menjadikan pangan dan energi sebagai - mutuhijau.com...5/19/2017 2 kondisi kemarau juli-okt 2015 di...
Post on 11-Feb-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/19/2017
1
TATA KELOLA AIR LAHAN BASAH UNTUK MENDUKUNG
PRODUKTIVITAS TANAMAN dan
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
oleh Prof. Dr. Robiyanto H Susanto, M.Agr.Sc
Universitas Sriwijaya Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir
FGD PP 71 2014 Jo PP57 2017: Fungsi Ekonomi, Sosial, Lingkungan pada Ekosistem Gambut
Jakarta, Hotel Four Season, 18 Mei 2017
Makna “sumber perebutan” dalam pernyataan tersebut adalah sebuah peringatan bahwa pangan akan menjadi alat diplomasi politik (bahkan saling menekan) dalam hubungan antar Negara.
Negara yang menguasai pangan akan memainkan peran, sebaliknya Negara yang tergantung pangan dari Negara lain akan “dimainkan”.
Pada kesempatan itu Bung Karno melakukan gong politik pangan sebagai upaya menggelorakan semangat pemuda sebagai pelopor pangan dengan melakukan intersepsi ke perdesaaan membangun dan memperluas varian benih padi, dan memperluas bibit-bibit tanaman pangan.
2
Pembukaan IPB, 1963
menjadikan pangan dan energi sebagai
5/19/2017
2
Kondisi Kemarau Juli-Okt 2015
di dua Lokasi
berbeda di Sumsel
Lahan terlantar, tidak produktif, tidak ada pembiayaan, tidak diurus, tidak jelas legalitas, konflik, tiap tahun terbakar
Lahan produktif, dibiayai legal, tidak konflik, dirawat & dijaga, menghasilkan uang
5/19/2017
3
Peat Thickness in JAMBI area – BpDAS Btg Hari 2011
SUMBER WETLAND 2010
5/19/2017
4
JML HOTSPOTS 1 JAN SD 26 SEPT
PROVINSI 2014 2015 %-TASE
RIAU 4.256 1.827 42,93
JAMBI 1.027 1.521 148,10
SUMSEL 1.985 2.073 104,43
KALBAR 4.850 2.536 52,29
KALTENG 3.434 3.063 89,20
KALSEL 824 681 82,65
16.376 11.701 71.45
INDONESIA 23.595 15.866 67,24
7
Upaya pemadaman waterbombing, (perlu pernyataan Gub)
Riau 24,0 juta liter
Sumsel 18,6 juta liter
Jambi 3,29 juta liter
Kalbar 3,23 juta liter
Kalsel 3,32 juta liter
Kalteng 650 ribu liter.
8
5/19/2017
5
Selain itu juga dilakukan teknik modifikasi cuaca atau hujan buatan, masing-masing (perlu pernyataan Gubernur Pemprov):
134 ton di Riau;
64,3 ton di Sumsel;
2,4 ton di Jambi;
35 ton di Kalbar;
2,4 ton di Kalteng.
Apakah efektif ? Biaya nya mahal …..
9
UPAYA PEMADAMAN API
PULAU RUPAT SIAK DAN
DUMAI KAMPAR
10
Apakah langkah kita sudah tepat ? Apakah ini lebih murah dari menjaga jangan terjadi ?
5/19/2017
6
FOTO KALSEL
11
FOTO KALTENG
12
5/19/2017
7
5/19/2017
8
Musim Hujan, Tumbang Nusa Banjir
Evakuasi sebagai Jalan Akhir ??
5/19/2017
9
DAMPAK PENGELOLAAN GAMBUT YANG TIDAK LESTARI –
KEBAKARAN HUTAN DAN GAMBUT
Kerugian ekonomi sebesar
Rp221 triliun,
Pembatalan
penerbangan,
perkantoran
diliburkan dan
aktivitas ekonomi
berhenti (Bank
Dunia).
Sekitar 504.000
orang di enam provinsi terkena infeksi saluran pernafasan akut, dan
12 warga meninggal
(Kemkes).
