modul praktikum - wordpress.com · 2020-02-26 · 3 keterangan: w = bobot ikan uji (gr). l =...
Post on 15-Aug-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL PRAKTIKUM
Ekotoksikologi Laut
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2020
Modul 1 Uji Toksisitas Akut
MODUL 1 Uji Toksisitas Akut
POKOK BAHASAN :
Pemaparan dan Pengamatan Uji Toksisitas Akut
TUJUAN PRAKTIKUM :
Memahami dan mampu melaksanakan persiapan, pemaparan, dan
pengamatan Uji Toksisitas Akut
TINJAUAN PUSTAKA :
Uji Toksisitas Akut merupakan bagian dari Uji Toksisitas Kuantitatif
yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat sebagai akibat dari
pemaparan jangka pendek terhadap suatu bahan toksik. Efek akut dapat
terjadi dalam selang waktu beberapa jam, hari atau minggu. Parameter
yang dapat diamati dari Uji Toksisitas Akut pada umumnya adalah
Kematian (Mortality). Suatu bahan kimia dinyatakan berkemampuan
toksik akut bila aksi langsungnya mampu membunuh 50% atau lebih
populasi uji dalam selang waktu yang pendek, misal 24 jam, 48 jam s/d
14 hari.
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM : Alat : Bahan :
Botol Vial 20 mL Artemia sp.
Micropippet Dhapnia sp.
Pipet Tetes/ Pasteur Timbal (Pb)
Gelas Ukur 5 mL Merkuri (Hg)
Beaker Glass 250 mL Tembaga (Cu)
Pengaduk Kaca Besi (Fe)
Kaca Pembesar (Loop) Krom (Cr)
Hand Counter
Kertas Label Tissue Laboratorium
Gloves
Prosedur :
Metode Uji Toksisitas Akut terhadap larva Artemia dan Daphnia
dimodifikasi dari prosedur yang dilakukan oleh Meyer et.al. (1982) yakni
sebagai berikut :
1. Penyiapan Larva Artemia dan Daphnia; diawali dengan dekapsulisasi
Kista Artemia dan penyiapan Daphnia;
2. Dalam vial yang telah diisi air medium (Air laut untuk Larva
Artemia dan Air tawar untuk Daphnia) sebanyak 9 mL dimasukkan
masing-masing 10 ekor larva berumur 24 - 48 jam (1- 2 hari) dengan
menggunakan transpettor atau pipet tetes sampai volume air mencapai
10 mL.
3. Dengan menggunakan Micropippet, bahan toksik uji (Timbal (Pb)e /
Merkuri (Hg) /Tembaga (Cu) / Besi (Fe) / Krom (Cr)) dengan variasi
konsentrasi yang masing- masing telah ditentukan, dimasukkan ke
dalam vial sebanyak 1 %
4. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan selang pengamatan
15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam dan 24 jam.
Mortalitas diamati dengan cara menghitung jumlah larva yang yang
mati.
Gambar 1.1. Ilustrasi Pemaparan Uji Toksisitas Akut
5. Penentuan kadar perlakuan mengacu pada Skala Logaritmik dari
Komisi Pestisida DEPTAN 1983, dengan rumus:
Log N/n = k (log a/n)
Keterangan: N = kadar ambang atas
n = kadar ambang bawah
k = jumlah kadar yang diujikan
a = kadar terendah dalam skala logaritmik yang dicobakan
Contoh: Jika N = 100%, n = 10%, k =5.
maka “a” adalah: log 100/10 = 5 (log a/10)
2 – 1 = 5 log a – (5)(1)
6 = 5 log a
106 = a5
a = 105/6 -----> a = 15,85.
Untuk 4 kadar lain yang lebih tinggi adalah: a/n = b/a = c/b = d/c =
e/d.
Maka diperoleh kadar “b” = 25,12%; “c” = 39,81%; “d” = 63,08%, dan
“e” = 100%.
