memahami kedaulatan

Post on 12-Jun-2015

1.280 Views

Category:

Education

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

MEMAHAMI KEDAULATAN (SOVEREIGNTY) HAK BERDAULAT (SOVEREIGN RIGHTS) DAN YURISDIKSI salah satu slide dari pelajaran Wawasan Nusantara dengan dosen pengampu (Alm) Wahyono

TRANSCRIPT

MEMAHAMI KEDAULATAN (SOVEREIGNTY) HAK BERDAULAT (SOVEREIGN RIGHTS)

DAN YURISDIKSI

UNSURS NEGARA BANGSA

RAKYAT WILAYAH PEMERIN TAHAN

KONSTI TUSI

PENGAKUAN KEDAULATAN

KEDAULATANSOVEREIGNTY

HAK BERDAULATSOVEREIGN RIGHT

Kedaulatan (sovereignty)

Kekuasaan tertinggi yang tak terbatas dari satu negara yang sifatnya menyeluruh.

Kedaulatan negara dijabarkan dalam bentuk kewenangan atau hak negara antara lain yurisdiksi.

Yurisdiksi wewenang negara untuk membentuk dan menegakkan hukum.

KEDAULATAN (SOVEREIGNTY)Kemampuan pemerintah untuk menjalankan kekuasaan di

negaranya, mengontrol kehidupan domestik, memilih aliansi, berperang atau netral, scr bebas

dalam hubungan luar negeri mempertahankan kepentingan nasional secara

maksimum.

Kedaulatan internal: otoritas negara/pmrnth tertinggi dan sah untuk memfasilitasi,mengatur, mengontrol aspirasi dan aktifitas warga negara/masyarakatnya.

Kedaulatan eksternal: pengakuan negara lain terhadap kemerdekaan, integritas teritorial, dan kewenangan mengatur diri sendiri.

KEDAULATAN (SOVEREIGNTY)

Negara besar (super power, big power,midle power) umumnya dapat merasakan substansi kedaulatan lebih nyata , sementara negara kecil (small power) seringkali hanya bisa memaknai kedaulatan secara

simbolik dan relatif.Negara-bangsa (nation state) unit politik antar

bangsa yang sah mnrt hukum internasional untuk menangkal, mencegah ,menanggulangi bahaya yang

mengancam bangsa dan negara. Untuk dapat melaksanakan tugas itu, power ( pol,ek,

sosbud, hankam) menjadi instrumen utama dalam menunjang kedaulatan nasional.

Hak berdaulat/sovereign right

Hak berdaulat adalah hak yang diatur dalam Unclos 1982 diberikan kepada negara kepulauan untuk mengatur ekplorasi,eksploitasi, konservasi dan

pengelolaan SKA dan energi di ZEEYurisdiksi berkenaan dengan pembuatan dan

pemakaian pulau buatan,instalasi dan bangunan, riset ilmiah kelautan,perlindungan dan pelestarian

lingkungan laut. Indonesia berkewajiban untuk menghormati hak-hak

negara lain di zona ekonomi eksklusifnya antara lain kebebasan pelayaran dan penerbangan, serta

kebebasan untuk pemasangan kabel dan pipa bawah laut di zona ekonomi eksklusif

Hubungan Kedaulatan dan Yurisdiksi

• Kedaulatan dlm Hubungan Internasional mengandung 2 aspek :

1. internal 2. eksternal

• Dari aspek tersebut lahirlah YURISDIKSI NEGARA

• Hanya negara berdaulat yang dapat memiliki yurisdiksi menurut Hukum Internasional

YURISDIKSI

• Bahasa Latin yurisdictio Yuris : kepunyaan hukum

Dictio : ucapan

• Yurisdiksi :kekuasaan/hak/kewenangan berdasarkan atas hukum

YURISDIKSI NEGARA DALAM HUKUM INT’L

• Yurisdiksi negara menurut HI :hak/kekuasaan/wewenang negara untuk

mengatur• orang• benda

• tindakan2• peristiwa (pidana)

