makalah rkg-resorpsi internal gigi
Post on 19-Jul-2015
312 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 1/6
Makalah Radiologi Kedokteran Gigi 3
“Resorpsi Internal Gigi”
Disusun Oleh:
Marta Rayani. S
NIM: 04101004082
Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
Tahun Ajaran 2012/2013
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 2/6
RESORPSI INTERNAL GIGI
Definisi
Resorpsi internal adalah hilangnya jaringan keras gigi yang bermula di bagian dalam
dentin rongga pulpa. Lesinya bisa mahkota atau akar atau kadang-kadang meliputi akar dan
mahkota, bisa berjalan lambat atau bisa juga berjalan cepat sehingga dalam beberapa bulan
telah menimbulkan perforasi. Hal ini menyebabkan pembesaran ukuran dari ruang pulpa
dengan mengurangi struktur gigi dan bersifat progresif. Penyebab resorpsi internal belum
diketahui pasti tetapi trauma yang pernah dialami sering dijumpai pada banyak kasus. Awal
mula terjadinya sering dihubungkan dengan injuri traumatik, oklusi traumatik, inflamasi dan
infeksi pada pulpa setelah perawatan. Resorpsi internal dapat diinisiasi oleh trauma akut pada
gigi, pulp capping direct dan indirect, pulpotomy, dan invaginasi enamel. Etiologi aktivasi
odontoklas tidak diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan peradangan dari jaringan
pulpa. Proses resorpsi adalah akibat aktivitas osteoklas (dentinoklas) yang meningkat yang
menyebabkan terasorpsinya dinding dentin, yang berjalan dari pusat ke perifer. Proses
resorpsi ditandai dengan terbentuknya lakuna yang kadang-kadang diisi oleh jaringan osteoid.
Osteoid ini dianggap sebagai suatu upaya untuk melakukan reparasi. Sel mononukleus dan
sel raksasa juga sering dijumpai. Kebanyakan kasus resorpsi interna merupakan kasus yang
tidak menimbulkan simptom. Responnya terhadap tes pulpa dan periapeks biasanya normal.
Gambaran klinis
Resorpsi internal dapat mempengaruhi gigi baik dalam pertumbuhan gigi primer atau
sekunder. Hal ini paling sering terjadi pada gigi permanen, biasanya pada gigi insisivus
pertama dan molar pertama dan kedua. Bila lesi terjadi pada ruang pulpa mahkota maka dapat
meluas sampai mahkota memiliki bayangan gelap. Jika pulpa membesar dan mempeforasi
dentin serta melibatkan enamel maka muncul sebagai bercak merah muda (pink spot), dan
mungkin melubangi mahkota hingga menyebabkan pulpitis. Jika resorpsi sangat luas dapat
melemahkan gigi dan menyebabkan gigi fraktur. Hal ini juga mungkin bahwa pulpa dapat
meluas ke ligamen periodontal dan menyebabkan infeksi pulpa.
Pink spot pada insisivus sentral kiri atas
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 3/6
Gambaran radiografi
Radiografi dapat mengungkapkan gejala awal lesi resorpsi internal. Gambaran
radiografi dari lesi resorpsi internal terlihat radiolusen, biasanya berbatas halus dan jelas,
distribusinya pada akar gigi simetris, radiolusensinya tidak seragam, saluran akar dapat
ditelusuri melalui lesi dan dinding saluran akar terlihat membesar. Lesi radiografi tampak
radiolusen dan bulat, oval, atau memanjang dalam akar atau mahkota dan berkesinambungan
dengan gambaran ruang pulpa dan saluran akar. Secara radiologis terlihat pelebaran yang
tidak teratur di dalam kompartemen saluran akar dan ini bersifat homogen, tanpa tulang
trabekula atau batu pulpa.
Resorpsi internal akar dapat dilihat di mahkota, A (gigi 46), sebagai pelebaran ruang pulpa
atau di akar, B (gigi 22) dan C, sebagai pelebaran saluran pulpa. Dalam sebuah gigi insisivus
(setelah pengurangan mahkota),
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 4/6
resorpsi internal di mahkota sebuah premolar kedua sebelum erupsi.
