oleh : i standard required for it. this study is aimed at ...€¦ · oleh : yus warseno1) 1. yus...
Post on 18-Oct-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh :1)
Yus Warseno
1. Yus Warseno,S.Pi, M.Sc. adalah Staf Sekretariat Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan, alumni Prog. Studi Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS). Sekolah Pasca Sarjana, Fakultas Geografi UGM
1023Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan telah dicanangkan-
nya pengembangan kawasan perikanan
Budidaya Air Tawar (BAT) oleh Pemda
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang berlokasi di
Desa Srihardono, Kecamatan Pundong
dan Desa Sumbermulyo di Kecamatan
Bambanglipuro. Dalam rangka mendu-
kung kelancaran operasional kegiatan
perikanan budidaya tersebut sangat
diperlukan kondisi ketersediaan air
sesuai kuantitas (debit) maupun kualitas
air yang dapat memenuhi kebutuhan
secara memadai. Namun demikian di
kawasan perikanan BAT tersebut
terdapat beberapa permasalahan antara
lain adalah sebagai berikut:
KAJIAN POTENSI SUMBERDAYA AIRUNTUK BUDIDAYA IKAN
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
n fish aquaculture, important thing needs to be analyzed is the
availability of adequate water quality and discharge, according to
standard required for it. This study is aimed at knowing discharge of IMejing Dam on Winongo River and Canden Kanan and Tegal Kanan irrigation
channels on Opak River. This study is also aimed to know water quality concerning to
conditions of conducting fish aquaculture, as well as to identify distribution of fish
aquaculture area development potency based on water resource support. This study
is located ini Pundong District, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta
Province.
Method used ini this study as by collecting discharge and water quality data in
some locations of study area. To get information of discharge and water quality
potency in the study area, matching method is applied to standard criterion of
optimal water resource for seeding of fish. To know distribution of potency of fish
development area based on water quality and discharge in the location, is by means
of determining sample point in each sample collecting station (SPS) as the main point
node of water irrigation flow related to area of irrigated farm. Spatial distribution
analysis is carried out by means of Arcview software.
Based on analysis results of discharge and water quality study, it can be
concluded that from total area of water irrigation flow in study location, for area of
662.6 hectares, 58% (385.3 hectares) is suitable for fish aquaculture, which is
located at SPS 1, 2, 3, 5, and 9, and 5% (19.4 hectares) appropriate for seeding of
fish, which is located at SPS 2 and 9, and also 42% (277.3 hectares) is not
appropriate for fresh water fish aquaculture, which is located at SPS 4, 6, 7, 8, and 10.
dapat mendukung untuk kegiatan
budidaya ikan.
c. Bagaimana sebaran potensi pe-
ngembangan kawasan budidaya
ikan menurut debit dan kualitas
sumberdaya air.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan:
a. Mengetahui debit saluran irigasi
pada Bendung Mejing Sungai
Winongo, saluran irigasi Canden
Kanan dan saluran irigasi Tegal
Kanan, Bendung Tegal Sungai
Opak.
b. Mengetahui kualitas air di lokasi
penelitian berkaitan dengan per-
syaratan untuk budidaya ikan air
tawar.
c. Mengetahui sebaran potensi pe-
ngembangan kawasan budidaya
ikan menurut debit dan kualitas
sumberdaya air.
1.3. Manfaat Penelitian
a. Hasil Penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai data
pendukung bagi instansi terkait dan
masyarakat umum untuk perenca-
naan pengembangan budidaya
ikan.
b. Memberikan rekomendasi/arahan
teknis pemanfaatan dan penge-
lolaan air sungai kajian untuk
kegiatan budidaya ikan.
c. Untuk meningkatkan ilmu pengeta-
huan pengembangan perikanan
budidaya air tawar.
a. Bendung Mejing merupakan ben-
dung gerak dari Sungai Winongo
merupakan irigasi semi teknis
mengaliri lahan pertanian seluas
418 Ha. Sungai Winongo menga-
lami penurunan debit air pada
musim kemarau. Pada saat kritis
ketersediaan air, pemanfaatan air
pada bendung ini dilakukan secara
bergiliran.
b. Irigasi Canden Kanan Sungai Opak,
berupa irigasi teknis dan semi
teknis, sebagai sumber air untuk
kegiatan pertanian mengaliri lahan
seluas 727,07 Ha (Dinas Pengairan,
2007).
c. Penggunaan lahan di wilayah DAS
Winongo dan DAS Opak selain
untuk permukiman dan kegiatan
pertanian juga untuk kegiatan
industri. Kualitas air di Sungai
Winongo dan Sungai Opak tersebut
diduga telah mengalami penurunan
akibat pembuangan limbah domes-
tik dan limbah industri.
