makalah terapi parenteral farklin.pdf
Post on 10-Feb-2018
438 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
1/46
1
TUGAS FARMASI KLINIK
TERAPI PARENTERALTERAPI PARENTERALTERAPI PARENTERALTERAPI PARENTERAL
KELOMPOK IV / KELAS B
Satria Putra Penerosa (N211 13023)
Amira Lestari (N211 13029)
Hermanto Utomo (N211 13035)
Sudarna (N211 13726)
Fadilla Amir (N211 13732)
Sarti Agustina (N211 13738)
Muh.Mustari (N211 13744)
Syarifah Fahriani RA (N211 13750)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
2/46
2
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
II.1 MEMILIH CAIRAN DAN ELEKTROLIT I.V .......................... 6
II.1.1 Terapi Cairan Pada Orang Dewasa Normal ..................... 14
II.1.2 Memilih Kristaloid atau Koloid ........................................... 16
II.1.3 Penggantian Cairan Pada Pembedahan .......................... 18
II.1.4 Cairan Pada Anak-anak ................................................... 19
II.1.5 Cairan Infus Spesifik ......................................................... 19
II.2 MEMBERIKAN OBAT DALAM BENTUK INJEKSI .............. 23
II.3 METODE PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA (I.V) ........... 27
II.4 MASALAH INJEKSI Dan INFUS (I.V) .................................. 32
II.5 CAIRAN SUBKUTAN .......................................................... 37
II.6 MASALAH FARMASETIK SEDIAAN INTRAVENA ............. 41
BAB III PENUTUP .............................................................................. 45
III.1 Kesimpulan ......................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 46
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
3/46
3
BAB I
PENDAHULUAN
Obat-obat harus digunakan berdasarkan tempat pemakaian.
Pemakaian obat-obat itu dengan cara peroral, topikal dan parenteral.
Apabila obat tidak dapat diminum melalui oral karena ketidak mampuan
untuk menelan, menurunnya kesadaran, inaktifasi obat oleh cairan
lambung atau ada tujuan untuk meningkatkan efektivitas obat, maka dapat
dipilih rute parenteral. Pengobatan parenteral diberikan secara interdermal
(di bawah kulit), subkutan (ke dalam jaringan lemak), intramuscular (di
dalam otot), dan intravena (di dalam vena).
Istilah parenteral berasal dari kata Yunani para dan enteron yang
berarti disamping atau lain dari usus. Sediaan ini diberikan dengan cara
menyuntikkan obat di bawah atau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau
membran mukosa. Karena rute ini disekitar daerah pertahanan yang
sangat tinggi dari tubuh, yaitu kulit dan selaput/membran mukosa, maka
kemurniaan yang sangat tinggi dari sediaan harus diperhatikan. Yang
dimaksud dengan kemurnian yang tinggi itu antara lain harus steril dan
salah satu tujuan dari pemberian dengan cara parenteral adalah Untuk
menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya,
menggantikan cairan hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi
kebutuhan cairan sehari.
Sediaan parenteral ini merupakan sediaan unik diantara bentuk
sediaan obat terbagi bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
4/46
4
atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh. Dan kemudian langsung
menuju reseptor. Sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan dari komponen toksik serta harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi
dan luar biasa. Dalam injeksi intravena memberikan beberapa keuntungan
antara lain efek terapi lebih cepat didapat, dapat memastikan obat sampai
pada tempat yang diinginkan, cocok untuk keadaan darurat, untuk obat
obat yang rusak oleh cairan lambung.
Adapun pembagian sediaan parenteral terbagi menjadi dua yaitu
sediaan parenteral volume kecil adalah obat steril yang dikemas dalam
wadah di bawah 100 ml sedangkan sediaan parenteral volume besar
adalah obat steril yang dikemas dlam wadah 100 ml atau lebih dan
ditunjukkan untuk manusia.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
5/46
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
6/46
6
II.1 Memilih Cairan dan Elektrolit I.V
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelatrut) dan zat tertentu (zat pelarut). Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbanagan cairan
tubuh bergantung anatara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu
terganggu, maka akan berpengaruh pada yang lainnya. (2)
a. Cairan
Air merupakan unsur vital untuk makhluk hidup. Kira-kira 55-60%
dari berat badan orang dewasa terdiri atas air, dan pada bayi dan anak
total air tubuh lebih tinggi lagi yakni 80% pada bayi baru lahir dan 70%
pada anak. Jadi mudah dipahami bahwa gangguan keseimbangan air
akan sangat mempengaruhi kondisi tubuh. Air tubuh yang sebanyak 60%
ini, tersebar di tiga kompartemen cairan tubuh yakni : Intraselular (di
dalam sel), Interstisial (antar sel), dan Intravaskular (di dalam pembuluh
darah).
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira
60 % dari berat badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah
volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak
jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita
lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari
pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin tua usia makin
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
7/46
7
sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya 70-80
% dari BB, usia 1 tahun 60 % dari BB, usia pubertas sampai dengan 39
tahun untuk pria 60 % dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB, usia 40-60
tahun untuk pria 55 % dari BB dan wanita 47 % dari BB, sedangkan pada
usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dari BB. (2)
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada
intraseluler dan ekstraseluler. (2)
a. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB
b. Cairan ekstraseluler cairan yang berada di luar sel 20 % dari BB,
cairan ini terdiri atas :
plasma (cairan intravaskuler) adalah cairan di dalam sistem vaskuler
5 %
cairan interstisial (cairan di sekitar tubuh seperti limfe) adalah cairan
yang terletak diantara sel 10-15 %
transeluler adalah cairan sekresi khusus misalnya, cairan
serebrospinalis, sinovia, cairan dalam peritonium, cairan dalam
rongga mata 1-3 %.
Fungsi cairan :
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
2. Transport nutrien ke sel
3. Transport hasil sisa metabolisme
4. Transport hormon
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
8/46
8
5. Pelumas antar organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses, yaitu :
1. Difusi
merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menenambus
membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsenrasi larutan, dan temperatur.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3. Transpor aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor
aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium
antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal,
konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium
lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.
b.Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
9/46
9
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intraverna dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh. (2)
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk
ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan
positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika
elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut
disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na+) dan kalium
(K+) & contoh dari anion adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-).
Elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh
antara lain adalah natrium (Na+), kalium (K+),kalsium (Ca2+), magnesium
(Mg+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO4
2-) dan sulfat (SO42-) .
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H2O)-elektrolit diatur
secara ketat agar sel-sel 2 dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.
Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki fungsi antara lain
dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan
ke dalam kompartemen badan air (bodys fluid compartement), menjaga
pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi
serta ikut berperan dalam setiap proses metabolisme. (2)
Elektrolit Utama Dalam Tubuh Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non
elektrolit. Non elektrolit adalah zat pelarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidk bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
10/46
10
dioksida, dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikrbonat, fosfat, dan sulfat.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
dengan yang lainnya. Tetapi meskipun konsentrasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralistik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. (2)
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam 3 fase, yaitu:
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
nutrisi, dan oksigen yang diambil dari paru-paru dan tractus
gastrointestinal.
Fase II :
Cairan interstinal dengan komponennya pindah dari darah kapiler
kedalam sel.
Fase III :
Cairan dan subtansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstisial masuk kedalam sel.
