meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui...
Post on 05-Jun-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI
PEMBELAJARAN SAINS PADA KELOMPOK B DI TK AISYIYAH
SANGGIR, PAULAN, COLOMADU, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
DisusunOleh ;
EVY SETYOWATI
A520100040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI
PEMBELAJARAN SAINS PADA KELOMPOK B DI TK AISYIYAH
SANGGIR, PAULAN, COLOMADU, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
Evy Setyowati, A.52010040, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta:
2014, 76 Halaman.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui pembelajaran sains pada kelompok B di TK Aisyiyah Sanggir, Paulan, Colomadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. Subyek penelitian anak kelompok B dengan jumlah anak 26 terdiri dari 12 laki-laki dan 14 perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini bersifat kolaborasi antara peneliti dan guru. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus yang terdiri dari 6 pertemuan, dalam 1 siklus 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan adalah kemampuan kognitif dan penggunaan pembelajaran sains.Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan teknik analisa komperatif dengan cara membandingkan kemampuan anak dengan indikator kinerja pada setiap siklus. Hasil penelitian dari kemapuan kognitif melalui pembelajaran sains sebelum ada tindakan pencapaian prosentase sebesar 35,57%, pada Siklus I prosentasenya sebesar 68,65%, yang atrinya kemampuan kognitif anak mulai berkembang, karena peneliti mentargetakan pada Siklus I sebesar 65%. pada Siklus II prosentasenya mencapai 86,42% yang artinya kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran sains sudah berkembang sesuai harapan, karena peneliti mentargetkan pada Siklus II sebesar 85%. Dengan hasil yang diperoleh membuktikan bahwa pembelajaran sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Aisyiyah Sanggir, Paulan, Colomadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2013/1014. Kata kunci : kemampuan Kognitif, Pembelajaran Sains
A. PENDAHULUAN
Menurut juwita dalam Yulianti (2010:9) menyatakan bahwa usia 4-
7 tahun merupakan usia anak prasekolah, pada masa itu anak
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pada masa itu terjadi
pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan.
Kemampuan kognitif sangat penting dikembangkan karena dalam
kehidupan manusia tidak terlepas dari kemampuan berfikir. Pada dasarnya
sejak usia dini, manusia sudah memiliki kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan tersebut merupakan kemampuan kognitif yang harus
dikembangkan sedini mungkin. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap benda yang ada disekitarnya. Sehingga anak berusaha
mencari tahu apa yang mereka lihat dan apa yang mereka ketahui dengan
memberikan pembuktian dan berusaha menyimpulkan. Melalui
pembelajaran sains anak diberikan kesempatan untuk melakukan
percobaan sendiri dan anak dapat melakukanya melalui lingkungan sekitar
anak. Menurut Orlich dalam Sumaji (2007:118) pembelajaran sains
disekolah diharap memberikan berbagai pengalaman pada anak yang
mengizinkan mereka untuk melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang
relevan, anak juga didorong untuk memberikan penjelasan atas
mengamatan mereka.
Pembelajaran sains merupakan salah satu kegiatan yang
menyenangkan sehingga tidak membosankan bagi anak. Karena dalam
pembelajaran sains anak diberi kesempatan untuk terlibat langsung dan
dapat menggali rasa ingin tahu anak. Program pendidikan yang dapat
memberikan pengalaman yang menarik bagi anak melalui kegiatan
bereksplorasi. Dalam pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan
anak untuk melatih kemampuan berfikir.
Pembelajaran di TK Aisyiyah Sanggir di aspek kognitif pada lingkup
perkembangan pengetahuan umum dan sains kelompok B sesuai dengan
kemampuan yang harus dicapai anak antara lain pengetahuan mengenal
warna, ukuran, membedakan bentuk, mengurutkan pola, membedakan
bermacam-macam rasa, mengenal sebab akibat, dan anak mulai bisa
menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur atau biji-bijian ditanam
dengan bahasa yg sederhana,konsep-konsep itu merupakan dasar bagi
pembelajaran kognitif.
