miranti lbm 1 jiwa
Post on 09-Jul-2016
53 Views
Preview:
TRANSCRIPT
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
STEP 7
1. Proses berfikir normal meliputi apa saja?
Proses berfikir meliputi proses pertimbangan ( judgment), pemahaman (comprehension), ingatan
serta penalaran ( reasoning ). Arus idea simbul atau asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di
bangkitkan oleh suastu masalah atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang
terorientasi pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir dibedakan
menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir. Gangguan isi pikir dapat terjadi baik
pada isi pikiran non verbal maupun pada isi pikiran verbal diantaranya adalah waham. ( menurut marasmis
2005 hal.133)
Marasmis juga menekankan bahwa berbagai macam factor yang mempenngaruhi proses pikir itu,
umpamanya factor somatic ( gangguan otak, kelelahan). Factor fsikologi (gangguan emosi, psiko, factor
social, kegaduhan dan keadaan social yang lain) yang sangat mempengaruhi ketahanan dan konsentrasi
individu. Aspek proses pikir yaitu : bentuk pikir, arus pikir dan isi pikir ditanbah dengan pertimbangan.
2. Apa yang di maksud gangguan jiwa?
DSM-IV adalah suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg scr klinis bermakna disertai adanya
penderitaan ( gejala yg menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dng peningkatan resiko yg
bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting,apapun penyebabnya dianggap sebagai
manifestasi dari disfungsi perilaku,psikologis atau biologis pada individu.
3. Gejala-gejala gangguan jiwa?
4. Macam-macam gangguan jiwa ada apa saja?
Ggn mental organik,
F0-9 Ggn mental organik, ggn mental simtomatik:
(F00.Demensia alzheimer. F01 D.vaskuler, F04.Sindrom Amnesik organik, F05
Delirium dan Ggn mental organik lain)
F10-19 Ggn mental dan perilaku akibat alkohol dan zat psikoaktif:
1. (Ggn Mental dan Perilaku akibat penggunaan Alkohol,
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
2. Opioida/Kanabioida/Kokain, Hipnotika-Sedativa
3. Halusinogenika, Tembakau/pelarut yg mudah menguap
4. atau zat multipel dan zat psikoaktif lain)
Ggn mental psikotik,
F20-29 Skizofrenia, ggn skizotipal & ggn waham:
1. Skizofrenia, ggn skizotipal, psikotik akut dan
2. sementara, ggn waham menetap, ggn waham
3. terinduksi, ggn skizoafektif, ggn psikosis non
4. organik lainnya atau YTT.
F30-39 Ggn suasana perasaan Mood/afektif:
1. Episode manik, ggn afektif bipolar, episode
2. depresi, ggn depresif berulang, ggn mood/afektif
3. menetap lainnya/ YTT.
Gangguan neurotik dan ggn kepribadian,
F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres = ggn ansietas
fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn
penyesuaian, ggn disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan faktor fisik: ggn
makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual, ggn mental dan perilaku masa
nifas, faktor psikologis dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK, sindrom
perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn kepribadian khas, ggn
kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn
kepribadian dan perilaku lainnya.
Ggn masa anak- remaja dan perkembangan
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
F40-49 Ggn Neurotik, ggn somatoform dan ggn terkait stres = ggn ansietas
fobik, ggn ansietas lainnya, ggn obsesif-kompulsif, reaksi thd stres berat dan ggn
penyesuaian, ggn disosiatif (konversi), ggn somatoform, ggn neurotik lainnya.
F50-59 Sindrom perilaku yg berhub dg ggn fisiologis dan faktor fisik: ggn
makan, ggn tidur non organik, disfungsi seksual, ggn mental dan perilaku masa
nifas, faktor psikologis dan perilaku yg berhub dg ggn/penyakit YDK, sindrom
perilaklu ytt.
F60-69 Ggn kepribadian dan perilaku masa dewasa: ggn kepribadian khas, ggn
kebiasaan dan impuls, ggn identitas jenis kelamin, ggn preferensi seksual, ggn
kepribadian dan perilaku lainnya.
