makna angka 7 dalam sudut pandang agama
Post on 18-Aug-2015
141 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makna Angka 7 Dalam Sudut Pandang Agama
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Bilangan
Oleh
Thursina Wulandari Somantri
142151104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI
TASIKMALAYA
2015
“Makna Angka 7 Dalam Sudut Pandang Agama”
Tujuh merupakan salah satu bilangan basis 10 yang terletak diantara angka
enam (6) dan delapan (8). Orang-orang meyakini bahwa angka 7 merupakan
angka keberuntungan dan sebagian orang menganggap fakta-fakta di alam
semesta yang berhubungan dengan angka 7 hanya merupakan suatu ‘kebetulan’.
Ahli matematika ingin berbangga dengan ilmunya, namun apakah mereka dapat
membuat ketelitian dengan kehebatan sebagaimana hitungan yang diciptakan oleh
Sang Pencipta yang jumlahnya tidak sedikit? Karena sesungguhnya dalam
kehidupan ini banyak yang berkaitan erat dengan angka 7 yang bahkan mungkin
tidak pernah kita sadari? Semua hal yang baik, konon dikaitkan dengan angka 7,
mengapa? Berikut adalah makna angka 7 dari berbagai kacamata agama di
Indonesia.
1. Islam
Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama islam
mempercayai bahwa angka 7 dalam kitab Al-Quran memiliki keistimewaan dalam
berbagai rutinitas ibadah, alam semesta, dan juga sejarah. Ia disebut sebagai As
Sab’u Al Masani (tujuh ayat yang senantiasa
di ulang-ulang sepanjang zaman) dialah Al-
Fatihah. Angka 7 merupakan angka yang
paling sering disebut setelah angka 1 dalam
Al-Quran. Kita dapat melihat banyak sekali
indikasi angka 7 di alam semesta dan
kehidupan disekitar kita.
Gambar 1 : Thawaf (mengelilingi ka’bah) 7 kali putaran.
Dalam rutinitas ibadah, pernahkah kita
sadari bahwa pada saat bersujud, terdapat 7
kelompok tulang untuk bersujud yaitu 2 ujung
kaki, 2 lutut, 2 telapak tangan, dan 1 kening.
Ketika seorang Muslim melakukan rukun
islam yang ke-5 yaitu ibadah haji, mereka
akan melakukan 7 kali thawaf memutar ka’bah, 7 kali sa’i antara bukit safa dan
marwah juga melempar jumrah dengan 7 kali lemparan yang merupakan simbol
perlawanan diri terhadap setan.
Sejarah penciptaan alam semesta
terdapat dalam QS.At-Thalaq:12 tertulis
bahwa Allah SWT menciptakan langit dengan 7 lapisan begitu juga dengan bumi
yang memiliki 7 lapisan. Itu tidak hanya omong kosong karena memang secara
ilmiah bumi kita ini benar-benar terdiri dari 7 lapisan (Inner Core, Core Outer,
Gutenberg Discontinuity, Mantle, Mohorovicic Discontinuity, Asthenosphare, dan
Crust).
Dalam islam, kalimat syahadat terdiri dari 7 kata. Angka 7 adalah jumlah
ayat surat pertama dalam Al-Qur’an yaitu Al-fatihah. Dan kita mengetahui bahwa
Al-Fatihah merupakan surat pembuka yang sarat makna dan kata-kata yang kuat
serta doa. Allah SWT telah memfirmankan Al-Quran sebagai petunjuk
kekhalifahan manusia, juga dengan konsistensi angka 7 diantaranya: angka 7
dalam Al-Quran disebut sebanyak 27 kali dalam 23 surat. Dimana bila angka-
angka itu dijumlahkan 2+7+2+3=14, yang berarti2 x7=14. Al-Quran pun
menggunakan 28 jenis huruf yang merupakan kelipatan dari angka 7 itu sendiri.
