tugas gastrointestinal

144
Penyebab dan penatalaksanaan nyeri uluhati pada kehamilan Refluks asam atau ‘nyeri uluhati’ (heartburn) yang terjadi selama kehamilan merupakan masalah yang relatif sering dijumpai dan mengenai 45-85 persen ibu hamil (Broussard & Richter, 1998). Penanganan gejalanya dapat dilakukan lewat penyesuaian gaya hidup atau salah satu dari beragam obat yang sebagian besar di antaranya tersedia di toko-toko obat. Refluks lambung cenderung terjadi untuk pertama kalinya pada kehamilan karena adanya perubahan dalam traktus gastrointestinal bagian atas yang mencapai taraf maksimalnya pada kehamilan sekitar 36 minggu. Konsekuensi perubahan ini adalah: - sfingter esofagus distal yang tidak bekerja dengan efektif; - motilitas dan tonus lambung yang menurun; - pengosongan lambung yang lambat. Relaksasi traktus gastrointestinal selama kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal: - peningkatan kadar progesteron; - penurunan kadar motilin (hormon traktus gastrointestinal); - peningkatan kadar enteroglukagon (hormon traktus gastrointestinal); Perubahan ini akan meningkatkan bahaya aspirasi lambung selama anestesi. Dalam tempo tiga tahun ini, aspirasi isi lambung pada saat dilakukannya anestesi umum menjadi penyebab utama kematian ibu yang sebenarnya bisa dihindari. Untuk mengurangi bahaya ini, sebagian dokter spesialis anestesi memberi obat-obat yang mengurangi keasaman dan volume isi lambung pada semua wanita yang sedang bersalin serta cenderung memerlukan tindakan bedah emerjensi pada saat persalinannya itu. Sebelum menjalani pembiusan, ibu hamil dapat menerima: - metoklopramid untuk mengurangi isi lambung; - ranitidin; - natrium sitrat. (Brunton, 1996; Rowe, 1997).

Upload: ratnachairunnisa

Post on 25-Nov-2015

181 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Tugas Gastrointestinal

TRANSCRIPT

Penyebab dan penatalaksanaan nyeri uluhati pada kehamilan Refluks asam atau nyeri uluhati (heartburn) yang terjadi selamakehamilanmerupakan masalah yang relatif sering dijumpai dan mengenai 45-85 persen ibu hamil (Broussard & Richter, 1998). Penanganan gejalanya dapat dilakukan lewat penyesuaian gaya hidup atau salah satu dari beragam obat yang sebagian besar di antaranya tersedia di toko-toko obat. Refluks lambung cenderung terjadi untuk pertama kalinya pada kehamilan karena adanya perubahan dalam traktus gastrointestinal bagian atas yang mencapai taraf maksimalnya pada kehamilan sekitar 36 minggu.

Konsekuensi perubahan ini adalah:- sfingter esofagus distal yang tidak bekerja dengan efektif;- motilitas dan tonus lambung yang menurun;- pengosongan lambung yang lambat.Relaksasi traktus gastrointestinal selama kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal:- peningkatan kadar progesteron;- penurunan kadar motilin (hormon traktus gastrointestinal);- peningkatan kadar enteroglukagon (hormon traktus gastrointestinal);Perubahan ini akan meningkatkan bahaya aspirasi lambung selama anestesi. Dalam tempo tiga tahun ini, aspirasi isi lambung pada saat dilakukannya anestesi umum menjadi penyebab utama kematian ibu yang sebenarnya bisa dihindari. Untuk mengurangi bahaya ini, sebagian dokter spesialis anestesi memberi obat-obat yang mengurangi keasaman dan volume isi lambung pada semua wanita yang sedang bersalin serta cenderung memerlukan tindakan bedah emerjensi pada saat persalinannya itu.Sebelum menjalani pembiusan, ibu hamil dapat menerima:- metoklopramid untuk mengurangi isi lambung;- ranitidin;- natrium sitrat.(Brunton, 1996; Rowe, 1997).Kepada ibu hamil harus diingatkan bahwa mereka dapat mengalami refluks isi lambung dalam stadium terakhir kehamilannya dan disarankan untuk mengurangi distensi lambungnya dengan makan sedikit-seeing dan memakan buah serta meminum cairan pada saat yang berbeda dengan waktu makan. Keasaman lambung dapat dikurangi dengan berhenti merokok dan mengatur dietnya. Duduk membungkuk atau berbaring rata, mengunyah permen dan makan makanan yang berlemak akan meningkatkan refluks.Jika digunakan obat-obatan untuk mengurangi sekresi atau aktivitas asam lambung, fungsi asam lambung yang normal akan terganggu. Hal ini penting khususnya bila obat-obatan tersebut diberikan dalam waktu yang lama.Faktor yang meningkatkan keasaman lambung- alkohol- kafein- hipoglikemia (melewatkan waktu makan)- asupan kalsium yang linggi (termasuk penggunaan beberapa preparat antasid)- adrenalin/epinefrin (yang dilepaskan dalam keadaan marah)Diposkan oleh RUNN RAN di 23.58 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestReaksi:

Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi (2000) telah menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain)yang berbunyi nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri merupakan masalah kesehatan yang kompleks, dan merupakan salah satu alasan utama seseorang datang untuk mencari pertolongan medis.Lazimnya, nyeri dipandang sebagai hal neurofisiologik yaitu suatu rangsang berasal dari cedera jaringan kena pada reseptor tepi, impuls disalurkan melalui saraf dan tiba dalam susunan saraf pusat, dan disana pengolahannya menghasilkan penghayatan " nyeri". Rasa sakit yang pasien merasa di daerah tengah atas perut, yang disebut sebagai nyeri epigastrik. Ini wilayah tertentu yang disebut sebagai daerah epigastrium. Daerah epigastrium merupakan sebutan untuk pembagian regio abdomen (perut). Abdomen atau perut sendiri, merupakan daerah truncus (batang tubuh) yang terletak pada bagian caudal atau bagian bawah dari thorak (dada) dan diatas dari pelvis atau panggul. Pembagian Abdomen sendiri dibagi atas kuadran dan regio. Pada pembagian kuadran, maka abdomen dibagi atas kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah. Pembagian abdomen secara kuadran ini merupakan pembagian yang tidak spesifik dan dibagi berdasarkan dua buah garis yang saling tegak lurus melalui umbilikus (pusat) Pembagian abdomen secara regio, merupakan pembagian yang spesifik. Pada pembagian abdomen secara regio, maka abdomen di bedakan atas 9 regio, yaitu regio hypochondrium dextra, Epigastrium, Hypochondrium sinistra, Lumbaris dextra, Umbilicalis, Lumbaris sinistra, Inguinalis dextra, Hypogastrium / Suprapubicum, dan regio Inguinalis sinistra. Pembagian 9 regio abdomen ini di bagi berdasarkan 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal. Garis horizontal yang pertama yaitu dari arcus atau lengkung iga ke-11 kanan dan kiri di tarik garis sejajar, garis horizontal ke dua yaitu di tarik garis dari SIAS kanan dan kiri atau setara dengan vertebrata lumbal 5. Sedangkan dua garis vertikal yaitu, garis vertikal pertama di tarik dari linea midclavicula sinistra sampai setengah ligamentum inguale sinistra dan garis vertikal yang kedua yaitu dari linea mid clavicula dextra sampai setengah ligamentum inguale dextra.

Regio abdomen, ada sembilan regio pada abdomen

Regio abdomen, di bagi berdasarkan 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal

Kuadran abdomen, di bagi atas 4 kuadran, yaitu kuadran kanan dan kiri atas serta kuadran kanan dan kiri bawah

Kuadrant abdomen, di bagi atas garis yang tegak lurus terhadap umbilikus

Sebelum kita membahas tentang penyebab nyeri ulu hati atau nyeri pada epigastrium hendaknya kita memahami dahulu, organ apa saja yang terdapat pada regio epigastrium. Pada regio Epigastrium atau regio yang berada di ulu hati terdapat organ Gaster, Hepar, Colon transversum

Apa itu nyeri epigastrium atau nyeri ulu hati?? Nyeri adalah sesuatu penghayatan yang pada asasnya tidak menyenangkan, dan dirasa bersangkutan dan bersumber pada tubuh yaitu pada daerah epigastrium (di daerah tengah atas perut), dan sesuai dengan penderitaan yang ditimbulkan oleh suatu penyadaran psikik mengenai cedera yaitu cedera yang real, cedera yang mungkin terjadi, ataupun cedera yang dibayangkan. Nyeri epigastrium atau dalam bahasa awam disebut nyeri ulu hati, merupakan nyeri yang tajam dan terlokalisasi yang di rasakan seseorang pada daerah tengah atas perut yang berada tepat diatas tulang iga atau lengkung iga. Rasa nyeri di perut atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga perut dan organ dalam rongga dada. Organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain penyakit saluran makanan (lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hati,empedu dan salurannya, pankreas. Sedangkan organ dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, adalah esofagus, jantung.

Apa saja penyakit penyebab sakit pada ulu hati atau nyeri epigastrium??