Dengan memperhatikan beberapa
pertimbangan dan permasalahan di
atas, maka penulis rumuskan permasa-
lahan sebagai berikut:
a. Apakah debit air saluran suplesi
dari Bendung Mejing Sungai
Winongo, saluran primer Canden
Kanan dan Saluran dari Bendung
Tegal Kanan Sungai Opak, dapat
mencukupi kebutuhan air untuk
kegiatan budidaya ikan di kawasan
perikanan Budidaya Air Tawar.
b. Apakah kondisi kualitas air pada
perairan tersebut jika ditinjau dari
aspek fisik serta aspek kimia, masih
1024Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
tersebut menimbulkan dampak di
daerah hilir dalam bentuk perubahan
fluktuasi debit dan transport sedimen
serta material terlarut dalam sistem
aliran air, penurunan produktivitas
lahan, pendangkalan sungai dan saluran
irigasi.
2.2. Kuantitas air
Sutisna dan Sutarmanto (1995),
menjelaskan, bahwa untuk mendukung
keberhasilan dalam pengembangan
perikanan budidaya, lokasi harus
terdapat sumber air yang memenuhi
syarat baik kualitas, maupun kuantitas
(debit) air sepanjang tahun. Sumber air
untuk pembenihan ikan dapat berasal
dari saluran irigasi, sungai, waduk, air
hujan, mata air, danau, dan sumur. Air
dapat dialirkan melalui saluran air/pipa-
pipa saluran secara grafitasi atau
menggunakan pompa air ke kolam-
kolam. Debit air yang baik untuk
mengaliri kolam antara 5 – 15
liter/detik/ha dan mengalir sepanjang
tahun (Widiyati dan Prihadi, 1988).
Menurut Jeffries dan Mills (1996),
debit (discharge) dinyatakan sebagai
volume yang mengalir pada selang
waktu tertentu, biasanya dinyatakan 3dalam satuan m /detik.
2. 3. Kualitas air
Kualitas air adalah nilai substansi
yang terlarut dalam air tergantung dari
toksitkologi dan ekologi. Menurut Kovari
(1983 dalam Sutisna dan Sutarmanto,
1995) para meter yang harus
diperhatikan dalam mengukur kualitas
air pada budidaya pembenihan ikan
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN
PENELITIAN SEBELUMNYA
2.1. Sumberdaya Air Dalam Daerah
Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
wilayah kesatuan ekosistem yang
dibatasi oleh pemisah topografis dan
berfungsi sebagai pengumpul, penyim-
pan dan penyalur air beserta sedimen,
unsur hara melalui sistem sungai, dan
mengeluarkannya melalui outlet tunggal
(Sudjarwadi, 1985 dalam Suyono,
2007). Menurut Seyhan (1977), DAS
sebagai suatu sistem hidrologi (Gambar
2.1) menerima input berupa hujan dan
menghasilkan keluaran berupa aliran air
di sungai. Karakteristik aliran yang
dihasilkan ditentukan oleh masukan dan
karakteristik DAS.
Menurut Asdak (2004), ekosistem
DAS terdiri dari desa, sawah/ladang
sungai dan hutan dan DAS terbagi
menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.
Beberapa tindakan yang berpenga-
ruh terhadap kondisi DAS, antara lain:
disebabkan adanya perubahan tataguna
lahan, reboisasi dengan luasan tertentu,
pembalakan hutan, cara bercocok tanam
yang mengabaikan kaedah konservasi di
daerah hulu dan pembuatan jalan hutan
tanpa mengenali tempat-tempat yang
rentan erosi dan tanah longsor. Hal
1025Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Keluaran(aliran)
Masukan(hujan)
Sistem DAS
Gambar 2.1. DAS Sebagai Sistem (Seyhan, 1977)
Kerangka teori yang dituangkan
dalam kerangka konseptual penelitian
(Gambar 2.2.), dapat diterangkan
sebagai berikut:
Sesuai beberapa pokok permasala-
han dalam pengembangan kawasan
perikanan Budidaya Air Tawar (BAT)
yang tertuang dalam latar belakang,
bahwa berhasil tidaknya suatu kawasan
perikanan darat, antara lain sangat
dipengaruhi oleh faktor kondisi keterse-
diaan air baik kuantitas (debit) dan
kualitasnya.
Dalam rangka mengetahui, apakah
potensi sumberdaya air di lokasi
penelitian dapat mendukung untuk
pengembangan kegiatan budidaya ikan,
maka perlu adanya kajian mengenai
debit dan kualitas air di Bendung Mejing
Sungai Winongo dan Bendung Tegal
Sungai Opak, apakah sesuai dengan
standar persyaratan debit dan kualitas
air untuk budidaya ikan,
mencakup parameter fisika: suhu air,
kecerahan air, warna air, bau air, dan
parameter kimia: keasaman (pH),
alkalinitas, oksigen (O ), karbondioksida 2
(CO ), amonia (NH , NH ), nitrogen (N ) 2 4 3 2
dalam bentuk nitrit (NO ) dan nitrat 2
(NO ), gas beracun (H S dan HCN), 3 2
logam berat (Cu, Pb, Zn, Cd, Hg) serta
pestisida.
