modul penyidik pemberkasan gelar perkara n an berkas 2010
Post on 12-Jul-2015
1.562 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI
PENYIDIK LANJUTAN MODUL
Pemberkasan, Gelar Perkara dan Penyerahan BerkasOleh :
Bambang Semedi, S.H(Widyaiswara Madya Pada Pusdiklat Bea dan Cukai)
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI 2009
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI
PENYIDIK LANJUTAN MODUL
Pemberkasan, Gelar Perkara dan Penyerahan BerkasOleh :
Bambang Semedi, S.H(Widyaiswara Madya Pada Pusdiklat Bea dan Cukai)
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI 2009
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
i
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR KEPALA PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI .. DAFTAR ISI ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL . PETA KONSEP MODUL ................................................................. MODUL PEMBERKASAN, GELAR PERKARA DAN PENYERAHAN BERKAS A. Pendahuluan 1. Deskripsi Singkat ................ 2. Prasyarat Kompetensi ..... 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) 4. Relevansi Modul. 5. Petunjuk Pembelajaran .. B. Kegiatan Belajar (KB) . 1. Kegiatan Belajar (KB.1) .. Dasar Hukum Pemberkasan dan Pengertian Yang Digunakan Untuk Pemberkasan.. Indikator ..... a. Uraian dan Contoh ...................... A. Dasar Hukum Pemberkasan.... B. Pengertian yang digunakan untuk pemberkasan b. Latihan.. c. Rangkuman.. d. Tes formatif 1 . e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 2. Kegiatan Belajar (KB.2) Persiapan Membuat Berkas Perkara, Membuat Resume Hasil Penyidikan Untuk berkas Perkara, membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan Untuk Berkas Perkara Indikator ... a. Uraian dan Contoh ........................ 1 1 2 3 3 4 5 5 i ii iv v vi
5 5 5 6 10 10 11 15 16
16 16
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
iii
A. Persiapan membuat berkas perkara.. B. Membuat resume hasil penyidikan untuk berkas Perkara .. C. Membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan Untuk berkas Perkara . b. Latihan... c. Rangkuman.. d. Tes Formatif 2 . e. Umpan Balik dan Tindak Lnjut 3. Kegiatan Belajar (KB.3) Cara Pemberkasan, Gelar Perkara dan Penyerahan Berkas Perkara Indikator a. Uraian dan Contoh .................... A. Cara Pemberkasan B. Cara Gelar Perkara .. C. Cara Penyerahan Berkas Perkara . b. Latihan 3 c. Rangkuman d. Tes Formatif 3 . e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut PENUTUP... TES SUMATIF... KUNCI JAWABAN (TES FORMATIF DAN TES SUMATIF)... DAFTAR PUSTAKA FORMULIR/BLANKO PENYIDIKAN TINDAK PIDANA......................
16
18
26 27 27 28 33 34
34 34 34 36 50 53 53 55 59 60 61 73 74 76- 83
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Bacalah dengan cermat dan teliti materi Modul ini, setelah selesai membaca dan memahami materi pembelajaran, jawablah soal latihan dan pahami rangkuman pembelajaran. Siswa atau peserta diklat merasa jawaban soal latihan hasilnya belum mencapai enam puluh lima persen, agar membaca dan memahami kembali modul ini utamanya yang belum dimengerti. Dalam hal masih belum dapat dimengerti materi pembelajaran ini tanyakan kepada pengajar, dan/atau kelompok belajar Anda. Menjelang akhir pembelajaran kerjakan atau jawablah seluruh test formatif, dan test sumatif, setelah selesai dikerjakan jawaban agar dicocokan dengan kunci jawaban yang telah disediakan pada modul ini. Bila berhasil menjawab dengan benar lebih dari enam puluh lima persen, dinyatakan cukup berhasil, dalam hal ingin lebih baik lagi hasilnya agar mengulangi membaca kembali bagian yang belum dipahami atau dimengerti.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
v
PETA KONSEP
Pemberkasan, Gelar Perkara, dan Penyerahan Berkas
Tata Cara Pemberkasan, Gelar Perkara dan Penyerahan Berkas
Persiapan Pemberkasan, Resume Hasil Penyidikan, dan Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan
Dasar Hukum dan Pengertian Pemberkasan
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
1
APENDAHULUAN
MODUL PEMBERKASAN, GELAR PERKARA DAN PENYERAHAN BERKAS1. Deskripsi Singkat
Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik berhak untuk melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan guna kepentingan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai. Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (PPNS DJBC) dalam rangka penyidikan tindak pidana
kepabeanan dan cukai, sesuai diatur dalam pasal 112 UU No 17 / 2006 Tentang Perubahan Atas UU No 10 / 1995 tentang Kepabeanan, dan pasal 63 UU No. 39 / 2007 tentang Perubahan Atas UU No. 11 / 1995 Tentang Cukai. Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik berhak untuk melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan guna kepentingan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai. Dalam pelaksanaan tugas sebagai penyidik pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dikenal dengan penyidik mandiri, artinya kewenangan penyidik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan sendiri atau mandiri mulai dari dimulainya penyidikan sampai dengan pemberkasan,
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
2
dan penyerahan berkas perkara dan barang bukti serta tersangka langsung kepada Penuntut Umum atau Jaksa sekantor dan sewilayah hukum. Kegiatan-kegiatan pokok dalam rangka penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai dalam Modul Pemberkasan ini dapat digolongkan sebagai pemberkasan, gelar perkara dan Penyerahan Berkas Perkara. Dalam pelaksanaan Hukum Acara Pidana, penyidik bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan penyidikan yang dilakukannya berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh hukum dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Penyidik yang telah melakukan serangkaian tindakan tersebut wajib menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU No. 8/1981 tentang Hukum Acara Pidana. Kelengkapan penyusunan berkas perkara sangat menentukan proses hukum selanjutnya dan juga berpengaruh pada hasil pemeriksaan di persidangan. Untuk memenuhi kebutuhan Diklat Teknis Subtantif Spesialisasi Penyidik Lanjutan untuk itu disusunlah Modul Pemberkasan Dalam Rangka Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai, setelah mengetahui diskripsi singkat Modul ini diharapkan peserta diklat atau pembaca dapat tambahan pengetahuan tentang PPNS DJBC dan dapat melakukan
penyidikan dengan optimal. Bila hukuman atau tuntutan jaksa ternyata tidak dikabulkan oleh majelis hakim dikarenakan ketidakjelasan atau kaburnya materi tuntutan akibat yang merupakan ujung tombak pengungkapan suatu tindak pidana Dalam implementasinya, untuk memastikan segala peraturan dan prosedur Kepabeanan dan Cukai berjalan semestinya maka diperlukan adanya pengawasan sebagai fungsi penegakkan hukum di bidang Kepabeanan dan Cukai. Penyidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam
pengawasan dan penegakan hukum di bidang Kepabeanan dan Cukai, oleh karena itu dalam Modul ini, penulis menguraikan proses penyidikan yang dilakukan oleh PPNS DJBC. 2. Prasyarat Kompetensi Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut :
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
3
a. Memiliki pengetahuan dasar kepabeanan dan cukai b. Memiliki pengetahuan dasar sebagai penyidik c. Memiliki pengetahuan dasar tentang KUHP dan KUHAP d. Memiliki pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b) e. Memiliki pengetahuan sebagai Pemeriksa Bea dan Cukai.
3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi: Setelah mengikuti pembelajaran Pemberkasan Dalam Rangka Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai yang disampaikan dalam bentuk Modul ini peserta diklat DTSS Penyidikan Lanjutan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (PPNS DJBC) atau Penyidik yang membaca diharapkan mampu melaksanakan tugas sesuai
dengan ketentuan penyidikan dengan benar dan optimal. Kompetensi Dasar: Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah
mempelajari modul ini adalah sebagai berikut: 1). 2). Peserta mampu menjelaskan dasar hukum pemberkasan Peserta mampu menjelaskan pengertian-pengertian yang terkait dengan pemberkasan 3). 4). Peserta mampu mempersiapkan pembuatan berkas perkara, Peserta mampu pembuatan resume hasil penyidikan untuk berkas perkara, 5). Peserta mampu menyusun kesimpulan untuk berkas perkara 6). 7). 8). Peserta mampu melaksanakan pemberkasan, Peserta mampu melakukan gelar perkara, Peserta mampu melaksanakan penyerahan berkas perkara resume hasil penyidikan
4. Relevansi Modul Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah sebagai berikut :
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
4
1)
Materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang yang tepat bagi PPNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melaksanakan pemberkasan, melakukan gelar perkara dan melaksanakan penyerahan berkas perkara tindak pidana kepabeanan dan cukai yang berkaitan dengan tugas penyidik.
2).
Materi modul ini dapat digunakan sebagai petunjuk agar PPNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat melaksanakan tugas sesuai dengan: Dasar Hukum Pemberkasan, Pengertian yang digunakan dalam berkas perkara., ketentuan persiapan membuat berkas perkara, ketentuan membuat Resume Hasil Penyidikan untuk berkas perkara, ketentuan membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan untuk berkas perkara, ketentuan cara Pemberkasan, ketentuan pelaksanaan Gelar Perkara, dan ketentuan pelaksanaan Penyerahan Berkas Perkara
5. Petunjuk Pembelajaran
Bacalah dengan cermat dan teliti materi Modul ini, setelah selesai membaca dan memahami materi pembelajaran, jawablah soal latihan dan pahami rangkuman pembelajaran. Siswa atau peserta diklat merasa jawaban soal latihan hasilnya belum mencapai enam puluh lima persen, agar membaca dan memahami kembali modul ini utamanya yang belum dimengerti. Masih belum dapat dimengerti materi pembelajaran ini tanyakan kepada pengajar, dan/atau kelompok belajar Anda. Menjelang akhir pembelajaran kerjakan atau jawablah seluruh test formatif, setelah selesai dikerjakan jawaban agar dicocokan hasil/jawaban dengan kunci jawaban yang telah disediakan pada modul ini. Bila berhasil menjawab dengan benar lebih dari enam puluh lima persen, dinyatakan cukup berhasil, dalam hal ingin lebih baik lagi hasilnya agar mengulangi membaca kembali bagian yang belum dipahami atau dimengerti
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
5
BKEGIATAN BELAJAR1. KEGIATAN BELAJAR (KB) 1
DASAR HUKUM PEMBERKASAN DAN PENGERTIAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBERKASAN
Indikator Keberhasilan :Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti : pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan mampu menjelaskan dasar hukum pemberkasan dan mampu dasar hukum pemberkasan dan mampu menjelaskan pengertian-pengertian yang terkait dengan pemberkasan. menjelaskan pengertian-pengertian yang terkait dengan pemberkasan.
a. Uraian dan Contoh
Pengertian Dan Dasar Hukum Dalam Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan Dan Cukai.
