nisa ppt - copy

Post on 16-Feb-2016

280 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

PTERIGIUM

K1

Pembimbing:dr. (Oph), Sp. M

Lapkas

Laporan Kasus

IDENTITAS PASIENNama : Tn. JUmur : 70 tahunAlamat : CM : Jenis Kelamin : Laki-laki

Anamnesis

• Keluhan utama:Mata sebelah kiri terasa seperti ada yang mengganjal sejak + 6 bulan yang lalu.

• Keluhan tambahan:Mata terasa gatal, perih dan sering berair. Pasien merasa silau bila melihat cahaya.

Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh mata kiri terasa seperti ada yang mengganjal sejak + 6 bulan yang lalu, pasien juga mengeluh mata terasa gatal, perih, sering berair dan silau bila terkena cahaya. Pasien mengatakan sering terpapar sinar matahari dan debu, karena pasien seorang petani. Riwayat terkena bahan kimia dan riwayat trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

• Pasien tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes mellitus.

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit keluarga di sangkal.

VOD Status Optalmologis VOS

5/6 Visus 5/50

Di tengah Hirshberg Di tengah

Eksoftalmus (-), Endoftalmus (-), Gerakan baik ke segala arah

Gerakan Bola MataEksoftalmus (-), Endoftalmus (-),

Gerakan baik ke segala arah

Edema (-), Nyeri tekan (-) Palpebra Edema (-), Nyeri tekan (-)

Hiperemis( -), jaringan

Fibrovaskular (-)Konjungtiva Bulbi

Hiperemis (+), selaput fibrovaskular berbentuk segitiga (+)

Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-)

Jernih Kornea Keruh

Kesan normal Kamera Okuli Anterior Kesan normal

Hitam, bulat, 3 mm reflek

cahaya langsung (+), reflek

cahaya tak langsung (+),

Iris/Pupil

Hitam, bulat, 3 mm reflek cahaya langsung (+),

reflek cahaya tak langsung (+)

Jernih Lensa Keruh

Status Oftalmologi 28 November 2014

Pemeriksaan Penunjang

• Refraksi• Slit Lamp

Diagnosa

Pterigium OS Derajat II

Tatalaksana• Cendo xytrol 4x1 tetes OS• Cendo lyteers 4x1 tetes OS• Eyevit tab 1x1

Dokumentasi

Pendahuluan

Pterigium merupakan pembuluh fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif,

•Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. •Insiden pterigium cukup tinggi di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, •yaitu 13,1%•Insiden tinggi pada umur 20 tahun dan 49 tahun.•Kejadian berulang lebih sering pada umur muda daripada umur tua•Laki –laki 4 kali lebih resiko daripada perempuan.

Pterigium merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Seperti daging, berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah temporal maupun nasal konjungtiva menuju kornea pada arah intrapalpebra.

Pterigium

Definisi

Etiologi

Etiologi pasti belum diketahui, diduga disebabkan oleh: Faktor Resiko•Iritasi kronik dari lingkungan (angin, debu)•Cahaya Matahari (paparan sinar UV)

• Derajat 1 : Jika pterigium hanya terdapat pada limbus kornea• Derajat 2 : Jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Klasifikasi Pterigium

• Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil dalam keadaan normal sekitar 3 -4 m)• Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan

Patofisiologi

Merusak membran bowman

+Peradangan

Degenerasi kolagen elastoid+

Jaringan fibrovaskular subepithelial

↑ regulasi kolagen↑ migrasi sel angiogenesis

Pelepasan sitokin berlebihan

- Paparan UV- Iritasi kronik

mata

- Mata tampak merah dan sering berair

- Merasa seperti ada benda asing

- Pada pterigium grade 3 dan 4 terjadi penurunan tajam penglihatan

- Timbul astigmatisma akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan

pterigium

- Dapat terjadi diplopia sehingga menyebabkan terbatasnya

pergerakan mata

Gejala klinis

1. AnamnesisPada anamnesis didapatkan adanya keluhan penderita seperti mata

merah, gatal, mata sering berarir, gangguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja diluar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar matahari yang tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.

Penegakan Diagnosis

2. Pemeriksaan FisikPada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada

permukaan konjungtiva.

1. Pseudopterigium

2. Pinguekula

Diagnosis Banding

Penatalaksanaan

Konservatif Operatif

1. Konservatif-Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.- Pemberian air mata buatan untuk mencegah komplikasi dry eye ataupun pterigium karena proses inflamasi penyakit dry eye

2. OperatifPada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah dengan eksisi jaringan fi-brovaskular tersebut.Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan

pterigium di antaranya adalah:A. Bare scleraB. Simple closureC. Sliding flapD. Rotational flapE. Conjungtival graft

.

Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :• Astigmatisma• Penglihatan berkurang• Mata merah• Iritasi• Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea• Pada pasien yang belum exisisi, scar pada otot rectus medial dapat menyebabkan terjadinya diplopia.

Komplikasi

Lanjutan….

• Komplikasi pasca operasi :

– Rekurensi– Infeksi– Perforasi korneosklera– Jahitan graft terbuka hingga terjadi pembengkak kan dan perdarahan– Granuloma konjungtiva– Conjungtiva scar– Adanya jaringan parut di kornea– Disinsersi otot rektus

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterigium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi

membran amnion.

Prognosis

THANK YOU

top related