Pada dasarnya penyebab nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium, di bedakan atas kelainan yang disebabkan olehKelainan organ di dalam rongga perut , Kelainan organ di dalam rongga dada dan kelainan pernapasan serta kelainan lainnya yang bermanifestasi pada keluhan nyeri ulu hati.Kelainan tersebut di atas diuraikan secara spesifik sebagai berikut .1. Kelainan organ di dalam rongga perut Gastritis atau maag. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Gastritis akut Peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung dan setelah terpapar pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung, umumnya terjadi secara mendadak. Keluhan utama dari gastritis akut, yang sering diajukan penderita, adalah; rasa pedih, kadang-kadang timbul rasa berdenyut- denyut di perut atas yang ada hubungan dengan makanan.Timbulnya keluhan ini mendadak segera setelah makan makanan/minum minuman yang iritatif/korosif. Keluhan yang diajukan umumnya berat. Patogenesis atau proses terjadinya gastritis akut masih belum diketahui dengan jelas karena mekanisme normal dari proteksi mukosa lambung tidak diketahui dengan jelas secara menyeluruh, Keadaan ini sering dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan seperti NSAIDs (Non-sfero idal Anti-inflammatory Drugs), peminum alkohol yang berlebihan, perokok berat, kemoterapi, uremia, infeksi sistemik (seperti Salmonellosis), stres berat (trauma,luka bakar, operasi), iskemik dan shok, usaha bunuh diri dengan asam dan basakeras, trauma mekanik (intubasi nasogastrik) serta pada keadaan paska gasterktomi distal dengan refluks cairan empedu Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Pemeriksaan jasmani menunjukkan penderita yang kesakitan di daerah epigastrium dan nyeri pada perabaan (palpasi) di bawah prosesus xiphoideus atau perut atas agak ke kiri. Pengelolaannya : sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit, dan diberi infus untuk memberikan istirahat lambung yang sedang sakit. Selama satu dua hari sebaiknya berpuasa, dan hanya diberikan obat cairan antasida, spasmolitik. Untukmemastikan diagnosa sebaiknya dilakukan endoskopi, karenadapat melihat kelainan mukosa lambung dengan pasti. Pemeriksaanradiologis kurang membantu diagnosa. Penulis pernahmelakukan endoskopi langsung pada kasus dengan esofagogastritiskorosiva, tanpa mengalami kesulitan. Gastritis Kronika Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Keluhan yang sering diajukan oleh penderita pada umumnya bersifat ringan, dan dirasakan sudah berbulan-bulan, bahkan sudah bertahun-tahun.Pada umumnya mengeluh, rasa tidak enak di perut atas, lekas kenyang, mual, rasa pedih sebelum atau sesudah makan, kadang-kadang mulut terasa masam. Pada pengamatan jasmani: tidak nampak kesakitan, pada perabaan perut bagian atas kadang-kadang terasa sakit. Derajat paling ringan gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal Sebagai penyebab yang sering ialah karena kurang teraturnya waktu makan, faktor psikis, infeksi bakteri, terlalu sering minum-minuman keras. Hal ini analog dengan pendapat dari Seward, Gazzard dan Vilardell yang mengemukakan bahwa keluhan nyeri epigastric bersifat ringan dan diderita sudah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pengelolaan : Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi. Pengaturan diit sangat penting. Dianjurkan kepada penderita untuk makan makanan lembek, makan sedikit berulang kali, pantang pedas, masam. Mengurangi merokok. Bila diperlukan memberikan obat sebaiknya diberikan antasida, tranquilizer, spasmolitik. Ulkus Ventrikuli (Tukak Lambung) Ulkus ventrikuli atau tukak lambung, sering juga memberikan keluhan rasa nyeri di perut atas. Di negara kita insidensi tukak lambung agak jarang. Sekitar 55% tukak lambung terjadi pada laki-laki Keluhan yang diajukan antara lain, merasa nyeri, pedih di daerah perut atas disekitar garis mediana agak ke kiri, terutamatimbul beberapa saat ( 1 jam) setelah makan. Di samping itu juga mengeluh rasa panas atau rasa seperti terbakar di ulu hati, mual, timbul rasa masam di mulut dan sering disusul dengan ruktus. Penderita dapat menunjukkan tempat rasa nyeri/pedih yang terberat, yang umumnya di sekitar garis mediana atau agak ke kiri. Bila penderita dapat muntah, maka biasanya perutnya dirasa lebih enak, tetapi bila diisi makanan maka rasa nyeri/pedih dan panas seperti terbakar kambuh lagi. Kadang-kadang disertai keluhan timbulnya konstipasi, perut kembung, dan berat badan penderita dirasakan menurun. Keluhan semacam ini dirasakan sudah berbulan-bulan. Pada pengamatan jasmani, tampak sakit sedang. Pada perabaan (palpasi) di perut atas agak ke kiri dari garis mediana terasa nyeri tekan dan tidak teraba suatu massa. Sebagai penyebab yang terbanyak ialah faktor makanan, emosi, stress.Patogenesis tukak lambung dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar peneilitian menunjukkan bahwa resistensi mukosa lambung dan/atau trauma mukosa lambung merupakan faktor yang paling penting. Kadar gastrin serum meningkat pada beberapa penderita ulkus lambung, namun peningkatan ini terbatas pada penderita hiposekresi asam lambung. Juga dijumpai keterlambatan pengosongan lambung. Diperkirakan bahwa regurgitasi isi duodenum, terutama yang mengandung empedu, dapatmencetuskan trauma mukosa lambung dan kemudian berlanjut dengan ulserasi lambung. Pengelolaan: Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiologik pada lambung clan endoskopi. Bila hasilnya menunjukkan gambar tukak lambung jinak, sebaiknya diberikan; Diit lunak sedikit berulang kali, pantang pedas, masam, alkohol, dan dianjurkan berhenti merokok guna mempercepat kesembuhan. Cimetidin tablet (Nulcer, Ulsikur), 3 kali 1 tablet + 2 tablet tiap malam, atau Diberikan antasida 4 kali sehari. Spasmolitik kalau perlu sedativa. Kanker Lambung Kanker lambung di negara kita agak jarang ditemukan. Kanker lambung adalah kanker yang berkembang di bagian perut dan dapat menyebar ke organ lainnya; terutama esofagus. Keluhan yang diajukan, antara lain: merasa tidak enak di perut bagian atas, perut lekas kenyang, perut panas, pedih, kadang-kadang nyeri seperti dicubit-cubit, regurgitasi. Keluhan ini dirasakan sudah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kemudian disusul nafsu makan menurun, berat badan menurun Beberapa penderita merasakan adanya benjolan di perut atas, yang nyeri tekan. Ada di antaranya yang mengeluh waktu defekasi, bentuk tinjanya lembek hitam pekat, yang menunjukkan adanya perdarahan. Badan dirasakan bertambah lemah. Pada pengamatan jasmani: tampak penderita yang kurus, anemik. Pada perabaan perut atas terasa suatu massa ireguler yang nyeri tekan. Gejala-gejala tersebut adalah sesuai dengan laporan Prolla dkk dan Goldsmith yang mengemukakan bahwa kanker lambung tingkat lanjut memberikan keluhan yang menyolok. Sedangkan kanker lambung tingkat dini kebanyakan memberikan keluhan mirip dengan keluhan gastritis kronis atau tukak lambung. Lokasi Ca Gaster atau kanker lambung di klasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan panjang lambung.Sekitar 40 % dari kanker berkembang di bagian bawah, 40% di bagian di bagian tengah dan 15% di bagian atas, 10% melibatkan lebih dari 1 bagian dari organ. Penyebab Kanker lambung mungkin sering multifaktorial, baik keturunan atau karena dipengaruhi oleh lingkungan yang menyebabkanperubahan mukosa yang abnormal. Faktor-faktor lingkungan yang terlibat dalam perkembangan Ca Gaster meliputi: diet, infeksi Helicobakter Pylori, riwayat operasi lambung, polip adenomatosa, gastritis atrofik kronis dan paparan radiasi. Faktor genetik tampaknya penting, karena kanker lambung lebih sering pada orang dengan golongan darah A. Pengelolaan: Untuk menegakkan diagnosa perlu dibuat foto Rontgen lambung dengan teknik dobel kontras, endoskopi yang disusul biopsi. Pengobatan dapat dilakukan dengan pembedahan, Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.Untuk terapi kanker lambung penanganan kuratif yang telah terbukti adalah pembedahan, pilihan pembedahan tergantung dari sejauh mana invasi tumor pada dinding gaster dan penyebaran limfatik. Untuk terapi adjuvant dilakukan kemoterapi yang ketika digunakan akan memperbaiki tingkat survival. Gastroesopagheal Reflux Disease (GERD) Penyakit refluks gastroesofageal ( Gastroesopagheal Reflux Disease (GERD)adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas. Pasien dengan GERD dapat menunjukkan berbagai gejala, baik khas dan atipikal. Gejala umum termasuk rasa panas dalam perut, regurgitasi, dan disfagia. Gejala atipikal termasuk nyeri dada noncardiac, asma, pneumonia, suara serak, dan aspirasi. Pasien biasanya mengalami episode refluks harian berbagai gejala, termasuk pyrosis, rasa air kurang ajar atau asam dalam batuk, mulut malam hari atau aspirasi, pneumonia atau pneumonitis, bronkospasme, dan radang tenggorokan dan suara perubahan, termasuk suara serak. Terjadinya GERD disebabkan karena berbagai faktor antara lain karena relaksasi dari lower estrofagus Sfingter yang transient sehingga memudahkan aliran balik asam lambung ke esofagus, adanya penurunan tekanan lower esofagus, gangguan pembersihan atau clearence osefagus dan juga akibat masalah pengosongan lambung. Adanya faktor resiko juga dapat mencetuskan kejadian GERD antara lain obesitas, genetik faktor terkait fungsi dari otot polos sfinter esofageal, merokok yang dapat menurunkan tekanan lower esofageal spinter dan juga aktifitas yang berlebihan seperti jogging juga akan meningkatkan relaksasi dari spinter esofageal yang dapat memudahkan aliran balik asam lambung ke esofagus. Pengolahan : Untuk menegakan diagnostik dapat di lakukan dengan anamnesis, test PPI maupun endoskopi, esfogogram, esofagogastroduodenoskopi. Pengobatan GERD melibatkan pendekatan bertahap. Tujuan adalah untuk mengendalikan gejala, menyembuhkan esofagitis, dan untuk mencegah esofagitis berulang atau komplikasi lain. Pengobatan ini didasarkan pada modifikasi gaya hidup dan kontrol sekresi asam lambung melalui terapi medis dengan antasida atau PPI atau perawatan bedah dengan operasi antireflux korektif. Duodenitis Duodenitis adalah peradangan pada mukosa usus dua belas jari atau duodenum yang merupakan bagian pertama dari usus kecil. Keluhan dari duodenitis pada umumnya adalah rasa pedih, nyeri, panas di perut atas agak ke kanan. Kadang-kadang mengeluh mual, hilangnya nafsu makan dan ditemukannya darah dalam tinja. Penyebab paling umum terjadinya duodenitis adalah adanya infeksi bakteri helicobacter pylory. Namun bisa juga di sebabkan olehGastroesophageal reflux disease, infeksi virus, obat-obatan NSAID. Selain itu juga duodenitis dapat terjadi akibat dariPenyakit Crohn,Kolitis ulseratif, Whipples disease,Stres parah yang disebabkan oleh operasi atau infeksi serius (sepsis) Pada kasus yang di sebabkan oleh H. pylori, biasanya bakteri ini merangsang produksi asam lambung menjadi meningkat dan menyebabkan peradangan tingkat rendah dari duodenum (duodenitis). Duodenitis hanya dapat didiagnosis dengan jaringan biopsi, yang dilakukan