Metode Perpindahan Cairan dan elektrolit tubuh:
Difusi : Yaitu kecenderungan alami dari suatu subtansi untuk bergerak
dari suatu area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
11/46
11
Filtrasi : Yaitu tekanan hidrostatik dalm kapiler yang cenderung untuk
menyaring cairan keluar dari kompartemen vaskuler kedalam cairan
interstisiel.
Osmosis: Yaitu perpindahan cairan yang menembus membrane semi
permeable dari area dengan konsentrasi zat pelarut rendah ke area
dengan konsentrasi zat pelarut yang lebih tinggi.
Transpor aktif : Yaitu pompa fisiolgis yang memindahkan cairan dari
area dengan konsentrasi yang lebih rendah ke area dengan konsentrasi
lebih tinggi.
Terapi cairan parenteral dapat digunakan untuk periode beberapa
jam atau beberapa hari bilamana pasien tidak dapat menerima cairan dan
makanan melalui mulut. Untuk periode yang lebih lama, nutrisiparenteral
dapat digunakan.Komponen cairan terapi parenteral adalah air dan
elektrolit.Glukosa juga sering diinfuskan tetapi terutama untuk
memberikan kekuatan osmotic yang sesuai pada larutan karena energy
yang terkandung dalam 5 % dekstrosa relative rendah. (1)
Menilai kebututuhan pasien terhadap cairan dan elektrolit,
keseimbangan cairannya, harus dilakukan dengan berbagai metode
kemudian digabung untuk memberikan gambaran kebutuhan pasien
secara keseluruhan. Tidak ada satu parameter (apabila parameter ini tidak
digabung dengan parameter lain) yang dapat menggambarkan kondisi
dehidrasi atau kelebihan cairan. Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala-
gejala yang digunakan untuk menentukan keseimbangan cairan :
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
12/46
12
1. Haus (gejala dehidrasi yang paling dapat dipercaya untuk pasien
dalam kondisi sadar).
2. Turgor kulit (kulit namak lembek jika dehidrasi)
3. Denyut nadi (tinggi bila dalam kondisi dehidrasi)
4. Perubahan berat badan (berguna untuk masa beberapa hari sebeb
perubahan secara cepat tidak mungkin disebabkan leh makanan)
5. Daftar cairan masuk dan cairan keluar
6. Osmolalitas serum
7. Konsentrasi natrium urea atau haemoglobin dalam serum
8. Volume/osmolalitas urin
9. Tekanan vena juguler (diamati dileher)
10. Tekanan vena sentral
Kekurangan cairan (dehidrasi) dapat menampakkan gejala
anoreksia, mual, lesu, kelemahan, pusing ortostik atau sinkop.Tanda-
tandanya meliputi denyut nadi melemah serta cepat, mata cekung, kulit
lembek, hipotensi postural, dan pada kasus yang berat, syok, koma.Haus
merupakan gejala utama jika pasien lebih banyak kehilangan air daripada
natrium, tetapi idak jika khilangan air dan natrium seimbang misalnya
pada perdarahan (haemoragi) atau keringat berlebihan. (1)
Kelebihan cairan (volume overload) dapat bercirikan edema
(seteleh kelebihan beberapa liter pemasukan) dan tanda0tanda gagal
jantung (kongesti vena, dispenea, takikardi). (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
13/46
13
Tanda-tanda kardivaskuler lebih jelas bila pasien berdiri dan
menjadi kurang jelas bila berbaring. Pada beberapa keaadaan, cairan
dapat hilang ke dalam kompartemen yang tidak berkeseimbangan dengan
plasma; hal ini meliputi luka bakar, ronga peritoneum, ruang
retroperitonium dan lumen usus pada keadaan sembelit.Kedaan ini
menyebabkan hivopolemia.Pada kondisi sepsis kapasitas vena meningkat
dan menyebabkan hipovelemia. (1)
Cairan tubuh mempunyai bermacam-macam komposisi elektrlit
tetapi semuanya mempunyai kekuatan osmotic yang sama (osmolalitas
atau osmolaritas). Semua sel mengandung konsentrasi kalium tinggi dan
konsentrasi natrium rendah tetapi sebaliknya plasma draah mempunyai
natrium dalam konsentrasi tinggi dan kalium dalam konsentrasi rendah.
Bila direncanakan untuk memberikan cairan infus, dokter dan farmasis
perlu memperhatikan kehilangan air, natrium, dan kalium yang dialami
pasien. Kehilangan cairan normal tergantung pada konsumsi cairan tetapi
untuk menjaga agar fungsi ginjal pada orang dewasa tetap baik, konsumsi
air setiap hari seharusnya minimal 500 ml, lebih baik bila 1
liter.Pernapasan dan berkeringat menyebabkan tubuh kehilangan cairan
sebanyak 5hingga 1000 mililiter pe hari tetapi jumlahnya ini meningkat
10% untuk kenaikan setiap derajat suhu tubuh pasien yang demam dan
juga meningkat pada suhu ruangan yang tinggi. Kehilangan cairan melalui
tinja biasanya 100-200 ml per hari kecuali bila pasien tersebut muntah
atau diare, keadaan dimana kehilangan cairan sangat besar.Cairan diare
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
14/46
14
mengandung kalium konsentrasi tinggi dan hal ini harus diingat bila
merencanakan untuk memberikan penggantian cairan. (1)
Meskipun konsumsi cairan dan makanan sedikit, ginjal normalnya
mengekskresi sedikitnya 20 mmol kalium per hari dan ini harus
diganti.Jadi normal apabila meninfuskan sekitar 60 mmol kalium per hari
karena ginjal dapat mengekskresi setiap kelebihan kalium.Sebaliknya
ginjal mengatur jumlah natrium yang diekskresi setiap hari berdasarkan
pada jumlah yang dikonsumsi, dan sedikitnya diperlukan 70 mmol natrium
per hari. (1)
II.1.1 Terapi Cairan Pada Orang Dewasa Normal
Untuk pasien dewasa yang dapat makan atau minum dan tidak
mengalami kehilangan cairan yang tidak normal dalam jumlah besar atau
syok, pemberian cairan seperti yang tertera berikut ini sudah dapat
memenuhi kebutuhan cairan (1) :
a. 1,5 2,5 liter cairan per hari ditambah penggantian cairan setiap
kehilangan cairan yang tidak normal.
b. Ini berate kira-kira 10ml/kg/hari atau 30ml/kg/hari ditambah kehilangan
cairan dalam urin
c. Ginjal normal dapat mengatasi berapa pun kelebihan natrium dengan
baik dan konsumsi 70 mM natrium per hari biasanya sudah cukup
(kira-kira 500 ml 0,9 % natrium klorida atau 2-3 liter dekstrosa-saline)
tetapi dapat diberikan lebih banyak 70 mM natrium per hari bila
diingankan.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
15/46
15
d. Pengendalian kalium kurang responsive dan diekskresi secara terus
menerus kira-kira 20 mM/ hari meskipun tidak ada yang dikonsumsi.
