manifestasi gastrointestinal akibat alergi makanan

Post on 22-Dec-2015

11 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

132

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 3, Desember 2005

Manifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi MakananManifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi MakananManifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi MakananManifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi MakananManifestasi Gastrointestinal Akibat Alergi Makanan

Sukmawati, Hendra Santoso, I Kompyang Gede Suandi

Alergi makanan adalah bagian dari reaksi simpang makanan yang didasari proses imunologis.Berbagai mekanisme pertahanan saluran cerna baik imunologik dan non imunologikmemegang peran penting dalam mencegah terjadinya alergi makanan. Berdasarkan prosesimun yang mendasari, terjadinya alergi makanan dibedakan menjadi tiga jalur yakni reaksiyang diperantarai IgE (IgE mediated), yang tidak diperantarai IgE (non-IgE mediated),dan mekanisme campuran yang melibatkan IgE dan non IgE. Gejala gastro intestinalakibat alergi makanan sangat bervariasi dari perasaaan nyeri, mual, muntah, diare,malabsorpsi dan kehilangan protein hingga terjadi gangguan pertumbuhan. Umumnyaalergi makanan akan menghilang pada umur 5-6 tahun kecuali, kacang tanah dan alergiterhadap sejenis ikan laut dan kerang-kerangan. [SarPed 2005;7(3):132-135].

Kata kunci: alergi makanan, gejala gastrointestinal

Alamat korespondensi:Prof. dr. Hendra Santoso, SpA(K), Subbagian Alergi Imunologi, dr. IKompyang Gede Suandi, SpA Subbagian Gizi, dr. Sukmawati PPDSIKA FK UNUD-RS Sanglah Jl. Pulau Nias No. 1 Denpasar.Telp 0361-244 038. Fax. 0361 257 387

Alergi makanan adalah suatu kumpulangejala yang mengenai banyak organ dansistem tubuh yang disebabkan oleh alergiterhadap bahan makanan.1 Alergi makan-

an harus dibedakan dengan reaksi simpang makanandan intoleransi makanan. Reaksi simpang makananadalah suatu istilah umum untuk reaksi yang tidakdiinginkan terhadap makanan. Reaksi ini dapatmerupakan reaksi sekunder terhadap alergi makananatau intoleransi makanan. Intoleransi makanan adalahreaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yangbersifat non imunologik. 2,3

Angka kejadian alergi makanan bervariasi pada tiapnegara, diperkirakan 2% dari seluruh populasi danterus meningkat dalam dekade terakhir.4,5 Alergimakanan paling sering diderita pada tahun-tahunpertama kehidupan yakni 6% anak berumur kurangdari 3 tahun.6

Faktor genetik memiliki peran penting terhadapkejadian alergi makanan. Kemungkinan anak menjadialergi adalah 58% bila kedua orang tua atopik, 38%bila salah satu orang tua atopik dan hanya 12,5% bilakedua orang tuanya tidak atopik.7

Alergen makanan

Variasi makanan manusia di dunia sangat besar,namun hanya sedikit makanan yang menyebabkanalergi.1 Asupan makanan dan cara pengolahanmempunyai peranan penting dalam terjadinyaalergi makanan. Sebagai contoh, konsumsi kacangtanah di Amerika Serikat dan Cina hampir samanamun sangat jarang ditemukan alergi kacangtanah di Cina. Orang Cina lebih banyak makankacang tanah yang direbus atau digoreng sedangkanorang Amerika lebih banyak makan kacang tanahyang digoreng kering (dry-roasted). Panas yanglebih tinggi pada proses penggorengan kering(180o) meningkatkan sifat alergenik dari proteinkacang tanah.8

Epitop (tempat melekatnya IgE) pada protein jugamenentukan sifat alergenitas dari protein. Epitop

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 3, Desember 2005: 132 - 135

133

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 3, Desember 2005

1. Mekanisme non imunologik/fisiologik

• Barier terpenting dalam mencegah antigen asingmemasuki mukosa saluran cerna adalah pe-mecahan antigen asing oleh berbagai enzimproteolitik yang terdapat di mulut, lambung,usus kecil dan kolon. Peptida yang terdiri dari <8-10 asam amino kurang bersifat imuno-genenik.12

