srepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31073/1/saza...makrifat, makna tersi. rat...

Post on 26-Apr-2019

245 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

S.Hum

S.Hum

Perpustakaan Nasional RI, JakartaNB. 142

Tas/30/PNRI/1332 .

ABSTRAK

Saza Kamilah : Bayān al- Tharīq : Studi Filologi

Naskah Bayān al- Tharīq merupakan salah satu naskah koleksi terbaru

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, dengan nomor koleksi NB

142B. Naskah ditulis atas kertas Dluwang, dan naskah ini merupakan Naskah

tunggal yang telah dikaji ulang pada Tahun 1332 dengan nomor Th/

23/PNRI/1332. Naskah ditulis menggunakan bahasa arab. Setelah peneliti

mempelajari naskah, peneliti menemukan adanya pemikiran-pemikiran yang

terkandung dalam naskah, dan peneliti bertujuan mempelajarinya, setelah

melakukan penelitian, ditemukan hasil penelitian berupa kandungan pemikiran

yang terdapat dalam naskah Bayān al- Tharīq seperti: tahap perjalanan mendapat

makrifat, makna tersirat didalam iman, yaitu meliputi hakikat iman dan tempat

iman di dalam diri manusia, kaitan iman dan roh, juga perbedaan antara iman

dan amal.

Setelah peneliti mengumpulkan beberapa data dan melewati tahap

penelitian, maka peneliti memperlakukan naskah ini sebagai naskah tunggal, dan

pada penelitian ini, peneliti akan melakukan kajian dengan metodologi kritik teks,

dimana menulis ulang teks, dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil atau

ketidak sengajaan, dan semua perubahan yang diadakan dicatat ditempat yang

khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan, serta mengeluarkan

terjemah dari bahasa arab ke bahasa indonesia.

(PerpustakaanNasional RI, Jakarta)

1

1 Achdiati Ikram, Filologi Nusantara, (Jakarta: Pustaka Jaya, 7991), Cet. 7, h. 42 2 Ikram, Filologi Nusantara, h.731

3 Oman fathurrahman, Tarekat Syattariah di Minangkabau: (Jakarta: Prenada Media

Group, 4001),Cet. 7, h. 71

2

4 Edi sedyawati, “Menyingkapi Warisan Budaya” “dalam Media Indonesia, 42 Maret

4000 5 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Nusantara dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan

XVIII, (Bandung,: Mizan, 7992), Cet.II, h.34

3

6 Siti Barorih Baried dkk, Pengantar Teori Filologi, (Yogyakarta: Badan Penelitian dan

Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 7992), Cet. II ,

h.2 7 Baried, Pengantar Teori Filologi, h.2 8 Baried, Pengantar Teori Filologi, h.1

4

9 Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan

Indonesia, h .21 10

Zamarkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya Mengenai

Masa Depan Indonesia, ( Jakarta, LP3ES: 7914,) Cet. I, h. 17

5

11

12

6

7

13 Paul Maas, Textual Criticism, (Oxford, Clarendon Press: 7921), h. 7 72

S.O Robson, Prinsip-prinsip Filologi Indonesia, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa& Universitas Leiden: 7992), h. 71

8

9

Perpustakaan Nasional RI, Jakarta

NB

Tas/03/PNRI/4009

Dluwang

10

11

12

13

((Rubrication

14

((Scholia

illustrasiAlihan /

Chatchword

15

16

17

7.

4.

3.

2.

2.

1.

18

ى: والصلوة 1718

19

ى: السالم 22

ى: الطريق 25

ى: 29

32

34

20

39

40

43

44

45

فيكو 48

21

#

#

22

ى : 61

66 ى: فؤد

68

23

اتيٌاهنى: 74

24

25

84ى :

85

26

(Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang)

/7/Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam

ditujukan kepada rasul-Nya Muhammad SAW beserta keluarganya.

Pada pembahasan ma’rifat Islam dan Bayān al-Tharīq terdapat tiga tahap,

pertama: syariat, kedua: tarekat, dan ketiga: hakikat. Syariah adalah apa-apa yang

diwajibkan Allah SWT, dan apa saja yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad

SAW. Tarekat adalah berbuat dengan ketaqwaan dengan sesuatu yang mendekati

kemuliaan. Hakekat merupakan sampainya pada suatu yang dimaksud. Syariat

diibaratkan sebuah perahu, tarekat ibarat laut, dan hakikat ibarat permata. Barang

27

siapa yang mengendarai perahu pada jalurnya, niscaya sampailah ia menuju

mutiara (tujuan) tersebut, dan barangsiapa yang meninggalkan urutan/ tahap

tersebut, niscaya usahanya tidak akan tercapai, walaupun ia melihat seseorang

yang terbang di langit, berjalan di atas air, ataupun seseorang yang memakan api

dan sebagainya, yang sedemikian itu disebut karomah. /4/ Karomah diperoleh

karena melaksanakan kewajiban daripada kewajiban Allah SWT, dan sunnah

daripada sunnah Nabi SAW, barangsiapa yang dengan sengaja meninggalkan hal

tersebut, maka sesungguhnya ia bagaikan tukang sihir pembohong, karena umat

yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SWT termasuk orang-orang mukmin di

antara orang-orang muslim. Allah SWT berfirman: “Katakanlah jika kau (benar-

benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan

mengampuni dosa-dosamu”.