Pada kenyataanya anak-anak kelompok B TK Aisyiyah Sanggir
terdapat banyak anak yang kemampuan kognitifnya masih rendah terdapat
73,07 % sebanyak 19 anak dari 26 anak. Dan yang memiliki kemampuan
kognitif hanya 26.92 % sebanyak 7 anak dari 26 anak. Banyak anak-anak
yang ketika diminta untuk menjawab pertanyaan tentang konsep-konsep
sederhana seperti membedakan rasa, pencampuran warna, mengenai
magnit anak masih banyak yang binggung. Kondisi ini disebabkan karena
faktor keterbatasan sarana dan prasarana, guru juga masih melakukan
proses belajar bersifat informasi sepihak dengan metode ceramah dan guru
cenderung memberikan tugas melakui lembar kerja. Sehingga anak tidak
diberi kesempatan untuk mempraktekkan sendiri.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Sanggir untuk
meningkatkan kemampuan kognitif melalui pembelajaran sains, agar
memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dan anak dapat
bereksplorasi.
Berdasarkan masalah di TK Aisyiyah Sanggir, maka peneliti mencari
solusi untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan menggunakan
pembelajaran sains. Peneliti menggunakan pembelajaran sains karena
untuk melatih berfikir anak, dan menjadikan pembelajaran yang
menyenangkan, agar anak mau mengungkapkan pendapatnya secara
sederhana apa yang mereka ketahui dan mereka lihat, dan memberikan
pengalaman secara nyata bagi anak. Maka peneliti mengadakan penelitian
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui
Pembelajaran Sains pada kelompok B di TK Aisyiyah Sanggir, Paulan,
Colomadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Sanggir yang
beralamatkan di desa Sanggir, kelurahan Paulan, kecamatan Colomadu,
kabupaten karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B.
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014 dilakukan pada
semester genap. Penelitian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan dilakukan pada bulan Januari 2014.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan(action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya (Arukinto, 2006:58). Menurut Darmadi (2011:4) penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisasi sesuatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari
mengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses
orang lain. Dimana pada penelitian ini menggunakan subyek 1 kelas
dimana dalam satu kelas ini akan diberi tindakan melalui pembelajaran
sains yang diharap dapat mengatasi masalah yang dihadapi saat ini yaitu
rendahnya kemampuan kognitif anak.Dalam penelitian ini yang bertindak
sebagai subyek adalah kelompok B TK Aisyiyah Sanggir kelurahan
Paulan, kecamatan Colomadu, kabupaten Karanganyar. Dengan jumlah
anak 26 diantaranya 14 perempuan dan 12 laki-laki . Dengan jumlah kelas
1 kelas pada kelompok kelompok B. Terdapat 2 guru yang mengajar di
kelompok B di TK Aisyiyah Sanggir.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kemampuan kognitif
dan penggunaan pembelajaran sains :
1. Kemampuan Kognitif
Untuk mengetahui kemampuan kognitif melalui pembelajaran sains
pada penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi yaitu dengan cara mengamati secara langsung pada setiap
proses pembelajaran. Pengamatan pada kemampuan kognitif anak
dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. Indikator pada
penelitian ini mengacu pada indikator kemampuan kognitif dalam
Permendiknas No.58 tahun 2009.
2. Penggunaan pembelajaran sains
Data penggunakan pembelajaran sains, yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilannya adalah dengan melakukan observasi
yaitu mengamati secara langsung dengan jelas dan teliti tentang
pelaksanaan kegiatan. Proses pengamatan pada pelaksanakannya
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran sains ditujukan
kepada peneliti sebagai pelaksana penelitian. Hal–hal yang diamati
meliputi respon anak pada pembelajaran, kegiatan yang diberikan
dalam pembelajaran.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi,
catatan lapangan dan dokumentasi. Observasi ini meliputi pengamatan
pada kemampuan kognitif anak sesuai dengan indikator pencapaian
yang telah ditetapkan melalui penggunaan pembelajaran sains.
Observasi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yaitu
pedoman observasi. Pada catatan lapangan digunakan untuk mencatat
hal-hal yang terjadi pada pembelajaran sains. Dan dokumentasi
digunakan untuk menyimpan gambar pada saat pembelajaran
dilaksanakan.
