oleh: eko djuniadi, s.h., m.hum. (inspektur kabupaten ... pungli_bna_12... · 2011 tentang...
Post on 29-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh:
EKO DJUNIADI, S.H., M.Hum.
(INSPEKTUR KABUPATEN BANJARNEGARA)
PENDAHULUAN
merupakan salah satu kata yang
cukup populer di masyarakat, namun
belum banyak yang memahaminya.
Pada umumnya, masyarakat memahami
korupsi sebagai sesuatu yang merugikan
negara semata, padahal dalam UU No. 31
Tahun 1999 juncto UU No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, ada 30 jenis tindak pidana korupsi
yang dikelompokkan menjadi tujuh jenis.
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Benturan kepentingan dlm pengadaan
5. Suap menyuap
6. Perbuatan curang
7. Pemerasan
1. Gratifikasi
2. Kerugian keuangan Negara
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai tujuan
tersebut, antara lain:
a) Merosotnya kewibawaan negara;
b) Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional; dan
c) Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian
bangsa.
Pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk mengatasi
permasalahan bangsa, yaitu NAWACITA, yang merupakan
sembilan agenda prioritas menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian.
Untuk mewujudkan NAWACITA, dimulai dengan
percepatan di berbagai bidang yang difokuskan pada
bidang ekonomi, khususnya percepatan pembangunan
infrastruktur, pembangunan manusia, dan deregulasi
ekonomi.
Percepatan tersebut akan berhasil dengan ditopang oleh
stabilitas politik dan keamanan serta kepastian hukum,
sehingga perlu adanya reformasi hukum.
1. Penataan regulasi agar menghasilkan
regulasi yang berkualitas;
PILAR-PILAR
REFORMASI HUKUM
2. Pembenahan lembaga/aparat penegak
hukum agar tercipta profesionalitas
penegak hukum;
3. Pembangunan budaya hukum untuk
menciptakan budaya hukum yang kuat.
Pemberantasan praktik pungutan
liar (pungli) dalam sentra
pelayanan publik 1.
2. Pemberantasan
Penyelundupan
Percepatan pelayanan
SIM, STNK, BPKB, dan
SKCK
Perbaikan layanan hak paten, merk, dan
desain bebas korupsi dengan teknologi
informasi yg transparan
Relokasi dan pemisahan
penghuni LAPAS
(narkoba, terorisme dan
radikalisme)
3.
4.
5.
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
DASAR HUKUM
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4. Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014
5. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan
Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar
7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 180/3935/SJ
tentang Pengawasan Pungutan Liar dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
8. Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290 Tahun 2016
tanggal 22 Desember 2016 tentang Pembentukan Satuan
Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar Kabupaten Banjarnegara
UPAYA PERCEPATAN PEMEBERANTASAN KORUPSI
DI KABUPATEN BANJARNEGARA
18 Oktober 2016 telah ditandatangani Pakta Integritas/ Pernyataan Komitmen bersama antara Gubernur Jawa Tengah dengan Para Bupati/Walikota Se-Jawa Tengah, disaksikan oleh Pimpinan KPK.
Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara (Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 700/331 Tahun 2016).
Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Gratifikasi dan Penandatanganan Pernyataan Komitmen
Pengendalian Gratifikasi Peserta Pimpinan SKPD dan Pimpinan serta Anggota DPRD Kabupaten
Banjarnegara pada tanggal 6 Desember 2016, disaksikan oleh Bupati dan KPK
Paparan di depan KPK tentang Rencana Aksi Percepatan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Tanggal 17
Januari 2017.
Rencana Bulan Oktober 2017 =
Workshop Tunas Integritas bagi
Pimpinan SKPD, Pimpinan DPRD dan
Para Ketua Komisi DPRD dg
Narasumber dari KPK.
Pembentukan Tim Pembina dan Penilai Internal Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK
WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2017 (Keputusan
Bupati Banjarnegara Nomor : 700/1232 Tahun 2016 tanggal 18 Oktober 2016).
PEMBANGUNAN
Sosialisasi Pembentukan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani kepada
OPD yang direncanakan sebagai pilot project di
Kabupaten Banjarnegara :
1. Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil;
2. DPMPTSP; 3. RSUD Hj. Anna Lasmanah
Banjarnegara.