dengan menggunakan endoskopi (esophagogastroduodenoscopy). Dalam kasus H pylori-terkait duodenitis, infeksi dapat diobati dengan sukses dengan antibiotik . Untuk duodenitis tidak terkait dengan H pylori, obat-obat yang mengurangi asam lambung dapat menjadi pengobatan yang efektif. Ulkus duodeni atau tukak duodenum Meskipun dewasa ini telah banyak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya tukak duodenum, namun patogenesis penyakit ini belum diketahui seluruhnya. Sekresi asam lambung bertanggung jawab atas timbulnya tukak duodenum, namun faktor-faktor yang menyebabkan individu peka terhadap ulserasi duodenum masih belum diketahui. Timbulnya tukak duodenum dianggap sebagai akibat ketidakseimbangan antara sekresi asam lambung-pepsin dengan resistensi mukosa duodenum. Yang khas pada penderita tukak duodenum adalah peningkatan asam lambung pada keadaan basal dan meningkatnya asam lambung pada stimulasi atau lamanya peningkatan asam setelah makan. Keluhan dari ulkus duodeni pada umumnya timbul rasa nyeri, pedih, rasa terbakar, mual. Keluhan ini terutama dirasakan 3-4 jam setelah makan dan pada tengah malam sedang enak-enaknya tidur, sampai terbangun. Rasa nyeri berpusat di perut atas kanan garis media atau dekat umbilikus. Untuk mengurangi rasa nyeri, pedih, biasanya penderita minum susu, atau makan pisang, roti dan lain-lainnya. Jadi rasa nyeri tersebut dirasakan, terutama pada waktu perut kosong. Nyeri di daerah epigastrium yang berkurang setelah diberi makanan atau antasida memberi kesan ke arah tukak duodenum. Pada pengamatan jasmani; teraba nyeri tekan atau palpasi di perut kanan atas dekat umbilikus. Pengelolaan: Untuk menegakkan diagnosa sebaiknya dibuat foto Rontgen dengan teknik dobel kontras, dan endoskopi. Pemberian diit dan pengobatan adalah sama dengan pada penderita tukak lambung. Perforasi Ulkus Peptikum Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. Tukak peptik atau ulkus peptik mempunyai sifat penetrasi, yang dimulai dari mukosa menembus ke lapisan yang lebih dalam. Bilamana terjadi penetrasi ke pembuluh darah terjadi perdarahan massif atau juga penetrasi seluruh dinding lambung maka terjadi perforasi Perforasi usus halus dapat berupa perforasi bebas atau terbatas. Perforasi bebas terjadi ketika isi usus halus keluar secara bebas kedalam rongga abdomen, menyebabkan terjadi peritonitis difuse misalnya perforasi duodenum. Perforasi terbatas terjadi peradangan akut menyebabkan perlekatan dengan organ sekitar sehingga terbentuk abses (penetrasi ulkus duodenum ke pankreas). Perforasi dari usus halus ini mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut ( keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). Adanya ulkus duodeni yang kemudian menyebabkan peritonitis akan memberikan keluhanmendadak merasa nyeri perut atas yang hebat menjalar ke punggung dan seluruh perut. Perut menjadi tegang. Kadang-kadang penderita pingsan, karena serangan nyeri perut yang hebat, pada keadaan lanjut disertai demam dan mengigil. Pada pengamatan jasmani; tampak penderita sakit berat. Tensi menurun. Perut tampak kembung dan tegang. Nyeri tekan di daerah tempat perforasi. Gejala-gejala tersebut di atas, sesuai dengan laporan Haubrich, Truelove dan Reyner, yang mengemukakan bahwa keluhan tersebut di atas juga ditemukan pada penderita dengan perforasi ulkus ventrikuli Pengelolaannya: harus segera dilakukan pembedahan. Intervensi bedah hampir selalu dibutuhkan dalam bentuk laparotomy explorasi dan penutupan perforasi dengan pencucian pada rongga peritoneum (evacuasi medis). Irritable bowel syndrome atau sindro iritasi usus Irritable Bowel Syndrome (IBS) dapat diartikan sebagai Sindrom Iritabilitas Usus. IBS merupakan salah satu gangguan pencernaan dari kelompok Functional Gastrointestinal Disorders (Gangguan Fungsional Saluran Pencernaan) atau Functional Motility Disorders (Gangguan Fungsional Pergerakan Usus). Disebut gangguan karena IBS bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri jahat (patogen). Penyebabnya tidak diketahui.IBS di sebut ganguan fungsional berarti ada masalah dengan fungsi bagian tubuh, tetapi tidak ada kelainan dalam struktur. Gangguan akibat IBS umum yang mempengaruhi usus besar (kolon) dan biasanya menyebabkan kram, nyeri perut, kembung gas, diare dan sembelit. Meskipun tanda-tanda dan gejala tidak nyaman, IBS tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus Biasanya, rasa tidak nyaman di perut itu disertai dengan tanda-tanda berikut; nyeri akan membaik setelah buang air besar, terjadi perubahan pola buang air besar (menjadi lebih sering atau lebih jarang), dan terjadi perubahan bentuk tinja (menjadi lebih lembek/cair atau lebih keras). Tanda-tanda lain yang sering menyertai gejala gangguan perut ini adalah rasa tidak nyaman sewaktu buang air besar, seperti mengejang, kebelet, atau rasa tak lega setelah buang air besar. Saat buang air, penderita juga sering mengeluarkan mukus (ingus) saat buang air besar. Kembung atau rasa sebah di sekitar lambung juga dialami oleh penderita. Pengolahan : Diagnosa didasarkan pada keluhan klinis dengan berpacuan pada kriteria yang di buat para ahli di roma, selain itu juga dapat di lakukan pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan darah, endoskopi,Colonoscopy,CT-scan, test intoleransi laktosa dan Sigmoidoskopi fleksibel. Pengobatannya : Karena tidak jelas apa yang menyebabkan sindrom iritasi usus, pengobatan berfokus pada menghilangkan gejala. Penanggulangan biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non-obat dan terapi obat. Terapi non obat bagi penderita IBS Diare dilakukan dengan mengurangi makanan penyebab alergi. Untuk pasien IBS Konstipasi, sangat dianjurkan untuk menambahkan unsur serat di dalam menu makanannya.Apabila terapi non-obat tidak mengurangi gejala IBS, maka terapi dengan obat dapat dipertimbangkan untuk mengatasi gejala nyeri perut, kembung, diare, atau sembelit. Peritonitis Peritonitis adalah keadaan akut abdomen akibat peradangan sebagian atau seluruh selaput peritoneum parietale ataupun viserale pada rongga abdomen. Peritonium merupakan selaput rongga perut atau abdomen, yang di bedakan atasperitoneum parietale ataupun viserale. Perforasi bagian dari saluran pencernaan adalah penyebab paling umum dari peritonitis. Contoh meliputi perforasi esofagus distal (Boerhaave sindrom), perut (ulkus peptikum, karsinoma lambung), dari duodenum (ulkus peptikum), dari usus yang tersisa (misalnya apendisitis, diverticulitis, divertikulum Meckel, penyakit radang usus (IBD) , infark usus, usus pencekikan, karsinoma kolorektal, peritonitis mekonium), atau kandung empedu (kolesistitis). Kemungkinan alasan lain untuk perforasi meliputi trauma abdomen, menelan benda asing yang tajam (seperti tulang ikan, tusuk gigi atau kaca beling), perforasi dengan endoskopi atau kateter, dan kebocoran anastomosis. Kebanyakan pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen. Nyeri ini bisa timbul tiba-tiba atau tersembunyi. Pada awalnya, nyeri abdomen yang timbul sifatnya tumpul dan tidak spesifik (peritoneum viseral) dan kemudian infeksi berlangsung secara progresif, menetap, nyeri hebat dan semakin terlokalisasi (peritoneum parietale). Dalam beberapa kasus (misal: perforasi lambung, pankreatitis akut, iskemia intestinal) nyeri abdomen akan timbul langsung secara umum/general sejak dari awal. Mual dan muntah biasanya sering muncul pada pasien dengan peritonitis. Muntah dapat terjadi karena gesekan organ patologi atau iritasi peritoneal sekunder. Demam, kelelahan, rasa haus, mual dan mutah serta kehilangan nafsu makan juga dapat dialami oleh penderita peritonitis. Pada pemeriksaan fisik, pasien dengan peritonitis, keadaan umumnya tidak baik. Demam dengan temperatur lebih dari 38 derajat Celcius. Pasien dengan sepsis hebat akan muncul gejala hipotermia. Takikardia disebabkan karena dilepaskannya mediator inflamasi dan hipovolemia intravaskuler yang disebabkan karena mual damuntah, demam, kehilangan cairan yang banyak dari rongga abdomen. Dengan adanya dehidrasi yang berlangsung secara progresif, pasien bisa menjadi semakin hipotensi. Hal ini bisa menyebabkan produksi urin berkurang, dan dengan adanya peritonitis hebat bisa berakhir dengan keadaan syok sepsis. Pengobatan yang di lakukan tergantung pada berat ringannya gejala klinis yang dialami, umumnya penderita diberikan intravena rehidrasi dan koreksi gangguan elektrolit, antibiotik ataupun dengan tindakan bedah ( laparotomi ) Apendisitis Apendisitis suatu peradangan pada apendiks atau usus buntu yang berbentuk cacing yang berlokasi dekat katup ileocecal yaitu pertemuan antara usus halus ke usus besar. Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus. Sering penderita apendisitis akuta maupun kronika memberikan keluhan pertama timbulnya rasa nyeri, pedih di perut atas atau di sekitar umbilikus. Di samping itu juga mengeluh nafsu makan menurun, mual, bahkan kadang-kadang disusul muntah-muntah. Keluhan tersebut untuk apendisitis akuta hanya dirasakan beberapa jam saja, kemudian disusul rasa nyeri berdenyut-denyut menetap di perut kanan bawah, Bahkan keluhan di perut kanan bawah bertambah menyolok sampai penderita gelisah karena kesakitan. Sedangkan untuk penderita apendisitis kronika keluhan nyeri perut atas atau sekitar umbilikus bersamaan timbulnya nyeri perut kanan bawah yang diderita sudah berbulan-bulan bahkan ada yang sudah bertahun-tahun, sehingga tidak jarang dibuat diagnosa gastritis. Pada pengamatan jasmani: untuk apendisitis akuta tampakpenderita yang kesakitan, jalannya agak membungkuk ke depan. Tampak perut agak tegang. Nyeri tekan di perut atas, tetapi lebih jelas nyeri tekan dan nyeri lepas di perut kanan bawah. Sedangkan untuk apendisitis kronika tidak nampak penderita yang kesakitan. Tetapi pada perabaan perut teraba nyeri tekan di perut atas, dan lebih jelas nyeri tekan dan nyeri lepas di perut kanan bawah. Pengelolaannya: Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Hepatitis Virus Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis organisme seperti virus. Berbagai jenis virus yang menyebabkan hepatitis yang menyebabkan infeksi sistemik yaitu Virus Hepatitis type A s/d E bahkan hingga G, virus CMV, virus Herpes, Rubella, dll Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati. Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice. Keluhan yang sering diajukan penderita antara lain; setelah panas 3-5 hari, nafsu makan menurun, mual, tidak enak atau rasa nyeri di perut atas kanan, badan lemah, lekas capai, diketahuinya warna urine kuning tua seperti air teh. Oleh teman atau saudaranya dikatakan tampak kuning pada mata. Pada pengamatan jasmani: sklera mata, kulit tampak ikterik, hati teraba sedikit membesar dan lembek, sedikit nyeri tekan. Pengelolaan: Pemeriksaan laboratorium terhadap tes faal hati, terutama serum bilirubin, SGOT, SGPT, HBs Ag harus dilakukan. Penderita harus istirahat mutlak sampai kadar serum bilirubin dalam batas normal. Pengaturan diit perlu diperhatikan. Abses Hati Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu. Secara umum abses hati dibagi menjadi 2 yaitu abses hati amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi dibanding abses hati piogenik. Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba hystolitica sedangkan abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella,Candida, Salmonella, dan golongan lainnya. Keluhan yang diajukan para penderita antara lain: nyeri perut atas yang berdenyut-denyut, badan panas. Letak nyeri perut tersebut tergantung dari letak abses. Letak abses hati yang terbanyak ialah di hati lobus kanan. Jadi rasa nyeri tersebut terletak di perut kanan atas. Kalau untuk jalan, untuk mengurangi rasa nyeri, penderita memegang perut yang sakit sambil membungkukkan badan ke depan kanan. Lebih kurang 1/7 penderita letak abses hati di lobus kiri. Rasa nyeri berdenyut-denyut terletak di perut atas. Di samping keluhan tersebut, juga timbul mual, kadang-kadang sampai muntah, nafsu makan berkurang. Semua penderita tersebut mempunyai riwayatpenyakit disentri berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang tidak mendapat pengobatan sempurna. Pada pengamatan jasmani, tampak penderita yang kesakitan. Kalau jalan membungkuk ke depan kanan sambil memegang perut yang sakit. Badan teraba panas. Hati membesar danmembengkak. Pada tempat abses teraba lembek dan nyeri tekan. Pengelolaan: untuk membantu menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan foto toraks, tampak diafragma kanan meninggi. Di samping itu perlu dilakukan; ultrasonografi dan sintigrafi. Pengobatan yang perlu diberikan ialah pemberian obat anti amebika antara lain; emetin, metronidazole, dll. Bila pengobatan medikamentosa tidak berhasil atau absesnya terlalu besar, sebaiknya dilakukan aspirasi. Kanker Hati Kanker hati adalah kanker yang terjadi pada sel sel hati. Hati yang terkena kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya pada bagian atas kanan abdomen, dibawah diafragma dan di atas perut.Insidensi kanker hati primer di Indonesia cukup tinggi. Penderita biasanya merasakan keluhan nyeri perut kanan atas atau di epigastrium, atau di kedua tempat tersebut di atas. Rasa nyeri tersebut tidak akan berkurang dengan pengobatan apapun. Sifat nyeri biasanya sebagai nyeri tumpul, terus menerus, yang makin lama makin bertambah berat, apabila bergerak.Rasa nyeri tersebut timbul karena pembesaran hati, peregangan kapsula Glisoni dan adanya rangsangan pada peritoneum. Di samping keluhan tersebut dirasakan adanya benjolan di perut atas atau di perut kanan atas. Nafsu makan berkurang, badan makin lemah dan mengurus. Pada pengamatan jasmani, tampak penderita yang lemah. Tampak adanya benjolan di perut atas. Hati teraba membesar, keras, berbenjol-benjol, tepi hati tumpul. Pada auskultasi di daerah tumor, kadang-kadang terdengar bising pembuluh darah (hepatic bruit), dan kadang-kadang terdengar bising gesekan (friction rub), yang disebabkan oleh peri hepatitis. Pengelolaan: untuk menegakkan diagnosa, selain pengamatan jasmani, perlu diperiksa serum alfa fetoprotein, sintigrafi, ultrasonografi, laparoskopi, dan biopsi hati. Pada umumnya penderita kanker hati yang datang berobat sudah dalam stadium lanjut, sehingga tidak dapat diobati, baik pengobatan kemoterapi maupun reseksi sebagian dari hati.Pada kanker hepatoseluler dalam fase dini yang masih dapat dilakukan pengobatan kemoterapi atau reseksi sebagian dari hati. Setiap penderita dengan keluhan nyeri perut, riwayat penyakit hati kronis, pembesaran hati, hendaknya dilakukan pemeriksaan ultrasonik. Kholilitiasis Batu empedu adalah timbunan satu atau lebih batu kecil di kandung empedu. Bila batu empedu berada di kandung empedu, kondisinya disebut kolelitiasis Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu: obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. Perubahan susunan empedu mungkin merupakan yang paling penting pada pembentukan batu empedu, karena terjadi pengendapan kolesterol dalam kandung empedu. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat meningkatkan supersaturasi progesif, perubahan susunan kimia, dan pengendapan unsur tersebut. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu, melalui peningkatan dan deskuamasi sel dan pembentukan mucus. Sekresi kolesterol berhubungan dengan pembentukan batu empedu. Pada kondisi yang abnormal, kolesterol dapat mengendap, menyebabkan pembentukan batu empedu. Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan bila batu menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu gambaran klinis penderita batu kandung empedu bervariasi dari yang berat atau jelas sampai yang ringan atau samar bahkan seringkali tanpa gejala (silent stone) Kholedokholitiasis Adanya batu di dalam saluran empedu sehingga menyebabkan berbagai manifestasi klinis di sebut koledokolitiasis Keluhan yang diajukan penderita, antara lain: timbulnya rasanyeri hebat seperti diperas-peras di perut kanan atas, menjalarke epigastrium, punggung dan bahu kanan. Biasanya timbulnyarasa nyeri pada tengah malam atau pagi hari. Pada umumnyarasa nyeri tersebut terjadi setelah penderita makan banyak,setelah makan makanan berlemak. Di samping rasa nyeri jugatimbul panas, dan rasa mual. Rasa nyeri kolik merupakan penanda adanya batu pada saluran empedu, sehingga nyerinya hilang timbul. Pada pengamatan jasmani: tampak penderita gelisah, kesakitankadang-kadang skiera mata ikterik, nyeri tekan di perutkanan atas, tanda Murphy positif. Pengelolaan: untuk menegakkan diagnosa adanya batudikandung empedu dan atau salurannya perlu dilakukan pemeriksaanultrasonografi, radiologik. Pengobatan pada saat serangan, sebaiknya diberi pethidindan atropin. Untuk infeksi (kholesistitis) diberi antibiotik. Dutpada serangan sebaiknya diberikan cairan infus, diit lunak danpantang lemak. Di samping itu, bila sebagai penyebab adalah batu, maka sebaiknya dilakukan tindakanpembedahan. Kolesistitis Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut pada dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis. Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa. Gejala-gejala kolesistitis kronik mirip dengan fase akut, tetapi beratnya nyeri dan tanda-tanda fisik kurang nyata. Sering kali terdapat riwayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati atau flatulen yang berlangsung lama. Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akuta kalkulus). Kolesistitis kronis terjadi akibat serangan berulang dari kolesistitis akut, yang menyebabkan terjadinya penebalan dinding kandung empedu dan penciutan kandung empedu. Pada akhirnya kandung empedu tidak mampu menampung empedu. Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu tubuh. Keluhan tersebut dapat memburuk secara progresif. Kadang kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung empedu. Kolesistitis kronik Manifestasi klinisnya antara lain adanya serangan berulang namun tidak mencolok. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil dari pemeriksaan tertentu. Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu, dapat pula dengan CT scan perut dan Kolesistogram oral Pengobatan pada kondisi kronis pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan, Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui laparoskopi. Pada kondisi akut pada umumnya dirawat di rumah sakit, diberikan cairan dan elektrolit intravena dan tidak diperbolehkan makan maupun minum secara oral (mungkin akan dipasang pipa nasogastrik), dapat di berikan antibiotik, Jika diagnosis sudah pasti dan resikonya kecil, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu. Pankreatitis Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis. Radang akut terjadi setelah simtoma iskemia dan gangguan sirkulasi mikro pada pankreas. Radang kronis pada pankreas ditandai dengan atrofi grandular, perubahan duktular dan fibrosis yang ekstensif. Gambaran yang khas dari pankreatitis akuta ialah, rasa nyeri di epigastrium yang hebat. Sifat nyeri timbulnya mendadak dan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk dan rasa terbakar. Karena sangat nyeri di perut, penderita menjadi gelisah. Perasaan nyeri tersebut mulai di epigastrium kemudian menjalar kepunggung. Beberapa jam kemudian perasaan nyeri tersebut menjalar keseluruh perut dan perut menjadi tegang.Timbul rasa mual, kadang-kadang muntah. Sedangkan penderitapankreatitis kronika juga mengeluh rasa nyeri di perutbagian atas. Rasa nyeri juga seperti ditusuk-tusuk atau diperas-peras,menjalar kepunggung, disertai mual-mual dan muntah.Sering penderita mempunyai keluhan semacam yang sifatnyahilang timbul, sehingga tidak jarang dibuat diagnosa sakitlambung. Pada pankreatitis kronika tidak ada keluhan rasapedih, melainkan disertai tanda-tanda diabetes millitus ataukeluhan steatorrhoe. Pada pengamatan jasmani: tampak penderita gelisah, kesakitan,bahkan ada yang menjerit-jerit. Di daerah perut tampaktegang, nyeri palpatoir di perut atas disekitar umbilikus. Faktor presipitasi timbulnya pankreatitis adalah sebagaiakibat makan atau minum terlalu banyak pengandung alkohol,trauma di perut, infeksi bakteria. Pengelolaan: untuk menegakkan diagnosa perlu diperiksakadar amilase darah dan urine, kadar kalsium. Pemeriksaanradiologik yang dianjurkan adalah foto polos perut (plain fotoabdomen). Untuk mengobati pankreatitis akuta dianjurkandiberi infus. Selain daripada itu baik pankreatitis akuta maupunkronika, diberikan suntikan sulfas atropin atau Primperan danpethidin, untuk mengurangi spasme sphincter odii. Obat-obatanlain yang dianjurkan adalah antasida, spasmolitik. Untukpankreatitis akuta, menurut Imrie dkk perlu sekali diberisuntikan Trasylol intravena. Kanker Pankreas Kanker pankreas adalah neoplasma ganas pankreas. Umumnya penyebab pasti kanker hampir semuanya belum di ketahui, namun faktor resiko terjadinya kanker pankreas antara lain merokok, keturunan,kurangnya asupan sayur dan buah, tingginya asupan daging merah, gemuk, diabetes mellitus,pankreatitis kronis, infeksi Helicobacter pylori, gingivitis Keluhan yang diajukan penderitaadalah timbulnya rasa nyeri di epigastrium, yang dirasakanseperti ditusuk-tusuk sudah berbulan-bulan. Serangan nyeridapat terus menerus atau dapat intermiten. Tetapi perasaannyeri tersebut makin lama makin sering yang dirasakanbertambah berat, dan dirasakan berkurang bila penderita duduksambil membungkukkan badan. Nafsu makan berkurang, mual,berat badan menurun. Untuk karsinoma pankreas di kaputbiasanya disertai keluhan mata dan badan menguning, gatal-gatal. Pada pengamatan jasmani tampak penderita kakhektis,kesakitan, kadang-kadang anemik, ikterik. Di perut teraba suatumassa berbenjol-benjol keras, nyeri tekan di perut atas. Posisipenderita tidur atau duduk membungkukkan badan.Gambaran tersebut sesuai dengan pendapat Seward, Spiro,Gazzard, Keynes dan Keith yang mengemukakan bahwa rasanyeri berdenyut-denyut menjalar kepunggung, merupakankeluhan terbanyak sekitar 65%. Pengelolaan: untuk menegakkan diagnosa sebaiknya dilakukanultrasonografi, duodenografi hipotonik, ERCP.Pengobatan hanya bersifat simptomatik yaitu sekedar mengurangirasa sakit.

