nursing early warning scoring system
Post on 09-Mar-2016
64 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
Peran Perawatdalam PenangananKegawatan Klinik di RSPENERAPAN EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM
Hendra Firmansyah
-
DATA WHO: Risiko Kematian(2010)
RUMAH SAKIT
1 : 300
KECELAKAAN PESAWAT
1 : 1.000.000
-
PENDAHULUANHenti jantung merupakan salah satu penyebab panggilan code blue di rumah sakit.
Henti jantung di rumah sakit biasanya didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6 s.d. 8 jam SEBELUM henti jantung terjadi.
(Duncan & McMullan, 2012).
-
SETIAP TAHUN lebih dari
500.000 ANAK & DEWASA mengalami HENTI JANTUNG
Kurang dari
15% SELAMAT
-
Bagaimana caraMENINGKATKAN
ANGKA
KESELAMATANHENTI JANTUNG
-
Strategi:1. Cegah Terjadinya Cardiac Arrest:
Deteksi Perburukan kondisi pasien
Tangani perburukan sebelum henti jantungterjadi
2. Jika Terjadi Cardiac Arrest lakukan High Quality CPR
-
Strategi 1:CEGAH TERJADINYA CARDIAC ARREST
-
DETEKSI PERBURUKAN KONDISI
PASIEN
oSalah satu peran TRADISIONAL perawat adalahsurveillance. Meliputi:oMemeriksa perubahan kondisi pasien,
oMendeteksi perburukan kondisi pasien secara dini, dan
oMelakukan pencegahan terhadap cedera dan kesalahan/ kelalaian (Rogers et al, 2008).
-
Deteksi Perburukan denganMonitoring TTVSelama lebih dari 100 tahun, perawat telah melakukansurveillance dengan melakukan pemeriksaan TTV:
SuhuTubuh,
Nadi,
Tekanan Darah,
Frekuensi Napas,
Pemeriksaan Tambahan:
Saturasi Oksigen
Nyeri
Kesadaran
Urine Output
(Ahrens, 2008).
-
Tanda Tanda Vital Fisiologi Faktor ygmempengauhi
Isu dalampengkajian
Suhu Dikendalikan olehhipotalamus
Usia, Infeksi, Obatobatan
Suhu tubuh berbedadi setiap area pengukuran
Nadi Mrefleksikansirkulasi volume darah dankontraktilitas
Volume intravascular, Kontraktilitas, Oxygen demand
Dihitung minimal 30 detikDikaji juga irama dankekuatan nadi
Tekanan Darah Diatur oleh pusatvasomotor di medulla
Volume intravascular, Kontraktilitas, kondisipembuluh darah
Tensi air raksa lebihreliable dibandingtensi digital
Pernapasan Dikendalikam olehpusat pernapasan di medulla dan pons
Hypercapnia, Hypoxemia, Acidosis
Indikasi pengukuran: mendapatkan data dasar, perubahanoksigenasi, evaluasirespon thd terapi,
Kesadaran DikendalikanReticular activating system di batangotak
Perfusi serebri Dipengaruhi olehfactor intra kranialdan ekstra kranial
-
KENDALA DALAM TTVBeberapa penelitian menunjukkan bahwa TTV tidak secarakonsisten dikaji, dicatat dan diinterpretasikan
Penyebab hal ini adalah: Tingginya beban kerja
Menurunnya kesadaran thd pentingnya monitoring TTV
Tidak jelasnya kewenangan dalam pengambilankeputusan
(Rose, 2010)
Bagaimana pengalaman Anda???
-
Pengalaman SAYATTV diisi dengan mengandalkan INGATAN!!!
TTV diisi sebelum waktunya
Hasil pemeriksaan hanya dicatat, tidak di analisis
-
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya suatumekanisme untuk meningkatkan mutu pemantauan TTV terutama dalam menginterpretasikan dan tindak lanjut
terhadap hasil monitoring
NEWSS
(Nursing Early Warning Scoring System)
-
NEWSS (Nursing Early Warning Scoring System)NEWSS adalah sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital) yang umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan.
Skoring NEWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien.
NEWSS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat (yang telah diimplementasikan RSCM), dalam menangani kondisi kegawatan pada pasien atau biasa kita kenal dengan istilah code blue.
NEWSS lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut terjadi.
