makalah ps jss butaru nov08 edit jurnalis + redaksi
Post on 16-Jul-2015
66 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 1/
I F Poernomosidhi Poerwo 1
SEGERA BANGUN JEMBATAN SELAT SUNDA!
oleh: Dr. Ir. I.F. Poernomosidhi Poerwo, M.Sc, MCIT, MIHTTenaga Ahli Fungsional Ditjen Penataan Ruang Departemen PU
Indonesia terletak di antara dua benua, dua samudra, dan terdiri dari gugus pulau yangdisebut Nusantara. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508
pulau. Membentang 1.888 km dari 6008
0Lintang Utara sampai 11
015
0Lintang Selatan dan
94045
0Bujur Timur sampai 141
005
0Bujur Barat. 81% wilayah Indonesia terdiri atas
lautan/perairan, termasuk zona ekonomi ekslusif.
Aglomerasi permukiman dan sebaran penduduk di Indonesia menciptakan fenomena
anthropocentris dari ribuan suku dan ras di seluruh kepulauan Nusantara. Komposisi dan
ratio antara jumlah penduduk dan luas wilayah pulau (besar) dan Gugus Kepulauan Laut
menjadi „tidak seimbang‟ dalam konteks daya dukung Pulau dan „threshold„nya. Saat ini
diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 225.6 juta (2007, Bank Dunia). Ini berarti
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Namun kurang lebih 60%penduduk tinggal di Pulau Jawa yang luasnya sekitar 6% dari seluruh Nusantara.
Ditambah dengan P.Sumatera, maka dua pulau besar di bagian Barat Indonesia ini
„membangkitkan‟ tidak saja pergerakan barang dan manusia, tetapi juga kegiatan
ekonomi.
Perhubungan antar pulau, khususnya pulau-pulau besar dilakukan dengan kapal laut dan
pesawat terbang. Namun kedua sarana angkutan tersebut tidak lepas dari pengaruh cuaca,
angin, kabut, arus laut serta kondisi siang dan malam.
Pulau Jawa dan Sumatera,
dihubungkan oleh Selat
Sunda yang secara
administratif masuk dalam
wilayah dua propinsi. Pulau
Sangiang ke timur masuk
wilayah Propinsi Banten,
sedangkan pulau-pulau
sebelah barat Pulau Sangiang
masuk wilayah propinsi
Lampung. Jarak Bakauheni
ke Teluk Betung adalah 90km, sedangkan jarak Anyer
ke Jakarta adalah 120 km.
Dalam konstelasi ekonomi dunia, posisi P.Sumatera (RA) dan P.Jawa (JA) berperan
sangat penting dalam konteks regional. Berdasarkan laporan Bank Dunia 2007, rata-rata
pertumbuhan tenaga kerja 1.9% di atas pertumbuhan Asia Timur & Pasifik yang 1.2%,
dengan proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan 17%.
Gagasan Pembangunan Jembatan Selat Sunda
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 2/
I F Poernomosidhi Poerwo 2
Dengan adanya akses Jembatan Selat Sunda, pengaruh kedua pulau ini pada Geoekonomi
Dunia akan sangat signifikan. Terutama terhadap sektor industri jasa Pariwisata &
Transportasi Lintas ASEAN bahkan ASIA – Australasia, termasuk akses ekonomi dengan
Semenanjung Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Singapura). Peta Geoekonomi Industri
Pariwisata akan berubah dengan dihubungkannya Kawasan Telah BerkembangP.Sumatera dan Kawasan Sangat Berkembang P.Jawa-Bali.
Gagasan untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan prasaran
jembatan maupun terowongan melalui Selat Sunda telah sering disampaikan,
dipublikasikan, didiskusikan dan dipelajari. Pada saat itu persoalan utama dalam
mewujudkan gagasan tersebut adalah karena keterbatasan pengetahuan mengenai kondisi
selat dan kekuatan alam yang mengaturnya, ketersediaan teknologi dan biaya, dan
keterbatasan sumber daya manusia, sehingga keraguan yang tak terpecahkan
menyebabkan perkembangan gagasan tersebut tidak berlanjut.