2. Kelainan organ di dalam rongga dada Karsinoma esofagus keluhan: makanan dirasasan sukarturun, dan ada disfagi sudah berbulan-bulan. Di samping ituada rasa nyeri di perut atas dekat prosesus xiphoideus. Padapermulaaannya makanan padat yang memberikan keluhantersebut dan dirasakan seperti tersangkut di dada, lama-lamabadan bertambah mengurus, dan makin lemah. Keluhan lainyaitu; timbulnya rasa nyeri di retrosternal. Kadangkadangtimbul muntah darah. Pada pengamatan jasmani; tampak penderita kurus, enemik,lemah. Teraba nyeri tekan di perut atas dekat prosesus xiphoideusatau di xiphisternum. Kelainan esofagus lain hampir tidak pernah memberikankeluhan nyeri epigastrik. Pengelolaan: untuk menegakkan diagnosa perlu diperiksaradiologik dan endoskopik. Pengobatan satu-satunya hanyatindakan pembedahan. Esophagitis Esophagitis adalah suatu peradangan pada lapisan esofagus yang dapat bersifat akut atau kronis. Esofagitis akut dapat catarrhal atau phlegmonous , sedangkan esofagitis kronis mungkin hipertrofik atau atrofi. Esofagitis disebabkan oleh infeksi atau iritasi di esofagus. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan iritasi di esofagus disebabkan oleh gastroesophageal reflux disease, cedera kimia oleh basa atau asam, Cedera fisik akibat terapi radiasi atau tabung nasogastrik. Gejala klinis yang dialami penderita esofagitis berupa heartburn (nyeri di ulu hati / perut dan memancarkan mungkin ke leher / rahang), nyeri di perburuk setelah makan, sulit dan / atau sakit saat menelan seperti ada sesuatu di kerongkongan, mual, mulas, dan muntah, dan hilangnya nafsu makan sehingga berakibat pada penurunan berat badan. Pengolahan : Untuk menegakan diagnosis dapat ditegakan dari gejala klinis, endoskopi, biopsi, maupun dengan pencitraan sinar-x dengan barium.Pengobatan untuk esofagitis tergantung pada penyebabnya. Perawatan mungkin termasuk: Obat yang menghalangi produksi asam, Antibiotik, antijamur, atau antiviral untuk mengobati infeksi dan juga Obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan Kelainan Jantung Kelainan jantung yang sering memberikan keluhannyeri epigastrik adalah infark miokard terutama dinding inferior, angina pektoris , perikarditis akut, kardiomiopati kongestif, aneurisma, dissecting aorta. Rasa nyeri ini menjalar ke dada, ke tenggorokan, kemudiandisusul nyeri dada yang hebat seperti ditekan, sehinggapenderita sukar bernafas. Di samping itu juga timbul pegal dilengan kiri dan berkeringat. Pada pengamatan jasmani; tampak penderita gelisah, sakitberat, berkeringat dingin kadang-kadang tensi menurun, nadiireguler.Gambaran tersebut sejalan dengan pendapat Seward danFriedbergl,. yang mengemukakan bahwa setiap penderitaberusia lebih dari 40 tahun dengan nyeri perut atas menjalarkedada, tidak boleh melupakan kemungkinannya seranganjantung. Pengelolaan: Penderita harus segera dirawat di rumah sakit.Untuk menegakkan diagnosa harus diperiksa ECG.Diberi infusjaga dengan dextrose 5%, diit lunak, sedikit berulang kaliDalam keadaan kesakitan dapat diberikan pethidin. Penderitaperlu cukup istirahat, oleh karena itu perlu diberi obat penenang. Hiatus hernia Hiatus hernia adalah keluarnya organ dalam rongga perut melalui bagian dinding perut yang lemah yang terjadi ketika bagian perut mendorong ke atas melalui diafragma. Penyebab pasti hiatus hernia tidak diketahui. Diperkirakan bahwa sebagian besar terjadi pada orang di atas usia 50 tahun. Ini mungkin terjadi berhubungan dengan usia dimana diafragma menjadi melemah dan memungkinkan bagian perut untuk menonjol melalui lubang di diafragma. Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan di perut, seperti batuk biasa, angkat berat, atau obesitas, bisa meningkatkan risiko terjadinya hiatus hernia. Hernia itu sendiri tidak menimbulkan gejala. Namun, jika ada hernia hiatus, maka faktor-faktor yang biasanya mencegah asam lambung refluks mungkin tidak bekerja dengan baik, akibatnya penderita akan mengeluhkan perasaan terbakar yang naik dari perut bagian atas atau dada bagian bawah ke arah leher, batuk terus-menerus, masalah gusi, bau mulut, sakit tenggorokan, suara serak, dan perasaan benjolan di tenggorokan. Pengolahan : dapat dilakukan endoskopi maupun pencitraan dengan sinar-X. Dalam kebanyakan kasus, penderita tidak mengalami ketidaknyamanan dan pengobatan tidak diperlukan. Namun, ketika hiatus hernia besar, atau jenis paraesophageal, kemungkinan menyebabkan penyempitan kerongkongan dan ketidaknyamanan, dalam kondisi ini dapat di tanggulangi dengan perubahan pola hidup seperti menurukan berat badan pada obesitas,berhenti merokok, jangan mengkonsumsi alkohol, dan menghindari apa pun yang menyebabkan tekanan pada perut, seperti pakaian ketat dan korset. obat inhibitor pompa proton dan 2 H reseptor blocker juga dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam, selain itu prosedur pembedahan juga dapat dilakukan.