A. Dasar Hukum Pemberkasan : Pasal 112 UU No.17/2006, dan UU No.10 / 1995 tentang Kepabeanan Pasal 63 UU No.39 / 2007, dan UU No.11 / 1995 tentang Cukai Pasal 8 KUHAP Pasal 107 ayat (3), 138 KUHAP Angka 6 Keputusan .Menkeh RI No. .M04.PW.07.03 / 1983
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
6
Pasal 2 huruf h Keputusan .Menkeh RI No..M.04.PW.07.03/1984 tanggal 27 September 1984 Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep57/BC/1997 Tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.
B. Pengertian Yang Digunakan Untuk Pemberkasan. Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara merupakan kegiatan akhir dari proses penyidikan tindak pidana. Pertimbangan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara adalah hasil pemeriksaan tersangka, unsurunsur tindak pidana, dan demi hukum. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang arti pengertian yang biasa digunakan dalam pemberkasan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP. Penyidik adalah pejabat tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang telah diangkat sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) oleh Menteri Kehakiman untuk melakukan penyidikan tindak pidana. Tindak pidana Kepabenan dan Cukai adalah setiap perbuatan yang diancam pidana dimaksud dalam UU No 17 / 2006 Tentang Perubahan Atas UU No 10 / 1995 tentang Kepabeanan, dan UU No. 39 / 2007 tentang Perubahan Atas UU No. 11 / 1995 Tentang Cukai Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan Hakim. Buku Register adalah buku yang berisi kolom / lajur daftar daftar dan catatan catatan tentang segala sesuatu yang bersangkutan dengan hal hal yang ditentukan oleh nama Buku Register tersebut. Daftar adalah tulisan dalam lajur / kolom kolom yang dimaksud untuk mencatat data tertentu baik berupa angka / peristiwa.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
7
Formulir adalah lembaran kertas yang harus diisi dan telah tersedia diatasnya ruangan ruangan tempat pengisian serta telah pula ada petunjuk petunjuk mengenai apa yang harus diisi dalam ruangan tersebut. Blanko adalah lembaran kertas yang telah ditentukan bentuk dan sistematikanya, sedangkan isi, maksud dan kegunaan tidak ditegaskan tergantung pada kebutuhannya. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan seseorang karena hak atau kewajiban berdasrkan UU kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. Laporan Kejadian adalah laporan tertulis yang dibuat oleh pegawai Bea Cukai tentang terjadinya suatu tindak pidana kejahatan baik yang diketahui langsung maupun karena adanya laporan yang kemudian ditutup dan ditandatangani atas kekuatan sumpah jabatan. Pemberkasan adalah kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan syarat-syarat pengikatan serta penyegelan. Dasar pelaksanaan pemberkasan ini adalah Petunjuk Pelaksanaan Nomor : KEP-57/BC/1997 tanggal 2 Juni 1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di bidang Kepabeanan dan Cukai. Pemberkasan alat bukti (Pasal 185 KUHAP), ialah : Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
8
sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan ahli. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain. Keterangan ahli ialah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (sesuai KUHAP)
Yang dimaksud Surat dalam pemberkasan, adalah : berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya; surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.
Pemberkasan untuk Petunjuk ( Pasal 188 KUHAP ): Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena pesesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
9
dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Petunjuk hanya dapat diperoleh dari : keterangan saksi; surat; keterangan terdakwa. Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya. Untuk menjadikan petunjuk tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti dalam suatu tindak pidana, maka petunjuk tersebut harus dirangkaikan dengan alat bukti lain yang berkaitan dengan tindak pidana yang terjadi sehingga dengan petunjuk tersebut semakin jelas tindak pidananya dan siapa pelakunya.
Keterangan terdakwa ( Pasal 189 KUHAP ) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya,
melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain.
Barang bukti bukanlah satu-satunya alat bukti (ingat pasal 184 KUHAP) tapi dapat berupa keterangan ahli dalam bentuk ver (visum et repertum), alat bukti surat dalam bentuk BAP, keterangan saksi dan terdakwa bila diakui di persidangan.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
10
b. Latihan 1
1) Apakah yang dimaksud dengan pemberkasan dan apa saja dasar hukumnya! 2) Jelaskan mengenai pemberkasan alat bukti sesuai dengan Pasal 185 KUHAP! 3) Apa sajakah pengertian Surat dalam pemberkasan! 4) Jelaskan pengertian petunjuk dalam pemberkasan dan dari mana sajakah petunjuk itu dapat diperoleh! 5) Apa yang saudara ketahui tentang keterangan terdakwa sesuai dengan Pasal 189 KUHAP! c. Rangkuman
Pemberkasan adalah kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan syarat-syarat pengikatan serta penyegelan. Dasar hukum yang digunakan antara lain yaitu: Pasal 112 UU No.17/2006, dan UU No.10 / 1995 tentang Kepabeanan Pasal 63 UU No.39 / 2007, dan UU No.11 / 1995 tentang Cukai Pasal 8 KUHAP Pasal 107 ayat (3), 138 KUHAP Angka 6 Keputusan .Menkeh RI No. .M04.PW.07.03 / 1983 Pasal 2 huruf h Keputusan .Menkeh RI No..M.04.PW.07.03/1984 tanggal 27 September 1984 Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep57/BC/1997 Tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
11
d. Tes formatif 1
1) Penyidik adalah pejabat tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang telah diangkat sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) oleh a. Menteri Keuangan b. Kapolri c. Menteri Kehakiman d. DPR 2) Orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri, yaitu a. Terdakwa b. Jaksa c. Saksi d. Ahli 3) Petunjuk hanya dapat diperoleh dari, kecuali a. Keterangan saksi b. Surat c. Penyidik polri d. Keterangan terdakwa 4) Perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena pe-sesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya, merupakan pengertian dari a. Tindak pidana b. Petunjuk c. Penyidikan d. Penyelidikan 5) Barang bukti bukanlah satu-satunya alat bukti, (ingat pasal 184 KUHAP) tapi dapat juga berupa, kecuali a. Alat bukti surat dalam bentuk BAP b. Keterangan saksi dan terdakwa bila diakui di persidangan c. Pernyataan penyidik polri dalam BAP
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
12
d. Keterangan ahli dalam bentuk ver (visum et repertum) 6) Agar sebuah petunjuk dapat digunakan sebagai alat bukti dalam suatu tindak pidana, maka petunjuk tersebut harus a. Mendapat persetujuan penyidik b. Dirangkaikan dengan alat bukti lain yang berkaitan dengan tindak pidana yang terjadi c. Diyakini kebenarannya oleh penyidik d. Benar berdasarkan hasil pemikiran saksi 7) Seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana adalah a. Tersangka b. Terdakwa c. Saksi d. Terpidana 8) Dalam persidangan penuntut umum tidak lain adalah seorang........ yang diberi wewenang oleh Undang-Undang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan Hakim. a. Pengacara b. Kuasa hukum c. Jaksa d. Penyidik 9) Dasar/petunjuk pelaksanaan pemberkasan tindak pidana kepabeanan dan cukai ini diatur dalam a. Keputusan Direktur 57/BC/1997 Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep
Tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di
Bidang Kepabeanan dan Cukai b. Pasal 112 UU No.17/2006, dan UU No.10 / 1995 tentang Kepabeanan c. Pasal 63 UU No.39 / 2007, dan UU No.11 / 1995 tentang Cukai d. Pasal 2 huruf h Keputusan .Menkeh RI No..M.04.PW.07.03/1984 tanggal 27 September 1984 10) Keterangan saksi yang dijadikan sebagai alat bukti yaitu a. apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan b. pernyataan seseorang selain saksi yang dapat dipercaya
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
13
c. keyakinan seseorang atas tindak pidana tersebut d. pengakuan pengacara dalam persidangan 11) Yang dimaksud dengan keterangan ahli yaitu a. Pernyataan seseorang tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri b. Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki
keterampilan khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan c. Keterangan dari seseorang tentang suatu perkara pidana yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri d. Pernyataan dari seseorang yang menyaksikan sendiri proses penyidikan atas perkara pidana tersebut 12) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila a. Keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu b. Salah satu bukti diyakini kebenarannya c. Berdasarkan persetujuan penyidik, keterangan salah satu saksi tersebut dapat dijadikan alat bukti yang sah d. Mendapat persetujuan dari jaksa penuntut umum 13) Berikut ini keterangan saksi yang tidak dapat dijadikan sebagai tambahan alat bukti yang sah, kecuali a. Keterangan seseorang yang diperoleh dari hasil pemikiran saja b. Keterangan saksi yang diperoleh dari pendapat rekan-rekannya c. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah tetapi sesuai satu dengan yang lain d. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain dan keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah 14) Yang tidak dimaksud Surat dalam pemberkasan, yaitu a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya,
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
14
yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, tanpa disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundangundangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain 15) Yang dimaksud dengan Pemberkasan yaitu a. Laporan tertulis yang dibuat oleh pegawai Bea Cukai tentang terjadinya suatu tindak pidana kejahatan baik yang diketahui langsung maupun karena adanya laporan yang kemudian ditutup dan ditandatangani atas kekuatan sumpah jabatan b. Kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan syarat-syarat pengikatan serta penyegelan c. Pemberitahuan yang disampaikan seseorang karena hak atau kewajiban berdasrkan UU kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana d. Laporan tertulis yang dibuat oleh pejabat bea dan cukai atas hasil penyelidikan yang telah dilakukannya untuk disampaikan kepada jaksa
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
15
e. Umpan balik dan tindak lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai
91 %
s.d
100
%
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
16
2. KEGIATAN BELAJAR (KB) 2
PERSIAPAN MEMBUAT BERKAS PERKARA, MEMBUAT RESUME HASIL PENYIDIKAN UNTUK BERKAS PERKARA, MEMBUAT KESIMPULAN RESUME HASIL PENYIDIKAN UNTUK BERKAS PERKARA
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan Indikator Keberhasilan : mampu melaksanakan persiapan dalam pembuatan mampu Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan berkas perkara, mampupersiapan dalam resume hasil penyidikan untuk melaksanakan pembuatan pembuatan berkas perkara, mampu pembuatan resume hasil penyidikan untuk berkas resume hasil berkas perkara, mampu menyusun kesimpulan perkara, mampu menyusun kesimpulan resume hasil penyidikan untuk berkas penyidikan untuk berkas perkaraperkara
a. Uraian dan Contoh
A. Persiapan membuat berkas perkara Sebelum melakukan pemberkasan, terlebih dahulu harus disiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Peralatan pemberkasan yang harus disiapkan yaitu : Tali / benang Jarum Lak Cap/stempel kantor setempat yang terbuat dari logan kuningan dengan ukuran tertentu yang khusus dibuat dan dipergunakan untuk penyegelan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas penyidikan tindak pidana ataupun pemberkasan Lilin Korek api Perforator ( alat untuk melubangi kertas ).