(Duncan & McMullan, 2012)
-
NEWSS Pasien Dewasa
3 2 1 0 1 2 3
Frekuensi Pernapasan
x/menit30
Frekuensi Nadi
x/menit130
Tekanan darah
Sistolik(mmHg)
220
Tingkat Kesadaran
Coma Stupor Somnolen Compos
Mentis
Apatis Acute
Confusional
States/
Delirium
Suhu Tubuh(oC) 38.50C
Hijau Kuning Orange Merah
0-1 2-3 4-5 >6
-
NEWSS Pasien Anak
0 1 2 3Perilaku Sesuai Cenderung murung/
diamSensitif Letargik/ Bingung/
Penurunan respon terhadap nyeri
Kardio vaskular
Pink atau CRT 1-2 detik
Pucat atau CRT 3 detik
Tekanan darah sistolik 10 mmHg di atas atau di bawah
nilai normal
Abu abu/ BiruCRT 4 detik
Takikardia: Nadi lebih tinggi/rendah
10 kali/menit
Abu abu/ Biru, mottled atau CRT>5 atau Taki
Kardi, Nadi lebih tinggi atau lebih rendah 30
kali/menit
Respirasi Normal tidak ada retraksi
RR >10 di atas normal,
menggunakan otot otot aksesoris pernapasan
RR>20 di atas normal, terdapat
retraksi dada
5 di bawah normal dengan retraksi dan atau grunting (mendengkur)
Nilai normal sesuai Usia
UsiaFrekuensi Nadi
(x/menit)Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Frekuensi Napas (x/menit)
0-3 bulan 100 -180 50 604-12 bulan 100 - 180 60 501-4 tahun 90 - 160 70 405-12 tahun 80 - 140 80 30>12 tahun 60 - 130 90 30
Hijau Kuning Orange Merah0-2 3 4 > 5
-
TANGANI PERBURUKAN SEBELUM
HENTI JANTUNG TERJADI
Hijau : Pasien dalam kondisi stabil
Kuning : Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift. Jika skor pasien akurat maka perawat primer atau PP harus menentukan tindakan terhadap kondisi pasien dan melakukan pengkajian ulang setiap 2 jam oleh perawat pelaksana. Pastikan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan pasien
Orange : Pengkajian ulang harus dilakukan oleh Perawat Primer/ PJ Shift dan diketahui oleh dokter jaga residen. Dokter jaga residen harus melaporkan ke DPJP dan memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat pelaksana harus memonitor tanda vital setiap jam.
Merah : Aktifkan code blue, TMRC melakukan tatalaksanaKegawatan pada pasien, dokter jaga dan DPJP diharuskan hadir di samping pasien dan berkolaborasi untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana harusmemonitor tanda vital setiap jam (setiap 15 menit-30 menit-60 menit)
-
Alur Deteksi Perburukanpasien
Cek dan Catat Tanda Tanda Vital
Lakukan Skoring dengan NEWSS
Jumlahkan semua Skor dan CatatKategori NEWSS
Lakukan Tatalaksana sesuai Algoritme
-
Strategi 2:HIGH QUALITY CPR
-
Prinsip CPR di RSCPR di RS dibedakan menjadi BLS dan ALS tetapi dalam pelaksanaannyamerupakan satu kesatuan yang berkelanjutan
Prinsip CPR di RS: Henti Nafas dan Henti Jantung dapat segera diidentifikasi
Terdapat sistem aktivasi kegawatan (misal Code blue)
CPR dilakukan
-
CODE BLUEKode Kegawat Daruratan Klinis
Indikasi Pemanggilan NEWSS: Merah Henti Jantung Henti Napas Korban Tidak Sadar
Responder Tenaga Kesehatan yang mendengar panggilan code blue Tim Khusus: Tim Code Blue, Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) Respon Time:
-
In Hospital CPR Algoritm
-
Langkah CPR di RS1. Pasien diduga tidak sadar
2. Pastikan keselamatan petugas
3. Cek respon pasien Respon
Tidak Respon
4. Minta bantuan
-
Jika Pasien ResponPasien membutuhkan evaluasi medis segera
Hubungi dokter atau aktifkan code blue.
Lakukan pengkajian ABCDE (Airway Breathing Circulation Disability Exposure)
Berikan Terapi oksigen
Pasang monitor - ukur TTV setiap 15 menit
Pasang IV line
Siapkan catatan operan dengan teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) atau
RSVP (Reason, Story, Vital signs, Plan)
-
Jika Pasien tidak respon
Minta bantuan dan aktifkan code blue .