Analisis data adalah teknik yang digunakan untuk
menganalisis data hasil penelitian yang membuktikan hipotesa yang
telah dirumuskan. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian
ini adalah menggunakan analisis komperatif dengan cara
membandingkan kemampuan rata-rata kemampuan anak dengan
indikator pencapaian pada setiap siklus.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif
anak melalui pembelajaran sains pada kelompok B di TK Aisyiyah
Sanggir, Paulan, Colomadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 Siklus, dengan jumlah pertemuan 6,
pada setiap Siklus terdapat 3 pertemuan. . Pencapaian prosentase
kemampuan anak sebelum dilakukan tidakan sebesar 35,58%, pada Siklus
I prosentasenya sebesar 68,65% yang artinya kemampuan kognitif anak
mulai berkembang, pada Siklus II prosentasenya mencapai 86,42% yang
artinya kemampuan kognitif anak sudah berkembang sesuai dengan
harapan.
Pembelajaran sains dengan melakukan percobaan sederhana
merupakan kegiatan yang baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif
anak karena dapat membantu anak untuk mengenal benda-benda yang
dilihat, mengetahui sebab akibat, menyimpulkan suatu kejadian dan
menceritakan apa yang sudah dilihatnya. Pembelajaran sains Anak
menjadi dapat berfikir dan berani untuk mencoba untuk membuktikan rasa
penasaranya, dengan pembelajaran sains dengan percobaan sederhana juga
dapat menumbuhkan rasa semangat anak yang besar.
Dalam penggunaan pembelajaran sains pada Siklus I peneliti
melakukan refleksi setelah melakukan observasi peneliti menyimpulkan
pada siklus 1, penerapan pembelajaran sains dalam membedakan rasa,
membedakan macam-macam suara, dan membedakan macam-macam bau,
dikatakan belum berhasil dari keseluruhanya. Anak senang dengan
pembelajaran ini karena anak terlibat langsung dan dapat mencobanya
sendiri dan anak mengenal alat permainan yang beragam,tapi ada anak
yang pasif, dan ada anak yang ketika ditanya anak masih binggung dan
hanya bengong, mungkin dikarenakan anak tidak mendengarkan apersepsi
dari guru sebelum melakukan kegiatan, dan anak masih banyak yang
bicara sendiri , tetapi banyak pula yang antusiasnya tinggi untu mencoba
sendiri karena penasaran dengan alat yang telah disiapkan oleh peneliti.
Dari keseluruhanya semua anak kemampuan kognitifnya ada yang belum
berkembang.Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I, maka
peneliti dan guru dapat merefleksi bahwa kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran sains menurut peneliti
dan guru hasilnya sudah meningkat tetapi kurang maksimal. Oleh karena
itu perlu adanya perbaikan guna mendapatkan hasil yang lebih baik untuk
siklus berikutnya.
Dalam penggunaan pembelajaran sains pada Siklus II peneliti
melakukan refleksi Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka
peneliti melakukan analisis data sesuai dengan yang sudah direncanakan
oleh peneliti. Setelah melakukan observasi peneliti menyimpulkan pada
siklus II, penerapan pembelajaran sains tenatang magnet, kaca pembesar
dan tenggelam, terapung, melayang. adapun analisis dari pelaksanaan
siklus II adalah anak sangat antusias dengan kegiatan yang diberikan,
karena anak belum pernah mencobanya dan anak menjadi mengetahui apa
yang telah dipraktekan dan yang telah dilihatnya, anak dapat lebih
bereksplorasi dengan leluasa, semangat anak dan konsentrasi anak pun
menjadi lebih fokus, karena adanya media pembelajaran yang menarik.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II maka
peneliti dan guru dapat merefleksi bahwa kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran sains menurut peneliti
dan guru hasilnya sudah mengalami peningkatan sesuai target yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mulai dari
Siklus I sampai dengan Siklus II menunjukan hasil yang meningkat pada
Siklus I mengasilkan 68,65%, pada siklus II menghasilkan 86,42%.