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
17
Kertas sampul / cover Penyusunan Isi Berkas Penyusunan lembaran kelengkapan administrasi penyidikan (penyusunan isi berkas disusun sesuai urutan di bawah ini dikurangi lembaran yang tidak ada, atau yang tidak diperlukan) yang merupakan berkas perkara disusun sesuai urutan sebagai berikut : Sampul Berkas Perkara Daftar Isi Berkas Perkara Resume Laporan Kejadian Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Berita Acara / B.A. Pemeriksaan Saksi/ahli B.A. Pemeriksaan Tersangka B.A. Penyumpahan Saksi/ahli Surat/Berita Acara hasil pemeriksaan oleh saksi/ahli B.A. Konfrontasi B.A. Penangkapan B.A. Penahanan B.A. Penangguhan Penahanan B.A. Pengalihan jenis penahanan B.A. Perpanjangan Penahanan B.A. Pengeluaran dariTahanan B.A. Penggeledahan B.A. Penyerahan Barang Bukti B.A. Penerimaan Hasil Lelang B.A. Penyisihan Barang Bukti B.A. Pengembalian Barang Bukti B.A. Pembungkusan dan Penyegelan Barang Bukti B.A. Pemeriksaan Surat B.A. Penyitaan Surat B.A. Tindakan-Tindakan Lain Surat Perintah / S.P. Penahanan S.P. Perpanjangan Penahanan S.P. Penangguhan Penahanan
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
18
S.P. Pengalihan Jenis Penahanan Surat permohonan Perpanjangan Penahanan S.P. Pengeluaran Tahanan Surat Panggilan Surat Perintah Membawa Surat Izin Penggeledahan/Penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri setempat S.P. Penangkapan S.P. Penggeledahan S.P. Penyitaan Dokumen-dokumen bukti Daftar Tersangka Daftar Saksi Daftar Barang Bukti Petikan Surat Putusan Pemidanaan B. Membuat Resume Hasil Penyidikan Untuk Berkas Perkara Pelaksanaan pembuatan Resume pada dasamya berupa pengisian materi ke dalam kerangka yang urut-urutannya disusun sebagai berikut. Dasar Dasar disini kita menyampaikan atas dasar apa kita melakukan penyidikan tersebut. Dalam dasar penyidikan sekurang-kurangnya kita tulis Laporan Kejadian, Surat Perintah Tugas Penyidikan, Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan, Undang-Undang yang
dilanggar dan Aturan lain yang terkait dngan Tindak Pidana tersebut. Perkara Berisi uraian secara singkat tindak pidana yang terjadi dengan menyebutkan : Pasal yang dipersangkakan. Pelakunya. Tempat dan waktu kejadian. Tafsiran Belum Terpenuhinya Hutang Negara / Kerugian Negara (bila ada).
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
19
Fakta-fakta. Pemanggilan Tersangka / Saksi Memuat nomor dan tanggal Surat Panggilan serta nama yang dipanggil dan kapan yang bersangkutan telah memenuhi panggilan. Contoh: Dengan surat panggilan No. BC.........tanggal .............. telah dipanggil Nama: ..................Alamat :.............dan telah diperiksa dengan Berita Acara Pemeriksaan tanggal ................ Pembuatan Resume berupa pengisian Perintah Membawa berikut: Memuat nomor tersangka, dan tanggal Surat Perintah Membawa, nama
sebagai
atau Saksi yang dibawa dan alasan diberlakukannya
Surat Perintah Membawa. Corrtoh: Dengan Surat Perintah Membawa No......tanggal. telah
membawa untuk diperiksa........, Alamat .........Kepada yang bersangkutan diberlakukan Surat Perintah Membawa karena telah menolak untuk memenuhi Surat Panggilan yang kedua tanpa alasan yang patut wajar. Pembuatan Resume berupa pengisian Penangkapan sebagai berikut: Memuat nomor dan tanggal Surat Perintah Penangkapan, nama tersangka, dimana dan bilamana ditangkap serta tanggal Berita Acara Penangkapan Contoh : Dengan Surat Perintah Penangkapan No......tanggal..... telah ditangkap tersangka di rumah........... pada tanggal ........jam............ atas penangkapan telah dibuat Berita Acara Penangkapan tanggal ............. Penahanan Memuat nomor tanggal Surat Perintah Penahanan nama tersangka, di mana dan sejak kapan Penahanan. Contoh : Dengan Surat Perintah Penahanan No .... Tanggal .... ditahan serta tanggal Berita Acara
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
20
telah
ditahan
tersangkamulai di Acara rumah Penahanan
tanggal tahanan No
jamWIB dengan Berita
.Tanggal. Perpanjangan Penahanan ( Surat Persetujuan / Kejaksaan). Memuat nomor dan tanggal Surat Perintah Perpanjangan Penahanan, nama tersangka, diperpanjang terhitung mulai tanggal
sampai dengan tanggal ................................... Contoh : Telah diperpanjang penahannya tersangka .dengan Surat Perintah Perpanjang dari Ketua Kejaksaan Negeri No .. tanggal .......... mulai tanggal sampai dengan tanggal
.................atas perpanjangan penahaiman tersebut telah dibuat Berita Acara Penahanan tanggal. Pengalihan Penahanan. Memuat Nomor dan tanggal Surat Pengerintah Pengalihan Penahanan, nama tersangka yang pengalihan penahannanya dari jenis yang satu ke jenis yang lain terhitung mulai tanggal .. Contoh : Dengan Surat Perintah Pengalihan Penahanan No. .Tanggal .telah dialihkan penahanannya, tersangka dari penahanan pada rumahpenahanan tersangka tersebut telah dibuat Berita Acara Pengalihan Penahanan tanggal ..
Penangguhan Penahanan Memuat nomor dan tanggal Surat Perintah Penangguhan dari siapa, tanggal berapa, dengan syarat-syarat apa. Contoh : Berdasarkan Surat Permohonan Penangguhan Penahanan dari
tanggal dengan syarat-syarat sebagai berikut
. atas penangguhan Penahanan tersebut telah dibuat Berita Acara Penangguhan Penahanan tanggal ..
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
21
Pengeluaran tahanan Memuat nomor dan tanggal Surat Perintah Pengeluran Tahanan nama tersangka yang bersangkutan dan tanggal dikeluarkan. Contoh: Dengan Surat Pengeluaran Tahanan Nomor : .
tanggal:............telah dikeluarkan dari
tahanannya,tersangka
terhitung mulai tanggal . atas pengeluaran telah dibuat Berita Acara Pengeluaran Tahanan tanggal ......... Penggeledahan Memuat nomor dann tanggal Surat Ijin Penggeledahan dari Ketua Pengadilan Negeri, nornor dan tanggal Surat Perintah Penggeledahan, tempat yang digeledah, milik siapa Contoh : Dengan Surat Perintah Izin Penggeledahan Nomor..............telah dilakukan penggeledahan terhadap sebuah rumah/tempat tertutup lannya yang terlet.ak di jalan.RT/RWatas penggeledahan tersebut dibuat Berita Acara Penggeledahan tanggal. ............. Penyitaan Memuat Nomor dan tanggal Surat Izin Penyitaan Ketua Pengadilan Negeri, Nornor, dan tanggal Surat Perintah Penyitaan, barang bukti yang disita, dari siapa, bilamana dan tanggal Berita Acara Penyitaan. Contoh : Dengan Surat Izin dari Ketua Pengadilan Negeri Nomor ......... tanggal,dan Surat Perintah Penyitaan No ........tanggal
..telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa .di milik ...... Atas disitanya barang tersebut telah dibuat Berita Acara Penyitaan Barang Bukti tanggal Penyisihan Barang Bukti Memuat jenis barang yang disisihkan, sebab penyitaan, tanggal penyisihan barang bukti, menunjuk risalah lelangnya.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
22
Contoh : Dengan Berita Acara Penyisihan Barang Bukti tanggal
............................. telah disisihkan sebagian kecil barang bukti berupa untuk kepentingann pembuktian dalam persidangan. Barang Bukti tersebut karena perimbangan tertentu telah dilelang dengan risalah lelang Nomor tanggal setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pemilik/tersangka/penaseliat hukumnya. Pelelangan Barang Bukti. Memuat jenis barang bukti yang dilelang, jumlahnya, harga/hasil pelelangan, sebabsebab dilakukannya pelelangan barang bukti Contoh : Dengan/tanpa persetujuan tersangka/pemilik/keluarganya/penasehat
hukum nya, nama telah dilelang barang bukti berupasejumlah .Pelelangan dilakukan di Kantor ..........pada pertimbangan tanggal..dengan hasil lelang Negara di
....................dasar tersebut karena telah bukti
dilakukannya
pelelangan Barang
..atas dibuatkan Berita
Pelelangan Acara
Bukti
tersebut barang
Pelelangan
tanggal.....sesuai dengan risalah lelang Nomor............... tanggal Menyita Surat Lain. Memuat nomor dan tanggal Surat Izin Khusus dari Ketua Pengadilan Negeri, nomor, tanggal, Surat Perintah Penyitaan, disita dari mana Contoh : Dengan Surat Izin Khusus dari Ketua Pengadilan Negeri No tanggal .. telah disita surat lain dari...(nama instansi).
Atas Penyitaan tersebut kepada yang bersangkutan telah diberi tanda terima, dengan surat tanda terima nomor ...........tanggal..... Penyitaan Surat Lain tersebut telah dibuatkan Berita Acara Penyitaan Surat Lain tanggal
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
23
Keterangan Saksi (contoh terlampir) Menguraikan secara singkat identitas, biodata, serta sernua keteranganketerangan saksi-saksi tentang segala sesuatu yang dialami sendiri, dilihat sendiri, diketahui dan didengar tentang tindak pidana yang terjadi sesuai dengan yang tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan. Dalam hal perkara yang memerlukan pembuktian dari kesaksisan ahli maka diuraikan dari hasil pemeriksaan ahli yang bersangkutan sesuai dengan Berita Acara yang dibuatnya. Yang perlu diperhatikan disini adalah dalam menulis keterangan saksisaksi kita usahakan hanya keterangan yang berkaitan dengan tindak pidana itu sendiri sehingga penuntut umum yakin atas keterangan diperoleh dari saksi-saksi tersebut dapat digunakan alat bukti tindak pidana yang sedang terjadi. Keterangan tersangka Menguraikan secara singkat identitas, biodata, serta sernua keteranganketerangan yang diberikan tentang tindak pidana yang dilakukannya sebagaimana termuat Berita Acara Pemeriksaan yang memenuhi unsurunsur pasal pidana yang dipersangkakan. Dalam hal tersangka lebih dari satu maka diuraikan hubungan antara satu tersangka dengan yang lain sehingga tergambar status dan peranan masing-masing tersangka. Barang bukti. Memuat perincian semua benda yang telah ditemukan dan disita yang ada hubungannya dengan tindak pidana yang terjadi sesuai dengan Berita Acara Penyitaan. Pemberkasan Terhadap Resume Hasil Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai. Kegiatan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara merupakan kegiatan terakhir daripada proses penyidikan tindak pidana, salah satu kegiatan penyelesaian berkas perkara adalah pembuatan resume yang merupakan ikhtisar dan kesimpulan daripada hasil penyidikan suatu tindak pidana. Ruang lingkup meliputi penjelasan tentang bentuk, syarat-
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
24
syarat yang harus dipenuhi dan hal-hal yang perlu dimuat sebagai isi Resume. Resume merupakan ikhtisar dan kesimpulan dari hasil penyidikan tindak pidana yang terjadi yang dituangkan dalam bentuk dan persyaratan penulisan tertentu.
