[modul 1 material karbon nanodots] siti nur annisa 10213028

Post on 07-Mar-2016

53 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Hasil Eksperimen Fisika

TRANSCRIPT

  • MODUL 1

    MATERIAL KARBON NANODOTS-SINTESIS DAN SIFAT

    LUMINESENSI Siti Nur Annisa, Muhammad Zaki, Hasto Arief N, M. Fadhil Fauzan Uno, Reinaldo Giovanni

    10213028, 10213015, 10213023, 10213092, 10213069

    Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

    Email : sitinurannisa@rocketmail.com

    Asisten: Riatmi/10212050

    Tanggal Praktikum: 19 Februari 2016

    Abstrak:

    Pada praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai material karbon nanodots. Tujuan dari praktikum ini yaitu

    menentukan hasil sintesis harbon nanodots yang paling terang dengan menggunakan gelombang mikro dan

    menentukan pengaruh variasi waktu penggunaan mcrowave dan konsentrasi asam sitrat terhadap ukuran

    partikel nanodots. Percobaan kali ini menggunakan alat dan bahan berupa asam sitrat, urea, aquades, microwave, tabung ukur, crucible yang telah diberi label, spatula, timbangan, pengaduk magnetik dan cawan

    petri yang telah diberi label. Percobaan yang dilakukan dengan cara melarutkan 5ml aquades dengan masing-

    masing bahan hingga menjadi larutan lalu berikan label A1 hingga A4 dan juga B1 hingga B4 dengan takaran

    konsentrasi yang telah ditentukan., setelah sampel menjadi larutan mengeringkan semua sampel dalam dryng

    oven dengan suhu 100o C dan waktu kurang lebih 40 menit. Lalu memanaskan semua sampel dengan

    menggunakan microwave sesuai dengan masing-masing waktu yang telah ditentukan. Setelah pemanasan selesai

    dilakukan, memasukkan semua sampel kedalam plastik lalu disinari dengan sinar UV. Terakhir melihat sampel

    mana yang paling terang. Dari praktikum yang telah dilakukan didapat hasil A2 dengan konsentrasi asam sitrat

    0,035 gram yang paling terang pada saat disinari sinar UV, dan konsentrasi asam sitrat memberikan pengaruh

    yang berbanding terbalik dengan ukuran partikel serta lamanya pemanasan menggunakan microwave

    memberikan pengaruh yang berbanding lurus dengan ukuran partikel.

    Kata kunci: Emisi, Konsentrasi, Lebar Pita, Microwave, Panjang gelombang.

    I. Pendahuluan

    Tujuan dari praktikum ini yaitu

    menentukan hasil sintesis karbon nanodots

    yang paling terang dengan menggunakan

    gelombang mikro dan menentukan

    pengaruh variasi waktu penggunaan

    mcrowave dan konsentrasi asam sitrat

    terhadap ukuran partikel nanodots.

    Nanoteknologi merupakan teknologi

    yang memanfaatkan ukuran partikel

    sebesar nano dalam mempermudah

    kerjaan manusia. Nanoteknologi memiliki

    setidaknya dua keunggulan yaitu pertama

    dengan ukuran yang sangat kecil (0,1 nm

    100nm) material menjadi mudah bereaksi. Kedua, apabila ukurannya

    kurang dari 100nm efek pengurungan

    kuantum tidak dapat diabaikan. Efek

    pengurungan kuantum yaitu efek dimana

    elektron berada pada suatu kondisi dimana

    elektron tidak dapat bergerak secara bebas

    karena daerah disekitarnya memiliki

    energi yang sangat besar sehingga

    elektron tidak dapat berpindah ke daerah

    tersebut. Karena adanya efek pengurungan

    kuantum maka dikenal istilah quantum

    dot, quantum well, dan quantum wire.

    Quantum well adalah struktur dimana

    elektronnya terkurung pada satu arah atau

    pada satu dimensi sehingga elektronnya

    hanya dapat bergerak pada dua dimensi

    lainnya. Quantum wire adalah struktur

    dimana elektronnya terkurung pada dua

    arah atau pada dua dimensi sehingga

    elektronnya hanya dapat bergerak pada

    satu dimensi lainnya. Sedangkan quantum

    dot struktur dimana tidak ada satu derajat

    kebebasanpun tersisa. Elektron terkurung

  • ke segala arah, sehingga tidak dapat

    bergerak ke arah manapun (Charles,

    2003).