yg mengandung aspek internasional

UNSUR-UNSUR YURISDIKSI NEGARA

1. Hak,kekuasaan dan kewenangan (Right,power, authority)

2. Mengatur (legislatif, eksekutif, dan yudikatif)3. Objek (hal,peristiwa,perilaku,masalah,orang,benda)

4. Tidak semata-mata merupakan masalah dalam negeri

5. Hukum Intenasional (sebagai dasar atau landasannya)

PRINSIP-PRINSIP YURISDIKSI NEGARA

Prinsip TeritorialPrinsip Nationalitas (Personal) Aktif, Pasif

Prinsip PerlindunganPrinsip Universal

PRINSIP-PRINSIP YURISDIKSI NEGARA

1. Prinsip Teritorial Diterapkan dlm :

a. Hak Lintas di laut teritorial b. The Floating Island di laut teritorial

c. Pelabuhan d. Orang Asing

e. Pelaku tindak pidana

Pengecualian/tingkat imunitas dapat diterapkan terhadap :

a. Negara dan Kepala negara asingb. Perwakilan diplomatik dan konsuler

c. Kapal pemerintah negara asingd. Angkatan Bersenjata Asing

e. Organisasi Int’l

PRINSIP-PRINSIP YURISDIKSI NEGARA

MACAM-MACAM YURISDIKSI NEGARA (3)

1.Yurisdiksi Negara / hak,kekuasaan, dan kewenangan untuk mengatur :

Yurisdiksi Legislatif Yurisdiksi Eksekutif Yurisdiksi Yudikatif

MACAM-MACAM YURISDIKSI NEGARA (3)

2.Yurisdiksi negara atas objek (hal, masalah,peristiwa,orang dan benda)

Yurisdiksi personal Yurisdiksi kebendaan Yurisdiksi kriminal

Yurisdiksi sipil

MACAM-MACAM YURISDIKSI NEGARA (3)

3.Yurisdiksi negara berdasarkan ruang atau tempat dari objek masalah

Yurisdiksi teritorial

Yurisdiksi quasi-teritorial Yurisdiksi ekstrateritorial

Yurisdiksi universal Yurisdiksi eksklusif

Kedaulatan, hak berdaulat, yurisdiksi dan hak-hak lain atas wilayah Indonesia ditetapkan melalui berbagai peraturan perundang-

undangan dan hukum Internasional, antara lain

1. Undang-undang Dasar 19452. KUHP (tentang yurisdiksi kriminil)3. Pengumuman Pemerintah RI tanggal 13 desember 19574. Undang-undang nomor 4 tahun Prp 1960 tentang Perairan Indonesia5. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1962 tentang Lalu Lintas Laut Damai6. Pengumuman Pemerintah tanggal 17 Pebruari 1969.7. Undang-undang nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia8. Persetujuan-persetujuan dengan negara-negara tetangga tentang penentuan batas-

batas laut wilayah (dengan Malaysia dan Singapura) dan batas-batas landas kontinen (dengan Malaysia, Australia, Papua Nugini, Thailand dan India).

9. Konvensi Jenewa Tahun 1958 tentang Landas Kontinen10. Konvensi-konvensi tentang Pemeliharaan dan Perlindungan Lingkungan Laut dan

tentang Keselamatan Pelayaran 11. ICNT (Informal Composite Negotiating Text) .

12. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, 13. UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah

Negara, 14. UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan,

15. dan peraturan perundang-undangan lainnya mencakup fungsi bea cukai,

pelestarian lingkungan laut, imigrasi, kesehatan

Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan (regime)

(1) perairan pedalaman (internal waters), (2) perairan kepulauan (archipelagic waters), (3) laut teritorial (teritorial waters), (4) zona tambahan (contiguous zone), (5) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone), (6) landas kontinen (continental shelf), (7) laut lepas (high seas), (8) kawasan dasar laut internasional (international

seabed area).

Daerah Penegakan Kedaulatan dan Hukum

1. “Perairan Pedalaman”, yaitu perairan-perairan di teluk-teluk pulau-pulau Indonesia dan mulut-mulut sungai (muara sungai) serta pelabuhan-pelabuhan.

2. “Perairan Nusantara” (Archipelagic Waters) yaitu perairan yang terletak disebelah dalam garis-garis pangkal laut Wilayah.

3. Laut Wilayah, yaitu lajur laut selebar maximum 12 mil dihitung dari garis pangkal laut Wilayah.

4. Jalur-jalur Laut melalui “Perairan Nusantara” dan Laut Wilayah.5. Selat untuk pelayaran Internasional, yaitu Selat Malaka dan Singapura, yang merupakan

bagian dari Laut Wilayah Indonesia.6. Landas Kontinen Indonesia, yang terletak di luar batas Laut Wilayah Indonesia.

