rkg translate (fix) klmpk2.docx

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam ilmu kedokteran gigi juga mengenal ilmu radiografi, dimana fungsinya berperan dalam membantu diagnosis dokter gigi. Dalam pelaksanaannya diperlukan pengetahuan yang cukup untuk menggunakan ilmu radiografi ini. Pengetahuan untuk menginpretasikan adalah bagian yang sangat vital untuk dipahami dan dikuasai. Karena jika salah interpretasi maka kemungkinan besar pula akan salah diagnosis. Untuk dapat mengintrepetasi radiograf dengan benar dokter gigi perlu mengetahui dahulu anatomi normal dari bagian gigi dan mulut. Maka dari itu kami dalam makalah ini ingin menjelaskan bagaimana anatomi normal radiograf pada bagian maksila. B. Rumusan masalah 1. Bagaimanakah anatomi normal bagian-bagian maxilla dalam radiografi? 2. Bagaimanakah cara intrepetasi normal area maksila dalam radiografi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui anatomi normal area maxilla dalam radiografi? 2. Untuk mengetahui intrepetasi normal area maksila?

Upload: karimah-sahab

Post on 21-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam ilmu kedokteran gigi juga mengenal ilmu radiografi, dimana fungsinya berperan dalam membantu diagnosis dokter gigi. Dalam pelaksanaannya diperlukan pengetahuan yang cukup untuk menggunakan ilmu radiografi ini. Pengetahuan untuk menginpretasikan adalah bagian yang sangat vital untuk dipahami dan dikuasai. Karena jika salah interpretasi maka kemungkinan besar pula akan salah diagnosis. Untuk dapat mengintrepetasi radiograf dengan benar dokter gigi perlu mengetahui dahulu anatomi normal dari bagian gigi dan mulut. Maka dari itu kami dalam makalah ini ingin menjelaskan bagaimana anatomi normal radiograf pada bagian maksila.

B. Rumusan masalah 1. Bagaimanakah anatomi normal bagian-bagian maxilla dalam

radiografi?2. Bagaimanakah cara intrepetasi normal area maksila dalam

radiografi?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui anatomi normal area maxilla dalam

radiografi?2. Untuk mengetahui intrepetasi normal area maksila?

Page 2: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

BAB II

ISI

MAXILLA

Sutura Intermaxilla

Sutura Intermaxilla (juga disebut sutura palatal median) muncul pada

radiografi periapikal intraoral sebagai garis radiolusen tipis di garis tengah antara dua

bagian rahang atas (Gbr.10-15). Sutura Intermaxillamemanjang dari crest alveolar

antara gigi insisivus sentralis superior melalui tulang belakang hidung anterior. Terus

ke posterior antara proses palatina maksila pada aspek posterior dari palatum durum.

Hal tersebut tidak biasa bagi sutura untuk berakhir pada crest alveolar dalam bentuk

yang kecil maupun pembesaran berbentuk V (gbr. 10-16).

Sutura radiolusen yang sempit dibatasi oleh dua batas paralel radiopak dari

tulang kortikal tipis dari masing-masing maksila. Daerah radiolusen biasanya

mempunyai lebar yang sama tetapi mungkin akan ada gambaran yang bervariasi

seputar panjangnya di bagian itu. Margin kortikal yang berdekatan dapat berupa

permukaan yang halus atau sedikit tidak teratur. Penampilan dari sutura intermaxilla

tergantung pada kedua variabilitas anatomi dan angulasi sudut dari sinar x yang

melalui sutura.

Page 3: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

Anterior Nasal Spine (Tulang Hidung Anterior)

Gambaran tulang hidung anterior paling sering ditunjukkan pada radiograf

periapikal dari gigi seri sentral maksila (gambar 10-17) , gambaran tersebut terletak

di garis tengah, kira-kira 1,5 sampai 2 cm di atas crest alveolar, biasanya terdapat

antara hubungan dari ujung inferior septum hidung dan garis inferior fossa hidung.