(PPDGJ III)
5. Penyebab-penyebab gangguan jiwa?
Banyak penyebab timbulnya sebuah gangguan jiwa pada manusia. Penyebab itu bisa
karena faktor genetic (bawaaan), didapat dari lingkungan, ataupun gangguan jiwa yang
dipelajari. Gangguan jiwa yang merupakan bawaan dalam bentuk genetic, adalah gangguan yang
diwariskan dalam bentuk gen, kepada keturunan. Biasanya gen yang diturunkan bisa bersifat dominan
ataupun resesif. Jika gen tersebut dominan, maka akan memperlihatkan gejala gangguan jiwa pada orang
tersebut. Tetapi jika gen tersebut resesif, maka individu bersangkutan merupakan pembawa (carrier), yang
bisa diturunkan pada keturunan selanjutnya, walaupun pada dirinya sendiri tidak menunjukkan adanya
gangguan perilaku.
Gangguan jiwa yang didapat dari lingkungan adalah jenis gangguan yang merupakan efek tekanan
dari lingkungan. Tekanan dari lingkungan yang berat dapat membuat seseorang menjadi terkenan (stress)
sehingga orang tersebut lepas kendali (kehilangan realita). Seseorang yang tidak bisa menerima kejadian
yang menekan, merasa ingin lari dari masalah tersebut. Dalam istilah psikologi disebut dengan defend
mechanism (mekanisme pertahanan diri). Seseorang yang terlalu sering melalukan defend mechanism,
dikhawatirkan adalah pribadi-pribadi yang dapat mengembangkan perilaku yang maladaptif.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
Selanjutnya, jenis gangguan jiwa yang dipelajari. Biasanya gangguan jiwa yang dipelajari ini adalah
jenis gangguan yang “disengaja” oleh individu tersebut. Individu tersebut dengan sadar mempelajari
sebuah perilaku yang maldaptif. Biasanya, gangguan jiwa yang dipelajari ini, akan terdeteksi menjadi
sebuah gangguan dengan menggunakan filter/alat ukur kebiasaan/budaya. Seorang perokok misalnya, jika
budaya tidak menerima perilaku tersebut, maka merokok adalah sebuah gangguan, demikian juga
sebaliknya, jika merokok dalam sebuah budaya adalah sebuah perilaku yang normal, maka merokok
adalah sebuah perilaku yang adaptif.
Referensi:
J.P Chaplin. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
V. Mark Durand dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
6. Bagaimana cara menentukan seseorang terkena gangguan jiwa?
Seperti perilaku abnormal, istilah sakit mental atau gangguan mental tidak mudah untuk
didefinisikan. Untuk setiap definisi yang berhasil dirumuskan senantiasa timbul tanpa terkecuali. Namun
akan lebih baik dibuat definisi dari berasumsi bahwa kita seharusnya dapat menampung setiap gagasan yang
menyangkut gangguan ini. Di bawah ini terdapat beberapa pendekatan dalam diagnosis
a. Pendekatan Kategori Klasik
Metode klasifikasi yang didasari asumsi mengenai adanya perbedaan yang jelas diantara berbagai
macam gangguan, masing-masing dengan penyebab yang diketahui berbeda. Pendekatan ini lebih cocok
untuk diterapkan dibidang medis daripada untuk mendiagnosa gangguan psikologi yang begitu kompleks.
b. Pendekatan Dimensional
Membuat kategori berbagai karakteristik berdasarkan kontinum. Mencatat beragam kognisi, suasana
perasaan dan perilaku klien dan mengkuantifikasinya kedalam suatu skala. Kurang memuaskan karena tidak
ada kesepakatan mengenai berapa banyak dimensi yang diperlukan.
c. Pendekatan Prototipikal
Sistem kategori gangguan dengan menggunakan ciri-ciri penentu esensial, dan sejumlah variasi pada
beberapa karakteristik lainnya. Kelemahannya: batas-batas kategori tidak jelas dan ada beberapa gangguan
yang memiliki kesamaan gejala.
DSM (Diagnostic and statistical manual of mental disorder).
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
Merupakan pengembangan dan perluasan darimodel penggolongan Emil Kraepelin. Diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1952 dan versi terakhir pada tahun 2000, DSM IV-TR (Text Revision). DSM V
dalam proses penyusunan.