7. Zona ekonomi eksklusif Indonesia selebar 200 mil dari garis-garis pangkal Laut Wilayah, 8. “Contiguous zone” selebar 24 mil dari garis-garis pangkal Laut Wilayah.9. Laut bebas.

1. Penegakan Kedaulatan “proper” :Penegakan kedaulatan dan hukum di Perairan Pedalaman, “Perairan Nusantara”, Laut Wilayah dan dasar-dasarnya dari

ancaman dan gangguan keamanan luar negeri baik yang bersifat terbuka maupun subversif.

Penegakan kedaulatan dan hukum yang berkenaan dengan rejim lintas jalur-jalur laut Nusantara, rejim lintas transit

melalui Selat Malaka dan Singapura, dan rejim lintas damai. Penegakan kedaulatan dan hukum yang berkenaan dengan

pemeliharaan keamanan umum di Perairan Indonesia.

Sifat penegakan kedaulatan dan hukum (6)

2.Penegakan hukum di bidang pelayaran, :Penegakan hukum tentang keselamtan pelayaran dalam

rangka pelaksanaan lintas damai melalui “Perairan Nusantara” dan Laut Wilayah.

Penegakan hukum tentang keselamatan pelayaran dalam rangka pelaksanaan lintas transit melalui Selat Malaka dan

Singapura. Penegakan hukum tentang keselamatan pelayaran dalam

rangka pelaksanaan lintas jalur-jalur laut.

Sifat penegakan kedaulatan dan hukum

3. Penegakan hukum tentang pemanfaatan dan perlindungan sumber kekayaan alam, baik hayati maupun non hayati, di Perairan

Indonesia, termasuk dasarnya di landas kontinen dan di zona ekonomi eksklusif Indonesia.

4. Penegakan hukum di bidang pemeliharaan dan perlindungan laut di Perairan Indonesia, termasuk yang terletak di Selat Malaka dan

Singapura, dan di zona ekonomi eksklusif Indonesia.5. Penegakan hukum di bidang bea cukai, imigrasi dan kesehatan baik

di Perairan Indonesia, di “contiguous zone” dan di tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif atau pun di landas kontinen.

6. Penegakan hukum tentang kegiatan-kegiatan penelitian dan survai kelautan .

Hak berdaulat Indonesia tidak dapat disamakan dengan kedaulatan penuh yang dimiliki dan dilaksanakan oleh Indonesia atas laut wilayah, perairan Nusantara dan perairan pedalaman

Indonesia.

Sanksi-sanksi yang diancam di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia berbeda dengan sanksi-sanksi yang diancam di perairan yang

berada dibawah kedaulatan Republik Indonesia tersebut.

Hak-hak lain adalah hak untuk melaksanakan penegakan hukum dan hot pursuit terhadap kapal-kapal asing yang melakukan

pelanggaran atas ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia mengenai zona ekonomi eksklusif.

Kewajiban lainnya adalah menghormati hak-hak negara lain, misalnya kebebasan pelayaran dan penerbangan (freedom of navigation and overflight)dan kebebasan pemasangan kabel-

kabel dan pipa-pipa bawah laut (freedom of the laying of submarine cables and pipelines).

Di perairan pedalaman, negara pantai dapat menentukan hukum nasionalnya dengan kedaulatan penuh.

Di perairan teritorial, negara pantai dapat menentukan hukum nasionalnya dengan tunduk pada UNCLOS 1982 antara lain harus

mengakomodasikan hak lintas damai bagi negara lain yang mempunyai kepentingan lintas laut damai di perairan tersebut.

Di jalur tambahan, negara pantai dapat mengatur dalam peraturan perundang-undangan nasionalnya mencakup tentang bea cukai,

fiskal, imigrasi, saniter, dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran yang dilakukan oleh pihak asing di wilayah tersebut.

Di perairan kepulauan, negara kepulauan memiliki kedaulatan mencakup perairan kepulauan, ruang udara diatasnya, dasar laut dan tanah dibawahnya termasuk

sumber kekayaan yang terkandung didalamnya dengan catatan negara kepulauan harus mengakomodasikan kepentingan dunia internasional yang menggunakan

perairan kepulauan tersebut dalam bentuk hak lintas damai, hak lintas transit, dan hak lintas alur laut kepulauan.