Q.S Al-Baqarah:29 adalah surat yang pertama kali menyebutkan angka 7, dan
dalam surat An-Naba’:12 angka tujuh terakhir disebutkan dalam al-Quran yang
dipisahkan oleh 77 surat dan berjumlah 5649 ayat yang merupakan kelipatan 7.
Maka dari itu, angka 7 ini memiliki makna tersendiri dalam Al-Quran
karena angka ini memiliki kaitan dengan keajaiban Al Qur’an dan angka 7
memiliki makna anugerah untuk manusia yang berupa Al Qur'an dan Islam.
Gambar 2 : lontar jumrah sebanyak 7 kali.
Gambar 3 : sa’i (lari kecil) antara bukit safa dan bukit marwah
2. Kristen
Berawal dari kisah penciptaan alam semesta
beserta isinya yang terdapat pada kitab kejadian
dimana pada hari ke-7 Tuhan beristirahat dan
merupakan hari yang diperingati oleh umat Kristen
untuk meluangkan waktu libur di hari ke-7 untuk
beribadah kepada Tuhan.
Seperti yang dikatakan dalam kitab kejadian bagian pertama, (Kejadian
1:1-2:4), Elohim, yaitu kata generik bahasa Ibrani untuk "Allah", menciptakan
langit dan bumi dalam enam hari, mulai dari terang yang menerangi kegelapan
pada hari pertama, dan berakhir pada penciptaan manusia pada hari keenam. Allah
kemudian beristirahat, memberkati dan menguduskan hari ketujuh atau hari Sabat,
maka dari itu angka 7 dianggap sebagai angka sempurna.
Kejadian 1 dapat ditafsirkan sebagai pembangunan alam semesta sebagai
rumah Allah, dimana Bait Allah di Yerusalem merupakan pencerminan di bumi.
Mereka meyakini bahwa angka 7 merupakan lambang kesempurnaan ilahi. Dalam
kitab kejadian terdapat beberapa ayat yang berhubungan dengan angka 7
diantaranya:
1) Ayat 1:1 terdiri dari tujuh kata;
2) Ayat 1:2 terdiri dari 14 kata yang merupakan kelipatan 7;
3) Pada kejadian 2 ayat 1–3 terdiri dari 35 kata;
4) Kata "Elohim" disebutkan sebanyak 35 kali yang merupakan kelipatan
7;
5) Begitupun dengan kalimat "langit/cakrawala" dan "bumi" masing-
masing disebutkan 21 kali;
6) Kalimat "dan jadilah demikian" and "Allah melihat bahwa semuanya
itu baik" masing-masing termuat 7 kali.
Angka 7 adalah angka pembalasan seperti kasusnya Kain yang membunuh
Habel sehingga Tuhan membalaskan kepada kain 7 kali lipat, bahkan Lamekh
dibalas 77 kali lipat.
Gambar 4 : Alkitab (kitab suci umat Kristen)
Jadi ketika orang melakukan dosa maka Tuhan akan membalasnya
minimal 7 kali lipat dan dalam perjanjian baru/ zaman kasih karunia ketika orang
berbuat dosa kepada orang lain maka kita harus membalasnya dengan
mengampuni 70 kali 7 kali.
Arti mengampuni 70 kali 7 kali menurut ayat tersebut adalah mengampuni
orang lain tanpa batas. Sebanyak 70 kali 7 kali mempunyai makna dimana
seseorang harus mengampuni secara terus menerus (berkelanjutan) dan tidak
berkesudahan. Karena suatu tindakan yang dilakukan berulang-ulang, biasanya
akan menjadi kebiasaan. Didefinisikan dengan angka 7 karena angka 7 merupakan
angka "sempurna" dimana Tuhan memberkati alam semesta pada hari ke-7.
Angka 7 berhubungan dengan perhitungan batas maksimal umur manusia,
kalau Tuhan memberikan kekuatan hingga lebih dari yang ditentukan, itu adalah
sebagai anugrah dari Tuhan. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami
kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;
sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap (Mazmur 90:10).
