norbaiti inquiry
Post on 09-Apr-2018
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
1/112
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai dan terampil
dalam penyampaian materi pelajaran. Guru mempunyai peranan penting dalam
menentukan kualitas siswa di dalam kelas. Mengingat begitu pentingnya peranan
guru dalam pendidikan, maka guru dituntut lebih profesional dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan yang dimaksud adalah peningkatan dalam
menjabarkan tujuan intruksional umum, pemakaian metode mengajar,
menyempurnakan media pengajaran, penguasaan materi pengajaran dan strategi
belajar mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan hubungan timbal balik antara guru dan
siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif. Belajar merupakan suatu proses aktifdalam memperoleh pengamalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku.
Pada saat ini mengarah pada belajar aktif yaitu memberikan peranan yang
aktif kepada siswa dalam proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar
dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan dan selanjutnya
akan mempengaruhi hasil belajar. Namun, pada kenyataannya siswa lebih senang
menerima informasi dari guru dan tidak mempunyai inisiatif dalam mencari
informasi tentang materi yang akan dipelajari. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya
menciptakan suatu kondisi belajar yang aktif. Kondisi ini mengakibatkan prestasi
belajar siswa rendah karena motivasi dan aktivitas belajar siswa yang tidak optimal
1
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
2/112
khususnya mata pelajaran sejarah nilai rata-rata ujian yang diterima siswa pada
semester sebelumnya hanya 5,4. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya ketuntasan
dalam belajar sejarah pada siswa kelas V.Rendahnya hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran sejarah dapat
dilihat
1. Rendahnya minta siswa terhadap pelajaran sejarah,
2. Banyak anak didik yang tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru,
3. Tingkat aktifitas siswa sangat minim seperti kurangnya aktifitas siswa
dalam menjawab pertanyaan guru,
4. Siswa kurang mampu untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri,
5. Siswa kurang mampu untuk bertanya hal ini disebabkan carangnya guru
pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang tidak dimengerti,Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian demi
terciptanya situasi belajar aktif. Metode yang akan digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah metode inquiry. Karena dalam metode inquiry ini siswa
dilibatkan secara aktif sehingga dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya,
serta siswa juga belajar bekerja secara sistematis dan terarah dalam memecahkan
msalah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul PenggunaanMetode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran
2007-2008
2
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
3/112
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan
adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran denganmenggunakan Metode Inquiry dalam meningkatkan Hasil Belajar siswa pada
pelajaran IPS-Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun
Pelajaran 2007-2008?
C. Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka alternatif cara pemecahan
sebagai berikut :
1. Dalam memberikan materi guru pertama kali harus memberikan penjelasan,
instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
2. Untuk mengetahui pemahaman siswa guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada
proses pembelajaran yang dialami siswa
3. Guru harus memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
mungkin membingungkan peserta didik dalam strategi pelaksanaan inquiry
4. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian Penggunaan Metode Inquiry Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan
Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang metode Inquiry
2. Untuk mengetahui penggunaan metode Inquiry
3
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
4/112
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian Peningkatan Hasil Belajar Dengan menggunakan metode
Inquiry Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2007-2008 iniantara lain:
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar Siswa
b. Dapat meningkatkan aktivitas dan minat siswa dalam
memahami konsep materi yang dipelajari antara lain:
- Aktifitas Bertanya
- Aktifitas Menjawab
- Aktifitas memecahkan masalah
2. Bagi Guru
a. Dapat menentukan tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan
penguasaan materi pelajaran IPS-Sejarah melalui metode inquiryb. Dapat memahami masalah yang dihadapi siswa dalam pelajaran IPS-
Sejarah
c. Dapat lebih efisien dalam waktu dan tenaga.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas guru dan meningkatkan hasil belajar di sekolah.
4
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
5/112
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A.. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan
sikap. Belajar dimualai dari masa kecil sampi akhir hayat seseorang. Belalajar
merupakan suatu proses di mana organisme berubah perilakunya yang diakibatkan
oleh pengalaman. Demikian juga Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri
dari pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Belajaradalah perubahan
perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melaluipengamatan,
pendengaran, membaca, dan meniru.
Belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukanuntuk
mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior)adalah hasil dari efek belajar yang komulatif. Aderusliana (2007:1). Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal.
Menurut pendapat Yadi (2008:1) belajar merupakan tindakan dan perilakusiswa yang komplek. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswasendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajarterjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
5
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
6/112
Kemampuan-kemampuan diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :
1. Stimulus dan lingkungan
2. proses kognitifbelajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. informasi verbal
2. skil Intelektual
3. perilaku
4. strategi kognitif
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan penerapan akhir dalam melaksanakan aktivitas
belajar. Hasil belajar adalah sega sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat
dari kegiatan belajar yang dilakukan. Sudjana (1991:14) hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
Menurut pendapat Sudjana (1991:14), dalam bukunya mengemukakan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimilki siswa setelah menerima
pengetahuan dari belajar. Hasil belajar adalah output yang dicapai berkat adanya
proses pembelajaran.
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang
bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi
pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan
serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan
tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
6
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
7/112
3. Tipe tipe Hasil belajar
Menurut Nana Sudjana (1991:50) tipe hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yakni sebagai berikut:a. Tipe Hasil belajar bidang kongnitif
Yang dimaksud dengan hasil belajar bidang kognitif adalah merupakan
belajar di bidang penguasaan intelektual.
Tipe hasil belajar bidang kognitif terbagi menjadi beberapa bagian yakni
sebagai berikut:
1. Tipe Hasil belajar pengetahuan hafalan
Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari knowledge dari
Bloom. Cakupannya termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping
pengetahuan yang menghasilkan hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan.
Peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain.
2. Tipe hasil belajar pemahamanTipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menagkap makna atau
arti dari sesuatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum yakni:
- pemahaman terjemahan yakni keanggupan
memahami makna yang terkandung
didalamnya. Misalnya memahami kalimat
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
- pemahaman penafsiran misalnya memahami
grafik, menghubungkan dua konsep yang
berbeda
7
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
8/112
- Pemahaman Ekstrapolasi yakni kesanggupan
melihat dibalik yang tertulis tersirat dan
tersurat , meramalkan sesuatu ataumemperluas wawasan
3. Tipe hasil belajar penerapan
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep,
ide, rumus hukum dalam situasi yang baru Aplikasi bukan keterampilan motorik
tapi lebih banyak keterampilan mental.
Tingkah laku oprasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya
menggunakan kata-kata menghitung, memecahkan, mendemostrasikan,
mengungkapan, menjalankan, menggunakan, menghubungkan, mengerjakan
mengubah, menunjukan proses, memodifikasi mengurutkan dan lain-lain
4. Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas belakang(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti
atau mempunyai tingkatan/hirarki
5. Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada suatu
kesanggupan menyatukan unsur atau menjadi bagian suatu integritas
6. Tipe Hasil belajar Evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu
berdasarkan Judgment yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil
belajar ini dikategorikan paling tinggi dan tergantung semua tipe hasil belajar yang
telah dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe ini tekanan pada pertimbangan sesuatu nilai
8
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
9/112
mengenai baik tidaknya tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberap[a ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah
menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidng afektif kurang
memndapat perhatian guru
Ada bebrapa tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkat
tersebut dimulai tingkat yang dasar/ sederhana sampai tingkat yang kompleks
1. Kepekaan, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)
dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala
dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi,
kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2. Jawaban Yakni reaksi yang diberikan seseoarang terhadap stimulasi yang
datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasandalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.