Sosialisasi Permenpan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah pada tanggal 2 Februari
2017 oleh Pejabat Inspektorat Prov. Jawa Tengah, yang dikuti oleh Pimpinan dan seluruh Pejabat Struktural/Fungisonal
pada:
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
DPMPTSP;
RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
Pembinaan dan Assesment oleh Tim Pembina dan Penilai Internal terhadap 3 OPD tersebut secara berkelanjutan mulai
bulan Maret 2017 sampai dengan ditetapkannya OPD sebagai WBK dan WBBM.
PELAYANAN PUBLIK
PUNGUTAN LIAR
Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh
Penyelenggara Negara.
PERKEMBANGAN PEMBERANTASAN PUNGUTAN LIAR
UU No. 3 Tahun
1971 tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi
Inpres No. 9 Tahun
1977 tentang
Operasi Penertiban
TAP MPR No.
XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan
Negara yang Bersih
dan Bebas KKN
UU No.31 Tahun 1999
yang diubah dengan UU
No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Inpres No. 5 Tahun 2004
tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
Inpres No. 9 Tahun 2011
dan Inpres No. 17 Tahun
2011 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Inpres No. 10 Tahun
2016 tentang Aksi
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
Perpres No. 87 Tahun
2016 tentang
Satgas Saber
Pungli
A. SITUASI
Berbagai upaya untuk memberantas
praktik pungli telah dilakukan sejak
zaman orde baru sampai dengan era
reformasi, namun praktik pungli masih
terus terjadi.
Maraknya kasus pungutan liar telah merusak sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk meningkatkan efektivitas pemberantasan pungutan
liar, Presiden mengeluarkan Perpres Nomor 87 Tahun
2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih
Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) pada tanggal
20 Oktober 2016.
VISI :
“Terwujudnya pelayanan publik pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
yang terbebas dari pungutan liar”.
MISI:
1. Membangun sistem pencegahan dan pemberantasan pungutan liar;
2.Membangun sistem pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi dari
Kementerian/Lembaga dan pihak lain yang terkait dengan penggunaan teknologi
informasi;
3.Membangun dan menginternalisasi budaya anti pungli pada tata pemerintahan dan
masyarakat;
4.Mengkoordinasikan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan pemberantasan
pungutan liar;
5.Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui transparansi dan standarisasi pelayanan,
sesuai peraturan perundang-undangan dan menghapuskan pungutan liar.
C. STRATEGI SATGAS
STRATEGI
SATGAS
Strategi
PreEmptif
(Pembinaan)
Strategi
Preventif
(Pencegahan)
Strategi Represif
(Penegakan
Hukum)
1. Strategi PreEmptif (Pembinaan)
a)Mapping pungli yang ada di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dengan menggunakan teknologi
informasi;
b)Membangun budaya anti pungli, baik
masyarakat, aparatur maupun
pengusaha;
c) Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat dalam Gerakan Nasional
Pemberantasan Pungli (zero pungli);
d)Melakukan penggalangan untuk
antisipasi terjadinya pungli
2. Strategi Preventif (Pencegahan)
a)Mensosialisasikan pemetaan rawan pungli
di setiap Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah;
b)Mengoptimalkan peran fungsi satuan
pengawasan internal Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah, baik pengawasan
melekat maupun pengawasan fungsional
atau internal terhadap tempat/kegiatan
rawan pungli;
c) Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi
serta pengawasan pada sistem pelayanan
publik.
3. Strategi Represif (Penegakan Hukum)
a) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam
Operasi Tangkap Tangan (OTT) sesuai target
yang telah ditentukan;
b) Menindak tegas oknum aparat penyelenggara
negara/pegawai negeri dan masyarakat yang
terlibat dalam pungutan liar sesuai ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku;
c) Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam
memberikan rekomendasi sanksi kepada pelaku
pungli sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
D. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG
TUGAS :
Melaksanakan pemberantasan
pungutan liar secara efektif dan
efisien dengan mengoptimalkan
pemanfaatan personil, satuan kerja,
dan sarana prasarana, baik yang
berada di Kementerian/ Lembaga
maupun Pemerintah Daerah.
