manajemen keuangan1
Post on 01-Feb-2016
215 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN KEUANGAN POKOK
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Pada umumnya, laporan keuangan yang
disusun suatu perusahaan meliputi:
1. Neraca, merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang, dan modal
sendiri suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Pasiva pada neraca menunjukan
sumber-sumber dana. Aktiva pada neraca menunjukan alokasi dananya. Dimana sumber-
sumber dana dan alokasi dananya perlu dikelola dengan baik untuk pencapaian tujuan yang
merupakan pokok dari Manajemen Keuangan. Secara umum, komponen-komponen neraca
sebagai berikut:
AKTIVA:
Aktiva Lancar Investasi (Penyertaan) Aktiva Tetap Aktiva Tidak Berwujud Aktiva Lain-lain
KEWAJIBAN:
Kewajiban Lancar (Jangka Pendek) Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban Lain-lain
MODAL:
Modal Saham Agio Saham Laba Yang Ditahan
Penyajian komponen neraca lazimnya:
Aktiva, diklasifikasikan menurut urutan likuiditas
Kewajiban, diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
Modal, diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya
Agar dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan yang dialami
perusahaan dari waktu ke waktu dianjurkan agar perusahaan tersebut menyusun laporan
keuangan komparatif yang digunakan setidaknya dua tahun terakhir. Apabila neraca dapet
disusun secara sistematis, maka akan memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan
pada saat tertentu. Pos-pos neraca dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu: pos-pos
aktiva(assets items), pos-pos utang(liabilities), dan modal sendiri(share holders equity).
2. Laporan / perhitungan rugi laba, merupakan ikhtisar yang memuat rincian pendapatan dan
biaya dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu periode tertentu, dimana disusun
secara sistematik agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam
periode tertentu. Cara penyajian perhitungan rugi-Iaba, adalah sebagai berikut :
Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan beban
Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel)
Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biasa
Komponen-komponen rugi laba terdiri dari :
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba bruto
Beban usaha
Pendapatan dan beban lain-lain
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Laba bersih sesudah pajak
3. Laporan perubahan posisi keuangan, laporan ini yang mencantumkan semua transaksi dan
keterjadian perusahaan yang mempunyai konsekuensi kas.
4. Laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan
modal yang terjadi dalam suatu periode tertentu.
5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan
Pengertian antara Pelaporan Keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan Laporan
Keuangan (bahasa Inggris: financial reports) memiliki perbedaan. Pelaporan Keuangan meliputi
segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan, dimana
aspek-aspek tersebut merupakan lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan
pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan
yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted
Accounting Principles/GAAP). Sedangkan, Laporan Keuangan hanyalah salah satu medium
dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statement.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan yang memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai. Namun, Laporan Keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan.
Selain itu, Laporan Keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristikya, yaitu :
Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk
serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna.
Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna.
Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material.
Dapat diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan
keuangan pada periode sebelumnya.
Metode dan Tehnik Analisis Laporan Keuangan
Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan
tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
1. Metode Analisa Pertumbuhan. Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan
kenaikan atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan
periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut
dengan menggunakan nilai persentase.
2. Metode Trend dan Indeks. Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa
Pertumbuhan namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang
dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk
memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data
historis.
3. Metode Analisis Rasio. Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan
keuangan yang relevan atau data yang signifikan.
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara
unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio
merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata
lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan
suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis).
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan
finansialnya dalam jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas, yaitu:
Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar. Rumus
menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga
atau efek jangka pendek. Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang
lebih likuid (Liquid Assets). Rumus menghitung Quick Ratio:
Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%,
semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri. Ada beberapa jenis rasio
profitabilitas, yaitu:
Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba kotor dari penjualan. Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan. Rumus menghitung
Operating Income Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum
(EBIT) / Penjualan Netto X 100%
Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba bersih dari penjualan. Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X
100%
Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham. Rumus menghitung
Earning Power of Total Investment:
Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%
Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
pendapatan bersih. Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan rasio untuk mengukur
kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih. Rumus menghitung Return
on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur
kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi
pemegang saham. Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:
Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik,
sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua
kewajiban finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas, yaitu:
Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Rumus
menghitung Total Debt to Assets Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity. Rumus menghitung Total Debt to
Equity Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya
adalah 200%.
4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya
yang dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio Solvabilita, yaitu:
Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap
penjualan. Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih
(Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari
perusahaan. Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X
100%
Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang
dimiliki terhadap penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien
dalam rangka meningkatkan pendapatan. Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over
Ratio:
Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%
Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran
persediaan yang dimiliki terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik
dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien. Rumus menghitung Inventory
Turn Over Ratio:
Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen. Rumus
menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%
Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan
membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan
semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik, Anda bisa
membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai
seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.
Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan
1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang
sejenis pada saat bersamaan.
2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya
dan bahkan dapat dimanipulasi.
2. Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu
baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu
kumpulan rasio-rasio.
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut
sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
4. Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat
berdiri sendiri.
5. Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja perusahaan
yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata -
rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.
ANALISIS INDEKS DAN COMMON SIZE
Analisis Indeks merupakan salah satu metode analisis laporan keuangan untuk
mengetahui kecenderungan atau tendensi keadaan keuangan suatu perusahaan apakah naik, turun
atau tetap. Untuk melihat trend tersebut digunakan angka indeks 100. Cara penyusunan laporan
dengan indeks, yaitu: Menentukan tahun dasar, yaitu tahun yang dianggap normal, menentukan
angka indeks 100 pada tahun dasar untuk masing-masing pos dalam tahun dasar, pos-pos dari
periode laporan yang dianalisis dibandingkan dengan pos-pos yang sama dalam laporan
keuangan dasar, pada umumnya, tidak semua pos-pos neraca dan laporan laba rugi dari beberapa
periode dihitung, karena tujuan utama dari perhitungan rasio adalah membuat perbandingan
antara pos-pos yang mempunyai hubungan informasi dengan pos-pos lainnya.
Analisis Common Size Menurut Jusuf (2000: 75) adalah menganalisis laporan keuangan
untuk satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang satu dengan pos
lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase di mana salah satu
pos ditetapkan patokan 100%. Analisis ini bertjuan untuk melihat struktur keuangan perusahaan
dengan cara mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size)
dengan menggunakan denominator persentase.
DAFTAR PUSTAKA
Wiagustini Ni Luh Putu, 2010, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Udayana Press, Denpasar http://aiiuuraka.blogspot.co.id/2011/10/laporan-keuangan-pokok.html https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html http://nitanit24.blogspot.co.id/2013/03/analisis-rasio-keuangan.html
top related