3. Penilaian yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi, dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesedian
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4. Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi
termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan,
dan proritas nilai yang telah dimilikinya.
5. Karakteristik nilai atau internjalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua
system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
9
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
10/112
kepribadian dan tingkah lakunya. Disini termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.
c. Tipe hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
kemampuan bertindak individu (seseorang)
Ada 5 tingkat keterampilan
1. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2. Keterampilan pada gerakan gerakan dasar
3. Kemampuan perceptual termasuk di dalamnya membedakan visual
membedakan audit motorik dan lain-lain
4. Kemampuan bidang fisik misalnya kekuatan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks5. Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan ekspresif, interpretatif.
Tipe hasil belajar yang dikemungkakan di atas sebenarnya tidak berdiri
sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah:
a. Faktor Internal
Faktor internal ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yaitu
- Aspek biologi yang berhubungan dengan keadaan fisik, atau jasmani
individu diantaranya kondisi fisik yang normal dan kesehatan.
10
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
11/112
- Aspek Psikologi yang behubungan dengan kondisi mental siswa.
b. Faktor Eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mempengaruhi hasilbelajar siswa.
- Faktor sosial berupa motivasi dari lingkungan social siswa untuk
memberikan motivasi dalam proses belajar siswa serta dukungan
dari guru untuk merangsang siswa agar lebih aktif .
- Faktor non sosial biasanaya didapat siswa dari orang tua dan
famili yang memberikan motivasi dari siswa agar mampu
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut
- Faktor Sekolah yaitu faktor yang didapat dan berasal dari lingkungan
sekolah
- Guru / pendidik memberikan motivasi didalam kegiatan belajar
- Metode mengajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa sepertimetode yang mampu merangsang siswa supaya siswa lebih aktif
didalam kegiatan belajar.
5. Jenis Bentuk Hasil Belajar
a. Berpikir (kognitif)
Kemampuan siswa dalam berpikir secara simbolis dan bias memahamisesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek
yang visual, siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.
Siti Astuti (2008:08) ada enam kecerdasan dalam Multiple Intelligentyang
yaitu :
1. kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional)
11
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
12/112
2. kecerdasan logis matematis (kemampuan berpikir yang runtut)
3. kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan
irama)4. kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental yang realitas)
5. kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motprik
yang halus)
6. kecerdasan interapribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan jati diri), kecerdasan antar pribadi (kemampuan memahami
orang lain).
b. Menentukan sikap (Afektif)
Ranah afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Ririn Ozzy Permatasari (2008:11) memberikan defenisi tentang
ranah afektif yang terbagaiatas lima tataran afektif, yaitu sebagai berikut :
1. Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar.2. Renponsif terhadap stimulus-stimulus yang ada dilingkungan mereka
3. Bias menilai
4. Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu system, dan
menentukan hubungan diantara nilai-nilai yang ada
5. Sudah mulai memiliki karakteristik.
Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon dan apa yang diyakini
dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penguasaan berbagai
materi pembelajaran,yang meliputi :
1. kecemasan, yang meliputi rasa frustasi, khawatir
dan tegang.
12
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
13/112
2. Dorongan untuk melakukan suatu kegiatan
3. Keberanian mengambil risiko
4. Sifat yang berkaitan dengan perlibatan diri individupada perasaan orang lain.
5. Penghargaan yang diberikan seseorang kepada
dirinya sendiri.
6. Sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
6. Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam dua ranah (domain),
yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan), (2)
domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan
kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional).
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar
maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya
adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan
berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah
atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yangsesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan
perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan,
yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek,
penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
a. Penilaian Unjuk Kerja
13
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
14/112
1. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti:, presentasi, diskusi, Cara penilaian ini dianggap
lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik
untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,
sehingga semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang
akan diamati
2. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan
berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara
yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil. Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta
14
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
15/112
didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-
tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila
kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat
diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun
daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
b. Skala Penilaian
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala
penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak
kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu
orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
b. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang
15
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
16/112
diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif.
Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau
penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan
atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap
positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta
didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi
motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru
akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,
peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan
sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki
sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses
pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan
teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik,
nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
16
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
17/112
Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu
materi pelajaran.
Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang
relevan dengan mata pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami
sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru
dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil
pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku
catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik
selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap
seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan
peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah
mengenai "Peningkatan Ketertiban".
17
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
18/112
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban
dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam
penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakanteknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuatulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik
diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi
akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik
tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
c. Penilaian Tertulis
1. Pengertian
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan
tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon
dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a. memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:
18
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
19/112
1) pilihan ganda
2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
3) menjodohkan4) sebab-akibat
b. mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
1) isian atau melengkapi
2) jawaban singkat atau pendek
3) uraian
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang
akan diuji;
b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas
dan tegas;
d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan
kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan
keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata
pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
19
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
20/112
b. Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat
diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan
perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya,peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara
lain:
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik,
karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai
dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan
dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian,
harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta
didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk
jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
2. Teknik Penilaian
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh
karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
20
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
21/112
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat
dan objektif.
f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil
kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
7. Metode Inguiry
Metode inquiry adalah cara menyampaikan bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi
intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusun sendiri untuk menemukansesuatu sebagai jawaban dari permasalahan yang dihadapkan padanya melalui
proses informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis. Metode inquiry
adalah metode yang ditekankan pada penemuan dan pencarian jawaban sendiri
terhadap permasalahan yang dihadapi secara aktif, sehingga dapat mengembangkan
potensi intelektual siswa dan menggunakan pola berfikir kritis dan sistematis yang
akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang benar-benar bermakna dan
memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa .
Berikut adala proses inquiry :
21
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
22/112
Proses Inkuiri
Metode inquiry adalah cara menyampaikan bahan pelajran dengan
memberika kesempatan kepada siswa untuk mengembagkan potensi intelektualnya
dalam jalinan kegiatan yang disusun sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai
jawaban dari permasalahan yang dihadapkan padanya melalui proses informasi serta
pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
Metode inquiry adalah metode yang ditekanklan pada pemenuan dan
pencarian jawaban sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi secara aktif,
sehingga dapat mengembangkan potensi intelektual siswa dan menggunakan pola
berfikir kritis dan sistematis yang akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang
benar-benar bermakna dan memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa .
22
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
23/112
Penggunaan Metode Inquiry
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192), adalah perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisa data, manarik kesimpulan dan lain sebagainya.
Pengunaan metode inquiry ini dapat digunakan apabila :
1. Ingin meningkatkan kadar pengertian keaktifan siswa
2. Bahan pengajaran mengandung problem yang dapat dipecahkan sesuai
dengan tingkat kematangan siswa.
Landasan pemikiran dalam metode inquiry ini adalah bahwa dengan cara ini
lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditafsirkan (untuk menghadapi pemecahan
masalah), pengetahuan dan kecakapan (intelektual potency) siswa yang
bersangkutan. Lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motif intrinsik dikarenakansiswa merasa puas dengan jawabannya sendiri.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan metode inquiry, yaitu sebagai
berikut :
1. Siswa menjadi lebih aktif
2. Dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa
3. Meningkatkan kadar penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat
dalam berbagai situasi nyata.