2.4. Standar debit dan kualitas air
untuk budidaya ikan air tawar
Budidaya ikan air tawar sangat
bergantung pada keandalan debit aliran
dan kualitas air. Keberhasilan budidaya
ikan tersebut dipengaruhi oleh pengelo-
laan kondisi airnya baik secara fisik,
kimiawi maupun biologi. Standar debit
dan kualitas air yang diperlukan untuk
budidaya perikanan (pembenihan dan
pembesaran ikan) tersebut antara lain,
seperti tertera pada Tabel 3.2.
1026Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Potensi SDA Bendung Mejing Sungai Winongo dan Bendung
Tegal Sungai Opak
Kriteria/ Standar
Daerah Penelitian (kawasan budidaya ikan)
Perhitungan debit dan kualitas air
pada SPS
Peta Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan Air Tawar
Data curahhujan
Data pengukuran debit Air (Q)
Data pengukuran kualitas air sesaat (KA)
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Penelitian
2.5.Kerangka Teori
3.2.2. Data debit air dan curah
hujan
Dalam rangka mendapatkan infor-
masi kondisi ketersediaan air di perairan
setempat, dilakukan analisa terhadap
debit air dan curah hujan. Berdasarkan
data curah hujan harian, dilakukan
sumeri, untuk mengetahui hitungan
bulanan, pada beberapa stasiun,
kemudian dilakukan ploting untuk
mengetahui sebarannya. Demikian juga
dengan data debit air harian dari
masing-masing inlet dilakukan hal
serupa, untuk mengetahui fluktuasi dan
ketersediaan air sungai.
3.3. Analisis Data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan keadaan obyek peneli-
tian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagai-
mana adanya (Nawawi, 1987).
Dalam rangka mendapatkan infor-
masi potensi debit aliran dan kualitas
perairan pada lokasi penelitian dianalisa
dengan menggunakan Metode Pemban-
dingan (Matching), yakni dengan
membandingkan antar karakteristik
sumberdaya air (debit dan kualitas air)
yang diteliti terhadap kriteria standar
sumberdaya air yang optimal untuk
budidaya ikan, yang telah ditetapkan
(diteliti sebelumnya), sesuai pada Tabel
3.2
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah
saluran irigasi yang dilalui sumber air
dari saluran suplesi Bendung Mejing
Sungai Winongo untuk Desa Srihardono,
saluran primer Canden Kanan dan
saluran primer Tegal Kanan di Bendung
Tegal Sungai Opak, untuk Kecamatan
Pundong, Kabupaten Bantul. Lokasi
penelitian tertera pada Gambar 4.1.
Pemilihan lokasi pada penelitian ini
didasarkan pada kajian kepentingan,
yakni berdasarkan pertimbangan yang
dilakukan oleh instansi terkait dan lokasi
stasiun pengambilan sampel (SPS)
ditentukan berdasar kajian yang
didasarkan pada lokasi simpul jaringan
irigasi dan pertimbangan kawasan
oncoran.
3.2. Pengumpulan dan Pengolahan
Data
3.2.1. Data kualitas air
Data penelitian kualitas air yang
diambil dari masing-masing SPS terdiri
dari parameter:
a. Fisik: suhu air, bau, warna dan
kekeruhan air.
b. Kimia: alkalinitas (CaCO ), oksigen 3
(O ), keasaman (pH), karbon-2
dioksida (CO ), amonia (NH /NH ), 2 4 3
nitrogen (N ) dalam bentuk nitrit 2
(NO ) dan nitrat (NO ), gas beracun 2 3
(H S dan HCN), dan (Cu, Pb, Zn, Cd, 2
Hg).
1027Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Sebagai gambaran kronologis
penelitian ini dituangkan dalam diagram
alir, sebagai berikut:
Sesuai diagram alir pada Gambar
3.2., maka untuk mengetahui sebaran
potensi pengembangan kawasan
perikanan, apakah termasuk dalam
kondisi sesuai, ataupun tidak sesuai
untuk budidaya ikan air tawar, dianalisa
dengan metode spatial.