Untuk menyeberangi Selat Sunda dibutuhkan jembatan dengan bentang yang panjang.
Namun demikian, teknologi yang telah diterapkan pada beberapa negara dewasa ini telah
menggugah kembali untuk melihat kemungkinan tersebut sebagai tantangan. Jembatan-
jembatan dengan bentang panjang melalui selat-selat yang ada telah dimungkinkan dan
telah diwujudkan dibeberapa negara seperti Jepang, Denmark, Inggris, Amerika Serikat
dan lain-lain.
Tujuan pembangunan Infrastruktur Penghubung Selat Sunda dikaji dan rumuskan dari sisi:
a. Keseimbangan sumberdaya dan pemerataan penduduk karena pada saat ini sumber
daya manusia terkumpul di Pulau Jawa sedangkan Pulau Sumatera memiliki
potensi sebagai sumberdaya alam.
b. Komunikasi lebih intensif sehingga akan berdampak pada kestabilan politik,
ekonomi dan sosial.
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 3/
I F Poernomosidhi Poerwo 3
c. Jaringan jalan arteri primer. Untuk menutup kesenjangan jaringan jalan arteri
primer sepanjang 3.500 km di Sumatera (Banda Aceh-Bangkauheni) dan 1.000 km
di Jawa (Anyer-Banyuwangi)
d. Pengembangan Pariwisata domestik akan lebih mudah dipromosikan.
Jembatan Selat Sunda perlu, karena:
a. Transportasi barang dan jasa antara Jawa dan Sumatera melalui jalan darat dan
penyeberangan kapal feri pada Selat Sunda sudah sangat padat. Waktu tempuh
selama 2 - 3 jam untuk menyeberang Selat Sunda dengan menggunakan kapal feri
dapat ditekan serta memberikan alternatif prasarana angkutan lain (jembatan) yang
tidak tergantung pada pengaruh cuaca dan waktu. Jumlah penumpang yang naik
dari Bakauheni adalah 450.523 orang per tahun dan dari Merak 364.329 orang per
tahun dengan perkiraan pertumbuhan 6,29% per tahun.
b. Pengembangan kegiatan industri yang terkonsentrasi di Pulau Jawa dapat
didistribusikan ke Pulau Sumatera.
c. Pembangunan jembatan Selat Sunda akan mempengaruhi pola pemanfaatan ruangdan struktur kegiatan di pulau Jawa dan pulau Sumatera terutama pada kawasan
yang dipengaruhi (Propinsi Banten dan Lampung)
Rencananya, jembatan di atas Selat Sunda itu memanjang 27,4 km, namun lokasi titik
awal dan akhirnya belum ditetapkan (masih dalam tahap pre-FS). Pulau-pulau yang dilalui
adalah pulau Kandang Lumuk, pulau Prajurit, pulau Sangiang dan pulau Ular dengan
kedalaman dasar laut antara + 25 m s/d + 200 m dibawah permukaan air laut. Terdapat
palung selebar 2 – 3 km dengan panjang lebih dari 14 km yang terletak antara pulau
Sangiang dan pulau Jawa.
Sementara itu, meski aktifitas gunung Anak Krakatau semenjak tahun 1927 telah terjadi
24 kali letusan (erupsi) namun merupakan letusan yang normal dan tidak membahayakan
jembatan yang akan dibangun. Berdasarkan penelitian kemungkinan letusan dasyat akan
terjadi lagi pada tahun 2363.