Adapun langkah-langkah umum dalam melaksanakan metode inquiry adalah
sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan ssiswa
23
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
24/112
2. Seleksi pendahulun terhadap prisnsip-prinsip pengertian, konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari.
3. Seleksi bahan dari problem atau tugas-tugas4. Membantu meperjelas
a. Problem yang akan diteliti
b. Peran masing-masing siswa
5. Menchek pemahaman siswa terhadap masalah yang dipecahkan
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan
7. Membantu siswa dengan informasi
8. Merasang terjadinya interaksi antar siswa
9. Memuji siswa yang giat dalam proses penemuan.
Selain itu guru yang merapkan metode ini harus juga memperhatikan faktor-
faktor sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran2. Kesesuaian dengan materi pengajaran
3. Kesesuaian dengan sumber dan fasilitas yang tersedia
4. Kesesuaian dengan situasi dan kodisi belajar mengajar
5. Kesesuaian dengan kondisi siswa
6. Kesesuaian dengan waktu yang tersedia
Di samping kesesuaian tersebut dalam praktek pengajaran guru harus
memahami fungsi dan kegunaan serta batas-batas penggunaan suatu metode. Hal ini
jelas merupakan tuntutan yang dihadapi dalam penyelengarakan rpses belajar
mengajar. Dari langkah-langkah yang dikemukakan diatas digarapkan dapat
mengembagkan cara berfikir siswa.
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk
24
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
25/112
menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta
didik sebagai subyek belajar yang aktif(Mulyasa , 2002:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru
tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru
berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru
perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan
saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar
melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan
materi pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadariapa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode
ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik
memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk
produktif, analitis, dan kritis. Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah
menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta
menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab
permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan
kesimpulan untuk menganalisis data yang baru (Mulyasa, 2002:235).
a. Strategi Pelaksanaan Inquiry
Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
a. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap materi yang akan diajarkan.
b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses
pembelajaran yang dialami siswa.
c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
25
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
26/112
yang mungkin membingungkan peserta didik.
d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari
sebelumnya.
e. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2002:236).
Metode inquiry menurut Rostiyah (1989:75), merupakan suatu teknik ataucara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, di mana guru membagitugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, danmasing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudianmereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelahhasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang
tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, danterjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskansebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masihada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat diungkapkan penjelasan mengenai
metode inquiri karena metode ini menekankan pada penemuan dan pemecahan
masalah secara berkelanjutan. metode ini mendorong siswa berpikir secara ilmiah,
kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif,
jujur dan terbuka. Metode inquiry menuntut peserta didik memproses pengalaman
belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian ,
melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Dengan metode inquiry siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide
dengan lebih baik. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru. mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. Mendorong siswa untuk
berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. Memberi kepuasan yang
bersifat intrinsik. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. Dapat mengembangkan
26
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
27/112
bakat atau kecakapan individu. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. Dapat memberikan waktu kepada
siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi.
Dari uraian itu jelas nampak bahwa dengan metode inquiry siswa benar-benar
dilibatkan secara penuh dalam proses belajar sehingga siswa dituntut untuk
membaca, memahami materi, menyampaikan pendapat menanggapi pendapat teman,
memberikan saran dan juga menerima saran teman. Hal ini berarti dengan metode
inquiry dapat meningkatkan akifitas belajar siswa.
C. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu: Metode Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir pada mata pelajaran Sejarah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan di Kelas V di SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tambusai
27
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
28/112
Kabupaten Rokan Hulu Tahun Pengajaran 2007/2008, dengan waktu penelitian
dimulai dari Bulan April - Mei 2007. Alokasi waktu 2 x 35 menit dalam satu kali
pertemuan dilakukan dengan dua siklus dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah : Siswa Kelas V di SDN 028 Sintong
Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pengajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa 25 yang
terdiri dari 15 murid laki-laki dan 10 murid perempuan.
B. Variabel yang diteliti
Aktivitas Guru dan Aktivitas siswa adalah sebagai berikut:Metode Inqury merupakan metode pembelajaran dimana guru membagi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian
mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah
hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan. Dalam metode inquiry ada
beberapa indikator, antara lain:
1. Indikator tentang Metode Inquiry (variabel X)
Membuat jadwal pelajaran.
Menyediakan materi pelajaran yang diperlukan sebelum belajar.
Siswa mencari Permasalahan daru pembelajaran yang dipelajari .
Siswa menguasai materi pelajaran.
Mengulangi bahan pelajaran.
Mengerjakan tugas yang diberikan guru./menyimpulkan materi
pelajaran.
2. Indikator tentang hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu
28
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
29/112
materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif
Indikator hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap pertemuan (variabel
Y). Nilai yang diperoleh tersebut dapat dikategorikan dengan amat baik, baik, cukup
dan kurang yakni:
1. Nilai yang berkisar antara 85-100 dapat dikategorikan dengan kategori amat
baik.
2. Nilai yang berkisar antara 70 84 dapat dikategorikan dengan kategori baik
3. Nilai yang berkisar antara 50-69 dapat dikategorikan dengan kategori cukup
4. Nilai yang berkisar antara 0-49 dapat dikategorikan dengan kategori kurang.
a. Rencana Tindakan
Prosedural penelitian ini tunduk pada prinsip dan tahap-tahapnya yang
terdiri dari 4 tahap :
1. Tahap Perencanaan
1. Menyusun RPP2. Menyusun Skanario Pembelajaran
3. Menyiapkan Materi pembelajran
4. Menyusun Tugas kelompok
5. Menyiapkan lembaran observasi
6. Menentukan observer
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Pendahuluan (10 Menit)
- Guru menciptakan kondisi awal pembelajaran
- Guru memotivasi siswa sebagai pebuka pembelajaran
- Guru melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal siswa
29
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
30/112
b. Kegiatan Inti (40 Menit)
- Guru menyeleksi bahan pelajaran
- Guru membantu siswa dalam memperjelas materi pelajaran- Siswa Siswa mencari pemecahan dari problem atau menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru
- Guru Mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan
penemuan
- Siswa mencari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru
- Guru membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan
memberikan informasi
- Guru merangsang siswa untuk berinteraksi antar siswa dalam
membahas materi Pelajaran- Guru memuji siswa yang giat dalam proses penemuan
c. Penutup (20 Menit)
- Guru dan siswa merangkum Pelajaran
- Guru melakukan Evaluasi
3. Tahap Observasi
a. Observer
melakukan
pengamatan
atas
aktivitas
guru dan
30
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
31/112
siswa
selama
kegiatan
pembelajara
n
berlangsung
b. Melakukan
pencatatan
atas hasil
pengamatanke dalam
lembaran
observasi
c. Menyimpul
kan hasil
pengamatan
untuk
mendapatka
n
keberhasila
n dan
kekurangan-
kekurangannya.
4. Tahap Refleksi
1. Observer Menyampaikan hasil observasi kepada guru
2. Guru bersama observer melakukan diskusi dan kemungkinan-kemungkinan
penyebab kurang berhasilnya pencapaian tujuan
31
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
32/112
3. Menyusun rencana tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya.
D. Data dan cara pengambilannya
a. data hasil belajar : diperoleh melalui tes tertulis
b. data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembar observasi
Aktivitas Guru dan Aktifitas Siswa
c. data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi.
E. Indikator kinerja
Setelah Rencana Pembelajaran IPS dengan, metode Inquir untuk meningkatkan
hasil relajar siswa yang akan dilaksanakan di kelas dimana Indikator dicapai dengan
cara:
a. Menggunakan Lembaran Observasi
b. Dengan Menggunakan Test TertulisF. Teknik Analisis Data
Selama penerapan tindakan dilaksanakan, peneliti akan membuat beberapa
catatan tentang bagaimana siswa bereaksi terhadap tindakan dan hambatan dalam
menerapkan tindakan tersebut. Peneliti akan mengajar siswa dengan metode Inquiry
kemudian peneliti mengamati efek dari pembelajaran dengan metode Inquiry
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Setelah itu, peneliti akan mengidentifikasi
tindakan yang berhasil dan yang tidak berhasil. Sebuah tindakan dapat dikatakan
berhasil apabila tindakan tersebut dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
berperan aktif di dalam proses pembelajaran IPS dan kemampuan yang diperoleh
siswa minimal 85% bernilai 6,5 .
