nama : lisna oktariani nidn : 0231108503 no. kontrak ... · laporan penelitian dosen nama : lisna...
Post on 01-Aug-2020
26 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN DOSEN
NAMA : LISNA OKTARIANI
NIDN : 0231108503
No. Kontrak : 1206.01/LPPM.2018
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
2018
ii
IDENTITAS PENELITI
NAMA : LISNA OKTARIANI, S.P ., M.SI
NIDN : 0231108503
FAKULTAS : PERTANIAN
JUDUL PENELITIAN : ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN
USAHATANI JAGUNG MANIS (Zea Mays) DI DESA SUKAWINATAN
KECAMATAN SUKARAMI KOTA PALEMBANG
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa saudara/i :
Nama : Lisna Oktariani
NIDN : 0231108503
Fakultas : Pertanian
Telah melakukan dan melaporkan penelitian :
Judul : ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHATANI
JAGUNG MANIS (Zea Mays) DI DESA SUKAWINATAN
KECAMATAN SUKARAMI KOTA PALEMBANG
No Kontrak : 1206.01/LPPM.2018
Laporan penelitian tersebut telah kami setujui dan telah diserahkan oleh peneliti
pada tanggal 16 Juni 2018 kepada lembaga penelitian dan pengabdian
masyarakat (LPPM) Universitas Sjakhyakirti Palembang
Palembang , 16 Juni 2018
Ketua LPPM UniversitasSjakhyakirti
Anton Trianto, S.E., M.Si
iv
RINGKASAN
ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG
MANIS (Zea Mays) DI DESA SUKAWINATAN KECAMATAN
SUKARAMI KOTA PALEMBANG
Penelitian ini bertujuan : 1) untuk mengetahui besar biaya produksi yang
dikeluarkan oleh petani yang diperoleh oleh petani dalam melakukan usahatani
jagung manis di Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami, 2) untuk mengetahui
berapa besar keuntungan dari usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan
Kecamatan Sukarami. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja mengingat di
Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami ada banyak petani yang menanam
jagung manis, tetapi mereka belum tahu keuntungan dan kelayakan usahatani
jagung manis. Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana pengambilan
contoh menggunakan metode total sampling.
Data terdiri dari data primer dan sekunder yang dianalisis secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui
kegiatan yang berkaitan dengan usahatani jagung manis yang diuraikan secara
deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis
pendapatan usahatani dan analisis kelayakan usaha (R/C ratio analysis). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata – rata biaya produksi yang dikeluarkan
usahatani jagung manis sebesar Rp. 1.440.900 /Ha/Mt dan keuntungan yang
diperoleh dari usahatani jagung manis sebesar Rp. 7.109.100/Ha/Mt. Nilai R/C
yang diperoleh dari usahatani jagung manis adalah 5,93, maka usahatani jagung
manis yang dilakukan di Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami
menguntungkan.
Kata Kunci : Jagung manis, Biaya Produksi, Pendapatan
v
SUMMARY
COST AND PROFIT ANALYSIS OF SWEET CORN FARMING IN
SUKAWINATAN VILLAGE SUKARAMI SUBDISTRICT PALEMBANG
CITY
This study aims: 1) to determine the amount of production costs incurred by
farmers in sweet corn conducting in Sukawinatan Village Sukarami Subdistrict,
2) to find out how much profit from sweet corn farming in Sukawinatan Village,
Sukarami subdistrict. This research location was deliberately chosen
considering that in Sukawinatan Village, Sukarami Subdistrict there were many
farmers who planted sweet corn, but they did not know the profits and feasibility
of sweet corn farming. This research used a survey method, where sampling
used the total sampling method.
Data consists of primary and secondary data which are analyzed
qualitatively and quantitatively. Qualitative analysis was used to find out
activities related to sweet corn farming described descriptively. Quantitative
analysis was carried out using income analysis and business feasibility analysis
(R / C ratio analysis). The results showed that the average production costs
incurred by sweet corn farming were Rp. 1,440,900 / Ha / Mt and the profit from
sweet corn farming is Rp. 7,109,100 / Ha / Mt. The R / C value obtained from
sweet corn farming is 5.93, so sweet corn farming in Sukawinatan Village,
Sukarami Subdistrict is advantageous.