• Lapisan mukus sepanjang mukosa oropharinghingga rektum membentuk lapisan tebal menutupikripte. Lapisan ini mencegah penetrasi antigen kedalam epitel usus.1,12

• Intestinal epithelial cels (IECs) yang saling berkaiterat pada bagian apikal dan basal sehinggamembentuk suatu barier yang sulit ditembus olehmolekul besar dan hanya dapat dilewati oleh ion.Pada periode neonatal dan dalam keadaaninflamasi hubungan ini kurang kuat sehinggamakromolekul dapat masuk ke dalam laminapropria.12

• Flora komensal di saluran cerna juga berperandalam proses imun saluran cerna. Flora komensalini berkompetisi dengan kuman patogen sehinggadapat menghambat pertumbuhan kuman pato-gen.8,12

2. Mekanisme imunologik

• Sel epithel intestinal mengekspresikan sejumlahreseptor pada permukaannya, menangkapantigen (Ag), bertindak sebagai Ag-presentingcells (APC), dan mengaktifkan sel CD 8+dan CD4+.12

• Sel T regulator yakni Th3 dan TR1. Antigen yangmasuk menyebabkan Th3 mengaktifkan patchpeyer dan mengeluarkan transforming growthfactor-â (TGF-â), suatu sitokin imunosupresifyang kuat. Hal ini penting dalam terjadinyaproses toleransi saluran cerna; sedangkan TR1mensekresi IL-10 yang juga bersifat imuno-supresif.11

• Imunoglobulin A sekretari berperan untukmencegah antigen berikatan dengan sel epitel danmengeluarkannya dari tubuh.11

Berdasarkan mekanisme imun, terjadinya alergimakanan dibagi menjadi reaksi yang diperantaraiIgE (IgE mediated), yang tidak diperantarai IgE

sequential (terdiri dari asam amino berurutan dariprotein yang sama) tahan terhadap pemanasan, asamdan enzim degradasi sehingga sulit kehilangan sifatalergenitasnya. Hal sebaliknya terjadi pada epitop nonsequential (discontinuous) yaitu epitop yang me-ngandung asam amino dari protein berbeda.4,8 Hal iniditunjukkan pada anak-anak dengan alergi susu sapiyang menetap ternyata memiliki IgE yang lebih tinggipada epitop sequential dari protein ás1, ás2 dan ê-casein. 4

Sensitisasi alergen makanan dapat terjadi melaluidua cara yakni melalui traktus intestinal (tipe 1) daninhalasi (tipe 2). Sebagian besar alergen makanan tipe1 adalah glikoprotein yang larut dalam air yangmemiliki ukuran 10-70 kDa, stabil dalam panas, asamdan enzim protease.8,9 Profilin, yang merupakanproporsi terbesar dari alergen tipe 2 seringkalimenunjukkan reaksi silang dengan tepung sari(pollen). Pasien seringkali tersensitisasi oleh tepungsari karena reaksi silang dengan profilin yang terdapatdalam buah dan sayuran.8

Berbagai jenis makanan yang menimbulkan alergipada anak dapat digolongkan menurut kekerapannyadalam menimbulkan reaksi sebagai berikut.1

• Golongan makanan yang paling sering menim-bulkan alergi adalah susu sapi/kambing, telur,kacang tanah, nuts, ikan laut, kedelai dangandum.

• Golongan makanan yang relatif jarang menim-bulkan alergi adalah daging ayam, daging babi,daging sapi, kentang, coklat, jagung, nasi, jerukdan bahan aditif makanan.

Hendra Santoso10 di Denpasar melaporkanpenyebab alergi makanan pada anak tersering adalahcoklat, kacang tanah, semangka, mentimun danrambutan.

Patogenesis alergi makanan

Sejak lahir berbagai antigen makanan asing secara rutinmasuk ke dalam saluran cerna, namun sangat jarangmenimbulkan gejala klinis. Hal ini karena adanyaberbagai mekanisme pertahanan saluran cerna baikyang bersifat imunologik maupun non imuno-logik.1,11,12

Berbagai mekanisme pertahanan saluran cernaadalah mekanisme imunologik dan non imunologik.