Persyaratan Formal Terhadap Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana Pada halaman pertama di sebelah kin atas disebutkan "
DEPARTEMEN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI ". Dibawah kesatuan ditulis kata-kata " UNTUK KEADILAN". Pada tengah tengah bagian atas halaman pertama ditulis perkataan "RESUME " dan isvnya dimulai di bawahnya. Disebelah kiri dari setiap lembaran resume dikosongkan 1/4 halaman disebut marge yang maksudnya disediakan untuk tempat perbaikan apabila terjadi kekeliruan dalam penulisan rneterinya. Dibuat oleh penyidik dengan membubuhkan tanggal, tempat pembuatan tandatangan dan nama terang pembuatnya.
Persyaratan
Material
Terhadap
Pembuatan
Resume
dalam
Rangka
Pemberkasan, memuat : Dasar: Laporan kejadian No,tanggal Uraian singkat perkara. Fakta-fakta : Memuat tindakan yang telah dilakukan, barang-bukti yang
disita dan keterangan-keterangan baik dari tersangka maupun saksi/ saksi ahli. Kesimpulan: Memuat gambaran-gambaran konstruksi dan tindak pidana nya didasarkan pada hubungan yang logis antara fakta-fakta yang ada dengan keterangan yang diperoleh baik dari saksi / saksi ahli maupun dari tersangka, keterangan yang satu dengan yang lainnya serta hubungan yang logis antara barang bukti yang ada dengan fakta maupun keterangan-keterangan yang diperoleh sehingga memenuhi unsur-unsur dalam pasal Undang-Undang yang memuat dipersangkakan. tindak pidana yang
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
25
Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai dibuat dengan sistematika sbb.: Dasar. Uraian singkat perkara. Fakta-fakta :(sesuai dengan kegiatan dalam proses penyidikan) : Pemanggilan. Penangkapan. Penahanan. Penagguhan Penahanan. Pengalihan jenis penanhanan. Perpanjangan Penahanan. Pengeluaran Tahanan. Penggeledahan. Penyitaan. Keterangan Saksi. Keterangan Terrsangka. Barang Bukti.
Persyaratan Penulisan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai sbb : Diketik di atas kertas folio wama putih, dengan jarak 1,5 spasi. Diantara spasi tidak boleh ditulis apapun Kata-kata yang harus ditulis lengkap dengan jangan menggunakan singkatan kata-kata kecuali singkatan kata yang resmi dan dikenal umum. Penulisan angka yang menyebutkan jumlah harus diulangi dengan huruf. Nama orang harus ditulis dengan huruf besar (huruf balok) dan digaris di bawahnya.
Persiapan Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai sbb : Menginventarisasi kembali semua kelengkapan administrasi yang
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
26
merupakan isi berkas yang akan dijadikan bahan otentik tentang halhal yang akan diuraikan sebagai materi dari resume tersebut. Sebelum membuat Resume perlu mempelajari hasil-hasil
pelaksanaan penyidikan mulai dari laporan kejadian sampai pada Berita Acara Pemeriksaan yang terakhir. Meneliti dan mengevaluasi barang bukti. Setelah mempunyai gambaran utuh tentang tindak pidana yang terjadi barulah mulai menyusun Resume tersebut. C. Membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan Untuk Berkas Perkara
Memuat uraian tentang pembahasan dari fakta-fakta dan keterangan yang diperoleh sehingga didapat kesimpulan bahwa tindak pidana telah terjadi dan unsur-unsur pidananya terpenuhi dan menyebutkan pasal pidana yang dipersangkakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pemberkasan untuk membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan. Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh lebih dari satu orang dapat dijadikan satu berkas perkara, akan tetapi dapat pula masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkara sendiri. Dalam hal-masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkaranya sendiri-sendiri (Splitsing) maka mereka yang pada mulanya tersangka diajadikan saksi terhadap tersangka yang lain. Cara pembuatan Resume untuk tiap-tiap berkas, sistematikanya sesuai dengan ketentuan pembuatan Resume di atas. Pada penguraian fakta-fakta hanya memuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penyidikannya. Kegiatan yang dimaksud tidak selalu sama untuk setiap perkara. Dalam petunjuk tehnis pembuatan Resume ini dilampirkan contohcontoh aplikasi pembuatan resume yang memenuhi syarat sesuai dengan kasusnya (Kasuistis).
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
27
b. Latihan 2
1)
Sebutkan beberapa peralatan yang harus disiapkan sebelum dilakukan pemberkasan!
2)
Bagaimanakah urutan penyusunan dari kelengkapan administrasi pemberkasan!
3)
Apa
sajakah
Persyaratan
Penulisan
Resume
dalam
Rangka
Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai! 4) Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pemberkasan untuk membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan! 5) Jelaskan persyaratan Formal Terhadap Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana! c. Rangkuman
1. Persiapan membuat berkas perkara: Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan Penyusunan lembaran kelengkapan administrasi penyidikan yang merupakan berkas perkara sesuai urutan yang ditentukan 2. Membuat Resume Hasil Penyidikan Untuk Berkas Perkara dengan sistematika sebagai berikut : Dasar. Uraian singkat perkara. Fakta-fakta (sesuai dengan kegiatan dalam proses penyidikan) : Pemanggilan. Penangkapan. Penahanan. Penagguhan Penahanan. Pengalihan jenis penanhanan. Perpanjangan Penahanan. Pengeluaran Tahanan. Penggeledahan. Penyitaan. Keterangan Saksi.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
28
-
Keterangan Terrsangka. Barang Bukti.
d. Tes formatif 2
1) Peralatan-peralatan pemberkasan, kecuali a. Tali/benang b. Jarum c. Lak d. Perangko
yang
harus
dipersiapkan
sebelum
dilakukan
2) Perkara, di dalam kerangka pembuatan resume berkas perkara, berisi uraian secara singkat tindak pidana yang terjadi dengan menyebutkan dibawah ini, kecuali a. Pasal yang dipersangkakan, tempat dan waktu kejadian b. Tafsiran Belum Terpenuhinya Hutang Negara / Kerugian Negara (bila ada) c. Pelakunya d. Nama penyidik 3) Resume Hasil Penyidikan Untuk Berkas Perkara dalam hal penahanan berisi tentang a. Nomor dan tanggal Surat Perintah Penahanan nama tersangka, di mana dan sejak kapan ditahan serta tanggal Berita Acara Penahanan b. Nomor dan tanggal Surat Perintah Penangkapan, nama tersangka, dimana dan bilamana ditangkap serta tanggal Berita Acara Penangkapan c. Nomor dan tanggal Surat Perintah Penahanan, nama tersangka, nama penyidik, di mana dan sejak kapan ditahan serta tanggal Berita Acara Penahanan d. Nomor dan tanggal Surat Perintah Penangkapan, nama tersangka, nama kuasa hukum, dimana dan bilamana ditangkap serta tanggal Berita Acara Penangkapan
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
29
4) Unsur-unsur yang terdapat dalam pembuatan resume hasil penyidikan untuk berkas perkara dalam hal penggeledahan yaitu a. Nomor dan tanggal Surat Ijin Penggeledahan dari Kapolri, nomor dan tanggal Surat Perintah Penggeledahan, tempat yang digeledah, milik siapa, nama tim penggeledah b. Nomor dan tanggal Surat Ijin Penggeledahan dari Ketua Pengadilan Tinggi, nornor dan tanggal Surat Perintah Penggeledahan, tempat yang digeledah, milik siapa c. Nomor dan tanggal Surat Ijin Penggeledahan dari Ketua Pengadilan Negeri, nornor dan tanggal Surat Perintah Penggeledahan, tempat yang digeledah, milik siapa d. Nomor dan tanggal Surat Ijin Penggeledahan dari Ketua Pengadilan Negeri, nornor dan tanggal Surat Perintah Penggeledahan, tempat yang digeledah, milik siapa, nama tim penggeledah 5) Di bawah ini yang merupakan contoh format dalam pembuatan resume hasil penyidikan untuk berkas perkara dalam hal penyitaan, yaitu a. Dengan Surat Izin dari Surat Ketua Perintah Pengadilan Penyitaan Negeri Nomor
tanggal...dan
No....tanggal
telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa .di milik . Atas disitanya barang tersebut telah dibuat Berita Acara Penyitaan Barang Bukti tanggal b. Dengan Surat Izin dari Surat Ketua Perintah Pengadilan Penyitaan Tinggi Nomor
tanggal...dan
No....tanggal
telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa .di milik . Atas disitanya barang tersebut telah dibuat Berita Acara Penyitaan Barang Bukti tanggal oleh....... c. Dengan Surat Izin dari Surat Ketua Perintah Pengadilan Penyitaan Negeri Nomor
tanggal...dan
No....tanggal
telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa .di milik . Atas disitanya barang tersebut telah dibuat Berita Acara Penyitaan Barang Bukti tanggal oleh......