Gambarannya berupa radiopak karena komposisi tulang dan biasanya berbentuk V.

Nasal Fossa (Rongga Hidung)

Karena nasal fossa (rongga hidung) berisi udara terletak tepat di atas rongga

mulut, gambar radiolusen mungkin tidak terlihat dalam radiograf intraoral dari gigi

rahang atas, terutama proyeksi di gigi insisivus sentral. Pada radiograf periapikal gigi

insivus, batas inferior fossa hidung muncul sebagai sebuah garis radiopak

perpanjangan bilateral yang jauh dari dasar tulang belakang hidung anterior (Gbr 10-

18). Di atas garis tersebut adalah ruang radiolusen dari posisi inferior fosa. Jika

radiograf dibuat dengan sinar x-ray yang diarahkan pada bidang sagital, radiopak

septum hidung relatif akan terlihat timbul di garis tengah tulang belakang dari hidung

anterior (Gambar 10-19). Bayangan septum mungkin tampak lebih luas daripada yang

Gambar. 10-14 Pola trabekula dalam mandibula posterior cukup bervariasi, umumnya menunjukkan ruang sumsum besar (panah) dan trabeculation sparce, terutama inferior.

Gambar.10-15 Sutura intermaxilla (panah) dipandang sebagai lengkungan ruang radiolusen di garis tengah rahang atas

Gambar. 10-16 Sutura Intermaxilla dapat berhenti dalam pelebaran berbentuk V (panah) pada crest alveolar

GAMBAR 10-17. Tulang hidung anterior terlihat adanya proyeksi berbentuk V yang buram dari dasar fosa hidung di garis tengah

Page 4: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

diantisipasi, dan tidak dapat didefinisikan secara tajam, karena gambar adalah

superimposisi dari tulang rawan dan tulang vomer. Dan juga, septum sering sedikit

menyimpang dari garis tengah, dan lapisan dari tulang (vomer) sedikit melengkung.

Terdapat bayangan samar rongga hidung dari concha inferior, membentang dari

dinding lateralis kanan dan kiri untuk jarak ke septum. Concha ini mengisi jumlah

yang bervariasi dari bagian fosa lateral (Gbr. 10-20). Dasar rongga hidung dan

segemen kecil dari rongga hidung dasar fosa hidung dan segmen kecil dari rongga

hidung tidak jarang diproyeksikan secara tinggi ke radiografi kaninus rahang atas

(Gbr.10-21). Juga, di daerah posterior rahang atas, dasar rongga hidung dan sebagian

dari fossa di atas dapat dilihat di belakang sinus maksilaris. Hal tersebut secara keliru

dapat memberi kesan septum di sinus atau dibatasi dinding sinus superior (gbr.10-22)

Gbr 10-18. Dasar fosa hidung anterior dipandang sebagai garis buram memperluas secara lateral dari tulang hidung anterior

Gbr 10-19. Septum hidung (panah hitam) muncul tepat di diatas tulang hidung anterior. Ditutupi di setiap sisi oleh mukosa hidung (panah putih)

Gbr 10-20. Mukosa meliputi concha inferior yang kadang-kadang digambarkan dalam fossa nasal

Gbr 10-21. Dasar dari nasal fosa sering terlihat di atas insisivus lateral rahang atas dan gigi kaninus

Gbr 10-22. Dasar dari nasal fossa memanjang secara posterior (panah) melapis ke atas sinus maksilaris

Page 5: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

Foramen Insisivus

Foramen insisivus (juga disebut nasopalatinus atau foramenpalatina anterior)

pada rahang atas adalah batasan oral dari kanal nasopalatinus, yang menyebarkan

pembuluh nasopalatinus dan saraf (yang mungkin berpartisipasi dalam persarafan dari

gigi insisivus sentral rahang atas). Foramen incisivus terletak di garis tengah pada sisi

palatal dari gigi insisivus sentral di sekitar persimpangan dari median palatine dan

sutura insisivus. Gambar radiografi yang biasanya diproyeksikan di garis tengah

antara akar dan daerah tengah sertasepertigaapikal dari gigi insisivus sentral (Gbr. 10-