Payung Hukum Jembatan Selat Sunda
Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN telah memberikan arahan:
(1) pengembangan transportasi nasional ditujukan untuk menunjang kegiatan sosial,
ekonomi, pertahanan keamanan negara, menggerakkan dinamika pembangunan, dan
memantapkan kesatuan wilayah nasional dengan mendukung peruntukan ruang di
kawasan budidaya dan penyebaran pusat-pusat permukiman serta sektor terkait lainnya;(2) pengembangan jaringan transportasi nasional menghubungkan antar pulau, pusat
permukiman, kawasan produksi, pelabuhan laut dan udara, sehingga terbentuk satu
kesatuan sistem transportasi darat, laut dan udara, dan (3) jaringan transportasi nasional
dikembangkan saling terkait meliputi wilayah nasional dengan luar negeri, antar wilayah
dan antar kota, dan dalam keterkaitan intra dan intermoda transportasi. Sedangkan jaringan
transportasi jembatan dan terowongan antarpulau dititik beratkan untuk melayani arus lalu
lintas antar pulau yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, antara Pulau Jawa dan
Pulau Madura, antara Pulau Jawa dan Pulau Bali, serta di kawasan yang mendukung
kelancaran kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain.
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 4/
I F Poernomosidhi Poerwo 4
Sementara visi pemanfaatan ruang yang terdapat dalam RTRWN adalah :
a. perkembangan kegiatan ekonomi antar pulau yang semakin seimbang dan semakin
terkait untuk mendorong terwujudnya pemerataan pembangunan dan kesatuan wilayah
nasional.
b. sektor industri yang semakin menyebar di luar P. Jawa dan P. Sumatera sesuai denganpotensinya untuk mempercepat perkembangan ekonomi wilayah.
c. penyebaran kegiatan ekonomi yang sesuai dengan potensi kawasan di wilayah nasional
dan membentuk keterkaitan yang mewujudkan penguatan struktur ekonomi secara
sektoral dan regional.
d. industri di P. Jawa tetap berkembang akan tetapi perlu memberi perhatian khusus pada
ketersediaan air dan kelestarian lingkungan.
e. luas lahan pertanian secara nasional tetap dipertahankan untuk menjaga kemandirian
dibidang produksi pangan. Dengan demikian perubahan fungsi lahan pertanian yang
ada di P. Jawa yang menjadi permukiman dan kawasan industri harus diganti dengan
pembukaan sawah baru di luar P. Jawa.
f. penyebaran kegiatan ekonomi didorong ke KTI dengan memperhatikan potensi sumberdaya alam, saling menguatkan dengan pengembangan pusat-pusat permukiman dan
dapat menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat menarik penduduk dari daerah
padat.
Jika kembali melihat ke dalam PP 26 tahun 2008, ada beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan, yaitu kawasan-kawasan lindung diupayakan agar dapat membentuk suatu
kesatuan, dan di dalam kawasan lindung sejauh mungkin dihindari kegiatan budi daya dan
permukiman. Apabila dalam kawasan lindung perlu dikembangkan kegiatan budi daya
yang sangat menguntungkan untuk pembangunan nasional, kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan syarat fungsi lindung tidak terganggu.
Apabila dibutuhkan, jaringan prasarana dasar seperti jaringan transportasi, jaringan
kelistrikan, jaringan telekomunikasi, prasarana dan sarana distribusi air bersih serta
bangunan pengendali gempa dan bencana alam dapat dibangun melalui atau dalam
kawasan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi kawasan lindung dan tidak
mengganggu kelestariannya.
Sementara pemanfaatan ruang dan sumber daya untuk kegiatan produksi dalam kawasan
budi daya di darat, laut dan udara diutamakan untuk kemakmuran masyarakat melalui
upaya peningkatan keterkaitan dengan kegiatan lain yang berdekatan, serta upaya
mengurangi semaksimal mungkin dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dankehidupan sosial-budaya masyarakat di sekitarnya.
Kegiatan budi daya di darat, laut dan udara dikembangkan saling menguatkan, serasi dan
selaras dengan pengembangan permukiman, dengan memperhatikan potensi sumber daya
alam, sumber daya buatan, prasarana pendukung, kemampuan investasi nasional dan
kondisi ekonomi global.