Terdapat dua hikmah dari Abu Yazid: suatu ketika Abu Yazid bertujuan

mengunjungi laki-laki soleh, dan terkenal dengan kezuhudannya juga berperangai

baik. Ketika sesampainya Abu Yazid di masjid, ia melihat orang tersebut

membuang ludah ke arah kiblat, lalu Abu Yazid langsung pergi tanpa

mengucapkan salam kepadanya (menyalaminya). Abu Yazid berkata, “Adab ini

tidak terpuji. Ini sungguh tidak sesuai dengan adab Rasulullah SAW, dan

seseorang dikatakan beriman apabila mengikuti apa yang didaKwahkanNya. .

((permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu bahwasanya iman itu laki-laki

atau perempuan, maka jawablah bahwasanya iman bukanlah laki-laki atupun

perempuan, /3/ akan tetapi iman ibarat laki-laki dan perempuan, karena iman

merupan perjanjian, petunjuk, dan kepercayaan. Hidayah merupakan

28

menempatkan Tuhan sebagai tempat berzikir, berjanji, dan pembenaran.

Penempatan Tuhan sebagaimana kedudukan anak kepada kedua orang tuanya

yang berbuat ta’at dan dan melakukan amal sholeh.

((permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu “Apabila anak Adam

meninggal dunia, maka iman nya akan pergi bersama ruh atau kekal bersama

jasad? Apabila ikut terbawa bersama ruh, maka jasadnya akan kosong dari iman,

dan apabila kekal bersama jasadnya maka akan menjadi kosong daripada iman.

Maka jawabannya adalah “Katakanlah bahwasanya iman akan bersama ruh, akan

tetapi tidak terpisah dari jasad dan ruh, karena ruh merupakan penopang cahaya

yang saling berkaitan”, sebagimana matahari, apabila terbit maka /2/ cahayanya

akan menerangi bumi, dan tidak terputus daripada langit dan segala ciptaan-Nya,

begitu juga iman, di antara jasad dan ruh.

((permasalahan)) Jika ditanyakan di mana tempat iman di dalam diri

seseorang? Jawabannya katakanlah iman ada empat hal: Pertama, di dalam hati.

Sebagaimana Allah berfirman: mereka itulah orang-orang yang di dalam hatinya

telah ditanamkan Allah keimanan (al-Mujādalah:44). Kedua, di dalam dada.

Sebagaimana Allah berfrman: Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya

oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya

(sama dengan orang yang membatu hatinya)? (az-Zumar:44). Ketiga, di dalam

hati/ fikiran (fu’adun). Allah berfirman : Hatinya tidak mendustakan apa yang

telah dilihatnya (an-najm:77). Keempat, pada lisan. sebagaimana Allah

berfiirman: hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran( ar-Ra’d:

79) , Nabi Muhammad SAW bersabda; Hakikat iman terdapat lima bagian;

29

berjanji dengan lisan, mempercayai dengan hati, berkerja dengan rukun-rukun,

dan bekerja dengan niat, kesepakatan dan kebersamaan. /2/ Jika berjanji dengan

lisan dan belum beriman dengan hati, maka dia dikatan munafik, sebagaimana

Allah berfirman: sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta

(al-Munāfiqun:7), dan barang siapa yang mengetahui dengan hati dan belum

berkata pada lisannya maka dia seperti orang yahudi , sebagaimana Allah

berfirman: orang-orang yang telah kami beri kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya

(Muhammad)11

seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri( al-

Baqarah:721). Apabila berjanji dengan lisannya dan mengetahui dengan hatinya

dan belum mengerjakan sepenuh jiwanya, ia bagaikan iblis, sebagaimana Allah

berfirman: ia (iblis) menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan

kafir (al-Baqarah:32). Apabila berjanji dengan lisannya dan mengetahui dengan

hatinya dan mengerjakan sepenuh jiwanya tapi belum memiliki niat, maka ia

bagaikan orang yang sholat tanpa niat, sebagaimana Allah berfirman: katakanlah

(Muhammad),” setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-

masing ( al-Isra’: 12). Nabi Muhammad SAW bersabda: barang siapa sholat

tanpa niat sebagaimana sholat tanpa kiblat, sebagaimana Allah berfirman: Maka

hadapkanlah wajahmu ke arah masjidil haram.