:
1. Intelijen;
2. Pencegahan;
3. Penindakan;
4. Yustisi.
5. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan
Kementerian/Lembaga serta Kepala
Pemerintah Daerah untuk memberikan
sanksi kepada pelaku pungli sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-
undangan;
6. Memberikan rekomendasi pembentukan
dan pelaksanaan tugas unit Saber Pungli di
setiap instansi penyelenggara publik
kepada pimpinan Kementerian/Lembaga
dan Kepala Pemerintah Daerah;
7. Melaksanakan evaluasi kegiatan
pemberantasan pungutan liar.
WEWENANG:
1. Membangun sistem pencegahan dan
pemberantasan pungutan liar;
2. Melakukan pengumpulan data dan
informasi dari Kementerian/
Lembaga dan pihak lain yang terkait,
dengan menggunakan teknologi
informasi;
3. Mengkoordinasikan, merencanakan,
dan melaksanakan operasi
pemberantasan pungutan liar;
4. Melakukan operasi tangkap tangan;
E. TUJUAN, SASARAN, DAN WILAYAH KEGIATAN
TUJUAN :
1) Tertanggulanginya praktek pungli yang dilakukan
oleh aparatur negara dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat;
2) Terbangunnya perubahan mindset aparatur
negara dalam pelayanan masyarakat dengan
prinsip zero pungli namun tetap mengutamakan
pelayanan prima; dan
3) Terbangun dan terciptanya sikap tegas dan
kesadaran masyarakat menolak segala bentuk
pungli dan mematuhi aturan yang berlaku.
WILAYAH KEGIATAN
Kegiatan Saber Pungli dilaksanakan di seluruh wilayah yuridiksi
Indonesia, khususnya pada Kementerian/Lembaga dan 34
Provinsi serta 541 Kota/Kabupaten.
1. Pelayanan Publik;
2. Ekspor dan Impor;
3. Penegakan Hukum;
4. Perijinan;
5. Kepegawaian;
6. Pendidikan;
7. Pengadaan Barang dan Jasa; dan
8. Kegiatan pungli lainnya yang
meresahkan masyarakat.
SASARAN
Sasaran dari kegiatan Saber Pungli yaitu pada sektor:
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 180/3935/SJ
Tanggal 24 Oktober 2016, menyebutkan bahwa Inspektur Provinsi
dan Inspektur Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan
secara berkesinambungan dalam rangka mencegah dan menghapus
pungli, khususnya pada area:
1. Perizinan, dengan fokus:
a. Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan;
b. Penerbitan Izin Gangguan;
c. Penerbitan Izin Trayek;
d. Penerbitan Izin Pertambangan;
e. Penerbitan Izin Perhubungan Darat, Perhubungan Laut, dan
Perhubungan Udara;
f. Rekomendasi Tidak Sengketa Tanah; dan
g. Penerbitan Izin Usaha.
2. Hibah dan Bantuan Sosial, dengan fokus:
a. Pencairan Dana Hibah dan Bantuan Sosial;
b. Pemotongan Dana Bantuan Sosial.
3. Kepegawaian, dengan fokus:
a. Mutasi Pegawai;
b. Kenaikan Pangkat;
c. Promosi Jabatan; dan
d. Pemotongan Gaji Guru, Tenaga
Kesehatan dan Pegawai Tidak Tetap.
4. Pendidikan, dengan fokus:
a. Pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
b. Pemotongan Uang Makan Guru.
5. Dana Desa, dengan fokus:
a. Pemotongan Dana Desa; dan
b. Pengambilan Bunga Bank pada
Penempatan Dana Desa. \
6. Pelayanan Publik, dengan fokus:
a. Penyaluran Beras Miskin;
b. Pelayanan administrasi kependudukan
dan catatan sipil;
c. Pelayanan di Bidang Kesehatan dan
Pendidikan; dan
d. Pelayanan pada Satuan Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT). 7. Pengadaan Barang dan Jasa, dengan fokus:
a. Perencanaan Pengadaan; dan
b. Penentuan Pemenang.
8. Kegiatan lainnya yang mempunyai risiko
penyimpangan.