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 5/
I F Poernomosidhi Poerwo 5
Pada saat yang sama perlu diupayakan
untuk menyebarkan perkembangan
kawasan-kawasan andalan dengan
sektor unggulannya di wilayah nasional
untuk mendorong pertumbuhan danpemerataan perkembangan antar
wilayah. Perkembangan tersebut
dilakukan dengan memperhatikan
potensi daerah, permukiman dan
sumberdaya manusia, kemampuan
investasi nasional, sumber daya buatan
dan kondisi ekonomi global.
Perlu juga diupayakan untuk meningkatkan keterkaitan yang saling menguatkan antar
kawasan andalan dalam wilayah nasional untuk meningkatkan sinergi perkembangan
sebesar-besarnya.
Kawasan permukiman diupayakan dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi yang
berkembang secara selaras, saling memperkuat dan serasi dalam ruang wilayah nasional.
Pusat-pusat permukiman tersebut membentuk suatu sistem yang mencerminkan fungsi dan
hirarki pusat sesuai dengan wilayah pelayanannya dan pola keterkaitan pusat-pusat
permukiman serta antara permukiman perkotaan dan perdesaan.
Pengembangan pusat-pusat kegiatan itu didukung perluasan jaringan transportasi nasional
untuk melayani kegiatan sosial ekonomi masyarakat, termasuk permukiman transmigrasi,
kawasan-kawasan terpencil, daerah terbelakang, dan daerah perbatasan. Jaringantransportasi itu ini juga berguna untuk menghubungkan pintu-pintu ekspor-impor.
Pengembangan jaringan transportasi diselaraskan dan dipadukan dengan pengembangan
sistem permukiman dengan menggunakan pertimbangan :
1. pusat-pusat permukiman sebagai simpul pelayanan transportasi;
2. kebutuhan pelayanan dan jenis moda pada masing-masing simpul didasarkan pada
hirarki dan fungsi permukiman serta tingkat perkembangan kawasan.
3. untuk kota-kota metropolitan, diupayakan mengembangkan jaringan transportasi
yang efisien melalui penggunaan moda angkutan umum masal dipadukan dengan
moda angkutan umum lainnya dengan memperhatikan efisiensi penggunaan ruang
dan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan terpadu (multi use) dari suaturuang. Untuk kota yang memungkinkan pengembangannya diarahkan dengan
pemanfaatan ruang di bawah kota.
Pengembangan lintas dilakukan melalui pembangunan salah satu atau kombinasi dari
prasarana jalan darat (jalan raya, kereta api, sungai dan danau) dan angkutan
penyeberangan yang dapat mendorong peningkatan perkembangan kawasan dan
permukiman. Melalui sistem transportasi yang efisien dan efektif dengan keterpaduan
antar dan intramoda.
Selanjutnya, berkaitan dengan arahan pengembangan kawasan andalan di dalam PP 26
tahun 2008 perlu dikenali beberapa kawasan andalan yang terpengaruh dengan adanyaJembatan Selat Sunda ini, yaitu Kawasan Andalan Bojonegara – Merak – Cilegon dsk. di
9
Tangerang
Peta Kawasan Andalan
& Sistem Kota-kota
Serang
Rangkasbitung
Pandeglang
Bdr Lampung
Kalianda
Metro
Kotabumi
Bakauheni
1
2
Kawasan Andalan
1. Bojonegara – Merak – Cilegon dsk.
2. Bandar Lampung – Metro dsk.
Merak
Cilegon
PKN
PKW
PKL
Keterangan
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 6/
I F Poernomosidhi Poerwo 6
Propinsi Banten dengan sektor unggulan industri, tanaman pangan, pariwisata, perikanan
dan pertambangan dan Kawasan Andalan Bandar Lampung – Metro dsk. di Propinsi
Lampung dengan sektor unggulan perkebunan, pariwisata, tanaman pangan, industri, dan
perikanan.
Beberapa Isu Strategis Pulau Sumatera
Ada beberapa pokok masalah yang ada di Pulau Sumatera, di antaranya, kesenjangan
perkembangan wilayah antara Pantai Barat – Pantai Timur Sumatera. Wilayah Pantai
Barat Pulau Sumatera lebih tertinggal dibandingkan dengan Pantai Timur Pulau Sumatera.