Posisikan pasien terlentang (supine)
Cek Nadi (sekaligus cek pernapasan pasien):
-
Ada Nadi
Berikan bantuan nafas setiap 5-6 detik
Cek Nadi setiap 2 menit
Pasang monitor - ukur TTV setiap 15 menit
Pasang IV line
Siapkan catatan operan dengan teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) atau
RSVP (Reason, Story, Vital signs, Plan)
-
Tidak Ada Nadi
Lakukan CPR dengan rasio 30 : 2
30 kompresi : 2 ventilasi
Durasi 2 menit ganti kompresor setiap 2 menit
Cek nadi setiap 2 menit
Kurangi interupsi selama kompresi
-
KompresiFrekuensi: >100 kali/menit
30 kompresi 18 detik staying alive rhythm
Kedalaman: > 2 inchi (5 cm)
Berikan waktu untuk recoil
Evaluasi/ target: PETCO2 >10 mmHg
Diastolic Pressure >25 mmHg
-
VentilasiBuka Jalan Nafas:
Head tilt dan chin lift
Jaw thrust (Cervical injury)
Frekuensi 2 kali setelah 30 kompresi
Bila terpasang ETT/ LMA: 10-12 kali/menit (setiap 5-6 detik)asynchronies
Evaluasi Dada tampak mengembang
-
Ventilasi
-
AED/ DefibBila AED atau Defib tersedia
Segera pasang
Evaluasi irama setiap 2 menit CPR
Jika VF atau VT tanpa Nadi Defibrilasi Biphasic: 120-200 J (atau dosis maksimal mesin)
Monophasic: 360 J
-
Paddle site
-
CPR TEAM = PIT CREW
-
PENERAPAN NEWSS DI RSCMAPLIKASI:
-
Aplikasi NEWSS di RSCMMulai pengembangan Awal tahun 2014
Desain Formulir
Uji coba di 4 ruang pelayanan: Rawat Inap gedung A (medikal bedah, anak), RSCM Kencana, PJT Sosialisasi konsep NEWSS
Uji coba penggunaan formulir
Parameter yang diukur: kemudahan penggunaan formulirNEWSS
-
Aplikasi NEWSS di RSCMHasil Uji Coba: 100% perawat merasa NEWSS dapat digunakan dalam
pelayanan
75% perawat dapat melakukan analisis hasil TTV denganNEWSS
Tindak Lanjut: Penyempurnaan formulir dan SOP
Sosialisasi pelaksanaan NEWSS
Penerapan NEWSS dalam pelayanan (1 Maret 2015)
-
Kendala Penerapan NEWSSKonsep Baru: belum dikenal dan tidak diajarkan ketikakuliah
Zona Nyaman Perawat: resisten terhadap perubahanProsedur baru, kerjaan tambahan
Pendekatan interpersonal
Tekankan tanggung jawab perawat sebagai tenagakesehatan
-
First DO NO HARMOleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi BaniIsrail, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorangmanusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusiaseluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupanseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memeliharakehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telahdatang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantaramereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batasdalam berbuat kerusakan dimuka bumi.(QS: Al-Maidah Ayat: 32)
-
Kendala Penerapan NEWSSKolaborasi (sebagai mitra sejajar) dengan dokterbelum BIASA
Peningkatan kompetensi perawat (sejajar dalam halkompetensi)
Teknik Komunikasi Efektif SBAR
Dukungan pimpinan RS
-
CONTOH FORMULIR UNTUK PENERAPAN NEWSS
Kategori NEWSS
-
PENERAPAN CODE BLUE DI RSCMMulai dikembangkan tahun 2004 di PJT RSCM
2004-20013: Bersifat local di setiap gedung
Seluruh RSCM:2013 Tim Medis Reaksi Cepat (TMRC) TMRC Pusat: dr. Jaga TMRC
TMRC Wilayah: dr. jaga Ruangan dan Perawat Ruangan
Mekanisme Aktivasi Wilayah: Announcement Geduung
Pusat: Call Center: 8000
-
KENDALA CODE BLUEJumlah dokter TMRC sangat minim: 1 orang/ shift
Area RS yang luas
Belum semua shift dilengkapi dengan tenaga yang kompeten (ALS)
Penambahan Dokter TMRC: 4 orang/shift
Membagi RS menjadi 4 area
Pelatihan ALS untuk dokter dan perawat Semua dokter jaga
Perawat: minimal 1 orang/shift/ruangan
-
Deteksi dini dan pelaporan perubahan TTV adalah tindakan yang sangat PENTING, karenapenundaan dalam memulai tindakan yang tepat dapat berdampak buruk terhadapoutcome perawatan pasien (Chalfin et al, 2007).
KESIMPULAN
-
Kondisi Kegawatan pasti terjadi di RS, Kesigapan danKesiapan Tenaga Kesehatan merupakan Kunci UtamaKeberhasilan Tindakan Penyelamatan
-
TERIMA KASIHNURSING: WHERE SKILL, DETERMINATION & HEART MEET
top related