134

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 3, Desember 2005

(non-IgE mediated) dan mekanisme campuran yangmelibatkan IgE dan non IgE, seperti tertera padaTabel 1.8,13

Manifestasi klinis alergi makanan padasaluran gastrointestinal

1. Alergi makanan yang diperantarai Ig E (Ig Emediated)

• Oral allergy syndrome (Pollen-food syndrome). Padaanak dengan oral allergy syndrome (OAS) setelahmakan sayur dan atau buah segar tertentu akansegera timbul rasa gatal di mulut, angioedem padabibir, lidah dan palatum.8 Umumnya anak denganOAS mempunyai reaksi silang, sebagai contohalergi terhadap melon bereaksi silang dengan alergiterhadap ragweed, atau alergi terhadap apel, peachdan chery bereaksi silang dengan alergi terhadappollen birch dengan gejala seperti rhinitis alergi.13

• Reaksi anafilaksis gastrointestinal. Reaksianafilaksis gastrointestinal bersifat akut, biasanyadalam beberapa menit hingga 1-2 jam, berupamual, muntah dan nyeri perut. Diare dapat terjadibeberapa jam setelah timbulnya gejala awal.8

Penyebab yang tersering adalah alergi terhadapsusu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, gandum,dan ikan laut.13 Reaksi ini terjadi akibatdilepaskannya berbagai mediator oleh sel mastseperti histamin. Meski tergolong reaksi alergi tipecepat, gejala gastrointestinal tidak selalu disertaidengan reaksi sistemik.13

2. Alergi makanan yang tidak diperantarai IgE (nonIgE mediated)

• Proktitis / protokolitis. Gangguan ini biasanyatimbul pada bulan-bulan pertama kehidupan,dengan rerata umur 2 bulan. Protein susu sapi danprotein kedelai (lebih jarang) adalah pencetus

tersering. Bayi-bayi ini secara umum tampak sehatnamun pada feses dapat ditemukan bintik-bintikdarah dengan lendir. Pada pemeriksaan endoskopiditemukan kolitis fokal atau difus dengan udemdan erosi. Pada biopsi didapatkan infiltrasi eosinofildan kadang hiperplasia nodular.13

• Sindrom enteropati. Gangguan ini ditandai denganmuntah (2/3 kasus) dan diare yang berke-panjangan. Hal ini menyebabkan gangguanabsorpsi makanan dan gagal tumbuh. Enteropatiini paling banyak disebabkan respon imunterhadap susu sapi dan kadang- kadang kedelai,biji-bijian (sereal), telur dan ikan laut. Padapemeriksaan endoskopi dapat terlihat luka padausus kecil, pemanjangan kripti, peningkatanlimfosit intraepithelial dan eosinofil.13 Pada cow’smilk protein sensitive enteropathy, diare kronikmerupakan gejala yang mencolok. Hampir semuakasus mengalami gangguan pertumbuhan akibatgangguan absorpsi berbagai nutrien, kehilanganprotein dan darah melalui saluran cerna, serta efeksistemik sebagai akibat interaksi antigen-antibodi.7

• Enterokolitis. Gejala enterokolitis ini hampir samadengan sindrom enteropati, namun menunjukkanderajat yang lebih berat. Gejala pada bayi adalahmuntah dan diare hebat sehingga dapat terjadidehidrasi, letargi, asidosis dan methemoglobine-mia. Gejala pada anak dapat terlihat seperti sepsisdengan jumlah leukosit polimorfonuklear darahperifer yang tinggi.8

Penyebab enterokolitis yang diinduksi protein inisebagai akibat alergi terhadap protein susu sapinamun hampir setengahnya juga bereaksiterhadap kedelai. Beberapa jenis makanantambahan yang dapat menimbulkan enterokolitisadalah beras, gandum dan biji-bijian (cereals).Diagnosis biasanya dapat ditegakkan tanpamelakukan biopsi. 13

• Penyakit Celiac (Celiac disease). Penyakit celiacterjadi sebagai akibat respon imun terhadap proteinmakanan (gluten) sehingga dikelompokkan dalam

Tabel 1. Berbagai gangguan gastro intestinal dan proses yang mendasari8,13

Mekanisme Gangguan gastrointestinal

Diperantarai IgE Oral allergy syndrome (OAS), anafilaksis gastrointestinalTidak diperantarai IgE Enterokolitis, proktokolitis, sindrom enteropati, penyakit celiac (celiac disease)Gabungan diperantarai IgE dan non-IgE Gastroenteropati eosinofilik

