metode kimia 1 tisha

Slide 001

METODE KIMIA

TAHAP DASAR ORIENTASI

PEMERIKSAAN HBA1C METODE

IMMUNO TURBIDIMETRIPresentan : Tisha Patricia

Pembimbing : Dian Ariningrum, dr., M.Kes, Sp.PK,

PK 001

Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta

20161

TAHAP DASAR: ORIENTASINO

.

METODE JUDUL TANGGAL

PRESENTASI

PEMBIMBING

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sekresi

Imuno

Serologi

Mikrobiologi

Sampling

Hematologi

Kimia-1

Analisis Cairan

Sinovial

Pemeriksaan

Toxoplasma gondii

Pada Toksoplasmosis

Serebral dengan

Metode

ELISA

Kultur Kuantitatif Ulkus

Kaki Diabetik

Preparasi Sampel:

Pipetasi

Aggregometry

Pemeriksaan HbA1c

Metode

Immunoturbidimetri

13 - 10 - 2015

27 - 11 - 2015

14 - 12 – 2015

30 – 12 - 2015

2 - 2 – 2016

21-4-2016

Yuwono Hadisuparto, dr., Sp. PK

Tonang Ardyanto, dr., Phd, Sp.PK

B. Rina Sidharta, dr., Sp.PK-K

Amiroh Kurniati, dr., M. Kes., Sp.PK

Amiroh Kurniati, dr., M. Kes., Sp.PK

Dian Ariningrum, dr., M. Kes, Sp. PK

2

Learning Objective

1. Menjelaskan metode pemeriksaan HbA1c

2. Menjelaskan prinsip pemeriksaan

turbidimetri dan immunoturbidimetri

3. Menjelaskan faktor pra-analitik, analitik

dan post analitik pemeriksaan HbA1c

metode immunoturbidimetri

Slide 002

3

BAB I PENDAHULUAN

439 juta 2030

30% tidak menyadaripenyakitnya

25% sudah menderita komplikasimikrovaskular

4

HbA1c

Skrining

Diagnosis

Monitoring

5

http://anthonycerami.org/site/hba1c/

6

www.chem.arizona.edu

Singapore Med J 2010; 51(8) : 617

7

8

Weykamp C, 2013. HbA1c: analytical and

clinical aspects,

www.annlabmed.org 9

Harefa E, 2010. Peran HbA1c dalam

skrining dan diagnosis diabetes melitus.

Informasi Laboratorium Klinik Prodia;3:1-3.

10

11

12

13

14

15

Prinsip turbidimetri

http://intranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/intern

al/pharma_2/classes_stud/en/pharm/prov_pha

rm/ptn/analytical%20chemistry/2%20course/1

9%20Optical%20methods%20of%20the%20an

alysis.htm

16

PEMERIKSAAN HBA1C

METODE

IMMUNOTURBIDIMETRI

BAB II

17

• Penentuan kuantitatif HbA1c dalam

sampel whole blood dengan antikoagulan

EDTA.

Tujuan

18

PRA ANALITIK

19

Prinsip Pemeriksaan

20

a. Automatic/semiautomatic biochemistry

analyzer

b. Haemolysis Reagent 1 mL

c. R1: 300 µl

d. R2: 100 µl

Alat dan Bahan

21

Komposisi reagen

a. Haemolysis

Reagent

– H2O

– Stabilizers

b. Reagen R1

– Latex 0,1%

– Glycine buffer, pH

3,0, 15 mmol/L

c. Reagen R2

– Goat anti-mouse IgG

polyclonal antibody 0,8mg/dl

– Mouse anti-human HbA1c

monoclonal antibody

0.05mg/ml

– Glycine buffer, pH 3.0,

60mmol/L

22

a.Pipet 20 µl dan 1 ml

b.Test tube

c.HbA1c calibrator set dan kontrol

Alat dan bahan yang dibutuhkan tetapi

tidak disediakan

23

• Pemeriksaan darah tanpa persiapan

khusus

• Sampel: darah vena dengan

antikoagulan EDTA

24

1 ml Hemolysis reagent + 20 µl whole blood diaduk

Tunggu 5’ lisis

Penundaan pemeriksaan: hemolisatdisimpan pada suhu 2-8oC, 10 hari

Preparasi Hemolisat

25

• Stabilitas reagen: pada suhu 2-

8oC

Setelah dibuka reagen stabil hingga

1 bulan

• Kalibrasi: 5 level kalibrasi

26

ANALITIK

27

Prosedur pemeriksaan

www.biowaydx.com/_pdf/Reagent/R032K11%20HbA1c.pdf28

http://pubs.rsc.org/services/images/RS

Cpubs.ePlatform.Service.FreeContent.I

mageService.svc/ImageService/Articlei

mage/2015/AY/c4ay02904f/c4ay02904f-

f2_hi-res.gif29

PASCA ANALITIK

30

Konsentrasi HbA1c disajikan langsung

dalam bentuk % HbA1c menggunakan ΔOD

untuk melihat kesesuaiannya pada kurva

kaliberasi.