Ciri-ciri DSM:
a. DSM bersifat deskriptif, yang menguraikan ciri-ciri diagnostik dari perilaku abnormal, tidak menjelaskan
penyebabnya.
b. Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik sehingga mendeskripsikan ciri-ciri esensial (kriteria yang
harus ada) dan ciri-ciri asosiatif (kriteria yang sering diasosiasikan dengan gangguan tapi tidak esensial).
c. Pola perilaku abnormal yang memiliki ciri-ciri klinis yang sama dikelompokkan menjadi satu.
d.Sistem bersifat multiaksis yaitu menggunakan sistem yang multidimensional sehingga memiliki jangkauan
informasi yang luas tentang keberfungsian individu.
Tujuan diagnosis:
• Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan meramalkan hasil dari diagnosis yang
telah dilakukan.
Format mudah dan sistematik sehingga membantu menata dan mengkomunikasikan informasi klinis,
menangkap kompleksitas situasi klinis, dan menggambarkan heterogenitas individu dengan diagnosis yang
sama.
Penggunaan model biopsikososial.
7. Apa yang di maksud dengan gangguan mental psikotik?
Gangguan fungsi akibat gangguan psikologi, biologi, sosial, genetik atau kimiawi yang menyebabkan
hilangnya daya nilai realitas dengan delusi atau waham misalnya skizofrenia.
Gangguan berat dalam fungsi sosial dan pribadi yang ditandai oleh penarikan sosial dan ketdiakmampuan
untuk melakukan peranan rumah tangga dan pekerjaan biasanya. (Sinopsis Psikiatri)
PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental “berat” ditandai dengan hilangnya
daya nilai realita dan gangguan fungsi mental lain (halusinasi, waham inkoherensi, konfusi, disorientasi,
gangguan ingatan, perilaku teragitasi, dll) serta terdapat hendaya berat dlm fungsi global penderita, sepert
fungsi peran, sosial dan pribadi. Dibagi menajdi : psikotik organic dan psikotik fungsional.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
8. Bedanya waham dengan halusinasi?
Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan
tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham sedikitnya harus ada selama sebelum dan sistematik dan
tidak bizar ( dalam bentuk fragmentasi, respon, emosi pasien terhadap system waham biasanya kongruen
dan sesuai dengan isi waham itu. Pasien secara relative biaanya bebas dari psikopatologi diluar wawasan
system wahamnya. Awal mulanya sering terjadi pada umur dewasa , menengah dan lanjut. ( hal 216)
David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah yang
tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah
diberikan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat
dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia. Semakin akut psikosis
semakin sering di temui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. ( hal 27).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataanya atau tidak
cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu
( Marasmis 2005 hal 117).
Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan ide-ide
yang salah.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu perubahan proses
khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan sulit diubah dengan logika atau bukti-bukti yang ada.
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus)
eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu pencerapan panca indera tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui pancaindera tanpa
stimulus eksternal; persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana pasien mengalami persepsi yang salah
terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi.
Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata oleh pasien.
9. Macam-macamnya waham apa saja?
Adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan Keliat (1998) waham terbagi
atas beberapa jenis, yaitu:
a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan diucapkan beulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuatan khusus
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya teganggu dan terserang
penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin bahwa ada
seseorang atau kelompok orang yang berusaha merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan
beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau sudah meninggal,
diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
f. Waham bizar
1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di dalam pikiran yang
disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak
menyatakan kepada orang tersebut, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
10. Fase-fase dari waham apa saja?
1. Lack of Selfesteen
- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Ex
: perceraian->berumah tangga tidak diterima oleh lingkungannya.
2. Control Internal Eksternal
- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan
3. Environment support
- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak merasa
bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya adalah guru tari
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungan, klien merasa
didukung, klien menganggap hal yang dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan
control diri dan tidak berfungsi normal (super ego)
4. Fisik Comforting
–klien merasa nyaman dengan kebohongannya
5. Fase Improving
- Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan meningkat.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
