meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan

84
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR ULAR TANGGA DI TK MENTARI BONTOA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ST BINTANG MANGIRIANG 10545 11045 16 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

0

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR ULAR

TANGGA DI TK MENTARI BONTOA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ST BINTANG MANGIRIANG

10545 11045 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

i

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

ii

Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

iii

Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

iv

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

v

MOTO

Kesulitan bagaimana pekerjaan

Jika dihadapi dengan penuh kesungguhan

Diiringi doa dan harapan serta kesabaran

Insya allah kenyataan dan harapan akan tercapai

Karya ini saya kepada yang saya sayang

Kedua orang tua ku, suamiku dan mertua ku

yang mendoakan serta teman-teman ku dan

merindukan apa yang saya cita-citakan yang

senantiasa memberi Do’a demi keberhasilan

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

vi

ABSTRAK

St Bintang Mangiriang 2020.Meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan

menggunakan media belajar ular tangga Kelompok B Di Tk Mentari Bontoa.

Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Baharullah dan Sri Sufliati Romba.

Peneliti ini menelaah tentang Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak

Dengan Menggunakan Media Belajar Ular Tangga Di Tk Mentari Bontoa Pada

Kelompok B2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perkembangan berhitung anak diTaman Kanak-Kanak Mentari Bontoa melalui

penggunaan media belajar ular tangga. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan fokus penelitian yaitu media belajar ular

tangga dalam mengembangkan berhitung anak Di Taman Kanak-Kanak Mentari

Bontoa Kota Makassar. Subjek penelitian adalah anak didik yang berjumlah 10

anak didik, pengambilan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Hasil yang diperoleh verifikasi secara penelitian tindakan kelas.

Hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan reduksi data guna memperoleh

data yang akurat dan memperoleh tahap kepercayaan tinggi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan menggunakan media belajar ular tangga baik

menggunakan alat peraga tanpa alat peraga tersebut kemampuan berhitung anak

dapat berkembang hal ini terlihat pada saat ibu guru memainkan permainan media

belajar ular tangga ini .

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap pada

meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan media belajar

ular tangga. Dalam peningkatan kemampuan berhitung anak dengan

menggunakan media belajar ular tangga dalam pelaksanaan siklus I memperoleh

nilai skor keseluruhan 492 dengan hasil rata-rata 49,2% dengan kriteria

cukup/berkembang sesuai harapan (BSH). Pada siklus II mengalami peningkatan

sebesar dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 762 dengan hasil rata-rata

persentase 76% dengan kriteria cukup/berkembang sesuai harapan (BSH).

Perolehan persentase tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berhitung anak

dengan menggunakan media belajar ular tangga di kelompok B dengan kriteria

cukup yang telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 70%.

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kirimkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuas, karena

berkat rahmat, nikmat dan kehidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan media belajar

ular tangga diTaman Kanak-Kanak Mentari Bontoa Kota Makassar” dapat

diselesaikan. Penulisan ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh sebutan Sarjana Pendidikan dan menyelesaikan studi Program

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammdiyah Makassar.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

sahabat-sahabat Indriana Ruslan,Wahyuni Yahya,Siti Aisyah syafril,Asrita dan

Nuraeni Anwar baik materil maupun bersifat moril. Untuk itu, saya ucapkan

banyak terimah kasih yang mendalam kepada bapak Dr. Baharullah, M.Pd dan ibu

Sri Sufliati Romba, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan Skripsi ini. Selanjutnya

terima kasih juga kami haturkan kepada bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Tasrif

Akibat S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Bapak dan ibu Dosen pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar .

Kepala Sekolah, Guru, serta Staf di Lingkungan Taman Kanak-Kanak Mentari

Bontoa Kota Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penelitian selama ini. Suami, ibunda dan mertua yang telah memberikan kasih

sayang dan sumbangsih moril dan material, serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini. Seluru rekan mahasiswa PG PAUD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan

bantuan dan kerja samanya, baik dalam proses perkuliahan maupun dalam

penyusunan skripsi.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini, masih terdapat beberapa

kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun

senantiasa diharapkan demi kesempurnaan karya ini. Semoga segala bantuan yang

diberikan selama ini bermanfaat bagi penulis dan orang lain serta bernilai ibadah.

Amin.

Makassar , 20 November 2020

Penulis

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1 Gambar Media Ular Tangga.............................................................. 21

2.2 Gambar Kerangka Pikir .................................................................... 22

4.1 Gambar Media Belajar Ular Tangga ................................................ 41

4.2 Gambar Media Belajar Ular Tangga ................................................ 56

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung Anak Pada Siklus I Pertemuan Pertama ................. 37

4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung anak Pada Siklus I Pertemuan

Pertama ........................................................................................................ 30

4.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan Berhitung anak Pada Siklus I Pertemuan Kedua .................... 34

4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada Siklus I Pertemuan Kedua

..................................................................................................................... 45

4.5 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung anak Pada Siklus II Pertemuan Pertama ................ 52

4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Pada Siklus II Pertemuan

Pertama ........................................................................................................ 53

4.7 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung Pada Siklus II Pertemuan Kedua ..................................... 58

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada Siklus II Pertemuan

Kedua ................................................................................................. 60

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kisi-kisi Instrument

Kisi-kisi Instrument Penilaian anak dan guru

Kisi-kisi Instrument Penilaian aktivitas anak

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (Rpph)

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan I

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan II

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan I

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan II

Gambar Media Belajar Ular Tangga

Hasil Observasi Penilaian Anak (ceklis) dan Guru Siklus I dan Siklus II

Dokumentasi

Lampiran 2

Surat Pengantar Dari TU

Surat Pengantar Dari Lp3m

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ........................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ........................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7

1. Penelitian Relevan .................................................................... 7

2. Teori Bahasa ............................................................................. 10

3. Kemampuan Berbicara ............................................................. 19

4. Metode Sosiodrama .................................................................. 24

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

xii

B. Kerangka Pikir .............................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 34

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... 34

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 35

C. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 35

D. Desain dan Prosedur Penelitian ..................................................... 36

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

0

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ...................................... 38

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39

G. Indikator Keberhasilan .................................................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 41

A. Hasil Penelitian . ............................................................................. 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 43

C. Pembahasan . .................................................................................. 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 68

A. Simpulan ......................................................................................... 69

B. Saran ............................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 70

LAMPIRAN LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan ialah suatu proses belajar seseorang dimana ia akan

mendapatkan ilmu pengetahuan. Selain itu, fungsi Pendidikan yang lain adalah

untuk mengembangkan sikap, watak serta keterampilan untuk memasuki

kehidupan di hari esok dan pada masa yang akan datang. Menurut Undang –

Undang No.20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional Bab 11 pasal 3,

menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokrats dan memiliki tanggung jawab.

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki

karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun )

merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi seluruh

aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan yang sangat

pesat (eksplorasi).

Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan

lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua,

guru, pengasuh, atau orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak

memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi. Pengembangan potensi

yang sebenarnya telah dimiliki oleh setiap anak dan merupakan tujuan utama

dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Potensi yang dimaksud ialah

enam aspek perkembangan yang meliputi perkembangan nilai agama dan moral,

sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni. Pendidikan anak usia

dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal.

Salah satu aspek yang harus dikembangkan adalah aspek perkembangan

kognitif, seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2009

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

2

perkembangan kognitif anak usia dini dibagi menjadi tiga tahapan perkembangan

yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk dan ukuran, dan pola, konsep

bilangan, lambang bilangan dan huruf. Oleh karena itu, pemahaman konsep

bilangan merupakan dasar dan pondasi yang kuat bagi anak akan mengembangkan

kemampuan matematika pada tahap selanjutnya yang kompleks.

Permainan ular tangga merupakan salah satu media pembelajaran yang

dapat digunakan untuk mengajarkan cara berhitung pada anak. Kegiatan berhitung

pada anak harus melalui beberapa tahapan, yaitu mampu mengenal angka,

menyebutkan angka dan mengurutkan angka yang pada akhirnya anak akan

mampu melakukan berhitung secara sederhana dengan benar.

Stimulasi yang dapat diberikan pada keterampilan kognitif dan matematika

yang stimulasi yaitu agar anak dapat mengenal lambang dan konsep bilangan,

serta menyebutkan urutan bilangan. Oleh karena itu, permainan ular tangga

disimpulkan bisa membantu meningkatkan skill berhitung kelompok anak usia

dini agar lebih optimal.

Sementara itu, yang terjadi di lapangan berdasarkan pengamatan observasi

awal yang dilakukan pada hari senin tanggal 06-10 Januari pada pukul 09:00-

10:30 terhadap anak kelompok B peneliti menemukan bahwa anak memiliki

kemampuan berhitung yang belum berkembang sesuai dengan usianya. Hal

tersebut dapat dilihat dari proses belajar di kelas kelompok B di TK MENTARI

BONTOA di mana masih ada beberapa anak yang belum mampu mengurutkan

angka dan menyebutkan sedangkan guru sudah mengajarkan mengenalkan dengan

menggunakan pensil yang dimiliki serta menuliskan di atas papan namun ada anak

yang belum mampu.

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

3

Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan pada anak di Tk Mentari

Bontoa dalam hal kemampuan berhitung masih kurang, hal ini dikarenakan

kurangnyya penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan dan

menstimulasi kemampuan berhitung anak dala proses pembelajaran.

Adapun hasil wawancara peneliti bersama guru yang ada di TK Mentari

Bontoa tersebut bahwa anak masih kesulitan untuk fokus dan masih banyak yang

sering menggagu temannya karena bosan, tetapi guru juga tidak mempunyai

pilihan macam media yang digunakan. Dalam hal ini faktor yang menyebabkan

kurangnya kemampuan tersebut adalah sebaiknya guru menggunakan media yang

bukan itu-itu saja, sehingga anak tertarik dalam belajar. Sehingga ini perlu adanya

peningkatan proses belajar salah satunya yaitu dengan penggunaan media yang

tepat. Selain penggunaan media dalam belajar atau tentu cara pendidikan anak

usia dini berbeda dengan pendidikan usia dewasa. Perlu diketahui bahwa anak

usia dini TK Mentari Bontoa adalah masa di mana anak suka bermain, sehingga

proses belajarnya harus dengan metode bermain sambil belajar dan belajar sambil

bermain.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengangkat penelitian dengan

Judul “ Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Dengan Menggunakan

Media Belajar Ular Tangga Di Taman Kanak-Kanak Mentari Bontoa”.

Dengan menerapkan media bermain ular tangga mendorong peneliti untuk

digunakan sebagai langkah untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak

di Tk Mentari Bontoa.

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

4

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi bahwa:

a. kemampuan berhitung pada anak masih kurang

b. guru kurang kreatif dalam memberikan pembelajaran

c. kurangnya pemahaman guru dalam melakukan pendekatan pembelajaran

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah tentang kemampuan berhitung anak di

Tk Mentari Bontoa akan dipecahkan melalui alternatif media ular tangga.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah

“apakah dengan menggunakan media permainan ular tangga dapat

meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di Tk Mentari

Bontoa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan

media permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada

anak kelompok B di Tk Mentari Bontoa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai perbendaharaan penelitian dalam mengoptimalkan skill

berhitung anak menggunakan permainan ular tangga.

Page 19: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

5

b. Mendukung teori sebelumnya bahwa permainan media ular tangga

sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak

dalam berhitung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak didik

1) Untuk menggugah semangat belajar anak.

2) Untuk menciptakan suasana belajar yang lebih mengasyikkan

dengan media yang bervariasi

3) Untuk memaksimalkan kemampuan pada peserta didik dalam ranah

kognitif

b. Bagi guru

1) Agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah

2) Untuk menciptakan kesan tidak bosan guru maupun anak didik

karena media pembelajaran tidak menonton dan lebih bervariasi.

c. Bagi kepala sekolah

Sebagai solusi dan pertimbangan dalam pengadaan media belajar ular

tangga.