Oleh karena itu pemberian kalium sebesar 40-60 mM/hari sudah
sesuai untuk memenuhi kebutuhan per hari. Muntah dan diare
meningkatkan pengeluaran kalium.
e. Dekstrosa dimetabolisme dengan cepat , baik dalam sel otot maupun
dalam sel hati, dan dipengaruhi insulin. Hasil efektif penginfusan
larutan dekstrosa berupa penambahan air ke dala system. Larutan
dektrosa ini terdistribusi dengan cepat ke seluruh kompartemen tubuh,
tidak seperti elektrolit yang sebagian besra tertahan pada
kompartemen vaskuler. Pemilihan dekstrosa atau saline tergantung
pada cara kehilangan cairan. Jika cairan yang hilang mengandung
garam atau berasal dari vaskulasi (misalnya perdarahan) maka
penambahan salin lebih sesuai, tetapi jika tidak (misalnya kehilangan
cairan dari pernapasan atau penguapan) maka dekstrosa lebih disukai.
Larutan dekstrosa 5 % dapat digunakan untuk menambah cairan tubuh
hingga mencapai volume yang diinginkan.
f. Larutan yang diberikan seharusnya isotonic dengan plasma untuk
menghindari nyeri, phlebitis, dan keruskana sel-sel darah. Larutan
yang konsentrasinya setengah normal (misalnya natrium klorida 0,45
%) hingga konsentrasi dua kali normal ( misalnya dekstrosa 10 %)
dapat diterima oleh vena perifer (110-500mOsm/l). larutan lain harus
dihindari atau dimasukkan ke dalam vena sentral. Larutan dekstrosa 5
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
16/46
16
% Natrium klorida 0,9 % dekstrosa-saline dan Hartamanns semuanya
hamper isotonic dengan plasma.
g. Pada pasien normal, kecepatan infus adalah volume cairan yang
dibutuhkan pasien per hari yang dihitung dalam waktu 24 jam.
h. Pada pasien dehidrasi, kecepatan infus seharusnya menggantikan
setengah kekurangan cairan diinfuskan dalam waktu 12-24 jam. Untuk
pasien yang sakit parah, seperti kolera atau syok sepsis (septic syok)
mungkin diperlukan laju infus yang lebih cepat.
II.1.2 Memilih Kristaloid Atau Koloid
Dekstrosa, dekstrosa saline, natrium klorida 0,9%, larutan Ringers
dan larutan Hartmanns adalah koloid dan menahan air dalam sirkulasi.
Infus koloid biasanya tidak diperlukan kecuali bila ada perdarahan hebat.
Kristaloid:
- Kelompok cairan non ionik yang kebanyakan bersifat iso-osmolar
- Tidak mengandung partikel onkotik sehingga tidak menetap di
intravascular
- Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan volume terutama
kehilangan cairan interstisial.
- Harganya murah, tidak menyebabkan reaksi anafilaksis
- Pemberian berlebih akan menyebabkan edema paru dan edema
perifer.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
17/46
17
- Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA) dan
NaCl 0,9%
Koloid:
- Cairan yang mengandung partikel onkotik yang dapat menyebabkan
tekanan onkotik
- Sebagian besar menetap di intravaskuler
- Koloid yang bersifat plasma ekspander akan menarik cairan
ekstravaskuler ke intravaskuler
- Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis
- Harganya mahal
- Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru tetapi tidak akan
menyebabkan edema perifer.
- Untuk resusitasi digunakan Dekstran, HES, gelatin
Keuntungan dan kerugian pemberian koloid adalah sebagai berikut:
a. Darah
Mahal dan beresiko tinggi terhadap infeksi silang (hepatitits B dan C,
HIV). Jenis darah yang diinfuskan harus dicocokkan dengan darah pasien
tetapi baik untuk mengganti kehilangan darah (misalnya perdarahan
gastro-intestinal, ruda paksa). Furosemid dapat diberikan untuk mencegah
kelebihan cairan (fluid overload)atau sediaan sel mampat (packed cell)
dapat digunakan. Fraksi Protein Plasma (FPP) tidak lebih baik dari
sediaan koloid lainnya.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
18/46
18
b. Human albumin
Human albumin mendapat perlakuan panas untuk mengurangi resiko
infeksi dan mengandung natrium . Larutan 5% human albumin iso-osmotik
dengan plasma.
c. Larutan gelatin
Larutan gelatin terbuat dari tulang rawan hewan dan mungkin dapat
menyebabkan alergi pada beberapa pasien. Larutan gelatin dieliminasi
oleh ginjal. Contoh : Haemaccel dan Gelofusin.
d. Amilum dan polimer glukosa
Memiliki resiko alergenik yang rendah tetapi dapat mengganggu tes
yang dilakukan untuk menentukan kompatibilitas darah donor dan resipien
sebelum dilakukan transfuse (cross-matching). Amilum dan polimer
glukosa dieliminasi oleh hati dan ginjal dalam jumlah yang berbeda.
Contoh : Dekstran, Hetastarch dan Pentastarch.
II.1.3 Penggantian Cairan Pada Pembedahan
Dari pengukuran cairan yang hilang selama pembedahan
disarankan bahwa banyak pasien memerlukan 10-15 ml/kg/jam cairan
selama pembedahan berlangsung. Beberapa diantaranya meningkat
kebtuhannya karena meningkatnya penguapan jaaringan yang terpapar.
Waktu pemulihan lebih cepat pada pasien yang diberi sejumlah cairan
cukup sebelum dan selama pembedahan, termasuk selama prosedur
laparoskopik yang paparan dengan jaringan minimal. Selama
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
19/46
19
pembedahan, terjadi peningkatan sekresi vasopressin yang menetap.
Efek ini berakhir untuk jangka waktu mulai dari 12 jam (pada pembedahan
minor) hingga 5 hari (pada pembedahan major) dan dapat diperpanjang
bila terjadi sepsis. Selama periode ini diperlukan volume cairan yang lebih
sedikit, kelebihan cairan dapat menyebabkan hiponatremia
(hyponatremia). Orang dewasa seharusnya memperoleh kira-kira 2
liter/hari hingga 3 liter/hari hingga volume urin meingkat. .(1)
II.1.4 Cairan Pada Anak-Anak
Anak-anak memerlukan lebih banyak cairan dibanding orang dewasa :
0 10kg berat badan 4 ml/kg/jam
10-20kg berat badan 3 ml/kg/jam
>20kg berat badan 1-2 ml/kg/jam (seperti pada orang dewasa)
II.1.5 Cairan Infus Spesifik
Infus kalium
Menginfuskan larutan kalium dapat sangat menimbulkan nyeri dan
dapat menyebabkan aritmia jantung (cardiac arrhythmias) atau bahkan
kematian. Menambahkan kalium klorida ked al;am larutan infus tanpa
pengocokan yang cermat dapat menyebabkan pencampuran yang tidak
sempurna (pembentukan lapisan) da menyebabkan infuse larutan kalium
dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Tidak ada satu pun pedoman
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
20/46
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
21/46
21
dibutuhkan kalium klorida dengan konsentrasi yang tidak tersedia
dipasaran).
2. Ampul kalium klorida ditarik dari semua ruang perawatan dan hanya
disimpan dalam instalasi farmasi.
3. Jika ruangan tertentu perlu menyimpan kaliu klirida, amak kalium
klorida diperlikan sebagai obat khusus yang memerlukan penyimpanan
terpisah dan catatan pemberian obat, seperti obat-obat golongan
narkotika (opiat). Peraturan tersebut menjamin ampul kalium terpisah
dari tempat penyimpanan obat lain dari ruangan sehingga mengurangi
kemungkinan tercampurnya ampul kalium klorida dengan obat-obat
lain.