3. Berbagai kelainan yang berhubungan dengan sistem pernapasan yang menyebabkan nyei dada Kelainan yang berhubungan dengan saluran pernapasan sepertiKelainan paru dan pleura,Kelainan dari dinding dada seperti fraktur kosta, kelainan otot dada, kelainan otot interkostalis Untuk berbagai kelainan ini dapat di baca secara lengkap disini

4. Berbagai penyebab lain yang menimbulkan nyeri ulu hati Kelainan emosi seperti kecemasan, jiwa yang tertekan Pre-eklampsia Pre-eklampsia merupakan komplikasi kehamilan. Wanita dengan pre-eklampsia memiliki tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urin, dan semakin besar risiko komplikasi serius bagi ibu dan bayi. Penyebab pasti pre-eklamsia tidak di ketahui, namun resiko terjadinya pre-eklamsia berhubungan dengan kehamilan pertama atau sudah 10 tahun lebih sejak kehamilan terakhir, wanita hamil berusia 40 atau lebih, wanita hamil dengan obesitas (indeks massa tubuh (BMI) adalah 35 atau lebih), memiliki kehamilan dengan kembar dua, tiga, atau lebih dan juga adanya riwayat pre-eklampsia dalam keluarganya. Pada preeklamsia nyeri epigastrium sangat signifikan, terutama jika berat atau berhubungan dengan muntah. Aorta aneurisma Nyeri akut yang menyebar ke bagian belakang atau pangkal paha. Pasien mungkin dalam kolaps kardiovaskuler. Adanya massa dirasakan pembengkakan dan kontrak dengan denyut nadi.

Bagaimana cara mendiagnosa nyeri ulu hati?? Nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium merupakan keluhan yang sering sekali ditemukan dalam praktek sehari-hari. Kebanyakan didiagnosis penyakit lambung. Selain lambung ada organ lain yang menyebabkan keluhan nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrik, diantaranya usus, empedu, liver, pankreas, esofagus, bahkan jantung dapat mengakibatkan keluhan itu. Sebetulnya organ-organ itu tidak spesifik mengakibatkan keluhan nyeri di daerah epigastrik, tapi umumnya perut bagian atas (kanan atas, epigastrik, kiri atas). Diantara penyakit-penyakit organ itu ada yang merupakan kasus kegawat daruratan (perforasi ulkus duodenum/bocornya usus, appendisitis/usus buntu, kelainan empedu (batu empedu/radang kandung empedu), pankreatitis, infark miokard) dan ada yang bukan (gastritis/maag, tukak lambung, kanker lambung, tukak duodenum, hepatitis, abses hepar, kanker hepar, kanker esofagus). Rasa nyeri atau rasa tidak enak di epigastrium merupakan keluhan umum yang sering ditemukan yang disebabkan kelainan organ di dalam rongga perut. Untuk menentukan diagnosa rasa nyeri atau rasa tidak enak di epigastrium. harus dilakukan pengambilan anamnesa yang secermat cermatnya, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Anamnesis Anamnesis merupakan salah satu metode yang di gunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit, metode ini di lakukan melalui wawancara kepada pasien ataupun lewat orang yang mengantar pasien jika pasien tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan dokter. Pada anamnesis akan di kumpulkan identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,dll), juga di kumpulkan keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga. Yang harus ditanyakan pada anamnesis ialah Bagaimana sifat nyeri tersebut, apakah ada rasa pedih, merasa nyeri berdenyut-denyut,rasa nyeri hebat, dll. Timbulnya rasa pedih yang berhubungan dengan makanan biasanya disebabkan oleh kelainan lambung dan duodenum. Rasa nyeri, disertai panas badan yang berdenyut-denyut disebabkan oleh proses inflamasi dari pankreas, kandung empedu, hati. Rasa nyeri yang hebat di daerah ulu hati yang menyebabkan penderita gelisah sekali, dapat disebabkanperforasi ulkus peptikum, pankreatitis akuta. Apakah perasaan nyeri tersebut menyebar ke punggung, ke bahu, atau ke dada. Timbulnya rasa nyeri di daerah epigastrium yang menyebar ke punggung biasanya disebabkan oleh kelainan di kandung empedu dan pankreas. Apalagi rasa nyeri kolik disertai penjalaran ke bahu kanan akan memperkuat kemungkinannya disebabkan oleh batu kandung empedu. Lain halnya bila rasa nyeri atau rasa tidak enak di daerah ulu hati, menjalar ke dada yang dapat mengakibatkan sesak nafas, hal ini dapat disebabkan oleh kelainan esofagus dan jantung. Sejak kapan penderita mengeluh rasa nyeri, pedih atau tidak enak di perut atas? Apakah perasaan tersebut terus menerus, menetap, hilang timbul, dipengaruhi oleh perubahan posisi. Sebagai contoh; rasa nyeri di perut atas yang berat, dirasakanberkurang pada posisi membungkuk, biasanya disebabkan oleh kelainan pankreas. Adanya nyeri yang dirasakan selama atau setelah makan atau jika berbaring terlalu cepat setelah makan. Ini merupakan gejala umum penyakit gastroesophageal reflux ( GERD ) Di samping keluhan nyeri, pedih tidak enak di perut atas, apakah penderita juga mengeluh mual, muntah, rasa panas seperti terbakar di perut, perut kembung, nafsu makan berkurang, sesak nafas. Misalnya pada Pankreatitis - nyeri akut yang menyebar ke belakang. Biasanya disertai dengan muntah. Rasa sakit bisa dikurangi dengan duduk ke depan. Apakah penderita dapat melakukan defekasisecara teratur? Misalnya pada penyakit Irritable bowel syndrome atau Sindrom iritasi usus - menurut definisi ini telah hadir untuk setidaknya 3-6 bulan, penderita biasanya lega dengan defekasi, atau berhubungan dengan frekuensi tinja diubah atau konsistensi. Dengan mengambil anamnesa secermat-cermatnya akan mudah dapat menentukan kelainan salah satu organ yang memberikan keluhan rasa nyeri, pedih, tidak enak di daerah epigastrium.Berbagai manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, pencitraan radiologi, biopsi, pemeriksaan darah lengkap, estrofagoduodekopi, test PPI, USG, Angiografi dan lainnya juga dapat menunjang diagnostik.BACA JUGA