AERAH UNIT
PP/K/L/DAERAH
UNIT PP
K/L/DAERAH
F. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONIL SATGAS
PRESIDEN 1) Tingkat Pusat
PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB
(MENKO POLHUKAM)
KETUA PELAKSANA SATGAS
(IRWASUM POLRI) (POK AHLI)
SEKRETARIS
KETUA POKJA
INTELIJEN
KETUA POKJA
PENCEGAHAN
KETUA POKJA
PENINDAKAN
KETUA POKJA
YUSTISI
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
Bid. Ops Bid.
logistik Bid.
Adum
Bid.
Keu.
Bid. Data
Informasi
AERAH UNIT
PP/K/L/DAERAH
UNIT PP
PADA KANWIL
2) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat K/L
PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB
(MENTERI/KEPALA LEMBAGA)
KETUA PELAKSANA UNIT SATGAS
(WAS INTERNAL/PEJABAT YANG DITUNJUK) (POK AHLI)
SEKRETARIS
KETUA POKJA
PENCEGAHAN
KETUA POKJA
INTELIJEN
KETUA POKJA
PENINDAKAN
KETUA POKJA
YUSTISI
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
Bid. Ops Bid.
logistik Bid.
Adum
Bid.
Keu.
Bid. Data
Informasi
AERAH UNIT PP
KOTA/KAB
3) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat Provinsi
PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB
(GUBERNUR)
KETUA PELAKSANA SATGAS
(IRWASDA)
WAKIL I : INSPEKTUR PROVINSI
WAKIL II : AS WAS KEJATI (POK AHLI)
SEKRETARIS
KETUA POKJA
INTELIJEN
KETUA POKJA
PENCEGAHAN
KETUA POKJA
PENINDAKAN
KETUA POKJA
YUSTISI
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
Bid. Ops Bid.
logistik Bid.
Adum
Bid.
Keu.
Bid. Data
Informasi
4) Unit Pemberantasan Pungli Tingkat Kabupaten
PENGENDALI DAN PENANGGUNG JAWAB
(BUPATI/WALIKOTA)
KETUA PELAKSANA UNIT SATGAS
(WAKAPOLRES)
WAKIL I : INSPEKTUR KABUPATEN
WAKIL II : KASI INTEL KEJARI
(POK AHLI)
SEKRETARIS
KETUA POKJA
INTELIJEN
KETUA POKJA
PENCEGAHAN
KETUA POKJA
PENINDAKAN
KETUA POKJA
YUSTISI
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
ANGGOTA
Bid. Ops Bid.
logistik Bid.
Adum
Bid.
Keu.
Bid. Data
Informasi
SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR KABUPATEN BANJARNEGARA
Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar
(Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai
dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290
Tahun 2016 tanggal 22 Desember 2016.
Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari
Unsur:
1. Pemerintah Daerah:
a. Bupati Banjarnegara (Penanggung jawab);
b. Wakil Bupati Banjarnegara (Penasehat);
c. Sekretaris Daerah Kab. Banjarnegara (Penasehat);
d. Inspektur Kab. Banjarnegara (Wk. Ketua I);
1. Pemerintah Daerah:
a. Bupati Banjarnegara
(Penanggung jawab);
b. Wakil Bupati Banjarnegara
(Penasehat);
c. Sekretaris Daerah Kab.
Banjarnegara (Penasehat);
d. Inspektur Kab. Banjarnegara
(Wk. Ketua I);
Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari
Unsur:
e. Kepala BPPKAD Kab. Banjarnegara;
f. Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum, dan
Pemerintahan;
g. Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kab.
Banjarnegara;
h. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten
Banjarnegara;
i. Kepala Dinas Kominfo Kab. Banjarnegara;
j. Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Setda Kab. Banjarnegara;
k. Kepala Bagian Hukum Setda Kab. Banjarnegara;
l. Sekretaris Inspektorat Kab. Banjarnegara;
m. Kepala Kantor Kesbangpollinmas Kab. Banjarnegara;
n. Kepala Satpol PP Kabupaten Banjarnegara;
o. Irban Bidang Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;
p. Irban Bidang Ekonomi dan Keuangan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;
q. Kabid. Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kabupaten
Banjarnegara;
r. Kabid. Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kabupaten
Banjarnegara.