Page 20: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Relevan

a. Skripsi mengenai “Pengembangan Alat Permainan Edukatif (APE)

Marutangga Bilangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung

pada Anak Kelompok B TK/RA Perwanida Tlawong Sawit Boyolali” dari

Mareta Yola. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa produk APE

merutangga bilangan bisa digunakan dalam rangka meningkatkan

kemampuan berhitung dan kualitas produk APE termasuk kategori layak

untuk digunakan sebagai pembelajaran. Sebagaimana hasil validasi ahli

matari terhadap aspek pembelajaran yang mendapat jumlah skor 3.30

dengan persentase 82.7%. Hasil validasi ahli media mendapatkan skor

3.21 dengan persentase 80.2%. Hasil dari ahli guru mendapatkan skor

3.21 dengan peresentase 80%. Adapun hasil uji menunjukkan 20 anak,

pada uji pelaksanaan didapatkan data penilaian terhadap alat permainan

edukatif berjumlah 183 dengan jawaban ya.

b. Jurnal mengenai “Numerical Knowledge in Early Childhood” oleh

Catherine Sophian. Dalam jurnal dikutip bahwa “An analysis of

predictors of academic achievement,based on six longitudinal dat sest,

found that childern’s math skills at school entry predicted subsequent

school performance more strongly than did early reading

skills,attentional skills or socioemotional skills”

Page 21: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

7

Berdasarkan analisa mengenai estimasi presentasi akademik

berdasarkan 6 data longitudinal disebutkan bahwa anak dengan skill

matematika pada saat awal masuk sekolah diprediksi akan lebih cepat dalam

memperoleh keterampilan perhatian, sosial emosional dan membaca. Jadi, skill

matematika ini merupakan pondasi penting untuk membentuk skill pendukung

lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan dari segi lokasi penelitian. Lokasi pada penelitian ini yaitu pada Tk

Mentari Bontoa.

2. Kemampuan Berhitung

a. Pengertian Berhitung

Berhitung ialah salah satu aspek matematika yang dapat digunakan

dalam rangka mencari tahu jumlah benda yang berkaitan dengan sifat

hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka, utamanya terkait

pengurangan, penjumlahan, pembagian, dan perkalian (Murjayanti,

2012:11). Menghitung sebagai bagian dari matematika, menghitung sering

disebut sebagai aritmetika. Suyanto (2003: 177) mengungkapkan bahwa

menghitung ialah menghubungkan antar benda dengan konsep bilangan

dimulai dari angka 1. Sedangkan, Abdurrahman (2009: 253) menyatakan

bahwa aritmetika merupakan cabang matematika yang berkaitan dengan

sifat hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama yang

berkenaan dengan pengurangan, penjumlahan, pembagian serta perkalian.

Pengertian lain menurut Susanto (2011:98), berhitung permulaan

merupakan keahlian yang dimiliki oleh anak-anak dalam mengeksplorasi

Page 22: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

8

skill, karakteristik perkembangan anak dimulai dari lingkungan terdekatnya,

sejalan dengan perkembangan skill yang dimilikinya, mereka bisa

meningkatkan ke tahap pengertian tentang jumlah, yakni berkaitan dengan

penjumlahan dengan pengurangan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya aritmetika atau berhitung ialah salah satu ilmu cabang dari

matematika yang mempelajari tentang pengurangan, penjumlahan,

pembagian, serta perkalian dan juga menghubungkan benda dengan konsep

bilangan yang cocok.

b. Tujuan Berhitung Pada Anak Usia Dini

Berhitung yaitu salah satu dari sekian banyak cabang ilmu matematika

yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, belajar

berhitung tentu sangat penting bagi anak-anak usia dini sebagai dasar

sebelum naik ke jenjang berikutnya. Menurut Piage (dalam Suyanto

2005:161), salah satu tujuan anak usia dini belajar matematika yaitu sebagai

sarana belajar berpikir logis atau logika-matematika learning dengan cara

yang tidak rumit mengasyikkan, sehingga tujuannya bukan agar peserta

didik dapat berhitung sampai 100 atau 1000, tetapi agar mereka mengerti

kalimat matematika dan bagaimana menggunakannya untuk berpikir.

Berikut ini tujuan umum dan khusus permainan berhitung pada anak

usia dini (Depdiknas, 2007:1) :

1) Tujuan umum

Secara umum, permainan berhitung bagi anak usia dini

bertujuan untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga

Page 23: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

9

suatu saat nanti anak usia dini akan lebih siap menerima materi pelajaran

berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih rumit.

2) Tujuan Khusus

a) Agar anak dapat berpikir sistematis dan logis sejak dini, melalui

observasi terhadap benda konkret atau nyata, angka, atau gambar

yang ada di sekitar anak.

b) Agar anak mampu menyesuaikan diri dan terlibat bersosialisasi

dalam masyarakat yang sehari-harinya tentu memerlukan skill

berhitung.

c) Agar anak memiliki abstraksi, konsentrasi, ketelitian, serta daya

apresiasi yang tinggi.

d) Agar anak memahami konsep ruang dan waktu serta bisa

mengestimasikan probabilitas urutan sesuatu peristiwa yang terjadi

di sekitar.

e) Agar anak lebih kreatif dan imajinatif.

Berdasarkan teori diatas, tujuan umum berhitung lebih memfokuskan pada

aspek global berhitung, yakni memahami dasar-darar konsep sehingga dapat

lebih memudahkan di jenjang selanjutnya, sedangkan pada tujuan khusus

dijelaskan lebih rinci, yakni agar berpikir logis melalui pengamatan benda nyata

di sekitarnya dan juga dapat terlibat dalam lingkungan sehari-hari yang

membutuhkan skill berhitung.

c. Tahapan Berhitung Pada Anak

Pada anak usia dini, pembelajaran berhitung tidaklah secara langsung

memperkenalkan angka dan menjumlahkan angka-angka karena mereka masih

dalam tahap Pra-Operational, untuk itu diperlukan tahapan dalam mengajarkan

Page 24: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

10

mereka berhitung. Berikut ini tahap berhitung pada anak usia dini menurut

Susanto (2011: 100):

1) Tahap penguasaan konsep

Diawali dengann ekspresi pada benda-benda konkret yang dapat

dilihat dengan panca indera, seperti pengenalan bentuk dan warna, serta

menghitung bilangan.

2) Tahap transisi

Tahap ini merupakan tahap peralihan dari pemahaman konkret ke

lambang, di mana anak mulai belajar memahami.

3) Tahap pengenalan lambang

Tahap di mana anak telah diberikan kesempatan untuk menulis sendiri

tanpa paksaan, berupa bentuk-bentuk, lambang bilangan, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa tahapan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

anak usia dini pembelajaran berhitung dapat dilakukan melalui menghitung benda

konkret yang ada sekitarnya, selanjutnya menggunakan lambang bilangan untuk

menunjukkan jumlah benda yang dihitung dan dapat meningkatkan keahlian

berhitung anak usia dini.

d. Pelaksanaan Pembelajaran Berhitung Pada Anak Usia Dini

Karena berhitung pada anak usia dini masih termasuk tahap pra-

operasional, maka tentu hal ini mempengaruhi proses pembelajaran. Telah

dijelaskan sebelumnya bahwasanya dengan menggunakan metode bermain

pembelajaran anak usia dini dapat menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan.

Permainan sebagai salah satu cara yang penting dalam proses belajar agar anak

usia dini merasa senang dan pembelajaran lebih menarik sesuai dengan karakter

Page 25: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

11

anak usia dini. Permainan berhitung pada anak usia dini dapat dilaksanakan

melalui cara berikut ini (Depdiknas, 2007b:14)

1) Bermain Klasifikasi

Pada permainan ini, anak usia dini diharapkan dapat

mengklasifikasikan suatu benda sesuai jenis, warna, bentuk, serta fungsi

sesuai yang diharapkan oleh tenaga pendidik.

2) Bermain Pola

Anak usia dini diharapkan mampu mengenali dan menyusun pola

yang ada sekitar setelah melihat contoh kemudian membuat pola sesuai

kreativitas. Bermain pola dapat dimulai dari yang sederhana.

3) Bermain Ukuran

Anak usia dini diharapkan dapat mengenali konsep ukuran standar

alamiah seperti besar, panjang, dan tinggi menggunakan alat ukur alami

seperti jari, langkah, jengkal, tali, tongkat, dan sebagainya.

4) Bermain Bilangan

Anak usia dini diharapkan dapat mengenali serta memahami konsep

bilangan, lambang dan transisi sesuai banyaknya benda, pengenalan bentuk

ambang serta mencocokkan dengan lambang bilangan.

5) Bermain Geometri

Diharapkan agar anak usia dini dapat mengenali dan dapat

menyebutkan berbagai benda yang sesuai bentuk geometri disekitarnya

seperti segitiga, lingkaran, oval, segi empat, bujur sangkar, setengah

lingkaran, segi enam, dan lain-lain.

6) Bermain Statistika

Page 26: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

12

Anak usia dini diharapkan mempunyai skill untuk mengerti

perbedaan dalam perbandingan dan jumlah dari hasil observasi objek

tertentu.

7) Bermain Estimasi

Anak usia dini diharapkan mampu memprediksi sesuatu seperti

jumlah, ruang, dan waktu, serta terlatih dapat mengantisipasi kemungkinan

yang akan terjadi.

Berdasarkan teori diatas, banyak metode dalam mengajarkan berhitung

pada anak salah satunya dengan bermain bilangan. Dalam permainan tersebut

anak usia dini belajar tentang mencocok jumlah benda dengan simbol angka serta

berhitung sesuai tujuan dari penelitian. Pelaksanaan pembelajaran anak usia dini

bukan dengan memberikan materi serta menjelajahi yang tidak sesuai dengan

tahap pertumbuhan anak usia dini, melainkan dengan mengemasnya dalam bentuk

permainan yang berisi materi yang sudah ditentukan. Skill yang diharapkan dalam

permainan berhitung anak usia dini dapat dilaksanakan melalui penguasaan

konsep, transisi dan lambang yang terdapat semua jalur matematika yang terdiri

dari klasifikasi bilangan, pola, geometri, estimasi, ukuran, dan statistic

(Depdiknas, 2007:14).

3. Pembelajaran Matematika

a. Konsep Matematika Anak Usia Dini

Anak usia dini masih dalam tahapan pra-operasional yang sudah mulai

bisa dikenalkan dengan pelajaran-pelajaran dasar seperti matematika.

Pembelajaran matematika pada anak usia dini tentu memiliki perbedangan dengan

tingkat remaja, di mana pada anak usia dini hanya diberikan pengenalan konsep

Page 27: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

13

dasar. Seefeldt dan Wasik (2008:385) mengungkapkan bahwasanya perubahan

dalam pengetahuan matematika memungkinkan anak usia 3-5 tahun mengerti

konsep matematika lewat cara memahami. Pada masa tersebut, anak usia dini

sudah mulai berpikir perihal simbol. Seseorang sudah mulai mengerti bahwa kata-

kata seperti “mari” dan “sama” mewakili seseorang. Seperti halnya anak-anak

yang sudah paham hal-hal abstrak contohnya angka.

Konsep belajar pada anak usia dini lebih menekankan pengenalan awal

dan berhitung secara secara sederhana. Konsep matematika anak usia dini

menurut Suyanto (2003:176), antara lain:

1) Klasifikasi, yakni mengelompokkan benda menjadi beberapa kelompok

untuk matematika bisa berdasarkan pada bentuk /ukurannya.

2) Memilih, membandingkan, kemudian mengurutkan, contohnya memilih

balok yang pendek kemudian diteruskan ke yang lebih panjang sehingga

menjadi urutan dari yang pendek ke yang lebih panjang.

3) Angka, yakni simbol dari kuantitas. Anak usia dini bisa menghubungkan

benda dengan simbol angka.

4) Menghitung, yakni menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan

dimulai dari 1, apabila sudah mahir maka anak usia dini sudah bisa

menghitung kelipatan.

5) Ukuran, yakni anak usia dini yang bisa mengukur suatu benda dengan

beragam cara, kemudian dimulai dengan ukuran nonstandar menjadi

ukuran standar.

6) Geometri, yakni mengenali bentuk, volume, luas, dan area.

7) Pola.

Page 28: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

14

8) Membuat grafik.

9) Problem Solving, yakni skill memecahkan problem sederhana yang terdiri

dari bilangan dan operasi bilangan.

