makalah tanaman obat fix(1) 1
Post on 16-Apr-2017
535 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAHUNAN
BUDIDAYA TANAMAN OBAT
(KENCUR, JAHE, JERUK NIPIS)
Dosen Pengampu : Renan Subantoro, SP.,M.Sc.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. EKO SUJATMIKO M (154010012)
2. RISKI ANJAR SARI (154010047)
3. M.FAID GHUFRON (154010050)
4. HANIATUR ROHIMAH. (154010052)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman obat sudah banyak sekali digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu. Bahkan
dipercaya mempunyai khasiat yang lebih ampuh daripada obat-obat dokter. Namun, karena
perkembangan jaman dan semakin meningkatnya pengetahuan manusia tentang farmakologi dan
ilmu kedokteran, banyak masyarakat yang beralih ke obat-obatan dokter karena lebih
mempercayai obat-obatan kimia yang telah teruji khasiatnya secara laboratorium, dibandingkan
dengan obat tradisional yang banyak belum bisa dibuktikan secara laboratorium. Seiring
berjalannya waktu, kehidupan berubah. Dengan adanya krisis moneter, masyarakat terdorong
kembali menggunakan obat-obat tradisional yang boleh dikatakan bebas dari komponen impor,
terutama bebas dari bahan-bahan kimia yang kemungkinan dapat berakibat fatal bagi kesehatan
tubuh. Karena dengan perkembangan teknologi pula, semakin banyak tanaman obat tradisional
yang telah bisa dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi
dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping. Banyak bagian tumbuhan
yang bisa digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar atau
umbi. Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita mempelajarinya
dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita terlebih pada budidaya sehingga kita dapat
membudidayakan sendiri tanaman obat tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian tanaman obat?
b. Bagaimana cara budidaya tanaman obat ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian tanaman obat
b. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman obat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat
dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.Pengertian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak mengandung
zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang berfungsi
mengobati (Flora, 2008).
Tanaman obat tidak berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman obat.Tanaman obat
yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar, tanaman buah, tanaman sayur
atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai tanaman yang di manfaatkan untuk
mengobati berbagai macam penyakit.Penemuan-penemuan kedokteran modern yang berkembang
pesat menyebabkan pengobatan tradisional terlihat ketinggalan zaman.Banyak obat-obatan
modern yang terbuat dari tanaman obat, hanya saja peracikannya dilakukan secara klinis
laboratories sehingga terkesan modern.Penemuan kedokteran modern juga mendukung
penggunaan obat - obatan tradisional (Hariana, 2008).
Tanaman obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan
atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya
yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya (Herdiani, 2012).
Tanaman obat pada umumnya memiliki bagian-bagian tertentu yang digunakan sebagai obat,
yaitu :
1. Akar (radix) misalnya pacar air dan cempaka.
2. Rimpang (rhizome) misalnya kunyit, jahe, temulawak
3. Umbi (tuber) misalnya bawang merah, bawang putih, teki
4. Bunga (flos) misalnya jagung, piretri dan cengkih
5. Buah (fruktus) misalnya delima, kapulaga dan mahkota dewa
6. Biji (semen) misalnya saga, pinang, jamblang dan pala
7. Kayu (lignum) misalnya secang, bidara laut dan cendana jenggi
8. Kulit kayu (cortex) misalnya pule,kayu manis dan pulosari
9. Batang (cauli) misalnya kayu putih, turi, brotowali
10. Daun (folia) misalnya saga, landep, miana, ketepeng, pegagan dan sembung
11. Seluruh tanaman (herba) misalnya sambiloto, patikan kebo dan meniran
Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses (reaksinya) yang lambat (namun
bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi (tapi bersifat
destruktif/merusak).Hal ini karena obat tradisional bukan dikeringkan, dan dihancurkan. Jika
ingin mendapatkan senyawa yang dapat digunakan secara aman, tanaman obat harus melalui
proses ekstraksi, kemudian dipisahkan, dimurnikan secara fisik dan kimiawi (di-fraksinasi).
Tentu saja proses tersebut membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang sangat
banyak(Herdiani,2012).
Tanaman obat adalah jenis tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian
tanaman (daun, bunga, buah, batang, akar, umbi,rimpang, biji, dan getah), mengandung senyawa
aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu sebagai
pemelihara, pencegahan dan penyembuh dari suatu penyakit (Gunarto 1999).
Pengobatan dengan bahan alam ini biasanya tidak tertuju pada bagian tubuh tertentu,
tetapi pada keseluruhan tubuh karena bahan-bahan yang berkhasiat dalam suatu tanaman
berbentuk senyawa kompleks (Sutarno dan Atmowidjojo 2000).
Beberapa tanaman obat Indonesia yang telah banyak digunakan sebagai bahan baku
industri obat atau jamu antara lain, (a) dari Simplisia rimpang : temulawak, temugiring,
temuitem, jahe, kunyit, kencur, bangle, lempuyang; (b) dari simplisisa daun : jati belanda, kumis
kucing, tempuyang, kemuning, lidah buaya; (c) dari simplisia kulit batang kayu : pulesari, pule,
kayu rapat; (d) dari simplisia bunga, buah, dan biji: bunga srigading, buah adas, buah kapu laga,
buah cabe jawa, dan biji kedaung. Keuntungan menggunakan tanaman obat dari tumbuhan ini
adalah tidak memiliki efek samping, karena bahan aktifnya masih menyatu dengan zat-zat lain
dan belum diisolasi (Gunarto1999).