Dikarenakan menggunakan pembelajaran yang tepat dan mudah untuk
dimengerti oleh anak. Pembelajaran sains melalui percobaan sederhana
telah merangsang kemampuan kognitif anak. Kerena pembelajaran yang
diberikan kepada anak menarik dan di dukung dengan alat dan media
belajar yang menarik sehingga mendorong dan memberi kesempatan
kepada anak untuk lebih bereksplorasi dengan leluasa. Walaupun masih
ada anak yang belum mencapai indikator yang telah ditentukan oleh
peneliti.
Pada Siklus I peneliti menargetkan 65%, pada Siklus I sudah dapat
dikatakan meningkat karena pada Siklus I prosentase pencapaian mencapai
68,65%. Dan pada Siklus II juga sudah dikatakan meningkat karena
peneliti menargetkan prosentase pencapaian 85%, kemampuan kognitif
anak pada Siklus II mencapai prosentase 86,42%. Pencapaian prosentase
yang meningkat dapat disebabkan karena anak belum pernah melakukan
permainan sains yang telah diberikan oleh peneliti, sehingga antusias anak
menjadi tinggi, rasa ingin tahu anak yang tinggi, sehingga anak
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
melalui beberapa tindakan antaranya, tindakan Siklus I, Siklus II. Serta
dari hasil keseluruhan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. “ Pembelajaran sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada
kelompok B di TK Aisyiyah Sanggir, Paulan, Colomadu, Karanganyar
Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukan pada setiap tindakan dari
Siklus I sampai dengan Siklus II mengalami prosentase peningkatana
pada setiap siklusnya. Pencapaian prosentase kemampuan anak
sebelum dilakukan tidakan sebesar 35,58%, pada Siklus I
prosentasenya sebesar 68,65%, pada Siklus II prosentasenya mencapai
86,42%. Dengan demikian pembelajaran sains dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak pada kelompok B di TK Aisyiyah Sang,
Paulan, Colomadu, Karanganyargir Tahun Ajaran 2013/2014”.
2. Kemampuan kognitif yang dapat ditingkatan dengan pembelajaran
sains pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif dalam berfikir
kritis antara lain anak dapat membedakan fakta dan non fakta, anak
dapat mengambil keputusan dalam hasil percobaan, anak mampu
menjelaskan kesimpulan, anak mampu menjelaskan sebab akibat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka. Arifin, Zainal. 2011.Penelitian Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsini. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Bumi Aksara. Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Darsinah. 2011. Perkembangan Kognitif. Surakarta : Qinant. Habsari. Febri. 2013.”Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain
Bowling pada Anak Kelompok B RA Nurul Hikmah Banyurip Sragen Tahun Ajaran 2012/2013”(Skripsi S-1 Progdi PG-PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Handayani, Wahyu. 2012.”Upaya /meningkatkan Pembelajaran Sains Dengan
/media Gambar pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah Joton III Tahun Ajaran 2012/2013”(Skripsi S-1 Progdi PG-PAUD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Komalasari, Kokom. 2013.pembelajaran kontekstual.Bandung:refika Aditama.
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008.Cerdas Melalui Bermain.Yogyakarta : PT.
Gramedia
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta:Depdiknas.
Permendiknas. 2009.Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: depdiknas. Rismawati. 2010.Menstimulasi Perkembangan Otak dengan Permainan
.Yogyakarta: Pedagogia Sagala, syaiful. 2008. konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : alfabeta. Sujiono, yuliani, Nurani. 2004. Metode Pengembangan Kognitif.
Jakarta:universitas Terbuka.
Sumaji, Dkk. 2007. Pendidikan Sains Yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.
Yulianti, Dwi. 2010. Bermain sambil belajar sains. Jakarta: indeks.
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/18/pendekatan-dan-metode-pembelajaran-sains/. Diunduh pada hari Jumat, 15 November 2013 pada pukul 17.30 wib.
http://animeholic-animeforall.blogspot.com/2013/01/sains-untuk-anak.html Diunduh pada hari Selasa, 21 Januari 2014 pada pukul 21.57 wib
http://tentangpaud.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html Diunduh pada hari senin, 3 Maret 2014 pada pukul 20.12 WIB
top related