Dyspepsia PENDAHULUANNyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas, umumnya di bawah tulang rusuk di atas pusar, yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas semisal antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan.Namun, berhati-hatilah. Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi merupakan penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena. Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat dalam hidupnyaKata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang jelek. Per definisi dikatakan bahwa dispesia adalah ketidaknyamanan bahkan hingga nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas.Gejala lain yang bisa dirasakan selain rasa tidak nyaman, juga mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh), kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga kentut-kentut. Gejala itu bisa akut, berulang, dan bisa juga menjadi kronis. Disebut kronis jika gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus.DATA PELAKSANAAN PLENOI. JUDUL BLOK SISTEM GASTROINTESTINALII. JUDUL SKENARIO SKENARIO IV : PERUT IBU AMINAH YANG SAKITIII. NAMA TUTOR DR. H. T. BACHTIAR PANDJAITAN, Sp.PDIV. DATA PELAKSANAAN PLENO TANGGAL : 11 FEBRUARI 2011 WAKTU: 08.00 10.00 WIB TEMPAT: RUANG TUTORIALSKENARIOMODULSKENARIO IVIbu Aminah berusia 40 tahun, berulang kali mengeluh sakit perut, mual dan cepat kenyang. Kalau sakit perutnya kambuh, Ibu Aminah selalu mengkonsumsi obat-obat yang dia beli di warung dekat rumahnya, yang dikenal sebagai obat maag. Sewaktu Ibu Aminah dating ke praktek dokter, dia mengeluh heart burn yang dia rasakan, juga merasakan tidak nyaman di daerah epigastrium. Sebelum ke poliklinik, Ibu Aminah muntah sebanyak 2 kali di rumah.Apa yang terjadi pada Ibu Aminah dan tindakan apa yang anda lakukan ?I. TERMINOLOGI DAN KONSEP1) Heart Burn Rasa terbakar di dada bagian bawah2) Obat Maag Obat sakit lambung3) Maag Lambung4) Epigastrium Daerah processus xipoideusII. MENENTUKAN MASALAH Ibu Aminah (40 tahun) berulang kali mengeluh sakit perut, mual dan cepat kenyang. Ibu Aminah selalu mengkonsumsi obat-obat yang dia beli di warung, yang dikenal sebagai obat maag. Ibu Aminah mengeluh heart burn dan rasa tidak nyaman di daerah epigastrium Ibu Aminah muntah sebanyak 2 kali.III. MENGANALISIS MASALAH Adanya gangguan di lambung Adanya peningkatan asam lambung Pengaruh makanan yang dikonsumsi Ibu Aminah Ibu Aminah menderita penyakit kronis Kebiasaan Ibu Aminah yang selalu mengkonsumsi obat-obat bebas Karena adanya iritasi/sakit lambung Adanya peradangan saluran cerna bagian atasIV. KESIMPULAN SEMENTARABerdasarkan tanda dan gejala, maka dapat disumpulkan bahwa Ibu Aminah, seorang wanita berusia 40 tahun mengalami dispepsia.V. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Untuk mengetahui dan memahami tentang PENYAKIT-PENYAKIT LAMBUNG, yakni meliputi :a. Jenis-jenis penyakit pada lambungb. Definisic. Tanda dan gejala umumi. Anamnesisii. Pemeriksaan Fisikiii. Pemeriksaan Penunjang2. Untuk mengetahui dan memahami tentang DISPEPSIA, yakni meliputi :a. Defenisib. Tanda dan gejalac. Patogenesisd. Penatalaksanaani. Promotifii. Preventifiii. Rehabilitatife. Kuratif dan Farmakologif. Komplikasi dan prognosisDAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABANI. DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK B1. Jelaskan secara ringkas bagaimana penyakit sistemik selain daripada penyakit saluran pencernaan dapat menyebabkan gejala seperti dyspepsia ?2. Apakah temuan yang dapat dijumpai pada pemeriksaan laboratorium pada penderita sindroma dyspepsia ?3. Bagaimana hormon dapat mempengaruhi syndrome dyspepsia ?4. Bagaimanakah pengobatan dyspepsia yang disebabkan H. pylori ?5. Apakah hubungan keterlambatan makan dengan kelainan organ pada dyspepsia organic ?6. Apakah pengobatan yang sesuai untuk Ibu Aminah ?7. Bagaimanakah pyloric stenosis merupakan komplikasi yang bisa terjadi pada dyspepsia ?II. DAFTAR JAWABAN KELOMPOK A1. Penyakit sistemik lain seperti DM, penyakit jantung iskemik masing-masing memiliki gejala dan tanda yang sama seperti dyspepsia sehingga terkadang dapat disalah artikan.2. Pada pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah jika dijumpai lekositosis maka kemungkinan adanya infeksi. Jika ditemukan cairan berlendir / mengandung lemak berarti terjadi malabsorbsi.3. Pengaruh hormon gastrin dapat merangsang sekresi PH / asam lambung, sehingga dapat menyebabkan terjadinya sindroma dyspepsia.4. Pasien dengan HP positif perlu diberikan terapi antibiotic untuk memusnahkan kuman tersebut dan pengobatan sindroma dyspepsia seperti yang telah dijelaskan.5. Karena gejalanya sama seperti dyspepsia, maka ketika terjadi peningkatan asam lambung penderita merasa kenyang dan selera makan menjadi berkurang sehingga penderita lambat makan.6. Pengobatan yang sesuai adalah golongan obat antagonis reseptor H2, PPI, prokinetik, pirenzepin dan sukralfat sesuai dengan penyebabnya.7. Iritasi lambung iritasi lapisan pencernaan Ulkus pyloricum membaik Stenosis pyloric sikatrik retraksiIII. DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK A1. Apakah pengobatan untuk dyspepsia fungsional dan non-fungsional ?2. Bagaimanakah dyspepsia, gastritis dan peptic ulcer dapat dibedakan ?3. Apakah perbedaan dyspepsia fungsional dan non-fungsional ?4. Apakah pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada penyakit-penyakit lambung ?5. Apakah gejala heart burn pada dyspepsia dapat ditemukan pada penyakit lain ?6. Mengapa kelompok B menyimpulkan Bu Aminah mengalami dyspepsia karena peptic ulcer ?IV. DAFTAR JAWABAN KELLOMPOK B1. Pengobatan pada dyspepsia fungsional dan non-fungsional adalah sama pada dasarnya. Namun diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kelainan yang terjadi agar dapat dilakukan pengobatan yang sesuai.2. Perbedaannya dapat diketahui dari penyebabnya, tanda dan gejala, serta dari anamnesis yang baik dan lengkap. Misalnya pada penderita paptic ulcer gejala khasnya adalah perasaan nyeri epigastrium yang dirasakan sehingga seseorang dapat terbangun dari tidurnya karena sakit tersebut. Sedangkan pada gastritis, gejala khasnya adalah perasaan pedih pada epigastrium, baik sebelum dan setelah makan.3. Perbedaan fiungsional dan non-fungsional adalah pada dyspepsia fungsional tidak terjadi kelainan organic tetapi terjadi kelainan fungsi dari system saluran makanan, misalnya karena factor psikis, stress dan lainnya. Sedangkan dyspepsia organic terjadi karena kelainan pada organ, misalnya karena ulcer like / ulcer non like dyspepsia dan sebagainya.4. Pemeriksaan fisik yang dijumpai pada setiap penyakit lambung adalah sama, karena gejala maupun tanda yang dapat dilihat adalah sama satu sama lain pada penyakit lambung.5. Gejala heart burn juga dapat ditemukan pada penderita jantung iskemik yang mempunyai keluhan yang sama, seperti pada syndrome dyspepsia.6. Hal ini karena berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ibu Aminah pada scenario mengarah pada peptic ulcer. Namun dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kelainan yang terjadi.LEARNING ISSUEJENIS-JENIS PENYAKIT PADA LAMBUNG1. SINDROM DISPEPSIADefenisiIstilah dyspepsia mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 80-an, yang menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yg terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yg menjalar di dada.Jenis-Jenis Dyspepsiaa. Dyspepsia organic Dyspepsia organic jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Istilah dyspepsia organic baru dapat dipakai bila penyebabnya sudah jelas. Yg dapat digolongkan dyspepsia organic yaitu: Dyspepsia tukak (ulcer-like dyspepsia)Keluhan penderita yg sering diajukan adalah persaan nyeri di uluh hati. Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan. Pada tengah malam sering terbangun karena nyeri atau pedih di uluh hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya tukak di lambung atau di duodenum. Dyspepsia bukan tukakMempunyai keluhan yg mirip dengan dyspepsia tukak. Biasa ditemukan pada gastritis, duodenitis, tetapi pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan tandatanda tukak. Refluk gastroesofagealGejala yg klasik dari refluk gastroesofageal, yaitu rasa panas di dada dan regurtasi masam, terutama setelah makan. Bila seseorang mempunyai keluhan tersebut di atas disertai keluhan sindrom dyspepsia lainnya, maka disebut dyspepsia refluk gastroesofageal. KarsinomaKarsinoma dari saluaran makan (esophagus, lambung, pangkreas, kolon). Sering menimbulkan keluhan sindrom dyspepsia. Keluhan yg sering diajukan yaitu rasa nyeri di perut, keluhan bertambah berkaitan dengan makanan, anoreksia dan berat badan menurun. PancreatitisRasa nyeri timbulnya mendadak yg menjalar ke punggung. Perut dirasa makin tegang dan kembung. Disamping itu, keluhan lain dari sindrom dyspepsia juga ada. Dyspepsia pada sindrom malasorpsiPada penderita ini disamping mempunyai keluhan rasa nyeri perut, nausea, anoreksia, sering flatus, kembung, keluhan utama lainnya yg mencolok ialah timbulnya diare profus yg berlendir. Dyspepsia akibat obat-obatanBanyak macam obat yg dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak enak didaerah ulu hati tanpa atau disertai rasa mual dan muntah. Misalnya obat NSAID, teofilin, digitalis, antibiotic oral (terutama ampisilin, eritromisin), alcohol, dll. Oleh karena itu, perlu ditanyakan macam obat yg dimakan sebelum timbulnya keluhan dyspepsia.b. Dyspepsia fungsional (Dispepsia non-organik)Dyspepsia fungsional atau Dyspepsia non-organik, merupakan dyspepsia yang tidak ada kelainan organic tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan, termasuk juga dyspepsia dismotilitas (dysmotility like dyspepsia). Pada dyspepsia dismotilitas umumnya terjadi gangguaan motilitas, diantaranya waktu pengosongan lambung lambat, abnormalitas kontrakil, abnormalitas mioelektrik lambung, refluk gastroduodenal. Penderita dengan dyspepsia fungsional biasanya sensitif terhadap produksi asam lambung .Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan dyspepsia fungsional, hal ini dapat dijelaskan kembali faal saluran cerna pada proses pencernaan yang ada pengaruhnya dari nervus vagus. Nervus vagus tidak hanya merangsang sel parietal secara langsung, tetapi memungkinkannya efek dari antral gastrin dan rangsangan lain dari sel parietal. Dengan melihat, mencium bau atau membayangkan sesuatu makanan saja sudah terbentuk asam lambung yang banyak mengandung HCL dan pepsin. Hal ini terjadi secara refletoris oleh karena nervus vagus.2. GASTRITISDefenisiGastritis ialah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar banyak orang mengeluh akan rasa tak enak pada perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan sebagainya.Etiologi Yang sering disebut-sebut sebagai penyebab, ialah karena makanan atau minuman yang panas atau yang dapat merusak mukosa lambung, misalnya alcohol, salisilat, keracunan makanan yang mengandung toksin stafilokokus. Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Pemakaian antibiotic yang cukup lama, obat anti inflamasi non steroid ( NSAID ).3. ULKUS PEPTIKUMDefenisiUlkus peptikum adalah ulkus yang terjadi pada mukosa, sub mukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis, dari traktus gastrointestinal yang selalu berhubungan dengan asam lambung.Etiologi1. Asam getah lambung terhadap resistensi mukosa2. Golongan darah3. Susunan saraf pusat4. Inflamsi bacterial 5. Inflamasi non bacterial6. Infark7. Factor hormonal.8. Tukak akibat obat obatan 9. Herediter10. Berhubungan dengan penyakit lain.4. TUMOR LAMBUNGDefenisi Tumor lambung adalah pembengkakan atau pertumbuhan jaringan yang abnormal pada lambungEtiologiSeperti pada umumnya tumor di tempat lain, penyebab tumor lambung juga belum diketahui secara pasti, namun faktor yang mempermudah terjadinya tumor lambung adalah perubahan mukosa yang abnormal, antara lain seperti gastritis atropi, polip di gaster dan anemia pernisiosa.TANDA DAN GEJALA, ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PENYAKIT LAMBUNG SECARA UMUMLambung merupakan organ yang memiliki banyak penyakit . Oleh karena itu, untuk menentukan diagnose dari suaut penyakit lambung diperlukan anamnesis untuk mengetahui gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.I. TANDA DAN GEJALATanda dan gejala pada penyakit lambung yang timbul adalah lebih kurang sama antara satu sama lain. Tanda-tanda dan gejala-gejala umum yang dijumpai pada penyakit lambung adalah:a. Ingesti / Tidak bisa makanb. Anoreksia / Nafsu makan yang berkurang c. Bersendawad. Perut kembunge. Perasaan lekas kenyangf. Nausea / Mualg. Vomitus / Muntahh. Heartburn / Perasaan seperti terbakar di substernal atau di dada.i. Nyeri Epigastrik / Nyeri perut bagian atasj. Rasa masam di mulutII. ANAMNESISAnamnesis secara umum pada penyakit lambung yang perlu dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya, meliputi :a. Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarganyab. Anamnesis peribadi, meliputi : Nama pasien Alamat dan tanggal lahir Umur Jenis kelamin Status perkawinan Tanggal masuk berobatc. Anamnesis penyakit, meliputi : Keluhan utama Keluhan tambahan Urutan hal-hal yang dapat ditanya oleh seorang dokter mengenai keluhan utama dan tambahan sesuai dengan gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien adalah :1. Onset Mulainya pasien merasakan keluhan tersebut2. Lokasi Daerah yang dirasakan sakit oleh pasien3. Durasi Lamanya sakit itu dirasakan pasien4. Sifat Keparahannya (ringan,sedang atau berat)5. Penyebaran Kemungkinan sakit juga dirasakan pada daerah tubuh yang lain6. Waktu Kapan-kapan saja sakit itu dirasakan.7. Faktor-faktor yang memperberat Tindakan-tindakan yang menambah rasa sakit tersebut 8. Faktor-faktor yang memperingan Tindakan tindakan yang dapat membantu menghilangkan atau mengurangkan rasa sakit.d. Riwayat penyakit : Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat pengobatan e. Menelaah tentang : Kondisi sosial ekonomi Pengonsumsian alkohol Pekerjaan III. PEMERIKSAAN FISIKUntuk tujuan dekskriptif rongga abdomen dibagi menjadi 4 daerah dan lebih spesifik lagi dibagi menjadi 9 daerah yaitu : Urutan Teknik teknik pemeriksan lambung adalah :a. INSPEKSIDilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah: Keadaan kulitWarnanya (ikterus, pucat ) Elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites)Jaringan parut (tentukan lokasinya), striae (gravidarum/cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal). Besar dan bentuk abdomenRata, menonjol, atau scaphoid (cekung). Simetrisitas Perhatikan adanya benjolan local hernia, hepatomegali, splenomegali Gerakan dinding abdomen PeristaltikGerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour). PulsasiPembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical. b. AUSKULTASIKegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh darah. Dilakukan selama 2-3 menit. Mendengarkan suara peristaltic usus Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit. Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam (metallic- sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang Mendengarkan suara pembuluh darah. Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). c. PERKUSIPerkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat). Orientasi abdomen secara umum. Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Cairan bebas dalam rongga abdomen Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah. Cara pemeriksaan asites: 1. Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave). Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah ketukan pada satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan yang akan diteruskan ke sisi yang lain. Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang- ulang pada dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan adanya tekanan gelombang. 2. Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness). Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah. Pasien tidur terlentang, lakukan perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke redup pada kedua sisi. Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi, lakukan perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara timpani ke redup maka akan tampak adanya peralihan suara redup. d. PALPASI Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang.Sebaiknya pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru. Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan.Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen. Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir. Pemeriksaan ballottement : Cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites. Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul. Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya.NOTEKNIK PEMERIKSAAN ABDOMENKETERANGANKEMUNGKINAN TEMUAN