Tanaman obat yang sering dimanfaatkan sebagai obat alternatif antara lain temu-temuan
anggota famili Zingeberaceae yang beranggotakan ratusan spesies. Jenisnya, antara lain jahe,
kunyit, dan kencur (Duryatmo 2003). Selain untuk obat, beberapa dari tanaman obat dapat
digunakan untuk menjaga kesehatan tubuh seperti pelangsing, penambah nafsu makan,
penghilang bau keringat, pelancar air susu, perawatan kecantikan, dan perawatan selama dan
setelah kehamilan, serta sebagai sayuran seperti daun katuk (Sutarno dan Atmowidjojo 2000).
Oleh karena itu, kegiatan konservasi plasma nutfah tanaman obat ini sangatlah penting
dilaksanakan untuk memelihara dan menjaga kualitasnya.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya
mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk
memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal
bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat..
Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat atau
kegunaan sebagai obat.
2. Budidaya Tanaman Obat
Sebelum membahas budidaya tanaman obat, pada makalah ini kami membahas 3 jenis
tanaman obat yaitu Kencur (Kaempferia galangal L), Jahe ( Zingiber officinale) dan Jeruk Nipis
Berikut ini merupakan cara budidayanya:
2.1 Tanaman Kencur (Kaempferia galangal L)
Kencur (Kaempferia galangal L) berasal dari India.Daerah penyebaran kencur
meluas ke kawasan Asia Tenggara dan Cina.Kencur termasuk salah satu tanaman temu-
temuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional.Pusat pertanaman kencur
masih terkonsenterasi di pulau Jawa, terutaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu
daerah sentra kencur terbesar saat ini adalah Kabupaten Boyolali ( Jawa Tengah), yang
pada tahun 1992 terdapat areal pertanaman kencur seluas 703 hektar dengan produksi
1.301 ton gelondong basah
a. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama sebagai berikut:
Kingdom : Plantae( Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae( Berbiji tertutup)
Class : Monocotyledonae( Biji berkeping satu)
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaemferia galanga L.
b. Susunan Tubuh
Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus hidupnya semusim atau beberapa
musim. Susunan tubuh tanaman kencur terdiri atas:
Akar dan Rimpang
Rimpang adalah akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi
akar.terletak di atas tanah berbentuk rimpang bulat, bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya coklat kekuningan dan berbau harum.Rimpang kencur terdapat didalam tanah
bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah.Kulit ari berwarna
coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih
muda berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang
yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan.
Batang dan Daun
Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek, terbentuk dari
pelepah-pelepah daun yang saling menutupi.Daun-daun kencur tumbuh tunggal, melebar
dan mendatar hampir rata dengan permukaan tanah. Jumlah daun bervariasi antara 8-10
helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain. Bentuk daun elip melebar sampai
bundar, ukuran panjang daun 7-12cm dan lebarnya 3-6cm, serta berdaging agak lebar.
Bunga dan Buah
Bunga kencur keluar dalam bentuk buliran setengah duduk dari ujung tanaman di
sela-sela daun. Warna bunganya putih, ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga
berjumlah 4-12 kuntum bunga.Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari
empat helai daun mahkota.Tangkai bunga berdaun kecil sepanjang 2 – 3 cm, tidak
bercabang, dapat tumbuh lebih dari satu tangkai, panjang tangkai 5 – 7 cm berbentuk
bulat dan beruas ruas. Putik menonjol keatas berukuran 1 – 1,5 cm, tangkai sari
berbentuk corong pendek.Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal
buah yang letaknya tenggelam, tetapi sulit sekali menghasilkan biji.
c. Zat-zat Kimia yang Dikandung
Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia
yang telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri
2,4%-3,9%, juga cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, etil ester dan
pentadekan.Selain itu rimpang kencur mengandung sineol, paraeumarin, asam anisic,
gom, pati (4,14%) dan mineral (13,73%). Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi
obat-obatan, terutama obat batuk, sakit perut dan obat pengeluaran keringat.Berdasarkan
analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23
jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan
seskuiterpena.
Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah:
Pati (4,14%)
Mineral (13,73%)
Minyak astiri (0,02%)
Berupa sineol
Asam metal kanil
Penta dekaan
Asam cinnamic
Ethyl aster
Asam sinamic
Borneol
Kamphene
Paraeumarin
Asam anisic
Alkaloid, dan
Gom
d. Jenis Kencur
Berdasarkan tipe daunnya, terdapat 2 jenis kencur yaitu :
1. Kencur berdaun lebar, yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan
besar, hampir bundar dan tangkai daun relatif sangat pendek.Jenis kencur inilah yang
saat ini paling banyak ditanam petani. Beberapa ü kultivar (klon) kencur berdaun
lebar adalah Boyolali, Boro, Kalipare, Ketawang, Arjosari, Kopral dan Bogor.
2. Kencur berdaun sempit, yakni dicirikan dengan bentuk daunnya yang memanjang dan
ramping menyempit, dan tangkai daun relatif lebih panjang daripada jenis kencur
berdaun lebar.
Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas
unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri warna kulit rimpang cokelat
terang dan daging rimpang berwarna kuning, berdaun membulat, ujung daun
meruncing dengan warna daun hijau gelap. Selain itu, meskipun ukuran rimpangnya
tidak sebesar varietas Galesia-1, calon varietas unggul Galesia-2 dan Galesia-3
dengan ciri utama warna kulit rimpang coklat gelap dan daging rimpang berwarna
putih bergaris ungu,bentuk daun bulat dan ujung daun runcing berwarna hijau terang,
potensi produksinya 14-16 ton per ha dengan kandungan minyak atsiri 4 – 7,6%.
e. Manfaat Penanaman Kencur
Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur adalah untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian untuk menambah penghasilan petani. Dari rimpang kencur
ini dapat diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri, penyedap makanan
minuman dan obat-obatan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit rimpang atau
daun kencur sehingga memberikan rasa sedap dan khas yaitu dalam pembuatan gado-
gado, pecal dan urap.
Tanaman kencur mempunyai kegunaan tradisional dan social cukup luas dalam
masyarakat Indonesia. Produk utama kencur adalah rimpangnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat nabati (simplisia) tradisional, untuk bahan baku industri minuman
penyegar serta bumbu dapur. Daerah Priangan ( Jawa Barat) daun kencur sudah umum
dijadikan lalap mentah.
Sebagai tanaman obat, kencur memberi manfaat cukup banyak terutama
rimpangnya. Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan,
perut kembung, rasa mual, masuk angin, pegal-pegal, pengompresan bengkak, tetanus,
penambah nafsu makan dan juga sebagai minuman segar.
Beras kencur (ramuan dari campuran tepung beras dan kencur) merupakan obat
tradisional yang telah dikenal umum untuk obat gosok pada bengkak dan encok. Secara
tradisional, di daerah Padang memanfaatkan ramuan kencur untuk merangsang
pertumbuhan bulu alis dan mata, yakni dengan cara dioleskan sebagai bedak. Di
Kalimantan, rimpang kencur digunakan untuk membuat ragi dan zat warna. Bahkan
akhir-akhir ini, rimpang kencur mulai dibutuhkan oleh industri kembang gula dan industri
kosmetika dalam negeri.
Pengembangan manfaat ganda tanaman kencur sebagai bahan baku obat-obatan,
kosmetika, makanan dan minuman perlu mendapat perhatian yang serius karena diduga
permintaan akan kencur semakin meningkat.
f. Teknik Budidaya Kencur
Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan didapat .Meskipun bahan
tanaman (benih) yang digunakan merupakan varietasunggul yang berpotensi produksi
tinggi, apabila tidak didukung denganteknik budidaya yang optimal tidak akan didapat
hasil yang optimal.
f.1 Pembenihan.
Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara
menyemai rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan disiram setiap hari.
Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah atau rak-rak terbuat dari bambu atau
kayu sebagai alas. Penanaman dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang
bertunas yang siap ditanam di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi
tunas < 1 cm), sehingga dapat beradaptasi langsung dan tidak mudah rusak. Apabila
hujan terlambat turun, lebih baik rimpang ditanam langsung di lapangan, tanpa
ditunaskan terlebih dahulu. Karena berbeda dengan jahe, rimpang kencur bisa ditanam
pada saat hujan belum turun asal rimpangnya belum bertunas.Rimpang akan beradaptasi
dengan lingkungan, pada saat hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.
f.2 Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah
sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman
yang sukar lapuk. Untuk tanahdengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-
hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul ataudigarpu terlalu
dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan tanah bawah, hal ini dapat
mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Saluran drainase harus diperhatikan,
terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik).
Genangan diantara tanaman akan memacu berkembangnya benihpenyakit terutama
penyakit busuk rimpang.
f.4 Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan dengan kondisi
lahan. Benih ditanam sedalam 5 – 7 cm dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik,
karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman
monokultur bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15 cm.Untuk penanaman
dalam sistem pola tanam menggunakan jarak tanam20 cm x 20 cm atau dilihat
berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.
f.5 Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang, diberikan pada
saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan dosis 20 – 30 ton/ha, tergantung
kondisi lahan. Pada lahan yang miskin hara dan teksturnya padat diberikan pukan 30
ton/ha, sedangkan lahan yang cukup subur cukup 20 ton/ha. Pukan yang kurang matang,
harus disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan pupuk
buatan diberikan secara tugal atau dilarik dengan jarak 5 cm dari tanaman.
f.6 Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu
dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur
dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3 – 6 bulan dengan cara ditumpang
sarikan atau disisipkan. Umumnya pola tanam kencur dikombinasikan dengan tanaman
palawija (jagung, kacang tanah, ketela pohon, jenis kacang-kacangan lain) dan tanaman
hortikultura (ketimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling menguntungkan dari segi
usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.
f.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuhdengan baik.
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan banyak tumbuh gulma disekitar tanaman
kencur. Untuk menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus dilakukan
penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat curah hujan tinggi,
pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga penyiangan perlu dilakukan lebih intensif.
Penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu perakaran kencur.
b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas muncul di
permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau memindahkan tanaman
yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.
c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk. Apabila
curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif, karena cucuran air
hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman akan terendam. Selain itu,
pembumbunan juga dilakukan agar rimpang selalu tertutup tanah. Apabila rimpang
muncul di permukaan tanah, akan mengurangi kualitas rimpang tersebut (berwarna hijau)
dan tidak bertambah besar.
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Didalam rimpang kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan berkembang
biaknya telur dan larva serangga hama seperti lalat rimpang (Mimegrallacoeruleifrons)
dan belatung (Eumerus figurans) yang memakan daging rimpang bagian dalam.