s. Kasubbag. Administrasi dan Umum pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;
t. Kasubbag. Evaluasi dan Pelaporan pada Inspektorat Kabupaten Banjarnegara;
Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara, terdiri dari
Unsur:
2. Polres Banjarnegara:
a. Kapolres Banjarnegara (Penasehat);
b. Wakapolres Banjarnegara (Ketua);
c. Kabag. Ops. Polres Banjarnegara;
d. Kasat Reskrim Polres Banjarnegara;
e. Kasat Intelkam Polres Banjarnegara;
f. Kasat Bimas Polres Banjarnegara;
g. Kasi Pengawasan Polres Banjarnegara;
h. Kasi Propam Polres Banjarnegara;
i. Kasubag. Humas Polres Banjarnegara;
j. Kanit Tipikor Polres Banjarnegara
k. Kaur Bin Ops Lantas Polres Banjarnegara;
l. Kaur Bin Ops Narkoba Polres Banjarnegara;
m. Kaur Bin Ops Reskrim Banjarnegara;
n. Pa. Ur. Logistik Polres Banjarnegara.
3. Kodim 0704 Banjarnegara:
a. Dandim 0704 Banjarnegara (Penasehat);
b. Kepala Staf Kodim 0704 Banjarnegara
(Koordinator Kelompok Ahli);
c. Pasi Intel Kodim 0704 Banjarnegara
(Satgas Intelijen);
d. Komandan Unit Intelejen Kodim 0704 Banjarnegara.
4. Kejaksaan Negeri Banjarnegara:
a. Kajari Banjarnegara (Penasehat);
b. Kasi Intel Kejari Banjarnegara
(Wk. Ketua II);
c. Kasi Datun Kejari Banjarnegara;
d. Kasi Pidsus Kejari Banjarnegara;
e. Kasi Pidum Kejari Banjarnegara;
f. Staf Kasi Intel Kejari Banjarnegara.
Penanggung
jawab
(Bupati)
Bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas Satgas Saber
Pungli
Lanjutan…
Penasehat Memberikan arahan yang
berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan Satgas Saber Pungli
Kelompok Ahli
Memberikan saran pertimbangan
dalam pengambilan keputusan
sesuai dengan keahliannya
berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan Satuan Tugas Sapu
Bersih Pungutan Liar
Pelaksana
a. Ketua :
Mengendalikan, mengevaluasi
dan melaporkan pelaksanaan
tugas Satgas Saber Pungli
kepada Bupati.
b. Wakil Ketua:
Membantu kelancaran tugas
Ketua Pelaksana Satgas Saber
Pungli.
c. Sekretaris:
Membantu tugas Ketua
Pelaksana Satgas Saber
Pungli, yang dibantu oleh
Sekretariat.
Lanjutan…
Satgas
Intelijen
a) Melaksanakan kegiatan pemetaan
terhadap modus operandi yang
dilaksanakan oleh oknum pelaku
pungutan liar;
b) Melakukan kegiatan penyusupan
eliciting dalam rangka
memperoleh bahan keterangan
yang diperlukan;
c) Membantu melaporkan
perkembangan hasil penyelidikan
kepada Ketua Pelaksana Tugas;
d) Membantu pelaksanaan
pengamanan internal terhadap
kegiatan penegakan hukum yang
dilaksanakan oleh Satgas Saber
Pungli dari kemungkinan adanya
upaya yang dapat melemahkan
Satuan Tugas.
Lanjutan…
Satgas
Pencegahan,
Edukasi, dan
Sosialisasi
Melakukan upaya-upaya preventif baik
melalui sosialisasi, penyuluhan, pelatihan
dan kegiatan lain dalam rangka
mencegah terjadinya pungutan liar.
Lanjutan…
Satgas
Penindakan
Melakukan upaya-upaya represif Operasi
Tangkap Tangan (OTT) terhadap para
pelaku pungutan liar di wilayah
Kabupaten Banjarnegara.
Satgas Yustisi
Melakukan usaha dan kegiatan yang
bertujuan memberantas pelaku pungutan
liar.