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
30
d. Dengan
Surat
Izin
dari Surat
Ketua Perintah
Pengadilan Penyitaan
Tinggi
Nomor
tanggal...dan
No....tanggal
telah dilakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa .di milik . Atas disitanya barang tersebut telah dibuat Berita Acara Penyitaan Barang Bukti tanggal 6) Persyaratan formal terhadap pembuatan resume dalam rangka
pemberkasan tindak pidana, pada halaman pertama di sebelah kiri atas dituliskan a. KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA b. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI c. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM d. DEPARTEMEN KEHAKIMAN 7) Fakta-fakta yang terdapat dalam Persyaratan Material Terhadap
Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan, tidak memuat a. tindakan yang telah dilakukan b. barang-bukti yang disita c. keterangan-keterangan baik dari tersangka maupun saksi/ saksi ahli d. daftar barang yang diduga sebagai bukti selama proses penyidikan 8) Sistematika pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai memuat unsur-unsur di bawah ini, kecuali a. Dasar b. Uraian singkat perkara c. Fakta-fakta d. Kesimpulan 9) Penulisan Resume yang salah dalam Rangka Pidana Kepabeanan dan Cukai dibawah ini yaitu a. Diketik di atas kertas folio wama putih, dengan jarak 1,5 spasi b. Nama orang harus ditulis dengan huruf besar (huruf balok) dan digaris di bawahnya Pemberkasan Tindak
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
31
c. Kata-kata yang harus ditulis lengkap dengan jangan menggunakan singkatan kata-kata kecuali singkatan kata yang tidak resmi dan dikenal umum d. Penulisan angka yang menyebutkan jumlah harus diulangi dengan huruf 10) Yang bukan merupakan persiapan pembuatan resume dalam pemberkasan tindak pidana kepabeanan dan cukai yaitu a. Meneliti dan mengevaluasi barang bukti b. Setelah mempunyai gambaran utuh tentang tindak pidana yang terjadi barulah mulai menyusun Resume tersebut c. Sebelum membuat Resume perlu mempelajari hasil-hasil rangka
pelaksanaan penyidikan mulai dari laporan kejadian sampai pada Berita Acara Pemeriksaan yang terakhir d. Meminta rekomendasi dari jaksa mengenai tata cara penyampainnya 11) Menginventarisasi kembali semua kelengkapan administrasi yang
merupakan isi berkas yang akan dijadikan bahan otentik tentang hal-hal yang akan diuraikan sebagai materi dari resume, merupakan salah satu a. Persyaratan Penulisan Resume dalam Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai b. Persiapan Pembuatan Resume dalam Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai c. Persyaratan Material Terhadap Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Rangka Pemberkasan
Rangka Pemberkasan d. Persyaratan Formal Terhadap Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana 12) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh lebih dari satu orang, maka a. masing-masing tersangka dapat dibuatkan berkas perkara sendiri b. masing-masing tersangka dijadikan satu berkas perkara saja c. jawaban a dan b benar d. masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkara sesuai dengan keinginan kuasa hukum tersangka 13) Seorang tersangka dapat dijadikan saksi terhadap tersangka yang lain, apabila
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
32
a. masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkaranya sendirisendiri b. masing-masing tersangka dijadikan satu berkas perkara saja c. seorang tersangka dinyatakan tidak bersalah oleh penyidik polri d. seorang tersangka divonis bebas oleh pengadilan negeri 14) Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pemberkasan untuk membuat Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan, kecuali a. Pada penguraian fakta-fakta hanya memuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penyidikannya b. Dalam petunjuk tehnis pembuatan Resume ini dilampirkan contohcontoh aplikasi pembuatan resume yang memenuhi syarat sesuai dengan kasusnya c. Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh lebih dari satu orang, maka berkas perkara dijadikan satu berkas perkara saja dan tidak dapat masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkara sendiri d. Dalam hal-masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkaranya sendiri-sendiri (Splitsing) maka mereka yang pada mulanya tersangka diajadikan saksi terhadap tersangka yang lain 15) Yang tidak termasuk Persyaratan Formal Terhadap Pembuatan Resume dalam Rangka Pemberkasan Tindak Pidana adalah a. Pada halaman pertama di sebelah kiri atas disebutkan "
DEPARTEMEN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI " b. Pada tengah tengah bagian atas halaman pertama ditulis perkataan "RESUME " dan isinya dimulai di bawahnya c. Disebelah kiri dari setiap lembaran resume dikosongkan halaman disebut marge yang maksudnya disediakan untuk tempat perbaikan apabila terjadi kekeliruan dalam penulisan rnaterinya d. Dibuat oleh penyidik dengan membubuhkan tanggal, tempat pembuatan tandatangan dan nama terang pembuatnya
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
33
e. Umpan balik dan tindak lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai
91 %
s.d
100
%
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
34
3. KEGIATAN BELAJAR (KB) 3
CARA PEMBERKASAN, GELAR PERKARA, DAN PENYERAHAN BERKAS PERKARA
Indikator Keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan pemberkasan, mampu melakukan gelar perkara, dan mampu melaksanakan penyerahan berkas perkara
a. Uraian dan Contoh
Pelaksanaan Pemberkasan
A. Cara Pemberkasan
Pelaksanaan Pemberkasan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai meliputi kegiatan Penyusunan Isi Berkas, Pemberkasan, Jumlah Berkas. Setelah semua kelengkapan administrasi penyidikan yang merupakan berkas perkara tersusun, dilakukanlah pemberkasan dengan cara sebagai berikut : Setiap lembaran berkas perkara, pada bagian kirinya ( pada merge ) dilubangi dengan perforator pada tiga tempat, yaitu tepat di tengah, atas dan bawah. Setelah dilubangi, semua lembaran berkas perkara dijilid dengan menggunakan benang / tali tanpa sambungan dengan simpul dibuat pada batas lubang tengah. Penjilidan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas / putus. Kedua ujung tali / benang dihimpun menjadi satu dan dipotong sepanjang 10 cm dari simpul, kemudian ditarik ke bawah kanan.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
35
Sepanjang 5 cm dari kedua ujung tali / benang dilak dan sebelum lak kering dicap dengan cap / stempel kantor setempat yang terbuat dari logam kuningan.
Tidak dibenarkan membubuhi lak di atas sampul Lak dan cap tidak boleh menutupi tulisan-tulisan yang terdapat pada sampul. Penomoran pada sampul berkas perkara diambilkan dari Nomor urut Buku Daftar Berkas Perkara, dan cara penomorannya adalah sebagai berikut : Kode / singkatan berkas perkara Nomor urut Kode Kantor, bidang / Seksi / Sub Seksi Kode Kantor meliputi: Untuk Direktorat Pencegahan dan Penyidikan Penyeludupan Kantor Pusat DJBC adalah kode Direktur, yaitu :
BP/BC.6/20.. Untuk Kanwil DJBC adalah kode Bidang Pencegahan dan Penyidikan Penyelundupan, misalnya pada Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok, yaitu : BP-./KPU..../200 Untuk Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai, adalah kode
Penyidikan dan penyelesaian Perkara atau bagian pencegahan dan penyidikan Tahun Tanggal Jumlah Berkas Berkas Perkara dibuat dalam rangkap 7 ( tujuh ) dengan rincian : 2 ( dua ) berkas untuk Penuntut Umum 1 (satu ) berkas untuk Polri ( sebagai tembusan ) 1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai 1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai 1 (satu ) berkas untuk Dirjen Bea dan Cukai 1 (satu ) berkas untuk Arsip
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
36
Sebelum dilakukan pemberkasan tindakan yang perlu diperhatikan oleh penyidik dan pengumpul berkas atau data penyidikan dibuatkanlah masing- masing penyidik tempat/map husus untuk menyimpan berkas atau data hasil pekerjaan penyidik yang ditempatkan ditempat yang tidak mudah dibaca atau diketahui oleh orang, dijaga oleh petugas bea dan cukai yang ditunjuk atau dikunci dan setiap hari dilakukan rekapitulasi posisi kasus,
barang bukti/alat bukti agar optimal hasil penyidikan. Setiap proses administrasi penyidikan disusunlah pola modus operandi perkara tindak pidana kepabeanan dan cukai sebagaimana contoh dibawa ini. B. Cara Gelar Perkara
Setiap tahapan dalam melakukan penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai, penyidik selalu berpedoman pada posisi kasus. Posisi kasus ini dapat diketahui secara tepat dalam hal dilakukan dengan gelar perkara. Gelar perkara ini untuk dapat diketahui adanya peristiwa yang terjadi, waktu terjadinya tindak pidana, tempat kejadian perkara, pasal yang dilanggarnya, uraian singkat perkara yang terjadi, pelaku, korban, saksi, barang bukti, modus operandi yang sering disebut sebagai motif perbutan pidana, wilayah hukum terjadinya tindak pidana. Gelar perkara ini agar lebih jelas dan singkat dapat disampakan oleh penyidik dengan membuat Flowchart atau sketsa uaraian sebagaimana dimaksud dalam sistematika gelar perkara sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh peserta gelar perkara. Gelar Perkara disini sangat penting mengingat dari gelar perkara ini penyidik mengharapkan adanya masukanmasukan sehingga dapat membuat terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya. Demikian juga penyidik dapat mengukur atas hasil penyidikan sementara sampai batas dilakukan gelar perkara, apakah memang benar telah terjadi tindak pidana atau merupakan pelanggaran administrasi sehingga apakah penyidikan tersebut dapat dilanjutkan atau bahkan harus dihentikan. Penyusun atau penulis modul ini menyampaikan materi berupa cara melakukan gelar perkara tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
37
dilakukan oleh penyidik bea dan cukai (PPNS Bea dan Cukai), agar mudah dipahami oleh pembaca, siswa, atau peserta Diklat, disamping uraian yang dilakukan oleh penyidik diberikan contoh-contoh penyunan kalimat dengan maksud agar mudah dipahami pada akhir kalimat uraian singkat dibawah ini.
Anatomi Kasus (Anatomy Of Case) 1. Pendahuluan a. Peristiwa Yang Terjadi (Contoh: Mengeluarkan barang impor dari Tempat Penimbunan Sementara atau yang berada dalam pengawasan pejabat bea dan cukai tanpa persetujuan pejabat bea dan cukai yang berwenang.) (Contoh: Dengan sengaja merusak segel, kunci atau tanda pengaman lainnya yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai.) b. Hari/Tanggal/Jam (Contoh: Minggu, 29 Maret 2009 Pukul: 20.45 WIB) c. Tempat Kejadian Perkara (Contoh: Tempat Penimbunan Sementara II, Gudang PT. Idola Remaja, Jl. Cabai Rawit Nomor 14, Semarang.) d. Pasal Yang Dilanggar (Contoh: Pasal 102 huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.) (Contoh: Pasal 105 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan.) e. Uraian Singkat Contoh: Saudari DEWI MURNI selaku Direktur Utama PT.
PERSEMBAHAN melakukan importasi barang berupa BEDAK merek SKIN POWDER sebanyak 3.100 (tiga ribu seratus) koli. Kemudian terhadap barang tersebut dilakukan eigenn lossing ke Tempat Penimbunan Sementara II, Gudang PT. IDOLA
REMAJA, Jl. Cabai Rawit Nomor 14, Semarang.dan terhadap
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
38
barang yang ada digudang tersebut telah dilakukan penyegelan, dikarenakan barang tersebut masih terutang bea masuk. Pada hari Minggu, tanggal 29 Maret 2009 Pukul: 20.45 WIB telah dilakukan perusakan terhadap segel dan tanda pengaman berupa kunci (gembok) yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai dan barang yang ditimbun pada gudang tersebut berkurang sejumlah 840 (delapan ratus empat puluh) koli. Barang tersebut ternyata tanpa sepengetahuan pejabat bea dan cukai telah dikeluarkan oleh DEWI MURNI selaku Direktur Utama PT. PERSEMBAHAN dengan dibantu oleh Saudara
PRIAMBODO untuk dijual kepada Saudara SUKARSA senilai Rp 12.250.000.000,00 (dua belas miliar dua ratus lima puluh juta rupiah). 2. Fakta a. Pelaku (Contoh: Saudari DEWI MURNI sebagai orang yang mengeluarkan barang serta menyuruh untuk melakukan perusakan pada segel dan kunci pengaman yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai.). Dan seterusnya.... b. Korban (Contoh: Negara/Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Semarang, karena importasi barang berupa BEDAK merek SKIN POWDER sebanyak 3.100 (tiga ribu seratus) koli yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya pungutan Negara
sebesar Rp.