Pengendalian penyakit busuk rimpang bisadilakukan dengan cara mencabut dan
membuang tanaman yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian bisa
dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali sampai gejala
penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan pada pertanaman kencur adalah bercak
daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan gejala pada ujung daun
terdapa tbercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun.Pengendalian penyakit bercak
daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida apabila serangan penyakit terjadi pada
saat tanaman berumur1 – 2 bulan.
e.8.Panen.
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan.Tetapi, berbeda
dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim berikutnya, bahkan
sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada efek yang buruk terhadap mutu
rimpang, bahkan produksinya akan bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil.
Selain itu, kencur dari pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih. Rimpang
untuk benih dipanen pada umur 10 – 12 bulan. Cara panen kencur dilakukan dengan
membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian dibuang akar
dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan.
g. Khasiat Tanaman Kencur
Khasiat tanaman kencur yang bisa dijadikan sebagai obat tradisional sebagai berikut:1
1. Radang Lambung
Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari.
Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;
Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air
putih, dan diulangi sampai sembuh.
2. Radang Anak Telinga
Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala.
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat.
Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar telinga.
3. Influenza pada bayi
Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/
Cubeb).
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa
sendok air hangat.
Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.
4. Masuk Angin
Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
Cara membuat: kencur dikuliti bersih.
Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum 1
gelas air putih. Dapat dilakukan 2 kali sehari.
5. Sakit Kepala
Bahan: 2-3 lembar daun kencur.
Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.
6. Batuk
Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
Cara membuat : kencur dikuliti,diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas
dan disaring.
Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara
rutin.
7. Diare
Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
Cara membuat : kencur diparut,ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.
Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak.
8. Menghilangkan Darah Kotor
Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering,
adas pulawaras secukupnya.
· Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai
mendidih kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur.
9. Memperlancar haid
Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh
tua, adas pulawaras secukupnya.
Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus
bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir.
10. Mata Pegal
Bahan : 1 potong rimpang
Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian.
Cara menggunakan :permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.
11. Keseleo
Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.
Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya.
Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.
12. Menghilangkan Lelah.
Bahan :1 rimpang besar kencur,2 sendok beras digoreng tanpa minyak dan 1 biji cabai
merah.
Cara membuat : semua bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria
dapat ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.
13. Menghilangkan Lelah.
Bahan : 1 rimpang besar kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/aren.
Cara membuat : semua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring.
Cara menggunakan : diminum dan diulangi secara teratur 3 hari sekali.
Diversifikasi Pengolahan Produk Kencur
Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga
jual hasil produksi, serta tingginya fluktuasi harga.Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi
akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat
terbatas.Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan.Oleh karena itu,
untuk meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain
sangat dianjurkan misalkan : simplisia kering,serbuk,minyak atsiri hasil penyulingan
rimpang,ekstrak cair dan kering,instan kencur,minuman.
Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat.Jika penanganan atau pun
pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang berkhasiat atau
kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.Teknik pengolahan Tanaman
obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran, pengirisan, dan pengolahan lebih lanjut
menjadi berbagai produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia,
serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant,
permen) dll. Karakteristik Inovasi teknologi penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan
selesai dipanen, terutama untuk komoditas temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan
kencur.
Rimpang yang baik dengan yang busuk harus segera dipisahkan dan dibersihkan.
Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun herba (Sambiloto,
pegagan), setelah dipanen langsung disortir, daun yang busuk, kering maupun gulma lainnya
harus segera dipisahkan.
Pencucian Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan biarkan tanah
berlama-lama menempel karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian harus
menggunakan air bersih. Cara pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil
disikat menggunakan sikat yang halus. Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat
tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air sehingga mutu bahan
menurun.Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang berasal dari rimpang pada umumnya
terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan sikat.Tetapi untuk bahan yang berupa
daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih dan jangan sampai direndam
berlama-lama.Setelah penirisan dan pengeringan Selesai, daun ditiriskan dirak-rak pengering
Simplisia
Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm.Irisan rimpang dijemur
dengan menggunakan alas anyaman bambu/tampah, lantai jemur atau tikar, sampai kadar
airmencapai 9-12%. Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan
kain hitam.Simplisia dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap
dipasarkan atau digunakan dalam industri jamu/obat, makanan/minuman, dll.
Bubuk Kencur
Kencur kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60
mesh.Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu,
bahan baku industri minuman.
Instan Kencur
Rimpang yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong dan dikupas, kemudian
diblender.Pisahkan ampasnya, kedalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan
(untuk penambah rasa), kemudian diuapkan/dipanaskan sampai kental Kemudian tambahkan
gula pasir (1 bagian kencur : 2 bagian gula pasir), dan diaduk sampai kering.
2.2 Tanaman Jahe (Zingiber officinale)
Tanaman Jahe memiliki rimpang sebagai rempah-rempah dan bahan obat.
Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan
pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
a. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
b. Deskrips
Tanaman jahe yang tumbuh tegak berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m,
rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23
mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun
memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.
Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau
bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5
cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis
berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya
berdekatan, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk
bundar telur terbalik, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 –
1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit,
berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5
mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang
12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2
c. Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak
Rimpangnya lebihbesar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari
kedua varietas lainnya. Jenis jaheini bias dikonsumsi baik saat berumur muda
maupun berumur tua, baik sebagai jahe segarmaupun jahe olahan.
2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya
kecil, agakrata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen
setelah berumur tua.Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe
gajah, sehingga rasanya lebih pedas,disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok
untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrakoleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe
putihkecil samaseperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga
memiliki kandungan minyakatsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok
untuk ramuan obat-obatan.
d. Manfaat Tanaman
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa
padamakanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe
juga dapatdigunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional,
diolah menjadi asinanjahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini
para petani cabemenggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe
dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe.
Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti:minyak astiri dan koresin
yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagaibahan pencampur
dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif
(peluruh kentut),anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah,
peluruh keringat, anti inflamasi,anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik,
serta merangsang pengeluaran getahlambung dan getah empedu.
e. Sentra Penanaman
Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat
ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani,
India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika
mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe
terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.
f. Syarat Pertumbuhan
Iklim
1. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000
mm/tahun.
2. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar
matahari.
3. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga
mendapat sinar matahari sepanjang hari.
4. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Media Tanam
1. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
banyakmengandung humus.
2. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
3. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi
keasamantanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Ketinggian Tempat
1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 – 2.000 m
dpl.
2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 600 m dpl.
g. Budidaya Tanaman Jahe
g.1 Pembibitan
Cara Pembibitan yaitu :
1.bibit dipilih yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologis dan mutu
fisik.
2.pilih bibit jahe baru dan bibit baru yang memenuhi syarat tersebut, dari tanaman
yang sehat, kulit rimpang tidak terluka.
3. potong jahe yang telah dipilih menjadi bagian kecil memiliki sekitar 3-5 mata
tunas.
4.Pengolahan media tanam
g.2 persiapan lahan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-
syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe.
1. Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah dengan dibajak sedalam kurang lebih 30 cm dengan tujuan
untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan dari
tanaman penganggu.
2. Pembentukan bendengan
Bedengan yang di buat dengan ukuran 3 meter x 2 meter dan di ratakan
dengan cangkul. Tanah juga di gemburkan supaya halus agar mempermudah untuk
menanam.
g.3 Teknik penanaman
Teknik penanaman yang baik yaitu :
1. Pembuatan Jarak Tanam
Pengukuran dengan menggunakan rafia, di buat dengan jarak tanam 40 cm
x 20 cm.
2. Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah
yang buruk maka di buat bedengan , dan masing-masing kelompok mendapatkan
2 bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil sedalam 3 cm – 7,5 cm untuk
menanam bibit.
3. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara
rebah ke dalam lubang tanam yang telah di siapkan dan di beri furadan pada saat
penanaman.
g.4 Pemiliharaan tanaman
1) Penyulaman
Sekitar 2 – 3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat
rimpang yang mati.
2) Penyiangan
Penyiangan di lakukan pada saat praktikum dengan pengamatan langsung,
jangan sampai tanaman penganggu yang menonjol pada bedengan tersebut
sehinnga tidak mengalahkan pertumbuhan jahe tersebut.
3) Pembumbunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredarann udara dan air dapat
berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan
pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang- kadang muncul keatas
permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah di cangkul tipis
disekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
4) Pemupukan
Pupuk kandang yang dipergunakan betul-betul sudah mati atau kering.
Artinya pupuk tersebut sudah diolah dan disimpan lebih dari 3 bulan.
5) Pengairan dan penyiraman
Tanaman jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk
pertumbuhannya.
6) Panen dan Pasca Panen
Panen jahe dapat dilakukan setelah jahe berumur 9 bulan sampai 10
bulan. Tanda-tandanya daun dan batang sudah mulai kering. Panen jahe
dapat dilakukan secara total atau bersamaan dengan cara mencongkel atau
membongkar seluruh bagian tanaman dengan cangkul atau skop garpu.
Sedangkan panenan juga dapat dilakukan dengan cara memotong rimpang
yang terdapat di bagian pinggir, dengan demikian sisa rimpangnya dapat
tumbuh lagi dengan baik dan menjadi tanaman baru.
2.3 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolla)
a. Pengertian Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Tanaman Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle dikenal di pulau Sumatra
dengan nama Kelangsa (Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis
(Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau Kalimantan dikenal dengan nama lemau
nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo kapasa (Bugis) dan lemo
kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni,
aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu
(Halmahera) sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo
(Bali), dangaceta (Bima), mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan
delomakii (Rote). Sinonim : Limonia aurantifolia Christm., Limon
spinosum Mill., Citrus limonia Osbeck, Citrus lima Luman, Citrus
spinosissima G.F.W. Meyer, Citrus acida Roxb., Citrus aurantium.
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk
jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar
0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan
kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips
dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya
mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Bunganya berukuran majemuk/tunggal
yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm.
kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7
cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun
mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25
cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2
tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong
dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan.
b. Klasifikasi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Citrus aurantifolia dikenal dengan nama jeruk nipis. Klasifikasi tanaman
ini adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
- Klas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Species : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.
c. Kandungan Dan Khasiat Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat,
misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen,
felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid,
nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang
vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan
flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin,
eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan
menghambat sintesis prostaglandin. Hesperidin juga menghambat azoxymethane
(AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon kelinci, dan juga menghambat
N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi karsinogenesis pada
kandung kemih tikus.
Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak essensial yang mengandung citral,
limonen, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid lainnya. Guo, et al. (2006)
telah meneliti bahwa D-Limonene dapat menghambat proliferasi dan menginduksi
apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562. Buah jeruk nipis berkhasiat sebagai obat
batuk, obat penurun panas, dan obat pegal linu. Selain itu, buah jeruk nipis juga
bermanfaat sebagai obat disentri, sembelit, ambeien, haid tidak teratur, difteri,
jerawat, kepala pusing/vertigo, suara serak batuk, menambah nafsu makan, mencegah
rambut rontok, ketombe, flu/demam, menghentikan kebiasaan merokok, amandel,
penyakit anyang-anyangan, mimisan, radang hidung (getahnya), dan lain
sebagainya. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) telah dikenal sejak lama sebagai tanaman
yang kaya manfaat. Buahnya berasa pahit, asam dan sedikit dingin, tetapi manfaatnya
sangatlah beragam.
Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, anggota SP3T (Sentra Pengembangan dan
Penerapan Pengobatan Tradisional) DKI Jakarta, air buah jeruk nipis dapat digunakan
sebagai penyedap masakan, minuman, penyegar, bahan pembuat asam sitrat, serta
membersihkan karat pada logam dan kulit yang kotor. Bisa juga sebagai campuran
jamu. Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat untuk menghilangkan sumbatan
vital energi, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan
keringat, serta membantu proses pencernaan. Jeruk nipis mengandung minyak
terbang limonene dan linalool, juga flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin
dan naringin. Kandungan buahnya yang masak adalah synephrine dan N-
methyltyramine, selain asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, dan C.
Asam sitratnya mampu mencegah kekambuhan pada pasien pasca operasi batu ginjal.
d. Manfaat Dari Jenuk Nipis (Citrus Aurantifolia).
Buah
Buah Jeruk Nipis memiliki rasa yang pahit, asam, sedikit dingin, dan
berkhasiat untuk:
a) Manfaat Air Jeruk nipis antara lain :
- Penyedap makanan
- Penyedap minuman
- Penyegar
- Bahan pembuat asam sitrat
- Membersihkan karat pada logamdan kulit yang kotor
- Campuran jamu
- Menghilangkan sumbatan energi
- Obat batuk
- Menghilangkan kelelahan
- Peluruhan dahak (mukolitik)
- Peluruh kencing (diuretic)
- Peluruh keringat/menghilangkan bau badan
- Suara serak
b) Manfaat dari Buah Jeruk Nipis antara lain :
- Mengurangi panas perut
- Mengurangi penyakit empedu
- Menambah nafsu makan
- Membantu proses pencernaan
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Influenza
- Mencegah rambut rontok
- Menghindari keriput pada wajah
- Melangsingkan badan
- Menghilangkan Ketombe
- Menambah stamina
- Mencegah haid yang tidak teratur
- Menyembuhkan amandel
- Menyembuhkan sesak nafas
- Menyembuhkan sembelit
- Menyembuhkan perut mulas pada waktu datang haid
- Disentri
- Difteri
- Menghilangkan jerawat
- Menyembuhkan perut mual
- Menyembuhkan mimisan.
c) Mamfaat dari Kulit Jeruk Nipis antara lain :
- Mencengah ngengat/tungau
- Menetrilisir udara kotor (aromanya)
- Mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap.
- Membantu proses pencernaan
d) Mamfaat dari Biji Jeruk Nipis antara lain :
- Bermanfaat terhadap bisa (racun) yang mematikan
- Bermanfaat terhadap sengatan kalajengking
Bunga
Bunga dari Jeruk nipis memiliki aroma yang harum dan biasanya
digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi.
Daun
Daun dari Jeruk Nipis ini dapat digunakan untuk pengotan kepala
pusing/vertigo, gigi berlubang, sakit pinggang, menurunkan tekanan darah
tinggi, deman/panas pada saat malaria.
Akar
Akar jeruk nipis biasa digunakan untuk pengobatan ambeien,
wasir.
e. Kandungan Kimia Yang Terdapat Dalam Tanaman Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia)
Jeruk Nipis mempunyai unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat.
Misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren dan sitral. Di samping
itu jeruk nipis mengandung asam sitrat. 100 gram buah jeruk nipis mengandung
vitamin C sebesar 27 miligram, kalsium 40 miligram, fosfor 22 miligram, hidrat
arang 12.4 gram, vitamin B1 0.04 miligram, zat besi 0.6 miligram, lemak 0.1
gram, kalori 37 gram, protein 0.8 gram dan mengandung banyak air 86 gram.
Buah jeruk nipis memiliki rasa pahit, asam, dan bersifat sedikit dingin. Beberapa
bahan kimia yang terkandung dalam jeruk nipis di antaranya adalah asam sitrat
sebnyak 7-7,6%, damar lemak, mineral, vitamin B1, sitral limonene, fellandren,
lemon kamfer, geranil asetat, cadinen, linalin asetat. Selain itu, jeruk nipis juga
mengandung vitamin C sebanyak 27mg/100 g jeruk, Ca sebanyak 40mg/100 g
jeruk, dan P sebanyak 22 mg. Jeruk Nipis mengandung minyak terbang limonene
dan linalool. Selain itu, juga mengandung flavonoid, seperti poncirin, hesperidine,
rhoifolin dan naringin. Buah masak mengandung synephrine dan N-
methyltyramine. Disamping itu juga mengandung asam sitrat, asam amino
(triptofan, lisin), minyak asttiri (sitral, limonen, felandren, terfineol, kamfen),
kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, C .