Infus Natrium Bikarbonat
Indikasi pemberian natrium bikarbonat adalah asidosis metabolik
(dosis dititrasi sesuai dengan tingkat asidosis dan respons pasien), henti
jantung (cardiac arrest) (biasanya berupa injeksi bolis 50mM, sebaiknya
dengan pemantauan gas-darah diantara pemberian dosis), dan
alkalinisasi urin pada keracunan antidepresan trisiklik atau aspirin
(biasanya infus i.v diberikan dengan kecepatan yang dapat menjaga pH
urin sama dengan 7 atau lebih), Diuresis yang dipaksakan, yaitu dengan
memberikan cairan dalam volume yang besar, sekarang sudah tidak
lakukan lagi). .(1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
22/46
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
23/46
23
II.2 Memberikan Obat Dalam Bentuk Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi merupakan
prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
(4)
Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral. Apabila klien tidak sadar atau bingung, sehingga klien tidak
mampu menelan atau mempertahankan obat dibawah lidah. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan denganpemberian
obat secara injeksi. Selain itu, indikasi pemberian obat secara injeksi juga
disebabkan karena ada beberapa obat yang merangsang atau dirusak
getah lambung (hormon), atau tidak direarbsorbsi oleh usus. Pemberian
injeksi bisa juga dilakukan untuk anastesi lokal. (4)
Pasien sebaiknya tidak diberikan terapi parenteral bila terapi per
oral dapat dilakukan, karena terapi per oral pada umumnya lebih aman,
lebih murah dan lebih mudah digunakan. Jika terapi per oral tidak dapat
memenuhi kebutuhan, maka dipertimbangkan untuk memberikannya
dengan rute non-injeksi sebelum diberikan dengan rute injeksi. Dengan
menghindari terapi dengan injeksi, maka (1) :
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
24/46
24
Meningkatkan mobilitas pasien, lebih mudah dan tidak menimbulkan
rasa nyeri.
Berkurangnya kemungkinan komplikasi yang berkaitan dengan injeksi,
seperti trombofleditis.
Waktu yang diperlukan oleh tenaga medis untuk memberikan dan oleh
pasien untuk menerima pengobatan lebih sedikit
Mengurangi lama tinggal di rumah sakit karena pemberian obat sendiri
(self administration) lebih memungkinkan dan komplikasi lebih sedikit
Obat dan biaya tambahan lebih murah, pelatihan staff lebih sedikit dan
penanganan bahan buangan lebih mudah
Ada saatnya lebih baik menggunakan sediaan injeksi atau terapi
parenteral yaitu :
Obat dirusak oleh asam lambung atau obaat tidak di absorbsi
misalnya insulin, heparin, gentamisin.
Obat diabsorbsi tetapi dikeluarkan cepat akibat metabolisme lintas
utama misalnya nitrat, verapamil.
Makanan mempengaruhi absorbsi misalnya fenitoin dan larutan nutrisi
enteral.
Jika pasien tidak mau, atau tidak dapat menelan misalnya stroke, tidak
sadar, gangguan jiwa.
Usus tidak berfungsi dengan baik misalnya pembedahan, diare yang
parah, muntah, sindroma short-bowel.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
25/46
25
Diperlukan absorbsi yang sangat cepat misalnya adenosin, beberapa
antibiotik, antiaritmia, anastetik.
Diperlukan kadar yang tinggi dalam jaringan misalnya antibiotik pada
infeksi yang parah.
Diperlukan pelepasan obat perlahan dan sediaan oral tidak dapat
memenuhi ketentuan tersebut misalnya nikotin, hormon
Bilamana diperlukan penyesuaian dosis secara terus menerus
misalnya nitropusit dan morfin.
Tabel 1 Kerugian lain pada penggunaan rute intravena
Kerugian Contoh
Risiko toksisitas obat lebih tinggikarena tidak dapat ditarik kembali.
Kalium kloridatoksisitas local dansistemik bila tidak diberikan secarabenarBolus morfin
Memerlukan pelatihan dan teknikkhusus untuk meminimalkankontaminasi mikroba dan resiko.Masalah penyimpanan danpembuangan peralatan bekas pakaiuntuk menghindari resiko HIV danhepatitis.
Jarum dan alat suntik
Teknik pemberian lebih kompleks-cenderung keliru
Pemilihan pelarut yang salah, lajuinfuse yang salah akan mengurangiefektifitas, meningkatkan toksisitasatau biaya.
Rute yang salah (intratekal daripadaintravena)
Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
Karena terapi intravena mempunyai banyak resiko dan kerugian,
maka beberapa alternative bentuk injeksi yang dapat digunakan dapat
dilihat pada Table 15.3. rute intravena (i.v.) dan intramuscular (IM)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
26/46
26
ditujukan untuk menghantarkan obat ke seluruh tubuh. Banyak rute lain
yang dipilih untuk memberikan efek local, mungkin untuk mencegah obat
mencapai bagian tubuh yang lain dalam konsentrasi yang tinggi dan
menyebabkan toksisitas. Beberapa rute, terutama itratekal, intrakardiak
dan intra-arterial, memerlukan teknik khusus dan staf yang
berpengalaman karena bahaya yang dapat ditimbulkannya.(1)
Table 02 Rute injeksi non-intravena
Rute Keuntungan Keterbatasan Contoh
Subkutan, sk Absorbs lebihcepat dibandingkanper oral.Teknik sederhana.Memungkinkanuntuk melakukansendiri.
Vol. maksimum2 mL.
Tidak untuk larutanyang mengiritasi.
Lebih nyeri daripadaiv.
Tidak disarankanbila sirkulasiditempat injeksijelek misalnya syok
atau jika tempatinjeksi radang ataubengkak.
Heparin untuk profilaksisthrombosis vena-dalam(TVD).Tempat injeksi: bagianpaha luar, lengan, dindingperut di bawah pusar.
Hipodermoklisis(rehidrasidengan rute sk)
Untuk pasien yangtidak mempunyaiakses lain
Tidak untuk larutanyang mengiritasi
2 L dalam 24 jam, lebihjika dapat ditoleransi.Saline/dekstrosa/dekstrosasaline +/- kalium klorida10 mmol/L
Intramuskuler(IM)
Dapat diberikanlarutan dalam airatau minyak untukefek cepat ataudepo
Vol. maksimal 2mL tempat gluteal,1 mL tempat deltoiddan hingga 4 mLpantat. (catatan:
deklofenak 75 mgim: 3 mL)
Sangat nyeri.
Tidak disarankanjika pembekuandarah tergangguatau jika pasientersebut krempeng.
Tidak untuk larutanyang mengiritasi.
Absorbs tidak dapatdiperkirakan.