23).Gambaran radiografi dari foramen insisivus sangat bervariasi dalam bentuk,

ukuran dan ketajamannya. Gambaran radiografinya mungkin tampak bersimetris

halus dengan berbagai bentuk, atau berbentuk sangat tidak beraturan dengan garis

batas yang tegas ataupun tidak jelas. Posisi foramen insisivus juga bervariasi, dan

dapat dikenali dari apeks akar gigi insisivus sentral, dekat puncak alveolar, dan di

manapun di antaranya, atau memanjang melewati seluruh jarak. Variabilitas yang

besar dari gambaran radiografi foramen insisivus terutama didapat dari hasil sudut

yang berbeda di mana sinar x-ray dapat diarahkan untuk mendapatkan gambaran

radiograf dari gigi insisivus tengah rahang atas dan beberapa variabilitas lainnya

didapat dari ukuran anatomi foramen tersebut.

Kedekatan dengan foramen insisivus itu penting karena ia merupakan sisi

yang berpotensi membentuk kista. Kanal kista insisivus secara radiografi dapat

dilihat, ini menyebabkan suatu pembesaran foramen dan kanal mulai terasa.

Kehadiran kista diperkirakan dimana adanya pelebaran foramen yang melebihi 1 cm

atau ketika pembesaran yang ditunjukkan pada radiografi berturut-turut. Juga, jika

radiolusen foramen normal menonjol pada apeks salah satu insisivus sentral, ini

memungkinkan terjadinya kondisi patologi periapikal. Ketiadaan patosis,

Page 6: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

bagaimanapun, tidak akan ada gejala klinis dan lamina dura sekitar insisivus sentral

diragukan akan utuh.

Dinding lateral kanal nasopalatinus biasanya tidak terlihat, tetapi mungkin

terkadang divisualisasikan pada proyeksi insisivus sentral sebagai bagian dari garis

radiopak yang vertikal dari foramen superior kanal nasopalatinus menuju foramen

insisivus (Gbr. 10-24).

Foramen Superior dari Kanalis Nasopalatina

Canalis nasopalatina berawal dari dua foramen di dasar cavum nasal.

Pangkalnya ada pada kedua sisi dari septum nasal, ujungnya ada pada batas

anteroinferior cavum nasal. Kedua cabang dari canalis mengarah ke bawah lalu ke

anterior dan medial dan bersatu dengan canalis dari sisi lain untuk membentuk

pembukaan biasa, foramen insisivus (nasopalatina). Foramen superior dari canalis

nasopalatina tampak pada proyeksi pada insisivus rahang atas, terutama pada saat

sudut vertikal yang digunakan berlebih. Ketika tampak secara ragiografis, foramen

superior dapar dikenali sebagai dua area radiolusen di atas apeks dari insisivus

Gbr 10-23. A. foramen insisivus muncul sebagai daerah radiolusen ovoid antara akar dari gigi insisivus sentral B. foramen insisivus dengan batas difus, tetapi dalam batas normal

Gbr 10-24. Dinding lateral kanal nasopalatinus (tanda panah) memanjang dari foramen Insisivus ke dasar fossa nasal.

Page 7: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

pertama pada dasar cavum nasal didekat batas anterior, dan pada kedua sisi septum

nasal (Gbr. 10-25). Mereka berbentuk bulat atau oval, tetapi mungkin terdapat variasi

dari outline tergantung pada sudut pengambilan proyeksi.

Fossa Lateral

Fossa lateral (disebut juga fossa insisivus) adalah sebuah penurunan yang

lembut pada rahang atas dekat ujung akar gigi insisivus lateral (Gbr. 10-26). Pada

proyeksi periapikal gigi insisivus lateral, fossa lateral akan tampak radiolusen yang

meyebar. Gambar pada lekukan ini tidak akan salah intrepetasi sebagai kondisi

patologis, namun jika radiograf diperiksa untuk lamina dura yang utuh sekitar akar

gigi insisivus lateral. Ditambah dengan tidak adanya gejala klinis, menunjukkan

tulang yang normal.

