko 10 - O)
Blangko ini diisi oleh petugas dinas Kabupaten yang membidangi irigasi setingkat
pengamat/cabang dinas / ranting / pengamat / UPTD / korwil / korwil PSDA. Dilakukan
pencatatan per musim tanam selama 1 (satu) tahun.
Isi blangko ini antara lain adalah :
Realisasi tanam per musim tanam (MT.I, MT.II dan MT. III)
Kerusakan tanaman
Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang
Keadaan air, Produksi tanaman.
CV GRACIA ADHI CIPTA 12
Tabel 4.2 Neraca Air D.I Pemali Hilir
4.8. Rekap Kabupaten Per Masa Tanam (Blanko 11 - O)
Diisi oleh petugas dinas Kabupaten yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA.
Pencatatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali setelah MT. III. Berisi informasi mengenai
rencana luas tanam, realisasi tanam dan areal terkena musibah.
4.9. Rekap Provinsi (Blanko 12 - O)
Diisi oleh petugas dinas Provinsi Jawa Tengah yang membidangi irigasi setingkat subdin
PSDA sesuai rekapitulasi dari Blangko 11 - O. Pencatatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali
CV GRACIA ADHI CIPTA 13
m3/dt m
3/dt m
3/dt
Jan 1 33.877 5.618 28.258 6.03Jan 2 58.313 14.410 43.903 4.05Feb 1 64.090 32.822 31.268 1.95Feb 2 60.207 28.194 32.013 2.14Mar 1 60.111 31.031 29.080 1.94Mar 2 60.036 34.964 25.072 1.72Apr 1 50.813 32.907 17.906 1.54Apr 2 43.252 32.158 11.094 1.34Mei 1 23.959 29.818 -5.859 0.80Mei 2 14.702 23.609 -8.907 0.62Jun 1 10.314 20.414 -10.100 0.51Jun 2 7.235 20.113 -12.878 0.36Jul 1 5.200 15.381 -10.181 0.34Jul 2 4.215 12.760 -8.545 0.33Agt 1 3.228 18.126 -14.898 0.18Agt 2 2.902 19.853 -16.951 0.15Sep 1 1.823 16.548 -14.725 0.11Sep 2 1.204 6.600 -5.396 0.18Okt 1 1.637 12.505 -10.868 0.13Okt 2 8.110 19.695 -11.586 0.41Nov 1 11.703 13.912 -2.210 0.84Nov 2 24.784 9.109 15.675 2.72Des 1 28.024 13.362 14.662 2.10Des 2 40.371 7.364 33.007 5.48
PERIODE
KETERSEDIAAN AIR
KEBUTUHAN AIR
SURPLUS/MINUS FAKTOR K
NERACA AIR
setelah MT. III. Berisi informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam dan areal
terkena musibah.
4.10. Pengoperasian Bangunan Talang Poncol
Operasi bangunan talang
Pembukaan dan penutupan pintu harus terkoordinir agar debit air sesuai dengan
kebutuhan
Tinggi muka air di hulu talang tidak boleh melebihi tanggul saluran atau elevasi yang
ditetapkan
Endapan di hulu talang dapat dibilas bila diperlukan ( kantong lumpur telah penuh )
Elevasi muka air di hulu talang secara oyomatis melimpah di saluran pelimpah
apabila ketingggia melebihi ambang yang ditentukan.
Debit yang masuk saluran dicatat setiap terjadi perubahan
Operasi Bangunan Penguras
Operasi pada saat endapan telah penuh
Pengurasan endapan lumpur dilakukan apabila endapan telah memenuhi kantong
lumpur setinggi elevasi dasar rencana saluran penghantar.
Pengopersian pintu pembilas harus hati-hati untuk mencegah endapan masuk ke
dalam saluran dan terlampau banyak terjadi endapan di kantong pembilas
Perbedaan elevasi antara dasar saluran dan d asar Kantong lumpur adalah 1,0 m.
Sehingga aliran terbagi menjadi 2 lapisan. Lapisan atas mengalir masuk ke bangunan
talang , lapisan bawah mengalir melewati pintu pembilas. Pintu talang tidak perlu
ditutup karena endapan dapat dibilas bila diperlukan.
Periode waktu pengurasan akan ditentukan sesuai dengan hasil pengamatan setelah
bangunan ini dilaksanakan di lapangan ssesuuai dengan berapa lama kantong lumpur
terisis penuh untuk beberapa kali sehingga akan didapatkan periode waktu
pengurasan yang optimal.