Keywords : Sweet Corn, Production Costs, Income
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 3
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
2.1. Landasan Teori ..................................................................... 5
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 17
3.1. Desain Penelitian .................................................................. 17
3.2. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 18
3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 18
3.4. Populasi dan Sampel ............................................................. 18
3.5. Definisi Operasional Variabel ............................................... 18
3.6. Teknik Analisis ..................................................................... 19
BAB 4. JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN .......................... 21
4.1. Jadwal Penelitian .................................................................. 21
4.2. Pembiayaan Penelitian .......................................................... 21
vii
Halaman
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22
5.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian ....................................... 22
5.2. Identitas Petani Contoh ......................................................... 24
5.3. Keadaan Usahatani Jagung Manis ......................................... 24
5.4. Biaya Produksi Usahatani Jagung Manis ............................... 25
5.5. Produksi Usahatani Jagung Manis ......................................... 26
5.6. Penerimaan dan Pendapatan .................................................. 26
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 28
6.1. Kesimpulan ........................................................................... 28
6.2. Saran .................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 30
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................. ........ .... 21
2. Rincian Pembiayaan Penelitian ........................................................ .... 21
3. Penggunaan Lahan Di Wilayah Desa Sukawinatan ........................... .... 23
4. Rata – rata Produksi Usahatani Jagung Manis Di Desa Sukawinatan
Kecamatan Sukarami tahun 2018 ..................................................... .... 25
5. Rata – rata Penerimaan, Biaya Produksi, dan Pendapatan Petani Contoh
Usahatani Jagung Manis Di Desa Sukawinatan tahun 2018 .............. .... 27
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Model Pendekatan Secara Diagramatik ................................................. 17
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah Kecamatan Sukarami Kota Palembang .......................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jagung manis adalah tanaman pangan yang kebutuhan setiap tahunnya
meningkat sehubungan dengan pertambahan penduduk yang senang akan
mengkonsumsinya. Jagung manis selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan juga digunakan untuk bahan baku industri gula jagung (Bakhri,.
2007).Produksi jagung manis di Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan
dibandingkan dengan produksi jagung manis pada tahun 2012 (Badan Pusat
Statistik, 2014). Produksi jagung manis pada tahun 2013 adalah 18.506.287 ton
sedangkan pada tahun 2012 adalah 19.377.030 ton.
Jagung manis merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung manis juga menjadi alternatif sumber
pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di
Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung manis sebagai pangan
pokok. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui
bahwa daerah asal jagung manis adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian
selatan). Budidaya jagung manis telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang
lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun
yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun
yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays sp.)
2
merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays sp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk
asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays sp.
mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua
spesies dalam genus Zea. Proses domestikasi menjadikan jagung manis
merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di
alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara
alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman (Nazir 2011).
Jagung manis merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan
manusia dan hewan. Jagung manis mempunyai kandungan gizi dan serat kasar
yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung manis juga merupakan bahan baku makanan
ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat
tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan
baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya
akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural (Nazir 2011).
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil
bahan farmasi.
Kebutuhan tanaman jagung manis terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk serta perkembangan usaha ternak dan industri,
sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi, diantaranya dengan cara
ektensifikasi mengingat Sumatera Selatan memiliki kurang lebih 34 % luas daerah
pangan yang baru diusahakan (statistik 1987). Adapun secara intensifikasi antara
3
lain dengan menggunakan varitas unggul diantaranya varietas jagung C 7 yang
produksinya rata – rata 5 ton/ha sehingga akan memacu petani untuk
mengusahakan tanaman jagung untuk meningkatkan pendapatan petani dan
mendukung program pemerintah yang merencakan Sumatera Selatan lumbung
pangan nasional.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diterangkan, maka rumusan
permasalahan yang akan di teliti adalah sebagai berikut :
1. Berapa besar biaya produksi yang di keluarkan petani dalam melakukan
Usahatani Jagung Manis di Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota
Palembang ?
2. Berapa besar keuntungan dari usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan
Kecamatan Sukarami Kota Palembang ?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk :
1. Menghitung biaya produksi yang di keluarkan oleh petani dalam melakukan
usaha tani jagung manis di Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota
Palembang ?
2. Menghitung keuntungan dari usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan
Kecamatan Sukarami Kota Palembang ?
4
1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk bahan informasi dan pembinaan selanjutnya kepada petani
jagung manis khususnya di wilayah penelitian tersebut.