1028Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
No
Tabel 3.2. Acuan Debit dan Kualitas Sumberdaya Air Untuk
Budidaya Ikan Air Tawar
Parameter
Kualitas Air
Suhu
pH
Alkalinitas
Oksigen
Karbondioksida
Amonia dan
amonium
Nitrat
Nitrit
Hidrogen sulfida
Hidrogen Cyanida
Logam berat
Pestisida
Kekeruhan air
Kecerahan
Debit air
o o25 C – 30 C
6,7 – 8,2
CaCO 120 – 140 ppm3
O 5 ppm2
CO 10 ppm2
NH kurang dari 1,5 ppm4
NH kurang dari 0,2 ppm3
NO 0 – 1,5 ppm3
NO 0,2 ppm2
H S kurang dari 0,002 ppm2
HCN kurang dari 0,1 ppm.
Cu (0,006 ppm), Pb (kurang dari 0,02 ppm),
Zn (0,05 ppm), Cd (Kurang dari 0,003 ppm)
dan Hg (0,002 ppm)
DDT < 0,002 ppm,
Endrin < 0,004 ppm
< 25 NTU
> 10 %
5 – 15 liter/detik/Ha
Optimal
o o25 C – 30 C
6,7 – 8,6
120 – 140 ppm
5 – 6 ppm,
2 – 5 ppm
25 – 100 NTU
25 –35 %
5 – 15 liter/detik/Ha
PembesaranPembenihan
Debit Air
Sumber: Ditjenkan RI, 1988; Dahuri, 1996; Effendi, 2003; McNelly et al. 1979; Rao, 1992; Sutisna dan Sutarmanto, 1995; Sawyer dan McCarty, 1978; Widiyati dan Prihadi, 1988.
1029Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Peta IrigasiSkala 1 : 25.000
Peta Rupa Bumi Indonesia
Skala 1 : 25.000
Peta AdministrasiSkala 1 : 25.000
Peta Penggunaan LahanSkala 1: 25.000
Peta Lokasi Penelitian
Skala 1 : 25.000
Pengambilan sampel air
Pengukurandebit air
Analisis Laboratorium :? Suhu,? Bau? Warna? Kekeruhan? pH, ? O2
? CO , 2
? Alkalinitas ? NH /NH4 3
? H S2
? Nitrit (NO ), Nitrat (NO )2 3
? Logam berat: Cu, Pb, Zn, Cd, Hg
Tabel Hasil Pengukuran Debit
dan Kualitas Air
Tabel Acuan Debit dan Kualitas Sumberdaya Air Untuk
Budidaya Ikan Air Tawar
Matching
Peta Potensi Kesesuaian Debit Air Untuk
Budidaya Ikan Air Tawar
Peta Potensi Kesesuaian Kualitas Air Untuk
Budidaya Ikan Air Tawar
Overlay
Peta Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan Air Tawar
Gambar 3.2. Diagram Alir Pembuatan Peta Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan Air Tawar
Kondisi usaha perikanan darat
(budidaya ikan) di Kecamatan Pundong
masih berkembang, dan hingga saat ini
pengelolaannya masih secara tradisional
serta bersifat sebagai usaha sambilan.
Pada periode Mei 2008, kelompok
pembudidaya ikan di Kecamatan
Pundong, berjumlah 9 kelompok berang-
gotakan sebanyak 125 orang (Dinas PKP,
2008).
4.1.3. Kondisi fisik
Sarana pengairan di daerah peneli-
tian berupa irigasi semi teknis dengan
kondisi saluran yang teratur. Sumber air
irigasi di daerah penelitian diakses dari
Sungai Opak melalui pintu air Tegal
Kanan memiliki rata-rata debit aliran air
sebesar 520 liter/detik, Canden Kanan
memiliki rata-rata debit aliran air
sebesar 1.077 liter/detik dan pintu air
suplesi Bendung Mejing Sungai Winongo
memiliki aliran air rata-rata harian di
wilayah tersebut sebesar 373 liter/detik,
Kondisi di sepanjang saluran irigasi di
daerah tersebut sebagian sudah tidak
sempurna, di kanan dan kiri saluran
banyak terjadi kebocoran, pengendapan
lumpur (terjadi pendangkalan) dan
banyak ditumbuhi tanaman air, sehingga
mengakibatkan daya tampung aliran air
menjadi berkurang.
Ketersediaan air di DAS Opak dan
DAS Winongo sangat dipengaruhi oleh
kondisi curah hujan, yang dapat
didiskripsikan sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak lokasi penelitian
Secara geografis lokasi penelitian
terletak antara 110º33'00" Bujur Timur
dan 110º37'00" Bujur Timur serta antara
07º92'00" Lintang Selatan dan
07º96'00" Lintang Selatan, tepatnya di
Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
pada areal lahan seluas 1.183,884 Ha.
Sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Jetis, sebelah timur berba-
tasan dengan Kecamatan Imogiri, sebe-
lah selatan berbatasan dengan Kelura-
han Panjangrejo dan sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Bam-
banglipuro, tertera pada Gambar 4.1.