Prosedur Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menentukan nilai LC50-24 jam
adalah Analisis Probit yang mengacu pada Hubert (1979) yaitu sebagai
berikut :
• Hubungan nilai logaritma konsentrasi bahan toksik uji dan nilai
Probit dari persentase mortalitas hewan uji merupakan fungsi linear
Y = a + bx. Nilai LC50-24 diperoleh dari anti log m, dimana m
merupakan logaritma konsentrasi bahan toksik pada Y = 5, yaitu nilai
Probit 50% hewan uji, sehingga persamaan regresi menjadi :
𝑚 =5 − 𝑎
𝑏
• Dengan nilai a dan b diperoleh berdasarkan persamaan sebagai
berikut :
𝑏 =∑𝑋𝑌−1 𝑛⁄ (∑𝑋∑𝑌)
∑𝑋2−1 𝑛⁄ (∑𝑋)2 (1)
𝑎 = 1𝑛⁄ (∑𝑌 − 𝑏∑𝑋) (2)
Persamaan regresi = Y = a + bx
LC50-24 jam = anti log m, dimana :
𝑚 =5−𝑎
𝑏 (3)
Keterangan :
Y : Nilai Probit Mortalitas
X : Logaritma konsentrasi bahan uji
n : banyaknya perlakuan
a : konstanta
b : slope/ kemiringan
m : nilai X pada Y = 5 LC50-24 jam : anti log m
ACARA 3. UJI KADAR AMAN (UJI LANJUT)
Uji kadar aman dimaksudkan untuk mengetahui apakah kadar 10% LC50-
48 jam (kadar aman) yang diperoleh dari hasil uji toksisitas memang
benar-benar aman terhadap biota uji tertentu (aman terhadap
kelangsungan hidup, pertumbuhan, maupun reproduksi). Kadar aman
harus dimaknai bahwa konsentrasi zat dimaksud memang aman, tetapi
hanya sebatas pada spesies biota uji, dan tidak berlaku secara umum.
Kadar aman seharusnya tidak menimbulkan gangguan fisiologik maupun
morfologik organ tubuh biota uji pada sistem reproduksi, respirasi,
digesti, ekskresi, skeleti, otot, maupun sistem saraf.
Durasi uji pada kadar aman setidaknya 8 minggu atau lebih, dengan pakan
dan aerasi cukup, serta volume air perlakuan tidak berkurang oleh karena
penguapan.
Alat:
1. Bak plastik ukuran 30 x 20 cm 5 buah
2. Gelas ukur 5cc, 10cc, 50cc, 100cc, masing-masing satu buah.
3. Beker glass 1000cc, 3 buah.
4. Pipet ukur 1cc, satu buah.
5. Ember, gayung air, dan aerator.
6. Mikroskop cahaya, timbangan analitik, dan alat ukur panjang.
7. Alat-alat lain yang diperlukan sesuai dengan tujuan uji yang
ingin dicapai (misalnya alat bedah, dan alat pembuat preparat
histologik).
Bahan:
1. Bibit ikan tombro/nila ukuran 2-3cm, sebanyak 50 ekor.
2. Larutan stok insektisida Sipermetrin, 5 liter (larutan stok = kadar
LC50-48 jam dari hasil uji toksisitas akut).
3. Air sumur, 50 liter, desinfektan KMnO4.
4. Kertas label, kertas milimeter, alat tulis, dan alat-alat lain yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan uji (misalnya formalin,
albumen, parafin, alkohol, pewarna jaringan, Canada balsam).
Cara kerja:
1. Bibit ikan untuk uji pendahuluan, diaklimasi di laboratorium selama 7-
10 hari sebelum digunakan.
2. Sehari (24 jam) sebelum perlakuan, bibit ikan dipuasakan (tidak diberi
makan).
3. Siapkan 5 bak perlakuan, cuci bersih kemudian dibilas menggunakan
desinfektan berupa larutan kalium permanganat (KMnO4) 5%.
4. Setiap bak diisi 1 liter larutan stok ditambah 9 liter air.
5. Untuk uji terhadap pertumbuhan, setiap ikan sebelum diperlakukan
(dipelihara) diukur bobot (gr), dan panjang total tubuhnya (mm).
Panjang total tubuh adalah panjang tubuh yang diukur dari ujung
rostrum sampai ujung pinna caudalis.
6. Masukkan 10 ekor ikan uji pada setiap bak.
7. Beri aerasi secukupnya,.
8. Pemberian pakan dilakukan pada hari ke 2 sampai berakhirnya
perlakuan, sebanyak 5% bobot total ikan dari setiap bak, diberikan 2
kali, pagi, dan sore hari.
9. Data pertumbuhan relatif (pertambahan bobot relatif, dan pertambahan
panjang relatif) diperoleh dari pengukuran bobot, dan panjang ikan di
akhir perlakuan dikurangi dengan bobot, dan panjang awal. Masukkan
data pengukuran ke dalam tabel pertumbuhan. Data pertumbuhan juga
bisa didasarkan pada nilai NVC (nutrition value coefficient, nilai
kebugaran, atau nilai kegemukan) ikan uji, dengan rumus:
NVC = (w x 100)/L3
Keterangan:
w = bobot ikan uji (gr).
L = panjang total ikan uji (cm).
NVC ≥ 1,7 berarti gemuk, berarti pula bahwa perairan di mana
ikan tersebut hidup (dipelihara) dimaknai “tidak”
tercemar.
NVC < 1,7 berarti kurus, berarti pula bahwa perairan di mana
ikan tersebut hidup (dipelihara) dimaknai “tercemar”.