1.900.000.000,00 (satu milyar sembilan ratus juta rupiah). Dan seterusnya.... c. Saksi (Contoh: Saudara PRIAMBODO sebagai saksi mahkota dalam perkara tindak pidana ini, yaitu sebagai orang yang turut serta dalam melaksanakan tindak pidana.) (Contoh: Saudara MARTAJI sebagai petugas patrol bea dan cukai dan orang yang pertama kali mengetahui telah terjadinya tindak pidana tersebut.) Dan seterusnya....
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
39
d. Barang Bukti Contoh: Segel Kertas nomor BA-023/KPU.05/ /2009 tanggal 25 Maret 2009 yang telah sobek. Segel timah nomor BC-5439 yang telah diputus. Gembok bea dan cukai nomor BC-3214 yang masih dalam keadaan utuh akan tetapi telah rusak secara fungsinya. Surat Jalan pengangkutan barang dari Gudang PT.
PERSEMBAHAN ke Gudang PT. IDOLA REMAJA, Cek Bank Mandiri atas nama SUSILO SABADI. Sales Contract/perjanjian jual beli barang tersebut. 1 (satu) set peralatan yang digunakan untuk membuka gembok bea dan cukai. Kuitansi atas pembelian barang tersebut. 840 (delapan ratus empat puluh) koli bedak merek SKIN POWDER yang telah di-perjual belikan. Dan seterusnya.... e. Motif (Contoh: Mendapat keuntungan dari hasil penjualan 840 (delapan ratus empat puluh) koli bedak merek SKIN POWDER, dengan tidak melakukan pembayaran bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) lainnya. Dan seterusnya.... f. Wilayah (Contoh: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Emas Semarang). Dan seterusnya.... 3. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Contoh: Bahwa terbukti tersangka Saudari DEWI MURNI selaku pimpinan PT. PT. PERSEMBAHAN telah melakukan pengeluaran terhadap barang yang masih dalam pengawasan bea dan cukai tanpa surat persetujuan pengeluaran barang dengan cara dengan sengaja
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
40
merusak segel, kunci/ rumah kunci dan tanda pengaman lainnya yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai. Bahwa terbukti dalam melakukan tindak pidana tersebut Saudara DEWI MURNI dibantu oleh Saudara PRIAMBODO dengan imingiming sejumlah uang senilai Rp 80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah). Bahwa tindakan tersangka tersebut mengakibatkan terjadinya kerugian Negara sebesar Rp 1.900.000.000,00 (satu miliar sembilan ratus juta rupiah). Dan seterusnya.... b. Saran Contoh: Agar para petugas lebih meningkatkan kinerjanya dalam
mengawasi kegiatan pemenuhan kewajiban kepabeanan agar Negara terjamin hak-haknya. Sebaiknya bea cukai agar lebih selektif dalam memberikan ijin eigenn lossing atau fasilitas lainya yang bersifat kemudahan dalam rangka impor. Dan seterusnya....
Contoh Kasus Yang Disusun Dalam Bentuk Persiapan Gelar Perkara. (Anatomi Kasus / Anatomy Of Case ) . Anatomi Kasus (Anatomy Of Case) I. PENDAHULUAN 1. Peristiwa Yang Terjadi : a. mengeluarkan barang impor dari Tempat Penimbunan Sementara atau yang berada dalam pengawasan pejabat bea dan cukai tanpa persetujuan pejabat bea dan cukai yang berwenang. b. dengan sengaja merusak segel, kunci atau tanda pengaman lainnya yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai. 2. Hari/Tanggal/Jam 3. Tempat Kejadian Perkara : : Minggu, 29 Maret 2009 Pukul: 20.45 WIB Tempat Penimbunan Sementara II, Gudang PT. Idola Remaja, Jl. Cabai Rawit Nomor 14,
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
41
Semarang. 4. Pasal Yang Dilanggar : a. Pasal 102 huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan. b. Pasal 105 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan UndangUndang No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan. 5. Uraian Singkat : Saudari DEWI MURNI selaku Direktur Utama PT. PERSEMBAHAN melakukan importasi barang berupa BEDAK merek SKIN POWDER sebanyak 3.100 (tiga ribu seratus) koli. Kemudian dilakukan terhadap eigenn barang ke tersebut Tempat
lossing
Penimbunan Sementara II, Gudang PT. IDOLA REMAJA, Jl. Cabai Rawit Nomor 14, Semarang.dan terhadap barang yang ada digudang tersebut telah dilakukan
penyegelan, dikarenakan barang tersebut masih terutang bea masuk. Pada hari Minggu, tanggal 29 Maret 2009 Pukul: 20.45 WIB telah segel dilakukan dan tanda perusakan terhadap
pengaman berupa kunci (gembok) yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai dan barang yang ditimbun pada gudang
tersebut berkurang sejumlah 840 (delapan ratus empat puluh) koli. Barang tersebut ternyata tanpa
sepengetahu-an pejabat bea dan cukai telah dikeluarkan oleh DEWI MURNI selaku
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
42
Direktur
Utama
PT.
PERSEMBAHAN
dengan dibantu oleh Saudara PRIAMBODO untuk dijual kepada Saudara SUKARSA senilai Rp 12.250.000.000,00 (dua belas miliar dua ratus lima puluh juta rupiah). II. FAKTA 1. Pelaku : 1. Saudari DEWI MURNI sebagai orang yang mengeluarkan barang serta menyuruh
untuk melakukan perusakan pada segel dan kunci pengaman yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai. 2. Korban : Negara, karena tidak terpenuhinya pungutan Negara atas importasi tersebut sebesar
sebesar Rp. 1.900.000.000,00 (satu milyar sembilan ratus juta rupiah). 3. Saksi : 1. Saudara PRIAMBODO sebagai saksi
mahkota dalam perkara tindak pidana ini, yaitu sebagai orang yang turut serta dalam melaksanakan tindak pidana. 2. Saudara MARTAJI sebagai petugas patrol bea dan cukai dan orang yang pertama kali mengetahui pidanatsb 3. Saudara MASNAWI sebagai petugas yang melakukan penanganan di tempat telah terjadinya tindak
terjadinya tindak pidana. 4. Saudara Satuan MURTOJO sebagai petugas Gudang memberikan
Pengaman yg
PT.PERSEMBAHAN
informasi mengenai orang yang mungkin mengetahui terjadinya tindak pidana. 5. Saudara MATSANI sebagai petugas Satuan Pengaman pada Gudang PT. PERSEMBA-
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
43
HAN yang mengetahui proses terjadinya tindak pidana. 6. Saudara DALIMI sebagai pemilik kios yang berlokasi di dekat Gudang PT.
PERSEMBAHAN yang mengetahui adanya kegiatan di Gudang tersebut pada malam terjadinya tindak pidana. 7. Saudara EFERATA sebagai seorang ahli kunci yang membuka kunci milik bea dan cukai,atas permintaan Saudara
PRIAMBODO Saudara GUNADI selaku petugas bea dan cukai yang melakukan pengawalan pengawasan penyegelan eigenn lossing dan dan PT.
pembongkaran terhadap gudang
PERSEMBAHAN.
Saudara
GUFRON
sebagai petugas staf hanggar Tempat Penimbunan Sementara II Gudang PT. PERSEMBAHAN bea dan cukai yang
bertanggung jawab terhadap pengeluaran barang pada Gudang PT. PERSEMBAHAN. 8. Saudara SARWO selaku supir truk yang membawa barang berupa bedak merek SKIN POWDER ke dari Gudang PT. PT. PT.
PERSEMBAHAN IDOLA REMAJA,.
Gudang
9. Saudara USMAN sebagai orang yang membeli barang hasil tindak pidana
tersebut dan tidak mengetahui asal usul sebenarnya barang tersebut. 10. Saudara Drs. FAUZI sebagai ahli yang dimintai keterangannya berdasarkan
keahliannya untuk memperjelas mengenai
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
44
tindak pidana yang terjadi.
4. Barang Bukti
:
1. Segel Kertas nomor BA-023/KPU.05/ /2009 tanggal 25 Maret 2009 yang telah sobek. 2. Segel timah nomor BC-5439 yang telah diputus. 3. Gembok bea dan cukai nomor BC-3214 yang masih dalam keadaan utuh akan tetapi telah rusak secara fungsinya. 4. Surat Jalan pengangkutan barang dari
Gudang PT. PERSEMBAHAN ke Gudang PT. IDOLA REMAJA, Cek Bank Mandiri atas nama SUSILO SABADI. 5. Sales Contract/perjanjian jual beli barang tersebut. 6. 1 (satu) set peralatan yang digunakan untuk membuka gembok bea dan cukai. 7. Kuitansi atas pembelian barang tersebut. 8. 840 (delapan ratus empat puluh) koli bedak merek SKIN POWDER yang telah diperjual belikan. 5. Motif : Mendapat keuntungan dari hasil penjualan 840 (delapan ratus empat puluh) merek SKIN POWDER, dengan tidak melakukan pembayaran bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) lainnya. 6. Wilayah : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Emas - Semarang koli bedak
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
45
III.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan : 1. Bahwa terbukti tersangka Saudari DEWI MURNI selaku pimpinan telah PT. PT.
PERSEMBAHAN
melakukan
pengeluaran terhadap barang yang masih dalam pengawasan bea dan cukai tanpa surat persetujuan pengeluaran barang
dengan cara dengan sengaja merusak segel, kunci/ rumah kunci dan tanda pengaman lainnya yang dipasang oleh pejabat bea dan cukai. 2. Bahwa terbukti dalam melakukan tindak pidana tersebut Saudara DEWI MURNI dibantu oleh Saudara PRIAMBODO dengan iming-iming sejumlah uang senilai Rp
80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah). 3. Bahwa tindakan tersangka tersebut
mengakibatkan terjadinya kerugian Negara sebesar Rp 1.900.000.000,00 (satu miliar sembilan ratus sjuta rupiah). 2. Saran : 1. Agar para petugas lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengawasi kegiatan
pemenuhan kewajiban kepabeanan agar Negara terjamin hak-haknya. 2. Sebaiknya bea cukai agar lebih selektif dalam memberikan ijin eigenn lossing atau fasilitas lainya yang bersifat kemudahan dalam rangka impor.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
46
Contoh : Blanko Daftar Hadir Pertemuan Penyidik Dan Pejabat Yang Terkait Dengan Tindak Pidana Kepabeanan Dan Cukai
Absensi Pertemuan Penyidik Dan Pejabat Yang Terkait Dengan Tindak Pidana Kepabeanan Dan Cukai, Hari Senin , Tanggal 30 Maret 2009, Membahas Masalah Administrasi Penyidikan dan Laporan Ekspose Penyidikan. No Nama Tandatangan
Jakarta, 20 Mei 2009 Mengetahui, Kepala Kantor Selaku Penyidik
Nama : NIP.060034200
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
47
Contoh: Blanko Daftar Hadir Gelar Perkara Tindak Pidana Kepabeanan/ Cukai
DAFTAR HADIR GELAR PERKARA TINDAK PIDANA KEPABEANAN / CUKAI Waktu Tempat Jakarta : Senin, tanggal 30 Maret 2009 : Aula KPU Bea dan Cukai ....