Masala: kerusakansaraf, pembentukan
MetoklopramidDepo antipsikotikTempat injeksi: bagianpantat atas, paa luar, ototlengan atas.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
27/46
Intradermal (id) Tdi
Intra-arterial Obt
Intratekal (it) Md
Epidural In
Sumber : Aslam M, Ta
Contoh rute parent
Intraperitonial
peritonitis deng
Intrakardiak mi
Intra-artikuler
Intra-pleural mi
Intra-aseous m
II.3 Metode Pemb
Injeksi intra
jangka waktu yang
keuntungan dan ke
abses, menginjeksidengan kurang hati-hati ke dalampembuluh darah
erutamaagnostic
Vol. maks. 0,1 mL.Teknik sulit
TeTe
bat langsungrada padampat aksi
Resiko trombosit ataupendarahan yangsignifikan
Pekanart
elewati sawarrah otak
Resiko kerusakansaraf, infeksi susunansaraf pusat (SSP)
Pepa
dari efek sistemik Resiko kerusakansaraf
Pamel
CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
ral khusus lain meliputi:
misalnya, apabila anda melakukan
an dialysis peritoneal rawat inap berkela
alnya, pada pembedahan jantung.
isalnya, pemberian steroid untuk pengo
salnya, tetrasiklin untuk pengobatan ple
isalnya, injeksi darurat pada anak-anak.
rian Injeksi Intravena (I.V)
ena dapat diberikan dengan berbag
pendek atau untuk waktu yang lama.
rugian oleh karena itu ada perbedaan pe
27
alergi.(kulit) tuberculinberian sitotoksik pada
ker hati, angiografiri koronerberian metotreksat
a pasien leukemia.
a wanita yang sedanglahirkan.
pengobatan,
njutan.
atan arthritis.
rodesis.
i cara, untuk
da perbedaan
nggunaan.(1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
28/46
28
a. Pemberian injeksi bolus
Injeksi bolus volumenya kecil dan berupa injeksi sesaat (intermittent),
biasanya diberikan dalam waktu 3-5 menit kecuali ditentukan lain untuk
obat-obat tertentu. Injeksi dapat diberikan melalui jarum logam, selang
plastik pendek (kanula) atau ke dalam suatu perangkat pemberian yang
sudah ada cairan lain mengalir.Volume injeksi bolus bermacam-macam,
volume maksimum biasanya 20 ml untuk dewasa, 5-10 ml untuk bayi
(infants) atau anak-anak dan hingga 2 ml untuk bayi baru lahir
(neonatus). Beberapa kebijakan IV menyarankan pengenceran untuk
volume tertentu untuk menghindari keinginan untuk menginjeksi hanya
dalam waktu beberapa detik. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko
iritasi vena, kehilangan sejumlah obat akibat ekstravasasi, atau
menyebabkan syok kecepatan.(1)
Tabel 3 Injeksi bolus
KEUNTUNGAN KERUGIAN
Cepat, teknik sederhanaKadar dalam plasma tinggiHal ini perlu untuk sediaanantibiotika
Sangat berbahayaObat konsentrasi tinggi dapatmenyebabkan iritasi pada vena, (misalnyaeritromicin) atau mempengaruhi jantugatau memiliki efek sistemik lainnya (HATI-
HATI dengan obat kardioaktif atau obat-obat lain yang dapat menyebabkantoksisitas bila diberikan terlalu cepatmisalnya furosemid (ototoksisitas),vankomicin (Red Man Sydrome), fusidat(Hepaptotoksisitas).Jangan diberikan obat-obat tersebutdengan cara injeksi bolus
Respon cepatPasien dapat beraktivitas diantara pemberian dosis
Hanya staf yang sudah terlatih yang bolehmemberikan
Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
29/46
29
b. Infus
Infus diberikan dari suatu wadah (plastik atau botol gelas atau
kantong) melalui sebuah perangkat pemberian, dengan atau tanpa pompa
infuse. Dapat diberikan secara singkat (intermittent) atau terus-menerus
(continous).Banyak infus diberikan dari wadah plastik yang lentur seperti
kantong PVC. Jika menggunakan wadah yang tidak lentur (misalnya botol
gelas) diperlukan penyaring udara masuk (filtred air inlet) untuk
memudahkan cairan mengalir tanpa menimbulkan infeksi. (1)
1. Infus Singkat (Intermittent infusion)
Infus singkat diberikan selama 10 menit atau lebih lama. Waktu
pemberian infuse singkat sesungguhnya jarang lebih dari 6 jam per dosis.
Volume sangat beragam mulai dari 50 ml hingga 500 ml. Peralatan infus
yang digunakan dibuang setelah setiap infus singkat tetapi biasanya
peralatan tersebut ditutupi atau wadah infus yang kosong tetap
ditempatnya, melekat pada pasien hingga infus berikutnya diberikan.
Kompatibilitas berbagai obat/cairan yang diberikan melalui perangkat yang
sama perlu diperiksa dengan pembilasan yang sesuai, bila diperlukan
dengan saline atau air untuk injeksi. (1)
2. Infus Kontinu (Continuous infusion)
Infus kontinu diberikan selama 24 jam. Volume infuse dapat beragam
mulai dari volume infuse kecil diberikan secara subkutan dengan pompa
suntik (syringe pump), misalnya 1 ml per jam, hingga 3 liter atau lebih
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
30/46
30
selama 24 jam , misalnya nutrisi parenteral. Perangkat pemberian
(administration sets) dapat dibuang sesudah pemakaian 24-72 jam
tergantung pada kebijaksanaan rumah sakit. Lamanya waktu pemakaian
perangkat pemberian dipengaruhi oleh penggunaan penyaring terpasang
(in line filters) dan kelompok pasien misalnya beberapa rumah sakit
menggunakan penyaring hanya pada neonates karena akses vena
mereka jelek. (1)
Larutan natrium klorida 0,9% atau dekstrosa 5% dengan laju rendah
dapat digunakan untuk memelihara keterbukaan (patency) vena di antara
infuse singkat atau injeksi bolus, misalnya 1-3 ml per jam untuk dewasa
dan anak-anak. Natrium klorida 0,9% diheparinisasi (Misalnya Natrium
klorida 0,9% yang ditambah heparin dalam konsentrasi 1 unit/ml) sering
digunakan untuk menjaga keterbukaan jalur arteri. (1)
3. Infus melalui vena sentral versus vena perifer
Vena sentral lebih besar, dan mempunyai aliran darah yang lebih
besar daripada vena perifer dan dapat dimasuki selang plastic panjang
(kateter). Obat yang diberikan melalui vena sentral akan terencerkan
dengan cepat, dan oleh karena itu lebih tidak merusak vena tetapi lebih
dekat dengan jantung dan dapat menimbulkan efek samping yang lebih
besar. Sebuah selang panjang dapat menembus vena menuju vena
sentral (misalnya, selang PICC [peripherally-inserted central catheter] dari
siku atau paha) atau dibuat terowongan (tunnel) dibawah kulit dan
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
31/46
31
kemudian masuk ke dalam vena dengan pembedahan (misalnya, jalur
Hickman untuk obat-obat sitotoksik; Teknik tersebut mengurangi risiko
infeksi dan kerusakan vena. Situasi yang menyebabkan pemberian
melalui vena sentral lebih dipilih daripada vena perifer antara lain (1):
Untuk pengobatan gawat darurat bila aliran darah jelek
Diperlukan infuse cepat dengan volume besar, misalnya syok
Bila pasien berkelebihan cairan atau natrium : memungkinkan untuk
menggunakan larutan konsentrat yang tidak dapat diberikan secara
perifer
Bila diperlukan akses jangka panjang
Kenyamanan pasien lebih tinggi dengan satu vena sentral
dibandingkan tusukan berkali-kali pada vena (multiple venepuncture)
Untuk memberikan larutan hipertonik, misalnya nutrisi parenteral
Memberikan larutan yang bersifat mengiritasi misalnya eritromisin,
sitotoksik, obat yang terlalu asam atau basa
Obat yang mempunyai aksi farmakologis pada vena, misalnya
dopamin.
