metode pengambilan data penelitian kuantitatif

Post on 13-Dec-2014

11.405 Views

Category:

Education

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUANTITATIF MELALUI KUESIONER, WAWANCARA, OBSERVASI

Nora Indrasari

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview(wawancara), kuesioner(angket), observasi(pengamatan) dan gabungan ketiganya.

KUESIOER (ANGKET)

PENGUMPULAN DATA DENGAN KUESIONER (ANGKET)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).

Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.

KEUNTUNGAN KUESIONER

Pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

MACAM-MACAM KUESIONER

1. Kuesioner tertutup 2. Kuesioner terbuka 3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup 4. Kuesioner semi terbuka

MENURUT GALL (2003) MENYUSUN PENELITIAN DENGAN TEKNIK PENGUMPULAN DATANYA MENGGUNAKAN KUESIONER DAPAT DILAKUKAN DENGAN 8 LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:

Mengidentifikasi objek penelitian Memilih sampel Mendesain format kuesioner Melakukan pretest kuesioner salah satu/

sebagian kecil dari populasi sampel. Menghubungi sampel Menulis surat yang berisikan keterangan

permintaan untuk menjawab kuesioner Mengikuti perkembangan responden Mengolah hasil data kuesioner

UMA SEKARAN (1992) MENGUNGKAPKAN BEBERAPA PRINSIP DALAM PENULISAN ANGKET SEBAGAI TEKNIK PENGUMPULAN DATA YAITU :

Isi dan tujuan pertanyaan Bahasa yang digunakan Tipe dan bentuk pertanyaan Pertanyaan tidak mendua Tidak menanyakan yang sudah lupa Pertanyaan tidak menggiring Panjang pertanyaan Urutan pertanyaan Prinsip pengukuran Penampilan fisik angket

ISI DAN TUJUAN PERTANYAAN

Yang dimaksud di sini apakah isi pertanyaan tersebut termasuk bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus ada skala pengukurannya dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

BAHASA YANG DIGUNAKAN

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbasa Indonesia, maka angket jangan disusun berbahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus sesuai dengan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya dan ‘frame of reference’ dari responden

TIPE DAN BENTUK PERTANYAAN

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka maupun tertutup dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.

PERTANYAAN TERBUKA

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian tentang suatu hal. Contohnya: bagaimanakah tanggapan anda tentang iklan-iklan di TV saat ini?

PERTANYAAN TERTUTUP

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapka jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, adalah contoh bentuk pertanyaan tertutup.

PERTANYAAN TIDAK MENDUA

Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.

Contoh Bagaimana pendapat anda tentang kualitas

dan kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah contoh pertanyaan yang mendua karena menanyakan dua hal sekaligus yaitu tentang kualitas dan harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimana kualitas pelayanan KTP? Bagaimanakah kecepatan pelayanannya?

TIDAK MENANYAKAN YANG SUDAH LUPA

Setiap pertanyaan dalam angket sebaiknya jangan menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa atau pertanyaan yang memerlukan jawaban yang memerlukan pemikiran yang berat.

Contoh Bagaimanakah kinerja para penguasa 30

tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi pada saat ini? (kecuali penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli )

PERTANYAAN TIDAK MENGGIRING

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau jawaban yang jelek saja. Misalnya: bagaimana kalau nilai minimum mata kuliah penelitian dibuat A- saja? Jawaban responden tentu cenderung akan setuju.

PANJANG PERTANYAAN

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala yang digunakan, dan cara mengisinya.Disarankan jumlah empirik pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.

URUTAN PERTANYAAN

Urutan pertanyaan yang ada di dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari hal yang mudah menuju hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dalam psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberikan pertanyaan yang sulit atau spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima.

PRINSIP PENGUKURAN

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid atau reliabel tentang variabel yang diukur.

PENAMPILAN FISIK ANGKET

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Jika angket dibuat di kertas buram, maka akan mendapatkan respon yang kurang menarik dari responden bila dibandingkan dengan angket yang dicetak dengan kertas bagus dan berwarna.

WAWANCARA

PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA

Wawancara merupakan merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari responden secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan responden.

MACAM-MACAM WAWANCARA

Secara garis besar ada dua macam wawancara, yaitu:

1. Wawancara tidak terstruktur, 2. Wawancara terstruktur,

WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Contoh: Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani?

WAWANCARA TERSTRUKTUR

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

OBSERVASI

PENGUMPULAN DATA DENGAN OBSERVASI

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang tidak diamati tidak terlalu besar.

KEUNGGULAN OBSERVASI

Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau mengisi kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer

KELEMAHAN OBSERVASI

Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.

ALAT DAN CARA MELAKSANAKAN OBSERVASI

1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record ) 2. Catatan Berkala (Incidental Record) 3. Daftar Chek (Check List ) 4. Skala Penilaian (Rating Scale) 5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)

MACAM-MACAM OBSERVASI

Dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta), dan non-participant observation (observasi tidak berperan serta). Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

TERIMAKASIH

top related