CV GRACIA ADHI CIPTA 14
5. MONITORING DAN EVALUASI
5.1. Monitoring Pelaksanaan Operasi
Monitoring dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.
Blangko tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang
bersangkutan. Dalam hal ini D.I Pemali Hilir merupakan kewenangan Pemerintah Pusat
yang di TPOP kan kepada Pemerintah Provinsi.
5.2. Kalibrasi Alat Ukur
Jenis alat ukur yang dipakai pada sistem Jaringan D.I Pemali Kanan adalah : Tipe Cipoletti
dan Tipe Drempel. Kalibrasi alat ukur sebaiknya dilakukan oleh tim yang mempunyai
kemampuan dan peralatan yang memadai dan dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan
dari alat ukur atau dilakukan secara periodik/berkala minimal 5 (lima) tahun sekali.
5.3. Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi yang meliputi
beberapa komponen dan sub komponen dengan sistem penilaian (scoring system) tertentu
pula. Secara rinci ditampilkan pada halaman selanjutnya.
Tabel 5.1. Sistem penilaian (scoring system)
No Kriteria Score
1 Prasarana Fisik 45
a Bangunan Utama 13
b Saluran Pembawa 10
c Bangunan Pada Saluran Pembawa 9
d Saluran Pembuang & Bangunannya 4
e Jalan Masuk / Inspeksi 4
f Kantor, Perumahan & Gudang 5
2 Produktifitas Tanam 15
3 Sarana Penunjang 10
a Peralatan OP 4
b Transportasi 2
c Alat – Alat Kantor Pelaksana OP 2
d Alat Komunikasi 2
CV GRACIA ADHI CIPTA 15
4 Organisasi Personalia 15
a Organisasi OP 5
b Personalia 10
5 Dokumentasi 5
6 Kondisi Kelembagaan P3A 10
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan Formulir Indeks Kinerja
Sistem Irigasi dengan klasifikasi :
a. 80 – 100 : kinerja sangat baik
b. 70 – 79 : kinerja baik
c. 55 – 69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
d. < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian
e. Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5.
CV GRACIA ADHI CIPTA 16
6. KEGIATAN PEMELIHARAAN
6.1. Inventarisasi Jaringan Irigasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi
seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset jaringan irigasi dan areal
pelayanan pada Daerah Irigasi Pemali Kanan. Inventarisasi dilakukan setiap tahun
mengacu pada pedoman yang berlaku.
Pelaksanaan dilaksanakan secara partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh
aparat dinas secara berjenjang bersama-sama dengan P3A/Sub GP3A/GP3A dengan
menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi. Dari hasil inventarisasi tersebut disusun
program 5 (lima) tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.
6.2. Perencanaan Pekerjaan Pemeliharaan
Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama P3A/Sub
GP3A/GP3A berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi jaringan irigasi. Dalam
rencana pemeliharaan terdapat pembagian tugas, antara P3A/Sub GP3A/GP3A dengan
pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani P3A/Sub GP3A/GP3A dan bagian
mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan Kerjasama O & P.
a. Inspeksi Rutin
Dilaksanakan oleh Juru Pengairan/Mantri secara rutin di masing-masing wilayah
kerjanya setiap 10 hari/15 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
jaringan irigasi dapat berfungsi (air dapat dialirkan sesuai ketentuan). Jika ditemukan
ada kerusakan ringan harus dicatat dalam Blangko 01 – P dan diserahkan kepada
Pengamat di UPTD.
b. Penelusuran Jaringan Irigasi
Dilakukan berdasarkan usulan kerusakan yang dikirimkan oleh juru pengairan/mantri
dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan tahun depan. Penelusuran
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada saat pengeringan (untuk
mengetahui endapan dan tingkat kerusakan) dan pada saat air normal/saat
pengolahan tanah (untuk mengetahui berapa besarnya rembesan dan bocoran
jaringan). Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara
Pengamat/UPT/Ranting, Juru/Mantri dan P3A/Sub GP3A/GP3A. Hasil penelusuran
dicatat dalam Blangko 02 – P dan ditentukan rangking prioritasnya.