Kecamatan Pundong secara admi-
nistrasi terdiri dari 3 (tiga) desa, yaitu
Desa Seloharjo dan Panjangrejo bersta-
tus pedesaan dan Desa Srihardono
berstatus perkotaan, terdiri dari 49
pedukuhan meliputi lahan seluas 24,3 2km , dan pusat pemerintahan terletak
pada ketinggian 20 m di atas permukaan
laut (DPL).
4.1.2. Kondisi sosial
Kondisi sosial masyarakat Kecama-
tan Pundong pada tahun 2006, memiliki
jumlah penduduk geografis, meliputi 2 luas wilayah 23.760 km sebanyak
32.367 orang dengan kepadatan 1.371 2orang/km . Kepadatan penduduk
agraris, meliputi luas areal pertanian
864 Ha, jumlah 33.875 orang dengan 2kepadatan 39,21 orang/km .
1030Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1031Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Gam
bar
4.1.
Pet
a Lo
kasi
Pen
eliti
an
4.2. Potensi Sumberdaya Air
4.2.1. Debit air
Telah dijelaskan pada Metode
Penelitian, bahwa untuk memperoleh
sampel yang dapat mewakili kondisi
debit dan kualitas air di daerah
penelitian, ditentukan sebanyak 10 titik
Stasiun Pengambilan Sampel (SPS). Ke
10 (sepuluh) titik sampel tersebut
masing-masing telah diplotkan sesuai
pada Gambar 4.1. Secara rinci tingkat
pemanfaatan air di masing-masing
wilayah SPS sebagai simpul oncoran, jika
dikaitkan dengan analisa keruangan
(spatial), diperoleh hasil perhitungan,
sebagai berikut (Tabel 4.1):
Berdasarkan hasil matching (Lam-
piran 1) antara debit air sampel hasil
perhitungan dengan acuan sebagai
standar kebutuhan air untuk budidaya
a. Curah hujan DAS Opak
Pada Gambar 4.2., menunjukkan,
bahwa curah hujan rata-rata bulanan
tersebut mencapai puncak tertinggi
pada bulan Pebruari (349,8 mm) dan
curah hujan rata-rata bulanan tersebut
mengalami penurunan hingga titik
terendah, pada bulan Agustus (6.8 mm).
1032Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Cura
hH
uja
n(M
ilim
ete
r)
Min
Rata-rata
Max
Gambar 4.2. Curah Hujan Rata-rata Bulanan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
No
Tabel 4.1. Tingkat Pemanfaatan Air Oncoran di WilayahStasiun Pengambilan Sampel
SPS 2
SPS 4
SPS 9
SPS 3
SPS 5
SPS 1
SPS 8
SPS 6
SPS 10
SPS 7
SPS
13.694
15.191
5.711
67.285
11.952
271.457
83.553
126.781
66.928
-
Luas Lahan Pertanian (Ha)
2346.15
1198.77
290.42
2114.21
167.1
2130.37
389.74
188.41
89.47
816.43
990.5
Debit Air(L/det)
0.58
1.27
1.97
3.18
7.15
12.74
21.44
67.29
74.80
-
21.2
Tingkat PemanfaatanAir (%)
171.3
78.9
50.9
31.4
14
7.8
4.7
1.5
1.3
-
40.2
KetersediaanAir per Ha (liter/detik)
Rata rata (liter/detik)
Sumber : Data Primer, 2008Keterangan : SPS 7 merupakan buangan dari oncoran ( - ) tidak dihitung
4.2.3. Sebaran potensi
sumberdaya air
Berdasarkan hasil peneltian (Tabel
4.1, dan Lampiran 1), secara keruangan
(spatial), jika ditinjau dari kondisi
ketersediaan debit dan kualitas air pada
masing-masing SPS, menunjukkan
bahwa:
a. Menurut kondisi ketersediaan debit
air, daerah oncoran yang sesuai
acuan standar untuk budidaya ikan,
meliputi wilayah seluas 386,018
hektar, terdapat di SPS 1, 2, 3, 4, 5,
9 dan daerah oncoran yang tidak
sesuai untuk budidaya ikan meliputi
wilayah seluas 277,3 hektar,
terdapat di SPS 6, 8 dan 10.
b. Menurut kondisi ketersediaan
kualitas air, daerah oncoran yang
sesuai acuan standar untuk
budidaya ikan, meliputi wilayah
seluas 520,058 hektar, terdapat di
SPS 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10, dan daerah
oncoran yang tidak sesuai untuk
budidaya ikan, meliputi wilayah
seluas 141,9 hektar, terdapat di
SPS 4, 6 dan 7.