32
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
33/112
1. Daya Serap
Daya serap siswa diperoleh dengan menggunakan rumus :
%100xBSJBDS=
Keterangan :
DS : Daya Serap
JB : Jawaban Benar
BS : Jumlah Butir Soal
Tabel 3.1. Daya Serap
% Interval Kategori
85 100
70 84
50 69
0 49
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
b. Ketuntasan Belajar Siswa
Pengukuran dalam penguasaan materi pelajaran mengacu kepada ketuntasan
belajar. Ketuntasan belajar siswa terbagi dua, yaitu :
a. Secara individu dengan rumus :
%100xSM
SSKI=
Keterangan :
KI : Ketuntasan belajar individu
SS : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimal
Dengan kriteria tersebut apabila siswa telah mencapai 65% dari jumlah soal
33
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
34/112
yang diberikan atau dengan nilai 6,5 maka siswa dikatakan tuntas , keterangan :
Tabel 3.2. Ketentuan Belajar Siswa
% Interval Kategori70 100
65 69
60 65
55 60
0 - 55
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Baik
b. Ketentuan secara klasikal dengan rumus :
%100xJS
JTKK=
keterangan :
KK : Persentase ketentuan belajar secara klasikal
JT : Jumlah siswa yang tuntas
SS : Jumlah seluruh siswa
Dengan kriteria apabila suatu kelas mencapai 85% dari jumlah siswa yang
tuntas dengan nilai 6,5 maka kelas itu dikatakan tuntas.
3. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa diukur dengan observasi kualitatif yaitu ya atau tidak,
selanjutnya data yang diperoleh diolah denga rumus :%100x
N
FP=
Keterangan :
P : Angka persentase
N : Banyaknya individu
34
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
35/112
F : Frekuensi aktivitas siswa
Tabel 3.3 Interval dan Kategori Aktivitas Siswa
% Interval Kategori75 100
65 74
55 64
64
Amat Baik
Baik
Kurang
Kurang Baik
4. Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
lembaran observasi. Adapun aktivitas guru yang diamati meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Sedangkan kategori aktivitas guru disajikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.4. Kategori Aktivitas Guru
No
.
Interval (%) Kategori
1
2
3
4
85 100
71 84
55 70
64
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
35
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
36/112
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI SETTING PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SDN 028 Sintong Tahun Pelajaran 2007-2008,
dengan jumalah ruangan 9, jumlah guru 15 orang, 1 kepala sekolah dan 2 orang
komite sekolah, sementara jumlah siswa sebanyak 294 orang siswa terdiri dari 6
kelas yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas VI dan 1 perpustakaan.
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Kegiatan pembelajaran yang merupakan bagian inti dari penelitian iniselain
itu juga menginformasikan dan mensosialisasikan kembali langkah-langkah
pembelajaran yang perlu diketahui oleh siswa. Adapun Penelitian ini dilaksanakan
36
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
37/112
35dalam dua siklus yaitu Siklus 1 dan Siklus 2, pada pokok bahasan Peranan Pejuang
dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan dengan sub pokok peristiwa
disekitar proklamasi dan pada siklus kedua adalah perumusan dasar negara.Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit,
tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten
Rokan HilirTahun Pelajaran 2007-2008, sementara pelaksanaan observasi aktifitas
guru dilakukan oleh satu orang observer pada setiap pertemuan.
Siklus I
1. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama
Pada pertemuan Pertama dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluan (10 menit) guru
menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran
pada pokok bahasan Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankankemerdekaan(peristiwa disekitar proklamasi) yang akan dicapai sehingga siswa
lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi kemudian memotivasi siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang beberapa negara yang menjajah di
Indonesia?
Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok
perumusan dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa
kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan
37
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
38/112
dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi) kemudian guru memberikan evaluasi
soal dalam bentuk obyektif.
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru
menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran
pada pokok bahasan perumusan dasar negara( peristiwa disekitar proklamasi) yang
akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi
kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan supaya lebih aktif
dalam berfikir menemukan permasalahan,seperti Sebutkan ciri-ciri dari negara
berkembang dan negara maju?
Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok
perumusan dasar negara ( peristiwa disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa
kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi,guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan
dasar negara ( peristiwa disekitar proklamasi) kemudian guru memberikan evaluasi
soal dalam bentuk obyektif.
Pada pertemuan pertama dalam siklus pertama terlihat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru
menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran
pada pokok bahasan Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan
kemerdekaan (peristiwa disekitar proklamasi) yang akan dicapai sehingga siswa
38
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
39/112
lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari materi kemudian memotivasi siswa
untuk lebih aktif dan berfikir secar kritis dengan mengajukan pertanyaan, seperti
bagaimana perkembangan negara maju dalam Iptek?Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok
Peranan Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan (peristiwa
disekitar proklamasi), guru mengorganisir siswa kedalam beberapa kelompok
kemudian guru membimbing siswa dalam berdiskusi, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan melibatkan
guru sebagai penengah dan memberikan saran serta jalan keluar dari pertanyaan
tersebut.
Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi Peranan
Pejuang dan Masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan (mendeskripsikan
ciri-ciri utama Perkembangan negara dunia) kemudian guru memberikan evaluasi
soal dalam bentuk obyektif.Setelah pertemuan kedua dalam siklus I terlaksana maka guru mengadakan
ulangan harian Pertama dengan materi peranan pejuang dan rakyat dalam
mempertahankan kemerdekaan. Dari hasil nilai ulangan harian pertama guru
melakukan tindakan refleksi terhadap materi pelajaran yang telah diberikan kepada
siswa yakni memberikan penjelasan terhadap materi perumusan dasar negarayang
kurang dipahami oleh siswa, kemudian guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung kepada siswa. Setelah melakukan tindakan refleksi, guru mengambil
beberapa perubahan dalam metode Inquiri yakni menukar seetiap anggota kelompok
diskusi.
2. Hasil Penelitian
39
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
40/112
a. Aktivitas Guru
Data hasil penelitian dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru selama
proses pembelajaran berlangsung Siklus II dengan menggunakan metode Inquiry pada materi sub pokok perumusan dasar negara di Kelas V SDN 028 Sintong
Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1: Hasil analisis Observasi aktivitas Guru Pada Materi Pokok
perumusan dasar negaraDengan menggunakan metode Inquiri.
Pertemuan Prosentase Aktivitas Kategori
I 87.5% Baik SekaliII 91.1% Baik SekaliRata-rata Siklus I 89.3% Baik Sekali
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada siklus I pertemuan pertama rata-
rata aktivitas guru adalah 87.5% pada pertemuan pertama guru mengarahkan dan
membimbing siswa dalam kelompok belajar. Guru begitu antusias membimbing
siswa dalam melakukan diskusi sehingga diskusi berjalan dengan baik, akan tetapiguru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi namun guru langsung memberikan kesimpulan materi pelajaran, hal ini
terjadi karena behubungan dengan waktu atau jam pelajaran Sejarah yang akan
berakhir
Pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas guru adalah 91.1% dengan kategori
baik sekali. Aktivitas yang kurang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan kedua
adalah persentase hasil diskusi, tidak terlaksananya aktivitas guru dalam
mempersilahkan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi karena
banyaknya penggunaan waktu pada aktivitas-aktivitas lain dalam proses belajar
mengajar diskusi sehingga guru langsung memberikan kesimpulan materi yang
40
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
41/112
diajarkan.