    Karbon nanodots memiliki keunikan

    sifat yaitu materialnya dapat

    memendarkan (mengemisikan) cahaya

    ketika disinari sinar UV, dengan panjang

    gelombang emisi atau warna pendaran

    cahaya akan bergantung pada lebar celah

    pita karbon nanodots. Kejadian tersebut

    dapat dijelaskan menggunakan konsep

    semikonduktor yang memiliki sifat

    eksitasi dan emisi. Pada proses eksitasi,

    elektron akan berpindah dari pita valensi

    menuju pita konduksi dengan menyerap

    energi dari luar dan meninggalkan

    pasangan elektron-hole. Sesaat setelah

    sampai pada kulit terluar dikarenakan

    keadaan elektron yang tidak stabil maka

    elektron akan kembali menuju kulit pada

    posisi awal dengan melepaskan atau

    mengemisikan energi berupa cahaya atau

    foton, kejadian kembalinya elektron ini

    disebut sebagai deeksitasi.

    Proses eksitasi tersebut sangat erat

    hubungannya dengan ukuran partikel dari

    nanodots. Ketika ukuran karbon mengecil

    sampai ukuran karbon nanodots, lebar

    celah pita (band gap) yang dimiliki

    menjadi lebih besar dibanding saat

    bulknya. Hal ini mengakibatkan adanya

    pergeseran warna biru pada spektrum

    cahaya eksitasi dan emisi. Selain itu, pita

    energi tersebut akan menjadi diskrit. Lebar

    celah pita energi untuk karbon nanodots

    dapat dihitung menggunakan aproksimasi

    berikut :

    G(CNDs) Eg (bulk) + 22

    22 ..(1)

    Keterangan:

    R : jari-jari partikel

    : massa efektif elektron

    massa efektif elektron didefinisikan

    sebagai berikut :

    1

    =

    1

    +

    1

    (2)

    II. Metode Percobaan

    Pada praktikum kali ini bertujuan untuk

    menentukan hasil sintesis karbon nanodots

    yang paling terang dengan menggunakan

    gelombang mikro. Sebelum memulai

    praktikum kita harus memahami terlebih

    dahulu prosedur keamanan yaitu untuk

    bagian kelistrikan pastikan ketika

    menggunakan peralatan listrik harus

    menggunakan sambungan listrik (voltase,

    arus, daya dan frekuens) sesuai dengan

    spesifikasi alat listrik tersebut. Lalu untuk

    bahan kimia usahakan sesuai dengan

    ketentuan, kelaziman dan takarannya.

    Terakhir yaitu untuk alat eksperimen dan

    alat karakterisasi mengikuti panduan atau

    bimbingan dari koordinator atau laboran.

    Setelah semua prosedur keamanan

    dpahami maka percobaan dapat mulai

    dilakukan.

    Pertama-tama menyiapkan alat dan

    bahan yang telah ditentukan seperti asam

    sitrat, urea, aquades, microwave, tabung

    ukur, crucible yang telah diberi label,

    spatula, timbangan, pengaduk magnetik

    dan cawan petri yang telah diberi label.

    Setelah itu menimbang bahan-bahan

    dengan takaran sesuai dengan yang tertera

    pada tabel 1, bersamaan dengan itu

    menyiapkan 5ml aquades yang diukur

    menggunakan tabung ukur lalu

    memasukkan kedalam gelas ukur. Bahan

    yang telah ditimbang sebelumnya

    kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur

    yang berisi aquades kemudian dilarutkan

    dengan menggunakan pemutar magnetik

    hingga larut. Lalu keringkan sampel

    larutan bening pada dryng oven pada suhu

    100o C selama kurang lebih 40 menit.

    Jajarkan semua bahan sesuai dengan

    labelnya. Lalu memoto bahan yang telah

    dimasukkan kedalam oven. Setelah 40

    menit, mengangkat semua sample dan

    menyimpan secara berurutan, keruk

    sample menggunakan sendok pengeruk

    dan memasukkan sample kedalam cawan

    petri sesuai dengan label yang telah

    ditentukan. Lalu memanaskan sample

    menggunakan microwave rumah dengan

  • daya dan waktu sesuai dengan tabel 1

    yang telah ditentukan, pada sample A

    digunakan variasi konsentrasi lalu untuk

    sample B digunakan variasi waktu.