2. Sebagai tambahan pustaka bagi peneliti dan peminat lainnya.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan teori
Jagung manis tak hanya nikmat untuk dijadikan kudapan atau camilan,
namun juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bahkan kabarnya, jagung
manis disebut sebagai salah satu makanan super karena dipenuhi oleh nutrisi dan
vitamin. Mengkonsumsi jagung manis bisa membantu Anda dalam banyak hal
yang berkaitan dengan kesehatan tubuh dan otak. Di Indonesia jagung manis
merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum
optimal. PT Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung
secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3)
(Koswara,J 1986 )
Syarat tumbuh tanaman jagung manis dengan curah hujan ideal sekitar 85-
200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang
musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,
pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.
Suhu optimum antara 230 C – 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi
optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan
tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %,
sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m
6
dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m diatas permukaan laut (Koswara,
J. 1982). Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih
hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha.
Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt
air semalam).
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang
cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul
dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama
pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah
dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan
tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari
GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah
penyakit layu pada tanaman jagung (Mulyatri 2003).
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan untuk melakukan diversifikasi jagung
manis, adalah :
Tumpang sari ( intercropping ) : melakukan penanaman lebih dari 1
tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur
seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela
pohon, padi gogo.
Tumpang gilir ( Multiple Cropping ): dilakukan secara beruntun sepanjang
tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat
7
keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang
tanah, dll.
Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan
satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu
tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung
disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang
panjang.
Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama
dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi
kayu.
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1
butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin
panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100
hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung
berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang).
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung
tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan
dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih
serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
8
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan
jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih
belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur
15 hari.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar
yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat
tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di
sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman . Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang
memanjang. Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali
bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun
menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu
dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung (Purwono
2005).
Tanaman jagung manis ini, mempunyai beberapa hama pengganggu dan
penyakit, diantaranya adalah :
Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejalanya daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang
terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil atau mati (Khasana, 2008). Penyebab: lalat bibit dengan
ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna
9
perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2)
tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4)
semprot dengan PESTONA
Ulat Pemotong
Gejalanya tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah,
ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih
muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera
litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung
(Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran
tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah);
(3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebabnya cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P.
philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara
lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan
batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora
cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan,
daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3)
pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola
tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman
terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO.
10
Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebabnya adalah cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada
daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi
warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal
daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat
kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh
permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2)
mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO.
Penyakit karat (Rust)
Penyebabnya cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah
kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk
cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur
kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun;
(4) semprot dengan GLIO.
Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebabnya cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw)
Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke
dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan
kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora
tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman
dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA
11
Panen dan Pasca Panen Jagung
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung
muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm),
jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung,
pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis. Adapun cara
panen dengan memutar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung
(Purwono 2005).
Pengupasan, dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah
pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga
cendawan tidak tumbuh. Pengeringan, pengeringan jagung dengan sinar matahari
(+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering. Setelah
kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung. Biji-biji jagung dipisahkan
dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji
pecah, biji hampa). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama
dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.
Usahatani merupakan suatu tempat dimana seorang petani keluarga
petani atau badan lainnya melakukan usaha bercocok tanam atau memelihara
ternak. Usahatani merupakan suatu bentuk perusahaan karena tujuan petani
bersifat ekonomis memproduksi hasil baik untuk kosumsi maupun untuk dijual
dan kegiatan usahatani untuk memelihara produksi di bidang pertanian akhirnya
akan dinilai dengan uang dan biaya di keluarkan serta biaya yang diperolehnya.
Kegiatan usahatani dalam mengelola usahataninya sering disebabkan karena
12
petani tidak mampu mengambil keputusan yang tepat. Ketidakmampuan ini
timbul karena kurangnya pengalaman yang mereka miliki.
Menurut Mubyarto (1994) usahatani tanaman yang diusahakan tidak
terbatas pada suatu tanaman tertentu, tetapi dapat terdiri dari berbagai macam
tanaman. Bila usahatani dilihat berdasarkan banyaknya cabang usahatani yang
dilakukan dapat dibedakan atas :
a. Usahatani khusus : usahatani yang hanya mempunyai satu cabang usahatani
Misalnya : usaha tani padi.
b. Usahatani tidak khusus : usaha tani dimana usahatani nya mengusahakan
berbagai macam usahatani, disamping mengusahakan tanaman juga
mengusahakan ternak dan ikan, tetapi antara satu cabang yang lainnya
mempunyai batas yang jelas.