Supaya proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Inquiri ini
berjalan dengan lanjar dan sesuai dengan harapan guru harus mengkoordinir baikdalam segi waktu maupun pelaksanaan diskusi tersebu. Guru merupakan koordinator
yang melakukan aktivitas dalam interaksi bersama siswa. Dengan adanya
koordinator yang tepat dari guru siswa akan dapat menjalankan langkah-langkah
diskusi dengan benar.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar siswa pada penelitian ini meliputi memperhatikan
penjelasan guru, Terlibat dalam pembentukan kelompok, Mencatat masing-
masing tugas kelompoknya, terlibat dalam pembentukan kelompok, mencari dan
menemukan informasi yang berkenaan dengan tugasnya, dan siswa melaksanakan
kegiatan diskusi dan menyimpulkan kegiatan diskusi.
Berdasarkan hasil aktivitas siswa pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.2dibawah ini:
Tabel 4.2: Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Dengan metode Inquiri Pada
pokok bahasan Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempertahankan kemerdekaanNo Aktivitas Siswa Yang
Diamati
Siklus I
I II Rata-rata
Kategori
N (%) N (%)
1 memperhatikan penjelasanguru19
(76)20
(80)78
(baik sekali)
2Terlibat dalam pembentukan
kelompok15
(60)19
(76)68
(baik)
3Mencatat
masing-masing tugaskelompoknya
10(40)
13(52)
46(kurang)
4Siswa mencari dan
menemukan informasi yangberkenaan dengan tugasnya
21(84)
20(80)
82(baik sekali)
5Siswa melaksanakan diskusi 14
(56)19
(76)66
(cukup)
41
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
42/112
6Siswa menyimpulkan hasil
diskusi11
(44)15
(60)52
(kurang)Rata-rata 60 70,6 65,33
Kategori cukup Baik Baik
Rata-rata aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama yakni 60% dengan
kategori cukup dan nilai rata-rata aktvitas siswa pertemuan kedua adalah 70.6% dari
nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama didapat rata-rata kategori pada
siklus pertama yakni 65.33 dengan katerogi Baik. Aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama yakni aktivitas memperhatikan penjelasan guru 19 orang
siswa atau (76%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok sebanyak 15
orang siswa atau (60%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya sebanyak 10
orang siswa atau (40%), siswa mencari dan menemukan informasi yang berkenaan
dengan tugasnya sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswa melaksakan diskusi
sebanyak 14 orang siswa atau (56%), siswa menyimpulkan hasil diskusi sebanyak 11
orang siswa atau (44%). Rendahnya aktivitas pada pertemuan pertama ini disebabkan
siswa mengerti dan tidak terbiasa dengan metode Inquiri, selain itu sisa belum
memahami metode pembelajaran dan materi yang diberikan oleh guru.
Pertemuan kedua Aktivitas siswa yakni aktivitas memperhatikan penjelasan
guru 20 orang siswa atau (80%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok
sebanyak 19 orang siswa atau (76%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya
sebanyak 13 orang siswa atau (52%), siswa mencari dan menemukan informasi yang
berkenaan dengan tugasnya sebanyak 20 orang siswa atau (80%), siswa melaksakan
diskusi sebanyak 19 orang siswa atau (76%), siswa menyimpulkan hasil diskusi
sebanyak 15 orang siswa atau (60%). Pada pertemuan kedua terlihat siswa sudah
mulai untuk memahami materi pelajaran yang diberikan serta siswa sudah mulai
untuk berfikir aktif dalam mencari dan mempelajari materi yang akan diberikan oleh
42
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
43/112
guru.
c. Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah melalui metodeInquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Tahun
Pelajaran 2007-2008, dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa, ketuntasan
belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal serta
guru dalam membina proses belajar mengajar.
Daya Serap
Data dari hasil penelitian hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai post
test dan ulangan harian pada siklus pertama pokok bahasan perumusan dasar
negaradi Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilirsetelah menerapkan
metode Inquiri pada pendidikan sejarah, rata-rata persentasi daya serap siswa pada
siklus pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3: Daya Serap Siswa Pada Siklus Pertama Dan Kedua Pada PokokMateri Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempertahankan kemerdekaanInterval
(%)Kategori
Daya Serap Siswa
Post test
I
N (%)
Post test II
N (%)
UH
I
80-100 Amat baik 4(16)
5(23)
6(23)
70-79 Baik 7(28)
12(48)
9(36)
60-69 Cukup 7
( 28)
6
(24)
7
( 28)50-59 Kurang 5(20)
2(8)
3(12)
0-49 Kurang Sekali 2(8)
- -
Jumlah Siswa 25 (100) 25 (100) 25 (100)
Rata-rata 62.4 68 67.2Kategori cukup cukup Cukup
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa di Kelas V SDN 028
Sintong Kabupaten Rokan Hilir pada siklus I nilai post test 1 dan 2 sudah mengalami
43
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
44/112
peningkatan ini terlihat dari kenaikan rata-rata persentase antara post test. Rata-rata
nilai post test 1 yaitu 62,4 dengan kategori cukup dan rata-rata nilai post test 2 yaitu
68 dengan kategori cukup. Pada post test pertama yang mendapat nilai kategori amatbaik 4 orang siswa atau (16%), kategori baik 7 orang siswa atau 28 %, kategori
cukup 7 orang siswa atau (28 %) dan kategori kurang sebanyak 5 orang. Pada post
test I masih terlihat adanya siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang 5
orang siswa dan kategori kurang sekali 2 orang.
Pada post test II nilai dengan kategori amat baik 5 orang siswa atau (23 %),
kategori baik sebanyak 12 orang siswa atau (48%) dan kategori cukup 6 orang siswa
atau (24%) sedangkan kategori kurang yaitu 2 orang siswa. Pada siklus pertama
untuk pertemuan ini kategori amat baik meningkat namun kategori cukup
mengalami penurunan menjadi 2 orang siswa. Sementara untuk rata-rata ulangan
harian pertemuan pertama adalah 67.2 dengan kategori cukup, perolehan nilai
ulangan tiap individu dengan kategori amat baik 6 orang siswa atau (23%) kategoribaik 9 orang siswa atau (36%) dan kategori cukup 7 orang siswa atau (28%).
Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus pertama baik pertemuan pertama
maupun kedua masih terlihat nilai siswa masih ada naik turun baik yang mendapat
nilai amat baik maupun cukup, sedangkan untuk kategori kurang pada post test
pertama terdapat 2 orang dan untuk post test kedua tidak terdapat nilai kurang sekali.
sementara nilai ulangan harian termasuk kedalam kategori cukup. Masih rendahnya
nilai post test I dan nilai post test II disebabkan siswa masih belum terbiasa dengan
pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri
Ketuntasan Belajar
Untuk melihat ketuntasan belajar siswa baik secara Individu maupun secara
44
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
45/112
klasikal dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4: Ketuntasan belajar Siswa Setelah Penerapan Diskusi di Kelas V
SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu
Tahun Pelajaran 2007-2008Siklus Ulangan
Harian
Jumlah
Siswa
Ketuntasan Belajar
Individual Klasikal
Tuntas Tidak tuntas
1 I 25 15 (60%) 10 (40%) TIDAK
TUNTAS
Berdasarkan nilai ulangan harian pada siklus pertama didapat ketuntasan
belajar secara Individu 15 orang siswa (60%) dan 10 orang siswa atau (40%) yang
tidak tuntas. Jadi secara klasikal siklus I tidak tuntas. Hal ini sesuai dengan kelas
sudah dikatakan tuntas belajar bila jumlah siswa yang mendapat nilai besar atau
sama dengan 65 mencapai 85% dari jumlah siswa seluruhnya. Tidak tuntasnya 10
orang siswa karena siswa yang bersangkutan memiliki daya tangkap rendah terhadap
materi yang dipelajari dan selalu kurang focus dalam belajar, hal ini ditandai dengan
siswa tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pelajaran, siswa kurangmampu untuk berkomunikasi dengan teman satu kelompok.
