menganalisa perbedaan makalah dengan artikel ilmiah
Post on 25-Oct-2015
96 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Menganalisa Perbedaan Makalah dengan Artikel Ilmiah.
Dalam kebahasaan, terdapat berbagai jenis karangan ilmiah salah satunya adalah makalah
dan artikel. Dalam hal ini keduanya memiliki beberapa karakteristik tersendiri, yang akan
dibahas pada penulisan kali ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai macam aspek
kebahasaan. Adapaun pemaparannya yaitu sebagai berikut.
1. Makalah
Definisi dari makalah sangatlah beragam, berikut beberapa pengertian makalah,
diantaranya sebagai berikut :
a. Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di
suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan.
b. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi.
c. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan untuk mendapat
pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta, 1994 : 496).
d. Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris – objektif. (E. Zaenal Arifin, 2000 : 2).
Dalam pembuatan sebuah makalah, haruslah memperhatikan kualitas dari penyajian
informasi dalam makalah tersebut. Berikut beberapa aspek yang menjadi komponen dalam
menyajikan sebuah makalah yaitu:
a. Akurat dan menyeluruh (comprehensive), artinya, makalah tersebut menyajikan fakta dan
gagasan secara akurat, dan membahas masalahnya secara lengkap dan tuntas. Makalah
tersebut juga telah mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan calon
pembaca mengenai topik tersebut dan kemudian menjawabnya dengan baik.
b. Memiliki sumber informasi yang baik. Ini adalah ciri yang paling penting dari setiap
makalah. Makalah yang bagus mengakui sumbangan penulis lain yang karyanya tentang
topik itu telah diterbitkan. Tidak melakukan hal itu dianggap sebagai praktek kesarjanaan
yang buruk. Makalah tersebut menggunakan sumber informasi yang beragam (semakin
banyak semakin baik). Untuk semua fakta dan gagasan yang bukan merupakan karya asli
penulis makalah diberikan kutipan. Kutipan langsung digunakan secara jarang, dan
dipilih untuk memberikan ilustrasi gagasan penulis lain dalam bahasa mereka sendiri.
(Penjelasan tentang kutipan dan rujukan lebih lanjut akan diberikan di bawah.).
c. Seimbang, berarti bahwa makalah tersebut membahas fakta, gagasan, dan sudut pandang
yang dibicarakan secara obyektif dan seimbang, dengan memperhatikan kekuatan dan
kelemahan masing-masing. Makalah yang bagus mungkin bersikap kritis terhadap karya
tulis sebelumnya, tetapi tidak memberikan kitik tanpa dasar dan menyerang secara ad
hominem1 kepada penulis lain.
d. Kreatif, dalam pengertian ilmiah berarti bahwa makalah tersebut tidak sekedar
menyajikan fakta belaka, tetapi ini tidak berarti bahwa informasi yang disajikan itu
“dikarang” atau tidak berdasarkan fakta. Dalam makalah yang berkualitas, fakta-fakta itu
ditata, dianalisa, dipadukan, dan digunakan sebagai dasar kesimpulan dengan cara yang
inovatif, kreatif, dan orisinal.
e. Secara teknis, penulisannya benar, berarti bahwa makalah tersebut terbebas dari
kesalahan gaya bahasa, tata bahasa, tanda baca, penggunaan kata, dan ejaan.
f. Tertata dengan baik. Ini berarti bahwa makalah tersebut memiliki tujuan yang jelas.
Dalam makalah yang berkualitas, materinya ditata secara logis, dengan kata-kata transisi
yang baik di antara bagian-bagiannya dan dengan kecepatan yang tepat.
Secara teknis makalah memiliki sistematika tersendiri dalam proses penyajian informasi
didalamnya. Sistematika ini menjadi struktur tersendiri yang akan menjadi bagan yang akan
mempermudah dalam memaparkan informasi. Berikut struktur penulisa yang terdapat dalam
makalah.
a. Bagian pendahuluan.