Maka dari itu semasa hidup manusia harus selalu mengampuni atau
membebaskan orang yang bersalah dimana harus membalaskan perbuatan jahat
dengan perbuatan baik.
3. Hindu
Dalam tradisi beragama Hindu di Indonesia tepatnya di Bali, secara
matematis ada angka-angka tertentu yang dikeramatkan salah satunya angka 7.
Mengapa?
Diyakini istimewa karena jumlah
‘cakra’ dalam tubuh manusia = 7 yakni:
1) Cakra Dasar (muladhara) terletak
diujung tulang ekor;
2) Cakra Seks (swadisthana) terletak di
kelamin;
3) Cakra Pusar (manipuraka) terletak di
pusar; Gambar 5 : Tempat Ke-7 Cakra dalam tubuh
4) Cakra Jantung (ivishnu) terletak ditengah dada;
5) Cakra tenggorokan (vishuddhi) terletak ditengah tenggorokan,dibawah pita
suara;
6) Cakra Mata Ketiga (ajna) terletak di antara kedua alis;
7) Cakra Mahkota (sahasrara) terletak di ubun-ubun.
Ketujuh Cakra diatas adalah bagian dari Yoga Kundalini yang merupakan
aliran yoga yang melatih diri dengan berbagai cara baik melalui pernafasan,
gerakan, mantra dan sebagainya yang mempunyai satu tujuan yang sama, yaitu
mencapai kesadaran sejati, pencerahan, dan persatuan dengan Ilahi.
Yoga kundalini dilakukan bersamaan dengan mengucapkan Sapta
Ongkara Mantra, Pranayama (pengaturan nafas), dan meditasi angka yang
dilakukan saat Pendeta Hindu ‘ngili atma’, yaitu salah satu proses dalam
rangkaian membuat tirtha amrta (air suci) dalam suatu upacara. Akan sangat baik
bila mampu mengkombinasikan keempat Yoga Marga tersebut saat mengawali
pemujaan atau persembahyangan, karena akan membangun kesakralan badan, dan
pensucian bathin menuju trikaya parisudha atau tiga perilaku atau perbuatan yang
harus disucikan. Kombinasi ke-empatnya dapat dilaksanakan karena mengandung
bilangan yang sama yaitu angka 7.
Selain itu, dalam agama Hindu ada aturan tentang simbolisme dan
ikonografi untuk ditampilkan dalam karya seni, arsitektur, dan pustaka yang
disakralkan. Makna simbol-simbol tersebut dicantumkan dalam kitab suci,
mitologi, serta tradisi masyarakat. Ke-7 simbol itu diantaranya:
Gambar 6 : “Om” yang melambangkan para Brahman
Gambar 7 : swastika (yang melambangkan keberuntungan)
Gambar 8 : Simbol dharma yang tak terbatas Gambar 9 : Trisula, lambang Siwa dan pengikutnya.
Gambar 10 : Tilaka di dahi bocah laki-laki dan Bindi di dahi perempuan
Gambar 11 : Padma simbol kemurnian dan ketidakterikatan
Gambar 12 : Lingga lambang kesuburan
Dalam kitab Regweda terdapat nyanyian yang mengisahkan asal mula
alam semesta. Nyanyian tersebut disebut Nasadiyasukta dan terdiri dari 7 bait.
Menurut agama Hindu, bagian atas alam semesta terdiri dari 7 lapisan.