Gbr. 10-26 Fossa lateral adalah suatu gambaran radiolusensi difus (ditunjukan anak panah) di wilayah ujung akar gigi insisivus lateral. Dihasilkan dari depresi pada rahang atas pada lokasi ini.

Gbr 10-25. Foramen superior dari kanal nasopalatin (panah) hanya terlihat lateral ke septum hidung dan posterior ke tulang hidung anterior

Page 8: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

Hidung

Jaringan lunak dari ujung hidung sering terlihat dalam proyeksi dari gigi seri

sentral dan lateral rahang atas, melapis ke atas akar dari empat gigi. Gambar hidung

muncul beraturan, sedikit tidak jelas dengan perbatasan tajam (Gambar 10-27).

Kadang-kadang nares radiolusen dapat diidentifikasi, terutama bila sudut vertikal

curam digunakan.

Kanal Nasolakrimal

Kanal nasolakrimal dibentuk oleh tulang hidung dan tulang maksila. Kanal

nasolakrimal dimulai dari bagian medial batas anterioinferior dari orbit inferior, ia

berfungsi sebagai saluran di bawah concha inferior dalam rongga hidung. Kadang-

kadang saluran nasolakrimal dapat tergambar pada radiografi periapikal di atas

bagian apeks kaninus, terutama ketika sudut vertikal yang curam digunakan. Kanal-

kanal nasolakrimal akan terlihat pada proyeksi oklusal rahang atas di wilayah

geraham.

Gambar 10-27. Jaringan garis lunak dari hidung (panah) terlihat melapis ke atas daerah anterior rahang atas

Page 9: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penggunaan sinar Rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam

bidang kedokteran umum dan kedokteran gigi yang sangat membantu dalam menegakkan

diagnosa dan untuk menentukan rencana perawatan. Gambaran yang dihasilkan foto

Rontgen seorang pasien bagi seorang dokter gigi sangat penting terutama untuk melihat adanya

kelainan. Kelainan yang tidak tampak dapat diketahui secara jelas, sehingga akan sangat

membantu seorang dokter gigi dalam hal menentukan diagnosa serta rencana

perawatan. Pada hasil rontgen terlihat dengan tampakan hitam (radiolusen) dan tampakan putih

(radioopak) pada sutura intermaksilaris, tulang hidung anterior, foramen insisivus,

foramen superior dari kanalis nasopalatina, fossa lateral, hidung, dan kanal

nasolakrimal pada maksila. Tampakan abu-abu pada foto rontgen disebut juga

intermedial. Sehingga radiolusen dan radioopak pada gambar radiografi dapat

menunjukkan kelainan pada maksila.

Gbr 10-29 Kanal-kanal nasolakrimal biasanya dilihat sebagai radiolusen (panah) pada proyeksi oklusal rahang atas

Gbr 10-28. Kanal nasolakrimal (panah) kadang-kadang dapat terlihat di dekat wilayah apeks kaninus saat angulasi vertikal digunakan. Catatan mesiodens (gigi supernumerary) superior ke insisivus sentral

Page 10: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx
Page 11: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx

MAKALAH

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

Disusun Oleh :

Ayu Permata Sari (04111004014)

Indah Fasha (04111004015)

Fiera Olivia (04111004016)

Musdewinda Suciati (04111004017)

Amelia Piliang (04111004018)

Meity Isriyanti Lestari (04111004019)

Wendy Nadya (04111004020)

MK. Zahrah (04111004021)

Egi Utia Asih (04111004022)

Alfa Marojahan (04111004023)

Rini Andriani (04111004024)

Meiza Pratiwi (04111004025)

Miftah Wiryani (04111004026)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

2012

Page 12: RKG TRANSLATE (fix) klmpk2.docx