Bagian pendahuluan harus merupakan pernyataan yang jelas, menarik, dan ringkas
tentang (a) topik yang akan dibahas dalam makalah tersebut, (b) bagaimana kaitan topik
tersebut dengan bidang ilmu yang sedang dibicarakan dan terutama dengan sub-bidang
ilmu penulis, serta (c) mengapa topik tersebut penting dan menarik untuk
dibicarakan. Dalam bagian ini penulis memaparkan latar belakang dalam mengangkat
topik di makalah tersebut, rumusan masalah yang akan dikaji, tujuan serta manfaat
penulisan yang ingin diperoleh oleh penulis sendiri. Dalam makalah yang berbasis
penelitian, hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bagian ini.
b. Batang tubuh makalah.
Dalam makalah yang berdasarkan penelitian, bagian ini dibagi menjadi bagian “materi
dan metode penelitian,” bagian “hasil/temuan penelitian,” dan bagian
“diskusi/pembahasan.” Untuk makalah yang disajikan dalam seminar/konferensi, bagian
“hasil/temuan penelitian” dan “pembahasan” ini seringkali digabungkan.
Dalam bagian materi dan metode penelitian, penulis mengungkapkan dari mana dan
bagaimana dia memperoleh data atau gagasan yang dibicarakan dalam makalah itu.
Penulis juga menjelaskan metode, prosedur, atau pendekatan yang akan digunakan
untuk memeriksa data atau gagasan tersebut.
Di bagian hasil/temuan penelitian, penulis menyebutkan hasil-hasil analisa atau
evaluasinya terhadap data atau gagasan yang ditelitinya.
Di bagian diskusi/pembahasan, penulis membicarakan implikasi dan makna dari
hasil/temuan penelitiannya itu. Setiap faktor yang mungkin mempengaruhi
hasil/temuan tersebut, termasuk penulis sendiri, hendaknya dibicarakan di sini.
c. Ringkasan dan Kesimpulan.
Dalam laporan penelitian yang formal, ini disebut bagian ”penutup/kesimpulan.”
Ringkasan itu hendaknya menyatakan kembali secara ringkas tujuan makalah, setiap
hipotesis yang diuji, materi dan metode penelitian yang digunakan, dan hasil yang
diperolehnya. Kesimpulan kemudian ditarik berdasarkan hasil/temuan penelitian tersebut.
Dalam makalah laporan penelitian, penulis menyatakan apakah hipotesis tersebut diterima
atau ditolak. Ringkasan tesebut menyatakan berakhirnya penelitian yang telah ia lakukan
tetapi menyebutkan penelitian lanjutan yang masih harus dilakukan mengenai topik
tersebut.
d. Daftar Pustaka.
Makalah yang bagus menyertakan daftar pustaka (bibliografi). Bagian ini bisa juga disebut
sebagai ”daftar sumber yang dikutip”. Ruukan diberikan untuk semua karya yang dikutip
dalam makalah, dan hanya karya yang telah dikutip saja.
Secara aspek kebahasaan, pengggunaan gaya bahasa dalam makalah adalah baku dan
sesuai dengan EYD. Selain itu, untuk sebuah malakah ilmiah yang berbasis penelitian, gaya
bahasa yang dipergunakan pun haruslah ilmiah untuk memaparkan hasil penelitian.
2. Artikel Ilmiah
Suatu tulisan (essay ) merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi, opini
atau perasaan (feeling ), dan biasanya juga menampilkan argumen tentang topik tertentu
(UVic, 1995). Bentuk fisik tulisan ilmiah dapat berupa : buku ilmiah, laporan ilmiah, dan
artikel (paper ) ilmiah. Peran artikel ilmiah sangat tergantung dari peruntukannya, yaitu untuk
melaporkan (to report ), mengartikan (to interpret ) atau untuk menganalisis (to analyze )
sumber-sumber yang dimiliki. Namun seringkali ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
Artikel sangat berbeda dengan karya tulis ilmiah. Dari segi bahasa, bahwa artikel lebih
sederhana karena sasaran pembacanya menjangkau semua kelompok masyarakat. Sedangkan
bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa yang formal
sehingga kadang-kadang terasa kaku.