Kemudian, pertumbuhan penduduk Sumatera rata-rata tahun 1995 – 1999 sebesar 1,90%
per tahun relatif lebih tinggi dari laju tertumbuhan nasional pada periode waktu yang sama
yang hanya sebesar 1,66%, namun pertumbuhan penduduk ini secara spasial tidak tersebar
merata, hanya pada bagian Tengah dan Pantai Timur Sumatera saja.
Selain itu, adanya gejala “primacy” kota dan lemahnya keterkaitan antar kota pada setiap
propinsi di Pulau Sumatera, terutama yang berstatus sebagai ibukota propinsi. Kota-kotametropolitan Medan dan Palembang merupakan konsentrasi penduduk dan ekonomi di
Sumatera, serta kota-kota cepat bertumbuh berada di Pantai Timur dan Pantai Tengah. Di
Pantai Barat hanya terdapat kota Padang dan Bengkulu yang minim keterkaitannya satu
dengan yang lain. Keterkaitan kedua kota ini justru ke Pantai Timur dengan kota
Pekanbaru dan Palembang sebagai outlet utama. Juga lemahnya koordinasi pengelolaan
kawasan lindung lintas propinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam pengelolaan sumberdaya alam dan kelautan juga terdapat sejumlah masalah, seperti
pendayagunaan potensi sumberdaya kelautan kurang optimal bahkan kurang terkontrol.
Penguasaan teknologi prosesing perikanan laut masih lemah sehingga sumberdayakelautan masih terbatas pada perikanan laut yang dalam kondisi “mentah”. Marine-
industry belum berkembang dengan baik di Pulau Sumatera. Ini karena kurangnya
perhatian dalam pengembangan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil terutama di bagian
barat Pulau Sumatera menjadi kawasan yang relatif terisolir dan kurang dapat
berkembang, karena infrastruktur pendukung kegiatan perikanan laut masih sangat
terbatas.
Dalam pengembangan ekonomi kawasan dan kerjasama regional di Pulau Sumatera juga
masih terjadi kompetisi antar propinsi untuk komoditi yang sama. Seharusnya, menyikapi
kerjasama regional IMT-GT dan IMS-GT, masing-masing propinsi berupaya
mengembangkan komoditi atau sektor unggulan agar daya saingnya lebih tinggi.Keterkaitan ekonomi antar propinsi se Sumatera (inter-regional trade) juga belum tercipta
karena masing-masing propinsi cenderung melakukan kebijakan berorientasi ekspor
komoditi “mentah”, dibanding industri “ processing” seperti agroindustri dan agrobisnis
dengan nilai tambah tinggi.
Dalam pengembangan prasarana wilayah di Pulau Sumatera, termasuk bidang transportasi
masih lemah. Karena kurang terpadunya pengembangan prasarana yang mendukung
sistem inter-moda transportasi, yang dapat dilihat dari dominasi transportasi di Sumatera
oleh transportasi jalan raya sehingga akibat tingginya arus kendaraan, kerusakan jalan
merupakan tantangan yang sangat serius. Sementara alternatif untuk mengatasi hal itu,
yaitu pengembangan sistem jaringan kereta api (Trans Sumatera Railway) yang sinergis,masih terbatas pada pelayanan di daerah-daerah di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 7/
I F Poernomosidhi Poerwo 7
Sumatera Tengah dan Lampung. Sedangkan moda lainnya seperti sistem transportasi laut
dan udara, kurang bisa optimal karena ada prasyarat teknis yang harus dipenuhi.
Keterisoliran pulau-pulau kecil di sekitar pantai barat Sumatera yang diakibatkan kecilnya
skala ekonomi yang dihasilkan untuk langsung dijual ke kota besar. Orientasi langsung kekota besar kurang menguntungkan bagi daerah ini. Saat sekarang wilayah ini hanya
dilayani secara terbatas baik frekuensi penyeberangan maupun jumlah dan kualitas
prasarana yang ada.