Tanaman genus Citrus merupakan salah satu tanaman penghasil minyak
atsiri yang merupakan suatu substansi alami yang telah dikesnal memiliki efek
sebagai antibakteri. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman yang berasal dari
genus Citrussebagian besar mengandung terpen, siskuiterpen alifatik, turunan
hidrokarbon teroksigenasi, dan hidrokarbon aromatik. Komposisi senyawa
minyak atsiri dalam jeruk nipis (Citrus aurantifolia) adalah limonen (33,33%), β-
pinen (15,85%), sitral (10,54%), neral (7,94%), γ-terpinen (6,80%), α-farnesen
(4,14%), α-bergamoten (3,38%), β-bisabolen (3,05%), α-terpineol (2,98%), linalol
(2,45%), sabinen (1,81%), β-elemen (1,74%), nerol (1,52%), α-pinen (1,25%),
geranil asetat (1,23%), 4-terpineol (1,17%), neril asetat (0,56%) dan trans-β-
osimen (0,26%).
f. Budidaya Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
f.1 Pembibitan
` Dalam pembibitan ataupun pembudidayaan jeruk nipis memiliki 3 cara yakni dengan vegatatif (buatan), generatif (proses penyerbukan) dan vegetatif generatif.
1. Pembibitan dengan cara vegetatif yaitu dengan mencangkok cabang atau ranting yang memiliki umurnya tidak terlalu tua ataupun muda (bisa dilihat secara langsung atau umur pohonya sekitar 1 tahun). Kemudian kuliti bagian cabang ataupun ranting sekitar 5 – 10 cm dan bersihkan kandungan kerat kambiumnya. Setelah itu diamkan atau anginkan selama 1 hari penuh ( 1 x 24 jam). Tutup bagian yang dikuliti dengan tanah humus sambil dibungkus dengan sabut kelapa. Ikatlah bungkusan tersebut seperti mebungkus permen (kedua ujungnya diikat kuat). Untuk menjaga agar kelembaban udara maka siramlah setiap hari. Setelah itu tunggu hingga akar mulai tampak pada cangkokan. Jika akar pada cangkokan sudah terlihat banyak maka potong cabang atau ranting tersebut dan tanam di pot atau di lahan tanam. Dengan komposisi tanah humus dan ideal. Serta jangan lupa diberi penyangga semisal pohon kecil atau bamboo agar tidak mudah roboh saat ditiup angina kencang. Dan yang terakhir pastikan pembibitan dengan cara ini dilakukan di area terbuka yang memiliki cukup pencahayaan matahari agar proses fotosintesis berjalan dengan baik sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman. Menanam jeruk nipis dengan model seperti ini keuntungannya adalah tumbuhan akan lebih cepat berbuah, namun memiliki batang yang rapuh dan lebih mudah terserang hama dan penyakit.
Banyak para petani menggunakan sistem ini dikarenakan cukup efisien, selain daripada itu mencangkok sangat bagus jika diterapkan di kebun atau halaman rumah dan dapat dirasakan manfaatnya untuk keluarga lain.
2. Pembibitan dengan cara generatif atau dikenal pembibitan dengan menggunakan biji tergolong lebih kokoh dan ukurannya lebih besar.
Cara pembibitannya yaitu menggunakan biji dari buah jeruk nipis yang sudah tua kemudian dikeringkan selama 2-3 hari untuk menghilangkan lendir yang menempel pada biji tersebut.
Teknik dengan cara ini termasuk lama karena untuk dapat menikmati buahnya harus menunggu selama 5-6 tahun. Cara ini umumnya digunakan petani hanya untuk media pencangkokan. Artinya tanpa cara ini maka pembibitan vegetatif tidak akan berhasil.
3. Pembibitan dengan cara vegetatif dan generative yaitu pembibitan dengan menanfaatkan sistem okulasi. Caranya adalah ambillah mata tunas dari pohon jeruk nipis yang memiliki buah yang besar kemudian diletakkan pada pohon jeruk nipis lainnya.
Cara meletakkannya yaitu dengan mengiris batang dari media okulasi (tempat nempel mata tunas) sedalam 1,5 cm. Bentuk menjadi segi empat dan bersihkan. Kemudian tempelkan kuat mata tunas tadi ke tempat irisan tersebut.Dengan menggunakan tali plastic. Pastikan tidak ada kotoran yang melekat pada kambium karena dapat mengganggu proses pertumbuhan mata tunas. Tunggulah selama lebih kurang 2 pekan, jika berhasil mata tunas yang berwarna hijau akan melekat dengan sempurna pada batang induk.
f.2 PenanamanProses penanaman jeruk nipis jika ingin dijadikan lahan bisnis maka bisa
menggunakan pembibitan dengan cara vegertatif atau generatif. Tergantung selera
anda.Tapi disarankan gunakan saja cara generatif dengan mengambil bibit unggul
dari cara vegetatif. Setelah itu pilihlah lokasi tanam yang bersih dari rumput dan
tanaman pengganggu lainnya. Kemudian langkah selanjutnya adalah
menyediakan lubang dengan ukuran 50 x 50 x 40 cm dan biarkan saja selama 2 –
3 minggu. Bibit yang sudah disediakan masukkan ke dalam media tanam dengan
jarak antara bibi satu dengan lainnya yaitu 6m x 6m. Hingga langkah terakhir
adalah masukkan pupuk kandang, tetapi ingat tanah bagian atas dan bawah
dipisahkan kemudian masukkan kembali tanah bawah baru kemudian tanah
bagian atas. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna ada hal yang mesti
diperhatikan dalam proses penanaman ini. Tanamlah bibit ini di awal musim
hujan. Dengan memperhatikan pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
Pengurangan akar dan memperlihatkan posisi akar agar tidak ada yang terlipat.