Tujuh lapisan tersebut dikenal dengan istilah Saptaloka (tujuh alam):
1) Bhurloka lapisan yang paling bawah tempat bumi berada;
2) Bhuwahloka adalah lapisan alam pitara atau alam roh;
3) Swahloka atau Swargaloka atau surga adalah kediaman para Dewa
yang dipimpin oleh Dewa Indra sang Dewa hujan;
4) Mahaloka adalah kediaman Resi Bhrigu (salah satu dari 7 orang bijak/
penyair suci dan salah satu dari banyak Prajapatis (fasilitator
Penciptaan) yang dibuat oleh Brahma (Dewa Pencipta))
5) Janaloka adalah kediaman Sapta Resi (7 orang suci yang mengetahui
secara baik kebenaran wahyu Tuhan);
6) Tapaloka adalah kediaman Weragi semacam ras makhluk agung;
7) Satyaloka atau Brahmaloka adalah kediaman penguasa satu alam
semesta yakni Dewa Brahma yaitu Dewa pencipta, pengetahuan, dan
kebijaksanaan.
Di bawah Bhurloka terdapat 7 lapisan alam bawah yang dihuni oleh
makhluk dengan unsur kasar yang disebut dengan Asura atau makhluk-makhluk
jahat yang dikenal dengan istilah Sapta Patala yang terdiri dari:
1) Atala atau identik dengan Mahamaya yang memiliki kekuatan
misterius dari Tuhan dan atala adalah kediaman Bala (seseorang yang
kuat) yang merupakan putra Maya;
2) Witala merupakan kediaman Hatakeswara yang merupakan
paramasiwa (perwujudan Tuhan).
3) Sutala adalah kediaman Mahabali yang bermeditasi kepada Dewa
Wisnu (Dewa pemelihara). Mahabali atau Raksasa Bali adalah nama
seorang Raja Asura (raksasa) yang sering disebut dalam kitab Purana
sebagai Raja Asura yang mengadakan perang melawan para Dewa dan
Mahabali merupakan pemuja Dewa Wisnu yang taat;
4) Talatala adalah kediaman para makhluk yang mudah berubah wujud
dan sering disebut para siluman yang merupakan makhluk-makhluk
jahat;
5) Mahatala adalah kediaman para raksasa terutama ular raksasa atau
naga yang merupakan salah satu makhluk jahat;
6) Rasatala adalah kediaman para Detya dan Danawa. Mereka adalah
makhluk-makhluk jahat musuh para Dewa;
7) Patala adalah tempat planet-planet naraka atau neraka dan semua
bentuk makhluk kasar terdapat di alam ini.
Maka dari itu satu alam semesta
menurut Weda terdiri dari 14 lapisan alam.
4. Budha
Angka 7 sangat berkaitan erat
dengan kehidupan Budha Gautama atau
lebih dikenal dengan Siddhartha Gautama
yaitu orang suci pencetus ajaran agama
Budha dan menjadi suri tauladan bagi
pengikutnya. Maka dari itu angka 7
menyiratkan kekudusan. Hingga pemeluk Buddha meyakini bahwa jika mengikuti
7 langkah Dharma, maka mereka akan kaya. Kaya secara materi maupun kaya
spiritual.
Menurut cerita, setelah Ratu Maya (Ibu Sidharta Gautama) mengikuti
perayaan Asadha yang berlangsung 7 hari, ketika ia tidur dalam mimpinya hadir
empat Dewa Agung beserta istri yang membawanya ke istana emas dan
memperlakukan ia dengan sangat baik. Kemudian Ratu Maya pun bertemu seekor
gajah putih yang membawa sekuntum bunga teratai sambil mengelilingi dipan
tempat Ratu Maya tidur sebanyak tiga kali dan kemudian masuk ke dalam perut
bagian kanan Ratu Maya. Ketika terbangun dari mimpinya Ratu Maya langsung
Gambar 13 : Siddharta Gautama
memberitahukan kepada Raja Sudhoddana (Ayah Sidharta Gautama) dan
kemudian para Brahmana meramalkan jika Ratu Maya akan mengandung seorang
bayi laki-laki yang kelak bisa menjadi seorang Cakkavatti (Raja dari semua raja di
dunia) atau seorang Buddha (seorang yang mencapai Pencerahan Sempurna). Dan
tidak lama kemudian, Ratu Maya hamil.