Selain itu memupukan adalah tindakan yang mempengaruhi antara
tanah dengan tumbuhan. Tanah dan tumbuhan adalah dwi tunggal yang tidak bisa
dipisahkan. Sebagaimana halnya dengan tumbuhan, maka tanah juga harus
dipandang sebagai perantara yang hidup, bukan satu medium atau bahan perantara
yang pasif karena pada hakekatnya yang langsung kita pupuk bukan tanamannya
melaikan tanah.
Selanjutnya menurut Pinus Lingga dan Marsono (2013) pupuk
merupakan kunci dalam kesuburan tanah karena bila satu atau lebih unsur untuk
menggantikan unsur hara yang habis di serap tanaman jadi memupuk adalah
memasukan unsur hara kedalam tanah. Dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah :
13
a. Menggantikan hara tanaman dalam tanah yang makin lama semakin
berkurang, karena terus menerus ditanami.
b. Membuat tanah menjadi tanah yang produktif.
c. Memperbaiki tanah – tanah yang kekurangan unsur hara tertentu.
d. Meningkatkan hasil terutama pada tanah – tanah yang kekurangan unsur –
unsur hara yang terkandung dalam tanah.
Konsepsi Biaya Produksi
Mubyarto (1994) menyatakan bahwa petani dalam mengelola usahatani
nya memerlukan input, input tersebut dibeli dengan harga tertentu dan besarnya
disebut biaya produksi usaha tani dan merupakan yang digunakan dalam proses
usaha tani.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Mubyarto (1994) mengemukakan bahwa
ada 3 macam biaya produksi antara lain :
a. Biaya tetap ( fixed cost) adalah biaya yang penggunaanya tidak habis dalam
satu kali pakai.
b. Biaya variabel ( variabel cost) adalah biaya yang penggunaanya tergantung
pada besar kecilnya skala produksinya atau biaya penggunaanya habis satu
kali pakai.
c. Biaya total adalah jumlah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel.
Produksi dalam pertanian merupakan hasil yang diperoleh dalam proses
produksi pada satu usahatani yang diusahakan petani untuk menghasilkan
produksi, produsen memerlukan korbanan produksi yang disebut faktor produksi.
14
Menurut Kartasapoetra (1986) dalam arti sempit produksi dapat didefinisikan
sebagai proses penggunaan sumber – sumber yang telah tersedia. Dimana harapan
terwujudnya hasil yang lebih dari segala korbanan yang telah diberikan untuk
pendayagunaan sumber yang tersedia mewujudkan hasil yang menjamin baik
kualitas maupun kuantitas yang terkelola dengan baik sehingga menjadi komoditi
yang di perdagangkan.
Menurut Muhadji. D dan Moentono (1985) bahwa produksi adalah
kegiatan yang menggunakan input untuk menghasilkan output- output adalah hasil
tanaman atau ternak dari usahatani dan input adalah segala sesuatu yang
dikeluarkan dalam proses produksi misalnya dalam penggunaan tanah, tenaga
kerja, bibit, alat – alat pertanian dan lain sebagainya.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan
keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Fandy
Tjiptono, 2001). Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu
para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi
yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya
harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli
membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian
memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah
fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya
kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi
15
yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi (Fandy Tjiptono, 2002)
Setiap usaha yang dilakukan selalu berhubungan dengan biaya dan
biaya akan menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan. Menurut
Sudaryanto, A. Taufiq dan Soegiyatni slamet (1996) biaya produksi adalah
konvensasi yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang dipergunakan dalam
proses produksi dan mengemukakan bahwa dalam melaksanakan usahatani
seorang petani akan berpikir bagaimana akan mengalokasikan faktor – faktor
produksi seefisien mungkin untuk memproduksi yang maksimum.
Menurut Adiwilaga (1987) penerimaan usaha tani dapat terwujud tiga
hal yaitu :
a. Hasil penjualan tanaman, ternak dan ikan atau produksi yang akan dijual.
b. Produksi yang akan dikonsumsi perusahaan dan keluarganya selama
melakukan kegiatan.
c. Kenaikan hasil investasi, dimana melalui benda – benda investasi yang
dimiliki petani berubah – ubah setiap tahun.
Konsepsi Keuntungan Usahatani
Dinas pertanian dan peternakan kota palembang (2004) dalam rangka
mendukung pengenmbangan tanaman jagung yang digalakan oleh pemerintah
dalam program lumbung pangan nasional memulai perluasan areal tanaman
(PAT) yakin padi, kedelai dan jagung pada tahun 2004 tercapai seluas 17602 ha di
wilayah kabupaten Banyuasin yang tersebar dibeberapa kecamatan. Permintaaan
terhadap bahan jagung dari tahun ke tahun semakin meningkat secara cepat.