Di landas kontinen, negara pantai memiliki hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alamnya mencakup sumber kekayaan mineral, kekayaan non hayati pada dasar laut dan tanah dibawahnya, organisme hidup

(sedenter), dengan catatan apabila negara pantai tidak mengeksplorasi dan mengeksploitasinya, pihak lain harus mendapat persetujuan dari negara pantai

yang bersangkutan bila ingin mengeksplorasinya.

Di ZEE, negara pantai mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan alam baik hayati maupun non hayati yang berada di

perairan tersebut, dasar laut dan tanah dibawahnya, serta eksplorasi dan eksploitasi lainnya seperti produksi energi dari air,

arus dan angin.

Di laut lepas, negara pantai terbuka untuk kepentingan semua negara baik negara pantai maupun negara tidak berpantai (negara tertutup/land lock). Masing-masing mempunyai kebebasan untuk

berlayar, penerbangan, memasang kabel dan pipa bawah laut, membangun pulau buatan dan instalasi lainnya, menangkap ikan, melakukan riset ilmiah dengan tetap memperhatikan hak negara

lain yang diatur dalam UNCLOS 1982.

DINAMIKA PERKEMBANGAN THE USE OF THE SEA (PEMANFAATAN/PENGGUNAAN

LAUT) COMMAND OF THE SEA (PENGUASAAN

LAUT ) DAN CONTROL OF THE SEA

(PENGENDALIAN LAUT)

PERKEMBANGAN KONSEP WILAYAH LAUT

1. Res Nullius Laut itu tidak ada yang memilikinya.2. Res Communis omnium laut adalah milik bersama

masyarakat dunia (common heritage of mankind) 3. Mare Liberum wilayah laut adalah bebas untuk semua

bangsa.4. Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) laut

sepanjang pantai sampai jarak tertentu dimiliki oleh negara pantai sejauh yang dapat dikuasai dari darat (pada awal perkembangan sejauh 3 mil sesuai jarak jangkau meriam )

5. Archipelago principles laut terpenting dengan pulau didalamnya merupakan satu kesatuan.

6. Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) menjadi dasar dalam konvensi PBB tentang hukum laut dan membagi rezim laut kedalam delapan zona pengaturan

Huigh de Groot (Hugo Grotius): 1583-1645

• Freedom of the Seas- Mare Liberum (1609) - No ocean can be the property of a nation because it is

impossible for any nation to take it into possession by

occupation. - Contrary to the Laws of

Nature

John Selden (1584-1654)

• Mare Clausum (1635)

- Closed Seas • Disputed Grotius’ Mare

Clausum - Justification for British dominion over the British Isles

• Little impact internationally

1. MELINDUNGI JALUR PERDAGANGAN2. MELINDUNGI STASION, KOLONI, LAN3. MELINDUNGI SUMBER2 DI LAUT

- MARE LIBERUM ( GROTIUS )- MARE CLAUSUM ( SELDEN )

4. INTEGRITAS NAS.

PENGGUNAAN KEKUATAN LAUT (ANGKATAN LAUT)

1. MENGUSIR LAWAN DARI LAUT (KAPAL NIAGA/PERANG)

2. MENGGUNAKAN LAUT UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (Sea control)

3. MENCEGAH MUSUH MENGGUNAKAN LAUT (Sea denial ).

PENGUASAAN LAUTAN SECARA MUTLAK TIDAK MUNGKIN

(No Navy, however great, could exercise absolute Command over all of the seas all of the time)

Indonesia’s Internal Boundary Issues

Introduction • Indonesia Land Territory

I Made Andi Arsana

NAVALIST

KOLONI

DAGANG LEWAT LAUT

PERTAHANKAM MILIK

KUAT LAUTMARITIME POWER/SEA

POWER/NAVAL POWER/NAVAL FORCE

KEMAKMURAN

SARANA RESOLUSI DLM

KONFLIK

MENANGKAL MENGALAHKAN SAINGAN MENENTUKAN

- ANGKATAN LAUT (WEAPONS & ARM FORCES)

- ARMADA NIAGA- ARMADA PERIKANAN- ARMADA OSENOGRAFI- CARA PANDANG

(MARITIME OUTLOOK)- TRADISI MARITIM

a. COMBAT CRAFT ( KAPAL )b. WEAPONS ( SISTA )c. TRAINED PERSONEL (MAN)d. SHORE ESTABLISH MENT

(PENDIRAT)e. BASES

- ARMADA NIAGA- PERSEKUTUAN INTERNA-

SIONAL (INT ALLIGNMENT)