Meningkatkan emisi gas rumah kaca
15,95 juta ton emisi CO2/hari
Standar pencemaran udara pada tingkat berbahaya
5 juta siswa
sekolah diliburkan
Hilangnya berbagai habitat kehati seluas
2,6 juta
hektar
Permasalahan Serius Dalam Konteks Pembangunan Nasional
Sumber: BAPPENAS, 2017
17
Ganoderma telah menyerang 30% dari pohon sawit di sebuah konsesi perkebunan sawit Kab. Madina
Kebun sawit kebanuiran di Pelalawan Riau
5/19/2017
10
Indikator Subsidence : Pokok Sawit Miring
(Pelalawan, Riau & Jambi)
Sumber Suryadiputra ( Feb 2014)
Sumber Dian Afriyanti (Jambi, 2013) Sumber WII (Mamuju Sulbar Feb 2010)
Sumber Suryadiputra (Riau 2008)
Dampak Subsidence Terhadap Perkebunan Sawit
Kebun sawit
tergenang di
Pelalawan Riau.
Foto @
Suryadiputra
Feb 2015
Subsidence
menyebabkan
depresi lahan
gambut akhirnya
tergenang.
Kerumutan, Riau
Foto:
Suryadiputra Feb
2015
Sumber Suryadiputra ( Feb 2015)
Sumber Suryadiputra ( Feb 2015)
5/19/2017
11
Tabel 1. Distribusi lahan rawa di Indonesia dan luas yang dikembangkan dengan bantuan pemerintah
Lokasi
Total Lahan Rawa Secara Nasional Total Lahan Yang
Sudah Dikembangkan
Pasang
Surut (Ha)
Lebak
(Ha) Total (Ha)
Pasang
Surut (Ha)
Lebak
(Ha) Total (Ha)
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua
6.604.000
8.126.900
1.148.950
4.216.950
2.766.000
3.580.500
644.500
6.305.770
9.370.000
11.707.400
1.793.450
10.522.720
691.704
694.935
71.835
-
110.176
194.765
12.875
23.710
801.880
889.700
84.710
23.710
20.096.800 13.296.770 33.393.570 1.458.474 341.526 1.800.000
Sumber : Dit. Rawa dan Pantai, Ditjen Pengairan, Departemen PU, 2009
IP100 ………> IP200 .....> IP300, MT1 mencapai 7 - 8 ton GKP/ha
Karena 3 pilar :
a) Perbaikan infrastruktur pengelolaan air, b) Aplikasi teknologi pertanian, dan c) Pemberdayaan kelompok tani/ P3A untuk OP jaringan pengairan
Hidrologi Daerah Aliran Sungai serta Terbentuknya Rawa Gambut (Lowlands)
Gambar . Tipe-tipe lahan basah/ daerah rawa menurut definisi Ramsar (Davies et al, 1995)
5/19/2017
12
Outline 4
PRASYARAT TATA AIR LAHAN GAMBUT
1. Kondisi Provinsi, Tata Ruang dalam Daerah Aliran Sungai
2. Pemahaman Lokasi Terbakar – Problem Tree
3. Hidrologi – Hujan, Pasang Surut, Sistim Drainase
4. Topografi, Hidrotopografi, Tata Guna Lahan/ Land-Use, KHG
5. Kondisi Lahan, Sebaran dan Kedalaman Gambut
6. Kedalaman Muka Air Tanah (Water Table)
7. Tata Kelola Air (Water Management)
8. Kondisi Sosial-Ekonomi, Tenurial, Lively-hood,
9. Kelembagaan, Penegakan Hukum, dan Peningkatan Kapasitas
10. Kordinasi dan Peran Multi Pihak: ABGCP
11. Keberlanjutan Program – terInstitusionalisasi dan simultan di
7 provinsi KARHUTLAH dan Provinsi Lain (not Project)
CONSERVATION OF NATURAL RESOURCES WITHIN THE LOWLANDS AND COASTAL AREAS
5/19/2017
13
LANDSAT IMAGE OF THE SEMBILANG NATIONAL PARK
Sembilang
Terusan Dalam
S>Merang
SUNGSANG
Lowland-Wetland Ecosystem – Biodiversity in South Sumatra
Mangrove forest: ± 90.00 ha
(estuarine mangrove, with more
then 20 small rivers menadering
within the areas)
Migratory birds nesting place
Areas for wildlife, such as: Sumatran
Tiger, Estruary crocodile, Tree tiger,
etc..