Berdasarkan penjelasan teori diatas dapat ditarik ke simpulan bahwasanya

mengenalkan angka dan berhitung merupakan konsep dalam pembelajaran

matematika anak usia dini, di mana dijelaskan bahwasanya anak usia dini

menggunakan symbol, seperti angka untuk mempresentasikan benda sekitar yang

dilihat dengan menggantinya dengan angka sesuai jumlah benda tersebut.

b. Prinsip Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini

Menurut teori Piaget, proses belajar anak usia dini masih dalam tahap

pra-operasional yaitu mempunyai metode tersendiri san sangat berbeda dengan

orang dewasa. Anak usia dini lebih gampang dalam persentasi lingkungan

menggunakan benda-benda yang nyata. Pembelajaran pada anak usia dini tetap

memakai benda-benda yang nyata serta membutuhkan suasana yang

mengasyikkan. Metematika ialah skill berhitung anak usia dini salah satunya

dengan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Prinsip permainan

berhitung anak usia dini menurut Depdiknas (2007:2), sebagai berikut :

1) Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan

menghitung benda-benda atau pengawalan konkret yang dialami melalui

pengamatan terhadap alam sekitar.

2) Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan

secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari konkret ke

abstrak, mudah kesulitan, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.

Page 29: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

15

3) Permainan berhitung akan berhasil jika anak usia dini diberi kesempatan

berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

4) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan

memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak usia dini.

5) Bahasa yang digunakan dalam pengenalan konsep berhitung se

yogyakarta bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil

contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak usia dini.

6) Dalam permainan dalam berhitung anak usia dini dapat diklasifikasikan

sesuai tahapan penguasaan, yakni tahap konsep, dan lambang bilangan

serta masa transisi.

7) Dalam melakukan evaluasi hasil perkembangan anak usia dini mestinya

dimulai dari awal hingga akhir kegiatan.

8) Berdasarkan teori tersebut dijelaskan bahwasanya konsep dan prinsip

dalam berhitung anak usia dini dimulai dari hal yang mudah sesuai

perkembangan anak usia dini, metode belajar sambil bermain agar anak

usia dini merasa gembira, dan proses evaluasi dilakukan seluruhnya dari

awal hingga akhir pembelajaran.

c. Komponen Matematika Pada Anak Usia Dini

Salah satu skill kognitif yang seharusnya dikembangkan pada anak

usia dini adalah skill berhitung dalam matematika. Pengenalan matematika

yang memiliki berbagai komponen diberikan dengan cara yang sesuai dengan

karakteristik dan kemampuannya anak usia dini. Anak yang berada pada

bangku Taman Kanak-kanak usia 4-6 tahun yang dalam tahap perkembangan

Page 30: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

16

kognitif pada tahap pra-operasional pada umum dikenalkan matematika

berikut ini (Piaget, Jean & Inhelder, Barbel 2010:111):

1) Konservasi (conservation)

2) Bilangan (number)

3) Klasifikasi (classification)

4) Pengurutan (sorting)

5) Waktu dan kecepatan

6) Jarak (distance)

7) Pengukuran (measurement)

8) Pola (pattern)

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa bilangan serta

pengurutan bilangan ialah salah satu unsur matematika yang harus diberikan

pada anak usia dini.

4. Media Belajar Ular Tangga

a. Media Belajar

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara Bahasa

berarti pengantar atau perantara, sehingga media adalah wahana untuk

menyalurkan informasi belajar atau penyalur pesan (Syaiful Djamarah dan

Aswan Zain, 2002:136).

Menurut Association of Education and Cummunication

Technology, media adalah semua bentuk dan saluran yang dipakaidalam

meninggikan proses belajar anak usia dini dalam pembelajaran yang suatu

saat diharapkan dapat memaksimalkan hasil belajar yang dicapai (Nana

Sudjana dan Ahmad Rivai, 2002:2),

Page 31: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

17

Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya media

belajar merupakan semua yang dapat dipakai sebagai alat untuk

menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima dengan merangsang,

rasa, dan perhatian anak didik sehingga proses belajar berlangsung sesuai

yang target diharapkan, khususnya dalam hal ini proses belajar berhitung

untuk anak usia dini TK Mentari Bontoa Kota Makassar. Tujuan, jenis dan

syarat media ular tangga, sebagai berikut:

1) Jenis Media Belajar

Penggunaan media dalam belajar harus disesuaikan dengan

tempat, materi, maupun lingkungan. Menurut Arif S Sadiman

(2006:19), terdapat beberapa jenis media belajar, yaitu:

a) Media Audio, yaitu media yang mengandalkan peran dari indera

pendengaran yang disampaikan melalui lambang auditif secara verbal

dan non verbal.

b) Media Grafis, yaitu media termasuk dalam media visual yang

melibatkan indera penglihatan dan pesan kemudian disampaikan dalam

simbol komunikasi visual dan tercetak.

c) Media Proyeksi Diam, yaitu media yang mempunyai kemiripan

dengan media grafis yang menyajikan rangsangan melalui gambar.

Perbedaan mendasar di antara kedua media tersebut yaitu pada media

grafis secara langsung dapat berinteraksi dengan pesan media yang

bersangkutan. Adapun media proyeksi diam, pesannya harus

diproyeksikan menggunakan proyektor sehingga bisa dilihat oleh

sasaran dalam hal ini anak didik.

Page 32: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

18

Media belajar yang dipakai pada penelitian ini tergolong media

grafis, karena pesan belajar yang disajikan mengandalkan indera

penglihatan dan berbentuk simbol gambar tercetak.

2) Tujuan Penggunaan Media

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar tentu memiliki

tujuan yaitu membantu menyampaikan informasi kepada penerima atau

anak didik. Secara umum, media dibuat sehingga proses pembelajaran

lebih mudah, efektif dan efisien sesuai peserta didik agar pesan

tersampaikan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan pengenalan skill

anak usia dini dalam berhitung, media yang akan digunakan dalam

pembelajaran di Taman kanak-kanak adalah untuk belajar sambil

bermain, karena lingkungan belajar yang penuh tawa dan gerak dapat

dapat terwujud melalui metode bermain dan kegiatan-kegiatan kreatif

serta penggunaan pendekatan edukatif dan rekreatif untuk

menggerakkan keakraban anak usia dini dengan alam sekitarnya. Tujuan

dan fungsi penggunaan media dalam pembelajaran (Sujiono, 2004:8):

a) Sebagai alat bantu

b) Bereksperimen.

c) Merangsang anak usia dini melakukan kegiatan, pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat.

d) Mencapai tujuan pendidikan yang optimal

e) Sebagai alat peraga untuk memperjelas sesuatu (menghilangkan

verbalisme).

f) Menyelidiki atau meneliti.

g) Mengembangkan imajinasi.

h) Melaksanakan tugas yang diberikan.

Page 33: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

19

i) Di gunakan sebagai alat permainan.

j) Melatih kepekaan berpikir.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya

fungsi dan tujuan adanya media dalam rangka mengembangkan berhitung

pada anak ialah untuk mengaplikasikan media yang dapat menyentuh sisi

berhitung anak usia dini, sehingga media tersebut mampu menyatu dan

cocok dengan karakteristik anak.

3) Syarat Media Belajar Anak Usia Dini

Media pembelajaran pada anak usia dini tentunya memiliki aturan

tersendiri. Telah dijelaskan bahwasanya pada anak usia dini proses

pembelajaran dikombinasikan dengan bermain. Untuk itu, media belajar

usia dini harus cocok dengan karakter anak usia dini, materi belajar, dan

tidak menimbulkan bahaya bagi mereka. Menurut Sujiono (2004:9),

beberapa syarat media belajar untuk mengembangkan berhitung anak usia

dini sebagai berikut :

a) Menyenangkan dan menarik dari segi warna maupun bentuk

b) Ukuran sesuai anak usia dini

c) Tumpul

d) Bisa memanipulasikan

e) Tidak membahayakan anak usia dini

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media

untuk anak usia dini yaitu menarik, tidak membahayakan, dapat

memanipulasi dan ukurannya disesuaikan dengan perkembangan anak-anak.

b. Ular tangga

Ular tangga diartikan sebagai permainan untuk anak usia dini dimana

terdapat 2 orang pemain atau lebih. Secara mendasar, ular tangga

Page 34: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

20

merupakan alat bermain anak usia dini yang dapat dikemas menjadi media

belajar dalam menyampaikan materi tertentu. Menurut Francisca (2008:18),

permainan ular tangga ialah permainan papan yang terbuat diatas media dua

dimensi yang dimainkan oleh 3 orang atau lebih. Papan permainan dibagi

dalam kotak-kotak kecil, beberapa ular dan tangga digambar di beberapa

kotak yang terhubung dengan kotak yang lain.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya

permainan ular tangga ialah bentuk permainan papan yang digambar kotak-

kotak serta memiliki beberapa gambar ular dan tangga yang

menghubungkan satu kotak dengan kotak yang lain, kemudian permainan

ini bisa dimainkan 2 orang atau lebih. Secara tidak langsung, permainan ini

dapat membentuk karakter anak, sehingga perlu dikembangkan melalui

pengarahan yang dilakukan oleh guru maupun orang tua. Permainan dapat

dimainkan oleh orang tua bersama anak atau guru bersama anak didiknya

pada waktu senggang. Dengan permainan ini diharapkan bahwa komunikasi

dan keakraban bisa dijalin dengan lebih baik. Ketika bermain bersama anak

usia dini atau peserta didik, mereka diajarkan apa maksud dan tujuan dari

permainan ular tangga. Menurut Semiawan (2002:21), anak akan lebih

mudah mengingat pada masa kecil daripada ketika sudah dewasa, sehingga

dengan bermain ular tangga, anak usia dini memiliki memori tentang

pelajaran moral dan pendidikan karakter yang ada di dalam permainan ular

tangga. Berikut ini langkah-langkah permainan ular tangga, gambaran dan

kelebihan serta kekurangannya:

1) Langkah-Langkah Permainan Ular Tangga Dan Gambar

Media ular tangga yang digunakan untuk penelitian berbentuk

kotak yang dicetak diatas spanduk berukuran 1x1 meter yang dibagi

Page 35: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

21

menjadi dua puluh kotak dan setiap kotak diberi gambar dan angka

sesuai urutan 1 sampai 20 agar anak-anak dapat belajar mengurutkan

angka. Permainan dimulai dari kotak pertama yaitu angka satu

(biasanya kiri bawah) kemudian bergiliran melempar dadu, setiap

pemain menjalankan langkah sesuai mata dadu yang muncul. Poin yang

berhenti di kotak yang bergambar ujung tangga, maka bisa langsung

naik ke ujung tangga satunya, jika berhenti di kotak yang bergambar

ujung ular maka harus turun ke ujung satunya. Pemain dikatakan

menang apabila telah mencapai kotak terakhir lebih dulu.

Media ular tangga dalam penelitian ini menyertakan soal di

setiap kotaknya, bertujuan agar setiap anak usia dini harus menjawab

soal yang ada. Setiap kotak memiliki tingkatan soal, ada tingkat

mengurutkan (baris pertama), tingkat mencocokkan (baris kedua),

tingkat penjumlahan (baris ketiga), tingkat pengurangan (baris

keempat). Pertanyaan harus dijawab oleh anak usia dini sesuai nomor

kotak di mana poin terhenti, apabila anak usia dini tidak dapat

menjawab, maka poin akan kembali ke kotak semula.

1.1 Gambar media belajar ular tangga

2) Kelebihan dan kekurangan media ular tangga

Page 36: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

22

Kelebihan dari permainan ular tangga menurut Sri Rahayu

(2013:46):

a) Permainan ini termasuk permainan yang mengasyikkan bagi anak-

anak karena mereka terlibat langsung dalam permainan.

b) Permainan ini sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan.

c) Penggunaan media belajar ini dapat menstimulasi anak usia dini

untuk belajar problem solving sederhana tanpa disadari anak.

d) Mengembangkan bahasa anak usia dini khususnya menambah

kosakata yang ada sekitar.

e) Mengembangkan interaksi dan komunikasi anak-anak karena

bermain secara berkelompok.

f) Meningkatkan perkembangan motorik anak karena permainan ini

melibatkan fisik anak usia dini secara langsung.

Sedangkan kekurangan dari permainan ini yaitu :

a) Kurangnya pemahaman mengenai aturan bermain dapat

menimbulkan kericuhan.

b) Memerlukan tempat yang luas agar anak lebih leluasa ketika

melakukan permainan.