11. Macam-macam halusinasi?
1. Halusinasi pendengaran: karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan: karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi penghidu: karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi peraba: karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi pengecap: karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
6. Halusinasi sinestetik: karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
12. Cara menentukan skoring dari GAF
Cara menilai :1. 100-91 : gejala tdk ada, berfungsi maksima, tdk ada masalah yg tak tertanggulangi
2. 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tdk lebih dari masalah harian yg biasa
3. 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dlm social,pekerjaan, sekolah, dll
4. 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dlm fungsi, secara umum masih baik
5. 60-51 : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
6. 50-41 : Gejala berat, disabilitas berat
7. 40-31 : Beberapa disabilitas dlm hubungan dg realita dan komunikasi , disabilitas berat dlm beberapa fungsi
8. 30-21 : Disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tdk amapu berfungsi hampir semua bidang
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
9. 20-11 : Bahaya mencederai diri sendiri/ orang lain, disabilitas sangat berat dalam berkomunikasi dan mengurus diri
10. 10-1 : seperti diatas persisten dan lebih serius
11. 0 : informasi tdk adekuat
(PPDGJ III)
SKALA GEJALA FUNGSI100-91 - Maksimal
Tidak ada masalah yang tak tertanggulangi90-81 Minimal (kecemasan sebelum
ujian)Efektif secara sosialBaik di semua bidang
80-71 Sementara dan dapat diatasi (sulit berkonsentrasi setelah berdebat dengan keluarga)
Disabilitas ringan dalam social, pekerjaan , sekolah
70-61 Ringan dan menetap (mood terdepresi, insomnia ringan)
Disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
60-51 Sedang (afek datar, biacara sirkustantli)
Diabilitas sedang
50-41 Berat (sering mencuri Berat40-31 Berat Terdapat gangguan dala tes realita dan
gangguan komunikasi dalam beberapa fungsi30-21 Berat Gangguan berat pada komunikasi dan tes
realita dalam semua bidang20-11 Berat Bahaya mencederai diri/orang lain10-01 Idem Idem +persisten dan lebih serius0 Informasi tdk adekuat Informasi tidak adekuat
100-91
90-81
80-71
70-61
60-51
Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.
Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan keluarganya)
Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)
Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti
Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
50-41
40-31
30-21
20-11
10-1
0
kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)
Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan kerja)
Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman, menelantarkan keluarga)
Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)
Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas
Informasi tidak adekuat
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
13. Apakah stresor punya hubungan yang erat terhadap gangguan jiwa
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon gangguan adaptif
dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan sundeen, 1998 hal 302) :
Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif
maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan
maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak
mampu berfikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia makan berespon secara
maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.
14. Macam-macam dari stressor
Macam stresor
i. Positif, misalnya kenaikan jabatan
ii. Negatif, misalnya kehilangan orang yang dicintai
Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan
stres yaitu:
a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari
seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
Rentang respon neurobiologis
Gangguan proses pikir/delusi/waham
Respon maladaptif maladaptif
Respon adaptif
Distorsi pikiran Pikiran logis Persepsi akurat
Emosi konsisten dengan pengalaman
Prilaku sesuai
Berhubungan social
Ilusi
Reaksi emosi berlebihan atau kurang
Prilaku aneh
Menarik diri
Halusinasi
Sulit brespon emosi
Prilaku disorganisasi
Isolasi sosial
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau
kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti
kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan
masalah pribadi lainnya
15. Pf dan lab apa saja yang mengindikasikan seseorang mengalami gangguan jiwa?
16. Penatalaksanaan gangguan jiwa
17. DD
SKIZOFRENIA
Definisi
PPDGJ III skizofrenia adalah:
Suatu deskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan penyakit yg luas serta
sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan
kemampuan intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang
kemudian.
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan membebani masyarakat
sepanjang hidup penderita, dikarakteristikan dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan
perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994)
System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus parahipokampus)pusat patofisiologi
skozofrenia
Sejarah :
o Emil Kraepelin
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif yang jelas (demensia)
dan onset yang awal (prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang yang
memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
o Eugen Bleuler
Skizofrenia menggantikan demensia prekoksperpecahan (schism) antara
pikiran, emosi, dan perilaku
Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan dalam konsep
skizofrenia, seperti pada demensia prekoks.
Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi longgar), afektif,
autism, ambivalensi
Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham
o Gabriel Langfeldt
Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua
kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis skizofreniform
Skizofrenia sesungguhnya (nuclear skizofrenia)depersonalisasi, autism,
penumpulan emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi
Etiologi dan Faktor resiko
o Model diastesis-stres
Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan lingkungan
Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diastesis) yang jika
dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress,
memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia
o Factor biologis
Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah struktur limbic,
lobus frontalis, dan ganglia basalis
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu banyaknya aktivitas
dopaminergikterlalu banyaknya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya
reseptor dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb
Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat :
Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood
Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi
Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin hipofifi anterior
Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya GABA
Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus parahipokampus
Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan-gerakan aneh
o Genetika
o Factor psikososial
Diagnosis
Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi :
1. Simptom positif
Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi waham, halusinasi,
disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia atau agitasi.