Sistem jaringan telekomunikasi yang terbentuk di Sumatera telah melayani seluruh
wilayah, hanya saja belum membentuk sistem yang kompak dan sama terutama pada
pantai Barat dan Kepualuannya. Untuk itu perlu dilakukan integrasi sistem jaringan
telekomunikasi dalam skala Pulau Sumatera.
Beberapa Isu Strategis Pulau Jawa
Sejumlah persoalan pada umumnya sama dengan Pulau Sumatera, bahkan di Jawa dengantingkat intensitas persoalan yang dua kali lipat. Contoh, kesenjangan Pertumbuhan
Kawasan Koridor Pantura dan Pansela Jawa maupun masalah kawasan rawan bencana
gunung berapi, gempa bumi, gerakan tanah longsor dsb.
Saat ini penduduk Pulau Jawa naik dari 128 juta (2005) ke 151 juta (2020) atau 58% dari
220 (2005) ke 55% dari 274 juta (2020) seluruh penduduk RI. 65% penduduk Jawa adalh
kaum urban (2020). Lemahnya penyelenggaraan penataan ruang nasional dan daerah
terutama implementasi rencana tata-ruang dan pengendalian, mengakibatkan hutan-tanah-
sungai Jawa rusak dan mengakibatkan bencana banjir serta erosi yang memukul penduduk
miskin. Padahal tingkat Kesuburan tanah Jawa 4 x Sumatera, 6 x Kalimantan untuk tanaman padi. Air tawar Jawa menciut langka. Daya dukung ekologi dan PDB hijau
membuktikan ambang batas pulau dilampaui.
Kebutuhan Lahan Per Orang Per Tahun Berdasarkan Kriteria Dunia:
1. untuk lahan energi = 2.34 ha/orang
2. lahan terdegradasi = 0.20 ha/orang
3. kebun = 0.02 ha/orang
4. lahan pertanian = 0.66 ha/orang
5. lahan peternakan = 0.46 ha/orang
6. hutan = 0.50 ha/orang
Total Kebutuhan Lahan = 4.18 ha/orangBerdasarkan Kriteria tersebut, maka Daya Dukung Pulau Jawa rata-rata sudah dilampaui.
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 8/1
I F Poernomosidhi Poerwo 8
Tabel Jejak Ekologi ( Ecological Footprint ) untuk P. Jawa(Sumber Tim Studi Daya Dukung P.Jawa Ditjen Taru & Menko Perekonomian 2007)
No Provinsi
Penduduk
(jutaorang) LuasLahan (Ha)
Kebut
Lahan(Ha/orng)
Total
KebuthnLahan (Ha) Kondisi (Ha) Daya Dukung
1 DKI 9.16 66,100 4.18 38,288,800 -38,222,700 dilampaui
2Jabar Banten 38.34 4,630,000 4.18 160,261,200 -155,631,200 dilampaui
3 Jateng 29.69 3,420,600 4.18 124,104,200 -120,683,600 dilampaui
4 DIY 2.90 318,800 4.18 12,122,000 -11,803,200 dilampaui
5 Jatim 33.80 4,792,200 4.18 141,284,000 -136,491,800 dilampaui
TotalP.Jawa 113.89 13,227,700 476,060,200 -462,832,500 dilampaui
Jadi, perlu dicermati lebih lanjut bagaimana perkiraan dampak pembangunan Jembatan
Selat Sunda terhadap Daya Dukung dan Daya Tampung Pulau Jawa versus Pulau
Sumatera.
Pulau Jawa sendiri memiliki banyak Sumber Daya Alam yang dapat dikembangkan.
Misal, Tropical terrestrial and marine resources yang khas utk bahan baku obat,
kosmetika, produk industri dan pangan. Namun Prinsip Eco Region atau Bio-Region yang
dipakai sebagai landasan UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang perlu dijabarkan dalam
konsep ‘One Island One Plan One Integrated Management’.