((permasalahan))/1/ Apa perbedaan antara iman dengan amal?

Jawabannya, katakan terdapat empat macam: Pertama, iman diikuti dan amal

mengikuti, kedua, iman itu tetap dan amal ditangguhkan/ berhenti, ketiga, iman

wajib bagi orang-orang muslim dan kafir dan amal wajib khusus bagi orang-orang

87 Mengenal kenabian Muhammad SAW, dan sifat-sifatnya sebagaimana yang tetrsebut dalam Taurat dan Injil.

30

muslim, keempat, hukum-hukum orang muslim berkaitan pada iman bukan

dengan amal, kelima, iman diterima tanpa amal, dan amal tidak diterima tanpa

iman, keenam, syurga wajib dengan iman bukan dengan amal, ketujuh, pahala

iman diberkan, dan pahala amal tidak diberikan, kedelapan, (iman) tidak dapat

ditimbang, dan amal dapat ditimbang, kesembilan, dibolehkan berwasiat dengan

amal, dan tidak dibolehkan wasiat dengan iman, kesepuluh, nabi-nabi ditetapkan

dengan iman bukan dengan amal.

(( permasalahan)) Jika dikatakan kepadamu bahwasanya iman itu kekal

atau akan hancur? Jawabannya katakana padanya, iman merupakan berjanji

dengan lisan dan mempercayai dengan hati, maka berjanji dan pecaya merupakan

perbuatan seorang hamba yang baru, karena seorang hamba yang baru apabila

terjadi daripada yang baru maka akan menjadi baru, dan hidayah adalah

menempatkan Tuhan, yaitu kekal, dan setiap yang datang dari kekekalan akan

menjadi kekal. Selesai kitab yang dinamakan Bayān al-Tharīq . Allah yang maha

benar.

31

13سورة الزهر، اآلية: 88

89

1407دارالرياى للتراث، قاهرة 1، ط.الدين إحياء علومأبي حاهد هحود بي هحود الغزالي،

32

90 http://www.kasnazan.com/article.php?id=701

91 Syaikh Abd. Qadir Isa, Hakekat Tasawuf ( Jakarta: Qisthi press 4002), hal 332.

33

92

34

35

98 52ص." الطريق بيانًص "

36

100

101 51ص." الطريق بيانًص "

102

37

Habib Usman Bin Yahya, Awaluddin sifat dua puluh (Jakarta : S.A. Alaydrus).

38

54ص." الطريق بيانًص " 105

39

Perpustakaan Nasional RI, Jakarta)NB. 427

29-22(Tas/03/PNRI/4009

((Daluwang

40

41

42

43

44

45

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Nusantara dan Kepulauan Nusantara Abad

XVII dan XVIII, cet. II, Bandung,: Mizan, 7992

Baried ,Siti Baroroh, Pengantar Teori Filologi cet.II, Yogyakarta: BPPF 7992

Chambert-Loir, Henri dan Oman Fathurahman, Khazanah Naskah : Panduan

Koleksi Naskah-naskah Indonesia Sedunia (World Guide to Indonesia

46

Manuscript Collections), cet.I. Jakarta: Ecole francaise d’Extreme-Orient dan

Yayasan Obor Indonesia, 7999

Dhofier, Zamarkhsyari, Tradisi Pesantren Studi Pandangan Kyai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia, cet.I. Jakarta, LP3ES: 7914

Faturrahman, Oman dkk, Filologi dan Islam di Indonesia, cet.I, Jakarta:

puslitbang Lektur Keagamaan, Desember 4070

Fathurrahman, Oman fathurrahman, Tarekat Syattariah di Minangkabau, cet. 7,

Jakarta: Prenada Media Group, 4001

Ikram, Achdati, Filologi Nusantara, cet.I. Jakarta: Pustaka Jaya, 7991.

Isa, Syaikh Abd. Qadir, Hakekat Tasawuf , Jakarta: Qisthi press 4002

Lubis, Nabilah, Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi cet. 3 Jakarta:

Media Alo Indonesia 4001

Maas, Paul , Textual Criticism, Oxford: Clarendon Press, 7921

Munawwir, achmad warson dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir

Indonesia – Arab, Surabaya: Pustaka Progressif, 4001.

Robson, S.O, Prinsip-prinsip Filologi Indonesia, Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa& Universitas Leiden: 7992

Tim penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Tasawuf Jilid III,

cet.7, Bandung : Angkasa, 4001

ALA-LC Romanization Tables, Cataloging and Acquisitions. Library of

Congress.

http://www.kasnazan.com/article.php?id=10

47

top related