Tepat pada purnamasidhi (Bulan Purnama yang bulat sempurna) lahirlah
seorang bayi yang disambut oleh Empat Maha Brahma dengan jala emas. Tidak
ada darah atau noda yang melekat pada tubuhnya ketika bayi itu dilahirkan. Bayi
itu kemudian berdiri tegak dan berjalan 7 langkah di atas 7 kuntum bunga teratai
ke arah utara. Kemudian Petapa Asita (dikenal sebagai Kaladevala) melihat
adanya 32 tanda luar biasa di bayi itu salah satunya 7 tonjolan (sattussado), yaitu
pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan yang merupakan salah satu
tanda bahwa bayi itu akan menjadi seorang Budha. Pada hari yang sama dengan
kelahiran sang bayi itu, ada 7 peristiwa penting lainnya yang juga terjadi di sekitar
Kerajaan Sakka. 7 hari Sidhartha Gautama dilahirkan, Ratu Maya meninggal
dunia.
Ketika Siddharta Gautama berusia 7 tahun, Raja Suddhodana
memerintahkan untuk membuat tiga buah kolam di halaman istana untuk ditanami
Bunga Teratai sebagai lambang keadaan jiwa untuk meraih kebahagiaan hidup
dengan hati nurani yang bersih. Kolam pertama ditanami bunga teratai berwarna
biru (Upalla) sebagai lambang kebijaksanaan, kolam kedua ditanami bunga teratai
berwarna merah (Paduma) sebagai lambang hati nurani, dan kolam ketiga
ditanami bunga teratai berwarna putih (Pundarika) sebagai lambang
kesempurnaan spiritual. Pada usia 7 tahun Siddharta Gautama telah mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan dan menguasai semua pelajaran dengan baik sehingga
tidak ada lagi yang dapat diajarkan kepadanya.
Setelah beranjak dewasa dan menjadi seorang ayah, pada suatu malam
Siddharta Gautama membulatkan tekad untuk melakukan pelepasan Agung
dengan memotong rambutnya perlambang pelepasan duinawi dan menjalani hidup
sebagai pertapa. Ia meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, demi mencari
obat yang dapat membebaskan manusia dari tua, sakit dan mati. Siddharta
Gautama sempat bertapa selama 7 hari di Hutan Uruvela di tepi sungai Anoma
dan menyelamatkan sekelompok domba-domba yang akan disembelih.
Dan ia terus melakukan perjalanan hingga pada usia 35 tahun (kelipatan 7)
di bulan Vaisak pada tahun 588 SM ia mencapai pencerahan sempurna
(Penerangan Agung) dan merupakan
keberhasilan Siddharta Gautama menjadi
Buddha. Setelah Penerangan Agung, ia
berpuasa selama 7 minggu. Dan tepat pada
minggu ke 7 ia mendapat persembahan
sebagai seorang Buddha. Dan sejak saat itu,
Sang Buddha terus berkelana untuk
menyebarkan Dharma kepada umat
manusia.
7 langkah Dharma diantaranya: Puja bhakti, membaca sutra dan mantra,
rajin dan bersemangat, berbuat kebajikan, kurangi kejahatan, sucikan pikiran,
perkuat banteng dari segala faktor. Jika melakukan 7 langkah Dharma tersebut
dengan sungguh-sungguh, maka seseorang akan mudah mencapai kekayaan baik
spiritual maupun duniawi.
Pernahkah kita sadari? Makna angka 7 pun terdapat dalam tubuh kita.
Bahwa manusia terdiri dari 7 anggota badan inti yaitu 2 tangan, 2 kaki, 2 lutut,
dan 1 wajah. Juga memiliki 7 lubang di kepala yaitu 2 lubang mata, 2 lubang
telinga, 2 lubang hidung dan 1 lubang
mulut. Kemudian manusia memiliki tulang yang berjumlah 206 jenis yang
dikelompokkan menjadi 14 kelompok yang merupakan kelipatan 7.