Jika banyak obat diberikan, interaksi dapat diminimalkan dengan
menggunakan satu jalur sentral dengan banyak rongga; sistem ini
menjaga agar obat tetap terpisah hingga obat-obat tersebut mencapai
peredaran darah dan obat-obat tersebut dilepaskan terpisah beberapa
sentimeter. (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
32/46
32
II.4 Masalah Injeksi dan Infus I.V
a. Nyeri
Memasukkan sebuah jarum, atau meninggalkan selang di tempat
injeksi, dapat memberikan rasa nyeri dan krimanestesi local dapat
digunakan, terutama pada anak-anak.Nyeri yang sangat hebat, Akibat
injeksi timbul bila yang diinjeksikan adalah larutan yang Osmolaritasnya
tinngi atau pHnya ekstrim, meskipun banyak obat menyebabkan
kekejangan vena (misalnya, dopamin). (1)
Tabel 04 Obat-obat yang biasanya menimbulkan rasa nyeri pada saat
diinjeksikan
Obat Penyebab Rasa Nyeri
Eritromisin Iritasikimiawi
Infuskaliumklorida Hiperosmolar, Iritasikimiawi
Natriumbikarbonat 8,4 % pH, hiperosmolar
Larutanglukosa> 10 % Hiperosmolar, pHTetrasiklin Iritasikimiawi, pH
Fenitoin PhSumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
b. Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah bocornya obat dari vena kedalam jaringan di
sekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena batang jarum menembus vena,
atau Karena obat bersifat korosif dan merusak vena.Larutan yang
osmolaritasnya tinggi dan pH larutan yang ekstrim lebih sering
menyebabkan ekstravasasi. (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
33/46
33
Tabel 05 Daftar injeksi dengan pH tinggi atau pH rendah
Injeksi pH Injeksi pH Injeksi pHAsetazolamid 9,2 Gansiklovir 10-
11Oktreotid 3,9-
4,5
Asiklovir 11 Gentamisin 3-5 Omeprazol 9-10
Allupurinol 10,8-11,8
Glukagon 2,5-3
Ondansetron 3,4-3,8
Aminofilin 8,8-10
Glukosa(tergantung
3,5-6,5
Oksitosin 3,7-4,3
Amiodaron 3,5-4,5
Konsentrasinya) Pankuranium 3,8-4,2
Argipressin 2,5-5,4
Gliseriltrinitrat 3,5-6,5
Papaveretum 2,5-4
Atrakurium 3,5 Glikopironium 2,3-4,3
Fenobarbital 9-10,5
Atropin 3-6,5
Haloperidol 3-3,8
Phenoksibenzamin 2,5-3,1
Azatioprin 10-12
Hidralazin 3,5-4,2
Fenitoin Na 12
Buprenorfin 3,5-
5,5
Hiosinabutilbromid
a
3,7
-5,5
Kaliumkanrenoat 10,7
-11,2
Kholesistokinin
3-6 Isoprenalin 2,5-2,8
Proklorperazin 3,9-4,5
Klonazepam 3,5-4,5
Ketamin 3,5-5,5
Prosiklidin 3,9-4,5
Ko-trimoksazol 9-10,5
Labetalol 3,5-4,2
Propranolol 3
Siklizin 3,3-3,7
Lignokain 3,5-6
Protaminsulfat 2,5-3,5
Dantrolen 9,5 Liotironin 11 Kuinindihidroklorida
2-3
Diazoxid 11,6 Methoxamin 4,4 Salbutamol 3,5Dobutamin 3,5-
4Metoheksiton 10-
11Sekretin 2,5-
5Dopamin 25-
4,5Metildopa 3-
4,2Natriumnitropusid 3,5-
6Doksapram 3-5 Metilenbiru 3-
4,5Terbutalin 3-5
Droperidol 2,7-4,7
Metoklopramid 3-5 Tetrakosaktrin 3,8-4,5
Epinefrin 2,5-3,6
Midazolam 3 Tetrasiklin 1,8
Elohaes 3,5 Morfin 2,5 Tiamin 2,5-
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
34/46
34
-4,5
4,5
Epoprostenol 10,5 Nalokson 3-4,5 Tiopenton 10,5
Ergometrin 2,7-3,5
Norepinefrin 3-4,5
Tobramisin 3,5-6
Fentanil 3,3-6,3
Tubokurarin 3,8-4
Asamfolat 8-11 Vankomisin 2,8-4,5
Furosemid 8,7-9,3
Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
Tanda-tanda ekstravasasi meliputi :
Nyeri, rasa kurangenak, rasa terbakarataubengkakpadatempatinjeksi.
Tahan terhadapgerakanpenghisapalatsuntik.
Alirancairaninfustidaklancar.
Jikadidugaadaekstravasasi :
Hentikan injeksi dengan segera
Tinggalkan kanula / jarum pada tempatnya
Keluarkanobat (aspirasikan) melalui kanula / jarum
Naikkan anggota badan
Konsultasikan kedokter spesialis untuk pengobatan efek obat tersebut
Pertimbangkan untuk melakukan bedah plastik
c. Tromboflebitis
Tromboflebitis, kadang-kadang disebut flebitis, adalah radang vena
yang penyebabnya hampir sama dengan penyebab ekstravasasi.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
35/46
35
Barangkali sangat nyeri dan disertai dengan kemerahan pada kulit,
kadang- kadang di sepanjang vena.Tromboflebitis dapat menyebabkan
bekuan darah. (1)
Resiko perlu dikurangi dengan :
Menggunakan vena besar
Menghindari infus yang panjang
Menghindari pH ekstrim atau larutan hiperosmolar
Dianjurkan untuk diberikan dengan aliran darah cepat dan aliran infus
cepat.
Menggunakan cakram nitrat (nitrate patches) di atas tempat injeksi
untuk meningkatkan aliran darah.
Menambahkan heparin dalam larutaninfus (1 unit/ml)
Menggunakan penyaring dalam jalur infus (0,22 mikron)
Staf yang berpengalaman
d. Embolisme
Sumbatan dapat disebabkan oleh endapan obat yang mengendap
yang kontak dengan darah atau oleh gumpalan sel-sel darah akibat reaksi
obat. Emboli udara (air embolus), disebabkan oleh udara yang masuk
vena, dapat fatal jika terinfus lebihdari 20 ml. (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
36/46
36
e. Kelebihan natrium atau cairan
Perhatian khusus, terutama pada anak-anak, orang lanjut usia dan
pasien rawat inap yang memperoleh banyak obat. Kadang-kadang
farmasis perlu menyarankan cara pemakaian obat yang tidak terdapat
dalam pedoman yang dianjurkan pabrik. Pemberian obat melalui rute lain
harus dipertimbangkan. (1)
f. Infeksi
Infeksi seringkali masuk pada tempat kateter menembus kulit, dan itu
sebabnya banyak infeksi yang dikaitkan infus disebabkan bakteri gram
positif koagulase-negatif yang umum terdapat pada kulit. Organisme yang
sering diisolasi dari ujungkan termasuk bakteri gram positif seperti
Staphylococcus aureus atau S.epidermidis.(1)
g. Reaksi Alergi
Obat-obat yang cenderung menimbulkan reaksi alergi adalah produk
darah, antibiotik, aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS), heparin,
penghambat transmisi neoromusculaer (neurimuscular blokers),
hyposensitising agens (allergens) misalnya serbuk (pollen), vaksin,
pewarna radio-opaque, dan sediaan iodin. (1)
Harus diingat bahwa reaksi alergi tidak hanya terjadi sebagai respon
terhadap bahan aktif dalam sediaan terapi juga terhadap bahan-bahan
tambahan dalam produk, misalnya kremafor. (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
37/46
37
Tanda tanda alergi meliputi bersin, sesak nafas, demama, sianosis,
pembengkakan jaringan lunak, dan perubahan tekanan darah. (1)
Efinefrin merupakan pengobatan yang paling efektif dan harus
deiberikan segera dan di bawah pengawasan medis yang cermat. (1)
Reaksi minor (ruam kulit, reaksi urtikaria) dapat ditangani atau dicegah
dengan hidrokortison atau suatu antagonis histamin seperti klorfeniramin.