CV GRACIA ADHI CIPTA 17
c. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
Dari hasil inventarisasi di atas, dilakukan survey identifikasi permasalahan dan
kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi
yang tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam
menentukan kriteria pemeliharaan dapat dilihat dari kondisi kerusakan fisik jaringan
irigasi. Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan
detail desain pemeliharaan.
d. Pengukuran dan Pembuatan Detail Desain
Survey dan pengukuran dapat dilaksanakn secara sederhana oleh petugas
Dinas/pengelola irigasi bersama dengan perkumpulan petani pemakai air dengan
menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau tali. Untuk pekerjaan
perbaikan/penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolith untuk
mendapatkan elevasi yang akurat. Hasilnya dituangkan dalam gambar sket atau
gambar as built drawing.
Dari hasil survey dan pengukuran disusun rancangan detail desain dan penggambaran.
Hasil rancangan akan didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air
sebagai dasar pembuatan desain akhir.
e. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan yang sesuai dengan
standar yang berlaku di wilayah setempat.
Data harga satuan biasa didapat dengan survey langsung ke toko bahan konstruksi
maupun data dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten setempat.
Sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan dapat berasal dari :
Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau DAK
Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani pemakai air
Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.
f. Penyusunan Program/Rencana Kerja Pemeliharaan
Rencana/Program Kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola Irigasi (Dinas PSDA Pemali-
Comal) bersama P3A/Sub GP3A/GP3A.
g. Pekerjaan Swakelola
Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola antara lain adalah :
a. Pemeliharaan rutin
Dilaksanakan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi
rutin juru/mantri.
CV GRACIA ADHI CIPTA 18
Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/Sub GP3A secara gotong
royong dengan bimbingan teknis dari dinas/pengelola irigasi.
b. Pemeliharaan berkala (yang bersifat perawatan dan penanggulangan)
Dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan tersedianya anggaran.
Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau dapat melibatkan P3A/Sub GP3A.
Pekerjaan berupa perawatan
c. Penanggulangan
Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera berfunsi.
Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/Sub GP3A secara gotong
royong.
h. Pekerjaan yang Dikontrakkan
Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara dikontrakkan antara lain adalah :
a. Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat dan penggantian
b. Pelaksanaan melalui pihak ketiga (kontraktor).
Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara kontraktual dibuat
oleh Dinas/Pengelola Irigasi dengan menggunakan Blangko 05 – P.
7. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan Detail Desain dan Rencana Kerja yang
telah disusun oleh Dinas/Pengelola Irigasi bersama P3A/Sub GP3A/GP3A. Adapun
pelaksanaannya menyesuaikan dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan
yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Gubernur sesuai
kewenangannya. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan pelaksanaan
Sebelum kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan sosialisasi kepada petani pemakai air
sebagai anggota P3A/Sub GP3A/GP3A tentang waktu, jenis kegiatan, jumlah tenaga,
bahan, peralatan yang harus disediakan dan disesuaikan dengan jenis, sifat
pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.
1. Yang dilaksanakan Pekarya / P3A/Sub GP3A/GP3A
Pengusulan kebutuhan bahan
Penyediaan tenaga
Pengaturan regu kerja
Pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi
Pengisian Blangko 06 – P dan 07 – P.
CV GRACIA ADHI CIPTA 19
2. Yang dilaksanakan Kontraktor
Disusun dalam paket pekerjaan yang menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan, rencana
biaya dan waktu pelaksanaannya
Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja setempat kecuali tenaga kerja tersebut
tidak tersedia
Adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan P3A/Sub GP3A/GP3A
mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal lainnya
b. Pelaksanaan Pemeliharaan
Sesuai PP No.20 Tahun 2006 Pasal 58 menerangkan bahwa Pemerintah, Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menetapkan waktu
pengeringan dan bagian jaringan irigasi yang harus dikeringkan setelah berkonsultasi dengan
perkumpulan petani pemakai air. Pengeringan tersebut adalah untuk keperluan pemeriksaan
atau pemeliharaan jaringan irigasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan :
1. P3A/Sub GP3A/GP3A dan atau kontraktor wajib memahami dan
menerapkan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola Irigasi
2. Pelaksanaan tidak menggangu kelancaran pembagian air untuk tanaman,
artinya pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pengeringan dan pergiliran air
3. Dinas/Pengelola Irigasi wajib menyampaikan kepada masyarakat pemakai
air mengenai rencana pengeringan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan
pengeringan
4. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh P3A/Sub GP3A/GP3A, agar
sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu adanya bimbingan dari
tenaga pendamping lapangan
5. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, sebagai kontrol sosial
P3A/Sub GP3A/GP3A dapat berperan serta secara swadaya mengawasi pekerjaan.
c. Pengamanan Jaringan Irigasi
Merupakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi
yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan
fungsi jaringan irigasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang
membidangi irigasi, P3A/Sub GP3A/GP3A, kelompok pendamping lapangan dan seluruh
masyarakat setempat.