5. Meningkatkan keahlian berhitung anak dengan menggunakan media

belajar ular tangga

Menurut teori dari Khadijah (2016:143), kemampuan berhitung

ialah kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam matematika,

kegiatan yang dilakukan dalam berhitung dalam anak dengan cara

Page 37: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

23

mengurutkan bilangan atau membilang serta mengenai jumlah untuk

menumbuh kembang, keterampilan yang sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berhitung merupakan salah satu cabang

matematika yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Skil

berhitung pada anak usia dini sangatlah penting dalam rangka pengenalan

dasar sebelum menuju ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga anak

usia dini tidak merasakan kesulitan nantinya.

Permainan ular tangga adalah bentuk permainan yang berbentuk

papan yang digambar kotak-kotak dan terdapat beberapa gambar tangga dan

ular yang menghubungkan kontak satu dengan lainnya, kemudian dapat

dimainkan dua orang atau lebih. Permainan ular tangga dapat membentuk

karakter anak usia dini secara tidak langsung, sehingga perlu dikembangkan

melalui arahan yang oleh guru atau orang tua. Permainan ini bisa dimainkan

oleh orang tua bersama anaknya ataupun guru bersama anak didiknya pada

waktu senggang. Diharapkan komunikasi dan keakraban bisa dibangun

melalui permainan ini. Ketika bermain bersama anak atau peserta didik,

mereka diajarkan maksud dan tujuan dari permainan ular tangga.

B. Kerangka Pikir

Belajar ialah suatu proses seseorang dari tidak tahu menjadi tahu

melalui proses penyampaian pesan-pesan atau pengetahuan dan juga dapat

mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik. Ada banyak metode yang

bisa dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan belajar, salah satunya

melalui media pembelajaran atau permainan. Dewasa ini, penggunaan media

Page 38: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

24

dalam proses belajar mengajar sangatlah penting kontribusinya dalam

menunjang tercapainya tujuan belajar yang hendak dicapai.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwasanya pada masa prasekolah

(PAUD) karakter anak didik merupakan usia bermain, sehingga metode

belajarnya adalah belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Salah

satu faktor yang dapat menunjang tercapainya hasil belajar adalah penggunaan

media yang tepat dan menarik, sehingga akan memicu minat dan semangat

belajar anak-anak usia dini.

Pesan belajar akan lebih mudah diterima anak-anak apabila

menggunakan media yang dapat merangsang minat belajar anak usia dini

seperti media ular tangga, sehinga dapat meningkatkan skill anak usia dini TK

Mentari Bontoa Kota Makassar dalam berhitung.

Page 39: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

25

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini ialah penggunaan belajar ular

tangga dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak usia dini di TK

Mentari Bontoa Kota Makassar.

Kemampuan Berhitung

Anak usia dini Kelompok B2

masih rendah

Pembelajaran Taman Kanak-

Kanak Tk Mentari Bontoa Kota

Makassar

Indikator Kemampuan Berhitung

1. Dapat menggunakan gambar sebagai

naik dan turun

2. Dapat mengenal benda dengan dadu

3. Dapat menunjukkan gambar yang

sama

4. Dapat membedakan gambar sebagai

pengetahuan bentuk

5. Dapat menyebutkan angka dengan

mengangkat jari sebagai pengetahuan

membilang

6. Dapat mengurutkan angka sebagai

pengetahuan mengenal lambang

bilangan

Anak usia dini

Hasil Penelitian

Tindakan untuk meningkatkan

kemampuan anak dalam

berhitung menggunakan media

permainan ular tangga

Page 40: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas adalah proses pengkajian

masalah pembelajaran dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk

memecahkan dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana

dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dan tindakan tersebut.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan TK Mentari Bontoa Kota Makassar pada

kelompok B2 yang berlokasi jln.Abd Kuddus Bontoa. Dengan subjek

penelitian seluruh anak didik pada kelompok B2 TK Mentari Bontoa

sebanyak 10 anak 5 laki-laki dan 5 perempuan.

C. Faktor Yang Diselidiki

1. Faktor proses

Pada penelitian ini berdasarkan faktor prosesnya, yang akan diteliti

adalah antusias atau kreativitas anak usia dini dalam mengikuti pembelajaran

selama proses pembelajaran tersebut berlangsung.

2. Faktor Hasil

Pada penelitian ini berdasarkan faktor hasil, yang akan diteliti adalah

kemampuan berhitung anak usia dini Tk Mentari Bontoa Kota Makassar.

Page 41: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

27

D. Prosedur Tindakan

Prosedur tindakan pada penelitian ini tentang langkah-langkah saat

melaksanakan penelitian. Adapun tahapan dalam prosedur rencana tindakan,

yaitu :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Persiapan rencana yang akan dilakukan dalam tahapan perencanaan

penelitian ini adalah

1) Membuat dan menyusun perencanaan pembelajaran harian sesuai

dengan pada hari TK Mentari Bontoa Kota Makassar.

2) Mempersiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran

3) Menyiapkan media pembelajaran serta yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran melalui penerapan media bermain ular tangga.

4) Menyiapkan instrument penilaian berupa lembar observasi yang akan

digunakan dalam penerapan media belajar ular tangga.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yaitu

melakukan tindakan di kelas. Pada tahapan ini guru harus ingat dan taat pada

rencana yang sudah disepakati dan dirumuskan oleh guru dan peneliti. Pada

tahapan ini guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan rancangan

pelaksanaan pembelajaran harian dan prosedur penelitian yang telah disusun

bersama. Guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pengamat

jalannya proses tindakan.

Page 42: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

28

c. Observasi dan Pengamatan

Pelaksanaan observasi oleh peneliti dilakukan pada saat tindakan

sedang berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer. Selama proses

pembelajaran berlangsung peneliti mengamati proses pembelajaran dengan

penerapan media belajar ular tangga. Peneliti mengamati anak usia dini serta

guru ketika pembelajaran dalam menggunakan media belajar ular tangga

dilakukan. Pengamatan dalam proses penerapan permainan berlangsung

dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aspek kemampuan berhitung anak

yang ada pada anak usia dini. Kegiatan tersebut dilakukan untuk

mengumpulkan data yang akan di olah untuk menentukan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

d. Refleksi

Refleksi kegiatan merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah tejadi. Istilah refleksi dilaksanakan

ketika guru sebagai pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

berhadapan dengan peneliti dan subjek penelitii, untuk bersama-sama

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan, guru dan peneliti

melaksanakan analisi peneliti melakukan refleksi sekitarnya tehadap

kekurangan atau kelebihan. Kemudian guru dan peneliti mencari solusi

terhadap kekurangan tersebut untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

Page 43: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

29

2. Siklus II

Siklus II ialah suatu perbaikan dari hasil refleksi yang akan dilakukan

pada siklus sebelumnya yaitu siklus 1

a. Perencanaan

Kegiatan yang peneliti akan lakukan pada tahap ini sebagai berikut:

1) Membuat perencanan kemampuan berhitung anak usia dini mulai dari

usia 5-6 tahun dengan menggunakan media belajar ular tangga serta

membuat perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran.

2) Menyiapkan bahan pengenalan kemampuan berhitung anak usia

dini.yaitu media belajar ular tangga

3) Menyusun tujuan pembelajaran untuk peserta didik dan membuat

rencana strategi pembelajaran

4) Menyusun instrumen penilaian untuk dslam menilai kemampuan

berhitung peserta didik.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yaitu dengan menerapkan media belajar ular

tangga pada kemampuan berhitung dan menyesuaikan RPPH yang telah

dibuat,. Tahapan ini terdiri dari :

1) Guru menanyakan kabar peserta didik

2) Guru menjelaskan apresiasi mengenai hubungan antara materi

sebelumnya atau dengan kata lain mengaitkannya dengan pengalaman

yang dimiliki oleh peserta didik

3) Guru meminta peserta didik menunjukkan angka-angka yang disebut

Page 44: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

30

4) Guru mengajak peserta didik memainkan media belajar ular tangga

agar anak dapat menghitung

5) Peserta didik diberikan pertanyaan sesuai dengan jumlah mata dadu

setelah dilempar, sebagai penilaian dalam bentuk observasi bagaimana

kemampuan berhitung anak

c. Observasi

Kegiatan peneliti pada tahap obeservasi, yaitu :

1) Secara langsung mengamati dengan menerapkan media belajar ular

tangga

2) Mengamati perilaku anak usia dini selama proses kegiatan

pembelajaran berlangsung

3) Mengamati kegiatan yang muncul dalam proses pembelajaran dan

melakukan dokumentasi proses kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung.

d. Refleksi

Hasil kegiatan pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk data di kelas

siklus II dianalisis. Kemudian, hasil analisis akan dijadikan sebagai bahan

refleksi dalam artian merenungkan apa yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung serta apa saja kekurangan dan kelebihan saat

menerapkan tindakan pembelajaran. Hasil ini yang akan menentukan berhasil

tidaknya tindakan yang diimplementasikan. Refleksi dilaksanakan untuk

membuat rencana pembelajaran baru yang akan dilaksanakan.

Page 45: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

31

Apabila tindakan yang dilakukan pada siklus II belum memperoleh

hasil yang sesuai target, maka peneliti akan melanjutkan tindakan pada siklus

III

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Lembar observasi

Lembar obeservasi digunakan agar peneliti lebih terarah dalam

melakukan observasi. Sehingga hasil ada yang di dapatkan mudah di olah.

Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan

berhitung anak usia dini melalui media belajar ular tangga.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencari

semua aktivitas anak usia dini pada proses penerapan media belajar ular

tangga.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk

menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat

dari pencatatan sumber-sumber informasi khususnya dari karangan/tulisan,

buku, undang-undang dan sebagainya.

G. Teknk Analisi Data

Page 46: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

32

Data adalah catatan penilaian, baik yang berupa fakta maupun

angka-angka. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dan dianalisis terlebih

dahulu dengan maksud untuk membuktikan ada tidaknya. Dengan adanya

analisis data ini, maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan

kemampuan berhitung setelah diberikan tindakan melalui penerapan media

belajar ular tangga. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua

data yang dapat digunakan yaitu :

1. Data kualitatif

Data kualitatif yaitu informasi yang berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu,

pandangan atau sikap anak usia dini terhadap metode belajar yang baru

yang dapat dianalisis secara kualitatif.

2. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif yaitu data yang dapat di analisis secara dekskriptif

menggunakan analisis statistik deskriptif (mengitung rata-rata

perkembangan anak usia dini berdasarkan skor yang di peroleh dari lembar

observasi).

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif

yaitu mencoba menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan di

deskripsikan dalam bentuk narasi sesuai hasil pengamatan. Data juga

dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar dari perlakuan yang diberikan guru.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung

anak usia dini setelah diberikan media belajar ular tangga. Rumus yang

Page 47: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

33

digunakan dalam analisis data dekriptif kuantitatif sederhana untuk

mencari presentasi, mengacu pada pendapat Sujiono (2006:43), yaitu

sebagai berikut:

P =

x

P = Angka Presentasi

f = frekuensi yang sedang dicari PRESENTASiNYA

n = jumlah presentasi/banyaknya individu/indikator

H. Indikator Keberhasilan

Sesuai dengan indikator keberhasilan, penelitian tindakan kelas ini

dinyatakan berhasil apabila ada perubahan atau peningkatan terhadap hasil

belajar yang di peroleh anak setelah diberikan tindakan. Penelitian ini

dikatakan berhasil, jika 70% anak berada pada tingkat kemampuan berhitung

anak usia dini dalam penerapan media pembelajaran ular tangga.

Page 48: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pemaparan siklus 1

Dalam penelitian ini, terdapat 4 tahapan pada siklus 1, yaitu tahap

perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pada siklus ini

dilaksankan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan

pada hari Senin, 12 Oktober 2020, kemudian pertemuan yang kedua dilaksanakan

pada hari kamis tanggal 15 Oktober 2020. Berikut merupakan deskripsi

pelaksanaan penelitian siklus I.

a. Perencanaan

1) Menentukan Tema

Dalam menentukan tema yang akan digunakan, peneliti menyesuaikan

tema yang ada TK Mentari Bontoa. Tema yang dipilih adalah tema

“kebutuhanku”, sub tema “buah “, sub-sub tema “macam-macam buah”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

3) Menyiapkan media

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti telebih dahulu menyiapkan

medianya. Media yang disiapkan antara lain papan permainan ular tangga beserta

perlengkapannya, seperti dadu dan kartu soal sesuai dengan nomor petak. Papan

permainan media belajar ular tangga ini berukuran 1 kali 1,5 meter dan terdapat

gambar-gambar buah-buahan sebagai background.