No NAMA 1.
JABATAN
TANDATANGAN
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
Jakarta, 20 Mei 2009 Mengetahui, Kepala Kantor Selaku Penyidik
Nama : NIP.060034200
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
48
Contoh : Daftar Permasalahan Yang Berkaitan Dengan Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan/Cukai
No
PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN
SOLUSI PEMECAHAN
1.
SPDP yang tidak ditindaklanjuti Melakukan dengan pengiriman berkas tahap penyidik I oleh Penyidik.
koordinasi dan mengirim
dengan P-17 hasil
(Permintaan Penyidikan)
perkembangan kepada
penyidik
dengan berpedoman pada .. 2. Berkas yang di P-19 yang tidak Melakukan dikembalikan oleh Penyidik. penyidik koordinasi dan mengirim bahwa dengan P-20 waktu
(Pemberitahuan
penyidikan tambahan perkara sudah habis) kepada penyidik dengan
berpedoman pada 3. Berkas yang sudah dinyatakan P- Melakukan 21 namun tersangka dan barang penyidik bukti tidak diserahkan dan koordinasi mengirim susulan dengan P-21 A
oleh (Pemberitahuan
hasil
Penyidik kepada Kejaksaan.
penyidikan perkara sudah lengkap) kepada penyidik dengan
berpedoman pada 4. Dalam penelitian berkas perkara Agar penyidik segera melengkapi tahap I Penetapan Penyitaan dari Penetapan Penyitaan dan apabila Pengadilan mengalami Negeri selalu ada kendala agar Penyidik secepat
keterlambatan mungkin dan pro aktif menanyakan penetapan persetujan
sehingga berpengaruh pada JPU perihal dalam menyatakan
berkas penyitaan tersebut dengan pihak Pengadilan dan setelah menerima sesegera Kejaksaan. mungkin mengirim ke
perkara tersebut telah lengkap.
5.
Penetapan
hari
Sidang Hakim
oleh Agar Pengadilan lebih mencermati sering hal tersebut dengan mengirimkan
Hakim/Majelis
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
49
mengalami
keterlambatan penetapan
hari
sidang
sedini
pengiriman sehingga JPU pada mungkin dikirim ke Kantor Bea dan saat menerima penetapan hari Cukai dan ke Kejaksaan disamping sidang telah lewat waktu yang itu Penyidik harus pro aktif melihat berakibat waktu penahanan dan menanyakan jadwal
hakim berkurang sehingga asas persidangan di Pengadilan Negeri. murah, cepat sederhana terlaksana sebagaimana tidak dan
apabila perkara tersebut harus dikembalikan lagi,maka berakibat waktu penahanan telah habis. 6. Menumpuknya barang bukti di Agar pada saat pengiriman berkas Kantor Bea dan Cukai 8. perkara tahap I berkoordinasi... ...
Kurangnya sarana dan prasarana Bila ada yang mengajukan pinjam penyimpanan barang bukti di pakai barang bukti Penyidik segera membuat BA Pendapat dan apabila alasan-alasan dari pemohon pinjam pakai dapat dipertanggungjawabkan maka barang bukti tersebut agar segera dipnjam pakaikan dan
Kantor Bea dan Cukai
kedepan dapat kiranya dilakukan pembangunan ruangan barang bukti yang lebih besar. 9. Menyikapi adanya terdakwa yang Agar dilakukan koordinasi dengan sakit dalam tahap persidangan. Hakim dan biaya kepada perawatan pihak yang namun biaya
dibebankan melakukan kenyataan
penahanan selama ini
perawatan dibebankan kepada JPU. 10. Putusan pengadilan yang telah Agar hakim setelah memutus suatu mempunyai kekuatan hukum perkara segera mungkin putusan
tetap disampaikan ke Kejaksan tersebut ke Kantor Bea dan Cukai terlambat sehingga terlambatnya dan untuk putusan dimana terdakwa
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
50
eksekusi..
dalam waktu relatif singkat harus . terhadap saksi tersebut sesuai di
11. Terhadap para saksi yang telah Agar
secara patut dipanggil namun dibacakan tidak hadir. Berita Penyidik
keteranganya
Acara yang
Pemeriksaan telah
disumpah
sebelumnya. 12. Selama ini Hakim lebih sering Mengingat menyidangkan suatu perkara personel frekuensi terhadap pembuktiannya keterbatasan Penyidik perkara jumlah
sementara banyak agar yang dapat
dengan Majelis lengkap.
perkara mudah
disidangkan oleh Hakim Tunggal.
C. Cara Penyerahan Berkas Perkara
Penyerahan
Berkas
Perkara
adalah
tindakan
penyidik
untuk
menyerahkan berkas perkara dan penyerahan tanggung jawab secara fisik maupun administrasi atas tersangka beserta barang bukti, kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dasar hukum penyerahan berkas perkara ini adalah Pasal 8 ayat 2 dan 3, pasal 110 ayat 1 dan 4 , Pasal 138 ayat 2 KUHP serta Petunjuk Pelaksanaan Nomor : KEP 57/BC/1997 tanggal 2 Juni 1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di bidang Kepabeanan dan Cukai. Penyerahan Berkas Perkara dilakukan dalam dua tahap, yaitu : Tahap pertama : penyidik hanya menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Tahap kedua : penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum. Dalam hal jangka waktu 14 hari Penuntut Umum tidak mengembalikan berkas perkara kepada penyidik, maka penyidikan dianggap selesai. Dan apabila berkas perkara dikembalikan, maka penyidik wajib melengkapinya sesuai petunjuk Jaksa Penuntut Umum , kemudian dalam jangka waktu 14 hari
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
51
harus sudah menyerahkan kembali berkas perkara yang telah dilengkapi kepada Jaksa Penuntut Umum. Persiapan Penyerahan Berkas Perkara Sebelum berkas perkara diserahkan kepada Penuntut Umum, terlebih dahulu harus disiapkan hal-hal mengenai : Berkas Perkara Meneliti berkas perkara, apakah sudah memenuhi persyaratan baik teknis maupun administratif. Tersangka Meneliti kembali dan mempersiapkan tersangka yang akan diserahkan tanggung jawabnya kepada Penuntut Umum Barang Bukti Meneliti kembali dan mempersiapkan barang bukti yang akan diserahkan tanggung jawabnya kepada Penuntut Umum Surat Pengantar Menyiapakan surat pengantar penyerahan berkas perkara kepada Penuntut Umum Transportasi dan pengamanan Mempersiapkan petugas dan alat angkutan yang diperlukan Pelaksanaan Dengan surat pengantar yang telah ditandatangani , berkas perkara segera dikirimkan dalam rangkap dua kepada Penuntut Umum. Dalam surat pengantar tersebut dicantumkan : Nomor dan tanggal berkas perkara Jumlah berkas perkara yang dikirimkan kepada Penuntut Umum (rangkap dua ) Nama ,umur, pekerjaan ,adan alamat tersangka . Status tersangka (ditahan atau tidak) Mengenai barang bukti . Tindak pidana dan pasal yang dipersangkakan. Hal-hal lain yang dianggap perlu
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
52
Tembusan
surat
pengantar
disampaikan
kepada
Kantor
yang
membawahi, dan Pengadilan Negeri dalam hal perkara yang memerlukan perpanjangan penahanan dari Ketua Pengadilan Negeri (tanpa lampiran). Pengiriman berkas perkara dicatat dalam buku ekspedisi dan disertai surat tanda penerimaan, tanda tangan dan nama terang petugas kejaksaan setempat yang diserahi tugas menerima berkas serta dibubuhi stempel dinas. Hal ini penting dalam memperhitungkan jangka waktu 14 hari sejak tanggal penerimaan yang dipergunakan bagi penuntut Umum untuk meneliti dan mengembalikan berkas perkara. Berkas perkara yang akan dikirim dibungkus rapi dengan kertas sampul dan ditulis: Lampiran Surat Pengantar Notanggal .. Isi Berkas Perkara Nomor tanggal . Apabila berkas perkara yang dikirim kepada Penuntut Umum : Dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal penerimaan tidak dikembalikan. Sebelum batas waktu tersebut berakhir, telah ada pemberitahuan bahwa berkas perkara telah lengkap, maka pada hari kerja berikutnya Kepala Kantor / Penyidik segera menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum, serta
memberikan tembusannya kepada Polri, Kepala Rutan, dan Kepala Rupbasan dan juga Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Apabila sebelum batas waktu 14 hari hari berakhir, berkas perkara dikembalikan Kepala Kantor / Penyidik segera memerintahkan umtuk melakukan penyidikan tambahan, guna melengkapi berkas perkara
tersebut sesuai petunjuk tertulis yang diberikan Penuntut Umum. Bersamaan dengan saat diserahkannya berkas pekara kepada Jaksa Penuntut Umum maka tersangka yang tidak ditahan maupun saksi-saksi diberitahukan secara tertulis, bahwa perkaranya telah diserahkan kepada Kepala Kejaksaan dengan tembusan Kepala Kejaksaan dan Ketua Pengadilan Setempat.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
53
Pengiriman tersangka dan barang bukti disertai dengan surat pengantar dan dicatat dalam buku ekspedisi yang harus oleh petugas Kejaksaan setempat yang diserahi tugas menerima penyerahan tersangka serta barang bukti dengan mencantumkan nama terang, tanggal serta stempel dinas. Untuk kegiatan tersebut perlu dibuat Berita Acaranya yang ditandatangani oleh Penyidik, Penuntut Umum, dan atau Kepala Rutan atau Rupbasan.