(1)
h. Syok Kecepatan (Speed Shock)
Beberapa obat, biladiberikanterlalucepat, dapat menyebabkan
berbagai komplikasi antara lain hipotensi, kolaps, bradikardia, dan
kesulitan pernafasan (respiratory difficulties). Hal ini digambarkan sebagai
speed shock. (1)
II.5 Cairan Subkutan
Pemberian cairan dalam jumlah besar dengan infus subkutan (s.k)
sering digunakan pada pasien lanjut usia yang mengalami kesulitan dalam
mempertahankan pemasukan cairan yang cukup melalui mulut dan bila
terjadi masalah akses i.v ada pasien stroke dan perawatan terminal yang
juga menerima cairan s.k. Tehnik ini kadang-kadang disebut sebagai
hipodermoklisis. Ada bukti yang menunjukkan bahwa rute s.k setara
dengan rutei.v dalam mempertahankan hidrasis. Reaksi yang tidak
diinginkan, misalnya edema local sangat rendah (sekitar 1%)dan
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
38/46
38
menghemat biaya karena peralatannya sederhana. Kenyamanan pasien
meningkat dan waktu staf yang terpakai untuk pemberian obat berkurang.
Daftar keuntungan pemberian subkutan dapat dilihat pada tabel 06 berikut
ini. (1)
Tabel 6 Obat-obat yang dapat menimbulkan masalah bila diberikan terlalucepat
Obat Masalah yang timbul biladiberikan terlalu cepat
Masalah yang dapatdihindari dengan
Klrorpromazin Hipotensi Jangandiberikanmelaluir
utei.vProklorperazin Hipotensi Jangandiberikanmelaluir
utei.vFurosemid Ketulian Kecepatanmaksimal 4
mg/menitAsamfusidat Meningkatkanresikohemolisis
, hepatotoksisitasBerikansecaraferifer,minimum selama 6 jam
Vakomisin Redman syndrome Berikan 500 mg selama60 menitatau 1 gramdalam 100 menit
Sulfonamid,asiklofir Kristaluria Diberikandwngancairanyangbanyaksecaraperlahan-lahan
RanitidinSimetidin
Bradikardia,penyumbatanjantung
Berikandalamwaktulebihdari 2 menitdalam 20 mlnatriumklorida 0,9%
Teofilin Aritmia, mual Berikanperlahan-lahan,lakukanpemantauanelektrokardiagram (EKG)jikaresikotinggi
Kaliumklorida Aritmia,penghentiankerjajantung
Maksimal 20 mmol//jam,pantaudengan EKG
Disopiramida Aritmia,penghentiankerjajantung,berkeringat
Pantaudengan EKG
LidokainFitomenadion
Aritmia, cadiacerrest,konvulsi,bahantambahankremafordapatmenyebabkanreaksialergi,hipotensi
Pantaudengan EKGBerikandengansangatperlahan
Siklosporin Bahantambahankromofordapatmenyebabkananafilaksis
Infusdalamwaktu 2-6jam
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
39/46
39
Pantaupasiensecaraterusmenerusdalam 30
menitpertama,kemudiandenganselangwaktu yang tertentu(interval regulal)untuksisalarutan yangdiinfus.
Diazepam Penghentianpernapasan,hipotensi
Beriakansecaraperlahan-lahan, kendalikandosis,pantaulajupernapasan
Fenitoin jika>50mg/menitaritmia,penghentianpernapasan.
Penghentiankerjajantung
Kecepatanmaksimal50mg/menitdenganpem
antauan EKGMetilprednisolone
Jika>50mg/menitkolapskardiovakuler
Kecepatanmaksimal 50mg/menit
Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
Keuntungan Pemberian Cairan Melalui Subkutan Dibandingkan Dengan
Pemberian Melalui Infus Intravena
Tidak menyebabkan tromboflebitis
Tidak menyebabkan septicemia atau infeksi sistemik
Dapat disiapkan dan diberikan oleh perawat di mana pun.
Patien dapat bergerak dengan bebas dan merasa lebih nyaman
Lebih mudah untuk memelihara, mengulang dan membutuhkan lebih
sedikit supervise perawat
Jarang menyebabkan kelebihancairanatau edema paru-paru
Biaya lebih murah
Penyuntikan kurang menyebabkan stress pada pasien
Tidak menyumbat, jadi tidak memerlukan penempatan ulang oleh
dokter jaga pada tengah malam
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa cairan yang
diberikan dengan metode ini harus mengandung ion natrium dan klorida
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
40/46
40
agar cairan dapat terdistribusi keseluruh jaringan.Dikatakan bahwa
cairani.v. yang hanya mengandung glukosa 5% tidak diabsorbsi dengan
mudah dan oleh karena itu infus dekstrosa yang hanya mengandung
dekstrosa 5%, seharusnya tidak diserapkan untuk diberikan melalui
rutesubkutan. Penetlitian terdahulu menyebutkan adanya peningkatan
efek samping dari larutan bebas elektrolit tetapi pernyataan tersebut tidak
didukung oleh penelitian-penelitian terbaru dimana dekstrosa telah
digunakan secara aman dan efektifpadabebera paratus pasien. Cairan
yang dapat diterima secara subkutan yaitu:
Natriumklorida 0,9%
Dekstrosa 5% (dengan pemantauan ekstra)
Dekstrosa 4% with 0,18% natriumklorida
Larutan hipotonik atau hipertonik harus dihndari, karena dapat
menyebabkan hipotensi, syok dan kegagalan sirkulasi. Infus dilakukan
pada daerah jaringan subkutan yang bebas pada tempat dimana jarum
tidak berdesak-desakan. Biasanya pada paha, daerah perut, atau dada.