Apalagi saat ini air tawarmenjadi bahan langka,
karena hutan dan Daerah
Aliran Sungai dalam
kondisi kritis. Pada tahun
1800an, terdapat ± 11.5 juta
ha lahan hutan. Tahun 1989
tinggal ± 3 juta ha.
Lahan pertanian dalam
periode 1880-1930an
meningkat tajam seiringlaju pertumbuhan
penduduk. Sampai dengan
Tahun 1990 lahan pertanian
relatif konstan, sementara
pertumbuhan penduduk terus meningkat tajam. (Kajian Daya Dukung P.Jawa, Tim Menko
Perekonomian, 2007)
Dampak Pembangunan Jembatan Selat Sunda
a. Perubahan struktur dan pola pemanfatan ruang pada kawasan pengaruh (outlet-
inlet, kabupaten dan pulau-pulau yang dilalui oleh jembatan Selat Sunda).
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 9/
I F Poernomosidhi Poerwo 9
MASALAH DASAR : Hak dan Akses
terhdap SDA
MASALAH LANJUT : P - SDA berbasis - e ,
SDA - asset
MASALAH
STRUKTURAL : PerUU , birokrasi ,
administrasi
KERUSAKAN SDA
DAN DAYA DUKUNG
MENURUN
KINERJA
PENGELOLA SDA KEMISKINAN &
KUALITAS SDM OVER EXPL SDA
& TATA RUANG
ak
bada
akbada
Lingkup P . Jawa Masalah Distribusi Penduduk secara
Nasional dan Dampak Ekonomi Global
BagaimanaDAMPAKPembangunanInfrastruktur LintasPulau SumatRA –
JAwa ?
b. Perubahan kegiatan ekonomi, sosial budaya regional yang lebih intensif yang
berdampak pada adanya kecenderungan regionalisasi wilayah pengembangan tanpa
dibatasi oleh batas administrasi.
c. Kecenderungan perubahan fungsi kegiatan pelabuhan baik di Bakauheni, Panjang
maupun Merak.d. Perubahan fungsi sistem jaringan jalan Sumatera – Jawa serta perubahan tata guna
lahan sepanjang jaringan jalan tersebut.
e. Lokasi pilar jembatan menyebabkan perubahan arus air laut yang mempengaruhi
jalur pelayaran regional dan internasional dan berdampak pada ekosistem laut di
sekitarnya, pola tangkapan ikan serta abrasi pantai.f. Adanya perubahan fungsi kota (PKL, PKW) dan fungsi kegiatan kota (pariwisata,
industri, permukiman, pertanian).
g. Timbulnya kegiatan ekonomi (perubahan pemanfaatan ruang) di sepanjang akses
yang dapat mengganggu tingkat aksesibilitas.
h. Adanya kemungkinan terganggunya ekosistem laut antara lain terumbu karang.
i. Adanya reklamasi pantai disebelah barat pulau Ular yang memerlukan pengelolaan
ruang.
j. Adanya peningkatan
polusi (sampah,
suara, estetika) pada
daerah pantai danpulau Sangiang
karena peningkatan
kegiatan.
k. Adanya gangguan
lingkungan akibat
galian material yang
membutuhkan pengelolaan terpadu antar wilayah.
l. Potensi Kalianda – Way Kambas – Teluk Semangka –
Waduk Batutegi, Anak Krakatau, Tj. Lesung, P.
Sangiang, Anyer dsb. sebagai tempat pariwisata
dapat lebih dikembangkan.
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 10
I F Poernomosidhi Poerwo 10
m. “ Lesson Learned ” dari Jembatan yang menghubungkan P.Honshu dengan P.
Shikoku di Jepang (Gambar : Jembatan Seto-Chuo 37 km) maka waktu kajian
kelayakan, termasuk kajian pengembangan wilayahnya sampai dengan Disain
Rinci diperlukan paling tidak 20 tahun (1955 – 1975), untuk konstruksi sampai
selesai 15 tahun (1975-1990). (Sumber: Survey, R&D, Design and Construction for Seto Ohashi Bridges Presentation, 2008).