Dari segi isi, gagasan-gagasan dalam sebuah artikel tidak perlu ditunjang oleh bukti-bukti
yang lengkap sebagaimana dalam karya tulis ilmiah. Di dalam karya tulis ilmiah, penulis
harus menyertakan sumber data berupa kutipan, catatan kaki, biografi, serta daftar pustaka
pada akhir tulisan.Suatu artikel dikatakan bagus biasa apabila memiliki semua kriteria yang
dimilki artikel yang utama tetapi masih terdapa beberapa bagian yang perlu dilengkapi,
penambahan gambar, dan pranala-pranala merah yang masih perlu dirintis. Ciri artikel yang
berkulitas yaitu aktual, akurat dan mempunyai gambar-gambar sebagai ilustrasi lengkap.
Syarat-syarat artikel yang baik adalah mengandung masalah, topik harus spesifik,
sehingga dapat dengan mudah diuraikan atau dijelaskan semakin spesifik suatu topik, semakin
mudah bagi penulis untuk menyelesaikannya, semua gagasan harus bisa
dipertanggungjawabkan dengan mengikutsertakan alasan, bukti, dan contoh, panjang artikel
antara 3-5 halaman. Sebuah artikel hendaknya menyertakan alternatif pemecahan persoalan
atau menyertakan harapan, usul ataus saran kepada pembaca. Secara lebih spesifik, suatu
artikel ilmiah harus memiliki ciri-ciri berikut (UNBC, 2001) :
1. Merupakan sintesa temuan-temuan tentang suatu topik dan pendapat penulis.
2. Merupakan pekerjaan yang memperlihatkan keaslian (originality ) penulis.
3. Merupakan pengakuan / pernyataan / jawaban terhadap semua sumber yang digunakan.
4. Memperlihatkan bahwa penulis merupakan bagian dari suatu komunitas akademis.
Sehingga secara formal, pengertian artikel ilmiah adalah tulisan yang unik dan
terintegrasi dari fakta (bukti) yang ada diluar penulis dan pengetian personal yang dihasilkan
dari pemikiran penulisnya (Hamid, 2001). Berdasarkan hal-hal di atas, maka suatu artikel
tidak dapat dikategorikan artikel ilmiah jika (UNBC, 2001) :
- hanya merupakan ringkasan suatu artikel atau buku.
- gagasan orang lain yang diulang tanpa adanya kritik.
- kumpulan cuplikan.
- opini personal yang belum terbukti.
- menyalin atau menerima gagasan pekerjaan orang lain tanpa menyatakan sumbernya.
Dengan demikian, suatu artikel ilmiah adalah suatu tulisan tentang topik tertentu, yang
dilandasi oleh hasil dan pemikiran peneliti sebelumnya, yang menyertakan hasil dan gagasan
penulisnya, sehingga menjadi hasil dan gagasan yang baru.
Struktur suatu tulisan ilmiah akan dipengaruhi oleh bentuk fisik, peruntukan, serta jenis
tulisan ilmiahnya. Namun demikian, secara garis besar suatu tulisan ilmiah akan terdiri dari :
judul dan abstrak; isi yang terdiri dari pengantar, metoda, hasil, diskusi atau analisis,
kesimpulan; serta daftar pustaka. Khusus untuk tulisan ilmiah yang akan dipiblikasikan pada
prosiding atau jurnal tertentu, tentunya perlu mengikuti ketentuan penulisan (termasuk
format) dari penerbitnya.
1) Judul
Judul menjelaskan isi tulisan secara ringkas, jelas, dan tepat, sehingga pembaca dapat
segera memutuskan apakah akan membacanya atau tidak. Selain itu, judul juga
merupakan kata-kata kunci yang biasanya digunakan untuk daftar indeks penelitian.
Dalam membuat judul, hindari kata-kata yang tidak perlu, misalnya : "studi tentang" atau
"suatu penelitian tentang", dan sejenisnya. Hindari penggunaan singkatan dan jargon,
serta hindari judul yang mempunyai kesan "aneh".