Setelah dilakukan overlay antara
potensi debit dan kualitas air di daerah
penelitian menunjukkan, bahwa potensi
sumberdaya air yang sesuai untuk
pengembangan budidaya ikan air tawar
di daerah peneletian meliputi area seluas
385,3 hektar, terdapat di SPS 1, 2, 3, 5
dan 9, dan daerah yang memiliki potensi
sumberdaya air yang tidak sesuai untuk
budidaya ikan seluas 277,2 hektar,
terdapat di SPS 4, 6, 7, 8 dan 10, sesuai
peta potensi sumberdaya air untuk
budidaya ikan air tawar (Gambar 4.3).
ikan (Tabel 3.2.) dapat diklasifikasikan
bahwa daerah oncoran yang memenuhi
(sesuai) terhadap ketersediaan debit air
untuk budidaya ikan, terdapat di SPS 1
(7,8 liter/detik/ha); SPS 2 (171,3 liter/
detik/hektar); SPS 3 (31,4 liter/detik/
ha); SPS 4 (78,9 liter/detik/hektar); SPS
5 (14 liter/detik/hektar); dan SPS 9
(50,9 liter/detik/hektar). Sedangkan
daerah oncoran yang tidak memenuhi
(tidak sesuai) terhadap ketersediaan
debit air untuk budidaya ikan, meliputi:
SPS 6 (1,5 liter/detik/hektar); SPS 8
(4,7 liter/detik/hektar) dan SPS 10 (1,3
liter/detik/hektar).
4.2.2. Kualitas air
Analisa kualitas air, berupa para-
meter fisik meliputi suhu air, bau, warna
dan kekeruhan air dan parameter kimia
meliputi alkalinitas (CaCO ), oksigen 3
(O ), keasaman (pH), karbondioksida 2
(CO ), amonia (NH /NH ), nitrogen (N ) 2 4 3 2
dalam bentuk nitrit (NO ) dan nitrat 2
(NO ), gas beracun (H S dan HCN) dan 3 2
logam berat (Cu, Pb, Zn, Cd, Hg). Dari 10
SPS, masing-masing sampel diambil
secara serentak, pada tanggal 29 Mei
2008 pukul 6 pagi WIB.
Berdasarkan hasil matching (Lam-
piran 1) antara sample uji fisik kualitas
air dengan acuan kebutuhan air untuk
budidaya ikan (Tabel 3.2.) dapat
diklasifikasikan bahwa daerah oncoran
yang memenuhi (sesuai) terhadap
ketersediaan kualitas air untuk budidaya
ikan adalah meliputi SPS 1, 2, 3, 5, 8, 9,
10. Sedangkan daerah oncoran yang
tidak memenuhi (tidak sesuai) terhadap
ketersediaan kualitas air untuk budidaya
ikan, adalah SPS 4, 6 dan 7.
1033Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1034Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
Gam
bar
4.3.
Pet
a P
oten
si S
umbe
rday
a A
ir U
ntuk
Bud
iday
a Ik
an A
ir Ta
war
1) Agar pemanfafatan air di lokasi
penelitian, sesuai dengan syarat
kebutuhan air untuk budidaya ikan,
maka perlu adanya pengelolaan air
berupa filterisasi, penggunaan
aerator, perlakuan kimia, pembua-
tan konstruksi/desain kolam,
pamanfaatan air tanah/sumur
dalam, pompanisasi, pembuatan
reservoir, normalisasi saluran serta
penetapan Peraturan Daerah
sebagai pedoman pengembangan
kawasan perikanan berkaitan
dengan tataruang dan kelestarian
lingkungan, agar terjadi sinergi
positif diantara pihak-pihak terkait
dengan usaha perikanan.
2) Agar tersedia standar debit dan
kualitas air untuk budidaya ikan
yang dapat dijadikan sebagai acuan
secara pasti dan meyakinkan,
hendaknya perlu dilakukan peneli-
tian lebih lanjut tentang kesesuian
debit dan kualitas air menurut
ukuran dan jenis ikan tertentu.
3) Untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai kondisi
ketersediaan debit dan kualitas air
di DAS Opak secara time series,
disarankan secara periodik perlu
diteliti lebih lanjut.