Page 49: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

35

4) Mempersiapkan Instrumen

Peneliti ini menggunakan lembar observasi berbentuk ceklis. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur Peningkatan kemampuan berhitung anak

usia dini pada proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1) Pertemuan pertama, siklus I/Senin 12 Oktober 2020

Proses tindakan pertemuan pertama siklus I terdiri dari kegiatan awal,

inti dan akhir. Pertemuan pertama siklus 1 ini menggunakan tema “kebutuhanku”,

sub “buah”, sub-sub tema “macam-macam buah”. Pelaksanaan tindakan

dilakasankan pada hari senin 12 Oktober 2020, deskripsi pertemuan pertama

sebagai berikut :

a) Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah berbunyi

suara bel, dilanjutkan dengan kegiatan motorik yaitu jalan ditempat lalu bernyanyi

(lagu Ayo berbaris dan Lonceng berbunyi). Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan

pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam terlebih dahulu dan berdoa

bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru mengajak peserta didik membaca

surah-surah pendek (surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas ,dan An-Naas), selanjutnya guru

mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu macam-macam buah), guru

mengkomunikasikan sub-sub tema yaitu: “Macam-macam buah”.

b) Kegiatan Inti

Guru telah memberikan waktu kepada peneliti untuk melakukan

kegiatan proses belajar mengajar menggunakan media ular tangga yang akan

digunakan. Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing- masing

beranggotakan 2 anak. Peneliti menyiapkan media ular tangga, kemudian

dilanjutkan dengan menjelaskan cara bermain media ular tangga tesebut. Jika

Page 50: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

36

anak-anak telah memahami cara serta aturan permainan, anak mulai bermain

media belajar ular tangga dan dibantu oleh guru dan peneliti. Soal dalam

permainan tersebut terdiri dari soal, mencocokkan jumlah benda, mengurutkan

angka, penjumlahan dan pengurangan sesuai nomor yang tertera di kartu soal.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir merupakan kegiatan yang akan dilakukan setelah proses

permainan telah selesai berdasarkan waktu yang sudah ditentukan. Guru Bersama

peneliti mengajak peserta didik untuk bertepuk tangan sebagain apresiasi

keberhasilan proses pembelajaran di hari itu. Guru mengapresiasi setiap kelompok

yang meraih level tertinggi dalam permainan. Guru berdiskusi dengan peserta

didik mengenai pembelajaran hari ini sekaligus mengulas pembelajaran dengan

media ular tangga, selanjutnya guru bertanya kepada peserta didik, perasaan

ketika melakukan kegiatan, sertamemberi pertanyaan mengenai gambar apa saja

yang tertera pada gambar permainan ular tangga, membaca doa harian (doa

keselamatan dunia akhirat, doa kedua orang tua, serta doa keluar rumah) dan

pesan-pesan untuk anak dan selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu

gelang sepatu gelang) membaca doa sebelum pulang (surah Al-Asr), salam dan

pulang.

c. Observasi

a) Observasi Anak

Tahap ini merupakan tahap di mana peneliti dapat menilai tujuan

pembelajaran yang telah dicapai. Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam

kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pada saat

guru menjelaskan beberapa peserta didik berusaha memahami dan menyimak

yang disampaikan, namun terdapat peserta didik yang tidak focus. Hal ini terbukti

ada beberapa anak sibuk cerita dengan teman kelompoknya. Oleh karena itu ada 6

Page 51: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

37

anak belum berkembang, 4 anak mulai berkembang, oleh karena itu pendidik

lebih menekankan untuk memberikan pengarahan tentang peraturan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran media

belajar ular tangga agar anak mulai paham setiap aturan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran meskipun belum seluruhnya optimal.

Adapun hasil observasi aktivitas anak usia dini meningkatkan

kemampuan berhitung anak pada Siklus I pertemuan pertama yang disajikan

dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan Berhitung Peserta Didik Pada Siklus I Pertemuan

Pertama

No Nama Anak

Didik

Skor

P. 1 Persentase

Skor

P.2 Persentase Kriteria

1 Naura

7 42% 9 54% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

2 Kanza

6 36% 7 42% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

3 Nabila

7 42% 9 54% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

4 Dila

6 36% 8 48% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

5 Fiqa

6 36% 7 42% Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

6 Aska

7 42% 8 48% Kurang/Mulai

Berkembang(MB)

7 Kevin

6 36% 8 48% Kurang/Mulai

Berkembang(MB)

8 Rafi

6 36% 9 54% Kurang/Mulai

Berkembang(MB)

9 Abdi

6 36% 9 54% Kurang/Mulai

Berkembang(MB)

10 Naufal

7 42% 8 48% Kurang/Mulai

Berkembang(MB)

Rata-Rata Persentase Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung anak Pada Siklus I 49,2%

Kurang/Mulai

Berkembang

Page 52: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

38

(MB)

Ket : Skor Pertemuan 1(Skor.P.1)

Skor Pertemuan 2(Skor.P.2)

Dari tabel hasil observasi dapat diketahui pencapaian meningkatkan

kemampuan berhitung anak dikelompok B2 pada siklus I menggambarkan bahwa

dari 10 anak ada 2 anak yang memiliki kriteria belum berkembang karena pada

saat menjalankan permainan media belajar ular tangga dan memberi soal

berhitung berupa lembaran teks kepada masing-masing anak belum bisa dan sibuk

cerita dengan temannya, tidak mengikuti peraturan yang sudah dijelaskan oleh

karena di mana pada saat anak berjalan tidak sesuai dengan jumlah point yang di

dapat. 4 anak kriteria mulai berkembang karena di mana pada saat anak berjalan

mengurutkan angka yang di dapat pada saat melempar dadu dari awal star menuju

angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan tangga maka anak tersebut

naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular maka anak tersebut turun ke

angka yang lebih rendah. Sudah mulai mematuhi aturan yang telah dijelaskan oleh

pendidik.

Ada 4 anak yaitu Naura, Nabila, Rafi dan Abdi memiliki kriteria

berkembang sesuai harapan karena di mana sudah bisa menyebutkan,

mengurutkan, menunjukkan lambang bilangan tanpa harus di ingatkan dan di

bimbing oleh peneliti serta sudah dapat membantu temannya. Pada saat melempar

dadu Naura, Nabila, Rafi dan Abdi sangat bersemangat dan berjalan sesuai jumlah

titik yang didapat pada dadu. Mematuhi aturan karena pada saat mendapatkan ular

di nomor 10 Naura langsung menurunkan rafi di bawah ke nomor 3. Nabila pada

Page 53: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

39

saat mendapatkan anak tangga di nomor 7 langsung naik ke nomor 13 tanpa harus

ditanya.

Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas, peserta didik

meningkatkan skill berhitung anak dengan bantuan ular tangga pada pertemuan

kesatu dan pertemuan kedua, pada siklus I diatas dapat disajikan melalui Tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan Berhitung anak Pada Siklus I

Pertemuan Pertama

No Kriteria

Jumlah

Anak

Didik

Persentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB)

2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 10 49,2 % 492

3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH)

4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata persentase aktivitas anak didik meningkatkan

kemampuan berhitung anak pada siklus I

49,2%

Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak

didik untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak pada pertemuan kesatu,

pertemuan kedua pada siklus I mengalami sedikit peningkatan. Dari 10 anak ada 2

anak memiliki kriteria belum berkembang yaitu Kanza dan Afiqa karena

memperoleh jumlah skor 7.

a. Observasi Guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran

keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan

kemampuan berhitung pada anak. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar observasi guru yang ada pada lampiran, bentuk penilaian

yang digunakan yaitu ceklis dengan kriteria penilaian Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya

Page 54: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

40

apabila guru melakukan tindakan, diberi ceklis Tidak apabila guru tidak

melakukan tindakan. Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I

pertemuan pertama sebagai berikut :

1) Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan dalam

menyiapkan karpet agar anak duduk berkelompok di karpet.

2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu

memberikan penjelasan kepada anak tentang permainan yang akan

dilakukan yaitu bermain ular tangga dengan sub tema macam-macam

buah, guru memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih teman

yang mulai bermain ular tangga, guru menyiapkan media atau dadu yang

digunakan anak untuk bermain ular tangga, anak mengambil alat dan

dadu yang akan digunakan untuk bermain ular tangga dibantu oleh guru,

dan anak melakukan permainan media belajar ular tangga sebagai media .

3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan dalam

mendokumentasikan kegiatan media belajar ular tangga yang telah

dilakukan serta mendiskusikan kegiatan media belajar ular tangga yang

telah dilakukan dengan anak, kemudian guru tidak melakukan tindakan

dalam membuat ke simpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan dan

tidak mendiskusikan kedalam kehidupan sehari-hari.

2. Pemaparan Siklus II

Penelitian pada siklus I, terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi, di mana pada siklus ini dilaksanakan 2 kali

pertemuan. Pertemuan pertama berlangsung pada hari Senin, tanggal 12 Oktober

2020, selanjutnya pada pertemuan yang kedua berlangsung pada hari Kamis,

Page 55: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

41

tanggal 15 Oktober 2020. Berikut merupakan deskripsi pelaksanaan penelitian

siklus I.

a. Perencanaan

1) Menentukan Tema

Dalam menentukan tema yang akan digunakan, peneliti menyesuaikan

tema yang ada TK Mentari Bontoa. Tema yang diambil adalah tema

“kebutuhanku”, sub tema “buah “sub-sub tema “warna-warna buah”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

3) Menyiapkan media

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menyiapkan media untuk kegiatan

pembelajaran yaitu media belajar ular tangga

4) Mempersiapkan Instrumen

Peneliti menggunakan lembar observasi yang berbentuk ceklis. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur meningkatkan kemampuan berhitung anak

pada proses pembelajaran.

b. Tahap Tindakan

Proses tindakan siklus I pertemuan kedua terdiri dari kegiatan awal, inti

dan akhir. Siklus I pertemuan kedua menggunakan tema “kebutuhanku”, sub tema

“buah”, sub-sub tema “warna-warna buah”. Pelaksanaan tindakan dilakasankan

pada hari kamis 15 Oktober 2020, deskripsi pertemuan kedua sebagai berikut :

a) Kegitan Awal

Page 56: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

42

Langkah pertama anak-anak berbaris didepan kelas setelah bel

berbunyi, dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta

bernyanyi (lagu lonceng berbunyi dan ayo berbaris). Pada tahap awal

pelaksanaan kegiatan pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam

terlebih dahulu dan berdoa bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru

mengajak peserta didik membaca surah-surah pendek (surah Al-Fatihah, Al-

Ikhlas ,dan An-Naas), selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk tepuk

buah (tepuk buah), guru mengkomunikasikan sub-sub tema yaitu: “warna-

warna buah”

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru sudah memberikan waktu kepada peneliti

untuk melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan kegiatan permainan

media belajar ular tangga, langkah yang dilakukan guru dan peneliti untuk

melihat kemampuan berhitung anak yaitu:

1) Anak-anak diberi penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan,

yaitu bermain ular tangga dengan sub-sub tema warna-warna buah.

2) Guru membagi anak menjadi 5 kelompok dan dalam 1 kelompok ada

2 anak dan ada anak yang berjalan diatas media belajar ular tangga

sambil melempar dadu, kemudian ada anak yang membantu temannya

menjawab kartu soal.

3) Guru menyiapkan media atau alat yang digunakan anak untuk bermain

ular tangga yang telah di siapkan.

4) Anak berjalan diatas papan media ular tangga sambil melempar dadu

dan membantu temannya untuk menjawab kartu soal.

Page 57: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

43

5) Anak melakukan permainan media belajar ular tangga. Naura

berpasangan dengan kanza, aska berpasangan dengan afiqa, nabila

berpasangan dengan kevin, naufal berpasangan dengan ikzan, abdi

berpasangan dengan dila. Kegiatan selanjutnya yang mulai melepar

dadu yaitu nabila, aska, naura, naufal dan abdi, sedangkan yang

membantu temannya untuk menjawab kartu soal sehingga temannya

bisa melanjutkan jalannya yaitu afiqa, kevin, ikzan dan dila.

Kegiatan selanjutnya, yaitu anak mengerjakan lembar kerja dengan

kegiatan menjumlahkan, mengurutkan, mencocokkan dan juga pengurangan.

