materi kuliah amfibi
Post on 05-Aug-2015
558 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MATERI KULIAH AMPHIBI
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu
Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai
hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000
spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak
dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan
menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan
amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan
bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-
tempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka
insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada
mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan
dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi
seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium
cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase
dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke
daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan
dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan
berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya
berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada
juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986).
Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati sejumlah habitat
yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah berumput
di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan
hidup selama periode kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab
seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak katak dapat
bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi
tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam
lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina
berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi
mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur. Umumnya spesies
amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri saat terancam pemangsa. Ada pula
amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang
mempunyai racun. Katak beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai
tanda bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat „racun emas‟ yang dimiliki kodok dart dari
kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang
kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan kodok. Maka
dari itulah kita perlu mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.
Kedudukan Klasifikasi
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam, yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air,
atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang
dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah
beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa,
yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan
paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
Penutup tubuh kulit yang berlendir
Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya
berfungsi untuk melompat dan berenang.
Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan
hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke
dalam rongga mulut ketika menyelam
Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya
(berdarah dingin/poikiloterm)
Peredaran darah Tertutup
Alat
penglihatan
Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut
membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang
biak
dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan
di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal
Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Menurut Verma anggota amphibia dapat dibedakan menjadi 3 ordo yaitu Urodela
(Salamander), Apoda (Gymnophiona ), dan Anura (katak dan kodok).
1. Ordo Apoda (Gymnophoina)
Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak
mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak
bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi,
tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di
bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini
menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas
dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam
tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. Ordo
Gymnophiona mempunyai 5 famili. yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae,
Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu
Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di Indonesia
adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya
pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air
dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu
yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di Indonesia adalah
Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.
2. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang,
mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan
antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas
dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata
mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di
darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara,
Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
3. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini
mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai
leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal
ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput
diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang
cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran
besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di
perairan yang tenang dan dangkal. Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:
Ascaphidae Leiopelmatidae
Bombinatoridae Discoglossidae
Pipidae Rhinophrynidae
Megophryidae Pelodytidae
Pelobatidae Allophrynidae
Bufonidae Branchycephalidae
Centrolenidae Heleophrynidae
Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae
Pseudidae Rhinodermatidae
Sooglossidae Arthroleptidae
Dendrobatidae Hemisotidae
Hyperoliidae Microhylidae,
Ranidae Rachoporidae
Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae,
Microhylidae dan Rachoporidae
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil,
terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala.
Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai
mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari
pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara
eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh
famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo
melanosticus dan Leptophryne borbonica.
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas
matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini
berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan
kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase
berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air.
Adapun contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan
Leptobranchium hasselti.
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai
relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang.
Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal.
Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi
seperti parut di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal
dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah:
Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya
cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana
d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang
dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi
beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya
memanjang secara horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah:
Microhyla achatina.
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar,
tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila
terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig.
Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara ekstern
Morfologi Kelas Amphibi
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu
yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan
bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-
paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang
memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan
ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala mempunyai mulut yang
lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung
yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2
lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima
gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya
mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di
dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-
sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi.
Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan
terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari
(digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)..
Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian
tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian
belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral.
Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut
atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek.
Gambar morfologi katak
Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas), sedangkan
dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid. Pada rongga mulut
terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah antrior mulut.Pada permukaannya
terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke
muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi
maxillaris), sedangkan dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk
menahan mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna yang
berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral pharynx sebelah
belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo. Dibelakang masing-masing mata di
dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum
oris dengan ruang telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis
(saku suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii. Saku
suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.
Anatomi Kelas Amphibia
1. Sistem Rangka
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.
Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging
berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih
lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang
masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum
merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:
1. Cranium yang sempit
2. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula yang besar
untuk mata.
3. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).
Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)
tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang
sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari kaki pada kaki
depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang berkurang seperti pada
salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai
kuku, tapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya.
Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi menyokong
tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyl, yang merupkan
silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti
vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung
atas (archus neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat
sepasang processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak
memunyai tulang rusuk (costale).
Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral gridle) yang
berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax. cingulum cranialis melekat
pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar.
Supra scapula sebelah dorsal, scapula kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan
coracoid yang lebar sebelah ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang
rawan besar, tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum
bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis yang
merupakan sendi tempat kepala os humerus.
Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle) merupakan
persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium sebelah anterior, os
oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada ketiga tulang tersebut bertemu
teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian
dari sepasang os illium yang merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan
sejajar dengan sacrum.
Gambar Sistem Rangka Katak
Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang tempurung kepala
bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum posterior merupakan tulang-tulang yang
terangkai menjadi satu. Tulang yang bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu
sama lain. Pada humerus dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang
menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut. Gerakan-gerakan itu
dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-
otot daging yang dapat memanjang dan memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang
panjang dibedakan atas bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut
epiphyse.Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain, dan amsing-
masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur dan terkunci oleh sutura.Pada
katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan
sebagian besar mamalia, masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu. Dengan
demikian pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi.
2. Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara
ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral, membuka dan
menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan sirip yang relatif
sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda
perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau
dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-
otot setiap segmen tubuh amfibi.
Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian
membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot
dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat
atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak
dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.
Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot
daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu
berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot daging sebelah luar tediri atas otot
daging skletal atau otot daging yang melekat pada tulang-tulang.Otot daging tersebut
terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-
serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang
yang berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang
merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki
perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut
“tendon”.
Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-
memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak.Otot
daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan
tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:
Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat
lengan bawah dengan lengan atas.
Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps meluruskan
lengan bawah pada lengan atas.
Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota); contoh
deltoid menarik lengan ke samping.
Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota); contoh
atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan
kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.
Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter
mengangkat rahang untuk menutup mulut.
Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan memutar
femur.
Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur umum: (1)
otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang membentuk didnding
abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau
deltoid dan (3) otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang
berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama
dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-
tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk
merangsang kontraksi.
3. Sistem Sirkulasi
Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi yaitu:
1. Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernafasan dengan jaringan-jaringan di
seluruh tubuh.
2. Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.
3. Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat lain.
4. Mengangkut sisa-sisa zat organik dan garam mineral yang sudah tidak berguna lagi ke alat
ekskresi (ren).
5. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Sebagian besar
amfibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerima darah oksi dari paru-paru dan
darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya
pencampuran dua jenis darah tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi
transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus
arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium
kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-
paru. Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena
pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh
tubuh. Beberapa pengecualian terjadi pada salamander yang didak mempunyai paru-paru, di
mana celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada.
4. Sistem Lymphatica
Terdiri dari banyak pembuluh-pembuluh yang bermacam-macam ukuran meliputi
berbagai organ dan sukar dilihat. Pada katak antara kulit dan tubuh terdapat saccus lymphatic
yaitu:
1. Saccus submaxillaris
2. Saccus pectolaris
3. Saccus abdominalis
4. Saccus lateralis
5. Saccus brachialis
6. Saccus femuralis
7. Saccus inter-femuralis
8. Saccus cruralis
Sistem lymphaticus ini pada beberapa tempat berhubungan dengan vena tubuh dan antara
lain vena vertebralis anterior dan vena illiaca transversa. Kecuali itu terdapat jantung lympha
yaitu sebelah caudal, sepasang, di sebelah cranial di sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lympha
mengandung leukosit dan sedikit eritrosit dan beberapa protein yang melayang dalam darah.
5. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus. Pada beberapa
bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu
banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus
yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim, yang
merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin,
tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam
klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan
berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam intestinum dari
ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum
yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan
bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang
kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui
ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran yang dari
pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang merupakan sisa di dalam
intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di keluarkan melalui anus.
Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada beberapa
amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai
lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak
dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif
panjang, menggulung yang membuka kloaka.
6 Sistem Respirasi
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini terdiri atas paru-
paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-alat ini mempunyai permukaan
yang basah (lapisan epithelium yang banyak mengandung pembuluh darah). Oksigen yang
berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi dengan jalan difusi masuk ke
pembuluh darah. Dalam proses ini hemoglobin memegang peranan dalam oksidasi yang
selanjutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan. Sebagian besar
karbondioksida diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke alat respirasi. Struktur paru-paru
amphibi masih sederhana. Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yang elastis yang berisi lipatan
yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang masing-masing diliputi oleh
pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus paru-paru dihubungkan dengan saluran
bronchi yang pendek, kemudian kedua bronchi bersatu menuju larynx (kotak suara) dengan
lubangnya yang disebut glottis.