Nilai perkembangan dan Penghargaan Kelompok
Rata-rata nilai perkembangan kelompok sebagaimana tertera pada Hasil
analisis penghargaaan kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5: pada pokok bahasan Peranan pejuang dalam mempertahankan
kemerdekaanKELOMPOK
SIKLUS I
(Ulangan Harian I)
Rata-Rata Nilai
Perkembangan KelompokPenghargaan Kelompok
I (Soekarno) 17 Kelompok HebatII (Sudirman) 20 Kelompok HebatII (Ahmad Yani 20 Kelompok HebatIV (Pattimura) 20 Kelompok HebatV (Teuku Umar) 17 Kelompok Hebat
Skor perkembangan individu dan penghargaan kelompok setelah
45
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
46/112
pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus I dapat disimpulkan bahwa adanya
beberapa kelompok yang aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok.
Berdasarkan pada hasil perkembangan nilai kelomppok dapat dilihat bahwa rata-ratakelompok untuk kegiatan diskusi yang tertinggi terdapat pada kelompok Sudirman,
A.Yani dan Patimura yaitu 20 poin yang dikategorikan dalam kelompok hebat,
sedangkan untuk rata-rata kelompok lain yaitu Sukarno (17) dan Teuku Umar (17).
3. Refleksi
Pada siklus pertama ini terlihat masih ada siswa yang daya serapnya
mendapat kategori kurang dan cukup, dilihat dari ulangan harian siswa juga masih
ada siswa yang mendapat kategori kurang. Dari rata-rata kategori aktivitas siswa
pada indikator siswa menyimpulkan hasil diskusi masih tergolong kategori kurang,
kekurangan pada siklus pertama ini akan diupayakan dalam penyampaian materi
pembelajaran lebih dipermudah penjelasannya dan memberikan kesempatan pada
siswa untuk dapat bertanya tentang materi pelajaran yang kurang dimengerti sertamemberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa, agar siswa tersebut merasa
diperhatikan
Siklus II
1. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dalam siklus kedua terlihat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluaan (10 menit) guru
menertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran
pada pokok bahasan perumusan dasar negara (ciri-ciri perkembangan negara di
dunia) yang akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting
46
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
47/112
dari materi kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang
siapa yang merumuskan dasar negara?
Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokokperumusan dasar negara(tokoh yang merumuskan dasar negara), guru mengorganisir
siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam
berdiskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan
dasar negara(ciri-ciri perkembangan negara di dunia) kemudian guru memberikan
evaluasi soal dalam bentuk obyektif.
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua dalam siklus kedua terlihat proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Inquiri. Pada tahap pendahuluan (10 menit) gurumenertibkan suasana kelas, guru menuliskan dan memaparkan tujuan pembelajaran
pada pokok bahasan perumusan dasar negara(tokoh yang merumuskan dasar negara)
yang akan dicapai sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang penting dari
materi kemudian memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan Bagaimana
peristiwa disekitar detik proklamasi?
Dalam kegiatan Inti (40 menit) guru menyuruh siswa membaca materi pokok
perumusan dasar negara (peristiwa disekitar detik proklamasi), guru mengorganisir
siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru membimbing siswa dalam
berdiskusi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
47
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
48/112
Pada kegiatan penutup (20 menit) guru menyimpulkan materi perumusan
dasar negara (ciri-ciri perkembangan negara di dunia) kemudian guru memberikan
evaluasi soal dalam bentuk obyektif.2. Hasil Penelitian
a. Aktivitas Guru
Data hasil penelitian dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas guru selama
proses pembelajaran berlangsung pada Siklus II di Kelas V SDN 028 Sintong
Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008 dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6: Hasil analisis Observasi aktivitas Guru Pada Materi Pokok
perumusan dasar negaraDengan menggunakan metode Inquiry.
Pertemuan Prosentase Aktivitas Kategori
I 96,4% Baik SekaliII 98,2% Baik Sekali
Rata-rata Siklus II 97,3% Baik Sekali
Pada pertemuan pertama rata-rata observasi guru adalah 96.4% dengan
kategori baik sekali, dipertemuan kedua meningkat menjadi 98.2% dengan kategori
baik sekali. Hasil peningkatan rata-rata aktivitas guru ini akan membawa dampak
yang baik pada siswa yang diajar.
Dengan peningkatan rata-rata observasi aktivitas guru itu sendiri dalam
membina kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini dikarenakan guru telah
mengerti langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan metode Inquiri. Hal ini
biasa dilihat dari aktifitas guru dalam kegiatan inti diantaranya. Mengorganisir
materi, menyampaikan materi, menjelaskan metode Inquiri, dan mengembangkan
metode Inquiri. Guru dapat menghubungkan materi pada metode Inquiri dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih tertarik terhadap materi pelajaran dan
48
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
49/112
siswa mudah memahaminya sehingga akan terjadi belajar bermakna.
Dengan menggunakan metode Inquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong
Kabupaten Rokan Hilirtahun Pelajaran 2007/2008 maka hasil belajar siswa,ketuntasan belajar siswa dan aktifitas guru mengalami peningkatan pada siklus
kedua.
b. Aktivitas Siswa
Hasil anallisa rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada
tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7: Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa Dengan metode Inquiri Pada
pokok bahasan Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempertahankan kemerdekaanNo Aktivitas Siswa Yang
Diamati
Siklus II
I II Rata-rata
Kategori
N (%) N (%)
1memperhatikan
penjelasan guru21
(84)21
(84)84
((baik sekali)
2Terlibat dalam
pembentukan kelompok14
(56)19
(76)66
(cukup)
3Mencatat
masing-masing tugaskelompoknya
16(64)
20(80)
72(baik)
4
Siswa mencari danmenemukan informasiyang berkenaan dengan
tugasnya
21(84)
19(76)
80(baik sekali)
5 Siswa melaksanakandiskusi
19(76)
21(84)
80(baik sekali)
6Siswa menyimpulkan
hasil diskusi15
(60)23
(92)76
(baik sekali)Rata-rata 70,66 82 76,33
Kategori Baik Baik sekali Baik sekali
Adapun rata-rata aktivitas siswa pada siklus kedua pertemuan pertama adalah
70.66 dengan kategoti cukup dan dipertemuan kedua mencapai 82% dengan kategori
49
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
50/112
baik sekali dengan rata-rata kategori aktivitas siswa secara klasikal adalah 76.33,
dimana aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru 21 orang siswa atau
(84%), aktivitas Terlibat dalam pembentukan kelompok sebanyak 14 orang siswaatau (56%), Mencatat masing-masing tugas kelompoknya sebanyak 16 orang siswa
atau (64%), siswa mencari dan menemukan informasi yang berkenaan dengan
tugasnya sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswa melaksakan diskusi sebanyak
19 orang siswa atau (76%), siswa menyimpulkan hasil diskusi sebanyak 15 orang
siswa atau (60%)
Pertemuan kedua Aktivitas siswa pada siklus kedua yakni aktivitas
memperhatikan penjelasan guru 21 orang siswa atau (84%), aktivitas Terlibat dalam
pembentukan kelompok sebanyak 19 orang siswa atau (76%), Mencatat masing-
masing tugas kelompoknya sebanyak 20 orang siswa atau (80%), siswa mencari dan
menemukan informasi yang berkenaan dengan tugasnya sebanyak 19 orang siswa
atau (76%), siswa melaksakan diskusi sebanyak 21 orang siswa atau (84%), siswamenyimpulkan hasil diskusi sebanyak 23 orang siswa atau (92%).