Berkaitan dengan ketersediaan
potensi sumberdaya air, yang sesuai
untuk budidaya ikan tersebut, maka
dapat ditentukan, bahwa lokasi yang
sesuai untuk pengembangan budidaya
pembenihan ikan adalah seluas 19,4
hektar (5 %), terdapat di SPS 2 (13,7
hektar) dan SPS 9 (5,7 hektar), dengan
pertimbangan bahwa, wilayah SPS 2 dan
SPS 9 terletak pada posisi paling hulu,
memperoleh air langsung dari Sungai
Winongo dan dari Sungai Opak. Kondisi
air yang mengalir di wilayah tersebut
tidak terpengaruh oleh limbah pertanian
dan limbah domestik dari permukiman
daerah peneltian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian debit
dan kualitas air, dapat disimpulkan,
bahwa dari luas total daerah oncoran air
irigasi di lokasi penelitian seluas 662,6
hektar, sebesar 58 % (385,3 hektar)
sesuai untuk budidaya ikan, meliputi
SPS: 1, 2, 3, 5 dan 9, dan dari luas
tersebut hanya 5 % (19,4 hektar) yang
sesuai untuk pembenihan ikan, yaitu di
SPS 2 dan SPS 9, serta sebesar 42 %
(277,3 hektar) tidak sesuai untuk
budidaya ikan air tawar, meliputi SPS: 4,
6, 7, 8 dan 10.
5.2. Saran
Memperhatikan beberapa kendala/
permasalahan ketersediaan debit dan
kualitas air di lokasi penelitian, maka
dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1035Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1036Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya IkanLa
mpi
ran
1.H
asil
Ana
lisa
Deb
it da
n K
ualit
as A
ir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20No
oS
uhu
( C
)
pH (
mg/
l)
O(m
g/l)
2
CaC
O (
mg/
l)3
NH
(m
g/l)
3
NH
(m
g/l)
4
NO
(mg/
l)3
NO
(mg/
l)2
CO
(m
g/l)
2
HS
(m
g/l)
2
CN
(m
g/l)
Cu
(mg/
l)
Pb
(mg/
l)
Zn
(mg/
l)
Cd
(mg/
l)
Hg
(mg/
l)
Bau
(m
g/l)
War
na (
TC
U)
Kek
eruh
an
(NT
U)
Deb
it A
ir
Sal
uran
(l/d
etik
)
Par
amet
erP
eng
uku
ran
oo
25 C
- 3
0 C
6,7
- 8,
2
5 pp
m
120
- 14
0 pp
m
< 0,
2 pp
m
< 1,
5 pp
m
0 -
1,5
ppm
0,2
ppm
10 p
pm
< 0,
002
ppm
< 0,
1 pp
m
0,00
6 pp
m
< 0,
02 p
pm
0,05
ppm
< 0,
003
ppm
0,00
2 pp
m
Tak
ber
bau
<25
TC
U
> 10
NT
U
5 -
15 l/
det/H
a
Sta
nd
ar
26 7,8
0,5
*
140,
86
0,01
47
0,50
47
6,92
*
0,09
16
6,6
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
< 0,
0102
< 0,
0088
< 0,
0158
< 0,
0051
Tak
terd
etek
si
Tak
Ber
bau
18 11 7,81
26 7,8
0,1
*
134,
78
0,02
01
0,58
38
7,68
*
0,10
98
4,4
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
< 0,
0102
< 0,
0088
< 0,
0158
< 0,
0051
Tak
terd
etek
si
Tak
Ber
bau
15 13
171,
3
2
26 7,7
0,2
*
152,
88
0,01
24
0,51
13
7,6
*
0,09
86
3,52
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
17 13 31,43
26 7,8
0,2
*
158,
92
0,01
08
0,37
24
7,16
*
0,12
27
3,96
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
40 *
41 *
78,94
26 7,2
0,1
*
181,
04
0,00
31
0,31
98
1,67
*
0,08
14
7,7
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
10 10 145
26 7,6
0,2
*
156,
90
0,01
19
0,39
38
4,2
*
0,08
68
5,28
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
38 *
34 *
1,5
*
6
26 7,5
0,2
*
172,
00
0,00
85
0,43
86
2,42
*
0,08
39
4,84
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
15 33 *
Tida
k
dihi
tung
78
910
Sta
siu
n P
eng
amb
ilan
Sam
pel
(S
PS
)
26 7,7
0,3
*
146,
00
0,01
29
0,53
11
7,49
*
0,08
14
5,28
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
16 17 4,7
*
25 7,6
0,2
*
162,
94
0,00
94
0,38
79
6,78
*
0,12
79
4,4
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
< 0,
0102
< 0,
0088
< 0,
0158
< 0,
0051
Tak
terd
etek
si
Tak
Ber
bau
23 1
50,9
26 7,6
0,2
*
156,
00
0,01
16
0,42
75
6,76
*
0,13
66
5,28
*
Tak
terd
etek
si
Tak
terd
etek
si
- - - - -
Tak
Ber
bau
12 12 1,3
*
Sum
ber:
Dat
a P
rimer
, Jun
i 200
8K
eter
anga
n: (
* )
= T
idak
ses
uai
1037Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
APHA, 1976. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 4th edition. American Public Health Association, Washington DC.