Alat suntik dikoneksikan dengan jarum kupu-kupu yang disisipkan
kedalam jaringan subkutan dan penghisap alat suntik ditarik sedikit
setelah penyuntikan yang pertama kali, untuk menjamin vena tidak
dimasuki kanula. Sebaiknya dilakukan penggantiantempat infus setiap
pemberian 1 liter larutan ,dan harus dilakukan penggantian tempat setiap
24 jam. (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
41/46
41
II.6 Masalah Farmasetik Sediaan Intravena
Ketidakcampuran secara fisik dan interaksi digambarkan dalam
artikel Professor Allwood dan dalam buku Trissels Handbook on
Injectable Drugs. Obat dapat bereaksi secara kimiawi dengan komponen
lain dalam larutan infus atau mengendap pada campuran akhirnya. Obat-
obat tersebut dapat menempel pada wadah plastik atau gelas; atau dapat
diabsorbsi oleh wadahnya. Emulsi lemak dapat menjadi tidak stabil. (1)
Masalah timbul bila diinginkan untuk mencampur obat dalam satu
alat suntik, kantong, botol, atau jalur infus yang sama karena terbatasnya
akses vena. Petunjuk praktis berikut ini dapat membantu memutuskan
apakah suatu campuran dapat digunakan atau tidak :
1. Mengecek pedoman dari pabrik, Trissels Handbook on Injectable
Drugs dan sumber-sumber lain. Dicek juga informasi untuk obat-obat
serupa, sebagai contoh mungkin tidak ada tentang dobutamin, tertapi
dopamin terdapat dalam daftar.
2. Coba untuk menggunakan rute lain untuk sebanyak mungkin obat.
3. Coba pisahkan obat dengan mengatur waktu pemberian obat.
4. Ganti obat dengan obat-obat yang dapat bercampur atau yang dapat
diberikan dengan rute yang lain.
5. Jangan tambahkan obat ke dalam larutan obat yang berkonsentrasi
tinggi atau pada produk darah.
6. Jangan ada banyak produk obat dalam satu larutan.
7. Jangan mencampur obat yang perbedaaan pHnya besar.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
42/46
42
8. Jangan mencampur obat jika salah satu obat tidak stabil, atau
mempunyai waktu paruh yang pendek, atau obat tersebut peka akan
reaksi hirolisis atau totolisis.
9. Jika suatu obat mengandung ko-solven hal itu berarti mungkin obat
tersebut kurang larut, oleh karena itu jangan dicampur dengan obat
lain (Tabel 07).
10. Hindari mencampur obat yang dapat berinteraksi dengan wadah
(Tabel 08).
11. Situasi berikut ini beresiko, yang pertama disebut beresiko paling
besar:
Mencampur obat-obat berkonsentrasi tinggi pada satu alat suntik
yang sama untuk jangka waktu yang lama.
Mencampur obat-obat yang berkonsentrasi rendah dalam satu
wadah/botol untuk jagka waktu yang lama.
Menambahkan suatu obat ke dalam jalur infus yang mengandung
obat lain, dekat dengan botolnya.
Menambahkan suatu obat ke dalam jalur infus yang mengandung
obat lain, dekat dengan pasiennya.
Memberikan obat melalui lumen yang berbeda pada karakter yang
sama.
Memberikan obat pada tempat injeksi yang berbeda
Memberikan obat pada waktu yang berbeda
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
43/46
43
Tindakan pencegahan secara umum:
Buang campuran obat bilamana ada perubahan warna atau
terbentuk kabut atau endapan. Bilas semua tempat masknya obat dengan
larutan yang sesuai, biasanya natrium klorida 0,9%, dekstrosa, atau air
injeksi, sebelum memberikan obat berikutnya. Beberapa obat berinteraksi
dengan wadahnya, hal ini mungkin penting, mungkin tidak. (1)
Tabel 7Contoh-contoh injeksi yang mengandung ko-solven
ObatKo-solven
Glikol Etenol Kremofor polisorbat lainnya
Amiodaron * *
Amfoterisin B * * *
Amsakrin *
Ko-trimoksazol * *
Klordiazepoksid *
Siklosporin * *Diazepam * *
Digoksin * *
Etomidat * *
Etoposid * * *
Gliseril trinitrat * *
Hidralazin *
Isosorbiddinitrat * *
Lorazepam * *
Mikonazol *
Multibionta *
Nimodipin * *
Paklitaxel * *
Fenobarbital * *
Fenitoin * *
Fitomenadion *
Catatan: Contoh-contoh yang diberikan di atas dan di bawah berikut ini berdasarkanformulasi sediaan dari pabrik-pabrik di Inggris. Farmasis di Indonesia harus mengecekapakah ko-solven atau bahan tambahan lain yang digunakan juga sama.Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
44/46
44
Tabel 8 Beberapa pendekatan untuk meminimalkan jumlah obat yangterikat pada plastik selama pemberian infus
Obat Jenisplastik
Makna Hindari dengan
Adsorpsi
Insulin Semua +++
Hindari penambahan pada larutaninfus, berikan dalam alat pompa(syringe pump), pada konsentrasi
(termasukgelas) ~1 unit/ml
Sekretin +Hanya diberikan sebagai injeksibolus
Interferon +
Hanya diberikan sebagai injeksi
bolusAbsorpsi
Diazepam PVC ++
Hindari kantung dan perangkatPVC. Gunakan perangkatsambungan polietilen dan alatpompa (kehilangan sedikit padapompa; ganti pompa pada setiap12-24 jam)
Lidokain PVC +Ikatan tergantung pada pH, dantidak terjadi bilapenggunaan klinis secara normal
Klorpromazin PVC +Gunakan glukosa 5% sebagaipelarut (tergantung pH)
Nimodipin PVCGunakan pertangkat sambunganpolietilen dan pompa
Permeasi
NitratPVC,Nylon +
Hindari kantung dan perangkatPVC, gunakan katung polietilenatau alat pompa. Gunakansambungan polietilen atau bahan
yang tidak menganbsorbsi obatdengan pompa
KlormetazolPVC,Nylon + Seperti nitrat
Nitrat= gliseril trinitrat dan isosorbid dinitrat. +, tidak bermakna secara klinis dalampraktek; ++, mungkin bermakna, sedapat mungkin dihindari; +++, sangat bermakna,disarankan untuk dihindari.Sumber : Aslam M, Tan CK, dan Prayitno A, 2003 (1)
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
45/46
45
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Pengobatan parenteral
diberikan secara interdermal (di bawah kulit), subkutan (ke dalam
jaringan lemak), intramuscular (di dalam otot), dan intravena (di dalam
vena).
Komponen utama terapi parenteral adalah air dan elektrolit. Pasien
sebaiknya tidak diberikan terapi parenteral jika terapi per-oral dapat
dilakukan, karena terapi per-oral biasanya aman, murah, dan lebih
mudah digunakan. Jika terapi per-oral tidak memuaskan, perlu
dipertimbangkan untuk diberikan melalui rute lain yang bukan injeksi
sebelum memberikan terapi parenteral.
Metode pemberian injeksi intravena yaitu pemberian injeksi bolus,
injeksi singkat (intermittent infusion), infus kontinu (continuous infusion)
dan infus melalui vena sentral versus vena perifer
Masalah-masalah yang timbul akibat pemberian i.v dan infus antara lain
nyeri, ekstravasasi, embolisme, tromboflebitis, kelebihan natrium atau
cairan, infeksi, reaksi alergi dan syok kecepatan (Speed shock).
Beberapa obat bila diberikan terlalu cepat, menyebabkan komplikasi
yang meliputi hipotensi, kolaps, bradikardi, dan sulit bernafas.
-
7/22/2019 Makalah Terapi Parenteral Farklin.pdf
46/46
top related