Sebelum melaksanakan kegiatan guru menjelaskan cara menjumlahkan,

mengurutkan, mencocokkan dan pengurangan dengan benar kemudian guru

membagikan lembar kerja.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan setelah proses belajar di mana anak diajak

duduk melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan

dengan guru mengajak anak untuk melakukan diskusi tentang pembelajaran hari

ini dan menanyakan bagaimana perasaannya saat melaksanakan kegiatan tersebut.

membaca doa sebelum pulang (doa kedua orang tua kebaikan dunia dan akhirat,

surah Al-Asr, doa keluar rumah/ruangan, doa naik kendaraan), salam dan pulang.

c. Observasi

a) Observasi Anak

Tahap ini merupakan tahap di mana peneliti dapat menilai tujuan

pembelajaran yang telah dicapai. Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam

kelas, yakni pada saat penyelenggaraan proses pembelajaran oleh guru. Pada saat

guru menjelaskan, beberapa anak berusaha memahami yang disampaikan oleh

Page 58: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

44

pendidik dan terdapat anak tidak fokus hal ini terbukti ada beberapa anak sibuk

ngobrol kelompok lain. Oleh karena itu ada 2 anak memiliki persentase 42%, 4

anak memiliki persentase 48% dan 4 anak memiliki presentase 54%, yang

memiliki persentase 54% anak mulai berkembang karena itu pendidik lebih

menekankan untuk memberikan pengarahan tentang peraturan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan media belajar ular

tangga agar anak mulai paham setiap aturan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

meskipun belum seluruhnya optimal.

Adapun hasil observasi aktivitas anak peningkatan kemampuan berhitung

anak pada Siklus I pertemuan kedua yang disajikan dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 4.3. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan Berhitung anak Pada Siklus I Pertemuan Kedua

No Nama Anak Didik Skor Persentase Kriteria

1 Naura

9 54% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

2 Kanza

7 36% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

3 Nabila

9 54% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

4 Dila

8 48% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

5 Afiqa

7 42% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

6 Aska

8 48% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

7 Kevin

8 48% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

8 Rafi

9 54% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

9 Abdi

9 54% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

10 Naufal

8 48% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

Rata-Rata Persentase Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada

Siklus I Pertemuan Kedua

49,2 % Kurang/ Mulai

Berkembang(MB)

Page 59: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

45

Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan berhitung

anak dikelompok B2 pada siklus I pertemuan kedua menggambarkan bahwa dari

10 anak ada 10 anak yang memiliki mulai berkembang karena di mana pada saat

kegiatan pembelajaran dalam media belajar ular tangga anak mulai mampu

menunjukkan sikap percaya diri dalam bermain meskipun dalam bantuan.

Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik

peningkatan kemampuan berhitung pada siklus I pertemuan kedua diatas dapat

disajikan melalui Tabel dibawah ini :

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada Siklus I

Pertemuan Kedua

No Kriteria Jumlah

Anak Didik Persentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB)

2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 10 49,2% 492

3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH)

4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata persentase aktivitas anak didik Meningkatkan

kemampuan berhitung anak pada siklus I pertemuan kedua 49,2% 492

Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak

didik untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak pada siklus I di pertemuan

kedua mengalami sedikit peningkatan. Dari 10 anak ada 2 anak yang memiliki

kriteria belum berkembang yaitu kanza dan afiqa memperoleh jumlah skor 7.

karena pada saat bermain ular tangga belum mampu menunjukkan sikap percaya

diri dalam bermain, belum mampu berjalan sendiri dan menjawab soal kartu tes.

Berdasarkan pelaksanaan sebelum tindakan menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan berhitung anak belum seluruhnya optimal karena masih

Page 60: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

46

terdapat anak memiliki kriteria tidak baik/belum berkembang (BB) sebelum

tindakan memperoleh rata-rata persentase 37% yang diperoleh dari keseluruhan

rata-rata yang dimiliki oleh anak. Sedangkan pada siklus I pertemuan pertama

memiliki kriteria tidak baik/belum berkembang (BB) memperoleh rata-rata

persentase 38,4%. Pada siklus I pertemuan kedua memiliki kriteria kurang/mulai

berkembang dengan memperoleh hasil persentase 49,2%. Namun hal ini belum

mencapai kriteria yang diharapkan yaitu kriteria cukup/berkembang sesuai

harapan (BSH), maka peneliti ingin memperbaiki hasil pada pelaksanaan

penelitian ke siklus II.

b) Observasi Guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran

keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan

kemampuan berhitung anak. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar observasi guru yang ada pada lampiran, bentuk penilaian

yang digunakan yaitu ceklis dengan kriteria penilaian Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya

apabila guru melakukan tindakan, diberi ceklis Tidak apabila guru tidak

melakukan tindakan. Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I

pertemuan kedua sebagai berikut :

1) Pada pijakan sebelum bermain, guru tidak melakukan tindakan yaitu guru

tidak menyiapkan karpet untuk anak- anak duduk berkelompok

2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu memberikan

penjelasan kepada anak tentang permainan yang akan dilakukan yaitu

bermain ular tangga dengan sub tema warna-warna buah, guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih yang mulai bermain

Page 61: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

47

media ular tangga, guru menyiapkan media atau alat yang digunakan anak

untuk bermain media ular tangga, anak mengambil papan permainan

media ular tangga dan dadu lalu menjelaskan cara bermain media ular

tangga, di bantu oleh guru dan anak melakukan permainan media ular

tangga.

3) Pijakan setelah bermain, guru tidak melakukan tindakan yaitu tidak

mendokumentasikan kegiatan permainan ular tangga yang telah dilakukan

oleh anak, guru tidak melakukan tindakan dalam membuat kesimpulan dari

kegiatan yang sudah dilakukan dan tidak mendiskusikan kedalam

kehidupan sehari-hari.

d. Refleksi Siklus I

Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan pada siklus I oleh peneliti

dan guru pada akhir siklus I. Refleksi dilakukan dalam rangka mengetahui

kendala-kendala yang dialami selama proses pembelajaran pada siklus I. Pada

tindakan siklus I dapat dilihat bahwa sebagian peserta didik kurang kondusif

terutama pada kelompok yang sedang menunggu giliran bermain. Hal ini

disebabkan karena peserta didik terlalu lama menunggu giliran bermain. Masalah

lainnya adalah terdapat anak yang mempunyai karakter pendiam, sehingga mereka

kurang aktif dalam permainan. Adapun kendala-kendala yang terjadi pada siklus I

antara lain:

1) Masih banyak peserta didik yang ramai sendiri ketika kelompok lainnya

melakukan permainan ular tangga.

2) Beberapa anak yang pendiam kurang aktif dalam permainan ular tangga.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan kemampuan berhitung pada peserta didik, namun masih belum

Page 62: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

48

mencapai indikator yang ditentukan, sehingga tindakan siklus II perlu dilakukan.

Penelitian siklus II adalah evaluasi yang dilakukan yang terhadap pelaksanaan

kegiatan pada siklus I. Hasil refleksi berikutnya dapat dijadikan pedoman untuk

melaksanakan kegiatan menggunakan media belajar ular tangga dengan metode

bermain pada siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses kegiatan

pembelajaran menggunakan media ular tangga dinilai dapat memberikan stimulus

untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak.

4. Paparan Siklus II

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan sebagai bentuk perbaikan pada

siklus I. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini masih sama yaitu

ular tangga. Penelitian pada siklus II juga berlangsung dua kali pertemuan pada hari

Senin, 19 Oktober 2020. Dalam setiap pertemuan, peserta didik belajar

menggunakan media ular tangga yang dibantu peneliti bersama guru sebagai

pendamping.

a. Perencanaan

1) Menentukan Tema

Tema yang akan digunakan dengan menyesaikan dengan tema yang ada

TK Mentari Bontoa . Tema yang digunakan yaitu tema “binatang ”, sub tema

“binatang darat”, sub-sub tema “macam-macam binatang darat”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

3) Menyiapkan media

Sebelum penelitian berlangsung, peneliti menyiapkan media untuk

Page 63: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

49

kegiatan pembelajaran yaitu media belajar ular tangga seperti gambar dibawah

ini:

4.1 Gambar Media permainan ular tangga

4) Menyiapkan Instrumen

Peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk ceklis. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berhitung anak

pada saat pembelajaran.

b. Tahap Tindakan

Proses tindakan pertemuan pertama siklus II terdiri dari kegiatan awal,

inti dan akhir. Siklus II pertemuan pertama menggunakan tema “binatang”, sub

tema “binatang darat”, sub-sub tema “macam-macam binatang darat” Pelaksanaan

tindakan dilakasankan pada hari senin 19 Oktober 2020, deskripsi pertemuan

pertama sebagai berikut :

a. Kegitan Awal

Langkah awal yang dilakukan yaitu anak-anak berbaris di depan kelas

pada saat bel berbunyi, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan motorik yaitu jalan

ditempat dan bernyanyi (lagu Lonceng berbunyi dan ayo berbaris). Pada tahap

awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran didahului dengan mengucapkan salam

terlebih dahulu dan berdoa bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru

mengajak peserta didik membaca surah-surah pendek (surah Al-Fatihah, Al-

Page 64: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

50

Ikhlas, dan An-Naas), selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi

(lagu nama-nama binatang), guru mengkomunikasikan sub-sub tema yaitu:

“Macam-macam binatang darat”.

b. Kegiatan Inti

Pada saat kegiatan inti, guru memberikan waktu kepada peneliti untuk

mengambil alih kegiatan belajar mengajar dengan media belajar ular tangga.

Langkah yang dilakukan guru dan peneliti dalam kegiatan mengenal konsep

bilangan anak yaitu:

1) Guru menyiapkan bahan dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak

dalam berhitung yaitu media belajar ular tangga dan dadu yang sudah

disediakan oleh peneliti.

2) Peneliti menjelaskan tata cara dan aturan bermain dan mengenalkan

beberapa binatang darat kepada anak. Peneliti membagi beberapa

kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 2 orang anak.

3) Peneliti dan guru mempraktekkan terlebih dahulu cara melaksanakan

permainan media ular tangga selanjutnya anak diminta mempraktekkan

cara melaksanakan pada petak baris pertama (Level 1) anak menjawab soal

mengurutkan angka, petak baris kedua (level 2) anak menjawab soal

mencocokkan angka, petak baris ketiga (level 3) anak menjawab soal

penjumlaha, dan petak baris keempat (level 4) anak menjawab soal

pengurutan.

4) Kegiatan menyebutkan dan membilang 1-20, mengenal lambang bilangan,

menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilanga, membuat

urutan bilangan dengan benda-benda, membedakan dan membuat dua

Page 65: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

51

kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih sedikit dan

lebih banyak, menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan

benda. Setiap anak mendapatkan giliran untuk melempar dadu dan masing-

masing kelompok mengikuti permainan sampai pada kotak terakhir/finish.

Di mana pada saat menjalankan permainan media belajar ular tangga ada 4

anak sibuk cerita dengan teman kelompoknya sehingga tidak berjalan, dan

ada 4 anak mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari

awal star menuju angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan

tangga maka anak tersebut naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan

ular maka anak tersebut turun ke angka yang lebih rendah

5) Selain itu peneliti dan guru membimbing setiap kelompok mengalami

kesulitan. Setelah peserta didik melaksanakan pekerjaannya dan

membereskan peralatan belajarnya. Peserta didik mencuci tangan

sebelum makan, berdoa sebelum makan (doa sebelum makan), dan

makan bersama.

c. Kegiatan Akhir

Setelah proses belajar dilakukan kegiatan akhir, di mana anak diajak

duduk melingkar untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan

dengan guru mengajak anak untuk melakukan diskusi tentang pembelajaran hari

ini dan menanyakan bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut.

Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu nama-nama binatang darat)

membaca doa sebelum pulang (doa kedua orang tua, do’a kebaikan dunia dan

akhirat, surah Al-Asr, doa keluar rumah/ruangan, doa naik kendaraan), salam dan

pulang.

Page 66: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

52

c. Observasi

a) Observasi Anak

Pengamatan dalam kemampuan berhitung anak pada pertemuan

pertama siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang merupakan hasil dari

proses perbaikan. 3 anak memiliki persentase 60%,4 anak memiliki persentase

66% dan 3 anak memiliki persentase 72%.