16
Disamping disebabkan oleh pertumbuhan penduduk juga disebabkan oleh
kebutuhan industri pakan ternak. Disinilah Dinas Pertanian Tanaman Pangan
memacu untuk meningkatkan produktifitas jagung secara optimal. Guna untuk
mengimbangi kebutuhan akan bahan jagung disamping itu untuk menghindari
impor jagung setiap tahun terus meningkat.
17
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Untuk mendekati masalah diatas, maka model pendekatan yang
digunakan adalah model pendekatan secara diagramatika yang digambarkan
secara berikut :
Keterangan :
: Mempengaruhi
: Dipengaruhi
Gambar 1. Model Pendekatan Secara Diagramatik
Keuntungan (R/C)
R/C>I Menguntungkan
R/C <I Rugi
R/C =I Impas
Petani Jagung
Produksi
Penerimaan
Pendapatan
Harga
Biaya Produksi
18
3.2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sukawinatan Kecamatan
Sukarami Kota Palembang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa di Desa Sukawinatan sebagian penduduknya mengusahakan
usaha sampingan berkebun tanaman jagung manis dan pelaksanaanya akan
dilaksanakan dari Bulan Januari 2018 sampai dengan April 2018.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, dimana data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani
jagung manis atau responden. Sedangkan data sekunder yang merupakan data
pendukung di peroleh dari instasi, kantor kepala desa sukawinatan, penelitian
terdahulu, pustaka dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.4. Populasi Dan Sampel
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey, dimana
peneliti melakukan wawancara langsung dengan petani yang mengusahakan usaha
sampingan berkebun tanaman jagung manis di desa Sukawinatan. Adapun
metode penarikan contoh yang digunakan adalah metode teknik sampel jenuh.
Dengan jumlah petani contoh yang diambil sebanyak 10 orang dari populasi
petani jagung sebanyak 10 orang.
3.5. Definisi Operasional Variabel
1. Petani jagung manis berlokasi di desa sukawinatan kecamatan Sukarame.
2. Jenis atau varietas jagung manis yang digunakan adalah varietas C 7.
19
3. Penelitian terhadap petani jagung manis dimulai dari pengolahan lahan
penanaman, panen sampai ke pasca panen.
4. Lokasi penelitian tersebut merupakan milik pemilik tanah yang di kelolah
oleh petani di Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarame Kota Palembang
5. Biaya usahatani adalah biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi jagung
yang meliputi : Biaya tetap dan Biaya variabel
6. Biaya tetap adalah biaya penyusutan peralatan yang digunakan dalam peroses
(Rp/LG/Mt).
7. Biaya variabel adalah biaya pemeliharaan yang meliputi biaya pembelian
pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja (RP/LG/Mt).
8. Produk adalah bentuk fisik berbentuk biji jagung kering panen yang
diperolehnya di lokasi tersebu (Kg/LG/Mt).
9. Harga jagung adalah harga rata-rata yang berlaku pada tahun 2018
(Rp/Kg/Mt)
10. Penerimaan adalah jumlah produksi total di kali dengan harga jual yang
berlaku pada saat panen (Rp/LG/Mt).
11. Pendapatan adalah selisih penerimaan dan biaya usahatani yang di keluarkan.
(Rp/LG/Mt)
12. Keuntungan adalah hasil yang di dapat dari usahatani jagung manis yang di
terima (Rp/LG/Mt).
3.6. Teknik Analisis
Data yang diperoleh dari lapangan diolah secara tabulasi dan dianalisis
dengan menggunakan rumus matematika serta dijelaskan secara deskriptif.
20
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Pn = P . H
Pdt = Pn – Bp
Bp = Bt + Bv
Keterangan :
Pn = Penerimaan dari hasil usaha tani jagung (Rp/lg/MT)
P = Produksi (Kg/lg/MT)
H = Harga (Rp/Kg/MT)
Pdt = Pendapatan dari usaha tani jagung (Rp/lg/MT)
Bp = Biaya produksi (Rp/lg/MT)
Bt = Biaya tetap (Rp/lg/MT)
Bv = Biaya varabel (Rp/lg/MT)
Sedangkan untuk menganalisis kelayakan budidaya jagung mans
digunakan rumus :
R / C = Pn / Bp
- Jika R / C > 1, maka usaha tani jagung menguntungkan
- Jika R / C < 1, maka usaha tani jagung tidak menguntungkan
- Jika R / C = 1 maka usaha tani jagung tidak menguntungkan dan tidak
merugikan.( Impas ).