Asdak, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Asriningtyas, V. 2007. Bagian dari bahan praktikum MPPDAS, Fakultas Geografi, (tidak dipublikasikan), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
BBTKLPPM, 2008. Laporan Hasil Uji Kualitas Air Badan Air, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Yogyakarta.
Bakosurtanal, 2002. Peta Rupa Bumi Digital Indonesia 1 : 25.000, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, Jakarta.
Balai POO, 2006. Data Curah Hujan Bulanan di Beberapa Pos Penakar Hujan Kabupaten Sleman dan Bantul Tahun 1998 s.d 2006. Balai POO Provinsi DI Yogyakarta, Yogyakarta.
BMG, 2007. Data Curah Hujan Bulanan di Beberapa Pos Penakar Hujan Kabupaten Sleman dan Bantul Tahun 2007. Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Yogyakarta, Yogyakarta.
Bapedalda, 2003. Studi Kualitas Kali Opak Di Kabupaten Bantul. Bapedalda Bantul, Bantul.
Bapedalda, 2007. Laporan Kajian Kualitas Air S. Winongo dan S. Opak, Kabupaten Bantul. Bapedalda Kabupaten Bantul, Bantul.
Bappeda, 2007, Laporan Tahunan Bantul Dalam Angka. Bappeda Kabupaten Bantul, Bantul.
BPS, 2005. Laporan Statistik Kabupaten Bantul Dalam Angka Tahun 2005. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, Bantul.
Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama.
Cole, GA. 1988. Textbook of Limnology. Third edition. Waveland Press. Inc., Illinois.
Dahuri, R., 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. (Cetakan Pertama) PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Davis, M.L. dan D.A. Cornwell, 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second edition. Mc-Graw-Hill, Inc., New York.
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1038Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Dinas Pengairan, 2007. Data Debit dan Curah Hujan Harian, Dinas Pengairan Kabupaten Bantul, Bantul.
Dinas Pengairan, 2007. Data Daerah Irigasi Maret 2007. Dinas Pengairan Kabupaten Bantul, Bantul.
Dinas PKP, 2006. Laporan Tahunan Bidang Peternakan, Kelautan Dan Perikanan Tahun 2006, Dinas Peternakan, Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Bantul, Bantul.
Ditjenkan RI, 1988. Status dan Permasalahan Pembenihan Ikan dan Udang di Indonesia. Direktur Bina Produksi Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Effendi, 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Haslam, S.M. 1995. River Pollution and Ecological Perspective. John Wiley and Sons, Chichester.
Jeffries, M. dan D. Mills, 1996. Freshwater Ecology, Principles, and Aplications. John Wiley and Sons, Chichester.
Kodoatie R.J. dan R. Sjarief, 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu, Penerbit Andi, Yogyakarta.
McNeely, R.N., V.P. Nelmanis, dan L. Dwyer, 1979. Water Quality Source Book, A Guide to Water Quality Parameter. Inland Waters Directorate, Water Quality Branch, Ottawa.
Nawawi, H., 1987. Metode Penelitian, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Novotny, V., dan H. Olem, 1994. Water Quality, Prevention, Identification and Managemen of Diffuse Pollution. Van Nostrans Reinhold, New York.
Perda 22, 2007. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penetapan Kelas Air Sungai di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta.
Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. Wiley Eastern Limited, New Delhi.
Retno W., 2006. Pengaruh Air Lindi TPAS Piyungan Terhadap Kualitas Air Dan Keanekaragaman Makrobenthos Sungai Opak Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul, DIY, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
1039Jurnal Riset Daerah Vol. VIII, No.1. April 2009
Sawyer, C.N. dan P.L. McCarty, 1978. Chemistry for Environmental Engineering. Third edition. McGraw-Hill Book Compeny, Tokyo.
Seyhan, 1977. Dasar-dasar Hidrologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sofi'ah S., 2000. Agihan Kualitas Air di Waduk Sermo Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogykarta.
Sosrodarsono S. dan S. Takeda, 1977. Hidrologi Untuk Pengairan, Association for International Technical Promotion, Tokyo.
Sutisna dan Sutarmanto, 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar, Kanisius, Jakarta.
Sutrino, H., 1983. Analisis Regresi. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suyono, 2007. Pendekatan Geomorfologis Untuk Identifikasi Daerah Rawan Kekeringan Dan Banjir, (tidak dipublikasikan), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suwarno, 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova, Bandung.
Wetzel, R.G. 1975. Limnology, W.B. Saunders Co. Philadelphia.
Widiyati, A. dan T.H. Prihadi, 1988. Pemilihan Lokasi dan Rancang Bangun Pembenihan Ikan Untuk Budidaya Perikanan Air Tawar. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Badan Litbang Pertanian, Bogor.
Kajian Potensi Sumberdaya Air Untuk Budidaya Ikan
top related