20

• ANGKAATAN LAUT• ARMADA NIAGA• ARMADA

PERIKAN/NELAYAN

KUALITAS SUATU BGS TDK HANYA DITENTUKAN OLEH KUAT PERSENJATAAN DAN’ALAT’N YG DIPUNYAI YANG DIPROYEKSIKAN KELAUT

• ARMADA OCEANOGRAFI• CARA PANDANG• TRADISI MARITIM

KUAT LAUT TBTK DARI UNSURS YG MEMUNGKIN-KAN SUATU BGS MEMPROYEKSIKAN KUAT MILNYA KE LAUT DAN MEMPERTAHANKANNYA DI SEBERANG LAUT

• KPL PERANG• SENJATA• PERSONIL• PANGKALAN• ARM NIAGA• PERSEKUTUAN • INT. YG MENGUN-

TUNGKAN

• WATAK• JUML. PENDDK• SIKAP PMR• DUK. EKO• DUK IND.• GPL.• LAN• GRS PANTAI• POSISI• LAN• KOLONOI

KONTINENTAL KONT-NENTAL MARITIM MARITIM

CENDERUNGKE

MARITIMINWARDLOOKING

OUTWARDLOOKING

PELUANGINTERAKSI

KOMPONEN KUAT NAS

PELUANGINTERAKSIKUAT NAS

DAN INTERNASIONAL

BEDA

HAS NEVER MEANT MERELY WAR SHIP.

IT HAS AWWAYS MEANT THE SUM TOTAL OF THOSE WEAPONS

INSTALLATIONS, AND GEOGRA-PHICAL CIRCUMSTANCES WHICH ENABLE A

NATION TO CONTROL TRANPORTATION OVER THE SEAS

DURING WAR TIME.

BERNARD BRODIE

MAHAN

SEA POWER

GEOGRAFI DEMOGRAFI

POSISI LS. WIL. JUML WATAKBANGSA

STR. FISIK SIFATPEM’R’H

SEAPOWER

ARMADA PERANG

ARMADA NIAGA INDUSTRI NIAGA

LAN KOLONI

SUATU AL YANG BERSIFAT DEFENSIF SAJA, DLM ARTI POLITIK BERARTI AL YG AKAN

DIPAKAI HANYA KALAU KITA DIPAKSA BERPERANG.

SUATU AL YG DIMAKSUDKAN UTK DIPERTAHANKAN SAJA DLM ARTI MILITER BERARTI AL YG HANYA DAPAT MENUNGGU

SERANGAN MUSUH, DLM RANGKA HAN WILAYAH. AKIBATNYA MUSUH TIDAK USAH

KHAWATIR AKAN KEPENTINGANNYA SENDIRI, MUSUH BEBAS MEMILIH SAAT

DAN CARA BERTEMPUR

A.T. MAHAN

JULIAN S. CORBET

SEACONTROL

SECURING

CONTROL

DISPUTING

CONTROL

EXERSING

CONTROL

DECISIVE BATTLE

BLOCKADE

FLEET IN BEING

MINOR COUNTER ATTACK

DEFENCE AAGAINST INVASION

ATACK AND DEFENCE OF COMMERCE

ATACK DEFENCE AND SUPPORT OF MILITARY EXPEDITION

STRIKE WARFARE

MEANS BALANS

SUPERIOR

INFERIOR

EXERCISINGCONTROL

SECURINGCONTROL

DISPUTINGCONTROL

•PERTAHANAN INVASI•SERANG LINDUNGPERNIAGAAN

•SERANG LINDUNGEXPEDISI MIL

•DECISIVE BATTLE•BLOCKADE

•FLEET IN BEEING•MINOR COUNTERATTACK

OFFENSIF

OFFENSIF DEFENSIF

DEFENSIF OFFENSIF

MARITIME SCHOOL

AGE OF SAIL MIDDLE AGE NUCLEAR AGE

DECISIVE BATTLE BLOKADE

DECISIVE BATTLE BLOKADE POWER PROJECTION FLEET IN BEEING MINOR COUNTER ATTACK

DETERENCE POW PROJECTION SEA CONTROL NAVAL PRESENCE

SEA COMMAND TRADE WARFARE

SEA CONTROL SIZING MAINLAND

STRATEGIC POSITION SEA LAND CONTROL

OBJECTIVE OF WAR

top related