21
BAB 4
JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
4.1. Jadwal Penelitian
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
Penelitian x x
2 Pelaksanaan x x x
3 Pelaporan x x x x x x x
4.2. Pembiayaan Penelitian
Tabel berikut ini adalah tabel yang menggambarkan rincian biaya
penelitian.
Tabel 2. Rincian Pembiayaan Penelitian
No. Jenis Pengeluaran Rincian (dalam Rp) Total biaya yang
diusulkan (Rp)
1 Bahan habis pakai dan peralatan
a. Kertas HVS
b. Tinta Print
c. ATK
3 rim @Rp. 50.000,-
4 buah @Rp. 50.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 500.000,-
2 Perjalanan dan Survey
a. Biaya Penggandaan
Kuisioner
b. Biaya Perjalanan Dan
Survey
c. Konsumsi dan Akomodasi
Rp. 100.000,-
Rp. 850.000,-
Rp. 850.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 850.000,-
Rp. 850.000,-
Jumlah Rp. 2.650.000,-
22
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian
1. Lokasi dan Batas Wilayah Administratif
Desa Sukawinatan adalah salah satu daerah yang terletak di wilayah
Kecamatan Sukarami Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan yang mencakup
wilayah seluas 540 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 20.895 terdiri dari 60
RT dan 10 RW dan 4.454 kepala keluarga. Adapun batas – batas administratif
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kelurahan Sukarami
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kelurahan Kemuning
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kelurahan Sako
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kelurahan Sukabangun
Desa Sukawinatan ini terletak ± 10 km dari Ibukota Provinsi Sumatera
Selatan (Kota Palembang). Untuk dapat sampai ke daerah ini dapat menggunakan
transportasi melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar ± 60 menit dari pusat
kota.
2.Keadaan Iklim dan Tanah
Suhu udara di wilayah Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota
Palembang berdasarkan data stasiun Meteorologi rata – rata 27,50º Celcius dan
curah hujan terbesar jatuh pada bulan Desember. Kelembaban udara rata – rata 82
%, kecepatan angin rata – rata 4,17 km/jam dengan arahnya terbesar ke arah
23
Selatan. Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota Palembang memiliki luas
wilayah 540 Ha. Yang terdiri dari pekarangan, persawahan, pemukiman, dan luas
prasarana lainnya.
Penggunaan lahan di Desa Sukawinatan ini antara lain untuk pemukiman
seluas 254 ha, persawahan seluas 24 Ha dan lahan untuk fasilitas umum seluas
185 Ha. Penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Penggunaan Lahan Di Wilayah Desa Sukawinatan
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Lahan Persawahan 24 4.44
2 Permukiman 254 47.04
3 Lahan Perkuburan 15 2.78
4 Fasilitas Umum 170 31.48
5 Perkantoran 77 14.26
Total 540 100
Sumber : Monografi Wilayah Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami, 2017
Penggunaan lahan terbesar adalah untuk pemukiman dan pekarangan
seluas 254 Ha (47,04 %). Hal ini bisa terjadi karena kondisi wilayah yang berada
di pusat kota sehingga lahan lebih banyak teralokasi untuk pemukiman.
Selanjutnya luas lahan terbesar kedua untuk fasilitas umum sebesar 170 Ha (31,
48 %), fasilitas umum terdiri dari gedung sekolah, mal, pasar modern, dan pasar
tradisional. Lahan terkecil adalah untuk persawahan, yaitu sekitar 24 Ha (4,44
%). Lahan yang diusahakan untuk bertanam jagung manis adalah lahan
pekarangan.
3. Keadaan Penduduk Dan Mata Pencaharian
Penduduk Desa Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota Palembang
terdiri dari para pendatang yang berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat,
dan jawa Tengah. Jumlah penduduk di Desa Sukawinatan terdiri dari 10.389 laki
24
– laki dan 10.500 perempuan yang terdiri dari 60 RT dan 10 RW dan 4.454 kepala
keluarga. Tingkat pendidikan di Desa Sukawinatan sudah cukup baik karena
didukung oleh faktor lokasi yang berada di Ibukota Provinsi yang banyak
memiliki Universitas dan sekolah tinggi yang menyebar di seluruh Kota
Palembang serta tingkat keinginan anak sekolah sangat tinggi. Penduduk di Desa
Sukawinatan Kecamatan Sukarami Kota Palembang sebagian besar mata
pencahariannya sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 4.350 orang (35,86 %)
diikuti dengan karyawan pedagan, TNI, Polri dan buruh.