Adapun hasil observasi aktivitas anak didik peningkatan kemampuan

berhitung anak pada Siklus II pertemuan pertama yang disajikan dalam Tabel di

bawah ini :

Tabel 4.5. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung anak Pada Siklus II Pertemuan Pertama

No Nama Anak Didik Skor Persentase Kriteria

1 Naura

12 72% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

2 Kanza

10 60% Kurang/Mulai

berkembang (MB)

3 Nabila

12 72% Kurang/Mulai

berkembang (MB)

4 Dila

11 66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

5 Afiqa

10 60% Kurang/Mulai

Berkembang (MB)

6 Aska

12 72% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

7 Kevin

10 60% Kurang/Mulai

berkembang (MB)

8 Rafi

11 66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

9 Abdi

11 66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

10 Naufal

11 66% cukup/Berkembang

Sesuai Harapan(BSH)

Rata-Rata Persentase Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada

Siklus II Pertemuan Pertama

66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

Page 67: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

53

Dapat diketahui pencapaian peningkatkan kemampuan berhitung anak

di kelompok B2 pada siklus II pertemuan pertama menggambarkan bahwa dari 10

anak ada 3 anak memiliki kriteria kurang/mulai berkembang (MB) dan 7 anak

memiliki kriteria cukup/berkembang sesuai harapan (BSH). Anak yang memiliki

kriteria mulai berkembang karena pada saat kegiatan pembelajaran dalam bermain

peran anak mulai mampu menunjukkan sikap percaya diri dalam bermain ular

tangga dan menjawab kartu soal walaupun masih dalam bantuan guru serta. 7

anak memiliki kriteria cukup/berkembang sesuai harapan (BSH). Karena pada

saat kegiatan pembelajaran dalam bermain ular tangga anak mulai mampu

menunjukkan sikap percaya diri dalam soal tes dan berjalan sesuai angka dadu

tanpa bantuan guru.

Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik peningkatan

kemampuan berhitung anak pada siklus II pertemuan pertama diatas dapat

disajikan melalui Tabel dibawah ini :

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Pada Siklus II

Pertemuan Pertama

No Kriteria Jumlah

Anak Didik Persentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB)

2 Kurang /Mulai Berkembang (MB) 3 18% 180

3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 7 48% 480

4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata persentase aktivitas anak didik Meningkatkan

kemampuan berhitung anak pada siklus II pertemuan pertama 66% 660

Page 68: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

54

Berdasarkan Tabel rekaptulasi data hasil aktivitas dan evaluasi anak

didik untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak pada siklus II di pertemuan

pertama mengalami sedikit peningkatan . Dari 10 anak ada 3 anak yang memiliki

kriteria kurang/mulai berkembang (MB) karena pada saat menjalankan permainan

media belajar ular tangga dan memberikan soal berhitung anak masih ragu-ragu

untuk menjawab soal teksnya. 7 anak memiliki kriteria cukup/berkembang sesuai

harapan (BSH). Karena pada saat kegiatan pembelajaran dalam permainan media

belajar ular tangga mulai dan di mana anak sudah mulai bisa mencocokkan,

mengurutkan, pengurangan dan penjumlahan, serta anak sudah mulai percaya diri

dalam berjalan sesuai angka dadu yang ingin dimainkan tanpa bantuan guru.

Berdasarkan pelaksanaan Siklus I pertemuan kedua menunjukkan

bahwa peningkatan kemampuan berhitung anak belum seluruhnya optimal karena

memiliki kriteria kurang/mulai berkembang dengan memperoleh hasil rata-rata

persentase 88%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama memperoleh hasil

rata-rata persentase 66%. Namun hal ini belum mencapai indikator yang telah

ditetapkan, maka peneliti melanjutkan siklus II pertemuan kedua.

b) Observasi Guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran

keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan

kemampuan berhitung anak. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar observasi guru yang ada pada lampiran, bentuk penilaian

yang digunakan yaitu ceklis dengan kriteria penilaian Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya

apabila guru melakukan tindakan, diberi ceklis Tidak apabila guru tidak

Page 69: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

55

melakukan tindakan. Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I

pertemuan pertama sebagai berikut :

1) Pada pijakan sebelum bermain, guru tidak melakukan tindakan yaitu guru

tidak menyiapkan karpet untuk anak-anak duduk berkelompok

2) Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu

memberikan penjelasan kepada anak tentang permainan yang akan

dilakukan yaitu bermain ular tangga sub-sub tema macam-macam

binatang darat, guru memberikan kesempatan kepada anak untuk

berdiskusi dengan teman kelompoknya, guru menyiapkan media atau alat

yang digunakan anak untuk bermain ular tangga, anak mengambil alat

dan bahan lalu memulai bermain ular tangga yang akan digunakan dan

dibantu oleh guru, dan anak melakukan permainan media belajar ular

tangga.

3) Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan yaitu

mendokumentasikan kegiatan media belajar ular tangga yang telah

dilakukan serta tidak mendiskusikan kegiatan media belajar ular tangga

yang telah dilakukan dengan anak, kemudian guru melakukan tindakan

dalam membuat kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan dan

tidak mendiskusikan kedalam kehidupan sehari-hari.

b. Siklus II Pertemuan Kedua

1. Tahap Perencanaan

a) Menentukan Tema

Page 70: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

56

Peneliti dalam menentukan tema yang akan digunakan dengan

menyesaikan tema yang ada TK Mentari Bontoa. Tema yang digunakan adalah

tema “binatang”, sub tema “binatang air”, sub-sub tema “ciri-ciri binatang air”.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini disusun oleh

peneliti yang bekerja sama dengan pendidik.

c) Menyiapkan media

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan media untuk

kegiatan pembelajaran yaitu media belajar ular tangga seperti gambar dibawah ini:

4.2 Gambar Media Belajar Ular Tangga

d) Mempersiapkan Instrumen

Peneliti ini menggunakan lembar observasi berbentuk ceklis.

Lembar observasi digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan

kognitif anak pada proses pembelajaran.

2. Tahap Tindakan

Proses tindakan siklus II pertemuan kedua terdiri dari kegiatan awal,

inti dan akhir. Siklus II pertemuan kedua menggunakan tema “binatang”, sub tema

“binatang air”, sub-sub tema “ciri-ciri binatang air” Pelaksanaan tindakan

Page 71: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

57

dilakasankan pada hari kamis, 22 Oktober 2020, deskripsi pertemuan pertama

sebagai berikut :

a) Kegitan Awal

Langkah pertama anak-anak berbaris di depan kelas setelah bel

berbunyi, dilanjutkan dengan kegiatan motorik dengan jalan ditempat serta

bernyanyi (lagu Lonceng berbunyi dan ayo berbaris). Pada tahap awal

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dahului dengan mengucapkan salam

terlebih dahulu dan berdoa bersama (doa sebelum belajar) kemudian guru

mengajak peserta didik membaca surah-surah pendek (surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas

,dan An-Naas), selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi (lagu

sebut binatang air), guru mengkomunikasikan sub-sub tema yaitu: “ciri-ciri

binatang air”.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru memberikan waktu kepada peneliti untuk

melakukan proses belajar mengajar dengan media belajar ular tangga, langkah

yang dilakukan guru dan peneliti untuk melihat kemampuan berhitung anak, yaitu:

a. Peserta didik diberikan penjelasan mengenai permainan yang akan dilakukan,

yaitu media belajar ular tangga dengan sub-sub tema ciri-ciri binatang air.

b. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk memulai permainan.

c. Guru menyiapkan media atau alat yang digunakan anak untuk media belajar

ular tangga.

d. Anak mengambil alat dan bahan yang akan digunakan untuk media belajar

ular tangga.

Page 72: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

58

e. Anak melakukan permainan media belajar ular tangga kemudian ada anak

yang berjalan diatas ular tangga sambil melempar dadu dan ada anak yang

menjawab kartu soal.

Sebelum melaksanakan kegiatan guru menjelaskan aturan permainan

dan cara menjawab kartu soal.

c) Kegiatan Akhir

Setelah proses belajar mengajar selesai, anak diajak duduk melingkar

untuk membaca doa sesudah makan. Kemudian dilanjutkan dengan guru

mengajak anak untuk melakukan diskusi tentang pembelajaran hari ini dan

menanyakan bagaimana perasaanya saat melaksanakan kegiatan tersebut.

Selanjutnya guru mengajak anak bernyanyi (lagu ayo makan sayur) membaca doa

sebelum pulang (doa kedua orang tua, do’a kebaikan dunia dan akhirat, surah Al-

Asr, doa keluar rumah/ruangan, doa naik kendaraan), salam dan pulang.

3. Tahap Pengamatan (observasi)

a) Observasi Anak

Pengamatan dalam kemampuan berhitung anak di pertemuan kedua

siklus II menunjukkan adanya progress atau peningkatan sebagai hasil dari proses

perbaikan. Sebagian besar anak mampu memainkan media belajar ular tangga

yang tadinya tidak bersemangat, kurang aktif, suka main sendiri dan cenderung

diam, jauh lebih berkurang, pada tahap ini sudah bisa mengikuti tahap demi tahap

dari seluruh rangkaian permainan. Hal ini dibuktikan dengan hampir semua

indikator tercapai, semua anak mengikuti seluruh permainan dengan aturan

selama proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan anak dalam

berhitung dengan menerepkan media belajar ular tangga.

Page 73: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

59

Adapun hasil observasi aktivitas anak didik peningkatan kemampuan

berhitung anak pada Siklus II pertemuan kedua yang disajikan dalam Tabel di

bawah ini :

Tabel 4.7. Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik Meningkatkan

Kemampuan berhitung Pada Siklus II Pertemuan Kedua

No Nama Anak Didik Skor Persentase Kriteria

1 Naura

14 84% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

2 Kanza

11 66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

3 Nabila

14 84% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

4 Dila

13 78% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

5 Afiqa

11 66% Cukup//Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

6 Aska

14 84% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

7 Kevin

11 66% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

8 Rafi

13 78% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

9 Abdi

13 78% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

10 Naufal

13 78% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

Rata-Rata Persentasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada

Siklus II Pertemuan Kedua

76,2% Cukup/Berkembang

Sesuai Harapan (BSH)

Dapat diketahui pencapaian meningkatkan kemampuan berhitung anak

dikelompok B2 pada siklus II pertemuan kedua semua anak yang mengikuti

proses bahwa dari 10 anak secara keseluruhan anak dapat dikatakan 10 anak

tersebut memiliki kriteria berkembang sesuai harapan karena pada saat

Page 74: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

60

menjalankan permainan media belajar ular tangga anak sudah mampu memakai

dan menggunakan simbol, mengklasifikasikan, memahami angka dan menjawab

kartu soal secara mandiri dan konsisten tanpa harus di ingatkan oleh peneliti.

Ada 10 anak memiliki kriteria berkembang sesuai harapan karena pada

saat menjalankan permaianan media ualar tangga anak sudah mampu

menyebutkan, menggurutkan, menunjukkan lambang bilangan secara mandiri dan

menjawab kartu soal tanpa harus di ingatkan dan saat menjalankan orang (bidak)

mengurutkan angka yang didapat pada saat melempar dadu dari awal star menuju

angka selanjutnya ke arah kanan dan jika mendapatkan tangga maka anak tersebut

naik ke angka selanjutnya tetapi mendapatkan ular maka anak tersebut turun ke

angka yang lebih rendah dan jika berada pada level maka akan menjawab soal

yang telah di buat oleh peneliti. Sudah mulai mematuhi aturan yang telah

dijelaskan oleh peniliti.