Data diatas menunjukan bahawa penggunaan metode Inquiri sangat
berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi
siswa juga melakukan aktivitas lainnya seperti bertanya, menjawab, bekerja sama,
dan mengerjakan LKS. Pada penelitian ini terlihat bahwa aktivitas siswa semakin
meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. peningkatan aktivitas siswa pada
pembelajaran dengan mdiskusi ini dapat menyebabkan meningkatnya daya serap
siswa dan ketuntasan belajar siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan
Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008.
50
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
51/112
c. Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah melalui metode
Inquiri pada siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir TahunPelajaran 2007-2008, dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa melalui
ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal
dengan melihat dari rata-rata daya serap siswa itu sendiri..
Daya Serap
Hasil nilai post test dan ulangan harian pada siklus kedua di Kelas V SDN
028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir setelah menerapkan metode Inquiri pada
pendidikan sejarah, rata-rata persentasi aktifitas siswa tiap pertemuan secara ringkas
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8: Daya Serap Siswa Pada Siklus Pertama Dan Kedua Pada Pokok
Materi Peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempertahankan kemerdekaanInterval
(%)Kategori
Daya Serap Siswa
Post testI
N (%)
Post test IIN (%)
UHII
80-100 Amat baik 12(48)
14(56)
17(68)
70-79 Baik 11(44)
2(8)
6(23)
60-69 Cukup 2(8)
9(36)
2(8)
50-59 Kurang - - -0-49 Kurang Sekali - - -
Jumlah Siswa 25 (100) 25 (100) 25 (100)
Rata-rata 74 74.4 78.8Kategori baik baik Baik
Pada siklus II rata-rata nilai pos test I yaitu 74 dengan kategori baik dan rata-
rata nilai post test II yaitu 74,4 dengan kategori baik. Pada post test pertama siswa
yang memperoleh nilai amat baik 12 orang siswa atau (48%), perolehan nilai dengan
kategori baik yaitu 11 orang siswa atau 44%, sedangkan perolehan untuk nilai cukup
yaitu 2 orang siswa atau 8%. Post test II perolehan nilai dengan kategori amat baik
51
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
52/112
14 orang siswa atau (56%) kategori baik 2 orang siswa atau (8%). Untuk perolehan
kategori cukup sebanyak 9 orang siswa atau 36%.
Peningkatan daya serap siswa pada saat penerapan metode Inquiridikarenakan siswa dapat bekerja sama dan saling memberi masukan kepada anggota
kelompok masing-masing. siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar baik
bertanya, menjawab dan mengerjakan LKS. Dengan adanya kerja sama dalam
pengisian LKS siswa yang lemah daya tangkapnya akan terbantu oleh siswa yang
lebih pintar didalam kelompok sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai
materi yang diajakan oleh guru. Berhasilnya pembelajaran dengan metode Inquiri
siswa dituntut untuk dapat bekerja sama dalam belajar sehingga penerapan diskusi
sangat berperan dalam meningkatkan daya serap siswa Kelas V SDN 028 Sintong
Kabupaten Rokan Hilir Tahun Pelajaran 2007-2008.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar yang dimaksud adalah ketuntasan Individu dan ketuntasanKlasikal. Ketuntasan Individu dicapai dengan nilai ulangan minimal. minimal nilai
yang diperoleh siswa 65% dari materi yang telah diajarkan oleh guru, sedangkan
Ketuntasan Klasikal yaitu ketuntasan yang mengabungkan jumlah siswa yang
mempunyai nilai minimal 65 berjumlah minimal 85% berarti tercapainya ketuntasan
secara klasikal.
Untuk melihat ketuntasan belajar baik secara Individu maupun secara klasikal
dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:
Tabel 4.9: Ketuntasan belajar Siswa Setelah Penerapan Diskusi di Kelas V
SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu
Tahun Pelajaran 2007-2008
Siklus Ulangan
Harian
Jumlah
Siswa
Ketuntasan Belajar
Individual Klasikal
52
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
53/112
Tuntas Tidak tuntas
2 II 25 23 (92%) 2 (8%) TUNTAS
Ketuntasan belajar pada siklus kedua secara individual telah dinyatakan
tuntas karena ketuntasan secara individual telah terpenuhi yakni 23 orang siswa atau
(92%). Dapat diartikan bahwa siswa dalam siklus kedua ini benar-benar telah
mengerti dalam belajar dengan menggunakan metode Inquiri. Siswa telah mampu
bekerja sama dengan temannya, siswa telah memiliki keberanian dalam bertanya dan
menjawab petanyaan guru dan pertanyaan kelompok lain.
Nilai perkembangan dan Penghargaan Kelompok
Rata-rata nilai perkembangan kelompok sebagaimana tertera pada Hasil
analisis penghargaaan kelompok dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:
Tabel 4.10: Rata-rata Nilai perkembangan dan penghargaan Kelompok pada
pokok bahasan Peranan pejuang dalam mempertahankan
kemerdekaan
KELOMPOKSIKLUS I
(Ulangan Harian I)
Rata-Rata Nilai
Perkembangan KelompokPenghargaan Kelompok
I (Soekarno) 20 Kelompok HebatII (Sudirman) 20 Kelompok HebatII (Ahmad Yani 24 Kelompok Super IV (Pattimura) 22 Kelompok Super V (Teuku Umar) 24 Kelompok Super
Pada siklus kedua terjadinya peningkatan dalam kegiatan diskusi dimana
terdapatnya 3 kelompok super yang dapat berperan aktif dan kritis dalam mencari
informasi serta mengikuti materi yang berkaitan dengan materi pokok pembelajaran.
Berdasarkan tabel diatas (skor perkembangan individu dan penghargaan kelompok)
dapat disimpulkan bahwa metode inquiri sangat berperan dalam kegiatan pengajaran
dimana siswa lebih berperan aktif dan berfikir secara kritis dalam pemberian materi.
3. Refleksi
Daya serap siswa pada siklus kedua ini terlihat ada siswa yang dikategorikan
daya serapnya cukup, sedangakan pada ulangan harian siswa juga ada siswa yang
53
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
54/112
mendapat kategori cukup, untuk mengurangi kelemahan pada siklus kedua ini
diupayakan dalam membimbing lebih difokuskan dan memberikan tugas-tugas
kelompok diakhir diskusi serta hasil diskusi tersebut dibahas secara bersama.
C. PEMBAHASAN
Dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus pertama baik pertemuan pertama
maupun kedua masih terlihat nilai siswa masih ada naik turun baik yang mendapat
nilai amat baik maupun cukup. Rata-rata nilai post test 1 yaitu 62,4 dengan kategori
cukup dan rata-rata nilai post test 2 yaitu 68 dengan kategori cukup, sedangkan untuk
kategori kurang pada post test pertama terdapat 2 orang dan untuk post test kedua
tidak terdapat nilai kurang sekali, sementara nilai ulangan harian 67.2 termasuk
kedalam kategori cukup. Masih rendahnya nilai post test I dan nilai post test II
disebabkan siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan
metode Inquiri. Berdasarkan nilai ulangan harian pada siklus pertama didapat
ketuntasan belajar secara Individu 15 orang siswa (60%) dan 10 orang siswa atau
(40%) yang tidak tuntas. Jadi secara klasikal siklus I tidak tuntas.