CATATAN PENUTUP
1. Perlunya analisis Penataan Ruang yang
mendalam terhadap dampak
Infrastruktur (Jembatan) Selat Sunda,
pada :
o Perubahan pola dan struktur
pemanfaatan ruang
o Perubahan Orientasi Pelayanan Sebelum – Sesudah (Before&After) (Lihat Gambar)
o Perubahan sistem transportasi
o Perubahan fungsi pelabuhan
o Kajian sosial ekonomi dan action plan
untuk masyarakat terkena dampak
o Pengembangan kegiatan pariwisata
meliputi : Kalianda – Way Kambas – Tl.
Semangka – Waduk Batutegi, A.
Krakatau, Tj. Lesung, P. Sangiang,
Anyer dsb.
2. Perlunya Kajian yang mendalam
terhadap Pilihan Tipe Infrastruktur
Lintas Pulau yang dapat mengurangi
dampak negatif dan menjadi pengungkit
(leverage) untuk pengembangan
wilayah di kedua Pulau dengan padanan
dunia International terhadap Infrastruktur
berbasis Jalan atau berbasis Jalan Rel atau
Infrastruktur Bangunan Layang (spt
Jembatan) atau Infrastruktur BangunanBawah Tanah / Bawah Laut (spt
Terowongan). Demikian pula pengaruh
gandanya (Multiplier Effect) terhadap
perwujudan Ruang Nusantara.
3. Perlunya buffer zone di sepanjang
jalan nasional untuk menghindari
tumbuhnya kegiatan-kegiatan di sepanjang
jalan tersebut
4. Perlunya sosialisasi rencana kegiatan
pada stake holder pada saat FS untuk
mendapatkan masukan perubahan tata ruangakibat pembangunan Jembatan Selat Sunda
10
Peta Orientasi Pelayanan
Sebelum Dibangun JRaja
Rangkasbitung
Pandeglang
Bdr Lampung
Kalianda
Metro
Kotabumi
Bakauheni
1
2
Merak
Cilegon
PKN
PKW
PKL
Keterangan
TangerangJkt
Seran
g
11
Peta Orientasi Pelayanan
Sesudah Dibangun JRaja
Rangkasbitung
Pandeglang
Bdr Lampung
Kalianda
Metro
Kotabumi
Bakauheni
1
2
Merak
Cilegon
PKN
PKW
PKL
Keterangan
TangerangJkt
Seran
g
Terowongan Jalan Rel Selat Inggris-Perancis.Channell Tunnel panjang 505 km
5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 11
I F Poernomosidhi Poerwo 11
5. Perlunya kerjasama pihak perencana desain teknik Jembatan Selat Sunda dengan
pihak perencana tata ruang untuk mengantisipasi dampak pemanfaatan ruang
6. Perlunya revisi RTR propinsi/kabupaten/kota dengan masukan dari analisis dampak
pemanfaatan ruang pada studi Amdal dan desain teknik
7. Perlunya dibentuk forum kerjasama pengembangan wilayah melalui legalisasi untuk mendukung terjadinya regionalisasi kegiatan yang merumuskan kesepakatan serta
jaminan kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang
8. Perlunya kerjasama Pemerintah Propinsi Banten, Kabupaten Serang, Kota Cilegon,
serta Pemerintah Propinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan untuk
menyiapkan sistem jaringan jalan lokal dan regional yang tidak hanya bertumpu
pada / membebani jalan nasional
9. Perlunya revitalisasi kawasan
pelabuhan Merak yang akan
mengalami penurunan fungsi
10. Perlunya kajian terhadap integrasi
moda transportasi dan utilitas.11. Akhirnya dari berbagai pengalaman
dunia Internasional Gagasan untuk
mewujudkan Jembatan Selat Sunda
harus segera dirintis sebagaimana
Gagasan Terowongan Selat Inggris
(Channel Tunnel /
Chunnel / Eurotunnel) sudah dimulai sejak 1802 dan dibuka pada 1993.
top related