Data kelangsungan hidup ditabulasi, kemudian dihitung berdasar
rumus:
h = Nt2/Nt1 x 100%
Keterangan:
h = kelangsungan hidup (%).
Nt2 = cacah ikan hidup pada t2 (akhir perlakuan).
Nt1 = cacah ikan hidup pada t1 (awal perlakuan).
100 = konstanta h dalam %.
Data lain yang diperlukan sangat bergantung pada tujuan uji yang
dilakukan, misalnya data kerusakan histologik apakah terjadi claudy
swelling, hyperplasia, atau terjadi tahapan nekrosis pada sistema
tertunjuk, jika dibandingkan dengan sistema yang normal.
Jika dipermasalahkan: Apakah terjadi kerusakan pada sistem
respirasi pada ikan uji? Permasalahan ini bisa dijawab dengan
data luas respiratorik. Cara menghitungnya adalah:
a. Panjang filamen (lamella primer) total (dlm µ)
= Σ satu sisi filamen pd 1 lembar insangx pj filamen x 2 x 4 x 2 = (A)
b. Σ lamella sekunder per 100 µ panjang filamen ……..……….. = (B)
c. Σ total lamella sekunder = (A)/100 x (B) ……..……………… = (C)
d. Luas permukaan satu lamella sekunder
= (2 x pj x tg) + 2 x tg x tb) + (pj x tb). …………………………….= (D)
e. Luas area respiratorik = [(C) x (D)]µ²
b) Keterangan: tg = lebar, tb = tebal irisan (6µ).
10. Analisis ragam dari rancangan acak lengkap digunakan untuk
mengetahui tingkat signifikansi hasil uji kadar aman terhadap
kelangsungan hidup, maupun pertumbuhan ikan uji.
FORMAT TABULASI DATA PENGAMATAN TOKSISITAS AKUT 1. Data per Kelompok
Format Tabulasi Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji per Kelompok Kelompok : ……………………………………… Jenis Bahan Toksik : ……………………………………… Konsentrasi Bahan Toksik : ………………………………………
Waktu
Dedah
Artemia Daphnia Keterangan
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
15 menit
30 menit
1 jam
2 jam
4 jam
6 jam
8 jam
16 jam
24 jam
Jumlah
2. Data Kelas
a. Format Tabulasi Data Persentase Mortalitas (p) Hewan Uji setelah pemaparan 24 jam Jenis Hewan Uji : ……………………………………… Jenis Bahan Toksik : ………………………………………
Ulangan Konsentrasi kontrol ppm ppm ppm
(1)
(2)
(3)
Rata-rata
b. Format Tabulasi Data Analisis Probit LC50-24 jam Jenis Hewan Uji : ……………………………………… Jenis Bahan Toksik : ………………………………………
d
(Konsentra
si Uji)
N
(jumlah
hewan uji)
r
(Mortalitas
hewan uji)
p
(%Mortalitas)
X
(Log
Konsentrasi)
Y
(Nilai Probit
%
Mortalitas)
XY
ppm 10
ppm 10
ppm 10
Jumlah ( ∑ ) ∑ X ∑Y ∑XY
b = ……………………………… persamaan (1)
a = …………………………..….. persamaan (2)
m = ………………………………persamaan (3)
LC50-24 jam = anti Log m = ………………… ppm
Contoh Skema Prosedur Pengenceran Bahan Toksik
Bahan uji :……………...
Konsentrasi Awal :……………...
PERTANYAAN MODUL 1 : *) tuliskan jawaban di Buku Jurnal masing-masing!
1. Sebutkan sifat dan karakteristik dari kelima bahan toksik yang
digunakan dalam pelaksanaan praktikum !
2. Hitunglah berapa volume Larutan bahan toksik yang harus diambil
dari Larutan Stock dengan Konsentrasi 2500 mg/L untuk
mendapatkan Konsentrasi Akhir di botol Vial (10 mL) sebesar 25 ; 50 ;
dan 100 mg/L? (Gunakan Rumus Pengenceran!)
Pembagian Kelompok
Kelompok
Toksikan
Konsentrasi Organisme Uji
Dhapnia Arthemia
1
Timbal (Pb)
Kontrol
2 5 ppm
3 25 ppm
4 50 ppm
5
Merkuri (Hg)
Kontrol
6 0.05 ppm
7 0.01 ppm
8 0.10 ppm
9
Tembaga (Cu)
Kontrol
10 0.05 ppm
11 0.2 ppm
12 1 ppm
13
Krom (Cr)
Kontrol
14 1 ppm
15 10 ppm
16 25 ppm
17
Besi (Fe)
Kontrol
18 0.1 ppm
19 5 ppm
20 10 ppm
top related