Dari Tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas anak didik

meningkatkan kemampuan berhitung anak pada pertemuan kesatu dan pertemuan

kedua pada siklus II diatas dapat disajikan melalui Tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Anak Didik

Meningkatkan Kemampuan berhitung Anak Pada Siklus II

Pertemuan Kedua

No Kriteria Jumlah

Anak Didik Persentase Skor

1 Tidak Baik/ Belum Berkembang (BB)

2 Kurang /Mulai Berkembang (MB)

3 Cukup /Berkembang Sesuai Harapan(BSH) 10 76,2% 762

4 Baik /Berkembang Sangat Baik (BSB)

Rata-rata persentase aktivitas anak didik meningkatkan

kemampuan berhitung anak pada siklus II pertemuan kedua 76% 762

Page 75: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

61

Berdasarkan Tabel rekapitulasi data hasil observasi dan evaluasi

aktivitas anak didik untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak pada

pertemuan kesatu dan pertemuan kedua pada siklus II. Hasil yang diperoleh pada

pertemua kedua lebih tinggi, karna semua anak berkembang sesuai harapan. dan

memiliki kriteria baik/ berkembang sesuai harapan (BSH). Hal ini sejalan dengan

tingkat kesuksesan yang akan dicapai pada akhir pembelajaran, yaitu anak yang

memiliki kriteria cukup/ berkembang sesuai harapan(BSH) ada 10 peserta didik

memiliki kriteria berkembang sesuai harapan dan mengikuti aturan main media

belajar ular tangga dan menyelesaikan pekerjaannya sampai ahkir dan tidak

menganggu temannya.

Hasil tindakan pada siklus II pertemuan pertama memiliki skor 110 dan

pada pertemuan kedua siklus 11 memiliki skor 127 meningkat, kriteria cukup/

berkembang sesuai harapan (BSH). Jadi pada siklus II kemampuan berhitung anak

meningkat menjadi 76,2 sehingga terdapat pada kriteria cukup/ berkembang

sesuai harapan (BSH).

b) Observasi Guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran

keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan

kemampuan berhitung anak. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar observasi guru yang ada pada lampiran, bentuk penilaian

yang digunakan yaitu ceklis dengan kriteria penilaian Ya/Tidak. Diberi ceklis Ya

apabila guru melakukan tindakan, diberi ceklis Tidak apabila guru tidak

melakukan tindakan. Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus II

pertemuan kedua sebagai berikut :

Page 76: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

62

a. Pada pijakan sebelum bermain, guru melakukan tindakan yaitu guru

menyiapkan karpet untuk anak duduk berkelompok

b. Pada pijakan selama bermain, guru melakukan tindakan yaitu memberikan

penjelasan kepada anak perihal permainan yang akan dimainkan yaitu

bermain ular tangga dengan sub-sub tema ciri-ciri binatang air, guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya yang belum paham cara

bermain ular tangga yang ingin dimainkan, media atau alat yang digunakan

anak untuk bermain ular tangga disiapkan oleh guru, anak mengambil dadu

yang akan digunakan untuk media belajar ular tangga dibantu oleh guru, dan

anak melakukan permainan .

c. Pijakan setelah bermain, guru melakukan tindakan yaitu mendokumentasikan

kegiatan media belajar ular tangga yang telah dilakukan serta tidak

mendiskusikan kegiatan media belajar ular tangga yang telah dilakukan

dengan anak, kemudian guru melakukan tindakan dalam membuat

kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan dan tidak mendiskusikan

kedalam kehidupan sehari-hari.

4. Tahap Refleksi Siklus II

Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peneliti pada akhir siklus II ini

adalah melakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala

selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, namun setelah melakukan

observasi tidak ada kendala. Hasil refleksi dari data observasi pembelajaran siklus

II sudah lebih baik dari siklus I. Proses pembelajaran siklus II berlangsung lebih

baik dari siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan kondusif dan antusias

Page 77: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

63

peserta didik menunjukan peningkatan, setelah itu siswa yang aktif juga lebih

banyak dari sebelumnya.

Hasil yang diperoleh pada siklus II ini menunjukan adanya peningkatan

anak dalam berhitung, dibuktikan dengan jumlah nilai pada siklus I yaitu 110

dengan persentase 66%, kemudian meningkat menjadi 127 dengan persentase

76,2% pada siklus II. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat dikatakan

bahwa penelitian ini telah berhasil dan indikator yang ditetapkan telah tercapai,

sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II saja.

B. Pembahasan

1. Hasil Proses Meningkatkan Kemampuan Berhitung Peserta Didik

dengan Menggunakan Media Ular Tangga

Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua anak belum paham

tentang kegiatan pembelajaran mengenal konsep mencocokkan,

mengurutkan,menjumlahkan dan pengurangan dengan menggunakan media

belajar ular tangga karena terbukti ada beberapa anak yang memiliki kriteria

belum berkembang. Pada pertemuan kedua anak belum terlalu paham tentang

kegiatan pembelajaran mengenal konsep mencocokkan, mengurutkan,

menjumlahkan dan pengurangan dengan menggunakan media belajar ular tangga.

Karena tindakan siklus I ini terlihat beberapa anak tidak sabaran menunggu

giliran, anak-anak pada umumnya masih bersifat egosentris ini sesuai dengan

pernyataan Hartanti (Rita, 2015:67) yang menyatakan anak usia dini masih

memikirkan egonya tanpa memikirkan orang lain. Misalnya dalam hal bermain

Page 78: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

64

media belajar ular tangga ada beberapa anak kurang aktif dan cenderung diam

serta masih ada anak yang harus di ingatkan, di bimbing serta di contohkan dalam

menjalankan permainan media belajar ular tangga dan beberapa anak tidak

mengikuti aturan yang telah disampaikan oleh pendidik.

Hal ini sesuai dengan teori Menurut Francisca (Yuvitasari, 2015:41)

permaina media belajar ular tangga adalah permainan papan yang terbuat dari dua

dimensi. Menurut Riasatun (Yuvitasari, 2015 : 43) tata cara permainan ular tangga

yaitu peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan permainan.

Pencapaian indikator kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak

kelompok B (usia 5-6 tahun) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

Republik Indonesia no 146 tahun 2014 (Kemendikbud, 2015) sebagai berikut

memakai dan menggunakan simbol, mengklasifikasikan, memahami angka.

Sebagai pengetahuan mengenal konsep bilangan dan menunjukkan lambang

bilangan sebagai pengetahuan mengenal lambang bilangan dan seluruh langkah-

langkah pembelajaran dilaksankan oleh peneliti berjalan dengan lancar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan bahwa hasil penelitian pada

siklus I mendapatkan nilai skor 492 dengan kriteria mulai berkembang dan pada

siklus II mengalami peningkatan dengan mendapatkan nilai skor 762 dengan

kriteria berkembang sangat baik.

Menurut Docker dalam Fadillah (2018:8) bermain merupakan kebutuhan

bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang

dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Sedangkan, menurut Browne dalam Moeslichatoen (2004:32) melalui

bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan,

Page 79: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

65

memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak.

Bermain merupakan cara belajar anak yang bersifat alami. Anak dapat

berlatih menggunakan kemampuan kognitinya untuk memecahkan berbagai

masalah seperti mengukur, membandingkan, mencari jawaban yang

berbeda, berhitung dan sebagainya. Adapun menurut Hetherington dalam

Meoslichatoen (2004:34 ), bermain juga berfungsi untuk mempermudah

perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak

meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Salah satu media pembelajaran bagi peserta didik adalah media ular

tangga untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung. Kemampuan anak

dalam berhitung sebelum tindakan menunjukkan bahwa hampir seluruh indikator

berhitung anak kurang berkembang. Pencapaian pada semua indikator belum

memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Menurut

peneliti, penurunan presentasi pada pertemuan pertama ini dipengaruhi oleh

kegiatan pembelajaran yang hanya terpaku pada lembar kerja anak. Selain itu,

kemampuan mengenal berhitung anak dalam bermian. Terjadi penurunan pada

pertemuan pertama sebelum tindakan. Peningkatan yang dimaksud belum sesuai

dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemampuan peserta didik

dalam menaati aturan permainan pada pertemuan.

Dari hasil observasi peneliti, dapat diketahui permasalahan yang

muncul pada siklus I yaitu anak cepat bosan dan sibuk sendiri dalam mengikuti

pembelajaran karena guru kurang memotivasi dan memberikan dorongan kepada

anak serta kurangnya reward kepada anak berupa kata good job dalam mengenal

Page 80: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

66

konsep bilangan anak pada anak kelompok B2 di TK Mentari Bontoa kota

Makassar. Seperti halnya yang diungkapkan oleh santoso (Endratshi 2014:65)

bahwa anak memerlukan penghargaan yang dapat berupa ucapan, hadia, dan

pujian. Reward merupakn salah satu bentuk hadia yang diberikan untuk anak

sebagai penghargaan atas perbaikan perlakuan. Hal ini sejalan dengan yang

dikatakan oleh Azhar (Endratshi 2014:65) yang mengemukan bahwa siswa yang

berhasil belajar didorong untuk terus belajar.

2. Aktivitas Anak Didik untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitungnya

dengan Menerapkan Media Belajar Ular Tangga

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas anak didik dalam

pembelajaran mengenal berhitung dengan menggunakan media belajar ular tangga

yang di peroleh melalui hasil observasi sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Pada siklus I masih belum berkembang karena masih berada pada kriteria tidak

baik/ belum berkembang dan pada saat anak mengocok dadu lalu menghitung

jumlah titik yang ada pada dadu dan menjalankan jumlah poin masih ada yang

melangkah tidak sesuai jumlah titik yang didapat pada saat mengocok dadu.

Sudah cukup/ berkembang sesuai harapan(BSH) pada saat mengocok dadu dan

menjalankan point peserta didik sudah dapat melangkah sesuai jumlah titik yang

didapat secara konsisten dan mandiri tanpa bantuan oleh peneliti.

Page 81: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

67

BAB V

A. Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa melalui permainan media belajar ular tangga kemampuan berhitung anak

usia dini khususnya anak kelompok B2 TK Mentari Bontoa dapat meningkat. Hal

ini dapat di buktikan dengan meningkatnya kemampuan berhitung anak dengan

menggunakan media belajar ular tangga. Pada siklus I, jumlah skor keseluruhan

492 dengan kriteria kurang/ mulai berkembang (MB). Kemudian, setelah

dilakukan tindakan pada siklus II kemampuan berhitung mengalami peningkatan

dengan menunjukkan jumlah skor keseluruhan 762 dengan cukup/ berkembang

sesuai harapan (BSH). Telah terlaksana dengan baik sehingga indikator

keberhasilan dapat dicapai 70 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kemampuan berhitung anak, maka peneliti merekomendasikan saran berikut

untuk meningkatkan kemampuan berhitung:

1. Bagi guru, disarankan agar banyak menggunakan berbagai macam media

pembelajaran, agar anak lebih tertarik dalam pembelajaran.

Page 82: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

68

2. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan peneliti akan kegiatan

dalam pembelajaran khususnya kemampuan berhitung anak dan diharapkan

dapat memberi manfaat dan sebagai kajian yang relevan dalam penulisan

karya ilmiah lainnya.

Page 83: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Agus Cahyono. 2017. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Menggunakan Media

Belajar Ular Tangga Ditaman Kanak-Kanak Dharma Wanita 2 Jragan

Tembarak Temanggung.

Anonim. 2003. Undang – undang Republik Indonesia.No.20 Tahun 2003,Tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan dan proses Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

:Balai Pustaka.

________ . 2004. UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta: Sinar

Grafika.

________. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3.Jakarta: Balai Pustaka

________. 2005. Kurikulum Taman Kanak-kanak 2004. Jakarta:Dirjen.

Pendidikan Dasar dan Menengah.

_________. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di

Taman Kanak - kanak. Jakarta: Depdiknas.

Dindin Jamaludin. (2010). Metode Pendidikan Anak. Bandung: Penerbit Pustaka

Al-Fikriis.

Fadillah, M. 2018. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta :

Prenadamedia Group. (http://id.whhhhikipedia.Org/wiki/Ular

Tangga,Ular) Di Unduh Pada Tanggal 26 September tahun 2020 Pukul

13:30 Wita

Fransisca Wulandari. 2008. Pengembangan Media Sederhana Ular Tangga

Bertema Bagi Siswa Taman Kanak – Kanak. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Jamaris Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anaka Usia TK.

Jakarta:PPs UNJ Press.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran diTaman Kanak-Kanak. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Mulyasa H.E. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Page 84: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN

70

Nusa Nining,2013.Penelitian Kualitatif ;Pendidikan anak usia dini.Jakarta:PT

RAJAGrafindo Persada

Satrianawati. 2017. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta : Deepublish

Sugiyono.2017.Metode penelitian kuatitatif, kualitatif, dan

R&D.Bandung:Alfabeta

Sujiono Yuliani Nurani. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Susanto Ahmad. 2011. Pembelajaran Anak Usia dini. Jakarta: Kencana

Suyanto Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:

UNY Pres.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.