Setelah itu berikan mulsa jerami, daun kelapa atau daun pisang di sekitar akar dan
ingat jangan sampai mengenai batang agar menghindari pembusukan batang. Cara
ini berguna sebagai penambahan nitrogen bagi tanaman jeruk.
f.3 Cara Menanam Jeruk Nipis: PerawatanMeskipun dalam proses pembibitan dan penanaman jeruk nipis tergolong
sederhana. Maka Perawatan yang sempurna tentu akan menghasilkan buah yang baik pula.Ada 4 rentang perawatan untuk menghasilkan tanaman jeruk nipis yang berkualitas. Diantaranya adalah mencakup proses pengairan (drainase), pemberian pupuk, perawatan dan pemotongan ranting dan batang. Keempat proses ini harus dilakukan secara teratur .
Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali untuk tanaman yang baru tumbuh. Jika tanaman sudah tampak lebat dan besar cukup dilakukan penyiraman 3 kali sehari kecuali pada musim hujan cukup seminggu sekali aja.
Dalam penyiraman ini yang perlu digaris bawahi adalah penyiraman dilakukan di bawah pohon atau area tanah sekitar pohon bukan pada bagian batangnya.
Kemudian berikan bubuk pertama ketika tanaman sudah berusia lebih dari 5 bulan. Dan untuk pemupukan periode berikutnya cukup dilakukan 3 atau 4 bulan sekali. Bisa gunakan pupuk organik (lebih bagus) atau pupuk anorganik (KCL, urea, TSP dll).
Setelah itu pastikan bahwa batang dan ranting pohon terhindar hama. Jika tampak serangga, pengganggu lainnya (parasit, rumpur liar) pada bagian ranting atau batang maka bersihkan dan bila perlu ranting tersebut dipotong.
Pemotongan ranting ini juga berguna agar tajuk pohon jeruk nipis memiliki bentuk yang simetris sehingga tanaman dapat menyerap sianr matahari dengan sempurna.
Cara melakukan pemangkasan adalah dengan memotong batang tanaman yang tingginya sudah 1 meter lebih dari permukaan tanah. Dalam pemangkasan ini agar mendapatkan hasil yang bagus pilihlah 3-5 tunas yang bakal dijadikan cabang utama dan pangkas tunas yang lain.
Lakukan hal ini kembali jika batang tanaman tersebut sudah setinggi 1 meter lebih. Umumnya pemangkasaan ini dilakukan setiap setahun sekali. Hingga pada akhirnya panjang batang tersebut tinggal sekitar 20 cm dari cabang utama.
f.4 Panen
Tanaman jeruk nipis akan berbuah pertanama kali saat berumur 3 tahun namun buah yang dihasilkannya masih sedikit. Peningkatan produktifitas jeruk nipis akan mencapai sekitar 20 kg jika sudah berumur 4 – 5 tahun.
Dan produktifitas ini akan terus meningkat saat usia tanaman jeruk nipis 7 – 15 tahun dan bisa mencapai 50 kg setiap satu tanaman, Bukankah ini bisnis yang menggiurkan?
Dan saat usianya sudah 16 tahun produktifitas akan menurun hingga hanya mengashilkan 30 kg per pohonnya. Pemanenan jeruk nipis ini yakni dengan memetik buah yang kelihatan sudah tua yaitu ditandai dengan warna hijau kekuning-kuningan, tidak terlalu keras atau keliatan empuk saat dipegang.
Namun dalam prakteknya untuk menjadi buah maka sejak berbunga hingga bunga menjadi buah butuh sekitar 7 – 9 bulan. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pemotongan ini menggunakan pisau yang tajam atau gunting dengan memangkas tangkai batang. Dan ingat jangan menggunakan tangan karena dapat merusak ranting.
Kebutuhan jeruk nipis di pasar cukup menggiurkan. Harga jeruk nipis perkilonya bisa mencapai 15.000 tergantung kondisi pasar saat menjual. Namun harga termurah perkilonya yaitu 3.000 rupiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat
atau kegunaan sebagai obat. Banyak bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai
obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun, dan akar atau umbi. Oleh karena
pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut maka perlu kita mempelajarinya dengan
baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita
2. Tanaman obat memiliki cara budidaya dan syarat tumbuh yang berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik masing-masing tanaman.
3. Tanaman obat memiliki prospek untuk usaha yang memiliki peluang yang sangat
besar, karena selain digunakan untuk obat tanaman ini juga memiliki manfaat lain
4. Tanaman obat seharusnya juga dibudidayakan karena tidak hanya berguna bagi
industri besar, melainkan dapat digunakan untuk kalangan kecil yaitu usaha.
DAFTAR PUSTAKA
www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/...v3/.../Kencur.pdf
perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/.../Kencur.pdf
Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu – TemuandanEmpon –Empon. Kanisius :Yogyakarta.
Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius : Yogyakarta
Anonymous,a.2011. jahe. http://id.wikipedia.org/jahe/ ( diakses pada 29 Januari 201)
Anonymous,b.2011. budidaya jahe. ( diakses pada 29 Januari 2013 )
http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/10/makalah-kultur-jahe.htmlg(diakses 5
february 2013)
http://wirausaha.blog.unsoed.ac.id/files/2012/05/Panduan-Budidaya-Jahe.pdf( diakses
pada 30 Januari 2013 )
http://onyonitukamu.blogspot.com/2014/03/morfologi-tumbuhan-jeruk-nipis.html
http://andidarniyanti.blogspot.com/2012/04/makalah-jeruk-nipis.html
http://maqalah.blogspot.com/2012/02/makalah-jeruk-nipis.html
http://daudbest1.blogspot.com/2011/07/makalah-jeruk-nipis.html
top related