5.2. Identitas Petani Contoh
Petani contoh diambil sebanyak 10 orang, dengan kriteria umur rata –
rata petani contoh adalh 27 sampai 58 tahun pada usia produktif untuk melakukan
usahataninya. Pendidikan petani contoh juga bervariasi dari yang tamatan SD
sampai dengan tamatan SMA. Tingkat pendidikan petani mempengaruhi
kemampuan petani dalam menyerap suatu teknologi. Petani contoh yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang lebih rendah mempunyai kemampuan
yang lebih rendah dalam menyerap teknologi dibandingkan dengan petani yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang lebih tinggi.
5.3. Keadaan Usahatani Jagung Manis
Desa Sukawinatan merupakan daerah berklim tropis dengan bulan basah
rata – rata berjumlah 5 bulan yang merupakan lahan kering sehingga dalam
berusahatani, petani sangat teantung pada alam yang memiliki topografi
bergelombang dengan tinggi rata – rata 35 meter dpl. Jenis tanah yang dominan
adalah podsolik merah kering dengan keadaan alam tersebut maka umumnya
25
petani Desa Sukawinatan ini mengusahakan tanaman pangan dan memelihara
ternak. Petani Desa Sukawinatan baik penduduk asli maupun pendatang rata –
rata memiliki lahan usahatani seluas 0,5 – 1 hektar, sebagai lahan usahatani
jagung manis. Masalah pemasaran jagung manis tidak memiliki kesulitan karena
sudah banyak permintaan pasar akan jagung manis.
Permintaan akan jagung manis dari tahun ke tahun semakin meningkat
secara cepat, disamping disebabkan oleh pertumbuhan penduduk juga disebabkan
oleh kebutuhan pasar yang meningkat. Disini perlu dipacu untuk meningkatkan
usahatani jagung manis melalui perluasan areal tanam jagung manis untuk
memenuhi kebutuhan sehari – hari.
5.4. Biaya Produksi Usahatani Jagung Manis
Biaya produksi jagung manis terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya penyusutan alat, sedangkan biaya variabel meliputi biaya
sarana produksi, yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Rata – rata biaya produksi Usahatani Jagung Manis Di Desa
Sukawinatan, tahun 2018.
No Uraian Penggunaan Harga per
satuan (Rp)
Jumlah Biaya
(Rp)
1 Peralatan (Penyusutan)
- Cangkul
- Parang
- Hand Sprayer
3.3
3.3
1
30.000
10.000
180.000
33.000
9.900
30.000
2 Benih Jagung 3.7 (Kg) 15.000 54.500
3 Pupuk
- Pupuk Kandang
- Pupuk KCl
- Pupuk Urea
19.7 (Kg)
5.9 (Kg)
5.9 (Kg)
4.000
5.000
8.000
78.800
30.000
47.200
4 Insektisida 2 (Liter) 50.000 100.000
5 Pestisida 1 (Liter) 45.000 45.000
6 Tenaga Kerja 45 Hari 25.000 1.012.500
Jumlah 1.440.900
26
Dari tabel 4, diketahui bahwa rata – rata biaya penyusutan alata sebesar Rp.
72.900, biaya benih jagung Rp. 54.500, biaya pupuk kandang biaya insektisida
sebesar Rp. 78.800, biaya pupuk KCl sebesar Rp. 30.000, urea sebesar Rp.
47.200, dilanjutkan oleh biaya insektisida sebera Rp. 100.000, pestisida Rp.
45.000 dan upah tenaga kerja untuk 45 hari sebesar Rp. 1.012.500 sehingga
diperoleh rata – rata biaya produksi usahatani jagung sebesar Rp.1.440.900 per Ha
per musim tanam.
5.5. Produksi Usahatani Jagung Manis
Produksi usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan yang dihasilkan
oleh petani contoh pada tahun 2018 untuk seluruh petani dengan rata – rata lahan
yang dimiliki petani 0,55 Ha adalah sebesar 2.850 kg/ha per petani.