2) Abstrak
Abstrak berisi laporan keseluruhan secara ringkas, tanpa adanya suatu tambahan di luar
tulisan/artikel dan tanpa adanya kerincian tertentu, misalnya menunjuk pada gambar,
tabel atau sumber tertentu. Abstrak berisi pernyataan tujuan utama penelitian, metoda
yang digunakan, ringkasan hasil yang terpenting, serta pernyataan kesimpulan yang
utama dan yang paling signifikan. Abstrak dibatasi oleh jumlah kata yang biasanya
sekitar 50 sampai 300 kata. Proses penyusunan abstrak dapat dilakukan dengan cara
menyarikan hal-hal pokok dari setiap bagian tulisan, yang kemudian dipadatkan menjadi
suatu kesatuan tulisan.
3) Pengantar
Pengantar berisi tentang persoalan yang dibahas yang meliputi persoalan yang diteliti,
ringkasan penelitian sebelumnya yang relevan, dan konsep yang melandasi penelitian
yang akan dilakukan; pentingnya persoalan; serta tujuan penelitian yang berupa upaya
untuk menjawab hipotesis, pertanyaan penelitian, atau penggunaan/perbaikan metoda.
Proses penulisan pengantar ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum menuju ke
pernyataan yang spesifik. Dalam hal ini dapat berupa persoalan dalam dunia nyata atau
studi literatur menuju ke eksperimen atau pengembangan yang dilakukan.
4) Metode
Metode menguraikan bagaimana persoalan dipelajari dan diselesaikan. Di sini diuraikan
secara rinci percobaan, prosedur atau pengembangan yang dilakukan. Material dan
peralatan serta teknik/metoda apa yang digunakan. Atau data dan teknik serta metoda apa
yang digunakan sebagai dasar pengembangan, dan bagaimana mengembangkannya.
Proses penulisan metoda menjelaskan tahapan yang dilakukan secara rinci, sehingga
memungkinkan dilakukan pengulangan. Dalam penulisan metoda, digunakan bentuk
lampau (menceritakan /past tense), serta menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif yang
tegas. Pada bagian ini tidak perlu menyertakan prosedur statistik umum yang rinci dan
tidak mencampur-adukkan antara prosedur dan hasil.
5) Hasil
Hasil berisi hasil dari setiap percobaan atau prosedur yang dilakukan dan/atau
diobesevasi. Selain itu juga disampaikan hasil utama yang didukung oleh data terpilih,
apakah merupakan data yang umum atau data yang ideal atau data kekecualian. Penulisan
hasil disusun secara logis dimulai dari yang paling penting ke yang kurang penting, atau
dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam penulisan hasil digunakan bentuk lampau
(menceritakan /past tense), tidak menginterpretasikan hasil, serta menggunakan kalimat
yang ringkas.
6) Diskusi/Analisis
Diskusi/analisis berisi tentang hasil dari metoda, yang menjelaskan temuan-temuan yang
terpenting dengan memperhatikan kesimpulan awal yang dapat diambil yang berupa pola,
prinsip, atau hubungan; kaitan dengan penelitian sebelumnya yang dicuplik atau
dijadikan basis penelitian. Pada bagian ini juga berisi penjelasan tentang hasil atau
temuan-temuan tersebut.
7) Kesimpulan
Bagian ini berisi penjelasan tentang bagaimana hasil yang diperoleh menjawab tujuan
penelitian serta persoalan yang lebih luas, yang berupa implikasi teoritik, aplikasi praktis,
atau generalisasi pada situasi yang berbeda. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan
hasil analisis yang dilakukan sehingga tidak terkesan spekulatif dan melakukan
generalisasi yang berlebihan. Selain itu, bagian ini dapat berisi penelitian lanjut untuk
menjawab kontradiksi yang terjadi atau untuk menjelaskan kekecualian yang terjadi.