Penulis sendiri memaknai bahwa angka 7 terbentuk menyerupai sudut
yang kurang dari90 ° yaitu sudut lancip. Sehingga dilihat dari segi bentuknya
diantara angka 0-9 angka 7 merupakan simbol angka tajam (lihat panah). Dalam
diagram cartesius, jika angka 7 yang letaknya pada kuadran I atau kuadran IV
dicerminkan terhadap sumbu y, maka akan terbentuk suatu bidang datar yaitu
segitiga yang menyerupai piramida terbalik yang merupakan simbol titik tumpu
awal perjalanan yag bergerak maju dan menjadi lebih besar.
Gambar 14 : pencerminan angka 7 terhadap sumbu y
Jika semua angka dari 0-9 menggunakan imbuhan ahiran –an maka hanya
angka 7 lah yang memiki makna tersirat yaitu “tujuhan” (dibaca: tujuan) dengan h
disamarkan. Maka dari itu ditinjau dari sisi kehidupan, angka 7 seperti medan
ekstrim perjalanan hidup yang pasti dilalui. Dimana jika sudut lancip pada angka
7 diibaratkan puncak atau tujuan kesuksesan dan kebahagiaan seseorang, maka
untuk meraihnya ia akan melalui masa sulit ketika harus menaklukan jalan terjal
yang memerlukan usaha, tenaga, bahkan pikiran agar tekad untuk mencapai
puncak tersebut tercapai.
Demikian esai ini dibuat semoga menginspirasi para pembaca bahwa 7
bukan sembarang angka. Terdapat banyak hal yang dapat kita maknai. Karena
angka 7 memiliki banyak makna maka sebagian orang mempercayai bahwa angka
7 itu merupakan angka keberuntungan. Sebagai manusia yang beradab, kita hanya
harus selalu percaya bahwa apapun yang terjadi, baik buruknya dalam kehidupan
ini semuanya datang dari Sang Pencipta.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Arti Bunga Lotus Sebagai Lambang Spiritual. [Online]. Tersedia:http://www.wedaran.com/6954/arti-bunga-lotus-sebagai-lambang/. [31 Mei 2015].
Dwija,B.(2011).Hindudan Angka. [Online]. Tersedia: http://stitidharma.org/hindu-dan-angka/. [29 Mei 2015].
Dwija,B.(2011).Kundalini,SaptaOngkaratmaMantra,MeditasiAngka,Pranayama.[Online].Tersedia:http://stitidharma.org/kundalini-sapta-ongkaratma-mantra-meditasi-angka-pranayama/. [29 Mei 2015].
Muadz,M.M. (2013,23 Desember). Sandi Pesan Tauhid Angka 7. Republika. [Online].Tersedia:http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/hikmah/13/12/23. [23 Mei 2015].
Sejarah,S.(2011).SekilasKisahSiddhataGautama.[Online].Tersedia:http://sidartasakyamuni.blogspot.com/. [30 Mei 2015].
Wikipedia.(2014).KosmologiHindu.[Online].Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Kosmologi_Hindu. [1 Juni 2015].
Wikipedia.(2013).Mahabali.[Online].Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabali. [9 Juni 2015].
Wikipedia.(2014).Penciptaan-Menurut-Kitab-Kejadian.[Online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Penciptaan_menurut_Kitab_Kejadian. [31 Mei 2015].
Wikipedia.(2011).SiddhartaGautama.[Online].Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Siddhartha_Gautama. [23 Mei 2015].
Wulandari,M.(2012).-Bhuana-Agung-Bhuana-Alit.[Online].Tersedia: http://manktriiwulandari.blogspot.com/2012/10/bhuana-agung-dan-bhuana-alit.html. [7 Juni 2015].
top related