    Seharusnya variasi B dipanaskan setelah

    sample A selesai diberikan sinar UV dan

    dicari yang paling terang pancarannya,

    tetapi untuk mempersingkat waktu maka

    pada saat bersamaan memanaskan sample

    B dengan menggunakan konsentrasi yang

    sama dengan sample A2 yaitu 0,035 gram

    asam sitrat. Setelah semua sample selesai

    dipanaskan maka hal yang dilakukan yaitu

    mengeruk kembali semua sample

    menggunakan sendok pengeruk dan

    memasukkan sample tersebut kedalam

    plastik yang telah diberi label sesuai

    samplenya. Langkah terakhir yaitu dengan

    cara memberikan penyinaran dengan sinar

    UV kepada semua sample dan mengamati

    pendaran yang dihasilkan secara kualitatif.

    Setelah percobaan selesai dilakukan tidak

    lupa untuk membersihkan semua alat-alat

    yang telah digunakan hingga bersih dan

    kemudian mengeringkannya.

    Hipotesis dari percobaan kali ini yaitu

    perbedaan konsentrasi asam sitrat akan

    menghasilkan pendaran cahaya yang

    berbeda begitupun perbedaan lamanya

    menggunakan microwave serta adanya

    satu konsentrasi yang memberikan

    pendaran paling terang.

    III. Data dan Pengolahan Data

    Pada percobaan yang telah dilakukan

    sesuai dengan tabel parameter sintesis

    karbon nanodots sebagai berikut:

    Tabel 1. Parameter sintesis karbon nanodots

    Dari tabel diatas dapat dilakukan

    percobaan dengan hasil sebagai berikut :

    Gambar 1. Proses pengeringan menggunakan

    dryng oven dengan suhu 100o selama 40 menit

    Gambar 2. Proses pada saat sebelum dilakukan

    pemanasan, sample disimpan secara berurutan

    dari A1 hingga A4 (tampak depan)

  • Gambar 3. Proses pada saat sebelum dilakukan

    pemanasan, sample disimpan secara berurutan

    dari A1 hingga A4 (tampak atas)

    Gambar 4. Proses pada saat sample A1sampai

    A4 telah dipanaskan dengan microwave

    Gambar 5. Proses pada saat sample B1sampai

    B4 telah dipanaskan dengan microwave

    Gambar 6. Keadaan sample A1 hingga A4

    pada saat sebelum dilakukan penyinaran

    Gambar 7. Keadaan sample A1 hingga A4

    pada saat setelah dilakukan penyinaran

    menggunakan sinar UV

    Gambar 8. Keadaan sample B1 hingga B4

    pada saat sebelum dilakukan penyinaran

    Gambar 9. Keadaan sample B1 hingga B4

    pada saat setelah dilakukan penyinaran

    menggunakan sinar UV

  • Dari data yang berupa hasil foto diatas

    terlihat bahwa sampel yang paling

    memancarkan sinar paling terang yaitu

    sampel A2 dengan konsentrasi asam sitrat

    0,035 gram, sehingga pada tebakan awal

    dengan sampel B memakai konsentrasi

    0,035 gram sudah tepat. Selain itu untuk

    mengetahui panjang gelombang yang

    dipancarkan oleh sampel A1 sampai A4

    dengan menggunakan tabel referensi

    dibawah:

    Gambar 10. Referensi warna yang dihasilkan

    menurut panjang gelombang[1]

    Menurut gambar diatas maka panjang

    gelombang untuk masing-masing sampel

    yaitu :

    Tabel 2. Panjang gelombang sampel

    Sampel Warna Panjang gelombang

    (10-7

    m)

    A1 Kuning 5,850-5,750

    A2 Hijau 5,750-4,950

    A3 Biru 4,950-4,450

    A4 Infra-red 7,400

    Selain itu untuk sampel B1 hingga B4

    setelah diberikan sinar UV maka yang

    paling terang adalah sampel B3 dengan

    waktu pemanasan 120 detik.