Dua aspek yang menentukan dalam teknik penulisan ilmiah adalah gaya penulisan dan
teknik notasi (Suriasumantri, 1984). Gaya penulisan menentukan dalam pembuatan
pernyataan ilmiah. Gaya penulisan dalam upaya mengkomunikasikan hasil penelitian harus
bersifat jelas dan tepat, sehingga proses penyampaian pesannya bersifat reproduktif dan
impersonal. Gaya penulisan ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya penerima pesan
mendapatkan pesan yang benar-benar sama dengan yang disampaikan. Dalam hal ini tidak
boleh terdapat penafsiran yang lain selain dari isi yang terkandung dalam pesan tersebut. Hal
ini diperlukan oleh karena komunikasi ilmiah ditujukan untuk penalaran. Pernyataan yang
tidak jelas dan bermakna jamak harus dihindarkan. Pernyataan ilmiah (proposisi ilmiah) harus
berisi salah satu penilaian benar atau salah, dan tidak dapat keduanya. Demikian juga bentuk
pernyataan yang mempunyai konotasi emosional harus dihindarkan.
Gaya penulisan ilmiah harus bersifat impersonal, artinya tidak menggunakan kata ganti
perorangan, tetapi menggunakan kata ganti universal. Sehingga bentuk kalimat ilmiah
berbentuk pasif. Bentuk lainnya adalah gabungan kalimat pasif dan kalimat aktif.
Teknik notasi merupakan teknik penulisan sumber kepustakaan yang mengidentifikasi
suatu pernyataan ilmiah dalam bentuk tulisan. Dalam suatu pernyataan ilmiah harus
teridentifikasi tiga hal, yaitu : orang yang membuat pernyataan, media komunikasi ilmiah
(misalnya jurnal, buku), serta penerbit, tempat, dan saat penerbitan.
Suatu bentuk pertanggungjawaban yang sekaligus merupakan penghargaan atas upaya
penelitian yang dilaporkan, maka pada setiap tulisan/artikel ilmiah dicantumkan nama dan
institusi penulis. Dalam pencantuman nama-nama penulis, yang tercantum adalah nama-nama
yang berkontribusi langsung terhadap penelitian tersebut. Sedangkan yang berkontribusi
secara tidak langsung, misalkan dalam pendanaan, administratif, atau
pendapat/gagasan/usulan "lepas", cukup dinyatakan dalam bentuk ucapan terima kasih, yang
biasanya berada pada bagian akhir tulisan setelah bagian kesimpulan. Pencantuman nama
institusi secara tidak langsung menyatakan tanggung jawab dan pernyataan terima kasih
penulis pada institusinya.
Konvensi dalam pencantuman nama penulis yang menjadi standar umum yang berlaku
adalah sebagai berikut (Schrag,2001):
a. Semua yang berkontribusi langsung dan signifikan pada penelitian, disertakan sebagai
penulis.
b. Semua nama yang tercantum pada tulisan ilmiah yang dipublikasikan, mengetahui dan
berkontribusi pada penelitian tersebut.
c. Penanggung jawab utama yang juga kontributor utma dari tulisan ilmiah dicantumkan
pertama kali, kemudian diikuti oleh nama-nama lainnya sesuai dengan kontribusinya.
Dengan demikian, pencantuman nama peneliti sesuai dengan kontribusinya dan
pernyataan terima kasih pada bagian ucapan terimakasih, juga merupakan bentuk
penghargaan yang dianut dalam komunitas ilmiah.
Daftar sumber kepustakaan merupakan komponen wajib yang harus disertakan dalam
artikel ilmiah. Bentuk daftar pustaka dalam suatu artikel ilmiah memiliki sistem dokumentasi
standar untuk tulisan ilmiah paling tidak terdiri dari 6 (tujuh) sistem, yaitu (UW, 1997) :
1. Sistem APA (American Psychological Association ).
2. Sistem MLA (Modern Language Association ).
3. Sistem Chicago/Turabian (A footnote or endnote System ).
4. Sistem APSA (American Political Science Association ).
5. Sistem CBE (Council of Biology Editors ).
6. Sistem Referensi Elektronik (Citing Electronic Sources ).
Dari keenam sistem tersebut, sistem yang sering digunakan pada tulisan ilmiah
keteknikan dan umum digunakan adalah sistem yang mengacu/menyerupai Sistem CBE
berbasis nama-tahun (name-year system ) dan Sistem Nomor. Perkembangan terakhir, dengan
berkembangnya teknologi informasi, maka diperlukan juga pengetahuan tentang penggunaan
Sistem Referensi Elektronik.
top related