5.6. Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan adalah hasil dari produksi yang dalam hal ini jumlah
produksi jagung manis dikali dengan harga jual jagung manis oleh petani. Harga
jual jagung manis adalah Rp. 3.000,- per kg. Penerimaan rata – rata petani contoh
pada usahatani jagung manis di desa Sukawinatan adalah sebesar Rp. 8.850.000,-
/ha/mt. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani jagung manis ini
adalah Rp. 1.440.900 untuk satu kali musim tanam.
Pendapatan rata – rata produksi jagung manis pada penelitian ini adalah
hasil pengurangan antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya produksi yang
dikeluarkan petani untuk melaksanakan produksi tersebut. Pendapatan rata – rata,
penerimaan, dan biaya produksi rata – rata dari usahatani jagung manis dapat
dilihat pada tabel 5.
27
Tabel 5. Rata – rata penerimaan, biaya produksi , dan pendapatan petani contoh
Usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan, tahun 2018.
No. Uraian Jumlah
1 Penerimaan (Rp/LG/Mt) 8.550.000
2 Biaya Produksi (Rp/LG/Mt) 1.440.900
3 Pendapatan (Rp/LG/Mt) 7.109.100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan yang diterima
petani contoh dalam melakukan usahatani jagung manis adalah sebesar Rp.
7.109.100,- per hektar per musim tanam. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
R/C usahatani jagung manis sebesar 5,93. Ini berarti usahatani tersebut
mendapatkan keuntungan dikarenakan nilai R/C > 1.
28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulan sebagai berikut :
1. Rata – rata biaya produksi usahatani jagung manis di Desa Sukawinatan
Kecamatan Sukarami Kota Palembang adalah sebesar Rp. 1.440.900,- per
luas garapan per musim tanam. Pendapatan yang diperoleh oleh petani yang
melakukan usahatani jagung manis di desa tersebut sebesar Rp. 7.109.100,-
per luas garapan per musim tanam.
2. R/C Usahatani jagung manis adalah sebesar 5,93 yang artinya setiap
penambahan Rp. 1,- modal yang dikeluarkan oleh petani jagung manis maka
akan diperoleh penambahan penerimaan sebesar Rp. 5,93,- . Hal ini berarti
usahatani jagung manis yang dilakukan di Desa Sukawintan Kecamatan
Sukarami Kota Palembang memberikan keuntungan.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian usahatani jagung
manis ini adalah :
1. Diharapkan agar petani dapat meningkatkan produksinya dengan cara
meningkatkan pemeliharaan agar pendapatan yang diperoleh juga semakin
meningkat.
29
2. Diharapkan agar para petani dapat menjual secara langsung ke pedagang
besar agar pendapatan yang diperoleh lebih besar.\
3. Bagi pemerintah setempat, hendaknya meningkatkan bimbingan dan
pembinaan usahatani kepada petani dengan wawasan agribisnis oleh aparat
terkait seperti penyuluh pertanian.
30
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga. 1982. Cabang Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik Indonesia. Nazir 2011. Seleksi
beberapa galur inbred jagung (Zea mays L.) Generasi s5 dan s6 untuk
pembetukan hinbrida. Hal 1.
Bakhri. 2007. Budidaya Jagumg Dengan Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi Tengah.
Kartasapoetra. 1986. Marketing Produksi Pertanian dan industri. Bina Aksara.
Jakarta
Khasanah, N. 2008. Pengendalian Hama Penggerek Tongkol Jagung Helicoverpa
armigera hubner. (Lepidoptera : noctuidae) dengan Beauveria bassiana
Strain Lokal Pada Pertanaman Jagung Manis di Kabupaten Donggala.
Jurnal Agroland. vol.15(2):106-111
Koswara, J., 1986. Budidaya Tanaman Jagung Manis. Departemen Agronomi.
IPB. Bogor. Jurnal Sirajuddin. M dan S. A. Lasmini. Vol. 17 (3) 184-191.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Muhadji. D dan Moentono. 1985. Produksi Jagung Hibrida. Balai Penelitian
Tanaman Pangan. Sukamandi.
Mulyatri. 2003. Peranan pengolahan tanah dan bahan organik terhadap konservasi
tanah dan air. Pros. Sem. Nas. Hasil-hasil Penelitian dan Pengkajian
Teknologi Spesifik Lokasi. Jurnal produksi tanaman. Vol. 1 No. 2
Pinus Lingga dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk (Edisi Revisi).
Penebar Swadaya. Jakarta.
Purwono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar swadaya. Jakarta. 63 hal.
Tjiptono, F. 2001. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta
LAMPIRAN
31
Lampiran 1. Denah Kecamatan Sukarami Kota Palembang
top related