    IV. Pembahasan Karbon nanodots mampu mengemisikan

    cahaya karena adanya proses pengurungan

    kuantum, efek pengurungan kuantum ini

    membuat adanya pelebaran pita sehingga

    dikarenakan bandgapnya lebih lebih dan

    besar maka energi eksitasinya lebih akan

    lebih besar, energi eksitasi membesar

    maka energi deeksitasinyapun akan besar

    sehingga emisinya akan besar juga.

    Dilihat dari hasil pengamatan dan

    membandingkan dengan tabel referensi

    warna sesuai panjang gelombang, maka

    untuk konsentrasi asam sitrat yang lebih

    banyak maka akan menghasilkan cahaya

    dengan panjang gelombang yang lebih

    besar dalam arti lain menghasilkan cahaya

    dengan energi yang lebih kecil. Sesuai

    dengan persamaan 1, untuk band gap

    karbon nanodots (sebanding dengan energi

    emisi cahaya) yang lebih kecil dibutuhkan

    jari-jari partikel lebih besar. Oleh karena

    itu konsentrasi asam sitrat yang lebih

    banyak menghasilkan jari-jari partikel

    yang lebih besar atau konsentrasi asam

    sitrat sebanding dengan jari-jari partikel.

    Hubungan antara nanopartikel terhadap

    warna pendaran yaitu semakin kecil

    ukuran partikel maka warnanya akan

    semakin bergeser ke warna yang memiliki

    panjang gelombang yang lebih besar.

    Adapun hubungan antara ukuran partikel

    yang kecil (nano partikel) dengan efek

    pengurungan kuantum. Efek pengurungan

    kuantum merupakan efek yang dapat

    membatasi arah gerak partikel, contoh dari

    pengurungan kuantum ini yaitu quantum

    dot, quantum wire dan quantum well yang

    sangat erat hubungannya dengan dimensi

    dari arah geraknya. Semakin terbatas

    dimensinya maka ukuran partikelnya akan

    semakin kecil.

    Model fisis yang identik dengan karbon

    nanodots yaitu model semikonduktor yang

    memiliki konsep tentang eksitasi elektron

    dan emisi cahaya. Pada konsep ini,

    elektron tereksitasi dari pita valensi ke pita

    konduksi oleh energi dari luar dalam

    percobaan ini adalah energi dari sinar UV.

    Elektron yang tereksitasi tidak stabil

    sehingga akan kembali ke pita valensi

    (keadaan semula) dan berekombinasi

    dengan hole. Pada saat proses kembali ke

    pita valensi, proses tersebut disebut

    deeksitasi yang memiliki konsekuensi

    diemisikannya energi dalam bentuk

    cahaya atau foton.

    Pada percobaan ini urea merupakan

    bahan utama karbon nanodots yang terdiri

    dari rantai karbon dan asam sitrat

    merupakan bahan pendukung yang

    berfungsi sebagai cross linker namun

    untuk menjadi nanodots, rantai karbon

    harus disusun ulang biasanya dengan cara

  • pemanasan. Pada percobaan ini

    penyusunan ulang dilakukan oleh

    microwave dengan cara menggetarkan

    partikel-partikel. Kelebihan dari metode

    menggunakan microwave ini yaitu sampel

    tidak mengalami degradasi gugus

    hidroksil sehingga tidak mengurangi kadar

    air dalam larutan dan tidak akan

    dihasilkan C-dots berupa gel.

    Dibandingkan dengan metode pemanasan

    yang lain, metode microwave

    menyediakan energi yang intensif,

    homogen dan efisien, serta mencapai suhu

    tinggi dan memulai reaksi dalam waktu

    yang sangat singkat. Sedangkan

    kekurangan dari metode ini yaitu ukuran

    partikel nanodots yang dihasilkan tidak

    terlalu kecil dan kemurniannya tidak

    100% karena tidak seluruhnya berisi

    karbon.

    Pada awalnya karbon nanodots hanya

    dapat mengemisikan cahaya dengan energi

    yang lebih rendah dari pada energi yang

    diserap (down-conversion). Namun,

    penelitian sekarang menunjukkan adanya

    potensi nanodots untuk melakukan up-

    conversion dengan doping nitrogen.