Sources of fishery for
the nearby areas
5/19/2017
14
Migratory Birds Monitoring Documentation November 2010, Location : Banyuasin Peninsula
Ekowisata di Hutan Rawa Mangrove
5/19/2017
15
TECHNOLOGY &
WAY OF LIFE ADAPTATION TO THE LOWLAND-COASTAL AREAS ENVIRONMENT
Coastal areas as source of fishery
Panjang garis pantai 275 km
Kawasan pengelolaan laut sesuai PP25/2000 mencapai 1.765 km²
5/19/2017
16
Aquaculture
5/19/2017
17
Animal Husbandary
Paddy floating nursery at the upland swamps (lebak)
5/19/2017
18
Eco-tourism – indegeneous knowledge
Transportation
5/19/2017
19
Community health service
Adapted Management: Paddy floating nursery at the
upland swamps (lebak)
5/19/2017
20
Adapted management : not rubber which need drainage but jelutung
Not rubber!
but jelutung on
5-8 m peat (Jambi)
CHALLENGES : WORLD POPULATION
http://en.wikipedia.org/wiki/Image:World_population.PNG
5/19/2017
21
Population - Paddy Production – Consumption : iNDONESIA
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
1950 1970 1990 2010 2030 2050
Population - Paddy Production - Paddy Consumption
Population (Million) Paddy Production Paddy Consumption
Pad
dy
(millio
n t
on
)
Population Production/Consumption
Po
pu
lati
on
(millio
n)
5/19/2017
22
MODIFIED LOWLAND ENVIRONMENT FOR SETTLEMENT &
FOOD PRODUCTION
Memerlukan: + 7 steps
Survey, Investigation, Design, Land Aqcuisition., Construction, Operation, Maintenance
Pilihan ketiga dan merupakan upaya terakhir yaitu kita merubah Kondisi Alam dan Lingkungan Rawa (MODIFIED LOWLAND
ENVIRONMENT FOR SETTLEMENT,
FOOD PRODUCTION, SUSTAINABILITY)
5/19/2017
23
Level DAS Musi
Level Ekosistim
Level Sub-Das Merang-Kepahiyang
Level Sistim Drainase
Level Akar Tanaman
Tata Kelola Air (Water Management)
Hidrotopografi, Tata Guna Lahan/ Land-Use, KHG
Gambar . Zonasi daerah rawa lebak berdasarkan tingkat ketergenangan Lahan (Ditjen Pengairan, DPU, 1996)
5/19/2017
24
Terbentuknya Delta dan Daerah Rawa Pasang Surut
Gambar . Hidrotopografi lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut : Kategori I (tipe A), Kategori II (Tipe B), Kategori III (Tipe C), dan kategori IV (Tipe D) (Ditjen Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1996).
Lowland Development in South Sumatera
5/19/2017
25
Lowland Development in Jambi Province
Lowland Development in South Kalimantan
Danda Besar
Terantang Jejangkit
Belandean
Tabunganen
Jelapat
Sei Muhur
Sei Seluang
Barambai Belawang
5/19/2017
26
Rawa Reklamasi Pasang Surut untuk Tanaman Pangan
Total luas areal yang telah direklamasi sampai tahun 2010 ini adalah 373.000 ha (BSWVIII, 2010), diantaranya di: Delta Upang
(8.423 ha), Cinta Manis (6.084 ha), Delta Telang I (26.680 ha), Delta Telang II (13.800 ha), Delta Saleh (19.090 ha), Air Sugihan Kiri
(50.470 ha), Air Sugihan Kanan (31.140 ha), Pulau Rimau (40.263 ha), Karang Agung Hulu (9.000 ha), Karang Agung Tengah
(30.000 ha) dan Karang Agung Hilir (20.317 ha)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin, 2013
DISTRIBUSI PDRB KABUPATEN BANYUASIN MENURUT LAPANGAN USAHA ADHB DENGAN MIGAS TAHUN 2014