G. TAHAPAN PELAKSANAAN SATGAS SABER PUNGLI
Dilaksanakan selama enam bulan
mulai bulan Oktober 2016 sampai
dengan bulan April 2017
2. Dilaksanakan dalam waktu enam
bulan mulai bulan April 2017
sampai dengan Oktober 2017
Dilaksanakan sampai dengan
Oktober 2019
1.
3.
Pengukuhan
Satgas Saber Pungli Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 19 Januari 2017
di Pendopo Dipayuda Adhigraha.
Penanganan aduan masyarakat: a) Dugaan pungutan liar sebesar Rp20.000,- setiap truk yang lewat di Desa
Kebondalem Kec. Bawang;
b) Dugaan pungutan sebesar Rp5.000,- di Terminal Induk Banjarnegara;
c) Dugaan pemungutan kepada warga yang membuat sertifikat tanah
dalam program pemutihan di Desa Somawangi Kec. Mandiraja sebesar
Rp500.000,- per sertifikat dan biaya pengukuran Rp100.000,- per
bidang;
d) Dugaan pemungutan sebesar Rp5.000,- per satu SPPT dalam program
pemutihan surat tanah dan biaya pengukuran sebesar Rp100.000,- per
bidang.
H. SISTEM PELAPORAN
Posko Satgas Saber Pungli
Terpadu:
- Kantor Kemenko Polhukam
Jl. Merdeka Barat Nomor
15 Jakarta Pusat 10110,
Kantor Itwasum Polri
Jl. Trunojoyo 3 Kebayoran
Baru Jakarta Selatan.
Unit Satgas Saber Pungli Kementerian/Lembaga dan Daerah melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada Ketua Pelaksana Satgas setiap harinya melalui e-mail:
saberpunglisatgas@polkam.go.id
Posko Satgas Saber Pungli Kab. Banjarnegara:
Dinas Kominfo Kab. Banjarnegara
Jl. A. Yani No. 16 Banjarnegara Sekretariat :
1. Polres Banjarnegara
Jl. Pemuda No. 39 Banjarnegara
2. Inspektorat Kab. Banjarnegara
Jl. Dipayuda No. 9 Banjarnegara
SMS Center : 081-228-124-447
E-mail :
saberpungli@banjarnegarakab.go.id
I. KOMITMEN PIMPINAN
Kepemimpinan merupakan komponen vital yang mempengaruhi keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Seorang pemimpin adalah figure yang menentukan arah organisasi, termasuk
pengembangan kualitas anggota-anggota dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Oleh karena itu diperlukan komitmen yang kuat secara tulus dan sungguh-
sungguh dalam menjalankan roda organisasi sesuai aturan.
Komitmen merupakan suatu ketentuan untuk berjanji kepada diri sendiri yang
akan memacu seseorang untuk terus berjuang dalam mencapai tujuan yang
dicita-citakan.
PENGGUNAAN
Logo : Dipakai untuk Logo Rompi, Kaos, Jaket,
dan Topi (Field Cap).
Pin : Dipakai untuk Baju Dinas, pada Saku sebelah
kiri atau Pakaian Sipil Harian di dada kiri;
Digunakan untuk simbol resmi sosialisasi (logo
pembuatan video clip, leaflet, video tron, dan
media elektronik); dan lain-lain selama tidak
menurunkan harkat dan martabat Satgas Saber
Pungli.
ARTI LAMBANG
1. Lingkaran dengan diameter 4 (empat)
cm menandakan empat fungsi dalam
Satgas Saberpungli, yaitu Fungsi
Intelijen, Pencegahan, Penindakan, dan
Yustisi;
2. Bulat dengan lingkaran merah berarti
larangan/ STOP, sehingga dengan tulisan
“STOP PUNGLI” di dalam lingkaran artinya
perintah secara tegas untuk berhenti
melakukan pungli atau larangan untuk tidak
pungli atau wajib berhenti melakukan pungli;
4. Tulisan “SATGAS SABER PUNGLI”
artinya:
Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan
Liar yang diberikan kewenangan oleh
Presiden melalui Perpres Nomor 87
Tahun 2016 tentang Satuan Tugas
Sapu Bersih Pungutan Liar untuk
melakukan upaya pemberantasan
pungutan liar, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Telapak tangan berwarna hitam diartikan: Tangan kotor akibat dari
perilaku pungli;
top related