1.INSPEKSIKulit Jaringan parut, striae, collateral vena

Umbilicus Hernia, inflamasi

Bentuk, kesimetrisan, pembesaran organ atau adanya massaPenonjolan pinggang, suprapubik, pembesaran hati atau limpa atau tumor

Adanya Pulsasi Peningkatan aneurisma aorta.

2.AUSKULTASIBising ususPeningkatan dan penurunan motilitas

Suara pembuluh darahFase sistolik dan diastolic

3.PERKUSIPola bunyi timpani dan redupAsites atau massa padat

4.PALPASITekanan ringan untuk mengetahui Adanya nyeri otot, nyeri lepas dan nyeri tekanInflamasi peritoneal

Lebih Dalam untuk mengetahui adanya massa atau nyeri tekan Tumor

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang pada penyakit abdomen meliputi :a. Analisis Lambung Dilakukan untuk mengukur BAO (Basal acid output) / Pengeluaran asam basal Tujuannnya untuk menegakkan diagnosis Sindrom Zollinger-Ellison (Tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah yang besar dan yang menyebabkan ulkus peptikum) Sebuah tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis.b. Analisis Stimulasi Tujuannya untuk menentukan akhlorhidria, bilamana MAO terdapat di bawah 0,25 mEq per jam Dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO / Maximum acid output) seperti pemberian obat yang merangsang sekresi asam. Akhlorida adalah tidak adanya sekresi asam setelah pengobatan dengan salah satu obat perangsang dalam dosis maksimal. Pemeriksaan ini memabantu dalam penegakkan diagnosis peptic ulcer.c. Pemeriksaan Rontgenologik Setiap pasien dengan keluhan nyeri di perut bagian atas perlu dilakukan pemeriksaan ini. Dua belas jam sebelum si penderita diperkisa, sebaiknya dianjurkan untuk berpuasa. Teknik yang digunakan adalah teknik double kontras dengan tujuan untuk melihat kelainan pada mukosa lambung. Dilihat pada berbagai posisi misalnya : Posisi telentang ( supine) Oblique ke kiri dan ke kanan Posisi tengkurap ( prone ) Tujuan pengambilan pada berbagai posisi adalah untuk mendapat gambaran yang lebih teliti.d. Pemeriksaan Gastrokoskopi Hal hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dengan gastrokoskopi adalah : Mukosa lambung Warnanya Licin tidaknya mucosa lambung Ada / tidaknya kelainan Letak kelainan tersebut Setiap dinding lambung diamati dengan teliti mulai dari : Fundus Korpus Dinding anterior Dinding posterior Kurvatura mayor dan minor Angulus Antrum Prepilorus Pylorus ( kontraksi dan bentuknya) e. Pemeriksaan Patologi Sitologi Secara pengurasan lambung Digunakan untuk mengambil cairan lambung dengan cara bilas lambung dengan menggunakan larutan garam normal Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini sel sel ganas yang terdapat pada lambung. Larutan yang terkumpul akan dibawa ke labotarium untuk dianalisis. Gastrofiberscope yang dilengkapi alat sitologi Pemeriksaan yang diakukan langsung pada tempat atau daerah yang mengalami kelainan Digunakan untuk melihat adanya ulkus , tumor dan lain lain Biopsy Dalam melakukan biopsy pemeriksa dapat melihat secara visual dengan mudah dan biasanya diambil jaringan jaringan pada beberapa tempat yang diragukan kelainannya. f. Pemeriksaan Dengan USG (Ultrasonograpy), Ct-Scan (Computed Tomography-Scan) Dan Mri (Magnetic Resonance Imaging) Lesi di lambung dapat dievaluasi dengan USG endoskopi, yaitu suatu teknik yang menggabungkan pemeriksaan USG dan endoskopi Tumor sekunder pada lambung dapat di diteksi dengan CT-Scan dan USG MRI bermanfaat dalam pencitraan beberapa massa abdomen. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT LAMBUNG1. GASTRITISAdalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster.Tanda dan gejalanya meliputi: muntah rasa perut selalu penuh mual-mual perasaan panas pada perut rasa pedih sebelum atau sesudah makan nyeri timbul pada ulu hati2. ULKUS PEPTIKUM (TUKAK PEPTIK)Ciri khas dari ulkus adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali. Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala sama sekali.ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.Hanya separuh dari penderita yang memiliki gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas, sakit, rasa kosong dan lapar. Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kosong. Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hamper selalu dirasakan tepat di bawah tulang dada.3. DISPEPSIA FUNGSIONALDidefinisikan sebagai: Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan,cepat kenyang, nyeri uluhati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium. Tidak ada bukti kelainan structural (termasuk di dalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut. Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan.Gambaran KlinisKarena bervariasi jenis keluhan dan kuantitas/kualitasnya pada setiap pasien, maka banyak disarankan untuk mengklasifikasi dyspepsia fungsional menjadi beberapa subgroup didasarkan pada keluhan yang paling mencolok atau dominan. bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari dikategorikan sebagai dispepsia fungsional seperti ulkus (ulcer like dyspepsia). bila kembung, mual, cepat kenyang merupakan keluhan yang paling sering dikemukakan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti dismotilitas (dismotility like dyspepsia). bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan,dikategorikan sebagai dispepsia non-spesifik.Perlu ditekankan bahwa pengelompokan tersebut hanya untuk mempermudah diperoleh gambaran klinis pasien yang kita hadapi serta pemilihan alternative pengobatan awalnya.4. TUMOR GASTERTumor gaster terdiri atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak lebih jarang daripada tumor ganas. Keluhan utama tumor ganas gaster adalah berat badan menurun (82%), nyeri epigastrium (63%), muntah (41%), keluhan pencernaan (40%), anoreksia (28%), keluhan umum (25%), disfagia (18%), nausea (18%), kelemahan (17%), sendawa (10%), hematemesis (7%), regurgitasi (7%) dan lekas kenyang (5%).PATOFISIOLOGI DISPEPSIAI. Dispepsia OrganikDispepsia organik jarang di temukan pada usia muda, tetapi banyak di temukan pada usia lebih dari 40 tahun.Yang termasuk dalam dispepsia organik adalah: Dispepsia tukak Refluk gastroesofegal Penyakit saluran empedu Karsinoma Pankreatitis Sindroma malabsobsi Bebrapa penyakit metabolisme Penyakit lain, misalnya penyakit jantung iskemik.Dispepsia TukakKeluhan penderita yang sering diajukan adalah rasa nyeri di ulu hati. Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan, Pada tengah malam sering terbangun karena nyeri atau pedih di ulu hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya tukak di lambung atau duodenum. Peptic UlcerDua penyebab utama ulcus (tukak):1. Peroduksi mukus yang terlalu sedikit2. Produksi asam yang berlebihan di lambung atau yang di salurkan di usus.A. Penurunan produksi mukus sebagai penyebab ulkusKebanyakan ulkus terjadi jika sel sel mukosa usus tidak menghasilkan produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematiaan sel-sel penghasil mukus. Ulkus jenis ini dinamakan ulkus iskemik. Penurunan aliran darah terjadi pada semua shock. Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan dengan infeksi bakteri H.pilory membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi mukus. Sekitar 90% pasien ulkus duodenum dan 70% ulkus gaster memperlihatkan infeksi H.pilory. Infeksi H.pilory endemik di beberapa negara berkembang terjadi dengan cara ingesti mikoorganisme.Penggunaan beberapa obat, terutama obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID), juga dihubungkan dengan peningkatan resiko berkembangnya ulkus. Aspirin menyebabkan iritasi diding mukosa, demikian juga dengan NSAID lain dan glukokortikosteroid. Obat-obat ini menyebabakan ulkus dengan menghambat perlindungan prostaglandin secara sistemik atau di dinding usus. Sekitar 10% pengguna NSAID mengalami ulkus aktif dengan persentase yang tinggi untuk mengalami erosi yang kurang serius. Perdarahan lambung atau usus dapat terjadi akibat NSAID. Lansia terutama rentan terhadap GI akibat NSAID. Obat lain atau makanan di hubungkan dengan perkembangan ulkus termasuk kafein, alkohol, dan nikotin.B. Kelebihan Asam Sebagai Penyebab UlkusPembentukan asam di lambung pentung untuk mengaktifkan enzim pencernaan lambunng. Asam hidroklorida (HCL) dihasilkan oleh sel-sel pariental sebagai respons terhadap makanan tertentu, obat, hormon, (termasuk gasrin), histamin, dan stimulasi parasimpatis. Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel pariental untuk menghasilkan asam. Sebagian individu memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel parientalnya terhadap makanan atau zat tersebut, atau mungkin mereka memeliki sel pariental yang lebih banyak dari normal sehingga menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin bersifat asam yang dapat langsung mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.Hormon lambung gasrin juga menstimulasi prooduksi asam, sehingga apapun yang dapat meningkatkan sekresi gastrin dapat menyebabakan produksi asam yang berlebihan. Contoh utama dari kondisi ini adalah sindrom Zolliger-Elison, penyakit yang di tandai dengan pertumbuhan tumor di sel-sel endokrinpenghasil gastrin. Penyebab lain kelebihan asam antara lain stimulasi vagal yang berlebihan pada sel pariental yang terlihat setelah cedera atau trauma otak. Ulkus yang berkembang dalam keadaan seperti ini disebut ulkus chusing. Stimulasi terhadap vagus yang berlebihan selama stres psikologis juga dapat menyebabkan produksi HCl yang berlebihan.C. Peingkatan Penyaluran Asam Sebagai Penyebab Ulkus DuodenumPerpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke duodenum dapat memperberat kerja lapisan mukus protektif di duodenum. Hal ini terjadi pada iritasi lambung oleh makanan tertentu atau mikroorganisme, serta sekresi gastrin yang berlebihan atau distensi abnormal. Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke dalam usus juga terjadi pada keadaan yang di sebut dumping sindrome atau sindrom limpah. Sindrom limpah terjadi jika kemampuan lambung untuk menahan dan secara lambat mengeluarkan kimus kedalam duodenum terganggu.salah satu penyebab sindrom limpah adalah pengankatan secara bedah sebagian lambung. Sindrom limpah tidak hanya mengakibatkan perpindahan isi lambng ke usus, tetapi juga dapat mengakibatkan hipotensi kardiovaskular. Hipotensi terjadi karena perpindahan berbagai macam partikel makanan ke usus semuanya dalam satu waktu mengakibatkan sebagian besar air di sirkulasi pindah ke usus melalui proses osmosis.II. Dispepsia Fungsional1. Sekresi asam LambungKasus dengan dispepsia fungisional, umumnya mempunyai tingkat sekresi asam lambung, baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang rata-rata normal. Di duga adanya peningkatan sesitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di perut.2. Helicobacter pylori (HP)Peran infeksi helicobacter pylori pada dispepsia fungisional belum sepenuhnya di mengerti dan diterima. Dari berbagai laporan kerapan Hp pada dispepsia fungisional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan angka kekerapan Hp pada kelompok orang sehat. Memang mulai ada kecendrungan untuk melakukan eradikasi Hp pada dispepsia fungisional dengan Hp positif yang gagal dengan pengobatan konserfatif baku. 3. Dismotilitas GastrointestinalBerbagai studi melaporkan bahwa pada dispepsia fungsional terjadi perlamabatan pengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum (sampai 50% kasus), gangguan akomoditas lambung waktu makan , disritmia gaster dan hipersensivitas viseral. Salah satu dari keadaan ini dapat ditemukan pada setengah sampai dua pertiga kasus dispepsia fungsional. Perlambatan pengosongan lambung terjadi pada 25-80% kasus dispepsia fungsional, tetapi tidak ada kolerasi antara beratnya keluhan dengan derajat perlambatan pengosongan lambung. Pemeriksaan manometri antro-duodenal memperlihatkan adanya abnormalitas dalam bentuk post antral hipomotilitas prandial, disamping juga ditemukannya disfungsi motorik usus halus. Perbedaan patofisiologi ini diduga yang mendasari perbedaan pola keluhan dan akan mempengaruhi pola pikiran pengobatan yang akan diambil. Pada kasus dispepsia fungsional yang mengalami perlambatan pengosongan lambung berkorelasi dengan keluhan mual, muntah dan rasa penuh di ulu hati. Sedangkan kasus dengan hipersensitivitas terhadap distensi lambung biasanya akan mengeluh nyeri, sendawa dan adanya penurunan berat badan. Rasa cepat kenyang ditemukan pada kasus yang mengalami gangguan akomoditas lambung waktu makan. Pada keadaan normal, waktu makanan masuk lambung terjadi relaksasi fundus dan korpus gaster tanpa peningkatan tekanan dalam lambung. Dilaporkan bahwa penderita dispepsia fungsional terjadi penurunan kemampuan relaksasi fundus post prandial pada 40% kasus. Konsep ini yang mendasari adanya pembagian sub grup dispepsia fungsional menjadi tipe dismotilitas, tipe seprti ulkus dan tipe campuran.4. Ambang Rangsang PersepsiDinding usus mempunyai berbagai reseptor, termasuk reseptor kimiawi, reseptor mekanik dan nociceptor. Dalam studi tampaknya kasus dispepsia ini mempunyai hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau di duodenum. Bagaimana mekanismenya, masih belum dipahami. Penelitian dengan menggunakan balon intragastrik didapatkan hasil bahwa 50% populasi dispepsia fungsional sudah timbul rasa nyeri atau tidak nyaman diperut pada inflasi balon dengan volume yang lebih rendah dibandingkan dengan volume yang menimbulkan rasa nyeri pada populsi kontrol.5. Disfungsi AutonomDisfungsi persarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas gastrointestinal pada kasusu dispepsia fungsional. Adanya neuropati vagal juga diduga berperan dalam kegagalan relaksasi bagian proksimal lambung waktu menerima makanan, sehingga menimbulkan gangguan akomodasi lambung dan rasa cepat kenyang.6. Aktivitas Mioelektrik LambungAdanya disritmia mioelektrik lambung pada pemeriksaan elektrogastrografi berupa tachygastria, bradigastria pada lebih kurang 40% kasus dispepsia fungsional, tapi hal ini bersifat inkosisten.7. HormonalPeran hormonal belum jelas dalam patogenesis dispepsia fungsiona. Dilaporkan adanya penurunan kadar hormon motilin yang menyebabkan gangguan motilitas antroduodenal. Dalam beberapa percobaan, progesteron, estradiol dan prolaktin mempengaruhi kontaktilitas otot polos dan memperlambat waktu transit gastrointestinal.8. Diet dan faktor lingkunganAdanya intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada kasusu dispepsia fungsional dibandingkan kasus kontrol9. PsikologisAdanya stress akut dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan mencetuskan keluhan pada orang sehat. Dilaporkan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stress central. Tapi kolerasi antara faktor psikologik stress kehidupan, fungsi otonom dan motilitas tetap masih kontroversial. Tidak didapatkan personality yang karakteristik untuk kelompok dispepsia ini dibandingkan kelompok kontrol. Walaupun dila