5/19/2017
27
No Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1 Padi 191.448 812.194
2 Jagung 6.966 26.040
3 Kedelai 213 317
4 Kacang Tanah 255 316
5 Kacang Hijau 193 256
6 Ubi Kayu 2.181 34.093
7 Ubi Jalar 551 3.888
KONTRIBUSI PRODUKSI PADI BANYUASIN
TERHADAP SUMATERA SELATAN TAHUN 2010
BPS Kab. Banyuasin TAHUN 2012
Sumber Data : Dinas Pertanian dan Perternakan Tahun 2012
Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Kondisi Musim Kemarau 2015 (kanan) dan Musim Hujan (kiri)
5/19/2017
28
Kondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/Musim di Telang - Saleh – Tahun 2009 (Community based development)
5/19/2017
29
Tanaman Semangka
Kegiatan Panen Semangka
5/19/2017
30
Prontok Jagung ber-Kelobot
5/19/2017
31
jembatan, pintu, saluran
di daerah reklamasi rawa
sebelum di upgrade
setelah di upgrade
Pola Pemukiman dan Penataan Ruang
5/19/2017
32
Tata Air Rawa untuk tujuan:
Tanaman Pangan
Padi, Semangka, Jagung,
Kelapa Dalam,
Sagu,
Pinang, Rotan,
Tales, Nanas
Kelapa Sawit,
Hutan Tanaman Industri
Perikanan
Peternakan – Kerbau Rawa
5/19/2017
33
Tata Air di Lahan Basah ada 5 :
1. Konservasi
2. Adaptasi - menyesuaikan
3. Modifikasi terencana - merubah
4. Modifikasi tidak terencana
5. Revitalisasi – penataan ulang (PP 71 2014 jo PP57 2016 – Permen LHK 14, 15, 16, 17)
Water table profile under modified rooting zone condition
(with surface or subsurface drainage systems) (Skaggs, 1990c)
Consideration on topography and natural layout for the drainage systems
development (contour) (Skaggs, 1990d)
5/19/2017
34
Water Balance Components Within the Root Zone
Sebaran kelembaban tanah pada
kondisi muka air tanah tinggi dan
permukaan lahan yang tidak rata
(Skaggs, 1990a)
Perkembangan akar tanaman pada
kondisi muka air tanah dangkal (kiri,
30 cm dari permukaan tanah) dan
muka air tanah dalam (kanan, 60 cm
dari permukaan tanah) (Skaggs,
1990b)
5/19/2017
35
RAWA PASANG SURUT
Pola hujan bulanan di Jambi-Sumsel dan Riau
Perioda Juni – Agustus akan lebih kering dari perioda Februari - Maret
5/19/2017
36
Pasang Surut Sungai Musi
Agustus 2004 - Juli 2006
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.08
/1/2
00
4
9/1
/20
04
10
/1/2
00
4
11
/1/2
00
4
12
/1/2
00
4
1/1
/20
05
2/1
/20
05
3/1
/20
05
4/1
/20
05
5/1
/20
05
6/1
/20
05
7/1
/20
05
8/1
/20
05
9/1
/20
05
10
/1/2
00
5
11
/1/2
00
5
12
/1/2
00
5
1/1
/20
06
2/1
/20
06
3/1
/20
06
4/1
/20
06
5/1
/20
06
6/1
/20
06
7/1
/20
06
Waktu (hari)
Tin
gg
i Mu
ka
Air
(c
m)
Pasang Surut
Fluktuasi Muka Air Tanah terkait amblesan gambut, sirkulasi air, keasaman tanah dan air, lapisan potensi sulfat masam, kebakaran hutan dan lahan, optimalisasi lahan
5/19/2017
37
Sistim Drainase : Alami dan Buatan kondisi makro- DAS meso- mikro - Lahan TATA AIR
Tata Guna Lahan/ Land-Use
5/19/2017
38
Kesatuan Hidrologis Gambut
(KHG)
sebagai basis pengelolaan
Fungsi Lindung
Fungsi Penyangga Fungsi Budidaya
Kondisi Lahan, Sebaran, Kedalaman Gambut
5/19/2017
39
Survai Tanah Mineral dan Gambut - Pemetaan
Kondisi vegetasi rawa di lokasi
Desa Pedamaran.