    Doping nitrogen memberikan multi-proton

    cross section sehingga c-dots memiliki

    kemampuan menghimpun cahaya

    sehingga saat diemisikan, energinya lebih

    besar dari yang diserap pada suatu waktu

    karena merupakan akumulasi.

    Proses rekayasa pita energi

    memengaruhi besarnya celah pita energi

    (bandgap). Celah pita energi ini sama

    besarnya dengan energi yang diserap

    (energi absorbsi) oleh elektron saat

    eksitasi ke pita konduksi. Energi ini, akan

    dilepas kembali saat de-eksitasi yang

    sebagian besar diemisikan dalam bentuk

    cahaya. Energi cahaya ini yang

    memengaruhi panjang gelombang atau

    frekuensi dari cahaya yang diemisikan dan

    menentukan warna cahaya tersebut. Oleh

    karena itu, proses rekayasa pita energi

    akan berpengaruh terhadap cahaya yang

    diemisikan oleh karbon nanodots.

    Karakterisasi yang digunakan untuk

    memberikan gambaran kuantitatif yaitu

    spektrum absorbansi menggunakan

    spektrometer UV-VIS untuk kemudian

    didapatkan nilai lebar celah pitanya

    (energi gap) serta struktur unitnya

    menggunakan Fourier Transform Infra

    Red (FTIR). Prinsip kerja spertrofotometer

    UV-Vis adalah interaksi yang terjadi

    antara energi yang berupa sinar

    monokromatis dari sumber sinar dengan

    materi yang berupa molekul. Besar energi

    yang diserap tertentu dan menyebabkan

    elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke

    keadaan tereksitasi yang lebih tinggi.

    Serapan tidak terjadi seketika pada daerah

    ultraviolet-visible untuk semua struktur

    elektronik, tetapi hanya pada sistem-

    sistem terkonjugasi, struktur elektronik

    dengan adanya ikatan dan non bonding elektron. Prinsip kerja spektrofotometer

    berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu

    bila cahaya monokromatik (Io) melalui

    suatu media (larutan), maka sebagian

    cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian

    dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi

    dipancarkan (It).

    Parameter variasi yang dapat

    ditambahkan untuk mengoptimalkan

    pendaran karbon nanodots yaitu variasi

    bahan dan suhu. Dengan ditambahkannya

    parameter variasi tersebut maka akan

    ditemukan lagi hubungan antara bahan

    dan suhu dengan ukuran partikel dari

    karbon nanodots.

    Aplikasi lainnya yaitu pada bidang

    elektronika tujuannya untuk meningkatkan

    tenaga, kapasitas dan kecepatan beberapa

    kali lipat dari yang sekarang ini, karbon

    nanodots digunakan sebagai memori

    penyimpanan data yang diharapkan dapat

    menyimpan data mencapai orde terabyte.

    Karbon nanodots juga dapat digunakan

    sebagai pendeteksi adanya kandungan ion

    logam. Jika karbon nanodots bercampur

    dengan ion logam akan menghasilkan

    pendaran cahaya dengan panjang

    gelombang sekitar 366 nanometer saat

    disinari sinar UV.

    V. Kesimpulan

    Sampel yang dapat menghasilkan

    pendaran paling terang yaitu sampel A2

  • dengan konsenstrasi asam sitrat 0,035

    gram.

    Konsentrasi asam sitrat memberikan

    pengaruh yang berbanding terbalik dengan

    ukuran partikel serta lamanya pemanasan

    menggunakan microwave memberikan

    pengaruh yang berbanding lurus dengan

    ukuran partikel.

    VI. Pustaka [1] annucigema.blogspot.com diunduh

    tanggal 21 Februari 2016 pukul 19.27

    WIB

    [2] http://pdm-mipa.ugm.ac.id diunduh tanggal 22 Februari 2016 pukul 21.05

    WIB

    [3] http://www.ncbi.nlm.nih.gov diunduh tanggal 22 Februari 2016 pukul 21.05

    WIB

    [4] Sintesis Carbon Nanodots Sulfur (C-Dots Sulfur) Dengan Metode

    Microwave. Tersedia

    http://journal.unnes.ac.id [22 Februari 2016]

    .

top related