Pada siklus II rata-rata nilai pos test I yaitu 74 dengan kategori baik dan rata-
rata nilai post test II yaitu 74,4 dengan kategori baik, sementara nilai ulangan harian
siswa pada siklus kedua mencapai 78.8 dengan kategori baik sedangkan Ketuntasan
belajar pada siklus kedua secara individual telah dinyatakan tuntas karena ketuntasan
secara individual telah terpenuhi yakni 23 orang siswa atau (92%). Dapat diartikan bahwa siswa kelas V SDN 028 Sintong kabupaten Rokan Hilir sudah dapat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Inquiri.
Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama rata-rata
aktivitas guru adalah 87.5% dan nilai rata-rata aktvitas siswa pertemuan kedua
adalah 70.6% dari nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama didapat rata-rata
54
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
55/112
kategori pada siklus pertama yakni 65.33 dengan katerogi Baik, Adapun rata-rata
aktivitas siswa pada siklus kedua pertemuan pertama adalah 70.66 dengan kategoti
cukup dan dipertemuan kedua mencapai 82% dengan kategori baik sekali.
Rata-rata persentase aktivitas guru pertemuan pertama pada Siklus I adalah
87.5% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas guru
adalah 91.1% dengan kategori baik sekali, di siklus kedua Pada pertemuan pertama
rata-rata observasi guru adalah 96.4% dengan kategori baik sekali, dipertemuan
kedua meningkat menjadi 98.2% dengan kategori baik sekali.
Dengan menggunakan metode Inquiry pada siswa kelas V SDN 003Kepenuhan tahun Pelajaran 2007/2008 maka hasil belajar siswa, ketuntasan belajar
siswa dan aktifitas guru mengalami peningkatan pada siklus kedua.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
Pada pembelajaran Sejarah siswa Kelas V SDN 028 Sintong Kabupaten Rokan
Hilir terjadi peningkatan pembelajaran yang dapat dilihat pada:
1. Peningkatan Rata-rata
Daya Serap siswa pada
siklus I yakni post testPertama 62,4 % menjadi
68 % pada post test kedua.
Rata-rata Daya serap
siklus kedua pada post test
pertama 74% naik menjadi
55
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
56/112
54
74,44% pada post test
kedua.
2. Ketuntasan belajar siswa-
siswa dari nilai ulangan
harian mengalami
peningkatan, pada siklus
pertama 67,2 %
meningkat menjadi 78.8%
pada siklus kedua
Peningkatan hasil belajar juga didukung oleh rata-rata peningkatan aktivitas
siswa yaitu 65,33% meningkat menjadi 76,33% pada siklus kedua, rata-rata
aktivitas guru pada siklus pertama 97,3% sedangkan untuk siklus kedua masih
tetap sama yaitu 97,3%.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini maka penulis menyarankansebagai berikut:
1. Sebaiknya guru padat menyusun perangkat pembelajaran dengan penggunaan
metode Inquiri pada pokok bahasan yang lain.
2. Bagi pihak sekolah sebagai bahan masukan untuk melengkapi media
pengajaran dan alat peraga untuk kelancaran proses belajar mengajar dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Aderusliana, 2007, Teori Belajar.www.guruku.com. Jakarta.
Mulyasa, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Remaja Rosdakarya, Bandung
Ririn Ozzy Permatasari, 2008, Upaya Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dalam
56
http://www.guruku.com/http://www.guruku.com/http://www.guruku.com/ -
8/7/2019 norbaiti inquiry
57/112
Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sma Negeri 1 Klaten.Universitas Negeri Yogyakarta
Rostiyah, NK. 1989. Masalah-masalah Ilmu keguruan. Bina Aksara, Jakarta.
Siti Astuti. 2008, Multiple Intelegen Untuk Meningkatkan Kemampuan GuruBahasa Indonesia Dalam Pembelajaran. Semarang
Sudjana. 1991, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya.Bandung.
Suryo Subroto, 2002, Proses Belajar Mengajar di Sisekolah. PT. Rineka Cipta
Yadi.2008.Penelitian Tindakan Kelas,www.uyad.blogspot.com
57
http://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://www.uyad.blogspot.com/http://www.uyad.blogspot.com/http://uyad.blogspot.com/2008/04/penelitian-tindakan-kelas.htmlhttp://www.uyad.blogspot.com/ -
8/7/2019 norbaiti inquiry
58/112
mpiran I : silabus
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan SosialKelas / Semester : V (lima) / 2 (dua)Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOKPEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASIWAKTU
SUMBERBELAJAR
2.3. Menghargai jasa danperanan tokoh dalammemproklamasikankemerdekaan
Peristiwa sekitarproklamasi
Membaca danmerenungkan isi teksproklamasi.
Tanya jawab tentang
peristiwa sekitarproklamasi Diskusi kelompok
tentang peristiwarengasdengklok danpenyusun teksproklamasi
Membuat tahapanperistiwa menjelangproklamasi dalambentuk garis waktu
Menjelaskan peranantokoh yang terlibatdalam peristiwaproklamasi
Secara berkelompokmencatat peran salahsatu tokoh dalam
peristiwa sekitarproklamasi
Membiasakan nilai nilai kepahlawanandalam perilaku sehari hari
Membuat biografiseorang tokoh yangterlibat dalam dalamperistiwa proklamasi
Menceritakan peristiwa peristiwa pentingyang terjadi di sekitarproklamasi (peristiwa
rengasdengklok danpenyusunan teksproklamasi, detik detik proklamasikemerdekaan)
Membuat garis waktutentang tahapanperistiwa menjelangproklamasi
Membuat riwayatsingkat / ringkasantentang tokoh tokohpenting dalam peristiwaproklamasi, misalnyaSoekarno, Moh. Hatta,A. Soebardjo,fatmawati.
Memberikan contoh
cara menghargai jasatokoh tokohkemerdekaan.
Tes TertulisLisanProduk (LKS)Portofolio
14 jp x 35 menit AtlasIndonesia
Gambar gambar
tokohyangsesuai
Buku IPSKls V
Bukureferensilain yangsesuai
Albumpahlawan
Narasumber (orangtua / tokohmasyarakat)
58
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
59/112
Berbincang dengannarasumber tentangcara menghargai jasatokoh tokohkemerdekaan,kemudian membuatlaporannya.
59
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
60/112
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SDN 028 SINTONG
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)Kelas : V
Pertemuan Ke : Satu (I)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompentensi:
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyrakat dalam mempersiapkandan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar:
Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkankemerdekaan Indonesia.
III. Indikator:
1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkankemerdekaan
2. Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelumkemerdekaan
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapatmenjelaskan beberapausaha dalam rangkamempersiapkankemerdekaan.
2. siswa mampumenjelaskan perlunyaPeristiwa lahirnay dasarnegara
V. Materi Pokok
Kerja keras para tokoh dalam pesiapan Kemerdekaan dan perumuskan DasarNegara
Metode- diskusi,- Ceramah- Inquiri
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (10 menit)- Guru menciptakan kondisi awal pembelajaran
- Guru memotivasi sebagai pembuka pelajaran
60
-
8/7/2019 norbaiti inquiry
61/112
top related