Pengeboran dititik 47, vegetasi
dominan kumpai&purun, kedalaman
gambut 3,5 m, karakteristik
kematangan saprik-hemik
Kondisi lahan rawa yang
terbakar
Lokasi survey yang ditanami padi
sonor Perkampungan nelayan
Jungkal Pengeboran di titik 77, vegetasi
dominan pakis&perpat, kedalaman
3,5 m, karakteristik kematangan
saprik-hemik
5/19/2017
40
Peta lokasi dan titik pengamatan kegiatan survai gambut Kecamatan Pedamaran – Pampangan
Kedalaman Gambut
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Titik Pengeboran (500 m)
Kete
bala
n G
am
bu
t (m
)
-8,00
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
Titik Pengeboran (500 m)
Kete
bala
n G
am
bu
t (m
)
Tanjung Serang – Talang Seridang Tujuh
Pedamaran I – Jungkal
5/19/2017
41
Grafik Kedalaman Gambut
-6,00-5,00-4,00-3,00-2,00-1,000,00
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Titik Pengamatan
Ke
da
lam
an
Ga
mb
ut
Grafik Kedalaman Gambut Penyabungan – Lebung Hitam
-8,00
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657
Titik Pengamatan
Ked
alam
an G
amb
ut
Grafik Kedalaman Gambut Sugihan –Lebung Gajah
5/19/2017
42
Hot-spots in lowlands as recorded by sattellite
Lokasi Penelitian
• Kecamatan Tulung Selapan kab OKI • Jalur Air Sugihan Lebung Gajah • Penyabungan Lebung Hitam
5/19/2017
43
vegetasi pakis dan perpat di titik 79 jalur Penyabungan – Lebung Hitam setahun
setelah terbakar
Tanaman gelam yang tidak terbakar dititik 4 jalur Air Sugihan
– Lebung Gajah
vegetasi pakis di titik 77 jalur
Penyabungan – Lebung Hitam
JEJAK KEBAKARAN
Kebakaran terjadi oleh kegiatan penduduk setempat yang membuka lahan untuk pengembangan perkebunan atau penanaman kelapa sawit
5/19/2017
44
Grafik Kedalaman Gambut
-6,00-5,00-4,00-3,00-2,00-1,000,00
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Titik Pengamatan
Ke
da
lam
an
Ga
mb
ut
Grafik Kedalaman Gambut Penyabungan – Lebung Hitam
-8,00
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657
Titik Pengamatan
Ked
alam
an G
amb
ut
Grafik Kedalaman Gambut Sugihan –Lebung Gajah
Permukaan Lahan
KETERANGAN :
= Muka Air Tanah (MAT) di Lahan
= Muka Air Saluran (MAS) di Saluran Air/Drainase
Ekstrim Rusak
Sanksi Hukum
Rusak
Pembinaan
Bulan Kering (Kemarau)
5/19/2017
45
Pengelolaan Muka Air Tanah – MAT (Water Table Management) dan Tata Saluran : Definisi, Metoda, Analisis; Drainase bebas (free drainage), drainase terkendali (controlled drainage) dan irigasi bawah permukaan (sub-irrigation)
Grafik Kedalaman Gambut
-6,00-5,00-4,00-3,00-2,00-1,000,00
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Titik Pengamatan
Ked
alam
an G
ambu
t
Grafik Kedalaman Gambut Penyabungan – Lebung Hitam
-8,00
-7,00
-6,00
-5,00
-4,00
-3,00
-2,00
-1,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657
Titik Pengamatan
Ked
alam
an G
amb
ut
Grafik Kedalaman Gambut Sugihan –Lebung Gajah
5/19/2017
46
Kedalaman Muka Air Tanah (Water table) – Pilihan Basah atau Kering ?
Muka air tanah di lahan peralihan antara LU I dan LU II pada petak tersier 4, P10-2S periode Agustus
2004-Oktober 2006
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1
Hari ke-
kedala
man m
uka a
ir tan
ah
Muka air tanah di di LU II pada petak tersier 12, P10-2S periode Agustus 2004-Oktober 2006
-1.600
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