Perawatan
1) Pengangkatan jaringan pulpa dan preparasi saluran akar
Pengangkatan jaringan inflamasi pada daerah yang mengalami kerusakan terkadang sulit
dilakukan. Oleh karena itu, untuk membersihkan dan membentuk saluran akar diperlukan
agen kimia atau alat ultrasonic. Agen kimia yang biasa digunakan adalah Sodium
Hypochloride (NaOCl), hal ini harus dilakukan untuk menghilangkan dan melarutkan sisa -
sisa perlekatan pulpa pada daerah yang rusak yang tidak dapat dicapai dengan prosedur -
prosedur pengisisan. NaOCl merupakan agen antimicrobial yang kuat, bahan pelarut jaringan
nekrotik yang baik, dan bahan irigasi endodontik yang paling efektif untuk mengangkat
debris pulpa dari saluran akar. Alat ultrasonic dengan semprotan volume tinggi dapat juga
efektif dalam membersihkan daerah yang mengalami resorpsi.
2) Pengisian saluran akar
Kerusakan resorbsi internal bentuknya tidak rata dan tidak terjangkau, maka pengisian
saluran akar dapat menjadi sulit. Jika kerusakan daerah resorbsi terjadi pada bagian koronal
pada apeks, bagian saluran akar dan daerah resorbsi dapat diisi dengan gutta percha dengan
beberapa tehnik yang ada. Bagaimanapun, daerah resorpsi harus diisi dengan bahan yang
akan mengalir kedaerah kerusakan yang tidak rata. Tehnik pengisian yang diindikasikan
seperti kondensasi vertical dengan gutta percha hangat, gutta percha thermoplastic atau
tekanan injeksi. Jika kerusakan berukuran sedang, tehnik – tehnik ini akan mengisi daerah
dengan sempurna. Jika kerusakannya besar, tekanan kondensasi yang baik dibutuhkan
selama pengisian daerah resorbsi. Jika lokasi resorpsi mencapai struktur sehat gigi, tindakan
ini jelas dan efektif.
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 5/6
Pada kasus perluasan resorpsi internal, dimana terdapat perforasi dinding gigi atau
tanpa perforasi, gaya vertical atau lateral yang berlebihan selama kondensasi harus dihindari
untuk mencegah bahan pengisi keluar ke periodonsium. Pada kasus ini penggunaan Calsium
Hydroxide (Ca[OH]2) didasar saluran akar sebaiknya dipertimbangkan bersama dengan
bahan pengisi gutta percha. Ca[OH]2 mempunyai potensial untuk menstimulasi respon
perbaikan osseus, perforasi pada dinding akar selanjutnya jelas harus diisi.
3) Perforasi resorpsi internal
Jika resorpsi internal telah berkembang menuju periodonsium; penatalaksanaannya
dihadapkan pada masalah tambahan adanya inflamasi periodontal, perdarahan, dan pengisian
saluran akar. Secara klinis, setelah seluruh pulpa diangkat biasanya akan ada perdarahan pada
saluran akar. Bila saluran akar dikeringkan dengan paper point, akan tampak perdarahan
hanya pada daerah perforasi.
Untuk pemeriksaan radiografik dari perforasi diperlukan penempatan pasta Calsium
Hydroxide – Barium Sulphate sangat radiopaque pada saluran akar. Jika terdapat perforasi,
pasta akan bergerak menuju ligament periodontal pada daerah perforasi dan akan tampak
secara radiografik.
Bubuk Calsium Hydroxide dicampur dengan larutan steril, saline. Penempatan pasta
Calsium Hydroxide pada saluran akar dapat menstimulasi perbaikan periodontal dan
menghasilkan regenerasi jaringan osseus yang cukup untuk pengisian tetap saluran akar.
Pasta ditempatkan pada amalgam plugger, diletakkan dan dikondensasikan ke dalam saluran
akar dengan plugger kondensasi vertical, cone gutta percha, paper point besar, lentulo, atau
kondensor Mc Spadden. Komposit, atau restorasi amalgam ditempatkan untuk mencegah
kebocoran, pasien diinstruksikan untuk kembali kira – kira 8 minggu berikutnya untuk
evaluasi dan penggantian pasta Calsium Hydroxide. Kunjungan 3 bulan kemudian
dijadwalkan sampai terdapat bukti radiografik dan klinis terdapat barrier jaringan keras pada
sisi perforasi. Kemudian saluran akar diisi dengan gutta percha dan root canal sealer dan
tempatkan restorasi permanen.
5/17/2018 Makalah Rkg-resorpsi Internal Gigi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-rkg-resorpsi-internal-gigi 6/6
REFERENSI
White, Stuart C. 2000. ORAL RADIOLOGY (Principles and Interpretation). St. Louis:
Mosby, Inc.
Sumawinata, Narlan. 2003. Seranai Istilah Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta: EGC
Walton, Richard E. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta: EGC
www.dentaluniverseindonesia.com
top related