2. Simptom negatif
Ada 5 tipe gejala →
Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan intensitas.
Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran dan produktivitas.
Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan.
Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh aktivitas yg menyenangkan
dan biasa dilakukan oleh penderita.
Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita skizofernia seperti afek tumpul,
penarikan emosi (emosional withdrawal).
3. Simptom kognitif
Yg paling berat dan paling sering →
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
Ganngguan verbal fluency
Ganngguan serial learning
Ganngguan dalam vigilance
Ganngguan eksekutif
4. Simptom agresif dan hostile
Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah pengendalian impuls.
Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara fisik aau verbal terhadap org lain.
5. Simptom depresi dan anxious
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR
A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang dari sebulan jika
pengobatan berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar berupa
mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau lebih suara yang berbicara (voices
conversing).
B. Disfungsi sosial atau pekerjaan
C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat bila
waham dan halusinasi menonjol.
SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
1. Tipe Katatonik
Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini:
a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau stupor)
b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan tidak dipengaruhi oleh
stimuli eksternal.
c. Negativisme yang ekstrim, mutisme.
d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan stereotipik,
manerisme atau grimacing (seringai) yang menonjol.
e. Ekolalia atau ekopraksia.
2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik)
Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek tidak sesuai.
b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.
3. Tipe Paranoid
Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.
4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed)
Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe katatonik.
5. Tipe Residual
a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku katatonik atau disorganisasi
yang menonjol.
b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh adanya gejala negative
atau dua atau lebih gejala dari criteria a menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk
yang lebih ringan (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana)
Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR:
a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung minimal 1 tahun, dapat
berupa:
1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik
2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton negative
3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan social
b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20)
1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau lebih gejala kurang jelas
atau kurang tajam), dari gejala-gejala di bawah ini:
a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau mendiskusikan tentang pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila semua gejala di atas tidak
ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau pembicaraan yang tidak
relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan berlangsung 1 bulan atau lebih.
Kriteria ini tidak dapat digunakan apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif atau manic secara luas,
penyakit otak yang nyata atau epilepsi (penyakit otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama-sama secara seimbang dan
sama banyak maka gangguan tersebut dikenal dengan Gangguan skizoafektif.
Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III
1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi dan gangguan
persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
halusinasi atau waham harus menonjol
gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik yang tidak
nyata
halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap pasien), atau
halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit, mendenggung atau bunyi tawa.
Halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual.
Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau kejar.
2. Tipe Hebefrenik (F20.1)
Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah gejala-gejala tersebut tetap
bertahan atau tidak.
Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan proses piker yang
menonjol.
Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of purpose).
3. Tipe Katatonik (F20.2)
a. Jarang ditemukan
b. Criteria diagnosis:
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia
Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme, kegelisahan, posturing,
negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas, atau command outomatisme.
c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu.
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3)
Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria tipe paranoid, hebefrenik,
katatonik, residual, atau paska skizofrenia.
5. Tipe Residual (F20.5)
a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia.
b. Kriteri diagnosis:
Gejala negative skizofrenia yang menonjol
Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang memenuhi criteria
skizofrenia
Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan frekuensi gejala yang
nyata sangat berkurang dan telah menimbulkan sindrom negative.
Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia tipe lain
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik yang nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu, memenuhi episode
depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.
Pola perjalanan skizofrenia menurut PPDGJ III dengan kode lima karakter:
F20.X.0 : berkelanjutan
F20.X.1 : episodic dengan kemunduran progresif
F20.X.2 : episodic dengan kemunduran stabil
F20.X.3 : episodic berulang
F20.X.4 : remisi tidak sempurna
M i r a n t i [LBM 1 MODUL JIWA & PERILAKU]
F20.X.5 : remisi sempurna
F20.X.8 : lainnya
F20.X.9 : periode pengamatan kurang 1 tahun
top related