0.400
1 31 61 91 121 151 181 211 241 271 301 331 361 391 421 451 481 511 541 571 601 631 661 691 721 751 781 811
Hari ke-
kedala
man m
uka a
ir tan
ah
Berapa kedalaman muka air tanah yang ingin dijaga ? - 40 cm … PP Gambut ? Pedum Tata Kelola Air KLHK 2015
Peralatan Monitoring Muka Air Tanah/ Saluran
Pipa berlubang (Wells)
dan
Papan duga (Pieschaal)
5/19/2017
47
Fluktuasi Muka Air Tanah di P10-2S Delta Saleh
Agustus 2004 - Juli 2006
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200
8/1
/20
04
9/1
/20
04
10
/1/2
00
4
11
/1/2
00
4
12
/1/2
00
4
1/1
/20
05
2/1
/20
05
3/1
/20
05
4/1
/20
05
5/1
/20
05
6/1
/20
05
7/1
/20
05
8/1
/20
05
9/1
/20
05
10
/1/2
00
5
11
/1/2
00
5
12
/1/2
00
5
1/1
/20
06
2/1
/20
06
3/1
/20
06
4/1
/20
06
5/1
/20
06
6/1
/20
06
7/1
/20
06
Waktu (hari)
Ke
da
lam
an
Mu
ka
Air
Ta
na
h (
m)
OT4.4 OT12.4
jembatan, pintu, saluran
di daerah reklamasi rawa
sebelum di upgrade
setelah di upgrade
5/19/2017
48
Hotspot, Firespot, Kebakaran Hutan dan Lahan, Restorasi Gambut
Inpres 1 tahun 2016,
Badan Restorasi Gambut
Target restorasi gambut 2016-2020,
Peta indikatif Restorasi Gambut
Pemahaman Lokasi Terbakar – Problem Tree
Lokasi titik api dan daerah terbakar relatif sama dari tahun ke tahun yg menandakan masalah nya tetap belum selesai selama bertahun tahun …….masyarakat tetap tidak sejahtera
2006 2002 1997
5/19/2017
49
Kelembagaan, Gakum, dan Peningkatan Kapasitas
INPRES 11 tahun2015
PP Gambut – 71/2014
Edaran Menteri KLHK 3 Nov 2015: Larangan pembukaan lahan gambut
Instruksi Sekjen KLHK 5 Nov 2015: Pengelolaan Lahan Gambut
……………………dst
Rencana Kerja Badan Restrorasi Gambut
Merubah paradigma Penanggulangan ke Pencegahan – Lively Hood …masyarakat
……………………..dst
5/19/2017
50
Penentuan Titik Pantau Muka Air Tanah, Pengamatan dan Analisis Data: Maksud dan Tujuan, Metoda dan Cara Kerja, Analisis Hasil Pemantauan
Jaringan Reklamasi untuk Tata Air
perlu:
survey investigation
designland acquisition contruction operation maintenance costly
5/19/2017
51
Lahan Inti Kebun Sawit dikelola dengan baik dan
berproduksi
Lahan Masyarakat Plasma
Tak ada informasi Lengkap
Potensi Terbakar Tinggi
PP-71 jo PP57: - 40 cm (SEW-40) Analisis Data Fluktuasi Muka Air Lahan secara rentang waktu (Time Series) dan keruangan (Spatial)
5/19/2017
52
PENGUKURAN MUKA AIR
DI LAHAN
5/19/2017
53
PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR TANAH (MAT) PADA LAHAN GAMBUT BUKAN PADA KANAL
CARA : MANUAL
SEMI OTOMATIS OTOMATIS
5/19/2017
54
1 kompartemen
= 1 lokasi
pemantauan
1 kompartemen =
1 lokasi
pemantauan
Pengukuran muka air tanah dilakukan pada titik penaatan yang telah ditetapkan.
Penentuan titik penaatan harus didasarkan pada karakteristik lahan, topografi, zona pengelolaan air, kanal dan/atau bangunan air.
SEBARAN Lokasi pemantauan mewakili 15% (lima belas per seratus) dari luas keseluruhan area konsesi
SEW-40 BULANAN HIDROTOPOGRAFI B
Tata Kelola Air: Konsep SEW-40
5/19/2017
55
SEW-40 HARIAN HIDROTOPOGRAFI B
Tata Kelola Air: Konsep SEW-40
SEW-40 BULANAN HIDROTOPOGRAFI C
Tata Kelola Air: Konsep SEW-40
5/19/2017
56
SEW-40 HARIAN HIDROTOPOGRAFI C
Tata Kelola Air: Konsep SEW-40
HASIL PERHITUNGAN SEW-40
Tata Kelola Air: Konsep SEW-40
Parameter SEW-40 Harian SEW-40 Bulanan
HIDROTOPOGRAFI B:
MAT tertinggi (cm dari permukaan lahan) +10,6 +0,6
MAT terendah (cm dari permukaan lahan) -51,4 -46,4
Frekuensi genangan air di lahan 59 16,16 % 1 8,33 %
Frekuensi kedalaman MAT kurang dari 40 cm 355 97,26 % 11 91,67 %
Frekuensi kedalaman MAT lebih dari 40 cm 10 2,74 % 1 8,33 %
HIDROTOPOGRAFI C:
MAT tertinggi (cm dari permukaan lahan) +4,3 -8,7
MAT terendah (cm dari permukaan lahan) -80,7 -78,7
Frekuensi genangan air di lahan 7 1,92 % 0 0 %
Frekuensi kedalaman MAT kurang dari 40 cm 150 41,10 % 3 25 %
Frekuensi kedalaman MAT lebih dari 40 cm 215 58,90 % 9 75 %
5/19/2017
57
5/19/2017
58
Diskusi Tata Air dgn District Manager HTI Jambi dan Sumsel Desember 2013 di Sumsel
Peninjauan Lapangan dan Diskusi di areal PT SHP – Sumsel (tahun 2015 – tidak terbakar dan aman dari api)
5/19/2017
59
Pulp Wood Development – Sinarmas Forestry Jambi, July 19-22, 2011
Dikusi dan Kunjungan ke RD - PT WKS Jambi – Agustus 2013
5/19/2017
60
Sosialisasi di Muara Sugihan
Suasana Kegiatan Sosialisasi
5/19/2017
61
Multi
stakeholders
partisipation on
Integrated
Lowland
Development in
Banyuasin
district, South
Sumatra
PERUM BULOG Dep. PU
Universitas Sriwijaya Institut Pertanian
Bogor
Departemen
Pertanian
Jerman
Batan Balit Padi PolyAgro
Pemkab Banyuasin
Malaysia Jepang Belanda
Komisi II DPR-RI
China Australia & Korea
BPTP Sumsel- Deptan
INS
Komisi III DPR-RI
Penjelasan tentang Daerah Rawa, Telang I, Banyuasin, 24 Maret 2003
Presiden Republik Indonesia
5/19/2017
62
Kunjungan Komisi IV DPR RI Februari 2015 ke KTM Telang
Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin, South Sumatra
15 groups of 3 stdns from
UGM
IPB
Unpad
UNS
Unila
Unja
Usu
Unri
Unlam
5/19/2017
63
Diploma Awarding DD3 - Master on Integrated Lowland Development and Management, Unesco-IHE, February 2012
INTEGRATED LOWLAND DEVELOPMENT & MANAGEMENT IN
SUMSEL, JAMBI, RIAU, KALBAR, KALTIM, KALSEL, KALTENG, KALTARA
5/19/2017
64
127
KONSEP PEMULIHAN EKOSISTEM
GAMBUT
RESTORASI
REVITALISASI
LAW & ORDER
REHABILITASI
FUNGSI HIDROLOGIS
Sekat kanal
Penimbunan kanal
Pemompaan?
Sumur bor?
KEMANDIRIAN
Pertanian
Perikanan
Peternakan
Hasil hutan non kayu, dll
PENGATURAN
Kelembagaan
Insentif-disinsentif
Penegakan hukum
VEGETASI
Suksesi alami
Revegetasi
Silvikultur
Paludikultur
Agroforestri
FAHAMI KONSEPNYA
128
RUMAH
2 1
3
4
6
5
7
LADANG
Sayur & buah
AGROFORESTRI &
PETERNAKAN
PRODUK NON KAYU &
PRODUK KAYU
KOLAM IKAN
GAMBUT FUNGSI LINDUNG
CONTOH DESAIN PENATAAN PEMANFAATAN RUANG DI EKOSISTEM GAMBUT
5/19/2017
65
FAKTOR KEBERHASILAN DALAM PELAKSANAAN PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT
SINERGI PARA PIHAK
MASYA RAKAT
SETEMPAT
FASILI TATOR
UNIVER SITAS
KERJASAMA ANTARA KLHK, UNIVERSITAS, FASILITATOR, PEMDA DAN MASYARAKAT SETEMPAT
SKEMA:
MOU ANTARA KLHK DAN UNIVERSITAS
PEREKRUTAN FASILITATOR DARI DAERAH SETEMPAT OLEH UNIVERSITAS
PELATIHAN FASILITATOR OLEH KLHK
PENYUSUNAN RKM OLEH MASYARAKAT BERSAMA FASILITATOR
PEMBUATAN SEKAT KANAL
IKLH GAMBUT PEMULIHAN
RPPEG APA YANG
KITA PUNYA
130
5/19/2017
66
Penutup
Walaupun pengertian lahan basah sangat luas, namun ada hal yang menjadi pemersatu (common denominator) yaitu air sebagai pengendali watak dan perilaku lahan.
Untuk itu kuasailah ilmu nya untuk mempermudah pekerjaan Bapak/ Ibu
top related