CV GRACIA ADHI CIPTA 20
Tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan/merusak
jaringan irigasi dapat dilakukan antara lain dengan pemasangan papan larangan, papan
peringatan atau perangkat pengamanan lainnya.
Adapun macam tindakan pengamanan antara lain adalah :
1. Tindakan Pencegahan
Melarang pengambilan batu, pasir, dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu dan ±
1.000 m sebelah hilir talang. Di bangunan talang terdapat sedimen berupa pasir yang
sangat banyak. Dengan adanya hal tersebut maka di lokasi ini terjadi aktifitas
penambangan pasir terutama di musim kemarau. Hal ini bisa berdampak 2 hal, yaitu :
a. Terkeruknya sedimen yang mengganggu alur aliran sungai yang menuju pintu
bangunan talang
b. Mengakibatkan munculnya palung-palung sungai karena penambangan tidak
mempertimbangkan aspek teknis, pengerukan hanya di titik-titik tertentu dan tidak
merata.
Dalam kondisi ini, sebaiknya dilakukan penerapan Peraturan Perundang-undangan
yang terkait dengan pengaturan kegiatan penambangan Bahan Galian Golongan C.
Sedangkan untuk wilayah hilir bendung sebaiknya dipasang papan larangan
penambangan pasir. Hal ini bertujuan melindungi lapisan tanah Clay Stone agar tidak
terganggu/teroksidasi. Karena jika lapisan tanah ini sampai terganggu/teroksidasi, daya
dukungnya akan menurun drastis dan mengancam stabilitas Bendung Notog.
Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan
memasang papan larangan.
Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku
dan memasang patok batas sempadan.
Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan
di dalam garis sempadan saluran.
Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah pengairan
supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi yang
melebihi kelas jalan.
Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.
Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran irigasi
(melindungi daerah tanggul maupun sempadan saluran dari kegiatan eksploitasi
yang dapat merusak jaringan).
CV GRACIA ADHI CIPTA 21
Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang
pengamanan fungsi Jaringan Irigasi.
Melakukan sertifikasi aset yang berupa lahan, sungai, saluran (termasuk bekas sungai
maupun saluran), serta bangunan yang terkait dengan pengelolaan jaringan irigasi
Pemali Kanan.
2. Tindakan Pengamanan
Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya : disekitar
bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat penduduk
dsb.
Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci
Pemasangan penghalang jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal,
patok dsb.
Pemeliharan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi bangunan dan
jaringan irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang
diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi :
1. Yang bersifat Perawatan :
Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu
Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak
Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran
Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur
Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
2. Yang bersifat Perbaikan Ringan :
Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan dan sambungan
Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa
batu muka yang lepas.
Pemeliharaan Berkala
Merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan secara berkala yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang membidangi irigasi dan dapat bekerja sama
dengan P3A/Sub GP3A/GP3A secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga
tersebut dan dapat pula dilaksanakan secara kontraktual.
CV GRACIA ADHI CIPTA 22
Pelaksanaannya dilakukan secara periodik sesuai kondisi jaringan, misalnya 1,2 atau 3
tahun sekali sesuai rencana dan disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan.
Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi :
1. Yang bersifat Perawatan
Penegecatan pintu
Pengurasan dan Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
2. Yang bersifat Perbaikan
Perbaikan bendung, bangunan pengambilan dan bangunan pengatur
Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya
Perbaikan saluran
Perbaikan pintu-pintu dan skot balok
Perbaikan jalan inspeksi
Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan
PPB, kendaraan dan peralatan.