135

Sari Pediatri, Vol. 7, No. 3, Desember 2005

alergi makanan. Gejala yang timbul meliputi mual,muntah, diare, dan gagal tumbuh. Gejala awal bisatampak pada tahun pertama kehidupan namungambaran yang spesifik bermanifestasi setelah anakberumur satu tahun. Lebih dari 95% anakmemiliki antigen HLA DQ2.13

3. Alergi makanan yang merupakan kombinasi IgEmediated dan non IgE mediated

• Gastroenteropati eosinofilik. Pasien menunjukkangejala mual setelah makan, disfagia, nyeri perut,muntah, diare, nyeri epigastrium yang hebat danjika terjadi inflamasi yang luas dapat terjadiobstruksi.7 Penyakit ini ditandai dengan adanyariwayat di dalam keluarga dan eosinofil yangmeningkat pada darah perifer hingga 60% dari totaljumlah leukosit.7 Perlu adanya konfirmasi denganpemeriksaan biopsi yaitu ditemukan adaanyainfiltrasi eosinofil pada dinding saluran cerna.13

Prognosis

Umumnya alergi makanan akan menghilang dalamjangka waktu tertentu, kecuali alergi terhadap kacangtanah, nuts, ikan laut, dan kerang-kerangan.1 Sekitar85% anak dapat mentolerir kembali makanan yangmengandung susu sapi, telur, kacang kedelai, dangandum sebelum berumur 3-5 tahun.3 Keadaan inidisebabkan karena mukosa usus dan sistem imun yangmakin matur, juga akibat menurunnya sensitivitas daritarget organ.7 Uji provokasi perlu dilakukan terhadapmakanan tersebut setelah eliminasi selama 4-6 bulan.10

Kesimpulan

Alergi makanan adalah bagian dari reaksi simpangmakanan yang didasari proses imunologis. Gejala alergimakanan pada gastrointestinal sangat bervariasi dariperasaan nyeri, mual, muntah, diare, malabsorpsihingga gangguan pertumbuhan. Umumnya alergimakanan akan menghilang pada umur 3-5 tahun

kecuali alergi terhadap kacang tanah dan sejenisnya,ikan laut dan kerang-kerangan.

Daftar Pustaka

1. Zakiudin M. Alergi makanan pada anak. Disampaikan

pada Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

Kesehatan Anak FKUI XLV, Jakarta, 18-19 Februari

2002.

2. Ariyanto H. Alergi makanan. Dalam: Arwin AP, Corry

SM, penyunting. Buku ajar alergi imunologi anak.

Jakarta: BP IDAI, 1996. h. 204-14.

3. Hoffman KM, Sampson HA. Evaluation and management

of patient with adverse reactions. Dalam: Bierman CW,

Pearlman DS, Shapiro GG, Busse WW, penyunting. Al-

lergy, asthma, and immunology from infancy to adulthood.

Edisi ke-3. Philadelphia: Saunders, 1996. h. 665-84.

4. Wegrzyn AN. Future approach to food allergy. Pediat-

rics 2003; 111:1672-80.

5. Zeiger RS. Food allergen avoidance in the prevention of

food allergy in infants and children. Pediatrics 2003;

111:1662-71.

6. Sicherer SH. Food allergy. The Lancet 2002; 360:701-

10.

7. Soetjiningsih. Alergi dan intoleransi terhadap makanan

serta manifestasinya di saluran pencernaan. Disampaikan

pada Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi

Gastroenterologi Anak Indonesia XI, Jakarta, 29 Juni-1

Juli, 1989.

8. Sampson HA. Update on food allergy. J Allergy Clin

Immunol 2004; 113:805-19.

9. Breiteneder H, radauer C. A classification of plant food

allergens. J Allergy Clin Immunol 2003; 113:821-30.

10. Hendra Santoso. Masalah alergi makanan pada anak.

Disampaikan pada Simposium Alergi Makanan,

Denpasar, 7 Februari, 1989.

11. Per Brandtzaeg. Current understanding of gastrointes-

tinal immunoregulation and its relation to food allergy.

Ann NY Acad Sci 2002; 964:13-45.

12. Mayer L. Mucosal immunity. Pediatrics 2003; 111:1595-

600.

13. Sicherer SH. Clinical aspects of gastrointestinal food

allergy in childhood. Pediatrics 2003; 111:1609-15.

top related