Hasil

31

Non diabetes < 6%

Diabetes terkontrol HbA1c < 7%.

Setiap laboratorium diharapkan menetapkan

kisaran nilai HbA1c sendiri

Nilai yang diharapkan

32

• Hasil pemeriksaan mungkin tidak

inkonsisten pada pasien dengan

–adiksi terhadap opiate

–Alcoholism

–pasien yang menggunakan

aspirin dosis tinggi

Keterbatasan

33

• Linearity:

2%-16%

• Presisi

–Within Run: CV≤5%

–Run-to-run ≥5%

Karakteristik Performa

34

Interferensi

• Tidak ada interferensi terdeteksi untuk

kadar Bilirubin 0,5g/L (50mg/dL),

• asam askorbat 0,5g/L (50mg/dL),

• Trigliserida 20 g/L (2000 mg/dL),

• Hb Karbamasil (7,5 mmol/L), dan

• Hb asetilasi (5,0 mmol/L)

35

1. Prinsip pemeriksaan HbA1c metode

immunoturbidimetri: ikatan antibodi

dengan glukosa dan antara asam amino-

4 dengan 10 N-terminal rantai β.

Pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh HbE,

HbD maupun carbamylated Hb.

BAB III

SIMPULAN

36

2. Pemeriksaan HbA1c metode

immunoturbidimetri sudah dapat

diotomatisasi, dapat dipakai untuk

laboratorium dengan jumlah sampel yang

lebih kecil karena diperiksa dengan

analiser untuk kimia yang lain.

37

DAFTAR PUSTAKA

ADA 2010. Diagnosis and classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 2012; 35(supplement 1): S64-S71.

American Diabetes Association (ADA), 2009. Standards of Medical Care in Diabetes—. Diabetes Care; 32.

Anik Widijanti dan Resti Anggun Pertiwi, 2015. Perbandingan HbA1c Metode Immunoassay dan IE-HPLC pada Faal Ginjal Normal.

Medika. Tahun ke XLI, No. 5, 286–291

Anonim 1, Bioway Chemistry Reagent Series Glycated Hemoglobin (HbA1c) Detection Kit,

www.biowaydx.com/_pdf/Reagent/R032K11%20HbA1c.pdf

Anonim 2, Prime Evolution, Semi-automatic biochemistry analyzer / bench-top / with immunoturbidimetry dosing. http://www.

medicalexpo.com/prod/bpc-biosed/product-67898-436281.html

Anonim 3, 2013. Tina-quant® HbA1c Gen. 3 Turbidimetric inhibition immunoassay (TINIA) for the in vitro determination of hemoglobin

A1c in whole blood or hemolysate. http://www.cobas.com/content/dam/cobas_com/pdf/product/Tina-quant-HbA1c-Gen-3/Tina-

Quant%20HbA1c%20Fact%20Sheet.pdf

Anonim 4, 2014. Peran pemeriksaan HbA1c pada diabetes mellitus. http://www.abclab.co.id/?p=1209

Gallagher EJ, Roith D, Bloomgarden Z, 2009. Review of hemoglobin A1c in the management of diabetes. Journal of Diabetes; 1 : 9–17.

Gough S, Manley S, Stratton I, 2010. HbA1c in diabetes case studies using IFCC units. Wiley Blackwell; 2-61.

Harefa E, 2010. Peran HbA1c dalam skrining dan diagnosis diabetes melitus. Informasi Laboratorium Klinik Prodia;3:1-3.

Inzucchi SE, Bergenstal RM, Buse JB, et al, 2012. Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes: A Patient-Centered Approach,

American Diabetic Association (ADA). Diabetes Care Journal ;10: 1- 4.

Khan MI, Weinstock RS, 2007, Carbohydrates. In Mc Pherson RA, Pincus MR, 21th eds. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by

Laboratory Methods. China: Saunders Elsivier, 185-199.

Little RR, Rohlfi ng CL, 2009. HbA1c standardization: Background, progress and current issues. Lab Med. 2009;40:368-73.

Monnier L, Collete C, 2009. Target for glycemic control concentrating on glucose. Diabetes Care 2009;32:199-203.

NGSP, 2004. IFCC Standardization of HbA1c, http://www.ngsp.org/ifccngsp.asp

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia.,

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, p:1-72.

Saudek CD, Derr RL, Kalyani RR. Assessing glycemia in diabetes using self-monitoring blood glucose and hemoglobin A1c. JAMA

2006;295:1688-97.

Sofronescu AG, Williams LM, Andrews DM, ZhuY. Unexpected Hemoglobin A1c Results. Clin Chem 2011;57(2):153-157.

Sri Rahayu Paputungan dan Harsinen Sanusi, 2014. Peranan Pemeriksaan Hemoglobin A1c pada Pengelolaan Diabetes Melitus. CDK-220/

vol. 41 no. 9: 650-655

WHO 2011. Use of Glycated Hemoglobin (HbA1c) in the Diagnosis of Diabetes Mellitus. 38

TERIMA

KASIH

39