3. Yang bersifat Penggantian
Penggantian pintu
Pengantian alat ukur
Penggantian peil schaal
3. Perbaikan Darurat dan Waktu Pengeringan
Sesuai PP No.20 Tahun 2006 Pasal 64 menerangkan bahwa :
a. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk kegiatan rehabilitasi dan peningkatan
jaringan irigasi harus dijadwalkan dalam rencana tata tanam
b. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk kegiatan rehabilitasi yang direncanakan,
rehabilitasi akibat keadaan darurat, atau peningkatan jaringan irigasi dapat dilakukan
paling lama 6 (enam) bulan
c. Pengeringan yang memerlukan waktu lebih lama dari ketentuan sebagaimana di
atas ditetapkan oleh Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian luar biasa (seperti pengrusakan/penjebolan tanggul, longsoran
tebing yang menutup jaringan, tanggul putus dll.) dan penanggulangan segera
dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
CV GRACIA ADHI CIPTA 23
Kejadian luar biasa ini dilaporkan oleh juru/mantri kepada pengamat/UPT dan kepala
dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada
Bupati/Walikota. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan akibat kejadian bencana/KLB
dimasukkan dalam Blangko 03 – P dan lampirannya.
Perbaikan darurat dapat dilakukan secara gotong royong, swakelola atau kontraktual,
dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola irigasi atau yang
disediakan masyarakat (seperti bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang
kelapa dll.)
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang permanen
dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.
4. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
Dilakukan untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola
ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala dan penenggulangan/perbaikan darurat.
1. Yang dilaksanakan secara Swakelola
Dilakukan oleh dinas/pengelola irigasi bersama P3A/Sub GP3A/GP3A.
Pemantauan dilakukan terhadap sumberdaya yang meliputi : tenaga kerja, bahan
(pelumas, cat dsb.), peralatan dsb. Peralatan secara berkala dipantau dan dibandingkan
dengan program pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan dituangkan
dalam Blanko 06 – P.
Waktu ditetapkan harian/mingguan oleh dinas/pengelola irigasi.
Tiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses pemeliharaan yang
sedang dilaksanakan di lapangan.
Juru/Mantri dan Pengamat Pengairan UPTD mencatat hasil kegiatan pemeliharaan di
dalam Buku Catatan Pemeliharaan (BCP). Dari BCP ini dapat diketahui bagian
bangunan atau ruas saluran yang sudah dan yang belum dilaksanakan
pemeliharaannya.
2. Yang dilaksanakan secara Kontraktual
Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh Dinas/Pengelola Irigasi
dengan melibatkan peran serta P3A/Sub GP3A/GP3A.
a. Pemantauan dan Evaluasi Mingguan
Jenis dan volume pekerjaan
Rencana dan realisai fisik dan keuangan
CV GRACIA ADHI CIPTA 24
Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan
Kemajuan hasil pekerjaan
Nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan dibandingkan dengan nilai
bobot seluruh kegiatan.
b. Pemantauan dan Evaluasi Bulanan
Jenis dan volume pekerjaan
Rencana dan realisasi fisik dan keuangan
Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan
Kemajuan hasil pekerjaan (volume vs waktu)
Nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya sertab kinerja fisik
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk keperluan perbaikan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan
perencanaan program pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan tersebut, dapat dipelajari masalah dan
kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana tahun
berikutnya.
Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan terhadap kuantitas dan
kualitas pekerjaan. Juga evaluasi terhadap funsi atau kinerja jaringan irigasi melalui
penelusuran jaringan dan pengujian lapangan (trial run).
3. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan disampaikan
kepada Dinas/Pengelola Irigasi. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
secara berkala meliputi :
a. Laporan Bulanan
Pengunaan bahan swakelola (Blanko 08 – P)
Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blanko 09 – P)
b. Laporan Tahunan (Blanko 10 – P)
4. Indikator keberhasilan kegiatan pemeliharaan Indikator yang dapat dipakai adalah :
b. Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana
c. Terjaganya kondisi bangunan dan saluran :
Kondisi Baik, jika tingkat kerusakan < 10% dari kondisi awal bangunan dan saluran,
diperlukan pemeliharaan rutin.
Kondisi Rusak Ringan, jika tingkat kerusakan 10 - 20% dari kondisi awal bangunan
dan saluran, diperlukan pemeliharaan berkala.
CV GRACIA ADHI CIPTA 25
Kondisi Rusak Sedang, jika tingkat kerusakan 21 - 40% dari kondisi awal bangunan dan
saluran, diperlukan perbaikan.
Kondisi Rusak Berat, jika tingkat kerusakan > 40% dari kondisi awal bangunan dan
saluran, diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
d. Meminimalkan biaya rehabilitasi bangunan danjaringan irigasi
e. Tercapainya umur rencana bangunan dan jaringan.
CV GRACIA ADHI CIPTA 26
top related