Dengan gerakan teratur, udara dapat masuk ke dalam cavum oris melalui nares dan
peristiwa ini disebut inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan masuk ke dalam pulmo,
karena adanya kontraksi otot daging dasar mulut. Selanjutnya udara dari pulmo dikelurkan ke
cavum oris dengan bantuan desakan dari dinding badan dan juga karena elastisitas pulmo. Inilah
yang disebut dengan ekspirasi dan pada waktu itu klep nares interna terbuka sehingga udara
keluar. Pada waktu inspirasi, klep nares interna menutup.
Otot daging yang bekerja pada waktu pernafasan yaitu sepasang musculus sub
mandibularis, sepasang musculus sternohyoideus, musculus genio hyoideus, kecuali pada waktu
ekspirasi dibantu pula oleh musculus obliqus externa.
Pernafasan melalui kulit terutama dilakukan pada waktu hibernasi (tidur, misalnya katak
Eropa waktu “winter sleep”). Selama tahap larva dan berudu, sebagian besar amphibi
melakukan pernafasan dengan insang tipe eksternal yang merupakan perluasan epithel larynx
yang banyak mengandung pembuluh darah. Larynx diperkuat oleh tulang rawan dan di dalamnya
terentang tali suara yang menggetar bila udara terhembus dari paru-paru. Nada suara diatur
dengan mengencangkan dan mengendorkan pita tersebut. Struktur insang luar adalah filamenous,
tertutup epithelium bersilia, umumnya mereduksi selama metamorfosis. Pada beberapa amfibi
berekor, insang luar ini ada selama hidupnya.
Gambar mekanisme respirasi pada katak
7 Sistem Urogenital
Organon Uropetricum
Ginjal amfibi, seperti pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor ginjalnya
berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi
pendek. Banyak amphibi yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam air, korpuskel
renalis nya berkembang untuk membantu mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan
tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut
hanya melakukan transport sperma.
Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem
masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk
sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.
Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna pada amphibi
dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati
berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang,
berwarna coklat terpisah dari coelom di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut
“retroperitonial”. Ren merupakan alat filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan
garam-garam mineral dari pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah
capsula renalis terdiri atas:
1. Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut “glomerulus”
2. Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “capsula bowman”
3. Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula bowman dililiti oleh
pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh pengumpul
yang disebut ductus Wolfian atau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal
menuju ke vesica urinaria sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan
sampah dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
Organon Genitale
Organon ini terdiri atas:
Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval berwarna
keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh alat penggantungnya
yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis
melekatlah corpus adiposum, suatu zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang
di sebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa
efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir dari
ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis, sebagai tempat
penampungan spermatozoa sementara.
Organon genitalis femimus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian
dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna
hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum
yang berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yang telah masak
menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu suatu saluran yang
berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada
sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang
menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae.
Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian pada “breeding season” katak
jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahkan terjadinya fertilisasi.
Gambar Sistem Reproduksi Katak
8 Sistem saraf
Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium. Dalam Sistem
nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (nervecord). Encephalon
terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus
olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang
berbentuk ovoid yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya
bergabung dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus
yang ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh
cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang
terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla
spinalis, berakhir di sebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan
sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat
chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga
tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak terdapat
rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus
tersebut dan sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-
pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla
spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang,
dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System nervorum
perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di
berbagai lobus.
9 Organ Indra
Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan bagi organon
sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang
membawa rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang
organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang
sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat
papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia
yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap rangsangan
yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.
Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandangan yang
relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies
yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena
kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,
sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan
orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan golongannya tidak mempunyai
pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang
telinga.
10 Sistem Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin mirip dengan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak terdapat
glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anteriokelenjar ini pada larva menghasilkan
hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila
seekor berudu diambil bagian anterior glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan tumbuh
menjadi katak. Tapi bila potongan ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi
sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior glandula
hypophysa ini baik secara oral maupun suntik mengakibatkan pertumbuhan raksasa. Kelenjar
paratiroid ada (tidak ada pada ikan), sebagai regulator kalsium dalam sistem endokrin.
Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormon yang
merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilakukan inplantasi kelenjar ini
dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembangbiak , maka mulai
saat itu segera terjadi perubahan. Inplantasi pada katak betina menyebabkan hewan ini
menghasilkan ovum yang telah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan hewan ini
menghasilkan sperma.
Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang
mempunyai peranan dalam pengatran chromorophora dalam kulit.
Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur
pengambilan air.
Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon
thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu
sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak akan
menjadi katak. Bila ekstrak ini disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan waktu
dua tahun (untuk katak yang diam di daerah dingin ) untuk berubah menjadi dewasa maka waktu
metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur aktivitas metabolisme
tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode pengelupasan lapisan luar
kulit.
Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insuline
yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan oleh sekelompok sel dalam
pulau Langerhans.
Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis atau glandulae
adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau aphinephrine yang bekerja berlawanan
dengan insuline (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu
menyebabkan pigmen mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal,
korteks dan medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.
Karakteristik Kelas Amphibi
1 Kulit dan kelenjar kulit
Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat
kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk
memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun pada tingkat
tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pad amphibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut (Bufo marinus)
racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi tentang kodok neotropik dari
keluarga Dendrobatidae yang baracun, menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid
alkaloid yang berefek pada saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi
adalah neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.
Kelenjar mukus dan kelenjar racun dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar. Klenjar
alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluran tetapi produknya
dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Akat tetapi ada juga beberapa
amphibi yang mempunyai kelenjar alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di
ibu jari pada katak dan kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya. Kelenjar ini
menjadi fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan mengeluarkan
cairan yang membantu pejantan dalam melekatkan diri ke betina selama musim kawin,
bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular pada dagu pejantannya yang
mengeluarkan cairan khusus untuk menarik betina selama musim reproduksi.
2. Warna tubuh
Amphibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange, dan emas,
sedangkan warna merah dan biru sangat jarang ditemukan. Warna tubuh amphibi disebabkan
oleh pigmen atau secara struktural atau dihasilkan oleh keduanya (paduan pigmen dan
struktural). Macam chromatophora (sel pigmen) yaitu: Melanophora yang berisi pigmen
hitam atau coklat, Lipophora yang berisi pigmen merah atau kuning, Guanophora yang
berisi kristal-kristal putih. Umumnya lipophora terletak di dekat permukaan kulit, lebih ke
arah dalam terdapat guanophora dan yang paling dalam terdapat melanophora.
Chromatophora bentuknya agak ameboid dengan prosesus protoplasmik meluas ke luar
dari tubuh selnya ke sel lain. Pigmen pada sitoplasma dalam chromatophora mampu
berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi dan mengumpul untuk menebalkan warna
atau terpencar sehingga menipiskan warna. Sel pigmen, khususnya lippphora mampu
melakukan gerakan ameboid dan dapat berpindah mendekat atau menjauh dari permukaan
kulit. Seringkali perubahan dari hijau ke kuning merupakan hasil kontraksi dari melanophora
dan perpindahan lipophora ke posisi di antara atau di bawah guanophora.
Warna pada amphibi ketika ditempatkan di lingkungan gelap tampak bercahaya, adalah
merupakan hasil dari simulasi kelenjar pineal menghasilkan melatonin (sejenis hormon) yang
mampu mengurangi kuantitas cahaya atau sinar gelombang panjang. Kemudian kontak
dengan horman kromatotrofik hipofise yang menyebabkan perluasan melanophora sehingga
melanophora berkontraksi dan menghasilkan efek tubuh menjadi lebih bercahaya di tempat
gelap. Pada katak warna hijau yang dihasilkan merupakan hasil pemantulan secara kimiawi
dan struktur mikroskopis pada kulit sebelah luar (tidak ada pigmen hijau).
3. Pergantian kulit
Seluruh kulit amphibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di bawah kontrol
hormon. Lapisan kulit luar tidak hanya satu bagian, tidak sebagaimana pada reptil, tetapi
dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya utuh dan mengelupas secara bersamaan.
Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spsies yang berbeda. Pengelupasan kulit
pada katak pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih.
4. Alat gerak (appendages)
Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang terjadi variasi oleh karena adaptasi untuk
hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah tanah. Sebagian besar amphibi
modern memiliki empat tungkai relatif lemah yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah.
Umumnya kaki depan memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies
terjadi pengurangan.
Secara umum katak dan kodok, jumah jari tungkai depan biasanya 4 buah, tungkai
belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan kodok memiliki
5 jari pada tungkai belakang dan dan jari tambahan yang diketahui sebagai prehaluk pada sisi
ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam
yang digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dalam tanah.
Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput meluas sampai
ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau bahkan tidak ada sama
sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi tungkai ataupun jari yang hilang tetapi
pada salamander mampu melakukannya.
Sumber : zona bawah, Kajian amphibia
(http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/tentang-amfibiamphibia.html)
top related