Surat
pengantar
pengiriman
tersangka
dan
barang
bukti
harus
mencantumkan : Hubungannya dengan pengiriman berkas perkara Nama, umur, pekerjaan dan alamat, tersangka yang diserahkan. Jenis, jumlah / berat barang bukti . Pengiriman tersangka dan barang bukti dilakukan dengan pengawalan yang cukup, dengan menggunakan kendaraan angkutan (bukan kendaraan pribadi penyidik) b. Latihan 3
1) Jelaskan secara singkat tata cara pemberkasan! 2) Dalam berapa rangkapkah jumlah berkas perkara dibuat? Sebutkan! 3) Jelaskan tindakan yang perlu diperhatikan oleh penyidik dan pengumpul berkas atau data penyidikan sebelum dilakukan pemberkasan! 4) Jelaskan fungsi dan pentingnya gelar perkara! 5) Apa yang dimaksud dengan penyerahan berkas perkara dan
bagaimanakah pelaksanaannya? c. Rangkuman
1. Cara Pemberkasan: Setiap lembaran berkas perkara, pada bagian kirinya ( pada merge ) dilubangi dengan perforator pada tiga tempat, yaitu tepat di tengah, atas dan bawah. Setelah dilubangi, semua lembaran berkas perkara dijilid dengan menggunakan benang / tali tanpa sambungan dengan simpul dibuat
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
54
pada batas lubang tengah. Penjilidan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas / putus. Kedua ujung tali / benang dihimpun menjadi satu dan dipotong sepanjang 10 cm dari simpul, kemudian ditarik ke bawah kanan. Sepanjang 5 cm dari kedua ujung tali / benang dilak dan sebelum lak kering dicap dengan cap / stempel kantor setempat yang terbuat dari logam kuningan. Tidak dibenarkan membubuhi lak di atas sampul Lak dan cap tidak boleh menutupi tulisan-tulisan yang terdapat pada ..sampul. Penomoran pada sampul berkas perkara diambilkan dari Nomor urut Buku Daftar Berkas Perkara, dan cara penomorannya adalah sebagai berikut : o o o o Kode / singkatan berkas perkara Nomor urut Kode Kantor, bidang / Seksi / Sub Seksi Kode Kantor meliputi: Untuk Direktorat Pencegahan dan Penyidikan Penyeludupan Kantor Pusat DJBC adalah kode Direktur, yaitu :
BP/BC.6/20.. Untuk Kanwil DJBC adalah kode Bidang Pencegahan dan Penyidikan Penyelundupan, misalnya pada Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok, yaitu: BP-./KPU..../200 Untuk Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai, adalah kode Penyidikan dan penyelesaian Perkara atau bagian pencegahan dan penyidikan o o Tahun Tanggal
Jumlah Berkas Berkas Perkara dibuat dalam rangkap 7 ( tujuh ) dengan rincian : o o o 2 ( dua ) berkas untuk Penuntut Umum 1 (satu ) berkas untuk Polri ( sebagai tembusan ) 1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
55
o o o
1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai 1 (satu ) berkas untuk Dirjen Bea dan Cukai 1 (satu ) berkas untuk Arsip
2. Gelar Perkara Gelar perkara diperlukan agar diketahui adanya peristiwa yang terjadi, waktu terjadinya tindak pidana, tempat kejadian perkara, pasal yang dilanggarnya, uraian singkat perkara yang terjadi, pelaku, korban, saksi, barang bukti, modus operandi yang sering disebut sebagai motif perbuatan pidana, wilayah hukum terjadinya tindak pidana.
3. Penyerahan Berkas Perkara Penyerahan Berkas Perkara adalah tindakan penyidik untuk
menyerahkan berkas perkara dan penyerahan tanggung jawab secara fisik maupun administrasi atas tersangka beserta barang bukti, kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Tes formatif 3
1)
Yang tidak termasuk tindakan yang perlu diperhatikan oleh penyidik dan pengumpul berkas atau data sebelum dilakukan pemberkasan yaitu a. Dibuatkanlah tempat/map khusus untuk menyimpan berkas atau data hasil pekerjaan penyidik yang ditempatkan ditempat yang
tidak mudah dibaca atau diketahui oleh orang b. Dijaga oleh petugas bea dan cukai yang ditunjuk atau dikunci c. Setiap hari dilakukan rekapitulasi posisi kasus, barang bukti/alat bukti d. Mempersilahkan setiap pejabat negara untuk mengecek barang bukti yang ada 2) Peruntukan berkas perkara yang salah di bawah ini yaitu a. 1 ( dua ) berkas untuk Penuntut Umum b. 1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai c. 1 (satu ) berkas untuk Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
56
d. 1 (satu ) berkas untuk Dirjen Bea dan Cukai 3) Yang bukan merupakan kegunaan dari gelar perkara yaitu a. Acuan bagi hakim untuk memberikan keputusan terhadap tindak pidana tersebut b. Diketahui adanya peristiwa yang terjadi, waktu terjadinya tindak pidana, tempat kejadian perkara, pasal yang dilanggarnya c. Dapat diketahui uraian singkat perkara yang terjadi, pelaku, korban, saksi, barang bukti d. Dapat diketahui modus operandi yang sering disebut sebagai motif perbutan pidana, wilayah hukum terjadinya tindak pidana 4) Dapat atau tidaknya suatu penyidikan dilanjutkan dapat diketahui dengan adanya a. Gelar perkara b. Penyelidikan c. Profesionalisme penyidik d. persidangan 5) Penyerahan Berkas Perkara adalah tindakan penyidik untuk
menyerahkan berkas perkara dan penyerahan tanggung jawab secara fisik maupun administrasi atas tersangka beserta barang bukti, kepada . sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a. Kepolisian b. Penuntut Umum c. Hakim d. Kuasa hukum tersangka 6) Di bawah ini yang bukan merupakan dasar hukum penyerahan berkas perkara yaitu a. KEP 57/BC/1997 tanggal 2 Juni 1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di bidang Kepabeanan dan Cukai b. Pasal 8 ayat 2 dan 3 KUHP c. Pasal 120 ayat 1 dan 4 KUHP d. Pasal 138 ayat 2 KUHP 7) Tahap kedua dalam proses penyerahan berkas perkara oleh penyidik yaitu
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
57
a. Penyidik
menyerahkan
tanggung jawab atas tersangka dan
barang bukti kepada penuntut umum b. Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum c. Penyidik menyerahkan tanggung jawab barang bukti kepada penuntut umum d. Penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka 8) Dalam hal jangka waktu 14 hari Penuntut Umum tidak mengembalikan berkas perkara kepada penyidik, maka a. penyidikan dianggap selesai b. penyidikan belum selesai c. penyidikan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh penuntut umum d. penyidik wajib melengkapi berkas perkara 9) Apabila berkas perkara dikembalikan dalam jangka waktu 14 hari oleh penuntut umum, maka a. Penyidik wajib melengkapinya sesuai petunjuk Jaksa Penuntut Umum b. Penyidikan dianggap selesai c. Penyidikan dilanjutkan sampai waktu yang ditentukan sendiri oleh penyidik d. Penyidikan dilanjutkan sampai waktu yang ditentukan sendiri oleh jaksa penuntut umum 10) Waktu bagi penyidik untuk dapat melengkapi berkas setelah
dikembalikan oleh jaksa penuntut umum adalah a. 14 hari b. 7 hari c. 21 hari d. 10 hari 11) Hal-hal yang harus disiapkan sebelum berkas perkara diserahkan kepada Penuntut Umum, kecuali a. Transportasi dan pengamanan b. Surat Pengantar c. Barang Bukti d. Biaya penyerahan
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
58
12) Di bawah ini hal-hal yang terdapat dalam surat pengantar yaitu a. Nomor dan tanggal berkas perkara b. Nama ,umur, pekerjaan ,dan alamat tersangka c. Tindak pidana dan pasal yang dipersangkakan d. Semua jawaban benar 13) Tembusan surat pengantar disampaikan kepada Kantor yang
membawahi , dan Pengadilan Negeri dalam hal a. Perkara yang memerlukan perpanjangan penahanan dari Ketua Pengadilan Negeri b. Perkara yang memerlukan perpanjangan penyidikan dari Ketua Pengadilan Negeri c. Perkara yang memerlukan penundaan penahanan dari Ketua Pengadilan Negeri d. Perkara yang memerlukan penundaan penyidikan dari Ketua Pengadilan Negeri 14) Kegiatan pengiriman tersangka dan barang bukti dibuatkan berita acaranya yang ditandatangani oleh orang-orang di bawah ini, kecuali a. Penyidik b. Penuntut Umum c. Kepala Rutan atau Rupbasan d. Kuasa hukum tersangka 15) Surat pengantar pengiriman tersangka dan barang bukti harus mencantumkan hal-hal di bawah ini, kecuali a. Hubungannya dengan pengiriman berkas perkara b. Nama , umur , pekerjaan dan alamat , tersangka yang diserahkan c. Jenis , jumlah / berat barang bukti d. Nama penyidik dan jaksa penuntut umum
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
59
e. Umpan balik dan tindak lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai
91 % 81 % 71 % 61 %
s.d s.d. s.d. s.d.
100
%
: : : :
Amat Baik Baik Cukup Kurang
90,00 % 80,99 % 70,99 %
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
60
PENUTUPSemoga tulisan ini berguna dalam proses pembelajaran tentang Pemberkasan, Gelar perkara dan Penyerahan Berkas. Tulisan ini sebagai langkah awal untuk memahami dan menguasai teknikteknik penyidikan yang kelak pasti berguna di dunia kerja. Akhirnya penulis memohon maaf atas
kesalahan dalam penulisan tugas ini dan semoga dapat disempurnakan pada tugas yang akan datang. Semoga bermanfaat.Amin
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
61
TEST SUMATIFSimaklah dengan baik materi yang terkandung dalam modul ini. Jawablah pertanyaan-pertanyaan secara spontan, artinya pada waktu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak diperkenankan melihat ke modul dan kunci jawaban, tetapi jawablah menurut apa yang ada dalam pikiran Anda. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling benar dan tepat, dengan cara memberikan tanda lingkaran pada huruf a, b, c, d untuk tiap nomor pada soal dibawa ini. Soal ini bobot nilai nya jumlah 30% untuk tiga puluh soal yang dapat Saudara kerjakan dan jawabnya benar. (contoh: 1. a b
c
d ).
1).
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi;surat;dan . a. PPNS b. PPNS DJBC c. Keterangan Terdakwa. d. Penyidik Polri
2). Sebelum melakukan pemberkasan, terlebih dahulu harus disiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Peralatan pemberkasan yang harus disiapkan yaitu tali / benang, jarum, dan . a. lak b. kertas c. tinta d. paku
3). Perkara, Berisi uraian secara singkat tindak pidana yang terjadi dengan
DTSS PENYIDIK LANJUTAN
62
menyebutkan pasal yang dipersangkakan,
tempat dan waktu kejadian,
tafsiran belum terpenuhinya hutang Negara/ kerugian Negara, dan .... a. saksi b. saksi ahli c. barang buktinya d. pelakunya
4). Pemberkasan yang memuat perincian semua benda yang telah ditemukan dan disita yang ada hubungannya dengan tindak pidana yang terjadi sesuai dengan Berita Acara Penyitaan, adalah.... a. barang yang dipakai b. barang yang dipergunakan c. barang bukti d. barang sitaan
5). Dalam rangka pemberk
top related